HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ...

14
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : KUNTHI WANDANSARI J 410 090 032 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Transcript of HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ...

Page 1: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ...

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :

KUNTHI WANDANSARI J 410 090 032

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Page 2: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ...
Page 3: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ...
Page 4: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ...

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA

Kunthi Wandansari J 410 090 032

Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta 57162

Abstrak Jumlah penderita diabetes mellitus yang menjalani rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta semakin meningkat di setiap tahun serta merupakan 10 besar penyakit penyebab kematian tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan serta aktivitas fisik dengan kejadian penyakit diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan rancangan case control. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus tipe 2 dan bukan penderita diabetes mellitus yaitu masing-masing sebanyak 60 responden. Dalam pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Uji statistik yang digunakan untuk analisis data penelitian ini adalah uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola makan mengkonsumsi karbohidrat (p=0,359, OR= 1,500 ; 95% CI= 0,728-3,091), konsumsi protein hewani (p=0,855, OR= 1,143 ; 95% CI= 0,558-2,340), konsumsi protein nabati (p=0,095, OR= 2,227 ; 95% CI= 0,956-5,190), konsumsi buah-buahan (p=0,850, OR= 0,886 ; 95% CI= 0,412-1,821), konsumsi makanan jajanan (p=0,715, OR= 1,222 ; 95% CI= 0,596-2,505), konsumsi fast food (p=0,199, OR= 1,720 ; 95% CI= 0,832-3,555) dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2. Sedangkan variabel yang berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 aktivitas fisik (p=0,03, OR= 3,217 ; 95% CI= 1,523-6,795). Kata Kunci : Diabetes mellitus tipe 2, pola makan, aktivitas fisik. ABSTRACT

The number of outpatients suffering Diabetes Mellitus in Moewardi Hospital increases each year and became top 10 of the death cause in 2012. The purpose of this research is to find out the correlation between diet and physical activity to the case of Diabetes Mellitus type 2 in Moewardi Hospital of Surakarta. The type of this research is observational research applying case control approach. The Sample taken is 60 respondents suffering Diabetes Mellitus type 2 and 60 respondents who are not suffering that disease. The sample taking uses purposive sampling technique. The statistics test used to analyze data is chi square test. The

Page 5: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ...

result of the research shows that there is no correlation between diet program consuming carbohydrate (p=0.359, OR=1,500; 95% CI= 0.728-3.091), animal protein (p=0.855, OR=1.143; 95% CI= 0.558-2.340), vegetable protein (p=p=0.095, OR=2.227; 95% CI=0.956-5.190), fruits (p=0.850, OR 0.886; 95% CI= 0.412-1.821), snacks (p=0.715, OR=1.222; 95% CI=0.596-2.505) and fast food (p=0.199, OR= 1.720; 95% CI=0.832-3.555) to the case of Diabetes Mellitus type 2. The variable related to the case of Diabetes Mellitus type 2 for physical activity (p=0.03, OR=3.217; 95% CI=1.523-6.795).

Key words : Diabetes Mellitus type 2, diet program, physical activity PENDAHULUAN

Penyakit diabetes mellitus merupakan gangguan kesehatan berupa

kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah

akibat resistensi insulin (Bustan, 2007). Gejala dari penyakit diabetes mellitus

adalah sering makan (polifagia), sering minum (polidipsia) dan sering kencing

(poliuria) (Tjahjadi, 2002). Penyakit Diabetes mellitus tipe 2 merupakan salah

satu jenis penyakit diabetes mellitus yang paling sering dialami dibandingkan

dengan jenis penyakit diabetes mellitus lainnya.

Kasus diabetes mellitus di Jawa Tengah sebanyak 80,97 per 1000

penduduk dengan diabetes mellitus tipe 2 sebanyak 72,56 per 1000 penduduk dan

diabetes mellitus yang tergantung pada insulin (tipe 1) sebanyak 8,41 per 1000

penduduk (Dinkes Provinsi Jateng, 2006). Di Surakarta jumlah penderita diabetes

mellitus tipe 2 terbanyak terdapat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebesar

13.046 penderita (Dinkes Surakarta, 2012).

Berdasarkan data dari Dinkes kota Surakarta tahun 2012 menunjukkan

bahwa penyakit diabetes mellitus merupakan salah satu jenis penyakit tidak

menular yang paling banyak jumlah kasusnya dibandingkan dengan penyakit

lainnya yaitu sebesar 13.046 pasien dan semuanya dirawat di RSUD Dr.

Page 6: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ...

Moewardi Surakarta. Berdasarkan hasil survei pendahuluan di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta, jumlah penderita diabetes mellitus yang menjalani rawat

jalan terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 (12.576 pasien) jumlah

penderita mengalami peningkatan 41,75% dari tahun 2010 (7.326 pasien) dan

3,74% pada tahun 2012 (13.046 pasien). Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun

2012 penyakit diabetes mellitus merupakan peringkat pertama dalam 10 besar

penyakit penyebab kematian yaitu sebanyak 76 pasien meninggal dalam satu

tahun. (Profil RSUD Dr. Moewardi Surakarta, 2012).

Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan timbulnya penyakit

diabetes mellitus tipe 2 seperti pola makan dan aktivitas fisik. Pola makan

merupakan determinan terjadinya obesitas yang secara tidak langsung

menyebabkan penyakit diabetes mellitus tipe 2. Selain pola makan faktor aktivitas

fisik berpengaruh terhadap kejadian diabetes mellitus tipe 2 karena sebagian besar

penderita diabetes mellitus merupakan masyarakat yang memiliki aktivitas kurang

dan hanya melakukan olahraga satu kali dalam seminggu (Kaban dkk, 2005).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan

rancangan case control yang terdiri dari 60 kasus dan 60 kontrol. Sampel pada

kelompok kasus yaitu penderita diabetes mellitus tipe 2 yang menjalani rawat

jalan di poliklinik penyakit dalam, sedangkan sampel pada kelompok kontrol

yaitu pasien non diabetes mellitus yang menjalani rawat jalan di poliklinik

penyakit dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada

bulan Agustus 2013 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Pengambilan sampel

Page 7: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ...

dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Pelaksanaan

penelitian dilakukan dengan cara peneliti menunggu pasien yang melakukan

pemeriksaan di poliklinik penyakit dalam. Jika responden tersebut sesuai dengan

kriteria inklusi dan eksklusi maka dapat dilanjutkan penelitian yaitu dilakukan

dengan cara peneliti membacakan kuesioner kepada responden dan menulis

jawaban dari pertanyaan kuesioner tersebut. Setelah data terkumpul maka

dilakukan pengolahan data dan analisis data dengan program komputer. Analisis

data dengan menggunakan perangkat lunak komputer (SPSS 15), dilakukan

dengan analisis univariat untuk melihat gambaran distribusi ferkuensi dari

masing-masing variabel penelitian. Sedangkan, analisis bivariat dilakukan untuk

melihat hubungan antara variabel independen dan dependen. Uji statistik yang

digunakan adalah uji Chi Square dengan derajat kemaknaan 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta merupakan rumah

sakit rujukan bagi pasien di wilayah Ekskarisidenan Surakarta dan sekitarnya.

Rumah sakit ini memiliki beberapa macam pelayanan, salah satunya yaitu

pelayanan rawat jalan yang terdiri dari beberapa poliklinik. Pasien diabetes

mellitus biasanya melakukan pemeriksaan/kontrol di poliklinik penyakit dalam

pada hari Selasa dan Rabu. Di poliklinik penyakit dalam selain pemeriksaan

diabetes mellitus juga terdapat jadwal penyuluhan dilayani hari Selasa, Rabu dan

Kamis. Pemeriksaan obesitas dan konsultasi gizi dilayani hari Senin, Selasa dan

Rabu sehingga pasien diabetes mellitus yang kontrol gula darah juga dapat

Page 8: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ...

melakukan konsultasi gizi. Sedangkan perawatan luka dan kaki diabetes mellitus

dilayani hari Senin, Kamis dan Sabtu.

a. Analisis Univariat

Tabel 1. Hasil Analisis Univariat

Umur

DM Tipe 2 (Kasus) Non DM (Kontrol) N % N %

40-49 19 31,7 17 28,3

50-59 23 38,3 21 35 60-69 15 25 12 20 ≥ 70 3 5 10 16,7

Total 60 100 60 100 Jenis Kelamin Perempuan 34 56,7 33 55 Laki-laki 26 43,3 27 45

Total 60 100 60 100 Pendidikan Terakhir

Tidak Sekolah 5 8,3 4 6,7 SD / Sederajat 12 20 15 25 SMP / Sederajat 13 21,7 13 21,7 SMA / Sederajat 20 33,3 20 33,3 Perguruan Tinggi 10 16,7 8 13,3

Total 60 100 60 100 Pekerjaan Tidak bekerja / IRT 26 43,3 25 41,7 Wiraswasta 19 31,7 14 23,3 PNS 6 10 8 13,3 Pegawai swasta 3 5 7 11,7 Pensiunan 4 6,7 0 0 Lainnya 2 3,3 6 10

Total 60 100 60 100

Karakteristik responden menurut umur, sebagian besar responden baik

pada kelompok kasus maupun kontrol paling banyak berusia 50-59 tahun. Pada

kelompok kasus sebanyak 38,3% dan kontrol 35%. Berdasarkan jenis kelamin

responden pada kelompok kasus dan kontrol paling banyak berjenis kelamin

Page 9: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ...

perempuan. Pada kelompok kasus sebanyak 56,7% dan kontrol 33%.

Berdasarkan jenis pendidikan terakhir, baik pada kelompok kasus maupun kontrol

sebagian besar pendidikan terakhirnya adalah SMA dan sama-sama berjumlah

33,3%. Pada kelompok yang menderita diabetes mellitus tipe 2 Karakteristik

responden menurut jenis pekerjaan, sebagian besar responden baik pada kelompok

kasus maupun kontrol paling banyak tidak bekerja/IRT. Pada kelompok kasus

sebanyak 43,3% dan kontrol 41,7%.

b. Analisis Bivariat

Berdasarkan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square disajikan

dalam Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisis Hubungan antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2 di Poliklinik Penyakit

Dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2013

Variabel Kejadian DM tipe 2

P Value

OR

CI DM tipe 2

(Kasus) Non DM (Kontrol)

N % N % Konsumsi Karbohidrat Selalu Kadang-kadang

30

30

50

50

24

36

40

60

0,359 1,5 0,728-3,091

Total 60 100 60 100 Protein Hewani Selalu 32 53,3 30 50 0,855 1,143 0,558-

2,340 Kadang-kadang 28 46,7 30 50

Total 60 100 60 100 Protein Nabati Selalu

49

81,7

40

66,7

0,095

2,227

0,956-5,190

Kadang-kadang 11 18,3 20 33,3 Total 60 100 60 100

Buah Selalu Kadang-kadang

21

39

35

65

23

37

38,3

61,7

0,850 0,886 0,412-1,821

Total 60 100 60 100

Page 10: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ...

Makanan Jajanan Selalu Kadang-kadang

33

27

55

45

30

30

50

50

0,715

1,222

0,596-2,505

Total 60 100 60 100

Konsumsi Fast Food Selalu Kadang-kadang

37

23

61,7

38,3

29

31

48,3

51,7

0,199

1,720

0,832-3,555

Total 60 100 60 100 Aktivitas Fisik Tidak Olahraga Olahraga

40

20

66,7

33,3

23

37

38,3

61,7

0,03

3,217

1,523-6,795

Total 60 100 60 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pola makan

dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2. Dengan variabel konsumsi karbohidrat

p = 0,359>0,05 (OR= 1,5 ; CI 95% = 0,728-3,091) kelompok kasus selalu

mengkonsumsi karbohidrat (50%) sedangkan pada kelompok kontrol sebagian

besar kadang-kadang mengkonsumsi karbohidrat (60%). Konsumsi protein

hewani p = 0,855> 0,05 (OR= 1,143 ; CI 95% = 0,558-2,340) kelompok kasus

selalu mengkonsumsi protein hewani (53,3%) sedangkan pada kelompok kontrol

mengkonsumsi protein hewani selalu dan kadang-kadang sama rata (50%).

Konsumsi protein nabati p = 0,095>0,05 (OR = 2,227 ; CI 95% = 0,956-5,190)

kompok kasus dan kontrol selalu mengkonsumsi protein nabati (81,7%) pada

kasus dan (66,7%) pada kontrol. Konsumsi buah-buahan p = 0,850>0,05

(OR= 0,886 ; CI 95% = 0,412-1,821) kelompok kasus dan kontrol kadang-kadang

mengkonsumsi buah-buahan. (65%) pada kasus dan (61,7%) pada kontrol.

Konsumsi makanan jajanan p = 0,715>0,05 (OR=1,222 ; CI 95% = 0,596-2,505)

kelompok kasus sebagian besar selalu mengkonsumsi makanan jajanan (55%)

Page 11: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ...

sedangkan pada kontrol mengkonsumsi makanan jajanan untuk selalu dan kadang-

kadang sama besar (50%). Konsumsi fast food kelompok kasus sebagian besar

selalu mengkonsumsi fast food (61,7%) sedangkan pada kontrol mengkonsumsi

fast food sebagian besar kadang-kadang (51,7%).

Sedangkan variabel yang secara statistik berhubungan dengan kejadian

diabetes mellitus tipe 2 yaitu aktivitas fisik (p= 0,03<0,05). Nilai OR=3,217

menunjukkan bahwa seseorang yang teratur melakukan olahraga dapat

menurunkan risiko DM sebesar 3,217 kali dibandingkan yang tidak teratur

melakukan olahraga. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pada variabel

aktivitas fisik, diketahui bahwa responden yang menderita diabetes mellitus tipe 2

banyak yang tidak melakukan olahraga dibandingkan dengan yang non diabetes

mellitus, yaitu pada kasus tidak beraktivitas fisik (66,7%) dibandingkan kelompok

kontrol yang teratur beraktivitas fisik (61,7%).

PEMBAHASAN

Pola Makan

Hasil uji analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara pola makan

dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2. Sebagian besar responden banyak yang

tidak pernah mengatur pola makan dibandingkan yang mengatur pola makan.

Perubahan pola hidup dan pola makan yang berlebihan menyebabkan gangguan

metabolisme zat-zat makanan baik berupa karbohidrat, protein dan lemak yang

menyebabkan penyakit diabetes mellitus (Fibrina, 2005).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Maryani (2011) bahwa tidak ada

hubungan antara pola makan dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2. Berbeda

Page 12: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ...

dengan penelitian Fibriana (2005), dalam penelitian menyatakan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian diabetes mellitus

pada penderita diabetes mellitus.

Aktivitas fisik

Berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara

aktivitas fisik dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta. Seseorang yang teratur melakukan olahraga yaitu 3 kali/minggu selama

minimal 30 menit dapat menurunkan risiko terjadinya diabetes mellitus tipe 2

sebesar 3,217 kali dibandingkan dengan yang tidak melakukan aktivitas fisik.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fikasari (2012), bahwa seseorang

yang teratur melakukan aktivitas fisik dapat menurunkan risiko terjadinya

penyakit diabetes mellitus tipe 2 sebesar 0,442 kali dibandingkan yang tidak

teratur/tidak pernah melakukan aktivitas fisik. Faktor risiko terjadinya diabetes

mellitus tipe 2, karena aktivitas fisik dapat menurunkan berat badan dan

memperbaiki sensitifitas terhadap insulin, sehingga dapat memperbaiki kendali

glukosa dalam darah (Misnadiarly, 2006).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan

bahwa variabel pola makan tidak ada hubungan dengan kejadian diabetes mellitus

tipe 2 tetapi menjadi faktor risiko terjadinya penyakit diabetes mellitus tipe 2.

Sedangkan variabel aktivitas fisik berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus

tipe 2 dan merupakan faktor risiko terjadinya penyakit diabetes mellitus tipe 2.

Page 13: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ...

Seseorang yang teratur melakukan olahraga dapat menurunkan risiko terjadinya

penyakit diabetes mellitus tipe 2 sebesar 3,217 kali.

Saran

1. Bagi Instansi RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Pihak rumah sakit dapat meningkatkan pelayanan secara optimal

terutama dalam memberikan berbagai pengetahuan tentang pengelolaan

diabetes mellitus untuk meningkatkan asupan serat dan cara pengendalian

kadar glukosa darah serta bagian promosi kesehatan dapat melakukan

kerjasama dengan instansi kesehatan lainnya untuk memberikan penyuluhan

kepada masyarakat, sehingga jumlah penderita DM tipe 2 dapat diturunkan.

b. Bagi Masyarakat Umum

Bagi masyarakat, hendaknya mengatur pola makan dan melakukan

aktivitas fisik secara teratur. Terutama bagi orang yang memiliki riwayat

keluarga menderita diabetes mellitus.

c. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai faktor risiko terjadinya penyakit diabetes mellitus tipe 2 dengan

variabel lain seperti macam-macam aktivitas fisik yang seharusnya dilakukan

oleh penderita diabetes mellitus tipe 2 serta pola makan untuk pengendalian

glukosa darah.

Page 14: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN ...

DAFTAR PUSTAKA

Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta Dinkes Provinsi Jateng. 2006. Profil Kesehatan Provinsi JawaTengah Tahun

2006.Semarang.http://www.depkes.go.id/downloads/profil/prov%20jateng%202011.pdf. Diakses 28 April 2013

Dinkes Surakarta. 2009. Profil Kesehatan Kota Surakarta 2009. Surakarta Fibriana, D. 2005. Hubungan Pola Makan dengan Kadar Gula Darah pada

Penderita Diabetes Mellitus di Klinik Pratama Analisa Pekalongan [Skripsi]. Semarang: Fakultas Kedokteran UNDIP

Fikasari, Y. 2011. Hubungan Antara Gaya Hidup Dan Pengetahuan Pasien

Mengenai Diabetes Mellitus Dengan Kejadian Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Moewardi [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UMS

Kaban, S.M.S, Irnawati, Sari, W.A. 2007. Pengembangan Model Kejadian

Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kota Sibolga Tahun 2005. Majalah Kedokteran Nusantara. Vol 40 No 2

Maryani, S. 2011. Hubungan Pola Makan dan Kebiasaan Olahraga Dengan

Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta [Skripsi]. Surakarta:Fakultas Ilmu Kesehatan UMS

Misnadiarly. 2006. Ulcer, Gangren, Infeksi Diabetes Mellitus. Jakarta: Pustaka

Populer Obor RSUD Dr.Moewardi. 2012 Surakarta. Profil Rumah Sakit RSUD Dr.Moewardi

Surakarta. Surakarta: RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tjahjadi, V. 2002. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer Diabetes.

Semarang: Pustaka Widyamara