HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTERI … · B. Rumusan Masalah..... 5 C. Tujuan...
Transcript of HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTERI … · B. Rumusan Masalah..... 5 C. Tujuan...
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA MELALUI
SADARI ( PERIKSA PAYUDARA SENDIRI ) DI SMA NEGERI 1 POMALAA
KABUPATEN KOLAKA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kebidanan
OLEH
ANDRIANI P00312016060
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kahadirat Allah SWT karena berkat
karunia Nya, sehingga penulis dapa tmenyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya dengan judul“Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Puteri
Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Melalui Sadari (Periksa Payudara
Sendiri) Di Sma Negeri 1 Pomalaa Kabupaten Kolaka”.
Dalam penyusunan Skripsi ini, banyak kendala yang di hadapi namun
berkat dukungan dan bimbingan dar iberbagai pihak sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada ibu Arsulfa,S.Si.T,M.Keb selaku pembimbing I dan ibu
Wa Ode Asma Isra,S.Si.T,M.Kes selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi serta arahan
dalam proses penyusunan skripsi ini selesai.
Selanjutnya penulis pun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari.
3. Ibu Melania Asi, S.Si. T,M.Kes selaku ketua Prodi D-IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari.
4. Ibu Heyrani, S.Si.T, M.Kes selaku Penguji I.
5. Ibu Wahida.S, S.Si.T, M.Keb selaku penguji II.
6. Ibu Farming SST, M.Keb selaku penguji III.
7. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan pendidikan Politeknik Kesehatan
Kendari Jurusan Kebidanan yang telah banyak membimbing dan
membagi ilmu selama penulis mengikuti proses belajar dibangku kuliah
beserta seluruh staf pegawai yang telah banyak membantu.
8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, Ayahanda Muchsin dan Ibunda Hj
Sawidah, kepada Suamiku tersayang Drs. A. Dirham Yadi, M.Si, anakku
tercinta A. Muh. Faith Anindya (Baim) dan A. Anindya Hisanah Rafeyfah.
Serta Keluaraga terima kasih atas doa, dukungan,bantuan, motivasi serta
kasih sayang yang begitu besar kepada penulis semoga kita semua selalu
dalam lindunganNYA dan semoga penulis bisa memberikan yang terbaik
untuk kalian.
9. Seluruh rekan – rekan seperjuanganku Politeknik Kesehatan Kendari
Prodi DIV Kebidanan angkatan 2016 khususnya teman-teman Alih
Jenjang Kelas B.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
baik isi, bahasa maupun materi yang ada di dalamnya oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Dan akhirnya penulis
mengucapkan terimakasih dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama dalam bidang ilmu Kebidan amin.
Kendari, Desember 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………
ii
iii
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………
KATA PENGANTAR…....................................................................
iv
v
DAFTAR ISI….................................................................................. vii
DAFTAR TABEL.............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... x
ABSTRAK........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian.................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................
A. Telaah Pustaka.......................................................................... 8
B. Landasan Teori.......................................................................... 38
C. Kerangka Teori.......................................................................... 40
D. Kerangka Konsep...................................................................... 41
E. Hipotesis Penelitian................................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN........................................................
A. Jenis dan Desain Penelitian................................................... 42
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................... 43
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 43
D. Identifikasi Variabel ………....................................................... 46
E. Definisi Operasional.................................................................. 47
F. Instrumen Penelitian.................................................................. 48
G. Jenis dan Sumber Data Penelitian............................................ 49
H. Alur Penelitian.................................................................. 50
I. Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 50
J. Etika Penelitian.................................................. 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................... 54
B. Hasil Penelitian......................................................................... 56
C. Pembahasan............................................................................. 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................
A. Kesimpulan................................................................................ 65
B. Saran......................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Deskripsi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA Negeri 1 Pomalaa Tahun
2017................................................................................
43
Tabel 4.2 Deskripsi Sikap Remaja Putri Tentang Deteksi Dini Kanker
Payudara di SMA Negeri 1 Pomalaa Tahun 2017 ............... 44
Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Melalui SADARI (Periksa Payudara Sendiri) ……………………………………
45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Master Tabel
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lembar Persetujuan Responden
Kuesioner
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari Badan Riset Provinsi Sultra
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari Badan Riset Kabupaten Kolaka
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Surat Keterangan Melakukan Penelitian dari SMA Negeri 1 Pomalaa Dokumentasi Penelitian
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA MELALUI SADARI (PEMERIKSAAN
PAYUDARA SENDIRI) DI SMA NEGERI 1 POMALAA KABUPATEN KOLAKA
Andriani1 Arsulfa
2 Wd. Asma Isra
2
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang deteksi dini kanker payudara melalui SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) di SMA Negeri 1 Pomalaa Kabupaten Kolaka
Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel adalah sebagian siswi SMA Negeri 1 Pomalaa Kabupaten Kolaka yang berjumlah 71 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratifield proportional random sampling. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner untuk menilai pengetahuan remaja putri dan sikap remaja puri tentang deteksi dini kanker payudara melalui SADARI. Data dianalisis dengan uji Chi-Square pada taraf α = 5%.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar remaja putri memiliki pengetahuan yang berada pada kategori kurang, dan sebagian besar remaja putri memiliki sikap yang negatif terhadap deteksi dini kanker payudara melalui SADARI. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang deteksi dini kanker payudara melalui SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) di SMA Negeri 1 Pomalaa Kabupaten Kolaka (p=0,017; X2=5,722).
Kata kunci : Pengetahuan, SADARI, Sikap 1 Mahasiswa Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kendari
2 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dan kesehatan merupakan hak dasar manusia dan
juga merupakan faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya
manusia. Pendidikan dan kesehatan sangat ditentukan oleh kemampuan
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk mencapai tujuan
yang realistis dan berarti, serta kemampuan untuk menggerakkan energi
dan sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut
secara efisien. Oleh karena itu, pengetahuan tentang kesehatan perlu
ditingkatkan kualitasnya (Kemenkes RI, 2012).
Remaja merupakan aset penting dalam peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Hal ini menjadi prioritas utama, karena remaja
menduduki proporsi penduduk yang sangat besar. Besarnya proporsi
penduduk berusia muda, secara teoritis mempunyai dua makna.
Pertama, besarnya penduduk usia muda merupakan modal
pembangunan yaitu sebagai faktor produksi tenaga manusia (human
resources), apabila mereka dapat dimanfaatkan secara tepat dan baik.
Memanfaatkan mereka secara tepat dan baik diperlukan beberapa
persyaratan. Di antaranya adalah kemampuan keakhlian, kemampuan
keterampilan dan kesempatan untuk berkarya. Kedua, apabila
persyaratan tersebut tidak dapat dimiliki oleh penduduk usia muda, yang
terjadi adalah sebaliknya, yaitu penduduk usia muda justru menjadi
beban pembangunan (Santrock, 2013).
Dengan demikian, begitu pentingnya memerhatikan kesehatan
remaja itu sendiri. Kendati demikian, penyakit yang berupa kanker
merupakan penyakit yang senantiasa mengancam eksistensi remaja
dewasa ini. Kanker merupakan jenis penyakit yang dapat terjadi pada
wanita dan pria. Salah satu jenis kanker yang banyak menyerang wanita
adalah kanker payudara. Kanker payudara merupakan penyakit ganas
pada wanita, pada tahun 2003 kanker merupakan problem kesehatan
yang sangat serius karena jumlah penderita meningkat sekitar 20% per
tahun (Seniartika, 2015).
Data menunjukkan bahwa pada tahun 2015 dinyatakan estimasi
insiden kanker payudara di Indonesia mencapai 26 per 100.000 wanita.
Jumlah penderita kanker payudara meningkat baik di negara maju
maupun di negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia kanker
payudara menempati urutan ke-2 setelah kanker leher rahim
(Tjindarbumi, 2016).
Gejala permulaan kanker payudara sering tidak disadari atau
dirasakan dengan jelas oleh penderita sehingga banyak penderita yang
berobat dalam keadaan lanjut. Hal inilah yang menyebabkan tingginya
angka kematian kanker tersebut. Padahal, pada stadium dini kematian
akibat kanker masih dapat dicegah. Penyakit kanker payudara bila
ditemukan dalam stadium dini, angka harapan hidupnya tinggi, berkisar
antara 85 – 95%. Namun, dikatakannya pula bahwa 70 – 90% penderita
datang ke rumah sakit setelah penyakit parah, yaitu setelah masuk
dalam stadium lanjut.
Keterlambatan deteksi dini ini dapat disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker payudara. Pengetahuan
merupakan domain terendah dalam perubahan sikap dan praktek. Sikap
dan praktek yang tidak didasari oleh pengetahuan yang adekuat 5 tidak
akan bertahan lama pada kehidupan seseorang, sedangkan
pengetahuan yang adekuat jika tidak diimbangi oleh sikap dan praktek
yang berkesinambungan tidak akan mempunyai makna yang berarti bagi
kehidupan. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Untuk meningkatkan pengetahuan ada
beberapa faktor yang memengaruhi diantaranya pengalaman, tingkat
pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan, dan sosial budaya
(Notoatmodjo, 2010).
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Pomalaa sebagai
salah satu lembaga pendidikan di Kabupaten Kolaka yang didukung oleh
kurikulum yang memuat kelompok pelajaran Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan. Kelompok pelajaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan
potensi kesehatan yang meliputi pengetahuan, kesadaran, sikap, dan
perilaku hidup sehat yang bersifat individual maupun kolektif
kemasyarakatan seperti keterbatasan dari perilaku seksual bebas,
kecanduan narkoba, HIV/AIDS, dan berbagai penyakit lainnya. Selain itu,
juga terdapat kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan secara
reguler setiap hari sabtu yakni Pusat Informasi Kegiatan Kesehatan
Reproduksi Remaja (PIK KRR).
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, berdasarkan studi
pendahuluan berupa wawancara dari beberapa orang siswi SMAN 1
Pomalaa diperoleh gambaran dasar mengenai pengetahuan siswi SMAN
1 Pomalaa tentang pemeriksaan dini payudara. Beberapa siswi yang
diwawancarai tampaknya masih kurang mengetahui bahaya kanker
payudara, cara, dan arti pentingnya periksa payudara sendiri (Sadari)
atau dalam bahasa Inggris disebut breast self-exam (BSE). Di SMA
Negeri 1 Pomalaa Kabupaten Kolaka memiliki 252 orang remaja putri.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas,
Memerhatikan tingginya risiko kematian wanita yang disebabkan oleh
kanker payudara yang berbanding terbalik dengan pengetahuan remaja
sebagaimana dalam studi pendahuluan, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan dengan
Sikap Remaja Puteri tentang Deteksi dini Kanker Payudara Melalui
SADARI (Periksa Payudara Sendiri) di SMA Negeri 1 Pomalaa
Kabupaten Kolaka.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah ada hubungan
pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang deteksi dini kanker
payudara melalui SADARI (Periksa Payudara Sendiri) di SMA Negeri 1
Pomalaa Kabupaten Kolaka?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap remaja
puteri tentang deteksi dini kanker payudara melalui SADARI (Periksa
Payudara Sendiri) di SMA Negeri 1 Pomalaa Kabupaten Kolaka.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengindentifikasi pengetahuan remaja puteri tentang
deteksi dini kanker payudara melalui SADARI (Periksa Payudara
Sendiri) di SMA Negeri 1 Pomalaa Kabupaten Kolaka.
b. Untuk mengindentifikasi sikap remaja puteri tentang deteksi dini
kanker payudara melalui SADARI (Periksa Payudara Sendiri) di
SMA Negeri 1 Pomalaa Kabupaten Kolaka.
c. Untuk menganalisa hubungan pengetahuan dengan sikap remaja
puteri tentang deteksi dini kanker payudara melalui SADARI
(Periksa Payudara Sendiri) di SMA Negeri 1 Pomalaa Kabupaten
Kolaka.
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan bagi ilmu
pengetahuan khususnya tentang hubungan pengetahuan dengan
sikap remaja puteri tentang deteksi dini kanker payudara melalui
SADARI (Periksa Payudara Sendiri), sehingga dapat digunakan
sebagai bahan perbaikan maupun peningkatan pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Remaja Puteri
Sebagai bahan informasi dan wawasan tentang pentingnya
posyandu lansia, sehingga mereka dapat memanfaatkannya.
b. Bagi Instansi
Sebagai bahan masukan bagi Sekolah mengenai pengetahuan
dan sikap siswi sehingga Sekolah dapat meningkatkan lagi
pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang deteksi dini kanker
payudara melalui SADARI (Periksa Payudara Sendiri) melalui
kegiatan PIK KRR.
c. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan dan pengalaman bagi
peneliti mengenai hubungan pengetahuan dan sikap remaja puteri
tentang deteksi dini kanker payudara melalui SADARI (Periksa
Payudara Sendiri).
E. Keaslian Penelitian
Angesti Nugraheni (2011) dengan judul Hubungan tingkat
pengetahuan tentang SADARI dengan Perilaku SADARI sebagai Deteksi
Dini Kanker Payudara pada mahasiswi DIV Kebidanan FK UNS.
Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Teknik sampel menggunakan simple
random sampling dengan jumlah responden 93 responden. Hasil
penelitian menunjukkan ada hubungan tingkat pengetahuan tentang
SADARI dengan Perilaku SADARI sebagai Deteksi Dini Kanker
Payudara pada mahasiswi DIV Kebidanan FK UNS. Perbedaan dengan
penelitian sebelumnya yaitu teknik sampel, lokasi penelitian dan variabel
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
a. Definisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang menjadi
telaah seseorang setelah melakukan pengindraan terhadap obyek
tertentu. Penginderaan tersebut melalui panca indera manusia yaitu
indera penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatan
dan pendengaran. Pengetahuan diperoleh melalui belajar yang
merupakan suatu proses mencari tahu yang tadinya tidak tahu
menjadi tahu, konsep mencari tahu mencakup berbagai metode dari
konsep, baik melalui proses pendidikan maupun pengalaman.
Pengetahuan adalah sebagian ingatan atas bahan-bahan yang telah
dipelajari, mengingat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-
hal terperinci untuk teori tetapi apa yang diberikan telah
menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai (Notoatmodjo,
2010).
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan pengetahuan adalah segala yang telah diketahui
dan mampu diingat oleh setiap orang setelah mengalami,
menyaksikan, mengamati atau diajarkan semenjak ia lahir sampai
menginjak dewasa khususnya setelah diberi pendidikan baik melalui
pendidikan formal maupun non formal dan diharapkan dapat
mengevaluasi terhadap suatu materi atau obyek tertentu untuk
melaksanakannya sebagai bagian dalam kehidupan sehari – hari
(Notoatmodjo, 2010).
Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk
memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia sejak jaman dahulu telah
berusaha mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan pada
dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan
seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung
maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang mencakup di dalamnya domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan, yakni :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya).
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
pemikiran terhadap suatu materi atau obyek. (Notoatmodjo,
2010).
c. Sumber Pengetahuan
Pengetahuan dapat diperoleh langsung ataupun melalui
penyuluhan baik individu maupun kelompok. Untuk meningkatkan
pengetahuan kesehatan perlu diberikan penyuluhan yang bertujuan
untuk tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga maupun
masyarakat, dalam membina dan memelihara hidup sehat serta
berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Pengetahuan adalah proses kegiatan mental yang
dikembangkan melalui proses kegiatan pada umunya sebagai
aktifitas kognitif. Proses adopsi adalah perilaku menurut Notoatmodjo
(2010), sebelum seseorang mengadopsi perilaku didalam diri orang
tersebut terjadi suatu proses yang berurutan yang terdiri dari:
1). Kesadaran (awareness)
Individu menyadari adanya stimulus.
2). Tertarik (Interest)
Individu mulai tertarik pada stimulus.
3). Menilai (Evaluation)
Individu mulai menilai tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya. Pada proses ketiga ini subjek sudah memiliki sikap
yang lebih baik lagi.
4). Mencoba (Trial)
Individu sudah mulai mencoba perilaku yang baru.
5). Menerima (Adoption)
Individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, sikap
dan kesadarannya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2010).
d. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan
yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-
tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2010).
Pertanyaan (test) yang dapat dipergunakan untuk pengukuran
pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis:
1) Pertanyaan Subjektif; bentuk pertanyaannya berupa essay.
2) Pertanyaan Objektif; jenis pertanyaan berupa pilihan ganda,
betul/salah dan pertanyaan menjodohkan (Arikunto, S, 2008).
Pertanyaan berupa essay disebut pertanyaan subjektif karena
penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari
penilaian, sehingga nilainya akan berbeda dari seorang penilai
dibandingkan dengan yang lain dan dari satu waktu ke waktu
lainnya. Pertanyaan pilihan ganda, betul/salah, menjodohkan,
disebutkan pertanyaan objektif karena pertanyaan-pertanyaan
tersebut dapat dinilai secara pasti oleh penilainya tanpa melibatkan
faktor subjektifitas dari penilai.
e. Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut
Notoatmodjo (2010) :
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan
bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada
kedewasaan. Sedangkan GBHN Indonesia mendefinisikan
lain, bahwa pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk
menjadi kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar
sekolah dan berlangsung seumur hidup.
b) Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan
yang tinggi terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan
yang tinggi didukung minat yang cukup dari seseorang
sangatlah mungkin seseorang tersebut akan berperilaku
sesuai dengan apa yang diharapkan.
c) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang,
mengatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama
sekali. Suatu objek psikologis cenderung akan bersikap
negatif terhadap objek tersebut untuk menjadi dasar
pembentukan sikap pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dalam
situasi yang melibatkan emosi, penghayatan, pengalaman
akan lebih mendalam dan lama membekas.
d) Usia
Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang
lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum
cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari
pengalaman dan kematangan jiwanya, makin tua seseorang
maka makin kondusif dalam menggunakan koping terhadap
masalah yang dihadapi.
2) Faktor Eksternal
a) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuahan primer ataupun sekunder,
keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah
tercukupi dibanding dengan keluarga dengan status
ekonomi rendah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan
akan informai termasuk kebutuhan sekunder. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.
b) Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan
sebagai pemberitahuan seseorang adanya informasi baru
mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru
bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.Pesan-
pesan sugestif dibawa oleh informasi tersebut apabila
arah sikap tertentu. Pendekatan ini biasanya digunakan
untuk menggunakan kesadaran masyarakat terhadap
suatu inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku,
biasanya digunakan melalui media masa.
c) Kebudayaan/Lingkungan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan
kita.Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya
untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan maka sangat
mungkin berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi
atau sikap seseorang.
2. Tinjauan Umum Tentang Sikap
a. Definisi
Sikap adalah evaluasi atau reaksi perasaan seseorang
terhadap suatu objek dengan perasaan mendukung atau memihak
(favorable) dengan perasaan tidak mendukung atau tidak
memihak. Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap yang dituju.
Jadi sikap senantiasa terarah terhadap objek yang dimaksud.
Sikap mungkin terarah terhadap benda - benda, orang tetapi juga
peristiwa- peristiwa, pandangan-pandangan, lembaga -lembaga
terhadap norma- norma, nilai-nilai dan lain-lain.Sikap juga diartikan
sebagai kesiapan, kesediaan dan kecenderungan untuk bertindak
terhadap suatu objek tertentu.
Adapun ciri-ciri sikap adalah : 1) terbentuk sesuai dengan
yang dipelajari jadi bukan dibawa sejak lahir, 2) sikap bisa berubah
karena hasil dari belajar, 3) sikap tidak berdiri sendiri tetapi
berhubungan dengan objek tertentu, 4) sik ap mempunyai segi
motivasi dan segi perasaan.
Sikap merupakan suatu pandangan, tetapi dalam hal itu
masih berbeda dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang.
Pengetahuan terhadap suatu obyek tidak sama dengan sikap
terhadap obyek itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak,
seperti halnya pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu obyek
baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai kesiapan
untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap obyek
tersebut.
Sikap mempunyai segi motivasi, berarti segi dinamis
menuju suatu tujuan. Sikap dapat merupakan suatu pengetahuan,
tetapi pengetahuan yang disertai kecenderungan bertindak sesuai
dengan pengetahuan itu. Sikap ini dapat bersifat positif dan dapat
pula bersikap negatif.
b. Pembentukan Sikap
Sikap terbentuk dan berubah sejalan dengan
perkembangan individu atau dengan kata lain sikap merupakan
hasil belajar individu dengan interaksi sosial. Hal ini berarti bahwa
sikap dapat dibentuk dan diubah melalui pendidikan. Sikap positif
dapat berubah menjadi negatif jika tidak mendapatkan pembinaan
dan sebaliknya sikap negatif dapat berubah menjadi positif jika
mendapatkan pembinaan yang baik. Karena sikap mempunyai
valensi/tingkatan, maka sikap positif dapat juga ditingkatkan
menjadi sangat positif. Di sinilah letak peranan pendidikan dalam
membina sikap seseorang.
Sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu kognitif yaitu
yang berhubungan dengan pengetahuan, afektif berhubungan
dengan perasaan dan psikomotoris berhubungan kecenderungan
untuk bertindak. Struktur kognisi merupakan pangkal terbentuknya
sikap seseorang. Struktur kognisi ini sangat ditentukan oleh
pengetahuan atau informasi yang berhubungan dengan sikap,
yang diterima seseorang (Azwar, 2010).
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan
melalui suatu proses tertentu, melalui kontak sosial yang terus
menerus antara individu dengan yang lain di sekitarnya. Dalam
hubungan ini, faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap
adalah, pertama faktor intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri
orang yang bersangkutan sendiri, seperti selektivitas. Manusia
tidak dapat menangkap seluruh rangsang -rangsang mana yang
akan kita dekati mana yang harus dijauhi. Pilihan ini ditentukan
oleh motif dan kecenderungan yang ada pada manusia. Karena itu
harus memilih, disinilah kita menyusun sikap positif terhadap satu
hal dalam membentuk sikap negatif terhadap hal lainnya. Kedua
adalah faktor ekstern yang merupkan faktor diluar manusia yaitu :
Sikap objek yang dijadikan sasaran sikap, kewibawaan orang yang
mengemukakan suatu sikap, sifat orang -orang atau kelompok
yang mendukung sikap tersebut, media komunikasi yang
digunakan dalam menyampaikan sikap, situasi pada saat sikap
dibentuk.
c. Perubahan Sikap
Beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan sikap,
yaitu : a) Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal yang
memberikan landasan kognitif baru terbentuknya sikap terhadap
hal tersebut (Azwar, 2010), dengan kata lain informasi yang baru
akan mengakibatkan perubahan dalam komponen kognitif, yang
selanjutnya akan meng akibatkan perubahan komponen afektif dan
konatif, b). Perubahan sikap dapat terjadi karena pengalaman
langsung individu, c). hukum undang - undang yang memberi
sanksi atau hukuman.
Sikap yang positif akan dapat mengarahkan pada
penyelesaian yang baik, terutama dalam hubungan heteroseksual.
Sikap remaja terhadap seks juga merupakan hasil belajar.
Hubungan seks yang terjadi pada remaja belasan tahun
cenderung kurang di rencanakan dan lebih bersifat spontan. Hal ini
di pengaruhi oleh tingkat kematangan kognitif dan emosional.
Jika seseorang merasa bahwa out put dari penampilan
sebuah perilaku adalah positif, setiap individu akan memiliki sikap
yang positif yang mengarah pada penampilan perilaku tersebut.
Kebalikannya juga dapat terjadi jika perilaku tersebut menjadi
negatif. Perilaku yang diharapkan dari seorang individu jika
memiliki penampilan perilaku yang positif dan individu tersebut
akan termotivasi dengan hal - hal yang bersikap positif pula maka
akan terjadi norma subjektif yang positif, dan bisa juga terjadi
kebalikannya jika memiliki penampilan perilaku yang negatif maka
individu tersebut akan termotivasi dengan hal - hal yang bersifat
negatif sehingga akan terj adi norma subjektif yang negatif.
3. Tinjauan Umum Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Melalui
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
a. Kanker Payudara
1) Pengertian
Kanker payudara disebut juga Carcinoma Mammae adalah
tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Tumor
ini dapat tumbuh dalam kelenjar payudara, saluran payudara,
jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Kanker ini
memang tidak tumbuh dengan cepat namun berbahaya.
(Suryaningsih, 2014).
2) Etiologi
Belum diketahui secara pasti penyebab dari kanker payudara
ini. Hal yang perlu diketahui bahwa insiden kanker payudara ini
meningkat seiring dengan pertambahan usia (Varney, 2012).
3) Faktor risiko
Terdapat beberapa faktor risiko yang mampu memicu
terjadinya kanker payudara diantaranya :
a) Faktor kesehatan reproduksi meliputi nuliparitas,
menarche pada usia muda, menopause pada usia lebih
tua, kehamilan pertama pada usia tua (lebih dari 30 tahun)
atau tidak mempunyai anak sama sekali dan bertambahnya
usia
b) Pemakaian hormon
c) Kegemukan (lemak berlebih)
d) Terpapar radiasi
e) Riwayat keluarga (anak perempuan yang ibunya menderita
kanker payudara memiliki peningkatan risiko terkena kanker
payudara)
f) Ras
g) Gaya hidup meliputi merokok, konsumsi alkohol dan malas
bergerak (Suryaningsih, 2014)
4) Tanda dan gejala
Hampir 90% keabnormalan pada payudara ditemukan oleh
penderita sendiri, sedangkan 10% ditemukan melalui
pemeriksaan fisik atas sebab tertentu. Sebagian besar atau
sebanyak 66% temuan awal yang dijumpai pada kasus kanker
payudara adalah terabanya benjolan yang masih bersifat
invasi lokal, kemudian sekitar 11% muncul tanda rasa nyeri
pada jaringan payudara, terjadi nipple discharge sebanyak
9%, terjadi local edema sebanyak 4%, dan terjadi nipple
retraction sebanyak 3%. Gejala lanjut yang terjadi meliputi
munculnya ulcerasi pada payudara yang menimbulkan rasa
gatal, nyeri, pelebaran, kemerahan, atau axillary adenopathy
(Pernoll, 2011).
5) Tingkatan atau klasifikasi kanker payudara
a) Klasifikasi patologik meliputi kanker puting payudara, kanker
ductus lactiferous dan kanker dari lobules.
b) Klasifikasi klinik meliputi 4 stadium, sebagai berikut :
I, merupakan kanker payudara dengan besar sampai 2
cm dan tidak memiliki anak sebar.
II (A dan B), merupakan kanker payudara yang besarnya
sampai 2 cm atau lebih dengan memiliki anak sebar di
kelenjar ketiak.
III (A, B dan C), merupakan kanker payudara yang
besarnya sampai 2 cm atau lebih dengan anak sebar di
kelenjar ketiak, infra dan supraklavikular, infiltrasi ke
fasia pektoralis atau ke kulit atau kanker payudara yang
apert (memecah ke kulit).
IV, merupakan kanker payudara dengan metastasis
yang sudah jauh, misalnya ke tengkorak, tulang
punggung, paru-paru, hati atau panggul.
Disamping itu ada pula penggunaan klasifikasi dengan
sistem T, N, dan M. T berarti tumor size, N berarti node
atau kelenjar getah bening regional dan M berarti
metastase atau penyebaran jauh.
b. Periksa Payudara Sediri (SADARI)
Sadari merupakan pemeriksaan payudara sendiri untuk
mengetahui kemungkinan adanya kanker payudara atau benjolan
yang memungkinkan adanya kanker payudara. Sadari
dimaksudkan untuk mengetahui benjolan yang memungkinkan
adanya kanker payudara karena penemuan secara dini adalah
kunci untuk menyelamatkan hidup.
Untuk mengetahui ada tidaknya benjolan atau ciri-ciri
terjadinya kanker payudara, maka ada beberapa cara
pemeriksaan. Pertama, berdiri di depan cermin. Lihat kedua
payudara, perhatikan apakah kedua payudara simetris dan kalau-
kalau ada sesuatu yang tidak biasa seperti perubahan dalam
bentuk payudara, urat yang menonjol, perubahan warna atau
bentuk lain dari biasanya. Dan lihat apakah terdapat perubahan
pada puting, terjadi kerutan, cawak atau pengelupasan kulit.
Kemudian perlahan-lahan angkatlah kedua lengan ke atas sambil
memerhatikan apakah kedua payudara tetap simetris.
Selanjutnya, dalam posisi berdiri gunakan tangan kiri untuk
memeriksa payudara kanan dengan cara merabanya, dan
sebaliknya untuk payudara kiri. Dengan mengangkat tangan kiri,
tiga atau empat empat jari tangan kanan untuk merasakan
payudara sebelah kiri dengan teliti dan menyeluruh. Dimulai dari
ujung bagian luar, tekan dengan bagian jari-jari yang pipih dalam
gerakan melingkar kecil, bergerak perlahan-lahan di sekitar
payudara. Anda dapat memulai pada bagian ujung luar payudara
dan secara perlahan-lahan bergerak ke bagian puting, atau
sebaliknya. Yakinlah untuk meraba semua bagian payudara dan
termasuk daerah sekitar payudara dan ketiak, termasuk bagian
ketiak itu sendiri.
Dekap tangan Anda di belakang kepala dan tekan tangan
Anda ke depan. Kemudian, tekan tangan Anda erat pada pinggul
dan sedikit menunduk kedepan cermin ketika Anda menarik
punggung dan sikut ke depan. Ini akan melengkapi bagian
pemeriksaan payudara di depan cermin.
Kedua, rasakan adanya perubahan dengan cara berbaring.
Letakkan bantal kecil di bawah bahu kanan, lengan kanan di
bawah kepala. Periksa payudara kanan dengan tangan kiri dengan
meratakan jari-jari secara mendatar untuk merasakan adanya
benjolan. Periksa pula lipatan lengan, batas luar payudara, dan ke
seluruh payudara. Ketiga, perhatikan tanda-tanda perdarahan atau
keluarnya cairan dari puting susu. Caranya dengan memencet
puting susu dan melihat apakah ada darah atau cairan yang
keluar. Keempat, lakukan hal serupa pada payudara sebelah kiri,
yaitu dengan meletakkan tangan kiri di bawah kepala, lalu gunakan
tangan kanan untuk memeriksa payudara sebelah kiri. Bila Anda
mendapati adanya kejanggalan, segeralah periksakan diri ke
dokter.
Manuaba dkk. (2010) merinci beberapa tindakan mandiri
dalam pemerinksaan payudara, yakni meliputi:
1) Melihat sendiri perubahan payudara.
a) Terjadi pigmentasi kulit payudara (perubahan warna
bertambah hitam atau menjadi putih)
b) Perubahan letak puting payudara (retraksi putting susu)
c) Perubahan kulit payudara menjadi keriput
d) Puting payudara mengeluarkan darah
e) Pergerakan payudara terbatas, artinya saat menggerakkan
tangan payudara tidak ikut bergerak
f) Terdapat luka, ulkus pada payudara
2) Meraba sendiri payudara.
a) Menemukan benjolan pada payudara: di bagian mana
terdapat benjolan, bagaimana pergerakan benjolan dengan
sekitarnya, saat meraba apakah terasa nyeri
b) Memijat payudara: apakah terdapat pengeluaran cairan,
apakah di bawah puting payudara terdapat tumor,
bagaimana pergerakan puting payudara
c) Pemeriksaan ketiak: apakah terdapat benjolan pada ketiak,
bagaimana pergerakan tumor tersebut, dan bagaimana
permukaannya.
4. Tinjauan Umum Tentang Remaja
a. Pengertian Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin
yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Masa
remaja adalah masa peralihan antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa. Pada masa remaja terjadi beberapa perubahan,
yaitu dalam aspek jasmani, rohani, emosional, sosial dan personal
(Santrock, 2007).
Terdapat beberapa definisi mengenai batasan usia remaja.
Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada
pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa.
Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun.
Menurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin. Remaja adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan
usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai titik
awal proses reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini.
(Aryani, 2010).
Sesuai dengan pertumbuhan dan sifat perkembangannya
masa remaja dibagi menjadi 3 periode yaitu :
1) Remaja awal (early adolescence)
Remaja awal (early adolescence), yaitu remaja yang berusia
10-14 tahun. Pada tahap ini, remaja berada pada masa
pertumbuhan yang sangat cepat dan merupakan awal dari
kematangan seksual. Remaja awal sudah mulai berpikir secara
abstrak.
2) Remaja pertengahan (middle adolescence)
Remaja pertengahan (middle adolescence), yaitu remaja yang
berusia 15-17 tahun. Perubahan fisik yang penting telah
sempurna, sementara perkembangan individu berada pada
tahap pencarian identitas diri dan sangat dipengaruhi oleh
teman sebaya. Selain itu, remaja berada pada kondisi
kebingungan antara peka atau tidak peduli, optimis atau
pesimis, idealis atau materialistis dan sebagainya. Remaja
pertengahan sudah mulai berpikir lebih reflektif.
3) Remaja akhir (late adolescence)
Remaja akhir (late adolescence) yaitu remaja yang berusia 18-
24 tahun. Pada tahap ini, pertumbuhan fisik telah sempurna
dan menyerupai orang dewasa, sementara remaja telah
memiliki identitas diri yang jelas dan memiliki ide dan pendapat
yang mapan. Fungsi intelektualitas semakin mantap, identitas
seksual semakin mantap, memperhatikan keseimbangan
antara kepentingan diri sendiri dan orang lain (Santrock, 2007).
b. Ciri-ciri perkembangan remaja
Hurlock (1994) mengemukakan beberapa ciri
perkembangan remaja, antara lain: a) Periode peralihan adalah
masa peralihan dari tahap perkembangan sebelumnya ke tahap
perkembangan selanjutnya secara berkesinambungan. Dalam
periode ini remaja menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang
sesuai dengan dirinya, b) Periode perubahan, yaitu perubahan
emosi, perubahan peran dan minat, perubahan perilaku dan
perubahan sikap, c) Periode bermasalah, yaitu masalah yang
dihadapi oleh remaja sering sulit untuk diatasi. Hal tersebut
disebabkan oleh karena remaja tidak berpengalaman dalam
mengatasi masalah, namun ingin menyelesaikan masalah dengan
caranya sendiri, d) Periode pencarian identitas diri, yaitu mencari
kejelasan mengenai siapa dirinya dan apa perannya dalam
masyarakat, e) Periode yang menimbulkan ketakutan bagi remaja
itu sendiri, maupun bagi orang di sekitarnya, f) Periode yang tidak
realistik, remaja memandang kehidupan melalui “kaca matanya”
sendiri yang cenderung tidak realistik, g) Periode ambang masa
dewasa, sehingga berusaha memberi kesan seseorang yang
hampir dewasa (Sarwono, 2011).
Peristiwa terpenting yang terjadi pada remaja putriyaitu
datang haid yang pertama kali (menarche), biasanya sekitar umur
10 sampai 16 tahun. Menarche dianggap sebagai tanda
kedewasaan dan merupakan puncak dari serangkaian perubahan
yang terjadi pada seorang wanita yang sedang menginjak dewasa.
Perubahan timbul karena serangkaian interaksi antara beberapa
kelenjar di dalam tubuh. Lebih banyak remaja pasca menarche
melaporkan gangguan fisik, masalah umum yang dirasakan remaja
berkaitan dengan menstruasi adalah dysmenorrhea dan sindrom
pramenstruasi (Salika, 2010).
B. Landasan Teori
SADARI merupakan pemeriksaan payudara sendiri untuk
mengetahui kemungkinan adanya kanker payudara atau benjolan yang
memungkinkan adanya kanker payudara. Pengetahuan remaja putri
tentang pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) merupakan seluruh
informasi yang dimiliki remaja putri tentang hal yang berkaitan dengan
gejala kanker payudara, cara pemeriksaan payudara sendiri, dan arti
pentingnya melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
Pengetahuan yang dimiliki remaja putri tentang pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) akan membentuk kecenderungan sikap
positif yang tercermin dalam perilakunya. Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
dan perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). SADARI
ini dirasa perlu dan efektif untuk dilakukan pada tahap remaja karena
merupakan saat yang tepat untuk mulai melakukan usaha preventif
deteksi dini terjadinya penyakit kanker payudara.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi tertutup yang dalam
kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial. Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan
untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu
(Notoadmojo, 2010).
C. Kerangka Teori
Gambar 1 : Kerangka Teori Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Puteri Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Melalui SADARI
(Modifikasi Notoatmodjo 2010, Wawan dan Dewi 2011)
Faktor Internal a. Umur b. Pendidikan
Faktor Eksternal
a. Lingkungan b. Sosial Budaya c. Sumber Informasi
Pengetahuan Merupakan salah satu domain perilaku
kesehatan dan merupakan hasil dari “tahu”
Deteksi dini kanker payudara melalui SADARI
Sikap kesiapan atau kesediaan
untuk melakukan SADARI
D. Kerangka Konsep
Gambar 2 : Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan dengan Sikap
Remaja Puteri Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Melalui
SADARI
Keterangan :
Variabel bebas (Independent) : Pengetahuan
Variabel terikat (Dependent) : Sikap tentang Deteksi dini Kanker Payudara
Melalui SADARI
E. Hipotesis
Ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap tentang Deteksi dini
Kanker Payudara Melalui SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
Pengetahuan Sikap tentang Deteksi dini
Kanker Payudara Melalui
SADARI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan
pendekatan cross sectional study. Dimana penelitian diadakan dalam
waktu yang bersamaan tetapi dengan subjek yang berbeda-beda.
Berikut skema rancangan penelitian.
Gambar 3 : Skema Rancangan Penelitian Cross Sectional Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Puteri Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Melalui SADARI
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pomalaa Kabupaten
Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara.
Remaja
Puteri
Pengetahuan
(Baik)
Pengetahuan
(Kurang)
Sikap (Positif)
Sikap (Negatif)
Sikap (Negatif)
Sikap (Positif)
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2017.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi SMA Negeri 1
Pomalaa Kabupaten Kolaka yang berjumlah 252 orang.
2. Sampel penelitian
Sampel adalah sebagian siswi SMA Negeri 1 Pomalaa Kabupaten
Kolaka. Besar sampel yang dibutuhkan menggunakan rumus menurut
Notoatmojo, yaitu :
)(1 2dN
Nn
Keterangan :
n : Besar Sampel
N : Besar Populasi
d : Kelonggoran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolerir (± 10%)
Maka ukuran sampel yaitu :
2)1,0(2521
252
n
52,3
252n
71n
Jadi, besarnya sampel pada penelitian ini adalah 71 orang.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratifield
proportional random sampling yakni pengambilan subjek dari setiap
strata secara seimbang/sebanding dengan banyaknya subjek masing-
masing yang diambil secara acak. Maka untuk menetukan sampel
setiap strata/tingkat/kelas pada penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
N
Nnni
1
Dimana :
ni = Jumlah sampel menurut stratum
n = Jumlah sampel seluruhnya
Ni = Jumlah populasi menurut stratum
N = Jumlah populasi seluruhnya
Maka untuk jumlah sampel sebanyak 71 orang, diperoleh
jumlah sampel tiap tingkat/kelas adalah sebagai berikut :
N
Nnn 1
1
252
136711n = 38 orang
Untuk kelas I sebanyak 38 orang
N
Nnn 2
2
252
116712n = 33 orang
Untuk kelas II sebanyak 33 orang
D. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel terikat (dependent) yaitu pengetahuan
2. Variabel bebas (Independent) yaitu sikap sikap tentang Sikap tentang
Deteksi dini Kanker Payudara Melalui SADARI.
E. Definisi Operasional
No
Variabel Definisi Hasil Ukur/
Kategori Jenis
variabel Skala
Alat Ukur
1. Pengetahuan segala sesuatu yang diketahui oleh responden sehubungan dengan deteksi dini kanker payudara melalui SADARI.
a. Kategori baik, jika persentase jawaban benar 76% -100%
b. Kategori kurang, jika persentase jawaban benar <75%
Independent (Bebas)
Ordinal Kuesioner
2. Sikap bentuk siswi menerima dan merespon dengan menyatakan nantinya akan melakukan deteksi dini kanker payudara melalui SADARI atau tidak melakukan, baik respon positif maupun respon negatif.
a. Positif : Skor > 50%
b. Negatif : Skor < 50%
Dependent (Terikat)
Ordinal Kuesioner
F. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian data yang akan digunakan pada penelitian ini
adalah dengan menggunakan lembar kuisioner mengenai variabel bebas
dan rekapitulasi kehadiran mengenai variabel terikat. Alat pengukuran
dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengetahuan dan sikap,
Instrumen yang digunakan peneliti adalah kuesioner, dengan jenis
kuesioner tertutup. Kuisioner pengetahuan menggunakan alternatif
jawaban “benar” dan “salah”, kriteria pernyataan positif dan negatif.
Dimana pertanyaan positif pada kuesioner mendapat skor 1 jika
menjawab benar dan skor 0 jika menjawab salah. Sedangkan
pernyataaan negatif pada kuesioner mendapat skor 0 jika menjawab
benar dan skor 1 jika menjawab salah. Kuisioner sikap menggunakan 5
alternatif pilihan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) kriteria pernyataan
positif dan negatif.
G. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Dalam penelitian ini data primer digunakan untuk mengukur
pengetahuan dan sikap tentang deteksi dini kanker payudara melalui
SADARI dengan cara membagikan kuisioner kepada siswi.
2. Data Sekunder
Dalam penelitian ini data sekunder untuk data jumlah siswi.
H. Alur Penelitian
Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 2 : Alur penelitian Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Puteri Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Melalui SADARI
I. Analisis Data
1. Pengolahan Data
Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu
langkah yang sangat penting. Hal ini di sebabkan karena data yang
diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan
informasi apa-apa, dan belum siap untuk disajikan. Untuk
memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan
kesimpulan yang baik, diperlukan pengolahan data (Notoatmodjo,
Populasi semua siswi di SMAN 1 Pomalaa yang berjumlah 252 orang.
Sampel Sampel berjumlah 71 orang responden
Pembahasan
Analisis data
Pengumpulan data
Kesimpulan
2010). Dalam hal ini pengolahan data menggunakan komputer akan
melalui tahap-tahap sebagai berikut
a. Editing’
Peneliti melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner
apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas,
relevan dan konsisten.
b. Coding
Pemberian kode yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Processing
Peneliti memasukan data dari kuesioner ke komputer agar dapat
dianalisis. Processing dilakukan pada analisa univariat dan
bivariat mengunakan komputer.
d. Cleaning
Peneliti melakukan pengecekan kembali data dari setiap sumber
data selesai di masukkan, untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan kode, ketidak lengkapan. Kemungkinan dilakukan
pembetulan atau koreksi.
e. Tabulating
Tabulating yaitu data yang dikelompokan kemudian disajikan
dalam bentuk tabel.
2. Analisa Data
a. Analisis Univariat
Analisa ini digunakan untuk mendiskripsikan variable bebas
yaitu variabel bebas yaitu pengetahuan dan variabel terikat yaitu
sikap tentang deteksi dini kanker payudara melalui SADARI,
dianalisa menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
X = Presentase variable yang diteliti
f = Frekuensi kategori variable yang diamati
n = Jumlah sampel penelitian
K = Konstanta (100%)
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah tekhnik analisa yang dilakukan terhadap
dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini mengunakan uji chi square
(X2) dengan tingkat kepercayaan 95% (0,05) dengan
menggunakan tabel kontingensi 2x2.
Adapun penghitungan uji chi square (X2) dalam penelitian ini
digunakan untuk melihat hubungan pengetahuan dengan sikap
tentang deteksi dini kanker payudara melalui SADARI, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
X = f/n x K
( )
Keterangan :
X2 : Chi square
O : Nilai-nilai yang diamati
E : Nilai-nilai frekuensi harapan
E : Total baris x total kolom Grand total Adapun kriteria penilaian yaitu sebagai berikut :
1) Jika nilai X2 hitung > X2 tabel, maka hipotesis diterima, berarti
ada hubungan antara variabel independent dan variabel
dependent.
2) Jika X2 hitung < X2 tabel, maka hipotesis ditolak, berarti, tidak
ada hubungan antara variabel independent dan variabel
dependent.
J. Etika Penelitian
Penelitian dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip etik.
Prinsip etik bertujuan untuk melindungi subjek penelitian. Responden baik
dilindungi hak-haknya. Peneliti menggunakan pertimbangan :
1. Riht to self-determination
Responden mempunyai hak otonomi untuk berpartisipasi atau
tidak dalam penelitian. Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti
yang berisi prosedur penelitian, manfaat dan resikonya, responden
diberikan kesempatan untuk memberikan persetujuan atau menolak
berpartisipasi dalam penelitian. Responden dapat mengundurkan diri
dari penelitian tanpa konsekuensi apapun.
2. Right to privacy and dignity
Peneliti melindungi privasi dan martabat responden. Selama
penelitian kerahasiaan dijaga.
3. Right to anonymity and confidentiality
Data penelitian yang berasal dari responden tidak disertai
dengan identitas responden tetapi cukup dengan kode responden. Data
yang diperoleh dari hasil penelitian setiap responden hanya diketahui
oleh peneliti dan responden yang bersangkutan. Selama pengolahan
data, analisis dan publikasi dari hasil penelitian tidak dicantumkan
identitas responden
4. Right to fair treatment
Semua responden mendapatkan intervensi yang sama pada
saat pengumpulan data penelitian.
5. Right to protection from discomfort and harm
Kenyamanan responden dan risiko perlakuan yang diberikan
selama penelitian tetap dipertimbangkan dalam penelitian ini.
Kenyamanan responden baik fisik, psikologis dan sosial dipertahankan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Keadaan Geografis
SMA Negeri 1 Pomalaa terletak di Jl. Salak No. 2 Pomalaa
Kecamatan Kec. Pomalaa, Kabupaten Kab. Kolaka, Propinsi Sulawesi
Tenggara, dengan luas wilayah 12.000 M2.
2. Keadaan Demografi
Jumlah siswa SMA Negeri 1 Pomalaa sesuai laporan sekolah pada
tahun 2017 berjumlah 642 jiwa.
3. Sarana dan Tenaga
a. Sarana
Jumlah ruang kelas belajar yang tersedia di SMA Negeri 1
Pomalaa berjumlah 47 ruangan
b. Tenaga
Sampai dengan bulan Juni 2015 tenaga yang ada di SMA Negeri 1
Kendari sebanyak 49 orang guru .
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dengan sikap remaja puteri tentang deteksi dini kanker
payudara melalui SADARI (Periksa Payudara Sendiri) di SMA Negeri 1
Pomalaa Kabupaten Kolaka. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis
secara univariat dan bivariat menggunakan SPSS versi 20.
1. Analisi Univariat
Analisis univariabel merupakan analisis yang dilakukan untuk
memperoleh gambaran dari variable yang diteliti baik variabel terikat
maupun variabel bebas yang kemudia ditampilkan dalam bentuk
distribusi frekuensi. Analisis univariat yang dilakukan pada penelitian
ini adalah analisis pengetahuan dengan sikap remaja puteri tentang
deteksi dini kanker payudara melalui SADARI (Periksa Payudara
Sendiri)
a. Deskripsi Pengetahuan Remaja Putri
Setelah mengumpulkan data, deskripsi pengetahuan
remaja putri tentang deteksi dini kanker payudara di SMA Negeri 1
Pomalaa Kabupaten Kolaka di sajikan pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Pengetahuan remaja putri tentang deteksi dini kanker payudara di SMA
Negeri 1 Pomalaa
Pengetahuan F %
Baik 29 40,85
Kurang 42 59.15
Total 71 100
Sumber: olahan data primer
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas
responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang detekni dini
kanker payudara melalui SADARI, dimana dari jumlah responden
sebanyak 71 orang terdapat 42 orang (59,15%) yang memiliki
pengetahuan yang berada pada kategori kurang, dan 29 orang
(40,85%) memiliki pengetahuan pada kategori baik
b. Deskripsi Sikap Remaja putri
Secara umum, deskripsi sikap remaja putri tentang deteksi
dini kanker payudara di SMA Negeri 1 Pomalaa Kabupaten Kolaka
di sajikan pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Sikap remaja putri tentang deteksi dini kanker payudara di SMA Negeri 1
Pomalaa Kabupaten Kolaka
Sikap F %
Positif 32 45,07
Negatif 39 54,93
Total 71 100
Sumber: olahan data primer
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas
responden memiliki sikap yang negatif terhadap deteksi dini kanker
payudara, dimana dari jumlah responden sebanyak 71 orang terdapat
39 orang (54,93%) memiliki sikap yang berada pada kategori negatif
negatif, dan 32 orang (45,07%) memiliki sikap positif terhadap deteksi
dini kanker payudara.
2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan dua
variabel. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara variabel independen (kategorik) dengan variabel dependent
(kategorik). Analisis bivariabel dalam penelitian ini dilakukan dengan
Chi Square untuk melihat ada atau tidak adanya hubungan antara
pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang deteksi dini kanker
payudara melalui SADARI (Periksa Payudara Sendiri) di SMA Negeri
1 Pomalaa Kabupaten Kolaka. Hasil analisis disajikan pada tabel 4.3
berikut.
Tabel 4.3 Hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang deteksi dini
kanker payudara melalui SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
Pengetahuan
Sikap
p X2hitung Positif Negatif
n % N %
Baik 18 25,35 11 15,49 0,017 5,722
Kurang 14 19,72 28 39,44
Sumber: olahan data primer
Table 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas remaja putri di SMA
Negeri 1 Pomalaa yang memiliki pengetahuan yang baik memiliki
sikap positif tentang deteksi dini kanker payudara, yakni dari 29 orang,
terdapat 18 orang (25,35%) yang memiliki sikap positif dan 11 orang
(15,49%) yang memiliki sikap negative terhadap deteksi dini kanker
payudara. Sedangkan remaja putri yang memiliki pengetahuan kurang
tentang deteksi dini kanker payudara mayoritas bersikap negative
terhadap deteksi dini kanker payudara yakni dari 42 orang, terdapat
28 orang (39,44%) yang bersikap negative, dan 14 orang (19,72%)
yang bersikap positif terhadap deteksi dini kanker payudara.
Adapun hubungan antara kedua variable yang ditinjau secara
statistik menggunakan analisis Chi Square (X²) pada tingkat
kemaknaan 95% menunjukan nilai X2 hitung = 5,722 > X2 tabel =
5,722 dengan p = 0,017 < α = 0,05. Ini berarti hipotesis diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara pengetahuan dengan sikap remaja puteri tentang deteksi dini
kanker payudara melalui SADARI (Periksa Payudara Sendiri) di SMA
Negeri 1 Pomalaa Kabupaten Kolaka.
C. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja putri di
SMAN 1 Pomalaa memiliki pengetahuan yang kurang tentang deteksi
dini kanker payudara melalui SADARI. Dari 71 responden dapat dilihat
bahwa 42 responden (59,12%) remaja putri memiliki pengetahuan yang
kurang tenatang detekni dini kanker payudara. Sedangkan remaja putri
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 29 orang (40,85%).
Banyaknya remaja yang belum memiliki pengetahauan yang
memadai dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor di
likungkangan keluarga yang kurang memberikan pemahaman kepada
mereka tentang kanker payudara maupun belum adanya mata pelajaran
kesehatan reproduksi disekolah mereka. Pengetahuan merupakan
segala sesuatu yang dapat secara lansung maupun tidak langsung yang
mulanya tidak tahu menjadi tahu setelah melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia yaitu indera penglihatan, rasa dan indera peraba.
Menurut Novita & Franciska (2011) bahwa pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan indera peraba. Oleh karena itu pengetahuan
tentang detekni dini kanker payudara seyogianya dapat di perkenalkan
kepada remaja agar dapat melakukan tindakan pencegahan. Fasilitas
multimedia dengan layanan internet yang memadai dapat dimanfaatkan
siswa untuk meningkatkan pengetahuan tentang SADARI di luar jam
pelajaran.
Setiap orang cenderung untuk bersikap sesuai dengan
pengetahuan yang dimilikinya. Ini berarti bahwa kurangnya
pengetahuan remaja putrid tentang kanker payudara akan memicu
sikap negative dari remaja tersebut. Hal ini Sebagimana hasil penelitian
yang diperoleh bahwa mayoritas remaja putri bersikap negatif terhadap
detekni dini kanker payudara melalui SADARI. Dimana sebanyak 39
(54,93%) sikap remaja putri berada pada kategori negatif, dan 32 orang
(45,07) bersikap positif terhadap detekni dini kanker payudara melalui
SADARI. Dari 71 responden terdapat 29 orang (40,85%) yang memiliki
pengetahuan yang baik. Dari jumlah tersebut, 18 orang (25,35%)
memiliki sikap positif terhadap deteksi dini kanker payudara. Dan 11
orang (15,49%) yang memiliki sikap negatif. Demikian pula sebaliknya,
dari 42 orang (59,15%) yang memiliki pengetauan kurang, 28 orang
(39,44%) memiliki sikap negative, dan 14 orang (19,72%) memiliki
sikap positif. Ini berarti bahwa remaja putri yang memiliki pengetahuan
yang baik cenderung memiliki sikap positif terhadap deteksi dini kanker
payudara melalui SADARI.
Secara bivariat, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara Pengetahuan dengan Sikap Remaja
Puteri tentang Deteksi dini Kanker Payudara Melalui SADARI (Periksa
Payudara Sendiri) di SMA Negeri 1 Pomalaa Kabupaten Kolaka,
dengan nilai X2hitung= 5,722 dan nilai p = 0,017 < α = 0,05. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri
Viviawati (2014) dengan judul pengaruh pedidikan kesehatan tentang
pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara terhadap
pengetahuan dan sikap remaja putri di SMK N 1 Karanganyar
bedasarkan hasil penelitiannya didapatkan hubungan yang signifikan
antara pengetahuan remaja putri dengan pelaksanaan pemeriksaan
SADARI dimana responden yang berpengetahuan cukup sebagian
besar kurang mengetahui manfaat dan cara pemeriksaan SADARI.
Tingginya pengetahuan akan berdampak terhadap proses
perubahan perilaku yang akan dilakukan sehubungan dengan
permasalahan yang dihadapinya. Seseorang yang memiliki
pengetahuan yang tinggi dalam suatu hal, akan mudah menerima
perilaku yang lebih baik, sebaliknya seseorang yang mempunyai
pengetahuan yang rendah akan sulit menerima perilaku baru dengan
baik.(Notoatmodjo, 2010) Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran
manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan
adalah segala sesuatu apa yang diketahui berdasarkan pengalaman
yang didapatkan oleh setiap manusia.
Kurangnya pengetahuan remaja disebabkan oleh kurangnya
informasi serta tingkat kewaspadaan masyarakat terhadap kanker
payudara. Menurut asumsi peneliti, terdapatnya hubungan yang
signifikan antara pengetahuan remaja putri tentang SADARI dalam
mendeteksi dini kanker payudara, seiring dengan pernyataan diatas
dimana dari hasil penelitian ditemukan mayoritas berpengetahuan
kurang tentang SADARI. Peneliti berasumsi hal ini mungkin berkaitan
tentang kurangnya minat responden untuk mencari informasi tentang
kanker payudara dan cara pemeriksaan SADARI serta kurangnya
kewaspadaan terhadap kanker payudara.
Ditinjau dari aspek sikap remaja, yang cenderung labil terhadap
hal-hal yang sensitive pada dirinya, sangat dipengaruhi oleh
pemahaman yang mendasar tentang SADRI, hal tersebut hanya akan
muncul jika remaja tersebut memiliki pengetahuan yang baik tentang
SADRI. Sikap (attitude) adalah perasaan atau pandangan seseorang
yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu objek atau
stimulus. Sikap merupakan konsep yang paling penting dalam
psikologis sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu
maupun kelompok. Oleh karena itu sangat penting untuk menanamkan
pengetahuan kepada remaj agar dapat memiliki sikap yang postif.
Sikap yang negatif dari responden karena responden kurang mengerti
cara pemeriksaan SADARI. Sikap adalah suatu proses penilaian yang
dilakukan seseorang terhadap suatu objek atau situasi yang disertai
adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang
tersebut untuk membuat respon atau perilaku dalam cara yang tertentu
yang dipilihnya.
Menurut asumsi peneliti hasil penelitian menunjukkan sikap
remaja putri ada hubungan dengan pelaksanaan SADARI dikarenakan
pada saat peneliti melakukan penelitian dan melakukan penilaian pada
kuisioner dengan hasil kuisioner masih banyak remaja putri yang
bersikap negatif dikarenakan kurang mengertinya cara pemeriksaan
SADARI padahal SADARI adalah salah satu cara yang cukup mudah
untuk mendeteksi secara dini adanya kanker payudara.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dijelaskan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1. Mayoritas Pengetahuan remaja puteri tentang deteksi dini kanker
payudara melalui SADARI (Periksa Payudara Sendiri) di SMA Negeri
1 Pomalaa Kabupaten Kolaka berada pada kategori kurang yakni
dari 71 orang terdapat 42 orang (59,15%) yang memiliki
pengetahuan yang berada pada kategori kurang, dan 29 orang
(40,85%) memiliki pengetahuan pada kategori baik
2. Mayoritas Sikap remaja puteri tentang deteksi dini kanker payudara
melalui SADARI (Periksa Payudara Sendiri) di SMA Negeri 1
Pomalaa Kabupaten Kolaka berada pada kategori negatif, yakni dari
71 orang, terdapat 39 orang (54,93%) memiliki sikap yang berada
pada kategori negatif negatif, dan 32 orang (45,07%) memiliki sikap
positif terhadap deteksi dini kanker payudara
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
sikap remaja puteri tentang deteksi dini kanker payudara melalui
SADARI (Periksa Payudara Sendiri) di SMA Negeri 1 Pomalaa
Kabupaten Kolaka.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penlitian yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Dinas Kesehatan, meningkatkan promosi kesehatan terutama
tentang kesehatan reproduksi dan mengevaluasi setiap kegiatan
yang telah dilaksanakan
2. Bagi SMAN 1 Pomalaa, meningkatkan pengetahuan siswa tentang
SADARI dengan didukung oleh peran serta kepala sekolah/guru
dalam membimbing siswa aktif memberikan konseling, mendorong
organisasi sekolah (OSIS) untuk aktif memberikan informasi
kesehatan melalui majalah dinding sekolah, memanfaatkan media
sosial seperti facebook dalam memberikan informasi kesehatan bagi
siswa siswinya.
3. Bagi remaja putri diharapkan dapat lebih bertanggung jawab dalam
menjaga kesehatan reproduksinya, lebih membuka diri terhadap
informasi media massa, banyak tukar pengalaman dengan orang
tua maupun teman tentang deteksi dini kanker payudara melalui
SADARI, datang ke petugas kesehatan bila mengalami tanda-tanda
kelainan pada payudara.
4. Bagi peneliti selanjutnya, adanya hasil penelitian ini maka peneliti
selanjutnya dapat meneliti lebih dalam lagi tentang sumber informasi,
pengalaman pribadi dan emosi.
DAFTAR PUSTAKA
Ama, F, 2012. Masalah Kanker Payudara dan pemecahannya. Majalah
Kesehatan Masyarakat Indonesia. Tahun XIX. Nomor 1
Maret. Jakarta.
Azwar S, 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Modul Kesehatan Reproduksi Remaja.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Hurlock. 2010. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Manuaba dkk. 2010. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan.
EGC: Jakarta.
Monks, F.J; A.M.P Knoers dan S.R. Haditono. 2012. Psikologi
Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Edisi
Keempat Belas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Pernoll, M. 2011. Obstetrics And Gynecology 10 th edition. USA : McGraw
Hill Company
Santrock, J.W. 2013. Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta:
Penerbit Broughton.
Seniartika, Suci. 2015. Perilaku Sadari Wanita Pedesaan dan Wanita
Perkotaan. Hasil Penelitian Keperawatan PSIK FK USU.
Sevilla, C.G. et al. 2013. Pengantar Metode Penelitian. UI-Pres, Jakarta.
Soemanto, wasty. 2013. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono, 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alvabeta.
Suryaningsih, E. 2014. Kupas Tuntas Kanker Payudara. Yogjakarta :
Paradigma Indonesia
Tjindarbumi, 2016. Penanganan kanker Dini dan Lanjut. Bagian Patologi
Anatomik. Jakarta: FKUI.
2016. Diagnosis dan Pencegahan Kanker Payudara, Kursus
Singkat Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker. 6-8
November. FKC.II-POI. Jakarta.
Varney, H. 2004. Ilmu Kebidanan (Varney’s midwifery 3rded). Bandung :
Sekelola publisher
Wiknjosastro, H. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
KUESIONER
Kode responden : I. PENGETAHUAN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA MELALUI SADARI (PERIKSA PAYUDARA SENDIRI)
Petunjuk pengisian kuesioner pengetahuan: Pilihan jawaban adalah: B = Benar, S = Salah
Pililah salah satu jawaban yang Anda anggap paling sesuai dengan pendapat Anda seperti yang telah digambarkan oleh pertanyaan yang tersedia
Berilah tanda centang pada salah satu pilihan yang tertera dibelakang pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang Anda pilih
No. Pertanyaan Benar Salah
1. SADARI merupakan pemeriksaan payudara sendiri yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
2. Langkah melihat pada SADARI adalah untuk menganalisa ukuran payudara
3. Langkah melihat pada SADARI berguna untuk menganalisa keindahan bentuk pada payudara
4. Langkah memijit putting susu pada SADARI berguna untuk mengetahui adanya cairan yang keluar atau tidak
5. Langkah memijit putting susu pada SADARI berguna untuk merasakan nyeri atau tidak
6. Langkah meraba payudara pada SADARI untuk menemukan adanya benjolan pada payudara
7. Langkah meraba payudara pada SADARI untuk mengetahui tekstur kulit payudara
8. Pada saat meraba payudara diperlukan berbagai variasi tekanan
9. Tekanan kuat perlu dilakukan ketika menganalisa adanya banjolan pada payudara yang berada dibawah kulit
10. Langkah meraba ketiak pada SADARI berguna untuk mengetahui adanya benjolan
11. Langkah meraba ketiak pada SADARI berguna untuk mengetahui adanya pembesaran getah bening
12. SADARI dapat dilakukan dengan cara berbaring dan berdiri
13. SADARI akan lebih sulit dilakukan jika payudara dalam keadaan licin
14. SADARI mudah dilakukan jika payudara dalam keadaan kering
15. SADARI dianjurkan untuk dilakukan secara intensif pada wanita yang berusia 30 tahun keatas
16. SADARI dianjurkan mulai dilakukan secara intensif pada wanita yang berusia 20 tahun keatas
17. SADARI sebaiknya dilakukan sebelum menstruasi
18. SADARI sebaiknya dilakukan satu minggu setelah menstruasi
19 SADARI dianjurkan untuk dilakukan secara rutin tiap bulan
20. SADARI dianjurkan untuk dilakukan 1 kali tiap bulan
II. SIKAP TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARAMELALUI
SADARI (PERIKSA PAYUDARA SENDIRI)
Pilihan jawaban adalah: SS = Sangat Setuju S = Setuju RG = Ragu-Ragu TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
Pililah salah satu jawaban yang Anda anggap paling sesuai dengan pendapat Anda seperti yang telah digambarkan oleh pertanyaan yang tersedia
Berilah tanda centang pada salah satu pilihan yang tertera dibelakang pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang Anda pilih.
No.
Pernyataan SS S RG
TS STS
1. Sebagai seorang wanita yang masih seusia remaja, kita harus waspada terhadap bahaya kanker payudara
2. Remaja harus selalu peduli dengan kesehatan tubuhnya, terutama kesehatan alat-alat reproduksinya (dalam hal ini khususnya payudara)
3. Remaja harus sering mengupdae informasi-informasi mengenai perkembangan kesehatan, pencegahan dan pengobatannya
4. SADARI sebaiknya dilakukan sendiri, sehabis mandi dan didepan kaca
5. Kita yang paling tahu dan dapat merasakan perubahan yang terjadi terhadap tubuh kita (dalam hal ini payudara)
6. SADARI haru dilakukan setiap bulan dan secara kontinyu
7. Sebaiknya memperoleh informasi mengenai SADARI.
Teknis pelaksanaan SADARI langsung dari petugas kesehatan ataupun leafleat yang dibagikan oleh dinas/lembaga kesehatan
8. Manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai stadium lanjut
9. Keluarga adalah pusat informasi pertama dalam menjaga kesehatan sehingga dari keluarga kita dapat memperoleh perilaku yang dapat pencegahan penyakit
10. Jika seorang teman kita telah melakukan SADARI, kita juga dapat meniru perilakunya dengan ikut melakukan SADARI tiap bulannya
KUNCI JAWABAN PENGETAHUAN:
1. S 2. B 3. S 4. B 5. S 6. B 7. S 8. B 9. S 10. B 11. S 12. B 13. S 14. S 15. S 16. B 17. S 18. B 19. B 20. B
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
No. Responden : ……..................………………………………................
Umur : …………………………………………….......................
Kelas : ....................................................................................
Setelah mendengar/membaca penjelasan tentang maksud dan tujuan
penelitian ini, maka saya bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden
dalam penelitian yang dilakukan peneliti dengan Judul “Hubungan
Pengetahuan dengan Sikap Remaja Puteri tentang Deteksi Dini Kanker
Payudara melalui SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) di SMAN 1
Pomalaa Kabupaten Kolaka”.
Saya mengerti bahwa ada beberapa pertanyaan-pertanyaan yang harus saya
jawab, dan sebagai responden saya akan menjawab pertanyaan kuesioner dengan
jujur.
Saya bersedia menjadi responden bukan karena adanya paksaan dari pihak
lain, namun karena keinginan sendiri dan tanpa biaya yang akan ditanggungkan
kepada saya sesuai dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh peneliti.
Hasil yang diperoleh dari saya sebagai responden dapat dipublikasikan sebagai
hasil dari penelitian dan akan diseminarkan pada ujian hasil dengan tidak akan
mencantumkan nama, kecuali nomor informan.
Kendari, ...............................2017
Responden
…………………………………
OUTPUT HASIL SPSS
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENGETAHUAN * SIKAP 71 100.0% 0 0.0% 71 100.0%
PENGETAHUAN * SIKAP Crosstabulation
Count
SIKAP Total
NEGATIF POSITIF
PENGETAHUAN KURANG 28 14 42
BAIK 11 18 29
Total 39 32 71
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.722a 1 .017
Continuity Correctionb 4.620 1 .032
Likelihood Ratio 5.772 1 .016
Fisher's Exact Test .028 .016
Linear-by-Linear
Association 5.641 1 .018
N of Valid Cases 71
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.07.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
PENGETAHUAN (KURANG
/ BAIK)
3.273 1.220 8.782
For cohort SIKAP =
NEGATIF 1.758 1.053 2.934
For cohort SIKAP =
POSITIF .537 .321 .898
N of Valid Cases 71