Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang...

61
Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan rentabilitas ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “peni” di kecamatan Gembong kabupaten Pati tahun 2001-2005 OLEH Yunita Purwaningsih K.7403032 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan perekonomian. Ketiga sektor kekuatan ekonomi tersebut adalah perusahaan Negara (BUMN), perusahaan swasta (BUMS), dan koperasi. Lebih lanjut dalam Undang-Undang No. 25 tahun 1992 Pasal 1, dijelaskan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi sering dipandang sebelah mata bahkan tidak jarang menjadi alternatif nomor sekian dari bentuk usaha ekonomi yang lainnya. Namun bukti- bukti kemudian menunjukkan betapa koperasi mampu muncul sebagai yang baik dan pilihan utama bahkan menjadi soko guru perekonomian nasional yang membuat iklim asas ekonomi kekeluargaan mampu berjalan sebagaimana mestinya. Fungsi, peran, dan prinsip koperasi yang sangat penting dalam membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya serta berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

Transcript of Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang...

Page 1: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan rentabilitas ekonomi pada

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “peni” di kecamatan Gembong

kabupaten Pati tahun 2001-2005

OLEH

Yunita Purwaningsih

K.7403032

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan

berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan perekonomian. Ketiga sektor

kekuatan ekonomi tersebut adalah perusahaan Negara (BUMN), perusahaan

swasta (BUMS), dan koperasi. Lebih lanjut dalam Undang-Undang No. 25 tahun

1992 Pasal 1, dijelaskan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasar atas asas kekeluargaan.

Koperasi sering dipandang sebelah mata bahkan tidak jarang menjadi

alternatif nomor sekian dari bentuk usaha ekonomi yang lainnya. Namun bukti-

bukti kemudian menunjukkan betapa koperasi mampu muncul sebagai yang baik

dan pilihan utama bahkan menjadi soko guru perekonomian nasional yang

membuat iklim asas ekonomi kekeluargaan mampu berjalan sebagaimana mestinya.

Fungsi, peran, dan prinsip koperasi yang sangat penting dalam membangun dan

mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan

sosialnya serta berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat.

Page 2: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

2

Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau

badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota,

dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi

kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Koperasi ditempatkan sebagai

semangat dasar perekonomian bangsa Indonesia. Melalui pasal 33 UUD 1945,

bangsa Indonesia bermaksud untuk menyusun suatu sistem perekonomian usaha

bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan dalam pasal 33 ayat (1) UUD 1945 tidak lain adalah koperasi.

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) ” PENI ” Gembong adalah

suatu badan usaha koperasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

taraf hidup anggotanya. KPRI ini beranggotakan pegawai negeri di Kecamatan

Gembong sebagai koperasi yang telah berbadan hukum. Koperasi pegawai negeri

adalah koperasi golongan konsumen. Dalam perkembangannya, koperasi

konsumen untuk memelihara kepentingan dan memenuhi kebutuhan para

anggotanya.

Modal merupakan faktor utama dalam menunjang kegiataan operasional

KPRI . Tujuan utama KPRI adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

secara keseluruhan dan ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam

rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan

Pancasila dan UUD 1945. Seperti diuraikan dalam Undang-undang koperasi,

bahwa sumber modal koperasi terdiri dari beberapa jenis yaitu berupa simpanan-

simpanan baik pokok, wajib maupun sukarela dan cadangan yang dikumpulkan

dari Sisa Hasil Usaha yang merupakan kekayaan koperasi. Selain sumber modal

tersebut, yang disebut juga sebagai sumber modal intern, koperasi dapat pula

menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman

dan atau simpanan-simpanan/deposito dari luar keanggotaan koperasi termasuk

pula dalam sumber ekstern ini misalnya berbagai fasilitas yang berasal dari

pemerintah.

Penyelenggaraan usaha koperasi tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan

akan modal kerja, sebagaimana bentuk-bentuk perusahaan lainnya. Modal kerja

adalah aktiva lancar yang digunakan dalam kegiatan operasional dan selalu

1

Page 3: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

3

berputar dalam periode tertentu. Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat

dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat

dimana kembali lagi menjadi kas. Periode perputaran modal kerja adalah ter-

gantung pada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari

modal kerja tersebut. Elemen modal kerja adalah semua aktiva lancar. Yang

dimaksud dengan aktiva lancar adalah seluruh aktiva yang diharapkan dapat

kembali menjadi bentuk asalnya dalam waktu setelah tahun atau siklus kegiatan

normal usaha. Dengan demikian yang diperhitungkan sebagai modal kerja adalah

kas dan piutang. Makin tinggi tingkat perputaran modal kerja maka makin cepat

waktu pengembalian atas modal yang telah diinvestasikan.

Kas dan piutang sebagai modal kerja selalu berputar untuk kegiatan

operasional. Tingkat perputaran kas dan piutang digunakan untuk menilai

kemampuan KPRI dalam mengelola kas dan piutang secara efisien. Tingkat

perputaran kas menunjukkan kecepatan perubahan kembali aktiva lancar menjadi

kas melalui penjualan. Sedangkan tingkat perputaran piutang menunjukkan

kecepatan pelunasan piutang menjadi kas kembali. Dengan demikian makin tinggi

tingkat perputaran kas dan piutang menunjukkan tingginya volume penjualan

maka potensi Sisa Hasil Usaha yang diterima juga semakin besar.

Program-program KPRI dapat terealisasi secara baik dengan diperolehnya

Sisa Hasil Usaha yang besar. Sisa Hasil Usaha akan dialokasikan pada

penambahan modal sendiri, cadangan dana sosial, alokasi dana lain serta

dibagikan kepada anggota. Mengingat pentingnya SHU ini, maka pengurus KPRI

dituntut untuk mampu meningkatkan kemampuan KPRI dalam memperoleh SHU

yang tinggi. Kemampuan KPRI untuk menghasilkan Sisa Hasil Usaha ini disebut

rentabilitas. Oleh karena itu, hal yang lebih penting adalah bagaimana usaha-

usaha untuk meningkatkan rentabilitas, karena rentabilitas bagi suatu badan usaha

merupakan ukuran kesuksesan dan kemampuan menggunakan aktiva secara

produktif.

Rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar.

Rentabilitas yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam

suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang

Page 4: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

4

digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin

bahwa perusahaan rendabel. Suatu perusahaan dikatakan rendabel bila perusahaan

tersebut mampu beroperasi secara stabil.

KPRI ” PENI ” tidak terlepas dari adanya peran kas dan piutang sebagai

modal kerja dalam menjalankan usahanya. Modal kerja berputar dengan tingkat

perputaran yang tinggi dan menghasilkan laba. Rentabilitas sering digunakan

sebagai ukuran prestasi keberhasilan pengelolaan badan usaha. Keberhasilan

tersebut diukur dengan asumsi bagaimana kemampuan KPRI Peni dalam

menggunakan modal yang dimilikinya dalam memperoleh laba. Posisi keuangan

KPRI ”PENI” tiap periode mengalami fluktuasi baik menurun maupun meningkat,

demikian pula khususnya perputaran kas dan piutang akan mengalami pasang

surut sehingga mempengaruhi kinerja KPRI ”PENI” dalam peningkatan SHU dan

tingkat rentabilitas ekonomi.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis terdorong untuk mengadakan

penelitian dengan judul ”Hubungan Tingkat Perputaran Kas dan Piutang dengan

Rentabilitas Ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) ” PENI

” di Kecamatan Gembong Kabupaten Pati Tahun 2001-2005”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, peneliti

dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan

dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi

menjadi kas. Semakin lama periode perputaran modal kerja berarti semakin

lambat atau semakin rendah tingkat perputarannya. Perputaran modal kerja

yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja. Apakah kelebihan

modal kerja ini disebabkan oleh rendahnya perputaran piutang atau adanya

saldo kas yang terlalu besar?

2. Apabila aliran kas masuk lebih besar daripada aliran kas keluar maka kas yang

tersedia pada perusahaan akan menjadi besar. Besarnya kas ini akan

menaikkan tingkat likuiditas perusahaan, dengan demikian perusahaan akan

Page 5: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

5

mengalami kerugian karena uang yang menganggur dalam perusahaan

semakin besar. Apakah dengan semakin besarnya uang yang menganggur

dalam perusahaan akan menyebabkan menurunnya tingkat profitabilitas

perusahaan?

3. Bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting

daripada masalah laba karena laba yang besar belumlah merupakan ukuran

bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat

diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh itu dengan modal yang

menghasilkan laba tersebut. Dengan demikian maka yang harus diperhatikan

oleh perusahaan ialah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba

tetapi yang lebih penting ialah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya.

Maka bagiperusahaan pada umumnya usahanya lebih diarahkan untuk

mendapatkan titik rentabilitas maksimal daripada laba maksimal. Apakah

perolehan laba yang besar akan mempengaruhi besarnya rentabilitas dalam

perusahaan?

4. Pada tingkat perputaran kas yang tinggi, di satu sisi volume penjualan menjadi

tinggi sedangkan pada sisi lain biaya yang ditanggung perusahaan dapat

diminimalkan sehingga laba yang diterima perusahaan menjadi besar.

Besarnya laba yang diterima ini akan mempengaruhi besarnya rentabilitas

ekonomi. Apakah perputaran kas mempengaruhi rentabilitas ekonomi?

5. Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi, di satu sisi akan menghasilkan

jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang banyak sedangkan pada sisi yang

lain adalah meminimalkan biaya. Semakin tinggi laba yang diterima akan

mempertinggi tingkat rentabilitas ekonomi. Apakah perputaran piutang

mempengaruhi rentabilitas ekonomi?

6. Posisi keuangan KPRI ” PENI ” setiap periode yang mengalami fluktuasi baik

menaik maupun menurun, khususnya perputaran kas dan piutang akan

mengalami pasang surut. Apakah periode perputaran kas dan piutang akan

mempengaruhi kinerja KPRI dalam meningkatkan SHU dan tingkat

Rentabilitas Ekonomi?

Page 6: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

6

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti membatasi ruang lingkup

masalah yang diteliti pada perputaran kas, perputaran piutang, dan rentabilitas

ekonomi.

1. Perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan

oleh perusahaan. Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena tingkat perputaran

kas menggambarkan kecepatan arus kembalinya kas yang telah ditanamkan di

dalam modal kerja. Perputaran kas adalah ratio antara penjualan bersih dengan

rata-rata kas.

2. Perputaran piutang adalah kemampuan dana yang diinvestasikan dalam piutang

dan berputar dalam suatu periode tertentu. Perputaran piutang merupakan

tolok ukur dari penggunaan aktiva yang ditentukan dengan membagi total

penjualan kredit dengan piutang rata-rata.

3. Rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu

perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan

laba. Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase.

D. Perumusan Masalah

Masalah merupakan setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk

memecahkan masalah. Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah

tersebut diatas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara tingkat perputaran kas dengan rentabilitas

ekonomi pada KPRI ”PENI” di Kecamatan Gembong Kabupaten Pati tahun

2001-2005?

2. Apakah ada hubungan antara tingkat perputaran piutang dengan rentabilitas

ekonomi pada KPRI ”PENI” di Kecamatan Gembong Kabupaten Pati tahun

2001-2005?

Page 7: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

7

3. Apakah ada hubungan antara tingkat perputaran kas dan piutang secara

bersama dengan rentabilitas ekonomi pada KPRI ”PENI” di Kecamatan

Gembong Kabupaten Pati tahun 2001-2005?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian mengenai hubungan tingkat perputaran

kas dan piutang dengan rentabilitas ekonomi pada KPRI “PENI” di Kecamatan

Gembong Kabupaten Pati tahun 2001-2005 adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat perputaran kas dengan rentabilitas

ekonomi pada KPRI ”PENI” Kecamatan Gembong Kabupaten Pati tahun

2001–2005.

2. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat perputaran piutang dengan

rentabilitas ekonomi pada KPRI ”PENI” Kecamatan Gembong Kabupaten Pati

tahun 2001–2005.

3. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat perputaran kas dan piutang secara

bersama dengan rentabilitas ekonomi pada KPRI ”PENI” Kecamatan

Gembong Kabupaten Pati tahun 2001–2005.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Bagi IPTEK, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan

pemikiran secara ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

khususnya di bidang akuntansi yang berhubungan dengan tingkat perputaran kas

dan piutang serta hubungannya dengan rentabilitas ekonomi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan

mengenai hubungan antara tingkat perputaran kas dan piutang dengan

tingkat rentabilitas ekonomi pada KPRI “PENI” Gembong tahun 2001-

2005

Page 8: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

8

b. Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pemahaman

tentang penerapan teori-teori manajemen keuangan serta analisa laporan

keuangan yang telah diterima oleh penulis sewaktu di bangku kuliah

dalam situasi dan kondisi yang berbeda di lapangan.

c. Bagi KPRI “PENI”, penelitian ini akan memberikan informasi mengenai

tingkat perputaran kas dan piutang dan hubungannya dengan rentabilitas

ekonomi pada KPRI “PENI” Kecamatan Gembong Kabupaten Pati tahun

2001–2005 sebagai masukan dalam rangka meningkatkan profitabilitas

setiap periode akuntansi.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kas

a. Pengertian Kas

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 33, kas adalah mata

uang kertas dan logam, baik rupiah maupun valuta asing yang masih berlaku

sebagai alat pembayaran yang sah. Munawir (2001:14) mengemukakan “Kas

adalah uang tunai yang dapat dipergunakan untuk membiayai operasi

perusahaan”. Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah

satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Semakin besar

jumlah kas yang dimiliki perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat

likuiditasnya.

Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (1995: 61) mengemukakan

bahwa, ”Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam

perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat

diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial, yang mempunyai

sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya”. Sedangkan Zaki Baridwan (2004:83)

berpendapat bahwa “Kas merupakan alat pertukaran dan juga digunakan

sebagai ukuran dalam akuntansi”. Termasuk dalam kas menurut pengertian

akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang

Page 9: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

9

dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar

nominalnya, juga simpanan dalam bank yang sewaktu-waktu dapat diambil.

Kas merupakan aktiva yang paling lancar di dalam neraca, dalam arti paling

sering berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu

mempengaruhi kas. Kas adalah aktiva yang tidak produktif, oleh karena itu

harus dijaga supaya jumlah kas tidak terlalu besar. Daya beli uang bisa

berubah-ubah mungkin naik atau turun tetapi kenaikan atau penurunan daya

beli ini tidak akan mengakibatkan penilaian kembali tehadap kas.

b. Ciri-ciri Kas

Suyoto et al (1999: 1) menyatakan, “Ciri-ciri kas adalah dapat digunakan

segera sebesar nilai nominalnya sehingga yang tidak dapat digunakan segera

sebagai alat pembayaran dan tidak sesuai dengan nilai nominalnya tidak dapat

digolongkan sebagai kas”. Kas mempunyai sifat aktif namun tidak produktif

dan kas khususnya uang tunai tidak mempunyai identitas kepemilikan dan

mempunyai sifat mudah untuk dipindahtangankan. Agar kas yang dimiliki

perusahaan produktif dan akhirnya menghasilkan pendapatan, maka hendaknya

kas jangan dibiarkan menganggur. Untuk itu, manajemen perlu merancang

jumlah kas dalam perusahaan yang ideal dengan mempertimbangkan unsur

produktivitas dan rentabilitas dari kas itu sendiri. Namun harus disadari bahwa

perusahaan pun perlu memiliki kas ditangan sejumlah tertentu untuk menjaga

likuiditas perusahaan, yaitu untuk menyelesaikan kewajiban-kewajiban perusahaan

dalam jangka pendek. Dengan demikian, perusahaan harus menjaga keseimbangan

persediaan kas, yaitu menentukan besarnya kas ditangan di dalam perusahaan

yang dapat menjamin posisi likuiditas perusahaan, sekaligus juga memperhatikan

unsur produktivitas dan rentabilitas.

c. Komposisi Kas

Zaki Baridwan (2004: 84) berpendapat, “termasuk dalam kas menurut

pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk

pelunasan utang, dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah

8

Page 10: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

10

sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat-tempat lain yang

dapat diambil sewaktu-waktu”. Kas terdiri dari uang kertas, uang logam, cek

yang belum disetorkan, simpanan dalam bentuk giro atau bilyet, traveller’s

checks, chashier’s checks, bank draft dan money order. Dapat digolongkan

sebagai kas biasanya dibatasi dengan “diterima sebagai setoran oleh bank

dengan nilai nominal”, sehingga elemen-elemen yang tidak diterima sebagai

setoran oleh bank dengan nilai nominal tidak dapat dikelompokkan dalam kas.

Kas kecil dan kas yang ada di cabang-cabang tetap termasuk dalam kas

karena memenuhi batasan-batasan sebagai kas. Cek-cek yang sudah ditulis

tetapi belum diserahkan kepada orang yang dibayar tidak dikeluarkan dari kas.

Kas kecil adalah uang yang disediakan untuk membayar pengeluaran-

pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil, dan tidak ekonomis bila dibayar

dengan cek. Dana kas kecil diserahkan kepada seorang kasir kas kecil, yang

akan mempertanggung jawabkan setiap pengeluaran. Pengisian dana kas kecil

dapat dilakukan berdasarkan permintaan pemegang kas kecil jika dana kas

kecil sudah menipis, atau dapat pula dilakukan secara periodik.

Pengawasan kas dalam perusahaan perlu diterapkan prosedur penerimaan

kas dan pengeluaran kas. Prosedur penerimaan kas dan pengeluaran kas yaitu

setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan langsung disetor ke bank.

Untuk pengeluaran kas harus dengan cek terkecuali pengeluaran yang jumlahnya

kecil dibiayai dengan dana kas kecil. Dari prosedur penerimaan dan pengeluaran

kas dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus memiliki rekening giro.

Rekening giro adalah uang yang disimpan di bank yang dapat diambil

sewaktu-waktu. Penerimaan dan pengeluaran melalui bank dicatat dalam

perkiraan nama kas bank. Dokumen-dokumen transaksi yang berkaitan dengan

kas bank antara lain adalah slip setoran dan cek.

d. Sumber dan Penggunaan Kas

Kas merupakan aktiva yang paling tinggi tingkat likuiditasnya, berarti

bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan

semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Suatu perusahaan yang mempunyai

Page 11: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

11

tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar

berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya

overinvestment kas dan berarti pula perusahaan kurang efektif dalam

pengelolaan kas. Menurut Munawir (1992: 158) mengemukakan bahwa:

Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar, tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan dalam keadaan illikuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kas sangat

berperan penting dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan, oleh

karena itu kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik penerimaannnya

(sumber-sumbernya) maupun penggunaannya (pengeluarannya). Penerimaan

dan pengeluaran kas suatu perusahaan ada yang bersifat rutin atau terus-

menerus dan ada pula yang bersifat insidentil.

Munawir (1992: 159) berpendapat bahwa sumber penerimaan kas

dalam suatu perusahaan pada dasarnya berasal dari :

1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud; atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.

2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek maupun hutang jangka panjang serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas.

4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas misalnya adanya penurunan piutang karena adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai.

5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga, atau deviden dari investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.

Penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi-

transaksi antara lain pembelian saham atau obligasi, penarikan kembali saham

yang beredar maupun adanya pengambilan kas perusahaan oleh pemilik

perusahaan, adanya pelunasan atau pembayaran hutang baik hutang jangka

Page 12: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

12

panjang maupun jangka pendek, dan pembelian barang dagangan secara tunai.

Selain itu pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pembayaran pajak, dan

denda-denda lainnya juga merupakan transaksi penggunaan dan pengeluaran

kas.

e. Pengawasan Kas

Kas sangat mudah untuk dipindahtangankan, sehingga kas mudah

digelapkan. Oleh karena itu perlu diadakan pengawasan yang ketat terhadap

kas. Pada umumnya suatu sistem pengawasan intern terhadap kas akan

memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksana dan pencatatan. Tanpa

adanya pemisahan fungsi seperti diatas, kas akan mudah digelapkan. Perencanaan

dan pengawasan terhadap kas harus menjadi perhatian serius manajemen

perusahaan. Hal ini ditujukan untuk menjamin setiap pengeluaran kas telah

sesuai dengan tujuan, semua uang yang seharusnya diterima benar-benar

diterima, dan tidak ada penyalahgunaan terhadap uang milik perusahaan.

Menurut Zaki Baridwan (2004: 85), ”Penerimaan uang dalam suatu

perusahaan bisa berasal dari beberapa sumber antara lain dari penjualan tunai,

pelunasan piutang atau dari pinjaman”. Prosedur-prosedur pengawasan yang

dapat digunakan antara lain :

1. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dan

setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.

2. Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi pencatatan.

3. Diadakan pengawasan yan ketat terhadap fungsi penerimaan dan

pencatatan. Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas.

Pengeluaran uang dalam suatu perusahaan itu adalah untuk membayar

bermacam-macam transaksi. Apabila pengawasan tidak dijalankan dengan

ketat, seringkali jumlah pengeluaran diperbesar dan selisihnya digelapkan.

Beberapa prosedur pengawasan yang penting menurut Zaki Baridwan (2004:

85) adalah sebagai berikut :

1. Semua pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran- pengeluaran kecil dibayar dengan kas kecil.

2. Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.

Page 13: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

13

3. Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti (dokumen- dokumen) yang lengkap atau dengan kata lain digunakan system voucher.

4. Dipisahkan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran kas,

5. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu. 6. Diharuskan membuat laporan kas harian.

f. Aliran Kas dalam Perusahaan

Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya. Dalam setiap entitas

usaha, kas merupakan komponen utama aktiva lancar. Kas digunakan untuk

membiayai pembelanjaan kontinyu maupun incidental serta investasi pada

aktiva tetap. Hal ini berarti terjadi aliran kas keluar (cash outflow). Disamping

terjadi aliran kas keluar juga terjadi aliran kas masuk baik yang bersifat

kontinyu maupun incidental. Aliran kas masuk dan aliran kas keluar inilah

yang mempengaruhi besar kecilnya kas yang tersedia pada suatu entitas

tersebut.

Kelebihan dari aliran kas masuk terhadap aliran kas keluar merupakan

saldo kas yang akan tertahan di dalam perusahaan. Besarnya saldo kas ini akan

mengalami perubahan dari waktu ke waktu karena berbagai faktor. Besarnya

saldo kas yang ada dalam perusahaan akan meningkat apabila aliran masuk

kas yang berasal dari penjualan tunai dan piutang yang terkumpul lebih besar

daripada aliran kas keluar.

Apabila aliran kas masuk lebih besar daripada aliran kas keluar maka

kas yang tersedia pada perusahaan akan menjadi besar atau terjadi overinvestment

dalam kas. Besarnya kas ini akan menaikkan tingkat likuiditas pada perusahaan.

Meskipun demikian perusahaan akan mengalami kerugian karena makin besar

uang yang menganggur dalam perusahaan sehingga tingkat profitabilitas

perusahaan akan menurun. Demikian pula sebaliknya apabila aliran kas masuk

lebih kecil daripada aliran kas keluar yang disebabkan oleh perusahaan yang

Page 14: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

14

hanya mengejar profitabilitas saja, maka kas yang tersedia dalam perusahaan

akan menjadi kecil atau terjadi underinvestment pada kas. Tindakan demikian

ini akan menempatkan perusahaan dalam keadaan illikuid apabila sewaktu-

waktu terjadi tagihan utang.

g. Perputaran Kas

Kas merupakan komponen modal kerja yang mengalami perputaran

dengan periode perputaran yang relatif pendek. Perputaran kas (cash turnover)

adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Tingkat

perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan

oleh perusahaan. Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena tingkat perputaran

kas menggambarkan kecepatan arus kembalinya kas yang telah ditanamkan di

dalam modal kerja. Dalam mengukur tingkat perputaran kas, sumber masuknya

kas yang telah tertanam dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas

operasional perusahaan.

Menurut Kamaruddin Ahmad (1997: 13) untuk mengetahui tingkat

perputaran kas dapat diukur dengan menggunakan rumus :

Perputaran kas = kas rata-rata

penjualan nilai

Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat

likuiditasnya. Semakin besar jumlah kas yang ada dalam perusahaan berarti

makin tinggi tingkat likuiditas perusahaan dan perputaran kas yang terlalu

tinggi dapat menyebabkan kas terlalu kecil dan keuntungan yang diperoleh

akan lebih besar. Hal ini justru berakibat pada kesulitan perusahaan dalam

pemenuhan kewajiban finansiilnya. Sebaliknya jika perputaran kas rendah

maka bisa menyebabkan kas terlalu besar dan laba yang diperoleh relatif kecil pula.

Besarnya perputaran kas sesuai dengan standar pada koperasi (Kepmenneg

Koperasi dan UKM No. 129/KEP/M.KUKM/XI/2002) sebesar 35 kali.

2. Piutang

a. Pengertian Piutang

Page 15: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

15

Kebanyakan perusahaan menjual hasil produksinya dengan cara kredit

dalam usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan volume penjualannya.

Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul akibat

dilaksanakannya penjualan kredit dan akan berubah menjadi kas pada hari

jatuh temponya. Menurut Sarwoko dan Abdul Halim (1994: 119), “Piutang

adalah aktiva yang menunjukkan jumlah tagihan yang dimiliki oleh perusahaan

sebagai hasil dari penjualan barang dan atau jasa di dalam kegiatan usahanya”.

Piutang dagang menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan

barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan. Dalam kegiatan

perusahaan yang normal, biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam jangka

waktu kurang dari satu tahun, sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancar.

Termasuk dalam piutang hanya tagihan-tagihan yang akan dilunasi dengan

uang, oleh karena itu pengiriman barang untuk dititipkan tidak dicatat sebagai

piutang sampai saat dimana barang-barang tadi sudah dijual. Piutang yang

timbul bukan dari penjualan barang-barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan

tidak termasuk dalam kelompok piutang dagang tetapi dikelompokkan ter-

sendiri dengan judul piutang bukan dagang.

Politik penjualan kredit dilakukan oleh perusahaan dalam rangka me-

rangsang minat para pelanggan. Politik ini merupakan kesengajaan perusahaan

untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. Penjualan kredit tidak

segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan

dan pada hari jatuhnya terjadi aliran kas masuk yang berasal dari pengumpulan

piutang tersebut. Sehingga bisa dikatakan bahwa manajemen piutang

menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian

dan pengumpulan piutang dan evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan

perusahaan.

b. Macam-macam Piutang

Piutang merupakan klaim uang pada perusahaan maupun individu.

Klaim tersebut biasanya didapatkan dari penjualan barang atau jasa ataupun

dari peminjaman uang.

Page 16: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

16

Charles T. Horngren et al (1997: 402) mengemukakan bahwa ”Ada

dua jenis piutang yaitu piutang dagang dan wesel tagih”. Piutang dagang

perusahaan adalah jumlah yang terhutang dari pelanggan. Piutang ini termasuk

dalam kategori aktiva lancar. Piutang dagang harus dibedakan dari harta

perusahaan yang lain, karena piutang dagang timbul dari kegiatan penjualan

yang memang menjadi usaha pokok perusahaan. Tambahan lagi, piutang

dagang harus dapat ditagih sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan

perusahaan.

Menurut Zaki Baridwan (2004:124), piutang dapat timbul dari berbagai

macam sumber, tetapi jumlah yang terbesar biasanya timbul dari penjualan

barang atau jasa. Piutang-piutang yang dimiliki perusahaan dapat dibagi dalam

dua kelompok yaitu piutang yang tidak didukung dengan janji tertulis disebut

piutang, dan piutang-piutang yang didukung dengan janji tertulis disebut

piutang wesel. Piutang diklasifikasikan lagi dalam beberapa judul yaitu

piutang dagang, piutang bukan dagang, dan piutang penghasilan. Kadang-

kadang piutang bukan dagang dan piutang penghasilan digabung menjadi satu

dan dinamakan piutang lain-lain.

Wesel tagih merupakan piutang dagang dalam bentuk yang lebih

formal. Orang yang berpiutang akan membuat suatu perjanjian tertulis, bahwa

ia akan membayarkan sejumlah uang tertentu kepada kreditur pada saat yang

telah ditetapkan. Biasanya jangka waktu dari wesel tagih ini tidak lebih dari

enampuluh hari. Terkadang wesel tagih juga mengharuskan debitur untuk

memberikan suatu jaminan tertentu terhadap hutang yang dimilikinya. Apabila

dikemudian hari, debitur tersebut tidak dapat membayar hutangnya maka

kreditur berhak untuk mengklaim harta debitur yang dijadikan jaminan

tersebut.

Piutang lain-lain terdiri dari bermacam ragam, biasanya merupakan

pinjaman yang diberikan kepada pegawai ataupun cabang dari perusahaan.

Biasanya piutang ini bersifat jangka panjang, tetapi piutang tersebut dapat

dikategorikan sebagai aktiva lancar apabila piutang tersebut akan jatuh tempo

dalam waktu satu atau kurang dari satu tahun.

Page 17: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

17

c. Besar Kecilnya Piutang dalam Perusahaan

Dalam keadaan yang normal dan dimana penjualan pada umumnya

dilakukan secara kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang lebih

tinggi daripada persediaan, karena perputaran piutang ke kas membutuhkan

satu langkah saja yaitu penagihan. Penentuan besar kecilnya jumlah piutang

serta kebijakan penjualan secara kredit merupakan hal yang sangat penting

dalam merencanakan dan mengendalikan jumlah piutang.

Munawir (1992: 75) mengemukakan bahwa penurunan ratio penjualan

kredit dengan rata-rata piutang dapat disebabkan oleh faktor :

1. Turunnya penjualan dan naiknya piutang 2. Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah lebih

besar 3. Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang lebih

besar 4. Turunnya penjualan dengan piutang yang tepat 5. Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah.

Menurut Bambang Riyanto (2001: 85) ”Faktor-faktor yang mempengaruhi

besar kecilnya investasi dalam piutang adalah volume penjualan kredit, syarat

pembayaran penjualan kredit, ketentuan tentang pembatasan kredit, dan

kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang serta kebiasaan membayar dari

para langganan”.

d. Biaya atas Piutang

Perusahaan yang melaksanakan penjualan secara kredit akan me-

nimbulkan terjadinya piutang, maka perusahaan sebenarnya menanggung

resiko akibat piutang tersebut. Resiko akibat piutang adalah berupa biaya-

biaya yang tentu saja akan mengurangi besarnya laba yang diperoleh

perusahaan. Biaya-biaya tersebut adalah berupa biaya penghapusan piutang,

biaya pengumpulan piutang, biaya administrasi, dan biaya sumber dana.

Dengan adanya biaya yang ditimbulkan tersebut, maka piutang harus dikelola

dengan baik sehingga biaya-biaya yang ditimbulkan oleh piutang tersebut

Page 18: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

18

dapat diminimalkan. Beberapa kebijakan yang perlu diambil adalah penyaringan

para pelanggan dan menaikkan tingkat perputaran piutang.

Bambang Riyanto (2001: 88) mengemukakan langkah-langkah yang

perlu untuk penyaringan para langganan dalam rangka usaha preventif untuk

memperkecil resiko tertunda atau tidak terkumpulnya piutang yang tidak

diharapkan, antara lain:

1. Penentuan besarnya resiko yang akan ditanggung oleh perusahaan 2. Penyelidikan tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajibannya 3. Mengadakan klasifikasi dari para langganan berdasarkan resiko

pembayarannya 4. Mengadakan seleksi dari para langganan

e. Perputaran Piutang

Perputaran piutang adalah kemampuan dana yang diinvestasikan dalam

piutang, berputar dalam suatu periode tertentu. Piutang sebagai elemen dari

modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran atau periode

terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung pada syarat pembayaran-

nya. Makin lunak syarat pembayarannya berarti makin lama modal terikat

pada piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode

tertentu adalah makin rendah. Tingkat perputaran piutang yang tinggi me-

nunjukkan cepatnya dana terikat dalam piutang atau dengan kata lain cepatnya

piutang dilunasi oleh debitur. Menurut Suad Husnan (1997: 566) perputaran

piutang dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Perputaran piutang = Piutang Rata-Rata

KreditPenjualan

Makin tinggi tingkat perputaran piutang maka makin cepat pula

piutang menjadi kas yang berarti modal kerja yang ditanam dalam perusahaan

makin rendah. Selain itu cepatnya piutang menjadi kas berarti kas akan dapat

digunakan kembali serta resiko kerugian piutang dapat diminimalkan.

Sebaliknya tingkat perputaran yang rendah maka makin rendah pula piutang

menjadi kas dan akan terjadi over investment dalam piutang. Besarnya

Page 19: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

19

perputaran piutang sesuai dengan standar pada koperasi (Kepmenneg Koperasi

dan UKM No. 129/KEP/M.KUKM/XI/2002) sebesar 4 kali.

f. Langkah-langkah Mempercepat Perputaran Piutang

Kebanyakan perusahaan yang menjual produknya secara kredit telah

menetapkan jangka waktu pelunasan (term of credit), karena untuk meng-

hindari atau memperkecil adanya resiko piutang yang tidak tertagih dan agar

pelunasan piutang tersebut diterima tepat pada waktunya, sehingga sesuai

dengan budget pengumpulan piutang. Keterlambatan yang sering terjadi dalam

pelunasan piutang akan mengganggu aktivitas perusahaan, sehingga harus

dicari suatu cara guna mempercepat pelunasan piutang tersebut.

Menurut Syafaruddin Alwi (1991: 64), “Kecepatan perputaran piutang

dipengaruhi oleh usaha yang dilakukan oleh perusahaan agar periode kredit

yang telah ditetapkan dapat dipakai oleh pelanggan. Untuk mempercepat

perputaran harus diusahakan agar pelanggan membayar sebelum periode

kredit yang telah ditetapkan berakhir”.

Cara-cara mempercepat pelunasan piutang untuk perusahaan jasa

adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan memberi sanksi apabila terlambat membayar

Walaupun jangka waktu pelunasan piutang ditentukan tetapi pada

kenyataannya sering terjadi keterlambatan dalam pengumpulan piutang-

nya. Untuk menghindari hal ini perlu diambil suatu tindakan pencegahan

yaitu berupa pemberian denda kepada para pelanggan yang terlambat

membayar.

b. Mengaktifkan pengumpulan piutang dengan cara yang tegas dan lebih

disiplin.

Kebijakan perusahaan untuk menghindari masalah keterlambatan

pengumpulan piutang dapat dilakukan dengan cara mengaktifkan kembali

pengumpulan piutang perusahaan, sehingga dapat diharapkan akan

menguntungkan kedua belah pihak sehingga dapat diharapkan akan

Page 20: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

20

menguntungkan kedua belah pihak serta menjamin hubungan yang baik

antara perusahaan dengan pelanggan.

3. Rentabilitas

a. Pengertian Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain,

rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu. Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan :

Rentabilitas = Modal

usaha Labax 100%

Menurut Revrisond Baswir (1997: 173) ”Rentabilitas adalah kemampuan

dalam menghasilkan keuntungan, baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan menggunakan data internal”. Dari kedua pernyataan tersebut

dapat diambil kesimpulan, bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu

perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan

dalam persentase.

b. Macam-macam Rentabilitas

Menurut Bambang Riyanto (2001:36) “rentabilitas dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri”.

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Oleh karena pengertian rentabilitas

sering dipergunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam

suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai

kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di

dalamnya untuk menghasilkan laba. Modal yang diperhitungkan untuk

menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja di dalam

perusahaan (operating capital/assets). Dengan demikian maka modal yang

ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang ditanamkan dalam efek

Page 21: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

21

(kecuali perusahaan-perusahaan kredit) tidak diperhitungkan dalam

menghitung rentabilitas ekonomi.

Rentabilitas Ekonomi =Modal

(SHU) usaha Laba x 100%

Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi

hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba

usaha (net operating income). Dengan demikian maka yang diperoleh dari

usaha-usaha di luar perusahaan atau dari efek (misalnya dividen, coupon dan

lain-lain) tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.

Pada perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih

penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah

merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien.

Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh itu

dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan

kata lain ialah menghitung rentabilitasnya. Dengan demikian maka yang harus

diperhatikan oleh perusahaan ialah tidak hanya bagaimana usaha untuk

memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi

rentabilitasnya. Oleh karena itu maka bagi perusahaan pada umumnya

usahanya lebih diarahkan untuk mendapatkan titik rentabilitas maksimal

daripada laba maksimal.

Dalam literatur Anglosaxon pada umumnya digunakan istilah “earning

power” untuk pengertian rentabilitas ekonomi. Tingkat rentabilitas ekonomi

dapat dipertingi dengan mengetahui faktor-faktor yang menentukan tinggi

rendahnya rentabilitas ekonomi. Tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi

dipengaruhi oleh dua faktor yaitu profit margin dan turnover of operating

assets (tingkat perputaran aktiva usaha). Profit margin adalah perbandingan

antara “net operating income” atau laba usaha dengan “net sales” atau

penjualan bersih yang dinyatakan dengan persentase.

Profit Margin = bersihPenjualan

usaha labax 100%

Page 22: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

22

Tingkat perputaran aktiva usaha adalah kecepatan berputarnya

operating assets dalam suatu periode tertentu. Turnover tersebut dapat

ditentukan dengan membagi penjualan bersih dengan modal usaha.

Turnover of Operating Assets = usaha Modalbersih Penjualan

x 100%

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin dimaksudkan

untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat besar kecilnya laba

usaha dalam hubungannya dengan penjualan. Sedangkan operating assets

turnover dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

pada kecepatan perputaran perputaran operating assets dalam suatu periode

tertentu. Hasil akhir dari percampuran kedua efisiensi profit margin dan

operating assets turnover menentukan tinggi rendahnya earning power. Oleh

karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating assets turnover,

masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya earning power.

Hubungan antara profit margin dan operating assets turnover dapat

digambarkan sebagai berikut:

Rentabilitas = Profit margin x Operating assets turnover

=bersihpenjualan

usaha labax

usaha modalbersihpenjualan

= usaha modal

usaha laba

Rentabilitas modal sendiri atau sering juga dinamakan rentabilitas

usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik

modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan

laba tersebut di lain pihak. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa

rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal

sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan.Laba yang

diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha

setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau income

Page 23: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

23

tax (EAT = Earning After Tax). Rentabilitas modal sendiri dapat dihitung

dengan rumus :

Rentabilitas modal sendiri = Sendiri Modal

(SHU) UsahaLabax 100%

Penambahan modal asing hanya akan memberikan efek yang

menguntungkan terhadap modal sendiri apabila “rate of return” dari tambahan

modal (modal asing) tersebut lebih besar daripada biaya modal atau bunganya.

Dengan kata lain bahwa tambahan modal asing itu hanya dibenarkan apabila

rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modal asing lebih besar daripada

rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modal sendiri. Sebaliknya

penambahan modal asing akan memberikan efek finansiil yang merugikan

terhadap modal sendiri apabila “rate of return” dari tambahan modal asing

tersebut lebih kecil daripada bunganya. Dengan kata lain dapat dikatakan

bahwa tambahan modal asing tidak dibenarkan apabila rentabilitas modal

sendiri dengan tambahan modal asing lebih kecil daripada rentabilitas modal

sendiri dengan tambahan modal sendiri.

Pengaruh dari perubahan rentabilitas ekonomi terhadap rentabilitas

modal sendiri pada berbagai tingkat penggunaan modal asing, secara teoritis

dapat dikatakan bahwa makin tingginya rentabilitas ekonomi (dengan tingkat

bunga tetap), penggunaan modal asing yang lebih besar akan mengakibatkan

kenaikan rentabilitas modal sendiri. Dalam keadaan yang demikian, suatu

perusahaan yang menggunakan modal asing lebih besar akan memperoleh

kenaikan rentabilitas modal sendiri yang lebih besar daripada perusahaan lain

yang mempunyai jumlah modal asing lebih kecil. Sebaliknya dalam situasi

ekonomi yang memburuk dimana rentabilitas ekonomi perusahaan pada

umumnya menurun, perusahaan yang mempunyai modal asing yang besar

akanmengalami penurunan rentabilitas modal sendiri yang lebih besar

daripada perusahaan lain yang mempunyai jumlah modal asing yang lebih

sedikit.

c. Hubungan Modal Kerja Dengan Rentabilitas

Page 24: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

24

Modal kerja merupakan bagian modal secara keseluruhan dalam

perusahaan. Modal kerja beserta elemen-elemennya yaitu kas dan piutang

perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi kelancaran dan kelangsungan

hidup perusahaan. Keseimbangan kebutuhan perusahaan akan modal kerja

perlu diperhitungkan dan penetapan besarnya modal kerja berkaitan erat

dengan keuntungan yang akan dicapai.

Kerugian akibat dana yang menganggur terjadi jika modal kerja yang

tersedia lebih besar dari kebutuhan, keuntungan akan kecil jika modal tidak

dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan. Jadi perusahaan

akan mampu menjalankan kegiatan perusahaan dengan baik apabila perusahaan

mempunyai modal kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan

disertai dengan pengelolaan modal kerja secara efisien.

Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang

sebesar-besarnya. Namun masalah rentabilitas pada perusahaan pada umunya

lebih penting daripada masalah laba. Karena laba yang besar bukan merupakan

ukuran bahwa perusahaan itu telah bekerja secara efisien. Dengan demikian

yang harus diperhatikan oeh perusahaan bukan hanya untuk memperbesar

laba, tetapi lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya.

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, maka disusunlah

kerangka berpikir sebagai berikut :

1. Hubungan Tingkat Perputaran Kas dengan Rentabilitas Ekonomi

Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah

kas rata-rata. Standar normal tingkat perputaran kas adalah 35 kali setiap

tahunnya, sedangkan standar besarnya rentabilitas adalah 10%. Tingkat

perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan

oleh perusahaan karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan

arus kembalinya kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja. Kas

merupakan komponen modal kerja yang mengalami perputaran dengan

periode perputaran yang relative pendek. Pada tingkat perputaran kas yang

Page 25: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

25

tinggi, pada satu sisi volume penjualan menjadi tinggi sedangkan pada sisi lain

biaya atau resiko yang ditanggung perusahaan dapat diminimalkan sehingga

laba yang diterima perusahaan menjadi besar. Besarnya laba yang diterima

perusahaan akan membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi.

Sehingga dapat diduga bahwa semakin cepat atau semakin tinggi tingkat

perputaran kas maka semakin tinggi pula rentabilitas ekonominya.

2. Hubungan Tingkat Perputaran Piutang dengan Rentabilitas Ekonomi

Piutang merupakan aktiva perusahaan yang timbul akibat dilaksanakannya

penjualan secara kredit. Perputaran piutang adalah tolok ukur dari penggunaan

aktiva yang ditentukan dengan membagi total penjualan kredit dengan piutang

rata-rata. Standar normal tingkat perputaran piutang minimal empat kali (4x).

Tinggi rendahnya tingkat perputaran piutang mempunyai efek yang langsung

terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Tingkat

perputaran piutang yang tinggi menunjukkan cepatnya dana terikat dalam

piutang atau dengan kata lain cepatnya piutang dilunasi oleh debitur. Pada

tingkat perputaran piutang yang tinggi, di satu sisi akan menghasilkan jasa

pinjaman atau laba dalam jumlah yang banyak sedangkan pada sisi lain adalah

meminimalkan biaya. Dengan demikian laba bersih yang diterima akan

menjadi banyak jumlahnya. Banyaknya laba yang diterima perusahaan akan

mempertinggi tingkat rentabilitas ekonomi. Sehingga dapat diduga bahwa

semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka semakin tinggi pula

rentabilitas ekonomi.

3. Hubungan Tingkat Perputaran Kas dan Piutang Secara Bersama-sama dengan

Rentabilitas Ekonomi

Tingkat perputaran kas dan piutang dapat mempengaruhi panjang

pendeknya waktu terikatnya dana dalam elemen modal kerja. Dengan

demikian, semakin cepat perputaran kas dan piutang maka semakin efisien

Page 26: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

26

dana tersebut. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang berarti makin cepat

dilunasinya penjualan kredit/pinjaman yang diberikan dan makin cepat

piutang menjadi kas. Cepatnya piutang menjadi kas berarti kas dapat

digunakan kembali untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan

selanjutnya serta resiko kerugian piutang dapat diminimalkan, sehingga laba

yang dihasilkan akan semakin banyak. Besarnya laba yang diterima perusahaan

akan mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Sehingga dapat diduga bahwa

semakin tinggi tingkat perputaran kas dan piutang secara bersama akan

mempertinggi rentabilitas ekonomi.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dituliskan dalam bentuk

skema sederhana sebagai berikut :

Perputaran Kas Perputaran Piutang

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hubungan Tingkat Perputaran Kas dan Piutang dengan Rentabilitas Ekonomi

C. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara dan perlu

dibuktikan kebenarannya berdasarkan pada tinjauan pustaka dan kerangka

Tinggi Rendah Tinggi Rendah

Kas relatif kecil

Kas relatif besar

Piutang cepat dilunasi

Piutang sulit dilunasi

Laba tinggi

Laba Rendah

Rentabilitas tinggi

Rentabilitas rendah

Page 27: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

27

pemikiran yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang positif antara tingkat perputaran kas dengan rentabilitas

ekonomi pada KPRI ”PENI” Gembong tahun 2001-2005

2. Ada hubungan yang positif antara tingkat perputaran piutang dengan

rentabilitas ekonomi pada KPRI ”PENI” Gembong tahun 2001-2005

3. Ada hubungan yang positif antara tingkat perputaran kas dan piutang secara

bersama dengan rentabilitas ekonomi pada KPRI ”PENI” Gembong tahun

2001-2005

BAB III

METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Pegawai Republik Indonesia

(KPRI) “PENI” Kecamatan Gembong Kabupaten Pati. Alasan dipilihnya lokasi

tersebut menjadi tempat penelitian:

a. Di KPRI ”PENI” Gembong tersedia data yang diperlukan sesuai dengan

masalah yang diteliti.

b. Di KPRI ”PENI” tersebut belum pernah dilakukan penelitian dengan tema

seperti itu sehingga diharapkan penelitian ini akan memberikan informasi

mengenai tingkat perputaran kas dan piutang serta hubungannya terhadap

rentabilitas ekonomi sebagai masukan dalam rangka meningkatkan profitabilitas

setiap periode akuntansi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2007 sampai dengan Juni 2007

dengan rencana skedul waktu sebagai berikut :

Tabel 1. Jadwal Penelitian

Page 28: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

28

No Kegiatan Taksiran Waktu

1 Pengajuan judul Januari 2007

2 Penyusunan proposal Februari 2007

3 Pengurusan perizinan April 2007

4 Penyusunan kajian teori April 2007 s/d Mei 2007

5 Pengumpulan data dan analisis Mei 2007

6 Penyusunan laporan penelitian Mei 2007 s/d Juni 2007

7 Presentasi hasil laporan Juli 2007

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang sistematis, terencana dan

teratur untuk menemukan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan

mengunakan metode-metode ilmiah. Menurut Hadari Nawawi (1995: 62) metode

penelitian ada 4 yaitu :

1. Metode filosofi Adalah prosedur pemecahan masalah melalui pemikiran yang terarah, mendalam dan mendasar dengan menggunakan pola berfikir aliran filosofi tertentu.

2. Metode deskriptif Adalah prosedur pemecahan masalah yang disediakan dengan menggambargkan keadaan pada saat sekarang berdasarkan fakta- fakta yang tampak.

3. Metode historis Adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu.

4. Metode eksperimen Adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel lainnya melalui percobaan.

Penelitian ini termasuk dalam kelompok penelitian deskriptif. Menurut

Moh. Nazir (1999: 105), “penelitian deskriptif adalah studi untuk menemukan

fakta dengan interpretasi yang tepat”. Penelitian deskriptif berusaha untuk

melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena, kelompok atau

individu. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi

27

Page 29: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

29

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan

korelasional.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Suharsimi Arikunto (2006:130) mengemukakan bahwa “Populasi adalah

keseluruhan subyek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2005: 55)

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajaridan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan subyek yang akan diteliti tetapi menyangkut keseluruhan karakteristik

atau ciri-ciri yang dimiliki subyek tersebut. Adapun yang ditetapkan menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan KPRI “PENI” Gembong

tahun 2001-2005.

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 131) “Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”. Suharsimi Arikunto (2006:112) menyebutkan bahwa

“…subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat

diambil antara 10-15% atau lebih…”

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai

teknik sampling yang digunakan. Ada 2 macam teknik pengambilan sampel yaitu:

1. Random Sampling, yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilihmenjadi anggota sampel.

Page 30: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

30

2. Non-Random Sampling, yaitu teknik yang tidak member peluang sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara purposive

sampling/sampel bertujuan, yaitu dengan menggunakan data laporan keuangan

berurutan dari tahun 2001-2005 pada KPRI ”PENI” Gembong. Dalam penelitian

ini, populasi sekaligus dijadikan sebagai sampel penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Usaha dalam memperoleh data sebagaimana yang diharapkan maka

dibutuhkan kejelian dalam memilih metode pengumpulan data yang digunakan

namun masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Ada

beberapa teknik pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian ilmiah.

Salah satunya adalah menurut Suharsimi Arikunto (2006: 223) yaitu:

1. Metode tes 2. Metode angket atau kuesioner 3. Metode interview 4. Metode observasi 5. Metode dokumentasi

Sesuai dengan pokok persoalan dalam penelitian mengenai hubungan

antara tingkat perputaran kas dan piutang dengan rentabilitas ekonomi, maka

metode yang dianggap tepat adalah metode dokumentasi dan metode wawancara

sebagai pelengkap.

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi atau teknik dokumentasi adalah suatu cara yang

digunakan untuk mengumpulkan data yang ditunjukkan untuk memperoleh pen-

jelasan melalui sumber-sumber dokumen. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:

231) “Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, parasit, notulen rapat,

legger, agenda dan sebagainya”.Metode dokumentasi dalam penelitian ini diguna-

kan untuk mengumpulkan berbagai dokumen penting, terutama dokumen-dokumen

yang berupa laporan keuangan KPRI ”PENI”.

Page 31: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

31

Suatu instrumen yang baik harus memiliki validitas dan reliabilitas. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, yaitu

suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yang ditunjukkan untuk

memperoleh penjelasan melalui dokumen.

a. Uji Validitas

Suharsimi Arikunto (2006: 168) mengatakan bahwa ”Validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan

sesuatu instrumen”. Suatu dokumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan

data dari variabel yang diteliti secara tepat.

b. Uji Reliabilitas

Suharsimi Arikunto (2006: 178) mengungkapkan bahwa ”Reliabilitas

menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik”. Suatu dokumen dikatakan reliabel jika dalam dokumen

tersebut terdapat legalitas yang berupa stempel dari instansi yang bersangkutan

serta tanda tangan dari pejabat yang berwenang pada instansi tersebut.

2. Wawancara

Menurut W. Gulo (2004: 119), mengatakan bahwa “wawancara adalah

bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden”. Sedangkan menurut

Suharsimi Arikunto (2006: 155), “interview yang sering juga disebut dengan

wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara

(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer)”. Jadi

wawancara adalah komunikasi antara pewawancara untuk memperoleh informasi

dari terwawancara yang berlangsung dalam bentuk tanya-jawab. Metode wawancara

dalam penelitian ini digunakan hanya sebagai pelengkap untuk memperoleh data

yang tidak dapat diperoleh melalui angket dan dokumentasi.

Page 32: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

32

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara yang digunakan dalam menganalisis data

untuk menguji hipotesis yang diajukan. Analisis data ini digunakan untuk

menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca serta di

interpretasikan agar dapat menjawab hipotesis yang peneliti lakukan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik

analisis regresi ganda. Menurut Sudjana (2001: 167) untuk menggunakan analisis

regresi ganda diperlukan berbagai syarat, yaitu:

1. Bentuk regresi linear atau tidak 2. Keberartian regresi, khususnya mengenai koefisien arah regresi 3. Sample yang berupa data berpasangan X dan Y diambil memenuhi

ketentuan-ketentuan, misalnya bersifat acak dan ditentukan berdasar ukuran sample normal

4. Untuk setiap kelompok harga predictor yang diberikan responden X, independent dan berdistribusi normal Untuk tiap kelompok X yang diketahui, varians dimisalkan sama

Menurut Anto Dajan (1995: 399) penggunaan analisis korelasi dan

regresi linier berganda dilakukan dengan berdasarkan asumsi sebagai berikut:

1. Distribusi probabilistic bersyarat variabel dependen, bagi serangkean variabel independen mengikuti pola normal atau kurang lebih normal.

2. Distribusi bersyarat variabel dependen bagi tiap kombinasi variabel independen memiliki variabel yang sama.

3. Nilai-nilai variabel dependen harus independen satu dengan yang lainya.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa agar

dapat menggunakan teknik analisis regresi ganda harus dipenuhi syarat-syarat

sebagai berikut

1. Sampel harus dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Sampel harus diambil secara random.

3. Antara variabel X dan variabel Y harus linier.

4. Antara variabel bebas (X1 dan X2) tidak terjadi korelasi.

Sebelum data penelitian itu dianalisis, maka terlebih dahulu harus di-

lakukan pengujian prasyarat analisis.

Page 33: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

33

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui penyebaran suatu variabel

acak berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov. Menurut Sidney

Siegel (1990: 59), Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov adalah suatu tes

goodness-of-fit. Artinya, yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara

distribusi serangkaian harga sampel (skor yang diobservasi) dengan suatu

distribusi teoretis tertentu. Tes ini menetapkan apakah skor-skor dalam sampel

dapat secara masuk akal dianggap berasal dari suatu populasi dengan

distribusi teoretis itu. Singkatnya, tes ini mencakup perhitungan distribusi

frekuensi kumulatif yang akan terjadi di bawah distribusi teoretisnya, serta

membandingkan distribusi frekuensi itu dengan distribusi frekuensi kumulatif

hasil observasi.

Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov memperlihatkan dan menggarap

suatu observasi terpisah dari yang lain. Dengan demikian, lain dengan tes Chi-

Kuadrat untuk satu sampel, tes Kolmogorov-Smirnov tidak perlu kehilangan

informasi karena digabungkannya kategori-kategori. Bila sampelnya kecil dan

oleh karenanya kategori-kategori yang berhampiran harus digabungkan sebelum

Chi-Kuadrat dapat dihitung secara selayaknya, tes Chi-Kuadrat jelas lebih

kecil kekuatannya dibandingkan dengan tes Kolmogorov-Smirnov. Untuk

sampel yang sangat kecil tes Chi-Kuadrat sama sekali tidak dapat dijalankan,

sedangkan tes Kolmogorov-Smirnov dapat. Fakta ini menunjukkan bahwa tes

Kolmogorov-Smirnov mungkin lebih besar kekuatannya dalam semua kasus,

jika dibandingkan dengan tes lainnya yakni tes Chi-Kuadrat.

b. Uji Linieritas

Menurut pendapat Sudjana (2001: 19) untuk menguji linieritas digunakan

rumus sebagai berikut :

FTC = F = )()(

GRJKTCRJK

Page 34: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

34

Keterangan :

FTC = F = Harga linieritas

RJK (TC) = Rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok

RJK (G) = Rata-rata jumlah kuadrat kekeliruan

Setelah diperoleh harga Fhitung kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel.

c. Uji Independensi

Salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan analisis regresi

ganda adalah ketiadaan hubungan antara variabel bebas yaitu antara X1 dan

X2. Menurut pendapat Sudjana (2001: 19) uji statistik yang digunakan adalah

rumus product moment :

21 XXr = å å å å

å å å--

-

})X(X}{N)X(X{N

)X)(X(XXN2

22

22

12

1

2121

Keterangan :

21 XXr = Koefisian korelasi antara dua predikator

X = jumlah skor predikator

N = Jumlah responden

Setelah harga rhitung diketahui kemudian dikonsultasikan dengan rtabel . kedua

variebel dikatakan independent jika rtabel > rhitung.

2. Pengujian Hipotesis

a. Menurut pendapat dari Suharsimi Arikunto (2006: 170) untuk menguji

hipotesis pertama dan kedua menggunakan rumus korelasi product moment

dari Pearson yakni sebagai berikut:

rxy = å å å å

å å å--

-

}Y)(Y}{NX)(X{N

Y)X)((XYN2222

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y

åXY = Jumlah perkalian X dan Y

åX = Jumlah variabel bebas

Page 35: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

35

åY = Jumlah variabel terikat

N = Banyaknya responden

b. Untuk menguji hipotesis ketiga menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Menurut pendapat dari Sudjana (2002: 387) untuk menentukan persamaan

garis regresi, yaitu :

Y = ao + a1x1 + a2 x2

2) Menurut pendapat dari Sutrisno Hadi (2001: 250) untuk mencari koefisien

korelasi ganda dengan rumus :

Ry(1,2) = å

å å+2

2211

y

yxayxa

Keterangan :

Ry (1,2) = koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2

a1 = Koefisien predikator X1

a2 = Koefisien predikator X2

åx1y = Jumlah produk antara X1 dengan Y

åx2y = Jumlah produk antara X2 dengan Y

3) Menurut pendapat dari Sudjana (2002: 385) untuk menguji keberartian

koefisien korelasi ganda digunakan rumus uji F :

F = )1/()1(

/2

2

--- knRkR

Keterangan :

F = Koefisien korelasi ganda

n = Banyaknya sampel

k = Banyaknya prediktor

R2 = Koefisien korelasi

Page 36: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

36

Agar lebih efektif hasilnya, pengolahan data dan analisis data dalam

perhitungannya dilakukan dengan menggunakan alat bantu serial SPSS for

Windows series 15.00

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Data Umum

Deskripsi data umum menggambarkan mengenai deskripsi lokasi penelitian

dilihat dari beberapa aspek meliputi: Sejarah, Struktur organisasi, Keanggotaan,

Bidang usaha dan Permodalan KPRI ”PENI”.

a. Sejarah Berdirinya Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)

”PENI” Gembong

Koperasi adalah suatu bentuk kerjasama dalam lapangan perekonomian.

Kerjasama ini karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup mereka. Orang-

orang ini bersama-sama mengusahakan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan yang

bertalian dengan perusahaan ataupun rumah tangga mereka. Untuk mencapai

tujuan diperlukan adanya kerjasama yang akan berlangsung terus, sebab itu

dibentuklah suatu perkumpulan sebagai bentuk kerjasama tersebut.

KPRI ”PENI” berdiri pada tanggal 11 Maret 1978 yang beranggotakan

para pegawai negeri di kecamatan Gembong dan merupakan anggota dari

Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) yang ada di Kabupaten

Pati. Orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama dapat terikat pada

suatu kelompok. Persamaan kepentingan ini dapat mendorong mereka untuk

merencanakan dan melaksanakan rencana tersebut secara bersama-sama pula.

Semakin banyak persamaan kepentingannya makin besar pula hasrat untuk

Page 37: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

37

berserikat dan rasa setiakawannya. Hal inilah antara lain dasar bagi para

pegawai negeri di kecamatan Gembong untuk berkumpul dan berserikat dalam

wadah yang disebut sebagai koperasi. Koperasi yang beranggotakan pegawai

negeri ini dinamakan Koperasi Pegawai Negeri (KPN). Koperasi ini diberi

nama KPN ”PENI”. Nama KPN ”PENI” berubah menjadi Koperasi Pegawai

Republik Indonesia (KPRI) ”PENI” setelah diberlakukannya Undang-undang

No. 25 Tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian.

KPRI ”PENI” memiliki status badan hukum pada tanggal 18 Mei 1978

dengan nomor 9118/BH/VI dan disempurnakan lagi pada tanggal 21 Januari

2002 dengan nomor 518/9118.b/BH/PAD/I/2002. Lokasi KPRI ”PENI” berada

di Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Gembong, Jl. Raya Pati-Gembong

Km 9 Gembong.

b. Struktur Organisasi KPRI ”PENI” Gembong

Organisasi merupakan wadah kerjasama dalam mencapai tujuan yang

berhubungan dengan penentuan tugas dan tanggung jawab, pengelompokan

suatu kerja antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Agar organisasi

KPRI dapat berjalan dengan baik, perlu penyusunan dalam suatu struktur

organisasi sehingga antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dapat

melaksanakan tugasnya sesuai pekerjaan masing-masing.

Struktur organisasi merupakan salah satu kelengkapan dari organisasi

yang akan menjelaskan tugas dan wewenang dari masing-masing personal

yang menjalankan organisasi tersebut. Struktur organisasi KPRI ”PENI”

disusun secara rapi dan terjadi pemisahan tanggungjawab dan wewenang dari

masing-masing pengurus. Dengan pemisahan tugas dan wewenang di KPRI

”PENI” diharapkan dapat menjadi modal awal dalam pengembangan KPRI

dimasa mendatang.

Struktur organisasi KPRI ”PENI” adalah sebagai berikut :

Page 38: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

38

Gambar 2. Struktur Organisasi KPRI ”PENI”

Sumber : Tata Usaha KPRI ”PENI”

Berikut ini tugas dan wewenang pada struktur organisasi KPRI ”PENI”

Gembong :

1. Rapat Anggota

RAPAT ANGGOTA

PENGURUS

KETUA

UNIT USAHA

KREDIT USAHA PERTOKOAN

PENGAWAS

URUSAN-URUSAN

KEUANGAN TATA USAHA

Page 39: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

39

Rapat anggota harus merupakan suatu kesempatan bagi pengurus untuk

melaporkan kepada para anggota tentang kegiatan-kegiatan selama tahun

lalu. Bersama-sama dengan anggota menelaah rencana kerja tahun

mendatang untuk meningkatkan usaha kemajuan koperasi.Rapat anggota

diadakan sekurang-kurangnya sekali setahun. Saling tukar menukar

pendapat dalam rapat anggota benar-benar diarahkan pada pembinaan

saling pengertian dan kemauan baik diantara semua pihak. Koperasi milik

angggota, dijalankan oleh anggota dan bekerjasama untuk kesejahteraan

para anggota dan masyarakat sekitarnya. Rapat anggota tahunan merupakan

rapat tutup tahun buku koperasi yang harus diselenggarakan setiap tahun

buku sebagai pertanggungjawaban suatu organisasi ekonomi. Rapat anggota

dalam koperasi merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi,

hal ini mencerminkan bahwa koperasi bukan merupakan kumpulan modal

seperti pada Perseroan Terbatas yang meletakkan kekuasaan tertinggi pada

pemegang saham. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi bukan semata-

mata untuk mencari keuntungan tetapi bertujuan untuk menyelenggarakan

kepentingan anggota. Rapat anggota merupakan wujud dari sistem

demokrasi ekonomi dalam koperasi untuk menghasilkan keputusan bersama

secara musyawarah untuk mufakat yang mencerminkan adanya persamaan

hak dan kesejahteraan anggota koperasi tanpa membeda-bedakan besarnya

modal yang disimpan anggota.

2. Pengawas

Pengawas koperasi terdiri dari 3 (tiga) orang yang tidak termasuk

golongan pengurus dan dipilih oleh anggota dalam sebuah rapat anggota

untuk masa jabatan 3 tahun. Pengawasan pemeriksaan merupakan sebagian

dari manajemen dalam koperasi. Tujuan pengawasan dan pemeriksaan

adalah untuk mendidik, membimbing, supaya menjadi lebih teliti dan ahli

sehingga koperasi lebih berkembang serta pengendalian dan memonitor

mekanisme kerja pengurus, peningkatan pelayanan terhadap anggota

secara maksimal. Sasaran pemeriksaan adalah data organisasi dan manajemen

koperasi, administrasi organisasi dan pembukuan, bidang usaha, permodalan

Page 40: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

40

dan perkreditan. Pengawas KPRI ”PENI” melakukan pemeriksaan secara

rutin tiap triwulan.

3. Pengurus

Pengurus koperasi sebagai pemegang mandat dari anggota harus melakukan

pekerjaannya secara terbuka sesuai dengan keputusan-keputusan dalam

rapat anggota. Kegiatan yang dijalankan berdasarkan rencana kerja,

anggaran dan biaya yang sudah ditetapkan dalam rapat anggota. Pengurus

secara periodik perlu mengadakan rapat pengurus untuk mengambil

keputusan guna melaksanakan rencana koperasi yang ditetapkan dalam

rapat anggota.

c. Keanggotaan, Pengurus dan Pengawas KPRI ”PENI”

Jumlah anggota KPRI ”PENI” Gembong sampai dengan 31

Desember 2006 sebagai berikut :

Tabel 2. Jumlah anggota KPRI ”PENI” tahun 2006

Jenis

Kelamin

Jumlah Anggota

Awal Mutasi

Jumlah Anggota

Akhir

Masuk Keluar

Pria 117 1 1 117

Wanita 69 1 2 68

Jumlah 186 2 3 185

Keterangan : - Keluar / Pensiun : 2 orang

- Pindah : - - Meninggal : 1 orang - Masuk : 2 orang

Susunan Pengurus KPRI ”PENI” periode 2005/2007 hasil reorganisasi

pengurus tanggal 22 Februari 2005 sebagai berikut :

Tabel 3. Susunan Pengurus KPRI ”PENI”

No Nama Jabatan

1 Drs. Kaswiyardi Ketua

Page 41: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

41

2 Drs. Kasmin, S.Pd, M.M Wakil Ketua

3 Drs. Agus Riyanto Sekretaris

4 Wuryaningsih Bendahara I

5 Kartono, S.Pd Bendahara II

6 Sutikno Anggota Pengurus I

7 Triyono Anggota Pengurus II

Susunan Pengawas KPRI ”PENI” periode 2005/2007 hasil reorganisasi

pengurus tanggal 22 Februari 2005 sebagai berikut :

Tabel 4. Susunan Pengawas KPRI ”PENI”

No Nama Jabatan

1 Kasir Ketua

2 Sumarno, S.Pd Anggota I

3 Sutarno,S.Pd Anggota II

d. Bidang Usaha KPRI ”PENI”

Usaha KPRI ”PENI” terdiri dari 3 unit yaitu: Unit Simpan Pinjam,

Unit Pertokoan dan Unit Foto Copy.

1) Unit Simpan Pinjam (USP)

Perkembangan Unit Simpan Pinjam dilakukan melalui diversifikasi

pelayanan simpanan dan pinjaman. Pemberian kredit uang kepada anggota

dilaksanakan berdasarkan pertimbangan dalam rapat persetujuan kredit,

angsuran dari debitur lewat bendaharawan gaji tiap Sekolah Dasar (SD) di

lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Gembong, diserahkan

kepada anggota Pengurus I dan II di bawah pengawasan Bendahara I yang

sekaligus menerima seluruh angsuran, yang selanjutnya disosialisasikan

kepada anggota yang mendapatkan pinjaman. Dalam pengelolaan realisasi

kredit, pengurus bersama pengawas berusaha berbuat adil dan mengutamakan

skala prioritas yang telah diamanatkan dalam Rapat Anggota Tahunan

(RAT), sehingga hampir semua anggota yang mengajukan kredit dapat

Page 42: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

42

terlayani. Realisasi kredit dari unit simpan pinjam pada tahun 2005

mencapai Rp. 10.000.000,00 dengan jangka waktu angsuran 30 kali

dengan jasa tetap bungan 1,5%. Realisasi pemberian kredit ini mengalami

kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu dari Rp. 7.000.000,00 menjadi

Rp. 10.000.000,00. Kemampuan unit simpan pinjam meningkatkan

pelayanan pinjaman kepada para anggota antara lain karena simpanan

sukarela dari tahun ke tahun yang mengalami peningkatan sebagai bukti

kepercayaan anggota terhadap kebijakan koperasi dengan menyimpan

uangnya di KPRI.

2) Unit Pertokoan

Usaha ini dilakukan dengan cara menyediakan kebutuhan pokok sehari-

hari ,tujuannya adalah untuk melayani berbagai macam kebutuhan anggota

dan masyarakat sekitar. Penanggungjawab pengelolaan pertokoan adalah

Sutikno. Toko KPRI ini buka jam 08.00 s/d jam 14.00 WIB.

3) Unit Foto Copy

Penanggung jawab pengelolaan unit foto copy adalah Bendahara II dan

Sekretaris dan mendapat pengawasan dari Wakil Ketua.

e. Permodalan KPRI ”PENI”

Modal dalam perkumpulan koperasi diperoleh dari tiga sumber yaitu

dari anggota, dari Sisa Hasil Usaha (SHU), dana dari luar misalnya pinjaman.

Modal dari anggota sendiri berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dan

simpanan sukarela yang merupakan modal utama koperasi. Simpanan pokok

yaitu sejumlah nilai uang tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk

menyerahkan kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota. Simpanan

pokok adalah simpanan yang sudah ditentukan (dalam anggaran dasar)

jumlahnya dan sama besarnya bagi setiap anggota. Simpanan pokok ini tidak

boleh diambil selama masih menjadi anggota. Simpanan wajib adalah simpanan

yang sudah ditentukan jumlahnya dan wajib disimpan oleh setiap anggota

pada waktu tertentu. Simpanan wajib koperasi hanya boleh diambil kembali

dengan cara yang sudah ditentukan dalam anggaran dasar agar modal koperasi

Page 43: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

43

tidak goncang. Sedangkan simpanan sukarela adalah simpanan yang dilakukan

secara sukarela baik jumlahnya maupun jangka waktunya.

Modal dari SHU diperoleh tiap tahun setelah diadakan perhitungan

rugi laba. Dari hasil perhitungan ini akan diketahui besarnya SHU (keuntungan

bersih). Menurut anggaran dasar sekurang-kurangnya 25% dari SHU harus

disisihkan dan dimasukkan ke dalam cadangan, maksudnya untuk menutup

kerugian bila hal itu terjadi. Dalam kenyataan, uang cadangan hampir tidak

pernah digunakan untuk menutup kerugian, oleh karenanya dapat digunakan

sebagai modal. Modal dari pinjaman adalah modal dari luar. Pinjaman pada

umumnya diperoleh dari bank, tetapi dapat juga dari pihak luar lainnya.

2. Deskripsi Data Khusus

Agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian, maka

data yang penulis peroleh dari analisis data akan disajikan secara terperinci.

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan KPRI “PENI” Gembong

selama lima tahun yaitu dari tahun 2001-2005. Penelitian ini melibatkan 3

variabel yang terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel

bebas yang pertama adalah perputaran kas (X1) dan variabel bebas yang kedua

adalah perputaran piutang (X2), sedangkan variabel terikat adalah rentabilitas

Ekonomi (Y). Deskripsi data khusus dalam penelitian ini dapat dijelaskan secara

terperinci sebagai berikut:

a. Perputaran Kas (X1)

Perputaran kas (cash turnover) adalah perbandingan antara penjualan

dengan jumlah kas rata-rata. Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi

penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Dikatakan sebagai ukuran

efisiensi karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus

kembalinya kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja. Dalam mengukur

tingkat perputaran kas, sumber masuknya kas yang telah tertanam dalam

modal kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan.

Page 44: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

44

Data tentang perputaran kas diperoleh dari laporan keuangan KPRI

“PENI” dari tahun 2001-2005. Untuk mengetahui seberapa besar perputaran

kas di KPRI “PENI” digunakan analisis dengan metode deskriptif prosentase.

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada laporan keuangan KPRI

“PENI” maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5. Perputaran Kas

Gambaran lebih jelas mengenai perputaran kas dari tahun 2001 sampai

dengan tahun 2005 disajikan pada grafik berikut:

02040

6080

100

0 1 2 3 4 5 6

Tahun

Perp

uta

ran

Kas

(kali)

Gambar 3. Grafik Perputaran Kas Tahun 2001 – 2005

No Tahun Penjualan Rata-rata Kas

Perputaran Kas =

Kas rataRataBersih Pendapatan

-

1 2001 Rp 86.821.300,00 Rp 1.098.970,08 79 kali

2 2002 Rp 112.773.169,00 Rp 1.610.980,75 70 kali

3 2003 Rp 122.355.642,00 Rp 1.747.925,51 70 kali

4 2004 Rp 143.137.637,00 Rp 2.104.909,01 68 kali

5 2005 Rp 194.942.568,00 Rp 5.414.353,76 36 kali

2001 2002 2003 2004 2005

Page 45: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

45

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa

tingkat perputaran kas KPRI ”PENI” termasuk tinggi dan berada diatas

standar besarnya perputaran kas yang telah ditetapkan sebesar 30 kali.

Efektifitas perputaran kas KPRI tersebut menandakan bahwa KPRI mengadakan

perbaikan dari tahun ke tahun sehingga tidak terjadi kemacetan usaha dalam

mengelola kas yang ada. Semakin tingggi tingkat perputaran kas menandakan

semakin tingginya tingkat usaha atau dengan kata lain bahwa uang atau modal

yang dimiliki oleh KPRI dikelola dengan baik oleh manajemen dan pengurus

yang bekerja keras demi kemajuan koperasi dimasa mendatang.

b. Perputaran Piutang (X2)

Tingkat perputaran piutang akan menunjukkan kemampuan koperasi

dalam mengubah piutang menjadi kas. Semakin tinggi tingkat perputaran

piutang maka semakin cepat pula piutang menjadi kas yang berarti modal

kerja yang ditanam dalam perusahaan semakin rendah. Cepatnya piutang

menjadi kas berarti kas akan dapat digunakan kembali serta resiko kerugian

piutang dapat diminimalkan. Sebaliknya, perputaran piutang yang rendah maka

semakin lambat pula piutang menjadi kas.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil

perputaran piutang sebagai berikut :

Tabel 6. Perputaran Piutang

No Tahun Penjualan Kredit Rata-rata Piutang

Perputaran Piutang =

Piutang rataRataKreditPenjualan

-

1 2001 Rp 633.627.500,00 Rp 311.821.060,50 2.0 kali

2 2002 Rp 699.650.000,00 Rp 411.559.860,00 1.7 kali

3 2003 Rp 893.860.000,00 Rp 496.589.937,00 1.8 kali

4 2004 Rp 1.080.256.000,00 Rp 568.557.324,50 1.9 kali

5 2005 Rp 1.186.235.000,00 Rp 697.786.769,50 1.7 kali

Page 46: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

46

Gambaran lebih jelas mengenai perputaran piutang dari tahun 2001

sampai dengan tahun 2005 disajikan pada grafik berikut:

1.61.71.81.9

22.1

0 1 2 3 4 5 6

Tahun

Perp

uta

ran

Piu

tan

g

(kali)

Dengan demikian, berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa

tingkat perputaran piutang KPRI “PENI” belum memenuhi standar yang telah

ditetapkan yaitu sebesar 4 kali. Dengan demikian dapat disimpulkan KPRI

“PENI” memiliki perputaran piutang yang rendah bila dibandingkan dengan

standar yang telah ditetapkan.

c. Rentabilitas Ekonomi (Y)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Oleh karena pengertian rentabilitas

sering dipergunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam

suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai

kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di

dalamnya untuk menghasilkan laba.

Berdasarkan perhitungan, diperoleh besarnya Rentabilitas Ekonomi

sebagai berikut :

Tabel 7. Rentabilitas Ekonomi

No Tahun SHU Modal

Rentabilitas Ekonomi =

%100 UsahaModal

SHU´

1 2001 Rp 53.895.756,00 Rp 337.481.252,35 15,97 %

2001 2002 2003 2004 2005

Gambar 4. Grafik Perputaran Piutang Tahun 2001 – 2005

Page 47: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

47

2 2002 Rp 61.861.893,32 Rp 421.115.679,51 14,69 %

3 2003 Rp 80.310.311,95 Rp 530.451.201,78 15,14 %

4 2004 Rp 88.646.311,00 Rp 568.610.076,97 15,59 %

5 2005 Rp 100.460.757,00 Rp 730.092.710,76 13,76 %

Gambaran lebih jelas mengenai rentabilitas ekonomi dari tahun 2001

sampai dengan tahun 2005 disajikan pada grafik berikut:

13,514

14,515

15,516

16,5

0 1 2 3 4 5 6

Tahun

Ren

tabi

litas

Eko

nom

i (%

)

Gambar 5. Grafik Rentabilitas Ekonomi Tahun 2001 – 2005

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat dikatakan bahwa

besarnya Rentabilitas Ekonomi KPRI “PENI” telah memenuhi standar yang

telah ditentukan yaitu sebesar 10%. Dengan demikian maka KPRI “PENI”

telah beroperasi secara efektif sehingga mampu menghasilkan laba bagi KPRI.

Di sisi lain, dengan tingkat rentabilitas ekonomi tersebut menandakan bahwa

KPRI “PENI” memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola modal yang

dimiliki untuk menghasilkan laba secara maksimal. Keadaan seperti inilah

yang hendaknya bisa dipertahankan oleh KPRI “PENI” dimasa mendatang

guna menunjang kelangsungan dan kemajuannya kedepan.

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Sebelum data dianalisis maka terhadap data itu harus dilakukan pengujian

prasyarat analisis sebagai berikut:

2001 2002 2003 2004 2005

Page 48: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

48

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah residu terdistribusi

normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Tes satu sampel

Kolmogorov-Smirnov, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 8. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 Y N 5 5 5

Mean 64.6000 2.8800 15.0300 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 16.54690 2.30586 .85700

Absolute .381 .449 .151 Positive .192 .449 .136

Most Extreme Differences

Negative -.381 -.304 -.151 Kolmogorov-Smirnov Z .853 1.033 .338 Asymp. Sig. (2-tailed) .461 .267 1.000

a. Uji Normalitas variabel X1

Berdasarkan hasil perhitungan, pada taraf signifikansi 5% diperoleh

ahitung = 0,381. Nilai ini lebih kecil dari atabel (n = 5, taraf signifikansi 5%)

= 0,565. Karena ahitung (0,381) < atabel (0,565), maka data X1 berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas variabel X2

Berdasarkan hasil perhitungan, pada taraf signifikansi 5% diperoleh

ahitung = 0,449. Nilai ini lebih kecil dari a tabel (n = 5, taraf signifikansi 5%)

= 0,565. Karena ahitung (0,449) < atabel (0,565), maka data X2 berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

c. Uji Normalitas variabel Y

Page 49: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

49

Berdasarkan hasil perhitungan, pada taraf signifikansi 5% diperoleh

ahitung = 0,151. Nilai ini lebih kecil dari atabel (n = 5, taraf signifikansi 5%)

= 0,565. Karena ahitung (0,151) < atabel (0,565), maka data Y berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

a. Uji Linieritas antara Variabel X1 dan Y

Tabel 9. Uji Linieritas Variabel X1 dan Y

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Y * X1

Between Groups

(Combined) 2.837 3 .946 9.338 .235

Linearity 2.330 1 2.330 23.016 .131

Deviation from Linearity .506 2 .253 2.499 .408

Within Groups .101 1 .101

Total 2.938 4

Berdasar uji linieritas yang telah dilakukan antara variabel bebas (X1)

dengan variabel terikat (Y), maka diperoleh hasil bahwa Fhitung adalah 2,499.

Nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan db (2,1) adalah 200. Karena

Fhitung < Ftabel atau 2,499 < 200 maka dalam penelitian ini X1 dinyatakan linier

terhadap Y.

b. Uji Linieritas antara Variabel X2 dan Y

Tabel 10. Uji Linieritas Variabel X2 dan Y

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Y * X2

Between Groups

(Combined) 2.505 3 .835 1.931 .476

Linearity 2.407 1 2.407 5.565 .255 Deviation from

Linearity .099 2 .049 .114 .902

Within Groups .432 1 .432

Page 50: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

50

Total 2.938 4

Berdasar uji linieritas yang telah dilakukan antara variabel bebas (X2)

dengan variabel terikat (Y), maka diperoleh hasil bahwa Fhitung adalah 0,114.

Nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan db (2,1) adalah 200. Karena

Fhitung < Ftabel atau 0,114 < 200 maka X2 dinyatakan linier terhadap Y.

3. Uji Independensi

Tabel 11. Uji Independensi X1 dan X2

X1 X2 Y X1 Pearson Correlation 1 .668 .891(*) Sig. (2-tailed) .218 .043 N 5 5 5 X2 Pearson Correlation .668 1 .905(*) Sig. (2-tailed) .218 .035 N 5 5 5 Y Pearson Correlation .891(*) .905(*) 1 Sig. (2-tailed) .043 .035 N 5 5 5

Uji independensi diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

antara variabel bebas pertama (X1) dengan variabel bebas kedua (X2). Berdasarkan

hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Product Moment diperoleh nilai

21 XXr = 0,668 . Hasil tersebut dikonsultasikan dengan rtabel dengan n = 5 pada taraf

signifikansi 5% diperoleh hasil 0,878. Karena nialai rhitung < rtabel atau 0,668 <

0,878 maka dapat dikatakan tidak ada hubungan antara variabel X1 dengan X2

atau dengan kata lain X1 dan X2 independen.

C. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis Pertama dan Kedua

a. Menentukan hubungan antara Variabel X1 dengan Y

Tabel 12. Korelasi antara Variabel X1 dengan Y

X1 X2 Y

Page 51: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

51

X1 Pearson Correlation 1 .668 .891(*) Sig. (2-tailed)

.218 .043

N 5 5 5 X2 Pearson Correlation .668 1 .905(*) Sig. (2-tailed) .218 .035 N 5 5 5 Y Pearson Correlation .891(*) .905(*) 1 Sig. (2-tailed) .043 .035 N 5 5 5

Untuk menguji hipotesis pertama yang berbunyi “ada hubungan yang

positif antara tingkat perputaran kas dengan rentabilitas ekonomi pada

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “PENI” di kecamatan

Gembong Kabupaten Pati tahun 2001-2005”, digunakan teknik analisis

korelasi dengan rumus product moment.

Hasil analisis data menunjukkan, nilai YXr1

= 0,891. Hasil tersebut

dikonsultasikan dengan nilai rtabel (dengan n = 5 dan taraf sigifikansi 5%) =

0,878. Karena rhitung > rtabel atau 0,891 > 0,878 berarti ada hubungan positif

antara variabel X1 dengan Y.

b. Menentukan hubungan antara Variabel X2 dengan Y

Tabel 13. Korelasi antara Variabel X2 dengan Y

X1 X2 Y X1 Pearson Correlation 1 .668 .891(*) Sig. (2-tailed) .218 .043 N 5 5 5 X2 Pearson Correlation .668 1 .905(*) Sig. (2-tailed) .218 .035 N 5 5 5 Y Pearson Correlation .891(*) .905(*) 1 Sig. (2-tailed) .043 .035 N 5 5 5

Untuk menguji hipotesis kedua yang berbunyi “ada hubungan yang

positif antara tingkat perputaran piutang dengan rentabilitas ekonomi pada

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “PENI” di kecamatan

Page 52: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

52

Gembong Kabupaten Pati tahun 2001-2005”, digunakan teknik analisis

korelasi dengan rumus product moment.

Hasil analisis data menunjukkan, nilai YXr2

= 0,905. Hasil tersebut

dikonsultasikan dengan nilai rtabel (dengan n = 5 dan taraf sigifikansi 5%) =

0,878. Karena rhitung > rtabel atau 0,905 > 0,878 berarti ada hubungan positif

antara variabel X2 dengan Y.

2. Pengujian Hipotesis Ketiga

Tabel 14. Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang secara bersama-

sama dengan rentabilitas ekonomi

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate 1 .983(a) .967 .934 .21946

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Regression 2.841 2 1.421 29.499 .033(a) Residual .096 2 .048

1

Total 2.938 4

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

Model B Std. Error Beta B Std. Error (Constant) 10.548 .637 16.557 .004 X1 .027 .009 .517 3.004 .095

1

X2 .497 .153 .560 3.258 .083

Untuk menguji hipotesis ketiga yang berbunyi “ada hubungan yang

positif antara tingkat perputaran kas dan piutang secara bersama-sama dengan

rentabilitas ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “PENI”

di kecamatan Gembong Kabupaten Pati tahun 2001-2005”, digunakan teknik

analisis korelasi ganda dan regresi ganda.

Page 53: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

53

Hasil analisis data menunjukkan, nilai R = 0,983 dan untuk menguji

keberartian dilakukan uji F dan diperoleh Fhitung = 29,499. Dengan db (2,2) dan

taraf signifikansi 5% didapat Ftabel = 19,00. Karena Fhitung > Ftabel atau 29,499 >

19,00 maka dikatakan bahwa terdapat hubungan positif antara perputaran kas (X1)

dan perputaran piutang (X2) dengan Rentabilitas Ekonomi (Y) secara bersama-

sama. Persamaan regresi ganda atau model hubungan antara perputaran kas (X1)

dan perputaran piutang (X2) dengan Rentabilitas Ekonomi (Y) adalah: Y = 10,548

+ 0,027 X1 + 0,497 X2.

D. Pembahasan Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan pada

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) ”PENI” Gembong, maka pembahasan

pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Hubungan Tingkat Perputaran Kas (X1) dengan Rentabilitas Ekonomi (Y).

Berdasarkan hasil analisis data, untuk mencari hubungan antara variabel

X1 dengan Y diperoleh harga YXr1

sebesar 0,891 dan rtabel sebesar 0,878. Hal

ini menunjukkan bahwa YXr1

lebih besar daripada rtabel atau 0,891 > 0,878,

dengan demikian hipotesis pertama yang berbunyi “ada hubungan yang positif

antara tingkat perputaran kas dengan rentabilitas ekonomi pada Koperasi

Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “PENI” di kecamatan Gembong Kabupaten

Pati tahun 2001-2005” teruji kebenarannya. Hal ini terjadi karena pada tingkat

perputaran kas yang tinggi, pada satu sisi volume penjualan menjadi tinggi

sedangkan pada sisi lain biaya atau resiko yang ditanggung perusahaan dapat

diminimalkan sehingga laba yang diterima perusahaan menjadi besar. Besarnya

laba yang diterima perusahaan akan membuat tingkat rentabilitas ekonomi

menjadi tinggi.

2. Hubungan Tingkat Perputaran Piutang (X2) dengan Rentabilitas Ekonomi (Y).

Berdasarkan hasil analisis data, untuk mencari hubungan antara variabel

X2 dengan Y diperoleh harga YXr2

sebesar 0,905 dan rtabel sebesar 0,878. Hal

Page 54: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

54

ini menunjukkan bahwa YXr2

lebih besar daripada rtabel atau 0,905 > 0,878,

dengan demikian hipotesis kedua yang berbunyi “ada hubungan yang positif

antara tingkat perputaran piutang dengan rentabilitas ekonomi pada Koperasi

Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “PENI” di kecamatan Gembong Kabupaten

Pati tahun 2001-2005” teruji kebenarannya. Hal ini terjadi karena pada tingkat

perputaran piutang yang tinggi, di satu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman

atau laba dalam jumlah yang banyak sedangkan pada sisi lain adalah

meminimalkan biaya. Dengan demikian laba bersih yang diterima akan

menjadi banyak jumlahnya. Banyaknya laba yang diterima perusahaan akan

mempertinggi tingkat rentabilitas ekonomi.

3. Hubungan Tingkat Perputaran Kas (X1) dan Piutang (X2) secara bersama-

sama dengan Rentabilitas Ekonomi (Y).

Hasil analisis data untuk mencari hubungan antara variabel X1 dan X2

dengan Y diperoleh koefisien korelasi ganda R = 0,983. Hal ini menunjukkan

adanya hubungan antara tingkat perputaran kas dan piutang dengan rentabilitas

ekonomi. Dengan demikian hipotesis ketiga yang berbunyi “Ada hubungan

yang positif antara tingkat perputaran kas dan piutang secara bersama-sama

dengan rentabilitas ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia

(KPRI) “PENI” di kecamatan Gembong Kabupaten Pati tahun 2001-2005”

teruji kebenarannya. Hal ini terjadi karena Tingkat perputaran kas dan piutang

dapat mempengaruhi panjang pendeknya waktu terikatnya dana dalam elemen

modal kerja. Dengan demikian, semakin cepat perputaran kas dan piutang

maka semakin efisien dana tersebut. Semakin tinggi tingkat perputaran

piutang berarti makin cepat dilunasinya penjualan kredit/pinjaman yang

diberikan dan makin cepat piutang menjadi kas. Cepatnya piutang menjadi kas

berarti kas dapat digunakan kembali untuk mendanai kegiatan operasional

perusahaan selanjutnya serta resiko kerugian piutang dapat diminimalkan,

sehingga laba yang dihasilkan akan semakin banyak. Besarnya laba yang

diterima perusahaan akan mempengaruhi rentabilitas ekonomi.

Page 55: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

55

Page 56: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

56

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan

pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat perputaran kas

dengan rentabilitas ekonomi pada KPRI ”PENI” Gembong tahun 2001-2005.

Hal ini terbukti dari hasil analisis korelasi product moment pada taraf

signifikansi 5% diperoleh rhitung > rtabel atau 0,891 > 0,878. Artinya pada

tingkat perputaran kas yang tinggi, pada satu sisi volume penjualan menjadi

tinggi sedangkan pada sisi lain biaya atau resiko yang ditanggung perusahaan

dapat diminimalkan sehingga laba yang diterima perusahaan menjadi besar.

Besarnya laba yang diterima perusahaan akan membuat rentabilitas ekonomi

menjadi tinggi. Sebaliknya jika perputaran kas rendah maka bisa menyebabkan

kas menganggur terlalu besar dan laba yang diperoleh relatif kecil sehingga

laba yang diterima perusahaan menjadi kecil.

2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat perputaran piutang

dengan rentabilitas ekonomi pada KPRI ”PENI” Gembong tahun 2001-2005.

Hal ini terbukti dari hasil analisis korelasi product moment pada taraf

signifikansi 5% diperoleh rhitung > rtabel atau 0,905 > 0,878 berarti ada

hubungan positif antara tingkat perputaran piutang (X2) dengan rentabilitas

ekonomi (Y). Artinya semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka makin

cepat pula piutang menjadi kas yang berarti modal kerja yang ditanam dalam

perusahaan makin rendah. Selain itu cepatnya piutang menjadi kas berarti kas

akan dapat digunakan kembali serta resiko kerugian piutang dapat diminimalkan

dan laba yang diterima perusahaan menjadi besar. Sebaliknya tingkat perputaran

piutang yang rendah maka makin rendah pula piutang menjadi kas dan akan

terjadi over investment dalam piutang dan laba yang diterima perusahaan

menjadi kecil.

55

Page 57: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

57

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat perputaran kas dan

piutang secara bersama dengan rentabilitas ekonomi pada KPRI ”PENI”

Gembong tahun 2001-2005. Hal ini terbukti dari hasil analisis korelasi product

moment pada taraf signifikansi 5% diperoleh Fhitung > Ftabel atau 29,499

>19,00. Artinya Tingkat perputaran kas dan piutang dapat mempengaruhi

panjang pendeknya waktu terikatnya dana dalam elemen modal kerja. Dengan

demikian, semakin cepat perputaran kas dan piutang maka semakin efisien

dana tersebut. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang berarti makin cepat

dilunasinya penjualan kredit/pinjaman yang diberikan dan makin cepat

piutang menjadi kas. Cepatnya piutang menjadi kas berarti kas dapat

digunakan kembali untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan

selanjutnya serta resiko kerugian piutang dapat diminimalkan, sehingga laba

yang dihasilkan akan semakin banyak. Besarnya laba yang diterima

perusahaan akan mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Semakin tinggi tingkat

perputaran kas dan piutang secara bersama akan mempertinggi rentabilitas

ekonomi.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat dikaji

implikasinya baik implikasi teoretis maupun implikasi praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah

pengetahuan tentang perputaran kas dan piutang yang terjadi di KPRI “PENI”,

yaitu adanya hubungan yang positif antara tingkat perputaran kas dan piutang

dengan rentabilitas ekonomi. Hal ini berarti bahwa dengan tingkat perputaran kas

dan piutang yang tinggi dapat meningkatkan rentabilitas ekonomi.

2. Implikasi Praktis

Penelitian ini telah menunjukan bahwa perputaran kas dan piutang

berhubungan dengan rentabilitas ekonomi. Dengan tingkat perputaran kas dan

piutang yang tinggi maka akan diperoleh rentabilitas yang tinggi pula. Dengan

Page 58: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

58

demikian para pengurus dan karyawan di KPRI “PENI” harus dapat

mengoptimalkan arus kas masuk dan keluar serta perputaran kas dan piutang agar

diperoleh laba yang optimal.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi diatas dapat disampaikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi Pengurus KPRI

Perputaran piutang di KPRI ”PENI” yang rendah mengakibakan makin

rendahnya piutang menjadi kas dan akan terjadi over investment dalam piutang

dan laba yang diterima perusahaan menjadi kecil. Kecepatan perputaran piutang

dipengaruhi oleh usaha yang dilakukan oleh perusahaan agar periode kredit yang

telah ditetapkan dapat dipakai oleh pelanggan. Untuk mempercepat perputaran

harus diusahakan agar pelanggan membayar sebelum periode kredit yang telah

ditetapkan berakhir Cara- cara mempercepat pelunasan piutang adalah sebagai

berikut :

1. Perusahaan memberi sanksi apabila terlambat membayar.

Walaupun jangka waktu pelunasan piutang ditentukan tetapi pada

kenyataannya sering terjadi keterlambatan dalam pengumpulan piutangnya.

Untuk menghindari hal ini perlu diambil suatu tindakan pencegahan yaitu

berupa pemberian denda kepada para pelanggan yang terlambat membayar.

2. Mengaktifkan pengumpulan piutang dengan cara yang tegas dan lebih disiplin.

Kebijakan perusahaan untuk menghindari masalah keterlambatan

pengumpulan piutang dapat dilakukan dengan cara mengaktifkan kembali

pengumpulan piutang perusahaan, sehingga dapat diharapkan akan

menguntungkan kedua belah pihak sehingga dapat diharapkan akan

menguntungkan kedua belah pihak serta menjamin hubungan yang baik antara

perusahaan dengan pelanggan.

Page 59: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

59

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya hendaknya dapat mengembangkan penelitian serupa

untuk jenis koperasi yang lain guna mengetahui hubungan antara tingkat

perputaran kas dan piutang dengan rentabilias ekonomi yang lebih sempurna.

Page 60: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

60

DAFTAR PUSTAKA

Anton Dajan. 1995. Pengantar Metode Statistik Jilid I. Jakarta: PT. Pustaka.

Bambang Riyanto.2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:

BPFE

Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil. 1997. Kriteria Koperasi

Perkotaan Mandiri. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Koperasi

Perkotaan.

Gulo W. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Hadari Nawawi. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah

Mada: University Press.

Horngren Charles T, Harrison Jr Walter T, Robinson Michael A, Secokusumo

Thomas H. 1997. Akuntansi di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat

Kamaruddin Ahmad. 1997. Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja. Jakarta: Rineka

Cipta

Kepmenneg Koperasi dan UKM No. 129/KEP/M.UKM/XI/2002. Tahun 2002.

Tentang Pedoman Klasifikasi Koperasi.

Moh. Nazir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Munawir. 1992. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty

Revrisond Baswir. 1997. Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE

Sarwoko, Abdul Halim. 1994. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : BPFE

Siegel, Sidney. 1990. Statistika Nonparametrik. Jakarta : PT. Gramedia Media

Pustaka.

Singgih Santoso. 2000. SPSS 10. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo

Suad Husnan. 1997. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan. Yogyakarta: BPFE

59

Page 61: Hubungan tingkat perputaran kas dan piutang dengan .../Hubungan... · menambah modalnya yang berasal dari sumber ekstern yang berasal dari pinjaman dan atau simpanan-simpanan/deposito

61

Sudjana. 2001. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti.

Bandung: Tarsito.

. 2002. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono.2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Sutrisno Hadi. 2001. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset

Syafarudin Alwi. 1991. Alat-alat Analisis dalam Pembelajaran. Yogyakarta :

Andi Offset

Winarno Surakhmad. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode, dan

Teknik. Bandung: Tarsito

Zaki Baridwan. 2004. Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE