HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

19
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN Ryka Juaeriah ABSTRAK Dalam upaya menekan angka kematian ibu dan menekan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah telah mencanangkan program KB Nasional. Sampai saat ini pelaksanaan program Keluarga Berencana selalu bertumpu atau dibebankan pada wanita. Secara teoritis hal ini memang tidak benar karena kesehatan reproduksi harus menjadi tanggung jawab pasangan suami istri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan pria dengan peran serta KB pria. Metode penelitian ini adalah deskriptif kolerasi dengan pendekatan cross sectional. Uji statistik menggunakan metode chi square. Dari hasil analisis diperoleh hasil bahwa antara pengetahuan dan peran serta KB pria terdapat hubungan dengan nilai p value 0.008, hubungan umur dan peran serta KB pria terdapat sebanyak 54% pria yang berperan serta sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara umur dan peran serta KB pria, pekerjaan dan peran serta KB pria tidak terdapat hubungan dengan nilai p vakue 0,324, terdapat sebanyak 54% pria yang pendidikan tinggi dan rendah berperan serta dalam ber KB sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara pendidikan dan peran serta KB pria Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan bagi pihak puskesmas dalam membuat program 1

description

Dalam upaya menekan angka kematian ibu dan menekan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah telah mencanangkan program KB Nasional. Sampai saat ini pelaksanaan program Keluarga Berencana selalu bertumpu atau dibebankan pada wanita. Secara teoritis hal ini memang tidak benar karena kesehatan reproduksi harus menjadi tanggung jawab pasangan suami istri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan pria dengan peran serta KB pria. Metode penelitian ini adalah deskriptif kolerasi dengan pendekatan cross sectional. Uji statistik menggunakan metode chi square. Dari hasil analisis diperoleh hasil bahwa antara pengetahuan dan peran serta KB pria terdapat hubungan dengan nilai pvalue 0.008, hubungan umur dan peran serta KB pria terdapat sebanyak 54% pria yang berperan serta sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara umur dan peran serta KB pria, pekerjaan dan peran serta KB pria tidak terdapat hubungan dengan nilai pvakue 0,324, terdapat sebanyak 54% pria yang pendidikan tinggi dan rendah berperan serta dalam ber KB sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara pendidikan dan peran serta KB priaHasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan bagi pihak puskesmas dalam membuat program penyuluhan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan tentang KB pria.

Transcript of HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

Ryka Juaeriah

ABSTRAK

Dalam upaya menekan angka kematian ibu dan menekan laju pertumbuhan

penduduk, pemerintah telah mencanangkan program KB Nasional. Sampai saat

ini pelaksanaan program Keluarga Berencana selalu bertumpu atau dibebankan

pada wanita. Secara teoritis hal ini memang tidak benar karena kesehatan

reproduksi harus menjadi tanggung jawab pasangan suami istri. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik yaitu umur, pendidikan,

pekerjaan dan pengetahuan pria dengan peran serta KB pria. Metode penelitian

ini adalah deskriptif kolerasi dengan pendekatan cross sectional. Uji statistik

menggunakan metode chi square. Dari hasil analisis diperoleh hasil bahwa

antara pengetahuan dan peran serta KB pria terdapat hubungan dengan nilai

pvalue 0.008, hubungan umur dan peran serta KB pria terdapat sebanyak 54% pria

yang berperan serta sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara

umur dan peran serta KB pria, pekerjaan dan peran serta KB pria tidak terdapat

hubungan dengan nilai pvakue 0,324, terdapat sebanyak 54% pria yang pendidikan

tinggi dan rendah berperan serta dalam ber KB sehingga dapat disimpulkan

terdapat hubungan antara pendidikan dan peran serta KB pria

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan bagi pihak

puskesmas dalam membuat program penyuluhan dan pelatihan bagi tenaga

kesehatan tentang KB pria.

Kata Kunci : cross sectional, KB pria

PENDAHULUAN

Program KB Nasional adalah bagian dari program pembangunan nasional

yang dimaksudkan untuk membantu para pasangan dan perorangan dalam

tujuan reproduksinya, melalui program pemberdayaan keluarga, kesehatan

reproduksi remaja, keluarga berencana dan penguatan kelembagaan dan

1

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

jaringan KB dalam mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. (BKKBN,

2002)

Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sekarang ini tercatat 222 juta

jiwa, hal ini disebabkan oleh rendahnya partisipasi pria dalam program Keluarga

Berencana. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional menyebutkan

keikutsertaan kaum pria sebagai akseptor Keluarga Berencana (KB) sampai

saat ini persentasenya hanya mencapai 2,7 persen saja.

Berdasarkan hasil penelitian KB se Jawa Barat, dapat diketahui bahwa

pengguna KB pria sebagian besar dipengaruhi oleh usia, pendidikan dan

pekerjaan (SDKI, 1999). Winarni, melakukan penelitian bertujuan untuk menilai

partisipasi pria dalam ber KB, peran pria dalam kehamilan keluarga dan peran

pria dalam kesehatan reproduksi keluarga dengan hasil pengetahuan tentang

alat/cara KB telah meluas dikalangan pria, hampir semua pria kawin sedikitnya

mengetahui satu jenis alat/cara KB (97 persen). Proporsi terbesar pria

mengetahui sumber pelayanan KB adalah Puskesmas (41 persen). Televisi

merupakan sumber informasi KB yang dominant dikemukakan pria (50 persen).

Secara umum diantara berbagai pernyataan pria tentang sikap dalam keluarga

berencana, yang menonjol adalah KB merupakan urusan wanita (28 persen).

(BKKBN, 2007)

Secara umum angka kesertaan KB pria relatif rendah. Angka pemakaian

suatu cara KB pria tercatat 5 persen, yang meliputi pemakaian suatu cara KB

modern 2 persen, dan suatu cara KB tradisional 3 persen. Angka kesertaan

dengan menggunakan suaru alat/cara KB modern terdiri dari pemakaian cara

sterilisasi pria 0,5 persen dan pemakaian kondom 1 persen. Pemakaian cara

KB tradisional, meliputi pemakaian cara KB pantang berkala 1,9 persen dan

pemakaian metode senggama terputus 1,5 persen. Pemakaian alat/ cara KB

pria lebih banyak terjadi pada pria yang tinggal di perkotaan, pria yang bekerja,

mempunyai anak relative banyak, serta pada pria dengan tingkat sosial ekonomi

relatif tinggi (BKKBN, 2005).

Diakui  begitu banyak kendala yang menghadang dalam kaitannya dengan

peningkatan peran pria ber-KB. Kendala yang paling utama, masih juga seputar

budaya patriarkis dalam masyarakat Indonesia. “Pria dianggap paling berkuasa

2

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

di banyak tempat di negeri ini, hingga pria pun berhak menentukan mau ber-KB

atau tidak. Kebanyakan dari mereka inginkan istrinya saja yang ber-KB. (Gema

Pria online, 2007)

Hal ini menunjukkan peserta KB pria dalam penggunaan alat kontrasepsi

di Jawa Barat masih kurang, dimana pada tahun 2005 tercatat hanya sebanyak

4.723 peserta KB pria atau hanya 1,03% dari total peserta baru. Padahal

menurut program BKKBN, salah satu peran untuk menyukseskan program KB di

Indonesia, adalah keikut sertaan kaum pria untuk ber KB (Gema pria online,

2005). Oleh karena itu, peningkatan partisipasi pria dalam KB pada tahun 2005

sampai dengan tahun 2008 menjadi salah satu isu utama dalam akselerasi

peningkatan peserta KB untuk mendukung upaya penurunan Total Fertility Rate

(TFR) atau angka kelahiran (BKKBN Jabar, 2004).

Pentingnya pria terlibat dalam KB dan kesehatan reproduksi didasarkan

bahwa pria adalah mitra dalam reproduksi dan seksual, sehingga sangat

beralasan apabila pria dan wanita berbagi tanggung jawab dan peran secara

seimbang untuk mencapai kepuasan kehidupan seksual dan berbagi beban

untuk mencegah penyakit serta komplikasi kesehatan reproduksi. Pria

bertanggung jawab secara sosial dan ekonomi termasuk untuk anak-anaknya,

sehingga keterlibatan pria dalam keputusan reproduksi akan membentuk ikatan

yang lebih kuat diantara mereka dan keturunannya. Puskesmas merupakan

salah satu sarana pelayanan Keluarga Berencana. Salah satu Puskesmas yang

ada di Cimahi adalah puskesmas Cimahi Selatan.pasangan usia subur

mencapai 12.048 orang dimana yang menjadi peserta KB aktif sebanyak 2.080

dan sisanya peserta KB non aktif.

Dari jumlah 1.604 peserta KB di Puskesmas Cimahi Selatan pada tahun

2006, peserta KB pria sangat rendah yaitu hanya sebesar 0.66% (79 orang)

yang menggunakan alat kontrasepsi pria dari jenis alat kontrasepsi kondom dan

MOP. Sementara jumlah peserta KB wanita sebanyak 99.44% (11,969 orang).

(Profil Dinkes Kota Cimahi, 2007)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan dan Karakteristik Pria Dengan

Peran Serta KB Pria di Puskesmas Cimahi Selatan.

3

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

METODE

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kolerasi yaitu suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik

pria dengan peran serta KB pria di Puskesmas Cimahi Selatan periode Juli 2008.

Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pria yang mengantar istrinya

melaksanakan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Cimahi Selatan. Adapun

jumlah populasi yang diteliti diperkirakan adalah berdasarkan jumlah rata – rata per

bulan pasangan usia subur yang datang berkunjung pada periode tahun 2007

sebanyak 102 orang/pria.

Sampel yang digunakan adalah sebagian dari pasangan usia subur yang

datang ke Puskesmas Cimahi Selatan pada bulan Juli 2008. Teknik pengambilan

sampel dilakukan dengan cara accidental sampling yaitu pengambilan

kasus/responden yang kebetulan ada atau tersedia pada saat itu. Adapun jumlah

sampelnya 50 orang

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah kuesioner dengan

pertanyaan tertutup. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Cimahi Selatan pada

bulan Juli 2008.

4

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

HASIL PENELITIAN

Hasil Bivariat

Tabel 1. Hubungan antara peran serta KB pria berdasarkan pengetahuan di Puskesmas Cimahi Selatan Bulan Juli 2008

SSetSetelah dilakukan perhitungan secara statistik dengan uji chi square

didapatkan hasil pvalue = 0,008(α = 0,05), dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan peran serta KB pria

di Puskesmas Cimahi Selatan Bulan Juli 2008.

Tabel 2. Hubungan antara peran serta KB pria berdasarkan umur di Puskesmas Cimahi Selatan Bulan Juli 2008.

B

Pengetahuan

Status peran serta priaTotal

P ValueYa Tidak f % f % N %

Kurang 0 0 5 10 5 100,008

Cukup 15 30 16 32 31 62

Baik 12 24 2 4 14 28

Jumlah 23 54 27 46 50 100

UmurStatus peran serta pria

TotalP ValueYa Tidak

F % f % N %≤ 35 tahun

7 14 17 34 27 540,002

>35 tahun20 40 6 12 23 46

Jumlah 27 54 23 46 50 100

5

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

Didapatkan hasil pvalue = 0,002 (α = 0,05), dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara umur pria dengan peran serta KB pria di

Puskesmas Cimahi Selatan pada Bulan Juli 2008.

Tabel 3. Hubungan Antara peran serta KB pria berdasarkan pendidikan di Puskesmas Cimahi Selatan Bulan Juli 2008.

PendidikanStatus peran serta pria

TotalP ValueYa Tidak

f % f % N %Pendidikan rendah 2 4 10 20 12 24

0,008Pendidikan Tinggi 25 50 13 26 38 76

Jumlah 23 54 27 46 50 100Didapatkan hasil Pvalue = 0,008(α = 0,05), dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang significant antara pendidikan dengan peran serta KB pria di

Puskesmas Cimahi Selatan Bulan Juli 2008.

Tabel 4. Hubungan antara peran serta KB pria berdasarkan pekerjaan di

Puskesmas Cimahi Selatan Bulan Juli 2008.

Pekerjaan Status peran serta pria

TotalP ValueYa Tidak

f % f % N %Bekerja

4 8 7 14 11 220,324

Tidak bekerja23 46 16 32 39 78

Jumlah 23 54 27 46 50 100Didapatkan hasil pvalue = 0,324(α = 0,05), dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat hubungan yang significant antara pekerjaan pria dengan peran serta

KB pria di Puskesmas Cimahi Selatan pada Bulan Juli 2008.

Pembahasan

6

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

Analisa Bivariat

1. Hubungan pengetahuan dengan peran serta KB pria di Puskesmas Cimahi

Selatan Bulan Juli Tahun 2008

Dilihat dari hasil penelitian tersebut presentasi pengetahuan responden

cukup ini harus ditunjang oleh wawasan, yang dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan responden. Tetapi pengetahuan saja tidak cukup untuk

mendukung seseorang berperan serta , faktor lain yang dapat

mempengaruhi yaitu faktor internal dan eksternal antara lain persepsi,

kebutuhan, pengalaman pribadi, budaya, pengalaman orang lain, agama,

lingkungan secara keseluruhan ada tidaknya dukungan, ada tidaknya

informasi, serta situasi dan kondisi yang mendukung. Apabila dihubungkan

dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (1993) bahwa faktor –

faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu dari pengalaman,

tingkat pendidikan, keyakinan serta fasilitas.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan

pengetahuan atau kognitif merupakan suatu faktor yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang didasari

dengan pemahaman yang tepat akan menumbuhkan sikap yang positif,

sehingga akhirnya tumbuh satu bentuk perilaku baru yang diharapkan.

Apabila seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang sesuatu hal,

maka kemungkinan besar ia akan melakukan apa yang seharusnya

dilakukan (Notoatmojo, 2003)

2. Hubungan umur dengan peran serta KB pria di Puskesmas

Cimahi Selatan Bulan Juli Tahun 2008

7

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kelompok umur lebih dari 35

tahun lebih banyak mengerti mengenai alat kontrasepsi, hal ini di sebabkan

karena umur lebih dari 35 tahun merupakan usia tidak reproduktif lagi dan

merupakan usia yang sangat penting untuk mencari dan mendapatkan

informasi mengenai alat kontrasepsi. Dikatakan pada umur di atas 35 tahun

terjadi percepatan respon maksimal, baik dalam hal mempelajari sesuatu

atau dalam menyesuaikan dengan hal –hal tertentu dan setelah itu sedikit

demi sedikit akan menurun seiring dengan bertambahnya umur. Hal ini

dimungkinkan juga oleh pengalaman yang didapat akseptor dan oleh

lingkungan yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap sesuatu

hal yang diterimanya.(Depkes RI, 1995)

Hasil yang didapat ini sama dengan apa yang dilaporkan oleh BKKBN

(2001), pria yang berumur di atas 35 tahun cenderung menggunakan alat

kontrasepsi yaitu kontrasepsi mantap/MOP di banding dengan pria yang

berumur 35 tahun ke bawah, dengan alasan karena pada usia tua

kesehatan mereka sudah mulai menurun.

3. Hubungan pendidikan dengan peran serta KB pria di Puskesmas Cimahi

Selatan Bulan Juli Tahun 2008

Penelitian ini sesuai dengan literature yang mengatakan bahwa tingkat

pendidikan bapak/pria sangat berpengaruh terhadap peran serta pria dalam

KB. Semakin tinggi tingkat pendidikan, secara tidak langsung berpengaruh

terhadap peningkatan status sosial dan kedudukan seorang pria serta

peningkatan pilihan mereka terhadap kehidupan dan kemampuan untuk

menentukan pilihan sendiri serta menyatakan pendapat. (Depkes RI, 2006)

8

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

Harteti (2002) di Mangkurejo melakukan penelitian dan mendapat hasil

bahwa ada hubungan antara pendidikan seseorang dengan keikut sertaan

dalam ber KB. Tingkat pendidikan akan berdampak pada peningkatan

produktifitas dan kualitas penduduk (Bapenas, 1993). Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian yang ada kecenderungan semakin tinggi jenjang pendidikan

semakin tinggi pula pengetahuan yang dimiliki. Menurut pendapat

Notoatmodjo (2003) bahwa pendidikan yang lebih tinggi dapat menambah

wawasan dan pengetahuan seseorang dibandingkan dengan yang

berpendidikan lebih rendah.

4. Hubungan pekerjaan dengan peran serta KB pria di Puskesmas Cimahi

Selatan Bulan Juli Tahun 2008

Berdasarkan pekerjaan sebagian besar pria yang berperan serta

dalam ber KB adalah pria yang bekerja. Alasan para pria ikut serta dalam

ber KB adalah karena alasan ekonomi. Ada pula sebagian kecil pria yang

mengatakan bahwa KB adalah tanggung jawab istri. Dan ada juga yang

istrinya tidak mengizinkan bila suaminya ber KB.

Namun ada literature yang mengatakan bahwa peran serta pria

terhadap penggunaan kontrasepsi disesuaikan dengan kebutuhan, manusia

memerlukan biaya hidup yang tidak sedikit. Untuk memenuhi kebutuhan

sekolah, bisnis atau kemampuan ekonomi untuk mengurus anak – anaknya

seperti makan, pakaian, perlindungan, pemeliharaan kesehatan, pendidikan

masa depan, rumah dan sebagainya. Sehingga harga atau biaya dari suatu

metode kontrasepsi akan mempengaruhi juga dalam peran serta suami/pria

dalam ber KB (Varney, 1996).

9

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian tentang Hubungan karakteristik pria dengan peran serta KB

pria dengan jumlah responden 50 orang di Puskesmas Cimahi Selatan Bulan

Juli Tahun 2008 ditemukan hasil sebagai berikut :

1. Terdapat 30% dengan pengetahuan cukup dan 24% dengan pengetahuan

baik pria yang berperan serta dalam ber KB sehingga dapat disimpulkan

terdapat hubungan antara pengetahuan dan peran serta KB pria dengan

nilai pvalue yang di dapat 0,008 (<0,05).

2. Terdapat 54% pria yang berperan serta dalam ber KB dengan umur < 35

tahun sebanyak 14% dan umur > 35 tahun sebanyak 40% sehingga dapat

disimpulkan terdapat hubungan antara umur dan peran serta KB pria

dengan nilai pvalue yang di dapat 0,002 (<0,05).

3. Terdapat 4% pria yang berpendidikan rendah dan 50% pendidikan tinggi pria

yang berperan serta dalam ber KB sehingga dapat disimpulkan terdapat

hubungan antara pendidikan dan peran serta KB pria dengan nilai pvalue yang

di dapat 0,008 (<0,05).

4. Terdapat 8% pria yang tidak bekerja dan 46% pria yang bekerja yang

berperan serta dalam ber KB sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat

hubungan antara pekerjaan dan peran serta KB pria dengan nilai pvalue yang

di dapat 0,324 (<0,05).

SARAN

1. Bagi Petugas Kesehatan

10

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

Terutama bagi petugas yang berada di Puskesmas yang berada dilapangan

untuk dapat meningkatkan upaya penyuluhan tentang Keluarga Berencana

dan mensosialisasikan kontrasepsi pria seperti kondom dan MOP.

2. Bagi Akseptor

a. Suami sebaiknya ikut menemani istrinya menemui konselor KB atau

petugas kesehatan, sehingga mereka bisa bersama-sama mengetahui

metode KB yang tersedia dan memilih salah satu metode yang tepat,

mengantisipasi jika terjadi efek samping dan bagaimana cara

mengatasinya.

b. Para pria agar rela menjadi peserta KB aktif, tidak selalu istri saja yang

mengikuti kegiatan KB. Pria pun dapat berperan serta menjadi peserta

KB aktif guna memiliki keluarga yang sejahtera.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Azwar, S. 2000. Sikap Manusia Teori dan Perkembangannya, edisi II. Yogyakarta Pustaka Pelajar.

Susanto, A. 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Bina Aksara

BKKBN Propinsi Jawa Barat. 2007. Review Program KB Nasional Propinsi Jawa Barat Tahun 2004. Bandung.

BKKBN. 2001. Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana, Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

BKKBN, 1999, Umpan Balik Pencapaian Gerakan KB, Jawa Barat.

Depkes RI. 2005. Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana, Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta

Hartanto H. 2004. Keluarga Berencana dan kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

11

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

http//www.bkkbn.go.id, 2008

http//www.gema pria online.com, 2007

Horoepoetri, A, 1992. Peran Serta Dalam Pengelolaan Lingkungan. Komunika. Jakarta.

Hurlock, B.E. 2002 . Psikologi perkembangan, Jakarta : Erlangga

Harteti. 2002. KB Nasional dan peran pria dalam ber KB. Mangkurejo

Iskandar Meuwitak ,1994, Kualitas Pelayanan KB di Indonesia Review Analitik untuk menentukan prioritas, Jakarta:PKU, LPUI.

Notoatmodjo S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Notoadmojo s. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Profil Kesehatan Jawa Barat. 2004. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat.

Profil Kesehatan Kota Cimahi. 2006. Dinas Kesehatan Kota Cimahi.

Rukmini M. 2006. Gambaran peran serta KB pria dengan karakteristik pria di RSU Cibabat tahun 2006. Cimahi

Winarni E, 2003. Partisipasi Pria dalam ber KB, Jawa Timur

Penulis adalah Staf Dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKes Budi Luhur Cimahi

12

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PRIA DENGAN PERAN SERTA KB PRIA DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

13