HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

15
65 Media Pendidikan Keperawatan │Volume I Nomor 3 : Desember 2019 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PENDERITA ASMA DI PAVILIUN CEMPAKA RSUD KABUPATEN JOMBANG Siti Syamsiyah 1 , Sylvie Puspita 2 , Elly Rustanti 3 . 123 STIKes Husada Jombang Email : [email protected] ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi akibat kelainan medis salah satunya adalah asma. Ketika penderita asma mengalami kecemasan, akan menyebabkan kualitas tidur tidak terpenuhi secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur penderita asma di Paviliun Cempaka RSUD Kabupaten Jombang. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populsi yang digunakan semua pasien rawat inap di Paviliun Cempaka RSUD Kabupaten Jombang, dengan teknik quota sampling didapatkan sampel sebanyak 30 orang. Alat ukur yang digunakan kuesioner ZSAS untuk mengetahui tingkat kecemasan dan kuesioner PSQI untuk mengetahui kualitas tidur. Analisa menggunakan uji statistik uji spearman’s rho dengan taraf signifikan 5% (α = 0,05). Hasil penelitian didapatkan hampir setengah responden tingkat kecemasan berat sebanyak 14 orang (47%), sebagian besar responden kualitas tidur buruk sebanyak 28 orang (93%). Dari uji statistik uji spearman’s rho didapatkan nilai p=0,009 <(α = 0,05), dengan nilai korelasi (0,469), yang artinya tingkat keeratan cukup kuat. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur penderita asma di Paviliun Cempaka RSUD Kabupaten Jombang. Semakin berat tingkat kecemasan penderita asma semakin buruk kualitas tidurnya, karena itu seorang perawat dapat memberikan konseling, informasi dan edukasi mengenai pencegahan kekambuhan penyakit asma yang salah satunya adalah cara menghindari rasa cemas yang dialami. Kata Kunci : Kecemasan, kualitas tidur, dan asma

Transcript of HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

65

Media Pendidikan Keperawatan │Volume I Nomor 3 : Desember 2019

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR

PENDERITA ASMA DI PAVILIUN CEMPAKA RSUD

KABUPATEN JOMBANG

Siti Syamsiyah1, Sylvie Puspita2, Elly Rustanti3. 123STIKes Husada Jombang

Email : [email protected]

ABSTRAK

Kecemasan dapat terjadi akibat kelainan medis salah satunya adalah asma. Ketika

penderita asma mengalami kecemasan, akan menyebabkan kualitas tidur tidak

terpenuhi secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur penderita asma di Paviliun

Cempaka RSUD Kabupaten Jombang. Jenis penelitian kuantitatif dengan

pendekatan cross sectional. Populsi yang digunakan semua pasien rawat inap di

Paviliun Cempaka RSUD Kabupaten Jombang, dengan teknik quota sampling

didapatkan sampel sebanyak 30 orang. Alat ukur yang digunakan kuesioner ZSAS

untuk mengetahui tingkat kecemasan dan kuesioner PSQI untuk mengetahui

kualitas tidur. Analisa menggunakan uji statistik uji spearman’s rho dengan taraf

signifikan 5% (α = 0,05). Hasil penelitian didapatkan hampir setengah responden

tingkat kecemasan berat sebanyak 14 orang (47%), sebagian besar responden

kualitas tidur buruk sebanyak 28 orang (93%). Dari uji statistik uji spearman’s rho

didapatkan nilai p=0,009 <(α = 0,05), dengan nilai korelasi (0,469), yang artinya

tingkat keeratan cukup kuat. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan tingkat

kecemasan dengan kualitas tidur penderita asma di Paviliun Cempaka RSUD

Kabupaten Jombang. Semakin berat tingkat kecemasan penderita asma semakin

buruk kualitas tidurnya, karena itu seorang perawat dapat memberikan

konseling, informasi dan edukasi mengenai pencegahan kekambuhan penyakit

asma yang salah satunya adalah cara menghindari rasa cemas yang dialami.

Kata Kunci : Kecemasan, kualitas tidur, dan asma

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

66

66

PENDAHULUAN

Menurut data Global Initiative

For Astma (GINA) pada tahun 2016

dinyatakan bahwa perkiraan jumlah

penderita asma seluruh dunia adalah

325 juta orang (Global Initiative For

Astma, 2016). Cemas merupakan hal

yang sering terjadi dalam hidup

manusia. Artinya, cemas terjadi

ketika seseorang terancam baik fisik

maupun psikologis (Asmadi, 2008).

Menurut data dari laporan

Global Initiatif for Asthma (GINA)

tahun 2017 dinyatakan bahwa angka

kejadian asma dari berbagai negara

adalah 1-18% dan diperkirakan

terdapat 300 juta penduduk di dunia

menderita asma. Prevalensi asma

menurut World Health Organization

(WHO) tahun 2016 memperkirakan

235 juta penduduk dunia saat ini

menderita penyakit asma dan kurang

terdiagnosis dengan angka kematian

lebih dari 80% di negara

berkembang. Di Amerika Serikat

menurut National Center Health

Statistic (NCHS) tahun 2016

prevalensi asma berdasarkan umur,

jenis kelamin, dan ras berturut-turut

adalah (7,4% pada dewasa, 8,6%

pada anak-anak, 6,3% laki-laki,

9,0% perempuan, 7,6% ras kulit

putih, dan 9,9% ras kulit hitam).

Menurut data Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 prevalensi

penyakit asma di Indonesia sebesar

4,5%. Prevelensi asma di Jawa

Timur sekitar (2,62%).

Berdasarkan studi pendahuluan

dengan metode observasi data

rekam medis di Paviliun Cempaka

RSUD Jombang didapatkan jumlah

penderita Asma pada tahun 2018

sebanyak 346 pasien. Pada bulan

Januari 2019 sebanyak 45 orang,

rata-rata tiap bulan ada 29 pasien.

Asma kejadian suatu penyakit

yang di tandai oleh hiperesponsif

cabang trakeobronkial terhadap

berbagai rangsangan yang akan

menimbulkan obstruksi jalan nafas

dan gejala pernafasan (mengi dan

sesak). Ketika penderita mengalami

kecemasan, akan memicu penderita

asma untuk merasakan ketakutan dan

stres berat yang memicu penderita

asma untuk berpikir lebih banyak

dan menyebabkan kekambuhan

sesak napas. Seseorang yang cemas

dapat memicu melepaskan histamin

yang menyebabkan penyempitan

saluran napas ditandai dengan sakit

tenggorokan dan sesak napas, yang

Page 3: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

67

Media Pendidikan Keperawatan │Volume I Nomor 3 : Desember 2019

akhirnya memicu terjadinya

serangan asma.

Upaya yang dapat dilakukan

dalam pencegahan terjadinya

kekambuhan asma yakni

menghindari debu rumah harus

dipahami, allergen, perlu mendapat

perhatian dan juga diketahui bahwa

binatang kecoak dan tikus dapat

menimbulkan penyakit asma

(Prasetyo, 2010). Untuk

meminimalkan kecemasan

penderita asma adalah mendorong

individu untuk mengembangkan

strategi pencegahan dan

penatalaksanaan kecemasan

misalnya dengan memanfaatkan

support system (sistem

pendukung), sumber koping dan

strategi koping. Sedangkan untuk

menghindari akibat stress adalah

dengan mengajarkan penerapan

manajemen stress dan teknik

relaksasi (Rosma, 2008).

Berdasarkan latar belakang di atas

maka peneliti ingin melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan

Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas

Tidur Penderita Asma Di Paviliun

Cempaka RSUD Kabupaten

Jombang”

TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi gambaran

tingkat kecemasan penderita asma

di Paviliun Cempaka RSUD

Kabupaten Jombang.

2. Mengidentifikasi gambaran

kualitas tidur penderita asma di

Paviliun Cempaka RSUD

Kabupaten Jombang.

3. Menganalisis hubungan tingkat

kecemasan dengan kualitas tidur

penderita asma di Paviliun

Cempaka RSUD Kabupaten

Jombang.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian kuantitatif

dengan pendekatan cross sectional.

Populsi yang digunakan semua

pasien rawat inap di Paviliun

Cempaka RSUD Kabupaten

Jombang, dengan teknik quota

sampling didapatkan sampel

sebanyak 30 orang.Penelitian

dilaksanakan pada tanggal 14 Juli –

25 Juli 2019. Alat ukur yang

digunakan kuesioner ZSAS untuk

mengetahui tingkat kecemasan dan

kuesioner PSQI untuk mengetahui

kualitas tidur. Pengolahan data

dilakukan dengan: Editing, Coding,

Page 4: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

68

Media Pendidikan Keperawatan │Volume I Nomor 3 : Desember 2019

Scoring,Tabulating, dan dianalisa

dengan Analisa menggunakan uji

statistik uji spearman’s rho dengan

taraf signifikan 5% (α = 0,05).

HASIL PENELITIAN

Data Umum

1. Karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin

Sumber : data primer, 2019

Gambar 1. Diagram pie frekuensi

karaktristik resonden

berdasarkan jenis kelamin

penderita asma di Pavilium

Cempaka RSUD Kabupaten

Jombang.

.

Berdasarkan gambar 1. di atas

dapat diketahui bahwa setengah

responden berjenis perempuan

sebanyak 17 orang (57%), sedangkan

hampir setengah responden laki - laki

sebanyak 13 orang (43%).

2. Karakteristik responden

berdasarkan pekerjaan

Sumber : data primer, 2019

Gambar 2. Diagram pie frekuensi

karaktristik resonden

berdasarkan pekerjaan

penderita asma di Pavilium

Cempaka RSUD

Kabupaten Jombang.

Berdasarkan gambar 2. di atas

dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden tidak bekerja

sebanyak 20 orang (86%), sedangkan

sebagian kecil responden bekerja

sebanyak 10 orang (14% ).

3. Karakteristik responden

berdasarkan pendidikan

Sumber : data primer, 2019/

Gambar 3. Diagram pie frekuensi

karaktristik resonden

berdasarkan pendidikan

penderita asma di Pavilium

Cempaka RSUD Kabupaten

Jombang.

Berdasarkan gambar 3. di atas

dapat diketahui hampir setengah

responden pendidikan terakhir dasar

(SD, SMP) sebanyak 14 orang

(47%), dan hampir setengah

responden terakhir menengah (SMA,

SMK) sebanyak 12 orang (40%),

sedangkan sebagian kecil responden

terakhir tinggi (Perguruan Tinggi)

sebanyak 4 orang (13%).

17 orang57%

13 orang43%

Jenis KelaminPerempuan Laki - laki

20 orang86%

10 orang14%

PekerjaanTidak bekerja Bekkerja

14 orang47%

12orang40%

4orang14%

PendidikanDasar Menengah Tinggi

Page 5: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

69

Media Pendidikan Keperawatan │Volume I Nomor 3 : Desember 2019

4. Karakteristik responden

berdasarkan merokok

Sumber : data primer,2019

Gambar 4. Diagram pie frekuensi

karaktristik resonden

berdasarkan merokok

penderita asma di Pavilium

Cempaka RSUD Kabupaten

Jombang.

Berdasarkan gambar 4. di atas

dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden tidak merokok

sebanyak 24 orang (80%),

sedangkan sebagian kecil responden

merokok sebanyak 6 orang(20%).

5. Karakteristik responden

berdasarkan riwayat penyakit

asma

Sumber : data primer, 2019

Gambar 5. Diagram pie frekuensi

karaktristik resonden

berdasarkan riwayat

penyakit asma penderita

asma di Pavilium Cempaka

RSUD Kabupaten

Jombang.

Berdasarkan gambar 5. di atas

dapat diketahui bahwa setengah

responden tidak memiliki riwayat

asma sebanyak 17 orang (57%),

sedangkan hampir setengah

responden memiliki riwayat asma

sebanyak 13 orang (43%).

6. Karakteristik responden

berdasarkan berapa kali serangan

asma

Sumber : data primer, 2019

Gambar 6. Diagram pie frekuensi

karaktristik resonden

berdasarkan berapa kali

serangan asma penderita

asma di Pavilium Cempaka

RSUD Kabupaten

Jombang.

Berdasarkan gambar 6. di atas

dapat diketahui bahwa setengah

responden mengalami serangan 1

tahun kurang dari 1 kali sebanyak 18

orang (60%), sedangkan hampir

setengah responden mengalami

serangan 1 tahun lebih dari 1 kali

sebanyak 12 orang (40%).

Data Khusus

1. Tingkat kecemasan pada penderita

asma di Paviliun Cempaka RSUD

Kabupaten Jombang

24 orang80%

6 orang20%

MerokokTidak Merokok Merokok

17 orang57%

13orang43%

Riwayat PenyakitTidak Memiliki Memiliki

18orang606%

12orang40%

Berapa Kali Serangan1 Th > 1 kali 1 Th < 1 kali

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

70

Media Pendidikan Keperawatan │Volume I Nomor 3 : Desember 2019

Sumber : data primer, 2019

Gambar 7. Diagram pie frekuensi

karaktristik resonden

berdasarkan tingkat

kecemasan pada penderita

asma di Pavilium Cempaka

RSUD Kabupaten

Jombang.

Berdasarkan gambar 7. di atas

dapat diketahui bahwa hampir

setengah responden tingkat

kecemasan berat pada penderita asma

sebanyak 14 orang (47%), hampir

setengah responden tingkat

kecemasan sedang pada penderita

asma sebanyak 11 orang (36%),

sebagian kecil responden tingkat

kecemasan normal pada penderita

asma sebanyak 2 orang (7%), dan

sebagian kecil respoden

tingkatkecemasan ringan pada

penderita asma sebaanyak 3 orang

(10%).

2. Kualitas tidur pada penderita asma

di Paviliun Cempaka RSUD

Kabupaten Jombang

Sumber : data primer, 2019

Gambar 8. Diagram pie frekuensi

karaktristik resonden

berdasarkan kualitas tidur

pada penderita asma di

Pavilium Cempaka RSUD

Kabupaten Jombang.

Berdasarkan gambar 8. di atas

dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden kualitas tidur buruk

pada penderita asma berat sebanyak

28 orang (93%), sedangkan sebagian

kecil responden kualitas tidur baik

pada penderita asma sebanyak 2

orang (7%).

3. Hubungan tingkat kecemasan

dengan kualitas tidur pada

penderita asma di Paviliun

Cempaka RSUD Kabupaten

Jombang.

Tabel 1. Tabulasi silang data tingkat

kecemasan dengan kualitas

tidur pada penderita asma di

Pavilium Cempaka RSUD

Kabupaten Jombang.

f % f % f %

1 Normal 20-44 2 7 0 0 2 7

2 Ringan 45-59 0 0 3 10 3 10

3 Sedang 60-74 0 0 11 36 11 36

4 Berat 75-80 0 0 14 47 14 47

2 7 28 93 30 100Jumlah

TotalNo Tingkat Kecemasan

Kualitas Tidur

Baik Buruk

Sumber : data primer, 2019.

Tabel 1. di atas dapat diketahui

bahwa hampir setengah tingkat

kecemasan kategori berat dengan

kualitas tidur kategori buruk

2 orang

7%

3 orang10%11

orang36%

14 orang47%

Tingkat KecemasanNormal Ringan Sedang Berat

2 orang

7%

28 orang93%

Kualitas TidurBaik Buruk

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

71

Media Pendidikan Keperawatan │Volume I Nomor 3 : Desember 2019

sebanyak 14 orang (47%), hampir

sebagian tingkat kecemasan kategori

sedang dengan kualitas tidur kategori

buruk sebanyak 11 orang (36%),

sebagian kecil tingkat kecemasan

kategori ringan dengan kualitas tidur

kategori buruk sebanyak 3 orang

(10%), dan sebagian kecil tingkat

kecemasan kategori normal dengan

kualitas tidur kategori baik sebanyak

2 orang (7%).

HASIL ANALISIS DATA

PENELITIAN

Tabel 2. Hasil uji statistik

Spearman’s Rho

Sumber : data primer, 2019

Tabel 2. Hasil uji statistik

Spearman’s Rho didapatkan tingkat

keeratan cukup kuat dengan nilai

kolerasi (0,469) dengan nilai

probabilitas atau taraf kesalahan (p:

0,009) jauh lebih kecil dari standart

signifikan (α : 0,05), H1 diterima

yang berarti ada hubungan tingkat

kecemasan dengan kualitas tidur

pada penderita asma di Paviliun

Cempaka RSUD Kabupaten

Jombang yang signifikan.

PEMBAHASAN

1. Tingkat kecemasan pada

penderita asma di Paviliun

Cempaka RSUD Kabupaten

Jombang.

Berdasarkan hasil penelitian

pada gambar 7. diketahui bahwa

hampir setengah responden tingkat

kecemasan berat pada penderita asma

sebanyak 14 orang (47%), hampir

setengah responden tingkat

kecemasan sedang pada penderita

asma sebanyak 11 orang (36%),

sebagian kecil responden tingkat

kecemasan normal pada penderita

asma sebanyak 2 orang (7%), dan

sebagian kecil responden tingkat

kecemasan ringan pada penderita

asma sebanyak 3 orang (10%).

Menurut Kaplan, Sadock, dan

Grebb dalam Budayani (2015)

kecemasan adalah respon terhadap

situasi tertentu yang mengancam,

dan merupakan hal yang normal

terjadi menyertai perkembangan,

perubahan, pengalaman baru atau

yang belum pernah dilakukan, serta

dalam menemukan identitas diri dan

arti hidup.

Dari uraian di atas bahwa

tingkat kecemasan yg di alami

penderita asma hampir sebagian

Nilai

Korelasi

Nilai probability

(p-value)

Standar

siignifikan Keterangan

0,469 0,009 0,05 H1

diterima

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

72

Media Pendidikan Keperawatan │Volume I Nomor 3 : Desember 2019

responden mengalami tingkat

kecemasan berat, hal ini dikarenakan

kecemasan yang dialami seseorang

akan merangsang penyempitan

saluran pernapasan responden yang

menyebabkan kekambuhan asma.

Hasil penelitian ini sama dengan

hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Putri (2011) yang menyatakan

bahwa ada hubungan antara tingkat

kecemasan dengan serangan asma

pada penderita asma bronkial di

Balai Kesehatan Paru Masyarakat

(BKPM) Semarang (p value 0,023 <

0,05). Hasil penelitian lainnya yang

menunjukkan kesamaan adalah

penelitian Tumigolung (2016) yang

juga menyatakan bahwa ada

hubungan antara tingkat kecemasan

dengan serangan asma di Kelurahan

Mahakeret Barat dan Timur Kota

Manado (p value 0,04< 0,05).

Dari segi jenis kelamin, pada

gambar 1. menunjukkan bahwa

setengah responden berjenis

perempuan sebanyak 17 orang

(57%), sedangkan hampir setengah

responden laki - laki sebanyak 13

orang (43%).

Dari hasil penelitian disebutkan

bahwa jenis kelamin yang paling

dominan terhadap tingkat kecemasan

penderita asma adalah perempuan.

Hal ini sejalan dengan penelitian

Tomigolung, (2016), yang

menyatakan bahwa prevalensi asma

menurut jenis kelamin terbanyak

yaitu jenis kelamin perempuan

dengan jumlah 23 responden (65,7),

Sejalan dengan National Center Fot

Health Staistics (NCHS) pada tahun

2011 mengatakan bahwa prevalensi

asma menurut jenis kelamin

terbanyak yaitu perempuan (9,7%)

dibandingkan laki-laki (7,2%).

Dari segi pendidikaan, pada

gambar 5.3 menunjukan hampir

setengah responden pendidikan

terakhir dasar (SD, SMP) sebanyak

14 orang (47%), hampir setengah

responden terakhir menengah (SMA,

SMK) sebanyak 12 orang (40%),

sedangkan sebagian kecil responden

terakhir tinggi (Perguruan Tinggi)

sebanyak 4 orang (13%).

Dari data responden,

banyaknya pendidikan responden

adalah SD. Tingkat pendidikan yang

rendah pada seseorang akan

menyebabkan orang tersebut mudah

mengalami kecemasan(Stuart, 2006).

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa salah satu penyebab penyakit

asma yang tidak terkontrol adalah

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

73

Media Pendidikan Keperawatan │Volume I Nomor 3 : Desember 2019

rasa cemas yang dirasakan pasien.

Semakin cemas perasaan yang

dirasakan pasien maka akan semakin

tidak terkontrol penyakit asma yang

dialaminya. Kecemasan yang

dialami seseorang akan merangsang

penyempitan saluran pernapasan

responden yang menyebabkan

kekambuhan asma. Oleh karena itu

pasien asma yang mengalami cemas

diharapkan dapat berkonsentrasi atau

dapat berpikir dengan baik sehingga

mereka dapat menghindari faktor

pencetus serangan asma dan perlu

tindakan – tindakan dari penderita

agar dapat mengatasi rasa cemas.

2. Kualitas tidur pada penderita

asma di Paviliun Cempaka

RSUD Kabupaten Jombang.

Hasil penelitian pada gambar 8.

diketahui bahwa sebagian besar

responden kualitas tidur buruk pada

penderita asma berat sebanyak 28

orang (93%),sedangkan sebagian

kecil responden kualitas tidur baik

pada penderita asma sebanyak 2

orang (7%).

Kualitas tidur mencakup aspek

kuantitatif seperti durasi tidur, latensi

tidur, serta aspek subjektif seperti

tidur dalam dan istirahat (Khasanah

& Hidayati, 2012 dalam Budayani,

2015).

Dari uraian di atas bahwa

sebagian besar responden kualitas

tidur kategori buruk, hal ini

dikarenakan faktor pengendali tidur

tubuh terganggu yakni prostaglandin,

L-liptofan, hormon pertumbuhan,

sehingga dengan kondisi itu

menyebabkan kualitas tidur

penderita asma tidak terpenuhi

secara optimal (Tumigolung, 2016).

Dari segi jenis kelamin, pada

gambar 1. menunjukkan bahwa

setengah responden berjenis

perempuan sebanyak 17 orang

(57%), sedangkan hampir setengah

responden laki - laki sebanyak 13

orang (43%).

Dari uraian di atas bahwa

setengah responden berjenis

perempuan, sedangkan hampir

setengah responden laki – laki, Hal

ini dikarenakan jenis kelamin

merupakan faktor predisposisi asma.

Penderita asma bronkiale dewasa

kebanyakan penderitanya adalah

berjenis kelamin wanita (Sundaru

dan Sukamto, 2007).

Dilihat dari segi pekerjaan,

pada gambar 2. menunjukkan bahwa

sebagian besar responden tidak

bekerja sebanyak 20 orang (86%),

Page 10: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

74

Media Pendidikan Keperawatan │Volume I Nomor 3 : Desember 2019

sedangkan sebagian kecil responden

bekerja sebanyak 10 orang (14% ).

Pekerjaan merupakan salah satu

faktor pencetus asma bronkiale.

Penelitian pada tahun 1995 yang

dilakukan di Amerika Serikat

menunjukkan 15% penderita asma

bronkiale memiliki hubungan dengan

faktor lingkungan kerja (Yeung dan

Malo, 1995).

Dari uraian diatas bahwa

sebagian besar responden tidak

bekerja dan sebagian kecil responden

bekerja, sedangkan menuurut teori

Pekerjaan merupakan salah satu

faktor pencetus asma bronkiale.

Dari segi pendidikaan, pada

gambar 3. menunjukan hampir

setengah responden pendidikan

terakhir dasar (SD, SMP) sebanyak

14 orang (47%), hampir setengah

responden terakhir menengah (SMA,

SMK) sebanyak 12 orang (40%),

sedangkan sebagian kecil responden

terakhir tinggi (Perguruan Tinggi)

sebanyak 4 orang (13%).

Berdasarkan kejadian

perubahan pola tidur menunjukkan

bahwa sebagian besar responden

merupakan pasien yang memiliki

perubahan pola tidur pada saat

menjalani rawat inap di Paviliun

Cempaka RSUD Kabupaten

Jombang. Kebutuhan untuk istirahat

dan tidur adalah penting bagi

kualitas hidup semua orang

dikarenakan pada kondisi mereka

yang sedang sakit membutuhkan

istirahat yang cukup dalam

pemulihannya. Namun demikian,

tiap individu memiliki kebutuhan

yang berbeda dalam jumlah tidur

(Quantity of Sleep) dan kualitasnya

(Quality of Sleep) (Potter & Perry,

2005). Sebenarnya tidur tidak

sekedar mengistirahatkan tubuh, tapi

juga mengistirahatan otak, disini

dengan istirahatnya otak diharapkan

proses penyembuhan pasien semakin

baik (Craven & Hirnle, 2000). Oleh

karena itu Disarankan bagi pihak

rumah sakit untuk bisa menciptakan

lingkungan yang nyaman dan

memberi batasan waktu kunjung

pasien agar pasien menjadi lebih

nyaman dan tenang saat tidur.

3. Hubungan tingkat kecemasan

dengan kualitas tidur pada

penderita asma di Paviliun

Cempaka RSUD Kabupaten

Jombang.

Hasil penelitian pada tabel 1.

diketahui bahwa hampir setengah

responden tingakat kecemasan

Page 11: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

75

Media Pendidikan Keperawatan │Volume I Nomor 3 : Desember 2019

kategori berat dengan kualitas tidur

kategoriburuk sebanyak 14 orang

(47%), hampir setengah tingkat

kecemaasan kategori sedang dengan

kualitas tidur kategori buruk

sebanyak 11 orang (36%), sebagian

kecil tingkat kecemaasan kategori

ringan dengan kualitas tidur kategori

buruk sebanyak 3 orang (10%), dan

sebgaian kecil tingkat kecemasan

kategori normal dengan kualitas tidur

kategori baik sebanyak 2 orang (7%),

Berdasarkan uji spearman’s rho

didapatkan tingkat keeraatan cukup

kuat dengan niai korelasi (0,459)

dengan nilai probabilitas atau tingkat

kesalahan (p : 0,009) jauh lebih kecil

dari standart signifikan (α : 0,05),

maka H1 diterima yang berarti ada

hubungan tingkat kecemasan dengan

kualitas tidur penderita asma di

Paviliun Cempaka RSUD Kabupaten

Jombang yang signifikan.

Asma dapat terjadi melalui dua

jalur, yaitu jalur imunologis dan saraf

otonom. Jalur imunologis didominasi

oleh antibodi IgE yang merupakan

reaksi hipersensitivitas tipe I (tipe

alergi), terdiri dari fase cepat dan

fase lambat. Bila seseorang

menghirup alergen maka akan terjadi

fase sensitisasi yang menyebabkan

antibodi IgE orang tersebut

meningkat. Alergen kemudian

berikatan dengan antibodi IgE yang

melekat pada sel mast dan

menyebabkan sel ini berdegranulasi

mengeluarkan berbagai macam

mediator. Beberapa mediator yang

dikeluarkan adalah histamin,

leukotrien, faktor kemotaktik

eosinofil dan bradikinin.

Menimbulkan efek edema lokal pada

dinding menyebabkan inflamasi

saluran napas hingga menimbulkan

pengeluaran dan pemasukan udar

terganggu, ini dikarenakan

rendahnya kadar oksigen dalam

darah atau yang disebut hipoksemia

yang akan menimbulka rasa gelisah

hingga menyebabkkan rasa tidak

tenang atau cemas (Rengganis, 2008

dalam Hardiyanti, 2018).

Dari hasil penelitian disebutkan

bahwa tingkat kecemasan penderita

yang paling dominan kriteria berat

dan kualitas tidur penderita kriteria

buruk. Pada penelitian ini

menunjukkan bahwa adanya

pengaruh antara semakin berat

tingkat kecemasan semakin buruk

kualitas tidurnya. Gangguan mental

yang erat hubungannya dengan

gangguan tidur adalah kecemasan.

Page 12: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

76

Media Pendidikan Keperawatan │Volume I Nomor 3 : Desember 2019

Oleh karena itu pegawai kesehatan

khususnya perawat dapat

memberikan konseling, informasi

dan edukasi mengenai pencegahan

kekambuhan penyakit asma yang

salah satunya adalah cara

menghindari rasa cemas yang

dialami, agar pemenuhan kebutuhan

tidur pasien membaik pula.

Hal ini sejalan dengan

penelitian Budayani (2015), yang

menyatakan bahwa adanya hubungan

antara tingkat kecemasan dengan

kualitas tidur pada pasien asma yang

dirawat di RSUD Karanganyar. Dari

hasil penelitian juga membuktikan

bahwa ada hubungan tingkat

kecemasan dengan kualitas tidur

penderita asma di Paviliun Cempaka

RSUD Kabupaten Jombang yang

signifikan

KESIMPULAN

1. Hampir setengah tingkat

kecemasan penderitaasma di

Paviliun Cempaka RSUD

Kabupaten Jombang kategori

berat sebanyak 14 oramg (47%).

2. Sebagian besar kualitas tidur

penderita asma di Paviliun

Cempaka RSUD Kabupaten

Jombang kategori buruk

sebanyak 28 orang (93%).

3. Terdapat hubungan dengan

tingkat keeratan cukup kuat

dengan nilai korelasi (0,469)

bermakna tingkat kecemasan

dengan kualitas tidur penderita

asma di Paviliun Cempaka

RSUD Kabupaten Jombang

dikarenakan nilai p-value (0,009)

jauh lebih kecil dari standart

signifikan 0,05 yang artinya H1

diterima.

SARAN

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi tenaga kesehatan

diharapkan mampu memberikan

intervensi kepada pasien asma, serta

memberikan informasi atau

pendidikan kesehatan mengenai

hubungan kecemasan dengan

kejadian asma.

2. Bagi Pasien

Diharapkan hasil penelitian ini

dapat sebagai acuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan

wawasannya, sehingga pasien

mendapatkan informasi tentang cara

adaptasi atau mengatasi rasa cemas

yang salah satunya bermanfaat

sebagai bekal untuk mencegah

Page 13: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

77

Media Pendidikan Keperawatan │Volume I Nomor 3 : Desember 2019

kekambuhan serangan asma

misalnya melalui membaca buku

ataupun giat melakukan konseling

kepada petugas kesehatan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu adanya penelitian lebih

lanjut mengenai variabel yang

berhubungan dengan kejadian asma

lainnya misalnya alergi pada

perubahan lingkungan, makanan,

aspek genetik dan aktifitas fisik.

4. Bagi Peneliti

Bagi peneliti dapat mengetahui

secara nyata tentang hasil penelitian

yang menunjukkan adanya hubungan

antara tingkat kecemasan dengan

kualitas tidur penderita asma.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, 2006. Metode Penelitian

keperawatan dan Teknik

Analisa Data. Jakarta:

Salemba Medika.

Anggraini, Rihadini, dan Tsaqofah

2016. Tingkat Kecemasan

Mempengaruhi Kualitas

Tidur Pada Penderita Asma

Bronchial Usia Lanjut.

Skripsi Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah

Semarang.

Asmadi, 2008. Konsep Dan Aplikasi

Kebutuaan Dasar

Klien.Jakarta; Salemba

Medika.

Budayani, 2015. Hubungan Tingkat

Kecemasan Dengan Kualitas

Tidur Penderita Asma Di

RSUD Kabupaten

Karanganyar Surakarta,

Skripsi Program Studi S1

Keperawatan, Stikes Husada

Kusuma Surakarta 2015

Daud, 2017. Hubungan Tingkat

Kecemasan Dengan Kejadian

Asma Pada Pasien Asma

Bonkialdi Wilayah Kerja

Pukesmas Kuin Raya

Banjarmasin. Journal

Dinamika Kesehatan, Vol. 8

No. 1, Juli 2017.

Global Initiative For Astma (GINA).

2006,.Pocket Guide for

Asthma Management and

Prevension In Children.

Global Initiative For Astma (GINA).

2016. Global Initiative for

Asthma (GINA) Teaching

Slide Set 2016 Update

(Internet), tersedia dalam

<http://ginasthma.org/archive

d-reports/>(diakses tanggal

12 Januari 2019).

Gunarsah, , Ny.Singgih.D,

2008.Psikologi Keperawatan.

Jakarta: Gunung Mulia.

Hapsari, 2012. Hubungan Kualitas

Tidur Dengan Ansietas Pada

Penderita Asma Bronkial.

Skripsi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret

Surakarta 2012.

Hardiyanti, 2018. Faktor–Faktor

Yang BerhubunganDengan

Kejadian Asma Di Wilayah

Kerja Puskesmas Singgani

Kota Palu. Proposal Program

Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas

Tadulako Palu 2018.

Hidayat, A. A. 2009. Metode

Penelittian Kebidanan Dan

Teknik Analisis Data. Jakarta

: Salemba Medika.

Hidayat, A. A. 2010. Metode

Penelittian Kebidanan Dan

Page 14: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

78

Media Pendidikan Keperawatan │Volume I Nomor 3 : Desember 2019

Teknik Analisis Data. Jakarta

: Salemba Medika.

Kurniasari, L. 2016. Hubungan

faktor makanan terhadap

kejadian kambuh ulang asma

pada penderita asma di

wilayah kerja puskesmas olak

kemang kota jambi tahun

2015. Scientia Journal, 4(4),

299–304

Maramis, 2005. Gangguan Neurotik,

Gangguan Somatoform dan

Gangguan terkait Stress.

Dalam : Catatan Ilmu

Kedokteran Jiwa. Airlangga

University Press : Surabaya.

Hal 309

Notoatmodjo.

2011.KonsepDanPenerapan

MetodologiPenelitian

Nursalam, 2011.Konsep Dan

Penerapan Metodologi

Penelitian Ilmu

Keperawatan.Jakarta :

Salemba Medika.

Nursalam. 2014. Metodologi

Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

Potter dan Perry.2010 .Buku Ajar

Fundamental Keperawatan :

Konsep, Proses dan Praktik.

Jakarta : EGC.

Potter dan Perry. 2010. Fundamental

of Nursing. Mosby.st.Louis

Putri, 2011. Hubungan Tingkat

Kecemasan dengan Serangan

Asma pada Pasien Asma

Bronkial di Balai Kesehatan

Paru Masyarakat Semarang

(Internet), tersedia

dalam<http://jurma.unimus.ac

.id>(diakses tanggal 12

januari 2019).

Ramaiah, 2006. Asma

Mengetahui Penyebab

Gejala dan Cara

Penanggulangannya.

Jakarta : Bhuana Ilmu

Populer

Ridawi, 2014. Tingkat Kecemasan

Penderita Asma Saat Terjadi

Kekambuhan Di Pukesmas

Bangsal Kecamatan

Mojokerto. http://repository.

Poltekesmajapahit.ac.id/

(diakses tanggal 12 januari

2019).

Riduwan. 2010. Metode Dan Teknik

Menyusun Tesis. Bandung :

Alfabeta

Rosma, 2010. Hubungan Tingkat

Kecemasan dengan Serangan

Asma pada Penderita Asma

Bronkial di BP4 Semarang.

Jurnal Kesmadaska, 1(1),

26–33.

https://doi.org/10.1007/s1339

8-014-0173-7.2

Sugiyono.2011. Statistika Untuk

Penelitian. Bandung :

Alfabeta.

Tomigolung, G. T.,2016. Hubungan

Tingkat Kecemasan Dengan

Serangan Asma Pada

Penderita Asma Dikelurahan

Mahakeret Barat Dan

Mahakere T Timur Kota

Manado. e-journal

keperawatan (e-Kp) Volume 4

Nomor 2, November 2016.

Sundaru H, Sukamto. 2006 Asma

Bronkial , Departemen Ilmu

Penyakit Dalam Fakulas

Kedokteran Universitas

Indonesia, Jakarta

Suzanne M, Steven G. 2009.,Normal

Sleep, Sleep Physiology, and

Sleep Deprivation. Jakarta:

EGC.

Smeltzer dan Bare, 2006.Buku Ajar

Keperawatan Medikal Bedah

Page 15: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR …

79

Media Pendidikan Keperawatan │Volume I Nomor 3 : Desember 2019

Brunner & Suddart, Jakarta:

EGC.

Wahid, A., Suprapto, I. 2013

Keperawatan Medikal Bedah

Asuhan Keparawatan Pada

Gangguan SIstem Respirasi.

Jakarta: Trans InfoMedia.

Word Health Organization.,

2016. Asthma Cronic

Respiratory

Disseases.http://www.who.int

/respiratory/asthma/en/.Diaks

es tangga 12 Januari2019.