HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... -...

80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SKRIPSI Oleh FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN CIVIC VIRTUE PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 TAWANGSARI TAHUN AJARAN 2010/2011 (Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara) SISWOKO K6407047

Transcript of HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... -...

Page 1: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SKRIPSI

Oleh

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL

GURU DENGAN KEMAMPUAN CIVIC VIRTUE PADA SISWA KELAS IX

SMP NEGERI 4 TAWANGSARI TAHUN AJARAN 2010/2011

(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara)

SISWOKO

K6407047

Page 2: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Oleh

SISWOKO

K6407047

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

DENGAN KEMAMPUAN CIVIC VIRTUE PADA SISWA KELAS IX

SMP NEGERI 4 TAWANGSARI TAHUN AJARAN 2010/2011

(Kompetensi Dasar :Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara)

Page 3: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi telah ini disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pesetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. ES. Ardinarto,MPd Drs.Hassan Suryono, SH,MPd,MH

NIP. 19460727 198003 1 001 NIP. 19560515 198503 1 001

Page 4: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Senin

Tanggal : 27 Desember 2010

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs.Machmud Al Rasyid,SH,MSi 1 ……………

Sekertaris : Drs.H.Utomo,MPd 2. ……………

Anggota I : Drs.ES Ardinarto,MPd 3. ……………

Anggota II : Drs.Hassan Suryono,SH,MPd,MH 4. ……………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah,MPd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Siswoko. HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI

PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN CIVIC VIRTUE PADA

SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 TAWANGSARI TAHUN AJARAN

2010/2011(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha

Pembelaan Negara). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2010

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang

positif dan signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru

dengan kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun

ajaran 2010/2011(kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha

pembelaan negara)

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Populasi

penelitian adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun ajaran

2010/2011 yang berjumlah 146 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

penulis dalam penelitian ini adalah proporsional random sampling sejumlah 48 siswa

(dibulatkan). Teknik pengumpulan data menggunakan angket yaitu jenis angket

tertutup berbentuk pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan adalah

koefisien Product Moment, uji keberartian hubungan dan regresi sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada hubungan yang positif

dan signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan

kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun ajaran

2010/2011(kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan

negara), yang dibuktikan dengan besarnya rxy lebih besar rtabel atau 0,374 > 0.284,

sedangkan signifikansi atau keberartian hubungan kedua variabel dibuktikan dengan

harga t hitung lebih besar t tabel atau 2,735 > 1,684. Sumbangan (kontribusi) variabel X

terhadap variabel Y sebesar 14,02 % dan sisanya ditentukan faktor lain. Kemudian

mengenai naik turunnya atau besar kecilnya kemampuan civic virtue dapat diprediksi

melalui persamaan garis Ŷ = 32,063 + 0,371X.

Page 6: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Siswoko.CORRELATION BETWEEN STUDENTS PERCEPTION ABOUT

TEACHER PROFESIONAL COMPETENCE WITH CIVIC VIRTUE ABILITY

TOWARD STUDENT’S OF GRADE ELEVEN SMP NEGERI 4 TAWANGSARI

IN ACADEMIC YEAR 2010/2011(Basic Competence: Menampilkan Peran Serta

Dalam Usaha Pembelaan Negara). Thesis, Surakarta : Teacher Training and

Education faculty. Surakarta Sebelas Maret University, December 2010.

The aim of this research is to find out whether or not there is significant

positive correlation between students perception about teacher profesional

competence with civic virtue ability to eleven grade students SMP Negeri 4

Tawangsari in academic year 2010/2011(Basic Competence: Menampilkan Peran

Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara)

This research is used quantitative correlation method. The population is all

students of grade eleveen SMP Negeri 4 Tawangsari in academic year 2010/2011.

That all the number of students are 146. The technique of sampling used by the writer

in this research is proporsional random, numbered 48 students. The technique of

collecting data is used questionaire which in the form of multiple choice. The data

analysis technique that is used is that the coeficien of product moment, meaningful

test relation and simple regression.

Based on the result of this research, it can be concluded that there is

positive and significant correlation between students perception about teacher

profesional competence with civic virtue ability to eleven grade students SMP Negeri

4 Tawangsari in academic year 2010/2011 (basic competence: menampilkan peran

serta dalam usaha pembelaan negara ), that is proved with rxy more than rtable or

0,374 > 0,284, meanwhile the significant or meaningful relation of both variable is

proved with price tcount more than ttable or 2,35 > 1,684. The contribution of X

variable about statistic ability of civic virtue can be predict through the line

equivalent Ŷ = 32,063 + 0,371X.

Page 7: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

”Objek pendidikan adalah pembentukan karakter. Dan tujuan pendidikan yang luhur

bukanlah pengetahuan, melainkan tindakan.”

( Herbert Spencer )

”Ilmu itu bagaikan air jernih yang mengalir, apabila disampaikan dengan disertai

pengamalan”

( Penulis )

Page 8: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Ayah dan ibu tercinta,yang tak

henti-hentinya memeras keringat

demi membahagiakan kedua

putranya

Adik tersayang, teruslah belajar

Seluruh kerabat dan keluarga

Teman-teman seperjuangan PPKn

terutama angkatan 2007, terima

kasih atas kenangannya

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Ayah dan ibu tercinta, yang tak henti-

hentinya memeras keringat demi

membahagiakan kedua putranya

Adik tersayang, teruslah belajar

Seluruh kerabat dan keluarga

Teman-teman seperjuangan PPKn

terutama angkatan 2007, terima kasih

atas kenangannya

Almamater

Page 9: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kahadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini yang berjudul ”Hubungan Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru

Dengan Kemampuan Civic Virtue Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari

Tahun Ajaran 2010/2011(Kompetensi Dasar :Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha

Pembelaan Negara)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari prasyarat guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Selama penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, MPd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin

penulisan skripsi;

2. Drs. Saiful Bachri, MPd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

yang telah memberikan persetujuan skripsi;

3. Dr. Sri Haryati, MPd, Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan yang telah memberikan izin penulisan skripsi;

4. Drs. ES. Ardinarto,MPd, Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan,arahan dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis

selesaikan dengan lancar;

5. Drs. Hassan Suryono, SH MPd MH, Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan,arahan dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis

selesaikan dengan lancar;

Page 10: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

6. Rima Vien PH, SH, MH, Pembimbing Akademik yang telah memberikan

bimbingan,arahan serta motivasi dalam belajar;

7. Suyono,SH,MH, Kepala bidang Penelitian dan Pengembangan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sukoharjo yang telah

memberikan izin penelitian untuk penyusunan skripsi;

8. Drs. Sriyono, Kepala SMP Negeri 4 Tawangsari yang telah memberikan izin

penelitian untuk penyusunan skripsi;

9. Drs. Santoso, Guru Pendidikan Kewarganegaran SMP Negeri 4 Tawangsari yang

dengan sabar dan senang hati membantu dalam pengumpulan data yang penulis

perlukan dalam penyusunan skripsi;

10. Siswa-siswi kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari yang telah membantu dalam

pengumpulan data yang penulis perlukan dalam penyusunan skripsi;

11. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis

sebutkan satu persatu.

Penulis berdoa, semoga amal kebaikan semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini, mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun

penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan karena keterbatasan

penulis. Walaupun disadari dalam skripsi ini masih ada kekurangan, namun

diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat

menambah wawasan bagi para pembaca pada umumnya.

Surakarta, Desember 2010

Penulis

Page 11: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................ v

ABSTRAC .................................................................................................................. vi

MOTTO .................................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 5

D. Perumusan Masalah..................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 7

1. Tinjauan Tentang Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Profesional

Guru ....................................................................................................... 7

a. Pengertian Persepsi Siswa ................................................................. 7

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi .................................... 8

c. Pengertian Kompetensi Guru ............................................................ 10

d. Pengertian Kompetensi Profesional Guru ......................................... 12

e. Definisi Konseptual Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi

Profesional Guru ............................................................................... 14

Page 12: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

f. Definisi Operasional Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi

Profesional Guru ................................................................................ 14

2. Tinjauan Tentang Kemampuan Civic Virtue.......................................... 14

a. Pengertian Kemampuan .................................................................... 14

b. Pengertian Civic Virtue ..................................................................... 15

1) Civic Disposition .......................................................................... 15

2) Civic Commitments ....................................................................... 16

c. Kompetensi Dasar Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha

Pembelaan Negara ............................................................................. 17

1) Contoh Tindakan Usaha Pembelaan Negara ................................ 17

2) Partisipasi Dalam Usaha Pembelaan Negara Di Lingkungan ....... 19

d. Definisi Konseptual Kemampuan Civic Virtue ................................. 21

e. Definisi Operasional Kemampuan Civic Virtue ................................ 21

B. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 22

C. Hipotesis ...................................................................................................... 24

BAB III METODOLOGI .......................................................................................... 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 25

1. Tempat Penelitian................................................................................... 25

2. Waktu Penelitian .................................................................................... 25

B. Metode Penelitian ........................................................................................ 26

1. Pengertian Metode Penelitian ................................................................ 26

2. Jenis-Jenis Metode Penelitian ................................................................ 26

C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 27

1. Populasi Penelitian ................................................................................. 27

2. Sampel Penelitian ................................................................................... 28

3. Teknik Pengambilan Sampel.................................................................. 29

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 30

E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 38

1. Menyusun Tabulasi ................................................................................ 38

Page 13: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

2. Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 39

3. Menguji Hipotesis .................................................................................. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................ 45

A. Deskripsi Data ............................................................................................. 45

B. Uji Prasyaratan Analisis .............................................................................. 48

1. Uji Normalitas Data ............................................................................... 48

2. Uji Linier dan Keberartian Regresi Linier ............................................. 48

C. Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 50

D. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 51

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................. 54

A. Kesimpulan ................................................................................................. 54

B. Implikasi ...................................................................................................... 54

C. Saran ............................................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 56

LAMPIRAN .............................................................................................................. 59

Page 14: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 25

Tabel 2. Skala Jawaban dan Bobot menurut Skala Likert ......................................... 35

Tabel 3. Interpretasi Koefisien Korelasi ................................................................... 38

Tabel 4. Jumlah Siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari Tahun 2010 ............... 45

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Variabel Persepsi Siswa Mengenai

Kompetensi Profesional Guru (X) ............................................................. 47

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Variabel Kemampuan Civic Virtue (Y) ............ 48

Page 15: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir ........................................................................ 23

Gambar 2. Grafik Histrogram Data Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi

Profesional Guru (X) ............................................................................... 47

Gambar 3. Grafik Histrogram Data Kemampuan Civic Virtue (Y) .......................... 48

Page 16: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Nama Responden Uji Coba Angket .......................................... 60

Lamipran 2. Kisi-kisi Uji Coba Angket Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi

Profesional Guru .................................................................................. 61

Lampiran 3. Kisi-kisi Uji Coba Angket Kemampuan Civic Virtue

(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha

Pembelaan Negara) .............................................................................. 62

Lampiran 4. Angket Uji Coba Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional

Guru Dengan Kemampuan Civic Virtue

(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha

Pembelaan Negara) .............................................................................. 64

Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Penilaian Angket Siswa Mengenai

Kompetensi Profesional Guru .............................................................. 78

Lampiran 6. Contoh Perhitungan Validitas Angket Variabel Persepsi Siswa

Mengenai Kompetensi Profesional Guru(X) dan Perhitungan

Reliabilitas Angket Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi

Profesional Guru(X) ............................................................................. 84

Lamipran 7. Uji Validitas dan Reliabilitas Penilaian Angket Kemampuan Civic

Virtue (Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha

Pembelaan Negara) .............................................................................. 86

Lampiran 8. Contoh Perhitungan Validitas Angket Variabel Kemampuan Civic

Virtue dan Perhitungan Reliabilitas Angket Variabel Kemampuan

Civic Virtue .......................................................................................... 96

Lampiran 9. Daftar Nama Responden Angket Penelitian ........................................ 98

Lampiran 10.Kisi-kisi Angket Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional

Guru (X) ............................................................................................... 100

Lampiran 11. Kisi-kisi Angket Kemampuan Civic Virtue

(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha

Page 17: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Pembelaan Negara) ............................................................................. 101

Lampiran 12. Angket Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru

Dengan Kemampuan Civic Virtue

(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha

Pembelaan Negara) ............................................................................ 103

Lampiran 13. Pengubahan Data Mentah Menjadi Data Baku / Menaikkan Data

Ordinal Menjadi Data Interval ............................................................ 113

Lampiran 14. Data Induk Penelitian ......................................................................... 116

Lampiran 15. Uji Normalitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi

Profesional Guru (X) .......................................................................... 118

Lampiran 16. Uji Normalitas Variabel Kemampuan Civic Virtue .......................... 121

Lampiran 17. Uji Linieritas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi

Profesional Guru Dengan Kemampuan Civic Virtue(Y) ................... 124

Lampiran 18. Uji Keberartian Regresi Linier Variabel Persepsi Siswa

Mengenai Kompetensi Profesional Guru Dengan Kemampuan

Civic Virtue(Y) ................................................................................... 127

Lampiran 19. Uji Korelasi Variabel Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi

Profesional Guru (X) Dengan Kemampuan Civic Virtue(Y) ............. 131

Lampiran 20. Menghitung Besarnya Sumbangan (Kontribusi) Variabel (X)

Terhadap Variabel (Y) ........................................................................ 133

Lampiran 21. Uji Keberartian Koefisien Kerelasi Variabel Persepsi Siswa

Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X) Dengan Kemampuan

Civic Virtue(Y) ................................................................................... 133

Lampiran 22. Regresi Sederhana Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi

Profesional Guru (X) Dengan Kemampuan Civic Virtue(Y) ............... 134

Lampiran 23 Form Pengajuan Judul Skripsi ............................................................ 142

Lampiran 24. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi .......................................... 143

Lampiran 25. Surat Keputusan Dekan Ijin Skripsi ................................................... 144

Lampiran 26. Surat Ijin Research/Try Out Kepada Rektor ...................................... 145

Page 18: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Lampiran 27. Surat Permohonan Penelitian Kepada Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sukoharjo ................. 146

Lampiran 28. Surat Izin Penelitian / Survey Penelitian Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sukoharjo ................. 147

Lampiran 29. Surat Keterangan Selesai Penelitian di SMP Negeri 4 Tawangsari ... 148

Page 19: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

manusia.Hal ini berdasarkan Pasal 3 Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka dibutuhkan tenaga pendidik

salah satunya yakni guru. Berdasarkan pasal 1 Undang Undang Nomor 14

ik

profesional yang mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini pada jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menen al tersebut ini

menunjukkan bahwa kompetensi profesional dari seorang guru sangat

menentukan mutu pendidikan.

Dalam kompetensi profesional guru, seorang guru dituntut untuk

memiliki kemampuan penguasaan materi yang luas dan mendalam yang

memungkinkan peserta didik memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan

dalam standar nasional pendidikan. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas

sebagai suatu profesi maka guru wajib untuk menguasai kompetensi profesional.

Sementara itu berdasarkan Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, disebutkan bahwa salah

satu ruang lingkup kompetensi profesional adalah mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif.Berdasarkan hal tersebut maka

kompetensi profesional seorang guru dalam hal ini kemampuan guru dalam

1

Page 20: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mengembangkan materi pembelajaran dituntut untuk kreatif dalam mengajar. Hal

ini dapat terlihat dari cara guru mengajar dengan melakukan variasi dalam setiap

kegiatan belajar. Lebih lanjut kreatifitas guru dalam mengembangkan materi

pelajaran menciptakan suasana yang kondusif dan dapat mencapai hasil belajar

yang optimal. Mengingat arti penting kompetensi profesional dalam mencapai

keberhasilan belajar maka kompetensi profesional wajib dimiliki oleh guru.

Namun pada saat ini masih diketemukan guru yang berpandangan bahwa

mengajar berarti menyampaikan materi pembelajaran, cenderung untuk bersikap

konservatif atau cenderung mempertahankan cara mengajar dengan hanya sekedar

menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini penulis ketahui berdasarkan

wawancara dengan guru Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menegah Pertama

Negeri 4 Tawangsari. Dari wawancara tersebut diketahui bahwa guru hanya

sekedar menyampaikan materi pelajaran tanpa menggunakan mengolah materi

pelajaran secara kreatif sehingga menjadi monoton dan membosankan.

Sebaliknya, guru yang berpandangan bahwa mengajar adalah upaya memberi

kemudahan belajar, selalu mempertanyakan apakah tugas mengajar yang

dilaksanakan sudah berupaya memberi kemudahan bagi peserta didik untuk

belajar. Guru yang demikian itu biasanya selalu melihat hasil belajar peserta didik

sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tugas. Hasil belajar peserta didik

dijadikan balikan untuk menilai keberhasilan dirinya dalam mengajar.

Berdasarkan balikan itu selalu diupayakan untuk memperbaiki, sehingga kualitas

atau mutu keberhasilannya selalu meningkat.

Yogyakarta dalam Kegiatan Belajar Men

Pendidikan Kota Yogyakarta (JP2KY) awal tahun 2010 menunjukkan, 75 persen

guru peserta penelitian belum menmggunakan media pembelajaran dalam

-benda yang ada di dalam kelas saja belum banyak

dimanfaatkan untuk alat bantu mengajar, apalagi menyiapkan media pembelajaran

Yogyakarta(www.m.kompas.com/news/read/data,25 Mei 2010)

Page 21: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Para guru sepatutnya menyadari, bahwa menduduki jabatan profesional

sebagai guru, tidak semata-mata menuntut pelaksanaan tugas sebagaimana

adanya, tetapi juga memperdulikan apa yang seharusnya dicapai dari pelaksanaan

tugasnya. Dengan adanya keperdulian terhadap apa yang seharusnya dicapai

dalam melaksanakan tugas, dapat diharapkan tumbuh sikap inovatif, yaitu

kecenderungan untuk selalu berupaya memperbaiki hasil yang selama ini telah

dicapai, sehingga tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya selalu

dilaksanakan dan diupayakan untuk selalu meningkat.

Selain itu guru masih kurang mengikuti perkembangan teknologi,

dengan adanya berbagai perkembangan dalam dunia pendidikan dapat

meningkatkan mutu hasil belajar peserta didik. Informasi mengenai hal itu banyak

diperoleh dari berbagai literatur, buku-buku teks, majalah, jurnal, pemberitaan

berbagai media massa, dan dari hasil teknologi informasi dan komunikasi.

Pendidikan biasanya menuntut tersedianya sarana dan prasarana yang

memadai dan mendukung. Sarana dan prasarana itu tidak harus berupa berbagai

peralatan yang canggih, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan yang

memungkinkan untuk diwujudkan. Betapa pun lengkap dan canggihnya sarana

yang tersedia, jika masih ada masalah-masalah seperti gurunya konservatif tidak

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolgi serta motivasi untuk

meningkatkan kinerja lemah, maka ada kecenderungan pengadaan sarana dan

prasarana kurang bermanfaat. Sebaliknya, jika masalah-masalah itu dapat diatasi,

sarana dan prasarananya terbatas, maka tidak akan mendukung keberhasilan

pendidikan atau pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut maka untuk menjadi guru yang profesional

maka dituntut untuk yang bukan hanya menguasai Proses Belajar Mengajar tetapi

juga penguasaan pengetahuan yang luas dan mendalam sesuai bidangnya untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan dalam kemajuan pendidikan selain itu

penguasaan terhadap IPTEK (Ilmu Pengetahuan Teknologi) sangat diperlukan

dalam menunjang keberhasilan belajar siswa.

Fenomena guru kurang profesional diatas pada guru Pendidikan

Kewarganegaraan Sekolah Menegah Pertama Negeri 4 Tawangsari, hal ini

Page 22: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

diketahui setelah penulis melakukan observasi dan wawancara dengan siswa

sekolah tersebut dan dari observasi dan wawancara tersebut penulis

menyimpulkan bahwa guru Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menegah

Pertama Negeri 4 Tawangsari kurang memiliki kompetensi profesional. Hal ini

ditunjukkan dapat ditunjukkan dengan guru kurang dapat mengolah materi

pelajaran secara kreatif, guru cenderung berpandangan bahwa mengajar hanya

menyampaikan materi pelajaran hal ini dikarenakan pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan tidak dimasukkan dalam ujian nasional, sehingga tanggung

jawab guru Pendidikan Kewarganegaraan tidak berat seperti mata pelajaran lain

yang dimasukkan dalam ujian nasional. sehingga kegiatan belajar menjadi

monoton dan siswa kurang aktif dalam belajar Pendidikan Kewarganegaraan serta

siswa cenderung menggagap sepele pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Padahal keberhasilan belajar siswa harus dilihat dari kemampuan kognitif,afektif

dan psikomotorik.

Tak terkecuali dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang

mana salah satu kemampuan siswa dalam belajar Pkn yakni kemampuan afektif,

dalam hal ini kemampuan civic virtue. Hal ini dapat terwujud dalam penaatan

terhadap tata tertib sekolah. Namun pada kenyataannya di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 4 Tawangsari masih diketemukan siswa yang melakukan

pelanggaran tata tertib sekolah misalnya memakai celana dibawah lutut, merokok

di lingkungan sekolah. Hal ini menunjukkan masih kurangnya kemampuan civic

virtue siswa. sehingga kompetensi profesional kemungkinan memberikan

dampak terhadap kemampuan civic virtue siswa.

Dengan adanya tuntutan guru untuk memiliki kompetensi profesional

sebagaimana tertuang dalam Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, maka seharusnya guru Pendidikan

Kewarganegaraan Sekolah Menegah Pertama Negeri 4 Tawangsari mengolah

materi pelajaran secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Hal ini dapat dilakukan dengan penyampaian materi pelajaran yang bervariasi

dengan pengembangan model pembelajaran yang tepat dapat menciptakan kondisi

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan

Page 23: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang

optimal.

Bertolak dari uraian diatas maka penulis tertarik mengadakan penelitian

mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue dengan

judul u

dengan kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX SMP Negeri 4

Tawangsari tahun ajaran 2010/2011(Kompetensi dasar : menampilkan peran

.

B. Indetifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat penulis

indentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kompetensi profesional guru yang rendah menjadi penghambat

keberhasilan belajar.

2. Persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru kemungkinan

berhubungan dengan kemampuan afektif siswa.

3. Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru kemungkinan

berpengaruh dengan kemampuan civic virtue.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan peneliti agar penelitian lebih terarah,

terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Dari sekian

permasalahan yang sebagaimana tersebut diatas. Peneliti membatasi pada masalah

nomor 3, yaitu Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru

kemungkinan berpengaruh dengan kemampuan civic virtue.

Agar mengarah pada permasalahan yang diteliti, dibawah ini

dikemukakan pembatasan sebagai berikut:

1. Subyek Penelitian

Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah Siswa Kelas IX SMP

Negeri 4 Tawangsari Tahun Ajaran 2010/2011

Page 24: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Obyek Penelitian

Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah:

a. Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru (sebagai variabel X)

b. Kemampuan civic virtue (sebagai variabel Y)

c. Kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan

negara (sebagai materi acuan untuk mengukur kemampuan civic virtue)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas maka dapat peneliti

merumuskan masalah : Adakah hubungan yang positif dan signifikan persepsi

siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue

pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun ajaran

2010/2011(kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan

negara)?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan persepsi

siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue

pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun ajaran

2010/2011(kompetensi dasar: menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan

negara).

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis

maupun praktis, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya

dan bagi masyarakat pada umumnya mengenai hubungan persepsi siswa

mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue.

Page 25: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Menjadi pedoman dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya

yang relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan pada siswa agar giat belajar untuk mendapatkan

keberhasilan belajar.

b. Memberikan masukan pada siswa untuk membangun kemampuan civic

virtue.

c. Memberikan masukan pada guru untuk meningkatkan kompetensi

profesional.

Page 26: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru

a. Pengertian Persepsi Siswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,2005:647)

menyatakan bahwa ersepsi berarti tanggapan (penerimaan) langsung dari

sesuatu dan juga berarti proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui

panca indranya El Zul Fajri,dkk dalam Kamus Lengkap

Selain itu menurut Gitosudarmo yang dikutip oleh Sopiah (2008 : 18) :

hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam

memahami informasi tentang lingkungannya,baik lewat pengelihatan,

pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.

pengamatan dan penilaian seseorang terhadap objek,peristiwa dan realitas

kehidupan,baik itu melalui proses kognisi atau afeksi untuk membentuk

mempengaruhi pengolahan pengalaman dan belajar dalam kehidupan terus-

menerus, meningkatkan keaktifan,kedinamisan dan kesadaran terhadap

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah

tanggapan langsung atas sesuatu yang berupa penilaian baik lewat

pengelihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman terhadap

objek,peristiwa dan realitas kehidupan.

8

Page 27: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Dari pengertian diatas maka dapat diambil pengertian bahwa persepsi

berkaitan dengan pemberian makna/penilaian mengenai sesuatu dengan panca

indra. Dengan demikian seseorang akan mempunyai persepsi yang beraneka

ragam terhadap suatu objek. Hal ini dapat dipahami mengingat stimulus yang

sama sekalipun dapat mengakibatkan penglihatan yang berbeda terhadap suatu

objek.

Hal ini terjadi pula pada siswa mengenai pembelajaran guru, yang mana

guru mengajar maka siswa akan memberikan persepsi dari apa yang ditangkap

oleh indranya. Melalui persepsi itu siswa akan bereaksi. Reaksi yang muncul

dapat berupa tindakan-tiundakan yang mengarah tercapainya kemampuan

dalam belajar.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan persepsi siswa adalah

tanggapan langsung atas sesuatu yang berupa penilaian melalui panca indra

baik lewat pengelihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman

terhadap objek,peristiwa dan realitas kehidupan dalam proses belajar siswa.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Sondang P. Siagian secara umum dapat dikatakan bahwa

terdapat tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang: Pertama: diri

orang yang bersangkutan sendiri. Kedua: sasaran persepsi tersebut. Ketiga:

faktor situasi (Sondang P. Siagian,1989: 100-105).

Sedangkan menurut Gitosudarmo yang dikutip oleh Sopiah (2008 : 18-

19) menyebutkan bahwa ada sejumlah faktor yang mempengaruhi

persepsi,diantaranya:

a) Ukuran, dimana semakin besar atau semakin kecil ukuran suatu objek

fisik maka akan semakin dipersepsikan

b) Intensitas, dimana semakin tinggi tingkat intensitas suatu stimulus maka

semakin besar kemungkinannya untuk dipersepsikan

c) Frekuensi, dimana semakin sering frekuensi suatu stimulus maka akan

semakin dipersepsikan orang.

d) Kontras, dimana stimulus yang kontras/mencolok dengan lingkungannya

akan semakin dipersepsi orang.

e) Gerakan, dimana stimulus dengan gerakan yang lebih banyak akan

dipersepsikan orang dibanding stimulus yang gerakannya kurang.

Page 28: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

f) Perubahan, dimana stimulus yang berubah-ubah akan menarik untuk

diperhatikan dibandingkan stimulus yang tetap.

g) Baru, dimana suatu stimulus baru akan lebih menarik perhatian orang

disbanding stimulus lama

h) Unik, dimana semakin unik suatu objek atau kejadian maka akan

semakin menarik orang lain untuk memperhatikannya.

Selain itu menurut Miftah Thoha (1994: 150) mengemukakan bahwa:

persepsi antara lain : proses belajar (learning), mo

Berdasarkan hal tersebut maka dapat asumsikan bahwa persepsi

memiliki kaitan dengan belajar siswa. Sedangkan menurut Sopiah (2008:22)

mengemukakan bahwa :

Teori sosial tentang belajar adalah suatu proses belajar yang dilakukan

melalui suatu pengamatan dan pengalaman secara langsung. Proses belajar

seseorang pada umumnya dialami melalui pengamatan yang dilakukan

terhadap lingkungan, misalnya guru, orang tua, teman, tasan, tayangan

TV,mendengarkan radio dan seterusnya.

Selain itu menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:25) yang mengutip

belajar tidak lain adalah asosiasi antara kesan panca indra dengan impuls

Dari uraian diatas maka dapat dikatakan bahwa persepsi dapat dikaitkan

dalam proses belajar siswa mengenai sesuatu yang ditangkap melalui

pancaindra, salah satunya pengamatan terhadap guru dalam proses

pembelajaran sebagai sasaran persepsi.

c. Pengertian Kompetensi Guru

Menurut Syaiful Sagala

pada hakekatnya menggambarkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-

nilai yang harus dikuasai peserta didik dan direfleksikan dalam kebiasaan

atakan

Page 29: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

pengetahuan,keterampilan,nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan

Sedangkan menurut Kiymet Selvi dalam tulisan yang berjudul Teachers'

Competencies Cultura yang termuat dalam International Journal of

Philosophy of Culture and Axiology, vol. VII, no. 1/2010 mengatakan bahwa

Competencies are defined as the set of knowledge, skills, and experience

necessary for future, which manifests in activities

sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang

diperlukan untuk masa depan, yang mewujud dalam kegiatan).

Sejalan dengan itu Gupta yang dikutip oleh Kiymet Selvi dalam

International Journal of Philosophy of Culture and Axiology, vol. VII, no.

1/2010

attitudesvalues, motivations and beliefs people need in order to be successful

(kompetensi didefinisikan sebagai pengetahuan, keterampilan, sikap,

nilai-nilai, motivasi dan keyakinan orang butuhkan untuk menjadi sukses

dalam kompetensi kerja).

Selain itu menurut McAshan yang dikutip oleh Mulyasa (2006 : 38)

mengemukakan bahwa kompetensi :

capability or capabilities that a person achieves, which become part of his or

her being to the exent he or or she can satisfactorlly perform particular

dalam hal ini kompetensi

diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai

oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat

melakukan perilaku-perilaku kognitif,afektif dan psikomotorik dengan sebaik-

baiknya.

Sejalan dengan itu, Frich & Crunkilton dalam Mulyasa (2006 : 38)

penguasaan terhadap suatu

tugas,keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk dapat

melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan

Page 30: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Abdurrahman Kilic dalam International Journal of Instruction January

2010 Vol.3, No.1 dalam http://www.e-iji.net/dosyalar/iji_2010_1_5.pdf

mengemukakan:

Teachers who will guide the youth and will be a factor in shaping the future

should possess adequate competencies to perform their duties. When we

speak of teacher competencies, what we mean is the competencies that make

as knowledge transmitters and skill models anymore; but, as facilitators in

the process of learning and in creating a learning-conducive environment

(Guru yang akan membimbing pemuda dan akan menjadi faktor dalam

membentuk masa depan harus memiliki kompetensi yang memadai untuk

melakukan tugas mereka.. Ketika kita berbicara tentang kompetensi guru,

apa yang kita maksud adalah kompetensi yang membuat seorang guru yang

efekt Guru tidak dipandang sebagai

pemancar pengetahuan dan keterampilan model lagi, tetapi, sebagai

fasilitator dalam proses belajar dan menciptakan lingkungan belajar yang

kondusif.)

Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005 tentang Gu ompetensi adalah

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimilki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

Menurut Broke dan Stone dalam Mulyasa (2006: 25) mengemukakan

bahwa kompetensi guru sebagai

behavior appears to be entirely meaningful dalam hal ini yang berarti

kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru

yang penuh arti.

Sementara Charles dalam Mulyasa (2006: 25) mengemukakan bahwa

competency as rational performance which satisfactorily meets the objective

dalam hal ini kompetensi merupakan perilaku yang

rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi

yang diharapkan. Selain itu menurut Mulyasa (2006 :26) mengartikan bahwa :

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,

keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk

kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,

Page 31: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,

pengembangan pribadi dan profesionalisme.

Dari uraian diatas dapat diambil pengertian kompetensi guru adalah

kemampuan yang harus dimiliki guru yang meliputi perpaduan seperangkat

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang direfleksikan dalam kebiasaan

berpikir dan bertindak agar dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif,afektif

dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya untuk melaksanakan tugas

keprofesionalan.

d. Pengertian Kompetensi Profesional Guru

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun

2008 tentang Guru dalam pasal pasal 7 berbunyi :

Kompetensi Profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan

kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan,

teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-

kurangnya meliputi penguasaan :

a. materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi

program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata

pelajaran yang akan diampu; dan

b.konsep dan metode disiplin keilmuan,teknologi, atau seni yang relevan,

yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan

pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan

diampu.

Kemudian menurut Mulyasa (2008 :135) mengatakan bahwa ruang

lingkup kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut:

a.Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofis,

psikologis, sosiologis, dan sebagainya;

b.Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan

peserta didik;

c. Mampu menagani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi

tanggung jawabnya;

d.Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi;

e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat,media dan

sumber belajar yang relevan;

f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran;

g.Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik;

h.Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.

Page 32: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Sedangkan menurut Suryadi yang dikutip Buchari Alma (2009: 133)

mengatakan bahwa untuk menjadi profesional seorang guru dituntut memilki

lima hal :

a.Guru mempunyai komitmen pada siswa dan Proses Belajar Mengajar

(PBM)

b.Guru menguasai secara mendalam mata pelajaran yang diajarkannya

c. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar melalui berbagai cara

evaluasi

d.Guru mampu berpikir sistematis

e. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam

lingkungan profesinya

Menurut Ade Cahyana dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (2010:

87-88) mengatakan bahwa:

Pada prinsipnya guru yang profesional adalah guru yang dapat menjalankan

tugasnya secara profesional,yang memiliki ciri-ciri antara lain :a) ahli

dibidang teori dan pratek keguruan; b) senang memasuki organisaasi profesi

keguruan; c) memiliki latar pendidikan keguruan yang memadai; d)

melaksanakan kode etik guru; e)memiliki otonomi dan rasa tanggung jawab;

f) memiliki semangat untuk mengabdikan diri kepada masyarakat; g) bekerja

atas panggilan hati nurani.

Selain itu menurut Oemar Hamalik (2009 :38) mengatakan bahwa guru

dinilai kompeten secara profesional, apabila:

a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-

baiknya

b.Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil

c. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan

(tujuan instuksional) sekolah

d.Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses mengajar

dan belajar dalam kelas.

Berdasarkan Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, bahwa kompetensi profesional

guru pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK yakni sebagai berikut :

a. Menguasai materi,struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu

b.Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang

diampu

c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

Page 33: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

d.Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri.

Sedangkan jabaran kompetensi profesional untuk guru PKn pada

SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK adalah sebagai berikut:

1) Menguasai materi,struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu

a) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

b) Memahami subtansi Pendidikan Kewarganegaran yang meliputi

pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap

kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan

kewarganegaraan (civic skills)

c) Menunjukkan manfaat pelajaran pendidikan kewarganegaraan

2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang

diampu

a) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.

b) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

c) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.

3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

a) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik

b) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta didik.

4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan reflektif

a) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus

b) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan

keprofesionalan

Page 34: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan

keprofesionalan

d) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri.

a) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

berkomunikasi

b) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

pengembangan diri

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi

profesional guru Pendidikan Kewaganegaraan merupakan kemampuan guru

dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam serta

penguasaan dalam konsep dan metode disiplin keilmuan,teknologi, atau seni

yang relevan sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan meliputi

pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap

kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan (civic

skills) serta dapat menunjukkan manfaat pelajaran pendidikan

kewarganegaraan.

e. Definisi Konseptual Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional

Guru

Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru adalah suatu penilaian /

tanggapan siswa melalui panca indra tentang kemampuan guru dalam

menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan :

1) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi

program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata

pelajaran yang akan diampu; dan

2) konsep dan metode disiplin keilmuan,teknologi, atau seni yang relevan,

yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan

Page 35: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan

diampu.

f. Definisi Operasional Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional

Guru

Berdasarkan definisi konseptual maka definisi operasional persepsi siswa

mengenai kompetensi profesional guru yakni sebagai berikut:

1) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

2) Memahami subtansi Pendidikan Kewarganegaran yang meliputi

pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap

kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan

(civic skills)

3) Menunjukkan manfaat pelajaran pendidikan kewarganegaraan

4) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.

5) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

6) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.

7) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik

8) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta didik.

9) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.

10) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan.

11) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.

12) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

13) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi.

14) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan

diri.

Page 36: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2. Tinjauan Tentang Kemampuan Civic Virtue

a. Pengertian Kemampuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,2005:546)

sedangkan menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (El Zul Fajri,dkk,2003

: 546) menyatakan bahwa

Dari pengertian dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan

merupakan kesanggupan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu dalam hal ini

di dalam diri siswa mengenai proses pembelajaran guru Pkn.

b. Pengertian Civic Virtue

Civic Virtue menurut Quigley dalam Udin S. Winataputra dan Dasim

Budimansyah (2007 : 60) adalah itizen to set aside

private interests and personal concerns for the sake of the common good

atau kemauan dari warganegara untuk menempatkan kepentingan umum di

atas kepentingan pribadi. Menurut Branson (1999 : 8) mengatakan bahwa

civic education yakni pengetahuan kewarganegaraan(civic

knowledge), kecakapan kewarganegaraan (civic skills), dan watak

kewargaranegaraan (civic dispositions

Civic Virtue merupakan domain psikososial individu yang secara

substantif memiliki dua unsur, yaitu

1. Civic Dispositions

to the healthy functioning and common good of the democratic system

atau sikap dan kebiasaan berpikir warganegara yang menopang

berkembangnya fungsi sosial yang sehat dan jaminan kepentingan umum

dari sistem demokrasi. civility atau keadaban (hormat pada orang lain dan

partisipatif dalam kehidupan masyarakat), individual responsibility atau

tanggung jawab individual, self-discipline atau disiplin diri, civic-

mindednes atau kepekaan terhadap masalah kewargaan, open-mindedness

Page 37: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

(terbuka, skeptis, mengenal ambiguitas), compromise (prinsip konflik dan

batas-batas kompromi), toleration of diversity atau toleransi atas

keberagaman, patience and persistence atau kesabaran dan ketaatan,

compassion atau keterharuan, generosity atau kemurahan hati, and loyalty

to the nation and its priciples atau kesetiaan pada bangsa dan segala

aturannya.

2. Civic Commitments

yakni kesediaan warga negara untuk mengikatkan diri dengan sadar

kepada ide dan prinsip serta nilai fundamental demokrasi konstitusional,

popular souvereignty,

constitutional government, the rule of law, separation of powers, checks

and balances, minority rights, civilian control of the military, separation

of church and state, power of the purse, federalism, common good,

individual rights (life, liberty: personal, political, economic, and the

pursuit of happiness), justice, equality (political, legal, social, economic),

diversity, truth, and patriotism. Kesemua itu adalah kedaulatan rakyat,

pemerintahan konstitusional, prinsip negara hukum, pemisahan kekuasaan,

kontrol dan penyeimbangan, hak-hak minoritas, kontrol masyarakat

terhadap meliter, pemisahan negara dan agama, kekuasaan anggaran

belanja, federalisme, kepentingan umum, hak-hak individual yang

mencakup hak hidup, hak kebebasan (pribadi, politik, ekonomi,dan

kebahagiaan), keadilan, persamaan (dalam bidang politik, hukum, sosial,

ekonomi), kebhinekaan, kebenaran, dan cinta tanah air.

Dari uraian diatas dapat diambil pengertian bahwa kemampuan civic

virtue adalah kemauan dari warganegara untuk menempatkan kepentingan

umum di atas kepentingan pribadi yang meliputi sikap dan kebiasaan serta

komitmen terhadap ide dan prinsip fundamental demokrasi konstitusional

negara.

Selain itu menurut Supardiyo dalam

http://supardiyo.wordpress.com/2009/ 06/15/pendidikan-kewarganegaraan/

mengatakan bahwa :

Page 38: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Salah satu

kebajikan atau akhlak kewarganegaraan yang terpancar dari nilai-nilai

Pancasila mencakup keterlibatan aktif warganegara, hubungan

kesejajaran/egaliter, saling percaya dan toleran, kehidupan yang kooperatif,

solidaritas, dan semangat kemasyarakatan.

Sejalan dengan hal tersebut, Udin Saripudin Winataputra dan Sumanah

Saripudin dalam

http://www.depdiknas.go.id/publikasi/balitbang/075/j75_01.pdf menyatakan

bahwa :

atau kebajikan atau akhlak kewarganegaraan. Kabajikan itu

sepenuhnya harus terpancar dari nilai-nilai Pancasila yang secara substantif

mencakup keterlibatan aktif warganegara, hubungan kesejajaran/egaliter, saling

percaya dan toleran, kehidupan yang kooperatif, solidaritas, dan semangat

kemasyarakatan multikultural. Semua unsur akhlak kewarganegaraan itu

diyakini akan saling memupuk dengan kehidupan atau

atau masyarakat madani untuk Indonesia yang berdasarkan

Pancasila. Dengan kata lain, tumbuh dan berkembangnya masyarakat madani-

Pancasila bersifat interaktif dengan tumbuh dan berkembangnya akhlak

kewarganegaraan (civic virtue) yang merupakan unsur utama dari budaya

kewarganegaraan yang ber-Pancasila (civic culture).

Berdasarkan pendapat tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan

bahwa civic virtue merupakan nilai nilai kebajikan/akhlak

kewarganegaraan yang merupakan unsur utama dari budaya kewarganegaraan

yang terpancar dari nilai-nilai pancasila mencakup keterlibatan aktif

warganegara, hubungan kesejajaran/egaliter, saling percaya dan toleran,

kehidupan yang kooperatif, solidaritas, dan semangat kemasyarakatan.

c. Kompetensi Dasar Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan

Negara

Kompetensi dasar menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan

negara,dapat dijabarkan sebagai berikut:

Standar Kompetensi : Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara

Kompetensi Dasar : Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan

negara

Indikator : Menunjukkan sikap dengan berpartisipasi dalam kegiatan

bela negara di lingkungannya

Page 39: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Dalam Buku Sekolah Elektonik (BSE) pengarang A.T.Sugeng

Priyanto,dkk.(2008.24-31) materi peran serta dalam usaha pembelaan negara,

diuraikan sebagai berikut :

1) Contoh Tindakan Usaha Pembelaan Negara

Keikutsertaan setiap warga negara dalam usaha pembelaan negara

bukan hanya merupakan hak tetapi juga kewajiban yang harus dipenuhi.

Tingkatan kewajiban tersebut bervariasi sesuai dengan kedudukan dan

tugas masing-masing.

Upaya membela negara yang paling nampak diperankan oleh TNI

sejak perang kemerdekaan sampai masa reformasi saat ini. Contoh-contoh

tindakan upaya membela negara yang dilakukan TNI antara lain

menghadapi ancaman agresi Belanda, menghadapi ancaman gerakan

federalis dan separatis APRA, RMS, PRRI/PERMESTA, Papua merdeka,

separatis Aceh (GSA), melawan PKI, dan DI/TII. Demikian pula POLRI

telah melakukan upaya membela negara terutama yang berkaitan dengan

ancaman yang menggangu keamanan dan ketertiban masyarakat seperti

kerusuhan, penyalahgunaan narkotika, konflik komunal, dan sebagainya.

Hal-hal tersebut jika dibiarkan akan menggangu keselamatan bangsa dan

negara. Sekarang mari kita kaji contoh-contoh tindakan yang menunjukkan

upaya membela negara yang dilakukan warga negara selain TNI dan

POLRI

Dilihat dari aspek historis perjuangan bangsa indonesia, terdapat

beberapa contoh tindakan usaha pembelaan negara yang dilakukan

komponen rakyat diantaranya:

a) Kelaskaran yang kemudian dikembangkan menjadi barisan cadangan

pada periode perang kemerdekaan ke-I

b) Pada periode perang kemerdekaan ke-II ada organisasi Pasukan

Gerilya Desa (Pager Desa) termasuk mobilisasi pelajar (Mobpel)

sebagai bentuk perkembangan dari barisan cadangan;

Page 40: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

c) Pada tahun 1958 1960 muncul oganisasi Keamanan Desa (OKD) dan

Organisasi Perlawanan Rakyat (OPR) yang merupakan bentuk

kelanjutan Pager Desa;

d) Pada tahun 1961 dibentuk Pertahanan sipil, perlawanan rakyat,

Keamanan rakyat sebagai bentuk penyempurnaan dari OKD/ OPR

e) Perwira Cadangan yang dibentuk sejak tahun 1963.

f) Kemudian berdasarkan UURI Nomor 20 Tahun 1982 tentang

Ketentuan ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik

Indonesia (telah diganti dengan UURI Nomor 3 Tahun 2002) ada

organisasi yang disebut Rakyat Terlatih dan anggota Perlindungan

Masyarakat (LINMAS).

Selain itu, terdapat pula tindakan upaya membela negara yang

dilakukan secara berencana melalui organisasi profesi, seperti antara lain

Tim SAR untuk mencari dan menolong korban bencara alam, PMI, dan

para medis. Selain melalui kegiatan organisasi profesi, tindakan upaya

membela negara dapat dilakukan melalui sekolah (khususnya melalui

PKN) misalnya pembinaan sikap dan prilaku nasionalisme, patriotisme,

dan membela kebenaran dan keyakinan pada Pancasila dan UUD 1945.

2) Partisipasi Dalam Usaha Pembelaan Negara Di Lingkungan

Berdasarkan Pasal 30 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi :

-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara menegaskan bahwa

ertahanan negara berfungsi untuk

mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan

Republik Sedangkan yang dimaksud

dengan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu

kesatuan pertahanan, bahwa ancaman terhadap sebagian wilayah

merupakan ancaman terhadap seluruh wilayah dan menjadi tanggung

jawab segenap bangsa.

Page 41: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Adapun bentuk partisipasi warga masyarakat dalam menjaga

lingkungannya antara lain melalui kegiatan sistem keamanan lingkungan

(Siskamling),ikut serta menanggulangi akibat bencana alam, ikut serta

mengatasi kerusuhan masal, dan konflik komunal. Dalam kehidupan

masyarakat terdapat organisasi yang berkaitan dengan keselamatan

masyarakat yaitu

a) Perlindungan Masyarakat (Linmas)

Linmas mempunyai fungsi untuk menanggulangi akibat bencana

perang, bencana alam atau bencana lainnya maupun memperkecil

akibat malapetaka yang menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda

b) Keamanan Rakyat (Kamra)

Keamanan rakyat merupakan bentuk partisipasi rakyat langsung dalam

bidang keamanan dan ketertiban masyarakat

c) Perlawanan Rakyat (Wanra)

Wanra merupakan bentuk partisipasi rakyat langsung dalam bidang

pertahanan

d) Pertahanan Sipil (Hansip)

Hansip merupakan kekuatan rakyat yang merupakan kekuatan pokok

unsur-unsur perlindungan masyarakat dimanfaatkan dalam

menghadapi bencana akibat perang dan bencana alam serta menjadi

sumber cadangan nasional untuk menghadapi keadaan luar biasa

Partisipasi dalam penyelenggaraan pertahanan negara dapat

diwujudkan dalam tindakan upaya bela negara seperti tersebut diatas.

Dengan demikian, partisipasi warga negara dalam membela lingkungan

tidak lain merupakan bagian dari usaha pembelaan negara.

d. Definisi Konseptual Kemampuan Civic Virtue

Kemampuan civic virtue adalah kesanggupan / kemauan dari warganegara

untuk menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.

Kemampuan civic virtue dalam kompetensi dasar menampilkan peran serta

dalam usaha pembelaan negara diartikan sebagai nilai kebajikan siswa dalam

Page 42: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

hal kesanggupan / kemauan dari siswa untuk menempatkan kepentingan

umum di atas kepentingan pribadi dalam kompetensi dasar menampilkan

peran serta dalam usaha pembelaan negara.

e. Definisi Operasional Kemampuan Civic Virtue

Berdasarkan definisi konseptual diatas maka definisi operasional kemampuan

civic virtue dalam kompetensi dasar menampilkan peran serta dalam usaha

pembelaan negara adalah sebagai berikut :

1) Civic dispositions ( Karakter Kewarganegaraan ) dalam bela negara

a) Tanggung jawab individual sebagai warga negara

b) Disiplin diri dalam berpartisipasi membela negara

c) Kehendak mendahulukan kepentingan bersama

d) Kemauan untuk berkompromi demi kepentingan umum

e) Kesabaran dalam menghadapi konflik

f) Toleransi trerhadap keberagaman

g) Solidaritas dalam membela negara

h) Setia pada negara dan segala aturannya

2) Civic commitments ( Komitmen Kewarganegaraan ) dalam bela negara

a) Keadilan dalam bertindak

b) Menjunjung kesetaraan

c) Keberanian membela kebenaran

d) Rela berkorban

e) Semangat kebersamaan

f) Cinta tanah air

3. Tinjauan Tentang Hubungan Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi

Profesional Guru dengan Kemampuan Civic Virtue

Proses belajar dan hasil belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh

sekolah, pola struktur dan isi kurikulumnya akan tetapi ditentukan pula oleh

kompetensi guru yang mengajar dan membimbing siswa. Dalam Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa seorang guru

Page 43: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

dituntut untuk menguasai empat kompetensi guru, salah satunya adalah

kompetensi profesional. yakni guru dituntut untuk memilki kemampuan yang luas

dan mendalam yang memungkinkan membimbing perserta didik memenuhi

standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa

dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Siswa dikatakan

berhasil dalam belajar apabila memiliki kemampuan belajar. Kemampuan siswa

dalam belajar merupakan kecakapan seorang peserta didik yang dimiliki dari hasil

apa yang telah dipelajari yang ditunjukkan melalui hasil belajarnya. Ada tiga

ranah (aspek) yang terkait dengan kemampuan siswa dalam belajar yaitu ranah

kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik.

Menurut teori Rangsang Balas untuk menerangkan sikap (stimulus-

response theory) yang sering juga disebut sebagai teori penguat (reiforcement-

theory) yang dikemukan oleh Daryl Beum dalam Sarlito Wirawan Sarwono

(2008:19-23) terdapat empat asumsi dasar yakni:

a. Setiap tingkah laku, baik yang verbal maupun sosial, merupakan suatu hal

yang bebas dan berdiri sendiri, bukan merupakan refleksi (menggambarkan)

sikap, sistem kepercayaan, dorongan,kehendak, ataupun keadaan-keadaan

tersembunyi lainnya dalam diri individu.

b. Rangsang dan tingkah laku-balas adalah konsep-konsep dasar untuk

menerangkan suatu gejala tingkah laku.

c. Prinsip-prinsip hubungan rangsang-balas sangat bervariasi tergantung

lingkungan.

d. Dalam analisis tentang tingkah laku perlu dihindari diikutisertakannya

keadaan-keadaan internal yang terjadi pada waktu tingkah laku itu timbul.

Berdasarkan asumsi-asumsi dasar tersebut, Beum menyatakan bahwa

dalam interaksi sosial terjadi dua macam hubungan fungsional,pertama adalah

hubungan fungsional dimana terdapat kontrol penguat (reinforcement control),

yaitu jika tingkah laku balas (response) ternyata menimbulkan penguat

(reinforcement) yang bersifat ganjaran (reward). Dalam hal ini ada-tidaknya atau

banyak sedikitnya rangsang penguat akan mengontrol tingkah laku-balas.

Page 44: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Hubungan fungsional yang kedua terjadi jika tingkah laku-balas hanya

mendapat ganjaran pada keadaan-keadaan tertentu. Hubungan fungsional ini

hanya terjadi jika terdapat kontrol diskriminatif (discriminative control) yang

menimbulkan tingkah laku tertentu sebelum mendapatkan ganjaran (reward). Hal

ini disebut tact, kemudian tact lama-lama menjadi kepercayaan (belief) yang

selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor internal.

Kumpulan kepercayaan terhadap suatu hal akan menyebabkan timbulnya

sikap (attitude) tertentu. Semakin besar kepercayaan orang lain kepada seseorang

maka akan semakin kuat pengaruhnya untuk mengubah tingkah laku atau sikap

orang lain tersebut.

Berdasarkan teori diatas maka dapat dihubungkan dengan proses belajar

siswa di kelas. Ketika guru dalam mengajar, siswa akan memberikan persepsi dari

apa yang ditangkap oleh indranya, melalui persepsi itu siswa akan bereaksi.

Reaksi yang muncul dapat berupa tindakan tindakan yang mengarah tercapainya

kemampuan dalam belajar. Hal ini terdapat kontrol penguat (reinforcement

control), yang menimbulkan penguat (reinforcement) dari diri siswa terhadap guru

mengenai kemampuan guru yang berupa ganjaran yakni tindakan-tindakan kearah

pencapaian kemampuan belajar. Dalam hal ini kemampuan guru yang dimaksud

adalah penguasaan kompetensi profesional sedangkan kemampuan belajar siswa

adalah kemampuan afektif sehingga ada-tidaknya atau banyak sedikitnya

rangsang penguat akan mengontrol tingkah laku-balas siswa dalam pencapaian

keberhasilan belajar.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa persepsi

siswa terhadap guru akan dapat mengarah pada pencapaian keberhasilan belajar

siswa. Salah satu aspek indikator keberhasilan siswa adalah aspek afektif,

sedangkan salah satu contoh aspek afektif adalah kemampuan civic virtue siswa.

Sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi siswa mengenai kompetensi

professional guru berhubu ngan dengan kemampuan civic virtue siswa.

Page 45: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

B. Kerangka Berfikir

Siswa belajar merupakan suatu proses menuju perubahan internal yang

bermula dari kemampuan kemampuan yang lebih rendah hingga meningkat

pada kemampuan yang lebih tinggi. Hal ini merupakan proses yang dinamis.

Proses belajar dan hasil belajar tidak hanya ditentukan oleh sekolah, pola struktur

dan isi kurikulumnya akan tetapi ditentukan pula oleh kompetensi guru yang

mengajar dan membimbing siswa. Melalui pancaindra, siswa akan dapat

mempersepsikan mengenai hal-hal yang ditangkap melaui indranya itu. Persepsi

siswa akan memberikan respon melaui tindakan-tidakan yang mengarah

tercapainya keberhasilan belajar.

Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar

yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelas sehingga

belajar para siswa akan maksimal,dalam hal ini kompetensi yang dimaksud adalah

kompetensi profesional yang mana dalam kompetensi ini guru dituntut untuk

memilki kemampuan yang luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing

perserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar

Nasional Pendidikan. oleh karena itu, kompetensi profesional guru sangat penting

dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil suatu gambaran bahwa

persepsi siswa dalam belajar mempunyai hubungan dengan kemampuan siswa

dalam belajar. Salah satu persersi siswa dalam belajar yakni persepsi mengenai

kompetensi profesional guru dan kompetensi professional guru akan berpengaruh

terhadap proses dan hasil belajar.

Oleh karena itu,guru dalam mengajar, siswa akan memberikan persepsi

dari apa yang ditangkap oleh inderanya, melalui persepsi itu siswa akan bereaksi.

Reaksi yang muncul dapat berupa tindakan tindakan yang mengarah tercapainya

kemampuan dalam belajar. Salah satu aspek indikator keberhasilan siswa adalah

aspek afektif, sedangkan salah satu contoh aspek afektif adalah kemampuan civic

virtue siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi siswa mengenai

kompetensi professional guru berkaitan dengan kemampuan civic virtue siswa.

Page 46: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Berdasarkan hal tersebut maka dapat digambarkan kerangka berpikir

sebagai berikut :

Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir

Keterangan :

X = Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru

Y = Kemampuan civic virtue

Dari gambar tersebut diatas dapat dijabarkan bahwa guru dalam

mengajar akan mendorong siswa akan memberikan persepsi dari apa yang

ditangkap oleh pancaindranya, melalui persepsi itu siswa akan bereaksi.Reaksi

yang muncul dapat berupa tindakan tindakan yang mengarah tercapainya

keberhasilan dalam belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat ditunjukkan

dengan salah satu indikatornya adalah kemampuan afektif, dalam hal ini

diwujudkan dalam kemampuan civic virtue.

Oleh karena itu semakin tinggi persepsi siswa mengenai kompetensi

profesional guru maka semakin tinggi kemampuan civic virtue siswa. Begitu pula

dengan sebaliknya, apabila semakin rendah persepsi siswa mengenai kompetensi

profesional guru maka semakin rendah kemampuan civic virtue siswa.

C. Hipotesis

suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti

mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya

berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistic

X

Y

Page 47: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

sementara terhadap perumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kal

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, penulis merumuskan hipotesis

kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX

Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Tawangsari Tahun Ajaran

2010/2011(kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan

Page 48: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMP

Negeri 4 Tawangsari, alasan penulis memilih lokasi tersebut adalah :

a. Pihak SMP Negeri 4 Tawangsari memberikan respon yang baik sehingga

mempermudah penelitian.

b. Lokasi tersebut tidak begitu jauh dengan tempat tinggal penulis, sehingga

mempermudah penulisan maupun penghematan biaya, waktu dan tenaga dan

lebih mempercepat serta memperlancar jalannya penelitian terutama dalam

pengumpulan data yang diperlukan.

2. Waktu Penelitian

Untuk melaksanakan penelitian ini membutuhkan waktu sekitar 7 (tujuh)

bulan yaitu mulai April 2010 sampai dengan Oktober 2010, secara rinci dapat

dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1 : Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan 2010

Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt

1 Pra Penelitian

2 Pengajuan Judul

3 Penyusunan Proposal

4 Ijin Penelitian

5 Pengumpulan Data

6 Analisis Data

7 Penyusunan Laporan

30

Page 49: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

B. Metode Penelitian

1. Pengertian Metode Penelitian

Menurut Saifuddin Azwar (2010:1) menyatak

(research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu

ecara umum

metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan Sedangkan menurut Husnaini Usman dan Purnomo

mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-

Selain itu Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2005:1) mengemukakan

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode

penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan

menganalisis data sampai menyususn laporan yang digunakan peneliti guna

mencapai tujuan dan kegunaan tertentu.

2. Jenis - Jenis Metode Penelitian

Menurut Saifu

pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu (a) penelitian

menjelaskan bahwa :

Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-

dengan pendekatan kualitaif lebih menekankan analisisnya pada proses

penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika

hubungan antar fenomena yang diamati, demngan menggunakan logika

ilmiah

Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini termasuk dalam

penelitian dengan pendekatan kuantitatif sebab dalam penelitian ini penulis

menekankan analisis pada data yang berupa angka yang diolah dengan metoda

statistika.

Page 50: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Selain itu menurut Sumadi Suryabrata (1997: 15) penelitian dapat dibagi

sebagai berikut :

1. Penelitian histories,

2. Penelitian deskriptif,

3. Penelitian perkembangan,

4. Penelitian kasus dan penelitian lapangan,

5. Penelitian korelasional,

6. Penelitian kausal komparatif,

7. Penelitian eksperimental sungguhan,

8. Penelitian eksperimen semu, dan

9. Penelitian tindakan.

Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini menggunakan jenis

penelitian korelasional. Menurut Yatim Riyanto yang dikutip Nurul Zuriah (2006:

Sejalan dengan itu, menurut Husnaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar

(200

sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi /

Sedangkan karateristik penelitian korelasional menurut Nurul Zuriah

(2006 : 56) yakni antara lain:

1. menghubungkan dua variabel atau lebih

2. besarnya hubungan didasarkan pada koefisien korelasi

3. dalam melihat hubungan tidak dilakukan manipulasi sebagaimana dalam

penelitian eksperimen

4. datanya bersifat kuantitatif

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini menggunakan jenis

penelitian kuantitatif korelasional, yang mana dalam penelitian ini data bersifat

kuantitatif/ angka dengan mencari hubungan antara variabel dengan variabel lain.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

keseluruhan

Page 51: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

yang hendak dikenai ge

Selain itu menurut Sugiyono (2010:117) mengemukakan bahwa

opulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang

mempunyai kualitas dan kharakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan

yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-

gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki

Berdasarkan pengertian tersebut diatas,yang dimaksud dengan populasi

adalah keseluruhan subyek/obyek penelitian yang memiliki karateristik tertentu

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan kemudian dikenai generalisasi

hasil penelitian.

Berdasarkan pendapat di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Tawangsari Tahun

Ajaran 2010/2011 yakni berjumlah 146 siswa, yang terdiri atas 5 kelas.

2. Sampel Penelitian

Menurut

Hadari Nawawi (2007:152-

gai bagian dari populasi

m

Sedangkan menurut

Riduwan (2010

mempunyai ciri ciri atau keadaan elain itu menurut

.

Dari pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa sampel

adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri ciri tertentu yang akan diteliti.

Page 52: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Menurut Gay yang dikutip oleh Consuelo G. Sevilla,dkk (1993: 163)

mengatakan bahwa:

m yang dapat diterima berdasarkan tipe

penelitian, sebagai berikut:

1. Penelitian deskriptif 10 persen dari populasi. Untuk populasi yang

sangat kecil diperlukan minimum 20 persen.

2. Penelitian kolerasi 30 subyek

3. Penelitian ex post facto atau penelitian kasual komparatif 15 subyek

per kelompok

4. Penelitian eksperimen 15 subyek per kelompok. Beberapa ahli percaya

bahwa 30 subyek per kelompok dapat dipertimbangkan sebagai ukuran

minimum

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 134) mengatakan

bahwa:

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100,lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-

25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

a. kemampuan peneliti dilihat dari waktu,tenaga, dan dana

b. sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya data.

c. besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian

yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar, hasilnya akan

lebih baik.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis mengambil sampel sebesar

33 % dari populasi. Hal ini dikarenakan kelebihan pengambilan jumlah sampel itu

lebih baik daripada kekurangan sampel. Dan dari hasil perhitungan yang penulis

lakukan adalah sebesar 33% X 146 = 48.18 dibulatkan menjadi 48. Jadi sampel

dalam penelitian ini sebanyak 48 siswa dan hal ini sudah memenuhi kreteria

seperti yang diungkapan Gay tersebut diatas.

3. Teknik Pengambilan Sampel

eknik sampling

eknik pengambilan sampel atau teknik sampling

adalah suatu cara mengambil sampel ya

Page 53: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Pada penelitian ini sampling yang digunakan adalah proporsional

random sampling. Peneliti menggunakan teknik proporsional sampling karena

sampel yang diambil dari sub-sub populasi dengan memperhitungkan besar

kecilnya jumlah dari sub populasi itu, sehingga untuk besarnya sampel dari tiap-

tiap sub populasi bisa berbeda. Sedangkan random sampling karena semua

individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

anggota sampel. Dalam pengambilan sampel tersebut menggunakan perhitungan

sebagai berikut:

Jumlah siswa setiap kelas x jumlah sampel

Jumlah populasi

Berdasarkan hal tersebut, maka rincian pengambilan dan besarnya

sampel adalah sebagai berikut :

Kelas A = 32/146 X 48 = 10,52 dibulatkan menjadi 11 Siswa

Kelas B = 31/146 X 48 =10,19 dibulatkan menjadi 10 Siswa

Kelas C = 27/146 X 48 = 8,87 dibulatkan menjadi 9 Siswa

Kelas D = 28/146 X 48 = 9,20 dibulatkan menjadi 9 Siswa

Kelas E = 28/146 X 48 = 9,20 dibulatkan menjadi 9 Siswa

Jumlah total sampel = 11 + 10 + 9 + 9 + 9 = 48 Siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel bebas

(independent variable) adalah variabel yang nilai-nilainya tidak bergantung pada

variabel lainnya, disimbolkan dengan (X) Iqbal Hasan mengatakan

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang nilai-nilainya

peneliti akan meneliti 2 variabel, yaitu:

a. Variabel Bebas (independent variable): Persepsi Siswa Mengenai

Kompetensi Profesional Guru ( X )

b. Variabel Terikat (dependent variable): Kemampuan Civic Virtue ( Y )

Page 54: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2. Instrumen Penelitian

Sugiyon nstrumen penelitian

diguna

penelitian ini yaitu dengan menggunakan angket.

a. Pengertian Angket atau Kuesioner

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:151) meng uesioner

adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal

uesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa angket/kuesioner

adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden

mengenai suatu hal tertentu untuk dijawab. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan angket untuk mendapatkan data kedua variabel yakni variabel

persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dan variabel

kemampuan civic virtue.

b. Macam-macam Angket / Kuesioner

Dalam suatu kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, menurut

Suharsimi Arikunto (2006: 152) menyatakan bahwa :

Kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut

pandangan :

a. Dipandang dari cara menjawab maka ada :

1. Kuesioner terbuka yaitu kuesioner yang memberi kesempatan kepada

responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

2. Kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya

sehingga responden tinggal memilih.

b. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada :

1. Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya .

2. Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang

orang lain.

Page 55: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

c. Dipandang dari bentuknya maka ada :

1. Kuesioner pilihan ganda , yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner

tertutup.

2. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner terbuka.

3. Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan

tanda check .

4. Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh

kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya mulai

dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini menggunakan jenis

angket tertutup berbentuk pilihan ganda karena dalam angket sudah tersedia

alternatif jawaban pernyataan dimana responden tinggal memilih salah satu

dari beberapa alternatif jawaban.

c. Langkah-langkah Penyusunan Angket / Kuesioner

Adapun dalam penyusunan angket dalam penelitian ini menggunakan

prosedur Suharsimi Arikunto (2006 : 225) yakni sebagai berikut :

1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.

Adapun dalam penyusunan angket dalam penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh data mengenai hubungan persersi siswa mengenai kompetensi

profesional guru dengan kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX

Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Tawangsari tahun ajaran 2010/2011.

2) Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.

Dalam penelitian ini variabel yang dijadikan sasaran kuisioner adalah

persersi siswa mengenai kompetensi profesional guru sebagai variabel (X)

sedangkan kemampuan civic virtue sebagai variabel (Y).

3) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan

tunggal.

Adapun variabel dalam penelitian ini dijabarkan dengan indikator sebagai

berikut:

Variabel (X) persersi siswa mengenai kompetensi profesional guru yaitu :

15) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Page 56: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

16) Memahami subtansi Pendidikan Kewarganegaran yang meliputi

pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap

kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan

kewarganegaraan (civic skills)

17) Menunjukkan manfaat pelajaran pendidikan kewarganegaraan

18) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.

19) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

20) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.

21) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik

22) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta didik.

23) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.

24) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan

keprofesionalan.

25) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan

keprofesionalan.

26) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

27) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

berkomunikasi.

28) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

pengembangan diri.

Variabel (Y) kemampuan civic virtue dalam kompetensi menampilkan

peran serta dalam usaha pembelaan negara yaitu :

a. Civic dispositions ( Karakter Kewarganegaraan)

i. Tanggung jawab individual sebagai warga negara

ii. Disiplin diri dalam berpartisipasi membela negara

iii. Kehendak mendahulukan kepentingan bersama

iv. Kemauan untuk berkompromi demi kepentingan umum

v. Kesabaran dalam menghadapi konflik

Page 57: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

vi. Toleransi trerhadap keberagaman

vii. Solidaritas dalam membela negara

viii. Setia pada negara dan segala aturannya

b. Civic commitments ( Komitmen Kewarganegaraan)

1. Keadilan dalam bertindak

2. Menjunjung kesetaraan

3. Keberanian membela kebenaran

4. Rela berkorban

5. Semangat kebersamaan

6. Cinta tanah air

4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk

menetukan teknik analisisnya.

Data dalam penelitian ini termasuk dalam jenis data ordinal. Namun dalam

pengolahan data tersebut, penulis ubah menjadi data yang berskala interval

untuk menganalisis besarnya hubungan atau koefisien korelasi antar kedua

variabel dengan alasan dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari

korelasi/hubungan antara variabel X dengan variabel Y, data dalam

penelitian ini berupa data ordinal dan biasa menggunakan statistik non

parametris. Oleh karena itu penulis mengubah data orndinal menjadi data

interval yang menggunakan statistik parametris.

d. Melakukan Uji Coba Angket

Sebelum angket digunakan sebagai alat ukur, maka angket tersebut perlu

diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba angket dilakukan pada siswa kelas IX

SMP Negeri 4 Tawangsari dengan jumlah responden 30 siswa. Untuk daftar

responden dapat dilihat pada lampiran 1. Kisi-kisi uji coba angket variabel

Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dapat dilihat pada

lampiran 2. Sedangkan untuk kisi-kisi uji coba angket variabel kemampuan

civic virtue dapat dilihat pada lampiran 3. Kemudian untuk uji angket uji coba

kedua variabel dapat dilihat pada lampiran 4.

Page 58: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

e. Skala Pengukuran

Menurut Sugiyono (2010 :133) menyatakan bahwa

merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan

panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga bila alat ukur

.

Berbagai skala sikap yang dapat digunakan dalam penelitian

administrasi, pendidikan dan sosial. Antara lain adalah:

1) Skala Likert

2) Skala Guttman

3) Rating Scale

4) Semantik Deferensial

(Sugiyono, 2010:134)

Dari keempat skala tersebut peneliti menggunakan skala Likert. Dengan

skala likert, maka variabel akan dijabarkan menjadi indikator yang kemudian

indikator tersebut dijadikan tolak ukur dalam menyusun item-item instrumen.

Skala Likert sesungguhnya mempunyai tingkat kesetujuan responden

terhadap pernyataan pendapat dalam angket, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2. Skala Jawaban dan Bobot menurut Skala Likert

Jawaban Item Positif Item Negatif

Bobot Bobot

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Netral 3 3

Tidak setuju 2 4

Sangat tidak setuju 1 5

Dalam penelitian ini peneliti memodifikasi opsi jawaban menjadi 4 (empat)

tingkat, dengan menghilangkan alternatif jawaban netral. Modifikasi terhadap

skala Likert ini dimaksudkan untuk menghindari hilangnya banyak data atau

informasi yang disebabkan sikap netral responden terhadap pernyataan dengan

memilih alternatif jawaban netral.

Page 59: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Untuk itu, maka pemberian skor untuk masing-masing alternatif jawaban

baik pernyataan positif maupun pernyataan negatif adalah sebagai berikut :

1) Untuk skor penyataan positif, diberi skor sebagai berikut :

Jawaban Skor

Sangat setuju 4

Setuju 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

2) Untuk skor penyataan negatif diberi skor sebagai berikut :

Jawaban Skor

Sangat setuju 1

Setuju 2

Tidak setuju 3

Sangat tidak setuju 4

Instrumen penelitian berupa angket digunakan untuk mendapatkan data.

Data merupakan hal yang sangat penting guna membuktikan kebenaran

hipotesis yang dirumuskan. Maka data yang dikehendaki dalam setiap

penelitian adalah data yang benar-benar dapat dipercaya dan objektif. Untuk

itu instrumen yang digunakan haruslah merupakan instrumen yang baik.

ng baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan

rel ).

Uji coba angket meliputi analisis validitas dan realibilitas.sebagai

berikut:

1) Uji Validitas

Menurut aliditas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (Content

Validity) yakni untuk menguji validitas butir-butir instrumen setelah

dikonsultasikan dengan ahli selanjutnya diujicobakan dan dianalisis item

Page 60: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dengan menghitung korelasinya kemudian dibandingkan dengan nilai

korelasi dalam tabel.

Setelah instrumen diuji cobakan kemudian dihitung tingkat

validitasnya, dengan tujuan untuk mengetahui apakah butir-butir yang

diuji cobakan dapat mengukur keadaan responden yang sebenarnya atau

tidak.Untuk mengetahui valid tidaknya butir angket maka diuji dengan

rumus Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam

Suharsimi Arikunto (2006: 170):

rxy =2222 YYNXXN

YXXYN

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

: Skor masing-masing item

: Skor total

: Jumlah penelitian X dan Y

2 : Jumlah kuadrat dari X

2 : Jumlah kuadrat dari Y

N : Jumlah subjek

Selanjutnya untuk mengukur taraf validitas tiap butir(item) dalam

angket tersebut maka perhitungannya dikonsultasikan dengan r tabel

Product Moment pada taraf signifikasi 5% dengan N = 30 adalah 0,361

dengan ketentuan :

Bila rhitung r tabel berarti valid

Bila rhitung < r tabel berarti tidak valid

Variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru

terdiri dari 54 item. Dari hasil perhitungan item yang valid sebanyak 36

item dan item yang tidak valid sebanyak 18 item.

Page 61: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Sedangkan untuk variabel kemampuan civic virtue terdiri dari 90

item. Dari hasil perhitungan item yang valid sebanyak 64 item dan item

yangtidak valid sebanyak 26 item.

2) Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini,pengujian reabilitas dilakukan dengan Test-

retest (stability) yakni dengan cara mencobakan instrument beberapa kali.

Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrument tersebut

sudah dinyatakan reliabel. Untuk menguji reliabel angket, penulis

menggunakan Alpha, menurut Suharsimi Arikunto

Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya

Alpha sebagai berikut :

r11 = 2

2

11

t

b

k

k

Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir soal

: Jumlah varians butir

2

t : Varians total

Setelah harga r11 diperoleh kemudian dibandingkan dengan harga

r tabel. Sedangkan besarnya tingkat reliabilitas ditentukan dengan interpretasi

nilai r dari Suharsimi Arikunto (2006 : 276) sebagai berikut :

Tabel 3. Interpretasi Koefisien Korelasi

Besarnya Nilai Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah

Page 62: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Adapun hasil uji validitas dan reliabilitas uji coba angket untuk

variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dapat dilihat

pada lampiran 5 dan contoh perhitungan validitas dan reliabilitas dapat

dilihat pada lampiran 6.

Sedangkan untuk hasil uji coba angket variabel kemampuan civic

virtue dapat dilihat pada lampiran 7 dan contoh perhitungan validitas dan

reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 8.

E. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menyusun Tabulasi

Penyusunan tabulasi data berdasarkan pada angket yang akan disebarkan

keresponden, kemudian nilai item-item dalam angket direkap menjadi satu dalam

daftar tabulasi. Kegiatan tabulasi tersebut antara lain:

a. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor

b. Mengubah jenis data. Jenis kedua data variabel dalam penelitian ini adalah jenis

data ordinal. Namun kedua data ordinal tersebut, penulis ubah menjadi data

interval untuk menganalisis besarnya hubungan atau koefisien korelasi antar

kedua variabel dengan alasan bahwa dalam penelitian ini bertujuan untuk

mencari korelasi/hubungan antara variabel X dengan variabel Y, data dalam

penelitian ini berupa data ordinal dan biasa menggunakan statistik non

parametris. Oleh karena itu penulis mengubah data ordinal menjadi data interval

yang menggunakan statistik parametris. Pengubahan data ordinal menjadi data

interval dilakukan dengan cara mengubah skor mentah menjadi skor baku atau

menaikkan data ordinal menjadi data interval dengan rumus sebagai berikut :

S

TXX

1050

keterangan :

X = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T

X = Mean skor kelompok

S = Deviasi standar skor kelompok( Saifuddin Azwar, 2009 : 156)

Page 63: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan

dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji

Chi-Kuadrat.

Langkah-langkah perhitungan Chi-Kuadrat.dari Riduwan (2010: 180-

182) adalah sebagai berikut :

1) Mencari skor terbesar dan terkecil

2) Mencari nilai Rentangan (R)

3) Mencari Banyaknya Kelas (BK)

4) Mencari nilai panjang kelas (i)

5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong

6) Mencari rata rata (mean)

7) Mencari simpangan baku ( standard deviasi)

8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :

a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval

ditambah 0.5

b) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :

Z = s

xBatasKelas

c) Mencari luas 0 Z dari Tabel Kurve Normal dari 0 Z dengan

menggunakan angka-angka untuk batas kelas

d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-

angka 0 Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka

baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk

angka yang berbeda pada pbaris paling tengah ditambahkan dengan

angka pada baris berikutnya

e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas

tiap interval dengan jumlah responden(n)

9) Mencari chi-kuadrat hitung (2

hitung )dengan rumus :

Page 64: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

k

i fe

fefo

1

2

2

10) Membandingkan 2

hitung dengan 2

tabel

Dengan membandingkan 2

hitung dengan nilai 2

tabel untuk =0,05 dan

derajad kebebasan (dk) = k, dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

jika 2

hitung 2

tabel artinya Distribusi data Tidak Normal dan

jika 2

hitung < 2

tabel artinya data berdistribusi normal

b. Uji Linearitas

Menurut Hassan Suryono (2005:86) uji ini dimaksudkan untuk

engetahui apakah model persamaan linier persamaan yang kita peroleh

Dalam penelitian ini menggunakan rumus dari Riduwan

(2010 :150-151) yaitu sebagai berikut :

1) Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE )

k

En

YYJK

2

2

2) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC)

JKTC = JKRes - JKE

3) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC )

RJKTC =

4) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE )

RJKE =

5) Mencari nilai Fhitung dengan rumus :

Fhitung =

6) Menentukan Keputusan Pengujian Linieritas

Jika Fhitung < Ftabel maka tolak Ho artinya data berpola Linier

JKE

RJKTC

n - k

JKE

k - 2

JKTC

Page 65: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Jika Fhitung > Ftabel maka terima Ho artinya data berpola tidak Linier

dengan taraf signifikan ( ) = 0,05

Ftabel = F ( 1

= F( 1 0.05 ) ( K-2, n - k) (dkTC, dkE)

7) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel

Jika Fhitung < Ftabel artinya data berpola Linier

Jika Fhitung > Ftabel artinya data berpola tidak Linier

c. Uji Regresi Linier

Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara

sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang

berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar

kesalahannya dapat diperkecil. Kegunaan regresi dalam penelitian ini salah

satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y)

apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis

karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat variabel

bebas(X) terhadapvariabel terikat (Y).

Adapun langkah-langkah perhitungan regresi adalah sebagai berikut:

1) Membuat Ho dan Ha dalam bentuk kalimat

2) Membuat Ho dan ha dalam bentuk statistik

3) Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik

4) Memasukkan angka-angka statistik dari tabel penolong dengan rumus:

22

.

XXn

YXXYnb a =

n

XbY .

5) Mencari Jumlah Kuadrat Regresi a aregJK

aregJK = N

iY2

6) Mencari Jumlah Kuadrat Regresi b/a abregJK /

abregJK / = N

YiXiXiYi

2

Page 66: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

7) Mencari Jumlah Kuadrat Residu resJK

resJK = aregabreg JKJKY /

2

8) Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Regresi a aregRJK

aregRJK = aregJK

9) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi b/a abregRJK /

abregRJK / = abregJK /

10) Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Residu resRJK

2n

JKRJK res

res

11) Menguji signifikan regresi dengan rumus :

res

abreg

hitungRJK

RJKF

/

Jika tabelhitung FF maka tolak Ho, artinya signifikan dan tabelhitung FF

maka terima Ho, artinya tidak signifikan.

Dengan taraf signifikan ( ) = 0,05

12) Membandingkan hitungF dengan tabelF

13) Membuat kesimpulan

3. Menguji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah yang penulis ajukan diterima atau tidak diterima

kebenarannya.

a. Uji Koefisien Korelasi

Teknik yang penulis gunakan untuk menganalisis ada tidaknya

hubungan antara variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional

guru (X) dengan kemampuan civic virtue (Y) adalah dengan korelasi

Product Moment., dengan ketentuan sebagai berikut:

Page 67: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Ha : Ada hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional

guru dengan kemampuan civic virtue(kompetensi dasar : menampilkan

peran serta dalam usaha pembelaan negara)

Ho : Tidak ada hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi

profesional guru dengan kemampuan civic virtue(kompetensi dasar :

menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara)

Rumus Product Moment dari Person yakni sebagai berikut :

rxy =2222 YYNXXN

YXXYN

(Riduwan, 2010 : 136)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X = Skor masing-masing item variabel X

Y = Skor masing-masing item variabel Y

= jumlah skor X

= jumlah skor Y

= jumlah dari hasil perkalian X dan Y

2 = jumlah skor X yang dikuadratkan

Y2

= jumlah skor Y yang dikuadratkan

N = jumlah responden

Bila rxy rtabel pada taraf signifikan 5% maka nilai hubungan antara

variabel X dengan variabel Y dikatakan ada hubungan, sebaliknya bila rxy <

rtabel maka nilai hubungan antara variabel X dengan variabel Y dikatakan

tidak ada hubungan. Ketentuan r tidak lebih dari harga ( -1 < r < +1 ).

Apabila nilai r = -1 artinya kolerasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak

ada kolerasi; dan r = 1 berarti kolerasinya sangat kuat.

b. Uji Besarnya Sumbangan (Kontribusi) Variabel X terhadap Variabel Y

Besarnya sumbangan ( kontribusi) variabel X terhadap Y adalah :

KP =R2 = r

2 X 100%

(Riduwan, 2010: 136)

Page 68: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Keterangan

KP = Nilai Koefisien Determinan

R = Nilai Koefisien Korelasi

c. Uji Signifikasi atau Keberartian Koefisien Korelasi

Untuk mencari makna hubungan antara variabel X terhadap Variabel Y,

maka hasil korelasi Product Moment tersebut diuji dengan uji signifikasi

dengan rumus :

21

2

r

nrt

(Riduwan, 2010 : 137)

Keterangan

t = Uji keberartian

r = Koefisien Korelasi

n = Jumlah Sampel

Penentuan pengambilan keputusan uji keberartian koefisien korelasi

adalah jika t hitung t Tabel maka koefisien korelasinya signifikan atau berarti.

Sebaliknya jika t hitung < t Tabel maka koefisien korelasinya tidak signifikan

atau tidak berarti.

Page 69: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN

F. Diskripsi Data

Deskripsi data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yakni data umum

dan data khusus. Kedua adapun kedua deskripsi data tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Data Umum

a. Batas Wilayah

SMP Negeri 4 Tawangsari berlokasi di Desa Grajegan Kecamatan

Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. Adapun batas wilayah SMP Negeri 4

Tawangsari sebagai berikut :

Utara : Perumahan Desa Grajegan

Selatan : Ladang perkebunan warga Desa Grajegan

Barat : Makam Desa Grajegan

Timur : Perumahan Desa Grajegan

b. Jumlah dan Umur Siswa

Jumlah keseluruhan siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari tahun

ajaran 2010/2011 sebanyak 146 siswa dan rata-rata berumur 15 tahun. Terdiri

dari 80 siswa laki-laki dan 66 siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya dibawah

ini disajikan tabel yang memuat jumlah siswa yang diperinci berdasarkan

kelasnya :

Tabel 4: Jumlah Siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari Tahun 2010

No KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 A 13 19 32

2 B 14 17 31

3 C 17 10 27

4 D 19 9 28

5 E 17 11 28

JUMLAH 80 66 146

51

Page 70: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

2. Data Khusus

Deskripsi data khusus dalam penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu

persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru sebagai variabel bebas (X)

dan kemampuan civic virtue sebagai variabel terikat (Y) dalam hal ini

mengggunakan salah satu kompetensi dasar yakni menampilkan peran serta dalam

usaha pembelaan negara.

Kedua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan angket yang

diisi oleh siswa kelas IX SMP Negeri 4 Tawangsari Tahun Ajaran 2010/2011

sebanyak 48 siswa yang dipilih secara acak menjadi responden. Untuk daftar

nama responden angket penelitian dapat dilihat pada lampiran 9. Sedangkan kisi-

kisi angket dalam penelitian ini untuk variabel persepsi siswa mengenai

kompetensi profesional guru (X) terdapat dalam lampiran 10 dan kisi-kisi angket

variabel kemampuan civic virtue (Y) dapat dilihat dalam lampiran 11.

Sedangkan untuk angket penelitian kedua variabel terdapat dalam

lampiran 12. Karena kedua data dalam penelitian ini berjenis data ordinal, maka

untuk menganalisis besarnya hubungan atau koefisien antar kedua variabel dengan

alasan bahwa dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari korelasi/hubungan

antara variabel X dengan variabel Y, data dalam penelitian ini berupa data ordinal

dan biasa menggunakan statistik non parametris. Oleh karena itu penulis

mengubah data ordinal menjadi data interval yang menggunakan statistik

parametris.Pengubahan data ordinal menjadi data interval dilakukan dengan

mengubah skor mentah menjadi skor baku. Sedangkan untuk perhitungan

pengubahan data ordinal menjadi data interval dapat dilihat dalam lampiran 13.

Berikut penulis sajikan gambaran hasil perhitungan setelah diadakan

penelitian:

a. Data Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X)

Untuk mendapatkan data persepsi siswa mengenai kompetensi

profesional guru penulis telah membuat angket yang terdiri dari 54 item. Dari

angket yang telah diujicobakan maka diperoleh 36 item yang memenuhi syarat

validitas dan reliabilitas, sehingga siap untuk digunakan mengumpulkan data

yang diperlukan dalam penelitian terhadap 48 siswa yang menjadi anggota

Page 71: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

sampel dari 146 jumlah populasi. Adapun hasil tersebut dapat dilihat dalam

lampiran 14.

Berdasarkan data hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut : skor

terendah 8 dan skor tertinggi 68; R = 68-8 = 60; BK= 1 + 3,3 Log 48 = 7; i =

R/BK = 60/7 = 8,5 = 9; Mean (X) = 49,96; Standar Deviasi (SD) = 10,05;

Median (Me)= 49 dan Modus (Mo) = 47,49 dan 57. Bentuk distribusi frekuensi

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Variabel Persepsi Siswa Mengenai

Kompetensi Profesional Guru (X)

No Kelas

Interval

Frekuensi

( f )

Nilai Tengah

(Xt) X

2 Xt f. Xt

1 8-16 1 12 144 12 144

2 17-25 0 21 441 0 0

3 26-34 1 30 900 30 900

4 35-43 8 39 1521 312 12168

5 44-52 18 48 2304 864 41472

6 53-61 15 57 3249 855 48735

7 62-68 5 65 4225 325 21125

Dari distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat grafik histogram berikut ini:

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

8--16 17-25 26-34 35-43 44-52 53-61 62-68

Kelas Interval

Fre

ku

en

si

Gambar 2. Grafik Histrogram Data Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi

Profesional Guru (X)

Page 72: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

b. Data Kemampuan Civic Virtue

Untuk mengukur kemampuan civic virtue penulis menggunakan salah

satu kompetensi dasar PKn SMP kelas IX yakni Menampilkan Peran Serta

Dalam Usaha Pembelaan Negara. Data diperoleh dengan menggunakan angket

yang terdiri dari 90 item. Dari angket yang telah diujicobakan diperoleh 54

item yang memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.

Berdasarkan data hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut : skor

terendah 30 dan skor tertinggi 73; R = 73-30 = 43; BK= 1 + 3,3 Log 48 = 7;

i=R/BK= 43/7 = 6,14 = 6; Mean(X)=50,54; Standar Deviasi (SD)=9,98;

Median (Me) = 52,5 dan Modus (Mo) = 46. Bentuk distribusi frekuensi dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Variabel Kemampuan Civic Virtue (Y)

No Kelas

Interval

Frekuensi

( f )

NilaiTengah

(Xt) X

2 Xt f. Xt

1 30-35 4 32,5 1056,25 130 4225

2 36-41 4 38,5 1482,25 154 5929

3 42-47 13 44,5 1980,25 578,5 25743,25

4 48-53 7 50,5 2550,25 353,5 17851,75

5 54-59 9 56,5 3192,25 508,5 28730,25

6 60-65 9 62,5 3906,25 562,5 35156,25

7 66-73 2 69,5 4830,25 139 9660,5

Dari distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat grafik histogram sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

30-35 36-41 42-47 48-53 54-59 60-65 66-73

Kelas Interval

Fre

kue

nsi

Gambar 3. Grafik Histrogram Data Kemampuan Civic Virtue (Y)

Page 73: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

G. Uji Persyaratan Analisis

Uji prasyarat yang dipakai untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan uji normalitas data, linieritas data dan keberartian

regresi linier. Apabila data yang dianalisis menujukkan data normal,linier dan

regresi linier, maka ananlisis data dapat dilanjutkan untuk menguji hipotesis.

3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang akan

dianalisa bersal dari distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian

ini menggunakan rumus chi-kuadrat, dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika 2

hitung 2

tabel artinya distribusi data tidak normal dan

Jika 2

hitung < 2

tabel artinya data berdistribusi normal

Adapun hasil perhitungan sebagai berikut :

a. Data Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional Guru (X)

Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh 2

hitung sebesar -7,58

sedang 2

tabel untuk derajad kebebasan (dk) = k-1= 7-1 = 6 sebesar 12,592.

maka 2

hitung lebih kecil dari 2

tabel atau -7,58 < 12,592.

Dengan demikian data tentang persepsi siswa mengenai kompetensi

profesional guru berdistribusi normal. Untuk perhitungan selengkapnya lihat

pada lampiran 15.

b. Data Kemampuan Civic Virtue (Y)

Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh 2

hitung sebesar -23,592

sedang 2

tabel untuk derajad kebebasan (dk) = k-1= 7-1 = 6 sebesar 12,592.

maka 2

hitung lebih kecil dari 2

tabel atau -23,592 < 12,592.

Dengan demikian data tentang kemampuan civic virtue berdistribusi

normal. Untuk perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 16.

4. Uji Linier dan Keberartian Regresi Linier

Uji linieritas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model

persamaan yang diperoleh cocok atau tidak. Sedangkan uji keberartian regresi

Page 74: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

dimaksudkan untuk mengetahui apakah model linier dari data yang dianalisis

mempunyai hubungan yang berarti.

a. Uji Linieritas

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :

1) JKE = 54135,33

2) JKTC = -5004

3) RJKTC = 200,16

4) RJKE = 2577,87

5) Fhitung = 0,0776

6) Ftabel = 2,05

Ketentuan keputusan pengujian :

Jika Fhitung < Ftabel maka tolak Ho artinya data berpola Linier

Jika Fhitung > Ftabel maka terima Ho artinya data berpola tidak Linier

Dari hasil tersebut diketahui Fhitung sebesar 0,078 dan telah

dikonsultasikan dengan Ftabel dengan taraf signifikasi sebesar 5% diperoleh

Ftabel sebesar 2,05 sehingga dapat diketahui bahwa Fhitung < Ftabel atau 0,078 <

2,05

Dengan demikian data tentang persepsi siswa mengenai kompetensi

profesional guru dengan kemampuan civic virtue berpola linier.Untuk

perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 17.

b. Uji Keberartian Regresi Linier

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :

1) JKreg(a) = 122008,33

2) JKreg(b/a) = 668,14

3) JKres = 4095,331

4) dkreg = 1

5) dkres = 1

6) RJKreg(a) = 122008,33

7) RJKreg(b/a) = 668,14

8) RJKres = 89,029

Page 75: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

9) Fhitung = 7,425

10) Ftabel = 4,05

Ketentuan keputusan pengujian :

Jika tabelhitung FF maka tolak Ho, artinya signifikan

Jika tabelhitung FF maka terima Ho, artinya tidak signifikan.

Dari hasil tersebut diketahui Fhitung sebesar 7,425 dan telah

dikonsultasikan dengan Ftabel dengan taraf signifikasi sebesar 5%,db

pembilang = 1 dan db penyebut = n-2 = 48-2 = 46 diperoleh Ftabel sebesar 4,05

sehingga dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel atau 7,425 > 4,05.

Dengan demikian keberartian regresi data tentang persepsi siswa

mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue adalah

signifikan/berarti.Untuk perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 18.

H. Pegujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan merupakan langkah untuk menguji

hipotesis yang telah dirumuskan. Hipotesis diterima apabila fakta-fakta empiris

atau data yang telah terkumpul mendukung pernyataan hipotesis yang telah

diajukan. Dan sebaliknya ditolak apabila fakta-fakta empiris atau data yang telah

terkumpul tidak mendukung pernyataan hipotesis yang telah diajukan.

Ha : Ada hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru

dengan kemampuan civic virtue(kompetensi dasar : menampilkan peran

serta dalam usaha pembelaan negara)

Ho : Tidak ada hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi

profesional guru dengan kemampuan civic virtue(kompetensi dasar :

menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara)

d. Uji Koefisien Korelasi

Teknik yang penulis gunakan untuk menganalisis ada tidaknya

hubungan antara variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional

guru (X) dengan kemampuan civic virtue (Y) adalah dengan korelasi Product

Moment. Dengan ketentuan sebagai berikut :

Page 76: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Jika rxy rtabel Ha diterima, artinya ada hubungan

Jika rxy < rtabel Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan

Dari hasil perhitungan diperoleh rxy sebesar 0,374. Hasil tersebut

dikonsultasikan dengan rtabel dengan N = 48 pada taraf signifikasi 5%

diperoleh rtabel sebesar 0,284. Oleh karena rxy lebih besar dari rtabel atau 0,374 >

0,284 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan antara persepsi siswa

mengenai kompetensi profesional guru(X) dengan variabel kemampuan civic

virtue(Y). Karena nilai rxy positif maka hubungannya bersifat positif.

Perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 19.

e. Uji Besarnya Sumbangan (Kontribusi) Variabel X terhadap Variabel Y

Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai sumbangan

(kontribusi) variabel X terhadap variabel Y adalah 14,02 % dan sisanya

85,98% ditentukan oleh faktor lain. Untuk perhitungan selengkapnya lihat

pada lampiran 20.

f. Uji Signifikasi atau Keberartian Koefisien Korelasi

Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh t hitung sebesar 2,735 dan

hasil perhitungan dikonsultasikan dengan t tabel dengan taraf signifikasi 5%

diperoleh t tabel sebesar 1,684. Dengan ketentuan sebagai berikut :

Jika t hitung t tabel artinya signifikan

Jika t hitung < t tabel artinya tidak signifikan

Dengan demikian, karena t hitung lebih besar t tabel atau 2,735 > 1,684 maka

korelasi variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru (X)

dengan kemampuan civic virtue (Y) adalah signifikan atau berarti.

Perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 21.

I. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan diketahui ada hubungan yang positif dan

signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru

Page 77: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

dengan kemampuan civic virtue (kompetensi dasar : menampilkan peran serta

dalam usaha pembelaan negara). Dan mengenai naik turunnya atau besar

kecilnya persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dapat

diprediksi melalui persamaan ).

Proses belajar dan hasil belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh

sekolah, pola struktur dan isi kurikulumnya akan tetapi sebagian besar

ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing

siswa.Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

disebutkan bahwa seorang guru dituntut untuk menguasai empat kompetensi

guru, salah satunya adalah kompetensi profesional yang mana guru dituntut

untuk memilki kemampuan yang luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing perserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan

dalam Standar Nasional Pendidikan.

Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar

yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelas sehingga

belajar para siswa akan maksimal,dalam hal ini kompetensi yang dimaksud

adalah kompetensi professional. Oleh karena itu, kompetensi profesional guru

sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

Siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila memiliki kemampuan

belajar. Kemampuan siswa dalam belajar merupakan kecakapan seorang

peserta didik yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang

ditunjukkan melalui hasil belajarnya. Ada tiga ranah (aspek) yang terkait

dengan kemampuan siswa dalam belajar yaitu ranah kognitif, ranah afektif,

ranah psikomotorik.

Ketika guru dalam mengajar, siswa akan memberikan persepsi dari apa

yang ditangkap oleh inderanya, melalui persepsi itu siswa akan bereaksi.

Reaksi yang muncul dapat berupa tindakan tindakan yang mengarah

tercapainya kemampuan dalam belajar. Hal ini sejalan dengan teori

Rangsang-Balas untuk menerangkan sikap yakni dalam interaksi sosial

terdapat hubungan fungsional dimana terdapat kontrol penguat (reinforcement

control), yaitu jika tingkah laku balas (response) ternyata menimbulkan

Page 78: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

penguat (reinforcement) yang bersifat ganjaran (reward). Dalam hal ini ada-

tidaknya atau banyak sedikitnya rangsang penguat akan mengontrol tingkah

laku-balas. Selain itu terdapat pula hubungan fungsional yang terjadi jika

tingkah laku-balas hanya mendapat ganjaran pada keadaan-keadaan tertentu.

Hal ini akan menimbulkan kepercayaan yang akan mempengaruhi sikap atau

tingkah laku orang lain.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa persepsi siswa

terhadap guru akan dapat mengarah pada pencapaian keberhasilan belajar

siswa. Salah satu aspek indikator keberhasilan siswa adalah aspek afektif,

sedangkan salah satu contoh aspek afektif adalah kemampuan civic virtue

siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi siswa mengenai kompetensi

professional guru berkaitan dengan kemampuan civic virtue siswa.

Kemampuan civic virtue termasuk dalam aspek afektif. Oleh karena itu

kemampuan civic virtue merupakan salah satu indikator keberhasilan belajar

siswa. Didalam civic virtue terkadung maksud untuk menerapkan nilai-nilai

kebajikan siswa sebagai warga negara untuk menempatkan kepentingan umum

diatas kepentingan pribadi. Dengan tumbuh dan berkembangnya akhlak

kewarganegaraan (civic virtue) yang merupakan unsur utama dari budaya

kewarganegaraan yang ber-Pancasila (civic culture) akan memupuk siswa

untuk dapat menciptakan kehidupan masyarakat yang madani. Hal ini sejalan

dengan pendapat Udin Saripudin Winataputra dan Sumanah Saripudin dalam

http://www.depdiknas.go.id/publikasi/balitbang/075/j75_01.pdf mengatakan

bahwa Semua unsur akhlak kewarganegaraan itu diyakini akan saling

memupuk dengan kehidupan civic community atau civil society atau

masyarakat madani untuk Indonesia yang berdasarkan Pancasila

demikian persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru ikut

menyumbangkan dalam penguasaan kemampuan civic virtue siswa.

Page 79: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

J. Kesimpulam

Berdasarkan pengujian hipotesis dan hasil analisis data yang penulis

lakukan, maka kesimpulan dari seluruh proses penelitian adalah ada hubungan

yang positif dan signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi

profesional guru dengan kemampuan civic virtue pada siswa kelas IX Sekolah

Menengah Pertama Negeri 4 Tawangsari Tahun Ajaran 2010/2011(Kompetensi

Dasar : Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan Negara).

Hal ini didasarkan pada analisis data yaitu hasil rxy = 0,374 dan

dikonsultasikan dengan rtabel dengan N = 48 pada taraf signifikasi 5% diperoleh

rtabel sebesar 0,284. Ternyata rxy lebih besar rtabel atau 0,374 > 0,284. Dengan

demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima. Sedangkan signifikasi atau

keberartian hubungan kedua variabel dibuktikan dengan t hitung lebih besar t tabel

atau 2,735 > 1,684. Sumbangan (kontribusi) variabel X terhadap Y adalah 14,02

% dan sisanya 85,98% ditentukan oleh faktor lain. Mengenai naik turunnya atau

besar kecilnya persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dapat

1X.

K. Implikasi

Berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian yang dikemukan diatas

maka dapat diperoleh implikasi sebagai berikut :

1. Teoritis

Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif

dan signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru

dengan kemampuan civic virtue (Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta

Usaha Pembelaan Negara). Dengan adanya hubungan yang positif dan signifikan

maka implikasi teoritisnya adalah semakin tinggi persepsi siswa mengenai

kompetensi profesional guru maka semakin tinggi kemampuan civic virtue siswa.

61

Page 80: HUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI ... - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5824/1/188381211201101561.pdfHUBUNGAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN KEMAMPUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Begitu pula dengan sebaliknya,semakin rendah persepsi siswa mengenai

kompetensi profesional guru maka semakin rendah kemampuan civic virtue siswa.

2. Praktis

Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata persepsi siswa

mengenai kompetensi profesional guru berhubungan dengan kemampuan civic

virtue siswa(Kompetensi Dasar : Menampilkan Peran Serta Usaha Pembelaan

Negara). Maka implikasinya praktisnya adalah perlu adanya upaya peningkatkan

kompetensi profesional guru untuk meningkatkan keberhasilan belajar khususnya

dalam hal ini adalah aspek afektif terutama kemampuan civic virtue siswa.

L. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah penulis sampaikan

diatas, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Siswa

Hendaknya siswa lebih giat belajar dalam hal ini khususnya aspek afektif,

Karena siswa belajar tidak hanya dituntut untuk penguasaan kemampuan

kognitif saja. Namun selain itu masih ada juga penguasaan kemampuan afektif

dalam hal ini kemampuan civic virtue.

2. Guru

Guru hendaknya meningkatkan penguasaan kompetensi guru dalam hal ini

kompetensi profesional guru sehingga dapat meningkatkan keberhasilan

belajar siswa dalam hal ini khususnya dalam penguasaan kemampuan civic

virtue.

3. Sekolah

Sekolah hendaknya memberikan penataran kepada guru agar dapat

meningkatkan kualitasnya. Dengan semakin meningkatnya kualitas guru

tentunya akan dapat mendorong tercapainya keberhasilan belajar secara

optimal dalam hal ini khususnya dalam penguasaan kemampuan civic virtue.