HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI …akbidalhikmah.ac.id/artikel/HUBUNGAN SIKAP IBU...

11
HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RSIA KUMALASIWI PECANGAAN KABUPATEN JEPARA Oleh : ASMAWAHYUNITA, S.Kep (Dosen AKBID Islam Al Hikmah Jepara) ABSTRAK Keluarga berencana merupakan salah satu program pemerintah dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Diharapkan dengan ber KB jumlah kelahiran di Indonesia dapat di turunkan. Di Indonesia ada beberapa metode untuk ber KB yaitu metode PIL, INJEKSI, AKDR, IMPLAN dan kontrasepsi MANTAP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap ibu tentang AKDR dengan pemilihan AKDR di DI RSIA KUMALASIWI. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel Dependen dan Independen. Pendekatan yang digunakan adalah croos sectional, sampel yang digunakan adalah Akseptor KB di DI RSIA KUMALASIWI sebanyak 140 responden. Analisa yang digunakan adalah uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden bersikap mendukung sebanyak 71 responden (50.7%) dan sebagian kecil responden memilih AKDR sebanyak 17 responden (12.1%). Ada hubungan antara sikap ibu dengan pemilihan AKDR dengan hasil p value 0,045. Bagi tenaga kesehatan harus meningkatkan penyuluhan tentang KB terlebih lagi tentang AKDR sehingga akseptor KB memiliki sikap mendukung terhadap pemanfaatan KB AKDR, mengingat bahwa ada program ”SAFARI KB AKDR” tanpa dipungut biaya. Dan Puskesmas diharapkan dapat memberi pelayanan dan fasilitas yang memadahi bagi masyarakat yang ingin menggunakan AKDR. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kependudukan dewasa ini merupakan masalah penting yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli kependudukan, baik di Indonesia maupun diseluruh dunia. Saat ini jumlah kelahiran di Indonesia sudah mengalami penurunan yang menyebabkan laju pertumbuhan penduduk turun dari 2,3% pertahun menjadi 1,4 % pada tahun 2003, namun karena jumlah penduduk Indonesia yang besar yaitu 219 juta jiwa maka penduduk Indonesia setiap tahun akan bertambah sekitar 3 juta jiwa, sehingga BAPPENAS memperkirakan pada tahun 2025 penduduk Indonesia akan berjumlah 273,6 juta jiwa. Oleh karena itu, kalau program KB tidak ditangani lebih serius, maka jumlah penduduk Indonesia akan lebih besar dari 273 juta. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menargetkan pertambahan penduduk Indonesia pada tahun 2015 menjadi 237 juta jiwa. Apabila jumlah penduduk terlampaui maka misi pengendalian jumlah penduduk dianggap gagal, (SDKI, 2003). Saat program KB di luncurkan tingkat kelahiran Jawa Tengah Tahun 1971 mencapai 5,33%, namun pada tahun 2004 angkanya turun menjadi 2,18%. Selama ini angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk Jateng selalu di bawah angka Nasional. Berdasarkan sensus Nasional tahun 2005, angka kelahiran di Provinsi ini bergerak naik dari 2,18 menjadi 2,19%, (Gunarso, 2007). Berbagai upaya telah di laksanakan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, termasuk di dalamnya adalah program Safe Mother Hood yang meliputi keluarga berencana untuk mencegah kehamilan, pelayanan antenatal, persalinan yang aman, pelayanan obstetri esensial. (Sarwono, 2002).

Transcript of HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI …akbidalhikmah.ac.id/artikel/HUBUNGAN SIKAP IBU...

Page 1: HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI …akbidalhikmah.ac.id/artikel/HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT... · c. Perdarahan uterus abnormal d. Carsinoma organ-organ panggul . e.

HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

DI RSIA KUMALASIWI PECANGAAN

KABUPATEN JEPARA

Oleh :

ASMAWAHYUNITA, S.Kep

(Dosen AKBID Islam Al Hikmah Jepara)

ABSTRAK

Keluarga berencana merupakan salah satu program pemerintah dalam

mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Diharapkan dengan ber KB jumlah kelahiran

di Indonesia dapat di turunkan. Di Indonesia ada beberapa metode untuk ber KB yaitu

metode PIL, INJEKSI, AKDR, IMPLAN dan kontrasepsi MANTAP.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap ibu tentang AKDR

dengan pemilihan AKDR di DI RSIA KUMALASIWI. Jenis penelitian yang digunakan

adalah kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel Dependen

dan Independen. Pendekatan yang digunakan adalah croos sectional, sampel yang

digunakan adalah Akseptor KB di DI RSIA KUMALASIWI sebanyak 140 responden.

Analisa yang digunakan adalah uji chi square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden bersikap

mendukung sebanyak 71 responden (50.7%) dan sebagian kecil responden memilih AKDR

sebanyak 17 responden (12.1%). Ada hubungan antara sikap ibu dengan pemilihan AKDR

dengan hasil p value 0,045.

Bagi tenaga kesehatan harus meningkatkan penyuluhan tentang KB terlebih lagi

tentang AKDR sehingga akseptor KB memiliki sikap mendukung terhadap pemanfaatan KB

AKDR, mengingat bahwa ada program ”SAFARI KB AKDR” tanpa dipungut biaya. Dan

Puskesmas diharapkan dapat memberi pelayanan dan fasilitas yang memadahi bagi

masyarakat yang ingin menggunakan AKDR.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kependudukan dewasa ini merupakan masalah penting yang

mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli kependudukan, baik di

Indonesia maupun diseluruh dunia. Saat ini jumlah kelahiran di Indonesia sudah

mengalami penurunan yang menyebabkan laju pertumbuhan penduduk turun dari

2,3% pertahun menjadi 1,4 % pada tahun 2003, namun karena jumlah penduduk

Indonesia yang besar yaitu 219 juta jiwa maka penduduk Indonesia setiap tahun akan

bertambah sekitar 3 juta jiwa, sehingga BAPPENAS memperkirakan pada tahun 2025

penduduk Indonesia akan berjumlah 273,6 juta jiwa. Oleh karena itu, kalau program

KB tidak ditangani lebih serius, maka jumlah penduduk Indonesia akan lebih besar

dari 273 juta. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

menargetkan pertambahan penduduk Indonesia pada tahun 2015 menjadi 237 juta

jiwa. Apabila jumlah penduduk terlampaui maka misi pengendalian jumlah penduduk

dianggap gagal, (SDKI, 2003).

Saat program KB di luncurkan tingkat kelahiran Jawa Tengah Tahun 1971

mencapai 5,33%, namun pada tahun 2004 angkanya turun menjadi 2,18%. Selama ini

angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk Jateng selalu di bawah angka Nasional.

Berdasarkan sensus Nasional tahun 2005, angka kelahiran di Provinsi ini bergerak

naik dari 2,18 menjadi 2,19%, (Gunarso, 2007).

Berbagai upaya telah di laksanakan untuk mengendalikan laju pertumbuhan

penduduk, termasuk di dalamnya adalah program Safe Mother Hood yang meliputi

keluarga berencana untuk mencegah kehamilan, pelayanan antenatal, persalinan yang

aman, pelayanan obstetri esensial. (Sarwono, 2002).

Page 2: HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI …akbidalhikmah.ac.id/artikel/HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT... · c. Perdarahan uterus abnormal d. Carsinoma organ-organ panggul . e.

Terdapat beberapa metode untuk ber KB di Indonesia atau lebih dikenal

dengan nama kontrasepsi. Berdasarkan sensus demografi kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 1991 jenis kontrasepsi yang banyak dipilih masyarakat adalah jenis hormonal

terutama injeksi dan pil. Data sensus Demografi kesehatan Indonesia (SDKI)

menunjukkan peningkatan pemakaian kontrasepsi hormonal cukup signifikan. Pada

tahun 1997 pemakaian pil dan injeksi sebanyak 69,4% namun pada tahun 2002 sudah

di atas 75%. Jika ditambah dengan implan (susuk) yang juga menggunakan hormon,

angka itu akan semakin besar, (BKKBN, 2003).

Peminat alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di Indonesia menempati urutan

ketiga setelah injeksi dan pil sedang untuk urutan keempat adalah norplan (susuk) dan

terakhir metode sterilisasi (MOW dan MOP) pada tahun 2003 di Indonesia tercatat

akseptor alat kontrasepsi dalam rahim sekitar 4.024.273 akseptor atau sekitar (22,6%)

dari semua pemakai metode alat kontrasepsi, (Bimantara, 2003).

Pada umumnya peminat alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) berasal dari

sosial menengah ke atas, untuk golongan sosial bawah peminat dari alat kontrasepsi

ini masih sangat sedikit. Di kabupaten Jepara sendiri dari Bulan Januari sampai bulan

Oktober 2007 jumlah akseptor alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) menempati

urutan ke-4 dari semua metode kontrasepsi yang ada, dengan jumlah peserta KB aktif

sebanyak 6,188 akseptor dengan pelayanan pemerintah sebesar 3.552 orang dan

swasta sebanyak 2.306 orang dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak

206.482 jiwa. Sedang untuk peserta KB baru sebanyak 167 orang, (Kantor Keluarga

Berencana Daerah, 2007).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan, apakah ada Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu

tentang AKDR dengan pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di DI

RSIA KUMALASIWI?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui antara Hubungan Sikap Ibu tentang AKDR dengan

Pemilihan Alat Kontrasepsi dalam Rahim di DI RSIA KUMALASIWI.

D. Manfaat Penelitian

Meningkatkan mutu pelayanan dan wawasan tentang KB khususnya

AKDR.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap (attitude) adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau

objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik dan

sebagainya), (Notoatmodjo, 2005).

2. Tingkatan dari Sikap meliputi :

a. Menerima

Menerima diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan pengetahuan yang

diberikan.

b. Merespon

Memberi jawaban apabila di tanya mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indeksi dari sikap karena dengan suatu usaha

untuk menjawab pertanyaan. Lepas dari pekerjaan itu benar maupun salah

berarti orang,mau menerima ide tersebut.

c. Menghargai

Page 3: HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI …akbidalhikmah.ac.id/artikel/HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT... · c. Perdarahan uterus abnormal d. Carsinoma organ-organ panggul . e.

Seseorang memberi nilai yang positif terhadap obyek atau stimulus dan

mengajak orang lain atau mempengaruhi atau mengajurkan orang lain untuk

merespon.

d. Bertanggungjawab

Sikap paling tinggi tingkatannya adalah bertanggungjawab terhadap apa yang

telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan

keyakinannya dia harus berani mengambil resiko, (Notoatmodjo, 1997).

B. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

1. Pengertian

AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan

untuk sinergi efektivitas), dengan berbagai bentuk yang dipasangkan ke dalam

rahim untuk menghasilkan efek kontraseptif, (Prawirohardjo, 2002) AKDR

adalah suatu metode kontrasepsi yang efektif, (Depkes – RI, 2002).

2. Mekanisme Kerja Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Mekanisme kerja Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) secara pasti

belum diketahui tetapi cara kerjanya bersifat lokal. Mekanisme kerja Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim secara lokal sebagai berikut :

a. Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan benda asing dalam rahim sehingga

menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leokosit, makrofag dan

limfosit.

b. Alat kontrasepsi dalam rahim menimbulkan perubahan pengeluaran cairan,

prostaglandin yang menghalangi kapasitasi sepermatozoa.

c. Pemadatan endometrium oleh leokosit, makrofag dan limfosit menyebabkan

blastokis mungkin dirusak oleh makrofag, dan blastokis tidak mampu

melaksanakan nidasi.

d. Ion CU yang, keluar dari AKDR dengan cupper menyebabkan gangguan gerak

spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi,

(Manuaba, 1998).

e. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.

f. Produksi prostaglandin lokal yang meninggi, yang menyebabkan

terhambatnya implantasi, (Hanafi, 2004).

3. Keuntungan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Ada banyak sekali keuntungan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Menurut

Prof. dr. Ida Bagus Gede Manuaba (1998).

Keuntungan AKDR:

a. Dapat diterima masyarakat dengan baik.

b. Pemasangan tidak memerlukan teknis medis yang sulit.

c. Kontrol medis yang ringan.

d. Penyulit tidak terlalu berat.

e. Pulih kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik.

Sedang menurut Syaifuddin (2003), keuntungan AKDR meliputi :

a. Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi

Sangat efektif → 0,6 - 0,8 kehamilan/ 100 perempuan dalam 1 tahun pertama

(1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan)

b. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

c. Metode jangka panjang (1 tahun proteksi dari CuT -380 A dan tidak perlu

diganti)

d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.

e. Tidak mempengaruhi huhungan seksual.

f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.

g. Tidak mempengaruhi kualitas volume ASI.

h. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah Abortus.

(Apabila tidak terjadi infeksi).

i. Dapat digunakan sampai menopuse (1 tahun atau lebih sudah haid terakhir).

j. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.

4. Kerugian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Alat kontrasepsi dalam rahim bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna

sehingga masih terdapat beberapa kerugian sebagai berikut:

a. Masih terjadi kehamilan dengan alat kontrasepsi dalam rahim insitu.

Page 4: HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI …akbidalhikmah.ac.id/artikel/HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT... · c. Perdarahan uterus abnormal d. Carsinoma organ-organ panggul . e.

b. Terdapat perdarahan : spoting dan metroragia.

c. Leukorea, sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih

basah.

d. Dapat terjadi infeksi.

e. Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan

kehamilan ektopik.

f. Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan Portio uteri dan mengganggu

hubungan seksual, (Manuaba, 1998).

5. Efek Samping dan Komplikasi

a. Nyeri dan mulas

Kejang, nyeri dan mulas-mulas, serta pegal pinggang biasanya terjadi sehabis

insersi AKDR yang akan hilang dalam beberapa hari sampai beberapa

minggu.

b. Perdarahan

Dapat terjadi perdarahan paska insersi, bercak di luar haid (spoting) atau

perdarahan metroragia.

c. Keputihan

Keputihan yang berlebihan mungkin disebabkan oleh reaksi organ genetal

terhadap benda asing yang biasanya terjadi dalam beberapa bulan pertama

setelah insersi.

d. Disminorea

Tidak semua wanita yang menggunakan AKDR akan menderita nyeri haid,

biasanya terjadi pada wanita yang sebelumnya memang sering mengalami

Disminorea.

e. Disporenia (nyeri saat koitus)

Wanita jarang merasakannya, sering pihak suami mengeluh sakit karena

benang yang panjang atau cara pemotongan benang yang runcing.

f. Ekspulsi

Sering dijumpai pada masa 3 bulan pertama setelah insersi, setelah 1 tahun

angka insersi akan berkurang.

g. Infeksi

Radang panggul dijumpai pada sekitar 2% akseptor pada tahun pertama

pemakaian, namun infeksi ini bersifat ringan, (Mochtar, 1998).

6. Efektivitas Efektivitas AKDR sangat tinggi untuk mencegah kehamilan dalam jangka

waktu lama. Angka kehamilan AKDR berkisar antara 1,5 - 3 per 100 wanita pada

tahun pertama dan angka ini akan jadi lebih rendah untuk tahun-tahun berikutnya.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi angka kehamilan adalah jenis AKDR,

ukuran, besar dan luasnya permukaan AKDR, umur akseptor, lamanya

pemakaian, dan kurang teraturnya menjalani jadwal kontrol untuk periksa ulang.

Sebagian besar kehamilan terjadi dalam 6 bulan pertama setelah insersi, sehingga

untuk memperkecil kemungkinan kehamilan pada 6 bulan pertama dianjurkan

memakai cara lain misal kondom, pantang berkala atau memakai pil, (Mochtar,

1999).

7. Indikasi Pemasangan AKDR untuk tujuan kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita

yang :

a. Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih.

b. Ingin menjarangkan kehamilan.

c. Sudah cukup anak hidup, tidak mau hamil lagi, namun takut atau menolak

cara permanen (kontrasepsi mantap). Biasanya dipasang AKDR yang efeknya

lama (Lipper Lood, Nova-T untuk 5 tahun)

d. Berusia di atas 35 tahun dimana kontrasepsi hormonal dapat kurang

menguntungkan, (Mochtar, 1999).

8. Kontra Indikasi a. Kehamilan

b. Peradangan panggul

c. Perdarahan uterus abnormal

d. Carsinoma organ-organ panggul

Page 5: HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI …akbidalhikmah.ac.id/artikel/HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT... · c. Perdarahan uterus abnormal d. Carsinoma organ-organ panggul . e.

e. Malformasi rahim

f. Mioma uteri

g. Disminorea berat

h. Anemi berat

i. Riwayat infeksi pelvis, (Mochtar, 1999).

9. Waktu Pemasangan AKDR a. Sedang haid

Pada waktu ini pemasangan AKDR mudah karena kanalis servikalis agak

melebar dan kemungkinan terjadi kehamilan sangat kecil, perasaan sakit

kurang dan perdarahan tidak begitu banyak.

b. Paska Persalinan

Pemasangan dini yaitu pemasangan sebelum ibu pulang ke rumah setelah

melahirkan. Pemasangan langsung yaitu 3 bulan setelah ibu melahirkan.

Pemasangan tidak langsung yaitu pemasangan lebih dari 3 bulan paska

persalinan atau keguguran.

c. Paska keguguran

Langsung setelah keguguran

d. Masa Interval

Yaitu masa antara dua haid, bila dipasang setelah ovulasi dipastikan ibu tidak

hamil.

e. Sewaktu seksio sesaria

Sebelum luka rahim di tutup terlebih dahulu dikeluarkan darah darah beku dari

kavum uteri kemudian AKDR dipasang pada bagian fundus.

f. After morning

Pada kasus-kasus dimana dilakukan koitus, maka AKDR dipasang dalam

waktu 72 Jam kemudian, sebelum terjadi implantasi blastokista, (Mochtar,

1999).

10. Pemeriksaan ulang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Setelah pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim perlu dilakukan kontrol

medis dengan jadwal :

a. Dua minggu setelah pemasangan.

b. Satu bulan setelah pemeriksaan pertama.

c. Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua.

d. Setiap 6 bulan sampai 1 tahun.

C. Konsep Dasar Pemilihan Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

1. Pengertian

Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah tindakan

memilih suatu jenis kontrasepsi dari beberapa jenis kontrasepsi yang tersedia

(Depkes RI, 1999).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Seseorang dalam Pemilihan Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Menurut teori Lawrence Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003).

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih AKDR sebagai

berikut :

1) Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

Merupakan faktor internal yang ada pada diri individu, keluarga,

kelompok atau masyarakat yang mempermudah individu untuk berperilaku,

diataranya : Pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai dan pendidikan.

2) Faktor Pendukung (Enabling Factors)

Merupakan faktor yang memungkinkan individu untuk berperilaku

memilih AKDR. Karena tersedianya sumber daya, keterjangkauan, rujukan

dan ketrampilan.

Adanya fasilitas kesehatan yang mendukung Program KB akan

mempengaruhi perilaku ibu dalam memilih metode kontrasepsi.

3) Faktor Pendorong (Reinforcing Factor)

Page 6: HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI …akbidalhikmah.ac.id/artikel/HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT... · c. Perdarahan uterus abnormal d. Carsinoma organ-organ panggul . e.

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Hubungan tingkat

pengetahuan dan sikap ibu tentang AKDR

dengan pemilihan AKDR

Merupakan faktor yang menguatkan perilaku, seperti sikap dan

ketrampilan petugas kesehatan atau petugas yang lain yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat, (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan hal itu, semakin baik ketrampilan seorang petugas

kesehatan dalam melakukan penyuluhan dan konseling tentang KB, maka

semakin baik pula tingkat pengetahuan wanita tentang jenis-jenis kontrasepsi.

D. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Hubungan Sikap Ibu Tentang AKDR Dengan Pemilihan

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Sumber : Lawreence Green yang di kutip oleh Notoatmodjo, 2003

E. Kerangka Konseptual

F. Hipotesa

Hipotesa adalah jawaban sementara dari penelitian yang akan di buktikan

kebenarannya, (Notoatmodjo, 2002). Hipotesa dalam penelitian ini yang digunakan

adalah Hipotesa Alternatif (Ha).

Adapun Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat

pengetahuan dan sikap Ibu tentang AKDR dengan pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Variabel dependent

pemilihan AKDR

Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)

- Pengetahuan

- Sikap

- Nilai

- Tradisi

- Pendidikan

- Kepercayaan

Faktor Pendukung (Enabling Factor)

- Ketersediaan sumber dana/ fasilitas

Pemilihan

AKDR

Faktor Pendorong (Reinforcing Factor)

- Sikap dan ketrampilan petugas kesehatan

- Sikap dan perilaku TOMA

: tidak diteliti

: diteliti

Variabel independent

Sikap Ibu

Page 7: HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI …akbidalhikmah.ac.id/artikel/HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT... · c. Perdarahan uterus abnormal d. Carsinoma organ-organ panggul . e.

Penelitian ini termasuk kompetensi bidan dalam melaksanakan pelayanan

kebidanan pada akseptor KB tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu

tentang AKDR dengan pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim di DI RSIA

KUMALASIWI penelitian ini akan dilakukan pada bulan April - Mei 2010.

B. Rancangan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik dengan menggunakan

metode survey pendekatan yang dilakukan yaitu cross sectional. Suatu metode

penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan

efek dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu

saat, (Notoatmodjo, 2005).

Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB RSIA

KUMALASIWI, pada bulan April – Mei 2010, dengan jumlah populasi sebesar

140 orang.

2. Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel adalah dengan total

sampling. Dimana seluruh populasi menjadi sampel penelitian.

C. Definisi Operasional, Variabel Pengukuran dan Skala Pengukuran No Variabel DO Hasil Ukur Pengkategorian Skala 1. Sikap ibu

dengan

AKDR

Tanggapan atau

reaksi responden

terhadap AKDR

Skala Likert.

Untuk pertanyaan

favourable : - Skor 5 bila sangat

setuju - Skor 4 bila setuju - Skor 3 bila tidak

tahu - Skor 2 bila tidak

setuju - Dan skor 1 bila

sangat tidak setuju

Untuk pertanyaan

Unfavourable - Skor 5 bila sangat

tidak setuju - Skor 4 bila tidak

setuju - Skor 3 bila tidak

tahu - Skor 2 bila setuju - Skor 1 bila sangat

setuju, (Nursalam, 2003)

Skor maksimal : 70 - Sikap mendukung

Skor > 35 - Sikap tidak

mendukung Skor < 35

Ordinal

3. Pemilihan

AKDR Menentukan pilihan

pada alat

kontrasepsi dalam

rahim dari beberapa

metode kontrasepsi

yang ada

- Jika jawaban A

nilai : 1 - Jika jawaban B

nilai : 0

- Memilih : kode 1 Tidak memilih :

kode 2

Ordinal

D. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Alat Penelitian

Kuesioner adalah suatu pengumpulan data dengan cara memberi formulir

kepada responden dan responden sendiri yang mengisi, (Notoatmodjo, 2005).

Dalam penelitian ini insrumen yang digunakan sebagai alat ukur adalah daftar

pertanyaan (kuesioner) yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Uji validitas dan realibilitas dilakukan di Desa Tretes Kecamatan

Kembang Kabupaten Jepara dengan ukuran sampel (N) sebanyak 20 orang

responden dengan taraf signifikan sebesar 95 %, dengan nilai r tabel sebesar

0.468.

Page 8: HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI …akbidalhikmah.ac.id/artikel/HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT... · c. Perdarahan uterus abnormal d. Carsinoma organ-organ panggul . e.

2. Cara Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari hasil jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada

responden. Adapun pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan alat ukur kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti yang

terdiri dari beberapa pertanyaan.

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

Pengolahan Data, dilakukan secara Editing, Skoring, Entry data dan

Tabulating. Sedangkan Analisa Data proses pengolahannya menggunakan program

SPSS yaitu Analisa univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai

informasi untuk menggambarkan semua variable dan Analisa Bivariat dengan uji chi

square untuk melihat hubungan antara sikap Ibu terhadap pemilihan AKDR dengan

taraf signifikan 0,05, kemudian hasil perhitungan di bandingkan dengan tabel x2. Jika x

2

hitung > x2 tabel dan ρValue < α

maka Ho di tolak dan Ha diterima yang artinya ada

hubungan antara Variabel Dependent dan Variabel Independent.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sikap Responden

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Sikap Responden

Di DI RSIA KUMALASIWI

Sikap Frekuensi Prosentase

Mendukung

Tidak mendukung

71

69

50,7%

49,3%

Total 140 100%

Berdasarkan tabel di atas responden yang bersikap mendukung sebanyak

71 responden (50,7%), sedang yang bersikap tidak mendukung sebanyak 69

responden (49,3%).

2. Pemilihan AKDR

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Pemilihan AKDR

Di DI RSIA KUMALASIWI

Pemilihan AKDR Frekuensi Prosentase

Memilih

Tidak memilih

17

123

12,1%

87,9%

Total 140 100%

Berdasarkan tabel di atas responden yang memilih AKDR sebanyak 17

responden (12,1%) dan responden yang tidak memilih AKDR sebanyak 123

responden (87,9%).

3. Hubungan Antara Sikap Ibu dengan Pemilihan AKDR

Tabel 4.8

Hubungan Antara Sikap Ibu dengan Pemilihan AKDR

Di DI RSIA KUMALASIWI

Sikap Pemilihan AKDR

Total Memilih Tidak memilih

Mendukung

Tidak

mendukung

13

(9,3%)

4

(2,8%)

58

(41,5%)

65

(46,4%)

71

(50,8%)

69

(49,2%)

Total 17 123 140

ρValue = 0,045 α =

0,05

Responden mempunyai sikap mendukung yang memilih AKDR sebanyak

13 responden (9,3%) yang tidak memilih sebanyak 58 responden (41,5%).

Responden mempunyai sikap tidak mendukung memilih AKDR sebanyak 4

Page 9: HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI …akbidalhikmah.ac.id/artikel/HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT... · c. Perdarahan uterus abnormal d. Carsinoma organ-organ panggul . e.

responden (2,8%), dan yang tidak mendukung dan tidak memilih sebanyak 65

responden (46,4%).

Hasil uji hubungan menggunakan uji statistik Chi-Square didapatkan ρValue

= 0,045 < α =

0,05. Artinya Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada

hubungan antara sikap ibu dengan pemilihan AKDR di DI RSIA KUMALASIWI.

B. Pembahasan

1. Sikap Responden

Dari hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki sikap

mendukung sebanyak 71 responden (50,7%). Hal ini di mungkinkan karena

responden mempunyai pengetahuan yang cukup tentang macam-macam alat

kontrasepsi, sehingga mendukung kontrasepsi AKDR. Pengetahuan mengenai

suatu obyek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai dengan kesiapan

untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap obyek itu. Sikap ini dapat

bersifat positif dan negatif.

Dari sikap yang bersifat positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan obyek tertentu sedangkan dalam sikap yang bersifat

negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak

menyukai obyek tertentu. Sikap mempunyai segi motivasi berarti segi dinamis

menuju suatu tujuan dan berusaha mencapai suatu tujuan, (Purwanto, 1999).

2. Pemilihan AKDR

Dalam penelitian ini sebagaian besar responden tidak memilih AKDR

sebanyak 123 responden (87,9%).Hal ini disebabkan karena banyak wanita harus

menentukan pilihan alat kontrasepsi yang sulit. Tidak hanya karena keterbatasan

jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metode-metode tersebut mungkin

tidak dapat diterima, seperti AKDR karena dihubungkan dengan kebijakan

nasional dalam keluarga berencana, kesehatan individual, dan seksualitas wanita

atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Dalam memilih suatu metode wanita

harus menimbang berbagai faktor termasuk status kesehatan mereka, efek

samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak

diinginkan, besarnya keluarga yang diinginkan, kerjasama pasangan dan

mengenai kemampuan mempunyai anak, (Maryani, 2009).

3. Hubungan Sikap Ibu dengan Pemilihan AKDR

Bila dilihat dari hasil uji statistik dengan chi square didapatkan nilai ρValue

= 0,045 < α =

0,05. Hal ini menunjukkan ada hubungan sikap ibu dengan

pemilihan AKDR akan tetapi berdasarkan hasil penelitian di dapatkan sebagian

besar responden bersikap mendukung namun tidak memilih AKDR. Hal ini berarti

meski sikap ibu mendukung namun belum tentu ibu tersebut memilih AKDR

karena mempertimbangkan beberapa faktor yaitu status kesehatan mereka, efek

samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak di

inginkan serta norma dan budaya yang berkembang di dalam masyarakat. Hal ini

di mungkinkan karena responden mempunyai pengetahuan yang kurang tentang

AKDR

Pengetahuan baik membuat seseorang yakin dan membentuk sikap

terhadap sesuatu. Dan diharapkan dengan pengetahuan yang baik akan membuat

sikap seseorang terhadap sesuatu menjadi baik pula, sesuai dengan teori L. Green

bahwa sikap merupakan salah satu faktor predisposisi untuk mewujudkan

perilaku. Sikap merupakan keyakinan terhadap sesuatu obyek yang disertai

perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat

respon atau berperilaku dengan cara yang dimilikinya.

Alport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen

pokok yaitu kepercayaan (keyakinan) meliputi ide dan konsep terhadap obyek,

kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek, dan

kecenderungan untuk bertindak.

Page 10: HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI …akbidalhikmah.ac.id/artikel/HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT... · c. Perdarahan uterus abnormal d. Carsinoma organ-organ panggul . e.

Ketiga komponen diatas secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude) dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir,

keyakinan dan emosi memegang peranan penting. pengetahuan ini akan

membawa ibu untuk berpikir dan memilih AKDR. Dalam berpikir ini komponen

emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu tersebut berniat akan memilih

AKDR, hal ini berarti ibu mempunyai sikap tertentu terhadap obyek yang berupa

pemilihan AKDR, (Notoatmodjo, 2003).

Pada responden yang memiliki sikap yang baik (mendukung dan memilih

AKDR) kemungkinan disebabkan karena responden tersebut memiliki kondisi

emosional, psikologi atau kepercayaan positif terhadap AKDR, sikap seseorang

ditentukan oleh reaksi emosional atau kepercayaan mengenai apa yang dianggap

benar tentang sesuatu obyek termasuk pemilihan AKDR. Tidak adanya

pengalaman sama sekali dengan suatu obyek, psikologis cenderung akan

membentuk sikap negatif terhadap obyek tersebut, pengaruh orang lain yang

dianggap penting dalam kehidupan sosial sangat berpengaruh dalam pembentukan

sikap, (Azwar, 2000).

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

:

1. Sebagian besar responden mempunyai sikap mendukung sebanyak 71 responden

(50.7%).

2. Sebagian kecil responden memilih AKDR sebanyak 17 responden (12.1%).

3. Hasil uji hubungan antara variabel sikap ibu dengan pemilihan AKDR

menggunakan uji statistik Chi-Square didapat hasil ρValue 0,045 < α

0,05, yang

artinya Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada hubungan antara sikap ibu dengan

pemilihan AKDR di DI RSIA KUMALASIWI.

B. Saran

1. Kepada masyarakat DI RSIA KUMALASIWI diharapkan bisa menggunakan atau

memilih Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), sebagai alternatif pilihan jika

alat kontrasepsi lain tidak bisa digunakan.

2. Kepada tenaga kesehatan di Puskesmas, PLKB, bidan desa, kader dan tokoh

masyarakat di DI RSIA KUMALASIWI diharapkan lebih mengintensifkan

penyuluhan tentang AKDR.

3. Kepada Puskesmas diharapkan dapat memberi pelayanan dan fasilitas yang

memadai bagi masyarakat yang ingin menggunakan atau memilih AKDR.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta,

Jakarta.

2. Budiono, B. 1997. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan

Masyarakat UNDIP, Semarang.

3. Dep Kes, RI. 1999. Panduan Baku Klinis Program Pelayanan Keluarga Berencana.

Jakarta.

4. Hartanto Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar

Harapan, Jakarta.

5. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta.

6. Mochtar Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. EGC, Jakarta.

7. Notoatmodjo, S. 2003. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

8. ___________. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta, Jakarta.

9. ___________. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Page 11: HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI …akbidalhikmah.ac.id/artikel/HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG ALAT... · c. Perdarahan uterus abnormal d. Carsinoma organ-organ panggul . e.

10. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Salemba Medika, Surabaya.

11. Prawirohardjo, S. 1999. Ilmu Kandungan. Bina Pustaka, Jakarta.

12. ___________. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Bina Pustaka

Jakarta.

13. Saifudin, AB. 2003. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Bina Pustaka,

Jakarta.

14. Sudigdo, dkk. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. CV. Sagung Seto,

Jakarta.

15. Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. CV. Alfa Beta, Bandung.

16. Gunarso. 2007. Menata kembali program KB. Suara Merdeka, Semarang.

17. _______, 2003, Aseptor AKDR, http//www.bkkbn.go.id.

18. _______, 2007, Kantor Keluarga Berencana Daerah. Jepara.

19. Suharto, 2007-2009, Petugas Lapangan Keluarga Berencana. Jepara