Aktivitas Fisik Lansia New B

download Aktivitas Fisik Lansia New B

of 58

description

Aktivitas Fisik Lansia New B

Transcript of Aktivitas Fisik Lansia New B

57

BAB 1PENDAHULUANLatar BelakangMeningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang kompleks terhadap kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan UHH mengindikasikan peningkatan taraf kesehatan warga negara. Namun di sisi lain menimbulkan masalah masalah karena dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, terutama dalam menyediakan pelayanan dan fasislitas lainnya bagi kesejahteraan lansia. Hal ini karena pada usia lanjut individu akan mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual yang mempengaruhi kemampuan fungsional dalam aktivitas kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan menderita gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Walaupun tidak semua perubahan struktur dan fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi penduduk lansia mengalami keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan 18% diantaranya sama sekali tidak mampu beraktivitas. Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan 85% dari kelompok umur 65 tahun atau lebih mempunyai paling tidak satu masalah kesehatan (HealthyPeople,1997).

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Gangguan tidur pada lansia adalah sebuah hal yang sering di alami oleh kelompok usia lanjut (lansia) ini. Secara luas gangguan tidur pada usia lanjut dapat dibagi menjadi: kesulitan masuk tidur (sleep onset problems), kesulitan mempertahankan tidur nyenyak (deep maintenance problem), dan bangun terlalu pagi (early morning awakening/EMA). Gejala dan tanda yang sering muncul sering kombinasi ketiganya, munculnya ada yang sementara atau kronik.

Rumusan MasalahApa definisi aktivity?Apa Perubahan - Perubahan Fisik Pada Lansia?Apa Manfaat Olahraga Pada Lansia?Apa Jenis-jenis aktivitas fisik ?Apa Olahraga Dan Penyakit Pada Lansia?Apa definisi tidur?Bagaimana siklus tidur?Apa sajakah gangguan-gangguan tidur?Bagaimana penatalaksanaan terhadap gangguan tidur?

TujuanTujuan Intruksional Umum :

Untuk menjelaskan pengetahuan tentang sleep dan activity pada lansiaTujuan Instruksional Khusus :

Untuk mengetahui definisi sleep dan aktivitingUntuk mengetahui Perubahan - Perubahan Fisik Pada LansiaUntuk mengetahui Manfaat Olahraga Pada LansiaUntuk mengetahui Jenis-jenis aktivitas fisik Untuk mengetahui Olahraga Dan Penyakit Pada LansiaUntuk mengetahui siklus tidurUntuk mengetahui gangguan-gangguan tidurUntuk mengetahui penatalaksanaan terhadap gangguan tidur

ManfaatDengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan tentang sleep dan activaty pada lansia.

BAB 2PEMBAHASAN

Definisi AktivitasAktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Perubahan - Perubahan Fisik Pada LansiaBanyak perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia, diantaranya perubahan komposisi tubuh, otot, tulang dan sendi, sistem kardiovaskular, respirasi, dan kognisi. Distribusi lemak berubah dengan bertambahnya usia. Laki-laki dengan bertambahnya usia akan mengakumulasi lemak terutama di sekitar batang tubuh (truncus) dan disekitar organ-organ dalam, sedangkan wanita terutama di sekitar organ-organ dalam.

Pada lansia, terjadi penurunan massa otot, perubahan distribusi darah ke otot, penurunan ph dalam sel otot, otot menjadi lebih kaku, dan ada penurunan kekuatan otot. Olahraga dapat meningkatkan kekuatan otot, massa otot, perfusi otot, dan kecepatan konduksi saraf ke otot.Pada usia 90-an, 32% wanita dan 17% laki-laki mengalami patah tulang panggul dan 12-20% meninggal karena komplikasi. Massa tulang menurun 10% dari massa puncak tulang pada usia 65 tahun dan 20% pada usia 80 tahun. Pada wanita, kehilangan massa tulang lebih tinggi, kira-kira 15-20% pada usia 65 tahun dan 30% pada usia 80 tahun. Lakil-laki kehilangan massa tulang sekitar 1% per tahun sesudah usia 50 tahun, sedangkan wanita mulai kehilangan massa tulang pada usia 30-an, dengan laju penurunan 2-3% per tahun sesudah menopause. Tulang, sendi, dan otot saling terkait. Jika sendi tidak dapat digerakkan sesuai dengan rom-nya maka gerakan menjadi terbatas sehingga fleksibilitas menjadi komponen esensial dari program latihan bagi lansia. Jika suatu sendi tidak digunakan, maka otot yang melintasi sendi akan memendek dan mengurangi rom. Latihan fleksibilitas dapat meningkatkan kekuatan tendon dan ligament, mempertahankan kekuatan otot yang melintasi sendi, mengurangi nyeri pada kasusosteoartritis sehingga rom bisa dipertahankan.Perubahan pada sistem kardiovaskular ditandai dengan adanya perubahan anatomi di jantung dan pembuluh darah, menurunnya denyut nadi maksimal, meningkatnya tekanan darah, hipotensi postural, perubahan dalam pemulihan denyut nadi sesudah aktivitas fisik, menurunnya jumlah darah yang dipompa dalam tiap denyutan, dan perubahan dalam darah (sel darah merah, hemoglobin). Olahraga disebutkan dapat menurunkan tekanan darah pada hipertensi, meningkatkan stroke volume (jumlah darah yang dikeluarkan jantung dalam satu kali denyutan), meningkatkan produksi sel darah merah, menurunkan ldl dan menaikkan hdl, dan mempercepat pemulihan setelah aktivitas fisik. Beberapa kondisi lansia yang terkait dengan fungsi paru diantaranya meningkatnya infeksi saluran nafas atas, berkurangnya luas permukaan paru (75m pada usia 20 tahun menjadi 50-60 m pada usia 80 tahun, berkurangnya elastisitas paru, perubahan volume paru, dan kemungkinan terjadi penyakit par u obstruktif menahun yang dapat memperpendek nafas, batuk, lendir yang berlebihan, dan rendahnya toleransi terhadap latihan fisik. Olahraga dikatakan dapat mencegah osteoporosis pada tulang dada, memperbaiki kondisi otot-otot pernafasan, dan meningkatkan sistem imun, sedangkan kerusakan jaringan paru tampaknya merupakan proses yang ireversibel. Fungsi kognitif akan menurun dengan bertambahnya usia. Olahraga dihipotesiskan dapat memperbaiki fungsi kognitif dengan cara meningkatkan aliran darah ke otak dan meningkatkan pembentukan neurotransmiter otak. Sementara dalam hal emosi, lansia berisiko untuk mengalami depresi dan menurunnya kemampuan dalam menghadapi stres. Depresi dapat timbul karena menurunnya status kesehatan, kehilangan kemampuan fisik, kehilangan pasangan hidup, tidak mempunyai pekerjaan, uang, ketakutan hidup sendiri, dan lain sebagainya. Olahraga dapat memperbaiki mood, meningkatkan kemampuan menghadapi stres, menurunkan angka depresi melalui interaksi sosial saat olahraga. Lansia juga mengalami kendala pengaturan keseimbangan karena menurunnya persepsi terhadap kedalaman, menurunnya penglihatan perifer, menurunnya kemampuan untuk mendeteksi informasi spatial. Kondisi ini berakibat meningkatnya risiko jatuh pada lansia. Olahraga yang ditujukan untuk memperbaiki keseimbangan sangat bermanfaat, misalnya tai chi, dansa. Manfaat Olahraga Pada LansiaAktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang membutuhkan energi untuk mengerjakannya, seperti berjalan, menari, mengasuh cucu, dan lain sebagainya. Aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang serta ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani disebut olahraga (farizati, 2002). Manfaat olahraga pada lansia antara lain dapat memperpanjang usia, menyehatkan jantung, otot, dan tulang, membuat lansia lebih mandiri, mencegah obesitas, mengurangi kecemasan dan depresi, dan memperoleh kepercayaan diri yang lebih tinggi. Olahraga dikatakan dapat memperbaiki komposisi tubuh, seperti lemak tubuh, kesehatan tulang, massa otot, dan meningkatkan daya tahan, massa otot dan kekuatan otot, serta fleksibilitas sehingga lansia lebih sehat dan bugar dan risiko jatuh berkurang. Olahraga dikatakan juga dapat menurunkan risiko penyakit diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Secara umum dikatakan bahwa olahraga pada lansia dapat menunjang kesehatan, yaitu dengan meningkatkan nafsu makan, membuat kualitas tidur lebih baik, dan mengurangi kebutuhan terhadap obat-obatan. Selain itu, olahraga atau aktivitas fisik bermanfaat secara fisiologis, psikologis maupun sosial. Menurut nina (2007), secara fisiologis, olahraga dapat meningkatkan kapasitas aerobik, kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan. Secara psikologis, olahraga dapat meningkatkan mood, mengurangi risiko pikun, dan mencegah depresi. Secara sosial, olahraga dapat mengurangi ketergantungan pada or ang lain, mendapat banyak teman, dan meningkatkan produktivitas. Jenis aktivitas fisik pada lansia aktivitas fisik yang bermanfaat untuk kesehatan lansia sebaiknya memenuhi kriteria fitt ( frequency, intensity, time, type ). Frekuensi adalah seberapa sering aktivitas dilakukan, berapa hari dalam satu minggu. Intensitas adalah seberapa keras suatu aktivitas dilakukan. Biasanya diklasifikasikan menjadi intensitas rendah, sedang, dan tinggi. Waktu mengacu pada durasi, seberapa lama suatu aktivitas dilakukan dalam satu pertemuan, sedangkan jenis aktivitas adalah jenis-jenis aktivitas fisik yang dilakukan.

Jenis-jenis aktivitas fisik Pada lansia menurut kathy (2002), meliputi latihan aerobik, penguatan otot ( muscle strengthening ), fleksibilitas, dan latihan keseimbangan. Seberapa banyak suatu latihan dilakukan tergantung dari tujuan setiap individu, apakah untuk kemandirian, kesehatan, kebugaran, atau untuk perbaikan kinerja ( performance).

Latihan aerobic

Lansia direkomendasikan melakukan aktivitas fisik setidaknya selama 30 menit pada intensitas sedang hampir setiap hari dalam seminggu. Berpartisipasi dalam aktivitas seperti berjalan, berkebun, melakukan pekerjaan rumah, dan naik turun tangga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Lansia dengan usia lebih dari 65 tahun disarankan melakukan olahraga yang tidak terlalu membebani tulang, seperti berjalan, latihan dalam air, bersepeda statis, dan dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Bagi lansia yang tidak terlatih harus mulai dengan intensitas rendah dan peningkatan dilakukan secara individual berdasarkan toleransi terhadap latihan fisik. Olahraga yang bersifat aerobik adalah olahraga yang membuat jantung dan paru bekerja lebih keras untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan oksigen, misalnya berjalan, berenang, bersepeda, dan lain-lain. Latihan fisik dilakukan sekurangnya 30 menit dengan intensitas sedang, 5 hari dalam seminggu atau 20 menit dengan intensitas tinggi, 3 hari dalam seminggu, atau kombinasi 20 menit intensitas tinggi 2 hari dalam seminggu dan 30 menit dengan intensitas sedang 2 hari dalam seminggu.

Gambar 1. Berbagai aktivitas aerobicLatihan penguatan ototBagi lansia disarankan untuk menambah latihan penguatan otot disamping latihan aerobik. Kebugaran otot memungkinkan melakukan kegiatan sehari-haribsecara mandiri. Latihan fisik untuk penguatan otot adalah aktivitas yang memperkuat dan menyokong otot dan jaringan ikat. Latihan dirancang supaya otot mampu membentuk kekuatan untuk mengerakkan atau menahan beban, misalnya aktivitas yang melawan gravitasi seperti gerakan berdiri dari kursi, ditahan beberapa detik, berulang-ulang atau aktivitas dengan tahanan tertentu misalnya latihan dengan tali elastik. Latihan penguatan otot dilakukan setidaknya 2 hari dalam seminggu dengan istirahat diantara sesi untuk masing-masing kelompok otot. Intensitas untuk membentuk kekuatan otot menggunakan tahanan atau beban dengan 10-12 repetisi untuk masing-masing latihan. Intensitas latihan meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan individu. Jumlah repetisi harus ditingkatkan sebelum beban ditambah. Waktu yang dibutuhkan adalah satu set latihan dengan 10-15 repetisi.

Gambar 2. Contoh latihan kekuatan ototLatihan fleksibilitas dan keseimbangan

Kisaran sendi (rom) yang memadai pada semua bagian tubuh sangat penting untuk mempertahankan fungsi muskuloskeletal, keseimbangan dan kelincahan pada lansia. Latihan fleksibilitas dirancang dengan melbatkan setiap sendi-sendi utama (panggul, punggung, bahu, lutut, dan leher). Latihan fleksibilitas adalah aktivitas untuk membantu mempertahankan kisaran gerak sendi (rom), yang diperlukan untuk melakukan aktivitas fisik dan tugas sehari-hari secara teratur. Latihan fleksibilitas disarankan dilakukan pada hari- hari dilakukannya latihan aerobik dan penguatan otot atau 2-3 hari per minggu. Latihan dengan melibatkan peregangan otot dan sendi. Intensitas latihan dilakukan dengan memperhatikan rasa tidak nyaman atau nyeri. Peregangan dilakukan 3-4 kali, untuk masing-masing tarikan dipertahankan 10-30 detik. Peregangan dilakukan terutama pada kelompok otot-otot besar, dimulai dari otot-otot kecil. Contoh: latihan yoga. Latihan keseimbangan dilakukan untuk membantu mencegah lansia jatuh. Latihan keseimbangan dilkakukan setidaknya 3 hari dalam seminggu. Sebagian besar. Aktivitas dilakukan pada intensitas rendah. Kegiatan berjalan, tai chi, dan latihan penguatan otot memperlihatkan perbaikan keseimbangan pada lansia.

Gambar 3. Contoh latihan fleksibilitasProgram latihan untuk lansia meliputi latihan daya tahan jantung paru (aerobik), kekuatan ( strenght) , fleksibilitas, dan keseimbangan dengan cara progresif dan menyenangkan. Latihan melibatkan kelompok otot utama dengan gerakan seoptimal mungkin pada rom yang bebas dari nyeri. Pembebanan pada tulang, perbaikan postur, melatih gerakan-gerakan fungsional akan meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan. Olahraga dilakukan dengan cara menyenangkan disertai berbagai modifikasi, termasuk mengkombinasikan beberapa aktivitas sekaligus. Kombinasi berjalan yang bersifat rekreasi dan senam di air dengan intensitas yang menantang namun tetap nyaman dilakukan, kombinasi latihan spesifik untuk memperbaiki kekuatan dan fleksibilitas (latihan beban, circuit training , latihan dengan musik, menari) bias dilakukan. Kombinasi latihan kekuatan, keseimbangan dan fleksibilitas bisa dilakukan dengan menggunakan alat bola. Latihan difokuskan pada teknik yang menstabilkan dan meningkatkan kekuatan, keseimbangan dan fleksibilitas, selain itu juga mengintegrasikan tubuh dan pikiran serta melibatkan teknik pernafasan, konsentrasi dan kontrol gerakan. Bagi lansia yang lemah secara fisik, aktivitas yang dilakukan dikaitkan dengan kegiatan sehari-hari dan mempertahankan kemandirian, misalnya teknik mengangkat beban yang benar, berjalan, cara menjaga postur yang benar, dan sebagainya.

Olahraga Dan Penyakit Pada LansiaOlahraga pada lansia dilakukan dengan mempertimbangkan keamanan, masalah kesehatan, perlunya modifikasi latihan, dan mempertimbangkan kelemahan yang mungkin ada. Screening diperlukan sebelum program latihan dimulai. Sangat penting untuk menanyakan apakah pasien aman untuk berlatih, dipikirkan pula apakah pasien lebih baik apabila tidak aktif berlatih ( sedentary ). Screening meliput semua sistem utama tubuh, termasuk status kognitif, auskultasi arteri karotis, inspeksi hernia, penilaian keseimbangan dan kemampuan mobilitas. Program latihan fisik bagi lansia disusun dengan berbagai pertimbangan terkait dengan kondisi fisik lansia. Sebelum olahraga dianjurkan berkonsultasi dengan dokter. Olahraga dilaksanakan secara bertahap, misalnya dimulai dengan intensitas rendah (40-50% denyut nadi istirahat) selama 10-20 menit, kemudian ditingkatkan sesuai dengan kemampuan adaptasi latihan tiap individu. Durasi latihan ditingkatkan secara bertahap. Lebih diajurkan untuk menambah durasi daripada meningkatkan intensitas. Lingkungan dan fasilitas olahraga harus diperhatikan terkait dengan faktor keamanan. Modifikasi olahraga kadang diperlukan, misalnya lansia dengan penglihatan berkurang dianjurkan bersepeda statis daripada bersepeda di jalan.

Program yang disusun juga harus memperhatikan masalah ortopedik yang mungkin ada, dianjurkan untuk menambah waktu pemanasan dan pendinginan, serta dipilih aktivitas yang tidak membutuhkan koordinasi tingkat tinggi. Selama latihan tidak boleh dilupakan minum untuk mengganti cairan yang hilang selama olahraga. Jenis olahraga disarankan mempunyai aspek sosial sehingga sekaligus bisa berdampak pada emosi lansia (erin, 2000).Osteoartritis

Riset menunjukkan bahwa olahraga teratur menjadi salah satu hal penting untuk mencegah osteoporosis, termasuk patah tulang karena osteoporosis dan jatuh. Olahraga dapat meningkatkan massa tulang, kepadatan, dan kekuatan pada lansia. Olahraga juga melindungi melawan patah tulang panggul (megan, 2008). Olahraga direkomendasikan bagi lansia dengan osteoartritis untuk memperkuat otot dan mobilitas sendi, memperbaiki kapasitas fungsional, menghilangkan nyeri dan kekakuan, dan mencegah deformitas lebih lanjut. Program latihan disusun berdasarkan status individual. Olahraga sebaiknya yang tidak membebani tubuh, misalnya bersepeda dan latihan di dalam airLatihan aerobik meliputi aktivitas yang membuat seseorang menahan beban tubuhnya sendiri ( weight bearing), misalnya berjalan atau aktivitas yang tidak secara langsung tubuh menahan berat badannya sendiri (nonweight bearing), misalnya bersepeda, berenang. Latihan penguatan otot dilakukan dengan nyeri sebagai acuan. Latihan fleksibilitas dilakukan dengan melibatkan sendi yang terkena artritis, namun dengan batasan rom yang bebas nyeri. Kontra indikasi pada artritis yaitu latihan berat, berulang-ulang pada sendi yang tidak stabil, serta melatih sendi saat tanda- tanda radang masih aktif.Penyakit kardiovaskular

Latihan pada penderita penyakit kardiovaskular difokuskan pada latihan aerobik 30-60 menit per hari untuk menurunkan tekanan darah. Latihan penguatan otot dilakukan dengan tahanan lebih rendah, repetisi lebih banyak dan menghindari terjadinya manuver valsava. Suatu metaanalisis menunjukkan bahwa latihan aerobic intensitas sedang dapat menurunkan tekanan sistolik 11 poin dan diastolik rata-rata 8 poin.Obesitas

Latihan aerobik dilakukan 45-60 menit untuk meningkatkan pengeluaran energi. Intensitas dan durasi di bawah yang direkomendasikan untuk menghindari cedera tulang. Risiko hipertermia meningkat sehingga hidrasi perlu diperhatikan.Diabetes

Diabetes sering ditemukan bersama hipertensi dan obesitas. Latihan fisik pada penderita diabetes dilakukan dengan berbagai pertimbangan, termasuk efek olahraga terhadap insulin dan kadar gula darah. Insulin harus disuntikkan 1 jam sebelum latihan. Monitor gula darah dilakukan sebelum, selama, dan sesudah latihan untuk menentukan perlunya penyesuaian dosis insulin.

SLEEP2.2.1 Pengertian Tidur

Tidur oleh Johnson dianggap sebagai salah satu kebutuhan fisiologis manusia. Tidur terjadi secara alami, dengan fungsi fisiologis dan psikologis yang melekat merupakan suatu proses perbaikan tubuh. Secara fisiologis, jika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk mempertahankan kesehatan tubuh, dapat terjadi efek-efek seperti pelupa, konfusi, dan disorientasi, terutama jika deprivasi tidur terjadi untuk waktu yang lama.2.2.2 Pola Tidur Normal berdasarkan tingkat usia :Usia Tingkat perkembangan Jumlah kebutuhan tidur Pola tidur normal0-1 bulan Masa Neonatus 14-18 jam/hari Pernafasan teratur gerak tubuh sedikit, 50% tidur NREM., banyak waktu tidurnya di lewatkan pada tahap II dan IV tidur NREM.setiap siklus sekitar 45-60 menit1 bulan-18bulan Masa Bayi 12-14 jam/hari 20%-30% tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari, punya pola terbangun sebentar.18 bulan-3 tahun Masa Anak 11-12 Jam/Hari 25% tidur REM banyak tidur pada mala hari,terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari 20 % tidur REM ,periode terangun kedua hilang pada umur 3 tahun, umur 5 tahun tidur tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari.6-12 Tahun Masa sekolah 10 jam/hari 18,5% tidur REM, sisa waktu tidur relative kostan.12-18 Tahun Masa Remaja 8,5jam/hari 20% tidur REM.18-40 Tahun Masa dewasa muda 7-8 jm/hari 20-25% tidur REM, 5%-10% tidur terhadap I, 50% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III dan IV.40-60 Tahun Masa paruh baya 7 jam/hari 20% tidur REM, mungkin mengalami imsomnia dan sulit untuk dapat tidur.60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/ hari 20%-25% tidur REM, tidur tahap IV nyata berkurang terkadang tak ada, mungkin menngalami insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur malam hari.

2.2.3 Gangguan TidurKetidakmampuan memenuhi kebutuhan individual untuk tidur atau beristirahat karena faktor internal.2.2.4 Siklus TidurSetelah pergi tidur, seseorang terlebih dahulu melewati tahap terjaga rileks yang dicirikan dengan gelombang alfa. Orang tersebut kemudian melewati tahap-tahap tidur dengan urutan: 1, 2, 3, 4, 3, 2, REM. Kemudian, tahap 2 dimulai kembali kecuali jika orang tersebut terbangun, jika orang itu terbangun, dan kembali tidur, yang merupakan hal yang sering terjadi pada lansia, maka tahap 1 akan dimulai kembali. Dalam pola tidur normal, sekitar 70 sampai 90 menit setelah awitan tidur, dimulailah periode REM pertama, bergantian dengan tidur NREM pada siklus 90 menit selama periode tidur noktural. Konsekuensi dari terbangun, seperti yang terjadi untuk ke toilet di malam hari atau prosedur keperawatan, dapat menimbulkan efek buruk pada fisiologis dan fungsi mental lansia.Manifestasi KlinisSeperti sudah disebutkan sebelumnya, sebagaian besar lansia beresiko tinggi mengalami gangguan tidur akibat berbagai faktor. Proses patologis terkait usia dapat menyebabkan perubahan pola tidur. Gangguan tidur menyerang 50% orang yang berusia 65 tahun atau lebih yang tinggal di rumah dan 66% orang yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang. Gangguan tidur memengaruhi kualitas hidup dan berhubungan dengan angka mortalitas yang lebih tinggi.

Selama penuaan, pola tidur mengalami perubahan-perubahan yang khas yang membedakannya dari orang-orang yang lebih muda. Perubahan-perubahan tersebut mencakup kelatenan tidur terbangun pada dini hari, dan peningkatn jumlah tidur siang. Jumlah waktu yang dihabiskan untuk tidur yang lebih dalam juga menurun. Terdapat suatu hubungan antara peningkatan terbangun selama tidur dengan jumlah total waktu yang dihabiskan untuk terjaga di malam hari. Hal tersebut tampak sedbagai pengaturan tidur sirkadian yang efektif.Di antara lansia yang sehat, beberapa diantaranya mengalami gejala-gejala yang terkait dengan perubahan tidur dan distribusi tidur serta perilaku terjaga. Namun, banyak juga lansia yang mengalami berbagai masalah medis dan psikososial yang mengalami gangguan tidur. Kondisi-kondisi tersebut antara lain:Penyakit psikiatrik, terutama depresi.Penyakit Alzheimer dan penyakit degeneratif neuro lainnya.Penyakit Kardiovaskuler dan perawatan pasca operasi bedah jantung.Inkompetensi jalan napas atas.Penyakit paru.Sindrom nyeri.Penyakit Prostatik.Endokrinopati.

Macam Gangguan TidurTiga keluhan atau gangguan utama dalam memulai dan mempertahankan tidur banyak terjadi di kalangan lansia.

Insomnia

Insomnia adalah ketakmampuan untuk tidur walaupun ada keinginan untuk melakukannya. Lansia rentan terhadap insomnia karena adanya perubahan pola tidur, biasanya menyerang tahap 4 (tidur dalam). Keluhan insomnia mencakup ketidak mampuan untuk kembali tertidur, sering terbangun, ketidakmampuan untuk kembali tidur dan terbangun pada dini hari. Karena insomnia merupakan gejala, maka perhatian harus diberikan pada faktor-faktor biologis, emosional, dan medis yang berperan, juga pada kebiasaan tidur yang buruk. Insomnia terdiri dari tiga jenis:Jangka pendek: Berakhir beberapa minggu dan muncul akibat pengalaman stress yang bersifat sementara seperti kehilangan orang yang dicintai, tekanan di tempat kerja, atau takut kehilangan pekerjaan. Biasanya kondisi ini dapat hilang tanpa intervensi medis setelah orang tersebut beradaptasi terhadap stressor.Sementara: Episode malam gelisah yang tidak sering terjadi yang disebabkan oleh perubahan-perubahan lingkungan seperti jet Lag, kontruksi bangunan yang bising, atau pengalaman yang menimbulkan ansietas.Kronis: Berlangsung selama 3 minggu atau seumur hidup. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kebiasaan tidur yang buruk, masalah psikologis, penggunaan obat tidur berlebihan, penggunaan alkohol berlebihan, gangguan jadwal tidur bangun, dan masalah kesehatan lainnya. Empat puluh persen insomnia kronis disebabkan oleh masalah fisik seperti apnea tidur, sindrom kaki gelisah, atau nyeri kronis karena artritis. Insomnia kronis biasanya memerlukan intervensia psikiatrik atau medis.

Hipersomnia

Hipersomnia dicirikan dengan tidur lebih dari 8 atau 9 jam periode 24 jam, dengan keluhan tidur berlebihan. Penyebab hiperinsomnia masih bersifat sspekulatif tetapi dapat berhubungan dengan ketidakefektifan, gaya hiduo yang membosankan, atau depresi. Orang tersebut dapat menunjukkan mengantuk di siang hari yang persisten, mengalami serangan tidur, tampak mabuk atau komatose, atau mengalami mengantuk pascaensefalitik. Keluhan keletihan, kelemahan, dan kesulitan mengingat atau belajar merupakan hal yang sering terjadi.

Apne Tidur

Apnea Tidur adalah berhentinya pernapasan selama tidur. Gangguan ini di identifikasi dengan gejala mendengkur, berhentinya pernapasan minimal 10 detik, dan rasa kantuk di siang hari yang luar biasa. Selama tidur, pernapasan dapat berhenti paling banyak 300 kali, dan episode apnea dapat berakhir dari 10 sampai 90 detik. Pria dewasa dengan riwayat mendengkur yang keras dan intermiten, yang juga obesitas dengan leher yang pendek dan besar biasanya beresiko mengalami apnea tidur. Gejala apnea tidur antara lain adalah:Dengkuran yang keras dan periodicAktivitas malam hari yang tidak biasa, seperti duduk tegak, berjalan dalam tidur, terjatuh dari tempat tidur.Gangguan tidur dengan seringnya terbangun di malam hari (noctural waking).Perubahan memori.Depresi.Rasa kantuk yang berlebihan di siang hari.Nokturia.Sakit kepala di pagi hari.Ortopnea akibat apnea tidur.

Pengobatan yang spesifik untuk apnea tidur melibatkan penurunan berat badan, dengan penatalaksanaan medis atau pembedahan untuk membuang penumpukan jaringan di area faring. Pasien dapat dianjurkan untuk menghindari alkohol dan obat-obatan yang dapat memengaruhi respons terbangun dan untuk menggunakan bantal tambahan atau tidur di kursi.Semua tindakan tersebut dapat membantu mengurangi kemungkinan komplikasi yang disebabkan oleh apnea.PenatalaksanaanPencegahan Primer

Sebelas peraturan untuk mendapatkan higiene tidur yang baik telah berhasil diidentifikasi untuk pencegahan primer gangguan tidur.Tidur seperlunya, tetapi tidak berlebihan, agar merasa segar dan sehat di hari berikutnya. Pembatasan waktu tidur dapat memperkuat tidur, berlebihnya waktu yang dihabiskan di tempat tidur tampaknya berkaitan dengan tidur yang terputus-putus dan dangkal.Waktu bangun yang teratur di pagi hari memperkuat siklus sirkadian dan menyebabkan awitan tidur yang teratur.Jumlah latihan yang stabil setiap harinya dapat memperdalam tidur, namun, latihan yang hanya dilakukan kadang-kadang tidak dapat memperbaiki tidur pada malam berikutnya.Bunyi bising yang bersifat kadang-kadang (mis, bunyi pesawat melintas) dapat mengganggu tidur sekalipun orang tersebut tidak terbangun oleh bunyinya dan tidak dapat mengingatnya di pagi hari. Kamar tidur kedap suara dapat membantu bagi orang-orang yanh harus tidur di dekat kebisingan.Meskipun ruangan yang terlalu hangat dapat mengganggu tidur, namun tida ada bukti yang menunjukkn bahwa kamar yang terlalu dingin dapat membantu tidur.Rasa lapar menggau tidur, kudapan ringan dapat membantu tidur.Pil tidur yang hanya kadang-kadang saja digunakan dapat bersifat menguntungkan, namun penggunaannya yang kronis tidak efektif pada kebanyakan penderita insomnia.Kafein di malam hari dapat menggau tidur, meskipun pada prang-orang yang tidak berfikir demikia.Alkohol membantu orang-orang yang tegang untuk tertidur lebih mudah, tetapi tidur tersebut kemudian akan terputus-putus.Orang-orang yang merasa marah dan frustasi karena tidak dapat tidur tidak boleh berusaha terlalu keras untuk tertidur tetapi harus menyalakan lampu dan melakukan hal lain yang berbeda.Penggunaan tembakau secara kronis dapat mengganggu tidur.

Pencegahan sekunder

Seperti biasa, memvalidasi riwayat pengkajian dengan anggota keluarga atau pemberian perawatan merupakan hal yang penting untuk memastikan ke akuratan dan pengkajian jika pasien dianggap tidak kompeten untuk memberi laporan sendiri.Catatan harian tentang tidur merupakan cara pengkajian yang sangat bagus bagi lansia di rumahnya sendiri. Informasi ini memberikan catatan yang akurat tentang masalah tidur. Untuk mendapatkan gambaran sejati tentang gangguan tidur yang dialami lansia di rumah atau di fasilitas kesehatan, catatan harian tersebut harus dibuat selama 3 sampai 4 minggu. Catatan tersebut harus mencakup faktor-faktor berikut ini:Seberapa sering bantuan diperlukan untuk memberikan obat nyeri, tidak dapat tidur, atau menggunakan kamar mandi.Kapan orang tersebut turun dari tempat tidur.Berapa kali orang tersebut terbangun atau memberi perawatan.Terjadinya konfusi atau disorientasi.Penggunaan obat tidur.Perkiraan orang tersebut bangun di pagi hari.

Pencegahan Tersier

Jika terdapat gangguan tidur seperti apnea tidur yang mengancam kehidupan, kondisi pasien memerlukan rehabilitasi melalui tindakan-tindakan seperti pengangkatan jaringan yang menyumbat di mulut dan memengaruhi jalan napas. Saat ini sudah banyak pusat-pusat gangguan tidur yang tersedia di seluruh negara untuk membantu mengevaluasi gangguan tidur. Tempat-tempat tersebut, yang biasanya berkaitan dengan lembaga penelitian dan kedokteran klinis atau universitas, dilengkapi dengan peralatan medis yang canggih untuk mendeteksi rekaman listrik di otak dan obstruksi pernapasan. Data-data tersebut membantu menentukan pengobatan yang terbaik untuk mengatasi kesulitan dan merehabilitasi lansia sehingga ia dapat menikmati tidur yang berkualitas baik sampai akhir hidupnya.

Penatalaksanaan TerapiutikNicassio menganjurkan aturan-aturan berikut untuk mempertahankan kenormalan pola tidur:

Pergi tidur hanya jika mengantuk.Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur, jangan membaca, menonton televisi, atau makan di tempat tidur.Jika tidak dapat tidur, bangun dan pindah ke ruangan lain. Bangun sampai anda benar-benar mengantuk, kemudian baru kembali ke tempat tidur. Jika tidur masih tidak biasa dilakukan dengan mudah, bangun lagi dari tempat tidur. Tujuannya adalah menghubungkan antara tempat tidur dengan tidur cepat. Ulangi langkah ini sesering yang diperlukan sepanjang malam.Siapkan alrm dan bangun di waktu yang sama setiap pagi tanpa mempedulikan berapa banyak anda tidur di malam hari. Hal ini dapat membantu tubuh menetapkan irama tidur bangun yang konstan.Jangan tidur di siang hari.

BAB 3ASUHAN KEPERAWATANGANGGUAN AKTIVITAS DAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA LANSIA

PengkajianData DemografiIdentitas Diri KlienNama lengkap: Ny. A

Tempat/ tanggal lahir: Bantul, 1933Jenis kelamin: PerempuanStatus perkawinan: JandaAgama: IslamSuku bangsa: IndonesiaPendidikan terakhir: HSIDiagnose medis: MiagyaAlamat: Klatakan, Mbulu trimulya Tanggal pengkajian: 4 Juni 2013Keluarga atau Orang Lain Yang Terdekat/ yang dapat dihubungi

Nama: Tn. S Alamat: Mbulu trimulyaNo. telepon: -Hubungan dengan klien: Anak KandungRiwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi

Pekerjaan saat ini : Tidak BekerjaPekerjaan sebelumnya: Dukun BayiSumber pendapatan: -Kecukupan pendapatan: -Aktivitas Rekreasi

Hobi: Mendengarkan campursariBepergian/ wisata: -Keanggotaan organisasi: Arisan ibu rumah tanggaLain lain: -Riwayat Keluarga

Saudara kandung

Kelayan mengatakan bahwa kelayan merupakan anak ke empat dari tujuh saudara kandung dengan empat laki laki dan tiga perempuan.Riwayat kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir)

Kelayan mengatakan dalam satu tahun terakhir ini tidak ada anggota keluarga yang memninggal 2. Pola kebiasaan sehari- hariNutrisi

Frekuensi makan dan minum

Klien biasanya mendapat makan 3 kali dalam sehari namun klien hanya makan dengan 2x sehari siang dan malam dikarenakan kurang nafsu makan. Klien biasanya minum susu juga air putih dengan jumlah total 6 gelas ukuran 150ccJenis makan dan minum

Kelayan mengatakan saat di wisma makan dengan nasi, lauk, sayur dan buahAlergi terhadap makanan

Kelayan mengatakan tidak mempunyai alergi makananPantangan makanan

Kelayan mengatakan tidak ada pantangan makanEliminasi

Frekuensi BAK

Kelayan mengatakan BAK 9x/hari, lancar tidak ada keluhan saat BAKKebiasaan BAK malam hari

Kelayan mengatakan sering terbangun malam muntuk BAKFrekuensi BAB

Kelayan mengatakan jarang BAB dan BAB 3 hari sekaliKonsistensi

Kelayan mengatakan tinja kecil, sedikit warna hijau, bau khas feces.Personal hygiene

Mandi

Kelayan mengatakan mandi 2 kali sehari dan memakai sabun mandi Oral Hygiene

Kelayan mengatakan sudah tidak mempunyai gigi dan biasanya berkumur dengan pasta gigi setelah mandi pagi dan sore.Cuci Rambut

Kelayan mengatakan 3x sehari keramas menggunakan sampo dibantu petugas berwenangKuku dan tangan

Kelayan mengatakan setiap kukunya panjang langsung dipotong dan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah makan.Istirahat dan tidur

Kelayan mengatakan tidak tidur siang, dan disaat malam hari sulit tidur. Disaat malam hari tidur 6 jam dan kadang terbangun untuk BAK.Kebiasaan mengisi waktu luangOlahraga

Kelayan mengatakan selalu ikut olahraga pagi hari yang diadakan panti, meski menggunakan kursi roda.Nonton TV

Kelayan mengatakan tidak terlalu senang menonton TV, dan kelayan lebih senang duduk didepan wisma melihat tanamanKebiasaan lain

Kelayan mengatakan senang sekali jika mengobrol dengan mahasiswa untuk bertukar pengetahuan.Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan:

Merokok

Kelayan mengatakan tidak merokok dan tidak senang dengan bau asap rokokMinuman Keras

Kelayan mengatakan tidak senang dengan minuman minuman beralkoholKetergantungan terhadap obat

Kelayan mengatakan tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi obatUraian kronologis kegiatan sehari- hari

Jenis kegiatanLama waktu untuk setiap kegiatanMandi10 menitShalat 5 menitMakan pagi10 menitBerpakaian, berdandan 10 menitOlahraga 15 menit Duduk Santai 2 jamMengobrol 2 jamMakan Siang 10 menitDuduk 2 jamSholat 5 menitIstirahat 2 jamMakan Malam 10 menitMengaji 15 menitTidur Malam 6 jam

3.Status kesehatana) Status kesehatan saat iniKeluhan utama dalam 1 tahun terakhir

Kelayan mengatakan nyeri pada pangkal paha atas dan lutut kedua kaki dikarenakan jatuh saat menjemur pakaianGejala yang dirasakan

Kelayan mengatakan kedua kakinya sakit saat digerakkan, nyeri hilang saat diam, nyeri seperti ditusuk, nyeri pada pangkal paha atas dan lutut kedua kaki, skala nyeri 8, Nyeri sekali saat digunakan bergerak.Faktor pencetus

Kelayan mengatakan sakitnya ini berawal saat terjatuh miring sewaktu selesai menjemur pakaian dirumahnya.Timbulnya keluhan

Kelayan mengatakan sakit pada kakinya jika digerakkan tiba tibaUpaya mengatasi

Kelayan mengatakan untuk berjalan menggunakan walker untuk bantu berjalan, jika sakit berhenti dan duduk duduk sambil dipijat sendiri.Kelayan mengatakan saat dulu jatuh sempat dipijatkan, namun sampai sekarang masih sakit. b) Riwayat kesehatan Masa LaluPenyakit yang pernah di derita

Kelayan mengatakan belum pernah di rawat di rumah sakit. Kelayan hanya mengatakan biasanya masuk angin dan jika sakit memeriksakan di Puskesmas Riwayat kecelakaan

Kelayan mengatakan dulu sewaktu muda biasa bekerja dan luka sedikit sudah biasa, namun setelah tua kelayan terjatuh ketika selesai menjemur pakaian dan hingga sekarang sulit berjalan karena sakit. c) Riwayat alergi obat Kelayan mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat. d) Riwayat di rawat di rumah sakit Kelayan mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit e) Riwayat pemakaian obat Natrium Diclofenac2 x 2mgPengkajian fisik

Keadaan umum: Baik

Kesadaran: Compos mentisTTV

TD : 140/90 mmHgN: 88 x/ menitRR: 23 x/mnt S: 36,6CBB/ TB: 54 kg/154 cm

IMT: 22.76Kepala

Bulat memanjang, rambut banyak beruban, tidak ada nyeri tekan di kepala tidak terdapat lesi.Mata

Tidak memakai alat bantu penglihatan, kalau membaca kelayan mengatakan menggunakan kacamata.Telinga

Bentuk simetris, fungsi pendengaran agak berkurang, tidak memakai alat bantu pendengaran, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan abnormal.Mulut, gigi dan bibir

Mukosa bibir sedikit kering, warna bibir agak gelap, gigi sudah tanggal semua, tidak terdapat sariawan.Dada

Paru paruI : perkembangan nafas simetrisP : vokal vremitus baikP : sonorA : vesikulerJantung I : iktus kordis tidak nampakP : detak kuatP : redupA : s1 s2 regulerAbdomen

I : sedikit cembung, gemukA : Bising usus 10x/menitPa: Tidak terdapat nyeri tekan, keriputPe: Bunyi timpaniKulit

Turgor kulit tidak elastis, keriput, tidak terdapat lesi.Ektremitas

Atas

Kelayan mengatakan tidak ada masalah pada kedua tangannya.Bawah

Kelayan mengatakan nyeri pada kakinya, dan sulit untuk digerakkan, Nyeri timbul saat digerakkan, nyeri seperti ditusuk tusuk, nyeri pada pangkal paha dan lutut, skala nyeri 8

Hasil Pengkajian KhususMasalah kesehatan kronis

NoKeluhan kesehatan / gejala yang di rasakan kelayan dalam waktu 3 bulan terakhir berkaitan dengan fungsi fungsiSelalu (3)Sering(2)Jarang (1)Tdk pernah (0)A. Fungsi penglihatan1. Penglihatan kabur

2. Mata berair

3. Nyeri pada mata

B. Fungsi pendengaran1. Penedengaran berkurang

2. Telinga berdenging

C. Fungsi paru (Pernafasan)1. Batuk lama disertai keringat malam

2. Sesak nafas

3. Berdahak / sputum

D. Fungsi Jantung 1. Jantung berdebar-debar

2. Cepat lelah

3. Nyeri dada

E. Fungsi pencernaan1. Mual / muntah

2. Nyeri ulu hati

3. Makan dan minum banyak

4. Perubahan kebiasaan BAB (mencret atau sembelit)

F. Fungsi pergerakan1. Nyeri kaki saat berjalan

2. Nyeri pinggang atau tulang belakang

3. Nyeri persendian atau bengkak

H.Fungsi persarafan1. Lumpuh atau kelemahan pada kaki dan tangan

2. Kehilangan rasa

3. Gemetar / tremor

4. Nyeri / pegal pada daerah tengkuk

I.Fungsi saluran perkemihan1. BAK banyak

2. sering BAK pada malam hari

3. tidak mampu mengontrol pengeluaran air kemih

Jumlah 64150

Total 25

Analisis hasil :Score: 25: tidak ada masalah kesehatan kronis Score: 26-50: masalah kesehatan kronis sedangScore: 51: masalah kesehatan kronis berat

Kesimpulan : dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kelayan tidak mengalami gangguan kesehatan kronis. Fungsi kognitif

NoItem pertanyaanBenarSalah1.Hari apa sekarang ? Jawab : Selasa

2.Tanggal berapa sekarang?Jawab : 4 Juni

3.Apa nama tempat ini?Jawab: Panti

4.Dimana Alamat Bapak / ibu?Jawab : Magelang

5.Berapa umur Bapak / ibu sekarang?Jawab: lahir 1933

6.Kapan Bapak / Ibu lahir?Jawab : Lupa

7.Siapa Presiden Indonesia sekarang?Jawab : Lupa

8.Siapa Presiden Indonesia sebelumnya?Jawab : Lupa

9.Siapa nama ibu anda?Jawab : Suwarti

10.Coba hitung dari angka 20 dengan pengurangan 3?Jawab : 17, 14, 11, 8, 5, 2

Jumlah salah4

Analisis hasil :Salah 0 3Fungsi intelektual utuhSalah 4 5kerusakan intelektual ringanSalah 6 8kerusakan intelektual sedangSalah 9 10 kerusakan intelektual berat

Kesimpulan : dari data di atas didapatkan hasil kesalahan 4 point, dapat disimpulkan bahwa kelayan mengalami kerusakan intelektual ringan.Status fungsional

NoAktivitasMandiri ( 1 )Tergantung ( 0 )1. Di kamar mandi (menggosok, membersihkan, dan mengeringkan badan)

2. Menyiapkan pakaian, membuka pakaian,mengenakannya

3.Memakan makanan yang telah di siapkan

4.Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri (menyisir rambut, mencuci rambut, menggosok gigi, mencukur kumis)

5.BAB di WC (membersihkan dan mengeringkan daerah kemaluan)

6.Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja)

7. Buang BAK di kamar mandi (membersihkan dan mengeringkan daerah kemaluan)

8. Dapat mengontrol pengeluaran kemih

9. Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau keluar ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat

10. Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianut

11. Melakukan pekerjaan rumah, seperti: merapihkan tempat tidur, mencuci pakaian, memasak, dan membersihkan ruangan.

12. Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan keluarga.

13. Mengelola keuangan (menyimpan dan menggunakan uang sendiri)

14. Menggunakan sarana sarana transportasi umum untuk bepergian.

15. Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan aturan (takaran obat dan waktu minum obat tepat)

16. Merencanakan dan mengambil keputusan untuk kepentingan keluarga dalam hal penggunaan uang, aktifitas social yang dilakukan dan kebutuhan akan layanan kesehatan.

17. Melakukan aktifitas diwaktu luang (kegiatan keagamaan, social, rekreasi, olahraga, dan menyalurkan hoby)

JUMLAH POIN MANDIRI8Analisis hasil :Point: 13-17 : mandiriPoint: 0-12: ketergantungan

Kesimpulan : dari data di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas kelayan dalam kehidupan sehari- hari dilakukan dengan bantuan dibuktikan dengan point mandiri sejumlah 8 point dan point.

Status psikologis

No.Apakah bapak atau ibu dalam 1 minggu terakhiryaTidak1.Merasa puas dengan kehidupan yang di jalani

2.Banyak meninggalkan kesenangan dari minat dan kesenangan dan aktifitas anda

3.Merasa bahwa kehidupan anda hampa

4.Sering merasa bosan

5Penuh pengharapan akan masa depan

6Mempunyai semangat yang baik setiap waktu

7Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat diungkapkan

8Merasa bahagia disebagian besar waktu

9Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda

10Sering kali merasa tidak berdaya

11Sering merasa gelisah dan gugup

12 Memilih tinggal dirumah dari pada pergi melakukan sesuatu yang bermanfaat

13Sering kali merasa khawatir akan masa depan

14Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya ingat dibanding orang lain

15Berfikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan sekarang

16 Sering kali merasa merana

17 Merasa kurang bahagia

18Sangat khawatir terhadap masa lalu

19Merasa bahwa hidup ini sangat menggairahkan

20Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru

21Merasa dalam keadaan penuh semangat

22Berfikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan

23Berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada anda

24Sering kali menjadi kesal dengan hal yang sepele

25Sering kali merasa ingin menangis

26 Merasa sulit untuk berkonsentrasi

27Menikmati tidur

28 Memilih menghindar dari perkumpulan sosial

29Mudah mengambil keputusan

30 Mempunyai pikiran yang jernih

JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU16Analisa hasil :Terganggu : nilai 1Normal : nilai 0Nilai 6-15 : depresi ringan sampai sedangNilai 16-30 : depresi beratNilai 0-5 : normalKesimpulan : dari data di atas dapat disimpulkan data bermasalah 16 point, sehingga dapat disimpulkan bahwa klien mengalami depresi berat. Klien mengatakan bingung kenapa ditinggal dipanti sendiri.Lingkungan Tempat TinggalKebersihan dan kerapihan ruangan

Lingkungan sekitar bersih, tapi agak berantakan karena banyak barang dan letaknya tidak teratur, seprai rapi, tercium bau pesing.Penerangan

Ruangan cukup terang, kelayan tidak suka ruangan gelap, terdapatlampu 1 sebagai penerang, kelayan merasa nyaman dengan penerangan yang ada di kamarnya.Sirkulasi udara

Ruangan tidak pengap, bau pesing, jendela dibuka pada pagi hari dan disetiap kamar ada satu jendela.Keadaan Kamar mandi dan WC

Bersih, persediaan air lancar, lantai kamar mandi sedikit basah.Pembuangan air kotor

Air kotor dibuang keselokan dan saluran selokan lancar. Sumber air minum

Kelayan mengatakan Air minum disediakan dari dapur, sumber air jernih, tidak berbau.Pembuangan sampah.

Sampah dibuang pada tempat sampah yang sudah disediakan, tidak tercium bau sampah.Sumber pencemaran

Kadang tercium bau pesing yang berasal dari kencing kelayan.Penataan halaman

Halaman di rapihkan oleh tukang kebun setiap pagi.Privacy

Privasi kelayan terjaga, pintu kamar tidak ada masalah, pintu kamar mandi tidak ada masalahResiko injury

Kelayan memiliki resiko untuk cedera, karena kaki kelayan sakit jika digerakkan, dan kelayan menggunakan alat bantu gerak ( walker ), berjalan dengan tertatih dan pelan.Analisa data

Waktu Data FokusEtiologiProblemSelasa, 4 juni 2013DS : Saat dikaji kelayan mengeluh kakinya (paha) sakit jika digerakkan,Kelayan mengatakan jatuh saat menjemur pakaian saat dirumah

DO : Klien nampak sulit berjalan Kelayan berjalan menggunakan walker Kelayan nampak menahan sakit terkadang mengaduh saat mencoba berjalan Lantai Kamar mandi basah

Degenerative fungsi : mobilitasResiko cederaSelasa, 4 juni 2013DS : Kelayan mengatakan kakinya sakit jika di gunakan untuk bergerak Kelayan mengatakan dibantu jika mengikuti senam, dan aktivitas mandi DO : Kelayan memakai walker Kelayan nampak sulit berjalan Kelayan lebih senang terlihat duduk kelayan berjalan dengan tertatih

Penurunan kekuatan kendali dan massa ototHambatan mobilitas fisikSelasa 4 juni 2013DS : Kelayan mengatakan kakinya sakit saat digerakan Kelayan mengatakan jatuh miring 1 bulan yang lalu saat menjemur pakaian dirumahnya P : nyeri timbul saat bergerakQ : nyeri seperti ditusuk tusukR : nyeri pada pangkal paha dan lututS : skala nyeri 8T : nyeri saat bergerak dan tiba tiba

DO : Kelayan sering mengaduh saat mencoba berjalan Kelayan memakai walker untuk alat bantu berjalan Kelayan terkadang menghela nafas dan meringis saat kesakitan

Agen cidera fisik post jatuhNyeri akut4 juni 2013DS : Kelayan mengatakan sulit tidur malam Kelayan mengatakan tidur malam 5 jam Kelayan mengatakan sulit bisa tidur karena bingung dengan keadaannya kenapa ditinggalkan keluarga Kelayan mengatakan lelah saat bangun tidur

DO : Kelayan nampak lelah Kelayan nampak lesu kurang segar Kelayan menghabiskan banyak waktu untuk dudukPsikologis : usia tua dan depresiGangguan pola tidur

Prioritas Diagnose keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik post jatuhHambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan kendali dan massa otot Gangguan pola tidur berhubungan dengan Psikologis : usia tua dan depresiResiko cidera fisik berhubungan dengan degeneratif fungsi mobilitas

Intervensi Tanggal

No DXTujuan dan kriteria hasilIntervensi Rasional 4 juni 20131NOC : a. Pain Level, b. pain control, c. comfort levelTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 7 jam, Pasien tidak mengalami nyeri, denganKriteria hasil: Mampu mengontrol nyeri (mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri ) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri nafas dalam Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Tanda vital dalam rentang normal Tidak mengalami gangguan tidur

NIC :Pain Management Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Tingkatkan istirahat Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik.

Untuk mengetahui semua hal tentang nyeri kelayan

Sebagai data pendukung nyeri

Untuk menentukan skala nyeri Untuk mengurangi efek yang dapat meningkatkan nyeri

Untuk mengurangi nyeri sering terjadi Untuk menentukan tindakan Untuk mengurangi nyeri

Untuk mengurangi nyeri Agar kondisi tubuh lebih fit Untuk memantau efek obat terhadap tubuh

2NOC :a. Joint Movement : Activeb. Mobility Levelc. Self care : ADLsd. Transfer performanceTujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama3 x 7 jam gangguan mobilitas fisik teratasi dengan Kriteria hasil: Klien meningkat dalam aktivitas fisik Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah Memperagakan penggunaan alat Bantu untuk mobilisasi (walker)

NIC :Exercise therapy : ambulation Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan Bantu klien untuk menggunakan alat bantu berjalan Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi

Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.

Untuk mengetahui kondisi klien

Untuk mengetahui kebutuhan terrapy kelayan

Untuk memandirikan kelayan

Untuk mengetahui kebutuhan kelayan tentang mobilisasi Usaha memandirikan kelayan

Untuk membantu proses mobilisasi

4 juni 20133NOC:a. Anxiety Controlb. Comfort Levelc. Pain Leveld. Rest : Extent and Patterne. Sleep : Extent ang PatternTujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 7 jam gangguan pola tidur pasien teratasi dengan kriteria hasil : Jumlah jam tidur dalam batas normal Pola tidur,kualitas dalam batas normal Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat Mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidur

NIC :Sleep Enhancement Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat Fasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (mengaji) Ciptakan lingkungan yang nyaman Kolaburasi pemberian obat tidur jika diperlukan

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh obat dalam gangguan tidur Agar kelayan mengetahui pentingnya tidur Agar kelayan dapat tidur

Agar kelayan mudah istirahat

Untuk membuat kelayan bisa tidur nyenyak

4NOC :a. Knowledge : Personal Safetyb. Safety Behavior : Fall Preventionc. Safety Behavior : Fall occuranced. Safety Behavior : Physical Injurye. Tissue Integrity: Skin and Mucous MembranTujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 7 jam klien tidak mengalami trauma .Kriteria hasil :pasien terbebas dari trauma fisikNIC: Environment Management (Manajemen lingkungan) Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan) Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau pasien. Memberikan penerangan yang cukup Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan

Untuk mengurangi resiko cidera

Untuk mengurangi resiko cidera

Agar kondisi lingkungan aman untuk kelayan

Agar kelayan bisa istirahat tenang dan tidak membahayakan Untuk mengurangi resiko cidera

Untuk menghindari cidera Agar kelayan terhindar dari resiko trauma

ImplementasiTanggal

No DXImplementasiRespon4 Juni 201307.00

08.00

08.15

08.20

09.00

11.30

11.40

12.00

12.30

1,2, 4

2,4

1,2,3,4

1,3

1, 2,3

2,4

2,3,4

3

1,2,3,4

Memotivasi kelayan untuk mengikuti senam

Menghantar kelayan kembali ke wisma setelah senam

Memonitor Tanda tanda vital

Mengajak berbicara dengan kelayan

Memotivasi dan mengajak kelayan untuk mengikuti kegiatan kesenian

Menghantar kelayan kembali ke wisma setelah menikuti kegiatan berdendang ria

Menyiapkan makanan untuk kelayan

Memotivasi kelayan untuk beribadah Shalat dzuhur

Memotivasi kelayan untuk istirahat siang

Kelayan mengikuti senam dengan menggunakan kursi roda

Kelayan kembali ke wisma dengan menggunakan kursi roda

TD : 130/80 mmHgRR : 21 x/mntS : 36,4CN : 75 x/mnt

Kelayan mengatakan senang berbincang bincang bersama perawat

Kelayan mengikuti kegiatan berdendang ria bersama perawat dengan menggunakan kursi roda

Kelayan kembali ke wisma dengan menggunakan kursi roda

Makanan dengan menu nasi, lauk dan sayur sudah siap untuk kelayan

Kelayan masih ingin duduk duduk di depan wisma

Kelayan tidur-tiduran di kamarnya5 Juni 201307.00

08.00

08.15

08.20

09.00

10.30

11.30

11.40

12.00

12.30

2,4

2,4

1,2,3,4

1,3

1,2,4

1,2,3,4

2,4

2,3,4

3

1,2,3,4

Memotivasi kelayan untuk mengikuti senam

Menghantar kelayan kembali ke wisma setelah senam

Memonitor Tanda tanda vital

Menanyakan keluhan kelayan, Mengajak berbicara dengan kelayan tentang perasaan

Memotivasi dan mengajak kelayan untuk mengikuti kegiatan pentas seni wayang kulit

Menghantar kelayan untuk periksa di poliklinik

Menghantar kelayan kembali ke wisma setelah periksa di poliklinik

Menyiapkan makanan untuk kelayan

Memotivasi kelayan untuk beribadah Shalat dzuhur

Memotivasi kelayan untuk istirahat siang

Kelayan mengikuti senam dengan menggunakan kursi rodaKelayan kembali ke wisma dengan menggunakan kursi roda

TD : 140/90 mmHgRR : 23 x/mntS : 36,6CN : 88 x/mnt

Klien berbincang bincang bersama perawat dengan santai

Kelayan mengikuti kegiatan pentas seni wayang kulit bersama perawat dengan menggunakan kursi roda.Kelayan senang sudah ada yang membantu dirinya menghantar ke poliklinik

Kelayan kembali ke wisma dengan menggunakan kursi roda

Makanan dengan menu nasi, lauk dan sayur sudah siap untuk kelayan

Kelayan masih ingin duduk duduk di depan wismaKelayan masih ingin duduk duduk di depan wisma

6 Juni 201307.00

08.15

08.30

09.00

09.30

10.00

11.00

11.40

12.00

12.30

1,2,3,4

1,3

1,2,3,4

1

3

1,2,3,4

2,3

3

3

Memberikan obat Na declovenac 2mg kepada kelayan

Memonitor Tanda tanda vital

Mengajak berbicara dengan kelayan

Mengajak kelayan jalan jalan keliling panti dengan menggunakan kursi roda

Memberikan kelayan mesage pada kaki menggunakan geliga ( muscular balm )

Membantu kelayan untuk mengungkapkan perasaan yang selama ini dipendam oleh kelayan

Memberikan obat siang kepada kelayan

Menyiapkan makanan untuk kelayan

Memotivasi kelayan untuk beribadah Shalat dzuhur

Memotivasi kelayan untuk istirahat siang

Kelayan meminum obat yang diberikan oleh perawat

TD : 130/90 mmHgRR : 20 x/mntS : 36,5CN : 70 x/mntKelayan mengatakan senang berbincang bincang bersama perawat

Kelayan mengatakan senang diajak jalan jalan oleh perawat

Kelayan mengungkapkan perasaan bingungnya kepada perawat, kenapa kelayan dibawa ke panti oleh keluarganya

Kelayan mengatakan meminum obatnya nanti setelah akan siangMakanan dengan menu nasi, lauk dan sayur sudah siap untuk kelayan

Kelayan masih ingin duduk duduk di depan wismaKelayan tidur-tiduran di kamarnya

Evaluasi Waktu

DiagnosaEvaluasi Paraf

Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik post jatuhS. kelayan mengatakan nyeri berangsur berkurang, nyeri saat berjalan, skala nyeri 6O. Kelayan sudah mulai mau belajar berjalan Kelayan tidak lagi sering mengaduh Wajah menahan nyeri saat berjalan masih nampak Mau dan mampu minum obat yang diberikan perawatA. Masalah nyeri akut kelayan belum teratasiP. Lanjutkan Intervensi Pantau ku kelayan Tanyakan keluhan kelayan TTV berkala Berikan managemen nyeri farmakologis analgesik dan non farmakologis nafas dalam

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan ototS. kelayan mengatakan masih sulit berjalan dan masih nyeriO. Kelayan berjalan menggunakan walker Pemenuhan kebutuhan kelayan dengan dibantu dari mandi, berpakaian dan makan Kelayan nampak pincang saat memakai walker Kelayan menggunakan kursi roda jika jalan jalanA. Hambatan mobilitas fisik kelayan belum teratasiP. Lanjutkan intervensiExercise therapy : ambulation

Gangguan pola tidur berhubungan dengan psikologis : usia tua dan depresiS.Kelayan mengatakan masih sulit untuk tidur malam, dan biasanya berdzikir agar cepat tidurO. Kelayan nampak lelah saat pagi hari Kelayan nampak lesu dan kurang segarA. Masalah gangguan pola tidur kelayan belum teratasiP. lanjutkan intervensiSleep enhancement Motivasi kelayan mengeksplore perasaan Bicarakan mengenai pentingnya istirahat Motivasi untuk istirahat siang

Resiko cidera berhubungan dengan degeneratif fungsi mobilitasS. kelayan mengatakan sudah lebih bisa untuk berlatih berjalanO. Lantai dekat kamar mandi keringTidak ada banrang berbahaya di lantaiPenerangan cukupKelayan berjalan menggunakan walkerAktifitas dibantu perawat dan petugasA. Masalah resiko cidera kelayan teratasiP. lanjutkan intervensiEnvironment management Pantau keadaan umum kelayan Evaluasi keadaan lingkungan dari hal yang membahayakan kelayan

BAB 4PENUTUPKesimpulanTidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal.

Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak, yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS dibagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi Stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba; serta emosi dan proses berfikir. Tahapan tidur, yaitu non-rapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM).Faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur diantaranya adalah penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress emosional, stimulan dan alkohol, diet, merokok, dan motivasi. Gangguan dalam tidur dapat berupa insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, dan mendengkur.

SaranSemoga dengan pembuatan makalah ini semakin membantu kita dalam mempelajari masalah tentang sleep dan activity pada lansia, sehingga kelak dapat menjadi tenaga kesehatan yang profesional dan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGCTarwoto-Martonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi I. Jakarta : Salemba MedikaStockslager Jaime L. 2007. Asuhan Keperawatan Geriatrik Edisi 2. Jakarta. EGC

Tamher S, Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika

Rosidawati, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta. Salemba Medika

Stanley Mickey. 2002. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta. EGC