HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ......

74
i HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI BAYI BERAT LAHIR RENDAHDI RUANG PERINATOLOGI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : Dwiyanti Agustina Khristiningrum NIM. ST. 14016 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Transcript of HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ......

Page 1: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

i

HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI

BAYI BERAT LAHIR RENDAHDI RUANG PERINATOLOGI

RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

Dwiyanti Agustina Khristiningrum

NIM. ST. 14016

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

ii

Page 3: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

iii

Page 4: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

tuntunan dan pimpinanNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul: ”Hubungan Lamanya Perawatan dengan Status Gizi Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa tanpa dorongan,

bimbingan dan motivasi dari semua pihak, penulis tidak akan mampu

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kes., selaku Ketua STIKes Kusuma

Husada Surakarta sekaligus sebagai pembimbing utamayang telah memberi

izin penelitian kepada penulis serta memberikan saran dan koreksinya.

2. Atiek Murharyati, S.Kep.,Ns.,M.Kes., selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan

yang telah memberikan dukungan serta motivasi kepada semua

mahasiswanya.

3. GalihPriambodo, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku pembimbing pendamping yang

telah memberikan bimbingan dan arahan penulis dengan penuh kesabaran

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku penguji utama yang telah

memberikan koreksi dan arahan penulis dengan penuh kesabaran sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

iv

Page 5: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

v

5. dr. Setyorini, M.Kes., selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri yang telah memberikan ijin

penelitian kepada penulis.

6. Semua dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

segenap ilmu dan pengalamannya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga yang telah memberikan dukungan, doa, nasihat, kasih sayang dan

semangat bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

8. Teman Angkatan/Kelas ST14 yang telah memberikan dukungan dan

bantuannya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Tiada kata yang pantas penulis sampaikan kepada semuanya, kecuali

ucapan terima kasih yang tak terhingga serta iringan doa semoga kebaikan

Bapak/Ibu/Saudara mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Januari 2016

Dwiyanti Agustina Khristiningrum

NIM. ST. 14016

v

Page 6: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN .......................................................................... iii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi

ABSTRAK ... ............................................................................................ xii

ABSTRACT ............................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori .................................................................. 7

2.2. Keaslian Penelitian ........................................................... 33

2.3 Kerangka Teori ................................................................. 34

2.4 Kerangka Konsep ............................................................. 35

2.5 Hipotesis ........................................................................... 35

vi

Page 7: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

vii

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan RancanganPenelitian ......................................... 35

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ......... 35

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 36

3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ..... 38

3.5 Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data ................... 38

3.6 Teknik Pengumpulkan data .............................................. 40

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................. 40

3.8 Etika Penelitian ............................................................... 43

BAB IV. HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat ............................................................. 45

4.2 Analisis Bivariate ............................................................. 47

BAB V. PEMBAHASAN

5.1Hasil Analisis Univariate ................................................... 49

5.2 Hasil Analisis Bivariate .................................................... 55

BAB VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan ...................................................................... 58

6.2 Saran ................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

vii

Page 8: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

2.1 Keaslian Penelitian .................................................................. 33

3.1 Definisi Operasional Variabel ................................................. 38

3.2. KategoriSatusGiziBayi ............................................................. 40

4.1. DistribusiFrekuensiJenisKelamin ............................................ 46

4.2. DistribusiFrekuensiBeratBadanBayi ........................................ 46

4.3. DistribusiFrekuensiTinggiBadanBayi ...................................... 47

4.4. Distribusi Frekuensi tentang LamanyaPerawatan .................... 47

4.5. Distribusi Frekuensi tentang Status GiziBayi .......................... 48

viii

Page 9: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 34

2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 35

ix

Page 10: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan

Lampiran

1 Usulan Topik Penelitian

2 Pernyataan Pengajuan Judul Skripsi

3 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan

4 Surat Kesbangpolinmas Ijin Pendahuluan

5 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan RSUD dr. Soediran MS

6 Pengajuan Ijin Penelitian

7 Surat Kesbangpolinmas Ijin Penelitian

8 Surat Balasan Ijin Penelitian RSUD dr. Soeduran MS

9 Lembar Persetujuan Responden

10 Lembar Permohonan Responden

11 Lembar Observasi

12 Rekapitulasi hasil Penelitian

13 Output SPSS

14 Lembar Konsultasi

15 Jadwal Penelitian

x

Page 11: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

xi

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Dwiyanti Agustina Khristiningrum

HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI

BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI

RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI

Abstrak

Salah satu indikator dalam melakukan efisiensi kegiatan rumah sakit adalah

dengan melihat lama hari rawat.Bayi Prematur atau BBLR rentan terhadap

kekurangan nutrisi karena reflek hisap dan menelannya masih lemah akan berdampak

pada perkembangan status gizinya dan akan berpengaruh terhadap lamanya hari

rawat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan lamanya perawatan

dengan status gizi BBLR di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri.

Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan

cross sectional. Jumlah sampel 30 responden dan teknik pengambilan sampel dengan

accidental sampling. Data dianalisis menggunakan korelasi rank spearman.Hasil

penelitian menunjukkan bahwa: (1) Karakteristik responden sebagian besarberat

badan 2,19 kg dan tinggi badan 41,07 cm; (2) Sebagian besar responden

mempunyai lama perawatan bayi kurang dari 7 hari atau termasuk cepat/pendek;

(3) Status gizi pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi

RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri sebelum perawatan semuanya

mempunyai status gizi kurang; (4) Terdapat hubungan yang signifikan lamanya

dirawat dengan status gizi pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (rxty = 0,513;

p-value = 0,001).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan

lamanya dirawat dengan status gizi pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

Kata kunci: Lama perawatan, Status gizi, BBLR.

Daftar Pustaka: 43 (2005 – 2014)

xi

Page 12: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

xii

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Dwiyanti Agustina Khristiningrum

The Relationship between Treatment Duration and Nutritional Status of Low

Birth Weight (LBW) Infants at Perinatology Room of dr. Soediran Mangun

Sumarso Regional Public Hospital of Wonogiri

ABSTRACT

One of indicators in maintaining efficiency of hospital activities is by

looking at the treatment duration. Premature or low birth weight (LBW) infants

are vulnerable to malnutrition due to their weak suck-swallow reflex, and thereby

this will give effect to the development of their nutritional status and treatment

duration. This research aims at analyzing the relationship between the treatment

duration and nutritional status of low birth weight infants at perinatology room of

dr. Soediran Mangun Sumarso Regional Public Hospital of Wonogiri.

The research employed descriptive correlational method with cross

sectional approach. The total number of samples is 30 respondents selected using

accidental sampling. The data were then analyzed using Spearman’s rank

correlation.

The research findings indicate that: (1) most of the respondents are

characterized with 2.19 kilograms of weight and 41.07 centimeters of height, (2)

most of their treatment duration is less than 7 days. This is considered as short-

treatment duration, (3) prior to treatment, all of the low birth weight infants are

attributable to low nutritional status, and (4) there is a significant relationship

between the treatment duration and the nutritional status of low birth weight

infants (rxty = 0.513 and p-value = 0.001).

This research concludes is a significant relationship between the treatment

duration and the nutritional status of low birth weight infants at perinatology room

of dr. Soediran Mangun Sumarso Regional Public Hospital of Wonogiri.

Keywords : treatment duration, nutritional status, low birth weight infants

Bibliography : 43 (2005-2014)

xii

Page 13: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Salah satu indikator dalam melakukan efisiensi kegiatan rumah sakit

adalah dengan melihat lama hari rawat. Lama perawatan merupakan salah

satu unsur atau aspek asuhan dan pelayanan dirumah sakit yang dapat dinilai

dan diukur. Bila seseorang dirawat dirumah sakit, maka yang diharapkan

ada perubahan akan derajat kesehatannya. Apabila yang diharapkan baik

oleh tenaga medis maupun penderita sudah tercapai maka tentunya tidak ada

seorangpun yang ingin berlama-lama di rumah sakit. Semakin lama hari

dirawat yang dibutuhkan pasien maka semakin tinggi pula biaya yang

dikeluarkan oleh pasien (Heryati, 2005).

Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat

ini masih tetap berada di kisaran 10-20% dari seluruh bayi yang lahir hidup

setiap tahunnya. WHO (2011) memperkirakan sekitar 25 juta bayi

mengalami BBLR setiap tahun dan hampir 5% terjadi di negara maju

sedangkan 95% terjadi di negara berkembang. Prevalensi BBLR di India

mencapai 26%, dan Amerika Serikat mencapai 7%. Kematian bayi adalah

20 kali lebih besar pada bayi yang mengalami BBLR dibandingkan dengan

yang tidak BBLR diseluruh dunia (Jayant, 2011).

Indonesia memiliki prevalensi BBLR tahun 2013 diperkirakan

mencapai dari 18.948 bayi (11,1%) yang ditimbang dalam kurun waktu 6-48

jam setelah melahirkan. Prevalensi ini menyebar secara tidak merata antara

1

Page 14: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

2

satu provinsi dengan provinsi lainya dengan prevalensi tertinggi berada di

Provinsi Nusa Tenggara Timur sekitar 19.2%, dan terendah berada di

Provinsi Sumatera Barat yakni 6,0% (Riskesdas, 2013).

Masalah gizi balita telah dinyatakan sebagai masalah utama

kesehatan dan berkaitan dengan banyaknya angka kematiandan penyakit

yang disebabkan oleh masalah gizi, khususnya bagi bayi dengan premature

atau bayi berat lahir rendah.Bayi premature/BBLR rentan terhadap

kekurangannutrisi karena reflek hisap dan menelannya masih lemah selama

menyusui sehingga berdampak pada perkembangan status gizinya.Angka

kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi dibanding dengan

negara-negara di ASEAN.Angka kematian bayi di Indonesia tercatat 36 per

1000 kelahiran hidup pada tahun 2006. Penyebab kematian bayi terbanyak

adalah karena gangguan perinatal. Sekitar 2 - 27% kematian perinatal

disebabkan karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR). Sementara itu

prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7 - 14% yaitu sekitar 459.200 -

900.000 bayi (Depkes RI, 2013).

BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia

tumbuh kembang, sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.

BBLR adalah salah satu akibat dari ibu hamil yang menderita energi kronis

(KEK) (Depkes RI, 2010). Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

BBLR antara lain kurangnya gizi pada ibu hamil, ibu hamil perokok, ibu

hamil pekerja berat, sosial ekonomi rendah dan faktor janin (Prawirohardjo,

2008). Joeharno (2008), menambahkan bahwa BBLR juga dapat terjadi

Page 15: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

3

pada ibu dengan paritas tinggi. Ibu dengan paritas tinggi berisiko (50%)

melahirkan bayi dengan berat lahir yang rendah. BBLR merupakan masalah

kesehatan yang cukup menonjol di Indonesia, karena pada bayi BBLR

mempunyai angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi.

Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 prevalensi BBLR sekitar 21,573

(3,75%), prevalensi BBLR termasuk dalam kategori rendah apabila

dibandingkan dengan provinsi lain yang berada di Indonesia. Hasil riset

kesehatan dasar tahun 2012 menunjukan bahwa angka prevalensi BBLR di

Sumatera Utara sekitar 76 dari 928 bayi (8,2%) yang ditimbang. Menurut

Profil Kesehatan Kabupaten Wonogiri (2013), di Kabupaten Wonogiri

ditemukan angka kejadian BBLR sebanyak 133 kasus dari 17.296 bayi lahir

hidup (0,77%) dan jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2007 yakni 94

kasus dari 16.976 bayi lahir hidup (0,55%).

Faktor yang mempengaruhi status gizi bayi berat lahir rendah

diantaranya adalah lamanya perawatan di rumah sakit. Pada BBLR biasanya

mempunyai status gizi sedang sampai kurang sehingga mempunyai resiko

tinggi untuk kematian, kecenderungan menderita ISPA, diare, respon

imunitas yang rendah dan keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

maka diperlukan waktu perawatan yang lama untuk meningkatkan berat

badannya.

Perawatan bayi di rumah sakit untuk bayi yang bermasalah dengan

berat badan adalah perawatan intensif agar bayi dapat memperoleh berat

badan yang ideal. Perawatan dilakukan di ruang khusus yaitu di ruang

Page 16: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

4

perinatologi dan NICU (Neonatus Intensive Care Unit) karena pada

dasarnya BBLR selalu merujuk pada upaya menstabilkan tanda-tanda

kehidupan.

Kasus BBLR di ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun

Sumarso tahun 2014 sebanyak 155 kasus dengan lama perawatan tercepat 3

hari dan terlama 83 hari. Angka kejadian pada Januari – Mei 2015

sebanyak 101 bayi dengan 79 bayi tidak lama kemudian pulang, 17 bayi

meninggal dan 5 pulang atas permintaan sendiri atau belum seijin dokter,

dengan lamanya waktu perawatan tersebut akan berdampak pada status gizi

bayi.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik

mengadakan penelitian dengan judul “hubungan lamanya perawatan dengan

status gizi bayi berat lahir rendah (BBLR) ruang perinatologi RSUD dr.

Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

1.2 RumusanMasalah

“Apakah ada hubungan lamanya perawatan dengan status gizi Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran

Mangun Sumarso Wonogiri?”.

1.3 TujuanPenelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

lamanya perawatandengan status gizi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di

Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

Page 17: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

5

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1.3.2.1 Mendeskripsikan lamanya perawatan pada Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri.

1.3.2.1 Mendeskripsikan status gizi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang

Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

1.3.2.3 Menganalisis hubungan lamanya perawatan dengan status gizi Bayi Berat

Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran

Mangun Sumarso Wonogiri.

1.3.2.4 Mengetahui karakteristik Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang

Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

1.4 ManfaatPenelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah :

1.4.1 Bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan Rumah Sakit, terutama

pelayanan keperawatan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan

khususnya keperawatan anak untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar.

Page 18: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

6

1.4.3 Bagi peneliti lain

Sebagai acuan untuk peneliti lebih lanjut yang melakukan penelitian

khususnya mengenai lamanya perawatan hubungannya dengan status gizi

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di ruang perawatan rumah sakit.

1.4.4 Bagi peneliti

Mengaplikasikan teori metodologi penelitian untuk diterapkan dalam

kegiatan nyata di lapangan seperti rumah sakit atau tempat pelayanan

kesehatan lainnya.

1.4.5 Bagi Masyarakat

Sebagai tambahan informasi tentang pentingnya peran keluarga/

masyarakat, khususnya ibu dalam memperhatikan status gizi.

Page 19: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir

kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi

pada bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan

(intrauterine growth restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010).

Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati

dan Ismawati, 2010) antara lain menurut harapan hidupnya bayi berat lahir

rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram, berat lahir 1000- 1500

gram, berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir <dari 1000

gram. Menurut masa gestasinya prematuritas murni yaitu masa gestasinya

< dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk

masa gestasi atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa

kehamilan.Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari

berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu.Bayi mengalami retardasi

pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk masa

kehamilannya.

Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah

(Proverawati dan Ismawati, 2010).

2.1.1.1 Faktor ibu

1.Penyakit antara lain mengalami komplikasi kehamilan seperti : anemia,

perdarahan antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung

Page 20: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

8

kemih, menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,

hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung, penyalahgunaan

obat, merokok, konsumsi alkohol.

2. Ibu biasanya angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan

pada usia< 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak kelahiran yang

terlalu dekat atau pendek (< dari 1 tahun), mempunyai riwayat BBLR

sebelumnya.

3. Keadaan sosial ekonomi biasanya kejadian tertinggi pada golongan sosial

ekonomi rendah.Akibat keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang

kurang, aktivitas fisik yang berlebihan, perkawinan yang tidak sah

4.Faktor janinmeliputi kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi

sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.

2.1.1.3 Faktor plasenta disebabkan oleh hidramnion, plasenta previa, solutio

plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban

pecah dini.

2.1.1.4 Faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain tempat tinggal di dataran

tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

2.1.1.5 Permasalahan pada BBLR

BBLR memerlukan perawatan khusus karena mempunyai

permasalahan yang banyak sekali pada sistem tubuhnya disebabkan

kondisi tubuh yang belum stabil (Surasmi, dkk., 2002).

1. Ketidakstabilan suhu tubuh dalam kandungan ibu, bayi berada pada

suhu lingkungan 36°C- 37°C dan segera setelah lahir bayi dihadapkan

pada suhu lingkungan yang umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini

Page 21: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

9

memberi pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia juga

terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan

kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas karena

pertumbuhan otot-otot yang belum cukup memadai, ketidakmampuan

untuk menggigil, sedikitnya lemak subkutan, produksi panas berkurang,

belum matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, rasio luas

permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding berat badan sehingga

mudah kehilangan panas.

2. Gangguan pernafasan akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks yang

lunak dan otot respirasi yang lemah sehingga mudah terjadi periodik

apneu.Disamping itu lemahnya reflek batuk, hisap, dan menelan dapat

mengakibatkan resiko terjadinya aspirasi.

3. Imaturitas imunologis pada bayi kurang bulan tidak mengalami transfer

IgG maternal melalui plasenta selama trimester ketiga kehamilan karena

pemindahan substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada minggu

terakhir masa kehamilan. Akibatnya, fagositosis dan pembentukan

antibodi menjadi terganggu.Kulit dan selaput lendir membran tidak

memiliki perlindungan seperti bayi cukup bulan sehingga bayi mudah

menderita infeksi.

4. Masalah gastrointestinal dan nutrisi lemahnya reflek menghisap dan

menelan, motilitas usus yang menurun, lambatnya pengosongan

lambung, absorbsi vitamin yang larut dalam lemak berkurang,

defisiensi enzim laktase pada jonjot usus, menurunnya cadangan

Page 22: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

10

kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam tubuh, meningkatnya resiko

NEC (Necrotizing Enterocolitis). Penyebab nutrisi yang tidak adekuat

dan penurunan berat badan bayi.

5. Imaturitas hati adanya gangguan konjugasi dan ekskresi bilirubin

menyebabkan timbulnya hiperbilirubin, defisiensi vitamin K sehingga

mudah terjadi perdarahan. Kurangnya enzim glukoronil transferase

sehingga konjugasi bilirubin direk belum sempurna dan kadar albumin

darah yang berperan dalam transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar

berkurang.

6. Hipoglikemi kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari

kadar gula darah ibu karena terputusnya hubungan plasenta dan janin

menyebabkan terhentinya pemberian glukosa. Bayi berat lahir rendah

dapat mempertahankan kadar gula darah selama 72 jam pertama dalam

kadar 40 mg/dl karena cadangan glikogen yang belum mencukupi.

Keadaan hipotermi juga dapat menyebabkan hipoglikemi karena stress

dingin akan direspon bayi dengan melepaskan noreepinefrin yang

menyebabkan vasokonstriksi paru. Efektifitas ventilasi paru menurun

sehingga kadaroksigen darah berkurang bisa menghambat metabolisme

glukosa dan menimbulkan glikolisis anaerob yang berakibat pada

penghilangan glikogen lebih banyak sehingga terjadi

hipoglikemi.Nutrisi yang tidak adekuat dapat menyebabkan pemasukan

kalori yang rendah juga dapat memicu timbulnya hipoglikemi.

Page 23: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

11

2.1.2 Lama Perawatan

2.1.2.1 Lama hari rawat sebagai indikator pelayanan medis Rumah Sakit

Rumah sakit termasuk “organization of non profit making corpora-

tion”, artinya suatu kegiatan usaha yang bertujuan bukan untuk mencari

keuntungan belaka. Untuk mempertahankan kelangsungan kegiatan dan

pengembangannya diperlukan suatu kegiatan untuk memperoleh

pendapatan dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi. Sehingga dengan

demikian rumah sakit menjadi suatu unit yang bersifat sosio-ekonomi yang

berarti bahwa rumah sakit disamping menerapkan fungsi sosial juga

menerapkan fungsi ekonomi didalam penyelenggaraan kegiatannya

(Barbara, J. 2006).

Sehubungan dengan hal tersebut ditambah dengan keterbatasan

sumber daya yang dimiliki oleh rumah sakit, maka mengharuskan pihak

rumah sakit untuk bekerja secara efektif dan efisien (Solekhah, 2009).

WHO Expert Committee on Health, menetapkan pengertian efektifitas dan

efisiensi sebagai berikut :

1. Efisiensi adalah pencapaian usaha dalam bentuk hasil akhir

dibandingkan dengan penggunaan uang, waktu dan sumber daya yang

lain.

2. Efektifitas adalah pencapaian usaha dalam bentuk hasil akhir, manfaat,

keuntungan dan hasil-hasil lain dibandingkan dengan hasil-hasil yang

ingin dicapai sebagaimana yang telah ditetapkan dalan tujuan yang

direncanakan sebelumnya.

Page 24: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

12

Berdasarkan pengertian tersebut di atas efisiensi pengelolaan rumah sakit

secara garis besar dapat dilihat dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi medis

(dengan meninjau efisiensi mutu pelayanan) dan dari segi ekonomi(dengan

meninjau efisiensi dari sudut pemanfaatan sumber daya yang ada).

Indikator yang sering digunakan untuk menilai efisiensi pengelolaan

rumah sakit ditunjukkan dengan empat parameter (Barbara J., 2006;

Chriswardani, 2006) yaitu lamanya rata-rata pasien dirawat, atau rata-rata

lama hari rawat (Average Length of Stay) yang disingkat ALOS, lamanya

rata-rata tempat tidur tidak terisi (Turn Over Interval) yang disingkat TOI,

persentase tempat tidur yang terisi atau persentase tingkat hunian tempat

tidur (Bed Occupancy Rate ) yang disingkat BOR, pasien yang dirawat

keluar (discharge) dalam keadaan hidup dan mati per tempat tidur yang

tersedia dalam periode tertentu (Bed Turn Over) yang disingkat BTO.

Penilaian terhadap efisiensi rumah sakit ke empat parameter tersebut

tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus merupakan interpretasi dari

keseluruhannya. Adapun dari beberapa indikator dari Barber Johnson

tersebut ada beberapa kelemahan yaitu tidak diperhitungkan pasien rawat

jalan dalam menentukan efisiensi rumah sakit yang bersangkutan,

penggunaan angka rata-rata untuk variabel variabel yang dipakai dalam

rumus Barber Johnson tersebut tanpa mempertimbangkan standar deviasi.

Lama hari rawat merupakan salah satu indikator mutu pelayanan

medis yang diberikan oleh rumah sakit kepada pasien (quality of patient

Page 25: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

13

care). Cara perhitungan rata-rata lama hari rawat menurut Departemen

Kesehatan RI (2005), adalah sebagai berikut :

Rata-rata lama hari rawat (Average Length of Stay) = X : Y

Dimana :

X : Jumlah hari perawatan pasien rawat inap (hidup dan mati) di rumah

sakit pada suatu periode tertentu

Y : Jumlah pasien rawat inap yang keluar (hidup dan mati) di rumah

sakit pada periode waktu yang sama.

Penghitungan jumlah pasien rawat inap yang keluar rumah sakit

(hidup atau mati) dalam periode tertentu diperlukan catatan setiap hari

pasien yang keluar rumah sakit (hidup atau mati) dari tiap-tiap ruang rawat

inap dan jumlah lama perawatan dari pasien–pasien tersebut.Diperoleh

catatan perhitungan jumlah pasien rawat inap yang keluar dari rumah sakit

(hidup atau mati) dan jumlah total hari rawatnya.

2.1.2.2 Istilah dan pengertian berkaitan lama hari rawat

LOS (Length of Stay =Lama Hari Rawat) adalah menunjukkan

berapa hari lamanya seorang pasien dirawat inap pada satu periode

perawatan. Satuan untuk lama rawat adalah hari, sedangkan cara

menghitung lama rawat adalah dengan menghitung selisish antara tanggal

pulang (keluar dari rumah sakit, baik hidup ataupun meninggal) dengan

tanggal masuk rumah sakit. Umumnya data tersebut tercantum dalam

formulir ringkasan masuk dan keluar di Rekam Medik (Barbara J., 2006).

Page 26: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

14

Lama hari rawat merupakan salah satu unsur atau aspek asuhan dan

pelayanan di rumah sakit yang dapat dinilai atau diukur. Pasien yang

dirawat di rumah sakit, maka yang diharapkan tentunya ada perubahan

akan derajat kesehatannya. Apabila yang diharapkan baik oleh tenaga

medis maupun oleh penderita itu sudah tercapai maka tentunya tidak ada

seorang pun yang ingin berlama-lama di rumah sakit. Lama hari rawat

secara signifikan berkurang sejak adanya pengetahuan tentang hal-hal yang

berkaitan dengan diagnosa yang tepat. Penentukan apakah penurunan lama

hari rawat itu meningkatkan efisiensi atau perawatan yang tidak tepat,

dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut berhubungan dengan keparahan atas

penyakit dan hasil dari perawatan (Indradi, 2007).

Penghitungan statistik pelayanan rawat inap di rumah sakit dikenal

istilah yang lama dirawat (LD) yang memiliki karakteristik cara pencatatan,

penghitungan, dan penggunaan yang berbeda. LD menunjukkan berapa hari

lamanya seorang pasien dirawat inap pada satu episode perawatan. Satuan

untuk LD adalah hari. Cara menghitung LD yaitu dengan menghitung

selisih antara tanggal pulang (keluar dari rumah sakit, hidup maupun mati)

dengan tanggal masuk rumah sakit. Pasien yang masuk dan keluar pada

hari yang sama, lama dirawatnya dihitung sebagai 1 hari dan pasien yang

belum pulang atau keluar belum bisa dihitung lama dirawatnya (Indradi,

2007). Sedangkan pembagian lama hari rawat menurut Budiningsari (2004)

yaitu : panjang ( ≥ 7 hari ) dan pendek ( < 7 hari ).

Fokus rumah sakit dalam pemberian pelayanan perawatan yang

berkualitas bertujuan untuk memulangkan pasien lebih awal dengan aman

Page 27: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

15

kerumahnya. Hari rawat yang pendek akan memberi keuntungan antara lain

penghematan biaya dan sumber yang lebih sedikit terhadap rumah sakit

terutama bagi pasien sendiri (Imbalo S., 2007).

Beberapa istilah yang berkaitan dengan indikator LOS atau Lama

Hari Rawat, antara lain;

1. Penerimaan Pasien (Inpatient admission)

Adalah penerimaan secara resmi seorang penderita oleh pihak rumah

sakit dimana yang bersangkutan diberi fasilitas berupa ruangan, tempat

tidur, pelayanan perawatan yang terus menerus serta fasilitas lain di

rumah sakit dimana penderita tersebut umumnya tinggal paling sedikit

satu malam.

2. Pemulangan pasien

Pelepasan secara resmi seorang penderita oleh pihak rumah sakit

sebagai batas akhir waktu ia dirawat di rumah sakit.

3. Lama hari rawat seorang pasien (Length of Stay for One Patient)

Jumlah hari perawatan (sesuai dengan kalender) mulai saat penerimaan

sampai saat pemulangan pasien yang bersangkutan.

4. Diagnosa

Adalah suatu istilah dalam dunia kedokteran yang lazim digunakan oleh

tenaga medis untuk mengenal suatu penyakit yang diderita oleh pasien,

atau kondisi yang menyebabkan pasien menginginkan, mencari atau

menerima perawatan medis.

Page 28: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

16

2.1.2.3 Faktor yang berpengaruh terhadap LOS

Beberapa faktor baik yang berhubungan dengan keadaan klinis

pasien, tindakan medis, pengelolaan pasien di ruangan maupun masalah

adminstrasi rumah sakit bisa mempengaruhi terjadinya penundaan pulang

pasien. Ini akan mempengaruhi LOS. Terutama untuk pasien yang

memerlukan tindakan medis atau pembedahan, faktor-faktor yang

berpengaruh tersebut antara lain;

1. Komplikasi atau infeksi luka operasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi luka operasi dan

komplikasi pada umumnya menurut Fakhrul, 2011 yaitu waktu / lama

operasi.Makin lama waktu yang dibutuhkan untuk operasi maka akan

mempengaruhi terhadap penyembuhan luka operasi dan juga akan

meningkatkan terjadinya infeksi luka operasi, sehingga lama hari rawat

akan lebih panjang.

2. Jenis operasi

Pada jenis operasi elektif pasien dipersiapkan secara optimal,

sedangkan pada operasi yang berjenis cyto persiapannya tidak sebaik

seperti pada operasi yang bersifat elektif,karena dengan ditundanya

tindakan operasi akan membahayakan jiwa pasien. Sehingga dengan

persiapan yang kurang optimal terutama pada operasi yang bersifat

cyto, resiko untuk terjadinya infeksi luka operasi menjadi lebih besar

(Erbaydar, 2004).

Page 29: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

17

3. Jenis kasus atau penyakit

Kasus yang akut dan kronis akan memerlukan lama hari rawat yang

berbeda, dimana kasus yang kronis akan memerlukan lama hari rawat

lebih lama dari pada kasus-kasus yang bersifat akut.Demikian juga

penyakit yang tunggal pada satu penderita akan mempunyai lama hari

rawat lebih pendek dari pada penyakit ganda pada satu penderita

(Barbara J, 2008).

4. Tenaga dokter yang menangani atau pelaksana operasi

Faktor tenaga dokter yang menangani pasien cukup berperan dalam

menentukan memanjangnya lama hari rawat, dimana perbedaan

ketrampilan antar dokter akan mempengaruhi kinerja dalam

penanganan kasus, juga waktu memutuskan untuk melakukan tindakan

(Lacy, Antonio M, 2008).

5. Hari masuk rumah sakit

Pasien yang masuk rumah sakit menjelang hari minggu akan

memperpanjang lama hari rawat, karena kesibukan menjelang hari libur

dimana pemeriksaan oleh dokter dan pemeriksaan penunjang diundur

sampai hari kerja biasa dimana pegawai rumah sakit bagian tertentu

sudah bekerja seperti biasa.Perpanjangan lama hari rawat juga terjadi

apabila pasien masuk diluar jam kerja rumah sakit atau saat terjadi

pergantian jaga. Perpanjangan lama hari rawat terjadi karena adanya

perpanjangan dari lama hari rawat pra bedah, yang akan berdampak

pada perpanjangan jumlah keseluruhan lama hari rawat (Barbara J.,

2008)

Page 30: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

18

6. Hari pulang dari rumah sakit

Pernyataan beberapa praktisi rumah sakit mengemukakan bahwa pasien

yang pulang dari rumah sakit yang jatuh hari senin mempunyai lama

hari rawat lebih panjang dari pada pasien yang pulang pada hari lain.

Ini lantaran banyak dari pasien tersebut sebenarnya sudah bisa pulang

di akhir pekan sebelumnya yang terhambat oleh urusan adminstrasi

karena tidak pada hari kerja.

7. Umur penderita

Usia dalam kamus bahasa Indonesia adalah waktu hidup atau sejak

dilahirkan. Menurut pertimbangan pembedahan pengelompokan umur

dibagi menjadi usia anak-anak (umur antara 0 sampai 18 tahun), usia

dewasa (umur antara 19 sampai 45 tahun), usia tua (usia yang lebih

dari 45 tahun). Usia mempunyai hubungan dengan tingkat

keterpaparan, besarnya resiko, serta sifat resistensi tertentu. Usia juga

mempunyai hubungan yang erat dengan beragam sifat yang dimiliki

oleh seseorang. Perbedaan penyakit menurut umur mempunyai

pengaruh yang akan berhubungan dengan perbedaan tingkat

keterpaparan dan kerentanan menurut umur, proses pathogenesisdan

pengalaman terhadap penyakit tertentu

Makin besar umur penderita maka akan memerlukan lama hari rawat

lebih lama. Pada beberapa penelitian, faktor umur mempengaruhi

panjang lama hari rawat pasien bedah. Pasien yang sudah lanjut usia

(diatas 45 tahun) cenderung lebih panjang lama hari rawatnya

dibandingkan dengan pasien usia muda. Afif & Ahmad (2008)

Page 31: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

19

menemukan bahwa pasien usia 65 tahun keatas berpotensi memiliki

lama hari rawat yang lebih panjang.

Bertambahnya usia akan mempengaruhi kemampuan sistem kekebalan

tubuh seseorang untuk menghancurkan bakteri dan jamur berkurang.

Disfungsi sistem imun dapat diperkirakan menjadi faktor di dalam

perkembangan penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan penyakit

kardiovaskuler serta infeksi. (Herman C., 2009).

8. Pekerjaan

Pekerjaan tidak secara langsung mempengaruhi lama hari rawat

pasien, namun mempengaruhi cara pasien dalam membayar biaya

perawatan. Pekerjaan menentukan penghasilan serta ada atau tidaknya

jaminan kesehatan untuk menanggung biaya selama perawatan di

rumah sakit (Anggraini, 2008).

9. Jenis Penanggung biaya

Hasil penelitian Adriani (2008) dan Angraini (2008), disimpulkan

bahwa penderita yang biaya perawatannya dibayar oleh perusahaan atau

asuransi kesehatan akan mempunyai lama hari rawat lebih lama dari

pada penderita yang biaya perawatannya dibayar sendiri, ini

dikarenakan proses penyelesaian administrasi pembayaran dengan

pihak penjamin akan memakan waktu terutama jika pasien belum

melengkapi syarat-syarat administrasinya. Kondisi sosioekonomi yang

rendah akan berdampak terhadap lama hari rawat. Negara yang sedang

berkembang dan bagi masyarakat yang kurang beruntung dan biasanya

Page 32: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

20

dengan jumlah anak yang cukup banyak, biaya untuk perawatan atau

pengobatan anaknya yang sakit tentunya sangat memberatkan, sehingga

mereka berusaha untuk mempercepatlama hari rawatnya.

10. Alasan keluar dari rumah sakit

Secara lege artis pasien akan pulang/keluar dari rumah sakit apabila

telah mendapat persetujuan dari dokter yang merawatnya. Beberapa

penderita walaupun telah dinyatakan sembuh dan boleh pulang, oleh

karena masih harus menunggu pengurusan pembayaran oleh pihak

penanggung biaya (perusahaan/ asuransi kesehatan) atau surat

keterangan tidak mampu, Jamkesmas dari pihak yang berwenang

khususnya untuk pasien-pasien yang tidak mampu membayar, sehingga

kepulangan pasien juga tertunda yang mengakibatkan lama hari rawat

menjadi lebih lama. Sebaliknya ada beberapa pasien yang pulang atas

permintaan sendiri/keluarga (pulang paksa) hal ini akan memper-

pendek lama hari rawat (Anggraini, 2008).

11. Pemeriksaan Penunjang Medis

Banyak pemeriksaan penunjang diagnostik yang sebenarnya tidak

dibutuhkan dalam menegakkan diagnose bagi penderita, pemeriksaan

yang berlebihan inilah yang menyebabkan penderita berada di rumah

sakit lebih lama sehingga berakibat juga pada perpanjangan lama hari

rawat. Ketidaklengkapan tenaga dan fasilitas di unit penunjang

(laboratorium, radiologi dan lain-lain) juga berpengaruh terhadap lama

hari rawat yang disebut hospital bottle neck (Andriani, 2008).

Page 33: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

21

12. Pemilikan, Kebijakan dan Kegiatan Administrasi Rumah sakit

Pre admission testing yang dijalankan dengan baik di poliklinik rumah

sakit untuk pasien yang operasinya termasuk kelompok yang elektif

akan sangat bermanfaat dalam memperpendek lama hari rawat pra

bedah, dimana cara ini harus menjadi kebijakan dalam penatalaksanaan

masuknya pasien ke rumah sakit yang ditetapkan dalam manajemen

rumah sakit (Chriswardani S., 2006)

13. Kelas Perawatan yang dipilih

Pasien yang dirawat pada kelas yang lebih tinggi akan mempunyai lama

hari rawat lebih pendek dari pada pasien yang dirawat pada kelas yang

lebih rendah. Kebanyakan mereka yang dirawat di kelas atau vip

merupakan pasien dengan diagnosa yang lebih jelas, pasien sudah dapat

memprediksi lama rawatnya dan kebetulan golongan pasien ini lebih

berpendidikan (Adriani, 2008).

2.1.2.4 Pengukuran lamanya hari rawat

Pengukuran lamanya perawatan merupakan lamanya hari rawat

inap seorang bayi dengan berat lahir rendah yang dihitung dengan jumlah

hari perawatan (sesuai dengan kalender) mulai saat penerimaan sampai saat

pemulangan pasien yang bersangkutan.

Lama perawatan di sini secara umum dapat diukur dengan skala ordinal,

yaitu cepat / pendek (< 7 hari) dan lama / panjang (≥ 7 hari)

2.1.3 Status Gizi Bayi

Status gizi merupakan keadaan keseimbangan antara asupan dan

kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang terutama

Page 34: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

22

untuk anak balita, aktifitas, pemeliharan kesehatan, penyembuhan bagi

mereka yang menderita sakit dan proses biologis lainnya di dalam tubuh.

Kebutuhan bahan makanan pada setiap individu berbeda karena adanya

variasi genetik yang akan mengakibatkan perbedaan dalam proses

metabolisme. Sasaran yang dicapai yaitu pertumbuhan yang optimal tanpa

disertai oleh keadaan defisiensi gizi. Status gizi yang baik akan turut

berperan dalam pencegahan terjadinya berbagai penyakit, khususnya

penyakit infeksi dan dalam tercapainya tumbuh kembang anak yang

optimal (Depkes RI, 2008).

Status gizi bayi adalah keadaan gizi pada bayi yang dapat diketahui

dengan membandingkan antara berat badan menurut umur dan panjang

badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan.Apabila berat

badan menurut umur sesuai dengan standar, maka disebut gizi baik. Gizi

sedikit di bawah standar, maka disebut gizi kurang.Apabila jauh di bawah

standar maka disebut gizi buruk (Proverawati, 2010).

2.1.3.1 Penilaian status gizi

Secara umum peniliaan status gizi dapat dilihat dengan metode

langsung dantidak langsung (Proverawati, 2010).

1. Metode langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat

penilaian yaitu:

a.Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh

manusia.Ditinjau darisudut pandang gizi, maka antropometri gizi

Page 35: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

23

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh

dan komposisi tubuh dariberbagai tingkat umur dan tingkat

gizi.Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan

asupan protein dan energi.Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola

pertumbuhan fisik dan jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan

jumlah air dalam tubuh.

Pemeriksaan fisik antropometri yang bertujuan untuk

penilaian status gizi termasuk hal-hal yang berhubungan dengan

berat badan saat ini, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan

atas, dan pengukuran ketebalan kulit. Rasio BB/TB bila

dikombinasikan dengan berat badan menurut umur dan tinggi

badan menurut umur sangat penting dan lebih akurat dalam penilai

status nutrisi karena ini mencerminkan proporsi tubuh serta dapat

membedakan antara wasting dan stunting atau perawatan pendek.

Indeks ini digunakan pada anak perempuan hanya sampai tinggi

badan 138, dan pada anak lelaki sampai tinggi badan 145 cm.

Setelah itu rasio BB/TB tidak begitu banyak artinya, karena adanya

percepatan tumbuh (growth spurt). Keuntungan indeks ini adalah

tidak diperlukannya faktor umur, yang sering kali tidak diketahui

secara tepat.

BB/TB dinyatakan dalam presentase dari BB standar yang

sesuai dengan TB terukur individu tersebut. Cara penghitungannya

adalah sebagai berikut :

BB/TB(%) = x 100%

Page 36: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

24

Interpretasi :

- Penilaian status gizi berdasarkan persentase BB/TB

> 120 % : Obesitas

110 – 120% : overweight

90 – 110% : normal

70 – 90% : gizi baik

< 70% : gizi kurang

- Nilai BB/TB di sekitar sentil ke 50 menunjukkan kesesuaian

atau normal. Makin jauh deviasi, akan semakin besar pula

kelebihan atau kekurangan pada individu tersebut.

Penilaian antropometri juga dapat dilakukan dengan banyak

cara seperti: pengukuran berat dan tinggi badan, lingkar lengan

atas, lingkar kepala, tebal lipatan kulit, tinggi badan per umur,

berat badan per tinggi badan, berat badan per lingkar kepala,

berat badan per umur, lingkar dada dan Indeks Masa Tubuh

(IMT) (Soekirman, 2010). Data penilaian antropometri ini

akan disajikan dalam bentuk Indeks Masa Tubuh (IMT) yang

dapat dihitung dengan rumus:

IMT = atau ,(m)TB

BB(kg)2

IMT = (m)badan Tinggi x (m)badan Tinggi

(kg)Badan Berat

Batas ambang IMT menurut usia 0 - 6 0 bulan untuk masyarakat

Indonesia adalah sebagai berikut:

Page 37: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

25

Tabel 2.1. IMT (Indek Masa Tubuh) anak usia 0-60 bulan

Indeks Kategori Status

Gizi

Ambang Batas

(Z - Score)

Berat Badan menurut

PanjangBadan (BB/PB atau

BeratBadan menurut Tinggi

Badan(BB/TB) anak umur 0-

60 bulan.

Sangat Kurus <-3 SD

Kurus -3 SD s/d < 2SD

Normal -2 SD s/d +2 SD

Gemuk > +2 SD

Sumber: Istianty dan Rusilanti (2014)

b.Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting

untuk menilaistatus gizi masyarakat.Metode ini didasarkan atas

perubahan-perubahanyang terjadi yang dihubungkan dengan

ketidakcukupan gizi. Dilihat pada jaringan epitel seperti kulit,

mata, rambut dan mukosaoral atau pada organ-organ yang dekat

dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Metode ini

umumnya digunakan untuk survei klinissecara tepat (rapid clinical

surveys). Survei ini dirancang untukmendeteksi secara cepat tanda-

tanda klinis umum dari kekurangan salahsatu atau lebih zat

gizi.Disamping itu, digunakan untuk mengetahuitingkat gizi

seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda(sign)

dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

c. Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan

spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada

berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan

antara lain darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh

Page 38: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

26

seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan

bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih

parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka

penentuan kimia faali dapat banyak menolong untuk menentukan

kekurangan gizi yang spesifik.

d. Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode

penentuan status gizidengan melihat kemampuan fungsi

(khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur.Umumnya

dapat digunakan dalam situasi tertentuseperti kejadian buta senja

epidemik (epidemic of night blindnes).Carayang digunakan adalah

tes adaptasi gelap.

2. Secara Tidak Langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga

(Proverawati,2010) yaitu :

a. Survei Konsumsi Makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status

gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi

yangdikonsumsi.Pengumpulan data konsumsi makanan dapat

memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada

masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengindentifi-

kasikan kelebihan dan kekurangan gizi.

Page 39: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

27

b. Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan

menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka

kematian berdasarkan umur, angka kesakitan, dan kematian akibat

penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan

gizi.Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator

tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.

c. Faktor Ekologi

Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil

interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya.

Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari

keadaanekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-

lain.Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk

mengetahui penyebab malnutrisi.

2.1.3.2Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi

Status gizi anak pada dasarnya ditentukan oleh dua hal yaitu :

makanan yang dimakan dan keadaan kesehatan. Kualitas dan kuantitas

makanan seorang anak tergantung pada kandungan zat gizi makanan

tersebut, ada tidaknya pemberian makanan tambahan di keluarga, daya beli

keluarga dan karakteristik ibu tentang makanan dan kesehatan. Keadaan

kesehatan anak juga berhubungan dengan karakteristik ibu terhadap

makanan dan kesehatan, daya beli keluarga, ada tidaknya penyakit infeksi

dan jangkauan terhadap pelayanan kesehatan (Nyoman, 2010).

Page 40: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

28

Defisiensi zat gizi yang paling berat dan meluas terutama di

kalangan anak-anak ialah akibat kekurangan zat gizi sebagai akibat

kekurangan konsumsi makanan dan hambatan mengabsorbsi zat gizi. Zat

energi digunakan oleh tubuh sebagai sumber tenaga yang tersedia pada

makanan yang mengandung karbohidrat, protein yang digunakan oleh

tubuh sebagai pembangun yang berfungsi memperbaiki sel-sel tubuh.

Kekurangan zat gizi pada anak disebabkan karena anak mendapat

makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan badan anak

atau adanya ketidakseimbangan antara konsumsi zat gizi dan kebutuhan

gizi dari segi kuantitatif maupun kualitatif (Nyoman, 2010).

Menurut Supariasa, dkk (2014), bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi asupan zat gizi yaitu :

1. Pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga adalah penghasilan orang tua baik bapak

maupun ibu dalam setiap bulan. Berdasarkan Surat Keputusan (SK)

Gubernur Jateng Nomor; 560/60 Tahun 2013 tentang UpahMinimum

Kabupaten/Kota (UMK) 2014, UMK untuk Kabupaten Banyumas yaitu

sebesar Rp 1.000.000,00. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Isnansyah (2006) melalui uji korelasi Spearman, menunjukkan adanya

hubungan yang positif dan sangat signifikan antara pendapatan

keluarga dengan status gizi balita. Pendapatan yang rendah

berpengaruh terhadap asupan makanan yang dikonsumsi karena

penghasilannya terbatas.

Page 41: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

29

Daya beli keluarga sangat ditentukan oleh tingkat pendapatan

keluarga. Orang miskin biasanya akan membelanjakan sebagian besar

pendapatannya untuk makanan. Rendahnya pendapatan merupakan

rintangan yang menyebabkan orang-orang tidak mampu membeli

pangan dalam jumlah yang dibutuhkan. Keluarga yang sebenarnya

mempunyai penghasilan cukup namun sebagian anaknya berstatus

kurang gizi (Sajogyo, 2006). Umumnya tingkat pendapatan naik jumlah

dan jenis makanan cenderung untuk membaik tetapi mutu makanan

tidak selalu membaik. Anak-anak yang tumbuh dalam suatu keluarga

miskin paling rentan terhadap kurang gizi diantara seluruh anggota

keluarga dan anak yang paling kecil biasanya paling terpengaruh oleh

kekurangan pangan. Jumlah keluarga juga mempengaruhi keadaan gizi.

2. Karakteristik ibu

Status gizi yang dipengaruhi oleh masukan zat gizi secara tidak

langsung dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah

karakteristik keluarga. Karakteristik keluarga khususnya ibu

berhubungan dengan tumbuh kembang anak. Ibu sebagai orang yang

terdekat dengan lingkungan asuhan anak ikut berperan dalam proses

tumbuh kembang anak melalui zat gizi makanan yang diberikan.

Karakteristik ibu juga ikut menentukan keadaan gizi anak.

3. Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan

gizi yang buruk dapat mempermudah terkena penyakit infeksi,

sehingga penyakit infeksi dengan keadaan gizi merupakan suatu

Page 42: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

30

hubungan timbal balik. Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh faktor

agent (penyebab infeksi), host (induk semang), dan route of

transmission (jalannya penularan). Faktor agen penyebab penyakit

infeksi antara lain virus, bakteri, jamur, riketsia, dan protozoa. Berbagai

agen infeksi tersebut akan menyebabkan seseorang mengalami

penyakit-penyakit infeksi seperti influenza, cacar, typhus, disentri,

malaria, dan penyakit kulit seperti panu. Suatu penyakit infeksi juga

dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang ada pada induk semang itu

sendiri, tergantung dari kekebalan atau resistensi orang yang

bersangkutan. Penyakit infeksi ini merupakan penyakit yang menular

dan penularan dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.

Salah satu masalah gizi yaitu KEP (Kurang Energi Protein),

yang dapat disebabkan oleh kurangnya konsumsi energi dan protein

dalam jangka waktu yang lama. Menyebabkan pertumbuhan balita

terhambat dan rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi

(Almatsier, 2010).

4. Pengetahuan dan Pendidikan

Pendidikan dan pengetahuan merupakan kunci keberhasilan

menanamkan kebiasaan makan yang baik adalah tergantung pada

pengetahuan dan pengertian ibu bagaimana cara menyusun yang

memenuhi syarat gizi (Suhardjo, 2008). Salah satu faktor penting

dalam proses tumbuh kembang anak yaitu pendidikan orang tua.

Tingkat pendidikan yang ditempuh ibu balita akan mempengaruhi

Page 43: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

31

penerimaan pesan dan informasi gizi serta kesehatan anak. Ibu dengan

tingkat pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima pesan mengenai

gizi dan kesehatan anak (Rahmawati, 2006). Tingkat pendidikan terdiri

dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.

Menurut Sajogjo et al (1994) dalam Rahmawati (2006),

pengetahuan ibu tentang gizi secara tidak langsung akan mempengaruhi

status gizi anak sehingga gizinya dapat terjamin. Berdasarkan

pengetahuan yang dimiliki tersebut, maka ibu dapat mengasuh dan

memenuhi zat gizi balitanya.

2.1.4 Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran yang dilakukan oleh peneliti belum pernah

ditemukan pada penelitian yang sama, tetapi ada kemiripan judul dengan

metode, hasil dan populasi yang berbeda sehingga dapat dijadikan acuan,

disajikan dalam tabel berikut :

Page 44: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

32

Tabel 2.1.Hasil-Hasil Penelitian Terkait

Nama Peneliti Judul Metode Hasil

Amalita

(2011)

Faktor resiko

kejadian bayi

berat lahir

rendah

(BBLR)..

Jenis penelitian

observational

analitikdengan

rancangan case

control. Alat

analisis yang

digunakan uji odds

dan multivariate

logistic regresi.

Faktor resiko yang

paling besar risikonya

terhadap kejadian

BBLR adalah

keterpaparan asap

rokok dengan OR =

5,385.

Eddyman

(2011)

Hubungan

status gizi ibu

berdasar- kan

ukuran lingkar

atas (LILA)

dengan berat

badan lahir

bayi di RSUD

Daya Kota

Makkasar.

Jenis penelitian

deskriptif analitik

dengan rancangan

cross sectional.

Alat analisis yang

digunakan dengan

uji kore-lasi

koefisien

kontingensi dengan

tingkat signifikansi

p< 0,05.

Terdapat hubungan

yang bermakna antara

status gizi ibu

berdasarkan ukuran

Lingkar Lengan Atas

(LILA) dengan berat

badan lahir bayi

Maulidiyah,

dkk (2012)

Hubungan

Lingkar

Lengan Atas

(LILA) dan

Kadar

Hemoglobin

(Hb) dengan

Berat Bayi

Lahir.

Jenis penelitian

deskriptif analitik

dengan pendekatan

retrospektif.

Alat analisis uji

chi-square.

Ada hubungan antara

LILA dan kadar Hb

dengan berat bayi

lahir ditunjukkan

melalui uji chi square

dengan nilai p-value

0,001 dan < 0,05.

Page 45: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

33

2.1.5Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka dapat dibuat kerangka teori

sebagai berikut:

Keterangan :

: Tidak Diteliti

: Yang Diteliti

Gambar 1.

Kerangka Teori

Sumber: Almatsier (2008), Nyoman (2010), Supariasa, dkk (2014).

1. Karakteristik Ibu

2. Penyakit Infeksi

3. Pengetahuan dan

Pendidikan

4. Penghasilan orang

tua

Faktor yang

mempengaruhi asupan

zat gizi bayi

Terapi Medis

Lama Hari

Perawatan

Bayi :

1. Pertumbuhan

2. Perkembangan

Status Gizi Bayi

Penilaian Status gizi :

- Status gizi Sangat Kurus

- Status gizi Kurus

- Status gizi Normal

- Status gizi Gemuk

Page 46: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

34

2.1.6Kerangka Konsep

Untuk memperjelas alur pemikiran secara jelas, maka dapat dibuat

suatu kerangka konsep seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 2.Kerangka Konsep

2.1.7 Hipotesis

Ada hubungan lamanya perawatan dengan status gizi Bayi Berat

Lahir Rendah (BBLR) Ruang perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun

Sumarso Wonogiri.

H0 : Tidak ada hubungan lamanya perawatan dengan status gizi Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR) Ruang Perinatologi RSUD dr.

Soediran Mangun Soemarso Wonogiri.

H1: Ada hubungan lamanya perawatan dengan status gizi Bayi Berat

Lahir Rendah (BBLR) Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran

Mangun Soemarso Wonogiri.

Variabel Terikat :

Status Gizi Bayi

Variabel Bebas :

Lama Perawatan

Page 47: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitin deskriptif korelational yaitu suatu

penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena

kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara

fenomena atau antara faktor resiko dengan faktor efek. Adapun pendekatan

yang digunakan dengan pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional

adalah jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran/observasi

data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu waktu

(Nursalam, 2009).

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2008). Populasi dalam penelitian ini adalah Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri yang berjumlah kurang lebih 46 bayi tiap tiga bulannya.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Sampel pada penelitian ini

Page 48: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

36

diambil dari sebagian pasien yaitu BBLR di ruang Perinatologi RSUD dr.

Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

Kriteria sampel :

3.2.2.1 Kriteria Inklusi : berat badan bayi < 2500 gram,bayi yang tidak

lahir di rumah sakit / rujukan dari rumah bersalin atau rumah sakit

lain,BBLR yang tidak ada diagnosa penyerta lain misalnya

asfiksia,lama perawatan dihitung setelah hari pertama masuk

rumah sakit.

3.2.2.2 Kriteria Eksklusi : berat badan bayi < 2500gram dengan diagnosa

penyerta.

Berdasarkan syarat sampel di atas, maka dalam penelitian ini diketahui

jumlah sampel sebanyak 30 bayi.

3.2.3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penentuan sampel dalam

penelitian ini adalah dengan accidental sampling. Metode pengambilan

sampel dalam penelitian inimenggunakan metodeaccidental

samplingadalah teknik penentuan sample berdasarkan kebetulan, yaitu

siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sample, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui

itu cocok dengan sember data ( Sugiyono, 2012) dalam arti pasien

BBLRdi ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri yang menjalani perawatan yang memenuhi syarat kriteria inklusi

diatas.

Page 49: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

37

3.3. Waktu dan Tempat Penelitian

3.3.1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober–Desember 2015.

3.3.2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di ruang Perinatologi RSUD dr.

Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

3.4. Variabel, Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu variabel bebas

adalah variabel yang menyebabkan berubahnya nilai dari variabel terikat

(Setiadi, 2007) dan merupakan variabel bebas, dalam penelitian ini adalah

lamanya perawatan.Adapun variabel yang lain adalah variabel terikat yaitu

variabel yang diduga nilainya akan berubah karena pengaruh dari variabel

bebas (Setiadi, 2007), variabel terikat dalam penelitian ini adalah status gizi

BBLR.

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan

bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel,

sehingga definisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan

membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Setiadi,

2007).

Page 50: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

38

Definisi operasional dalam penelitian inidikemukakan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1. Definisi Operasional Lamanya Perawatan dan Status Gizi Bayi

Berat Lahir.

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Indikator Penilaian Skala

Lamanya

Perawatan

Lama hari rawat adalah

periode lama pasien

dirawat di rumah sakit

(dalam hari), dihitung

mulai dari bayi setelah

dilahirkan dan

menjalani perawatan

sampai pasien tersebut

pulang dari rumah sakit

yang dihitung

berdasarkan hari rawat

di ruang Perinatologi

Lembar

Observasi

1. Cepat : <7 hari

2. Lama : ≥ 7 hari

Ordinal

Status

Gizi

Status gizi merupakan

ukuran derajat

pemenuh-an gizi yang

dibutuhkan bayi yang di

peroleh dari nutrisi yang

dampak fisiknya diukur

secara antropometri

yaitu indeks BB/TB

Lembar

Observasi

1.Gizikurang:< 70%

2.Gizibaik :70-90%

3. Normal : 90-110%

4.Overweight:110-

120%

Ordinal

3.5.Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga

mudah diolah (Suharsimi, 2006). Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini menggunakan lembar observasi, yaitu:

3.5.1 Instrumen lamanya hari perawatan

Berupa lembar observasi yang berupa ceklist ini berisi tentang waktu dan

tanggal lahir setelah dilahirkan sampai tanggal keluar dari rawat inap di

Page 51: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

39

ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.Cara

penghitungan lama dirawat adalah jumlah hari pasien dirawat dihitung

satu hari setelah tanggal masuk sampai dengan keluar.

Indikator penilaian :

Cepat / pendek : < 7 hari

Lama / panjang: ≥ 7 hari ( Budiningsari, 2004 )

3.5.2 Instrumen Status Gizi BBLR

Untuk mengukur status gizi BBLR, alat yang digunakan untuk

mengukur berat badan dengan alat timbangan yang sudah ada di ruang

Perinatologi, setelah dilakukan penimbangan akan diketahui berat badan

bayi, di samping itu diperlukan juga tinggi badan bayi, sehingga akan

diketahui status gizi anak tersebut.

Adapun status gizi balita dapat dihitung berdasarkan BB/TB yang

dinyatakan dalam presentase dari BB standar yang sesuai dengan TB

terukur individu tersebut. Cara penghitungannya adalah sebagai berikut

:(Proverawati, 2010)

BB/TB(%) = x 100%

Interpretasi penilaian status gizi berdasarkan persentase BB/TB adalah :

110 – 120% : overweight

90 – 110% : normal

70 – 90% : gizi baik

< 70% : gizi kurang

Page 52: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

40

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpilan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara :

3.6.1 Peneliti mengajukan surat ijin penelitian kepadaProgram Studi Ilmu

Keperawatan STIKes Kusuma Husada,selanjutnya menyerahkan kepada

Kepala Kesbangpolinmas Kabupaten Wonogiri untuk mendapatkan

persetujuan penelitian selanjutnya diteruskan kepada Direktur RSUD dr

Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

3.6.2 Setelah mendapatkan surat persetujuan dari Direktur RSUD dr Soediran

Mangun Sumarso wonogiri, selanjutnya peneliti mulai melakukan

penelitian.

3.6.3 Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember

2015. Proses pengumpulan data terhadap responden dilakukan sendiri oleh

peneliti dengan cara memeriksa rekam medis pasien BBLR yang dirawat

di Ruang Perinatologi sesuai kriteria inklusi.

3.6.4 Pengumpulan data dilakukan setiap hari sampai sample yang diinginkan

peneliti terpenuhi. Setelah semua data terkumpul kemudian dianalisis

dengan bantuan program SPSS 20,0 untuk memudahklan penghitungan.

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul dalam tahap pengumpulan data, perlu

diolah dulu. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui suatu

proses dengan tahapan sebagai berikut:

Page 53: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

41

1. Editing

Proses editing dilakukan untuk meneliti kembali apakah isian

lembar kuesioner sudah lengkap atau belum. Editing dilakukan di tempat

pengumpulan data, sehingga apabila ada kekurangan dapat segera di

lengkapi.

2. Coding

Coding merupakan usaha mengklasifikasi jawaban-jawaban/ hasil-

hasil yang ada menurut macamnya. Klasifikasi dilakukan dengan jalan

manandai masing-masing jawaban dengan kode berupa angka, kemudian

dimasukkan dalam lembaran tabel kerja guna mempermudah

membacanya.

a. Lama hari perawatan :

Cepat / pendek:< 7 hari kode 1

Lama / panjang : ≥ 7 hari kode 2 (Budiningsari, 2004)

b. Status Gizi

Gizi kurang kode 1

Gizi baik kode 2

Normal kode 3

Overweight kode 4 (Proverawati, 2010)

3. Scoring

Pemberian nilai pada masing-masing jawaban dari pertanyaan yang

diberikan kepada responden sesuai dengan ketentuan penilaian yang

telah ditentukan.

Page 54: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

42

4. Tabulating

Kegiatan memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam

tabel-tabel sesuai kriteria sehingga didapatkan jumlah data sesuai

dengan kuesioner.

5.Entry Data

Untuk memasukkan data akan menggunakan alat bantu berupa

program komputer pengolah data statistik yaitu program SPSS 20,0

(Statistical Package for Social Science)

3.7.2 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis:

3.7.2.1 Analisis Univariate

Analisis univariate yaitu analisis yang dilakukan terhadap tiap

variabel dari hasil penelitian. Analisis univariat ini untuk melihat

distribusi frekuensi data jenis kelamin, berat badan lahir, tinggi badan

lahir dan mendeskripsikan lamanya hari perawatan serta

mendeskripsikan status gizi bayi berat lahir rendah di ruang

Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

3.7.2.2 Analisis Bivariate

Analisis bivariate dilakukan terhadap tiap dua variabel yang

diduga ada perbedaan yang signifikan. Analisis ini digunakan untuk

menggambarkan dua variabel yang diduga ada hubungan keeratan

(Sugiyono, 2008). Uji bivariat dilakukan melalui pengujian statistik

Page 55: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

43

dengan uji korelasi rank spearman karena data dari kedua variabel

berbentuk ordinal dengan kriteria penilaian lebih dari 2.

Berdasarkan uji statistik maka dapat diinterpretasikan :

1. Bila hasil nilai p> 0,05, artinya bahwa tidak ada hubungan

lamanyaperawatan dengan status gizi Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) di ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun

Sumarso Wonogiri.

2. Bila hasil nilai p< 0,05, artinya bahwa ada hubungan lamanya

perawatan dengan status gizi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di

ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

3.7.3 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Uji validitas dan reabilitas tidak dilakukan karena penilaian status gizi

sudah menggunakan standar penilaian yang telah dibakukan secara

nasional. Sedangkan instrumen lama perawatan merupakan data tunggal.

3.8 Etika Penelitian

Prinsip etika dalam penelitian ini meliputi:

3.8.1Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian

dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent ini diberikan

sebelum penelitian dilakukan dengan memberi lembar persetujuan untuk

menjadi responden. Hal ini bertujuan agar responden mengerti maksud dan

tujuan penelitian serta mengetahui dampak yang ditimbulkan.

Page 56: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

44

3.8.2 Anonimity (tanpa nama)

Identitas responden tidak perlu dicantumkan pada lembar pengumpulan

data, cukup menggunakan kode pada masing-masing lembar pengumpulan

data.

3.8.3 Confidentialty (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi dari responden dijamin oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil

penelitian.

Page 57: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1Analisis Univariat

4.1.1 Karakteristik responden

Karakteristik klien dalam penelitian ini membahas tentang jenis

kelamin, berat badan dan tinggi badan pada Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri.

4.1.1.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (%)

Laki-laki 17 56,7

Perempuan 13 43,3

Jumlah 30 100,0

Tabel 4.1.menunjukkan bahwa sebagian besar klien

mempunyai jenis kelamin laki-laki (56,7%) dan sebagian kecil

mempunyai jenis kelamin perempuan (43,3%).

4.1.1.2 Karakteristik responden berdasarkan berat badan

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berat Badan Bayi

Berat Badan (kg) Jumlah (%)

1,5 – 1,8 5 16.7

1,9 – 2,2 15 50.0

2,3 – 2,5 10 33.3

Jumlah 30 100,0

Tabel 4.2. menunjukkan bahwa mayoritas responden mem-

punyai berat badan antara 1,9-2,2 kg sebanyak 15 responden (50,0%),

berat badan antara 2,3 – 2,5 gr sebanyak 10 responden (33,3%) dan

Page 58: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

46

paling sedikit mempunyai berat badan antara 1,5-1,8 kg sebanyak 5

responden (16,7%), adapun rata-rata berat badan responden 2,10 kg

dengan berat badan terendah 1,5 kg dan tertinggi adalah 2,5 kg.

4.1.1.3 Karakteristik responden berdasarkan tinggi badan

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Tinggi Badan

Tinggi Badan (cm) Jumlah (%)

38 - 40 14 46.6

41 - 43 11 36.7

44 - 46 5 16.7

Jumlah 30 100,0

Tabel 4.2. menunjukkan bahwa mayoritas responden mem-

punyai tinggi badan antara 38-40 cm sebanyak 14 responden (46,6%),

tinggi badan antara 41-43 cm sebanyak 11 responden (36,7%) dan

paling sedikit responden yang mempunyai tinggi badan antara 44-46

cm sebanyak sebanyak 5 responden (16,7%), adapun rata-rata tinggi

badan responden adalah 41,07 cm dengan tinggi badan terendah 38 cm

dan tertinggi 46 cm.

4.1.2 Lama Perawatan

Hasil distribusi frekuensi tentang lamanya perawatan di rumah

sakit disajikan dalam tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi tentang Lamanya Perawatan

Lamanya Perawatan Frekuensi Persentase (%)

Cepat/Pendek

Lama/Panjang

17

13

56,7

43,3

Jumlah 30 100,0

Sumber: Data primer yang diolah, 2015.

Page 59: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

47

Distribusi data tentang lamanya perawatan pada Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun

Sumarso Wonogiri sebagian besar mempunyai lama perawatan bayi di

rumah sakit yaitu tergolong cepat/pendek yaitu sebanyak 17 orang (69,2%),

sedangkan lama perawatan yang dimiliki BBLR paling lama/panjang yaitu

sebanyak 13 orang (43,3%).

4.1.3 Status Gizi

Hasil distribusi frekuensi tentang status gizi pada Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR) dapat disajikan dalam tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi tentang Status Gizi Bayi

Status Gizi Bayi Frekuensi Persentase (%)

Kurang 30 100,0

Baik 0 0,0

Jumlah 30 100,0

Sumber: Data primer yang diolah, 2015.

Distribusi data tentang status gizi pada Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri semuanya mempunyai status gizi kurang (100,0%).

4.2Analisis Bivariat

Penelitian ini menggunakan uji korelasi rank spearman (t) untuk

mengetahui hubungan lamanya perawatan dengan status gizi pada pada Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran

Mangun Sumarso Wonogiri. Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai

korelasi Rank Spearmansebesar -0,513 dengan nilai probabilitas 0,001(p value

< 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, artinya bahwa terdapat

hubungan yang negatif antara lamanya dirawat dengan status gizi pada Bayi

Page 60: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

48

Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran

Mangun Sumarso Wonogiri, artinya bahwa semakin lama/panjang bayi

tersebut dirawat maka semakin menurun status gizi yang ada pada Bayi Berat

Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun

Sumarso Wonogiri tersebut. Adapun sifat hubungan adalah cukup erat, karena

nilai korelasi (rxy = 0,513) berada diantara 0,51 - 0,75.

Page 61: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

49

BAB V

PEMBAHASAN

5.1Hasil Analisis Univariat

5.1.1 Karakteristik Responden

5.1.1.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar bayi dengan

BBLR yang menjalani perawatan di Ruang Perinatologi RSUD dr.

Soediran Mangun Sumarso Wonogiri mempunyai jenis kelamin laki-laki

(56,7%) dan sebagian kecil mempunyai jenis kelamin perempuan

(43,3%). Angka kelahiran yang ada di ruang Perinatologi tersebut

sebagian besar berjenis kelamin laki-laki.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Suwaidah (2010) yang menjelaskan bahwa berdasarkan hasil

penelitian diketahui bahwa jenis kelamin bayi laki-laki lebih banyak

dibandingkan yang perempuan baik pada kelompok inkubator (59,1%)

maupun pada kelompok metode kanguru (59,1%). Jenis kelamin bayi

bukan termasuk salah satu faktor yang berpengaruh terhadap bayi

BBLR.Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar bayi

BBLR berjenis kelamin laki-laki dapat disebabkan karena bayi yang

lahir selama berlangsungnya penelitian berjenis kelamin laki-laki.Ada

beberapa faktor predisposisi yang dapat menyebabkan terjadinya bayi

dengan BBLR.Faktor yang berhubungan secara langsung dengan faktor

ibu yaitu adanya penyakit pada ibu saat kehamilan.Faktor janin yang

Page 62: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

50

dapat menyebabkan BBLR yaitu hidramnion, kehamilan ganda, kelainan

bawaan atau kelainan kromosom dan infeksi kronis (Nelson, 2006).

5.1.1.2 Karakteristik responden berdasarkan berat badan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden

mempunyai berat badan antara 1,9-2,2 kg sebanyak 15 responden

(50,0%), rata-rata berat badan bayi adalah 2,19 dengan berat badan

terendah 1,5 kg dan berat badan tertinggi adalah 2,5 kg. Bayi dengan

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) < 2,5 kg adalah sebesar 18,95 %.

Angka BBLR ini lebih tinggi dibandingkan target yang ditetapkan pada

sasaran program Indonesia Sehat 2010 yaitu 7% (Depkes RI, 2000).

Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang memberi

gambaran tentang massa tubuh, yaitu otot dan lemak (Riyadi, 2005).

Menurut Gibson (2007) berat badan menggambarkan jumlah protein,

lemak, air dan mineral tulang didalam tubuh, tetapi tidak dapat

menggambarkan perubahan yang terjadi pada keempat komponen

tersebut.Indeks ini dapat digunakan untuk mengetahui terjadinya

malnutrisi akut dan digunakan secara luas untuk menilai Kekurangan

Energi Protein (KEP) dan gizi lebih. Bayi dengan berat lahir yang normal

terbukti mempunyai kualitas fisik, intelegensia maupun mental yang

lebih baik dibanding bayi dengan berat lahir kurang, sebaliknya bayi

dengan berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram) akan mengalami

hambatan perkembangan dan kemunduran pada fungsi intelektualnya.

karena bayi BBLR memiliki berat otak yang lebih rendah, menunjukkan

Page 63: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

51

defisit sel-sel otak sebanyak 8-14 % dari normal, yang merupakan

pertanda anak kurang cerdas dari seharusnya (Mutalazimah, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmadhani (2014)

menerangkan bahwa normalnya berat badan (BB) bayi baru lahir harus

mencapai 2.500 gram.Tidak terlalu besar, juga tidak terlalu kecil.Sebab

kalau terlalu kecil, dikhawatirkan organ tubuhnya tidak dapat tumbuh

sempurna sehingga dapat membahayakan bayi sendiri.Sebaliknya,

terlalu besar juga ditakutkan sulit lahir dengan jalan normal dan

meskipun lewat operasi sesar. Menurut Shelov (2005), faktor-faktor

yang mempengaruhi berat badan lahir yaitu : lama kehamilan sebelum

persalinan, ukuran orang tua, komplikasi selama kehamilan, nutrisi

selama kehamilan, ibu merokok atau minum-minuman beralkohol atau

menggunakan obat terlarang selama kehamilan.

5.1.1.3 Karakteristik responden berdasarkan tinggi badan

Tinggi badan antara 38 – 40 cm sebanyak 14 responden (46,6%),

tinggi badan antara 41 – 43 cm sebanyak 11 responden (36,7%) dan

tinggi badan antara 44 – 46 cm sebanyak 5 responden (16,7%). Rata-

rata tinggi badan bayi adalah 41,07 cm dengan tinggi badan terendah 38

cm dan tinggi badan tertinggi adalah 46 cm. Tinggi badan ini dapat

digunakan untuk mengukur status gizi bayi. Dengan indeks tunggal

TB/BB atau BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menyatakan

status gizi masa kini, dan biasanya digunakan bila data umur yang

akurat sulit diperoleh. Karena indeks ini dapat menggambarkan proporsi

Page 64: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

52

BB relatif terhadap TB, maka indek ini merupakan indikator kekurusan

atau yang lebih dikenal dengan wasting. Indeks ini digunakan untuk

mengevaluasi dampak gizi dan untuk memantau perubahan status gizi

dalam jangka waktu pendek (Suparyanto, 2013).

5.1.2Lamanya Dirawat

Hasil penelitian diketahui distribusi data tentang lamanya

perawatan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi

RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri sebagian besar tergolong

cepat/pendek yaitu sebanyak 17 orang (69,2%), sedangkan lama perawatan

yang dimiliki BBLR paling lama/panjang yaitu sebanyak 13 orang (43,3%).

Sebagian bayi yang dirawat tergolong lama ini disebabkan karena

pasien yang masuk kebetulan menjelang hari minggu atau hari libur. Hal ini

bagi bayi yang masuk rumah sakit menjelang hari minggu akan

memperpanjang lama hari rawat, karena kesibukan menjelang hari libur

dimana pemeriksaan oleh dokter dan pemeriksaan penunjang diundur

sampai hari kerja biasa dimana pegawai rumah sakit bagian tertentu sudah

bekerja seperti biasa. Perpanjangan lama hari rawat juga terjadi apabila

pasien masuk di luar jam kerja rumah sakit atau saat terjadi pergantian jaga.

Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Barbawa J (2008), bahwa

perpanjangan lama hari rawat terjadi karena adanya perpanjangan dari lama

hari rawat pra bedah, yang akan berdampak pada perpanjangan jumlah

keseluruhan lama hari rawat.

Lama hari rawat merupakan salah satu indikator mutu pelayanan

medis yang diberikan oleh rumah sakit kepada pasien (quality of patient

Page 65: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

53

care). Lamanya hari perawatan di rumah sakit bagi BBLR menunjukkan

berapa hari lamanya seorang pasien dirawat inap pada satu periode

perawatan. Satuan untuk lama rawat adalah hari, sedangkan cara

menghitung lama rawat adalah dengan menghitung selisih antara tanggal

pulang (keluar dari rumah sakit, baik hidup ataupun meninggal) dengan

tanggal masuk rumah sakit. Umumnya data tersebut tercantum dalam

formulir ringkasan masuk dan keluar di Rekam Medik (Barbara J., 2006).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Indradi (2008) yang menyatakan bahwa lama rawatan merupakan salah satu

bagian dari manajemen Rumah Sakit yang menunjukkan berapa hari

lamanya seorang pasien dirawat inap pada satu episode perawatan terhadap

berbagai penyakit yang diderita oleh pasien. Adapun satuan yang digunakan

dalam lama rawatan yaitu “hari”. Lama perawatan dapat diketahui dari

status gizi pasien terutama pada balita, dan adanya perubahan terhadap

penyembuhan penyakit yang diderita.

5.1.3Status Gizi BBLR

Hasil penelitian diketahui bahwa distribusi data tentang status gizi

pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD dr.

Soediran Mangun Sumarso Wonogiri semuanya mempunyai status gizi

kurang. Dilihat dari rata-rata berat badan bayi adalah 2,109 kg dengan berat

badan terendah 1,5 kg dan berat badan tertinggi adalah 2,5 kg. Menurut

pengamatan peneliti diketahui bahwa di ruang Perinatologi ini memang

dikhususkan bagi pasien atau bayi yang mempunyai kelahiran dengan berat

Page 66: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

54

badan lahir rendah, sehingga orientasi rumah sakit adalah menyediakan

ruang khusus dalam perawatannya.

Menurut Proverawati (2010), bahwa status gizi bayi merupakan

keadaan gizi pada bayi yang dapat diketahui dengan membandingkan antara

berat badan menurut umur dan panjang badannya dengan rujukan (standar)

yang telah ditetapkan.Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan

standar, maka disebut gizi baik. Gizi sedikit di bawah standar, maka disebut

gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar maka disebut gizi buruk.

Status gizi bayi dipengaruhi oleh banyak faktor.Dalam

pengklasifikasiannya, status gizi dipengaruhi oleh faktor instrinsik dan

ekstrinsik.Yang termasuk dalam faktor instrinsik adalah genetik, hormon,

kehidupan intrauterine, sedangkan yang termasuk dalam faktor ekstrinsik

adalah asupan gizi, morbiditas, pola makan, pengetahuan ibu dan pengaruh

lingkungan.Oleh karena itu, faktor-faktor ini harus diperhatikan dalam

melakukan perbaikan status gizi bayi.Bukan dari hanya asupan gizi saja,

tetapi faktor-faktor lain seperti pola makan dan morbiditas perlu

diperhatikan (Pudjiadi S, dkk. 2010).

Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh

Novitasari (2012), yang meneliti tentang faktor-faktor resiko kejadian gizi

buruk pada balita yang dirawat di RSUP dr. Kariadi Semarang, hasil

penelitian menjelaskan bahwa sebagian besar balita dengan gizi buruk

sebanyak 64,1%, dan faktor yang paling dominan terhadap terjadinya gizi

buruk adalah penyakit penyerta pada balita.

Page 67: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

55

5.2 Hasil Analisis Bivariat

Hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan yang negatif antara

lamanya dirawat dengan status gizi pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di

Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, artinya

bahwa semakin lama/panjang bayi tersebut dirawat maka semakin menurun

status gizi yang ada pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang

Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri tersebut (p-value

= 0,001). Adapun sifat hubungan adalah cukup erat, karena nilai korelasi (rxy =

0,513) berada diantara 0,51 - 0,75.

Menurut hasil observasi juga diketahui bahwa lamanya hari rawat

yang terjadi pada bayi yang menjalani perawatan di ruang Perinatologi rata-

rata 5-8 hari, namun juga ada lebih dari 5 hari dan lebih lama sampai 20 hari

karena faktor berat badan yang rendah sekali dengan tinggi badan juga tidak

normal, dengan berat badan yang minim yaitu rata-rata berat badan bayi

adalah 2,19 kg dengan berat badan terendah 1,5 kg dan berat badan tertinggi

adalah 2,5 kg. Penemuan di lapangan diketahui bahwa dari 30 bayi yang

diamati terdapat bayi yang mempunyai berat badan antara 1,5-1,8 kg sebanyak

5 responden (16,7%), dari kelima bayi tersebut ternyata mempunyai lama

rawat tergolong lama/panjang perawatannya.

Lamanya hari rawat di rumah sakit bagi bayi dengan Berat Lahir

Rendah (BBLR) akan berdampak pada status gizi bayi. Bayi dengan berat

lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh

kembang, sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi. BBLR adalah

Page 68: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

56

salah satu akibat dari ibu hamil yang menderita energi kronis (KEK) (Depkes

RI, 2010). Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR antara lain

kurangnya gizi pada ibu hamil, ibu hamil perokok, ibu hamil pekerja berat,

sosial ekonomi rendah dan faktor janin (Prawirohardjo, 2008).

Joeharno (2008), menambahkan bahwa BBLR juga dapat terjadi pada

ibu dengan paritas tinggi.Ibu dengan paritas tinggi berisiko (50%) melahirkan

bayi dengan berat lahir yang rendah.BBLR merupakan masalah kesehatan

yang cukup menonjol di Indonesia, karena pada bayi BBLR mempunyai angka

mortalitas dan morbiditas yang tinggi, berdampak pada perawatan yang lama

di rumah sakit. Selain itu, lamanya perawatan bayi BBLR di rumah sakit juga

dipengaruhi oleh faktor tenaga dokter yang menangani pasien cukup berperan

dalam menentukan memanjangnya lama hari rawat, dimana perbedaan

ketrampilan antar dokter akan mempengaruhi kinerja dalam penanganan

kasus, juga waktu memutuskan untuk melakukan tindakan (Lacy, Antonio M,

2008).

Sebagaimana diutarakan oleh Prawirohardjo (2008), bahwa faktor-

faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR antara lain kurangnya gizi pada

ibu hamil, ibu hamil perokok, ibu hamil pekerjaberat, sosial ekonomi rendah

dan faktor janin. Joeharno (2008) menambahkan bahwa BBLR juga dapat

terjadi pada ibu dengan paritas tinggi.Ibu dengan paritas tinggi berisiko (50%)

melahirkan bayi dengan berat lahir yang rendah.BBLR merupakan masalah

kesehatan yang cukup menonjol di Indonesia, karena pada bayi BBLR

mempunyai angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi.

Page 69: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

57

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Eddyman (2011) yang meneliti tentang hubungan status gizi ibu berdasarkan

ukuran lingkar atas (LILA) dengan berat badan lahir bayi, hasil penelitiannya

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi ibu

berdasarkan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan berat badan lahir

bayi.

Selain itu penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Maulidiyah, dkk (2012) yang meneliti tentang hubungan Lingkar Lengan

Atas (LILA) dan Kadar Hemoglobin (Hb) dengan Berat Bayi Lahir, hasil

penelitiannya menyimpulkan bahwa ada hubungan antara LILA dan kadar Hb

dengan berat bayi lahir ditunjukkan melalui uji chi square dengan nilai p-value

0,001 dan < 0,05.

Page 70: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

58

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut:

6.1.1 Sebagian besar responden mempunyai lama perawatan bayi di rumah sakit

tergolong cepat/pendek.

6.1.2 Status gizi pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) semuanya

mempunyaistatus gizi kurang.

6.1.3 Terdapat hubungan signifikan lamanya dirawat dengan status gizi pada

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD dr.

Soediran Mangun Sumarso Wonogiri (rxty = -0,513; p-value = 0,001).

Adapun sifat hubungan tergolong cukup erat.

6.1.4 Dilihat dari karakteristik responden diketahui : sebagian besar responden

mempunyai jenis kelamin laki-laki (56,7%), umur kurang dari 5 hari

sebanyak 12 responden (40,0%), berat badan antara 1,9-2,2 kg sebanyak

15 responden (50,0%), dan tinggi badan antara 38-40 cm sebanyak 14

responden (46,6%).

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan beberapa saran :

Page 71: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

59

6.2.1 Bagi Rumah Sakit

Diharapkan untuk rumah sakit maupun tenaga kesehatan lain lebih

meningkatkan pelayanan kesehatan baik berupa pemeriksaan kehamilan

dan penyuluhan tentang gizi sehingga kejadian BBLR dan anemia dapat

diatasi sejak dini sehingga lamanya perawatan di rumah sakit juga dapat

dipecepat.

6.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat mempergunakan sebagai bahan acuan dalam

menentukan kebijakan dalam menyusun panduan perkuliahan terutama

yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak agar di kemudian hari

tidak terjadi adanya BBLR dan perawatan bayi yang lama di rumah sakit.

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor yang

mempengaruhi status gizi bagi BBLR tidak hanya lamanya perawatan di

rumah sakit misalnya pengetahuan ibu dan lingkungan, serta meneliti

cakupan sampel yang lebih luas.

6.2.4 Bagi Peneliti

Bagi peneliti dapat menerapkan teori ke dalam kegiatan nyata di

lapangan terutama penerapan metode penelitian berkaitan dengan lamanya

hari perawatan bayi yang dirawat di rumah sakit dengan status gizi bayi

BBLR.

Page 72: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

60

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Amalita. 2011. Faktor Resiko Kejadian Bayi Terlahir Rendah.

Afif, Ahmad. 2008. Hubungan Faktor Komorbid, Usia dan Status Gizi dengan Lama Rawat Inap pada Pasien Hernia Inguinalis Lateralis Reponibilis yang Dioperasi Herniorepair Tanpa Mesh di RS PKU Muhammadiyah Surakarta Periode 2005 – 2007.

Anggraini, Dian. 2008. Perbandingan Kepuasan Pasien Gakindan Pasien Umum di Unit Rawat Inap RSUD Budi Asih Tahun 2008. FKMUI.

Adriani, Elvi Rhida. 2008. Pengaruh Persepsi Tentang Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Peserta Askeskin Rawat Inap Di RSU dr. Pirngadi Medan Tahun 2006.

Barbara J, Billie F., Brahm Pendit. 2006. Buku Ajar Perawatan Perioperatif. Volume 2. Praktik. Cetakan I. . Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Budiningsari , Dwi R., 2004. Pengaruh Perubahan Status Gizi Pasien Dewasa terhadap Lama Rawat Inap dan Biaya Rumah Sakit. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. i-lib.ugm.ac.id/jurnal.

Chriswardani S. 2006. Penyusunan Indikator Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Managemen Pelayanan Kesehatan.

Departemen Kesehatan RI. 2005. Standar Pelayanan Minimal, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Standar Pelayanan Minimal, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Depkes RI. 2013. Hasil RISKESDAS Tahun 2013. Jakarta: Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes. 2014. Profil Kesehatan Jawa Tengah. Semarang: Departemen Kesehatan

Jawa Tengah.

Dinkes Kabupaten Wonogiri. 2013. Profil Kesehatan Kabupaten Wonogiri.

Wonogiri: Dinkes Kab. Wonogiri.

Eddyman. 2011. Hubungan status gizi ibu berdasar- kan ukuran lingkar atas

(LILA) dengan berat badan lahir bayi di RSUD Daya Kota Makkasar.

Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol 2 (3) Maret 2011.

Erbaydar, Akgun, at all. 2004. Estimation of increased hospital stay due to

nosocomial infections in surgical patients: comparison of matched

groups. Istanbul University Medical School, Çapa, Istanbul, Turkey.

Page 73: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

61

Fakhrul, Razi. 2011. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perawat terhadap

Pencegahan Terjadinya Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Bedah

RSUD Kota Langsa Tahun 2011. Tesis (tidak dipublikasikan). Jakarta:

UI.

Herman C., Karolak W.,at all. 2009. Predicting Prolonged Intensive Care Unit

Length of Stay in Patients Undergoing Coronary Artery Bypass Surgery

Development of An Entirely Preoperative Scorecard. Current Opinion in

Critical Care.

Heryati. 2008. Peranan Rehabilitasi Medik dalam Menurunkan Lama Hari Rawat

(LOS). Diambil pada tanggal 25 Juni 2015, dari http://www.kalbe.co.id/

files/cdk/files/22_RehabilitasiMedikdlmLamaRawat91.pdf/22_Rehabilita

si MedikdlmLamaRawat91.htm

Indradi, Rano. 2007. Antara Lama Rawat dan Hari Perawatan. 23 Juni 2015,

diunduh dari www.ranocenter.net

Imbalo S Pohan. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Dasar–Dasar

Pengertian dan Penerapan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Cetakan I,

Jakarta.

Istianty dan Rusilanti. 2014. Gizi Terapan. Jakarta: Rosda Karya.

Jayant D, Phalke DB, Bangal BV, Peeyuusha D, Sushen B. 2011. Maternal risk

factor for low birth weight neonates: a hospital based case-control study

in rural area of Western Maharshtra, India. Natl J Community Med.

Joeharno, Zaenab, R.,. 2008. Beberapa Faktor Risiko Kejadian BBLR di Rumah

Sakit Al-Fatah Ambon Periode Januari-Desember Tahun 2006. Available

From: file://localhost/G:/berat-badan-lahir-rendah-bblr.html [Accesed 19

Februari 2015].

Kemenkes RI, 2013. Riskesdas tahun 2013. Jakarta: Departemen Kesehatan

Repuiblik Indonesia.

Maulidiyah, Afif & Ardiani Sulistiani. 2012. Hubungan Lingkar Lengan Atas

(LILA) dan Kadar Hemoglobin (Hb) dengan Berat Bayi Lahir. Jurnal

Kebidanan, Vol. IV, No. 01, Juni 2012. Boyolali: STIEKS Estu Multo.

Notoadmodjo. S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta ; Rineka Cipta.

Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nyoman, I. 2010. Keseimbangan Gizi Dalam Tubuh . Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

Page 74: HUBUNGAN LAMANYA PERAWATAN DENGAN STATUS GIZI … · DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN vii . viii ... Prevalensi BBLR (bayi berat lahir rendah) secara global hingga saat ... (0,77%)

62

Prawirohardjo. 2008. Buku Saku Obsteteri dan Ginekologi. Edisi 9. Cetakan I.

Jakarta: Penerbit EGC.

Proverawati, A dan Ismawati, C. 2010. Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Pudjiadi S, dkk. 2010. Ilmu Gizi Klinik pada Anak. Jakarta: BP FK UI.

Rahmawati. 2006. Status gizi dan perkembangan anak usia dini di Taman

Pendidikan Karakter Sutera Alam, Desa Sukamantri [skripsi/Tidak

dipublikasikan]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Solekhah, Fema B. 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan, Perspektif Internasional. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.

Surasmi, Asrining dkk. 2005. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: Buku

Kedokteran ECG.

Soegiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suhardjo. 2008. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Tinjauan Praktek. Jakarta:

Rine Cipta.

Supariasa, dkk. 2014. Pengukuran Antropometri Tubuh. Jakarta: Rineka Cipta.

Soekirman, 2010. Pedoman Pengukuran Index Masa Tubuh, Jakarta: Buku

Pedoman Kedokteran, ECG.