Hubungan warga negara(mustina4)

54
Makalah Ilmu Politik Pendahuluan Gambaran umum tentang ilmu politik Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan , khususnya dalam negara . Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik . Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional . Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain: politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles) politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik . Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik , legitimasi , sistem politik , perilaku politik , partisipasi politik , proses politik , dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik . Tujuan Metode pembahasan Kajian teroritis Pengertian

description

 

Transcript of Hubungan warga negara(mustina4)

Page 1: Hubungan warga negara(mustina4)

Makalah Ilmu Politik

Pendahuluan

Gambaran umum tentang ilmu politikPolitik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)

politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan

kekuasaan di masyarakat politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan

publik.

Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.Tujuan

  Metode pembahasan 

Kajian teroritisPengertian Ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari suatu segi khusus dari kehidupan masyarakat

yang menyangkut soal kekuasaan. Secara umum ilmu politik ialah ilmu yang mengkaji tentang

hubungan kekuasaan, baik sesama warga Negara, antar warga Negara dan Negara, maupun

hubungan sesama Negara. Yang menjadi pusat kajiannya adalah upaya untuk memperoleh

kekuasaan,usaha mempertahankan kekuasaan, pengunaan kekuasaan tersebut dan juga bagaiman

menghambat pengunan kekuasaan.

       Ilmu politik mempelajari beberapa aspek, seperti :

Page 2: Hubungan warga negara(mustina4)

a.   Ilmu politik dilihat dari aspek kenegaran adalah ilmu yang memperlajari Negara, tujuan Negara,

dan lembaga-lembaga Negara serta hubungan Negara dengan warga nwgaranya dan hubungan

antar Negara.

b.  Ilmu politik dilihat dari aspek kekuasaan adalah ilmu yang mempelajari ilmu kekuasaan dalam

masyarakat, yaitu sifat, hakikat, dasar, proses, ruang lingkup, dan hsil dari kekuasaan itu.

c.   Ilmu politik dilihat dari aspek kelakuan politik yaitu ilmu yang mempelajari kelakuan politik

dalam system politik yang meliputi budaya politik, kekuasaan, kepentingan dan kebijakan.

Ruang Lingkup 

Ruang lingkup ilmu politik menurut pemahaman kami adalah batasanbatasannya dengan

ilmu-ilmu sosial lainnya. Maka dapat difahami dengan menguraikan hubungan ilmu politik

dengan ilmu-ilmu tersebut.

1. Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosiologi

            Semua ilmu sosial pada dasarnya mempelajari kelakuan manusia serta cara-cara manusia

hidup serta bekerja sama. Ilmu politik berhubungan erat sekali dengan ilmu sosiologi, karena

ilmu sosiologi mempelajari latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai

golongan dan kelompok dalam masyarakat yang nantinya akan mempengaruhi keputusan

kebijaksanaan dalam ilmu politik. Baik ilmu sosiologi maupun ilmu politik mempelajari negara.

            Namun bagi ilmu politik negara merupakan obyek penelitian pokok, sedangkan dalam

sosiologi negara hanya merupakan salah satu dari banyak asosiasi dan lembaga pengendalian

masyarakat.

2. hubungan ilmu politik dengan ilmu antropologi

            Antropologi mempelajari pengertian-pengertian dan teori-teori tentang kedudukan serta

peranan satuan-satuan sosial budaya yang lebih kecil dan sederhana dalam masyarakat,

khususnya dalam menunjukkan perbedaan struktur sosial serta pola-pola kebudayaan yang

berbeda-beda pada tiap-tiap masyarakat.  Sedangkan ilmu politik lebih memusatkan pada

kekuasaan dan kebijakan dengan memahami struktur sosial pada masyarakat.

3. hubungan ilmu politik dengan ilmu ekonomi

            Politik juga berhubungan erat dengan ilmu ekonomi, dimana prinsip yang tercakup dalam

ilmu ekonomi akan diadopsi oleh ilmu politik yakni pengambilan kebijakan dalam sistem politik

yakni bertujuan untuk kemakmuran ekonomi dalam pembangunan suatu masyarakat.

            Seorang sarjana politik misalnya, dapat meminta bantuan sarjana ekonomi tentang syarat-

Page 3: Hubungan warga negara(mustina4)

syarat ekonomis yang harus dipenuhi guna memperoleh tujuan-tujuan politis tertentu, khususnya

yang menyangkut pembinaan kehidupan demokrasi.[5]

4. hubungan ilmu politik dengan ilmu Psikologi

            Psikologi sosial adalah pengkhususan psikologi yang mempelajari hubungan timbal balik

antara manusia dan masyarakat, khususnya faktor-faktor yang mendorong manusia untuk

berperan dalam ikatan kelompok ataui golongan. Psikologi sosial mengamati kegiatan manusia

dari segi-segi ekstern (lingkungan sosial, fisik, peristiwa-peristiwa, gerakan-gerakan massa)

maupun dari segi intern (kesehatan fisik perorangan, semangat, dan emosi).

            Dengan demikian psikologi sosial mempengaruhi suatu hasil keputusan dalam

kebijaksanaan politik dan kenegaraan dengan memperhatikan sikap dan tindakan-tindakan sosial

masyarakat yang melahirkan tuntutan-tuntutan terhadap kebijakan politik suatu pemerintahan.

Metode

1.      Metode

Seperti ilmu-ilmu sosial pada umumnya, dalam metode penelitian yang digunakan untuk dalam

ilmu politik pun menyangkut metode induksi dan deduksi. Metode Induksi adalah serangkaian

strategi ataupun prosedur penarikan kesimpulan umum yang diperoleh berdasarkan proses

pemikiran pemikiran setelah mengkaji peristiwa-peristiwa yang bersifat khusus khusus atas fakta

teoritis yang khusus ke yang umum. Yang termasuk dalam metode induksi tersebut mencangkup

metode.

a.  Metode deskriptif adalah sebagai prosedur pengkajian masalah-masalah politik untuk memberikan

gambaran terhadap kenyataan yang yang ada sekarang  ini secara akurat. 

b.  Metode analisis menekankan pada penelaahan secara mendalam terhadap masalah-masalah

politis yang di susun secara sistematis dengan memperlihatkan hubungan fakta satu dengan yang

lainnya.

c.  Metode evaluative merupakan serangkaian usaha penelaahan fenomena politik yang bersifat

menentukan terhadap fakta yang dikumpulkan dengan dasar pada norma-norma ataupun ide-ide

yang abstrak.

d.  Metode klasifikasi adalah metode yang melandaskan pada penggolngan atau pengelompokan

objek-objek secara teratur yang masing-masing menunjukan hubungan timbale balik.

Page 4: Hubungan warga negara(mustina4)

e.  Metode perbandingan merupakan metode kajian politik yang menitik beratkan pada studi

persamaan dan perbedaan atas dua objek telaahan, denagn maksud untuk memperdalam maupun

menambah pengetahuan tentang objek-objek kajian politik.

Sedangkan metode deduksi adalah sebaliknya dari metode induksi. Metode lainya banyak di

gunakan dalam kajian ilmu plitik antara lain:

a.  Metode filosofis, metode ini digunakan untuk meneliti masalah-masalah politik langsung yang

berhubungan dengan kehidipan politik yang di teliti secara abstrak- akademis teoretis. Dari ide

yang abstrak itulah kemudian dibuat deduksi tentang fenomena-fenomena yang di desain secara

detail.

b.  Metode yuridis atau legalitas, merupakan penekanan prosedur penelitiannya terhadap asas-asas

legal secara yuridis.

c.    Metode historis, dalam metode ini penelitian ilmu politik didasarkan pada kenyataan-kenyataan

sejarah. Artinya, tekanan dalam penelitian ini terutama terhadap segi latar belakang,

pertumbuhan dan perkembangan, hhukum sebab akibat, yang merupakan cirri khas ilmu sejarah.

d.   Metode ekoomis , dalam penelitian ini ilmu politik di sangkutpautkan secara melekat dengan

aspek-aspek ekonomi, baik itu melalui pendekatkan marxisme, maupun non marxisme.

e.    Metode sosiologis, memandang bahwa kajian politik, lembaga-lembaga politik di analogikan

sebagai fenomena sosial maupun organism sosial. Karena itu dalam kajian sosiologis, lembaga-

lembaga politik dapat di rinci dalam semua individu substratumnya. Dalam arti bahwa metode

sosiologis memandangnya dalam kajian politik tersebut sebagai organismme sosial yang

dynamos.

f.   Metode psikologis, dalam penggunaannya kajian politik banyak menggunakan dalil-dalil

psikologi bsebagai acuannya. Aspek-aspek politik sering dilihatnya dari perspektif motif,

kepribadian pemimipin, maupun pihak-pihak yang menentangnya, ermasuk faktor-faktor

penyebab terjadinya suatu peristiwa politik.

Namun demikian, berbeda dengan The Liang Gie (1999: 116) bahwa beberapa metode penelitian

ilmu politik yang banyak digunakan adalah metode:

a.       Metode obsevasi,diartikan secara luas karena pengertian pengamatan tidak sekedar

pengamatan langsung, tetapijuga dapat tidak langsung terhadap phenomena politik.

Page 5: Hubungan warga negara(mustina4)

b.      Metode analitis, adalah suatu metode dengan serangkaian tindakan dan pemikiran yang

disengaja untuk menelaah sesuatu hal yang secara mendalam dan terperinci terutama dalam

mengkaji bagian-bagian dari suatu totalitas.

c.       Metode deskrifsi, merupakan metode yang secara mendalam memberikan gambaran politik

terhadap kondisi realitasnya. Dengan demikian, metode ini dapat di simpulkan sebagai upaya

memberikan gambaran realitas secara akurat .

d.      Metode klasifikasi, secara umum metode ini menggambarkan adanya pengelompokan ataupun

penggolongan objek kajian secara teratur untuk memudahkan pencarian adanya hubungan timbal

balik.untuk memudahkan pengelompokannya,biasanya terdapat aturan pokok yang menurut

Ciarke (Isaak, 1975: 42) mencakup:

1.      Pengolongan harus masuk akal

2.      Harus ada pengelompokan yang cukup untuk semua data

3.      Harus tidak ada pengelompokan yang operlapping

4.      Harus hanya ada satu basis penggolongan

e.       Metode pengukuran,merupakan metode untuk mengidentifikasi besar kecilnya objek atau

phenomena yang diteliti,baik yang menggunakan alat khusus maupun tidak.metode ini dapat

digunakan terhadap isi surat kabar, siaran radio, ataupun menghitung secara cermat perkataan-

perkataan tertentu yang sering di ucapkan oleh para pemimpin politik yang diteliti.

   Metode perbandingan, merupakan metode yang dimaksudkan untuk mengetahui

perbedaan dan persamaan dari dua peristiwa politik, Negara, kelompok, atau lebih. Dengan

demikian, dapat dianalisis dan diperdalam aspek-aspek yang dikajinya. 

 Konsep-konsep

Di bawah ini dikemukakan konsep-konsep yang diperkenalkan dan dikembangkan dalam

pembelajaran ilmu politik. Adapun konsep konsep yang dimaksud, seperti kekuasaan, kedaulatan

kontrak social, Negara, pemerintah, legitimasi, oposisi, system politik, demokrasi, pemilihan

umum, partai politik, desentralisasi, persamaan, demonstrasi, hak asasi manusia, dan voting.

1. Kekuasaan

Page 6: Hubungan warga negara(mustina4)

Konsep kekuasaan merujuk pada kemampuan seseorang atau kelompok manusia untuk

memengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku

itu sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang memiliki kekuasaan tersebut (budiardjo,

2000:35). Dengan demikian, konsep kekuasaan itu sangat luas karena setiap manusia pada

hakikatnya merupakan subjek dan sekaligus sebagai objek dari kekuasaan itu. Missal presiden

sekalipun harus tunduk kepada undang undang yang berlaku.

Menurut Phillip (2000: 820), terdapat tiga sumber utama yang menyebabkan dalam

mendefinisikan kekuasaan itu selalu ada perbedaan yang mendasar.

a. adanya perbedaan disiplin dalam ilmu ilmu social yang menekankan perbedaan basis

kekuasaan, missal kekayaan, status, pengetahuan, karisma, kekuatan, dan otoritas.

b. Adanya perbedaan bentuk kekuasaan, seperti pengaruh, paksaan, dan control.

c. Adanya perbedaan control penggunaan kekuasaan, tujuan untuk individu atau

masyarakat, tujuan politik atau ekonomi.

 Begitupun mengenai diskusi diskusi pada tahun 1950, saat itu kekuasaan didominasi oleh

perspektif-perspektif yang saling bertentangan yang ditawarkan oleh elite elit politik kekuasaan

dengan menekankan kekuasaan sebagai bentuk dominasi yang dijalankan oleh suatu kelompok

lain dengan keberadaan konflik kepentingan fundamental. Dalam hal ini contohnya Parsons yang

menggunakan pendekatan structural fungsional, melihat kekuasaan “ kapasitas untuk mencapai

suatu tujuan “ sementara Mills memandang kekuasaan sebagai suatu hubungan dimana satu

pihak menang atas yang lain.

2. Kedaulatan

 Konsep kedaulatan dibagi menjadi 2 telaahan,  dilihat dari hokum tata Negara, konsep

kedaulatan mengacu pada  kekuasaan pemerintahan yang tertinggi dan mutlak. Dilihat dari

hokum internaasional mengacu  pada kemerdekaan suatu Negara terhadap Negara Negara lain

Kemudian, jika dilihat dari jenis dan bentuknya, ragam kedaulatan itu dapat dibedakan  menjadi

3 macam.

1.      kedaulatan hukum

Page 7: Hubungan warga negara(mustina4)

dalam hukum tata Negara menyatakan bahwa hokum itu berdaulat. Kedaulatan itu terlepas dari

kedaulatan suatu Negara. Negara harus tunduk pada kedaulatan hukum walaupun tidak cocok

dengan kehendak Negara. Adapun totkoh ajaran kedaulatan hokum tersebut adalah dari belanda

hugo krabe.

a. Kedaulatan Negara dalam hokum tata Negara menyatakan bahwa asas kedaulatan mutlak

terletak pada kekuasaan Negara yang merupakan sumber hokum utama. Kehendak

Negara tersebut yang termuat dalam perundang undangan dan hokum kebiasaan yang

diakui dengan undang undang. Beberapa totokoh ajaran ini adalah Kelsen, laband,

jhering, jellinek. 

b. Kedaulatan rakyat

Kedaulatan harus ada pada tangan rakyat. Implikasi dari bentuk kedaulatan tersebut bahwa

kekuasaan untuk membuat perundang undangan harus dilakukan oleh rakyat dengan perantaan

dewan perwakilan rakyat. Sebagai sumber hokum utama adalah  undang undang. Dengan

demikian, yang berdaulat adalah kehendak rakyat atau kehendak umum

3. Kontrol Social

Konsep control social mengacu pada pengaturan tingkah laku manusia oleh kekuatan

social yang dilakukan di luar pemerintahan untuk memelihara menurut hokum dan aturan itu

yang muncul dalam tiap tiap masyarakat dan institusi. Dengan demikian, kontrak social

merupakan doktrin bahwa pemerintahan itu didirikan untuk dan oleh rakyat melandasi semua

Negara yang menyatakan dirinya demokratis. Kontak social itu diperjuangkan sejak zaman

Thomas Hobbess, Jhon Locke, dan JJ Rouseau.

Hobbes yang baru saja mengalami kengerian  perang saudara, membayangkan

masyarakat berada  dalam sebuah lingkungan alamiah yang anarkis, hidup dalam kekhawatiran

penyerangan yang membawa kematian. Akhirnya, orang orang me mbuat perjanjian untuk

menjamin pertdamaian. Kemudioan Locke menggantikan toeri Hobess, teori ini bersifat damai

dan teratur, rakyat hokum moral dan alam, mengolah alam dan kepemilikan.

Kontraktualisme selanjutnya dikembangkan oleh JJ Rousseau yang berpendapat

pemerintah pada mulanya adalah konspirasi dari orang orang kaya untuk melindungi

Page 8: Hubungan warga negara(mustina4)

kepemilikan mereka, dalam kontak social yang ideal,  individu dapat dengan bebas

mempertukarkan otonomi alamiah mereka dengan saham dalam pemerintahan, hal itu dapat

dicapai dengan demokrasi partisipasi langsung. Kehendak bersama dengan demikian mewakili

hal hal yang terbaik.

4. Negara

Negara adalah integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah organisasi pokok dalam

kekuasaan politik, Negara pun merupakan alat dari masyarakat yang memiliki kekuasaan untuk

mengatur hubungan manusia dalam masyarakat untuk menertibnkan fenomena kekuasaan dalam

masyarakat, sebab manusia hidup dalam suasana kerja sama, sekaligus suasana antagonistic yang

penuh konflik. Negara meupakan organisasi yang dalam suatu wilyah dapat memaksakan

kekuasaannya sevara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan dapat menetapakan

tujuan tujuan kehidupan bersama tersebut. Ada 2 tugas Negara yakni:

a. Mengendalikan dan mengatur gejala gejala kekuasaan yang social ataupun bertentangan

satu sama lain. Suapaya tidak jadi antagonisme yang sangat berbahaya.

b. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan golongan kea rah

tercapainya tujuan tujuan dari masyarakat yang madani.

Negara menentukan bagaimana kegiatan asosiasi kemayarakatan disesuaikan satu sama

lain dan diarahkan kepada tujuan nasional konsep Negara tesebut hanya mengacu pad a bentuk

pemerintahan sipil khusunya yang berkembang di eropa pada abad ke 16,  model tersebut telah

banyak ditiru keberhasilan yang bervariasi. Negara adalah suatu struktur yang abstrak dan

impersonal dari jabatana yang di pelihara secara kondisional dijalankan oleh individu individu

tertentu setelah revolusi 1688,  Jhon Locke mempublikasikan two treatises of government yang

memperluas gambaran kekauan Negara yang bersifat tidak toleran sebagaimana diberikan oleh

hobbes. Ia menertibkan pada kehendak umum komunitas warga Negara yang ditujukan untuk

kepentingan public yang berpendapat bahwa  republic merupakan kondisi yang diperlukan bagi

perdamaian abadi dan di revolusi prancis.

5. Pemerintah

 Pemerintah dapat kita bagi menjadi 4 pengertian:

Page 9: Hubungan warga negara(mustina4)

a. pemerintah mengacu pada proses memerintah, yakni pelaksanaan oleh yang berwenang.

b. Istilah ini dapat juga dipakai untuk meyebut keberadaan prose situ sendiri. Kepada

kondisi seperti apa adanya aturan dan tata aturan.

c. Pemerintah acapkali menduduki otorotas dalam masyarakat atau lembaga, artinya kantor

atau jabatan jabatan dalam pemerintahan.

d. Istilah ini dapat pula mengacu kepada bentuk, metode dan system pemerintahan dalam

pemerintahan dan hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah.

Beberapa kecendrungan dalam pemerintahan yang berdaulat  pada masyarakat maju

sekrang ini, paling tidak memiliki 3 perangkat dinas yang terpisah, yakni

a.   peran legislative untuk membuat peraturan peraturan

b. peran eksekutif yang kadang kadang dicampuradukan dengan pemrintah bertanggung jwab

menjalankan hokum itu dan dalam masyarakat politik yang sudah maju memainkan peran

dominant dalam ususlan usulan peraturan yang baru,

c.  peran yudikatif yang bertanggungjawab untuk menafsirkan huhkum dan menerpkannya dalam

masing masing kasus.

Kajian tentang pemerintahan sudah berubah, terutama sejak prang dunia 2, karena sejalan

dengan behavioralisme, kini fokusnya bergeser bagaimana pemerintah beroperasi. Baik lembaga

lembaga formal maupun non formalnya.

6. legitimasi

legitimasi menunjuk pada keterangan yang mengesahkan atau membenarkan bahwa

pemegang kekuasaan maupun pemerintahan adalah benar benar orang yang dinaksud (yang

secara hokum adalah sah). Legitimasi memegang peranan penting dalam system kekuasaan,

mengingat dengan legitimasi yang di perolehnya tersebut dapat memudahkan ataupun

melancarkan suatu pengaruh kekuasaan yang dimilki seorang maupun kelompok. Legitimasi

tidak menjamin akan dapat memuaskan para anggotanya yang terus menerus tanpa batas dengan

kemepimpinannya itu.

Dalam teori modern terdapat asumsi bahwa legitimasi harus memilki gabungan cirri cirri 

otorotatif, hokum, perasaan, mengikat atau kebenaran yang melekat pada sebuah tatanan sebuah

pemerintah atau Negara dianggap absah jika memiliki hak hak untuk memerintah.

7. oposisi

Page 10: Hubungan warga negara(mustina4)

oposisi merujuk pada kelompok partai atau kelompok penentang terhadap pemerintah

resmi yang mengkritik pendapat maupuan kebijaksanaan politik golongan yang terkuasa.

Kehadiran oposisi tersebut memilki peranan yang penting dalam pemerintahan demokratis,

terutama berperan sebagai oposisi yang sehat,  merupakan penyeimbang maupun control

terhadap pemerintah yang berkuasa, jika ada saja terjadi penyimpangan.

Oposisi bukan hanya untuk mengawasi kekuasaan, tettapi semacam Devil`s Advocat

yang memainkan peran sebagai peran yang menyelamatkan kita. Tragedy orde baru yang yang

dialami pemerintah inonesia bahwa oposisi dipandang sebgai setan tidak pernah diaui sebagai

advocate atau pembela.

8. System Politik

Konsep Sistem politik merupakan suatu istilah yang mengacu pada  semua prose dan

institusi yang mengakibatkan pembuatan kebijakan politik. Perjuangan persaingan kelompok

untuk menguasai secara politik adalah suatu aspek yang utama dalam system politik. Secara

sederhana dalam setiap system politik akan mencakup:

1.      fungsi integrasi dan adaptasi tehadap masyarakat, baik ke luar maupun ke dalam.

2.      penempatan nilai nilai berdasarkan kwewnangan

3.      penggunaan kewenangan atau kekuasaan baik secara sah maupun tidak sah.

Berbicara tentang system politik sama halnya tentang berbicara tentang kehidupan politik

masyarakat yang bersifat inrastruktur dan dalm kehidupan politik pemerintah

9. Demokrasi

Demokrasi secara umum merupakan system pemerintah yang segenap rakyatnya turut

serta memerintah dengan perantara wakilnya, namun ada juga yang menyatakan suatu system

politik dimana kebijaksanaan  umum ditentukan atas dasar mayoritas yang diawasi oleh wakil

wakil yang di awasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan pemilihan berkala yang

didasarkan atas prinsip persamaan politik

Demokrasi sudah berjalan sejak zaman yunani kuno, dalam karya Yunani Kuno  yang

berjudul Polis atau Negara kota. Demokrasi adalah nama konstitusi. Aristoteles juga berpendapat

demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang tidak begitu bernilai dan demokrasi memainkan

peran  yang relative kecil dalam pemikiran politik saat itu.  Menurut Poly bius menyatakan

bahwa suatu konstitusi yang merupakan campuran berimbang dari elemen elemen monari,

Page 11: Hubungan warga negara(mustina4)

aristokrasi dan demokrasidapat stabil. Saat itu demokrasi dianggap “agresif” yang tidak stabil

serta mengarah kepada tirani.

Demorasi merupakan slogan yang dapat menggoda karena nampak menjanjikan dalam

suatu bentuk pemerintahan yang ideal, harmonis, dan mencintai kebebasan, prinsip demokrasi

senantiasa terus berubah, sejalan dengan  perubahan masyarakat.

Demokrasi sebagai suatu kekuatan orang banyak, namun yang memberikan kontribusi

besar terhadap konsep demokrasi adalah revolsi prancis. Pada saat itulah demokrasi dianggap

nama baru bagi aliran republikanisme yang merupakan kritik terhadap dominasi lemaa di Eropa.

10. Pemilihan Umum

Pemilihan umum adalah suatu kegiatan politik untuk memilih atau mementukan orang

orang yang duduk di dewan legislative maupun eksekutif. Pemiliha umum juga masih diyakini

sebagai cara terbaik untuk memilih pejabat public, penyelenggaraan pemilihan umum dapat

dinyatakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan sebagai barometer dari kehidpan

demokrasi, terutama di negara Negara barat. Pemilihan umum sekarang telah meluas, pada tahun

1975, hanya 33 negara du dunia yang tidak menyelenggarakan pemilihan unum untuk memilih

pemimpinnya.

Adapun fungsi-fungsi pemilihan umum menurut Rose dan Mosawwir adalah:

a.       menentukan pemerintahan secara langsung maupun tidak langsung;

b.      Sebagai wahana umpan balik antara pemilik suara dan pemerintah;

c.       Barometer dukungan rakyat terhadap penguasa;

d.       Sarana rekrutmen politik;

e.       Alat untuk mempertajam kepekaan pemerintah terhadap tuntunan rakyat.

Unsur-unsur yang diperlukan dalam pemilihan umum adalah:

a.       Objek penilu, yaitu warga Negara yang menjadi pemimpinnya;

b.      System kepartaian atau pola dukungan;

c.       System pemilihan (elektoral system) yang menerjemahkan suara-suara menjadi kursi jabatan

di parlemen maupun pemerintahan.

11. Partai Politik

Page 12: Hubungan warga negara(mustina4)

Partai politik mengacu kepada sekelompok manusia yang terorganisasi secara stabil

dengan tujuan merebut artau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi

pimpinanan partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kemanfaatan bagi para

anggotanya, partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisasi dimana para anggotanya

memiliki orientasi, nilai-nilai, cita-cita, serta perjuangan yang sama, menurut Schlesinger partai

politik adalah:

a.       organisasi yang terlalu kecil untuk dapat membuat perubahan yang realistis untuk

memenangkan jabatan public terutama  posisi eksekutif.

b.      Partai revolusioner yang bertujuan untuk menghilangkan pemilihan yang kompetitif.

c.       Kelompok yang memerintah dalam Negara otoriter lainnya yang memilki satu partai.

12. Desentralisasi

Konsep Desentralisasi dalam ensiklopedi Indonesia dikemukakan sebagai pemindahan

hak-hak pengaturan dan perintah dari badan badan penguasa atasan kepada yang lebih rendah.

Desentralisasi bukan system yang berdidir sendiri, tetapi merupakan sesuatu rangkaian kesatuan

dari suatu system yang lebih besar. Konsep desentralisasi sering dikacaukan dengan konsep-

konsep dekonsentrasi maupun devolusi.

Desentralisasi merupakan proses kewenangan yang diserahka pusat kepada daerah yang

dapat dilakukan dengan delegasi melalui pejabat di daerah.maupun dengan devolusi kepada

lembaga-lembaga otonomi daerah.

13. Persamaan

Konsep persamaan atau equality melekat pada beberapa disiplin ilmu. Dalam ilmu

matematika, istilah persamaan memiliki makna bahwa persamaan sebagai sebuah konsep

hubungan yang kompleks, sifatnya bervariasi. Para ilmuwan social sejak lama mencari validitas

empiris atas arti persamaan tersebut. Plato menyatakan bahwa kedudukan politik setiap orang

secara alamiah selalu berbeda. Christopher Jencks mengemukakan bahwa persamaan tidak hadir

bersama dengan sendirinya, melainkan diupayakan atau dibuat. Ia menunjuk pada reformasi

pendidikan sebagai salah satu hal ditekankan. Melalui pendidikan, seseorang dapat mengejar

ketertinggalannya di berbagai bidang.

Page 13: Hubungan warga negara(mustina4)

14. Demontrasi

Konsep Demontrasi secara umum berarti memamerkan, memperlihatkan, menunjukan

dan membuktikan, namun dalam ilmu politik merupakan tindakan sekelompok orang yang secara

beramai ramai menunjukan dukungan maupun protes kolektif, baik itu ketidakpuasaan atau

ketidaksetujuan, demontrasi dapat berupa demontrasi konstitusional yang tertib dan rapi, bahkan

enak dipandang mata layaknya sebagai tontonan. Namun dapat juga terjadi demontrasi yang

anarkis dengan merusak saran public maupun memusuhi sekelompok orang.

Teori Deprivasi Relatif  adalah sebagai berikut:

a.  deprivasi relative sebagai perubahan harapan dan kemampuan untuk memenuhi harapan itu, 

bentuk deprivasi dapat dibedakan berdasarkan pola-pola perubahan yakni:

1.      deprivasi persisten, yaitu kemampuan yang secara konsatan berada dibawah harapan.

2.      deprivasi aspirasional, yaitu harapan naik kemampuan konstan.

3.      deprivasi dekremental, yaitu dimana harapan konstan dan kemampuan turun.

4.      deprivasi progresif, yaitu terdapat kemampuan naik tetapi masih lebih rendah dibandingkan

harapan.

b.   ada 3 bentuk factor yang memperantarai gerakan dan kekerasan politik,  yakni:

justifikasi normative untuk kekerasan

justifikasi kemanfaatan untuk kekerasan

c.  keseimbangan antara sumber sumber daya koersip dan institusioanal dari pemberontak vs

Negara. 

15.  Hak Asasi Manusia

Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang dimilki oleh semua manusia

sesuai kondisi yang manusiawi. Oleh karena itu hak hak tersbut bukan pemberian atau anugerah

Negara, HAM tidak lepas dari budaya masyarakat setempat dan tidak dapat dipukul rata, seperti

yang dianjurkan penganjur HAM barat yang radikal. HAM tidak mencakup hal hal yang bersifat

sipil dan politik, tetapi juga hak hak ekonomi, social dan budaya. Terjadi kontroversi antara

Negara maju dan berkembang.

16. Voting (Pemungutan Suara)

Page 14: Hubungan warga negara(mustina4)

Istilah voting atau pemungutan suara merujuk pada suatu intrumen untuk

mengekspresikan dan mengumpulkan pilihan pilihan partai atau golongan serta calon dalam

kelompok. Bangsa Yunani kuno telah melakukan voting ini sejak ratusan tahun yang lalu dengan

memepatkan batu kerikil. Kebanyakan Negara barat memberikan hak suara berasal dari pria

dewasa dan wanita dewasa. 

Generalisasi

Generalisasi itu merupakan pernyataan antara dua konsep atau lebih, pernyataan tersebut

ada yang bersifat sederhana maupun kompleks, kadang kadang dikenal dengan prinsip atau

hokum. Maka generalisasi generalisasi dalam ilmu politik sering dikembangkan ditingkat

pendidikan menengah berkaitan dengan konsep yang telah dibahas sebelumnya seperti:

1. Negara

Jika pemimpin Negara menyalahgunakan kekuasaan untuk melanggengkan demi

kepentingan pribadi dengan berbagai tindakan yang sewenang wenang, cepat atau lambat akan

dating gerakan masa untuk menurunkan pemimpin tersebut.

2. Kedaulatan Rakyat 

Meletusnya Revolusi Prancis 1789 merupakan salah satu hal penyebab dominant yang

disebabkan raja Prancis berkuasa secara absolute.

3. Kontrol Sosial

Dalam setiap pemerintahan, institusi masyarakat ataupun pemerintah diperlukan suatsu

control social untuk memudakhan pengawasan jalannya suatu mekanisme perjanjian.

4. Negara

Adanya peraturan dan perundang undangan dalam kehidupan bernegara, pada hakikatnya

yang dimaksudkan untuk menertibkan jalannya roda pemerintahan dengan tertib, aman dan

berkesinambungan.

5. Pemerintahan

Page 15: Hubungan warga negara(mustina4)

Pemerintahan yang dictator sering menimbulkan suatu gerakan masyarakat bangsa yang

melakukan suatu revolusi yang mengaarahkan perlawanan terhadap rezim lama kerika menekan

kebebasan dan mementang pembaruan.

6. Legitimasi

Pemerintahan Gusdur memiliki legitimasi untuk maelaksanakan dukungan mayoritas dari

berbagai elite politik yang mendukungnya, hanya saja ia sering nyeleneh dan keras kepala

dengan  seringnya melontarkan isu isu yang tidak prlu maka gusdur turun secara tragis.

7. Oposisi

Tidak semua partai oposisi itu buruk karena oposisi pun dapat menjadi penyeimbang dan

control atas mekanisme pemerintahan yang ada. Sebalinya tidak semua partai oposisi baik 

karena partai oposisi dendam setelah kekalahan pemilihan umum.

8.       Sistem politik bagi pemerintahan yang menganut system politik 

Teori-Teori

Teori politik merupakan enterprise dan jika ditelusuri akar-akarnya memiliki silsilah yang

panjang dan istimewa Ketika para pendahulu berhenti memandang institusi-institusi sosial dan

politik karena mereka hanya dikeramatkan oleh tradisi

Sebagian teori telah memulai dengan konsepsi tentang sifat manusia, dan mempertanyakan

pengaturan politik serta sosial apa yang akan mengisi dengan baik kebutuhan-kebutuhan dan

kepentingan-kepentingan umat manusia.

Teori politik tersebut pada abad ke-20 mengalami perkembangan yang pesat, terutama

setelah terpengaruh oleh pemikiran positivisme. Sedangkan teori politik sebelumnya, seperti

Plato, Aristoteles, hingga Marx dan Mill berusaha menggabungkan dalam keseluruhan terhadap

dunia sosial dan politik!/bominasi positivisme tersebut terletak pada klaim bahwa tidak mungkin

ada hubungan yang logis antara proposisi empiris yang menjelaskan dunia apa adanya dan

proposisi normatif yang mengatakan bagaimana seharusnya kita bertindak. Penerimaan terhadap

Page 16: Hubungan warga negara(mustina4)

klaim ini menyiratkan bahwa teori politik sebagaimana dipahami secara tradisional, bertumpu

pada kesalahan. Kesalahan tersebut adalah menggabungkan sekaligus memberi penjelasan

hubungan sosial dan politik dengan rekomendasi mengenai bagaimana hubungan-hubungan itu

seharusnya.

Terdapat tiga bentuk penteorian dalam ilmu politik

1 .    Teori Politik Empiris

Biasanya digunakan untuk mengacu kepada bagian-bagian teoretis ilmu politik. Para ahli

ilmu politik tertarik dalam menjelaskan peristiwa-peristiwa politik tertentu, sekaligus tertarik

dalam mengembangkan teori-teori yang lebih luas dalam satu payung politik.

2.    Teori Politik Formal

Merupakan teori politik yang kadang-kadang dirasakan tumpang-tindih dengan teori-teori

sosial maupun teori-teori pilihan publik (Miller, 2002: 787). Istilah ini meminjam dari gagasan

ilmu ekonomi tentang pelaku-pelaku rasional yang berusaha mencapai tujuan-tujuannya,

kemudian mencoba mengembangkan model sistem politik dan seolah-olah mereka tersusun dari

pelaku-pelaku dalam berbagai peran politik (politisi, birokrat, pemilih, dan lain-lain). Salah satu

hasil yang sangat terkenal mengenai investigasi ini adalab Teori Arrow (1963).

3.    Teori Politik Normatif

Merupakan teori politik yang tetap paling dekat dengan enterprise tradisional, sejauh ia

berkenaan dengan justifikasi institusi dan kebijakan politik (Miller, 2002: 797). Tujuannya

adalah meletakkan prinsip-prinsip otoritas, kebebasan, keadilan, dan lain-lain. Kemudian,

mengkhususkan pada tatanan sosial macam apa yang paling memadai untuk memenuhi prinsip-

prinsip tersebut. Selain itu, tugas teori politik menurut pandangan ini adalah

Page 17: Hubungan warga negara(mustina4)

a. Tercapai sebagian karena menjelaskan prinsip-prinsip dasar itu sendiri. Tugas ahli teori

tersebut menurut pandangan ini adalah menjelajah apa Bab 10 Ilmu Politik makna

gagasan kebebasan dan kemudian menerapkannya pada masalah-masalah praktis.

b. Spektrum itu berdiri di mana mereka memihak kepada beberapa bentuk fondasionalisme,

di mana pandangan tersebut adalah mungkin untuk menemukan landasan tujuan dalam

mendukung prinsip-prinsip politik yang mendasar. Kelompok yang menonjol di sini

adalah berbagai versi teori politik kontraktarian. Kelompok ini berpendapat bahwa ada

seperangkat prinsip politik dasar yang semua orang rasional akan sependapat terhadap

kondisi tertentu yang sesuai. Contoh politik demikian adalah teori keadilan John Rawls

(1971) yang memahami keadilan sebagai prinsip individu-individu yang rasional akan

menyepakatinya. Contoh serupa, yaitu klaim Jurgen Hubermas (1971) yang menyatakan

bahwa norma-norma yang akan disetujui dalam situasi pembicaraan yang ideal, di mana

penindasan dan dominasi tidak ada, serta partisipan mempengaruhi atau membujuk satu

sama lain secara,argumentatif (Miller, 2002: 798).

1.   Teori Politik Kekuasaan Niccolo Machiavelli

Sebagaimana telah dicatat sebelumnya, teori politik kekuasaan Niccolo Machiavelli dapat

dilihat sebagai penanda transisi dari dunia kuno ke modern yang sangat kontroversi. Melalui

karyanya yang berjudul The Prince tahun 1513, ia sering dituduh “ gurunya kejahatan” karena

nasihat-nasihatnya yang amoral seandainya bukan immoral, meskipun tulisan-tulisannya muncul

dalam bentuk ujaran-ujaran praktis, dipandang sebagai sebuah kunci pembuka dari ilmu politik

kontemporer. Machiavelli dilahirkan pada tahun 1469 di kota Florence, sekarang Italia.

Machiavelli percaya bahwa rezim-rezim masuk ke dalam dua tipe, yaitu kepangeranan atau

principality dan republik.

Page 18: Hubungan warga negara(mustina4)

Adapun isi dari teori Machiavelli (Skinner, 1985:4) sebagai berikut.

a. Untuk melakukannya, seorang penguasa yang bijak hendaknya mengikuti jalur yang

dikedepankan berdasarkan kebutuhan, kejayaan, dan kebaikan negara. Hanya dengan

memadukan machismo semangat keprajuritan, dan pertimbangan politik, seorang penguasa

barulah dapat memenuhi kewajibannya kepada negara dan mencapai keabadian sejarah.

b.      Penguasa bijak hendaknya memiliki hal-hal sebagai berikut.

        1.   Sebuah kemampuan untuk menjadi baik sekaligus buruk, baik dicintai maupun ditakuti.

        2.    Watak-watak, seperti ketegasan, kekejaman, kemandirian, disiplin, dan kontrol diri.

        3.    Sebuah reputasi menyangkut kemurahan hati, pengampunan, dapat dipercaya, dan tulus.

c.  Seorang pangeran harus berani untuk melakukan apa pun yang diperlukan, betapa pun tampak

tercela karena rakyat pada akhirnya hanya peduli dengan hasilnya, yaitu kebaikan negara.

2.   Teori Negara Berdaulat Jean Bodin

Jean Bodin hidup tahun 1530-1596, lahir di Anjou, Francis dari keluarga kelas menengah yang

kaya. la hidup pada masa pertentangan agama yang sudah lama dan mencapai puncak ketika

terjadi pembunuhan St. Barthomew tahun 1572 yang mengakibatkan Francis berada diambang

kehancuran. Inti teorinya adalah sebagai berikut.

a.  Watak dan tujuan negara merupakan hal yang penting untuk diketahui sebelum beralih pada cafa

mencapai tujuan negara. “ Orang yang tidak memahami tujuan dan tidak dapat menentukan

masalahnya dengan benar, tidak dapat berharap akan menemukan cara-cara untuk meraihnya,

sebagaimana orang yang melepaskan ke udara dengan cara serampangan tidak akan mengenai

sasaran” (Bodin, 1957).

Page 19: Hubungan warga negara(mustina4)

b.  Negara sebagai pemerintahan yang tertata dengan baik dari beberapa keluarga serta kepentingan

bersama mereka oleh kekuasaan yang berdaulat. Terdapat empat unsur dalam negara, yaitu

tatanan yang benar ; keluarga ; kekuasaan yang berdaulat ; tujuan bersama.

c.  Keluarga merupakan unit dasar bagi negara, bukan individu. Keluarga yang harmonis citra sejati

dari commonwealth. Sebagaimana dalam keluarga di mana tunduk pada perintah ayah adalah

penting bagi kesejahteraan keluarga, demikian pula patuh pada penguasa adalah penting bagi

stabilitas negara.

d.  Ayah yang memiliki kekuasaan penuh dalam keluarga maka dalam penguasa commonwealth

harus memiliki yurisdiksi penuh terhadap warga negaranya. Karena berkeluarga itu seperti

bernegara; hanya ada satu penguasa, satu pemimpin, dan satu tuan. Jika beberapa orang memiliki

otoritas, mereka akan merusak tatanan dan menimbulkan bencana yang terus berlanjut.

e.    Elemen yang membedakan negara dari semua bentuk asosiasi manusia lainnya adalah

kedaulatan. Tidak boleh ada commonwealth yang sejati tanpa kekuasaan yang berdaulat

menyatukan semua anggota-anggotanya.

4.     Teori Kekuasaan Negara Terbatas John Locke

John Locke (1632-1704) dilahirkan di Wrington, Somerset. Inti ajaran Locke pada

hakikatnya sebagai berikut.

a. Manusia hidup pada awalnya adalah dalam kondisi alamiah (state of nature), yaitu

kondisi hidup bersama di bawah bimbingan akal tanpa ada kekuasaan tertinggi di atas

bumi yang menghakimi mereka untuk berada dalam keadaan alamiah. Dalam masyarakat

prapolitik ini orang bebas, sederajat, dan merdeka.

b. Setiap orang memiliki kemerdekaan alamiah untuk bebas dari setiap kekuasaan superior

di atas bumi dan tidak berada di bawah kehendak atau otoritas legislatif manusia.

Page 20: Hubungan warga negara(mustina4)

c. Meskipun keadaan alamiah adalah keadaan kemerdekaan, ia bukan keadaan kebebasan

penuh. la pun bukan masyarakat yang tidak beradab, tetapi masyarakat anarki yang

beradab dan rasional. la tidak memiliki kemerdekaan untuk menghancurkan dirinya atau

apa yang menjadi miliknya.

d. Untuk menanggulangi kelemahan dalam hukum alam, terdapat kebutuhan hukum yang

mapan yang diketahui, diterima, dan disetujui oleh kesepakatan bersama untuk menjadi

standar benar dan salah.

e. Individu tidak menyerahkan kepada komunitas tersebut hak-hak alamiahnya yang

substansial, tetapi hanya hak-hak untuk melaksanakan hukum alam.

f. Hak yang diserahkan oleh individu tidak diberikan kepada orang atau kelompok tertentu,

tetapi kepada seluruh komunitas.

g. Kontrak adalah perjanjian untuk membentuk suatu masyarakat politik.       Ketika

masyarakat itu telah terbentuk, kemudian harus membentuk pemerintahan yang

dilanjutkan dengan membentuk lembaga-lembaga yang tepercaya untuk mencapai tujuan

pemerintahan tersebut.

h. Masyarakat politik adalah pembuat sekaligus pewaris keputusan tersebut. Sebagai

pembuat ia menetapkan batas-batas kekuasaan, sedangkan sebagai pewaris ia adalah

penerima manfaat yang berasal dari pelaksanaan kekuasaan tersebut.

5.    Teori Pemisahan Kekuasaan Baron de Montesquieu

Baron de Montesquieu (1689-1755) yang populer dikenal Montesquieu, dilahirkan dari

keluarga kaya raya kelas ningrat (petite noblese), di Paris, Francis. Montesquieu lebih dikenal

sebagai “ Bapak Teori Pemisahan Kekuasaan ”, teori Montesquieu ini dapat dikemukakan

sebagai berikut.

Page 21: Hubungan warga negara(mustina4)

a. Hukum dan institusi politik harus disesuaikan dengan lingkungan -sejarah, geografi, dan iklim di

mana orang tinggal. Tidak ada aturan yang pasti dan tidak ada bentuk pemerintahan yang berlaku

bagi semua masyarakat (relativisme).

b. Bentuk pemerintahan yang paling tepat adalah pemerintahan yang paling sesuai dengan karakter

orang-orang yang mendiami wilayah itu.

c. Dalam klasifikasi pemerintah, terdapat tiga jenis pemerintahan, yakni republik, monarki, dan

despotik. Republik dapat berupa demokrasi ketika kedaulatan diserahkan kepada semua lembaga

kerakyatan, atau aristokrasi ketika kekuasaan tertinggi hanya diserahkan sebagian anggota

masyarakat. Monarki adalah pemerintahan konstitusional oleh satu orang, sedangkan despotisme

adalah kekuasaan yang sewenang-wenang oleh satu orang dimana tidak mentolerir intervensi

keberadaan aristokrasi atau beberapa kekuasaan perantara yang berdiri di antara penguasa dan

rakyat yang bertindak sebagai penengah.

d. Untuk menghindari ketegangan politik dan perang maka hukum dibutuhkan, baik itu hukum

bangsa-bangsa yang mengatur hubungan antar bangsa atau negara merdeka, hukum sipil yang

mengatur hubungan antar individu- individu, dan hukum politik yang mengatur dan menentukan

hubungan antara penguasa dengan rakyat.

e.  Negara yang cocok untuk memaksimalkan kebebasan dan menyeimbangkan persamaan adalah

negara di mana kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif pemerintah dipisahkan sendiri-

sendiri sehingga hukum sipil dapat dibuat menurut kebutuhan semua bagian masyarakat (Apter,

1996 : 86)

5.    Teori Hak Pemilikan Legal Robert Nozick

Seperti yang dikatakan Nozick (1974: ix) “ Individu memiliki hak dan terdapat hal-hal yang

tidak seorang pun atau sebuah kelompok pun boleh mencampurinya (tanpa melanggar hak itu) ”.

Page 22: Hubungan warga negara(mustina4)

Sedemikian kuat dan luas jangkauan hak-hak ini. Karena orang memiliki hak untuk

menghabiskan sekalipun untuk kepemilikannya menurut apa yang dianggap sesuai. Sedangkan

campur tangan pemerintah sama dengan pemaksaan kerja yang merupakan sebuah pelanggaran,

bukan atas efisiensi, tetapi atas hak-hak moral dasar kita.

Dengan demikian, klaim pokok Nozick dapat dikemukakan: “ Jika kita menganggap bahwa

semua orang memiliki hak legal (entiled) atas barang-barang yang sekarang dimilikinya maka

distribusi yang adil secara sederhana adalah distribusi yang dihasilkan dari pertukaran bebas,

(free exchanges) di antara orang-orang ”. Semua distribusi yang timbul oleh pemerintah secara

bebas (free transfers) dari sebuah situasi yang adil dengan sendirinya adalah adil. Namun, jika

pemerintah berusaha memajaki pertukaran tersebut dengan melawan kemauan orang itu, berarti

itu tidak adil, bahkan seandainya pajak tetap dipergunakan untuk memberikan kompensasi bagi

seseorang yang harus menanggung biaya ekstra karena rintangan alamiah yang tidak semestinya.

Dengan demikian, satu-satunya perpajakan yang sah adalah mengumpulkan penghasilan demi

memelihara latar belakang institusi-institusi yang diperlukan untuk melindungi sistem pertukaran

bebas, misalnya polisi beserta jajaran penegak hukum lainnya dalam menegakkan pertukaran

bebas.

  Terdapat  tiga prinsip utama dalam entitlement theory (teori hak pemilikan legal) sebagai

berikut.

a. Prinsip transfer (principle of transfer) apa pun yang diperoleh secara adil dapat ditransfer

secara bebas.

b. Prinsip perolehan awal yang adil (principle of just initial acquisition) penilaian tentang

bagaimana orang pada awalnya sampai memiliki sesuatu yang dapat ditransfer menurut

prinsip pertama.

Page 23: Hubungan warga negara(mustina4)

c. Prinsip pembenaran ketidakadilan (principle of rectification of injustice) bagaimana

berhubungan dengan pemilikan (holdings) jika hal itu diperoleh atau ditransfer melalui

cara yang tidak adil.

Rumus distribusi yang adil adalah “ Setiap orang memberikan sesuai dengan pilihannya, dan

setiap orang menerima sesuai dengan apa yang dipilihnya atau from each as they choose, to each

as they are choose ”(Nozick, 1974:160)

Tokoh-tokoh ilmu politik

Tokoh dan pemikir ilmu politik

 Mancanegara

Tokoh tokoh pemikir Ilmu Politik dari kalangan teoris klasik, modern maupun kontempoter antara lain adalah: Aristoteles, Adam Smith, Cicero, Friedrich Engels, Immanuel Kant, John Locke, Karl Marx, Lenin, Martin Luther, Max Weber, Nicolo Machiavelli, Rousseau, Samuel P Huntington, Thomas Hobbes, Antonio Gramsci, Harold Crouch, Douglas E Ramage.

 Indonesia

Beberapa tokoh pemikir dan penulis materi Ilmu Politik dan Hubungan Internasional dari

Indonesia adalah: Miriam Budiharjo, Salim Said dan Ramlan Surbakti

Page 24: Hubungan warga negara(mustina4)

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Makalah dengan judul Makalah Ilmu Politik. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://ilmu27.blogspot.com/2012/08/makalah-ilmu-politik.html. Terima kasih! Ditulis oleh: Imran -

4 komentar untuk "Makalah Ilmu Politik"

1.

Ochin Shinta 13 Desember 2012 17.49

kenapa kita melihat adanya pelbagai konsep dalam politik, tolong berikan alasannya?

Balas

Balasan

1.

Imran 14 Desember 2012 09.42

maksudnya apa sob "pelbagai"...

Balas

Page 25: Hubungan warga negara(mustina4)

2.

Rizka Yuliana 20 Desember 2012 14.01

NowNice PostTingkatkan dalam memberi artikel yang bermanfaatMaju terus pantang mundurwww.law.uii.ac.id

Balas

Balasan

1.

Imran 20 Desember 2012 16.39

Page 26: Hubungan warga negara(mustina4)

thanks sob....semangat pantang mundur...

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Cari Artikel Via Google

Komentar Terakhir Komentar Teratas Info Site

Ilham Thoharrylumayan

mioblacklink agan udah ane pasang coba cek di insekom.16mb…

Andreas wisnu wardanamau nanya pc sy tiba2 mati entah knp tetapi pd saa…

UNDERGROUND PaperArtikelnya bagusss...Pasar online sungguh menjanji…

teddy gerrardsingkat banget gan, yang lengkap ada ga? hehe sorr…

Wenny RosalinaMas baru saja laptop Lenovo B450 saya mati, tadiny…

search...

Page 27: Hubungan warga negara(mustina4)

Anonymousmas ...laptop saya klu di cas baru 1 menit hdup da…

virgiawan ardy listant6Mothernya bermasalah,,,?tpi laptop ane klo di nyal…

virgiawan ardy listant6Komentar ini telah dihapus oleh penulis.

Imranpasang adsese brapa sob?

Imrandirumahji mas broku jaga rental game+internet hehe…

Imranmaaf yah gan, linknya error.........

Imransipp mass, moga membantu....

Imranthanks yah dah berbagi ke kta, semoga bermanfaat s…

Imranspp mas brooo...

Imranthanks , ....

Page 28: Hubungan warga negara(mustina4)

Imranklaw begitu mas, motherboarnya sdh ada komponennya…

Imranok sob...........

Imranok sob...........

Wawan Onewanoy illank, sibuk apa skarang, banyak yg cari tuh, …

Mengenai Saya

atikahtugas

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

atikahtugas Hubungan negara dan warga negara Diposkan oleh atikahtugas at 00.52

Hubungan negara dan warga negara

Seperti yang kita ketahui, Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut.

Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki

pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan

dari negara lain.

Page 29: Hubungan warga negara(mustina4)

Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada.

Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu (secara

khusus: negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.

Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut warga negara. Seorang warga negara

berhak memiliki paspor dari negara yang dianggotainya.

Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan (bahasa Inggris: citizenship). Di

dalam pengertian ini, warga suatu kota atau kabupaten disebut sebagai warga kota atau warga

kabupaten, karena keduanya juga merupakan satuan politik. Dalam otonomi daerah,

kewargaan ini menjadi penting, karena masing-masing satuan politik akan memberikan hak

(biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi warganya.

Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan (bahasa Inggris: nationality). Yang

membedakan adalah hak-hak untuk aktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan untuk memiliki

kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara (contoh, secara hukum merupakan subyek

suatu negara dan berhak atas perlindungan tanpa memiliki hak berpartisipasi dalam politik).

Juga dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara.

Di bawah teori kontrak sosial, status kewarganegaraan memiliki implikasi hak dan kewajiban. Dalam filosofi "kewarganegaraan aktif", seorang warga negara disyaratkan untuk menyumbangkan kemampuannya bagi perbaikan komunitas melalui partisipasi ekonomi, layanan publik, kerja sukarela, dan berbagai kegiatan serupa untuk memperbaiki penghidupan masyarakatnya. Dari dasar pemikiran ini muncul mata pelajaran Kewarganegaraan (bahasa Inggris: Civics) yang diberikan di sekolah-sekolah.

berikut hak dan kewajiban warga negara

Hak Warga Negara Indonesia

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum

2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan

4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai

Page 30: Hubungan warga negara(mustina4)

5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau nkri dari serangan musuh

7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku

 Kewajiban Warga Negara Indonesia

1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh

2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)

3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya

4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku di wilayah negara indonesia

5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

berikut kewajiban negara1. Mempersiapkan, memelihara, dan melaksanakan keamanan negara2. Menyediakan dan memelihara fasilitas untuk kesejahteraan sosial dan perlindungan sosial :   - fakir miskin   - jompo   - yatim piatu   - masyarakat miskin   - pengagguran3. Menyediakan dan memelihara fasilitas kesehatan4. Menyediakan dan memelihara fasilitas pendidikan

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Welcome

Arsip Blog

Page 31: Hubungan warga negara(mustina4)

April (17) Maret (13)

Blog Archive

atikahtugas ♣ ♣ ♣ Mamanunes Templates ♣ ♣ ♣ Inspiração: Templates Ipietoon Ilustração: Gatinhos - tubes by Jazzel (Site desativado)

GUNADARMA

Jumat, 06 Mei 2011

TULISAN MENGENAI PKN ( HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ORGANISASI SERTA HUKUM PERADILAN INTERNASIONAL) HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ORGANISASI INTERNASIONAL Hubungan international merupakan satu gambaran persatuan yang kuat yang mengikat seluruh negara didalam satu wadah. Relasi ini mempunyai ikatan kuat bagi setiap individual pemimpin dari berbagai manca Negara, beberapa bentuk ikatan ini sebagai berikut:

a. Politik International: Hubungan ini terarah dalam perpolitikan dimana politik satu negara tidak mungkin sama dengan yang lain. Dari sisi inilah lahir hubungan diplomatik yang bertujuan untuk kemajuan dan menjalin hubungan yang akur. Tapi sayangnya para pejabat diploma yang ditugaskan dalam hal ini kebanyakan melenceng dari tugas mereka, bahkan pemilihan para diploma untuk luar negeri terpilih dengan cara sistem kekeluargaan atau jasa.

b. Hukum International: Badan hukum ini telah menjadi wadah persatuan yang kuat, bahkan telah bercabang dibebagai penjuru dunia. Tetapi badan hukum ini masih kaku dalam kinerjanya, Jika saja badan hukum dunia ini mempunyai super power dalam hal keadilan mengapa penindasan, pelanggaran ham dan kekerasan lainnya masih gencar berjalan. Hal ini diakibatkan karna adanya satu kekuatan yang nimbrung didalamnya, alhasil hukum international yang bermottokan netral tidak berdaya sama sekali.

c. Organisasi International: Seluruh dunia mengenal PBB ( United Nations organization ) badan ini merupakan kelompok penengah untuk seluruh Negara, tapi badan ini juga tampak lemah dalam hal keadilan dan penegakan hukum. Lihat saja berapa negara yang sekarang masih bertikai, apakah mereka memberi solusi yang tegas? tidak!, bahkan badan tersebut lebih sibuk dengan urusan-urusan yang lainnya.

HUKUM INTERNASIONAL

Page 32: Hubungan warga negara(mustina4)

Setelah sedikit banyak kita mengkaji hukum mulai dari pengertian hukum itu sendiri lalu segala aspek yang mendukung terjadinya kaedah hukum serta pembidangan hukum itu tersebut dan lain sebagainya, kini kita akan mencoba mengupas satu dari pengklasifikasian hukum-hukum tersebut yaitu Hukum International atau hukum antar negara dan antar organisasi internasional, atau bisa kita sebut hukum transnasional, termasuk didalamnya hukum diplomatik dan konsuler, kali ini kita akan mencoba sedikit menelaah hubungan internasional antar negara yang mana telah diatur oleh hukum internasional, politik yang genjar selalu menjadi background tiap praktisi negara untuk mencapai interest tiap-tiap negara, hubungan hukum internasional dengan politik internasional menjadi kata kunci untuk menjelaskan permasalahan pokok yang berkaitan dengan masalah efektifitas hukum internasional dalam menjamin kepatuhan negara terhadap aturan main yang ada pada level antarnegara. Hukum internasional itu sendiri hadir dari beberapa konvensi dan juga resolusi-resolusi PBB, dengan satu tujuan suci tiada lain ialah membina masyarakat internasional yang bersih dari segala hal yang berbau merugikan sesuatu negara, dengan demikian dapat mempererat terjalinnya hubungan internasional atau hubungan antar negara secara sehat, dinamis dan harmornis.Definisi Hukum InternasionalBerangkat dari pentingnya hubungan lintas negara disegala sektor kehidupan seperti politik, sosial, ekonomi dan lain sebagainya, maka sangat diperlukan hukum yang diharap bisa menuntaskan segala masalah yang timbul dari hubungan antar negara tersebut. Hukum Internasional ialah sekumpulan kaedah hukum wajib yang mengatur hubungan antara person hukum internasional (Negara dan Organisasi Internasional), menentukan hak dan kewajiban badan tersebut serta membatasi hubungan yang terjadi antara person hukum tersebut dengan masyarakat sipil. Oleh karena itu hukum internasional adalah hukum masyarakat internasional yang mengatur segala hubungan yang terjalin dari person hukum internasional serta hubungannya dengan masyarakat sipil.Hukum internasional mempunyai beberapa segi penting seperti prinsip kesepakatan bersama (principle of mutual consent), prinsip timbal balik (priniple of reciprocity), prinsip komunikasi bebas (principle of free communication), princip tidak diganggu gugat (principle of inciolability), prinsip layak dan umum (principle of reasonable and normal), prinsip eksteritorial (principle of exterritoriality), dan prinsip-prinsip lain yang penting bagi hubungan diplomatik antarnegara.Maka hukum internasional memberikan implikasi hukum bagi para pelangarnya, yang dimaksud implikasi disini ialah tanggung jawab secara internasional yang disebabkan oleh tindakan-tindakan yang dilakukan sesuatu negara atau organisasi internasional dalam melakukan segala tugas-tugasnya sebagai person hukum internasional.Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan unsur-unsur terpenting dari hukum internasional:Objek dari hukum internasional ialah badan hukum internasional yaitu negara dan organisasi internasional.Hubungan yang terjalin antara badan hukum internasional adalah hubungan internasional dalam artian bukan dalam scope wilayah tertentu, ia merupakan hubungan luar negeri yang melewati batas teritorial atau geografis negara, berlainan dengan hukum negara yang hanya mengatur hubungan dalam negeri .Kaedah hukum internasional ialah kaedah wajib, seperti layaknya semua kaedah hukum, dan ini yang membedakan antara hukum internasional dengan kaedah internasional yang berlaku dinegara tanpa memiliki sifat wajib seperti life service dan adat kebiasaan internasional.Jika hukum nasional ialah hukum yang terapkan dalam teritorial sesuatu negara dalam mengatur segala

Page 33: Hubungan warga negara(mustina4)

urusan dalam negeri dan juga dalam menghadapi penduduk yang berdomisili didalamnya, maka hukum internasional ialah hukum yang mengatur aspek negara dalam hubungannya dengan negara lain. Sumber-sumber Hukum InternasionalHukum traktat, yakni hukum yang terbentuk dalam perjanjian-perjanjian internasional (tractaten-recht) Kesepakatan dan perjanjian international. Seperti Konvensi Vina, Konvensi New York serta perjanjian serta kesepakatan yang lainnya.Hukum kebiasaan (costumary), yaitu keajegan-keajegan dan keputusan-keputusan (penguasa dan warga masyarakat) yang didasarkan pada keyakinan akan kedamaian pergaulan hidup.Sumber-sumber hukum internasioanl yang lainnya seperti: dasar umum negara, hukum peradilan internasional, fiqh internasional, kaedah keadilan, serta keputusan-keputusan organisasi internasional.Tanggung Jawab InternasionalHukum Internasional ada untuk mengatur segala hubungan internasional demi berlangsungnya kehidupan internasional yang terlepas dari segala bentuk tindakan yang merugikan negara lain. Oleh sebab itu negara yang melakukan tindakan yang dapat merugikan negara lain atau dalam artian melanggar kesepakatan bersama akan dikenai implikasi hukum, jadi sebuah negara harus bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya.Pengertian tanggung jawab internasional itu sendiri itu adalah peraturan hukum dimana hukum internasional mewajibkan kepada person hukum internasional pelaku tindakan yang melanggar kewajiban-kewajiban internasional yang menyebabkan kerugian pada person hukum internasional lainnya untuk melakukan kompensasi.Suatu negara dapat dimintai pertanggung jawabannya secara internasional bila telah memenuhi syarat sebagai berikut:Negara tersebut telah benar-benar melakukan tindakan yang merugikan, tindak positif ataupun negatif.Tindakan yang merugikan ini timbul dari person hukum internasional yang meliputi negara dan organisasi internasional.Yang terakhir yaitu tindakan yang merugikan itu sendiri, bila tidak ada kerugian yang timbul dari person hukum internasional pertanggungjawaban internasional tidak dapat di terapkanTindakan yang merugikan ini dapat timbul dari perangkat badan internasional itu sendiri, yaitu badan legislatif, eksekutif dan pula yudikatif. Pengertian Negara menurut Hukum InternasionalPengertian person hukum internasional itu sendiri ialah kesatuan internasional yang diterapkan hukum internasional kepadanya, atau yang mempunyai kelayakan dalam hak dan dibebani oleh beberapa kewajiban yang ditetapkan hukum internasional.Disini kita perlu membahas sedikit tentang negara yang merupakan subjek sekaligus objek dari hukum internasional, negara dalam pengertian hukum internasional ialah sekumpulan orang-orang yang berdomisili di suatu teritorial tertentu secara mapan(stabil) serta patuh kepada kekuatan hukum yang bijaksana dan mempunyai kedaulatan serta memiliki kewenangan penuh. Negara mempunyai tiga unsur penting yaitu; Rakyat, Teritorial (daerah), dan Kekuasan (kewenangan). Rakyat terbentuk dari penduduk yang menetap di teritorial negara secara mapan(stabil) dan terikat pada negara secara politik serta hukum, atau dapat kita sebut kewarganegaraan. Sedangkan teritorial adalah letak geografis dimana suatu negara dapat melaksanakan segala kekuasannya yang ditetapkan oleh hukum internasional sebagai person hukum internasional, iklim meliputi area daratan, air dan

Page 34: Hubungan warga negara(mustina4)

lapisan langit. Kemudian Kekuasaan itu sendiri ialah kemerdekaan secara utuh dalam urusan internal dan eksternal Negara, kebebasan internal dalam artian suatu negara dapat melaksanakan seluruh urusan dalam negerinya yang ditanggani oleh dewan legislatif, eksekutif, dan yudikatif, sedangkan kebebasan eksternal atau luar dimaksudkan ialah kelayakan suatu negara guna melaksanakan seluruh juridiksi atau kompetensi internasional.Suatu negara mempunyai hak yang sama dimata hukum internasional seperti; kemerdekaan, kedaulatan, persamaan didepan hukum, dan pertahan diri, selain itu negara juga mempunyai kewajiban seperti; pelarangan interpensi dalam urusan negara lain, menghargai negara lain dan lain sebagainya. Subjek hukum internasional juga berasal dari Organisasi Internasional, organisasi internasional dapat kita definisikan sebagai berikut; organisasi antarpemerintah yang diakui sebagai subjek hukum internasional dan mempunyai kapasitas untuk membuat perjanjian internasional.Peristiwa InternasionalDari segi yang berbeda hukum internasional merupakan hukum yang berhubungan dengan Peristiwa Internasional, adapun yang termasuk Peristiwa Internasional ialah:Hukum Tantra (Tata Tantra maupun Karya/Administrasi Tantra) substantif/materiel dan ajektif/formil,Hukum Pidana – substantif/materiel dan ajektif/formil,Hukum Perdata – substantif/materiel dan ajektif/formil –Dan karena itu masing-masing disebut Hukum Tantra Internasional. Hukum Pidana Internasional dan Hukum Perdata Internasional.Oleh sebab itu jelaslah bahwa hukum itu disebut Hukum Internasional atau Hukum Nasional bukan ditentukan oleh sumbernya, Nasional atau Internasional. Sumber Nasional dari pada Hukum Tantra Internasional adalah misalnya pasal 11 & 13 UUD’45 dan bila sumber itu berupa hasil karya Tantra Internasional (perjanjian) maka untuk berlakunya perlu pengukuhan secara Nasional, sekurangnya diumumkan dalam Lembaran/Berita Nasional. Contoh dari ketentuan Hukum Pidana International yang bersumber Nasional adalah pasal 2 s/d 8 KUHP, sedang yang bersumber Internasional ialah misalnya Perjanjian Ekstradisi. Hukum Perdata Internasional adalah sungguh Hukum Internasional karena berhubungan dengan peristiwa dalam sikap tindak, kejadian, dan keadaan Internasional, misalnya: bidang hukum harta kekayaan seperti warga Indonesia mempunyai rumah di Singapura, bidang hukum keluarga seperti Warga negara Malaysia menikah dengan warga negara Indonesia, bidang hukum waris seperti seorang Pewaris warga negara Cina mempunyai ahliwaris warganegara Indonesia. Dalam hal ini perlu juga ditegaskan bahwa bila peristiwa Hakim Nasional; mengadili perkara suatu (Tantra/Pidana/Perdata) Internasional, maka menyelenggarakan Peradilan Internasional (dedoublement functionel) dan keputusannya merupakan hukum konkrit internasional walaupun ia bukan hukum internasional dan lembaganya tetap Pengadilan Nasional.Hukum Diplomatik dan KonsulerPengertian hukum diplomatik masih belum banyak diungkapkan, karena pada hakekatnya hukum diplomatik merupakan bagian dari Hukum Internasional yang mempunyai sebagian sumber hukum yang sama seperti konvensi-konvensi Internasional.Diplomasi merupakan suatu cara komunikasi yang dilakukan antara berbagai pihak termasuk negoisasi antara wakil-wakil yang sudah diakui. Praktik-praktik negara semacam itu sudah melembaga sejak dahulu dan kemudian menjelma sebagai aturan-aturan hukum internasional. Namun pengertian secara tradisional kata ‘hukum diplomatik’ digunakan untuk merujuk pada norma-norma hukum internasional

Page 35: Hubungan warga negara(mustina4)

yang mengatur tentang kedudukan fungsi misi diplomatik yang dipertukarkan oleh negara-negara yang telah membina hubungan diplomatik, lain halnya dengan pengertian-pengertian sekarang yang bukan saja meliputi hubungan diplomatik dan konsuler antarnegara, tetapi juga keterwakilan negara dalam hubungannya dengan organisasi-organisasi internasional.Dari pengertian sebagaimana tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan adanya beberapa faktor yang penting yaitu hubungan antara bangsa untuk merintis kerjasama dan persahabatan, hubungan tersebut dilakukan melalui pertukaran misi diplomatik termasuk para pejabatnya. Dengan demikian, pengertian hukum diplomatik pada hakikatnya merupakan ketentuan atau prinsip-prinsip hukum internasional yang mengatur hubungan diplomatik antar negara yang dilakukan atas dasar permufakatan bersama dan ketentuan atau prinsip-prinsip tersebut dituangkan didalam instrumen-instrumen hukum sebagai hasil dari kodifikasi hukum kebiasaan internasional dan pengembangan kemajuan hukum internasional.Dalam perkembangannya, hukum diplomatik mempunyai ruang lingkup yang lebih luas lagi bukan saja mencakupi hubungan diplomatik antarnegara, tetapi juga hubungan konsuler dan keterwakilan negara dalam hubunganya dengan organisasi-organisasi internasional khususnya yang mempunyai tanggungjawab dan keanggotaannya yang bersifat global atau lazim disebut organisasi internasional yang bersifat universal. Bahkan dalam kerangka hukum diplomatik ini dapat juga mencakupi ketentuan-ketentuan tentang perlindungan keselamatan, pencegahan serta penghukuman terhadap tindak kejahatan yang ditujukan kepada para diplomat.Para pejabat diplomatik yang dikirimkan oleh sesuatu negara ke negara lainnya telah dianggap memiliki suatu sifat suci khusus. Sebagai konsekuensinya, mereka telah diberikan kekebalan dan keistimewaan diplomatik, ini merupakan aturan kebiasaan hukum internasional yang telah ditetapkan, termasuk harta milik, gedung dan komunikasi. Untuk menunjukkan totalitas kekebalan dan keistimewaan diplomatik tersebut, terdapat 3 teory yang sering digunakan dalam hal ini, yaitu; exterritoriality theory, representative character theory dan functional necessity theory. Sifat dan prinsip tersebut itu diberikan kepada para diplomat oleh hukum nasional negara penerima. Pemberian hak-hak tersebut didasarkan resiprositas antarnegara dan ini mutlak diperlukan dalam rangka:Mengembangkan hubungan persahabatan antarnegara, tanpa mempertimbangkan sistem ketatanegaraan dan sistem sosial mereka berbeda.Bukan untuk kepentingan perseorangan tetapi untuk menjamin terlaksananya tugas para pejabat diplomatik secara efisien terutama dalam tugas dari negara yang mewakilinya.Kekebalan dan keistimewaan diplomatik akan tetap berlangsung sampai diplomat mempunyai waktu sepantasnya menjelang keberangkatannya setelah menyelesaikan tugasnya di sesuatu negara penerima. Namun negara penerima setiap kali dapat meminta negara pengirim untuk menarik diplomatnya apabila ia dinyatakan persona non grata.Esensial Hukum InternasionalApa yang menjadi kepentingan hukum internasional adalah memberikan batasan yang jelas terhadap kewenangan negara dalam pelaksanaan hubungan antarnegara. Hal ini bertolak belakang dengan kepentingan penyelenggaraan politik internasional yang bertujuan untuk mempertahankan atau memperbesar kekuasaan. Karena itu, hukum bermakna memberikan petunjuk operasional perihal kebolehan dan larangan guna membatasi kekuasaan absolut negara.Realitanya keterkaitan diantara kedua dimensi hubungan ini berujung kepada persoalan esensi hukum sebagai suatu kekuatan yang bersifat memaksa. Masalah efektifitas hukum dalam hubungan

Page 36: Hubungan warga negara(mustina4)

internasional ini menimbulkan dua konsekuensi yang secara diameteral saling bertolak-belakang. Pertama, struktur hukum nasional lebih tinggi dari pada hukum internasional. Pemahaman ini membawa implikasi hukum internasional terhadap kebijakan domestik suatu negara akan diukur berdasarkan sistem hukum nasional. Di sini hukum internasional baru akan berlaku jika tidak bertentangan dengan kaedah hukum nasional. Agar berlaku, hukum internasional juga perlu diadopsi terlebih dahulu menjadi hukum nasional, yaitu suatu proses yang dilakukan antara lain melalui ratifikasi. Dasarnya adalah doktrin hukum pacta sunc servanda di mana perjanjian berlaku sebagai hukum bagi para pihak. Perjanjian merefleksikan itikad bebas yang dicapai secara sukarela oleh subjek hukum internasional yang memiliki kesetaraan satu sama lain. Sebaliknya, hukum dinilai tidak dapat berfungsi secara efektif jika tidak ada keinginan negara untuk tunduk di bawah ketentuan yang diaturnya. Kemudian pemahaman kedua sementara itu mendalilkan bahwa hukum internasional otomatis berlaku sebagai kaedah hukum domestik yang mengikat negara tanpa melalui proses adopsi menjadi hukum nasional. Menurut paradigma ini, hukum internasional merupakan fondasi tertinggi yang mengatur hubungan antarnegara. Sumber kekuatan mengikat hukum internasional adalah prinsip hukum alam(costumary) yang menempatkan akal sehat masyarakat internasional sebagai cita-cita dan sumber hukum ideal yang tertinggi. Terlepas dari ada atau tidaknya persetujuan ini, secara yuridis negara dapat terikat oleh prinsip hukum internasional yang berlaku universal atau oleh kaedah kebiasaan internasional. Customary itu sendiri membuktikan bahwa praktek negara atas sesuatu hal yang sama dan telah mengkristal, sehingga diakui oleh masyarakat internasional memiliki implikasi hukum bagi pelanggaran terhadapnya.PenutupPembahasan tentang hukum internasional tidak akan pernah berakhir itu disebabkan eksistensi hukum internasional bersinggungan langsung dengan peristiwa internasional yang selalu menimbulkan hal-hal baru, kedaulatan sesuatu negara selalu menjadi polemik tiada henti dalam aplikasi hukum internasional itu sendiri. Hukum internasional mempunyai lahan yang sangat luas ini dikarenakan menyangkut pelbagai macam aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial, politik dan sebagainya. Hukum internasional juga mencakup hukum laut dan udara yang bukan teritorial negara tertentu, dan juga hukum pada waktu perang serta lain sebagainya.

http://gendoetblog.blogspot.com/2009/01/hubungan-internasional-dan-organisasi.html

Diposkan oleh Amir di 08.56

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut

Page 37: Hubungan warga negara(mustina4)

Arsip Blog

► 2012 (1)

▼ 2011 (20) o ► November (1) o ► Oktober (3) o ▼ Mei (12)

TULISAN MENGENAI PKN ( MENGEVALUASI BERBAGAI SISTE... TULISAN MENGENAI PKN ( HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ... TULISAN MENGENAI PKN ( MENAMPILKAN SIKAP POSITIF T... TULISAN MENGENAI PKN ( SIKAP POSITIF TERHADAP PANC... TULISAN MENGENAI PKN ( KEBUDAYAAN INDONESIA ) TULISAN BEBAS PKN ( PAHLAWAN REPOLUSI ) TULISAN PKN BEBAS ( PUISI ) TULISAN PKN BEBAS (CERITA RAKYAT) TLISAN PKN BEBAS ( NAMA SUNGAI DI INDONESIA) TULISAN PKN BEBAS KOTA MAKASAR TUGAS PKN BANGSA ( PERGERTIAN) TUGAS PKN BENTUK NEGARA

o ► April (2) o ► Januari (2)

Mengenai Saya

Amir

Lihat profil lengkapku

Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.