HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA...

15
HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KENAKALAN REMAJA DI DUSUN SELOREJO DESA KARANGDIYENG KECAMATAN KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO ARTIKEL OLEH MUHAMAD MASRURRI NIM 106811402048 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN KEWARGANEGARAAN AGUSTUS 2012

Transcript of HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA...

Page 1: HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel68DE9378B49F709ADD27E... · HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KENAKALAN REMAJA

HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGANKENAKALAN REMAJA DI DUSUN SELOREJO DESA KARANGDIYENG

KECAMATAN KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO

ARTIKEL

OLEHMUHAMAD MASRURRI

NIM 106811402048

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAANPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN KEWARGANEGARAAN

AGUSTUS 2012

Page 2: HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel68DE9378B49F709ADD27E... · HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KENAKALAN REMAJA

HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGANKENAKALAN REMAJA DI DUSUN SELOREJO DESA KARANGDIYENG

KECAMATAN KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO

Muhamad MasrurriProgram Studi Pendidikan dan Kewarganegaraan

Jurusan Hukum dan KewarganegaraanFakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang latar belakangmengetahui hubungan pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan kenakalan remaja di dusunSelorejo desa Karangdiyeng kecamatan Kutorejo-Mojokerto. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan angket. Hasil yangdiperoleh dari penelitian ini adalah hubungan pemahaman nilai-nilai Pancasiladengan kenakalan remaja yang mencapai 70,73%. Untuk itu pemerintah pusatmaupun daerah melakukan pemberdayan nilai-nilai Pancasila lewat memasukkan nilai-nilaiPancasila dalam kurikulum kembali. Supaya nilai-nilai Pancasila terserap mulai sejak dinikenakalan remaja.

Kata kunci: Nilai-nilai Pancasila, Pancasila

Margono (2002:65) mengatakan bahwa nilai adalah apa yang dianggapbernilai atau berharga yang menjadi landasan, pedoman, dan semangat seseorangdalam melakukan sesuatu. Sofa (2008) mengemukakan,stilah moral berasal daribahasa Latin. Bentuk tunggal kata moral yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitumores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebasaan, adat.Rumusan arti kata moral adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi peganganbagi seseorang atau sesuatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Margono(2002:66), berpendapat bahwa moral itu berkaitan dengan penilaian baik burukmenurut ukuran manusia yang berlandaskan nilai-nilai yang berlaku dalam suatumasyarakat manusia dan yang menjunjung tinggi oleh masyarakat manusia pula. Jadinilai-nilai moral yang terkandung dalam Pancasila adalah bagian inti kebudayaannasional Indonesia. Moral Pancasila bukanlah semata-mata suatu bagian di sampingbagian-bagin lain kebudayaan kita, melainkan bagian inti dan jiwanya. MoralPancasila mengarahkan kebudayaan kita pada tujuan dan memberikan dimensimanusiawi.

Menurut Hamimnova (2010), deskripsi nilai Pendidikan Budaya dan KarakterBangsa terdapat 18 nilai yaitu:1.religius, 2.jujur, 3. toleransi, 4. disiplin, 5. kerjakeras, 6. kreatif, 7. mandiri, 8. demokratis,9. rasa ingin tahu, 10. semangatkebangsaan, 11. cinta tanah air, 12. menghargai prestasi, 13. bersahabat ataukomuniktif, 14. cinta damai, 15. gemar membaca, 16. peduli lingkungan, 17. pedulisosial, 18. tanggung-jawab.

Page 3: HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel68DE9378B49F709ADD27E... · HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KENAKALAN REMAJA

Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaranagama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hiduprukun dengan pemeluk agama lain. Menjalankan apa yang diperintah dan menjauhiapa yang dilarang.

Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagaiorang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Denganmelakukan kejujuran hidup seakan tidak ada beban dan juga bamyak yang menyukaikita.

Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Dengantoleransi mungkin tidak terjadi peerpecahan baik suku, ras, agama, dan golongan.

Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh padaberbagai ketentuan dan peraturan. Dengan hidup disiplin, hidup terasa teratur dantidak tergesa-gesa dalam menjalankan aktifitas.

Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguhdalam mengatasi berbagai habatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugasdengan sebaik-baiknya. Kerja keras merupakan salah satu alat untuk menghadapitantangan. Sehingga kita tidak mudah putus asa.

Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atauhasil baru dari apa yang telah dimiliki. Kreatif juga dapat memunjulkan ide-ide kitadan mudak mencari pekerjaan bahakan uang.

Mandiri adalah sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada oranglain dalam menyelesaikan tugas-tugas.dengan sikap mandiri kita akan nterlatih lebihkreatif dalam melakukan pekerjaan.

Demokratis adalah cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai samahak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Dimana demokrasi berisikan kebebasantapi di dalam kebebasan tersebut terdapat hak dan kewajiban. Sehingga tidak sebas-bebasnya, tapi ada batasannya.

Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untukmengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dandidengar. Karena manusia diberi akal atau pikiran, nafsu, hati nurani sehinggamanusia merasa kurang puas.

Semangat kebangsa adalah cara berpikir, bertindak, dan wawasan yangmenempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dankelompoknya. Misalnya ikut dalam kerja bakti untuk membersihkan selkan meskipunkita ada keperluan yang tidak penting.

Cinta tanah air adalah cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkunganfisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. Cinta tanah air juga bisadikatan rasa nasionalisme. Misalnya, cinta produk dalam negeri.

Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinyauntuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui danmenghormati keberhasilan orang lain.

Page 4: HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel68DE9378B49F709ADD27E... · HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KENAKALAN REMAJA

Bersahabat atau komuniktif adalah tindakan yang memperlihatkan rasasenang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain. Dengan komunikasikita dapat menjalin kerjasama denga siapapun.

Cinta damai adalah sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan oranglain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Dunia serasa indah denganadanya kedamain dan tiak ada perusakan.

Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membacaberbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Dengan membaca kita bisamemprediksi dan juga menambah wawasan.

Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegahkerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upayauntuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Dengan kita peduli terhadaplingkungan maka kita juga akan di hormati dengan alam atau lingkungan. Tidakterjadi banyak benca alam.

Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuanbagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Karena anusia adalah makhluksosial , dimana kita saling membutuhkan satu sama lain.

Tanggung-jawab adalah sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakantugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosialdan budaya), negara dan Tuhan YME.

Dari 18 nilai diatas dapat disimpulkan nilai-nilai pada pendidikan budaya dankarakter bangsa adalah jabaran dari kandungan nilai-nilai Pancasila.

Moedjanto (Wahana, 1993:76), berpendapat bahwa nilai-nilai Pancasilamemuat suatu daya tarik bagi manusia untuk diwujudkan, mengandung sutukeharusan untuk dilaksanakan. Niali-nilai merupakan cita-cita yang menjadi motifasisebagai segala sikap. Tingkah laku dan perbuatan manusia yang mendukungnya,karena bagi pendiri negara telah menggali, menemukan, melihat begitu pentingnyanilai-nilai Pancasila. Maka mereka berharap agar seluruh bangsa Indonesia yang telahmemiliki kebebasan untuk menentukan tujuan hidupnya dan mendukung terwujudnyaniali-nilai Pancasila. Sehingga nilai-nilai tersebut memberikan daya tarik. Nilai-nilaitersebut perlu di munculkan dalam suatu rumus yang jelas tujuan hidupnya bersamabangsa Indonesia. Nilai-nilai terebut secara formal telah dirumuskan dan ditetapkandalam pembukaan undang-undang dasar 1945 dan secara tegas menjadi tujuan idealbagi bangsa Indonesia. Secara formal nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yangharus diterima, didukung serta dihargai oleh seluruh bangsa Indonesia dan nilai-nilaiPancasila yang menjiwai harapan serta damban bagi bangsa Indonesia. Nilai-nilaiPancasila akan memberikan daya tarik bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkandalam sikap dan tindakan hidup sehari-hari.

Menurut Kartono (2008:6) kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggrisdikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologi sosial padaremaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, merekamengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Menurut Daradjat (1972:111)Orang mengatakan apakah seorang anak itu dikatan nakal atau tidak berbeda-bedapendapat. Ada yang mengatakan bahwa anak yang keras kepala, tidak patuh denganorang tua, sering bertengkar atau berkelahi, suka menyakiti dan mengganggu orang

Page 5: HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel68DE9378B49F709ADD27E... · HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KENAKALAN REMAJA

lain, mencuri, melakukan hal-hal yang terlarang, malas sekolah, tidak mau belajar dansebagainya adalah nakal. Menurut Sudarsono (2004:343) berpendapat perbuatan anakremaja yang bersifat asusila, yakni durhaka kepada orang tua, sesaudara salingbertengkar atau bermusuhan. Disamping itu dapat dikayakan kenakalan remaja, jikaperbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma agama yang dianutnya,misalnya remaja muslim enggan berpuasa, padahal sudah baliqh. Menurut KatiniKartono (1981: 167) berpendapat definisi moral adalah kondisi individu yanghidupnya delinquent ( nakal, jahat), selalu melakukan kejahatan, dan bertingkah lakua sosial atau anti sosial: tanpa adanya penyimpangan atau gangguan organis padafungsi inteleknya, namun inteleknya tidak berfungsi, hingga terjadi kebekuan moralyang khronis. Tingkah lakunya selalu salah dan jahat misalnya: melakukankekerasan, melanggar hukum, kejahatan. Menurut kartini Kartono (2002:109)kenakalan remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal)maupun faktor dari luar (eksternal).

Menurut Spranger ( 2001:85) berpendapat macam roh di beadakan 2 macam:subjektive geist, objektif geist. Subjektive Geist ( roh individu) adalah roh yang terdapatpada manusia masing-masing. Roh individu ini bertujuan untuk mencapai ataumenjelmakan nilai-nilai tertentu, kerena itu juga hanya dapat dipahami dengan jalanmemahami sistem nilai-nilai itu. objektif geist ( roh obyektif atau kebudayaan ) adalahroh seuruh umat manusia, yang dalam hakekatnya merupakan kebudayaan yang telahmenjelma dan berkembang selama berabad-abad bersama-sama manusia-manusiaindividual. Menurut Sudarsono (2004:165) mengatakan perikehidupan lingkungananak delequen memiliki peranan penting di dalam uapaya resosialisasi, sebab secaraindividual anak delequen dihadapkan kepada ide-ide dan nilai-nilai baru yangterencana secara edukatif. Lebih-lebih untuk menjadi siswa atau anggota masyarakatdalam arti yang lebih luas. Keteladanan yang secara baik perlu diciptakan sedemikianrupa dengan maksud agar anak-anak delequent memiliki kepribadian yang mantapuntuk hidup bermasyarakat, misalnya gotong-royong, selalu cendrung melakukanperbuatan yang baik-baik. Sedangkan menurut Bertens (2002:29) setiap masyarakatmengenal nilai-nilai dan norma-norma. Dalam masyarakat yang homogen dan agaktertutup masyarakat tradisional, katakanlah nilai-nilai dan norma-norma itu praktistidak pernah dipersoalkan. Dalam keadaan seperti itu secara otomatis orang menerimanilai-nilai dan norma-norma yang berlaku. Individu yang ada di masyarakat tradisionalitu tidak berpikir lebih jauh. Tapi nilai-nilai yang ada di masyarakat tradisional padaumumnya tinggal implisit saja, setiap saat bisa eksplisit. Terutama bila nilai-nilai ituditantang atau dilanggar karena perkembangan baru, kita melihat bahwa nilai-nilaiyang terpendam dalam hidup kita, dengan agak mendadak tampil ke permukaan.Banyak nilai-nilai dan norma-norma berasal dari agama. Tidak bisa diragugan, agamamerupakan salah satu sumber nilai yang paling penting. Menurut Zakiah Darajat(Sudarsono, 1990:160), secara teoritis nilai-nilai lihir religius seperti: keadilan,kebaikan, kebeneran dan kejujuran tersebut sesuai denga napas ajara setiap agamawahyu maupun agama lainnya. Melalui media pendidikan yang sebaik-baiknya, nilai-nilai luhur tadi mudahtertanam dalam jiwa anak remaja dan kemudian dapat dijadikankebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan melakukan dan melaksanakan nilai-

Page 6: HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel68DE9378B49F709ADD27E... · HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KENAKALAN REMAJA

nilai luhur tadi akan berpengaruh positif bagi pembentukan mentl anak remajasehinggahati nurani mereka menjadi kuat, demikian pula yang terjadi pada anakdelequent. Jika hati nurani itu kuat, maka unsur-unsur pengontroldalam diri merekapenuh degan sifat-sifat terpuji baik secara vertical maupun secara horizontal. Dengandemikian akibat yang lebih jauhmereka tidak akan mudah terperosok ke dalamperbuatan yang melanggar hukum, social, susila dan agama. Jika proses pembinan anakremaja khususnya anak-anak delequent berjaan dengan baik maka diharapkan mrekamenjadi individu bermental sehat. Anak remaja yang memiliki ”kesehatan mental”dapat dipastikan mereka sanggup menjadi anggota masyarakat tanpa perbuatan-perbuatan yang merugikan dan meresahka masyarakat.

METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional,

dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antaravariabel-variabel yang menjadi kajian dalam penelitian ini. Penelitian korelasionalmenurut Sanapiah Faizal (Sanapiah Faizal, 1982 : 295), adalah :

Korelasi adalah hubungan dua atau lebih variable yang berpasangan,hubungan antara dua perangkat data atau lebih. Derajat hubungannya biasdiukur dan digambarkan dengan koefisien korelasi, yang dikenali lewatlambing huruf Yunani rho ( r ), lambang r maupun lambang lainnya,tergantung pada asumsi tertentu yang lain mengenai distribusi data dancara dalam menghitung koefisiennya.

Variable bebas dipadukan dengan variable terikat untuk mendapatkan adatidaknya hubungan antara variable tersebut. Kalaupun ada hubungan antara variabeltersebut akan dicari seberapa besar hubungan tersebut dengan menggunakan teknikkorelasi product moment.

Berdasarkan rancangan penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel Bebas Hubungan Variable Terikat

X Y

Keterangan:

Variabel X : Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila

Variabel Y : Kenakalan Remaja di Dusun Selorejo Desa KarangdiyengKecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto

Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatupenelitian. Menurut Arikunto (2006:118) di dalam penelitian ini terdapat dua variabelyang dijadikan sebagai acuan dalam pengamatan, guna memperoleh data dankesimpulan empiris mengenai korelasi pemahaman nilai-nilai pancasila sebagaipandangan hidup terhadap kenakalan remaja di desa Karangdiyeng kecamatan

Page 7: HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel68DE9378B49F709ADD27E... · HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KENAKALAN REMAJA

Kutorejo kabupaten Mojokerto, yaitu: 1. Variabel bebas (Variabel Independen),yaitu variabel yang dapat memberikan pengaruh terhadap variabel lain, yaitupemahaman nilai-nilai Pancasila (variabel X) 2. Variabel terikat (VariabelDependen), yaitu variabel yang yang dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu kenakalanremaja di desa Karangdiyeng kecamatan Kutorejo kabupaten Mojokerto (variabel Y).Tempat Penelitian: Sesuai dengan judul skripsi ini maka penelitian akandilakukan di lokasi desa Karangdiyeng kecamatan Kutorejo kabupaten Mojokerto.Waktu Penelitian: Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal November 2010

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneletian ini adalah angket.Angket yaitu sejumlah pertanyaan tetulis yang digunakan untuk memperolehinformasi dari responden tentang sesuatu yang akan diteliti. Yang diteliti adalahpemahaman nilai-nilai Pancasila dengan kenakalan remaja di desa Karangdiyengkecamatan Kutorejo kabupaten Mojokerto, dengan kenakalan asusila dan kenakalanasosial remaja dengan menyediakan alternatif jawaban dan yang terpilih hanyadiminta untuk diberi tanda silang.

Secara umum angket digunakan untuk mengungkap data yang berkaitandengan data pribadi responden, pendapat atau informasi yang berkaitan denganmasalah penelitian. Angket dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidakmalu-malu menjawabnya.

Untuk menganalisa setiap variabel yang digunakan penulis menggunakan teknikanalisa secara deskriptif dengan menggunakan rumus prosentase sebagaiberikut:

P =NF X 100%

Keterangan:

P = Prosentase

F = Frekuensi Jawaban Responden

N = Jumlah Responden

2. Kemudian untuk menggolongkan (mengklasifikasikan) hubungan pemahamannilai-nilai Pancasila terhadap kenakalan remaja di desa Karangdiyeng kecamatanKutorejo kabupaten Mojokerto, penulis membuat kriteria penggolongannya yangdidasarkan atas skor akhir angket yang diperoleh masing-masing anak, yaitu sebagaiberikut:

Skor nilai pilihan A = 20 x 4 = 80 ( tinggi)

Skor nilai pilihan B = 20 x 3 = 60 (cukup)

Skor nilai pilihan C = 20 x 2 = 40 (rendah)

Page 8: HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel68DE9378B49F709ADD27E... · HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KENAKALAN REMAJA

Skor nilai pilihan D = 20 x 1 = 20 (sangat rendah)

Skor Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila

Tabel

Perolehan

Skor

Posisi

Pemahaman Nilai-NilaiPancasila Keterangan

61-80

41-60

21-40

≤ 20

I

IIIII

IV

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

Skor nilai pilihan A = 20 x 4 = 80 ( tinggi)

Skor nilai pilihan B = 20 x 3 = 60 (cukup)

Skor nilai pilihan C = 20 x 2 = 40 (rendah)

Skor nilai pilihan D = 20 x 1 = 20 (sangat rendah)

Skor Kenakalan Remaja

Tabel

Perolehan

SkorPosisi KenakalanRemaja Keterangan

61-80

41-60

21-40

≤ 20

I

II

III

IV

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

Page 9: HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel68DE9378B49F709ADD27E... · HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KENAKALAN REMAJA

Teknik analisa korelasional adalah teknik analisa statistik mengenai hubungan antaradua variabel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalahrumus product moment. Rumus tersebut adalah sebagai berikut:

rxy =( ){ } ( ){ }2222 ..

..

YYNXXNYXXYN

S-S×S-S

SS-S

Keterangan:

r x y : Angka indeks korelasi “r” product moment

N : Number Of Cases

SX : Jumlah keseluruhan skor XSY : Jumlah keseluruhan skor Y

SXY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

Interpretasi menggunakan skor “r” yaitu df= N- nr hasilnya dikonsultasikanpada tabel skor “r” product moment dari person untuk taraf df signifikansi 5%

Setelah diperoleh angka indeks korelasi “r” product moment makadilakukan interpretasi secara sederhana yaitu dengan mencocokkan hasilpenelitian dengan angka indeks korelasi “r” product moment Setelah ini hasilnyadicocokkan dengan tabel skor koefisien korelasi “r” product moment baik padataraf signifikansi 5% ataupun pada taraf 1%, kemudian dibuat kesimpulan apakahterdapat korelasi positif yang signifikan atau tidak.

Untuk lebih memudahkan pemberian interpretasi angka indeks korelasi “r”product moment, prosedurnya adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesa Alternatif (Ha) dan Hipotesa Skor (Ho)

2. Menguji kebenaran hipotesa yang telah diajukan, dengan cara membandingkanbesarnya “r” product moment dengan “r” yang tercantum dalam

Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan

Untuk mencari kontribusi variabel X terdapat variabel Y penulis menggunakan rumussebagai berikut:

Page 10: HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel68DE9378B49F709ADD27E... · HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KENAKALAN REMAJA

KD = r2 x 100%

Keterangan:

KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

r2 = Koefisien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Dusun Selorejo Desa KarangDiyeng Kecamatan Kotorejo

Kabupatem Mojokerto

Dari hasil penelitian diproleh data sebagai berikut: dusun Selorejo desaKarangdiyeng kecamatan Kutorejo kota administratif Mojosari kabupaten Mojokertopropinsi Mojokerto luas desa 361.480 Ha. Bebatasan dengan sebelah sebelah Utaradesa Kepuhpandak, sebelah timur desa Gedangan, sebelah selatan desa Kutorejo,sebelah barat desa Sawo. Dengan ketianggian tanah dari permukaan laut 120 m,banyaknya curah hujan 1510 mm/Tahun, berada pada dataran rendah, suhu rata-rata28ºC. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan 4 Km, jarak dari pusatpemerintahan kota administrasi 10 Km, jarak dari ibukota kabupaten 18 Km, jarakdari ibukota propinsi 50 Km, jarak dari ibukota Negara 150 Km. Jumlah pendudukdalam data monografi desa Karangdiyeng pada tahun 2010 tercatat sebagaimana tableberikut berikut :(a) jenis kelamin: perempuan 49% dan laki-laki 51%. (b) Kepalakeluarga 1269. (c) Kewarganegaraan 100% warga Negara Indonesia (WNI). (d)Jumlah Penduduk Menurut Agama/Penghayat Terhadap Tuhan Yang MahaEsa:agama islam 98% dan agama Kristen 2%. (e) Jumlah Penduduk Menurut Usia: 1)kelompok pendidikan: usia 00 –03 tahun 2%, usia 04-06 tahun 4%, usia 07-12 tahun7%, usia13-15 tahun 6%, usia16-18 tahun 13%, usia19- keatas sebagai penganguran68%. 2) Kelompok Tenaga Kerja: usia 10-14 tahun 17%, usia 15-19 tahun 28%, usia20-26 tahun 23%, usia 27-40 tahun 15%, usia 41-56 tahun 10%,usia 57-keatas 7%. (f)Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan: 1) lulusan pendidikan umum: TamanKanak-Kanak 7%, Sekolah Dasar 28%, SMP/SLTP 30%, SMA/SLTA 13%,Akademi/D1-D3 5%, Sarjana/S1-S3 8%. 2) lulusan pendidikan khusus: PondokPesantren 3%, Madrasah 6%. (g) Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian:Pegawai Negeri Sipil 2%, ABRI 0.1%, Swasta 43%, Wiraswasta / Pedagang 6%,Tani 38%, Pertukangan 0.8%, jasa 1%, Pensiunan 1%, Nelayan 0, Pemulung 0.1%,Buruh Tani 8%. Data kuantitatif yang berkaitan dengan variabel pemahaman nilai-nilai Pancasila diperoleh dari penyebaran angket kenakalan remaja (tersaji dalamterlampir). Data yang diperoleh dikorelasikan dengan data variabel hubunganpemahaman nilai-nilai Pancasila dengan kenakalan remaja di dusun Selorejo desaKarangdiyeng kecamatan Kutorejo kabupaten Mojokerto. Pada tabel 4.6 dijelaskanbahwa pemahaman nilai-nilai Pancasila berada pada interval 61-80 sebanyak 15(44,1%) berada pada interval yang tinggi berarti tingkat pemahaman nilai-nilaiPancasila tinggi, pada interval 41-60 sebanyak 19 (55,9%) berada pada interval yang

Page 11: HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel68DE9378B49F709ADD27E... · HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KENAKALAN REMAJA

cukup berarti tingkat pemahaman nilai-nilai Pancasila cukup, pada interval 21-40sebanyak 0 (0%) berada pada interval yang rendah dan pada interval dibawah 20sebanyak 0 (0%).

Dijelaskan bahwa kenakalan remaja di dusun selorejo desa Karangdiyengkecamatan Kutorejo kabupaten Mojokerto berada pada interval tinggi yakni antara61-80 sebanyak 28 (82.35%) tinggi, pada interval 41-60 sebanyak 6 (17,65%)berada pada interval yang cukup berarti tingkat kenakalan remaja cukup, padainterval 21-40 sebanyak 0 (0%) berada pada interval yang rendah, dan pada intervalsangat rendah 20 sebanyak 0 (0%). Modus dalam analisa ini menujukkan 28(82.35%) responden pada interval tinggi 61-80 sehingga angka tersebut dapatdijadikan dasar dalam menarik kesimpulan. Karena sebagian besar angket yangdigunakan dalam meneliti tentang kenakalan remaja adalah angket negatif makasemakin tinggi nilai yang diperoleh maka semakin rendah kenakalan remaja, dengandemikian dapat disimpulkan bahwa bahwa kenakalan remaja di dusun selorejo desaKarangdiyeng kecamatan Kutorejo kabupaten Mojokerto sangat rendah. Untukmengukur reliabilitas instrumen penelitian digunakan rumus Cronbach`s Alpha dariindikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini. Apabila nilai yang diperolehantara 0,600 hingga 1 maka instrumen penelitian dikatakan reliabel dan sebaliknyaapabila nilai yang diperoleh kurang dari 0,600 maka instrumen penelitian tidakreliabel. Dalam penelitian ini pengolahan data menggunakan program SPSS 15.0,dari pengolahan item-item tersebut didapatkan nilai sebesar 0,975 untuk variabel X,dan nilai 0,976 untuk variabel Y. Nilai ini berada antara 0,600-1 maka angketpenelitian ini dapat dikatakan reliabel. Berdasarkan hasil análisis korelasi pada tabel4.12 di atas dapat diketahui bahwa r hitung sebesar 0.841 dan nilai signifikan sebesar0.000, dalam kaidah pengambilan keputusan dinyatakan jika probesitasnya lebihbesar dari 0,05 (p >0.05) dan r hitung lebih kecil dari r tabel (r-hitung< r tabel) makahipotesis alternativ (Ha) ditolak. Sedangkan probalitasnya lebih kecil dari 0.05 dan rhitung lebih besar dari r tabel (r-hitung>r tabel), maka hipotesis alternativ (Ha) diterima.

Jadi kesimpulannya besarnya hubungan antara pemahaman nilai-nilai Pancasiladengan kenakalan remaja adalah sebesar 70,73% dan 29,27 % dipengaruhi faktorlainnya. Sedangkan pada hipotesis diasumsikan bahwa pemahaman nilai-nilaiPancasila dengan kenakalan remaja dibawah 50%, padahal data yang diperolahmenunjukkan bahwa pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan kenakalan remajasebesar 70,73% hal ini berarti Ho ditolak.

Pemahaman Remaja Di Dusun Selorejo Desa Karangdiyeng KecamatanKutorejo Kabupaten Mojokerto Terhadap Nilai-nilai Pancasila

Moedjanto (Wahana, 1993:76), berpendapat bahwa nilai-nilai Pancasilamemuat suatu daya tarik bagi manusia untuk diwujudkan, mengandung suatukeharusan untuk dilaksanakan. Nilai-nilai merupakan cita-cita yang menjadi motifasisebagai segala sikap. Tingkah laku dan perbuatan manusia yang mendukungnya,

Page 12: HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel68DE9378B49F709ADD27E... · HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KENAKALAN REMAJA

karena bagi pendiri negara telah menggali, menemukan, melihat begitu pentingnyanilai-nilai Pancasila. Maka mereka berharap agar seluruh bangsa Indonesia yang telahmemiliki kebebasan untuk menentukan tujuan hidupnya dan mendukung terwujudnyanilai-nilai Pancasila. Sehingga nilai-nilai tersebut memberikan daya tarik. Nilai-nilaitersebut perlu di munculkan dalam suatu rumus yang jelas tujuan hidupnya bersamabangsa Indonesia. Nilai-nilai terebut secara formal telah dirumuskan dan ditetapkandalam pembukaan undang-undang dasar 1945 dan secara tegas menjadi tujuan idealbagi bangsa Indonesia. Secara formal nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yangharus diterima, didukung serta dihargai oleh seluruh bangsa Indonesia dan nilai-nilaiPancasila yang menjiwai harapan serta damban bagi bangsa Indonesia. Nilai-nilaiPancasila akan memberikan daya tarik bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkandalam sikap dan tindakan hidup sehari-hari. Berdasarkan penelitian yang telahdilukan diketahui bahwa pemahaman nilai-nilai Pancasila berada pada interval 61-80sebanyak 15 (44,1%) berada pada interval yang sangat tinggi, pada interval 41-60sebanyak 19 (55,9%) berada pada interval yang tinggi, pada interval 21-40 sebanyak0 (0%) berada pada interval yang cukup/sedang dan pada interval dibawah 20sebanyak 0 (0%). Hasil penelitian ini juga di kemukakan Sudarsono (2004:165)mengatakan perikehidupan lingkungan anak delequen memiliki peranan penting didalam upaya resosialisasi, sebab secara individual anak delequen dihadapkan kepadaide-ide dan nilai-nilai baru yang terencana secara edukatif. Lebih-lebih untuk menjadiremaja atau anggota masyarakat dalam arti yang lebih luas. Keteladanan yang secarabaik perlu diciptakan sedemikian rupa dengan maksud agar anak-anak delequenmemiliki kepribadian yang mantap untuk hidup bermasyarakat, misalnya gotong-royong, selalu cendrung melakukan perbuatan yang baik-baik.

Tingkat Kenakalan Remaja Di Dusun Selorejo Desa Karangdiyeng KecamatanKutorejo Kabupaten Mojokerto

Perasaan moral atau susila adalah persaan yang kita alami pada penghayatanbenar atau baik dan salah atau jahat. Kadar ukuran untuk merasakannya ialah hatinurani daconscience. Perbuatan baik akan memberikan rasa senang dan bahagia,sedangkan perbuatan jahat menimbulkan rasa bersalah, bedosa atau penyesalan.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa kenakalan remaja didusun selorejo desa karangdiyeng kecamatan kutorejo kabupaten mojokerto beradapada interval 31-40 sebanyak 28 (82.35%) sangat tinggi, pada interval 21-30sebanyak 6 (17,65%) berada pada interval yang tinggi, pada interval 11-20 sebanyak0 (0%) berada pada interval yang sedang/cukup, dan pada interval rendah 10sebanyak 0 (0%). Modus dalam analisa ini menujukkan 28 (82.35%) responden padainterval tinggi 61-80 sehingga angka tersebut dapat dijadikan dasar dalam menarikkesimpulan. Karena sebagian besar angket yang digunakan dalam meneliti tentangkenakalan remaja adalah angket negatif maka semakin tinggi nilai yang diperolehmaka semakin rendah kenakalan remaja, dengan demikian dapat disimpulkan bahwabahwa kenakalan remaja di dusun selorejo desa Karangdiyeng kecamatan Kutorejokabupaten Mojokerto sangat rendah. Sedangkan menurut Kartini Kartono ( 1996:93)mengatakan perasaan moral atau susila adalah yang kita alami pada penghayatan

Page 13: HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel68DE9378B49F709ADD27E... · HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KENAKALAN REMAJA

benar atau baik dan salah atau jahat. Kadar untuk merasakannya ialah : hati nurani,perbuatan baik akan memberikan rasa senang bahagia, sedangkan perbuatan jahatmenimbulkan rasa bersalah, berdosa dan penyesalan. Menurut Daradjat (1972:111)Orang mengatakan apakah seorang anak itu dikatan nakal atau tidak berbeda-bedapendapat. Ada yang mengatakan bahwa anak yang keras kepala, tidak patuh enganorang tua, sering bertengkar atau berkelahi, suka menyakiti dan mengganggu oranglain, mencuri, melakukan hal-hal yang terlarang, malas sekolah, tidak mau belajar dansebagainya adalah nakal. Kenakalan remaja terdapat dalam setiap masyarakat, hanyayang berbeda adalah berapa besar tingkat kenakalan remaja itu di kalangan remaja itusendiri. Di Negara kita persoalan ini diduga sangat menarik perhatian, kita mendengarremaja belasan tahun berbuat jahat, mengganggu kepentingan masyarakat tidakmenghormati orang tua dan guru. Mereka melakukan perbuatan-perbuatan yangcukup mengganggu ketentraman umum. Misalnya: merokok, ngebut-ngebutan,berkelahi, minum-minuman keras, main wanita dan sebagainya. Terjadinya kenakalanremaja dan lunturnya rasa hormat.

Hubungan Pemahaman Remaja Terhadap Nilai-nilai Pancasila DenganKenakalan Remaja di Dusun Selorejo Desa Karangdiyeng Kecamatan KutorejoKabupaten Mojokerto

Berdasarkan hasil análisis korelasi pada tabel di atas dapat diketahui bahwa rhitung sebesar 0.834 dan nilai signifikan sebesar 0.000, dalam kaidah pengambilankeputusan dinyatakan jika probesitasnya lebih besar dari 0,05 (p >0.05) dan r hitunglebih kecil dari r tabel (r-hitung< r tabel) maka hipotesis alternativ (Ha) ditolak.Sedangkan probalitasnya lebih kecil dari 0.05 dan r hitung lebih besar dari r tabel (r-hitung>r tabel), maka hipotesis alternativ (Ha) di terima.

Jadi kesimpulan besarnya hubungan antara pemahaman nilai-nilai Pancasiladengan kenakalan remaja adalah sebesar 70.73% dan 29.27% dipengaruhui faktorlainnya. Sedangkan pada hipotesis diasumsikan bahwa pemahaman nilai-nilaiPancasila dengan kenakalan remaja dibawah 50%, padahal data yang diperolehmenunjukkan bahwa pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan kenalan remaja sebesar70.73%. Hal ini berati Ho ditolak.

Seperti yang di kemukakan oleh Bertens (2002:29). Setiap masyarakatmengenal nilai-nilai dan norma-norma etis. Dalam masyarakat yang homogen danagak tertutup atau masyarakat tradisonal. Katakanlah nilai-nilai dan norma-norma itupraktis dan tidak pernah dipersoalkan. Dalam keadaan seperti itu secara otomatisorang menerima nilai dan norma yang berlaku. Individu-individu dalam masyarakatitu tidak berfikir lebih jauh. Tapi nilai-nilai dan norma etis yang dalam masyarakattradisional umunya tinggal emplisit saja, setiap saat bisa menjadi eksplisit. Terutamanilai-nilai itu ditentang atau norma-norma itu dilanggar karena perkembangan baru,kita melihat bahwa nilai atau norma yang tadinya terpendam dalam hidup tuli, denganagak mendadak tampil kepermukaan. Banyak nilai dan norma etis berasal dari agama.Tidak diragukan, agama merupakan salah satu sumber nilai dan norma yang palingpenting. Oleh sebab itu, agama berada paling tinggi dalam Pancasila. Jadikesimpulannya dilihat dari hasil penelitian dan teori-teori terjadi hubungan antarahubungan antara pemahaman remaja terhadap nilai-nilai Pancasila dengan kenakalan

Page 14: HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel68DE9378B49F709ADD27E... · HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KENAKALAN REMAJA

asusila remaja di dusun Selorejo desa Karangdiyeng kecamatan Kutorejo kabupatenMojokerto.

PENUTUPKESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah disajikan pada bab sebelumnya, maka pada babini peneliti mengambil kesimpulan tentang hubungan pemahaman remaja terhadapnilai-nilai Pancasila dengan kenakalan remaja di dusun Selorejo desa Karangdiyengkecamatan Kutorejo kabupaten Mojokerto, sebagai berikut: Pemahaman remaja di dusun Selorejo desa Karangdiyeng kecamatan Kutorejokabupaten Mojokerto terhadap nilai-nilai Pancasila pada tinggkat tinggi. Sebagian besar angket yang digunakan dalam meneliti tentang kenakalanremaja adalah angket negatif maka semakin tinggi nilai yang diperoleh maka semakinrendah kenakalan remaja, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahwakenakalan remaja di dusun selorejo desa Karangdiyeng kecamatan Kutorejokabupaten Mojokerto sangat rendah.

Hubungan pemahaman remaja terhadap nilai-nilai Pancasila dengankenakalan remaja di dusun Selorejo desa Karangdiyeng kecamatan Kutorejokabupaten Mojokerto berpengaruh positif dan signifikan.

SARAN

Untuk menurunkan tingkat kenakalan remaja maka lingkungan masyarakatsekitar memberikan perhatian yang lebih pada remaja yang masih mencari jati diridengan membuat banyak kegiatan yang bersifat positif seperti: pengajian, kegiatankesenian dan keterampilan.

Ditujukan kepada orang tua. Jika ingin remaja kenakalannya berkurang haruslebih memperhatikan tingkah laku remaja dan menunjukkan contoh sikap yang baik.

Ditujukan kepada peneliti yang tertarik untuk melanjutkan penelitian ini. Jikaingin melanjutkan penelitian ini, bisa mencoba melakukan penelitian di tempat danpopulasi yang berbeda. Perbedaan ini bisa digunakan sebagai perbandingan hubunganpemahaman nilai-nilai Pancasila terhadap kenakalan remaja. Selain menelitipemahaman nilai-nilai Pancasila terhadap kenakalan remaja penelitian selanjutnyabisa menggunakan atau menambah variabel lain di luar variabel ini misalnya normaagama, norma kesusilaan, norma hukum dan norma kesopanan. Sehingga penelitianselanjutnya bisa lebih berkembang dan variatif.

Page 15: HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel68DE9378B49F709ADD27E... · HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN KENAKALAN REMAJA

DAFTAR RUJUKAN

Abdulsyani. 1987. Sosiologi Kriminalitas. Bandung: CV Remadja karya

Bakry, Noor, MS. 2001. Orientasi Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Liberty

Bungin, Burhan, 2009, Metodologi Penelitian Kuantitatfi,cet. Ke-4 Jakarta: KencanaPrenada Media Group.

Elisabeth B. Hurlock.1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Airlangga.

Kartini kartono.1981. Gangguan-Gangguan Psikhis. Bandung: Sinar Baru. 1981

Kartini kartono. 1996. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.

Kartini kartono.2002. Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

K. Bertens.2002. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Ninik Widiyanti dan Pandji Anoraga.1987. Perkembangan Kejahatan DanMasalahnya. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Paulus, wahana.1993. Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Kanisius

Roucek, Joseph S dan roland L. walerren.1984. Pengantar Sosiologi. Jakarta: BinaAksara

Solomon, Robert C. 1987. Etika Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga

Sudarsono.2004. Kenakalan Remaja. Jakarta :PT Rineka Cipta 2004

Sumadisuryabrata. 2001. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sunoto. 2003. Mengenal Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Hanindita Grahawidya

Willis, Sofyan S. 2005. Remaja Dan Masalahnya, Mengupas Berbagai BentukKenakalan Remaja Seperti Narkoba, Free Sex Dan Pemecahannya.Bandung: CV Alfabeta.