HUBUNGAN RISIKO NILAI TUKAR DAN KINERJA · PDF file(Studi Empiris Pada Bank-Bank yang...
Transcript of HUBUNGAN RISIKO NILAI TUKAR DAN KINERJA · PDF file(Studi Empiris Pada Bank-Bank yang...
HUBUNGAN RISIKO NILAI TUKAR DAN KINERJA
KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SAAT
PEMERINTAHAN JOKO WIDODO
(Studi Empiris Pada Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Benedikta Yulia L. K
NIM: 122114056
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HUBUNGAN RISIKO NILAI TUKAR DAN KINERJA
KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SAAT
PEMERINTAHAN JOKO WIDODO
(Studi Empiris Pada Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Benedikta Yulia L. K
NIM: 122114056
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
HUBUNGAN RISIKO NILAI TUKAR
DAN KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SAAT
PEMERINTAHAN JOKO WIDODO
(Studi Empiris Pada Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2014)
Oleh:
Benedikta Yulia L. K
NIM: 122114056
Telah Disetujui oleh:
Pembimbing
Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA, CA
Tanggal: 28 Juni 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
"Janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang
menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu
melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu"
(Ibrani 10: 35-36)
"Nothing is impossible, the word itself says I'm possible"
(Audrey Hepburn)
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu
akan mendapatkan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan
bagimu" (Matius 7: 7)
Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu,
karena ada upah bagi usahamu (2 Tawarikh 15: 07)
Skripsi ini kupersembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai setiap langkahku
Bapakku tercinta FX Suripta
Ibuku tersayang Lucia Sri Maryati
Adekku Ludovico Leonardo Kurniawan
Semua teman-teman dan sahabat-sahabatku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
HUBUNGAN RISIKO NILAI TUKAR DAN KINERJA KEUANGAN
BANK SEBELUM DAN SAAT PEMERINTAHAN JOKO WIDODO (Studi
Empiris Pada Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2014)
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 21 Juli 2016 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan dari penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak
dengan ini daya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 30 September 2016
Yang membuat pernyataan,
(Benedikta Yulia L. K.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA TULIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Benedikta Yulia Lydia Kurniawati
Nomor Mahasiswa : 122114056
Demi pengembahangn ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN RISIKO NILAI TUKAR DAN KINERJA KEUANGAN BANK
SEBELUM DAN SAAT PEMERINTAHAN JOKO WIDODO (STUDI EMPIRIS
PADA BANK-BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2010-2014)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atai media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meninta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 30 September 2016
Yang menyatakan,
Benedikta Yulia L. K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas
segala berkat dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis dari awal
penyusunan skripsi hingga akhir penyususnan skripsi yang berjudul "Hubungan
Risiko Nilai Tukar Dan Kinerja Keuangan Bank Sebelum Dan Saat Pemerintahan
Joko Widodo (Studi Empiris Pada Bank-Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014)". Tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan berjalan
dengan lancar tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus atas besar kuasanya dan penyertaannya selama penulis
mengerjakan skripsi serta kelancaran dan kemudahan yang diberikan kepada
penulis melalui orang-orang yang tidak henti membantu dan memberikan
semangat kepada penulis selama mengerjakan skripsi.
2. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Y. P Supardiyono, M.Si., Ak, QIA selaku ketua program studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
4. Ibu Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak, QIA, CA selaku dosen pembimbing yang
telah sabar dalam memberikan bimbingan, masukan, semangat serta saran
yang berguna bagi penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A. selaku Dosen Pembimbing
Akademik (DPA) saya selama menempuh pendidikan di Prodi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
6. Bapak dan Ibuku yang selalu tidak pernah bosan untuk memberikan
semangat, dorongan dan doa kepada penulis selama penulis menyusun skripsi
ini. Skripsi ini ku persembahkan untuk kalian orangtuaku, sebagai wujud
terimakasih penulis kepada kalian.
7. Adikku tercinta Ludovico Leonardo terimakasih untuk semangatnya ndut.
8. Sahabat dari SD Galuh. Terima kasih telah menjadi sahabat penulis dari SD
hingga sekarang. Terima kasih terlah mengisi hidup penulis dengan tawa,
sedih, bahagia. Terima kasih telah menjadi sister from another mother and
father. Terima kasih telah mengerti sifat dan kelakuan penulis baik dan buruk.
Terima kasih telah memberikan saran atas semua curhat dan kelukesah
penulis selama ini.
9. Sahabat-sahabatku di bangku kuliah: Tia, Ignatia, Maria, dan Osi. Terima
kasih untuk canda tawa, suka duka selama di bangku perkuliahan ini. Terima
kasih untuk waktu yang sudah kalian berikan kepada penulis selama penulis
menyusun skripsi ini. Terima kasih sudah mau mendengarkan curhatan dan
kekecewaan penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
10. Sahabat-sahabat asrama di SMA: Della, Christine, Septian, Sandra, Arum,
Tiwi. Terima kasih telah mengisi hidupku selama ini. Terima kasih untuk
sayang, kebaikan dan kepedulian kalian kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Terima kasih untuk doa, cinta
kalian kepada penulis. Sayang kalian sahabat-sahabatku.
11. Teman-teman seperjuangan MPAT: Risma, Vita, Monik, Agnes, Putri, Wida,
Lasma, Asri, Ve, Sella, Vian, Yosua, dan Miko.
12. Seluruh teman-teman angkatan 2012 Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Yogyakarta.
Yogyakarta, 30 September 2016
Benedikta Yulia Lydia Kurniawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................I
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................II
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................III
HALAMAN PERSEMBAHAN..........................................................................IV
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................V
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ..........................VI
HALAMAN KATA PENGANTAR ...................................................................VII
HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................X
HALAMAN DAFTAR TABEL .........................................................................XII
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .....................................................................XIII
HALAMAN DAFTAR GRAFIK ......................................................................XIV
ABSTRAK ..........................................................................................................XV
ABSTRACT ........................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................1
B. Batasan Masalah .....................................................................5
C. Rumusan Masalah ...................................................................5
D. Tujuan Penelitian ....................................................................5
E. Manfaat Penelitian ..................................................................5
F. Sistematika Penulisan .............................................................6
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................8
A. Kinerja Keuangan ...................................................................8
B. Bank ........................................................................................10
C. Risiko Nilai Tukar ..................................................................16
D. Jenis-Jenis Eksposur Valuta Asing .........................................20
E. Akuntansi Risiko Nilai Tukar .................................................22
F. Penelitian Terdahulu ...............................................................26
G. Perumusan Hipotesis...............................................................29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................33
A. Jenis Penelitian .......................................................................33
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................33
C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................33
D. Populasi dan Sampel Penelitian ..............................................33
E. Teknik Pengumpulan Data......................................................34
F. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel .........35
G. Teknik Analisis Data ..............................................................36
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................41
A. Sejarah Bursa Efek Indonesia .................................................41
B. Gambaran Umum Perusahaan ................................................43
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................47
A. Analisis Data ...........................................................................47
B. Pembahasan ............................................................................60
BAB VI PENUTUP ...................................................................................66
A. Kesimpulan .............................................................................66
B. Keterbatasan Penelitian...........................................................67
C. Saran .......................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................68
LAMPIRAN .....................................................................................................72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Posisi Devisa Neto (PDN) ............................................................. 18
Tabel 2.2 Posisi PDN .................................................................................... 19
Tabel 3.1 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap
Koefisien Korelasi ........................................................................ 39
Tabel 4.1 Bank-bank Sampel Periode Sebelum Pemerintahan Jokowi ........ 44
Tabel 4.2 Bank-bank Sampel Periode Saat Pemerintahan Jokowi ............... 45
Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Risiko Nilai Tukar Bank Sebelum Jokowi ..... 48
Tabel 5.2 Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Bank Sebelum Jokowi ...... 52
Tabel 5.3 Statistik Deskriptif Risiko Nilai Tukar Bank Saat Jokowi ........... 55
Tabel 5.4 Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Bank Saat Jokowi ............ 57
Tabel 5.5 Hasil Uji Korelasi Risiko Nilai Tukar Tahun Dengan Kinerja
Keuangan Bank Sebelum Pemerintahan Jokowi ........................... 59
Tabel 5.6 Hasil Uji Korelasi Risiko Nilai Tukar Tahun Dengan Kinerja
Keuangan Bank Saat Pemerintahaan Jokowi ................................ 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perbandingan Konseptual antara Eksposur Transaksi,
Ekonomi, dan Akuntansi .............................................................. 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 5.1 Grafik Risiko Nilai Tukar Bank Sebelum Jokowi ........................ 49
Grafik 5.2 Grafik Kinerja Keuangan Bank Sebelum Jokowi ........................ 52
Grafik 5.3 Grafik Risiko Nilai Tukar Bank Saat Jokowi ............................... 56
Grafik 5.4 Grafik Kinerja Keuangan Bank Saat Jokowi ................................ 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
HUBUNGAN RISIKO NILAI TUKAR DAN KINERJA KEUANGAN
BANK SEBELUM DAN SAAT PEMERINTAHAN JOKO WIDODO
(Studi Empiris Pada Bank-Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2014)
Benedikta Yulia L. K
NIM: 122114056
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara risiko nilai
tukar dan kinerja keuangan bank sebelum dan saat pemerintahan Joko Widodo.
Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas atau kerugian akuntansi setelah
pajak. Risiko nilai tukar diambil dari jumlah selisih kurs yang terdiri dari
keseluruhan keuntungan dan kerugian dari translasi dan transaksi yang termasuk
dalam laba rugi setelah pajak untuk tahun keuangan.
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif korelasional dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu mendeskripsikan hubungan antara
risiko nilai tukar dan kinerja keuangan bank. Penelitian ini menggunakan teknik
penelusuran literatur, yaitu dengan cara mengumpulkan data laporan keuangan
yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan
adalah uji statistik deskriptif dan uji korelasi sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara variabel
risiko nilai tukar dan variabel kinerja bank sebelum dan saat pemerintahan Joko
Widodo, yang terbukti dengan nilai probabilitas variabel lebih kecil dari 0,05.
Nilai koefisien korelasi yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah
antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan bank.
Kata kunci: Perbankan, Manajemen Risiko, Risiko Nilai Tukar, Kinerja Keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF CURRENCY RISK AND FINANCIAL
PERFORMANCE OF BANK BEFORE AND DURING JOKO WIDODO'S
ADMINISTRATION
(An Empirical Study at Banks Listed in Indonesia Stock Exchange Period of
2010-2014)
Benedikta Yulia L. K
NIM: 122114056
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2016
The purpose of this study was to understand the relationship between
currency risk and financial performance of bank before and during Joko Widodo's
administration. Financial performance was measured here by after-tax accounting
profitability or losses. Currency risk was taken as the amount of exchange
differences comprising the aggregate of translation and transaction gains and
losses included in the after-tax net profit or loss for the financial year.
This study was a descriptive correlational study using a quantitative
approach, which described the relationship between currency risk and financial
performance of bank. This study used literature study approach by collecting the
financial statement data which was obtained from The Indonesia Stock Exchange.
The data analysis technique used was descriptive statistics and correlation test.
The results showed a positive relationship between the variables currency
risk and the bank's financial performance before and during Joko Widodo's
administration, which was shown by the variable probability value less than 0,05.
The positive and significant coefficient of correlation indicated a direct
relationship between currency risk and financial performance of bank.
Keywords: Banking, Risk Management, Currency Risk, Financial Performance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses globalisasi yang tengah melanda dunia saat ini menyebabkan
adanya pertukaran informasi yang sangat cepat. Adanya informasi ini akan
dimanfaatkan oleh para pelaku ekonomi dalam menjalankan usahanya, dan
akan menyebabkan timbulnya persaingan di pasar faktor produksi yang
semakin tajam dalam dunia perdagangan internasional. Dalam melakukan
aktivitas perdagangan internasional para pelaku ekonomi memerlukan adanya
mata uang asing. Namun nilai tukar mata uang tidak selalu tetap melainkan
terus berfluktuasi, dan perubahan ini merupakan suatu ketidakpastian yang
dapat mempengaruhi aset dan liabilitas serta kinerja keuangan perusahaan,
terutama perusahaan yang melakukan transaksi dalam mata uang asing.
Selain faktor ekonomi, faktor sosial dan politik juga dapat mempengaruhi
nilai tukar mata uang suatu negara. Perubahan nilai tukar mata uang sangat
berpengaruh pada semua sektor industri di Indonesia, salah satunya sektor
perbankan. Hal ini dikarenakan sektor perbankan merupakan salah satu sektor
yang banyak melakukan transaksi dalam mata uang asing, dan kinerja bank
dapat terpengaruh dengan adanya perubahan nilai tukar mata uang. Suatu bank
yang aktif dalam perdagangan internasional dan transaksi valuta asing harus
memelihara persediaan pada posisi tertentu dalam beberapa mata uang asing.
Hal ini dilakukan untuk membuka peluang memperoleh keuntungan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
adanya perubahan nilai tukar, sekaligus untuk mengurangi peluang
menanggung risiko rugi (Kuncoro dan Suhardjono, 2002).
Dalam melakukan kegiatan usahanya bank akan selalu berhubungan
dengan berbagai bentuk risiko. Risiko bank merupakan potensi terjadinya suatu
kejadian yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank. Adanya risiko ini
memicu munculnya sebuah instrumen keuangan dan alat analisis untuk
mengelola risiko, yaitu dengan cara melakukan manajemen risiko
menggunakan analisis Value at Risk (VaR). Pengukuran VaR dilakukan dengan
menggunakan Posisi Devisa Neto (PDN) dari masing-masing valuta asing.
Penetapan Posisi Devisa Neto (PDN) dimaksudkan agar bank-bank dalam
mengambil posisi selalu dalam pengawasan, sehingga apabila terjadi
perubahan nilai tukar secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang besar bank tidak
mengalami gangguan yang dapat berakibat fatal.
Pada tahun 2014 Indonesia mengalami gejolak politik yang berdampak
begitu besar bagi perekonomian Indonesia, dimulai pada bulan Februari sampai
April 2014, rupiah terus mengalami peningkatan hingga mencapai Rp
11.200,00 per USD. Pasca pemilihan pada tanggal 9 April 2014, suhu politik di
Indonesia kembali memanas yang mengakibatkan rupiah melemah hingga
menembus Rp 12.400,00 per USD. Kemudian pada bulan September sampai
Oktober 2014 muncul isu jika Bank Sentral Amerika The Fed akan menaikkan
suku bunganya hingga satu persen, hal ini membuat nilai tukar Amerika Serikat
semakin menguat dan berdampak signifikan terhadap mata uang negara lain,
termasuk rupiah. Puncaknya pada bulan November sampai Desember 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
nilai tukar rupiah memasuki masa terburuknya hingga rupiah sempat
dikategorikan kedalam “lima besar uang sampah di dunia” versi The Richest.
Uang sampah merupakan uang yang mempunyai nilai sangat rendah terhadap
mata uang lain.
Ada beberapa studi mengenai dampak akuntansi dari risiko nilai tukar
pada lembaga-lembaga non-bank di Amerika Serikat. Menurut penelitian
Rodgriguez (1977) dalam (Kamau, 2015), yang menguji dampak dari FASB
No. 8 pada laba yang dilaporkan untuk perusahaan-perusahaan non-keuangan
di Amerika Serikat pada tahun 1975, menemukan bahwa hanya 13 perusahaan
dari total 70 perusahaan yang melaporkan dampak risiko nilai tukar lebih dari 5
persen dari laba bersih. Oleh karena itu Rodgriguez menyimpulkan bahwa
dengan adopsi FASB No. 8 tidak akan secara material mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan multinasional non-keuangan di Amerika Serikat.
Menurut penelitian oleh Bisnis Internasional Money Report (BIMR) (1977),
dalam (Kamau, 2015), menemukan bahwa dampak rata-rata risiko nilai tukar
adalah sebesar 8,3 persen dari laba bersih untuk 22 perusahaan multinasional
non-keuangan di Amerika Serikat pada tahun 1976 dengan dampak terbesar
kerugian sebesar 35,4 persen. Menurut Cooper (1978) dalam (Kamau, 2015),
pada sebuah survei penelitian tentang praktik manajemen yang digunakan
untuk melawan dampak negatif dari SFAS No. 8 pada laporan keuangan
perusahaan non-keuangan di Amerika Serikat menemukan bahwa sebanyak
185 perusahaan dari total 195 perusahaan memperkirakan bahwa efek
pendapatan risiko nilai tukar adalah kurang dari 10 persen. Dari hasil temuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tersebut, Cooper menyimpulkan bahwa dampak dari risiko nilai tukar pada laba
bersih tidak signifikan untuk sebagian besar perusahaan.
Menurut penelitian Griffin (1979) dalam (Kamau, 2015), sampel yang
digunakan pada penelitian Rodgriguez (1977) didasarkan pada perusahaan-
perusahaan yang secara sukarela menerapkan FASB No. 8 sebelum tanggal
efektif yang kemudian mengakibatkan perusahaan-perusahaan tersebut tidak
mungkin secara material sudah dipengaruhi oleh implementasi awal. Baik
Rodgriguez (1977) dan Cooper (1978) mendefinisikan dampak material
menggunakan cut-off sebesar 5 persen dari laba bersih sementara tidak ada
tingkat materialitas cut-off yang berlaku umum. Akibatnya, cut-off sebesar 5
persen bisa saja terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk beberapa perusahaan.
Menurut Kamau (2015) dalam penelitian yang dilakukan pada Bank
Multilateral di Amerika Serikat untuk periode tahun 1998/1999-2005/2006
menggunakan uji regresi sederhana menemukan bahwa tidak ada pengaruh
yang signifikan antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan Bank Multilateral
untuk Periode Tahun 1998-2006. Berdasarkan hasil penelitian-penelitain
sebelumnya, diketahui bahwa sebagian besar dari penelitian tersebut dilakukan
di Amerika Serikat dan dikarenakan belum adanya penelitian mengenai risiko
nilai tukar pada bank komersial di Indonesia mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian tersebut dengan judul “Hubungan Risiko Nilai Tukar
Dan Kinerja Keuangan Bank Sebelum Dan Saat Pemerintahan Joko Widodo
(Studi Empiris Pada Bank-Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2014).”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Batasan Masalah
Komponen dari risiko nilai tukar yang diteliti dalam penelitian ini adalah
risiko transaksi dan risiko translasi. Sedangkan risiko ekonomi tidak diteliti
dalam penelitian ini dikarenakan catatan akuntansi dan laporan keuangan tidak
melaporkan risiko tersebut secara langsung.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, penulis
mengajukan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan
sebelum pemerintahan Joko Widodo?
2. Apakah terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan
saat pemerintahan Joko Widodo?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dan
kinerja keuangan sebelum pemerintahan Joko Widodo.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dan
kinerja keuangan saat pemerintahan Joko Widodo.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1. Bank Komersial
Hasil penelitian dapat diharapkan dapat memberikan informasi terhadap
pihak Bank Komersial tentang dampak dari risiko nilai tukar terhadap
kinerja keuangan Bank Komersial.
2. Universitas Sanata Dharma
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan
universitas dan dapat digunakan sebagai referensi yang baik dan sebagai
tambahan informasi dalam penelitian selanjutnya.
3. Pembaca
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan
para pembaca dalam ilmu Managemen Keuangan dan dapat digunakan
sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
4. Penulis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti dari penerapan ilmu yang
didapatkan oleh penulis dalam bidang Manajemen Keuangan.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menerangkan tentang latar belakang masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian dan
sistematika penulisan dalam penelitian ini.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menerangkan berbagai teori yang berkaitan dengan
penelitian ini berdasarkan literatur-literatur dari penelitian-penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sebelumnya, di dalam bab ini juga dijelaskan kerangka pemikiran
dalam perumusan hipotesis yang akan diuji.
BAB III : METODA PENELITIAN
Bab ini berisi deskripsi tentang bagaimana penelitian akan
dilakukan, teknik yang akan digunakan oleh penulis untuk
mengumpulkan data, teknik yang digunakan untuk menganalisis
data, termasuk tempat dan waktu penelitian, variabel-variabel yang
ada di dalam penelitian ini.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi gambaran umum tentang perusahaan yang menjadi
sampel dalam penelitian ini.
BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini berisi tentang analisis data yang dilakukan oleh penulis
dengan bantuan program SPSS 21 untuk menjawab rumusan
masalah penelitian.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan penulis dari hasil analisis data,
keterbatasan-keterbatasan yang ditemui penulis dalam penelitian ini,
serta saran-saran dari penulis bagi penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kinerja Keuangan
Menurut Fahmi (2011) kinerja keuangan adalah analisis yang dilakukan
untuk melihat sejauh mana sebuah perusahaan sudah melaksanakan dengan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar yang
tercermin dari informasi yang diperoleh pada neraca (balancesheet), laporan
laba rugi (income statement) dan laporan arus kas (cash flow statement).
Penilaian kinerja untuk setiap perusahaan berbeda-beda tergantung ruang
lingkup bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Perusahaan dengan sektor
keuangan seperti perbankan memliki ruang lingkup yang berbeda dengan ruang
lingkup bisnis lainnya. Hal ini dikarenakan perbankan merupakan mediasi yang
menghubungkan mereka yang memiliki kelebihan dana (surplus financial)
dengan mereka yang memiliki kekurangan dana (defisit financial), dan bank
memiliki tugas untuk menjembatani keduanya.
Menurut Fahmi (2011) ada 5 (lima) tahap dalam melakukan analisis
kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu:
1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan
Review dilakukan agar laporan keuangan yang telah dibuat sesuai dengan
penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum di dalam dunia akuntansi,
sehingga hasil dari laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Melakukan perhitungan
Dalam melakukan perhitungan penerapan metode perhitungan yang
digunakan haruslah disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang
sedang dihadapi sehingga hasil dari perhitungan dapat memberikan
kesimpulan yang sesuai dengan analisis yang diinginkan.
3. Melakukan perbandingan terhadap hasil perhitungan yang telah diperoleh
Hasil perhitungan yang telah diperoleh dibandingkan dengan hasil
perhitungan yang diperoleh dari perusahaan lainnya. Metode perbandingan
yang paling umum dipergunakan adalah metode time series analysis, yaitu
dengan membandingkan secara antar waktu atau antar periode dan cross
sectional approach dengan membandingkan hasil perhitungan rasio-rasio
yang telah dilakukan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain dalam
ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara bersamaan.
4. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan yang
ditemukan
Tahap ini dilakukan untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-
kendala yang dialami oleh suatu perbankan.
5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai
permasalahan yang ditemukan
Setelah permasalahan dan kendala yang dihadapi ditemukan, kemudian
selanjutnya mencari solusi sebagai input atau masukan agar kendala dan
permasalahan dapat terselesaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Menurut Kamau (2015) kinerja keuangan bank diukur melalui laba atau rugi
bersih setelah pajak.
B. Bank
1. Bank
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Bank merupakan
badan usaha yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka untuk meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Menurut Ismail (2010) fungsi bank yaitu
a. Menghimpun dana dari masyarakat
Bank menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan dan
masyarakat dengan kelebihan dana akan mempercayai bank sebagai
tempat yang aman untuk melakukan investasi dan untuk menyimpan
dana. Masyarakat menyimpan dana di bank selain dikarenakan adanya
rasa aman tetapi juga karena mereka ingin melakukan investasi. Dengan
menyimpan uang di bank masyarakat (nasabah) akan mendapatkan
keuntungan berupa return atas simpanannya di bank dan besaran return
yang akan diterima oleh nasabah tergantung pada kebijakan masing-
masing bank. Beberapa contoh produk simpanan yang biasa ditawarkan
oleh bank, seperti simpanan giro, tabungan, deposito, dan simpanan lain
yang diperkenankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Menyalurkan dana kepada masyarakat
Masyarakat yang memenuhi persyaratan yang diberikan oleh bank
dapat dengan mudah memperoleh dana dari bank. Kegiatan penyaluran
dana merupakan kegiatan paling penting di bank, karena melalui kegiatan
tersebut bank dapat memperoleh pendapatan dana berupa pendapatan
bunga bagi bank konvensional atau bagi hasil untuk bank syariah. Selain
itu kegiatan penyaluran dana dapat digunakan sebagai kegiatan
pemanfaatan dana yang idle (Idle Fund) karena bank telah membayar
sejumlah tertentu atas dana yang telah dihimpun. Hal ini karena pada
setiap akhir bulan bank akan mengeluarkan sejumlah biaya atas dana
yang telah dihimpun dari masyarakat yang telah menyimpan dananya di
bank. Oleh karena itu, bank harus segera menyalurkan dananya kepada
masyarakat yang membutuhkan dana untuk tujuan memperoleh
pendapatan atas dana yang disalurkan. Penyaluran dana dapat dilakukan
dengan cara memberikan kredit untuk bank konvensional dan atau
pembiayaan untuk bank syariah.
c. Pelayanan jasa perbankan
Ada beberapa jenis produk pelayanan jasa yang diberikan oleh
bank, seperti jasa pengiriman uang (transfer), pemindahbukuan,
penagihan surat-surat berharga, kliring, Letter of Credit, inkaso, garansi
bank dan pelayanan jasa lainnya. Aktivitas pelayanan jasa merupakan
aktivitas untuk meningkatkan pendapatan bank yang berasal dari fee atas
pelayanan jasa tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Jenis Bank
Menurut Ismail (2010) bank di Indonesia dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu jenis bank yang dibedakan sesuai fungsi, kepemilikan, status,
penetapan harga dan tingkatannya. Bank sesuai dengan fungsinya dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a. Bank Sentral
Bank Sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai pengatur bank-
bank yang ada dalam suatu negara. Hanya ada satu bank sentral di setiap
negara dan mempunyai kantor di hampir setiap provinsi di negara yang
bersangkutan. Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia. Tugas
dari Bank Indonesia antara lain menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter; mengatur dan memelihara kelancaran kebijakan moneter;
mengatur, mengoordinasi dan melakukan pengawasan terhadap semua
bank.
b. Bank Umum
Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Ada tiga
fungsi utama dari bank umum, yaitu penghimpun dana dari masyarakat;
penyaluran dana kepada masyarakat; dan pelayanan jasa dan lalu lintas
pembayaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
atau giral. Fungsi BPR hanya memberikan pelayanan jasa dalam
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannnya kepada
masyarakat.
Menurut Ismail (2010) dilihat dari segi kepemilikannya bank
dibedakan menjadi lima jenis, yaitu
a. Bank Milik Pemerintah
Bank milik pemerintah merupakan bank yang kepemilikannya berada di
bawah pemerintah dan semua saham bank dimiliki oleh pemerintah.
Dalam hal bank pemerintah sudah go public, maka saham yang dimiliki
pemerintah harus di atas 50% sehingga kendali tetap berada di bawah
pemerintah. Ada dua jenis bank pemerintah, yaitu bank pemerintah pusat
dan bank pemerintah daerah.
b. Bank Milik Swasta Nasional
Bank swasta nasional merupakan bank yang didirikan oleh swasta
dimana semua keuntungan akan dinikmati oleh pihak swasta dan apabila
terjadi kerugian maka kerugian tersebut akan ditanggung oleh pihak
swasta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c. Bank Milik Koperasi
Bank milik koperasi adalah bank yang didirikan oleh perusahaan yang
berbadan hukum koperasi dan seluruh modal bank dimiliki oleh pihak
koperasi.
d. Bank Milik Asing
Bank asing merupakan bank yang didirikan oleh pemerintah asing
maupun oleh swasta asing. Bank asing berkantor di luar wilayah Negara
Indonesia dan bank asing yang berada di Indonesia merupakan bank
cabang atau perwakilan. Keuntungan maupun kerugian dari bank asing
akan menjadi milik asing.
e. Bank Campuran
Bank campuran merupakan bank yang sahamnya dimilik oleh swasta
asing dan nasional dengan kepemilikan saham mayoritas dimiliki oleh
swasta nasional
Menurut Ismail (2010) jenis bank dilihat dari segi statusnya dibedakan
menjadi
a. Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melakukan aktivitas transaksi
ke luar negeri dan atau transaksi yang berhubungan dengan mata uang
asing secara keseluruhan.
b. Bank Non Devisa
Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan kegiatan seperti bank devisa. Transaksi yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
oleh bank non devisa masih terbatas pada transaksi dalam negeri dan atau
mata uang rupiah saja. Bank non devisa dapat berubah menjadi bank
devisa apabila sudah memenuhi persyaratan untuk menjadi bank devisa.
Menurut Surat Edaran Eksternal Bank Indonesia No 15/27/DPNP, syarat-
syaratnya adalah:
1) Tingkat kesehatan bank dengan peringkat komposit 1 atau 2 selama 18
bulan terakhir.
2) Memiliki modal inti paling sedikit Rp 1000.000.000.000 (1 triliyun).
3) Memenuhi rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM)
sesuai profil risiko untuk penilaian KPMM terakhir sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur tentang
KPMM dengan prasyaratan tertentu.
Menurut Ismail (2010) jenis bank bila ditinjau dari segi cara
penentuan harga dibedakan menjadi
a. Bank Konvensional
Bank konvensional merupakan bank yang dalam penetuan harga
menggunakan bunga sebagai balas jasa. Disamping itu untuk
mendapatkan keuntungan dari pelayanan jasanya, bank konvensional
akan membebankan fee kepada nasabahnya. Besarnya fee tergantung
kebijakan dari masing-masing bank dan dipengaruhi pula dengan
persaingan antar bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Bank Syariah
Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum
islam dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak
membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh bank
syariah, maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung pada akad
dan perjajian antara nasabah dan bank.
C. Risiko Nilai Tukar
Menurut Taswan (2006) risiko nilai tukar adalah potensi timbulnya
kerugian akibat bergeraknya nilai tukar di pasar kearah yang berlawanan
dengan ekspektasi posisi portofolio bank. Sedangkan menurut Fahmi (2011)
risiko valuta asing (valuta asing) adalah risiko yang disebabkan oleh perubahan
kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan,
terutama pada saat dikonversikan dengan mata uang domestik. Setiap negara
yang masuk dalam lingkungan global harus berhadapan dengan kondisi
perubahan nilai tukar uang (exchange rate) yang setiap waktu terus mengalami
kondisi fluktuatif.
Menurut Fahmi (2011) ada beberapa keuntungan dan kerugian dari
pergerakan valuta asing bagi kinerja keuangan perusahaan, yaitu:
1. Transaksi yang mengakibatkan laba atau rugi ditranslasikan pada nilai mata
uang rata-rata yang berlaku selama tahun berjalan.
2. Aktiva dan kewajiban dalam neraca penutupan ditranslasikan pada nilai
tukar yang berlaku pada tanggal penutupan laporan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3. Aktiva bersih pada neraca awal dinyatakan kembali dengan nilai tukar pada
saat penutupan, yaitu selisih dari tahun sebelumnya akan dimasukkan dalam
cadangan.
4. Perbedaan nilai tukar atas pinjaman dalam bentuk mata uang asing yang
secara langsung dinaikkan untuk, atau untuk memberikan pembendung
(hedging) terhadap aktiva tetap di luar negeri akan dimasukkan dalam
cadangan dan akan di-offset terhadap perbedaan nilai tukar atas aktiva
tersebut.
5. Semua keuntungan dan kerugian lainnya telah dimasukkan dalam laporan
laba-rugi.
Menurut Kamau (2015) risiko nilai tukar merupakan jumlah selisih kurs
mata uang asing yang terdiri dari seluruh keuntungan atau kerugian dari hasil
penjabaran laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian transaksi mata
uang asing yang termasuk dalam laba atau rugi setelah pajak dalam laporan
keuangan. Selain itu, risiko nilai tukar juga dapat mengarah pada efek yang
merugikan atau menguntungkan pada nilai perusahaan. Hal itu muncul
diakibatkan adanya fluktuasi tak terduga pada nilai tukar antara mata uang
pelaporan suatu perusahaan dan mata uang asing lainnya. Menurut Madura
(2000) dikarenakan nilai valuta berfluktuasi sepanjang waktu, sebuah bank
yang memegang valuta asing mungkin akan mengalami kerugian atau
keuntungan karenanya dan ada berbagai cara yang dapat digunakan bank dalam
mengurangi risiko tersebut. Akan tetapi, sejumlah bank tidak berupaya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
meng-hedge posisi mereka dalam valuta asing jika mereka memperkirakan
valuta asing yang dimaksud akan naik di masa mendatang.
Menurut Taswan (2006) secara umum bank-bank menggunakan
historical method untuk mengukur risiko nilai tukar. Historical method adalah
metoda perhitungan value at risk dengan mempertimbangkan volatilitas nilai
tukar valuta selama periode tertentu yang diobservasi. Volatilitas atau standar
deviasi adalah besar simpangan data yang diukur dari nilai rata-rata tingkat
perubahan data. Pengukuran VaR dengan menggunakan Net Open Position
(NOP/PDN) masing-masing valuta dilakukan setiap hari dengan menggunakan
data historis 250 hari sebelumnya. Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002)
kegiatan valuta asing dapat menempatkan bank dalam posisi long, short, atau
square (seimbang). Bank akan dikatakan posisi long dalam suatu mata uang
apabila aktiva valuta asing lebih besar dari pasiva valuta asing dalam mata
uang tersebut. Sedangkan posisi short terjadi apabila pasiva valuta asing lebih
besar dari aktiva valuta asing dalam mata uang tersebut. Apabila jumlah aktiva
valuta asing sama dengan jumlah pasiva valuta asing maka bank dikatakan
dalam posisi square. Berikut tabel 2.1 yang menggambarkan Posisi Devisa
Neto (PDN) bank.
Tabel 2.1 Posisi Devisa Neto (PDN)
1. Aktiva valas > Pasiva valas Posisi Long
2. Aktiva valas < Pasiva valas Posisi Short
3. Aktiva valas = Pasiva valas Posisi Square
Sumber: Kuncoro dan Suhardjono (2002: 299)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Posisi Devisa Neto (PDN) merupakan selisih bersih antara aktiva dan
pasiva valuta asing setelah memperhitungkan rekening-rekening
administrasinya. Secara ringkas PDN dapat digambarkan dengan rumus:
PDN = ( ) ( )
Bila PDN menunjukkan hasil yang positif maka disebut posisi long, sebaliknya
apabila PDN menunjukkan hasil yang negatif maka disebut posisi short.
Tabel 2.2 Posisi PDN
1. PDN Positif Posisi Long
2 PDN Negatif Posisi Short
Sumber: Kuncoro dan Suhardjono (2002: 301)
Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002) risiko mata uang terjadi apabila
bank dalam posisi long (aktiva valuta asing lebih besar dari pasiva valuta
asing) atau overbought dalam suatu mata uang dan nilai tukarnya menurun
(depresiasi) maka bank akan menanggung rugi karena nilai uang yang
dipelihara juga mengalami penurunan. Dikarenakan perubahan ini berlangsung
cepat, maka nilai suatu posisi juga cepat berubah. Hal ini menyebabkan
memelihara posisi yang cukup besar dalam suatu mata uang dapat
menimbulkan risiko yang tinggi. Penetapan PDN dimaksudkan agar bank-bank
dalam mengambil posisi selalu dalam pengawasan, sehingga apabila terjadi
perubahan nilai tukar secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang besar bank tidak
mengalami gangguan yang dapat berakibat fatal. Shapiro (2013)
membandingkan antara risiko transaksi, risiko translasi dan risiko ekonomi dan
menemukan bahwa pengukuran dan dampak dari risiko transalasi retrospektif
di masa depan karena didasarkan pada tindakan yang terjadi di masa lalu. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
karena itu risiko translasi berdampak pada aset dan liabilitas di neraca dan item
laporan keuangan yang sudah ada. Shapiro (2013) mengamati bahwa
pengukuran risiko transaksi menggabungkan antara retrospektif dan prospektif
karena didasarkan pada kegiatan yang terjadi di masa lalu tetapi diselesaikan di
masa depan. Sehingga risiko transaksi dapat menjadi bagian dari risiko
transalasi dan risiko ekonomi dalam arti bahwa kontrak yang sudah masuk dan
dicatat di neraca merupakan bagian dari risiko transalasi dan kontrak belum
diakui di neraca adalah bagian dari risiko ekonomi.
D. Jenis-jenis Eksposur Valuta Asing
Menurut Fahmi (2011) dalam aktivas keuangan saat ini yang tidak
mengenal batas (borderless) memungkinkan berbagai pihak mengalami
keuntungan dan kerugian yang dalam hal ini pihak lembaga keuangan
khususnya perbankan yang secara signifikan menerima pengaruh atau dampak
risiko dari kondisi ini. Selain pihak perbankan risiko valuta asing
(currency/foreign exchange risk) juga dialami oleh banyak perusahaan
multinasional (multinational companies) karena keterlibatan mereka yang
cukup dalam mata uang asing. Menurut Fahmi ada 3 hal yang dapat dilakukan
perbankan untuk menghindari risiko ketidakpastian ini, yaitu:
a. Eksposur Transaksi (Transaction exposure)
Eksposur tansaksi merupakan risiko terganggunya aliran kas
perusahaan di masa mendatang akibat fluktuasi kurs valuta asing. Eksposur
ini berasal dari kemungkinan diperolehnya keuntungan atau kerugian usaha
(net cash flows) akibat transaksi yang sudah terlanjur menggunakan mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
uang asing sebagai denominasi. Eksposur ini mengukur perubahan nilai
kewajiban finansial yang terjadi sebelum adanya perubahan kurs valuta
asing dan pusat perhatian ekposur ini ada pada perubahaan aliran kas akibat
kontrak yang telah ditandatangani (Kuncoro, 2009). Cara penerapan dari
eksposur ini adalah dengan melakukan kebijakan untuk mengkonversi
aktiva dan pasiva perusahaan dalam bentuk valuta asing yang jangka
panjang ke dalam bentuk mata uang domestik negara yang bersangkutan.
Tujuan dari penerapan ini untuk konsolidasi dan pelaporan (Fahmi, 2011).
b. Eksposur Translasi/Akuntansi (Translation/Accounting exposure)
Eksposur Translasi/Akuntansi didefinisikan sebagai seberapa jauh
laporan keuangan konsolidasi dan neraca suatu perusahaan dipengaruhi oleh
fluktuasi kurs valuta asing. Masalah dalam eksposur ini muncul akibat
laporan-laporan keuangan perusahaan cabang perlu dikonsolidasi oleh
kantor pusat pada suatu mata uang yang kursnya berbeda dengan kurs pada
saat terjadinya transaksi (Kuncoro, 2009). Penerapan ekposur ini dilakukan
dengan kebijakan berupa perlakuan pendapatan dan biaya (cost) dalam
valuta asing dalam tahun buku yang akan datang dan selanjutnya melakukan
analisis pengaruhnya terhadap laba bersih atas potensi kemungkinan
timbulnya perubahan-perubahan dalam kurs valuta asing (Fahmi, 2011).
c. Eksposur Ekonomi/Operasi (Operating/Competitive exposure)
Eksposur ekonomi merupakan seberapa jauh “nilai” perusahaan
(diukur dengan nilai sekarang dari harapan aliran kas) akan berubah apabila
kurs valuta asing berubah ke arah yang tidak diharapkan. Perubahan nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tersebut tergantung pada dampak perubahan kurs terhadap volume
penjualan, harga dan biaya di masa mendatang. Eksposur ini merupakan
cara melihat eksposur dalam jangka panjang dalam perusahaan yang terlibat
dalam bisnis internasional dan multitransaksi (Kuncoro, 2009). Penerapan
eksposur ini dilakukan dengan melakukan research dan analisis secara
mendalam terhadap tren kurs valuta asing yang terjadi pada masa yang akan
datang (future analysis), mengkajinya dalam bentuk hubungannya dengan
konsisi dari ekspor dan impor serta sebagiannya pada kondisi jangka
panjang.
Gambar 2.1 Perbandingan Konseptual antara Eksposur Transaksi,
Ekonomi, dan Akuntansi
Sumber: Kuncoro (2009: 261)
E. Akuntansi Risiko Nilai Tukar
Dalam kaitannya dengan transaksi dalam mata uang asing, arus kas harus
dicatat dalam mata uang fungsional. Mata uang fungsional adalah mata uang
dari lingkungan ekonomi primer dimana entitas tersebut beroperasi. Oleh
Waktu di mana terjadi perubahan
VALUTA ASING
Eksposur Akuntansi
Perubahan yang pada
dasarnya akuntansi dalam
laporan keuangan konsolidasi
akibat perubahan valuta asing
Eksposur Ekonomi
Perubahan dalam aliran kas
yang diharapkan akibat
perubahan yang tidak
diharapkan dalam valuta asing
Eksposur Transaksi
Dampak ditetapkannya kewajiban dalam valuta asing sebelum terjadi
perubahan valuta asing, namun baru diatasi setelah ada perubahan
valuta asing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
karena itu, kurs antara mata uang fungsional dan mata uang asing pada tanggal
arus kas harus diterapkan pada jumlah mata uang asing yang terkait.
Langkah-langkah yang dapat diambil perusahaan untuk melakukan
translasi mata uang asing menurut IAS 21 adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi mata uang fungsional, yaitu mata uang dari lingkungan
ekonomi primer dimana suatu entitas beroperasi
2. Mentraslasikan semua transaksi mata uang asing ke dalam mata uang
fungsional seperti:
a. Semua transaksi mata uang asing yang berasal dari pembelian atau
penjualan barang dan jasa, pendapatan atau beban operasi lain, pelunasan
atau peminjaman uang, aset yang dibeli atau dijual ditranslasikan ke
dalam mata uang fungsional suatu entitas dengan menerapkan nilai tukar
spot (spot exchange rate) pada tanggal transaksi.
b. Translasi setelah pengakuan awal terdahulu dilaksanakan pada akhir dari
setiap periode pelaporan adalah sebagai berikut:
1) Pos moneter dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan
menerapkan nilai tukar penutup (closing rate).
2) Pos non-moneter dalam mata uang asing dicatat atas dasar harga
perolehan (cost) dan ditranslasikan dengan menerapkan nilai tukar
pada tanggal transaksi.
3) Pos non-moneter dalam mata uang asing dicatat atas dasar jumlah
yang direvaluasi (nilai wajar) yang ditranslasikan dengan menerapkan
nilai tukar dari tanggal revaluasi (penentuan nilai wajar).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada paragraf 32 dan 48 dari IAS 21 mengisyaratkan bahwa semua
selisih pertukaran yang ditimbulkan dari transalasi laporan keuangan dari suatu
operasi luar negeri diakui dalam pendapatan komprehansif lain. Perbedaan
pertukaran yang timbul akibat intrumen keuangan yang dicatat atas dasar nilai
wajar merupakan bagian dari perbedaan translasi tersebut. Setiap entitas akan
menyajikan laporan keuangannya dalam setiap mata uang. Mata uang
penyajian adalah mata uang dimana laporan keuangan disajikan. Ada tiga
langkah yang dapat digunakan untuk melakukan translasi mata uang fungsional
menjadi mata uang penyajian, yaitu:
1. Mentranslasikan setiap aset dan liabilitas untuk setiap laporan posisi
keuangan menurut kurs penutup pada tanggal laporan posisi keuangan.
2. Mentranslasikan setiap pendapatan dan beban dalam laporan laba-rugi
komprehensif menurut kurs tukar pada tanggal transaksi.
3. Mengakui semua akibat selisih tukar ke dalam pendapatan komprehensif
lain-lain. Akan tetapi, apabila laporan keuangan operasi luar negeri
ditranslasikan menjadi mata uang penyajian, selisih kurs pada pos moneter
(selain yang mewakili investasi bersih dalam operasi luar negeri) dicatat
dalam laba atau rugi (Ankarath, 2012).
Pengungkapan yang berhubungan dengan translasi mata uang menurut
paragraf 51-57 dari IAS 21 adalah sebagai berikut:
1. Pengungkapan terkait selisih translasi sekarang dibebankan ke laporan laba-
rugi dan pendapatan komprehensif lain-lain. Jumlah selisih kurs yang diakui
dalam laba atau rugi kecuali untuk yang timbul pada instrumen keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
diukur menurut nilai wajar melalui laba atau rugi sesuai dengan IAS 39.
Selisih kurs bersih yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain-lain
dan akumulasi di dalam suatu komponen ekuitas tersendiri dan sebuah
rekonsiliasi dari jumlah selisih kurs yang semacam itu pada awal dan akhir
periode.
2. Pengungkapan apabila mata uang penyajian berbeda dengan mata uang
fungsional. Pengungkapan fakta secara bersama-sama dari mata uang
fungsional dan alasan untuk menggunakan mata uang penyajian yang
berbeda.
3. Pengungkapan apabila suatu entitas menyajikan laporan keuangan dalam
suatu mata uang selain daripada mata uang fungsional. Entitas harus
mengungkapkan fakta bahwa laporan keuangan sesuai dengan ketentuan
IFRS termasuk metode translasi yang dirinci dalam paragraf 39 dan 42 IAS
21.
4. Pengungkapan apabila suatu entitas menyajikan laporan keuangan dalam
suatu mata uang selain mata uang fungsional atau mata uang penyajian dan
tidak sesuai dengan ketentuang IFRS sebagaimana yang dinyatakan dalam
paragraf 55 IAS 21. Dalam hal ini entitas harus mengidentifikasikan dengan
jelas informasi tambahan yang membedakannya dengan informasi yang
sesuai dengan IFRS. Entitas juga harus mengungkapkan mata uang dimana
informasi tersebut disajikan dan entitas juga harus mengungkapkan mata
uang fungsional dan metode translasi yang digunakan untuk menentukan
informasi tambahan (Ankarath, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Menurut Shapiro (2013) pengukuran dan dampak dari risiko transalasi
retrospektif di masa depan karena didasarkan pada tindakan yang terjadi di
masa lalu. Oleh karena itu risiko translasi berdampak pada aset dan liabilitas di
neraca dan item laporan keuangan yang sudah ada. Selain itu Shapiro
mengamati bahwa pengukuran risiko transaksi menggabungkan antara
retrospektif dan prospektif, karena didasarkan pada kegiatan yang terjadi di
masa lalu tetapi diselesaikan di masa depan. Sehingga risiko transaksi dapat
menjadi bagian dari risiko transalasi dan risiko ekonomi dalam arti bahwa
kontrak yang sudah masuk dan dicatat di neraca merupakan bagian dari risiko
transalasi dan kontrak belum diakui di neraca adalah bagian dari risiko
ekonomi.
F. Penelitian Terdahulu
Beberapa studi yang telah dilakukan mengenai dampak akuntansi dari
risiko nilai tukar untuk lembaga non-bank di Amerika Serikat, yaitu: Penelitian
Rodgriguez (1977) dalam Kamau (2015), menggunakan laporan tahunan untuk
menguji dampak dari FASB No 8 pada laba yang dilaporkan untuk sampel
perusahaan-perusahaan non-keuangan Amerika Serikat pada tahun 1975.
Dalam penelitiannya Rodgriguez menemukan bahwa hanya 13 perusahaan dari
total 70 perusahaan (yaitu 19 persen) yang melaporkan dampak risiko nilai
tukar lebih dari 5 persen dari laba bersih. Oleh karena itu dia menyimpulkan
bahwa dengan adopsi FASB No 8 tidak secara material mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan multinasional non-keuangan di Amerika Serikat.
Penelitian oleh Bisnis Internasional Money Report (BIMR) (1977) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Kamau (2015), menemukan bahwa dampak rata-rata risiko nilai tukar adalah
8,3 persen dari laba bersih untuk 22 perusahaan multinasional non-keuangan di
Amerika Serikat pada tahun 1976. Dampak terbesar kerugian pertukaran pada
laba bersih yang ditemukan dalam penelitian ini adalah 35,4 persen. Cooper
(1978) dalam Kamau (2015), pada sebuah survei penelitian dengan
mengirimkan kuesioner kepada para petugas keuangan pada 620 perusahaan
non-keuangan di Amerika Serikat pada tahun 1975 dengan tujuan untuk
mengumpulkan informasi tentang praktek manajemen yang digunakan untuk
melawan dampak negatif dari SFAS No 8 pada laporan keuangan mereka.
Sebanyak 195 perusahaan menanggapi survei dan menghasilkan tingkat
tanggapan sekitar 31 persen, dari hasil tersebut peneliti menemukan bahwa
sebanyak 185 perusahaan dari total 195 perusahaan (yaitu 95 persen)
memperkirakan bahwa efek pendapatan risiko nilai tukar adalah kurang dari 10
persen. Kesimpulan Cooper ialah dampak risiko nilai tukar pada laba bersih
tidak signifikan untuk sebagian besar perusahaan.
Penelitian dari Rodgriguez (1977), BIMR (1977) dan Cooper (1978)
melaporkan bahwa temuan cross-sectional dari efek risiko nilai tukar terhadap
kinerja keuangan tidak memberikan tren analisis data dan akan memberikan
gambaran yang lebih lengkap dan tidak terdistorsi oleh peristiwa khusus.
Keterbatasan ini kemudian dibahas dalam penelitian Griffin (1979) dalam
Kamau (2015), yang menunjukkan bahwa sampel Rodgriguez (1977)
didasarkan pada perusahaan-perusahaan yang secara sukarela menerapkan
FASB No. 8 sebelum tanggal efektif mengakibatkan perusahaan-perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tersebut tidak mungkin secara material telah dipengaruhi oleh implementasi
awal. Hal ini relevan dengan 55 persen dari perusahaan-perusahaan yang
merespon penelitian Cooper (1978). Baik Rodgriguez (1977) dan Cooper
(1978) mendefinisikan dampak material menggunakan cut-off sebesar 5 persen
dari laba bersih. Tidak ada materialitas tingkat cut-off yang berlaku umum.
Akibatnya, 5 persen cut-off point mungkin bisa menjadi tinggi atau terlalu
rendah untuk beberapa perusahaan. Singkatnya, penelitian sebelumnya
menemukan bahwa dampak akuntansi dari perkiraan risiko nilai tukar adalah
kurang dari 10 persen dari laba bersih.
Menurut Kamau (2015) dalam penelitian yang dilakukan pada Bank
Multilateral di Amerika Serikat untuk periode tahun 1998 sampai 2006
menggunakan uji regresi sederhana, menemukan nilai p value > α = 0,776 >
0,005. Kesimpulan Kamau menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan Bank Multilateral
untuk Periode Tahun 1998/1999-2005/2006. Shapiro (2013) membandingkan
antara risiko transaksi, risiko translasi dan risiko ekonomi dan menemukan
bahwa pengukuran dan dampak dari risiko transalasi retrospektif di masa depan
karena didasarkan pada tindakan yang terjadi di masa lalu. Oleh karena itu
risiko translasi berdampak pada aset dan liabilitas di neraca dan item laporan
keuangan yang sudah ada. Shapiro (2013) mengamati bahwa pengukuran risiko
transaksi menggabungkan antara retrospektif dan prospektif karena didasarkan
pada kegiatan yang terjadi di masa lalu tetapi diselesaikan di masa depan.
Sehingga risiko transaksi dapat menjadi bagian dari risiko transalasi dan risiko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
ekonomi dalam arti bahwa kontrak yang sudah masuk dan dicatat di neraca
merupakan bagian dari risiko transalasi dan kontrak belum diakui di neraca
adalah bagian dari risiko ekonomi.
G. Perumusan Hipotesis
Menurut Teori Purchasing Power Parity (PPP) risiko nilai tukar tidak
relevan karena pergerakan nilai tukar merupakan reaksi terhadap pergerakan
harga antar negara. Jadi, dampak nilai tukar terkompensasi dengan perubahan
harga, namun teori PPP tidak selalu berlaku sehingga nilai tukar tidak selalu
berubah sesuai dengan perbedaan inflasi antara dua negara, dan karena dampak
kompensasi sempurna tidak mungkin terjadi maka kemampuan kompetitif
suatu perusahaan akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar. Meskipun PPP
terjadi selama periode waktu yang panjang, hal ini tidak dapat meyakinkan
manajer perusahaan multinasional yang sedang fokus pada kinerja kuartal atau
tahun berikutnya (Madura, 2006). Akan tetapi menurut Dufey dan Sricavasulu
(1983) dan Dufey dan Giddy (2003) pada jangka pendek dan menengah di
masa mendatang, akan ada penyimpangan dari teori PPP, oleh sebab itu,
pendapat dalam teori PPP tidak relevan dan berarti risiko nilai tukar ada. Bukti
empiris lain yang menyatakan bahwa pendapat teori PPP tidak relevan dalam
jangka pendek disampaikan oleh Officer (1982), Taylor (1995), Rogoff (1996),
Buckley (2012) dan Madura (2014) yang menunjukkan jika perencanaan
perusahaan di masa depan lebih pendek dari yang dibutuhkan teori PPP untuk
bertahan, maka perusahaan bisa terkena risiko nilai tukar, situasi ini banyak
dihadapi oleh para manajer perusahaan dan diperlukan tindakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mengatasinya.
Teori Portofolio dan Capital Asset Pricing Model (CAPM) menunjukkan
bahwa risiko nilai tukar tidak menjadi masalah apabila risiko tersebut
sepenuhnya tidak sistematis dan dapat diversifikasi oleh para investor yang
memegang portofolio investasi yang dapat terdiversifikasi dengan baik.
Namun, ada pandangan kontra atas Teori Portofolio dan CAPM yang
dikemukakan oleh Rawls dan Smithson (1993) dengan menunjukkan bahwa
argumen di atas tidak berlaku untuk perusahaan-perusahaan swasta dimana
pemegang sahamnya kurang terdiversifikasi dengan baik, dan konsekuensinya
mereka akan lebih peduli dengan risiko total daripada risiko sistematis. Risiko
sistematis adalah segala pengaruh pasar, misalnya kondisi perekonomian, yang
mempengaruhi semua aktiva (Kuncoro, 2009). Oleh karena itu, untuk sebuah
perusahaan swasta, hedging menjadi relevan. Menurut Teori Pengharapan,
perusahaan tidak perlu mengambil alih nilai pasar ke depan di mana
perusahaan memiliki sejumlah besar transaksi dalam mata uang yang
berdenominasi, sebagai keuntungan dan kerugian meskipun keluar dalam
jangka panjang. Semakin tinggi bid/offer yang menyebar maka akan
dibebankan ke dealer mata uang pada kontrak berjangka dibandingkan dengan
transaksi spot yang juga mencegah mengambil ke depan. Menurut teori ini,
perusahaan sebaiknya tidak melakukan hedging dan berurusan di pasar spot
pada saat jatuh tempo transaksi. Namun, Buckley (2012) menolak argumen
Teori Pengharapan dan menunjukkan bahwa dengan gagal untuk melakukan
hedging, risiko transaksi valuta perusahaan mungkin akan mengalami kerugian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
besar pada piutang atau hutang valuta asing yang sangat besar. Hilangnya mata
uang dapat mengakibatkan kerugian secara keseluruhan untuk perusahaan
dalam periode keuangan tertentu, yang dapat menyebabkan segala macam
kesulitan keuangan. Hagelin (2003) juga memberikan bukti empiris yang
menunjukkan bahwa risiko transaksi hedging perusahaan dengan derivatif mata
uang dapat mengurangi biaya tidak langsung dari kesulitan keuangan. Risiko
transaksi relevan, dan hedging akan mengurangi potensi kerugian jangka
pendek yang jika sangat signifikan dapat menyebabkan kebangkrutan
perusahaan. Levi (2009) berpendapat bahwa risiko translasi tidak masalah dan
tidak perlu dilindung nilaikan (hedged). Risiko translasi akan mempengaruhi
nilai bersih dan rasio dari suatu perusahaan. Jika perusahaan tidak cukup
likuid, maka pelanggaran persyaratan perjanjian pinjaman dapat menyebabkan
perusahaan menjadi kurator dan manajer akan kehilangan pekerjaan mereka.
Hagelin dan Pramborg (2002) juga menemukan hubungan positif antara
hedging risiko translasi mata uang dan persyaratan pinjaman. Mereka
menyimpulkan bahwa perusahaan menghindari risiko translasi mata uang
untuk mengamankan akses mereka pada pendanaan. Laba konsolidasi
dipengaruhi oleh risiko translasi. Hal ini akan mempengaruhi nilai buku target
keuangan yang dinyatakan sebagai laba per saham, aktiva bersih per saham dan
pertumbuhan laba sebelum pajak. Selanjutnya, melaporkan laba dapat
digunakan sebagai dasar untuk menyatakan dividen, dan manajemen dapat
memiliki stabilitas laba sebagai tujuan perusahaan untuk memuaskan investor
dan lembaga kredit (Hekman, 1989; Eiteman et al, 2012). Argumen ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
menunjukkan bahwa risiko translasi relevan dan harus dilindungi nilainya.
Shapiro (2013) mengamati bahwa pengukuran risiko transaksi menggabungkan
antara retrospektif dan prospektif karena didasarkan pada kegiatan yang terjadi
di masa lalu tetapi diselesaikan di masa depan. Sehingga risiko transaksi dapat
menjadi bagian dari risiko transalasi dan risiko ekonomi dalam arti bahwa
kontrak yang sudah masuk dan dicatat di neraca merupakan bagian dari risiko
transalasi dan kontrak belum diakui di neraca adalah bagian dari risiko
ekonomi. Berdasarkan literatur teoritis tersebut, hubungan antara risiko nilai
tukar dengan kinerja keuangan dapat dinyatakan dalam hipotesis berikut :
Ha` : Terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan
sebelum dan saat Pemerintahan Jokowi.
Ho : Tidak terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja
keuangan sebelum dan saat Pemerintahan Jokowi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODA PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu mendeskripsikan hubungan
antara risiko nilai tukar terhadap kinerja keuangan bank.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Tempat penelitian akan dilakukan di pojok Bursa Efek Indonesia milik
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2016.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bank-bank komersial
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bank untuk periode
2010-2014.
D. Populasi Sasaran dan Sampel Penelitian
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh bank komersial yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010-2014. Kriteria
populasi sasaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1. Bank Devisa yang sudah dan masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk
periode tahun 2010-2014.
2. Bank Devisa yang menyediakan serta menerbitkan laporan keuangan untuk
periode tahun 2010-2014.
3. Bank Devisa yang menyediakan serta melaporkan risiko nilai tukar untuk
periode tahun 2010-2014.
Dalam penelitian ini penulis menerapkan dua populasi sasaran untuk dua
periode, yaitu periode sebelum Pemerintahan Jokowi yang akan diwakili
periode tahun 2010-2013 dan periode saat Pemerintahan Jokowi yang akan
diwakili oleh periode tahun 2014.
Metode pengambilan sampel untuk periode tahun 2010-2013
menggunakan teknik random sampling dengan penentuan jumlah sampel
menggunakan rumus Slovin (Umar: 2004).
n =
( ) =
( ( ) ) = 23,529 bank 24 bank
Keterangan
N : Populasi sasaran
e2 : Batas ketelitian yang diinginkan
Sedangkan untuk periode tahun 2014 sampel penelitian merupakan seluruh
populasi sasaran pada periode tersebut, yaitu sebanyak 28 bank.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
penelusuran literatur. Menurut Hasan (2002) penelusuran literatur adalah cara
pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
sudah ada atau laporan data dari peneliti sebelumnya. Penelusuran literatur
dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan data laporan keuangan yang
diperoleh dari Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Sanata Dharma.
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2009) variabel penelitian adalah segala sesuatu dalam
bentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diteliti
untuk diperoleh informasi yang lengkap tentang hal tersebut untuk
kemudian dapat ditarik kesimpulan. Variabel dari penelitian ini terdiri dari
variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel
terikat). Menurut Kamau (2015) variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi variabel dependen. Berikut ini penjelasan dari variabel-
variabel tersebut:
a. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel dependen (variabel terikat). Variabel Independen
dalam penelitian ini adalah risiko nilai tukar.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel independen. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah
Kinerja Keuangan Bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Definisi Opersional Variabel
a. Risiko Nilai Tukar
Risiko nilai tukar merupakan jumlah selisih kurs mata uang asing yang
terdiri dari seluruh keuntungan atau kerugian dari hasil penjabaran
laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian transaksi mata uang
asing yang termasuk dalam laba atau rugi setelah pajak dalam laporan
keuangan (Kamau, 2015). Risiko nilai tukar diukur dengan cara
menjumlahkan akun keuntungan (kerugian) dari transaksi mata uang
asing atau akun laba (rugi) selisih kurs atau akun pendapatan (beban)
transaksi devisa atau akun keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing
atau akun pendapatan (beban) trandaksi valuta asing yang merupakan
bagian dari pendapatan (beban) operasi lainnya. Nilai tukar yang
digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tukar rupiah terhadap dolla
Amerika Serikat.
b. Kinerja Keuangan Bank
Kinerja keuangan bank dalam penelitian ini diukur dengan laba atau rugi
bersih setelah pajak yang terdapat di laporan laba rugi tahunan bank
(Kamau, 2015).
G. Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian akan dianalis dengan langkah-
langkah berikut ini:
1. Mengumpulkan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
komersial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2010-
2014. Mengumpulkan data laba bersih setelah pajak tahunan bank pada
laporan keuangan tahunan untuk mengukur kinerja keuangan bank.
Mengumpulkan data risiko nilai tukar yang merupakan jumlah selisih kurs
mata uang asing yang terdiri dari seluruh keuntungan atau kerugian dari
hasil penjabaran laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian transaksi
mata uang asing yang termasuk dalam laba atau rugi setelah pajak dalam
laporan keuangan.
2. Melakukan Uji Statistik Deskriptif
Stratistik deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk
menggambarkan sifat-sifat dari data. Kegiatan dalam uji statistik deskriptif
mencakup kegiatan mengumpulkan data, menyusun data dan menyajikan
data dalam betuk tabel, grafik maupun diagram (Boedijoewono, 2012:11).
3. Melakukan Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
korelasi. Analisis korelasi merupakan cara untuk mengetahui apakah ada
hubungan antarvariabel. Analisis korelasi pada penelitian ini menggunakan
program SPSS 21. Menurut Hartono (2013) ada dua kemungkinan taraf
signifikan yang akan digunakan dalam program SPSS 21 yaitu taraf
signifikan 0,01 (1%) dan 0,05 (5%). Taraf signifikan 0,01 (1%) berarti
tingkat kebenaran hasil analisis adalah 99% sedangkan kemungkinan
melakukan kesalahan hanya sebesar 1%. Sedangkan tingkat signifikan 0,05
(5%) berarti tingkat kebenaran hasil analisis adalah 95% sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kemungkinan melakukan kesalahan sebesar 5%. Bila hasil analisis
menunjukkan alfa 0,01 (1%) ada korelasi yang signifikan, maka pada alfa
0,05 (5%) sudah pasti ada korelasi yang signifikan (meyakinkan).
Sedangkan bila hasil menunjukan alfa 0,05 (5%) ada korelasi yang
signifikan, maka pada alfa 0,01 (1%) belum tentu ada korelasi yang
signifikan (meyakinkan).
Menurut Hasan (2002) rumus untuk menentukan koefisien korelasi
adalah sebagai berikut:
∑
√(∑ ) atau
(∑ ) (∑ ∑ )
√( ∑ (∑ ) )(( ∑ (∑ )
)
Keterangan:
: Korelasi antara variabel X dan Y
: ( ̅)
y : ( ̅)
n : Jumlah sampel
X : Variabel dependen
Y : Variabel independen
4. Menganalisis Hasil Perhitungan Korelasi
Menurut Algifari (2013) untuk mengetahui keeratan hubungan
(korelasi) antara dua macam variabel digunakan ukuran koefisien korelasi
(r). Besarnya koefisien korelasi antara dua macam variabel adalah nol
sampai ±1. Apabila dua buah variabel memiliki nilai r = 0, berarti antara dua
variabel tersebut tidak ada hubungan. Sedangkan apabila dua variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
memiliki r = ±1, berarti dua variabel tersebut memiliki hubungan yang
sempurna. Tanda minus (-) pada nilai r menunjukkan hubungan yang
berlawanan arah (apabila nilai variabel yang satu naik, maka nilai variabel
yang lain turun). Sedangkan tanda plus (+) pada nilai r menunjukkan
hubungan yang searah (apabila nilai variabel yang satu naik, maka nilai
variabel yang lain juga naik). Semakin tinggi nilai r antara dua variabel
(semakin mendekati -1 atau +1), maka tingkat keeratan hubungan antara dua
variabel semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah nilai r antara dua
variabel (semakin mendekati 0), maka tingkat keeratan hubungan antara dua
variabel semakin lemah. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap
koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat
berpedoman pada ketentuan berikut ini:
Tabel 3.1 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap
Koefisien Korelasi
Interval Koefisian Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2008: 231)
5. Menganalisis Hasil Uji Hipotesis
Untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara risiko nilai tukar dan
kinerja keuangan dapat dilakukan dengan cara berikut, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
a. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas. Caranya dengan
membandingkan sig. (2-tailed) atau nilai probabilitas variabel dengan
0,05. Dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Bila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 berarti tidak ada korelasi
yang signifikan (Ho diterima).
2) Bila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 berarti ada korelasi yang
signifikan (Ho ditolak).
b. Menggunakan penjelasan tanda bintang (**/*) di bawah tabel sudut kiri.
Tanda bintang hanya muncul bila ada korelasi yang signifikan, tetapi bila
tidak ada tanda bintang yang muncul berarti tidak ada korelasi yang
signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek di Indonesia pertama kali didirikan pada tahun 1912 pada
jaman kolonial Belanda. Tujuan didirikannya Bursa Efek di Indonesia untuk
kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Sejak didirikan pada tahun 1912
perkembangan dan pertumbuhan Bursa Efek di Indonesia tidak berjalan seperti
yang diharapkan oleh pemerintah Belanda, bahkan pada beberapa periode
waktu kegiatan di Bursa Efek Indonesia sempat mengalami masa-masa sulit.
Pada tahun 1914-1918 Bursa Efek di Batavia (sekarang Jakarta) sempat ditutup
selama terjadinya Perang Dunia I. Kemudian pada tahun 1925 – 1942 Bursa
Efek di Jakarta kembali dibuka bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan
Bursa Efek di Surabaya. Namun, pada awal tahun 1939 karena adanya isu
politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup dan
hanya berselang beberapa tahun pada tahun 1942-1952 Bursa Efek di Jakarta
ditutup kembali selama terjadinya Perang Dunia II. Pada tahun 1956-1977
karena adanya program nasionalisasi perusahaan Belanda Bursa Efek di
Indonesia semakin tidak aktif yang kemudian mengakibatkan perdagangan di
Bursa Efek menjadi vakum untuk beberapa tahun.
Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10
Agustus 1977. Bursa Efek Jakarta dijalankan dibawah pengawasan BAPEPAM
(Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
ditandai dengan go publicnya PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama
Bursa Efek Jakarta. Selama tahun 1977-1987 perdagangan di Bursa Efek
sangatlah lesu, jumlah emiten yang terdaftar di Bursa Efek sampai tahun 1987
baru mencapai 24 emiten. Hal ini dikarenakan masyarakat lebih memilih
instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal, hinga akhirnya
pada tahun 1987 muncul Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang
memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum
dan investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Selama tahun
1988 – 1990 paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan dan BEJ mulai terbuka untuk asing sehingga mengakibatkan
aktivitas bursa kembali meningkat.
Pada tanggal 2 Juni 1988 Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi
dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), dimana
organisasinya terdiri dari broker dan dealer. Pada bulan Desember 1988
pemerintah kembali mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang
memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan memberikan
beberapa kebijakan positif bagi pertumbuhan pasar modal di Indonesia. Pada
tanggal 16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
Pada tanggal 13 Juli 1992 terjadi swastanisasi BEJ, dimana BAPEPAM
berubah nama menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Pada tanggal 22 Mei 1995 sistem otomasi perdagangan di BEJ mulai
dilakukan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Systems). Pada tanggal 10 November 1995 Pemerintah mengeluarkan Undang
–Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang yang mulai
diberlakukan pada bulan Januari 1996 dan pada tahun yang sama yaitu tahun
1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
Pada tahun 2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading)
mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia dan pada tahun 2002 Bursa Efek
Jakarta mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading). Pada tahun 2007 terjadi penggabungan antara Bursa Efek Surabaya
(BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
pada tanggal 02 Maret 2009 terjadi peluncuran perdana sistem perdagangan
baru PT Bursa Efek Indonesia, yaitu JATS-NextG.
B. Gambaran Umum Perusahaan
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh bank komersial yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010-2014 dan
menyediakan serta melaporkan laporan keuangan dan risiko nilai tukar untuk
periode tahun 2010-2014. Dalam penelitian ini penulis menerapkan dua
populasi sasaran untuk dua periode, yaitu periode sebelum Pemerintahan
Jokowi yang akan diwakili periode tahun 2010-2013 dan periode saat
Pemerintahan Jokowi yang akan diwakili oleh periode tahun 2014. Jumlah total
populasi sasaran untuk periode sebelum Pemerintahan Jokowi, yang diwakili
periode tahun 2010-2013 adalah 25 bank dan metode pengambilan sampel
untuk periode tersebut menggunakan teknik random sampling dengan
penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin (Umar: 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
n =
( ) =
( ( ) ) = 23,529 bank 24 bank
Keterangan
N : Populasi sasaran
e2 : Batas ketelitian yang diinginkan
Bank yang tidak menjadi sampel untuk periode sebelum Pemerintahan
Joko Widodo adalah Bank Jawa Barat Banten dengan kode saham BJBR.
Berikut tabel 4.1 menampilkan daftar bank-bank yang menjadi populasi
sasaran sekaligus sampel untuk periode sebelum Pemerintahan Jokowi.
Tabel 4.1 Bank-bank Sampel Periode Sebelum Pemerintahan Jokowi
No Kode
Saham Nama Emiten
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk ( d.h Bank Agroniaga Tbk )
2 BABP Bank MNC Internasional Tbk ( d.h ICB Bumiputera Tbk , d.h Bank
Bumiputera Indonesia Tbk )
3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
4 BBCA Bank Central Asia Tbk
5 BBKP Bank Bukopin Tbk
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk
8 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk
9 BCIC Bank J Trust Indonesia ( d.h Bank Mutiara Tbk, d.h Bank Century
Tbk, d.h Bank Century Intervest Corp Tbk / Bank CIC Tbk )
10 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
11 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk ( d.h Bank QNB Kesawan Tbk, d.h Bank
Kesawan Tbk )
12 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
13 BNBA Bank Bumi Arta Tbk
14 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk ( d.h Bank Niaga Tbk )
15 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk ( d.h BII Maybank Tbk, d.h Bank
Internasional Indonesia Tbk )
16 BSIM Bank Sinar Mas Tbk ( d.h Bank Shinta Indonesia )
17 BSWD Bank of India Indonesia Tbk ( d.h Bank Swadesi Tbk )
18 INPC Bank Artha Graha International Tbk ( d.h Bank Interpacific Tbk )
19 MAYA Bank Mayapada International Tbk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
20 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk ( d.h Bank Multicor
International Tbk )
21 MEGA Bank Mega Tbk
22 NISP Bank NISP OCBC Tbk ( d.h bank NISP Tbk )
23 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
24 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk ( d.h Bank Himpunan
Saudara 1906 Tbk ) Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
Sedangkan untuk periode saat Pemerintahan Jokowi, yang diwakili periode
tahun 2014 sampel penelitian merupakan seluruh populasi sasaran pada periode
tersebut. Total populasi sasaran untuk periode ini adalah 28 bank. Sampel
penelitian untuk periode saat Pemerintahan Joko Widodo merupakan 25
populasi penelitian untuk periode sebelum Pemerintahan Joko Widodo
ditambah 3 bank lain, yaitu Bank Agris Tbk (AGRS), Bank Mestika Dharma
Tbk (BBMD) dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur TBk (BJTM).
Berikut tabel 4.2 menampilkan daftar bank-bank yang menjadi populasi
sasaran sekaligus sampel untuk periode saat Pemerintahan Jokowi.
Tabel 4.2 Bank-bank Sampel Periode Saat Pemerintahan Jokowi
No Kode
Saham Nama Emiten
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk (d.h Bank Agroniaga Tbk)
2 AGRS Bank Agris Tbk (d.h Bank Finconesia )
3 BABP Bank MNC Internasional Tbk (d.h ICB Bumiputera Tbk , d.h Bank
Bumiputera Indonesia Tbk)
4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
5 BBCA Bank Central Asia Tbk
6 BBKP Bank Bukopin Tbk
7 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk
8 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
9 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk
11 BCIC Bank J Trust Indonesia (d.h Bank Mutiara Tbk, d.h Bank Century
Tbk, d.h Bank Century Intervest Corp Tbk / Bank CIC Tbk)
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
13 BJBR Bank Jabar Banten Tbk
14 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Tbk)
15 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk (d.h Bank QNB Kesawan Tbk, d.h Bank
Kesawan Tbk )
16 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
17 BNBA Bank Bumi Arta Tbk
18 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk (d.h Bank Niaga Tbk)
19 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk (d.h BII Maybank Tbk, d.h Bank
Internasional Indonesia Tbk )
20 BSIM Bank Sinar Mas Tbk (d.h Bank Shinta Indonesia)
21 BSWD Bank of India Indonesia Tbk (d.h Bank Swadesi Tbk )
22 INPC Bank Artha Graha International Tbk (d.h Bank Interpacific Tbk )
23 MAYA Bank Mayapada International Tbk
24 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk (d.h Bank Multicor
International Tbk )
25 MEGA Bank Mega Tbk
26 NISP Bank NISP OCBC Tbk (d.h bank NISP Tbk )
27 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
28 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk d.h Bank Himpunan
Saudara 1906 Tbk ) Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Mengumpulkan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a. Data kinerja keuangan bank dan data risiko nilai tukar sebelum
Pemerintahan Jokowi (periode tahun 2010 sampai dengan 2013).
b. Data kinerja keuangan bank dan data risiko nilai tukar saat Pemerintahan
Jokowi (periode tahun 2014).
Total keseluruhan populasi yang digunakan untuk periode sebelum
Pemerintahan Jokowi (periode tahun 2010-2013) adalah 25 bank. Metode
pengambilan sampel untuk periode ini menggunakan teknik random
sampling dengan penentuan jumlah sampel rumus Slovin (Umar: 2004),
yaitu sebagai berikut:
n =
( ) =
( ( ) ) = 23,529 bank 24 bank
Keterangan
N : Populasi sasaran
e2 : Batas ketelitian yang diinginkan
Daftar bank yang menjadi sampel untuk periode sebelum Pemerintahan
Jokowi (periode tahun 2010-2013) dapat dilihat pada bagian lampiran I.
Sedangkan untuk periode saat Pemerintahan Jokowi total keseluruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
populasi sasaran ada sebanyak 28 bank dan seluruh bank dalam populasi
sasaran untuk periode saat Pemerintahan Jokowi akan menjadi sampel
dalam penelitian ini. Daftar bank yang menjadi sampel untuk periode saat
Pemerintahan Jokowi (periode tahun 2014) dapat dilihat pada bagian
lampiran II. Daftar data mengenai risiko nilai tukar bank sebelum
Pemerintahan Jokowi (periode tahun 2010-2013) dapat dilihat pada bagian
lampiran III. Data mengenai kinerja keuangan (yang dalam penelitian ini
diukur melalui laba bersih setelah pajak bank) untuk periode tahun 2010-
2013, dapat dilihat pada bagian lampiran IV. Sedangkan untuk data
mengenai risiko nilai tukar bank saat Pemerintahan Jokowi (periode tahun
2014) dapat dilihat pada lampiran V. Data mengenai kinerja keuangan bank
untuk periode tahun 2014 dapat dilihat pada bagian lampiran VI.
2. Melakukan Uji Statistik Deskriptif
a. Statistik Deskriptif Risiko Nilai Tukar Sebelum Pemerintahan
Jokowi
Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji statistik deskriptif risiko nilai
tukar bank sebelum Pemerintahan Jokowi.
Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Risiko Nilai Tukar Bank Sebelum
Jokowi
Risiko2010 Risiko2011 Risiko2012 Risiko2013
N Valid 24 24 24 24
Missing 0 0 0 0
Mean 100178797370 112786653575 129333023132 167727977357
Range 731590000000 802337000000 1095671000000 2165604000000
Minimum -1281000000 -2421000000 -10312000000 -138562000000
Maximum 730309000000 799916000000 1085359000000 2027042000000
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Grafik 5.1 Grafik Risiko Nilai Tukar Bank Sebelum Jokowi
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
Pada tabel 5.1 angka 24 menunjukkan jumlah data yang valid (sah
untuk diproses), sedangkan angka nol (0) menunjukkan jumlah data yang
hilang (missing). Hal ini berarti semua data diproses dan tidak ada data
yang hilang. Rata-rata risiko nilai tukar 2010 adalah Rp
100.178.797.370,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai
maksimum dan minimum sebesar Rp 731.590.000.000,00. Risiko nilai
tukar tertinggi pada 2010 yang dialami oleh bank-bank yang menjadi
Rp(500,000,000,000)
Rp-
Rp500,000,000,000
Rp1,000,000,000,000
Rp1,500,000,000,000
Rp2,000,000,000,000
Rp2,500,000,000,000
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
sampel penelitian adalah Rp 730.309.000.000,00. Risiko tersebut dialami
oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode emiten BBRI,
sedangkan risiko nilai tukar bank terendah selama tahun 2010 adalah Rp
(1.281.000.000,00). Risiko tersebut dialami oleh Bank Woori Saudara
Indonesia 1906 Tbk dengan kode SDRA.
Rata-rata risiko nilai tukar 2011 adalah Rp 112.786.653.575,00
dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan
minimum sebesar Rp 802.337.000.000,00. Risiko nilai tukar tertinggi
pada 2011 yang dialami oleh bank-bank yang menjadi sampel penelitian
adalah Rp 799.916.000.000,00. Risiko tersebut dialami oleh Bank
Mandiri (Persero) Tbk dengan kode emiten BMRI, sedangkan risiko nilai
tukar bank terendah selama tahun 2011 adalah Rp (2.421.000.000,00).
Risiko tersebut dialami oleh Bank Capital Indonesia Tbk dengan kode
BACA.
Rata-rata risiko nilai tukar 2012 adalah Rp 129.333.023.132,00
dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan
minimum sebesar Rp 1.095.671.000.000,00. Risiko nilai tukar tertinggi
pada 2012 yang dialami oleh bank-bank yang menjadi sampel penelitian
adalah Rp 1.085.359.000.000,00. Risiko tersebut dialami oleh Bank
Mandiri (Persero) Tbk dengan kode emiten BMRI, sedangkan risiko nilai
tukar bank terendah selama tahun 2012 adalah Rp (10.312.000.000,00).
Risiko tersebut dialami oleh Bank J Trust Indonesia Tbk dengan kode
BCIC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Rata-rata risiko nilai tukar 2013 adalah Rp 167.727.977.357,00
dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan
minimum sebesar Rp 2.165.604.000.000,00. Risiko nilai tukar tertinggi
pada 2013 yang dialami oleh bank-bank yang menjadi sampel penelitian
adalah Rp 2.027.042.000.000,00. Risiko tersebut dialami oleh Bank
Mandiri (Persero) Tbk dengan kode emiten BMRI, sedangkan risiko nilai
tukar bank terendah selama tahun 2013 adalah Rp (138.562.000.000,00).
Risiko tersebut dialami oleh Bank Danamon Indonesia Tbk dengan kode
BDMN.
Pada grafik 5.1 dapat dilihat bahwa dari seluruh bank yang menjadi
sampel untuk periode sebelum Pemerintahan Jokowi (Tahun 2010-2013)
ada bank yang mengalami kenaikan risiko nilai tukar dari tahun ke tahun,
ada pula bank yang justru mengalami penurunan risiko nilai tukar dari
tahun ke tahun. Ada sekitar 14 bank yang mengalami kenaikan risiko
nilai tukar, yaitu bank dengan kode emiten AGRO, BABP, BBCA,
BBNI, BBNP, BBRI, BKSW, BMRI, BNBA, BNII, INPC, MAYA,
NISP, PNBN dan SDRA, sedangkan 6 bank justru mengalami
penurunan, yaitu bank dengan kode emiten BCIC, BDMN, BNGA,
BSIM, MCOR dan MEGA serta sisanya sebanyak 3 bank selama periode
tahun 2010-2013 risiko nilai tukar mengalami fluktuatif, yaitu bank
dengan kode emiten BACA, BBKP, dan BSWD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b. Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Sebelum Pemerintahan
Jokowi
Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji statistik deskriptif kinerja
keuangan bank sebelum Pemerintahan Jokowi.
Tabel 5.2 Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Bank Sebelum
Jokowi
Laba2010 Laba2011 Laba2012 Laba2013
N Valid 24 24 24 24
Missing 0 0 0 0
Mean 1815133596799 2384541836193 2904781464607 3285209333529
Range 11471173000000 15183322879000 18716879000000 22490375000000
Minimum 1212000000 -95326879000 -29499000000 -1136045000000
Maximum 11472385000000 15087996000000 18687380000000 21354330000000
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
Grafik 5.2 Grafik Kinerja Keuangan Bank Sebelum Jokowi
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
-5000000000000
0
5000000000000
10000000000000
15000000000000
20000000000000
25000000000000Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada tabel 5.2 angka 24 menunjukkan jumlah data yang valid (sah
untuk diproses), sedangkan angka nol (0) menunjukkan jumlah data yang
hilang (missing). Hal ini berarti semua data diproses dan tidak ada data
yang hilang. Rata-rata laba bersih setelah pajak tahun 2010 adalah Rp
1.815.133.596.799,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai
maksimum dan minimum sebesar Rp 11.471.173.000.000,00. Laba
bersih setelah pajak tertinggi pada tahun 2010 yang dialami oleh bank-
bank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 11.472.385.000.000,00.
Laba tersebut dialami oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk dengan
kode emiten BBRI, sedangkan laba bersih setelah pajak terendah selama
tahun 2010 adalah Rp 1.212.000.000,00. Laba tersebut dialami oleh Bank
QNB Indonesia Tbk dengan kode BKSW.
Rata-rata laba bersih setelah pajak tahun 2011 adalah Rp
2.384.541.836.193,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai
maksimum dan minimum sebesar Rp 15.183.322.879.000,00. Laba
bersih setelah pajak tertinggi pada tahun 2011 yang dialami oleh bank-
bank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 15.087.996.000.000,00.
Laba tersebut dialami oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan
kode emiten BBRI, sedangkan laba bersih setelah pajak terendah selama
tahun 2011 adalah Rp (95.326.879.000,00). Laba tersebut dialami oleh
Bank MNC Internasional Tbk dengan kode BABP.
Rata-rata laba bersih setelah pajak tahun 2012 adalah Rp
2.904.781.464.607,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
maksimum dan minimum sebesar Rp 18.716.879.000.000,00. Laba
bersih setelah pajak tertinggi pada tahun 2012 yang dialami oleh bank-
bank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 18.687.380.000.000,00.
Laba tersebut dialami oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan
kode emiten BBRI, sedangkan laba bersih setelah pajak terendah selama
tahun 2012 adalah Rp (29.499.000.000,00). Laba tersebut dialami oleh
Bank QNB Indonesia Tbk dengan kode BKSW.
Rata-rata laba bersih setelah pajak tahun 2013 adalah Rp
3.285.209.333.529,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai
maksimum dan minimum sebesar Rp 22.490.375.000.000,00. Laba
bersih setelah pajak tertinggi pada tahun 2013 yang dialami oleh bank-
bank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 21.354.330.000.000,00.
Laba tersebut dialami oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk dengan
kode emiten BBRI, sedangkan laba bersih setelah pajak terendah selama
tahun 2013 adalah Rp (1.136.045.000.000,00). Laba tersebut dialami
oleh Bank J Trust Indonesia Tbk dengan kode BCIC.
Pada grafik 5.2 dapat dilihat bahwa dari seluruh bank yang menjadi
sampel untuk periode sebelum Pemerintahan Jokowi (Tahun 2010-2013)
sebagian besar bank mengalami kenaikan kinerja keuangan dari tahun ke
tahun, namun ada pula bank yang justru mengalami penurunan kinerja
keuangan dari tahun ke tahun. Ada sekitar 17 bank yang mengalami
kenaikan kinerja keuangan, yaitu bank dengan kode emiten ARGO,
BACA, BBCA, BBKP, BBNI, BBNP, BBRI, BDMN, BMRI, BNGA,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BNII, BSWD, INPC, MAYA, NSIP, PNBN, dan SDRA, sedangkan ada
4 bank justru mengalami penurunan, yaitu bank dengan kode emiten
BCIC, BSIM, MCOR, dan MEGA, serta sisanya sebanyak 3 bank selama
periode tahun 2010-2013 kinerja keuangannya mengalami fluktuatif,
yaitu bank dengan kode emiten BABP, BKSW dan BNBA. Pada grafik
tersebut dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2013 Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk selalu mendapatkan laba bersih setelah pajak
tertinggi diantara bank-bank lain yang menjadi sampel penelitian.
c. Statistik Deskriptif Risiko Nilai Tukar Saat Pemerintahan Jokowi
Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji statistik deskriptif risiko nilai
tukar bank saat Pemerintahan Jokowi.
Tabel 5.3 Statistik Deskriptif Risiko Nilai Tukar Bank Saat Jokowi
N Valid 28
Missing 0
Mean 49978455414
Range 832944000000
Minimum -87205000000
Maximum 745739000000
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Grafik 5.3 Grafik Risiko Nilai Tukar Bank Saat Jokowi
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
Pada tabel 5.3 angka 28 menunjukkan jumlah data yang valid (sah
untuk diproses), sedangkan angka nol (0) menunjukkan jumlah data yang
hilang (missing). Hal ini berarti semua data diproses dan tidak ada data
yang hilang. Rata-rata risiko nilai tukar adalah Rp 49.978.455.414,00
dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan
minimum sebesar Rp 832.944.000.000,00. Risiko nilai tukar tertinggi
pada saat Pemerintahan Jokowi yang dialami oleh bank-bank yang
menjadi sampel penelitian adalah Rp 745.739.000.000,00. Risiko
tersebut dialami oleh Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk dengan kode
emiten BBNI pada tahun 2014, sedangkan risiko nilai tukar bank
Rp(200,000,000,000)
Rp(100,000,000,000)
Rp-
Rp100,000,000,000
Rp200,000,000,000
Rp300,000,000,000
Rp400,000,000,000
Rp500,000,000,000
Rp600,000,000,000
Rp700,000,000,000
Rp800,000,000,000
AG
RO
AG
RS
BA
BP
BA
CA
BB
CA
BB
KP
BB
MD
BB
NI
BB
NP
BB
RI
BC
IC
BD
MN
BJB
R
BJT
M
BK
SW
BM
RI
BN
BA
BN
GA
BN
II
BS
IM
BS
WD
INP
C
MA
YA
MC
OR
ME
GA
NIS
P
PN
BN
SD
RA
Risiko Nilai Tukar Saat Jokowi
Tahun 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
terendah tahun 2014 adalah Rp (87.205.000.000,00). Risiko tersebut
dialami oleh Bank NISP OCBC Tbk dengan kode NISP pada tahun 2014.
Pada grafik 5.3 dapat dilihat bahwa untuk periode saat
Pemerintahan Jokowi (Tahun 2014) sebagian besar bank memiliki risiko
nilai tukar dengan tren positif pada tahun 2014, namun ada pula bank
yang justru mengalami tren negatif pada tahun 2014. Ada 21 bank yang
mengalami risiko nilai tukar dengan tren positif pada tahun 2014, yaitu
bank dengan kode emiten AGRO, AGRS, BABP, BACA, BBCA, BBKP,
BBNI, BBNP, BBRI, BCIC, BJBR, BKSW, BNBA, BNII, BSWD,
INPC, MAYA, MCOR, MEGA, PNBN, dan SDRA, sedangkan ada 7
bank yang memiliki risiko nilai tukar dengan tren negatif, yaitu bank
dengan kode emiten BBMD, BDMN, BJTM, BMRI, BNGA, BSIM,
NISP.
d. Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Saat Pemerintahan Jokowi
Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji statistik deskriptif kinerja
keuangan bank saat Pemerintahan Jokowi.
Tabel 5.4 Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Bank Saat Jokowi
N Valid 28
Missing 0
Mean 3084188522012
Range 24915851000000
Minimum -662006000000
Maximum 24253845000000
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Grafik 5.4 Grafik Kinerja Keuangan Bank Saat Jokowi
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
Pada tabel 5.4 angka 28 menunjukkan jumlah data yang valid (sah
untuk diproses), sedangkan angka nol (0) menunjukkan jumlah data yang
hilang (missing). Hal ini berarti semua data diproses dan tidak ada data
yang hilang. Rata-rata laba bersih setelah pajak adalah Rp
3.084.188.522.012,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai
maksimum dan minimum sebesar Rp 24.915.851.000.000,00. Laba
bersih setelah pajak tertinggi pada saat Pemerintahan Jokowi yang
dialami oleh bank-bank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp
24.253.845.000.000,00. Laba tersebut dialami oleh Bank Rakyat
Indonesia (Persero)Tbk dengan kode emiten BBRI pada tahun 2014,
Rp(5,000,000,000,000)
Rp-
Rp5,000,000,000,000
Rp10,000,000,000,000
Rp15,000,000,000,000
Rp20,000,000,000,000
Rp25,000,000,000,000
Rp30,000,000,000,000
AG
RO
AG
RS
BA
BP
BA
CA
BB
CA
BB
KP
BB
MD
BB
NI
BB
NP
BB
RI
BC
IC
BD
MN
BJB
R
BJT
M
BK
SW
BM
RI
BN
BA
BN
GA
BN
II
BS
IM
BS
WD
INP
C
MA
YA
MC
OR
ME
GA
NIS
P
PN
BN
SD
RA
Kinerja Keuangan Bank Saat Jokowi
Tahun 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
sedangkan laba bersih setelah pajak terendah tahun 2014 adalah Rp
(662.006.000.000,00). Laba tersebut dialami oleh Bank J Trust Indonesia
Tbk dengan kode BCIC pada tahun 2014.
Pada grafik 5.4 dapat dilihat bahwa untuk periode saat
Pemerintahan Jokowi (Tahun 2014) sebagian besar bank memiliki
kinerja keuangan (dalam hal ini diukur dengan laba bersi setelah pajak)
dengan tren positif pada tahun 2014, namun ada pula bank yang justru
mengalami tren negatif pada tahun 2014. Ada 26 bank yang memiliki
kinerja keuangan dengan tren positif pada tahun 2014, yaitu bank dengan
kode emiten AGRO, AGRS, BACA, BBCA, BBKP, BBMD, BBNI,
BBNP, BBRI, BDMN, BJBR, BJTM, BKSW, BMRI, BNBA, BNGA,
BNII, BSIM, BSWD, INPC, MAYA, MCOR, MEGA, NSIP, PNBN, dan
SDRA, sedangkan sisanya ada 2 bank yang memiliki kinerja keuangan
dengan tren negatif, yaitu bank dengan kode emiten BABP dan BCIC.
3. Melakukan Pengujian Hipotesis
a. Uji Korelasi Sebelum Pemerintahan Jokowi
Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji korelasi antara risiko nilai tukar
dengan kinerja keuangan bank sebelum Pemerintahan Jokowi.
Tabel 5.5 Hasil Uji Korelasi Risiko Nilai Tukar Tahun Dengan
Kinerja Keuangan Bank Sebelum Pemerintahan Jokowi
Tahun Pearson Corelation Keeratan Korelasi Sig. (2-tailed)
2010 0,937** Sangat Kuat 0,000
2011 0,665** Kuat 0,000
2012 0,731** Kuat 0,000
2013 0,697** Kuat 0,000
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
b. Uji Korelasi Saat Pemerintahan Jokowi
Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji korelasi antara risiko nilai tukar
dengan kinerja keuangan bank sebelum Pemerintahan Jokowi.
Tabel 5.6 Hasil Uji Korelasi Risiko Nilai Tukar Tahun Dengan
Kinerja Keuangan Bank Saat Pemerintahaan Jokowi
Risiko 2014 Laba 2014
Risiko 2014
Pearson Correlation 1 0,381*
Sig. (2-tailed) 0,045
N 28 28
Laba 2014
Pearson Correlation 0,381* 1
Sig. (2-tailed) 0,045
N 28 28
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
B. Pembahasan
4. Menganalisis Hasil Perhitungan Korelasi
a. Hubungan Risiko Nilai Tukar Tahun 2010 Dengan Kinerja
Keuangan Bank Tahun 2010
Pada tabel 5.5 dapat dilihat bila hubungan antara risiko nilai tukar
dengan kinerja keuangan bank untuk periode tahun 2010 diperoleh hasil
jika seluruh nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, yaitu sebesar 0,000
hal ini berarti ada korelasi (Ho ditolak). Kesimpulannya terdapat
hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan sebelum
Pemerintahan Jokowi. Keeratan hubungan antara risiko nilai tukar
dengan kinerja keuangan untuk periode tahun 2010 dapat dilihat dari
besarnya nilai Pearson Correlation. Dari hasil perhitungan SPSS 21
didapatkan bahwa nilai Pearson Correlation sebesar 0,937**. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
berarti keeratan hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja
keuangan adalah sangat kuat dan tanda bintang (**) menunjukkan adanya
korelasi yang signifikan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan
bank sebelum Pemerintahan Jokowi.
b. Hubungan Risiko Nilai Tukar Tahun 2011 Dengan Kinerja
Keuangan Bank Tahun 2011
Pada tabel 5.5 untuk hubungan risiko nilai tukar tahun 2011 dengan
kinerja keuangan bank tahun 2011 dari hasil perhitungan SPSS diperoleh
hasil jika seluruh nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, yaitu sebesar
0,000 hal ini berarti ada korelasi (Ho ditolak). Kesimpulannya terdapat
hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan sebelum
Pemerintahan Jokowi. Keeratan hubungan antara risiko nilai tukar tahun
2011 dengan kinerja keuangan untuk periode tahun 2011 dapat dilihat
dari besarnya nilai Pearson Correlation. Dari hasil perhitungan SPSS
didapatkan bahwa nilai Pearson Correlation sebesar 0,665**. Hal ini
berarti keeratan hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja
keuangan adalah kuat dan tanda bintang (**) menunjukkan adanya
korelasi yang signifikan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan
bank sebelum Pemerintahan Jokowi.
c. Hubungan Risiko Nilai Tukar Tahun 2012 Dengan Kinerja
Keuangan Bank Tahun 2012
Pada tabel 5.5 dari hasil perhitungan SPSS 21 tentang hubungan
antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank untuk periode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
tahun 2012 diperoleh hasil jika seluruh nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari
0,05, yaitu sebesar 0,000 hal ini berarti ada korelasi (Ho ditolak).
Kesimpulannya terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dengan
kinerja keuangan sebelum Pemerintahan Jokowi. Keeratan hubungan
antara risiko nilai tukar tahun 2012 dengan kinerja keuangan untuk
periode tahun 2012 dapat dilihat dari besarnya nilai Pearson Correlation.
Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan bahwa nilai Pearson Correlation
sebesar 0,731**. Hal ini berarti keeratan hubungan antara risiko nilai
tukar dengan kinerja keuangan adalah kuat dan tanda bintang (**)
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara risiko nilai tukar
dengan kinerja keuangan bank sebelum Pemerintahan Jokowi.
d. Hubungan Risiko Nilai Tukar Tahun 2013 Dengan Kinerja
Keuangan Bank Tahun 2013
Pada tabel 5.5 dari hasil perhitungan SPSS 21 tentang hubungan
antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank tahun 2013
diperoleh hasil jika seluruh nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, yaitu
sebesar 0,000 hal ini berarti ada korelasi (Ho ditolak). Kesimpulannya
terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan
sebelum Pemerintahan Jokowi. Keeratan hubungan antara risiko nilai
tukar tahun 2013 dengan kinerja keuangan untuk periode tahun 2013
dapat dilihat dari besarnya nilai Pearson Correlation. Dari hasil
perhitungan SPSS didapatkan bahwa nilai Pearson Correlation sebesar
0,697**. Hal ini berarti keeratan hubungan antara risiko nilai tukar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dengan kinerja keuangan adalah kuat dan tanda bintang (**)
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara risiko nilai tukar
dengan kinerja keuangan bank sebelum Pemerintahan Jokowi.
e. Hubungan Risiko Nilai Tukar Tahun 2014 Dengan Kinerja
Keuangan Bank Tahun 2014
Pada tabel 5.6 dari hasil perhitungan SPSS 21 tentang hubungan
antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank tahun 2014
diperoleh hasil jika sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, yaitu sebesar
0,045. Hal ini berarti ada korelasi (Ho ditolak). Kesimpulannya terdapat
hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan saat
Pemerintahan Jokowi. Keeratan hubungan antara risiko nilai tukar
dengan kinerja keuangan dapat dilihat dari besarnya nilai Pearson
Correlation. Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan Pearson Correlation
sebesar 0,381*. Hal ini berarti keeratan hubungan antara risiko nilai tukar
dengan kinerja keuangan adalah rendah dan tanda bintang (*)
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara risiko nilai tukar
dengan kinerja keuangan bank saat Pemerintahan Jokowi.
5. Pembahasan
Periode sebelum Pemerintahan Jokowi adalah terdapat hubungan yang
signifikan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank untuk
periode sebelum Pemerintahan Jokowi. Hal ini dilihat dari nilai sig (2-
tailed) lebih kecil dari 0,05. Keeratan hubungan antara risiko nilai tukar
dengan kinerja keuangan bank untuk periode sebelum Pemerintahan Jokowi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
adalah sangat kuat untuk tahun 2010 dengan nilai Pearson 0,937. Sedangkan
keeratan hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank
untuk periode sebelum Pemerintahan Jokowi tahun 2011-2013 adalah kuat
dengan nilai Pearson masing-masing untuk tahun 2011, 2012, dan 2013
sebesar 0,665; 0,731; dan 0,697.
Periode saat Pemerintahan Jokowi adalah terdapat hubungan yang
signifikan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai sig (2-tailed) yang lebih kecil dari 0,05, yaitu
0,045. Keeratan hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan
bank untuk periode saat Pemerintahan Jokowi adalah rendah dengan nilai
Pearson sebesar 0,381. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Dufey dan Sricavasulu (1983) dan Dufey dan Giddy (2003) yang
menyatakan bahwa risiko nilai tukar itu ada yang terlihat pada keuntungan
dan kerugian pertukaran yang dialami oleh bank. Selain itu hasil penelitian
ini juga sejalan dengan IAS No 21 dan SFAS No 52 yang mewajibkan
pengungkapan risiko nilai tukar yang material akan memprediksi bahwa ada
dampak yang signifikan dari risiko nilai tukar pada laporan keuangan Bank
Multilateral. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Shapiro
(2013) yang menyatakan risiko translasi berdampak pada aset dan liabilitas
di neraca dan item laporan keuangan yang sudah ada dan risiko transaksi
dapat menjadi bagian dari risiko transalasi dan risiko ekonomi dalam arti
bahwa kontrak yang sudah masuk dan dicatat di neraca merupakan bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dari risiko transalasi dan kontrak belum diakui di neraca adalah bagian dari
risiko ekonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara risiko nilai tukar
dengan kinerja keuangan sebelum Pemerintahan Jokowi.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara risiko nilai tukar
dengan kinerja keuangan saat Pemerintahan Jokowi.
Hasil kesimpulan ini sejalan dengan hasil penelitian Dufey dan
Sricavasulu (1983) dan Dufey dan Giddy (2003) yang menyatakan bahwa
risiko nilai tukar itu ada yang terlihat pada keuntungan dan kerugian pertukaran
yang dialami oleh bank. Selain itu hasil penelitian ini juga sejalan dengan IAS
No 21 dan SFAS No 52 yang mewajibkan pengungkapan risiko nilai tukar
yang material akan memprediksi bahwa ada dampak yang signifikan dari risiko
nilai tukar pada laporan keuangan Bank Multilateral. Hasil penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian Shapiro (2013) yang menyatakan risiko translasi
berdampak pada aset dan liabilitas di neraca dan item laporan keuangan yang
sudah ada dan risiko transaksi dapat menjadi bagian dari risiko transalasi dan
risiko ekonomi dalam arti bahwa kontrak yang sudah masuk dan dicatat di
neraca merupakan bagian dari risiko transalasi dan kontrak belum diakui di
neraca adalah bagian dari risiko ekonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang penulis temui dalam penelitian ini, yaitu:
Komponen dari risiko nilai tukar yang diteliti dalam penelitian ini hanya risiko
transaksi dan risiko translasi, sedangkan risiko ekonomi tidak diteliti dalam
penelitian ini dikarenakan catatan akuntansi dan laporan keuangan tidak
melaporkan risiko tersebut secara langsung. Hal ini membuat cakupan risiko
nilai tukar dalam penelitian ini kurang luas.
C. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan dan keterbatasan masalah dari penelitian ini,
penulis memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar komponen dari
risiko nilai tukar yang diteliti mencakup risiko translasi, risiko transaksi dan
risiko ekonomi agar dapat diketahui hubungan risiko nilai tukar secara
keseluruhan terhadap kinerja keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2013. Statistika Deskriptif Plus Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN
Ankarath, Nandakumar, dkk. Darmawan, Priyo. 2012. Memahami IFRS: Standar
Pelaporan Keuangan Internasional. Jakarta: Indeks
Bank Indonesia. 2011. Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/ 1 /PBI/2011
Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
Bank Indonesia. 2013. Surat Edaran Eksternal Bank Indonesia No 15/27/DPNP/
Perihal Persyaratan Bank Umum untuk Melakukan Kegiatan Usaha dalam
Valuta Asing
Boedijoewono, Noegroho. 2012. Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis. Jilid 1
(Deskriptif). Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, Yogyakarta.
Buckley, A. 2012. International Finance: APractical Perspective, 5th ed. Pearson
Education, Harlow
Business International Money report. 1977. “Exchange Gains and Losses As
Calculated Under FASB No. 8”. Business International Money Report. pp:
11-26
Butler, K.C. (2012), Multinational Finance, 5th ed., John Wiley & Sons,Hoboken,
NJ.
Cooper, K., Fraser, D.R. and Richards, R.M. 1978. The Impact of SFAS No. 8 on
Financial Management Practices. Financial Executive. pp: 26-31
Dufey, G and Giddy, I. H. 2003. “Management of Corporate Foreign Exchange
Risk” in Choi, F.D.S (Ed). International Accounting and Finance Handbook,
3rd ed. John Wiley and Sons. Hoboken
Dufey, G and Srinivasulu, S.L. 1983. “The Case for Corporate Management of
Foreign Exchange Risk”. Financial Management Vol. 12 No. 4 pp. 54-62
Eiteman, D.K., Stonehill, A.I. and Moffett, M.H. (2012), Multinational Business
Finance, 13th ed., Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan: Panduan Bagi Akademisi,
Manajer, Dan Investor Untuk Menilai Dan Menganalisis Bisnis Dari Aspek
Keuangan. Bandung: Alfabeta
Griffin, P.A. 1979. What Harm Has FASB No. 8 Actually Done?. Harvard
Business Review. pp: 8-18
Hagelin, N. (2003), “Why firms hedge with currency derivatives: an empirical
examination of transaction and translation exposure”, Applied Financial
Economics, Vol. 13 No. 1, pp. 55-70
Hagelin, N. and Pramborg, B. (2002), “An empirical analysis of swedish firms’
FX exposure hedging decisions for 1997 – 2001”, Working Paper, School of
Business, Stockholm University
Hartono. 2013. SPSS 16.0: Analisis Data Statistik Dan Penelitian (Edisi 2).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif) Edisi
Kedua. Jakarta: Bumi Aksara
Hekman, C. R. 1989.”Measuring the impact of exposure”. In Boris, A. (Ed).
Management of Currency Risk, Vol. 1, Eurimoney Oublication Plc: London
IASB (1993), International Accounting Standard (IAS) no. 21: The Effects of
Changes in Foreign Exchange Rates, International Accounting Standard
Board (IASB), London
Ismail. 2010. Manajermen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta:
Kencana
Kamau, Philip, Eno L., and Inanga Kami Rwegasira. Currency Risk Impact on
The Financial Performance of Multilateral Banks. Journal of Financial
Reporting and Accounting. Vol. 13 No. 1, 2015 pp: 91-118
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: BPFE
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Manajemen Keuangan Internasional: Pengantar
Ekonomi dan Bisnis Global. Yogyakarta: BPFE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Levi, M.D. (2009), International Finance, 5th ed., Taylor & Francis, Abingdon
Madura, J. (2014), International Financial Management, 12th ed., Cengage
Learning, Mason
_________.2006. International Corporate Finance, 8th ed. Jakarta: Salemba
Empat
_________.2000. Manajemen Keuangan Internasional, Ed. 4. Jakarta: Erlangga
Officer, L. H. 1982. Purchasing Power Parity and Exchange Rate: Theory,
Evidance and Relevance. JAI Press: Greenwich
Rawls, S.W. III. and Smithson, C.W. (1993), “Strategic risk management”, in
Chew, D.H. Jr. (Ed.), The New Corporate Finance: Where Theory Meets
Practice, McGraw-Hill, New York, NY
Rodgriguez, R.M. 1977. FASB No. 8: What Has It Done For Us?. Financial
Analyst Journal. Vol: 34 No 1. pp: 41-47
Rogoff, K. 1996 “The purchasing power parity puzzle”, Journal of Economic
Literature, Vol. 34 No. 1, pp. 647-668.
Shapiro, A.C. 2013. Multinational Financial Management, 9th ed. John Wiley &
Sons. Hoboken, NJ
Stavenga, M. H. 1984. An Investigation of Reported Foreign Exchange Gians and
Losses of Multinational Corporations. DBA designation. United States
International University: Los Angeles
Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian dan Kuantitatif. Alfabeta: Bandung
Taylor, M. P. 1995. “The Economics of Exchange Rates”. Journal of Economic
Litelature. Vol. 33 No. 1, pp. 13-47
Taswan. 2006. Manajemen Perbankan: Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Umar. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Cetakan ke-6.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
www.cirebontrust.com diakses tanggal 15 Februari 2016
www.idx.co.id diakses tanggal 1 Maret 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN I
DAFTAR SAMPEL PERIODE SEBELUM PEMERINTAHAN JOKOWI
No Kode
Saham Nama Emiten
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk ( d.h Bank
Agroniaga Tbk )
2 BABP Bank MNC Internasional Tbk ( d.h ICB Bumiputera Tbk
, d.h Bank Bumiputera Indonesia Tbk )
3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
4 BBCA Bank Central Asia Tbk
5 BBKP Bank Bukopin Tbk
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk
8 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk
9 BCIC
Bank J Trust Indonesia ( d.h Bank Mutiara Tbk, d.h Bank
Century Tbk, d.h Bank Century Intervest Corp Tbk / Bank
CIC Tbk )
10 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
11 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk ( d.h Bank QNB Kesawan
Tbk, d.h Bank Kesawan Tbk )
12 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
13 BNBA Bank Bumi Arta Tbk
14 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk ( d.h Bank Niaga Tbk )
15 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk ( d.h BII Maybank Tbk, d.h
Bank Internasional Indonesia Tbk )
16 BSIM Bank Sinar Mas Tbk ( d.h Bank Shinta Indonesia )
17 BSWD Bank of India Indonesia Tbk ( d.h Bank Swadesi Tbk )
18 INPC Bank Artha Graha International Tbk ( d.h Bank Interpacific
Tbk )
19 MAYA Bank Mayapada International Tbk
20 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk ( d.h Bank Multicor
International Tbk )
21 MEGA Bank Mega Tbk
22 NISP Bank NISP OCBC Tbk ( d.h bank NISP Tbk )
23 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
24 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk ( d.h Bank
Himpunan Saudara 1906 Tbk )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN II
DAFTAR SAMPEL PERIODE SAAT PEMERINTAHAN JOKOWI
No Kode
Saham Nama Emiten
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk (d.h Bank Agroniaga
Tbk)
2 AGRS Bank Agris Tbk (d.h Bank Finconesia )
3 BABP Bank MNC Internasional Tbk (d.h ICB Bumiputera Tbk , d.h
Bank Bumiputera Indonesia Tbk)
4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
5 BBCA Bank Central Asia Tbk
6 BBKP Bank Bukopin Tbk
7 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk
8 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
9 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk
11 BCIC
Bank J Trust Indonesia (d.h Bank Mutiara Tbk, d.h Bank
Century Tbk, d.h Bank Century Intervest Corp Tbk / Bank CIC
Tbk)
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
13 BJBR Bank Jabar Banten Tbk
14 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Tbk)
15 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk (d.h Bank QNB Kesawan Tbk, d.h
Bank Kesawan Tbk )
16 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
17 BNBA Bank Bumi Arta Tbk
18 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk (d.h Bank Niaga Tbk)
19 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk (d.h BII Maybank Tbk, d.h Bank Internasional Indonesia Tbk )
20 BSIM Bank Sinar Mas Tbk (d.h Bank Shinta Indonesia)
21 BSWD Bank of India Indonesia Tbk (d.h Bank Swadesi Tbk )
22 INPC Bank Artha Graha International Tbk (d.h Bank Interpacific Tbk )
23 MAYA Bank Mayapada International Tbk
24 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk (d.h Bank Multicor
International Tbk )
25 MEGA Bank Mega Tbk
26 NISP Bank NISP OCBC Tbk (d.h bank NISP Tbk )
27 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
28 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk d.h Bank Himpunan
Saudara 1906 Tbk )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
LAMPIRAN III
DATA RISIKO NILAI TUKAR PERIODE TAHUN 2010-2013 (Rp)
No Kode
Saham
Risiko Nilai
Tukar 2010
Risiko Nilai
Tukar 2011
Risiko Nilai
Tukar 2012
Risiko Nilai
Tukar 2013
1 AGRO 241.636.000 1.317.104.000 1.941.985.000 22.196.852.000
2 BABP (140.287.000) 12.229.129.000 13.354.640.000 31.995.000.000
3 BACA 342.000.000 (2.421.000.000) 520.000.000 (9.669.000.000)
4 BBCA 285.758.000.000 516.407.000.000 21.134.000.000 87.415.000.000
5 BBKP 22.248.000.000 67.248.000.000 54.671.000.000 58.114.000.000
6 BBNI 202.973.000.000 196.583.000.000 229.600.000.000 462.673.000.000
7 BBNP 4.531.630.000 6.952.770.000 8.018.597.000 19.667.614.000
8 BBRI 730.309.000.000 37.437.000.000 424.559.000.000 514.695.000.000
9 BCIC 2.381.000.000 10.410.000.000 (10.312.000.000) (71.082.000.000)
10 BDMN 1.204.000.000 40.435.000.000 105.291.000.000 (138.562.000.000)
11 BKSW 521.000.000 1.624.000.000 11.188.000.000 51.134.000.000
12 BMRI 544.079.000.000 799.916.000.000 1.085.359.000.000 2.027.042.000.000
13 BNBA 213.831.065 948.747.467 2.562.551.089 1.622.451.148
14 BNGA 179.159.000.000 316.140.000.000 442.250.000.000 12.537.000.000
15 BNII 82.686.000.000 179.669.000.000 254.101.000.000 345.383.000.000
16 BSIM 2.373.000.000 9.742.000.000 13.640.000.000 2.316.000.000
17 BSWD 2.121.639.280 5.877.206.402 5.596.774.084 16.214.262.432
18 INPC 6.722.072.540 15.762.886.936 22.645.000.000 42.254.000.000
19 MAYA 1.083.615.000 3.071.842.000 2.811.008.000 5.908.277.000
20 MCOR 746.000.000 1.902.000.000 2.798.000.000 2.621.000.000
21 MEGA 24.227.000.000 31.271.000.000 36.217.000.000 17.562.000.000
22 NISP 94.526.000.000 166.913.000.000 212.743.000.000 209.223.000.000
23 PNBN 217.266.000.000 287.348.000.000 158.564.000.000 303.191.000.000
24 SDRA (1.281.000.000) 96.000.000 4.739.000.000 11.020.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN IV
DATA RISIKO NILAI TUKAR PERIODE TAHUN 2014 (Rp)
No Kode
Saham
Risiko Nilai Tukar
2014
1 AGRO 3.018.211.000
2 AGRS 4.570.000.000
3 BABP 9.956.000.000
4 BACA 1.625.000.000
5 BBCA 7.334.000.000
6 BBKP 63.395.000.000
7 BBMD (628.070.361)
8 BBNI 745.739.000.000
9 BBNP 5.599.098.000
10 BBRI 262.919.000.000
11 BCIC 20.023.000.000
12 BDMN (7.198.000.000)
13 BJBR 23.683.000.000
14 BJTM (1.327.000.000)
15 BKSW 32.706.000.000
16 BMRI (17.995.000.000)
17 BNBA 623.807.198
18 BNGA (35.331.000.000)
19 BNII 109.899.000.000
20 BSIM (4.537.000.000)
21 BSWD 15.721.347.754
22 INPC 8.855.000.000
23 MAYA 3.131.358.000
24 MCOR 2.315.000.000
25 MEGA 28.299.000.000
26 NISP (87.205.000.000)
27 PNBN 103.932.000.000
28 SDRA 100.274.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN V
DATA KINERJA KEUANGAN BANK PERIODE 2010-2013 (Rp)
No Kode
Saham Laba 2010 Laba 2011 Laba 2012 Laba 2013
1 AGRO 14.026.715.000 32.856.381.000 33.026.578.000 52.439.708.000
2 BABP 28.203.291.000 (95.326.879.000) 1.036.435.000 (81.740.000.000)
3 BACA 23.166.000.000 27.807.000.000 47.714.000.000 70.477.000.000
4 BBCA 8.479.273.000.000 10.817.798.000.000 11.718.460.000.000 14.256.239.000.000
5 BBKP 492.761.000.000 741.478.000.000 834.719.000.000 934.622.000.000
6 BBNI 4.103.198.000.000 5.808.218.000.000 7.048.362.000.000 9.057.941.000.000
7 BBNP 51.084.535.000 68.145.768.000 85.429.831.000 105.234.027.000
8 BBRI 11.472.385.000.000 15.087.996.000.000 18.687.380.000.000 21.354.330.000.000
9 BCIC 217.963.000.000 260.445.000.000 145.595.000.000 (1.136.045.000.000)
10 BDMN 2.983.761.000.000 3.449.033.000.000 4.117.148.000.000 4.159.320.000.000
11 BKSW 1.212.000.000 6.182.000.000 (29.499.000.000) 3.357.000.000
12 BMRI 9.369.226.000.000 12.695.885.000.000 16.043.618.000.000 18.829.934.000.000
13 BNBA 28.113.202.804 42.624.596.226 57.115.739.320 56.197.424.458
14 BNGA 2.562.553.000.000 3.176.960.000.000 4.249.861.000.000 4.296.151.000.000
15 BNII 531.126.000.000 671.096.000.000 1.211.121.000.000 1.570.316.000.000
16 BSIM 101.806.000.000 112.650.000.000 227.906.000.000 221.100.000.000
17 BSWD 35.092.115.873 48.072.269.679 54.996.241.237 81.495.346.240
18 INPC 83.669.240.494 100.430.496.735 133.349.000.000 225.937.000.000
19 MAYA 76.954.223.000 171.275.436.000 263.289.326.000 385.351.499.000
20 MCOR 28.293.000.000 36.214.000.000 94.081.000.000 78.306.000.000
21 MEGA 951.800.000.000 1.073.352.000.000 1.377.412.000.000 524.780.000.000
22 NISP 418.662.000.000 752.654.000.000 915.456.000.000 1.142.721.000.000
23 PNBN 1.448.937.000.000 2.053.115.000.000 2.278.335.000.000 2.454.475.000.000
24 SDRA 59.941.000.000 90.043.000.000 118.843.000.000 202.085.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
LAMPIRAN VI
DATA KINERJA KEUANGAN BANK PERIODE TAHUN 2014 (Rp)
No Kode
Saham Laba 2014
1 AGRO 62.001.106.000
2 AGRS 12.629.000.000
3 BABP (54.550.000.000)
4 BACA 74.530.000.000
5 BBCA 16.511.670.000.000
6 BBKP 726.808.000.000
7 BBMD 237.030.507.000
8 BBNI 10.829.379.000.000
9 BBNP 96.532.495.000
10 BBRI 24.253.845.000.000
11 BCIC (662.006.000.000)
12 BDMN 2.682.662.000.000
13 BJBR 1.120.035.000.000
14 BJTM 939.084.000.000
15 BKSW 120.837.000.000
16 BMRI 20.654.783.000.000
17 BNBA 51.827.836.329
18 BNGA 2.343.840.000.000
19 BNII 712.328.000.000
20 BSIM 154.932.000.000
21 BSWD 106.167.729.998
22 INPC 110.585.000.000
23 MAYA 435.561.942.000
24 MCOR 184.646.000.000
25 MEGA 599.238.000.000
26 NISP 1.332.182.000.000
27 PNBN 2.582.627.000.000
28 SDRA 138.073.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN VII
LAPORAN LABA RUGI BANK CENTRAL ASIA, Tbk TAHUN 2012
(Jutaan Rupiah)
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga 28.885.290
Beban bunga (7.647.167)
Pendapatan bunga-bersih 21.238.123
Pendapatan provinsi dan komisi 5.455.094
Beban provinsi dan komisi (1.770)
Pendapatan provinsi dan komisi-bersih 5.453.324
Pendapatan transaksi perdagangan-bersih 604.736
Pendapatan operasional lainnya 317.773
Jumlah pendapatan operasional 27.613.956
Beban penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan (498.670)
Pemulihan estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif -
Beban operasional lainnya
Beban karyawan (6.154.966)
Beban umum dan administrasia (6.450.204)
Lain-lain (254.548)
(12.859.718)
Jumlah beban operasional (13.358.388)
LABA OPERASIONAL BERSIH 14.255.568
PENDAPATAN NON-OPERASIONAL-BERSIH 430.478
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 14.686.046
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
Kini (3.141.702)
Tangguhan 174.116
(2.967.586)
LABA BERSIH 11.718.460
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
LABA BERSIH 11.718.460
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam valuta asing 21.134
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas aset keuangan
yang tersedia untuk dijual:
Sebelum pajak penghasilan 215.544
(Beban) pendapatan pajak tangguhan (53.886)
Lain-lain (2.729)
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN, SETELAH PAJAK
PENGHASILAN
180.063
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 11.898.523
JUMLAH BERSIH YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN
KEPADA:
Pemilik entitas induk 11.721.717
Kepentingan non-pengendali (3.257)
11.718.460
LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN
KEPADA:
Pemilik entitas induk 11.901.780
Kepentingan non-pengendali (3.527)
11.898.523
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR DAN DILUSIAN YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK
ENTITAS INDUK
(Rupiah penuh) 480
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI