HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA …eprints.iain-surakarta.ac.id/134/1/2016TS0025.pdf ·...
-
Upload
truongkiet -
Category
Documents
-
view
251 -
download
0
Transcript of HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA …eprints.iain-surakarta.ac.id/134/1/2016TS0025.pdf ·...
i
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP
KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA 1
KARANGPANDAN
SUKADI
NIM : 11.043.1.068
Tesis Digunakan untuk Memenuhi Sebagai persyaratan
Guna Mendapatkan Gelar Megister
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA
TAHUN 2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU MTs AL – HUDA 1 KARANGPANDAN
KABUPATEN KARANGANYAR
Disusun Oleh :
SUKADI NIM. 11.043.1.068
Telah dipertahankan di depan Majelis Dewan Penguji Tesis Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta
Pada hari ……………….. tanggal …… bulan …… tahun ……….. dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Magister
Pendidikan Islam (MPd.I)
Surakarta, …………………….. 2016 Sekretaris Sidang …………………………………. NIP. …………………………….
Ketua Sidang …………………………………. NIP. …………………………….
Penguji I, …………………………………. NIP. …………………………….
Penguji II, …………………………………. NIP. …………………………….
Direktur Program Pascasarjana, Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd, Ph, Ph. D NIP. 19600910 199203 1 003
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang susun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Megister dari Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Surakarta seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian –bagian tertentu dalam penulisan Tesis yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuia dengan norma,kaidah dan
etika penulisan ilmiah .
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruhnya atau sebagian Tesis ini bukan
asli karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian – bagian tertentu , saya bersedia
menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
sanksi – sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
Surakarta , Januari 2016
Yang Menyatakan
SUKADI
NIM .11.043 .1.068
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................ x
MOTTO ..................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 7
D. Rumusan Masalah ................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 8
F. Manfaat penelitian ............................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori ......................................................................... 10
B. Penelitian Terdahulu ............................................................ 53
C. Kerangka Berfikir ................................................................. 55
D. Hipotesis Penelitian .............................................................. 60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian .................................................................. 61
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 61
C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 62
v
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 64
E. Teknik Analisis Data ............................................................. 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uji Instrumen ....................................................................... 75
B. Deskripsi Data ..................................................................... 78
C. Teknik Analisis Data ........................................................... 82
D. Pembahasan Hasil Analisis Data .......................................... 90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................... 92
B. Implikasi .............................................................................. 93
C. Saran ................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 95
LAMPIRAN ............................................................................................... 98
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian ............................................................ 62
Tabel 3.2 Daftar guru MTs Al Huda Karangpandan .................................... 62
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................ 65
Tabel 4.1 Ringkasan Uji Validitas Angket Motivasi Kerja .......................... 76
Tabel 4.2 Ringkasan Uji Validitas Angket Disiplin Kerja ............................ 76
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 77
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Uji Korelasi Product Moment
dua Variabel ................................................................................ 83
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Regresi Linear Berganda ........................... 84
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran ..................................................... 59
Gambar 4.1 Histogram dan Poligon Data Disiplin kerja .............................. 79
Gambar 4.2 Histogram dan Poligon Data motivasi kerja ............................. 80
Gambar 4.3 Histogram dan Poligon Data Kinerja guru ................................ 82
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, Segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam atas limpahan rahmat, hidayah, taufiq dan inayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada
teladan kita Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah, suri tauladan yang
baik bagi seluruh alam. Dengan diutusnya beliaulah kita mampu membedakan
mana yang benar dan mana yang salah untuk menggapai kebahagiaan dunia dan
akhriat, sebagaimana contoh-contoh yang telah beliau wujudkan dalam
kehidupannya.
Dengan mencurahkan segenap kemampuan, penulis bersyukur tesis ini dapat
selesai, tentunya dalam penulisan ini tidak terhindar dari kekurangan kemampuan
yang penulis miliki, karena keterbatasan ilmu dan wawasan penulis, maka tentu
banyak kekurangannya. Tidak lupa penulis sampaikan banyak terima kasih atas
bimbingan dan dukungannya sehingga penulis tesis ini dapat terselesaikan.
Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Mudhofir, M.Ag, sleaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Surakarta
2. Bapak Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd, Ph.D, selaku direktur pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta
3. Bapak Dr. H. Baidi, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan
saran dan bimbingans erta pengarahan dengan sabar dan ikhlas dalam
penyusunan tesis ini
4. Bapak Dr. Moh. Bisri, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah memberikan
saran dan bimbingans erta pengarahan dengan sabar dan ikhlas dalam
penyusunan tesis ini
5. Tim Penguji yang telah berkenan untuk menguji, mengkritisi serta
memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan penulisan tesis ini
6. Seluruh Dosen dan staff Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta
ix
7. Kedua orang tua, isteri, anak dan saudara-saudara yang saya cintai, atas
segala dukungan dan motivasi sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penulisan tepat pada waktunya
8. Semua karyawan dan karyawati perpustakaan IAIN Surakarta
9. Semua Bapak/Ibu guru, karyawan karyawati MTs Al – Huda 1
Karangpandan yang telah memberikan dukungan terhadap penulis
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
Kepada semua pihak panjatkan do’a semoga segala kebaikannya tercatat
sebagai amal shahih serta mendpaat limpahan rahmat dari Allah SWt. Penulis
menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, maka penulis berharap saran
dan masukannya demi kesempurnaan tesis ini.
Surakarta, Januari 2016
Penulis
x
ABSTRAK
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU MTS AL HUDA 1 KARANGPANDAN
Sukadi
NIM : 11.043.1.068
Tujuan dari penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan motivasi kerja terhadap kinerja guru MTs Al Huda 1 Karangpandan 2). Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan disiplin kerja terhadap kinerja guru MTs Al Huda 1 Karangpandan. 3). Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan motivasi kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru MTs Al Huda 1 Karangpandan.
Penelitian ini mengambil lokasi di MTs Al Huda karangpandan. Populasi dalam penelitian ini adalah guru MTs Al Huda Karangpandan. Dalam penelitian ini anggota populasi adalah sebanyak 20 orang, sampel diambil sebanyak 20 guru. Data komunikasi motivasi kerja, displin kerja dan kinerja diperoleh melalui angket, Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja gurur diperoleh persamaan regresi : Y = 6,769 + 0,401X1 + 0,275X2. Uji regresi diperoleh Fhitung > Ftabel atau 137,168 > 3,090 (taraf signifikansi 5%) berarti antara motivasi kerja dan displin kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru. Uji t untuk variabel motivasi kerja diperoleh thitung > dari ttabel atau 4,872 > 1,985 dan untuk variabel disiplin kerja diperoleh thitung > ttabel atau 8,172 > 1,985 (taraf signifikansi 5%). Kedua variabel tersebut secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap kinerja guru di MTs Al Huda Karngpandan. Kata kunci : kinerja guru, motivasi kerja, disiplin kerja
xi
ABSTRACT
RELATIONSHIP WORK WORK MOTIVATION AND DISCIPLINE ON THE PERFORMANCE OF TEACHER MTS AL HUDA 1 Karangpandan
Sukadi
NIM : 11.043.1.068
The purpose of this research is 1). To determine whether there is a relationship of work motivation on teacher performance MTs Al Huda 1 Karangpandan 2). To determine whether there is a relationship of work discipline on teacher performance MTs Al Huda 1 Karangpandan. 3). To determine whether there is a relationship between motivation and discipline work together on teacher performance MTs Al Huda 1 Karangpandan.
This study took place in MTs Al Huda Karangpandan. The population in this study were teachers MTs Al Huda Karangpandan. In this study population are members of 20 people, the samples taken as many as 20 teachers. Data communication work motivation, work discipline and performance is obtained through a questionnaire, data analysis technique used is multiple regression analysis.
The analysis showed that motivation and discipline to the performance gurur regression equation: Y = 6.769 + 0,401X1 + 0,275X2. Regression test obtained F count> F table or 137.168> 3,090 (5% significance level) means the motivation and discipline of working together on the performance of teachers. T test for work motivation variable obtained t> ttable or 4.872> 1.985 and for work discipline variables obtained t> t table or 8.172> 1.985 (5% significance level). Both of these variables significantly influence the performance of teachers in MTs Al Huda Karngpandan. Keywords : teacher performance , work motivation , work discipline
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP
KINERJA GURU MTs AL – HUDA 1 KARANGPANDAN
KABUPATEN KARANGANYAR
Disusun Oleh :
SUKADI NIM. 11.043.1.068
Telah dipertahankan di depan Majelis Dewan Penguji Tesis Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta
Pada hari ……………….. tanggal …… bulan …… tahun ……….. dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Magister
Pendidikan Islam (MPd.I)
Surakarta, …………………….. 2015 Sekretaris Sidang …………………………………. NIP. …………………………….
Ketua Sidang …………………………………. NIP. …………………………….
Penguji I, …………………………………. NIP. …………………………….
Penguji II, …………………………………. NIP. …………………………….
Direktur Program Pascasarjana,
Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd, Ph, Ph. D NIP. 19600910 199203 1 003
PERSETUJUAN UNTUK UJIAN TESIS
Kepada Yth.
Direktur Pascasarjana IAIN Surakarta
di Surakarta
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Setela memberikan bimbingan atas tesis saudara :
Nama : SUKADI
NIM : 11.043.1.068
Program Studi : MPI
Tahun : 2016
Judul : Hubungan Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Guru Mts Al – Huda 1 Karangpandan Karanganyar
Kami menyetujui bahwa tesis tersebut telah memenuhi syarat untuk diajukan pada
sidang ujian tesis.
Demikian persetujuan disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Dosen Pembimbing II, Dr. Moh. Bisri, M.Pd NIP. 19620718 199303 1 003
Dosen Pembimbing I, Dr. H. Baidi, M.Pd NIP. 19640302 199603 1 001
Direktur Program Pascasarjana,
Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd, Ph, Ph. D NIP. 19600910 199203 1 003
LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK UJIAN TESIS
Nama : SUKADI
NIM : 11.043.1.068
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
No Nama Tanda Tangan Tanggal
1 Dr. H. Baidi, M.Pd
NIP. 19640302 199603 1 001
Kepala Jurusan
2
Dr. H. Baidi, M.Pd
NIP. 19640302 199603 1 001
Pembimbing I
2 Dr. Moh. Bisri, M.Pd
NIP. 19620718 199303 1 003
Pembimbing II
Surakarta, 2016
Mengetahui,
Direktur Pascasarjana
Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd, Ph, Ph. D
NIP. 19600910 199203 1 003
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, Segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam atas limpahan rahmat, hidayah, taufiq dan inayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada
teladan kita Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah, suri tauladan yang
baik bagi seluruh alam. Dengan diutusnya beliaulah kita mampu membedakan
mana yang benar dan mana yang salah untuk menggapai kebahagiaan dunia dan
akhriat, sebagaimana contoh-contoh yang telah beliau wujudkan dalam
kehidupannya.
Dengan mencurahkan segenap kemampuan, penulis bersyukur tesis ini dapat
selesai, tentunya dalam penulisan ini tidak terhindar dari kekurangan kemampuan
yang penulis miliki, karena keterbatasan ilmu dan wawasan penulis, maka tentu
banyak kekurangannya. Tidak lupa penulis sampaikan banyak terima kasih atas
bimbingan dan dukungannya sehingga penulis tesis ini dapat terselesaikan.
Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Mudhofir, M.Ag, sleaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Surakarta
2. Bapak Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd, Ph.D, selaku direktur pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta
3. Bapak Dr. H. Baidi, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan
saran dan bimbingans erta pengarahan dengan sabar dan ikhlas dalam
penyusunan tesis ini
4. Bapak Dr. Moh. Bisri, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah memberikan
saran dan bimbingans erta pengarahan dengan sabar dan ikhlas dalam
penyusunan tesis ini
5. Tim Penguji yang telah berkenan untuk menguji, mengkritisi serta
memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan penulisan tesis ini
6. Seluruh Dosen dan staff Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta
7. Kedua orang tua, isteri, anak dan saudara-saudara yang saya cintai, atas
segala dukungan dan motivasi sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penulisan tepat pada waktunya
8. Semua karyawan dan karyawati perpustakaan IAIN Surakarta
9. Semua Bapak/Ibu guru, karyawan karyawati MTs Al – Huda 1 Karangpandan
yang telah memberikan dukungan terhadap penulis
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
Kepada semua pihak panjatkan do’a semoga segala kebaikannya tercatat
sebagai amal shahih serta mendpaat limpahan rahmat dari Allah SWt. Penulis
menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, maka penulis berharap saran
dan masukannya demi kesempurnaan tesis ini.
Surakarta, Januari 2016
Penulis
PERSEMBAHAN
Tesis ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua tercinta
2. Istriku Sri Darsini
3. Anak – anakku Nanang Ikhsan Basari dan Nurul Ummah Fijanati
4. Saudara-saudaraku tersayang
5. Rekan-rekan seperjuangan
6. Almamaterku IAIN Surakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi dunia ditandai oleh perkembangan yang semakin cepat
di segala bidang kegiatan, begitu pula dalam kegiatan pendidikan. Globalisasi
ini sangat memhubungani terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia
sehingga diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan pendidikan bagi
warga negaranya tidak henti-hentinya melakukan berbagai kegiatan dan
menyediakan fasilitas pendukungnya termasuk memberlakukannya Undang-
Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Seperti yang disampaikan
dalam penjelasan umum atas Undang-Undang No. 14 tahun 2005,
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945
menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, pendidikan
merupakan faktor yang sangat menentukan.
Selanjutnya, Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa (1) Setiap warga Negara
berhak mendapat pendidikan; (2) Setiap warga negara wajib mengikuti
1
2
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; (3) Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta ahlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang; (4)
Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % (dua
puluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggeraan pendidikan nasional; dan (5) Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia.
Salah satu amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 tersebut kemudian diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang memiliki
visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Sumber daya manusia unggul merupakan persyaratan utama bagi
terwujudnya bangsa dan negara yang maju. Berapapun besar sumber daya
alam (SDA), modal sarana prasaran yang tersedia, pada akhirnya di tangan
SDM yang handal sajalah target pembangunan bangsa dan negara dapat
3
dicapai. Dalam perspektif berpikir seperti ini, suatu bangsa tak dapat
mencapai kemajuan tanpa adanya suatu sistem pendidikan yang baik.
Pendidikan adalah modal dasar untuk menciptakan SDM yang unggul.
Dunia pendidikan yang utama adalah sekolah. Sekolah merupakan salah satu
lembaga alternatif pelayanan pendidikan. Sekolah sebagai suatu lembaga
tentunya memiliki visi, misi, tujuan dan fungsi. Untuk mengemban misi,
mewujudkan visi, mencapai tujuan, dan menjalankan fungsinya sekolah
memerlukan tenaga profesional, tata kerja organisasi dan sumber-sumber
yang mendukung baik finansial maupun non finansial.
Sekolah sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen yang
berkaitan satu sama lain serta berkontribusi pada pencapaian tujuan.
Komponen-komponen tersebut adalah siswa, kurikulum, bahan ajar, guru,
kepala sekolah, tenaga kependidikan lainnya, lingkungan, sarana, fasilitas,
proses pembelajaran dan hasil atau output. Semua komponen tersebut harus
berkembang sesuai tuntutan zaman dan perubahan lingkungan yang terjadi di
sekitarnya. Untuk berkembang tentunya harus ada proses perubahan.
Pengembangan ini hendaknya bertolak dari hal-hal yang menyebabkan
organisasi tersebut tidak dapat berfungsi dengan sebaik yang diharapkan
(Gupta & Shingi, 2001). Dalam konsepsi pengembangan kelembagaan
tercermin adanya upaya untuk memperkenalkan perubahan cara
mengorganisasikan suatu lembaga, struktur, proses dan sistem lembaga yang
bersangkutan sehingga lebih dapat memenuhi misinya. Oleh karena itu,
4
perubahan yang terjadi pada lembaga sekolah harus meliputi seluruh
komponen yang ada di dalamnya.
Perubahan tersebut terjadi dalam struktur, proses, ketenagaan dan
sistem suatu lembaga serta proses perubahan itu sendiri, menyangkut
bagaimana sekolah sebagai lembaga diorganisasikan sehingga mampu
mengemban misinya dengan baik. Dalam proses perubahan tersebut individu
organisasi dan lembaga meningkatkan kemampuan dan performancenya
sehubungan dengan tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Perubahan
tidak akan berjalan tanpa dukungan dari sumber daya manusia yang
merupakan asset yang dapat memberikan kontrbusi lebih dalam pencapaian
tujuan organisasi.
Guru merupakan salah satu SDM yang berada di sekolah. Kinerja
guru di sekolah mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan sekolah.
Masalah kinerja menjadi sorotan berbagai pihak, kinerja pemerintah akan
dirasakan oleh masyarakat dan kinerja guru akan dirasakan oleh siswa atau
orang tua siswa. Berbagai usaha dilakukan untuk mencapai kinerja yang baik.
Perhatian pemerintah terhadap pendidikan sudah disosialisasikan, anggaran
pendidikan yang diamanatkan Undang-Undang 20 % sudah mulai
dilaksanakan. Maka kinerja guru tentunya akan menjadi perhatian semua
pihak. Guru harus benar-benar kompeten dibidangnya dan guru juga harus
mampu mengabdi secara optimal. Kinerja guru yang optimal dihubungani
oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.
5
Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Karanganyar terdiri dari negeri
dan sekolah swasta. Salah satu indikator suatu sekolah dianggap sudah
berhasil adalah dengan perolehan nilai Ujian Nasional yang tinggi dan tingkat
kelulusan yang maksimal. Sekolah yang perolehan nilai ujian nasionalnya
paling tinggi dan tingkat kelulusannya setiap tahun selalu 100 % dianggap
sudah berhasil dan akan mendapat kepercayaan masyarakat. Padahal belum
tentu keberhasilan siswa merupakan hasil kinerja guru.
Keberhasilan prestasi sekolah ditentukan oleh berbagai faktor,
diantaranya motivasi kerja seorang guru. Seorang guru dapat bekerja secara
professional jika pada dirinya terdapat motivasi yang tinggi. Pegawai/guru
yang memiliki motivasi yang tinggi biasanya akan melaksanakan tugasnya
dengan penuh semangat dan energik, karena ada motif-motif atau tujuan
tertentu yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Motif itulah sebagai faktor
pendorong yang memberi kekuatan kepadanya, sehingga ia mau dan rela
bekerja keras. Hal itu dibuktikan berdasarkan hasil penelitian McCleland
(1961), Edward Murray (1957), Miller dan Gordon W (1967) yang dikutip
Mangkunegara (2005), menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif
antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kinerja/prestasi kerja. Artinya
pimpinan, manajer dan pegawai yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi
akan mencapai kinerja yang tinggi, dan sebaliknya mereka yang kinerjanya
rendah disebabkan karena motivasi kerjanya rendah.
Pada sisi lain faktor disiplin dapat pula meningkatkan kinerja guru.
Simamora (2006 : 610) menyatakan bahwa :
6
“Disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di dalam suatu organisasi”.
Keith Davis (2003 : 129) menyatakan disiplin kerja sebagai
pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman dipandang
erat keterkaitannya dengan kinerja. Pernyataan tersebut didukung oleh
pendapat Malthis dan Jackson bahwa disiplin kerja berkaitan erat dengan
perilaku karyawan dan berhubungan terhadap kinerja.
Sehubungan dengan uraian di atas maka masalah faktor-faktor yang
memhubungani kinerja guru perlu dibuktikan dengan mengadakan penelitian.
Oleh karena itu, penulis membuat judul penelitian “Hubungan Motivasi
Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru MTs Al Huda 1
Karangpandan.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-
masalah sebagai berikut :
1. Motivasi guru untuk meningkatkan kemampuan mengajar belum optimal.
2. Disiplin kerja guru masih kurang.
3. Kinerja guru masih kurang optimal.
4. Program diklat untuk pengembangan kompetensi guru frekuensinya masih
kurang.
5. Reward dan punishment belum berjalan efektif.
7
6. Sarana prasarana yang tersedia di sekolah belum dimanfaatkan secara
maksimal.
C. Pembatasan Masalah
Dalam tesis ini, penulis hanya membatasi masalah pada skup kecil
yaitu :
1. Hubungan motivasi kerja dengan kinerja guru MTS Al Huda
Karangpandan.
2. Hubungan disiplinkerja dengan kinerja guru MTS Al Huda Karangpandan.
3. Hubungan motivasi kerja dan disiplin kerja dengan kinerja guru MTS Al
Huda Karangpandan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat hubungan motivasi kerja terhadap kinerja guru MTs Al
Huda 1 Karangpandan ?
2. Apakah terdapat hubungan disiplin kerja terhadap kinerja guru MTs Al
Huda 1 Karangpandan ?
3. Apakah terdapat hubungan motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap
kinerja guru MTs Al Huda 1 Karangpandan ?
8
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk mengumpulkan data, mengolah dan
menginterpretasikan untuk dijadikan sebagai karya tulis berupa tesis, sebagai
syarat memperoleh gelar Manajemen Pendidikan Islam (MPI) di Program
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta.
Sedangkan tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan motivasi kerja terhadap kinerja guru MTs
Al Huda 1 Karangpandan.
2. Untuk mengetahui hubungan disiplin kerja terhadap kinerja guru MTs Al
Huda 1 Karangpandan.
3. Untuk mengetahui hubungan motivasi kerja dan disiplin kerja secara
bersama-sama terhadap kinerja guru MTs Al Huda 1 Karangpandan.
F. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap hasil penelitian ini berguna baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pengembangan
keilmuan untuk peneliti selanjutnya, terutama yang berhubungan dengan
peningkatan kinerja guru di sekolah.
9
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi lembaga
Bagi lembaga (sekolah dan pemerintah) diharapkan
penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan agar yang berwenang
melakukan penilian secara obyektif terhadap kinerja pegawainya yang
selanjutnya digunakan sebagai bahan pengambilan kebijakan
disekolah guna meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan
profesionalisme guru prestasi belajar.
b. Bagi orang tua dan masyarakat
Agar ikut serta dalam memantau kinerja pegawai sesuai
dengan batas-batas tertetu dan memberikan masukan kepada sekolah
untuk meningkatkan kinerja pegawainya.
c. Bagi Guru
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
masukanbagi guru untuk meningkatkan profesionalismenya terutama
dalam membuat perencanaan, melaksanakan program dan melakukan
penilian diri dan rencana tindak lanjut
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Diskripsi Teori
1. Motivasi Kerja
a. Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai yang
memhubungani individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai
dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu yang
invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu
bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Veithzal (2005 : 455 ). Beliau
juga mengemukakan : “Dua hal yang dianggap sebagai dorongan
individu yaitu arah prilaku (kerja untuk mencapai tujuan) dan kekuatan
prilaku (seberapa kuat usaha individu dalam bekerja)”.
Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan
atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya
ditujukan untuk sumber daya manusia umumnya dan bawahan
khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan
daya dan potensi bawahan agar mau bekerjasama secara produktif
sehingga berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah
ditentukan (Melayu, 2001: 140). Abraham Sperling mengemukakan
bahwa motivasi didefinisikan sebagai suatu kecenderungan untuk
beraktivitas, mulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri
dengan penyesuaian diri (dalam Mangkunegara, 2005: 93).
10
11
William J. Stanton mendefinisikan motivasi Suatu motif adalah
kebutuhan yang distimulasi yang berorientasi kepada tujuan individu
dalam mencapai rasa puas . Sedangkan (Mangkunegara, 2005 : 68),
mengatakan bahwa motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang
pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi
merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah
untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Menurut Nawawi
(2001 : 351), bahwa kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah
motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang
melakukan sesuatu.
Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang
mendorong atau menjadikan sebab seseorang melakukan suatu
perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara sadar. Menurut menurut
Sedarmayanti (2001: 66), motivasi dapat diartikan sebagai suatu daya
pendorong (driving force) yang menyebabkan orang berbuat sesuatu
atau yang diperbuat karena takut akan sesuatu. Misalnyai ingin naik
pangkat atau naik gaji, maka perbuatannya akan menunjang
pencapaian keinginanersebut. Yang menjadi pendorong dalam hal
tersebut adalah bermacam-macam faktor diantaranya faktor ingin lebih
terpandang di antara rekan kerja atau lingkungan dan kebutuhannya
untuk berprestasi.
Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi,
karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu
12
dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu
organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan
berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto
dkk, 2003:41).
Menurut Robbins (2002: 317) motivasi adalah sebagai suatu
proses internal yang mengaktifkan, membimbing dan mempertahankan
perilaku dalam rentang tertentu. Secara sederhana motivasi adalah apa
yang membuat kita berbuat, membuat kita tetap berbuat dan
menemukan ke arah mana yang hendak kita perbuat. Motivasi
seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga
tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi
motivasi tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan
manusia untuk bertingkah- laku, dan di dalam perbuatanya itu
mempunyai tujuan tertentu.
b. Teori Motivasi Kerja
1). Teori Kebutuhan dari Maslow (Hierarchy of Need Theory)
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan
atau pertentangan yang dialami antara kenyataan dengan dorongan
yang ada dalam diri. Apabila kebutuhan pegawai tidak terpenuhi
maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa.
Sebaliknya jika kebutuhannya terpenuhi maka pegawai akan
memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari
13
rasa puas.Menurut Abraham Maslow mengemukakan bahwa
hirarki kebutuhan manusia adalah :
a). Kebutuhan fisiologis (physiological needs) yaitu kebutuhan
yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
seseorang, seperti makan, minum, udara, perumahan dan
lainnya. Dalam organisasi kebutuhan-kebutuhan ini dapat
berupa uang, hiburan, program pension, lingkungan kerja yang
nyaman.
b). Kebutuhan keselamatan dan keamanan (safety and security
need) yaitu kebutuhan keamanan dari ancaman yakni merasa
aman dari ancaman kecelakaan dalam melakukan pekerjaan.
Dalam organisasi kebutuhan ini dapat berupa keamanan kerja,
senioritas, program pemberhentian kerja, uang pesangon.
c). Kebutuhan rasa memiliki (social need) yaitu kebutuhan akan
teman, cinta dan memiliki. Sosial need di dalam organisasi
dapat berupa keompok kerja (team work) baik secara formal
maupun informal.
d). Kebutuhan akan harga diri (esteem need or status needs) yaitu
kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta
penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat
lingkungan. Dalam organisasi kebutuhan ini dapat berupa
reputasi diri, gelar dsb.
14
e). Kebutuhan akan perwujudan diri (self actualization) adalah
kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunaka
kecakapan, kemampuan, keterampilan dan potensi optimal
untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau
luar biasa yang sulit dicapai orang lain.
Selanjutnya, Abraham Maslow berpendapat bahwa orang
dewasa (pegawa bawahan) secara normal harus terpenuhi minimal
85% kebutuhan fisiologi, 70% kebutuhan rasa aman, 50%
kebutuhan sosial, 40% kebutuhan penghargaan, dan 15%
kebutuhan aktualisasi diri, keluarga, dan bisa menjadi penyebab
terjadinya konflik kerja.
Dengan demikian, jika kebutuhan pegawai tidak terpenuhi,
pemimpin akan mengalami kesulitan dalam memotivasi pegawai.
2). Teori Motivasi Dua Faktor dari Herzberg (the two Factors Theory)
Frederick Herzberg, Bernard Mausner dan Barbara
Snyderman mengadakan studi tentang motivasi kerja karyawan
industri. Berdasarkan studi tersebut, Herzberg dan kawan-kawan
merumuskan teori motivasi yang disebut dengan Teori Dua Faktor.
Teori ini dikenal juga dengan teori Motivator- Hygienes. Tim
peneliti ini mengadakan penelitian terhadap 203 akuntan dan
insinyur. Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan
interviu.
15
Atas dasar hasil penelitiannya, Herzberg memisahkan dua
kategori pekerjaan, yaitu :
a). Faktor “Motivasional”
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional
adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya
instrinsik yang berarti bersumber dalam diri seseorang.
b). Faktor “Hygiene”
Sedangkan faktor pemelihara (maintenance factor)
disebut juga hygiene factor merupakan faktor yang berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan
karyawan sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman dan
kesehatan. Faktor ini juga disebut dissatisfier (sumber
ketidakpuasan) yang merupakan tempat pemenuhan kebutuhan
tingkat rendah yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik.
Herzberg berpendapat bahwa baik faktor motivasional yang
bersifat intrinsik maupun faktor pemeliharaan yang bersifat
ekstrinsik dapat memhubungani seseorang dalam bekerja.
Termasuk faktor motivasional yang bersifat intrinsik adalah
prestasi yang dicapai, pengakuan, dunia kerja, tanggung jawab dan
kemajuan. Termasuk ke dalam faktor pemeliharaan yang bersifat
ekstrinsik adalah hubungan interpersonal antara atasan dan
bawahan, teknik supervisi, kebijakan administratif, kondisi kerja,
dan kehidupan pribadi. Kedua faktor tersebut berhubungan besar
16
terhadap motivasi seseorang. Meskipun demikian bukanlah sesuatu
yang mutlak dapat dikuantifikasi, karena motivasi berhubungan
dengan berbagai komponen yang sangat kompleks.
Masalah yang dihadapi oleh guru berbeda dengan apa
yang dihadapi oleh karyawan perusahaan. Guru, disamping
menghadapi permasalahan dalam berhubungan dengan siswa,
juga dalam berhubungan dengan kepala sekolah dan pejabat di
atasnya. Proses belajar mengajar dalam organisasi sekolah
mempunyai masalah tersendiri. Guru sekolah lanjutan pada
umumnya berinteraksi dengan banyak siswa setiap hari pada
situasi yang hampir sama dan terkadang bersifat pribadi, lebih-
lebih guru borongan atau self-contained classroom.
Pada umumnya guru relatif jarang berinteraksi dengan
supervisor atau pengawas. Pelaksanaan supervisi di sekolah pun
berbeda dengan di perusahaan. Postulat teori dua factor, bahwa
ada seperangkat factor (motivator) yang menghasilkan
kepuasan, dan ada seperangkat lain (hygienes) menghasilkan
ketidakpuasan. Dua hal ini tidaklah berlawanan, melainkan
merupakan dua dimensi yang berbeda di dalam organisasi.
3). Teory ERG (Existence, Relatedness, Growth) dari Aldefer
Teori ERG merupakan refleksi dai tiga dasar kebutuhan,
yaitu:
17
a). Existence needs, kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari
eksistensi pegawai, seperti makan, minum, pakaian, bernafas,
gaji, keamanan kondisi kerja, fringe benefits.
b). Relatedness needs, kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasan
dalam berinteraksi dalam lingkungan kerja.
c). Growth needs, kebutuhan untuk mengembangkan dan
meningkatkan pribadi. Hal ini berhubugan dengan kemampuan
dan kecakapan pegawai.
4). Teori Insting
Teori motviasi insting timbulnya berdasarkan teori evaluasi
Charles Darwin. Beliau berpendapat bahwa tindakan yang
intelligent merupakan refleksi dari instingtif yang diwariskan. Oleh
karena itu, tidak semua tingkah laku dapat direncanakan
sebelumnya dan dikontrol oleh pikiran.
5). Teori Drive
Konsep Drive menjadi konsep yang tersohor dalam bidang
motivasi sampai tahun1918. Woodworth menggunakan konsep
tersebut sebagai energy yang mendorong organisasi untuk
melakukan suatu tindakan. Kata Drive dijelaskan sebagai aspek
motivasi dari tubuh yang tidak seimbang misalnya, kekurangan
makanan mengakibatkan berjuang untuk memuaskan
kebutuhannya agar kembali menjadi seimbang. Motivasi
18
didefinisikan sebagai suatu dorongan yang membangkitkan untuk
keluar dari ketidakseimbagan atau tekanan.
Clark L. Hull berpendapat bahwa belajar terjadi sebagai
akibat dari reinforcement. Beliau berasumsi bahwa semua hadiah
(reward) pada akhirnya didasarkan atas reduksi dan drive
keseimbangan (home static drive). Teori Hull dirumuskan secara
sistematik yang merupakan hubungan antara drive dan habit
strength.
Habit strenght adalah hasil factor-faktor reinforcement
sebelumnya. Drive adalah jumlah keseluruhan ketidakseimbangan
fisiologi atau (physiological imbalance) uang disebabkan oleh
kehilangan atau kekurangan kebutuhan komoditas untuk
kelangsungan hidup. Berdasarkan perumusan teori Hull tersebut
dapat disimpulkan bahwa motivasi seorang pegawai sangat
ditentukan oleh kebutuhan dalam dirinya (drive) dan faktor
kebiasaan (habit) pengalaman kerja sebelumnya.
c. Indikator motivasi kerja
Indikator motivasi kerja menurut Sedarmayanti (2007:233-
239) yaitu antara lain sebagai berikut:
1). Gaji (salary).
Bagi pegawai, gaji merupakan faktor penting untuk
memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarganya. Gaji selain
Kekuatan motivasi = Fungsi (drive x habit)
19
berfungsi memenuhi kebutuhan pokok bagi setiap pegawai juga
dimaksudkan untuk menjadi daya dorong bagi pegawai agar dapat
bekerja dengan penuh semangat. Tidak ada satu organisasi pun
yang dapat memberikan kekuatan baru kepada tenaga kerjanya atau
meningkatkan produktivitas, jika tidak memiliki sistem kompensasi
yang realitis dan gaji bila digunakan dengan benar akan
memotivasi pegawai.
2). Supervisi.
Supervisi yang efektif akan membantu peningkatan
produktivitas pekerja melalui penyelenggaraan kerja yang baik,
juga pemberian petunjukpetunjuk yang nyata sesuai standar kerja,
dan perlengkapan pembekalan yang memadai serta dukungan-
dukungan lainnya. Tanggung jawab utama seorang supervisor
adalah mencapai hasil sebaik mungkin dengan mengkoordinasikan
sistem kerja pada unit kerjanya secara efektif. Supervisor
mengkoordinasikan sistem kerjanya itu dalam tiga hal penting
yaitu: melakukan dengan memberi petunjuk/pengarahan,
memantau proses pelaksanaan pekerjaan, dan menilai hasil dari
sistem kerja yang diikuti dengan melakukan umpan balik (feed
back).
3). Kebijakan dan Administrasi.
Keterpaduan antara pimpinan dan bawahan sebagai suatu
keutuhan atau totalitas sistem merupakan faktor yang sangat
20
penting untuk menjamin keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Melalui pendekatan manajemen
partisipatif, bawahan tidak lagi dipandang sebagai objek,
melainkan sebagai subjek. Dengan komunikasi dua arah akan
terjadi komunikasi antar pribadi sehingga berbagai kebijakan yang
diambil dalam organisasi bukan hanya merupakan keinginan dari
pimpinan saja tetapi merupakan kesepakatan dari semua anggota
organisasi. Para pendukung manajemen partisipatif selalu
menegaskan bahwa manajemen partisipatif mempunyai hubungan
positif terhadap pegawai. Melalui partisipasi, para pegawai akan
mampu mengumpulkan informasi, pengetahuan, kekuatan dan
kreaktivitas untuk memecahkan persoalan.
4). Hubungan kerja.
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, haruslah
didukung oleh suasana kerja atau hubungan kerja yang harmonis
yaitu terciptanya hubungan yang akrab, penuh kekeluargaan dan
saling mendukung baik hubungan antara sesama pegawai atau
antara pegawai dengan atasan. Manusia sebagai makhluk sosial
akan selalu membutuhkan hubungan dengan orang lain, baik di
tempat kerja maupun di luar lingkungan kerja. Manusia sebagai
makhluk sosial membutuhkan persahabatan dan mereka tidak akan
bahagia bila ditinggalkan sendirian, untuk itu maka mereka akan
melakukan hubungan dengan teman-temannya.
21
5). Kondisi kerja.
Kondisi kerja yang nyaman, aman dan tenang serta
didukung oleh peralatan yang memadai tentu akan membuat
pegawai betah untuk bekerja. Dengan kondisi kerja yang nyaman,
pegawai akan merasa aman dan produktif dalam bekerja sehari-
hari. Lingkungan fisik dimana individu bekerja mempunyai
hubungan pada jam kerja maupun sikap mereka terhadap pekerjaan
itu sendiri. Sebanyak 30% dari kasus absensi para pekerja ternyata
disebabkan oleh sakit yang muncul dari kecemasan yang
berkembang sebagai reaksi bentuk kondisi kerja.
6). Pekerjaan itu sendiri.
Pekerjaan itu sendiri menurut Herzberg merupakan faktor
motivasi bagi pegawai untuk berforma tinggi. Pekerjaan atau tugas
yang memberikan perasaan telah mencapai sesuatu, tugas itu cukup
menarik, tugas yang memberikan tantangan bagi pegawai,
merupakan faktor motivasi, karena keberadaannya sangat
menentukan bagi motivasi untuk hasil performace yang tinggi.
Suatu pekerjaan akan disenangi oleh seseorang bila pekerjaan itu
sesuai dengan kemampuannya, sehingga dia merasa bangga untuk
melakukannya. Pekerjaan yang tidak disenangi kurang dan
menantang, biasanya tidak mampu menjadi daya dorong, bahkan
pekerjaan tersebut cenderung menjadi rutinitas yang membosankan
dan tidak menjadi kebanggaan. Teknik pemerkayaan pekerjaan
22
dapat dijadikan sebagai sarana motivasi pegawai dengan membuat
pekerjaan mereka lebih menarik, dan membuat tempat kerja lebih
menantang dan memuaskan untuk bekerja.
7). Peluang untuk maju.
Peluang untuk maju (advance) merupakan pengembangan
potensi diri seorang pegawai dalam melakukan pekerjaan. Setiap
pegawai tentunya menghendaki adanya kemajuan atau perubahan
dalam pekerjaannya yang tidak hanya dalam hal jenis pekerjaan
yang berbeda atau bervariasi, tetapi juga posisi yang lebih baik.
Setiap pegawai menginginkan adanya promosi ke jenjang yang
lebih tinggi, mendapatkan peluang untuk meningkatkan
pengalamannya dalam bekerja. Peluang bagi pengembangan
potensi diri akan menjadi motivasi yang kuat bagi pegawai untuk
bekerja lebih baik. Promosi merupakan kemajuan pegawai ke
pekerjaan yang lebih dalam bentuk tanggung jawab yang lebih
besar, prestise atau status yang lebih, skill yang lebih besar, dan
khususnya naiknya tingkat upah atau gaji.
8). Pengakuan atau penghargaan (recognition).
Setiap manusia mempunyai kebutuhan terhadap rasa ingin
dihargai. Pengakuan terhadap prestasi merupakan alat motivasi
yang cukup ampuh, bahkan bisa melebihi kepuasan yang
bersumber dari pemberian kompensasi. Pengakuan merupakan
kepuasan yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau
23
dari lingkungan psikologis dan/atau fisik di mana orang tersebut
bekerja, yang masuk dalam kompensasi nonfinansial. Seseorang
yang memperoleh pengakuan atau penghargaan akan dapat
meningkatkan semangat kerjanya. Kebutuhan akan harga
diri/penghormatan lebih bersifat individual atau mencirikan
pribadi, ingin dirinya dihargai atau dihormati sesuai dengan
kapasitasnya (kedudukannya). Sebaliknya setiap pribadi tidak ingin
dianggap dirinya lebih rendah dari yang lain. Mungkin secara
jabatan lebih rendah tetapi secara manusiawi setiap individu (pria
atau wanita) tidak ingin direndahkan.
9). Keberhasilan (achievement).
Setiap orang tentu menginginkan keberhasilan dalam setiap
kegiatan/tugas yang dilaksanakan. Pencapaian prestasi atau
keberhasilan (achievement) dalam melakukan suatu pekerjaan akan
menggerakkan yang bersangkutan untuk melakukan tugas-tugas
berikutnya. Dengan demikian prestasi yang dicapai dalam
pekerjaan akan menimbulkan sikap positif, yang selalu ingin
melakukan pekerjaan dengan penuh tantangan. Sesorang yang
memiliki keinginan berprestasi sebagai suatu kebutuhan dapat
mendorongnya untuk mencapai sasaran. Kebutuhan berprestasi
biasanya dikaitkan dengan sikap positif dan keberanian mengambil
resiko yang diperhitungkan untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan.
24
10). Tanggung jawab.
Tanggung jawab merupakan kewajiban seseorang untuk
melaksanakan fungsi-fungsi yang ditugaskan dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan pengarahan yang diterima. Setiap orang
yang bekerja pada suatu perusahaan/organisasi ingin dipercaya
memegang tanggung jawab yang lebih besar dari sekedar apa yang
telah diperolehnya. Tanggung jawab bukan saja atas pekerjaan
yang baik, tetapi juga tanggung jawab berupa kepercayaan yang
diberikan sebagai orang yang mempunyai potensi. Setiap orang
ingin diikutsertakan dan ingin diakui sebagai orang yang
mempunyai potensi, dan pengakuan ini akan menimbulkan rasa
percaya diri dan siap memikul tanggung jawab yang lebih besar.
2. Disiplin Kerja
a. Pengertian Disiplin Kerja
Simamora dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia
Edisi III (2006 : 610) menyatakan bahwa :
“Disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di dalam suatu organisasi”. Menurut Alma (2003 : 186) mengatakan bahwa : “Disiplin
dapat diartikan sebagai suatu sikap patuh, tingkah laku, dan perbuatan
yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik lisan maupun
tertulis”.Singodimejo dalam Sutrisno (2009 : 85) mengatakan bahwa
disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk
25
mematuhi dan mentaati norma-norma peraturan yang berlaku di
sekitarnya.
Sementara Sinungan (2003 ; 135) mendefinisikan disiplin
sebagai : “Sikap kejiwaan dari seseorang atau sekelompok orang yang
senantiasa berkehendak untuk mengikuti/mematuhi segala
aturan/keputusan yang telah ditetapkan”. Senada dengan pendapat di
atas, Fathoni (2006 : 172) mengartikan disiplin sebagai : “Kesadaran
dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan
norma-norma sosial yang berlaku”. Selanjutnya Fathoni menjelaskan
bahwa : “Kedisiplinan diartikan bilamana karyawan selalu datang dan
pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan
baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial
yang berlaku.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja
adalah sikap dan perbuatan guru dalam mentaati semua pedoman dan
peraturan yang telah ditentukan untuk tercapainya tujuan organisasi.
Disiplin berkaitan erat dengan perilaku karyawan dan berhubungan
terhadap kinerja.
Menurut Siagian dalam Sutrisno (2009 : 86), bentuk disiplin
yang baik akan tercermin pada suasana di lingkungan organisasi
sekolah, yaitu:
1). Tingginya rasa kepedulian guru terhadap pencapaian visi dan misi
sekolah.
26
2). Tingginya semangat, gairah kerja dan inisiatif para guru dalam
mengajar.
3). Besarnya rasa tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya.
4). Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solideritas yang tinggi di
kalangan guru.
5). Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Suatu asumsi bahwa pemimpin mempunyai hubungan langsung
pada sikap kebiasaan yang dilakukan karyawan. Kebiasaan itu dampak
dari keteladanan yang dicontohkan oleh pimpinan. Oleh karena itu,
jika mengharapkan karyawan memiliki tingkat disiplin yang baik,
maka pemimpin harus memberikan kepemimpinan yang baik pula.
Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2009 : 89), faktor yang
memhubungani disiplin guru adalah :
1). Besar kecilnya pemberian kompensasi.
2). Ada tidaknya keteladanan kepala sekolah.
3). Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.
4). Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan.
5). Ada tidaknya pengawasan pimpinan.
6). Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan.
7). Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya
disiplin.
8). Pengembangan struktur organisasi yang sehat.
27
9). Adanya suatu program yang lengkap atau baik untuk memelihara
semangat dan disiplin guru.
Disiplin merupakan fungsi operatif dari Manajemen Sumber
Daya Manusia yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan
semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin
yang baik, sulit bagi organisasi mencapai hasil yang optimal. Pada
umumnya apabila orang memikirkan tentang disiplin, yang terbayang
adalah berupa hukuman berat, padahal hukuman hanya sebagian dari
seluruh persoalan disiplin. Dengan disiplin kerja yang baik diharapkan
akan terwujud lingkungan yang tertib, berdaya guna dan berhasil guna
melalui seperangkat peraturan yang jelas dan tepat. Umumnya disiplin
ini dapat dilihat dari indikator seperti : guru datang ke tempat kerja
tepat waktu ; berpakaian rapih, sopan, memperhatikan etika cara
berpakaian sebagaimana mestinya seorang pegawai; guru
mempergunakan alat-alat dan perlengkapan sesuai ketentuan, mereka
bekerja penuh semangat dan bekerja sesuai dengan aturan yang
ditetapkan lembaga. Kebiasaan-kebiasaan di atas akan terwujud kalau
para pegawainya mempunyai disiplin yang baik. Penanaman disiplin
ini tentunya perlu diterapkan oleh seorang pemimpin terhadap
bawahannya untuk menciptakan kualitas kerja yang baik.
Penerapan disiplin kerja di lingkungan kerja, memang awalnya
akan dirasakan berat oleh para pegawai, tetapi apabila terus menerus
diberlakukan akan menjadi kebiasaan, dan disiplin tidak akan menjadi
28
beban berat bagi para pegawai. Disiplin ini perlu diterapkan di
lingkungan kerja, karena seperti telah disinggung di atas bahwa
disiplin tidak lahir begitu saja, tetapi perlu adanya pembinaan-
pembinaan dalam menegakkan disiplin kerja ini.
Hal di atas sejalan dengan pendapat Moenir yang dikutif
Dahyana (2001 : 11), bahwa kondisi disiplin kerja pegawai tidak
langsung tercipta begitu saja, melainkan harus ada kemauan dan usaha
semua pihak terutama pihak pimpinan untuk menumbuhkan disiplin
kerja. Sehubungan dengan itu, bagaimana mewujudkan disiplin kerja
yang baik dalam organisasi.
Dalam memberikan kedisiplinan kepada bawahan seorang
pemimpin mempunyai gaya yang berbeda-beda tergantung kepada
kemampuan dan keilmuan yang dimiliki oleh pimpinan. Selanjutnya
Maryoto (2001: 98) mengatakan bahwa :
“Pimpinan dalam pembinaan disiplin terhadap bawahan harus memperhatikan : pengawasan yang berkelanjutan, mengetahui organisasi yang dipimpinnya, instruksi harus jelas dan tegas tidak membingungkan bawahan. Menurut prosedur kerja yang sederhana dan mudah dipahami, membuat kegiatan yang dapat menyibukkan anak buah”.
Disamping itu untuk membina selanjutnya telah ditetapkan
Peraturan Pemerintah No 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil, disebutkan ada tiga tingkatan dan jenis hukuman disiplin
pada pegawai negeri sipil. Hukuman disiplin terdiri dari :
1). Hukuman disiplin ringan
2). Hukuman disiplin sedang, dan
29
3). Hukuman disiplin berat.
b. Indikator-indikator kedisiplinan
Menurut Hasibuan (2002 : 195) ada beberapa indikator yang
dapat memhubungani tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi
yaitu Tujuan dan kemampuan, kepemimpinan, balas jasa, keadilan,
waskat. Adapun penjelasan dari masing – masing indicator adalah
sebagai berikut :
1). Tujuan dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan ikut memhubungani tingkat
kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan
ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan
karyawan. Hal ini berartibahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan
kepada karyawan harus seuai dengan kemampuan karyawaan
bersangkutan, agar dia bekerja sungguh- sungguh dan disiplin dalam
mengerjakannya.
2). Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan
karyawan Karen pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para
bawahannya. Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan
bawahannya baik jika dia sendiri kurang disiplin.
3). Balas Jasa
Balas jasa ( gaji dan kesejahteraan ) ikut memhubungani
kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan
30
dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan / pekrjaannya. Jika
kecintaan karyawan semakin baik terhada pekerjaan, kedisiplinan
mereka akan semakin baik pula.
4). Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan,
karena ego dan sifat manusiia yang selalu merasa dirinya penting dan
minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Dengan keadilan
yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi,
keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan
supaya kedisiplinan karyawan perusahaan baik pula.
5). Waskat
Waskat (pengaasan melekat ) adalah tindakan nyata dan paling
efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan.
Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan.
Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk,
pengarahan, dan pengawasan dari atasannya.
6). Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan
memhubungani kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus
berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang
indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.
Ketegasan pimpinan menegur dan menghukum setiap karyawan yang
31
indisipliner akan mewujudkan kedisiplinan yang baik pada
perusahaan tersebut.
7). Sanksi
Sanksi berperan penting dalam memelihara kedisiplinan
karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan
akan semakin
3. Kinerja Guru
a. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja adalah performence atau unjuk kerja. Kinerja dapat
pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk
kerja. (LAN), 1992). Menurut August W. Smith, Kinerja adalah
performance is output derver from process, human otherwise, artinya
kinerja adalah hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. Dari
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu
wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi.
Kinerja seseorang dihubungani oleh beberapat faktor seperti : ability,
capacity, held, intencive, enviroment dan validity(Noto Atmojo, 1992)
Kinerjaguru mempunyai spesifikasi tertentu, kinerja guru dapat
dlihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/ kriteria kompetensi
yangharus dimiliki setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud
perilaku yang dimaksud adalah kergiatan dalam proses permbelajaran
yaitu bagaimana seseorang guru merencanakan pembelajaran,
melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar.
32
Kinerja atau unjuk kerja dalam konteks profesi guru adalah
kegiatan yang meilputi perencaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran/KBM dan melakukan penelitian hasil belajar (PMPTK,
2008:25)
Menurut Peraturan Menteri Negara pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi BirokrasiNomor 16 Tahun2009, kemampuan
guru dalam kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karis,
kepangkatan,dan jabatannyar. Pelaksanaan tugas utama guru tidak
dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan
pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai
kompetensi yang dibutuhkan sesuai amanat Peraturan meneteri
Pendidikan nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Penguasaan Kompetensi dan penerapan pengetahuan seta
keterampilan guru, sangat menentukan tercapainya kualitas proses
pembelajaran atau pembimbingan peserta didik dan pelaksanaan tugas
tambahan yang relevan bagi sekolah/madrasah, khususnya bagi guru
dengan tugas tambahan tersebut.
Sistem penilaian guru adalah sistem penilaian yang diranvang
untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam melaksanakan
tugasnya melaluipengukuran penguasaan keomptensi yang ditunjukkan
dalam unjuk kerjaanya.
33
1). Fungsi penilaian kinerja guru (PK Guru)
Secara umum, PK guru memiliki 2 fungsi utama sebagai
berikut :
a. Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua
kompetensi dan keterampilan yang diperlukan pada proses
pembelajaran, pembimbingan atau pelaksanaan tugas tambahan
yang relevan denngan fungsi sekolah/madrasah.
b. Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas
kinerja pembelajaran, pembimbingan atau pelaksanaan
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah / madrasah yang
dilakukannya pada tahun tersebut. Kegiatan penilaian kinerja
silakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses
pengembangan dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan
jabatan fungsional.
2). Manfaat penilaian kinerja guru
Hasil penilaian kerja guru diharapkan dapat bermanfaat
untuk mentukan berbagai kebijakan tang terkait dengan
peningkatan mutu dan kinerja guru sebagai ujung tombak
pelaksanaan proses pendidikan dalam menciptakan insan yang
cerdas, komprehensif dan berdaya saing tinggi. Penilaian kinerja
guru merupakan acuan bagi sekolah /madrasah untuk menetapkan
pengembangan karir dan ppromosi guru. Bagi guru, penilaian
kinerja guru merupakan pedoman untuk mengetahui unsur-unsur
34
kinerja yang dinilai dan merupakan sarana untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka memperbaiki
kualitas kinerjanya.
Penilaian kinerja guru dilakukan terhadap kompeteensi
guru sesuai dengan tugas pembeljaran, pembimbingan atau tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Khusus
untuk kegiatan pembelajaran ataun pembimbingan, kompetensi
yang dijadikan dasar untuk penilaian kinerja guru adalah
kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian,
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan menteri pendidikan
nasional Nomor 16 tahun 2007. Keempat komptensi ini telah
dijabarkan menjadi kompetensi guru yang harus dapat ditunjukan
dan diamati dalam berbagai kegiatan, tindakan dan sikap guru
dalam melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan.
3). Syarat sistem penilaian kinerja guru
Persayartan penting dalam sistem penilaian kinerja guru
anatara lain: (1) valid, penilaian kinerja guru dikatakan valid
apabila aspek yang diniai benar-benar mengukur komponen-
komponen tugas guru dalam pembelajaran, pembimbingan
dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
(2) reliabel, mempunyai tingkatan kepercayaan tinggi jika proses
yang dilakukan mmberikan hasil yang sama untuk sesorang guru
yang dinilai kinerjanya oleh siapaun dan kepanpun, (3) praktis,
35
dapat dilakukan oleh siapapun dengan relatif mudah, dengan
tingkat validitas dan reliabilitas yang sama dalam semuan kondisi
tanpa memerlukan persayaratan tambahan. Salah satu karakteristik
dalam desain penilaian kinerja guru alah menggunakan cakupan
kompetensi dan indikator kinerja yang sama bagi 4 (empat) jenjang
jabatan fungsional guru.
4). Prinsip pelaksaan penilaian kinerja guru
Prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan PK Guru adalah
sebagai berikkut :
a). Berdasarkan ketentuan harus dilaksanakan sesuai dengan
prosedur dan mengacu pada peraturan yang berlaku.
b). Berdasarkan kinerja, aspek yang dinilai adalah kinerja yang
dapat diamati dan dipantau, yang dilakukan guru dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari, yaitu dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, pembimbingan dan/atau tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
c). Berdasarkan dokumen, guru yang dinilai dan unsur yang
terlibat dalam proses harus memahami semua dokumen yang
terkait dengan sistem penilaian. Guru dan penilaian harus
memahami pernyataan kompetensi dan indikator kinerjanya
secara utuh, sehinggakeduanya mengetahui tentang aspek yang
dinilai serta dasar dan kriteria yang digunakan dalam penilaian.
36
d). Dilaksanakan secara konsisten, teratur setiap tahun diawali
dengan penilaian formatif di awal tahun dan penilaian sumatif
di ahir tahun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
(1). Objektif dilaksanakan secara objektif sesuai dengan kondisi
nyata guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.
(2). Adil, memberlakukan syarat, ketentuan dan prosedur
standar kepada semua guru yang dinilai.
(3). Akuntabel, hasil pelaksanaan penilaian kinerja guru dapat
dipertanggungjawabkan.
(4). Bermanfaat bagi guru dalam rangka peningkatan kualitas
kinerjanya secara berkelanjutan dan sekaligus
pengembangan karis profesionalnya.
(5). Transparan, memungkinkan bagi peneliti, guru yang dinilai,
dan pihak lain yang berkepentingan, untuk memperoleh
akses informasi atas penyelenggaran penilaian tersebut.
(6). Prakstis, dapat dilaksanakan secara mudah tanpa
mengabaikan prinsip-prinsip lainnya.
(7). Berorientasi pada proses tidak hanya terfokus pada hasil,
nemaun juga perlu memperhatikan proses, yakni bagaimana
guru dapat mencapai hasil tersebut.
(8). Berorientasi pada tujuan, dilaksanakan dengan berorientasi
pada tujuan yang telah ditetapkan.
37
(9). Berkelanjutan, dilaksanakan secara periodik teratur, dan
berkelangsungan secara terus menerus selama seseorang
menjadi guru.
(10). Rahasia, hasil penilaian hanya boleh diktahui oleh pihak-
pihak terkait yang berkepentingan (PMPTK, 2010: 5)
5). Pengukuran kinerja guru
Teori dasar yang digunakan sebagai landasan untuk menilai
kualitas kinerja guru menurut T.R Mithcell (1978) yaitu :
Performance = Motivation x Ability
Dari formula terseut dapat dikatakan bahwa, motivasi dan
abilitas adalah unsur-unsur yang berfungsi membentuk kinerja
guru dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.
Motivasi memiliki pengertian yang beragam baik yang
berhubungan dengan perilaku individu maupun perilaku organisasi.
Motivasi merupakan unsur penting dalam diri manusia yang
berperan mewujudkan keberhasilan dalam usaha atau pekerjaan
individu.
Menurut stoner (1992: 440) motivasi diartikan sebagai
faktor penyebab yang menghubungkan dengan sesuatu dalam
perilaku seseorang. Menurut maslow (1970: 35) sesuatu tersebut
adalah dorongan berbagai kebutuhan hidup individu dari mulai
38
kebutuhan fisik, rasa aman, sosial, penghargaan dan aktualisasi
diri.
Pendekatan yang dapat digunakan adalah intensif keuangan
sebagaimana dikemukan adam smith (1976), pendekatan standar
kerja sebagaimana dijelaskan oelh frederick taylor (1978: 262) dan
pendekatan analisis pekerjaan dan struktur penggajian yaitu
mengklasifikasi sikap, skill dan pengetahuan dalam usaha untuk
mempertemukan kemampuan dan skill individu dengan
persyaratan pekerjaan. Analisis tugas adalah suatu proses
pengukuran sikap pegawai dan penetapan tingkat pentingnya
pekerjaan utnuk menetapkan keputusan kompensasi.
Berdsarkan pendekatan di atas, maka di kalangan guru,
jabatan guru dipandang secara aplikatif sebagai salahsatucara
dalam memotivasiguru untuk meningkatkan kemampuannya.
Kecakapan guru adalah faktor yang penting dalam
meningkatkan produktifitas kerja. Kecakapan guru berhubungan
dengan pengtahuan dan keterampilan yang dimiliki individu.
Memnurut Bob Davis at. Al (1994: 235) keterampilan dan
kecakapan adalah dua hal yang saling berubungan. Kecakapan
seseorang dapat dilihat dari keterampilan yang diwujudkan melalui
tindakannya.
Berkenaan dengan kecakapan guru, A. Samana (1994: 51)
menjelaskan bahwa “ kecakapan profesional guru menunjukkan
39
pada suatu tindakan kependidikan “yang berdampak positif bagi
proses belajar dan perkembangan pribadi siswa”. Bentuk tndakan
dalam pendidikan dapat berwujud keterampilan mengajar sebagai
akumulasi dari pengetahuan yang diperoleh guru pada saat
menempuh pendidikan.
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan,, melatih, menilai
dan mengevaluasi peserta didiknya pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah, selain tugas putamanya tersebut, guru juga
dimungkinkan memiliki tugas lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah. Oleh karena itu, dalam penilaian kinerja guru
beberapa sub unsur yang perlu dinilai adala sebagai berikut :
a). Penilaian kinerja pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru
mata pelajaran atau gruu kelas.
b). Penilaian ini meliputi kegiatan merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai,
menganalisis hasil penilaian dan melaksanakan tindak lanjut
hasil penilaian dalam menerapkan(empat) domain kompetensi
yang harus dimiliki oleh guru.
c). Penilaian kinerja guru bimbingan konseling (BK/Konselor)
Penilaian meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan
pembimbingan, pengevaluasian dan menilai hasil bimbingan,
40
menganalisis hasil evaluasi pembimbingan dan melaksanakan
tindak lanjut hasil pembimbingan.
d). Kinerja tugas tambahan
Pelaksanaan tugas tambahan ini dikelompokan menjadi
dua, yaitu tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap
muka dan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka.
Tugas yang mengurangi jam mengajar tatap muka meliputi : (1)
menjadi kepala sekolah/madrasahper tahun; (2) menjadi wakil
kepala sekolah/madrasah per tahun; (3) menjadi ketua program
keahlian; (4) menjadi kepala perpusstakaan; (5) menjadi kepala
laboratorium dan sejenisnya. Tugas tambahan yang tidak
mengurangi jam mengajar tatap muka dikelompokkan menjadi
dua yaitu: tugas tambahan minimal satu tahun (guru kelas, guru
pembimbing program induksi dan sejenisnya) dan tugas
tambahan kurang dari satu tahun (pengawas penilaian dan
evaluasi pembelajaran, penyusunan kurikulum dan sejenisnya).
Indikator penilaian terhadap kinerja guru dilakukan
terhadap tiga kegiatan pembelajaran di kelas.
a). Perencaan program kegiatan pembelajaran
Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran
adalah tahap yang berhubungan dengan kemampuan guru
menguasai bahan ajar. Kemampuan guru dapat dilihat dari cara
atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang
41
dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Unsur/komponen yang ada
dalam silabus terdiri dari : (a) identitas silabus, (b) standar
kompetensi (SK, (c) Kompetensi dasar (KD), (d) materi
pembelajaran, (e) kegiatan pembelajaran, (f) indikator, (g)
alokasi waktu dan, (h) sumber pembelajaran.
b). Pelaskanaan program pembelajaran
Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti
penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya
kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber
belajar dan penggunaan metode serta strategi pembelajaran .
semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggungjawab guru
yang secara optimal dalam pelaksanaannya menuntut
kemampuan guru.
c). Pengelolaan kelas
Kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas
mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan adalah
tuntutan seorang guru dalam pengelolaan kelas. Kemampuan
guru dalam memupuk kerjasama dan disiplin siswa dapat
diketahui melalui pelaksanaan piket kebersihan, ketepatan
waktu masuk dan keluar kelas, melakukan absensi setiap akan
memulai proses pembelajaran dan melakukan pengaturan
tempat duduk siswa.
42
d). Penggunaan media dan sumber belajar
Kemampuan lainnya dalam pelaksanaan pembelajaran
yang perlu dikuasai guru disamping pengelolaan kelas adalah
menggunakan media dan sumber belajar. Media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (materi
pembelajaran), merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses
pembelajaran (R. Ibrahim dan Nana Syaodih S. 1993: 78)
Sumber belajar adalah buku pedoman. Kemampuan
menguasai sumber belajar disamping mengerti dan memahami
buku teks, seorang guru juga harus berusaha mencari dan
membaca buku/sumber belajar lain yang relevan guna
meningkatkan kemampuan terutama untuk keperluan perluasan
dan pendalaman materi dan pengayaan d alam proses
pembelajaran.
e). Penggunaan metode pembelajaran
Guru diharapkan mampu memilih dan menggunakan
metode pembelajaran sesuai dengan materi yang akan
simpaikan. Menurut R. Ibrahim dan Nana S. Sukmadinata
(1993: 74) “Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan
dan kelemahan dilihat dari berbagai sudut, namun yang penting
bagi guru metode manapun yang digunakan harus jelas yang
akan dicapai”.
43
f). Evaluasi/ penilaian pembelajaran
Penilaian hasil belajar adalah cara yang ditunjukkan
untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran
dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Tahap
penilaian, seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan
dalam menentukan pendekatan dan cara evaluasi, penyusunan
alat-alat evaluasi, pengolahan dan penggunaan hasil evaluasi.
6). Kemampuan abilitas guru
Abilitas dapat dipadang sebagai suatu karakteristik umum
dari seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Abilitas seorang
guru secara aplikatif indikatornya dapat digambarkan melalui
delapan keterampilan mangajar yakni :
a). Keterampilan bertanya
Dalam proses pembelajaran, bertanya memainkan
peranan penting, hal ini dikarenakan pertanyaan yang tersusun
dengan baik dan teknik melontarkan pertanyaan yang tepat
akan memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu : (1)
meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran;
(2) membangkitkan minat dan rasa ingin tahun siswa terhadap
sesuatu masalah sedang dibicarakan; (3) mengembangkan pola
fikir dan cara belajar siswa; (4) menuntun proses berfikir siswa;
44
(5) memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang
dibahas.
Pertanyaan yang baik menurut Uzer usman (1992: 67)
adalah : jelas dan mudah dimengerti oleh siswa, memberikan
informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan, difokuskan
pada suatu masalah atau tugas tertentu, memberikan waktu
cukup kepada siswa untuk berfikir sebelum menjawab
pertanyaan, memberikan rspon yang ramah dan menyenangkan
sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab dan
bertanya.
b). Keterampilan memberi penguatan
Penguatan adalah segala bentuk respon apakah bersifat
verbal maunpun non verbal yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhap siswa yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas
perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan atau koreksi.
Tujuan pengutan adalah : (a) meningkatkan perhatian
siswa terhadap pembelajaran; (b) merangsang dan
meningkatkan motivasi belajar; (c) meningkatkan kegiatan
belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
45
c). Keterampilan mengadakan variasi
Variasi stimulusadalah suatu kegiatan guru dalam
konsteks proses interaksi pembelajaran yang ditunjukkan untuk
mengatasi kejenuhan siswa, sehingga dalam situasi belajar
mengajar, siswa menunjukkan ketekunan, antusiasme serta
penuh partisipasi.
Terdapat tiga prinsip mengadakan variasi dalam
pembelajaran yaitu : (a) variasi hendaknya digunakan dengan
maksud yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai, (b)
variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan
sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan mengganggu
pelajaran, (c) direncanakan secara baik dan eksplisit
dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
d). Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan dalam pembelajran adalah
penyajian informasisecara lisan yang diorganisasi secara
sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu
dengan lainnya. Penyampaian informasi yang terencana dengan
baik dan disajika dengan urutan yang cocok merupakan ciri
utama kegiatan menjelaskan.
e). Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk
46
menciptakan pra kondisi bagi siswa agar mental maupun
perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajari sehingga
akan memberikan efek yang positif terhap kegiatan
pembelajaran.
Menutup pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan
oleh guru untuk mengahhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan
ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat
pencapaian siswa dantingkat keberhasilan guru dalam proses
pembelajaran.
Komponen membuka dan menutup pembelajaran
sebagaimana diungkapkan oleh M. Uzer Usman (1992: 85)
adalah sebagai berikut :
(1). Komponen membuka pelajaran : (a) menarik perhatian siswa
dari aspek gaya mengajar, penggunaan media pembelajaran,
dan pola interaksi bervariasi; (b) menimbulkan motivasi
disertai kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa
ingin tahu, mengemukakna ide yang bertentangan dan
memperhatikan minat siswa; (c) memberikan acuan memalui
usahaseperti mengemukakan tujuan pembelajaran dan batas-
batas tugas, menyarankan langkah yang dilakukan; (d)
memberikan apersepsi sehinga materi yang dipelajari
merupakan satu kesatuan yang utuh tidak terpisah-pisah.
47
(2). Menutup pelajaran, cara yang harus dilakukan adalah : (a)
meninjau kembali penguasaan materi pokok dengan
merangkum atau menyimpulkan hasil pembelajaran; (b)
melakukan evaluasi.
f). Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok adalah salah suatu proses yang teratur
yang melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka
yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi,
pengambilan kesimpulan dan pemecahan masalah. Siswa
berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah
bimbingan guru atau temannya untuk berbagai informasi,
pemecahan masalah atau pengambilan keputusan.
Komponen yang perlu dikuasi guru dalam membimbing
diskusi kelompok yaitu : (1) memusatkan perhatian siswa pada
tujuan dan topik diskusi; (2) memperjelas masalah untuk
menghindari kesalahpahaman dalam mempin siskusi seorang
guru perlu memperjelas atau menguraikan permasalahan,
meminta komentar siswa dan menguraikan gagasan siswa; (3)
menganalisi pandangan siswa; (4) meningkatkan urunan
siswayaitu mengajukan pertanyaan yang menantang,
memberikan contoh, memberikan waktu untuk berfikir; (5)
memberikan kesempatan untuk berpartisipasi; (6) menutup
diskusi.
48
g). Keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memlihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikan bila terjadi gangguan dalam proses
pembelajaran.
h). Keterampilan pembelajaran perseorangan
Pembelajaran ini terjadi bila jumlah siswa yang dihadapi
antara 3-8 orang untuk kelompok kecil dan seorang untuk
perseorangan. Hakikat pembelajaran perseorangan adalah : (1)
terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa
dan juga siswa dengan siswa; (2) siswa belajar sesuai dengan
kecepatan dan kemampuan masing-masing; (3) siswa dapat
bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya; (4) siswa
dilibatkan dalam perencanaan kegiatan pembelajaran.
b. Indikator Kinerja
Ukuran kinerja menurut T.R Mitchel (1989) dapat dilihat dari
empat hal, yaitu : (1) kualitas hasil kerja (quality of work), (2)
Ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan (promtness), (3) Prakarsa
dalam menyelesaikan pekerjaan (initiative), (4) kemampuan
menyelesaikan pekerjaan (capability) dan (5) kemampuan memmbina
kerjasama dengan pihak lain (comunication)
Standar kinerja perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam
mengadakan penilaian, yaitu membandingkan apa yang dicapaidengan
49
apa yang diharapkan. Standar kinerja dijadikan patokan dalam
mengadakan pertanggungjawaban terhadap yang telah dilaksanakan.
Menurut Ivancevich (1996), patokan tersebut meliputi : (1)
hasil, mengacu pada ukuran organisasi; (2) efisiensi, mengacu pada
penggunaan sumber daya langka oleh organisasi; (3) kepuasan,
mengacu pada keberhasilan organisasi dalam memnuhi kebutuhan
karyawan atau anggotanya; dan (4) keadaptasian, mengacu pada
ukuran tanggapan organisasi terhadap perubahan.
Berkenaan dengan standar kinerja guru Piet A. Sahertian dalam
Kusmianto (1997: 49) bahwa standar kinerja guru berhubungan dengan
kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan
siswa secara individual; (2) persiapan dan perencanaan pembelajaran;
(3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam
berbagai pengalaman belajar; dan (5) kepemimpinan yang aktif dari
guru.
4. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru
Berdasarkan hasil penelitian Mc. Clelland, Edward Murray,
Miller dan Gordon W. yang dikutif Mangkunegara (2005 : 104),
menyimpulkan ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi
dengan pencapaian kinerja/prestasi kerja. Artinya pimpinan, manajer, dan
pegawai mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mencapai prestasi
yang tinggi, dan sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah dikarenakan
motivasi kerjanya rendah.
50
Pegawai dapat bekerja secara propesional karena pada dirinya
terdapat motivasi yang tinggi. Pegawai yang memiliki motivasi yang
tinggi biasanya akan melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat dan
energik karena ada motif-motif dan tujuan tertentu yang
melatarbelakangi tindakan tersebut. Motif itulah sebagai faktor
pendorong yang member kekuatan kepadanya, sehingga ia mau dan rela
bekerja keras.
Pernyataan di atas didukung pernyataan Nawawi : “Pekerja yang
berprestasi tinggi menyukai informasi sebagai umpan balik, karena selalu
terdorong untuk memperbaiki dan meningkatkan kegiatannya dalam
bekarja. Dengan demikian peluangnya untuk meningkatkan prestasi kerja
akan lebih besar.” (Nawawi 2005 : 355).
Dari uraian di atas maka terdapat keterkaitan antara motivasi kerja
dengan kinerja guru. Artinya makin tinggi motivasi kerja seorang guru
maka makin tinggi pula hasil kinerja guru tersebut dan sebaliknya guru
yang kinerjanya rendah disebabkan motivasi kerjanya rendah
5. Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja Guru
Di dalam seluruh aspek kehidupan, dimanapun kita berada,
dibutuhkan peraturan dan tata tertib yang mengatur dan membatasi setiap
gerak dan perilaku. Peraturan-peraturan tersebut tidak ada artinya jika
tidak ada komitmen dan sangsi bagi pelanggarnya.
Disiplin di lingkungan kerja sangat dibutuhkan, karena akan
menghambat pencapaian tujuan organisasi tersebut. Oleh karena itu,
51
pegawai dengan disiplin kerja yang baik, berarti akan dicapai pula suatu
keuntungan yang berguna baik bagi perusahaan maupun pegawai itu
sendiri. Selain itu, perusahaan harus mengusahakan agar peraturan itu
bersifat jelas, mudah dimengerti, adil bagi seluruh karyawan dan
pimpinan.
Menurut Simamora (2006: 610) menyatakan: “Disiplin adalah
prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar
peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri
karyawan dan pelaksanaan yang teratur serta menunjukkan tingkat
kesungguhan tim kerja di dalam suatu organisasi.”
Keith Davis (2003 : 129) menyatakan disiplin kerja sebagai
pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman
dipandang erat keterkaitannya dengan kinerja. Pernyataan tersebut
didukung oleh pendapat Malthis dan Jackson bahwa disiplin kerja
berkaitan erat dengan perilaku karyawan dan berhubungan terhadap
kinerja.
Berdasarkan uraian di atas maka terdapat keterkaitan antara
disiplin kerja dengan kinerja guru. Artinya makin tinggi disiplin kerja
seorang guru maka makin tinggi pula hasil kinerja guru tersebut.
Demikian pula sebaliknya makin rendah disiplin kerja seorang guru maka
makin rendah pula kinerja guru tersebut.
52
6. Hubungan Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Secara Bersama-Sama
dengan Kinerja Guru
Keberhasilan sekolah dalam menghasilkan lulusan yang dapat
bersaing dengan sekolah-sekolah unggul lainnya, merupakan salah satu
tujuan sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan sumber
daya manusia dengan kinerja yang berkualitas. Terwujudnya kinerja yang
berkualitas sangat ditentukan oleh manajemen yang baik dan benar.
Pengelola manajemen sekolah dimotori oleh kepala sekolah. Kepala
sekolah sebagai manajer dan pemimpin harus memiliki strategi yang
tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan agar dapat bekerja
secara optimal.
Berdasarkan hasil penelitian Mc. Clelland, Edward Murray,
Miller dan Gordon W. yang dikutif Mangkunegara (2005 : 104),
menyimpulkan ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi
dengan pencapaian kinerja/prestasi kerja. Artinya pimpinan, manajer, dan
pegawai mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mencapai prestasi
yang tinggi, dan sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah dikarenakan
motivasi kerjanya rendah.
Guru yang telah memiliki motivasi instrinsik dan ekstrinsik akan
lebih berprestasi apabila ditambah dengan disiplin kerja yang baik. Keith
Davis (2003 : 129) menyatakan disiplin kerja sebagai pelaksanaan
manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman dipandang erat
keterkaitannya dengan kinerja. Pernyataan tersebut didukung oleh
53
pendapat Malthis dan Jackson bahwa disiplin kerja berkaitan erat dengan
perilaku karyawan dan berhubungan terhadap kinerja. Kinerja guru dapat
dilihat dari keberhasilan guru dalam menjalankan tugas utamanya.
B. Penelitian Terdahulu
No Nama dan Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Sutopo Slamet, Pasca Unsud, (Tesis,
2007), Analisis Kepemimpinan,
Kecerdasan Emosi, Kedisiplinan dan
Kompetensi terhadap Kinerja Guru
SMPN 8 Purworejo
Kepemimpinan, kecerdasan emosi,
kedisiplinan, dan kompetensi secara
bersama mempunyai hubungan secara
positif dan signifikan terhadap kinerja
guru sebesar 86,7 %
2. Rijanto, Pasca Unsud (tesis 2008),
Hubungan Komitmen, Motivasi Kerja
dan Infrastruktur terhadap Kinerja
Petugas Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas
Variabel Motivasi secara parsial
berhubungan signifikan terhadap
kinerja SIM Pus. Hal ini dibuktikan
bahwa nilai t hitung variabel tsb lebih
besardari t tabel ( 4,085 > 2,03) maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Variabel
yang paling dominan adalah motivasi
dengan nilai β terbesar (β = 0,620)
diantara variabel lainnya.
3. Fylan Ulga, Pasca Airlangga (tesis, Terdapat hubungan disiplin kerja
54
No Nama dan Judul Penelitian Hasil Penelitian
2005), Hubungan Faktor Kepuasan
yang berupa Kompensasi dan Disiplin
Kerja terhadap Peningkatan Kinerja
Pegawai PT Telkom Kantor Cabang
Telekomunikasi
terhadap kinerja pegawai memberikan
kontribusi sebesar 45,3 %
4. Dede Hasan Kurniadi, Pasca UPI
Bandung (tesis, 2002), Kemampuan
Manajerial dalam Memotivasi dan
Mendisiplinkan Karyawan Dikaitkan
dengan Produktivitas Kerjanya di
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Terdapat hubungan kemampuan
manajerial terhadap produktivitas
kerja sebesar 22,70 % dan
mendisiplinkan karyawan sebesar
37,40 %
5.
Romlah, Pascasarjana STIE Pasundan
Bandung (tesis, 2010), Hubungan
Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Kompetensi dan Motivasi terhadap
Kinerja Guru SMPN 1 Margahayu
Kabupaten Bandung
Kepemimpinan kepala sekolah,
kompetensi dan motivasi secara
bersama-sama berhubungan terhadap
kinerja guru sebesar 79,4 %.
55
C. Kerangka Berfikir
Guru merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar di sekolah. Dikatakan demikian karena guru merupakan individu
yang berhadapan langsung dengan para siswanya. Tinggi rendahnya prestasi
siswa berkaitan erat dengan kinerja guru yang sehari-hari mendampingi
siswanya. Oleh karena itu guru yang memiliki kinerja yang baik merupakan
guru yang diharapkan oleh lembaga maupun siswanya untuk terus melakukan
tugasnya dengan baik.
Kinerja guru tidak dapat terwujud dengan sendirinya namun timbul
diakibatkan oleh faktor-faktor yang memhubunganinya. Diantara faktor-faktor
tersebut adalah :
1. Hubungan Motivasi Kerja dan Kinerja
Berdasarkan hasil penelitian Mc. Clelland, Edward Murray,
Miller dan Gordon W. yang dikutif Mangkunegara (2005 : 104),
menyimpulkan ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi
dengan pencapaian kinerja/prestasi kerja. Artinya pimpinan, manajer, dan
pegawai mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mencapai prestasi
yang tinggi, dan sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah dikarenakan
motivasi kerjanya rendah.
Pegawai dapat bekerja secara propesional karena pada dirinya
terdapat motivasi yang tinggi. Pegawai yang memiliki motivasi yang
tinggi biasanya akan melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat dan
energik karena ada motif-motif dan tujuan tertentu yang
56
melatarbelakangi tindakan tersebut. Motif itulah sebagai faktor
pendorong yang member kekuatan kepadanya, sehingga ia mau dan rela
bekerja keras.
Pernyataan di atas didukung pernyataan Nawawi : “Pekerja yang
berprestasi tinggi menyukai informasi sebagai umpan balik, karena selalu
terdorong untuk memperbaiki dan meningkatkan kegiatannya dalam
bekarja. Dengan demikian peluangnya untuk meningkatkan prestasi kerja
akan lebih besar.” (Nawawi 2005 : 355).
Dari uraian di atas maka terdapat keterkaitan antara motivasi
kerja dengan kinerja guru. Artinya makin tinggi motivasi kerja seorang
guru maka makin tinggi pula hasil kinerja guru tersebut dan sebaliknya
guru yang kinerjanya rendah disebabkan motivasi kerjanya rendah.
2. Hubungan Disiplin Kerja dan Kinerja
Di dalam seluruh aspek kehidupan, dimanapun kita berada,
dibutuhkan peraturan dan tata tertib yang mengatur dan membatasi setiap
gerak dan perilaku. Peraturan-peraturan tersebut tidak ada artinya jika
tidak ada komitmen dan sangsi bagi pelanggarnya.
Disiplin di lingkungan kerja sangat dibutuhkan, karena akan
menghambat pencapaian tujuan organisasi tersebut. Oleh karena itu,
pegawai dengan disiplin kerja yang baik, berarti akan dicapai pula suatu
keuntungan yang berguna baik bagi perusahaan maupun pegawai itu
sendiri. Selain itu, perusahaan harus mengusahakan agar peraturan itu
57
bersifat jelas, mudah dimengerti, adil bagi seluruh karyawan dan
pimpinan.
Menurut Simamora (2006 : 610) menyatakan bahwa : “Disiplin
adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena
melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk
pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur serta
menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di dalam suatu organisasi.”
Keith Davis (2003 : 129) menyatakan disiplin kerja sebagai
pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman
dipandang erat keterkaitannya dengan kinerja. Pernyataan tersebut
didukung oleh pendapat Malthis dan Jackson bahwa disiplin kerja
berkaitan erat dengan perilaku karyawan dan berhubungan terhadap
kinerja.
Berdasarkan uraian di atas maka terdapat keterkaitan antara
disiplin kerja dengan kinerja guru. Artinya makin tinggi disiplin kerja
seorang guru maka makin tinggi pula hasil kinerja guru tersebut.
Demikian pula sebaliknya makin rendah disiplin kerja seorang guru maka
makin rendah pula kinerja guru tersebut.
3. Hubungan Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja dengan Kinerja.
Keberhasilan sekolah dalam menghasilkan lulusan yang dapat
bersaing dengan sekolah-sekolah unggul lainnya, merupakan salah satu
tujuan sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan sumber
daya manusia dengan kinerja yang berkualitas. Terwujudnya kinerja yang
58
berkualitas sangat ditentukan oleh manajemen yang baik dan benar.
Pengelola manajemen sekolah dimotori oleh kepala sekolah. Kepala
sekolah sebagai manajer dan pemimpin harus memiliki strategi yang
tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan agar dapat bekerja
secara optimal.
Berdasarkan hasil penelitian Mc. Clelland, Edward Murray,
Miller dan Gordon W. yang dikutif Mangkunegara (2005 : 104),
menyimpulkan ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi
dengan pencapaian kinerja/prestasi kerja. Artinya pimpinan, manajer, dan
pegawai mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mencapai prestasi
yang tinggi, dan sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah dikarenakan
motivasi kerjanya rendah.
Guru yang telah memiliki motivasi instrinsik dan ekstrinsik akan
lebih berprestasi apabila ditambah dengan disiplin kerja yang baik. Keith
Davis (2003 : 129) menyatakan disiplin kerja sebagai pelaksanaan
manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman dipandang erat
keterkaitannya dengan kinerja. Pernyataan tersebut didukung oleh
pendapat Malthis dan Jackson bahwa disiplin kerja berkaitan erat dengan
perilaku karyawan dan berhubungan terhadap kinerja. Kinerja guru dapat
dilihat dari keberhasilan guru dalam menjalankan tugas utamanya.
Menurut Undang-Undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, pada bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa :
59
“Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.”Dari uraian kerangka berfikir di atas
dijelaskan bahwa motivasi kerja dan disiplin kerja diduga berhubungan pada
peningkatan kinerja guru yang dapat digambarkan dalam model kerangka
pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran
Motivasi kerja (X1) 1. Faktor motivasional 2. Faktor pemeliharaan (Teori dua faktor Herzberg dalam Gibson 1997)
Disiplin kerja (X2) 1. Ketepatan waktu 2. Kesadaran dalam bekerja 3. Kepatuhan pada peraturan (Fathoni, 2006 : 172)
Kinerja Guru : - Mendidik - Mengajar - Membimbing - Mengarahkan - Melatih - Menilai - Mengevaluasi
(UU Guru dan Dosen)
60
D. Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dan hasil telaah teori,
maka dapat diajukan hipotesis bahwa, diduga :
1. Terdapat hubungan motivasi kerja dengan kinerja guru MTs Al Huda 1
Karangpandan.
2. Terapat hubungandisiplin kerja dengan kinerja guru MTs Al Huda 1
Karangpandan.
3. Terdapat hubungan motivasi kerja dan disiplin kerja dengan kinerja guru
MTs Al Huda 1 Karangpandan.
61
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis Penlitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif karena
penelitian ini tertuju pada pemecahan masalah yang diteliti dengan
menggambarkan suatu objek penelitian yaitu dengan mencari data-data
yang berhubungan dengan motivasi kerja (X1) disiplin kerja (X2) dengan
variabel terikat yaitu Kinerja guru (Y)
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian adalah dengan pendekatan kuantitatif,
dimana data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian kemudian
dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan lalu
diinterpretasikan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian diselenggarakan di MTs Al Huda 1 Karangpandan
Kabupaten Karanganyar. Alasan penulis penelitian dilaksanakan di MTs
Al Huda 1 Karangpandan karena rata-rata kinerja guru masih relatif
rendah sehingga peneliti ingin mengetahui seberapa jauh
61
62
hubunganmotivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja guru MTs Al
Huda 1 Karangpandan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan berlangsung selama enam bulan
dengan rincian waktu sebagai berikut
Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian
No Alokasi Waktu Penelitian Waktu 1 Pengajuan Judul Desember 2015 2 Penyusunan Proposal Januari 2016 3 Penyusunan Instrumen Penelitian Januari 2016 4 Uji Coba Instrumen Penelitian Pebruari 2016
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Istijanto (2005: 109), polpulasi merupakan jumlah
keseluruhan semua anggota yang diteliti. Berkaitan dengan penelitian yang
akan dilakukan, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru MTs Al
Huda 1 Karangpandan Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 20 orang
termasuk Kepala Sekolah dan guru tidak tetap (GTT). Berikut adalah guru
yang mengajar di MTs Al Huda 1 Karangpandan:
Tabel 3.2 Daftar guru MTs Al Huda Karangpandan
No Nama 1 Kayatun, S.Pd 2 Emi Sulistyowati, S.Pd 3 Illa Sutarto, S.Pd.I 4 Hadanto, S.Pd.I 5 Kasiyanto, S.Pd.I 6 Sunardi, S.Pd.I
63
No Nama 7 Catur Sulistyoningsih, S.Pd 8 Marjuni, S.Hi 9 Diding Kurniawanto, S.Pd
10 Esthi Rahayu, S.Pd 11 Fajar Novianto, S.Pd 12 Leina Nur Cahyani, S.Pd 13 Joko Riyanto 14 Roviqoh Wijayanti 15 Ninik Rahmawati, S.Pd 16 Muskhlisah Ika Wati, S.HI 17 Ikhsan Nuddin, S.Pd.I 18 Sudarno, S.Ag 19 Suparno, S.Pd.I 20 Maesarah
Mempertimbangkan jumlah populasi di bawah seratus orang maka
penelitian ini menggunakan seluruh populasi sebagai responden, artinya
teknik sampling yang diambil adalah teknik sensus.
2. Sampel
Sampel adalah baggian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 116). Bila populasi besar dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka
sampel yang diambil harus betul-betul representatif atau mewakili
(Sugiyono, 2006: 116).
Jumlah anggota sampel atau ukuran sampel. Penentuan jumlah
sampel sari populasi oleh Isaac dan michel untuk tingkat kesalahan 1%,
5% dan 10%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang
diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut :
S =( )
…
64
Berdasarkan rumus perhitungan di atas maka jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 10 sampel.
3. Tekik Sampling
Dalam penelitian ini digunakan nonprobability sampling artinya
tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama pada anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Sehingga teknik yang digunakan adalah
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Sampel dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan
responden dimana dalam penelitian ini adalah guru MTs Al Huda
Karanpandan Kabupaten Karanganyar.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari kuesioner, wawancara dan observasi. Kuesioner dimaksudkan untuk
menjaring data tentang kepemimpinan, disiplin, motivasi dan kinerja guru.
Sementara wawancara dimaksudkan untuk menjaring data keempat variabel
penelitian yang tidak dapat dijaring dengan teknik kuesioner. Kelengkapan
data juga ditunjang oleh observasi.
Dalam penyusunan instrumen digunakan dari model Rensis Likert
yakni dengan option Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Cukup Setuju (CS),
Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing option
diberikan bobot mulai dari 5 untuk sangat setuju hingga bobot 1 untuk option
65
sangat tidak setuju. Nur Indriantoro (2002 : 99) mengkatagorikan sifat data
tersebut ke dalam skala interval.
Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan skala likert (ordinal)
dengan metode rating yang dijumlahkan.
Untuk memperjelas dalam pengumpulan data dan pengujian hipotesis
perlu dikemukakan batasan-batasan konsep variabel, dimansi (subvariabel)
dan indikator-indikatornya. Hal ini untuk memudahkan jenis data primer dan
atau sekunder, sifat data kualitatif dan / atau kuantitatif dan skala ukurannya
nominal/ordinal/ratio, yang dapat dinyatakan sebagai berikut :
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Variabel Banyaknya Butir
No Butir
Motivasi kerja (X1)
1.Faktor motivasional
1.Kesempatan untuk berprestasi 2 1-2
2.Pengakuan dari teman sejawat 2 3-4
3.Merasa bangga dengan pekerjaan sebagai guru 2 5-6
4.Tanggung jawab atas pekerjaannya 2 7-8
5.Pekerjaan itu sendiri 2 9-10
6.Kesempatan untuk meningkatkan karir 2 11-12
2.Faktor pemeliharaan
1.Gaji atau honor yang diterima 2 13-14
2.Kondisi kerja yang menyenangkan 2 15-16
3.Kebijakan pimpinan sekolah 2 17-18 4.Hubungan antar pribadi 2 19-20
66
Variabel Dimensi Indikator Variabel Banyaknya Butir
No Butir
Disiplin Kerja (X2)
1.Ketepatan Waktu 1. Tepat waktu 3 21-23
2. Efisien 3 24-26
2.Kesadaran dalam bekerja 1. Tingkat kehadiran 2 27-28
2. Paham tugas 2 29-30 3. Tanggung Jawab 2 31-32 4. Pelaksanaan tugas 2 33-34 5. Kerjasama 2 35-36
3.Kepatuhan pada Peraturan 1. Taat pada aturan 3 37-39
2. Sangsi 3 40-42 Kinerja Guru (Y) 1.Mendidik 1.Mendidik ahlak Siswa 2 43-44
2.Membuat perencanaan pembelajaran 2 45-46
2.Mengajar 3.Melaksanakan pembelajaran 2 47-48 4.Membimbing seluruh siswa 2 49-50
3.Membimbing
5.Membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar
2 51-52
4.Mengarahkan
6.Mengarahkan siswa dalam belajar 2 53-54
5.Melatih 7.Melatih kemampuan siswa 2 55-56 6.Menilai 8.Menilai hasil kerja siswa 2 57-58
7.Mengevaluasi
9.Melaksanakan evaluasi pembelajaran 2 59-60
1. Instrumen Penelitian
Metode pengumpulan data yag digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survey, yaitu teknik pengumpulan dan analisis data berupa
opini dari subyek yang diteliti melalui kuesioner, wawancara dan
observasi.
67
Kuesioner dimaksudkan untuk mencari data primer tentang
kepemimpinan, disiplin, motivasi dan kinerja guru. Wawancara dengan
pimpinan dan karyawan di lingkungan obyek penelitian dimaksudkan
untuk mengumpulkan data yang tidak diperoleh oleh data hasil kuesioner
sedangkan observasi dilakukan untuk mengamati secara spesifik perilaku
dari variabel yang sedang diteliti. Observasi juga dilakukan dalam upaya
mendapatkan data-data umum lainnya tentang organisasi yang diteliti.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuntadi (2002 : 57) berpendapat agar hasil penelitian valid dan
reliabel, butir-butir pertanyaan dalam kuesioner perlu dilakukan uji
validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrument
yang digunakan sudah tepat mengukur apa yang seharusnya diukur
atau belum, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi validitas
suatu test, maka alat test tersebut akan semakin tepatmengenai sasaran.
Nilai validitas pada dasarnya adalah nilai korelasi. Oleh karena
ituuntuk menguji validitas dilakukan dengan teknik korelasi item total
yang merupakan dasar dari korelasi pearson.Adapun rumus korelasi
pearson adalah :
푟 =푁Σ푋푌 − (Σ푋)(Σ푌)
{푁Σ푋 − (Σ푋) }{푁Σ푌 − (Σ푌)
Keterangan :
r = korelasi validitas item yang dicari
68
x = skor yang diperoleh subyek dari seluruh item
y = skor total yang diperoleh subyek dari seluruh item
Σx = jumlah skor dalam distribusi x
Σy = jumlah skor dalam distribusi y
훴푥 = jumlah kuadrat skor dalam distribusi x
Σy = jumlah kuadrat skor dalam distribusi y
N = jumlah responden
Menurut Sugiono, bila korelasi tiap faktor (푟 ) tersebut positif
dan besarnya > 0,3 maka faktor tersebut merupakan construct yang
kuat (valid), demikian pula sebaliknya, jika 푟 < 0,3 maka dikatakan
tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas menunjukan sejauhmana suatu instrumen
dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila
pengukuran dilakukan dilakukan berulang-ulang. Pengukuran
reliabilitas tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus :
R 11 = )1(
.2
21
21
21
21
rr
Dimana:
R 11 = Realibilitas instrumen
21
21r = r xy yang telah disebutkan sebagai indeks korelasi
antara dua belahan instrumen.
69
Jika r hitung> r tabel pada taraf signifikan 5 % berarti item
(butir soal) reliabel dan sebaliknya bila r hitung < r tabel maka butir
soal tersebut tidak reliabel sekaligus tidak memenuhi persyaratan.
Hasil perhitungan dari uju reliabilitas diinterpretasikan
sebagai berikut:
Antara 0,800 < r 11< 1,00 : tinggi
Antara 0,600 < r 11 <0,800 : cukup
Antara 0,400 < r 11 < 0,600 : agak rendah
Antara 0,200 < r 11 < 0,400 : rendah
Antara 0,100 < r 11 < 0,200 : sangat rendah
E. Teknik Analisis Data
1. Analisis korelasi product moment dua variabel
Menurut Arikunto “Analisis ini digunakan untuk menganalisis atau
mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan tergantung”
(Arikunto, 1991:376)
Rumus yang digunakan adalah :
Korelasi antara disiplin kerja (X1), dan motivasi kerja (X2)
r12=
22
22
21
21
2121
Korelasi antara disiplin kerja (X1) dengan prestasi belajar (Y)
r14=
2221
21
11
70
Korelasi motivasi kerja (X2) dengan kinerja guru (Y)
r24= 222
221
22
Untuk menarik kesimpulan tentang hubungan tersebut digunakan
interprestasi nilai r sebagai berikut :
a. Bila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau
tidak ada hubungan sama sekali.
b. Bila r = 1, atau mendekati 1, maka korelasi antara kedua variabel
dikatakan positif atau kuat sekali.
c. Bila r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel
dikatakan negatif atau kuat sekali.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Langkah awal sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian
adalah dengan mencari persamaan regresi linier ganda. Adapun persamaan
umum dari regresi linier ganda adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2 X2
Sedangkan nilai a, b1 dan b2 dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
b1 =
221
22
21
22121122
xxxxyxxxxxyxx
b2 =
221
22
21
12121221
xxxxyxxxxxyxx
a= 221 XbXbY
Parameter yang ada dapat ditentukan melalui persamaan sebagai berikut :
71
2211 XbXba.nY
21221111 XXbXbXaYX
22221122 XbXXbXaYX
Keterangan :
Y : prestasi belajar ekonomi
X1 : lingkungan belajar
X2 : kecerdasan spiritual
a : Konstanta
b1, b2 : Koefisien arah regresi
n : Banyaknya sampel
Budiyono (2000, 282-284)
3. Uji f
Uji f digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh antara
variabel X1, X2, X3, X4 terhadap variabel Y. Adapun langkah-langkah
pengujiannya sebagai berikut :
72
a. Perumusan Hipotesis
1.) Ho : β1 = β2, β3 = 0, β4 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan antara variabel X1, X2, X3, X4 terhadap variabel Y
2.) Ho : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0, artinya ada pengaruuh yang signifikan
antara variabel X1, X2, X3, X4 terhadap variabel Y.
b. Level of significant (α = 5 %)
c. Kriteria pengujian statistik
1.) Ho diterima apabila Fhitung≤ Ftabel
2.) Ho ditolak apabila Fhitung≥ Ftabel
d. Perhitungan nilai F :
F = kRknR
2
2
11
Keterangan :
R2 : koefisien determinasi
k : banyaknya koefisien yang diteliti
n : banyaknya data yang diteliti
Daerah Tolak Ho Daerah Terima Ho
Fα;k- 1;k(n-1)
73
e. Kesimpulan
Dilakukan perbandingan antara Fhitung dan Ftabel, jika nilai
Fhitung> Ftabel maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara
independent dengan variabel dependen, sebaliknya jika nilai Fhitung<
Ftabel maka tidak berpengaruh.
4. Uji t-test
Pengujian secara individu ini untuk membuktikan bahwa koefisien
regresi suatu model itu statistik signifikan atau tidak, maka dipakai uji t.
adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Perumusan hipotesis
2. Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan antara variabel X1, X2, X3, X4 terhadap variabel Y
3. Ho : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0, artinya ada pengaruh yang signifikan
antara variabel X1, X2, X3, X4 terhadap variabel Y
a. Menentukan level of significan α = 0,05
b. Kriteria pengujian
Daerah diterima Ho
Daerah tolak Ho Daerah tolak Ho
tα/2(n-k) tα/2(n-k)
74
c. Nilai thitung
t = Seb
b
Keterangan :
b : koefisien regresi
Seb : standar error b
d. Kesimpulan
Dilakukan perbandingan antara thitung dan ttabel, jika thitung> ttabel
maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel
independent dengan variabel dependen secara bersama-sama,
sebaliknya jika nilai thitung< ttabel maka tidak berpengaruh
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al Huda Karangpandan yang
beralamatkan di Pandan Lor, Karangpandan, Kec. Karangpandan, Kabupaten
Karanganyar. NPSN: 60711857. MTs Al Huda Karangpandan dibawah
naungan yayasan Al Huda Karangpandan. Saat ini jumlah guru di MTs Al
Huda Karangpandan adalah 20 guru :
Tabel 4.1 Daftar Guru MTs Al Huda Karangpandan dan tugasnya
No Nama Tugas Pokok Tugas Tambahan Juml jam 1 Hj. Kayatun,S.Pdi Guru Kepala Madrasah 2 Illa Sutarto, S.Pdi Guru Wk. Sapras 3 Sukadi, S.Pdi Guru Wk. Kesiswaan 4 Marjuni, S.Hi Guru Wk. Kurikulum 5 Rofiq Wijayanti, S.Pdi Guru Bendahara Irot &TU
6 Catur Sulistyoningsih, S.Pd Guru Bendahara Lks
7 Ninik Susilowati Guru Kepala lap Kom & TU
8 Emi Sulistyowati, S.Pd Guru Bendahara Bos 9 Diding Kurniawan, S.Pd Guru Pembina OSIS
10 Fajar Novianto, S.Pd Guru Pramuka 11 Kasiyanto, S.Pdi Guru
12 Diding Kurniawanto, S.Pd
13 Esthi Rahayu, S.Pd 14 Hadanto, S.Pd.I 15 Ikhsan Nuddin, S.Pd.I 16 Joko Riyanto 17 Leina Nurcahyani,S.Pd Guru 18 Ninik Rahmawati, S.Pd 19 Roviqoh Wijayanti 20 Sudarno, S.Ag
75
76
No Nama Tugas Pokok Tugas Tambahan Juml jam 21 Suparno, S.Pd.I
1. Visi
Berbudi Pekerti Dalam Perilaku, Berprestasi Dalam Ilmu
2. Misi
a. Mengajarkan ilmu pengetahuan baik umum maupun agama sesuai
dengan kurikulum DEPAG maupun DEPDIKNAS.
b. Mendidik dan menanamkan ilmu dan nilai-nilai agama Islam untuk
menciptakan manusia yang berakhlak karimah.
c. Mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan agar menjadi
manusia yang cerdas dan trampil dan menghadapi masa depan.
d. Meningkatkan kualitas dan pelayanan pendidikan kepada masyarakat.
3. Tujuan
a. Tujuan Jangka Pendek (1 Tahun)
1). Siswa dapat meningkatkan perolehan nilai UAN kurang lebih 5%
2). Siswa kelas IX lulus 100% dan melanjutkan sekolah.
3). Siswa mampu berprestasi dalam berbagai lomba antara lain: lomba
mata pelajaran, siswa prestasi, olahraga dan seni
4). Dapat melaksanakan pembelajaran PAKEM
b. Tujuan Jangka Menengah (4 Tahun)
1). Siswa dan Guru dapat menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK)
77
2). Dapat menambah sarana prasarana madrasah seperti ruang
laboratorium, ruang UKS dan sarana olahraga
3). Dapat menambah alat pembelajaran atau media pembelajaran
seperti TV, CD, laptop dan Komputer
4). Dapat meningkatkan ketertiban, keamanan dan keindahan sekolah
melalui pembuatan tralis, eternit, pagar dan taman sekolah
c. Struktur organisasi
YAYASAN PENDIDIKAN AL
KOMITE KEPALA MADRASAH Hj. Kayatun
WAKA KESISWAAN
WAKA KURIKULUM
WAKA KESISWAAN
WAKA SAPRAS WAKA HUMAS
TATA USAHA BP GURU MATA PELAJARAN
WALI KELAS 7 WALI KELAS 8 WALI KELAS 9
Gambar 4.1 Struktur Organisasi MTs Al Huda Karangpandan
78
B. Uji Instrumen
Pada umumnya penelitian dinyatakan berhasil apabila banyak
menggunakan instrument, karena data yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrument.
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data. Untuk menguji instrument penelitian ini digunakan uji
validitas dan uji reliabilitas, yaitu sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Menurut Riduwan, Rusyana dan Enas (2011: 194) Validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi atau lebih
besar dari nilai signifikansi yang ditentukan dan sebaliknya instrumen yang
kurang valid mempunyai validitas rendah atau lebih kecil dari nilai
signifikansi yang ditentukan. Keputusan yang dihasilkan akan menunjukkan
hasil sebagai berikut:
a. Jika rxy> rtabelatau taraf signifikansi < 0,05, berarti item dinyatakan valid
sekaligus memiliki persyaratan untuk dijadikan instrumen penelitian.
b. Jika rxy< rtabel dan taraf signifikansi >0,05, berarti item dinyatakan tidak
valid sekaligus tidak memiliki persyaratan untuk dijadikan instrumen
penelitian.
Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas angketmotivasi
kerja dan kinerja guru menggunakan analisis product moment dengan
responden sebanyak 20 orang yang diaplikasikan dalam bentuk program
79
SPSS versi 15.0 for windows. Hasil tersebut diringkas dalam Tabel
4.1sebagai berikut:
Tabel 4.2 Ringkasan Uji Validitas Angket Motivasi Kerja
Item Soal rxy r(0,05; 20) Kesimpulan 1 0.550 0,444 Valid 2 0.550 0,444 Valid 3 0.479 0,444 Valid 4 0.460 0,444 Valid 5 0.524 0,444 Valid 6 0.498 0,444 Valid 7 0.479 0,444 Valid 8 0.484 0,444 Valid 9 0.547 0,444 Valid
10 0.459 0,444 Valid Sumber: Ringkasan Lampiran 3
Tabel 4.3 Ringkasan Uji Validitas Angket Disiplin Kerja
Item Soal rxy r(0,05; 20) Kesimpulan 1 0.467 0,444 Valid 2 0.590 0,444 Valid 3 0.520 0,444 Valid 4 0.703 0,444 Valid 5 0.557 0,444 Valid 6 0.471 0,444 Valid 7 0.475 0,444 Valid 8 0.518 0,444 Valid 9 0.470 0,444 Valid
10 0.574 0,444 Valid Sumber: Ringkasan Lampiran 5
Berdasarkan tabel 4.1 dan tabel 4.2 diketahui bahwa semua item
dinyatakan valid, dari masing-masing angket memiliki nilai rxy> rtabel dan
nilai signifikansi < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item
80
soal pada angket motivasi kerjadan disiplin adalah valid. Dengan demikian
seluruh soal angket boleh digunakan sebagai instrumen penelitian.
2. Uji Reabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, yang mana jika dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama, maka uji reliabilitas dilakukan
sama. Menurut Nunnaly dalam sekaran (1981:89) menyatakan bahwa :
Tingkat reliabilitas kuesioner diukur dengan reliabilitas cronbach alpha yang dipergunakan untuk kuesioner yang berbentuk angket suatu instrumen dapat disebut reliabel apabila memiliki cronbach alpha lebih besar dari 0,6.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan
program SPSS. Adapun hasilnya dapat disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Nilai Alpha Kriteria Nunnally Ket.
Motivasi kerja 0,915 0,6 Reliabel
Disiplin kerja 0,926 0,6 Reliabel
Hasil perhitungan dari uju reliabilitas diinterpretasikan sebagai
berikut:
Antara 0,800 < r 11< 1,00 : tinggi
Antara 0,600 < r 11 <0,800 : cukup
Antara 0,400 < r 11 < 0,600 : agak rendah
Antara 0,200 < r 11 < 0,400 : rendah
Antara 0,100 < r 11 < 0,200 : sangat rendah
81
Uji reliabilitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
alpha croanbach yang dibantu dengan menggunakan program SPSS 15.0 for
windows. Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien reliabilitas
angketmotivasi kerja sebesar 0,915 dan angket kinerja gurumemiliki nilai
reliabilitas sebesar 0,926. Berdasarkan nilai koefisien reliabilitas tersebut
dapat dikatakan bahwa angketmotivasi kerjadan displin kerja bernilai
reliabel, berdasarkan keputusan uji reliabilitas. Adapun perhitungannya
dapat dilihat pada lampiran 4 dan 6.Pengambilan keputusan uji reliabilitas:
a. Bila suatu variabel nilai reliabilitasnya (Alpha Cronbach) > 0,6 dikatakan
reliabel.
b. Bila suatu variabel nilai reliabilitasnya (Alpha Cronbach) < 0,6 dikatakan
tidak reliabel.
Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, maka dapat simpulkan
bahwa angketmotivasi kerjadan disiplin kerja sudah layak untuk digunakan
sebagai instrumen penelitian.
C. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Disiplin Kerja
Data disiplin kerja diperoleh dengan teknik angket, yang terdiri dari
2 pertanyaan. Hasil analisis dan perhitungan diperoleh nilai tertinggi dari
penilaian angket responden sebesar 42, penilaianangket terendah sebesar 15,
skor rata-rata nilai angket keseluruhan sebesar 26,27 dengan median atau
82
nilai tengah sebesar 26, dan modus atau nilai yang sering muncul sebesar
24.
Untuk mempermudah memahami data disiplin kerja, maka data
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dipaparkan dalam
lampiran 8.Untuk melihat apakah data tersebut normal atau tidakmaka
disajikan histogram dan poligon dari distribusi frekuensi data disiplin kerja
yang dipaparkan dalam gambar 4.1sebagai berikut:
Gambar 4.2 Histogram dan Poligon Data Disiplin kerja
Berdasarkan histogram dan poligon dapat dilihat bahwa data
disiplin kerja memiliki distribusi yang mendekati normal. Namun untuk
lebih pasti apakah data berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat dari
hasil perhitungan uji normalitas.
DISPLIN KERJA 45403530252015
Frequency
25
20
15
10
5
0
DISIPLIN KERJA
Mean =26.27Std. Dev. =6.105
N =100
83
2. Deskripsi Datamotivasi kerja
Datamotivasi kerja diperoleh dengan teknik angket yang terdiri dari
20 pertanyaan. Hasil analisis dan perhitungan diperoleh nilai tertinggi dari
penilaian angket responden sebesar 100, penilaianangket terendah sebesar
55, skor rata-rata nilai angket keseluruhan sebesar 76,52, dengan median
atau nilai tengah sebesar 78, dan modus atau nilai yang sering muncul
sebesar 74.
Untuk mempermudah memahami datamotivasi kerja, maka data
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dipaparkan dalam
lampiran 8.Untuk melihat apakah data tersebut normal atau tidakmaka
disajikan histogram dan poligon dari distribusi frekuensi datamotivasi kerja
yang dipaparkan dalam gambar 4.2sebagai berikut:
Gambar 4.3 Histogram dan Poligon Datamotivasi kerja
MOTIVASI KERJA10090807060 50
Frequency
25
20
15
10
5
0
MOTIVASI KERJA
Mean =76.52Std. Dev. =9.36
N =100
84
Berdasarkan histogram dan poligon dapat dilihat bahwa
datamotivasi kerja memiliki distribusi yang mendekati normal. Namun
untuk lebih pasti apakah data berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat
dari hasil perhitungan uji normalitas.
3. Deskripsi Data Kinerja Guru
Data kinerja guru diperoleh dengan teknik angket yang terdiri dari
20 pertanyaan. Hasil analisis dan perhitungan diperoleh nilai tertinggi dari
penilaian angket responden sebesar 100, penilaianangket terendah sebesar
39, skor rata-rata nilai angket keseluruhan sebesar 77,45, dengan median
atau nilai tengah sebesar 79, dan modus atau nilai yang sering muncul
sebesar 79.
Selanjutnya untuk mempermudah memahami data kinerja guru,
maka data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dipaparkan
dalam lampiran 8.Untuk melihat apakah data tersebut normal atau
tidakmaka disajikan histogram dan poligon dari distribusi frekuensi data
kinerja guru yang dipaparkan dalam gambar 4.3sebagai berikut:
85
Gambar 4.4 Histogram dan Poligon Data Kinerja guru
Berdasarkan histogram dan poligon dapat dilihat bahwa data
kinerja guru memiliki distribusi yang mendekati normal. Namun untuk lebih
pasti apakah data berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat dari hasil
perhitungan uji normalitas.
D. Teknik Analisis Data
1. Analisis Korelasi Product Moment dua Variabel
Untuk mengetahui hubungan antar variabel, peneliti menggunakan
korelasi product momentyang diaplikasikan dalam bentuk program SPSS
versi 15.0 for windows. Berikut hasil analisis yang telah diuji:
DISIPLIN KERJA 100806040
Frequency
25
20
15
10
5
0
DISIPLIN KERJA
Mean =77.45Std. Dev. =9.683
N =100
86
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Korelasi Product Moment dua
Variabel
No. Korelasi Variabel rhitung Signifikansi 1 Disiplin kerja denganmotivasi
kerja 0, 686 0,000
2 Disiplin kerja dengan Kinerja guru
0, 821 0,000
3 Motivasi kerja dengan Kinerja guru
0, 748 0,000
Sumber: Ringkasan Lampiran 9
Untuk menarik kesimpulan tentang hubungan tersebut digunakan
interprestasi nilai r sebagai berikut :
d. Bila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau
tidak ada hubungan sama sekali.
e. Bila r = 1, atau mendekati 1, maka korelasi antara kedua variabel
dikatakan positif atau kuat sekali.
f. Bila r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel
dikatakan negatif atau kuat sekali.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa
semua hubungan antar variabel memiliki nilai signifikansi < 0,05.
Sehingga masing-masing variabel memiliki hubungan dengan variabel lain
secara signifikan.
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian terlebih dahulu
dilakukan analisis regresi linear berganda. Adapun ringkasan analisis
regresi linear berganda yang dilakukan dengan alat bantu program SPSS
15.0for windows adalah:
87
Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji Regresi Linear Berganda Variabel Koefisien Regresi t Sig
Konstanta 6,769 Disiplin kerja 0,401 4,423 0,000 Motivasi kerja 0,275 15,311 0,000 F hitung R2 JKreg
137,168 0,855
17939,915
0,000
Sumber: Ringkasan Lampiran 10
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut: Y = 6,769 + 0,401X1 + 0,275X2
Adapun interpretasi dari persamaan regresi linear berganda
tersebut adalah:
a. a = 6,769menyatakan bahwa jika disiplin kerja danmotivasi kerjatetap
(tidak mengalami perubahan) maka nilai rata-rata kinerja gurusebesar
6,769.
b. b1 = 0,401, menyatakan bahwa jika disiplin kerja bertambah sebesar 1
poin, maka kinerja guru akan mengalami peningkatan sebesar 0,401.
Dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) nilaimotivasi kerja.
c. b2=0,275, menyatakan bahwa jika penambahan poinmotivasi
kerjasebesar 1 poin, maka kinerja guru akan mengalami peningkatan
sebesar 0,275. Dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan)
nilaidisiplin kerja.
3. Pengujian Hipotesis Pertama (Uji t)
Hipotesis pertama yang diajukan adalah “Semakin tinggidisiplin
kerjamaka semakin tinggi pula kinerja guru MTs Al Huda Karangpandan”.
Dalam analisis regresi linear berganda diketahui bahwa koefisien regresi
88
dari variabel disiplin kerja(b1) adalah sebesar 0,401yang bernilai positif,
sehingga dapat dikatakan bahwa disiplin kerjamemiliki hubungan positif
terhadap kinerja guru. Untuk mengetahui pengaruh tersebut signifikan atau
tidak, selanjutnya nilai koefisien regresi linear berganda ini diuji
keberartiannya. Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah:
a. Hipotesis
H0 = b1 = 0: (Semakin tinggi disiplin kerja maka semakin rendah
kinerja guru pada MTs Al Huda Karangpandan)
H1 = b1 0: (Semakin tinggi disiplin kerja maka semakin tinggi pula
kinerja guru pada MTs Al Huda Karangpandan)
b. Tingkatkepercayaan 95%, = 0,05
c. Kriteria Pengujian
H0 diterima jika - t (/2; n-k-1) ≤ t < t (/2; n-k-1) atau signifikansi > 0,05
H0 ditolak jika- t (/2; n-k-1) ≥ t > t (/2; n-k-1) atau signifikansi < 0,05
ttabel=t ( /2, n-k-1) =t (0,025,17)= 1,985
d. Perhitungan
Berdasarkan analisis memakai alat bantu SPSS 15.0 for windows
diperoleh nilai thitung sebesar 8,172dengan signifikansi 0,000.
89
e. Keputusan uji
H0 ditolak, karena thitung> ttabel, yaitu 8,172 > 1,985 dan nilai signifikansi
< 0,05, yaitu 0,000.
Gambar 4.7 Grafik statistik uji t pengaruh disiplin kerja terhadap
kinerja guru.
f. Kesimpulan
Semakin tinggi disiplin kerja maka semakin tinggi pula kinerja guru
pada MTs Al Huda Karangpandan.
4. Pengujian Hipotesis Kedua (Uji t)
Hipotesis penelitian kedua yang diajukan adalah “Semakin tinggi
motivasi kerja makasemakin tinggikinerja gurunya pada MTs Al Huda
Karangpandan”. Dari analisis regresi linear berganda diketahui koefisien
regresi linear berganda dari variabelmotivasi kerja (b2) adalah sebesar
0,275yang bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwamotivasi
kerjamemiliki hubunganpositif terhadap kinerja guru.Untuk mengetahui
pengaruh tersebut signifikan atau tidak, selanjutnya nilai koefisien regresi
linear berganda ini diuji keberartiannya. Adapun langkah-langkah
pengujiannya adalah:
Daerah terima H0 Daerah tolak H0 Daerah tolak H0
-1.985 8,172 1.985 0
90
a. Hipotesis
H0 = b2 = 0: (Semakin tinggi motivasi kerja makasemakin rendah
kinerja gurunya pada MTs Al Huda Karangpandan)
H1 = b2 0: (Semakin tinggi motivasi kerja makasemakin tinggi
kinerja gurunya pada MTs Al Huda Karangpandan)
b. Tingkatkepercayaan 95%, = 0,05
c. Kriteria Pengujian
H0 diterima jika - t (/2; n-k-1) ≤ t < t (/2; n-k-1) atau signifikansi > 0,05
H0ditolak jika- t (/2; n-k-1) ≥ t > t (/2; n-k-1) atau signifikansi < 0,05
tTabel =t ( /2, n-k-1) =t (0,025,17)= 1,985
d. Perhitungan
Berdasarkan analisis memakai alat bantu SPSS 15.0 for windows
diperoleh nilai thitung sebesar 4,872 dengan signifikansi 0,000.
e. Keputusan uji
H0 ditolak, karena thitung> ttabel, yaitu 4,872>1,985 dan nilai signifikansi <
0,05, yaitu 0,000.
91
Gambar 4.8 Grafik statistik uji t pengaruhmotivasi kerja terhadap
kinerja guru.
f. Kesimpulan
Semakin tinggi motivasi kerja makasemakin tinggi kinerja gurunya
pada MTs Al Huda Karangpandan.
5. Pengujian Hipotesis Ketiga(Uji F)
Hipotesisketiga yang diajukan adalah “Semakin tinggidisiplin kerja
dan motivasi kerjamaka semakin tinggi kinerja gurunya pada MTs Al
Huda Karangpandan”. Dari analisis regresi linear berganda dapat diketahui
bahwa koefisien regresi masing-masing variabel bebas bernilai positif.
Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel disiplin kerja danmotivasi kerja
secara bersama-sama berhubungan positif terhadap kinerja guru. Untuk
mengetahui pengaruh tersebut signifikan atau tidak, selanjutnya dilakukan
uji keberartian regresi linear berganda (uji F) sebagai berikut:
a. Hipotesis
H0= 0: (Semakin tinggi disiplin kerja dan motivasi kerja maka
semakin rendah kinerja gurunya pada MTs Al Huda
Karangpandan)
Daerah terima H0 Daerah tolak H0 Daerah tolak H0
-1,985 4,872 1,985 0
92
H1 0: (Semakin tinggi disiplin kerja dan motivasi kerja maka
semakin tinggi kinerja gurunya pada MTs Al Huda
Karangpandan)
b. Tingkatkepercayaan 95%, = 0,05
c. Kriteria Pengujian
H0diterima jika Fhitung< F (; k; n - k –1) atau signifikansi > 0,05
H0ditolak jika F hitung> F(; k; n - k –1) atau signifikansi < 0,05
Ftabel = F ( k; n-k-1) = F (0,05;2,17) = 3,090
d. Perhitungan
Berdasarkan analisis data memakai alat bantu program SPSS 15.0 for
windows diperoleh Fhitung sebesar 137,168 dengan siginifikansi sebesar
0,000.
e. Keputusan uji
H0 ditolak, karena Fhitung> Ftabel, yaitu 137,168 > 3,090dan nilai
signifikansi < 0,05, yaitu 0,000.
Gambar 4.9 Grafik statistik uji F pengaruh variabel disiplin kerja dan
motivasi kerja terhadap kinerja guru. f. Kesimpulan
Semakin tinggi disiplin kerja dan motivasi kerja maka semakin tinggi
kinerja gurunya pada MTs Al Huda Karangpandan.
Daerah tolak H0
137,168 3.090 0
Daerah terima H0
93
E. PembahasanHasil Analisis Data
Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin kerja dan motivasi
kerjaberpengaruh positif terhadap kinerja guru. Hal ini dapat dilihat dari
persamaan regresi linier sebagai berikut Y = 6,769 + 0,401X1 + 0,275X2,
berdasarkan persamaan tersebut terlihat bahwa koefisien regresi dari
masing-masing variabel independen bernilai positif, artinya variabel
disiplin kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh positif
terhadap kinerja guru.
Hasil uji hipotesis pertama diketahui bahwa koefisien arah regresi
dari variabel disiplin kerja (b1) adalah sebesar 0,401 atau positif, sehingga
dapat dikatakan bahwa variabel disiplin kerja berpengaruh positif terhadap
kinerja guru. Hal tersebut ditunjukkan dengan uji keberartian koefisien
regesi linear berganda, yang mana variabel disiplin kerja (b1) diperoleh
thitung > ttabel, yaitu 8,172> 1,985 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu
0,000, Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin
baik disiplin kerja akan semakin baik kinerja guru. Sebaliknya semakin
rendah disiplin kerja, maka semakin rendah pula kinerja guru.
Hasil uji hipotesis kedua diketahui bahwa koefisien regresi dari
variabel motivasi kerja (b2) adalah sebesar 0,275 atau bernilai positif,
sehingga dapat dikatakan bahwa variabel motivasi kerja berpengaruh
positif terhadap kinerja guru. Hal tersebut ditunjukkan dengan uji
keberartian koefisien regesi linear berganda, yang mana variabel motivasi
kerja (b2) diperoleh thitung > ttabel, yaitu 4,872>1,985 dan nilai
94
signifikansi < 0,05, yaitu 0,000, Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi motivasi kerja maka akan semakin tinggi
pula kinerja guru, demikian pula sebaliknya semakin rendah motivasi kerja
akan semakin rendah pula kinerja guru.
Sedangkan hasil uji hipotesis ketiga yang sesuai dengan uji
keberartian regresi linear berganda atau uji F diketahui bahwa nilai
Fhitung > Ftabel, yaitu 137,168 > 3,090 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu
0,000. Hal ini berarti, ada pengaruh disiplin kerja dan motivasi kerja
terhadap kinerja guru. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan
bahwa kecenderungan peningkatan kombinasi disiplin kerja dan motivasi
kerja akan diikuti peningkatan kinerja guru, sebaliknya jika terdapat
kecenderungan penurunan kombinasi variabel disiplin kerja dan motivasi
kerja akan diikuti penurunan akan kinerja guru.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif antara disiplin
kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru, namun ada beberapa
kelemahan penelitian yang diantaranya: Metode pengumpulan data yang
digunakan hanya angket atau skala sehingga kurang dapat mengungkap
secara mendalam gejala psikologis yang tidak nampak dalam diri individu,
oleh karena itu peneliti selanjutnya perlu melengkapi dengan teknik
pengumpulan data yang lain, misalnya dengan teknik observasi,
wawancara atau dengan psikotest sehingga akan lebih dapat mengungkap
secara mendalam kondisi psikologis subjek yang hendak diteliti.
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab
IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Semakin tinggihubungan motivasi kerja maka semakin tinggi pula kinerja
guru pada Pada MTs Al Huda Karangpandan, hal tersebut dapat diterima.
Berdasarkan analisis regesi linear berganda, yang mana variabel disiplin
kerja diperoleh thitung > ttabel, yaitu 4,872>1,985 dan nilai signifikansi <
0,05, yaitu 0,000.
2. Semakin tinggihubungan disiplin kerja makasemakin tinggi kinerja guru
pada Pada MTs Al Huda Karangpandan, hal tersebut dapat diterima.
Berdasarkan analisis regresi linier berganda (uji t) diperoleh thitung >
ttabel, yaitu 8,172> 1,985 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000.
3. Semakin tinggihubungan motivasi kerja dan displin kerja maka semakin
tinggi kinerja guru pada Pada MTs Al Huda Karangpandan,hal tersebut
dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis variansi keberartian regresi
linear berganda atau uji F diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel, yaitu
137,168> 3,090 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000.
92
96
B. Implikasi
Kesimpulan hasil penelitian diatas diketahui bahwa terdapat pengaruh
motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja gurupadaMTs Al Huda
Karangpandan, sehingga implikasinya adalah sebagai berikut
1. Penelitian terserbut telah menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan motivasi kerja gurudengan kinerja
gurupada MTs Al Huda Karangpandan. Hal ini menunjukkan bahwa
makin tinggi motivasi kerja gurumaka kinerja kerja guru akan makin
tinggi pula. Oleh karena itu, untuk menghasilkan kinerja guru yang
maksimla sebaiknya dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan motivasi
guru dalam melaksanakan kegiatannya disekolah.
2. Penelitian terserbut telah menghasilkan kesimpulanbahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan displin kerja dengan kinerja
gurupada MTs Al Huda Karangpandan. Hal ini menunjukkan bahwa
makin tinggi displin kerja maka kinerja guru akan makin tinggi pula. Oleh
karena itu hendaknya sekolah dapat selalu melakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan disiplin kerja sehingga dapat menigkatkan kinerja guru.
97
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi diatas, maka dapat diberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Saran bagi Institusi (Sekolah)
Bagi institusi hendaknya lebih memperhatikan kedisiplinan dan
motivasi kerja seluruh warga sekolah sehingga tercapai tujuan sekolah
yang baik.
2. Saran bagi guru
Hendaknya guru selalu memiliki motivasi dalam bekerja dan
selalui memiliki disiplin dalam bekerja secara sadar tanpa paksaan dari
kepala sekolah sehingga tercipta guru yang profesional.
3. Saran bagi Peneliti yang akan datang
Bagi peneliti yang akan datang, dari hasil analisis penelitian ini
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitiannya, atau justru dengan
kombinasi variabel lain dan tempat penelitian yang lebih komplek. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini hanya
menggunakan angket atau skala sehingga kurang dapat mengungkap
secara mendalam gejala psikologis yang tidak nampak dalam diri individu,
oleh karena itu peneliti selanjutnya perlu melengkapi dengan teknik
pengumpulan data yang lain, misalnya dengan teknik observasi,
wawancara atau dengan psikotest sehingga akan lebih dapat mengungkap
secara mendalam kondisi psikologis subjek yang hendak diteliti.
98
DAFTAR PUSTAKA
Ambar Teguh Sulistiani Rosidah, (2009), Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu.
A Tabrani R, (2000), Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru, Cianjur: CV
Dinamika Karya. Arikunto Suharsimi, (1997), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: PT Rineka Cipta. Danim, Sudarwan, (2004), Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok,
Jakarta: Rineka Cipta. Davis, Keith dan John W. Newstrom, (1995), Perilaku dalam Organisasi,
(Terjemahan Agus Darma), Jakarta: Erlangga. Depdiknas Direktorat Pembinaan SMP, (2006), Pembakuan Bangunan dan
Perabot SMP, Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP. E. Mulyasa, (2009), Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. E. Mulyasa, (2007), Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. Fathoni Abdurrahmat, (2006), Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia,
Jakarta : PT Rineka Cipta. Gomez Meija, D.B. Balkin dan R.L. Cardy, (2001) Manajing Human Resources,
USA: Prentice Hall. Husen, Umar, (2004), Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. Istijanto, (2005), Riset Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : STIE YPKN Kerlinger, Fred. N. ( 2004), Asas-Asas Penelitian Behavioral, Yogyakarta : Gajah
MadaUniversity Press. Luthan, Fred, (2006), Organization Behavior (Prilaku Organisasi), Yogyakarta:
ANDI. Mangkunegara, Anwar Prabu, (2005), Manajemen Sumber Daya
Manusia,Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
99
Miftah Toha, (2003), Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja
Grapindo. Nawawi, Hadari, (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Gajah
Mada University Press. Peraturan Pemerintah RI,2005, Standar Nasional Pendidikan, Jakarta : CV Eko
Jaya. Rahman at all, (2006), Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan, Jatinangor: Alqaprint. Rivai, Veithzal, (2004), Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Robbin Stephen P, (2001), Organizational Behavior, New Jersey: Prentice Hall
International. Sedarmayanti, (2009), Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bandung:
CV Mandar Maju. Sidik Priadana, (2005), Panduan Penyusunan Skripsi dan Tesis, Bandung: STIE
Pasundan. Siagian, Sondang P. (2002), Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta:
Rineka Jaya. Siswanto, Bedjo, (2005), Manajemen Tenaga Kerja, Bandung: Sinar Baru. Sugiyono, (2001), Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta. Sujana, (2005), Metode Statistika, bandung : CV Tarsito. Sujana, (2003), Teknik Analisis Regresi dan Korelasi, Bandung: CV Tarsito Sukardi, (2007), Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara. Supranto J. (2000), Statistik Teori dan Aplikasi, Bandung : PT Gelora Aksara. Timple, Dale A, (2000), Seri Kepemimpinan Manajemen Sumber Daya Manusia,
Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Yulk Garry, (2005), Kepemimpinan dalam Organisasi, Jakarta: PT Yudeks. Wahjosumijo, (2002), Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
100
Wibowo, (2007), Manajemen Kinerja, Jakarta: PT Raja Grapindo Persada. Winardi, J. (2001), Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja Grapindo
Persada. Jurnal : UUD Republik Indonesia 1945. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 edisi 2009, Sistem
Pendidikan Nasional, Bandung, Depdiknas, Citra Umbara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 edisi 2009, Tentang
Guru dan Dosen, Bandung, Depdiknas, Citra Umbara. Hernowo Narmodo, 2005, Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap Kinerja
Pegawai Badan Kepegawaian Daerah, http.etd.eprins, ums.ac.id/6864/. Rizal Aminudin, 2008, Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Semarang, http//etd.eprins,ums.ac.id/6816/.
SURAT PENGANTAR ANGKET
Kepada Yth,
Guru MTs Al Huda Karangpandan
Dengan hormat,
Bersama ini, peneliti sampaikan kepada Bapak/Ibu guru satu set angket penelitian
guna pengumpulan data Tesis yang berjudul “Hubungan Motivasi Kerja dan Disiplin
Kerja terhadap Kinerja Guru MTs Al Huda 1 Karangpandan”. Angket ini disebarkan
semata-mata untuk kepentingan penelitian. Oleh sebab itu, kami berharap anda memberi
jawaban sesuai kondisi anda. Jawaban anda akan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan
mempengaruhi hasil prestasi belajar anda.
Atas kesediaan Bapak/Ibu mengisi angket ini, saya ucapkan banyak terimakasih.
Surakarta, Januari 2016
Sukadi
ANGKET PENELITIAN
A. Petunjuk Pengisian Angket :
1. Isilah dahulu identitas saudara.
2. Bacalah setiap pernyataan angket berikut dengan cermat dan teliti.
3. Anda diminta untuk memberikan tanda centang (√ ) pada kolom-kolom yang disediakan
sesuai dengan pilihan saudara :
a. Sangat Setuju (SS) : Bila frekuensi kejadiannya 75 % -100%.
b. Setuju (S) : Bila frekuensi kejadiannya 50 % - < 75%.
c. Cukup Setuju (CS) : Bila frekuensi kejadiannya 25% - < 50%.
d. Tidak Setuju (TS) : Bila frekuensi kejadiannya 10% - < 25%.
e. Sangat Tidak Setuju (STS) : Bila frekuensi kejadiannya < 10%.
4. Isilah semua item pernyataan dengan baik tanpa ada yang terlewatkan.
B. Identitas Responden
1. Nama :.....................
2. Alamat :.....................
3. Umur :.....................
4. Jenis Kelamin :....................
ANGKET MOTIVASI KERJA
No Pernyataan Jawaban
SS S CS TS STS 1. Saya mempunyai keinginan dan
kebutuhan untuk berprestasi
2. Saya selalu berkesempatan untuk memiliki prestasi
3. Saya sangat membutuhkan pengakuan dari dari teman sejawat
4. Saya memotivasi diri saya sendiri agar mendapatkan pengakuan dari teman sejawat
5. Saya merasa bangga dengan pekerjaan sebagai guru
6. Saya akan selalu menjunjung tinggi kode etik karena kebanggaan saya menjadi guru
7. Saya berusaha untuk selalu bertanggung jawab atas pekerjaan saya
8. Saya menjalankan pekerjaan saya dengan sebaiknya
9. Saya mendambakan pekerjaan guru
10. Saya merasa nyaman dengan pekerjaan sebagai guru
11. Saya ingin meningkatkan kualitas pekerjaan saya sebagai guru
12. Saya selalu ingin berkarir lebih baik dari pada sebelumnya
13. Gaji saya sesuai dengan pekerjaan yang telah saya laksanakan
14 Saya puas dengan gaji yang saya peroleh
15 Saya menikmati kondisi kerja saat ini
16 Saya merasakan kondisi kerja yang menyenangkan
17 Kebijakan pimpinan sekolah dapat saya
No Pernyataan Jawaban
SS S CS TS STS ikuti
18 Kebijakan pimpinan sekolah membuat saya termotivasi kerja
19 Hubungan antar guru dapat saya pelihara
20 Hubungan yang baik dengan warga sekolah membuat saya lebih termotivasi
ANGKET KINERJA GURU
No Pernyataan Jawaban
SS S CS TS STS 1. Saya senang jika saya tepat waktu hadir di
sekolah
2. Saya merasa bangga jika saya tepat waktu di sekolah
3. Kehadiran tepat waktu dapat membuat saya lebih displin kerja
4. Saya menginginkan pekerjaan saya lebih efisien
5. Saya menginginkan pekerjaan saya lebih efektif dan efisien
6. Pekerjaan yang saya kerjakan memperhatikan efisiensi dan kualitas
7. Tingkat kehadiran yang maksimal akan membuat saya berdisiplin kerja
8. Tingkat kehadiran saya sesuai dengan yang diinginkan pimpinan
9. Saya talah memahami tugas saya sebagai guru
10. Saya melaksanakan tugas saya sesuai dengan pemahaman saya
11. Saya memahami tugas tanggung jawab saya sebagai guru
12. Saya akan bertanggung jawab atas apa yang saya kerjakan
13 Pelaksanaan tugas yang diberikan kepada saya telah saya laksanakan dengan baik
14 Saya melaksanakan tugas selalu tepat waktu
15 Saya dapat bekerjasama dengan guru lain dalam pekerjaan
16 Saya dapat menerima kerjasama dengan guru lainnya
17 Saya selalu akan taat pada peraturan sekolah
No Pernyataan Jawaban
SS S CS TS STS 18 Peraturan sekolah yang ada dapat saya
laksanakan
19 Aturan pada sekolah pada intinya untuk membuat disiplin kerja
20 Adanya sangsi oleh pimpinan sekolah akan membuat saya berhati-hati dalam menjalankan pekerjaan
21 Saya akan melaksanakan sangsi jika saya bersalah
22 Saya dapat memahmi sangsi yang diberikan jika saya bersalah
ANGKET KINERJA GURU
No Pernyataan Jawaban
SS S CS TS STS 1 Saya selalu mendidik aklak siswa
2 Saya termotivasi lebih ketika memberikan aklak yang baik kepada siswa
3 Saya selalu membuat perencaan pembelajaran
4 Perencaan pembelajaran saya saya pelajari sebelum melaksanakan pembelajaran
5 Saya melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran
6 saya selalui termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran
7 Saya tidak pilih kasih dalam membimbing siswa
8 Saya membimbing siswa di dalam kelas maupun di luar kelas
9 Saya menyempatkan untuk membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar
10 Saya memperhatikan siswa yang membutuhkan perhatian khusus yangn memiliki kesulitan belajar
11 Saya selalu mengarahkan siswa dalam belajar
12 Saya memberikan arahan kepada semua siswa
13 Setelah pelajaran saya melatih kemampuan siswa dalam memahmi materi
14 Saya mempersiapkan latihan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan mereka
15 Saya menilai hasil kerja siswa setelah kegiatan latihan
No Pernyataan Jawaban
SS S CS TS STS 16 Menilai siswa membuat saya tahu akan
kemampuan siswa
17 Ahir pelajaran saya selalu melaksanakn evaluasi pembelajaran
18 Evaluasi pembelajaran akan membuat saya tahu kelemahan pelajaran
Lampiran 2 Skor Hasil Pengujian Instrumen
No. Item Sore Motivasi kerja (X1) Total of
Score 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 89 2 4 2 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 69 3 4 4 4 5 2 2 5 3 5 2 5 2 4 4 4 5 4 4 4 2 74 4 5 4 2 4 3 2 4 4 4 3 4 2 3 5 4 4 5 4 3 2 71 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 92 6 4 4 2 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 82 7 5 5 4 4 2 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 81 8 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 93 9 2 2 2 4 5 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 69
10 2 2 5 4 5 3 2 3 4 5 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 69
No. Item Sore disiplin Kerja (X2) Total of
Score 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 4 3 65 2 2 2 5 4 3 3 2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 67 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 79 4 5 5 4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 74 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 94 6 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 92 7 2 3 2 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 67 8 5 5 4 5 3 3 4 4 3 3 5 3 3 4 4 4 4 4 3 3 76 9 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 93
10 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 93
No. Item Score Kinerja Guru (Y) Total of
Score 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 73 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 4 4 4 3 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 84 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 94 6 3 2 2 5 3 2 2 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 81 7 2 2 2 4 2 3 2 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 71 8 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 5 79 9 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 95
10 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 96
Lampiran 3 Uji Validitas Angket Motivasi kerja
Correlations
TOTAL Q1 Pearson
Correlation .661(**)
Sig. (2-tailed) .001 N 10
Q2 Pearson Correlation .700(**)
Sig. (2-tailed) .001 N 10
Q3 Pearson Correlation .545(*)
Sig. (2-tailed) .013 N 10
Q4 Pearson Correlation .462(*)
Sig. (2-tailed) .040 N 10
Q5 Pearson Correlation .502(*)
Sig. (2-tailed) .024 N 10
Q6 Pearson Correlation .795(**)
Sig. (2-tailed) .000 N 10
Q7 Pearson Correlation .755(**)
Sig. (2-tailed) .000 N 10
Q8 Pearson Correlation .664(**)
Sig. (2-tailed) .001 N 10
Q9 Pearson Correlation .681(**)
Sig. (2-tailed) .001 N 10
Q10 Pearson Correlation .469(*)
Sig. (2-tailed) .037 N 10
TOTA Pearson 1
TOTAL L Correlation
N 10 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 4 Uji Realibilitas Angket Motivasi kerja
Reliability Statistics
.915 10
Cronbach's Alpha N of Items
Lampiran 5 Uji Validitas
Angket Kinerja Guru Correlations
TOTAL Q1 Pearson
Correlation .735(**)
Sig. (2-tailed) .000 N 10
Q2 Pearson Correlation .752(**)
Sig. (2-tailed) .000 N 10
Q3 Pearson Correlation .600(**)
Sig. (2-tailed) .005 N 10
Q4 Pearson Correlation .788(**)
Sig. (2-tailed) .000 N 10
Q5 Pearson Correlation .704(**)
Sig. (2-tailed) .001 N 10
Q6 Pearson Correlation .575(**)
Sig. (2-tailed) .008 N 10
Q7 Pearson Correlation .736(**)
Sig. (2-tailed) .000 N 10
Q8 Pearson Correlation .478(*)
Sig. (2-tailed) .033 N 10
Q9 Pearson Correlation .815(**)
Sig. (2-tailed) .000 N 10
Q10 Pearson Correlation .790(**)
Sig. (2-tailed) .000 N 10
TOTA Pearson 1
TOTAL L Correlation
N 10
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 6 Uji Realibilitas Angket Kinerja Guru
Reliability Statistics
.926 10
Cronbach's Alpha N of Items
Lampiran 7
Data Penelitian
No Item Score Motivasi kerja (X2) Total of Score 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 82 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 80 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 78 5 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 78 6 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 78 7 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 77 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 79 9 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4 3 4 78
10 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 67 11 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 70 12 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 70 13 5 5 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 82 14 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 83 15 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 82 16 5 5 5 5 5 4 5 4 5 2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 80 17 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 18 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 19 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 20 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 74
No. Item Score Disiplin kerja (X2) Total of Score 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 73 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 74 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 70 5 4 4 1 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74 6 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 73 7 4 4 2 3 5 5 2 5 4 3 3 5 4 3 5 5 4 5 5 4 80 8 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 74 9 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 2 4 2 2 4 4 4 64
10 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 72 11 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 72 12 4 4 3 3 3 3 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 5 5 70 13 4 4 3 4 2 1 2 4 4 2 2 4 4 3 4 5 3 5 5 5 70 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 76 15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 79 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 79 17 4 4 2 3 2 3 2 4 2 4 4 2 2 4 4 4 2 2 2 4 60 18 4 4 2 4 4 3 2 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 69 19 5 5 5 5 4 2 5 4 4 5 4 2 5 4 4 4 4 5 4 5 85 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 5 80
No. Item Score Kinerja Guru (Y) Total of Score 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 5 4 4 4 3 3 73 2 5 1 1 5 1 3 3 5 5 5 5 1 3 3 3 5 5 5 5 5 74 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 74 4 4 2 2 4 2 2 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 67 5 5 5 3 5 3 3 3 4 5 4 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 86 6 5 5 2 4 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 5 74 7 5 2 2 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 83 8 4 2 1 4 2 2 2 3 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 74 9 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 66
10 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 74 11 4 4 2 5 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 72 12 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 72 13 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 72 14 4 4 3 3 3 3 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 65 15 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 82 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 17 4 2 1 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 5 5 62 18 4 3 2 4 2 2 2 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 81 20 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 72
Lampiran 8 Deskripsi Data
Statistics
100 100 1000 0 0
26.27 76.52 77.45.610 .936 .968
26.00 78.00 79.0024 74 a 79
6.105 9.360 9.68337.270 87.606 93.765
15 55 3942 100 100
18.00 61.30 63.2024.00 71.25 72.0026.00 78.00 79.0032.00 82.00 83.00
ValidMissing
N
MeanStd. Error of Mean MedianModeStd. Deviation VarianceMinimum Maximum
10255075
Percentiles
MOTIVASIIKERJA
DISIPLIN KERJA
KINERJAGURU
Multiple modes exist. The smallest value is shown a.
Lampiran 9 Analisis Korelasi Product Moment
Correlations
1 .638** .711** .000 .000
20 20 20.638** 1 .909** .000 .00020 20 20.711** .909** 1.000 .000
20 20 20
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)NPearson Correlation Sig. (2-tailed)NPearson Correlation Sig. (2-tailed)N
MOTIVASI KERJA
DISIPLIN KERJA
KINERJA GURU
MOTIVASIKERJA
DISIPLIN KERJA
KINERJA GURU
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Lampiran 10 Analisis Regresi Linear Ganda (X1 dan X2 dengan Y)
Coefficientsa
7.448 3.111 2.394 .019 .352 .080 .222 4.423 .000
.794 .052 .768 15.311 .000
(Constant) MOTIVASI_KERJADISIPLIN_KERJA
Model 1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: KINERJA_GURUa.
ANOVA b
7939.915 2 3969.958 286.771 .000a
1342.835 97 13.8449282.750 99
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), MOTIVASI_KERJA, DISIPLIN KERJAa.
Dependent Variable: KINERJA_GURUb.
Model Summary
.925a .855 .852 3.721Model 1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error of the Estimate
Predictors: (Constant), MOTIVASI_KERJA,DISIPLIN_KERJA
a.
Variables Entered/Removedb
MOTIVASIKERJA DISIPLIN KERJA
KINERJA GURU
. Enter
Model1
Variables Entered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: KINERJA_GURUb.
YAYASAN PENDIDIKAN AL-HUDA KARANGANYAR
MTs AL HUDA 1 KARANGPANDAN Alamat : Pandan Lor No. 06 Karangpandan Karanganyar 57791 Telp. 0271 6492068
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
No. 001/MTs.A/II/2016
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Hj. KAYATUN, M.Pd.I
NIP : 19650422 199103 2 001
Pangkat / Golongan : IV a / Pembina
Jabatan : Kepala Madrasah
Menerangkan bahwa:
Nama : SUKADI
NIM : 11.043.1.068
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Perguruan Tinggi : IAIN Surakarta
Telah melakukan penelitian di MTs Al Huda 1 Karangpandan, mulai 17 Januari sampai
dengan 21 Pebruari 2016.
Guna menyusun Tesis dengan judul “HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA 1
KARANGPANDAN”
Demikian untuk menjadikan periksa bagi yang berkepentingan.
Karangpandan, Pebruari 2016
Kepala Sekolah
Hj. KAYATUN, M.Pd.I
NIP. 19650422 199103 2 001
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : SUKADI
Tempat Tanggal Lahir : Karanganyar, 26 September 1967
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Cangkir RT 01/02 Desa Ngadirejo,
Kec. Mojogedang, Kabupaten Karanganyar
Orang Tua :
1. Ayah : Tukimin Resodimejo
2. Ibu : Marinem
Istri : Sri Darsini
Anak : 1. Nanang Ikhsan Bashori
2. Nurul Umah Fijanati
Pendidikan Formal :
1. SD Negeri 03 Ngadirejo lulus tahun : 1981
2. MTs Al Huda 1 Karangpandan lulus tahun : 1986
3. PGA Negeri Surakarta lulus tahun : 1989
4. DII IAIN Kalijaga Semarang lulus tahun : 2000
5. S1 Universitas Satya Gama Jakarta lulus tahun : 2008
6. S2 IAIN Surakarta lulus tahun : 2016
Karanganyar, Maret 2016
Penulis
SUKADI