Hubungan Life Style Dengan Penyakit Jantung Koroner

5
Hubungan life style dengan penyakit jantung koroner Merokok Saat ini merokok telah menjadi salah satu factor utama terjadinya PJK disamping hipertensi dan hiperkolesterolemia. Orang yang merokok > 20 batang perhari dapat mempengaruhi atau memperkuat efek dua faktor utama resiko lainnya. Penelitian Framingham mendapatkan kematian mendadak akibat PJK pada laki-laki perokok 10 kali lebih besar dari pada bukan perokok dan pada perempuan perokok 4.5 kali lebih besar dari pada bukan perokok. Rokok meyebabkan beban miokard bertambah karena rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya komsumsi O 2 akibat inhalasi CO atau dengan perkataan lain dapat menyebabkan tachykardi, vasokonstrisi pembuluh darah, merubah permeabilitas dinding pembuluh darah dan merubah 5-10 % Hb menjadi carboksi -Hb. Disamping itu dapat menurunkan HDL kolesterol tetapi mekanismenya belum jelas. Makin banyak jumlah rokok yang dihisap, kadar HDL kolesterol makin menurun. Perempuan yang merokok penurunan kadar HDL kolesterolnya lebih besar dibandingkan laki – laki perokok. Apabila berhenti merokok penurunan resiko PJK akan berkurang 50 % pada akhir tahun pertama setelah berhenti merokok dan kembali seperti yang tidak merokok setelah berhenti merokok 10 tahun. Pada tahap health promotion, perlu dijabarkan kepada pasien mengenai bahaya zat-zat yang terkandung dalam rokok, misalnya dengan penjelasan sebagai berikut :

description

MKK

Transcript of Hubungan Life Style Dengan Penyakit Jantung Koroner

Page 1: Hubungan Life Style Dengan Penyakit Jantung Koroner

Hubungan life style dengan penyakit jantung koroner

Merokok

Saat ini merokok telah menjadi salah satu factor utama terjadinya PJK disamping hipertensi dan

hiperkolesterolemia. Orang yang merokok > 20 batang perhari dapat mempengaruhi atau

memperkuat efek dua faktor utama resiko lainnya. Penelitian Framingham mendapatkan

kematian mendadak akibat PJK pada laki-laki perokok 10 kali lebih besar dari pada bukan

perokok dan pada perempuan perokok 4.5 kali lebih besar dari pada bukan perokok. Rokok

meyebabkan beban miokard bertambah karena rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya

komsumsi O2 akibat inhalasi CO atau dengan perkataan lain dapat menyebabkan tachykardi,

vasokonstrisi pembuluh darah, merubah permeabilitas dinding pembuluh darah dan merubah 5-

10 % Hb menjadi carboksi -Hb. Disamping itu dapat menurunkan HDL kolesterol tetapi

mekanismenya belum jelas. Makin banyak jumlah rokok yang dihisap, kadar HDL kolesterol

makin menurun. Perempuan yang merokok penurunan kadar HDL kolesterolnya lebih besar

dibandingkan laki – laki perokok. Apabila berhenti merokok penurunan resiko PJK akan

berkurang 50 % pada akhir tahun pertama setelah berhenti merokok dan kembali seperti yang

tidak merokok setelah berhenti merokok 10 tahun.

Pada tahap health promotion, perlu dijabarkan kepada pasien mengenai bahaya zat-zat yang

terkandung dalam rokok, misalnya dengan penjelasan sebagai berikut :

Merokok penyebab utama timbulnya penyakit arteriosklerosis, yaitu menebal dan mengerasnya

pembuluh darah (arteriosklerosis). Arteriosklerosis membuat pembuluh darah kehilangan

elastisitas serta liang pembuluh darah menyempit. Proses itu terjadi diseluruh tubuh.

Arteriosklerosis dapat berakhir dengan penyumbatan yang disebabkan oleh gumpalan darah yang

menyumbat pembuluh darah (trombosis), atau mungkin saja terjadi aneurisma (pelebaran

pemburuh darah menyerupai kantung). Penyumbatan dapat terjadi secara mendadak jika suatu

gumpalan darah lepas terbawa aliran (emboli) sehingga dapat menyumbat dimana saja, mungkin

di paru atau otak.

Gas CO yang dihasilkan asap rokok dapat mencapai 3-6%. Gas CO mempunyai

kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) lebih

Page 2: Hubungan Life Style Dengan Penyakit Jantung Koroner

kuat dibanding oksigen, sehingga adanya asap rokok akan mengakibatkan sel darah merah

kekurangan kekurangan karena yang diangkut adalah CO dan bukan O2 (oksigen). Sel tubuh

yang menderita kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan yaitu melalui kompensasi

pembuluh darah dengan jalan menciut atau spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan

terus menerus maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis

(penyempitan). Penyempitan pembuluh darah akan terjadi dimana-mana termasuk pembuluh

darah otak maupun jantung.

Nikotin menyebabkan terjadinya perangsangan terhadap hormone kathekolamin

(adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberi kesempatan

istirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi, berakibat timbulnya hipertensi. Efek lain

yaitu mengakibatkan terjadinya pengumpulan trombosit (sel pembekuan darah). Trombosit akan

menggumpal dan akhirnya akan menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat asap

yang mengandung CO yang berasal dari rokok. Dari gambaran diatas baik CO maupun nikotin

berpacu menyempitkan pembuluh darah dan menyumbatnya sekaligus.

Stress

Perubahan angka kematian yang menyolok terjadi di Inggris dan Wallas . Korban

serangan jantung terutama terjadi pada pusat kesibukan yang banyak mendapat stress.

Penelitian Supargo dkk ( 1981-1985 ) di FKUI menunjukkan orang yang stress 1 1/2 X lebih

besar mendapatkan resiko PJK stress disamping dapat menaikkan tekanan darah juga dapat

meningkatkan kadar kolesterol darah.

Studi menemukan,  partisipan yang stres lebih berisiko menderita pengerasan arteri

dibandingkan mereka yang tetap tenang di di bawah tekanan. Meskipun masih diperlukan

penegasan lebih lanjut, temuan ini mendukung nasihat gaya hidup sehat yang menyatakan bahwa

stres tidak baik untuk jantung.

Dalam percobaan laboratorium, masing-masing partisipan dihadapkan pada situasi yang penuh

tekanan. Mereka diminta menjalani tes mental yang penuh jebakan.

Page 3: Hubungan Life Style Dengan Penyakit Jantung Koroner

Selanjutnya, kadar hormon stres cortisol di dalam air ludah mereka diukur. Cortisol dihasilkan

oleh tubuh saat berada di bawah tekanan metal atau fisik. Saat dilepaskan, hormon ini bisa

menyebabkan penyempitan arteri. Selain pengukuran kadar cortisiol, para partisipan juga

menjalani scanning untuk melihat penumpukan material lemak di dinding pembuluh darah.

Hasil menunjukkan, partisipan yang mengalami peningkatan jumlah cortisol selama tes berisiko

dua kali lipat lebih besar mengalami penumpukan lemak di dinding arteri dibandingkan mereka

yang tetap tenang. "Studi ini menunjukkan hubungan yang jelas antara stres dan penyakit jantung

koroner

Pada upaya health promotion untuk factor risiko stress pasien di edukasi mengenai pengaruh

stress atas kesehatan fisik dan psikis. Hal ini dapat dilakukan dengan peningkatan aktivitas fisik

maupun sosial. Dapat pula dilakukan pembinaan oleh ahli kejiwaan bila perlu

Obesitas

Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada lakilaki dan > 21 % pada perempuan

. Obesitas sering didapatkan bersama-sama dengan hipertensi, DM, dan hipertrigliseridemi.

Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan LDL kolesterol . Resiko PJK akan jelas

meningkat bila BB mulai melebihi 20 % dari BB ideal. penderita yang gemuk dengan kadar

kolesterol yang tinggi dapat menurunkan kolesterolnya dengan mengurangi berat badan melalui

diet ataupun menambah exercise.