EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO ANIMASI MELALUI … · 10 hours ago · media video animasi...
Transcript of EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO ANIMASI MELALUI … · 10 hours ago · media video animasi...
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO ANIMASI MELALUI
PEMBELAJARAN DARING DENGAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI
FABEL SISWA KELAS VII A SMP UNISMUH MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruann Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
IBMA YUNITA
105331101416
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”(QS.Al-Insyirah : 5)
Jangan tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu,
tapi tuntut dirimu karena menunda adabmu kepada Allah.
Untuk Ayah dan Ibu”Rangking-1”ku di dunia.
Sukses adalah Saat persiapan dan kesempatan bertemu.
Kupersembahkan karya sederhana ini
kepada Ayahanda,Ibunda,Saudara-saudariku
serta seluruh keluarga karena berkat doa dan
kerelaan segalanya sehingga dapat
mencapai kesuksesan.
ii
ABSTRAK
Ibma yunita, 2020. Efektivitas Penggunaan Media Video animasi Melalui
Pembelajaran Daring Dengan Menceritakan Kembali Isi fabel Siswa Kelas VII A
SMP Unismuh Makassar. Pembimbing I Muhammad Rapi Tang, dan Pembimbing
II Aliem Bahri.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Pra-eksperimen Yang Melibatkan
satu kelas sebagai kelas eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas
pembelajaran menceritakan kembali isi fabel melalui penerapan media video
animasi pada siswa kelas VII A SMP Unismuh Makassar tahun ajaran 2020/2021.
Penelitian ini mengacu pada kriteria keefektifan pembelajaran, yaitu : (1)
Pelaksanaan Pembelajaran, (2) hasil belajar yang meliputi ketuntasan belajar
secara individu dan klasikal,(3) aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
dan, (4) Respons siswa terhadap proses pembelajaran. Desain penelitian yang
digunakan adalah The One Group Pretest Posttest. Sampel eksperimennya adalah
siswa kelas VII A SMP Unismuh Makassar. Teknik Pengumpulan data yang
digunakan adalah lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, tes hasil
belajar, lembar observasi aktivitas siswa dan angket respons siswa. Hasil
penelitian meenunjukkan bahwa: (1) Keterlaksanaan pembelajaran berada pada
kategori sangat terlaksana dengan nilai rata-rata 3,73 (2) Skor rata-rata Posttest
86,65 lebih besar dari pada skor rata-rata pretest 42,78.dengan standar deviasi
masing-masing pretest 14,028 dan posttest 10,575.
Dari hasil tersebut juga diperoleh bahwa pada pretest tidak ada siswa yang
mencapai ketuntasan individual. Sedangkan pada posttest 26 siswa atau 96,3%
telah mencapai ketuntasan individual dan ini berarti ketuntasan klasikal telah
tercapai. (2) selain itu, terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan
media video animasi dimana nilai rata-rata gain ternormalisasi yaitu 0,77, dan
umumnya berada pada kategori sedang. (3) Aktivitas siswa yaitu maka aktivitas
siswa mencapai kriteria aktif dan (4) Respons siswa menunjukkan positif dimana
rata-rata persentasenya adalah 97.80. Dengan demikian penerapan media video
animasi efektif diterapkan dalam pembeljaran menceritakan kembali isi fabel pada
siswa kelas VII A SMP Unismuh Makassar.
Kata Kunci: Efektivitas, Penggunaan media video animasi, Menceritakan
kembali isi fabel.
iii
KATA PENGANTAR
Allah maha penyayang dan pengasih, demikian kata untuk mewakili atas
segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah
pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu,
Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dan sederetan berkah-Mu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi
terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan
bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan,
bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.
Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi
kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis
kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini.
Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua
Hasanuddin dan Hamdana yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan,
mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.
Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak
hentinya memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada
Prof. Dr. Muhammad Rapi Tang, M.S.dan Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., Pem
iv
bimbing I dan Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan
serta motivasi sejak awal penyusunan skripsi hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada
Prof. DR.H. Ambo Asse,M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,
Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Dr. Munirah, M.Pd., Ketua Program
Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Dra.Syaribulan k., M.Pd. Sebagai Penasehat
Akademik atas bimbingan dan nasihat yang sangat berharga selama penulis
menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar. serta seluruh dosen dan
para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan
serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
kepala sekolah, pendidik, staf SMP Unismuh Makassar selaku guru bahasa
indonesia disekolah tersebut yang telah memberikan izin dan bantuan untuk
melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman
seperjuanganku kelas BI A yang selalu menemanilku dalam suka dan duka,
Sahabat-sahabatku terkasih serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2016 atas segala kebersamaan, motivasi,
saran dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi pelangi dalam hidupku
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.
Makassar, September 2020
Penulis
v
DAFTAR ISI
SAMPUL
KARTU KONTROL I
KARTU KONTROL II
HALAMAN PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
MOTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................i
ABSTRAK ..........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................v
DAFTAR TABEL ...............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................7
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................7
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................10
A. Kajian Pustaka .........................................................................................10
1. Pengertian Efektivitas ......................................................................10
2. Pelaksanaan .......................................................................................11
3. Respons Siswa Melalui Pembelajaran Daring Dengan Menceritakan
Kembali Isi Fabel .............................................................................11
4. Aktivitas Siswa Meneceritakan Kembali Isi Fabel .........................12
5. Teori Pembelajaran Sastra.................................................................14
6. Teori Cerita Fabel .............................................................................18
7. Teori Media .......................................................................................20
8. Pengertian Video Animasi ...............................................................22
9. Media Proyeksi Gerak Sebagai Media Pembelajaran .......................27
10. Penelitian Relevan . ...........................................................................30
B. Kerangka Pikir ........................................................................................34
C. Hipotesis ..................................................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................37
A. Rancangan Penelitian .............................................................................37
B. Populasi dan Sampel ...............................................................................37
C. Variabel dan Desain Penelitian ...............................................................38
D. Defenisi Operasional Variabel ...............................................................38
E. Prosedur Penelitian..................................................................................39
F. Instrumen Penelitian................................................................................40
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................41
H. Teknik Analisis Data . .............................................................................42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................47
A. Hasil Penelitian .......................................................................................47
B. Pembahasan Teknik Pengumpulan Data .................................................64
BAB V PENUTUP . ............................................................................................77
A. Simpulan ................................................................................................77
B. Saran .......................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
vi
DAFTAR TABEL .
Tabel
Tabel 3.1 One Group Pretest-Posttest .............................................................. 38
Tabel 3.2 Kategorisasi Standar Hasil Belajar ................................................... 43
Tabel 3.3 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar ............................... 43
Tabel 3.4 Klasifikasi Normalitas Gain ............................................................. 44
Tabel 4.1 Hasil analisis data observasi keterlaksanaan pembelajaran menceritakan
kembali isi fabel .............................................................................................. 48
Tabel 4.2 Statistik Nilai Hasil Belajar Menceritakan Kembali Isi fabel sebelum
perlakuan .......................................................................................................... 50
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Pre test Hasil Belajar Menceritakan
Kembali Isi Fabel Siswa ................................................................................... 51
Tabel 4.4 Deskriptif Ketuntasan Hasil Belajar Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa Sebelum Diberikan Perlakuan ................................................................ 51
Tabel 4.5 Statistik Nilai Hasil Belajar Menceritakan Kembali Isi Fabel setelah
diberikan perlakuan .......................................................................................... 52
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi dan presentase Posttest Hasil Belajar Menceritakan
Kembali Isi Fabel Siswa ................................................................................ 53
Tabel 4.7 Deskriptif Ketuntasan Hasil Belajar Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa Setelah Diberikan Perlakuan ................................................................. 54
Tabel 4.8 Distribusi Normalized Gain Setelah Diterapkan Pendekatan
Kontekstual . .................................................................................................... 55
Tabel 4.9 Deskripsi Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa ............................ 57
Tabel 4.10 Deskripsi Persentase Rata-rata Respons Siswa ............................... 60
vii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
A.1 Rumusan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A.2 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LAMPIRAN B
B.1 Instrumen Keterlaksanaan Pembelajaran
B.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar
B.3 Instrumen Tes Hasil Belajar
B.4 Instrumen Aktivitas Peserta Didik
B.5 Instrumen Angket Respons
LAMPIRAN C
C.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
C.2 Daftar Hadir Peserta Didik
sC.3 Daftar Nama Kelompok
LAMPIRAN D
D.1 Persuratan
D.2 Dokumentasi
1
. BAB I
hPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang semakin pesat akan
berdampak pada bentuk–bentuk interaksi sosial di masyarakat. Kehadiran
tehnologi telah memberikan pengaruh cukup besar dalam tanda kehidupan
manusia. Salah satunya aspek pendidikan. Tujuan pendidikan adalah siswa dapat
mengembangkan potensi–potensi yang dimilikinya. Untuk mengembangkan
potensi siswa dibutuhkan suatu tindakan yaitu tindakan belajar.
Efektivitas siswa dapat dilihat dari aktivitas siswa selama pembelajaran
berlagsung, respons siswa tehadap pembelajaran dan penguasaan konsep siswa.
Penyediaan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas–luasnya diharapkan
dapat membantu siswa memahami konsep yang telah di pelajarinya. Tolak ukur
efektivitas pembelajaran adalah keaktifan belajar siswa dan pemahaman siswa
yang dilihat dari hasil belajar, yang mana hasil belajar siswa ini diperoleh pada
post-test yang diberikan pada kelas dengan penggunaan media video animasi.
Segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan
dengan gambar bergerak secara sekuensial. Menurut Daryanto (2010: 86\),
menyatakan bahwa video merupakan suatu medium yang efektif untuk membantu
2
Proses pembelajaran, baik berupa pembelajaran massal, individual, maupun
kelompok
Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka
secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang
menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar
tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya guru dituntut dapat
mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media
daring.
Sistem pembelajaran daring dilaksanakan melalui perangkat komputer
atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat
melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama dengan menggunakan
group di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi
zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran.Dengan demikian, guru
dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan
meskipun ditempat yang berbeda.
Menurut Niken Ariani dan Dany Hariyanto menyatakan (2010: 15),
mengartikan animasi adalah salah satu sarana yang sangat kreatif, inovatif untuk
menangkap konsep materi yang disampaikan.
Media video animasi adalah alat bantu pengajaran berupa serangkaian
gambar–gambar yang bergerak dan tampak seperti hidup dapat menarik perhatian
seseorang sehingga yang melihat gambar–gambar hidup dapat berimajinasi lebih
tinggi terhadap gambar–gambar hidup tersebut. Media pembelajaran yang
3
dikemas dengan baik dapat menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa
untuk belajar mengingat kembali pengetahuan dan keterampilan yang sudah
dipelajari.
Penggunaan media pembelajaran memudahkan guru dalam menyampaikan
materi apabila materi tersebut berhubungan dengan menceritakan kembali isi
fabel, dimana guru tidak memungkinkan membawa siswa ketempat aslinya. Pada
kenyataan masih banyak siswa yang kurang tertarik untuk mempelajari
menceritakan kembali isi fabel.
Menceritakan kembali isi fabel adalah materi yang terlalu banyak
menawarkan siswa untuk berbicara dan menyimak apa yang telah di dengar dan
dilihatnya. Kurang tertariknya siswa terhadap materi pembelajaran menceritakan
kembali isi fabel berpengaruh juga dengan hasil pembelajaran siswa.
Menceritakan kembali isi fabel merupakan kompetensi dasar yang
memiliki indikator agar siswa mampu menceritakan kembali isi fabel yang sudah
ia dengar atau baca secara lisan. Dalam hal ini keterampilan yang harus digunakan
adalah keterampilan berbicara dan keterampilan menyimak. Aspek ini melibatkan
siswa untuk bekerja langsung atau praktik agar mau berkembang mengikuti
tahapan agar dapat berbicara dan menyimak yang baik. Untuk dapat
meminimalisasi kendala–kendala yang ditemui, maka diperlukan pengunaan
media pembelajaran dengan tepat.
Salah satu permasalahan yang dapat muncul ketika menyusun media
pembelajaran yaitu tenaga guru tidak mahir dengan menggunakan media video
tersebut. Banyaknya waktu yang digunakan sehingga terkadang bersama
4
dengan jadwal kegiatan pembelajaran lainnya sehingga terjadi kendala. Hal ini,
juga memberikan pengaruh dalam pembelajaran kompetensi dasar menceritakan
kembali isi fabel terancam tidak optimal. Agar menjadi optimal serta efektif kita
memerlukan model yang tepat dalam pembelajaran tersebut.
Prasetyo (2014: 2), bahwa fabel merupakan salah satu cerita yang digemari
anak diseluruh dunia, sehingga dapat menjadi media yang menarik dalam rangka
pembinaan karakter pada dunia pendidikan. Nilai–nilai moral yang disampaikan
dengan mengangkat tokoh–tokoh hewan dapat menjadi tema yang menarik dalam
ungkapan ilustrasi dengan berbagai ungkapan ilustrasi dengan berbagai
pendekatan. Teks fabel termasuk dalam teks berimajinasi sastra narasi. Penyajian
teks fabel berdasarkan runtutan peristiwa dan waktu tertentu.
Pentingnya menceritakan kembali sebuah fabel yaitu didalam teks fabel
berisi tentang moral yang di ceritakan oleh banyak jenis hewan yang
menjadikannya salah satu kegemaran anak–anak untuk di ceritakan. Sehingga
dalam pembelajaran siswa dapat mempelajari nilai–nilai budaya dan nilai moral
yang ada pada cerita tersebut.
Pada hakikatnya, tujuan pembelajaran sastra tidak hanya ditekankan pada
peningkatan pengetahuan melalui teori–teori, tetapi yang lebih penting yaitu agar
mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran tidaklah
bertujuan untuk membuat siswa menjadi sastrawan atau sebagai ahli sastra yang
tahu bermacam–macam tentang teori dan sejarah sastra melainkan ingin
menanamkan apresiasi sastra agar mereka menjadi orang yang menggemari
karya–karya sastra.
5
Selain itu siswa dapat mengungkapkan buah pikiran yang menjadi
idealismenya dengan adanya pengalaman–pengalaman dalam pembelajaran sastra
maka akan memperkaya nuansa batin dan pola pikir siswa yang akhirnya dapat
mempengaruhi tanggapan siswa terhadap dirinya, alam sekitar dan penciptanya.
Berdasarkan penelitian, maka identifikasi masalah pada penelitian ini dilihat dari
beberapa sudut pandang yaitu dari guru, siswa dan sarana prasarana.
Dari sudut pandang pendidik, dapat diketahui bahwa pembelajaran
menceritakan kembali isi fabel membutuhkan model pembelajaran yang dapat
membantu siswa agar terampil dalam menceritakan kembali secara lisan di depan
teman–ntemannya.
Siswa cenderung tidak percaya diri, kesulitan memahami teks, serta tidak
aktif dalam pembelajaran. Untuk itu, diperlukan model–model yang dapat
membantu mengatasi masalah ini, agar siswa terampil bercerita. Selain itu,
banyaknya pilihan model pembelajaran menceritakan kembali isi fabel membuat
tenaga guru juga kesulitan menentukan manakah yang lebih efektif diantaranya.
Selain guru, dari sudut pandang siswa identifikasi masalah ini juga dapat
terlihat.Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran menceritakan kembali
karena model pembelajaran kurang tepat menjadikan ketidak efektivan
pembelajaran menceritakan kembali isi fabel yang menjadi salah satu hal penting
dibutuhkannya rencana pembelajaran yang tepat agar siswa dapat berkomunikasi
dan berinteraksi sosial dengan baik dalam pembelajaran ini.
Selain siswa dan guru, sudut pandang dari sarana dan prasarana juga dapat
dijadikan identifikasi masalah pada penelitian ini. Kurangnya motivasi pada
6
model pembelajaran bersamaan dengan penggunaan alat bantu guru dalam
membelajarkan menceritakan kembali isi fabel pada siswa kelas VII A SMP
Unismuh Makassar. Karena pada dasarnya, pembelajaran dengan alat bantu atau
media yang menarik dapat membuat respons siswa dapat terwujudnya
pembelajaran yang efektif. Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus dan
mendalam, maka peneliti membatasi masalah pada penelitian ini, Batasan masalah
peneliti fokuskan pada model yang diujikan pada penelitian ini adalah model
pembelajaran media video animasi. Model ini peneliti gunakan pada pembelajaran
menceritakan kembali isi fabel.
Sekolah Menengah Pertama Unismuh Makassar merupakan salah satu
SMP yang berada di kota makassar yang beralamat di jalan Talasalapang No. 40
D. Gunung Sari, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Dipilihnya SMP Unismuh Makassar sebagai tempat penilitian karena disamping
nilai berbicara khususnya dalam menceritakan kembali isi fabel siswa masih
rendah dan selain itu, SMP Unismuh Makassar masih kurang menggunakan media
video animasi dalam menceritakan kembali isi fabel.
Sehingga dapat dikatakan penelitian ini sangat tepat untuk dikaji. Atas
dasar pertimbangan tersebut, peneliti tertarik dalam melakukan penelitian ini dan
mengangkat penelitian ini dengan judul “Efektivitas Penggunaan Media Video
Animasi Melalui Pembelajaran Daring Dengan Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa Kelas VII A SMP Unismuh Makassar“.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, Maka
pernyataan penelitian ini adalah “Bagaimanakah Efektivitas Penggunaan Media
Video Animasi Melalui Pembelajaran Daring Dengan Menceritakan Kembali Isi
Fabel Siswa Kelas VII A SMP Unismuh Makassar ?“
Adapun pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan masalah utama di
atas adalah:
1. Bagaimana penggunaan media video animasi melalui pembelajaran daring
dengan menceritakan kembali isi fabel?
2. Bagaimana hasil belajar penggunaan media video animasi melalui
pembelajaran daring dengan nenceritakan kembali isi fabel?
3. Bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran video animasi melalui
pembelajaran daring dengan menceritakan kembali isi fabel?
4. Bagaimana respons siswa terhadap penggunaan media video animasi melalui
pembelajaran daring dengan menceritakan kembali isi fabel?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah, “Untuk mengetahui deskripsi penggunaan media video
animasi melalui pembelajaran daring dengan menceritakan kembali isi fabel siswa
kelas VII A SMP Unismuh Makassar, adapun secara khusus tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui penggunaan media video animasi melalui pembelajaran
daring dengan menceritakan kembali isi fabel.
8
2. Untuk mengetahui hasil belajar penggunaan media video animasi melalui
pembelajaran daring dengan menceritakan kembali isi fabel.
3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran penggunaan
media video animasi melalui pembelajaran daring dengan menceritakan
kembali isi fabel.
4. Untuk mengetahui respons siswa terhadap penggunaan media video animasi
melalui pembelajaran daring dengan menceritakan kembali isi fabel.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini mampu memperkaya konsep dan metode pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif, yang belum
diaplikasikan sebelumnya untuk menunjang perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Unismuh Makassar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, penelitian ini sebagai Konstribusi positif mengenai tentang
efektivitas penggunaan media video animasi melalui pembelajaran daring
dengan menceritakan kembali isi fabel.
b. Bagi guru, Penelitian ini digunakan sebagai acuan atau pedoman untuk
meningkatkan mutu pendidikan khususnya penggunaan media video
animasi melalui pembelajaran daring dengan menceritakan kembali isi
fabel.
c. Bagi siswa, Penelitian ini diharapkan mampu menjadikan siswa cerdas
dalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
9
d. Bagi peneliti, memberikan referensi tentang media pembelajaran berbasis
video animasi agar siswa lebih mudah memahami pelajaran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas adalah berasal dari kata efektif yang mempunyai arti berhasil atau
kata efek mengandung arti akibat. Efektivitas adalah kesesuaian dan ketepatan sebuah
usaha yang dilakukan dengan hasil atau tujuan yang akan dicapai.
Dalam bidang guruan, efektivitas dapat dilihat dari dua segi, pertama
berhubungan dengan guru, yaitu sejauh mana jenis–jenis kegiatan yang direncanakan
dapat dilaksanakan dengan baik, yang kedua berhubungan dengan siswa yaitu sejauh
mana tujuan–tujuan pengajaran yang diinginkan telah dicapai siswa melalui kegiatan
belajar mengajar yang telah dicapai.
Nilai efektivitas guruan sangat erat hubungannya dengan guru sebagai guru,
Adapun kriteria guruan yang efektif dilihat dari guru, mempunyai ciri–ciri sebagai
berikut:
a. Mempunyai keterampilan berkomunikasi.
b. Dapat menjelaskan persoalan atau topik secara jelas dan tidak berbelit–belit.
c. Menguasai bahan pengajaran yang diberikan kepada siswanya.
d. Mampu membuat suasana menjadi hidup dalam arti siswa tertarik dan berpikir
serius tentang topik yang diberikan.
11
Hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesisz (C5),
dan evaluasi (C6). Hasil belajar kognitif memusatkan pada perolehan konsep–
konsep, sifat dari konsep–konsep, dan bagaimana konsep-konsep itu disajikan
dalam struktur kognitif. Krathwol (1964) membagi hasil belajar afektif menjadi
lima tingkat yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
2. Pelaksanaan
Menentukan kelas yang menjadi penelitian, memberikan post–test pada
kelas penelitian, melakukan penelitian meiiputi: 1), melakasanakan pembelajaran
dengan menggunakan media video animasi 2), melaksanakan pengamatan selama
kegiatan belajar dan mengajar berlangsung 3), memberikan post-test pada kelas
VII A SMP Uniamuh Makassar setelah pembelajaran menggunakan media video
animasi 4), pengumpulan data dan penskoran hasil akhir.
3. Respons Siswa Melalui Pembelajaran Daring Dengan Menceritakan
Kembali Isi Fabel
Respons merupakan gerakan–gerakan yang terkoordinasi oleh persepsi
seseorang terhadap peristiwa–peristiwa luar dalam lingkungan sekitar. Sedangkan
untuk mengetahui respons seseorang terhadap sesuatu dapat melalui angket,
karena angket pada umumnya meminta keterangan tentang fakta yang diketahui
oleh responden juga mengenai pendapat atau sikapnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa respons merupakan
keterangan/pendapat seseorang terhadap sesuatu yang diketahui. Sehingga respons
siswa terhadap pembelajaran dapat diartikan sebagai pendapat siswa mengenai
pembelajaran menceritakan kembali isi fabel dengan model media video animasi
12
yang diterapkan di kelas. Sedangkan respons guru terhadap pembelajaran adalah
pendapat guru mengenai pembelajaran yang diterapkan di kelas uji coba yaitu
pembelajaran menceritakan kembali isi fabel dengan media video animasi.
Kriteria–kriteria untuk respons siswa dan respons guru disusun atas dasar
kriteria respons siswa dan respons guru yang telah di buat oleh peneliti terdahulu
yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Aktivitas siswa melalui
pembelajaran daring dengan menceritakan kembali isi fabel dimaksud dalam
penelitian adalah:
a. Apakah anda senang belajar menceritakan kembali isi fabel?
b. Apakah anda memahami materi yang diajarkan oleh guru melalui media
video animasi?
c. Apakah anda menyukai cerita video animasi yang digunakan pada saat
pembelajaran daring?
d. Apakah anda merasakan ada kemajuan setelah pembelajaran daring media
video animasi menceritakan kembali isi fabel?
e. Setujukah anda jika pembelajaran berikutnya guru menerapkan media
video animasi pada pembelajaran menceritakan kembali isi fabel ?
4. Aktivitas Siswa Menceritakan Kembali Isi Fabel
Menurut Anton M. Mulyono (2001: 26), aktivitas artinya kegiatan atau
keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan–kegiatan yang terjadi
baik fisik maupun non fisik, merupakan suatu aktivitas. Menurut Sriyono aktivitas
adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani.
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
13
adanya keinginan siswa untuk belajar. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan
siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar.
Aktivitas yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada siswa,
sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi
belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Natawijaya dalam Depdiknas (2005:
31), belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan
siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil
belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Keaktifan siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu
indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan
untuk memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri–ciri perilaku seperti sering
bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan
guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar dan lain
sebagainya.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi
yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun antar siswa. Hal ini akan
mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan
mengarah pada peningkatan prestasi.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran menceritakan kembali isi fabel yang
dimaksud dalam penelitian:
a. Pada akhir siklus minimal 75% siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran.
14
b. Siswa yang hadir pada saat proses belajar mengajar berlangsung .
c. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru saat penyajian materi.
d. Siswa yang menjawab pertanyaan lisan guru.
e. Siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat pada saat penyajian materi.
f. Siswa yang belajar mandiri dalam proses belajar mengajar berlangsung.
g. Siswa melakukan aktivitas lain di luar kegiatan pembelajaran (tidak
memperhatikan penjelasan guru, mengantuk, tidur, menganggu teman,
keluar masuk ruangan).
h. Siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah (PR).
5. Teori Pembelajaran Sastra
a. Teori Sastra
Teori sastra umumnya, berupaya menjelaskan kepada pembaca perihal
karya sastra sebagai karya seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Menurut Yunus (1990: 43). Karya sastra merupakan ekspresi jiwa dan batin
penciptanya. Kekhasan bahasa itu menunjukkan bahwa karya sastra bukanlah
komunikasi yang biasa, melainkan komunikasi yang unik dan dapat
menimbulkan multi makna dan penafsiran.
Teori ini melihat sastra sebagai subjek yang otonom, sastra sebagai karya
otonom terdiri dari dua unsur penting, kedua unsur itu adalah unsur-unsur yang
membangunnya dari luar dan dari dalam yang disebut unsur ekstrinsik dan
intrinsik. Esten (1998), pada dasarnya teori strukturallah yang mewarnai teori
sastra uang digunakan untuk pembelajaran disekolah.
b. Pembelajaran Sastra
15
Karya sastra adalah karya seni yang berbicara tentang masalah hidup dan
kehidupan, tentang manusia dan kemanusiaan yang menggunakan bahasa sebagai
mediumnya. Eston: 1980: 34), menurut Russyana (1982: 126), sastra adalah hasil
kegiatan kreatif manusia dalam pengungkapan penghayatan tentang hidup dan
kehidupan, tentang manusia dan kemanusiaan yang menggunakan bahasa.
Dari kedua pendapat itu dapat ditarik makna bahwa karya sastra adalah
karya seni, mediumnya (alat penyampainya) adalah bahasa, isinya tentang
manusia, bahasanya adalah tentang hidup dan kehidupan, tentang manusia dan
kemanuisaan.
Menurut Oemarjati, (1992: 54), pengajaran sastra pada dasarnya
mengembang misi efektif, yaitu memperkaya pengalaman siswa dan
menjadikannya lebih tanggap terhadap peristiwa-peristiwa disekelilingnya. Tujuan
akhirnya adalah menanam, menumbuhkan dan menambahkan kepekaan terhadap
masalah-masalah manusiawi, pengenalan dan rasa hormatnya terhadap tata nilai
dalam konteks individual maupun sosial.
Pembelajaran sastra adalah pembelajaran apresiasi. Menurut Efendi dkk.
(1998: 25), apresiasi adalah kegiatan karya sastra secara sungguh-sungguh. Di
dalam mengakrapi tersebut terjadi proses pengenalan, pemahaman,
penghayatan.penikmatan, dan setelah itu, penerapan. “pengenalan terhadap karya
sastra dapat dilakukan melalui membaca, mendengar, dan menonton. Hal itu tentu
dilakukan secara bersungguh-sungguh.
c. Hakikat Sastra
16
1) Pengertian hakikat sastra
Di kamus Besar Bahasa Indoneisa. Sastra diartikan sebagai bahasa (kata-
kata dan gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari).
Pengertian ini tentunya masih sangat berpengaruh oleh pengertian awal sastra
mengingat secara etimologi sastra diambil dari kata dalam bahasa sangsekerta
yang berarti tulisan. Pengaruh tersebut terlihat karena di dalam KBBI sastra
diartikan sebagai bahasa yang dipakai dalam kitab, artinya sastra dianggap sebagai
sesuatu yang tertulis saja.
Menurut Wellek dan Warren, (2014: 3), sastra merupakan seni yang
dimaksud terbatas pada sastra tulis saja, tapi juga termasuk sastra lisan.
2) Fungsi Sastra
Menurut Kosasih, (2011: 194), funsi sastra ada lima yaitu:
a. Fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur.
b. Fungsi didaktif, yaitu mendidik para pembaca karena nilai-nilai kebenaran
dan kebaikan yang ada didalamnya.
c. Fungsi estetis, yaitu memberikan nilai-nilai keindahan. Fungsi moralitas,
yaitu mengandung nilai moral yang tinggi sehingga para pembaca dapat
mengetahui perihal yang baik dan buruk.
d. Fungsi religiositas, yaitu mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan
teladan bagi pembacanya.
Wellek dan Warren, (2014: 23) mengungkapkan bahwa fungsi sastra
adalah dulce (indah/menghibur) dan utile (berguna). Masalah yang kemudian
muncul dari pernyataan itu terletak pada definisi indah/menghibur dan berguna.
17
solusi dari permaslahan tersebut telah diberikan oleh Wellek dan Werren, (2014:
24), yaitu dengan memaknai indah/menghibur dan berguna tersebut secara luas,
indah/menghibur jika diartikan secara luas berarti tidak membosankan, tidak
menimbulkan rasa tertekan, atau tidak membuat depresi
Sementara itu, berguna dapat diartikan tidak menyia-nyiakan waktu
dengan menggunakan pengertian secara luas seperti itu, maka fungsi sastra
sebagaimana ditawarkan oleh Horace masih dapat dianggap relevan dalam
kehidupan sekarang.
3) Macam-macam Sastra dan Pengertiannya
a. Teori Psikoanalisis
Teori ini menganggap bahwa karya sastra selalu membahas peristiwa
kehidupan manusia. Manusia yang memiliki perilaku yang beragam dipengaruhi
oleh kondisi psikologis seseorang yang akan mempengaruhi kehidupannya secara
langsung. Karya sastra adalah produk dari jiwa dan pemikiran pengarang yang
berada dalam kondisi setengah sadar. Para pakar psikologis yang terkenal dalam
pendekatan teori ini adalah Jung, Adler, Freud, dan Brill memberikan banyak
kontribusinya terhadap teori ini.
Teori ini biasanya terdiri dalam tiga aspek yaitu Id, Ego dan Superego. Id
adalah naluri makhluk hidup dalam rangka mempertahankan eksistensinya di
muka bumi. Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab dalam
menangani sebuah realitas (memuaskan keinginan Id dengan cara realitas).
Superego adalah pengendali Id dan Ego yang berasal bukan dari diri sendiri
18
melainkan penyerapan standar aturan dan peranata dari pendidikan orang tua dan
lingkungan sekitar.
b. Teori Struktural
Teori ini tidak memperlakukan karya sastra sebagai objek kajiannya
karena yang menjadi kajiannya adalah sistem sastra itu sendiri. Hal ini dapat
dilihat dari hubungan berbagai unsur dalam teks sastra sehingga unsur-unsur
tersebut berkaitan satu sama lain dalam keseluruhan yang utuh. Teori ini dapat
dideskripsikan terpisah dari pengarang ataupun realitas sosial.
c. Teori Feminisme
Teori feminisme adalah cerminan realitas sosial patriarki. Berawal dari
gejolak para perempuan yang tertindas oleh sistem sosial patriarki, teori
feminisme ini tidak berdiri di dalam satu aliran. Feminisme terdiri atas beberapa
aliran seperti aliran liberalis, marxis, sosialis, eksistensialis, psikoanalitik, radikal,
posto modern, dan lain-lain. Tokoh-tokoh terkemuka dalam teori ini adalah
Helena Cixous, Virginia Wolf, dan Kate Millet.
Dengan adanya teori ini, semakin banyak bermunculan sastra wati bahkan
para wanita yang telah membuat karya sastra dengan menggunakan nama laki-laki
mulai berani menunjukan siapa jati diri sebenarnya.
6. Teori Cerita Fabel
a. Pengertian Cerita Fabel
Cerita fabel adalah cerita fiksi yang menggunakan hewan sebagai tokoh
yang bertingkah laku seperti manusia. Cerita fabel menunjukan penggambaran
moral/unsur moral dan karakter manusia dan kritik tentang kehidupan di dalam
19
ceritanya. Cerita fabel digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-
pesan dan nilai moral kepada pembaca, dengan tujuan agar pembaca tidak muda
tergoda untuk melakukan tindakan tercelah.
b. Ciri-Ciri Cerita Fabel
Adapun ciri-ciri certita fabel yaitu:
1) Menggunakan hewan sebagai tokoh utama dan dapat bertingkah seperti
manusia.
2) Menunjukkan penggambaran moral dan kritik tentang kehidupan di dalam
ceritanya.
3) Penceritaan yang pendek dan menggunakan pilihan kata yang mudah.
4) Menceritakan antara karakter manusia yang lemah dan kuat.
5) Menggunakan setting alam.
6) Memuat informasi berdasarkan khayalan (fiksi).
c. Struktur Cerita Fabel
Adapun struktur cerita fabel yaitu:
1) Judul adalah kepala karangan yang berfungsi mengarahkan pikiran
pembaca tentang gambaran umum isi fabel.
2) Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya
untuk pengenalan waktu, tempat dan karakter tokoh.
3) Komplikasi adalah bagian dimana munculah masalah atau konflik cerita.
4) Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.
5) Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada
cerita.
20
6) Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengaran
menyeantumkan koda pada ceritanya) atau penyelesaian masalah.
d. Ciri Bahasa Cerita Fabel
Bahasa dalam fabel di manfaatkan untuk menggambarkan sifat-sifat hewan
yang memiliki kemiripan atau kesamaan dengan sifat manusia. Adapun ciri-ciri
bahasa dalam fabel adalah :
1) Memuat kata-kata sifat untuk mendeskripsikan pelaku, penampilan fisik,
atau kepribadiannya.
2) Memuat kata-kata keterangan untuk menggambarkan (latar waktu, tempat,
dan suasana).
3) Memuat kata kerja yang menunjukkan peristiwa-peristiwa yang di alami
para pelaku.
7. Teori Media
1) Pengertian Media
Media adalah suatu organisasi terstruktur, yang menjadi agen penyediaan
informasi bagi masyarakat. Media memiliki peran penting dalam proses
pembentukan masyarakat yang lebih dewasa dan modern. Unsur lain yang tidak
kalah pentingnya adalah seberapa besar media mempengaruhi masyarakat sebagai
penyimak tetap mereka. Beberapa ahli percaya, bahwa media memberikan
pengaruh yang besar bagi para penontonnya.
Menurut Herman, (1998: 15), media merupakan kurir yang sangat kuat
dalam mempromosikan ideologi baru kepada anggota masyarakat yang memiliki
tingkat melek media yang rendah. Misalnya, dalam menjelaskan dampak media,
21
ada dua perspektif dari perubahan perilaku yang dialami oleh individu ketika
berinteraksi dengan media.
Ada pula teori lain yang menjelaskan, dampak yang diberikan oleh media
dengan menggunakan perspektif sosial secara luas, dengan cara menganalisis
perubahan budaya apa yang terjadi dalam masyarakat akibat informasi yang
datang dari media. Berikut teori-teori yang menjelaskan dampak media bagi
masyarakat.
a) Teori Jarum Suntik
Media dalam mendorong perubahan pikiran manusia, dengan dampak dan
proses yang begitu hebat seperti jarum suntik (hypodernic) maupun peluru yang
meluncur dengan kecepatan tinggi.
b) Teori Arus Bertahap
Teori ini beranggapan bahwa efek media terjadi secara tidak langsung dan
termediasi melalui opinion leaders. Opinion Leaders ini memiliki pengertian
individu yang gagasannya dan perilaku yang menjadi model bagi orang lain yang
kemudian mengkomunikasikan pesan dan mempengaruhi sikap dan perubahan
perilaku para pengikut mereka.
c) Teori Pembelajaran Sosial
Teori pembelajaran sosial adalah teori yang memprediksi perilaku dengan
melihat cara lain yang dilakukan individu dalam memproses informasi. Teori ini
menjelaskan bahwa contoh dari personal tertentu atau media massa dapat menjadi
penting dalam usaha memperoleh perilaku yang baru. Individu melakukan proses
22
imitasi atas apa yang mereka lihat dari media. Teori ini sendiri menekankan
pengaruh televisi secara khusus dalam proses imitasi tersebut.
d) Teori Dampak Media Dan Interaksi Manusia Dengan Komputer
Interaksi manusia dengan komputer adalah suatu konsep yang menjelaskan
mengenai hubungan antara manusia dengan komputer tidak hanya dalam lingkup
yang sempit namun juga dalam jangkauan yang lebih universal. Konsep ini
menjelaskan mengenai proses, dialog, dan kegiatan dimana melaluinya pengguna
memanfaatkan dan berinteraksi dengan komputer.
Interaksi manusia dengan media dapat dikategorikan dalam konsep ini.
Manusia yang tidak bisa lepas dari informasi selalu memanfaatkan teknologi
komunikasi yang berbasis teknologi komputer dalam kehidupannya. Ketika
interaksi tersebut terjadi, maka terjadi pula dampak-dampak yang dihasilkan oleh
media dari berbagai perspektif yang ada. Interaksi manusia dengaan komputer ini
merupakan perantara terhadap terjadinya inplikasi perubahan perilaku dan sikap
manusia dalam prose komunikasi.
8. Pengertian Video Animasi
Menurut Daryanto (2010: 86), menyatakan bahwa,”video merupakan suatu
medium yang efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk
pembelajaran massal, individual maupun berkelompok”. Menurut Niken Ariyani
dan Dany Haryanto menyatakan, (2010: 15) mengartikan”Animasi adalah salah
satu sarana yang sangat kreatif inovatif dalam menangkap konsep materi yang
disampaikan”.
23
Menurut Sharon E. Smaldino, Debora L. Lowther, & James D. Russell
(2012: 408), yang menyatakan bahwa, “terdapat berbagai teknik untuk
memperoleh animasi, tetapi pada dasarnya animasi dibuat dari serangkaian foto,
gambar, atau gambar komputer. Dari pemindahan-pemindahan kecil dari benda
atau gambar”.
Media video animasi dapat diartikan bahwa alat bantu pengajaran yang
berupa serangkaian gambar-gambar yang bergerak dan tampak seperti hidup dapat
menarik perhatian seseorang sehingga yang melihat gambar-gambar hidup dapat
berimajinasi lebih tinggi terhadap gambar-gambar hidup tersebut.
1. Indikator Video
Adapun indikator video yaitu:
a) Video sebagai bagian integral dalam proses belajar siswa.
b) Manfaat video bagi siswa.
c) Tempat untuk mendukung isi pelajaran yang sikapnya fakta konsep,
prinsip atau generalisasi.
d) Keterampilan siswa menggunakan video pembelajaran.
e) Video sebagai alat bantu.
f) Video sebagai alat meningkatkan minat belajar.
g) Video sebagai alat bantu untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk
memunculkan ide-ide dan gagasan.
24
2. Jenis-Jenis Video Animasi
a) Animasi Tradisional
Sering kali disebut juga sebagai animasi digambar tangan (hand drowen
animation) atau cel animation. Diabad 20, banyak animasi yang dimulai dari
animasi tradisional ini. Jadi ribuan gambar dilukis dengan menggunakan tangan
dikertasnya memiliki pergerakan objek sedikit demi sedikit.
b) Animasi 2D
Animasi 2D termasuk dalam kategori komputer animasi berbasis vektor.
Hasil jadi dari animasi 2D ini biasanya disebut kartun yang berarti gambar lucu.
Animasi 2D banysk juga di gunakan sebagai Graphical User Interfaces (GUI)
yang digunakan dalam keseharian seperti di mac atau di word.
c) Animasi 3D
Dalam animasi 3D biasanya animator memulai gambarnya dengan
menggambar pola tulang terlebih dahulu, barulah menggambar bagian lainnya
untuk ditambahkan kepola tulang tersebut. Misalkan animasi 3D memerlukan
pemahaman lebih untuk mengerakkan objek.
d) Motion Graphic/capture
Motion graphic merupakan metode untuk menjadikan animasi 3d menjadi
hidup, bergerak, namun lebih daripada itu, motion graphic sering kali digunakan
juga untuk menggerakkan kata (typographic) dan logo untuk tujuan pengiklanan.
Kemampuan yang dibutuhkan di motion graphic berbeda dengan animasi-animasi
sebelumnya, namun ada beberapa ilmu yang sama di motion graphic, seperti
komposisi pergerakan dengan camera graphic.
25
e) Stop Motion
Teknik ini pertama kali diperkenalkan pada (1906), oleh Stuart Blakton.
Awalnya, stop motion dilakukan dengan menggunakan tanah liat (clay) yang
ditutup dengan plasitisin. Setelah karakter telah siap, badan mereka digerakkan
lalu difoto dengan detail gerakan yang berbeda disetiap fotonya. Animasi ini
membutuhkan frame foto yang banyak dan memakan waktu cukup lama.
1. Pengertian Pembelajaran Video Animasi
Pada pembelajaran video animasi terdapat tampilan yang memadukan
antara audio dan visual. Arsyad (2014:89), menyebutkan “media berbasis visual
animasi (image atau perumpamaan) memegang peranan yang sangat penting
dalam proses pembelajaran”. Media visual animasi dapat memperlancar
pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dsn memperkuat
ingatan.
Visual animasi pula dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat
memberikan hubungan antara isi pembelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi
efektif, visual animasi sebaiknya ditempatkan pada konteks ysng bermakna dan
siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya
proses informasi.
Sedangkan Munir (2012: 334), dalam sastrawan dkk. Menyebutkan” visual
animasi adalah proses penciptaan efek gerak atau efek perubahan bentuk yang
terjadi selama beberapa waktu”. Animasi bisa berupa gerak sebuah objek dari
tempat satu tempat yang lain, perubahan warna, atau perubahan bentuk. Media
animasi dapat diartikan juga sebagai kumpulan gambar yang berisikan gerakan.
26
d. Indikator Pembelajaran Media Video Animasi
Pembelajaran media video animasi sebagai bagian integral dalam proses
belajar siswa.
a) Manfaat pembelajaran media video animasi bagi siswa.
b) Tempat untuk mendukung isi pembelajaran yang sifatnya fakta konsep,
prinsip atau generalisasi.
c) Keterampilan siswa menggunakan pembelajaran media video animasi.
d) Pembelajaran media video animasi sebagai alat bantu.
e) Pembelajaran media video animasi sebagai alat meningkatkan minat
belajar.
f) Pembelajaran media video animasi sebagai alat bantu untuk meningkatkan
kemampuan siswa untuk memunculan ide-ide dan gagasan.
e. Jenis-Jenis Pembelajaran Media Video Animasi
Terdapat enam jenis pembelajaran media video animasi yaitu:
a) Teks merupakan elemen dasar bagi menyampaikan suatu informasi yang
mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupa memberi daya
tarik dalam menyampaikan informasi.
b) Media audio membantu menyampaikan maklumat dengan lebih
berkesan, membantu meningkatkan daya tarik terhadap sesuatu
persembahan jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman suara
lainnya.
27
c) Media visual, media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan
visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster,
papan buletin dan lainnya.
d) Media proyeksi gerak, termasuk didalmnya film gerak, film gelang
program TV, video kaset, (CD, VCD, atau DVD).
e) Benda-benda tiruan atau mediatur, seperti benda-benda tiga demensi
yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat untuk
mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses
pembelajaran tetap berjalan dengan baik.
f) Manusia, termasuk didalamnya guru, siswa, pakar atau ahli di bidang
atau materi tersebut.
9. Media Proyeksi Gerak Sebagai Media Pembelajaran
Penggunaan media harus sejalan dengan tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan. Manakalah tujuan pembelajaran diabaikan dalam menggunakan
media maka buka lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat
dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar juga dapat
membangkitkan rasa ingin tahu dan minat, membangkitkan motivasi dan stimulus
dalam proses belajar mengajar, serta dapat mempengaruhi psikologi siswa. Oleh
karena itu, media yang tepat dimanfaatkan dalam membantu, mengoptimalkan,
dan mempermudah proses belajar mengajar.
Dengan demikian, hasil pembelajaran dapat lebih memuaskan. Tarigan
mengemukakan penggunaan media proyeksi gerak adalah suatu alat, sarana,
28
prantara dan penghubung yang dapat mempermudah suatu persoalan untuk
menyebar, membawa atau menyampaikan sesuatu pendapat atau gagasan kepada
penerima. Henich dan kawan-kawan dalam Arsyad (2002: 4).
Cerita fabel adalah cerita fiksi yang menggunakan hewan sebagai tokoh
yang bertingkah laku seperti manusia. Cerita fabel menunjukkan penggambaran
moral/unsur moral dan karakter manusia dan kritik kehidupan dalam ceritanya..
Cerita fabel digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan dan nilai
moral kepada pembaca, dengan tujuan agar pembaca tidak mudah tergoda untuk
melakukan tindakan tercela.
1. Media proyeksi gerak yang dipilih peneliti
Media proyeksi gerak yang dipilih peneliti adalah media proyeksi gerak
video menceritakan kembali isi fabel. Adapun alasan peneliti mengambil media
proyeksi gerak video menceritakan kembali isi fabel karena cerita fabel baik
diterapkan sebagai media pembelajaran utama pada siswa khususnya di SMP
Unismuh Makassar.
Pada ceritta fabel digunakan peneliti, sebagai sarana untuk menyampaikan
pesan-pesan dan nilai moral kepada siswa dengan tujuan agar siswa tidak mudah
tergoda untuk melakukan tindakan tercela.
2. Struktur teks cerita fabel
a) Judul
Judul adalah kepala karangan yang berfungsi mengerakkan pikiran siswa
tentang gambaran umum isi fabel. Adapun judul yang diangkat oleh peneliti
dalam menceritakan isi fabel.
29
b) Orientasi
Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya
untuk pengenalan waktu, tempat dan karakter tokoh. Dimana orientasi merupakan
bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana
peristiwa terjadi, berisi pengenalan latar cerita berkaitan latar waktu, ruang dan
suasana terjadinya peristiwa.
c) Komplikasi
Komplikasi adalah bagian dimana muncullah masalah atau konflik cerita
atau peristiwa didalam cerita yang memperkenalkan konflik.
d) Resolusi
Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik
pada cerita atau solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh.
e) Koda
Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang
menyantumkan koda pada ceritanya) atau penyelesaian masalah. Atau sering
diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat
dipetik dari cerita.
3. Ciri-Ciri Umum dan Karakteristik Fabel
Adapun ciri-ciri umum dan karakteristik fabel yaitu:
a) Menggunakan tokoh hewan dalam penceritanya
b) Hewan yang sebagai tokoh utama dapat bertingkah seperti manusia
(berbicara dan berpikir)
30
c) Menunjukkan penggambaran moral/unsur moral dan karakter manusia dan
kritik tentang kehidupan didalam ceritanya.
d) Penceritaan pendek
e) Menggunakan pilihan kata yang mudah.
f) Dalam cerita fabel paling baik yang diceritakan adalah antara karakter
manusia yang lemah dan kuat.
g) Menggunakan setting alam.
4. Fungsi Teks Cerita Fabel
Adapun fungsi teks cerita fabel yaitu:
a) Memberikan nilai-nilai moral
b) Merangsang imajinasi dan kreatifitas
c) Mengembangkan emosi
5. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fabel
Adapun kaidah kebahasaan teks cerita fabel yaitu:
a) Menggunakan kata kerja
b) Menggunakan kata Sandang Si dan Sang
c) Menggunakan kata keterangan, tempat dan waktu.
d) Menggunakan kata hubung lalu, kemudian, dan akhirnya.
10. Penelitian Relevan
Penelitian yang baik adalah penelitian yang memiliki kajian penelitian
serupa dengan hasil yang relevan. Hal tersebut dapat digunakan sebagai pedoman
awal sebagai kerangka pemikiran guna menambah, mengembangkan maupun
31
memperbaiki penelitian yang telah ada sebelumnya. Adapun hasil penelitian yang
relevan dengan penelitian ini sebagai berikut:
1) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eka Andini (2015), yang
berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Video SMP
Negeri 1 Rumpia Kabupaten Jeneponto”.Jenis penelitian ini adalah Pre-
eksperimen, dengan jumlah populasi 92 siswa dan yang menjadi sampel
adalah kelas VII A dengan jumlah 28 siswa. Metode pengumpulan data
menggunakan tes, observasi dan angket. Teknik analisis data yang digunakan
adalah menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Hasil penelitian yang diperoleh dari data hasil observasi aktivitas
belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Rumpia Kabupaten Jeneponto
Menunjukkan bahwa : a) Skor rata-rata hasil belajar siswa 84,64 dengan
standar deviasi 9,163 dan variansi 83, 962. Dari hasil tesebut diperoleh bahwa
30 siswa (89, 3%) telah mencapai ketuntasan individu dan ini berarti
ketuntasan secara klasikal telah mencapai ketuntasan individu dan ini berarti
ketuntasan secara klasikal telah tercapai. b) Terjadi peningkatan hasil belajar
siswa setelah menggunakan media pembelajaran berbasis video dimana rata-
rata gain ternormalisasi 0,63 dan pada umumnya berada pada kategori
sedang. c) Rata-rata presentase frekuensi siswa yang aktif selama
pembelajaran 87,60%.Di simpulkan terdapat keefektifan penggunaan media
pembelajaran berbasis video terhadap hasil belajar siswa kelas VII A SMP
Negeri 1 Rumpia Kabupaten Jeneponto.
32
2) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Shofa (2015), dengan judul
“Keefektifan Media Video Animasi Tehadap Kemampuan Menulis Karangan
Narasi dan Hasil belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Bandungrejo 02
Mranggen”.Hasil analisis data penelitian uji hipotesis diperoleh harga hitung
sebesar 3,705 tabel sebesar 1,68 dengan demikian terhitung > tabel atau 3,705
> 1,68 maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat dikatakan bahwa
perbedaan rata-rata kondisi awal dengan kondisi akhir signifikan.
Kesimpulannya adalah terdapat keefektifan media video animasi terhadap
kemampuan menulis karangan narasi dan hasil belajar siswa SD Negeri
Bandungrejo 02 Mranggen”.
3) Berdasrkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahmawati (2015), dengan
judul “Pengaruh Media Audio Visual (Kartun) Terhadap Keterampilan
Bercerita pada Siswa Kelas III MI Tarbiyah Al- Islamiyah Kembangan”.
Peneltian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh media audio visual
(kartun) terhadap keterampilan bercerita siswa ke;las III MI Tarbiyah al-
Islamiyah kembangan, Jakarta Barat. Metode yang digunakan adalah Two
Grup Rando Mized Subjects Pretest Posttest, penelitian ini difokuskan pada
siswa kelas tiga yang dipilih secara acak dua kelas dari tiga kelas, tehnik
pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi, dan sastra.
Hasil ditunjukkan dari nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen sebesar
64,40. Setelah diberikan perlakuan dengan media pembelajaran audio visual
(Kartun), nilai rata-rata postest kelompok eksperimen mengalami
peningkatan menjadi 77,40 sedangkan nilai rata-rata postest kelompok
33
kontrol mengalami peningkatan menjadi 72,20. Perhitungan nilai rata-rata
tersebut menunjukkan bahwa, hasil tes kelompok kontrol mengalami
peningkatan sebesar 13%, sedangkan hasil tes kelompok kontrol mengalami
peninhkatan sebesar 8,2%/
4) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Intan Munawaroh (2018),
dengan judul “Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan
Menggunakan Alat Peraga Boneka Pada Siswa Kelas VII SMP Pasudan 1
Bandung”. Cerita fabel merupakan suatu cerita fiksi yang menceritakan
kehidupan binatang sebagaimana kehidupan yang didalamnya menyampaikan
pesan moral. Alat peraga boneka merupakan salah satu benda yang digunakan
untuk memerangkan dalam proses pembelajaran. Adapun rumusan masalah
penulisan adalah: mampu penulis merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran menceritakan kembali isi fabel dengan
menggunakan alat peraga boneka pada siswa kelas VII SMP Pasudan 1
Bandung baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan baik. Metode
yang digunakan oleh penulis adalah true experimental dengan bentuk
penelitian uji coba, observasi, tes dan analisis. Hasil penelitiannya yaitu
penulis mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik.
Hal tersebut dibuktikan, berdasarkan nilai yang diperoleh penulis pada tahap
perencanaan yaitu, 3,72 dan nilai tahap pelaksanaan 3,70 dengan rata-rata
nilai kumulatif 3,71 termasuk kategori baik sekali (A), alat peraga boneka
efektif digunakan dalam pembelajaran menceritakan kembali isi fabel. Hal ini
diubah berdasarkan nilai teks awal pada kelas eksperimen rata-rata 64 dan
34
nilai teks akhir rata-rata 88, sedangkan hasil teks awal pada kelas kontrol 47
dan hasil teks akhir pada kelas kontrol 70. Hal ini juga berdasarkan hasil data
indeks gain. Kategori tertinggi pada kelas eksperimen sebanyak 12
responden, sementara kategori tertinggi pada kelas kontrol hanya 4
responden. Berdasarkan data tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
penelitian pembelajaran menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan
alat peraga boneka pada kelas VII SMP Pasudan 1 Bandung, telah
dilaksanakan dab berhasil.
Berkaitan dengan hasil deskripsi saya, dari penelitian relevan pula
menjelaskan bahwa pemahaman konsep dan kinerja siswa melalui penerapan
media pembelajaran animasi pada materi yang sesuai atau yang terpilih. Media
pembelajaran video pula memberikan pengaruh yang signifikan terhadap skor
hasil belajar siswa.
B. Kerangka Pikir
Secara umum hasil belajar pembelajaran bahasa indonesia siswa dan
penguasaan siswa terhadap kaidah-kaidah bahasa indonesia seperti, menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis masih berada dalam tataran rendah. Untuk
meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia siswa, guru diharapkan mampu
berkreasi dengan menerapkan penggunaan media video animasi dalam
pembelajaran menceritakan kembali isi fabel dalam pembelajaran bahasa
indonesia yang cocok.
Salah satu penerapan yang membantu siswa dalam mengaitkan antara
materi dengan lingkungan sekitarnya yaitu penggunaan media video animasi,
35
adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena
serta hubungan-hubungannya.
Penerapan ini, siswa tidak hanya menguasai materi pelajaran namun siswa
dapat mengaitkan materi dengan lingkungannya, penerapan ini dapat pula
diharapkan dengan mengajarkan kaidah-kaidah bahasa indonesia dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh sebab itu pada penelitian ini, peneliti
menggunakan media video animasi karena penerapan ini dipandang sebagai
penerapan yang dapat memberikan hasil pembelajaran yang sebelumnya tidak
efektif menjadi efektif.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Penggunaan Media Video Animasi
Media Video Animasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran
Menyimak Berbicara Membaca Menulis
Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Fabel
Analisis
Efektif Tidak Efektif
36
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah dikemukakan,
maka hipotesis yang dirumuskan, ada keefektifan dalam penggunaan media video
animasi melalui pembelajaran daring dengan menceritakan kembali isi fabel
Siswa kelas VII A SMP Unismuh Makassar. Adapun hipotesis statistiknya yaitu :
Ho : Tidak ada pengaruh media video animasi melalui pembelajaran daring
dengan menceritakan kembali isi fabel pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa kelas VII A SMP Unismuh Makassar.
H1 : Ada pengaruh media video animasi melalui pembelajaran daring dengan
menceritakan kembali isi fabel pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa
kelas VII A SMP Unismuh Makassar.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Desain penelitian kuantitatif ini merupakan jenis penelitian Pre-
Eksperimen yang hanya melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen yang
dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas penggunaan media video animasi melalui pembelajaran
daring dengan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII A SMP Unismuh
Makassar.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 119).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Unismuh
Makassar yang terdiri dari 4 kelas itu VII A, VII B1, VII B2, dan VII Tahfiz.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah populasi di SMP Unismuh
Makassar yang dimiliki oleh populasi. Adapun sampel dan penelitian ini yaitu
siswa kelas VII A berjumlah 27 yang terdiri 27 perempuan. Sedangkan teknik
pengambilan sampel adalah random sampling.
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas. Serta apabila populasi tidak terdiri dari
38
individu– individu, melainkan terdiri dari kelompok–kelompok individu atau
cluster. Adapun tahap dalam menentukan sampel yaitu tahap pertama
menenrtukan sampel daerah dan tahap berikutnya menentukan individu yang ada
pada daerah itu secara sampling juga (Sugiyono, 2013: 124).
C. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel penelitian
Pada penelitian ini menggunakan desain One Group Pretest-Posttest
Design. Desain tersebut berbentuk sebagai berikut :
Tabel 3.1 One Group Pretest-Posttest Design
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
Sugiyono,(2017: 74)
Keterangan:
X : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen, yaitu menggunakan media
video animasi
O1 :Tes awal yang diberikan pada kelas eksperimen di awal penelitian.
O2 :Tes akhir yang diberikan pada kelas eksperimen di akhir penelitian.
D. Definisi Operasional Variabel
Memperoleh gambaran yang jelas tentang variabel yang akan diteliti
dalam penelitian ini, maka secara operasional mempunyai bahasan sebagai
berikut:
1. Keterlaksanaan pembelajaran merupakan sikap atau perilaku guru selama
proses kegiatan pembelajaran berlangsung dan hasil observasi selama
pengajaran dengan pengunaan media video animasi .
39
2. Hasil belajar menceritakan kembali isi fabel siswa dalam penelitian ini
adalah nilai hasil tes siswa sebelum dan sesudah diajar melalui penggunaan
media video animasi
3. Aktivitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama mengikuti
proses pembelajaran melalui penggunaan media video animasi.
4. Respons siswa yang positif merupakan tanggapan perasaan senang, setuju,
atau merasakan adanya kemajuan sesudah diterapkannya penggunaan media
video animasi
E. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini, langkah–langkah yang ditempuh adalah sebagai
berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Menentukan sekolah yang akan diteliti.
b. Melakukan observasi disekolah yang telah dipilih.
c. Mendiskusikan dengan guru yang bersangkutan tentang masalah yang
diperoleh selama observasi.
d. Mengkaji masalah yang ditemukan.
e. Mempersiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan masalah yang
ditemui.
f. Menerapkan instumen, lembar observasi, lembar tes, dan angket untuk
memperoleh data.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan pretest diawal pertemuan atau di awal pembelajaran.
40
b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media video animasi
c. Melaksanakan observasi terhadap aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
d. Memberikan tes sebagai bentuk evaluasi terhadap hasil belajar siswa.
e. Memberikan angket respons kepada siswa untuk mendapatkan data
respons siswa terhadap penggunaan media video animasi.
3. Tahap Akhir
a. Mengolah data hasil penelitian
b. Menganalisis data hasil penelitian
c. Membuat atau menarik kesimpulan berdasarkan data yang telah diperoleh.
F. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Lembar observasi keterlaksanaan pendekatan pembelajaran bertujuan
untuk mengetahui seberapa baik keterlaksanaan pada saat pembelajaran
berlangsung. Butir–butir instrument ini mengacu pada langkah–langkah
pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan RPP. Pengamatan dilakukan
sejak kegiatan pendahuluan hingga kegiatan penutup dan dibantu oleh seorang
teman sebagai observer. Pengkategorian skor keterlaksanaan pendekatan
pembelajaran terdiri dari 4 kategori yakni (1) kurang baik, (2) cukup baik, (3)
baik, (4) sangat baik.
41
2. Tes Hasil Belajar Menceritakan Kembali isi Fabel
Tes hasil belajar yaitu alat bantu berupa tes formatif yang digunakan untuk
memperoleh data tentang hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya
penggunaan media video animasi pada pembelajaran menceritakan kembali isi
fabel kelas eksperimen.
3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Instrument lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk memperoleh
data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Pengambilan data aktivitas siswa dilakukan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung yang dilakukan oleh seorang observer.
4. Angket Respons Siswa
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam hal ini siswa kelas VII A SMP
Unismuh Makassar. Angket respons siswa digunakan untuk mengetahui respons
siswa terhadap pembelajaran yang diberikan melalui penggunaan media video
animasi
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun tata cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data tentang keterlaksanaan pembelajaran selama penelitian berlangsung
diambil dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran.
42
2. Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan lembar
tes hasil belajar siswa.
3. Data tentang aktivitas belajar siswa diperoleh dengan menggunakan
lembar observasi aktivitas siswa .
4. Data mengenai rspons siswa terhadap penggunaan media video animasi
diperoleh dengan membagikan angket kepada siswa .
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang
diperoleh dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, analisis data aktifitas
siswa dan analisis data respons siswa.
1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif (Sugiyono,2017: 147) adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
a.) Keterlaksanaan Pembelajaran
Teknik analisis data terhadap keterlaksanaan pembelajaran digunakan
analisis rata-rata artinya keterlaksanaan pembelajaran dihitung dengan cara
menjumlah nilai tiap aspek kemudian membandingkan dengan banyak aspek yang
dinilai.
b.) Analisis Data Hasil Belajar Siswa
Analisis statistika deskriptif dimaksudkan untuk menggambar karakteristik
hasil belajar menceritakan kembali isi fabel siswa setelah penggunaan media
43
video animasi yang meliputi nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, nilai
maksimum dan nilai minimum.
Kriteria yang digunakan untuk memainkan kategori hasil belajar pada
menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII A SMP Unismuh Makassar dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kategorisasi Standar Yang Ditetapkan Departemen Pendidikan
Nasional
Nilai Kategori
0 X 64
65 X 74
75 X 84
85 X 89
90 X 100
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Sumber : Departemen Pendidikan Nasional (2003: 24)
Adapun kriteria ketuntasan minimal (KKM) pelajaran menceritakan
kembali isi fabel yang di terapkan oleh siswa SMP Unismuh Makassar tersaji
pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Menceritakan Kembali
Isi Fabel Siswa SMP Unismuh Makassar
Nilai Kriteria
0 ≤ x < 75
76 ≤ x ≤ 100
Tidak Tuntas
Tuntas
(Sumber: Kurikulum SMP Unismuh Makassar)
Di samping itu hasil belajar juga diarahkan pada pencapaian secara
individual dan klasikal. Ketuntasan belajar dapat dicapai jika nilai yang diperoleh
siswa minimal sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
44
ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan, sedangkan ketuntasan klasikal
tercapai minimal 85% siswa mencapai skor minimal 75%.
Selanjutnya untuk mengetahui selisih antara nilai Posttest dan pretest
digunakan skor gain termonalisasi. Gain menunjukkan peningkatan hasil belajar
siswa setelah pembelajaran dilakukan guru, rumus indeks gain ternormalisasi
menurut meltzer (Jusmawati, 2015: 26) yaitu:
Keterangan:
g = gain termonalisasi
T”1 = Skor posttest
T1 = Skor pretest
Tmax = Skor maksimum ideal.
Tabel 3.4 Klasikal Normalisasi Gain
Koefisien Normalisasi Gain Klasifikasi
g< 0,3
0,3≤g<0,7
g≥0.7
Rendah
Sedang
Tinggi
(Sumber: Jusmawati 2015: 105)
Hasil belajar siswa dikatakan efektif jika rata-rata gain ternormalisasi
siswa minimal berada dalam katergori sedang atau lebih dari 0,29.
a) Analisis Data Aktivitas Peserta Didik
Data aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dianalisis
dengan menggunakan presentase. Adapun perhitungan presentase keaktifan
pembelajaran siswa dalam mengikuti proses belajar sebagai berikut:
45
PK=
x 100%
Keterangan :
Pk = Presentase keaktifan siswa
x = Jumlah skor perolehan
SM = Skor maksimal
b) Analisis Data Respons Siswa
Data respons siswa yang diperoleh melalui angket analisis dengan
menggunakan statistik deskriptif dengan presentase. Presentase dari setiap respons
siswa dihitung dengan rumus.
%JS=
x100%
Keterangan:
%JS = Presentase rata-rata jumlah siswa yang memberi respons
TNR = Total nilai respons
dN = Jumlah Siswa yang merespons.
Respons siswa dikatakan positif dalam penelitian ini rata-rata jawaban
siswa terhadap pernyataan aspek positif diperoleh presentase ≥ 75%.
c) Analisis Statistika Inferensial
Sugiyono (2017: 148) menyatakan bahwa statistika inferensial adalah
teknik statistik yang digunakan untuk menganalisa data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi. Teknik ini dimkasudkan untuk pengujian hipotesis
penelitian, sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas sebagai uji persyaratan.
46
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk melihat apakah data tentang hasil
belajar siswa sebelum dan setelah perlakuan berasal dari populasi berdistribusi
normal atau tidak. Pada penelitian ini menggunakan taraf signifikan 5% atau 0,5
dengan syarat :
Jika Pvalue ≥ 0,5 maka dikatakan berdistribusi normal,
Jika Pvalue < 0,05 maka dikatakan berdistribusi tidak normal.
(Sugiyono, 2006: 152)
b. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji rata–rata yaitu dengan menggunakan teknik uji–t.
Pengujian menggunakan taraf signifikan 5% atau 0, 05 dengan kriteria.
H0 diterima jika Pvalue ≥ 0,05
H1 diterima jika Pvalue < 0,05
(Sugiyono, 2010: 85)
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
dan analisis inferensial.
1. Hasil Analisis Deskriptif
Berikut ini akan diuraikan hasil analisis statistik deskriptif yaitu hasil
belajar menceritakan kembali isi fabel siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
melalui penerapan media video animasi, diantaranya hasil observasi
keterlaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa, hasil observasi aktivitas siswa,
dan hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran menceritakan kembali isi
fabel melalui penerapan media video animasi.
Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Fabel Melalui
Penerapan Media Video Animasi
Keterlaksanaan pembelajaran yang diobservasi adalah keterlaksanaan
pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran menceritakan kembali isi fabel
melalui penerapan media video animasi. Adapun observasi terhadap
keterlaksanaan pembelajaran tersebut mengacu pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Hasil observasi terhadap keterlaksanaan pembelajaran pada kegiatan dalam proses
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini.
46
48
Tabel 4.1 Hasil Analisis Data Observasi Keterlaksanaan Penggunaan Media
Video Animasi Melalui Pembelajaran Daring Menceritakan Kembali Isi Fabel
Dengan penerapan media video animasi
ASPEK YANG DINILAI Pertemuan
Rata-Rata 1 2 3 4
KEGIATAN PENDAHULUAN
Tahap I : Menyampaikan Tujuan Dan Memotivasi Siswa
a. Memberi salam, mengajak siswa berdoa
sebelum belajar
3 3 4 4 3,5
b. Memberikan motivasi kepada siswa 3 4 4 4 3,75
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 3 4 4 3.5
KEGIATAN INTI
Tahap II : Menyajikan Informasi
a. Menyampaikan informasi dengan
menggunakan masalah-masalah media video
animasi
4 4 3 4 3,75
b. Memmberikan kesempatan siswa untuk
mengamati contoh soal yang berkaitan
dengan materi yang telah dijelaskan
3 4 4 4 3,75
c. Memberikan kesempatan siswa untuk
mengajukan pertanyaan sehubungan dengan
materi yang belum dipahami
4 3 4 4 3,75
Tahap III : Mengatur Siswa Kedalam Kelompok
a. Mengatur siswa kedalam beberapa kelompok
belajar
4 4 4 4 4
b. Menjelaskan tentang materi secara singkat
melalui media video animasi dan lainnya.
4 3 3 4 3,5
c. Meminta siswa untuk berdiskusi dan
mengumpulkan informasi dari kegiatan
mengamati dan mempertanyakan.
3 3 4 4 3.5
d. Membagikan LKPD yang akan di selesaikan
siswa kepada masing-masing kelompok.
4 4 4 4 4
e. Membimbing kelompok-kelompok belajar
pada saat mereka mengerjakan tugas
3 4 4 4 3,75
Tahap : IV: Membimbing Kelompok Bekerja dan Belajar
Membimbing kelompok–kelompok belajar pada
saat mereka mengerjakan tugas
3 4 4 4 3,75
Tahap : V Evaluasi
a. Pendidik meminta siswa untuk mengirimkan
secara pribadi hasil kerja kelompoknya
melalui via whatsApp dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya
ketika masih ada kendalanya.
3 4 4 4 3,75
b. Mengevaluasi hasil diskusi siswa 4 3 4 4 3,75
49
KEGIATAN PENUTUP
a. Meminta siswa untuk mengemukakan
apa yang telah di pelajari
3 4 4 4 3,75
b. Melakukan penilain akhir untuk
mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran
3 4 4 4 3,75
c. Menginformasikan siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya
3 4 4 4 3,75
d. Mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam
4 4 4 4 4
Jumlah 65 69 70 72 67,25
Rata-rata 3,61 3,83 3,88 4 3,73
Kriteria Sangat Terlaksana
Berdasarkan hasil pengamatan rata-rata keterlaksanaan pembelajaran
menceritakan kembali isi fabel melalui penerapan media video animasi yaitu 3,73.
Dalam kriteria keterlaksanaan pembelajaran yang telah dipaparkan pada bab III,
nilai rata-rata yang diperoleh berada pada interval 3,00 ˂ ̅ ≤ 4,00 yang artinya
berada pada kategori sangat baik.
a. Deskripsi Hasil Belajar Menceritakan Kembali Isi Fabel Melalui
Penerapan Media Video Animasi
1) Data Hasil Belajar Mrnceritakan Kembali Isi Fabel siswa melalui Penerapan
media video animasi Sebelum Diberikan Perlakuan (Pretest)
Untuk memberikan gambaran awal tentang hasil belajar siswa pada kelas
SMP Unismuh Makassar sebelum diberikan perlakuan (Pretest) disajikan
secara lengkap pada lampiran D. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis deskriptif
terhadap nilai hasil belajar menceritakan kembali isi fabel siswa sebelum
diberikan perlakuan ditunjukkan seperti pada Tabel 4.2 berikut:
50
Tabel 4.2 Statistik Nilai Hasil Belajar Menceritakan Kembali Isi Fabel Pada Siswa
Kelas VII A SMP Unismuh Makassar Sebelum Diberikan Perlakuan
STATISTIK NILAI STATISTIK
JUMLAH SISWA 27
Mean 42,78
Median 40,00
Std.Deviation 14,028
Variance 196,795
Range 45
Minimum 20
Maximum 65
Sum 1155
Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil pretest siswa
sebelum proses pembelajaran dengan media video animasi adalah 42,78 dari skor
ideal 100 yang mungkin dicapai siswa dengan standar deviasi 14,028. Hal ini
berarti sebagian besar sebaran skor hasil belajar siswa memiliki jarak 20 dari nilai
rata-rata. Sedangkan median adalah 40.00 dengan modus 20 yang berarti 50%
skor siswa lebih besar dan lebih kecil dari dengan skor yang paling banyak
diperoleh oleh siswa.
Jika hasil belajar menceritakan kembali isi fabel siswa dalam lima kategori
yang ditetapkan oleh di SMP Unismuh Makassar, maka diperoleh distribusi
frekuensi dan persentase seperti pada tabel 4.3 berikut.Hasil pretest yang
diperoleh jika dikelompokkan berdasarkan lima kategori yang telah ditetapkan
maka diperoleh distribusi nilai seperti yang terlihat pada tabel berikut:
51
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pretest Nilai Hasil Belajar
Menceritakan Kembali Isi Fabel Pada Siswa Kelas VII A SMP Unismuh
Makassar Sebelum Diberikan Perlakuan
No. Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
1. 0 X 64 Sangat Rendah 27 100
2. 65 X 74 Rendah 0 0
3. 75 X 84 Sedang 0 0
4. 85 X 89 Tinggi 0 0
5. 90 X 100 Sangat Tinggi 0 0
Jumlah 27 100
Sumber: Departemen Pendidikan Nasional (2003: 24)
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa sebanyak 27 dari 27 orang
siswa atau 100% peserta didik kelas VII A yang diberi pretest memperoleh nilai
pada rentang 0–64 dan berada pada kategori sangat rendah. Serta tidak ada siswa
yang memperoleh nilai pada kategori, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
Dengan demikian hasil tes menceritakan kembali isi fabel siswa sebelum
diterapkan media video animasi masih tergolong sangat rendah.
Data hasil belajar menceritakan kembali isi fabel siswa sebelum diterapkan
media video animasi yang dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan dapat
dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Menceritakan Kembali Isi fabel
sebelum diberikan perlakuan
Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 x 75 Tidak Tuntas 27 100
76 x 100 Tuntas 0 0
Jumlah 27 100
(Sumber: Kurikulum SMP Unismuh Makassar)
52
Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila memiliki nilai
paling rendah 65. Dari Tabel 4.4 di atas terlihat bahwa jumlah siswa yang tidak
memenuhi kriteria ketuntasan klasikal adalah sebanyak 27 orang atau 100% dari
keseluruhan jumlah siswa Berdasarkan deskripsi di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa hasil belajar siswa kelas VII A SMP Unismuh Makassar sebelum
diterapkan media video animasi tergolong sangat rendah.
2) Data Hasil Belajar Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa Setelah
Diberikan Perlakuan (Posttest)
Data hasil belajar menceritakan kembali isi fabel Siswa setelah penelitian
(posttest), berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap nilai hasil belajar
menceritakan kembali isi fabel siswa setelah diberikan perlakuan (posttest)
ditunjukkan seperti pada Tabel 4. 5 berikut:
Tabel 4.5 Statistik Nilai Hasil Belajar Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
Kelas VII A SMP Unismuh Makassar Setelah Diberikan Perlakuan
Statistik Nilai Statistik
Jumlah Siswa 27
Mean 86.85
Median 90,00
Std. Deviation 10,575
Variance 111.823
Range 40
Minimum 60
Maximum 100
Sum 2345
53
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil posttest
siswa setelah proses pembelajaran dengan media video animasi adalah 86,85 dari
skor ideal 100 yang mungkin dicapai siswa dengan standar deviasi 10,575. Hal ini
berarti sebagian besar sebaran skor hasil belajar siswa memiliki jarak 60 dari skor
rata-rata. Sedangkan median adalah 90 dengan modus 85 yang berarti 50% skor
siswa lebih besar dan lebih kecil dari 100 dengan skor yang paling banyak
diperoleh oleh siswa adalah 85. Untuk pengkategorian hasil belajar menceritakan
kembali isi fabel yang diajar dengan menggunakan video animasi, berpatokan
pada teknik kategorisasi standar yang ditetapkan disajikan pada tabel berikut;
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Belajar Menceritakan
Kembali Isi Fabel Setelah Diberikan Perlakuan (Posttest)
No. Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
1. 0 X 64 Sangat Rendah 1 3,7
2. 65 X 74 Rendah 2 7,4
3. 75 X 84 Sedang 5 18,5
4. 85 X 89 Tinggi 5 18,5
5. 90 X 100 Sangat Tinggi 14 51,9
Jumlah 27 100
Sumber: Departemen Pendidikzn Nasional (2003: 24)
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil tes siswa setelah penerapan media
video animasi terdapat 1 dari 27 orang siswa atau 3,7 % dari keseluruhan siswa
yang memperoleh hasil yang berada pada kategori rendah, 2 siswa atau 7,4 % dari
keseluruhan siswa yang nilainya berada pada kategori sedang, 14 siswa atau 51,9
% dari keseluruhan siswa yang nilainya berada pada kategori tinggi, dan tidak ada
siswa yang memperoleh nilai yang sangat rendah. Jika rata-rata skor hasil posttest
54
siswa yaitu 51,9 % dikonversi ke dalam lima kategori, maka rata-rata skor hasil
posttest siswa kelas VII A SMP Unismuh Makassar setelah diterapkan media
video animasi berada dalam kategori sedang. Hal ini berarti rata–rata hasil belajar
menceritakan Kembali Isi Fabel siswa yang diajar dengan menggunakan media
video animasi berada pada kategori sedang.
Untuk melihat ketuntasan hasil belajar menceritakan kembali isi fabel
Siswa setelah diterapakan media video animasi dapat dilihat pada tabel 4.7
berikut;
Tabel 4.7 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Setelah Diberikan Perlakuan
Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 x 75 Tidak Tuntas 1 3,7
75 x 100 Tuntas 26 96,3
Jumlah 27 100
(Sumber: Kurikulum SMP Unismuh Makassar)
Berdasarkan Tabel 4.7 tampak bahwa dari 27 orang siswa sebagai subjek
penelitian terdapat yang tuntas 26 dan 1 yang tidak tuntas secara perorangan. Ini
berarti siswa dikelas mencapai keteuntasan secara klasikal dimana
ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 75% siswa dikelas tersebut mencapai
skor ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah.
Dari Tabel 4.7 di atas terlihat bahwa siswa yang tidak tuntas sebanyak 1
orang, sedangkan siswa yang memiliki kriteria ketuntasan individu sebanyak
orang 26 . Jika dikaitkan dengan indikator ketuntasan hasil belajar siswa, maka
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas SMP Unismuh Makassar
55
setelah diterapkan media video animasi sudah memenuhi kriteria ketuntasan hasil
belajar siswa secara klasikal.
3) Deskriptif Normalized Gain atau Peningkatan Hasil Belajar
Menceritakan Kembali Isi Fabel Materi Menceritakan Kembali Isi
Fabel Legenda/Daerah Setempat Setelah Diterapkan Video Animasi
Berdasarkan deskripsi di atas data pretest dan postest siswa selanjutnya
dihitung dengan menggunakan rumus normalized gain. Tujuannya adalah untuk
mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas SMP
Unismuh Makassar setelah diterapkan media video animasi pada materi
menceritakan kembali isi fabel legenda/daerah setempat.
Persentase peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.8
berikut:
Tabel 4.8 Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Menceritakan Kembali Isi Fabel
Siswa Setelah Diterapkan Video Animasi Pada Materi Menceritakan Kembali Isi
Fabel Legenda/Daerah Setempat
Nilai Gain Kategori Frekuensi Persentase (%)
g < 0,3 Rendah 3 11.1
0,3 ≤ g < 0,7 Sedang 5 37
g ≥ 0,7 Tinggi 19 51,9
Jumlah 27 100
(Sumber: Juusmawati 2015: 105)
Berdasarkan Tabel 4.8 tampak bahwa peningkatan kemampuan siswa
setelah diajar melalui penerapan video animasi berada pada klasifikasi sedang.
Pada Tabel 4.8 terdapat 3 atau11,1 % siswa yang nilai gainnya g < 0,3 yang
artinya peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori rendah dan 5(37%)
siswa yang nilai gainnya berada pada interval 0,3 ≤ g < 0,7 yang artinya
56
peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori sedang. Dari Tabel 4.8 juga
dapat diketahui bahwa 19 (51,9%) yang nilai gainnya g ≥ 0,7 atau peningkatan
hasil belajarnya berada pada kategori tinggi. Jika rata-rata gain ternormalisasi
siswa sebesar dikonversi kedalam kategori di atas, maka rata-rata gain
ternormalisasi siswa berada pada interval 0,3 ≤ g < 0,7 yang berada pada kategori
sedang.
Secara deskriptif hasil belajar menceritakan kembali isi fabel siswa
memenuhi kriteria keefektifan setelah diterapkan penerapan media video animasi
pada pembelajaran menceritakan kembali isi fabel materi menceritakan kembali
isi fabel legenda/daerah setempat.
b. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Lembar pengamatan ini dibuat untuk memperoleh salah satu jenis data
pendukung kriteria keefektivan pembelajaran. Instrumen ini memuat petunjuk 5
indikator aktvitas siswa Pengamatan dilaksanakan dengan cara observer
mengamati aktivitas siswa yang dilakukan selama empat kali pertemuan. Data
yang diperoleh dari instrumen tersebut dirangkum pada tiap pertemuan. Hasil
rangkuman setiap pengamatan disajikan pada Tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9 Aktivitas Siswa
No KOMPONEN YANG DIAMATI PERTEMUAN
I II III IV V VI
1 Siswa yang hadir pada saat proses
pembelajaran berlangsung
P
27 27 27 27
P
2 Siswa menyimak penyampaian guru. 27 27 27 27
3 Siswa yang aktif dalam belajar dan 27 27 27 27
57
mengerjakan tugas (LKS) R
E
T
E
S
O
S
T
T
E
S
4
Siswa yang bekerjasama dengan teman
kelompok dalam menyelesaikan
masalah konteks
27 27 27 27
5
Siswa bertanya m n engenai hal-hal
yang belum jelas dan mejawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru
maupun secara sesama siswa tentang
materi yang sedang dipelajari
27 27 27 27`
6
Siswa yang meminta bantuan
seperlunya kepada guru apabila
mengalami kesulitan
27 27 27 27
7
Siswa yang memberanikan diri
mempersentasikan hasil kerja
kelompoknya melalui WhatsApp video
lalu di krim ke akun WhatsApp guru.
27 27 27 27
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada saat pengunaan media
video animasi melalui pembelajaran daring dengan menceritakan kembali isi fabel
siswa kelas VII A SMP Unismuh Makassar diuraikan seperti berikut:
a) Pertemuan pertama pada saat proses pembelajaran berlangsung jumlah siswa
yang hadir adalah 27 siswa, siswa yang menyimak penyampaian guru
sebanyak 27 siswa, siswa yang aktif dalam belajar dan mengerjakan tugas
(LKS) sebanyak 27 siswa, siswa yang bekerjasama dengan teman kelompok
dalam menyelesaikan masalah konteks adalah sebanyak 27 siswa, siswa
bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas dan mejawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru maupun secara sesama siswa tentang materi yang sedang
dipelajari sebanyak 27 siswa, siswa yang meminta bantuan seperlunya
kepada guru apabila mengalami kesulitan sebanyak 27siswa, dan siswa yang
58
memberanikan diri mempersentasikan hasil kerja kelompoknya melalui
WhatsApp video lalu di krim ke akun WhatsApp guru sebanyak 27 siswa.
b) Pertemuan kedua pada saat proses pembelajaran berlangsung jumlah siswa
yang hadir adalah 27siswa, siswa yang menyimak penyampaian guru
sebanyak 27 siswa, siswa yang aktif dalam belajar dan mengerjakan tugas
(LKS) sebanyak 27siswa, siswa yang bekerjasama dengan teman kelompok
dalam menyelesaikan masalah konteks adalah sebanyak 27 siswa, Siswa
bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas dan mejawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru maupun secara sesama siswa tentang materi yang sedang
dipelajari sebanyak 27 siswa, siswa yang meminta bantuan seperlunya
kepada guru apabila mengalami kesulitan sebanyak 27 siswa, dan siswa yang
memberanikan diri mempersentasikan hasil kerja kelompoknya melalui
WhatsApp video lalu di krim ke akun WhatsApp guru sebanyak 27siswa.
c) Pertemuan ketiga pada saat proses pembelajaran berlangsung jumlah siswa
yang hadir adalah 27siswa, siswa yang menyimak penyampaian guru
sebanyak 27 siswa, siswa yang aktif dalam belajar dan mengerjakan tugas
(LKS) sebanyak 27 siswa, siswa yang bekerjasama dengan teman kelompok
dalam menyelesaikan masalah konteks adalah sebanyak 27siswa, siswa
bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas dan mejawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru maupun secara sesama siswa tentang materi yang sedang
dipelajari sebanyak 27 siswa, siswa yang meminta bantuan seperlunya
kepada guru apabila mengalami kesulitan sebanyak 27 siswa, dan siswa yang
59
memberanikan diri mempersentasikan hasil kerja kelompoknya melalui
WhatsApp video lalu di krim ke akun WhatsApp guru sebanyak 27 siswa.
d) Pertemuan keempat pada saat proses pembelajaran berlangsung jumlah siswa
yang hadir adalah 27siswa, siswa yang menyimak penyampaian guru
sebanyak 27 siswa, siswa yang aktif dalam belajar dan mengerjakan tugas
(LKS) sebanyak 27 siswa, siswa yang bekerjasama dengan teman kelompok
dalam menyelesaikan masalah konteks adalah sebanyak 27siswa, siswa
bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas dan mejawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru maupun secara sesama siswa tentang materi yang sedang
dipelajari sebanyak 27 siswa, siswa yang meminta bantuan seperlunya kepada
guru apabila mengalami kesulitan sebanyak 27 siswa, dan siswa yang
memberanikan diri mempersentasikan hasil kerja kelompoknya melalui
WhatsApp video lalu di krim ke akun WhatsApp guru sebanyak 27 siswa.
c. Deskripsi Respons Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data respons siswa adalah
angket respons siswa, Angket ini diberikan kepada siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran melalui penerapan media video animasi untuk diisi sesuai
pendapat mereka terhadap kegiatan pembelajaran dengan media video animasi
diisi oleh 27 siswa secara singkat ditunjukkan pada Tabel 4.10 berikut ini:
60
Tabel 4.10 Deskripsi Persentase Respons Siswa Terhadap Pembelajaran
Menceritakan Kembali Isi Fabel melalui Penerapan media video animasi
No Uraian Pertanyaan Respons Siswa Presentase(%)
Ya Tidak Ya Tidak
1. Apakah Anda senang belajar
menceritakan kembali isi fabel
melalui daring?
27 - 100 -
2. Apakah Anda memahami materi
yang diajarkan oleh guru melalui
media video animasi Melalui
daring?
25 2 92,60 7,40
3. Apakah Anda menyukai cerita
video animasi yang digunakan
pada saat pembelajaran melalui
daring?
27 - 100 -
4. Apakah Anda merasakan ada
kemajuan setelah pembelajaran
melalui media video animasi pada
pembelajaran menceritakan
kembali isi fabel melalui daring?
26 1 96,30 3,70
5. Setujukah Anda jika pembelajaran
berikutnya guru menerapkan video
animasi pada pembelajaran
menceritakan kembali isi fabel
melalui daring?
27 - 100 -
Jumlah 488,9 11,1
Rata-Rata 97,80 2,20
Tabel 4.10 menunjukkan hasil analisis respons siswa daring dapat dilihat
bahwa rata–rata persentase respons siswa terhadap pembelajaran menceritakan
kembali isi fabel materi menceritakan kembali isi fabel legenda? daerah setempat
melalui penerapan media video animasi adalah 97,80%. Rata-rata respons siswa
memberikan gambaran positif yang mencapai .
2. Hasil Analisis Inferensial
Hasil analisis statistika inferensial dimaksudkan untuk menjawab hipotesis
yang telah dirumuskan. Sebelum melakukan analisis statistik inferensial terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dan uji gain.
61
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk melihat hasil belajar menceritakan
kembali isi fabel siswa kelas VII A SMP Unismuh Makassar sebelum dan
sesudah melalui penerapan media video animasi terdistribusi normal. Untuk
keperluan pengujian menggunakan bantuan program komputer dengan program
IBM Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 26 dengan Uji
Kolmogorov-Smirnov. dengan menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05.
Kriteria pengujiannya adalah:
- Jika Pvalue ≥ α = 0,05 maka data berasal dari populasi berdistribusi normal.
- Jika Pvalue < α = 0,05 maka data berasal dari populasi berdistribusi tidak
normal.
Dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil analisis nilai untuk
pretest menunjukkan nilai Pvalue> α yaitu 0,200 > 0,05 dan nilai rata-rata untuk
posttest menunjukkan nilai Pvalue > α yaitu 0,189 > 0,05.
b. Uji Gain
Pengujian Normalized gain bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
ketuntasan hasil belajar siswa .
Dari hasil pengujian Normalized gain menunjukkan bahwa indeks gain=0,68. Hal
ini berarti berada pada interval indeks 0,3 ≤ g < 0,7 maka dapat disimpulkan
bahwa peningkatan hasil belajar dikategorikan sedang.
c. Pengujian Hipotesis
62
Uji hipotesis dianalisis dengan menggunakan uji-t untuk mengetahui
apakah pembelajaran menceritakan kembali isi fabel materi menceritakan
kembali isi fabel legenda/daerah setempat efektif diterapkan melalui penerapan
media video animasi pada peserta didik kelas SMP Unismuh Makassar.
1) Rata-rata hasil belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan penerapan
media video animasi dihitung dengan menggunakan uji-t one sample test
yang dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : melawan H1 :
Keterangan :
= rata-rata nilai hasil belajar menceritakan kembali isi fabel siswa
Berdasarkan hasil analisis IBM SPSS 26, tampak bahwa Nilai p (sig.(2-
tailed)) adalah 0,000 < 0,05 menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar siswa
setelah diajar melalui penerapan media video animasi lebih dari 74,9 Ini berarti
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yakni rata-rata hasil belajar posttes siswa kelas
VII A SMP Unismuh Makassar lebih dari atau sama dengan KKM.
2) Rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar dengan penerapan
pendekatan media video animasi dengan menggunakan uji-t one sample test
yang dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:
melawan
Keterangan :
: nilai rata-rata gain ternormalisasi
Berdasarkan hasil analisis tampak bahwa Nilai p (sig.(2-tailed)) adalah
menunjukan bahwa rata-rata gain ternormalisasi pada siswa kelas VII A SMP
63
Unismuh Makassar lebih dari. Ini berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yakni
gain ternormalisasi hasil belajar siswa berada pada kategori sedang.
1) Ketuntasan belajar siswa setelah diajar dengan penerapan pendekatan
media video animasi secara klasikal dihitung dengan menggunakan uji
proporsi yang dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : melawan H1 :
Keterangan : = parameter ketuntasan klasikal
Pengujian ketuntasan klasikal siswa dilakukan dengan menggunakan uji
proporsi. Untuk pretest dengan taraf signifikan dari tabel sebaran normal baku
diperoleh. Nilai z hitung kurang dari z tabel yang berarti H0 diterima dan H1
ditolak, artinya proporsi siswa yang mencapai kriteria ketuntasan individual
> dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes belum tercapai. Sedangkan
untuk posttest dengan taraf signifikan dari tabel sebaran normal baku diperoleh
Nilai z hitung lebih dari z tabel yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
proporsi siswa yang mencapai kriteria ketuntasan individual dari keseluruhan
siswa yang mengikuti tes tercapai. Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa
persentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa setelah pembelajaran melalui
penerapan media video animasi telah memenuhi kriteria keaktifan.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat proporsi siswa yang mencapai kriteria
ketuntasan 75 (KKM) lebih dari. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara inferensial
hasil belajar menceritakan kembali isi fabel siswa setelah diajar dengan penerapan
media video animasi memenuhi kriteria keefektifan.
64
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian yaitu
pembahasan hasil analisis deskriptif dan pembahasan hasil analisis inferensial.
1. Hasil Analisis Deskriptif
Pembahasan hasil analisis deskriptif meliputi (1) keterlaksanaan
pembelajaran, (2) hasil belajar menceritakan kembali isi fabel, (3) aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran menceritakan kembali isi fabel melalui penerapan
media video animasi dan (4) respons siswa terhadap proses pembelajaran
menceritakan kembali isi fabel melalui penerapan media video animasi. Keempat
aspek tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Keterlaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan penelitian dikelas VII A, dapat diketahui
bahwa keterlaksanaan pembelajaran melalui penerapan media video animasi
dilakukan dengan baik. Hal ini terlihat dari pertemuan I sampai dengan pertemuan
IV menunjukkan kriteria sangat terlaksana dengan nilai rata-rata 3,73 dari seluruh
aspek keterlaksanaan pembelajaran. Sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam
mengelola pembelajaran dikatakan efektif jika berada pada kategori baik atau
sangat baik dengan nilai rata-rata yang diperoleh berada pada interval 3,50 <
4.00 yang artinya berada pada kategori terlaksana dengan sangat baik. Maka dapat
disimpulkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran melalui penerapan media video
animasi dikatakan efektif.
65
b. Hasil Belajar Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa
Hasil analisis data siswa sebelum pembelajaran menceritakan kembali isi
fabel melalui penerapan media video animasi menunjukkan bahwa skor hasil
belajar menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII A SMP Unimuh Makassar
berada pada kategori yang sangat rendah. Hal ini terlihat dari skor rata-rata hasil
belajar siswa sebesar 40,00.
Setelah diterapkan media video animasi terjadi peningkatan yang
signifikan yaitu berada pada kategori sedang. Hal ini dilihat dari skor rata-rata
sebesar 90.00 dari 27 siswa yang terdiri dari 1 siswa atau 15% yang masuk
kategori sangat rendah, 2 siswa atau 7,4% yang masuk kategori sedang, dan 14
siswa atau 51,9% yang masuk kategori tinggi.
Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM), data hasil belajar
menceritakan kembali isi fabel siswa menunjukan bahwa terdapat 1 siswa atau 3,7
yang tidak mencapai ketuntasan individu. Dari data hasil belajar siswa melalui
penerapan media video animasi pada siswa kelas
mencapai ketuntasan secara klasikal karena
ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 75% siswa di kelas telah mencapai
skor ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah tersebut.
c. Aktivitas Siswa
Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menceritakan
kembali isi fabel melalui penerapan media video aimasi pada siswa kelas VII A
SMP Unismuh Makassar menunjukkan persentase aktivitas siswa yang
66
diharapkan hal ini menunjukkan bahwa siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
d. Respons Siswa
Hasil analisis respons siswa diperoleh 97,80% yang memberikan respons
positif terhadap proses pembelajaran menceritakan kembali isi fabel dengan
materi menceritakan kembali isi fabel legenda/daerah setempat melalui penerapan
media video animasi. Data hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa melalui
penerapan media video animasi telah mencapai indikator keefektivitas yang
dijadikan tolak ukur, dimana respons positif minimal 5 dari keseluruhan
responden.
Dari hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil belajar
menceritakan kembali isi fabel siswa tuntas secara klasikal, aktivitas siswa
mencapai kriteria aktif, keterlaksanaan pembelajaran berada pada kategori dengan
sangat terlaksana, serta respons siswa terhadap proses pembelajaran menceritakan
kembali isi fabel melalui penerapan media video animasil cenderung positif
sehingga keempat aspek indikator keefektifan telah terpenuhi maka dapat
disimpulkan bahwa “pembelajaran menceritakan kembali isi fabel efektif melalui
penerapan media video animasi pada siswa kelas VII A SMP Unismuh
Makassar”.
2. Hasil Analisis Inferensial
Hasil analisis infrensial menunjukkan bahwa data pretest dan posttest
telah memenuhi uji normalitas yang merupakan uji prasyarat sebelum melakukan
67
uji hipotesis. Data pretest dan posttest telah terdistribusi dengan no rmal karena
nilai p > α = 0,05 (lampiran D).
Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar
siswa setelah pembelajaran melalui penerapan media video animasi tampak Nilai
p (sig.(2-tailed)) adalah lebih dari yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil
analisis inferensial juga menunjukkan bahwa rata-rata gain ternormalisasi tampak
bahwa Nilai p (sig.(2-tailed)) adalah menunjukan bahwa rata-rata gain
ternormalisasi pada siswa kelas VII A SMP Unismuh Makassar lebih dari. Ini
berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yakni gain ternormalisasi hasil belajar
siswa berada pada kategori tinggi. Ketuntasan belajar siswa setelah diajar dengan
penerapan media video animasi secara klasikal lebih dari .
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan inferensial yang diperoleh, maka
sangat mendukung teori yang telah dikemukakan pada kajian pustaka. Dengan
demikian. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan media video animasi
efektif diterapkan dalam pembelajaran menceritakan kembali isi fabel pada siswa
kelas VII A SMP Unismuh Makassar.
68
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Dari keseluruhan aspek keterlaksanaan pembelajaran diperoleh nilai rata-
rata 3,73 dengan kriteria sangat terlaksana. Sesuai dengan kriteria keefektifan
maka keterlaksanaan pembelajaran melalui penerapan media video animasi
dikatakan efektif.
Hasil belajar menceritakan kembali isi fabel siswa sebelum diberikan
perlakuan melalui penerapan media video animasi dengan nilai rata-ratanya 42,78
dan 14,028 deviasi standar dan hasil belajar menceritakan kembali isi fabel siswa
setelah diberikan perlakuan yang diajar melalui penerapan media video animasi
termasuk dalam kategori sedang dengan skor rata-ratanya 86,85 dan standar
deviasi10,575.
Rata-rata persentase frekuensi aktivitas siswa dengan pembelajaran
menceritakan kembali isi fabel siswa melalui penerapan media video animasi
tergolong dalam persentase atau rentang aktivitas yang baik. Dengan demikian
aktivitas siswa sudah mencapai kriteria aktif.
Respons siswa terhadap pembelajaran menceritakan kembali isi fabel
melalui penerapan penggunaan media video animasi pada umumnya memberikan
tanggapan positif.
69
Berdasarkan efektivitas penggunaan media video animasi melalui
pembelajaran daring dengan meneceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII A
SMP Unismuh Makassar dapat disimpulkan bahwa penelitian ini, peneliti
menggunakan media video animasi karena penerapan yang dapat memberikan
hasil pembelajaran yang sebelumnya tidak efektif menjadi efektif.
B. Saran
Setelah melihat hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis
menyarankan bahwa:
1. Kepada pihak sekolah diharapkan dapat menerapkan media video animasi
dalam proses pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran bahasa
indonesia pada pokok bahasan menceritakan kembali isi fabel
legenda/daerah setempat sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil
belajar siswa dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
2. Diharapkan kepada para peneliti dalam bidang pendidikan bahasa dan
sastra indonesia supaya dapat meneliti lebih jauh tentang penggunaan,
metode yang efektif dan efisien untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
belajar bahasa indonesia dan mengalokasikan waktu yang lebih banyak
sehingga hasil yang didapatkan lebih baik.
70
DAFTAR PUSTAKA
Amelya, Dkk. (2009), Peningkatan Kemampuan Menceritakan Kembali Cerita
Anak Dengan Teknik Loci Pada Peserta Didik Kelas VIIs F SMP Negeri 2
Kaliwungu Kudua Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi: Universitas
Negeri Semarang
Andini, Eka. 2015. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Video
terhadap Hsil Belajar Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rombia Kabupaten
Jeneponto. Skripsi tidak di terbitkan. Unismuh Makassar.
Andriana Juhari, Dkk, Penerapan Media Video dan Animasi Pada Materi
Menvakum dan Mengisi Refrigeran Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Jurnal. (Online) Vol.1, No. 1, andrianajahari@ymail. Com, diakses 2015.
Angriani, Dkk. 2017. Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali Teks
Fabel Dengsn Menggunakan Model Picture And Picture Pada Peserta
Didik Kelas Vii Smp Negeri 2 Kaliwungu Kabupaten Kendal. Skripsi
tidak diterbitkan. Makassar. Unismuh Makassar.
Anton, M, Mulyono. 2001. Aktivitas Belajar. Bandung. Yrama.
Arda, Dkk. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer
Untuk Siswa SMP Kelas VIII. Jurnal. ( Online ). ( e- jurnal Mitra Sains ).
Diakses Januari 2015
Ariani, Nikendan Dany Haryanto.2010.Pembelajaran Multimedia Di Sekolah.
Jakarta: PT PrestasiPustakaKarya.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Depok : PT. Rajagrafindo Persada.
Arsyad.2014. Media Pembelajaran. Jakarta Pt. Raja Grafindo Persada.
Basuki.2012.Pembelajaran Sastra Berkonteks. Pendidikan moral dan Budaya
sebuah pendekatan kualitatif, dalam journal Unwidha, 2012.hlm 58
(http://journal.unwidha.ac.id/,diakses 14 Desember 2013).
Daryanto. 2010. dalam jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/2009/08/pengertian-video.
html
Departemen Pendidikan Nasional.2005. Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Belajar Aktif. Jakarta: Depdiknas.
Efendi, Dkk. 1998. dalam http://www.books.google.com.id./2012/05/pengertian-
apresiasi-sastra.html
Emzir. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif.Jakarta:
Rajawali Pers. 68
71
Esten. 1980-1998 dalam http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-
karya-sastra dan teori-struktural- yang mewarnai-karya-sastra.html
Herman. 1988. Dalam https://repository.Widyatama.ac.id./2010/05/pengertian-
media.html.
Juanengsih nengsih, Dkk, Penggunaan Media Video Animasi Sistem Pernapasan
Manusia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi. Jurnal. (Online), (
http://journal. UinJkt.ac.id/indes.php/edusains), diakses 2015.
Kosasih. 2011.dalam http://www.academia.edu/2014.04/funsi-sastra.html.
Munawwaroh,intan.2018.Pembelajaran Mencerita Kembali Isi Fabel dengan
Menggunakan Alat Peraga Boneka Pada Siswa Kelas VII SMP Pasudan 1
Bandung. Skripsi. http://repository.unpas.ac.id.”repo unpas”/18 Oktober
2018.
Munir, dkk. 2012. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung.
Alfabeta.
Oemarjati. 1992. dalam http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengajaran-
sastra.html
Prasetyo. (2014). Bertahan dengan lupus: gambaran resiliensi pada odapus. Jurnal
Psikologi Undip, 13 (2), 2.
Purwanto. 2014.Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rafiek,M, (2012). Teori Sastra.Bandung: Rafika Aditama.
Rifa’i, A dan Anni, C.T. (2012). Psikologi Pendidikan. Semarang. UPT UNNES
Press.
Rahmawati, Sri. 2015.Pengaruh Media Audio Visual (kartun) Terhadap
Keterampilan Bercerita Pada Siswa Kelas III MI Tarbiyah Al-Islamiyah
Kembangan. Skripsi. http:// repository.unjkt.ac.id./7 Januari 2015.
Harnani Sri, 2020. Dalam http://www.Bdkjakarta
kemenag.go.id./2020/07/pembelajaran daring .html.
72
LAMPIRAN A
A.1 Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
A.2 Lembar Kerja Siswa (LKS)
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING
Nama Sekolah : SMP Unismuh Makassar
Tahun Pelajaran : 2020-2021
Kelas/Semester : VII/Genap
AlokasiWaktu : 1x pertemuan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Menceritakan Kembali Isi Fabel 3.15
Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran siswa dapat:
1. Dapat memahami teks cerita fabel baik secara lisan maupun tulisan
2. Dapat memahami unsur kebahasaan teks fabel
3. Dapat menangkap makna teks cerita fabel baik secara lisan maupun tulisan.
Kegiatan pembelajaran
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam, menyapa siswa, dan doa.
2. Siswa mengisi daftar hadir dengan menulis nama lengkap di sertai kata
hadir pada WhatsApp Grup
3. Siswa menyaksikan tayangan menceritakan kembali isi fabel berjudul
Semut dan Belalang pada tautan berikut:
http://drive.google.com/file/d/11letQkrKj88GcNhXBgqe74UqQZPVCCN5/
view?usp=drivesdk
4. Siswa merespons pertanyaan-pertanyaan membangun konteks berkaitan
dengan tayangan terhadap ciri dan struktur fabel.
5. Apakah sebelumnya kamu pernah menyaksikan tayangan seperti
cerita di atas?
a. Apa yang dimaksud dengan cerita fabel?
b. Apa yang membedakan cerita fabel dengan cerita lainnya?
c. Guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan garis besar kegiatan
pembelajaran.
74
Kegiatan Inti
Pertemuan
1
1. Guru menerapkan lembar pengamatan keterlaksanaan
pembelajaran melalui penerapan pendekatan kontekstual
2. Guru menjelaskan materi tentang ciri dan struktur fabel
dengan mengetik materi melalui grup whatsApp kelas VII a.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengamati video animasi menceritakan kembali isi fabel
yang telah dibagikan oleh guru sebelumnya.
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan sehubungan dengan hal-hal yang
belum di mengerti
5. Guru membuat dan membagi siswa menjadi 5 kelompok, dan
setiap kelompok siswa ada yang berjumlah 5-6 orang.
6. Guru membagikan tugas atau dokumen LKPD yang akan
diselesaikan siswa kepada masing-masing kelompok
7. Guru membimbing kelompok-kelompok siswa pada saat
mereka mengerjakan tugas yang belum mereka pahami lewat
whatsApp group kelompok yang telah di buat siswa..
8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk
bertanya ketika masih ada yang belum paham melalui Via
whatsApp group dengan melambaikan tangan.
Penutup
1. Siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2. Siswa merefleksi kegiatan.
3. Siswa memperoleh informasi kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
pada pertemuan berikutnya.
4. Guru memberikan motivasi, pesan, dan menutup dengan doa.
75
Penilaian
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Melalui pengamatan:
1. Keaktifan siswa dalam
diskusi.
2. Kerjasama dalam
mengerjakan tugas.
3. Bertanggung jawab
dengan hasil diskusi
Tes tertulis dengan
bentuk uraian
Soal dalam bentuk
uraian
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING
Nama Sekolah : SMP Unismuh Makassar
Tahun Pelajaran : 2020-2021
Talasalapang, Agustus 2020
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Maria Ulviani, S.Pd.,M.Pd Ibma Yunita
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING
Nama Sekolah : SMP Unismuh Makassar
Tahun Pelajaran : 2020-2021
Kelas/Semester : VII/Genap
Alokasi Waktu : 1x pertemuan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Menceritakan Kembali Isi Fabel 4.15
Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran siswa dapat:
Menyimpulkan langkah-langkah menceritakan isi fabel,ciri dan struktur cerita
fabel.
Kegiatan pembelajaran
Pendahuluan
Siswa menerima salam dari guru melalui zoom meeting dan berdoa.
Siswa diminta mengisi daftar hadir dengan menuliskan nama pada kolom
chat zoom meeting menyampaikan kondisi/keadaan dan permasalahan yang
mungkin dialami.
Siswa mendapat motivasi dari guru” guruan bukan Cuma pergi ke sekolah
dan mendapatkan gelar.Tapi juga soal memperluas pengetahuan dan
menyerap ilmu kehidupan”
Guru bertanya kepada pada siswa:
Apakah sebelumnya kamu pernah menyaksikan tayangan seperti
cerita di atas?
Apa yang dimaksud dengan cerita fabel?
Apa yang membedakan cerita fabel dengan cerita lainnya?
Guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan garis besar kegiatan
pembelajaran dengan model pembelajaran Time Token.
Kegiatan Inti
Pertemuan 2
Siswa mendapat pengantar materi zoom meeting dari guru..
Siswa diminta memperhatikan materi yang di sampaikan guru
menggunakan power point di zoom meeting
Siswa membuat kesimpulan dari materi yang disampaikan
guru atau yang diamati
77
Berdasarkan kelompok yang sudah ada, siswa diberi
kesempatan untuk saling berdiskusi via whatsApp untuk
menyajikan teks menceritakan kembali isi fabel dalam
bentuk video lalu siswa mewakili kelompoknya mengirim
video tersebut ke via whatsApp pribadi guru.
Siswa ditugaskan untuk mengerjakan pos tes yang di
kirimkan guru berbentuk dokumen di via whatsApp dan
mengumpulkannya lewat via whatsApp pribadi guru dengan
cara mendokumentasikan/foto hasil atau jawaban yang
selesai dikerjakan.
Penutup
Siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Siswa merefleksi kegiatan.
Guru memberikan motivasi,” guruan adalah paspor untuk masa depan,
untuk hari esok yang dimiliki oleh mereka yang mempersiapkan hari ini”.
pesan, dan menutup dengan doa.
Penilaian
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Melalui pengamatan:
Keaktifan siswa
dalam diskusi.
Kerjasama dalam
mengerjakan tugas.
Bertanggung jawab
dengan hasil diskusi
Tes tertulis dengan
bentuk uraian
Penugasan
Talasalapang, Agustus 2020
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Maria Ulviani, S.Pd.,M.Pd Ibma Yunita
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING
Nama Sekolah : SMP Unismuh Makassar
Tahun Pelajaran : 2020-2021
Kelas/Semester : VII/Genap
AlokasiWaktu : 1x pertemuan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Menceritakan Kembali Isi Fabel 3.15
Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran siswa dapat:
1. Dapat memahami teks cerita fabel baik secara lisan maupun tulisan
2. Dapat memahami unsur kebahasaan teks fabel
3. Dapat menangkap makna teks cerita fabel baik secara lisan maupun tulisan.
Kegiatan pembelajaran
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam, menyapa siswa, dan doa.
2. Siswa mengisi daftar hadir dengan menulis nama lengkap di sertai kata
hadir pada WhatsApp Grup
3. Siswa menyaksikan tayangan menceritakan kembali isi fabelberjudul
Semut dan Belalang pada tautan berikut:
http://drive.google.com/file/d/11letQkrKj88GcNhXBgqe74UqQZPVCCN5/
view?usp=drivesdk
4. Siswa merespons pertanyaan-pertanyaan membangun konteks berkaitan
dengan tayangan terhadap ciri dan struktur fabel.
5. Apakah sebelumnya kamu pernah menyaksikan tayangan seperti
cerita di atas?
a. Apa yang dimaksud dengan cerita fabel?
b. Apa yang membedakan cerita fabel dengan cerita lainnya
c. Guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan garis besar kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
Pertemuan
3
1. Guru menerapkan lembar pengamatan keterlaksanaan
pembelajaran melalui penerapan pendekatan kontekstual
2. Guru menjelaskan materi tentang ciri dan struktur fabel
dengan mengetik materi melalui grup whatsApp kelas VII a.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengamati video animasi menceritakan kembali isi fabel
79
yang telah dibagikan oleh guru sebelumnya.
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan sehubungan dengan hal-hal yang
belum di mengerti
5. Guru membuat dan membagi siswa menjadi 5 kelompok, dan
setiap kelompok siswa ada yang berjumlah 5-6 orang.
6. Guru membagikan tugas atau dokumen LKPD yang akan
diselesaikan siswa kepada masing-masing kelompok
7. Guru membimbing kelompok-kelompok siswa pada saat
mereka mengerjakan tugas yang belum mereka pahami lewat
whatsApp group kelompok yang telah di buat siswa..
8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk
bertanya ketika masih ada yang belum paham melalui Via
whatsApp group dengan melambaikan tangan.
Penutup
1. Siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2. Siswa merefleksi kegiatan.
3. Siswa memperoleh informasi kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
pada pertemuan berikutnya.
4. Guru memberikan motivasi, pesan, dan menutup dengan doa.
Penilaian
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Melalui pengamatan:
1.Kerjasama dalam
mengerjakan tugas.
2. Bertanggung jawab
dengan hasil diskusi
Tes tertulis dengan
uraian
Soal dalam bentuk
uraian
Talasalapang, Agustus 2020
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Maria Ulviani, S.Pd.,M.Pd Ibma Yunita
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING
Nama Sekolah : SMP Unismuh Makassar
Tahun Pelajaran : 2020-2021
Kelas/Semester : VII/Genap
Alokasi Waktu : 1x pertemuan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Menceritakan Kembali Isi Fabel 4.15
Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran siswa dapat:
Menyimpulkan langkah-langkah menceritakan isi fabel,ciri dan struktur cerita
fabel.
Kegiatan pembelajaran
Pendahuluan
Siswa menerima salam dari guru zoom meeting dan berdoa.
Siswa diminta mengisi daftar hadir dengan menuliskan nama pada kolom
chat zoom meeting menyampaikan kondisi/keadaan dan permasalahan
yang mungkin dialami.
Siswa mendapat motivasi dari guru” guruan bukan Cuma pergi ke sekolah
dan mendapatkan gelar.Tapi juga soal memperluas pengetahuan dan
menyerap ilmu kehidupan”
Guru bertanya kepada pada siswa:
Apakah sebelumnya kamu pernah menyaksikan tayangan seperti
cerita di atas?
Apa yang dimaksud dengan cerita fabel?
Apa yang membedakan cerita fabel dengan cerita lainnya?
Guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan garis besar kegiatan
pembelajaran dengan model pembelajaran Time Token.
Kegiatan Inti
Pertemuan
4
Siswa mendapat pengantar materi zoom meeting dari guru..
Siswa diminta memperhatikan materi yang di sampaikan guru
menggunakan power point di zoom meeting
Siswa membuat kesimpulan dari materi yang disampaikan
guru atau yang diamati
Berdasarkan kelompok yang sudah ada, siswa diberi
kesempatan untuk saling berdiskusi via whatsApp untuk
81
menyajikan teks menceritakan kembali isi fabel dalam
bentuk video lalu siswa mewakili kelompoknya mengirim
video tersebut ke via whatsApp pribadi guru.
Siswa ditugaskan untuk mengerjakan pos tes yang di
kirimkan guru berbentuk dokumen di via whatsApp dan
mengumpulkannya lewat via whatsApp pribadi guru dengan
cara mendokumentasikan/foto hasil atau jawaban yang
selesai dikerjakan.
Penutup
Siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Siswa merefleksi kegiatan.
Guru memberikan motivasi,” guruan adalah paspor untuk masa depan,
untuk hari esok yang dimiliki oleh mereka yang mempersiapkan hari ini”.
pesan, dan menutup dengan doa.
Penilaian
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Melalui pengamatan:
Keaktifan siswa
dalam diskusi.
Kerjasama dalam
mengerjakan tugas.
Bertanggung jawab
dengan hasil diskusi
Tes tertulis dengan
bentuk uraian
Penugasan
Talasalapang, Agustus 2020
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Maria Ulviani, S.Pd.,M.Pd Ibma Yunita
82
LKS (Lembar Kerja Siswa)-1
Nama Sekolah : SMP Unismuh Makassar
Mata Pelajaran : Bahasa Indoneisa
Kelas/Semester : VII/Genap
Hari/Tanggal : ……………..
Alokasi Waktu : 30 menit
Nama-nama Kelompok:
1
2
3
4
5
6
Kompetensi Dasar
3.15 Menelaah struktur dan kebahasaan fabel/legenda daerah setempat yang
dibaca dan di dengar
Indikator:
3.15.1 Menentukan ciri isi maupun struktur teks fabel
Petunjuk:
1. Tulislah terlebih dahulu nama teman kelompok
2. Diskusikanlah jawaban dengan teman kelompok
Langkah-Langkah Kegiatan:
1. Bacalah teks cerita fabel berikut!
Semut dan Belalang
Pada saat cuaca cerah dan hangat membuat belalang tergoda untuk biola
kesayangannya sambil menari dan juga menyanyi. Bahkan hampir setiap hari
aktivitas yang dilakukan belalang hanyalah itu tanpa memikirkan aktivitas yang
dilakukan belalang hanyalah itu tanpa memikirkan aktivitas lainnya seperti
bekerja, bersiap mengumpulkan bekal dan lain sebagainya.Belalang juga tidak
terpikirkan bahwa musim panas yang ia nikmati saat ini akan segera berakhir.
Itu tandanya, musim panas yang biasa membuatnya ceria akan berganti
dengan musim hujan yang biasa membuatnya ceria yang akan berganti dengan
musim hujan disertai dengan suhu udara yang dingin. Saat tengah bermain biola
kesayangannya, belalang melihat seekor semut dengan giat melewati rumahnya.
Belalang pun tertarik untuk mengajak semut bermain bersamanya dan semut pun
di undang untuk bersenang-senang di rumah belalang.
Tak disangka, semut pun kemudian menolak ajakan belalang dengan nada
yang santun agar tidak menyakiti perasaan belalang. “. Maaf belalang, sekarang
ini aku masih ingin bekerja untuk mengumpulkan bekal di musim dingin. Selain
itu aku juga ingin memperbaiki tempat tinggalku agar lebih hangat”. Ucap semut.
Belalang pun menyanggah perkataan semut dengan nada yang sedikit
tinggi.”Berhenti memikirkan hal yang tidak penting semut. Ayo kita bersenang-
senang menyanyi dan menari agar kamu bisa menikmati hidupmu.” Sanggah
belalang.
83
Tak disangka musim panas kali ini pun berakhir lebih cepat dibandingkan
biasanya.Belalang pun merasa panik dengan perubahan musim yang sangat cepat
tersebut. Ia tidak punya persiapan makanan yang cukup dan juga kondisi
rumahnya yang masih rusak parah tidak layak untuk ditempati.Dengan harapan
yang tinggi, belalang pun menuju rumah semut dan meminta bantuan agar
diizinkan untuk menginap dan meminta makanan di rumah semut. Mendengar
permohonan dari belalang tersebut,
Semut pun menjawab “maafkan aku belalang,untuk kali ini aku tidak bisa
membantumu karena kondisi rumahku yang terlalu sempit dan juga bekalku yang
hanya cukup untuk keluargaku saja.” Belalang pun akhirnya meninggalkan rumah
semut dengan rasa sedih dan menyesal. Dalam hatinya ia pun bergumam “Andai
saja aku dulumengikuti perkataan semut untuk bekerja keras, tentu sekarang aku
bisa kenyang dan juga tidur nyenyak.”
1. Pengalaman apa yang kamu dapatkan dari cerita fabel di atas?
2. Nilai-nilai kehidupan apa yang bisa kamu petik dalam cerita fabel di atas?
3. Tulislah kesulitan yang kamu hadapi dalam membaca teks cerita fabel!
4. Sebutkan struktur cerita fabel!
5. Sebutkan apa yang dimaksud fabel!
84
LAMPIRAN B
B.1 Lembar Observasi Keterlaksanaan
Pembelajar
B.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar
B.3 Tes Hasil Belajar (Pretest-posttest)
B.4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa
B.5 Angket Respons Siswa.
85
LEMBAR PENGAMATAN KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
MELALUI PENERAPAN MEDIA VIDEO ANIMASI
Nama Sekolah : SMP Unismuh Makassar
Pokok Bahasan : Menceritakan Kembali Isi Fabel
Kelas/ Semester : VII / Genap
Pertemuan Ke - :
A. Petunjuk Pengisian
Berikanlah penilaian berupa tanda ceklis tentang keterlaksanaan
pembelajaran berdasarkan skala penulisan berikut :
Kurang baik = 1 Baik = 3
Cukup baik = 2 Sangat Baik = 4
Keterangan:
1. Kurang baik jika sama sekali tidak melakukan kegiatan tersebut.
2. Cukup baik jika sudah melakukan kegiatan tersebut tetapi belum konsisten
terhadap langkah–langkah pembelajaran.
3. Baik jika sudah melakukan kegiatan tersebut tetapi belum konsisten terhadap
langkah–langkah pembelajaran.
4. Sangat baik jika sudah melakukan kegiatan tersebut tetapi belum konsisten
terhadap langkah–langkah pembelajaran.
B. Aspek yang diamati
Aspek yang dinilai Penilaian
1 2 3 4
KEGIATAN INTI
Tahap 1: Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa
a. Memberi salam, mengajak siswa berdoa
sebelum memulai pembelajaran dan
mengisi daftar hadir
b. Memberikan motivasi kepada siswa
c. Menyampaikan pembelajaran
KEGIATAN INTI
Tahap II : Menyajikan Informasi
a. Menyajikan informasi dengan masalah-
masalah media video animasi
b. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengamati video atau contoh soal
yang berkaitan dengan materi ang telah
dijelaskan
c. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengajukan pertanyaan sehubungan
dengan hal-hal yang belum dimengerti.
Tahap III : Mengatur peserta diidik kedalam kelompok
a. Mengatur siswa kedalam beberapa
kelompok belajar
86
b. Menjelaskan tentang materi secara singkat
c. Meminta siswa untuk berdiskusi dan
mengumpulkan informasi dari kegiatan
mengamati dan mempertanyakan.
d. Membagikan tugas LKS yang akan
diselesaikan siswa kepada masing-masing
kelompok
Tahap IV: Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Membimbing kelompok-kelompok belajar
pada saat mereka mengerjakan tugas
Tahap V : Evaluasi
a. Guru meminta siswa untuk mengirimkan
secara pribadi hasil kerja kelompoknya
melalui via whatsAap dan memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya ketika
masih ada kendalanya.
b. Mengevaluasi hasil diskusi siswa
KEGIATAN PENUTUP
a. Meminta siswa untuk mengemukakan apa
yang telah di pelajari
b. Melakukan penilaian akhir untuk
mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran
c. Menginformasikan siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya
d. Mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapka salam
Jumlah
Rata-rata
Tallasalapang, Agustus 2020
Obsever
Hasniar
87
KISI- KISI TES HASIL BELAJAR
Sekolah : SMP Unismuh Makassar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :VII/Genap
Pokok Pembelajaran : Menceritakan Kembali Isi Fabel
Bentuk Soal : Uraian
Kompetensi Dasar Indikator Jumlah
Soal
Nomor
Soal
3.15 Mengidentifikasi
informasi tentang
fabel/legenda daerah
setempat yang dibaca
dan didengar.
4.15 Menceritakan
kembali isi cerita
fabel/legenda daerah
setempat.
3.15.1 Mengenali ciri umum
fabel
3.15.2 Langkah Memahami
isi cerita fabel
4.15.1Langksh menceritakan
kembali isi fabel
1
2
2
1
2
3
4
5
88
TES HASIL BELAJAR
Sekolah : SMP Unimsuh Makassar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Menceritakan Kembali Isi Fabel
Kelas/Semester : VII/Genap
Waktu : 2 x 40 menit
Petunjuk :
1. Tulis Nama dan NIS anda pada lembar jawaban.
2. Bacalah baik–baik soal sebelum menjawab.
3. Jawablah terlebih dahulu soal yang menurut anda mudah.
4. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada guru.
SOAL
1. Sebutkan apa yang dimaksud fabel!
2. Setelah Anda mendengarkan dan melihat video animasi menceritakan fabel,
apa pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut !
3. Sebutkan struktur cerita fabel!
4. Apa judul cerita fabel yang guru tampilkan melalui media video animasi
tersebut?
5. Sebutkan orientasi yang terdapat dalam media video animasi tersebut
89
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO ANIMASI
Nama Sekolah : SMP Unismuh Makassar
Kelas/Semester :VII/Genap
Pokok Pembelajaran :
Pertemuan ke- :
A. Petunjuk pengisian
1. Amatilah aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
2. Tuliskan Hasil pengamatan anda pada lembar pengamatan dengan prosedur
sebagai berikut:
a. Setiap pertemuan pengamat melakukan pengamatan terhadap aktivitas
peerta didik, kemudian pengamat memberi tanda centang pada kolom
yang sesuai pada materi yang diamati.
b. Pengamatan dilakukan sejak dimulai sampai berakhirnya pembelajaran.
B. Kategori Aktivitas Siswa
1 = Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung
2 = Siswa menyimak penyampaian guru.
3 = Siswa yang aktif dalam belajar dan mengerjakan tugas LKPD
4 = Siswa yang bekerjasama dengan teman kelompok dalam
menyelesaikan masalah konteks.
5 = Siswa bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas dan menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru maupun secara sesama siswa tentang
materi yang sedang di pelajari.
6 = Siswa yang meminta bantuan seperlunya kepada guru apabila
mengalami kesulitan.
7 = Siswa yang memberanikan diri mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya melalui video whatsApp lalu dikirim ke akun whatsApp
Guru.
90
C. Pengamatan
NO NISN Nama Siswa
P
Aspek yang
diamati
1 2 3 4
1 Aniqah fahira jauhari
2 Siti Khadijah Zaenal
3 Chalsa Maharani
4 Aisyah Larasati
5 Andi Mulyani ramadhina
6 Ismi Jamil
7 Adinda Aulifa Semi
8 Amanda putri
9 Nurul Kanaya ramadani
10 Annisa rezky zainuddin
11 andi elika salsabila
12 Aisyatul Ula
13 Fakhirah Nur Aqila. S
14 Humairah Ramadhani
15 Ayska danish dhiyaulhaq
16 St. Aliyah
17 Sheti resky nurhalisa putri
18 Fildzah aqilah sn
19 sayyida fathima azzahra
20 Nut latifah ardan
21 Nawra Athirah
22 Nur Sabrina Sudirman
23 siti sahra
24 Andi tenripuna aisya Deppapada
25 Sitti Zahrah Latifa Kemal
26 Rafeyfa Asyila Husain
27 Ramiza Alya Husain
Tallasalapang, Agustus 2020
Observer
Hasniar
91
ANGKET RESPONS SISWA TERHADAP PENERAPAN MEDIA VIDEO
ANIMASI
Nama Sekolah : SMP Unismuh Makassar
Kelas/ Semester ; VII / Genap
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Pokok Bahasan : Menceritakan Kembali Isi Fabel
Hari/Tanggal : _
A. Tujuan
Angket respons siswa bertujuan untuk mengetahui respons siswa
terhadap pembelajaran bahasa indonesia melalui penerapan media video
animasi
B. Petunjuk
1. Berilah tanda ( ) pada kolom pilihan yang sesuai dan berikan penjelasan terhadap pertanyaan yang diberikan pada tempat yang disediakan.
2. Respons yang Anda berikan tidak mempengaruhi penilaian hasil belajar
No Uraian Ya Tidak
1
Apakah Anda senang belajar menceritakan kembali isi
fabel melalui daring ?
Alasan:
2 Apakah Anda memahami materi yang diajarkan oleh
guru melalui media video animasi melalui daring?
Alasan:
3 Apakah Anda menyukai cerita video animasi yang
digunakan pada saat pembelajaran melalui daring?
Alasan:
4
Apakah Anda merasakan ada kemajuan setelah
pembelajaran melalui media video animasi
menceritakan kembali isi fabe melalui daringl?
Alasan:
5
Setujukah Anda jika pembelajaran berikutnya guru
menerapkan media video animasi pada pembelajaran
menceritakan kembali isi fabel melalui daring?
Alasan:
Tallasalapang, Agustus 2020
Responden
(………………..)
92
LAMPIRAN C
C.1 Jadwal Pelaksanaan
C.2 Daftar Hadir Siswa
C.3 Daftar Nama Kelompok
93
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
No Hari/Tanggal Pertemuan Ke Pukul
1 Selasa,11Agustus 2020 I (Pretest) 9.00 - 10-20
2 Ahad,16 Agustus 2020 II 9.00 - 10.20
3 Selasa 18 Sgustus 2020 III 9.00 - 10.20
4 Kamis, 20 Agustus 2020 IV 9.00 - 10.20
5 Sabtu,22 Agustus 2020 V 9.00 - 10.20
6 Ahad,23 Agusustus 2020 VI(Posttest) 9.00 - 10.20
94
DAFTAR HADIR SISWA KELAS VII A
SMP UNISMUH MAKASSAR
JL.TALLASALAPANG NO.40 D MAKASSAR|TELP.085696105496
SEMESTER GENAP TAHUN PEMBELAJARAN 2020/2021
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
NO Nama Siswa Jenis Pertemuan
1 2 3 4
1 Aniqah fahira jauhari P 2 Siti Khadijah Zaenal P 3 Chalsa Maharani P
4 Aisyah Larasati P 5 Andi Mulyani ramadhina P 6 Ismi Jamil P 7 Adinda Aulifa Semi P 8 Amanda putri P 9 Nurul Kanaya ramadani P
10 Annisa rezky zainuddin P
11 andi elika salsabila P 12 Aisyatul Ula P 13 Fakhirah Nur Aqila. S P 14 Humairah Ramadhani P 15 Ayska danish dhiyaulhaq P 16 St. Aliyah P 17 Sheti resky nurhalisa putri P
18 Fildzah aqilah sn P 19 sayyida fathima azzahra P 20 Nut latifah ardan P 21 Nawra Athirah P 22 Nur Sabrina Sudirman P 23 siti sahra P 24 Andi tenripuna aisya Deppapada P
25 Sitti Zahrah Latifa Kemal P 26 Rafeyfa Asyila Husain P 27 Ramiza Alya Husain P
Tallasalapang, Agustus 2020
Peneliti
Ibma Yunita 105331101416
95
DAFTAR KELOMPOK BELAJAR SISWA KELAS VII A
SMP UNISMUH MAKASSAR
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2
1. Aniqah fahira jauhari 1. Adinda Aulifa Semi
2. Siti Khadijah Zaenal 2. Amanda putri
3. Chalsa Maharani 3. Nurul Kanaya ramadani
4. Aisyah Larasati 4. Annisa rezky zainuddin
5. Andi Mulyani ramadhina 5. andi elika salsabila
6. Ismi Jamil 6. Aisyatul Ula
KELOMPOK 3 KELOMPOK 4
1. Fakhirah Nur Aqila. S 1. Fildzah aqilah sn
2. Humairah Ramadhani 2. sayyida fathima azzahra
3. Ayska danish dhiyaulhaq 3. Nut latifah ardan
4. St. Aliyah 4. Nawra Athirah
5. Sheti resky nurhalisa putri 5. Nur Sabrina Sudirman
KELOMPOK 5
1. Siti sahra
2. Andi tenripuna aisya DEPPAPADA
3. Sitti Zahrah Latifa Kemal
4. Rafeyfa Asyila Husain
5. Ramiza Alya Husain
96
LAMPIRAN D
D.1 Persuratan
D.2 Dokumentasi
97
98
99
RIWAYAT HIDUP
IBMA YUNITA, lahir di Desa Sapobonto Kecamatan
Bulukmpa Kabupaten Bulukumba tanggal 02 januari
1999 yang merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara, buah hati dari pasangan Hasanuddin dan
Hamdana. Pendidikan formal dimulai dari SD 247
Pattoengan tahun 2007 dan tamat 2012 .
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan
di MTS YPPI Sapobonto dan tamat pada tahun 2013.
Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Bulukumba
dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis diterima sebagai mahasiswi
pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar melalui ujian Seleksi
Penerimaan Mahasiswi Baru (SPMB).
Dalam Menyelesaiakan program studi ini, saya mengangkat judul skripsi
yaitu ” Efektivitas Penggunaan Media Video Animasi Melalui Pembelajaran
Daring Dengan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa Kelas VII A Smp
Unismuh Makassar”.
100