Hukum Codd dan Database

12
Tugas Individu Sistem Informasi Manajemen Disusun oleh : Andy Wijaya (04), Kelas 8A-BPKP NPM: 134060018259; email: [email protected] I. Hukum Codd Relational Database Management System (RDBMS) atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan Sistem Manajemen Database Relasional adalah sebuah sebuah seperangkat program computer yang bekerja bersama-sama yang didesain untuk mengatur dan mengelolla sebuah database sebagai sekumpulan data yang disimpan secara terstruktur, dan melakukan operasi- operasi data atas permintaan pengguna. Ada banyak contoh atas pengunaan DBMS, dan di dunia pekerjaan misalnya Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen, Manajemen Sumber Daya Manusia, dan lain sebagainya. Meskipun awalnya DBMS hanya dimiliki oleh perusahaan dengan kategori besar yang memiliki perangkat computer yang sesuai dengen spesifikasi yang dibutuhkan relatif tinggi untuk pengelolaan data yang besar, saat ini implementasinya sudah sangat banyak dan adaptif dengan kebutuhan spesifikasi data yang rasional sehingga dapat dimiliki dan diimplementasikan oleh segala kalangan sebagai bagin dari investasi perusahaan. Hukum Codd (yang terdiri dari 13 aturan yang ditetapkan leh Edgar F. Codd seorang pionir di bidang relasi untuk database - August 19, 1923 April 18, 2003) mendesain dan menetapkan kriteria-kriteria tertentu yang dibutuhkan dari sebuah sistem manajemen database. Codd mengajukan hukum-hukum ini sebagai kampanye personal yang dilakukannya untuk melindungi visinya atas konsep database relasional agar tidak menjadi bias, sebagaimana banyak vendor database yang berseteru pada awl tahun 1980-an dalam mempaketkan produk-produk database dengan kata relasional. Dalam kenyataannya, hukum codd tersebut dangatlah ketat, bahkan sebuah sistem yang menggunakan SQL pun dapat dikatakan gagal memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan. 12 (dua belas) Hukum Codd a. Hukum 0 Suatu sistem harus memenuhi kualifikasi sebagai relasional, sebagai database dan sebagai sebuah sistem manajemen Agar sebuah sistem dapat dikatakan sebagai sistem manajemen database relasional (RDBMS), sistem tersebut harus menggunakan fasilitas relasionalnya secara penuh untuk memanajemen database. b. Hukum 1 - Hukum informasi Seluruh informasi yang terdapat dalam database harus bisa direpresentasikan hanya dalam satu cara, yaitu dalam bentuk nilai-nilai yang terisi dalam bentuk tabular baris dan kolom. c. Hukum 2 - Hukum Jaminan akses Seluruh data harus bisa diakses tanpa ada kerancuan (ambiguity). Hukum ini merupakan penegasan dari kebutuhan mendasar atas sebuah kunci primer. Hukum tersebut menjelaskan bahwa setiap nilai skalar dalam database

description

Tugas SIM

Transcript of Hukum Codd dan Database

Page 1: Hukum Codd dan Database

Tugas Individu

Sistem Informasi Manajemen Disusun oleh :

Andy Wijaya (04), Kelas 8A-BPKP

NPM: 134060018259; email: [email protected]

I. Hukum Codd

Relational Database Management System (RDBMS) atau dalam bahasa

Indonesia lebih dikenal dengan Sistem Manajemen Database Relasional adalah

sebuah sebuah seperangkat program computer yang bekerja bersama-sama

yang didesain untuk mengatur dan mengelolla sebuah database sebagai

sekumpulan data yang disimpan secara terstruktur, dan melakukan operasi-

operasi data atas permintaan pengguna. Ada banyak contoh atas pengunaan

DBMS, dan di dunia pekerjaan misalnya Akuntansi Keuangan, Akuntansi

Manajemen, Manajemen Sumber Daya Manusia, dan lain sebagainya. Meskipun

awalnya DBMS hanya dimiliki oleh perusahaan dengan kategori besar yang

memiliki perangkat computer yang sesuai dengen spesifikasi yang dibutuhkan

relatif tinggi untuk pengelolaan data yang besar, saat ini implementasinya sudah

sangat banyak dan adaptif dengan kebutuhan spesifikasi data yang rasional

sehingga dapat dimiliki dan diimplementasikan oleh segala kalangan sebagai

bagin dari investasi perusahaan.

Hukum Codd (yang terdiri dari 13 aturan yang ditetapkan leh Edgar F. Codd –

seorang pionir di bidang relasi untuk database - August 19, 1923 – April 18,

2003) mendesain dan menetapkan kriteria-kriteria tertentu yang dibutuhkan dari

sebuah sistem manajemen database. Codd mengajukan hukum-hukum ini

sebagai kampanye personal yang dilakukannya untuk melindungi visinya atas

konsep database relasional agar tidak menjadi bias, sebagaimana banyak

vendor database yang berseteru pada awl tahun 1980-an dalam mempaketkan

produk-produk database dengan kata relasional. Dalam kenyataannya, hukum

codd tersebut dangatlah ketat, bahkan sebuah sistem yang menggunakan SQL

pun dapat dikatakan gagal memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan.

12 (dua belas) Hukum Codd

a. Hukum 0 – Suatu sistem harus memenuhi kualifikasi sebagai relasional,

sebagai database dan sebagai sebuah sistem manajemen

Agar sebuah sistem dapat dikatakan sebagai sistem manajemen database

relasional (RDBMS), sistem tersebut harus menggunakan fasilitas

relasionalnya secara penuh untuk memanajemen database.

b. Hukum 1 - Hukum informasi

Seluruh informasi yang terdapat dalam database harus bisa

direpresentasikan hanya dalam satu cara, yaitu dalam bentuk nilai-nilai yang

terisi dalam bentuk tabular baris dan kolom.

c. Hukum 2 - Hukum Jaminan akses

Seluruh data harus bisa diakses tanpa ada kerancuan (ambiguity). Hukum ini

merupakan penegasan dari kebutuhan mendasar atas sebuah kunci primer.

Hukum tersebut menjelaskan bahwa setiap nilai skalar dalam database

Page 2: Hukum Codd dan Database

haruslah memiliki alamat secara logikal dengan cara menspesifikasikan nama

dari tabel, nama dari kolom, dan nilai kunci primer dari baris data dalam tabel

tersebut.

d. Hukum 3 - Perlakuan sistematik terjadi nilai NULL

Sebuah sistem manajemen database harus mengijinkan setiap field terisi

dengan nilai NULL (kosong). Secara lebih spesifik, ia harus mendukung

representasi dari "Hilangnya informasi dan Ketidakbergunaan informasi"

secara sistematis, membedakan secara jelas dari nilai-nilai yang lain (contoh:

"perbedaan antara nol dengan nilai-nilai numerik lain," dalam kasus nilai-nilai

numerik), dan tipe data yang bersifat independen. Termasuk pula

representasi tersebut harus dapat dimanipulasi oleh DBMS melalui langkah-

langkah yang sistematis.

e. Hukum 4 - Katalog online yang aktif haruslah berbasis model relasional

Sistem harus mendukung sebuah katalog relasional yang bersifat online,

inline yang bisa diakses untuk pengguna yang sah dalam arti melalui bahasa

kueri reguler. Lebih jelas lagi, pengguna harus dapat mengakses struktur data

tersebut (katalog) dengan cara yang sama menggunakan bahasa kueri yang

digunakan pula untuk mengakses data.

f. Hukum 5 - Hukum sub-bahasa data yang komprehensif

Sistem harus mendukung setidaknya satu bahasa relasional yang

Memiliki sintaksis linear

Dapat digunakan baik secara interaktif maupun melalui program aplikasi

Mendukung operasi pendefinisian data (termasuk pendefinisan view),

operasi manipulasi data, aspek kemanan dan pembatasan integritas,

operasi-operasi manajemen transaksi (begin, commit, dan rollback).

g. Hukum 6 - Hukum pembaharuan/update view

Semua view yang secara teoritis dapat di-update dalam implementasinya juga

harus dapat di-update oleh sistem.

h. Hukum 7 - Level tingkat tinggi dalam operasi insert, update, dan delete

Sistem harus mendukung serangkaian operasi-operasi insert, update, and

delete dalam satu masa waktu yang sama.

i. Hukum 8 - Data secara fisik bersifat independen

Perubahan pada level fisik (bagaimana suatu data disimpan, menggunakan

larik ataupun senarai berantai, dsb.) harus tidak mengakibatkan perubahan

pada struktur di sisi aplikasi pada level yang lebih tinggi.

j. Hukum 9 : Data secara logikal bersifat independen

Perubahan pada level logikal (Tabel, kolom, baris) harus tidak mengakibatkan

perubahan pada level struktur di sisi aplikasi pada level ang lebih tinggi.

Hukum ini secara relatif lebih sulit dicapai daripada hukum 8.

k. Hukum 10 : Integritas data bersifat independen

Integritas data harus dispesifikasikan secara terpisah dari program aplikasi

dan disimpan dalam katalog/struktur dan harus memungkinkan untuk

melakukan perubahan terhadap struktur tersebut ketika dibutuhkan tanpa

memengaruhi aplikasi yang telah ada.

l. Hukum 11 : Distribusi yang bersifat independen

Distribusi atas sebagian dari database ke berbagai lokasi harus dapat diatur

sedemikian rupa sehingga tidak terlihat oleh pengguna dari database

Page 3: Hukum Codd dan Database

tersebut. Begitu pula aplikasi-aplikasi yang ada harus tetap dapat beroperasi

secara normal seperti biasanya ketika:

Saat versi dari DBMS yang terdistribusi pertamakali diperkenalkan;

dan/ataupun

Ketika data-data yang terdistribusi tersebut diredistribusikan ke seluruh

sistem.

m. Hukum 12 : Hukum nonsubversion

Jika sebuah sistem menyediakan antarmuka tingkat rendah, maka antarmuka

tersebut tidak dapat digunakan untuk menggagalkan sistem, sebagai contoh,

membypass aturan-aturan yang terkait dengan keamanan data, ataupun

integritasnya.

II. Normalisasi data flat dan pembentukan relasi data

Normalisasi adalah suatu proses mendesain struktur Database sehingga

sebagian besar ambiguity bisa dihilangkan sehingga bisa menghasilkan sebuah

table yang normal.

Tujuan dari normalisasi adalah sebagai berikut :

Untuk menghilangkan kerangkapan data/ redudansi.

Untuk mengurangi kompleksitas

Untuk mempermudah pemodifikasian data

Untuk menghilangkan anomali data

Tahapan normalisasi adalah sebagai berikut :

Membentuk tabel menjadi un-normalized, dengan mencantumkan semua field

data yang ada. Membentuk tabel normal pertama dengan flat table

memisahkan data pada field-field yang tepat bernilai atomik, dan melengkapi

atribut/ field yg ada

Menentukan atribut kunci Utama/Primari key,Atribut bukan kunci bergantung

secara fungsi pada Kunci Utama/Primari key.

Menghilangkan field yang bergantung transitif dan membentuk relasi dengan

dengan menentukan Foreign Key yaitu dan menambahkan Foreign Key

BCNF (Boyce–Codd Normal Form)yakni sebuah tabel/relasi adalah BCNF jika

setiap atribut penentu/determinant adalah candidate key/kunci kandidat, tapi

biasanya bentuk normalisasi ketiga sama dengan bentuk BCNF

File database-access 2010 ter-attach bersama dengan tugas individu ini

III. Kamus Data

Kamus data adalah suatu daftar data elemen yang terorganisir dengan definisi

yang tetap dan sesuai dengan sistem, sehingga user dan analis sistem

mempunyai pengertian yang sama tentang input, output dan komponen data

store. Pembentukan kamus data didasarkan pada alur data yang terdapat pada

Data Flow Diagram (DFD). Alur data pada DFD bersifat global (hanya

menunjukkan nama alur datanya tanpa menunjukkan struktur dari alur data).

Unutk menunjukkan struktur dari alur data secara rinci maka dibentuklah kamus

data.

Page 4: Hukum Codd dan Database

Kamus data tidak menggunakan notasi grafik sebagaimana halnya DFD. Kamus

data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengerti aplikasi secara detil, dan

mereorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara presisi

sehingga pemakai dan penganalisa sistem punya dasar pengertian yang sama

tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses.

Kamus data mendefinisikan elemen data dengan fungsi sebagai berikut:

Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan dalam DFD

Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran,misalnya

alamat diuraikan menjadi kota, kodepos, propinsi,dan negara.

Mendeskripsikan komposisi penyimpanan data.

Menspesifikasikan nilai dan satuan yang relevan bagi penyimpanan dan

aliran.

Mendeskripsikan hubungan detil antara penyimpanan yang akan menjadi titik

perhatian dalam entity relationship

Data dictionary harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data

yang dicatatnya. Untuk maksud keperluan ini, maka kamus data harus memuat

hal-hal berikut :

Nama arus data.

Karena kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di DFD,

maka nama dari arus data juga harus dicatat di kamus data, sehingga mereka

yang membaca DFD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data tertentu di DFD dapat langsung mencarinya dengan mudah di

kamus data.

Alias. Alias atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ini ada. Alias perlu ditulis karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen satu dengan yang lainnya, misalnnya bagian pembuat faktur dan langganan menyebut bukti penjualan sebagai faktur, sedang bagian gudang menyebutnya sebagai tembusan permintaan persediaan. Baik faktur dan tembusan permintaan persediaan ini mempunyai struktur data yang sama, tetapi mempunyai struktur yang berbeda.

Bentuk data.

Bentuk data perlu dicatat di kamus data, karena dapat digunakan untuk

mengelompokkan kamus data ke dalam kegunaannya sewaktu perancangan

sistem. kamus data yang mencatat data yang mengalir dalam bentuk

dokumen dasar atau formulir akan digunakan untuk merancang bentuk input

sistem. kamus data yang mencatat data yang mengalir dalam bentuk laporan

tercetak dan dokumen hasil cetakan komputer akan digunakan untuk

Page 5: Hukum Codd dan Database

merancang output yang akan dihasilkan oleh sistem. kamus data yang

mencatat data yang mengalir dalam bentuk tampilan dilayar monitor akan digunakan untuk merancang tampilan layar yang akan dihasilkan oleh sistem. kamus data yang mencatat data yang mengalir dalam bentuk parameter dan

variabel akan digunakan untuk merancang proses dari program. kamus data

yang mencatat data yang mengalir dalam bentuk dokumen, formulir, laporan, dokumen cetakan komputer, tampilan di layar monitor, variabel dan field akan digunakan untuk merancang database.

Arus data. Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan ke mana data akan

menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data supaya

memudahkan mencari arus data ini di DFD.

Penjelasan. Untuk tidak memperjleas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di

kamus data, maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan-

keterangan tentang arus data tersebut. Sebagai misalnya nama dari arus data adalah tembusan permintaaan persediaan, maka dapat lebih dijelaskan sebagai tembusan dari faktur penjualan untuk meminta barang dari gudang.

Periode. Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data ini. Periode perlu dicatat

di kamus data karena dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kapan input

data harus dimasukkan ke sistem, kapan proses dari program harus dilakukakan dan kapan laporan-laporan harus dihasilkan.

Volume.

Volume yang perlu dicatat di kamus data adalah tentang volumen rata-rata

dan volume puncak dari arus data. Volume rata-rata menunjukkan banyaknya rata-rata arus data yang mengalir dalam suatu periode tertentu dan volume puncak menunjukkan volume yang terbanyak, Volume ini digunakan untuk mengidentifikasikan besarnya simpanan luar yang akan digunakan, kapasitas dan jumlah dari alat input, alat pemroses dan alat output.

Struktur data.

Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat di kamus data terdiri dari

item-item apa saja

Page 6: Hukum Codd dan Database

Simbol Kamus Data

Kebanyakan sistem, kadang-kadang elemen data terlalu kompleks untuk

didefinisikan. Kekomplekkan tersebut seharusnya diuraikan melalui sejumlah

elemen data yang lebih sederhana. Kemudian elemen data yang lebih sederhana

tersebut didefinisikan kembali hingga nilai dan satuan relevan dan elementer.

Pendefinisian tersebut menggunakan notasi yang umum digunakan dalam

menganalisa sistem dengan menggunakan sejumlah simbol, seperti berikut :

No Simbol Uraian

1 = Terdiri dari, mendefinisikan, diuraikan menjadi, artinya

2 + Dan

3 () Opsional (boleh ada atau boleh tidak ada)

4 {} Pengulangan

5 [ ] Memilih salah satu dari sejumlah alternatif, seleksi

6 ** Komentar

7 @ Identifikasi atribut kunci

8 | Pemisah sejumlah alternatif pilihan antara simbol [ ]

Sebagai contoh atribut NAMA, yang apabila dirincikan akan memiliki sejumlah

atribut pendukung, yaitu : gelar, nama_awal (first_name), nama_tengah

(middle_name), nama akhir (last_name).

Nama = Gelar + Nama_awal + Nama_tengah + Nama_akhir .

Gelar = | Tuan | Nyonya | Nona | Doktor | Profesor

Nama_awal = karakter_valid

Nama_awal = karakter_valid

Nama_tengah = karakter_valid

Nama_akhir = karakter_valid

Karakter_valid = [ A-Z | a-z | 0-9 | ' | - | | ]

Elemen data opsional didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan atau

tidak perlu digunakan sebagai pilihan dari sejumlah alternatif. Masalah alternatif

pilihan merupakan hal penting, karena pemakai harus diyakinkan bahwa semua

kemungkinan yang ada sudah tercakup.Pemakai akan kewalahan jika harus

membaca seluruh kamus data, item demi item untuk mengecek kebenaran

kamus data tersebut. Ada sejumlah cara untuk mengecek kelengkapan,

konsistensi, dan kontradiksi melalui testing dengan sejumlah pertanyaan seperti

berikut :

Apakah semua aliran dalam DFD sudah didefinisikan dalam kamus data ?

Apakah semua komponen elemen data sudah didefinisikan ?.

Adakah elemen data yang didefinisikan lebih dari satu kali ?

Apakah semua notasi yang digunakan pada kamus data sudah dikoreksi

Adalah elemen data dalam kamus data tidak menjelaskan sesuatu dalam

DFD Data Flow Diagram) atau ER (Entity elationship).

Membangun kamus data adalah salah satu dari sejumlah aspek analisa yang

paling banyak menghabiskan waktu. Tetapi kamus data merupakan salah satu

Page 7: Hukum Codd dan Database

aspek terpenting, tanpa kamus data yang mendefinisikan semua terminologi

maka presisi sistem akan menjadi harapan kosong belaka. Contoh :

Nama_tarian = kode_tarian + nama_tarian + asal_tarian + lama_tarian +

deskripsi_tarian.

a. Kode_tarian :kategori_tari + no_urut_tari

kategori_tari : 1{karakter}2 => [ | A | B | .. | Z | ]

no_urut_tari : 1{numerik}2 => [| 000 | 001 |...|999| ]

b. Nama_tarian : 1{karakter}20 => [ | A | B | .. | Z | ]

c. Asal_tarian : 1{karakter}15 => [ | A | B | .. | Z | ]

d. Lama_tarian : jam + menit

jam : 1{numerik}1 =>[ | 0 | 1 | .. | 9 | ]

menit : 1{numerik}2=> [ | 00 | 01 |.. 60 | ]

e. Deskripsi_tarian : 1{karakter}20 => | A | B | .. | Z | ]

Tanggal : Tgl_hari + bulan + tahun

a. Tgl_hari : 1{numerik}2 => [ | 01 | 02 | .. | 31 | ]

b. Bulan : 1{numerik}2 => [ | 01 | 02 | .. | 12 | ]

01 = “Januari”

02 = “Februari”

Page 8: Hukum Codd dan Database

12 = “Desember”

c. Tahun : 1{numerik}4 => [ | 1900 | 1901 | 1902 | .. | 2999 | ]

IV. Sukses dan Gagal Developing Aplikasi

Sosial media adalah sebuah media online dengn para penggunanya dapat

dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi yang meliputi jejaring,

sosial, forum dan dunia virtual. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein

mendefinisikan sosial media sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet

(Web Based Application) yang dibangun di atas dasar ideology dan teknologi

web dan memungkinkan penciptaan dan prtukaran user-generated content

Perkembangan sosial media dewasa ini sangat pesat sekali. Pesatnya

perkembangan sosial media kini dikarenakan setiap orang dapat memiliki media

sendiri. Jika media tradisional seperti televisi, radio atau koran dibutuhkan modal

yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan sosial

media, seorang pengguna dapat mengakses sosial media dengan jariangan

internet, bahkan yang lambat sekalipun. Tanpa biaya besar, tanpa alat yang

relatif lebih mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna sosial media

dapat dengan bebas engedit, menambahkanmemodifikasi baik tulisan, gambar,

video dan konten lainnya.

Di tengah-tengah perkembangan sosial media yang begitu pesat, terdapat

beberapa sosmed yang mengalami kegagalan dalam menjaring pengguna. Yaitu

sebagai berikut :

Kegagalan Orkut, GoogleWave, GoogleBuzz dan GooglePlus

Secara terang-terangan Google mengakui kekurangannya dalam

pengembangan social networking atau jejaring sosial. Pengakuan ini terungkap

dalam surat rekrutasi untuk posisi “Head of Social”. Cuplikan dari sebagian

kalimat dalam surat tersebut yang dirilis computerworld.com adalah “…as Google

knows it is late on this front and is appropriately humble about it. In Google’s

view, conceptually, there are two ways to tackle social…”.

Orkut, jejaring sosial yang dirilis tahun 2004 belum memenuhi ambisi Google.

Orkut hanya cukup populer di Brazil dan India, tetapi justru kurang berhasil di

negara asalnya, Amerika Serikat. Salah satu sebab yang diungkapkan Marissa

Mayer (Vice President of Location and Local Services Google) di techcrunch.com

adalah keterlambatan mereka mengantisipasi lonjakan jumlah pengguna pada

awal peluncurannya. Orkut sempat mencapai beberapa juta pengguna dalam

beberapa hari, tetapi kemudian terhambat karena koneksi ke situs Orkut menjadi

terganggu.

Tidak jera mengembangkan socmed, pada bulan Mei 2009, proyek Google Wave

meluncur, sebuah media kolaborasi online. Media ini menjanjikan cara baru

dalam berkomunikasi secara online. Para penggunanya dapat berkomunikasi

dan berkolaborasi dalam suatu percakapan atau dengan dokumen dengan

berbagai macam format, termasuk teks, foto, video, peta, dan sebagainya.

singkatnya, GoogleWave adalah perpaduan antara e-mail, chat, blog dan banyak

aplikasi google lain untuk berkolaborasi secara online. Aplikasi ini diproyeksikan

untuk mampu menggantikan e-mail yang sudah dianggap aplikasi “kuno”, Tetapi

layanan ini akhirnya diputuskan untuk dihentikan pada tanggal 4 Agustus 2010.

Page 9: Hukum Codd dan Database

Alasan dihentikannya pengembangan Google Wave adalah user adoption yang

tidak memenuhi harapan Google. Pada proses awalnya, sebelum mengarah ke

100.000 user trial, Google terlebih dahulu melakukan trial ke para sekitar 6.000

program developers. Kalau kita merujuk pada Technology Adoption Lifecycle-nya

Geoffrey Moore, maka Google sudah mencoba masuk ke segmen Innovator dan

Early Adopter. Tetapi persis seperti disampaikan Geoffrey Moore, maka titik

kritisnya adalah di Chasm, atau jurang antara Early Adopter dan Mainstream

Customers. Dan Google Wave akhirnya menjadi salah satu korban, masuk ke

jurang tersebut.

Kegagalan Google dalam Orkut dan GoogleWave sempat memicu spekulasi

adanya rencana akuisisi terhadap Twitter pada tahun 2009. Apakah mereka jera

mengembangkan sendiri jejaring sosialnya? Ternyata tidak! Mereka mencoba

bangkit melalui Google Buzz pada tahun 2010. Layanan yang terintegrasi

dengan gmail ini menyediakan media bagi penggunanya untuk berbagi posting

berupa antara lain:status updates, link, foto, video dan komentar. Layanan ini

sebenarnya memiliki salah satu karakteristik dasar yang mirip dengan Google+.

Penggunanya dapat memilih bagaimana mereka akan berbagi post, baik secara

publik maupun dalam beberapa grup tertentu. Tetapi Google Buzz belum berhasil

menunjukkan diferensiasinya kepada para pengguna jejaring sosial. Apalagi

layanan ini terintegrasi dengan Twitter. Sehingga sebagian besar isinya sama

dengan timeline Twitter dari penggunanya. Kondisi ini justru mengurangi

orisinalitas isinya. Sehingga tidak cukup alasan yang tepat bagi pengguna

Facebook atau Twitter untuk beralih atau menambahkan Google Buzz dalam

aktivitas social medianya. Belum lagi adanya masalah kekhawatiran adanya

aplikasi di dalamnya yang berpotensi menganggu privasi para penggunanya.

Akhirnya pada penghujung bulan Juni 2011, proyek Google+

(http://plus.google.com) diperkenalkan melalui sebuah field trial untuk pengguna

terbatas. Kemudian mulai terbuka untuk umum pada 7 Juli 2011. Bulan Juli 2011

diberitakan Google+ berhasil mencapai 20 juta pengguna dan 25 juta pengunjung

situsnya. Menurut mashable.com, angka ini menjunjukkan pertumbuhan yang

lebih cepat dibandingkan Facebook, Twitter atau Myspace pada periode awal

peluncurannya.

Meskipun menunjukkan peningkatan dalam menjaring user yang cukup signifikan

di awal peluncurannya, dan mampu memberikan hal yang baru yaitu istilah

”circles” (fasilitas bagi pengguna dalam mengatur kontak menjadi kelompok

Page 10: Hukum Codd dan Database

tertentu dalam berbagi), Googleplus terlalu menjiplak segala fasilitas yang

mampu ditawar oleh Facebook diawal perkembangannya, sehingga pengguna

yang sudah kadung bergabung justru beranggapan “ah cuma gini doang

ternyata” atau “gak ada bedanya sama facebook”.

Akhirnya pengguna Googleplus pun kembali menggunakan facebook dan twitter

sebagai sosmed utamanya.

Kesuksesan Twitter

Di awal rilisnya, facebook (FB) sangat disambut oleh para penggunanya, begitu

banyak fasilitas dan mitra-aplikasi yang dimiliki FB begitu memanjakan

pengguna. FB menjawab semua kerinduan berbagai jenis pengguna akan sosial

media yang mampu memenuhi keinginan mereka. Namun, di balik suksesnya

Facebook sebagai social media dengan pengguna paling banyak sampai dengan

sekarang, ternyata menyimpan celah-celah yang membuat pengguna enggan

menggunakan FB secara kontinyu. Dengan kemudahan dalam membuat user

id/account yang baru, membuat pengguna Facebook mulai merasa kesulitan

dalam menemukan pertemanan yang otentik. Euforia menambah jumlah teman

pada awal bergabung dengan Facebook menyebabkan jumlah teman yang

sangat banyak. Tetapi berlakulah paradoks, pada suatu kondisi yang berlebih,

mulai muncul kelangkaan. Pertemanan yang otentik mulai langka saat jumlah

teman di jejaring sosial mulai berlebih.

Tanpa menghilangkan konsep sosmed dan pertemanan, pengguna twitter

semakin menanjak. Disamping kemudahan, simple, keringanan dalam akses

yang ditawarkan, twitter menyederhanakan apa yang disebut sebagai status

update di Facebook. Tak perlu panjang lebar, tak perlu merangkai kata-kata

indah, cukup tuangkan apa yang sedang ada di dalam pikiran ke dalam “kicauan”

yang tak lebih dari 140 karakter. Hal ini menyebabkan twitter bukan hanya

sebagai tempat ajang pamer status, namun juga menjadi wadah bagi

penyebaran informasi yang singkat, padat dan aktual. Tak sedikit juga orang

yang memanfaatkan twitter sebagai wadah untuk berdiskusi dan berbagi melalui

“kicauan” mereka atau melalui kul-twit (kuliah twitter) yang berisi berbagai

macam topik. Mulai dari hiburan, teknologi sampai topik yang berat seperti isu

politik semuanya dapat didiskusikan dan dibagi bersama secara bebas oleh para

pengguna twitter.

Twitter mengalami pertumbuhan yang pesat. Terdapat 400.000 kicauan yang

diposting per kuartal pada tahun 2007. Jumlah ini meningkat menjadi 100 juta

kicauan per kuartal pada 2008. Pada Februari 2010, pengguna Twitter

mengirimkan 50 juta kicauan per hari. Pada Maret 2010, perusahaan mencatat

terdapat lebih dari 70.000 aplikasi Twitter terdaftar. Hingga bulan Juni 2010,

menurut Twitter, sekitar 65 juta kicauan diposting setiap harinya, atau sekitar 750

kicauan per detik, dan pada bulan Maret 2011, jumlah kicauan yang diposting

setiap harinya mencapai 140 juta. Menurut laporan Compete.com, posisi Twitter

naik ke peringkat ketiga sebagai situs jejaring sosial yang paling sering

dikunjungi pada bulan Januari 2009, dari yang sebelumnya menempati peringkat

dua puluh dua.

Lonjakan penggunaan Twitter umumnya terjadi saat berlangsungnya peristiwa-

peristiwa populer. Sebagai contoh, rekor Twitter tercatat pada penyelenggaraan

Piala Dunia FIFA 2010, saat penggemar menulis 2.940 kicauan per detik setelah

Page 11: Hukum Codd dan Database

Jepang mencetak gol ke gawang Kamerun pada tanggal 14 Juni 2010. Rekor ini

dipecahkan ketika 3.085 kicauan diposting per detiknya oleh pengguna yang

merayakan kemenangan Los Angeles Lakers dalam Final NBA 2010 pada

tanggal 17 Juni 2010, dan dipecahkan lagi saat Jepang mengalahkan Denmark

dalam Piala Dunia 2010, dengan 3.283 kicauan per detik. Rekor tersebut

kemudian dipecahkan saat pengguna Twitter memosting 7.196 kicauan per detik

ketika menyaksikan Final Piala Dunia Wanita FIFA 2011 antara Jepang dan

Amerika Serikat. Saat penyanyi Amerika Michael Jackson wafat pada 25 Juni

2009, server Twitter jebol setelah puluhan juta pengguna memperbarui statusnya

untuk menuliskan kata "Michael Jackson", dengan tingkat kicauan sekitar

100.000 per jam. Hingga 1 Januari 2013, rekor dicatatkan oleh pengguna yang

berdiam di Zona Waktu Standar Jepang saat merayakan tahun baru, dengan

jumlah kicauan 33.388 per detik; mengalahkan rekor sebelumnya (25.088

kicauan per detik), juga dicatatkan oleh pengguna di Jepang saat pemutaran

televisi film "Castle In The Sky".

Pengguna twitter Sekarang ini, selain digunakan untuk mendapatkan informasi,

mengetahui apa yang dilakukan oleh pengguna lain, Twitter juga digunakan

sebagai sarana advertising dengan tarif yang berbanding lurus dengan jumlah

follower. Berikut adalah kelebihan dan kelemahan twitter :

Kelebihan :

Mudah dinavigasi dan memperbarui, “link to” dan mempromosikan apapun.

Menjangkau lebih luas tidak hanya antara teman

Satu feed untuk semua pengguna dan siapa pun dapat mengikuti orang lain

kecuali diblokir

Alat komunikasi yang murni dan cepat tanggap

Kamu tidak harus log in untuk mendapatkan update. Kamu bisa

menggunakan aplikasi RSS reader

Sangat interaktif, extensible messaging platform dengan API terbuka

Banyak aplikasi lain yang sedang dikembangkan (Twitterific, Summize,

Twhirl, dll)

Pesan teks SMS berpotensi untuk memberi pendapatan dari jaringan nirkabel

Potensi periklanan di masa mendatang atau perusahaan berbasis langganan

Twitter mungkin lebih terukur dari Facebook dan memberikan keuntungan

biaya

Kelemahan :

Kemampuan terbatas: menemukan orang-orang, mengirim pesan singkat,

balasan langsung

Dibatasi sampai 140 karakter per update

Tidak semua orang menemukan manfaat langsungnya

Lebih menekankan pada penghitungan follower

Mudah disalahgunakan untuk spam dan meningkatkan tingkat kebisingan

Relatif lebih kecil basis pengguna diinstal

Belum ada strategi keuangan yang mudah dan jelas

Page 12: Hukum Codd dan Database

Daftar Pustaka

http://akbar-sisteminformasi.blogspot.com/2013/03/normalisasi-data-base-1nf2nfdan-

3nf.html

http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000008378101/10-software-gagal-dari-

perusahaan-software-ternama-dunia/

http://maimaimuna.wordpress.com/2011/04/15/39/

HM, Jogiyanto, Analysis and Disain Sistem Informasi (Pendekatan terstruktur), Penerbit

Andi Offset, Yogyakarta, 2005.

Pohan, Husni Iskandar, Pengantar Perancangan Sistem, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997. http://za-enal.blogspot.com/2011/11/rahasia-kesuksesan-facebook.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Orkut

http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial

http://id.wikipedia.org/wiki/Twitter

http://www.the-marketeers.com/archives/google-plus-valuing-failure.html#.UoskIuKzlgN

http://media.kompasiana.com/new-media/2012/01/31/keberhasilan-twitter-sebagai-social-

media-435376.html

http://kopicoklat.com/2010/08/belajar-dari-wafatnya-google-wave/

http://sorot.news.viva.co.id/news/read/241928-google-google-yang-gagal