HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

88
HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD TERHADAP KEJADIAN TERTUSUK JARUM PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT X UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN TAHUN 2019 SKRIPSI OLEH ROMANUS FAU 031721019 PRODI D IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS BINAWAN TAHUN 2019

Transcript of HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Page 1: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APDTERHADAP KEJADIAN TERTUSUK JARUM PADA PERAWAT

DI RUMAH SAKIT X UNTUK MENCEGAH KECELAKAANTAHUN 2019

SKRIPSI

OLEH

ROMANUS FAU

031721019

PRODI D IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJAFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS BINAWANTAHUN 2019

Page 2: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

Skripsi ini berjudul :

Nama : Romanus Fau

Nim : 031721019

Prodi : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Judul Skripsi : Hubungan Kepatuhan SOP dan Penggunaan APDterhadap kejadian tertusuk jarum pada perawat di Rumah sakit X untukmencegah kecelakaan kerja tahun 2019.

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan dewan penguji skripsiprogram studi keselamatan dan kesehatan kerja universitas binawanjakarta pada tanggal 20 dan telah diperbaiki sesuai masukkan dewanpenguji.

Jakarta ,19 – 07 - 2019

Penguji I

( Husen, SST. K3, M.Si )

Penguji II

(Yunita sari purba, SST.K3.MA)

Pembimbing

(dr. Agung Cahyono, T.W,M.Si)

iv

Page 3: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

HALAMAN PERYATAAN ORISINAL

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Romanus Fau

NIM : 031721019

Prodi : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya susun dengan judul “

HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD TERHADAP

KEJADIAN TERTUSUK JARUM PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT X

UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN TAHUN 2019 ” Adalah bener – bener

hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dan skripsi orang lain.

Apabila pada kemudian hari pernyataan saya tidak bener, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku ( cabut predikat kelulusan

dan gelar sarjana)

Jakarta, Juli 2019

Saya yang membuat pernyataan

Romanus Fau

NIm : 031721019

ii

Page 4: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Nama : Romanus Fau

Nim : 031721019

Jurusan : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Fakultas : Fakultas kesehatan Masyarakat

Judul : Hubungan Kepatuhan SOP dan Penggunaan APDTerhadap Kejadian Tertusuk Jarum Pada Perawat diRumah Sakit X Untuk Mencegah Kecelakaan Tahun2019

Di setujui Oleh

Pembimbing Kepala Program Studi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dr. Agung cahyono, T,M.Si Husen, SST. K3, M.Si

iii

Page 5: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, atas

berkat dan rahmat_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “Hubungan Kepatuhan SOP dan Penggunaan APD

Terhadap Kejadian Tertusuk Jarum Pada Perawat di Rumah sakit x untuk

mencegah kecelakaan tahun 2019” ini dengan baik dan tepat waktu.

Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

tugas akhir pada program studi keselamatan dan kesehatan kerja

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Binawan tahun 2019. Penulis

menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk

itu penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan Skripsi ini.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terimakasih khusus

kepada :

1. Ayahanda Fakezisiwa Viktor Fau dan Ibunda Melani simaniekha

tercinta yang telah membesarkan dan mendidik saya dan juga selalu

memberikan Doa, semangat dan dukungan baik moral maupun

materi sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan

baik.2. Bapak Drs. Mohamad sofyan hawadi, Ma. Selaku Rektor Kampus

univesitas Binawan. 3. Bapak Husen SST. K3.M.Selaku Ka. Prodi K3, Pembimbing dan

penguji program studi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja (K3).

v

Page 6: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

4. Dr. Agung cahyono, T,M.Si selaku pembimbing dalam penyusunan

skripsi yang telah bersedia menyediakan waktu dan tenaga untuk

memberikan masukkan kepada peneliti.5. Ibu yunita sari Purba, SST.K3 M.A yang telah banyak memberikan

bimbingan dan masukkan dalam penyusunan skripsi ini.6. Staf Binawan dan bagian perpustakaan Universitas Binawan yang

telah memberikan pinjaman buku-buku sebagai refrensi untuk bahan

penelitian.7. Serta rekan – rekan Mahasiswa K3 Binawa yang telah memberikan

dukungan selama peneliti menyusun skripsi.8. Keluarga saya, yang telah memberikan saya dukungan dan doa

selama saya kuliah di Universitas Binawan. Penulis menyadari

bahwa masih banyak kekurangan. Akan tetapi dengan segenap

kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, penulis mencoba

menyusun dengan sebaik-baiknya agar dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Jakarta , Juli 2019

Penulis

Romanus Fau

iii

Page 7: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA FAKULTAS KESEHATANMASYARAKAT UNIVERSITAS BINAWAN

Nama : Romanus Fau (031721019)

Prodi : Keselamatan Dan kesehatan Kerja

Judul : Hubungan Kepatuhan SOP Dan Penggunaan APD TerhadapKejadian Tertusuk Jarum Pada Perawat Di Rumah Sakit X UntukMencegah Kecelakaan Tahun 2019.

Xiv + 63 halaman, 12 lampiran, tabel 8

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul hubungan kepatuahan SOP dan penggunaan APD terhadapkejadian tertusuk jarum pada perawat diruamah sakit X untuk mencegah kecelakaantahun 2019 dimana kepatuhan kejadian tertusuk jarum pada perawat dirumah sakit Xsangat dipengaruhi penggunaan alat pelindung diri (APD) sangat penting digunakanketika sedang bekerja dirumah sakit. Penggunaan APD harus sesuai dengan standaroperasional prosedur (SOP). Untuk mencegah masalah kecelakaan kerja atau resikobahaya yang dapat mencul ketika sedang melakukan pekerjaan dirumah sakit.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Kepatuhan SOP dan PenggunaanAPD dengan kejadian tertusuk jarum dirumah sakit X tahun 2019. Jenis penelitianyang digunakan adalah analitik observasional dengan metode cross sectional studymelalui pendekatan kuantitatif . Sample pada penelitian ini berjumlah 46 respondenyang bekerja pada ruang rawat inap. Teknik pengambilan sample yang digunakanadalah dengan menggunakan sampling purposive sampling. Berdasarkan hasil uji ChiSquare diperoleh nilai P Value sebesar 0.015 dimana nilai P Value lebih kecil darialpha (0.05) maka H0 ditolak, artinya kepatuhan SOP berhubungan secara signifikandengan kejadian tertusuk jarum. Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai PValue sebesar 0.004 dimana nilai P Value lebih kecil dari alpha (0.05) maka H0

ditolak, artinya kepatuhan penggunaan APD berhubungan secara signifikan dengankejadian tertusuk jarum. Bagi perawat rumah sakit X untuk lebih memperhatikankeselamatan dalam bekerja dengan memakai APD yang sesuai standar dan mengikutiSOP yang telah dibuat ditempat kerja untuk mencegah kecelakaan kerja.

DaftarPustaka : 11 Buku (20014-2018), 2 website

Kata kunci ; Kepatuhan SOP, Penggunaan APD

ix

Page 8: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

SAFETY AND HEALTH STUDY PROGRAM

FACULTY OF COMMUNITY HEALTH,

BINAWAN UNIVERSITY

Name: Romanus Fau (031721019)

Study Program: Occupational Safety and Health

Title: Relationship between SOP Compliance and Use of PPE Against

Needle Pierced Events in Nurses at X Hospital to Prevent Accidents

in 2019.

Xiv + 65 pages, 12 attachments, table 6 and diagrams

ABSTRACT

This study entitled the relationship of SOP resistance and PPE use to

the incidence of needle puncture in nurses in X disease to prevent

accidents in 2019 where adherence of needle puncture events to

nurses in hospital X is strongly influenced by the use of personal

protective equipment (PPE) is very important to use when working

in hospital . The use of PPE must be in accordance with standard

operating procedures (SOP). To prevent the problem of workplace

accidents or the risk of danger that can arise when doing work at

the hospital. This study aims to determine the relationship between

SOP Compliance and the use of PPE with needle puncturing events

in hospital X in 2019. The type of research used is analytic

observational with a cross sectional study method through a

quantitative approach. Sample in this study amounted to 46

respondents who worked in the inpatient room. The sampling

technique used is using purposive sampling. Based on the results of

the Chi Square test, the value of P Value is 0.015 where the value of

P Value is smaller than alpha (0.05), so H0 is rejected, meaning that

SOP compliance is significantly related to the incidence of needle

puncture. Based on the results of the Chi Square test, the value of P

Value is 0.004 where the value of P Value is smaller than alpha

iii

Page 9: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

(0.05), so H0 is rejected, meaning that compliance with PPE use is

significantly associated with the incidence of needle puncture. For X

hospital nurses to pay more attention to safety in working by using

PPE that is in accordance with the standards and follow the SOP that

has been made in the workplace to prevent workplace accidents.

Bibliography: 11 Books (20014-2018), 2 websites

Keywords ; SOP compliance, use of PPE.

iii

Page 10: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

DAFTAR ISI

Halaman Judul Luar........................................................................................ IHalaman Judul Dalam..................................................................................... IiHalaman Penyataan Keaslian ........................................................................ IiiHalaman Lembar Persetujuan ....................................................................... IvHalaman Pengesahan ....................................................................................... VKata Pengantar ................................................................................................. ViHalaman Motto.................................................................................................. ViiAbstrak............................................................................................................... ViiiDaftar Isi ........................................................................................................... IxDaftar Tabel ...................................................................................................... XDaftar Diagram ................................................................................................ XiDaftar Skema .................................................................................................... XiiDaftar Lampiran ............................................................................................. Xiii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 11.1Latar Belakang Masalah......................................................... 11.2Rumusan Masalah.................................................................. 31.3Tujuan Penelitian ................................................................... 41.4Manfaat Penelitian.................................................................. 51.5Ruang Lingkup Penelitian....................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 72.1. Smk3........................................................................................ 72.2. Manajemen Resiko................................................................... 132.3. Monitoring Resiko Dan Evaluasi..........………………………… 142.4. Pedoman Penerapan Smk3 .................................................... 203.1. Alat Pelindung Diri.................................................................... 303.2. Perilaku..................................................................................... 323.3. Sikap......................................................................................... 323.4. Tinjauan Kepatuhan ................................................................ 343.5. Teori Domino............................................................................ 34

BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 455.1. Kerangka Konsep................................................................................ 465.2. Variabel Penelitian..............................................................................5.3. Populasi dan Sampel........................................................................... 46

5.3.1 Populasi Penelitian.................................................................... 465.3.2.Sampel Penelitian...................................................................... 46............................................................................................................

5.5. Defenisi Operasinal dan Aspek Pengukuran....................................... 485.6. Teknik Pengumpulan Data Penelitian................................................. 49

3.6.1.Pengumpulan Data .................................................................... 493.6.2.Sumber Data ............................................................................. 49

5.7. Instrumen Penelitian .......................................................................... 49

v

Page 11: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

5.8. Teknik Analisa Data ........................................................................... 515.9. Metode Pengolahan Data ................................................................. 53

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN1.1 Gambaran Lokasi Penelitian1.2 Hasil Penelitian 1.3 Pembahasan

BAB V. PENUTUP 1. Simpulan 2. Saran

DAFTAR PUSTAKALampiran

v

Page 12: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : JadwalPenelitian.

Lampiran 2 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lebar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 : Pengolahan Data

Lampiran 5 : Validitas + Anggaran

Lampiran 6 : Riwayat Hidup Penulis

Lampiran 7: Daftar Bimbingan.

xv

Page 13: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

DAFTAR SKEMA

Tabel 3.1: Kerangka Konsep............................................................................ 44

Tabel 4.1: Kerangka Kerja.................................................................................45

viii

Page 14: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

DAFTAR TABEL

Tabel 3.5 Definisi Operasional....................................................................

..................................................................................................35

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan usia........................

.................................................................................................51

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pendidikan.............

..................................................................................................52

Tabel 5.3 Distribusi Frenkuensi responden berdasarkan kepatuhan SOP. .

..................................................................................................53

Tabel 5.4 Distribusi Frenkuensi responden berdasarkan kepatuhan

penggunaan APD ................................................................................................................................................................................

..................................................................................................54

Tabel 4.5 Ditribusi frenkuensi responden berdasakan kejadian tertusuk

jarum dirumah sakit X..........................................................................................................................................................................

..................................................................................................55

Tabel 5.6 Hubungan kepatuhan SOP dengan kejadian tertusuk jarum

dirumah sakit X ...................................................................................................................................................................................

..................................................................................................57

Tabel 5.7 hubungan kepatuhan penggunaan APD dengan kejadian

tertusuk jarum dirumah sakit X.....................................................

vii

Page 15: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

.......................................................................................................

..................................................................................................60

vii

Page 16: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dengan jumlah petugas

kesehatan dan non kesehatan yang cukup besar. Kegiatan tenaga kesehatan

mempunyai risiko berasal dari faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan

psikososial, factor biologi salah satunya adalah penularan penyakit.

Pekerja kesehatan berisiko tinggi terhadap paparan berbagai macam

penyakit yang berasal dari darah maupun cairan tubuh yang terinfeksi

(Bloodborne Pathogen) yang dapat menimbulkan infeksi seperti Tertusuk

jarum, Hepatitis C dan HIV dengan berbagai cara, salah satunya melalui

benda tajam.Dan lebih dari 30 pathogen penyakit dapat ditularkan lewat

media darah maupun cairan tubuh lainya

Tertusuk jarum suntik merupakan luka tembus pada kulit karena benda

tajam pada saat tenaga kesehatan melakukan aktifitas klinis di lembaga

kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, puskesmas, laboratorium, yang di

akibatkan karena tusukan atau robekan dari jarum suntik. Kasus tertusuk

jarum pada tahun 2015 dilaporkan 385.000 kasus dari 35 juta orang yang

bekerja dibidang kesehatan didunia, 90 % berada di negara berkembang.

Prosentase luka tertusuk jarum di Eropa mencapai 45,12%, sedang Asia

bervariasi 20,9 - 72%. Studi yang dilakukan di Indonesia kurun waktu 2014 -

2016 pada sejumlah rumah sakit didapatkan angka kejadian mencapai 38 -

73% dari total petugas kesehatan 20. Hasil penelitian salah satu rumah sakit

di Jawa Barat, 74% responden pernah mengalami cedera tertusuk jarum

suntik, 24,5% Penelitian di RSUD Kabupaten Cianjur jumlah perawat yang

mengalami luka tusuk jarum dan benda tajam cukup tinggi sebanyak 61,3%

1

Page 17: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Risiko infeksi karena luka tertusuk jarum suntik dan benda tajam di

dunia mencapai 1,8%, dengan angka bervariasi HIV2,5%, Hepatitis B dan C

sebesar 40%, yang berasal dari sumber infeksi yang diketahui atau yang

tidak diketahui, Hasil penelitian yang dilakukan oleh CDC menunjukkan dari 3

juta yang terpajan patogen darah akibat tertusuk jarum, 900.000 terpajan

virus Hepatitis B dan C dan 170.000 terpajan virus HIV / AIDS 15. Kejadian

infeksi akibat luka oleh jarum di Eropa sebesar 0,4 % lebih rendah jika

dibandingkan dengan Asia Timur yaitu 1,5%16.

Dalam kegiatan sehari-hari perawat selalu bersentuhan dengan jarum

suntik, tetapi masih ditemukan beberapa perawat tidak menerapkan SOP

secara urut dan tidak menggunakan APD dengan lengkap, hal ini dapat

menjadi salah satu faktor risiko tertusuk jarum yang berdampak pada

penularan penyakit lewat media darah. Berdasarkan hasil pemeriksaan

skrining pada seluruh karyawan pada tahun 2015, ditemukan petugas

dengan suspect terhadap hepatitis B 1 kasus dan hepatitis C 4 kasus.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan diruang rawat inap Rumah sakit X

yang belokasi di jakarta barat tahun 2019 bahwa di temukan masih banyak

nya perawat yang kurang perhatian dan kesadaran / kepatuhan dalam

menjalan kan SOP dan dalam menggunakan APD sehingga perawat memilik

potensi untuk terpapar penyakit dan juga terjadinya kecelakaan kerja karena

disebabkan unsafe action dan unsafe condition.

Berdasarkan data pada tahun 2017, terdapat kejadian kecelakaan

kerja, baik yang ringan sebanyak 15 kasus atau sekitar 20%, selain itu

kecelakaan tertusuk jarum suntik dan terkenak benda tajam 17%, dan untuk

kecelakaan berat sebanyak 10 kasus atau sekiata 15 % seperti kecelakaan

terjatuh karna lantai yang licin, kejatuhan alat kerja yang tidak berada pada

tempat yang aman ( Rumah Sakit x, 2017)

2

Page 18: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Bentuk perlindungan diberikan selain metode eliminasi, subsitusi,

rekayasa teknis dan administrasi, tetapi rumah sakit juga sudah membuat

SOP dan pemberian APD yang sudah disediakan dan yang sudah memenuhi

standar APD rumah sakit, menyadari tingginya potensi bahaya tertusuk jarum

yang terjadi setiap tahun dirumah sakit x yang meningkat ada dilingkungan

rumah sakit x sebagai rumah sakit yang terkemuka yang berlokasi dijakarta

barat.

Dengan dilaksanakannya sistem manajemen kesehatan keselamatan

kerja (SMK3) yang baik di harapkan Rumah Sakit mampu menekan dan terus

menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja dirumah sakit disetiap

tahunnya untuk mencapai zero accident dalam kegiatan pekerjaan dirumah

sakit. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk melihat “Hubungan

kepatuhan SOP dan pengguaan APD terhadap kejadian tertusuk jarum pada

perawat dirumah sakit x untuk mencegah kecelakaan Tahun 2019.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data – data dan uraian diatas, meskipun rumah sakit telah

menerapkan SMK3 RS, namun masih banyak karyawan atau tenaga kerja

yang Prevelansi kejadian tertusuk jarum di sejumlah rumah sakit di Indonesia

masih tinggi antara 38% sampai 73% dari total petugas kesehatan. Hal ini

ditunjukan adanya 7000 petugas kesehatan terinfeksi tertusuk jarum dan

4900 diantaranya karena jarum suntik. Rumah Sakit X merupakan rumah

sakit memiliki risiko kecelakaan tertusuk jarum yang tinggi, berbagai program

kesehatan dan keselamatan kerja (K3) telah dilaksanakan dengan baik untuk

menurunkan angka kecelakaan kerja, dari tahun 2014 - 2018 tren kecelakaan

di Rumah Sakit X masih tetap banyak sementara itu diharapkan angka

kecelakaan menurun hingga zero accident dengan cara patuh terhadap SOP

dan mengerti cara penggunaan APD yang baik dan bener dirumah sakit.

3

Page 19: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Dengan dilaksanakannya sistem manajemen kesehatan dan

keselamatan kerja (SMK3) yang baik diharapkan rumah sakit mampu

menekan dan terus menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja disetiap

tahunnya untuk mencapai zero accident dalam kegiatan pekerjaan. Oleh

karena itu perlu dilakuakan penelitian untuk melihat “Bagaimana hubungan

kepatuhan SOP dan Penggunaan APD terhadap kejadian tertusuk jarum

suntik pada perawat diruang rawat inap RS X untuk mencegah kecelakaan

tahun 2019.

Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana usia dan pendidikan menjadi distribusi frekuensi dalam

menjadi responden tehadap kejadian tertusuk jarum pada perawat

rumah sakit X?2. Adakah hubungan kepatuhan SOP dan Penggunaan APD

terhadap kejadian tertusuk jarum pada perawat rumah sakit X?3. Bagaimana gambaran kejadian tertusuk jarum dan benda tajam

pada perawat di rumah sakit X ?4. Bagaimana penggunaan Alat Pelindung diri (APD) oleh perawat di

rumah sakit X saat bekerja ?5. Adakah hubungan kepatuhan terhadap standar operasioal

prosedur (SOP) dengan kejadian tertusuk jarum pada perawat di

rumah sakit X ?.6. Adakah hubungan penggunaan APD dengan kejadian tertusuk

jarum pada perawat di rumah sakit X?7. Manakah faktor yang sangat berhubungan dengan kejadian

tertusuk jarum pada perawat di rumah sakit X ?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

4

Page 20: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Mengetahui hubungan kepatuhan SOP dan Penggunaan APD

terhadap kejadian tertusuk jarum pada perawat dirumah sakit X untuk

mencegah kecelakaan kerja Tahun 2019

1.3.2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui distribusi frekuensi responden berdasarkan

usia .b. Untuk mengetahui ditribusi frekuensi respinden berdasarkan

pendidikanc. Untuk mengetahui gambaran kepatuhan SOP pada perawat

dirumah sakit X tahun 2019.d. Untuk mengetahui gambaran kepatuhan penggunaan APD pada

perawat dirumah sakit X tahun 2019.e. Untuk mengetahui gambaran kejadian tertusuk jarum pada

perawat dirumah sakit X tahun 2019.f. Untuk mengetahui hubungan kepatuhan SOP terhadap kejadian

tertusuk jarum pada perawat dirumah sakit X tahun 2019.g. Untuk mengetahui hubungan kepatuhan penggunaan APD

terhadap kejadian tertusuk jarum pada perawat dirumah sakit X

tahun 2019.1.4 Manfaat Penelitian

1) Untuk Pekerja Memberikan informasi mengenai kecelakaan kerja, sehingga

pekerja dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja dirumah

sakit dan meningkatkan produktivitas perawat dalam bekerja

secara optimal dalam melakukan suatu tindakan.2) Untuk Rumah Sakit

1. Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan

terhadap upaya mencegah kecelakaan dan penanganan

K3RS sehingga dapat memanimalisasi tingkat kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja dan sebagai acuan untuk

meningkatkan K3RS dalam mengurangi adanya potensi

bahaya sebagai perbaikan lebih lanjut.

5

Page 21: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan kebijakan untuk

menekan faktor risiko dan pengendalian terkait risiko

kejadian tertusuk jarum di RS.3) Untuk peneliti

1. Digunakan sebagai sarana untuk menerapkan dan

mengembangkan ilmu yang secara teori yang diperoleh

diperkuliahan serta untuk meningkatkan ilmu pengetahuan

dibidang keselamatan dan kesehatan kerja dirumah sakit.2. Hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif tambahan

informasi tentang pemecahan masalah dalam

pengendalian risiko kejadian tertusuk jarum dan

metodologi penelitian khususnya bagi peneliti selanjutnya,

mengenai kejadian tertusuk jarum suntik dan benda tajam

pada perawat dirumah sakit.

1.5 Ruang lingkup penelitian

Penelitian berjudul “Hubungan Kepatuhan SOP Dan Penggunaan APD

Terhadap kejadian tertusuk jarum pada perawat di Rumah Sakit X Untuk

Mencegah Kecelakaan Tahun 2019” penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui hubungan SOP dan Penggunaan APD terhadap kejadian

tertusuk jarum pada perawat dirumah sakit X studi pendahuluan dilakukan

melalui wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti dilapangan selamat

3 bulan, dari bulan april sampai juni oleh peneliti, dimana kejadian tertusuk

jarum yang meningkat dari Tahun 2024 - 2018 Tren kecelakaan tertusuk

jarum. Hasil wawancara peneliti dan perawat yang sedang bekerja dirumah

sakit X diruang rawat inap ditemukan adanya beberapa kejadian tertusuk

jarum pada sikap kepatuahan SOP dan Penggunaan APD saat memberikan

obat dan mengambil sample darah pada pasien. Penelitian ini dilakukan

dengan metode deskriptif kuantitatif melalui kuesioner yang disebarkan pada

6

Page 22: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

perawat yang sedang bertugas dirumah sakit X peneliti dilakukan dari awal

juli.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari

pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya

bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun

kerugian – kerugian lainnya yang mungkin terjadi. Jadi dapat di katakan

bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah

dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan

7

Page 23: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

keselamatan yang mungkin terjadi. Dengan kata lain hakekat dari

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tidak berbeda dengan pengertian

bagaimana kita mengendalikan risiko ( risk management ) agar tidak terjadi

hal yang tidak diinginkan 1

1. Kesehatan Kerja

Pasal 23 Undang – undang No.23Tahun1992 tentang kesehatan,

menyebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan

produktivitas kerja yang optimal.Kesehatan kerja meliputi pelayanan

kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja,

disebutkan pula bahwa setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan

kesehatan kerja 2.

Menurut 3 kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan /

kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja / masyarakat

pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi - tingginya, baik fisik, atau

mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap

penyakit – penyakit / gangguan – gangguan kesehatan yang diakibatkan

faktor – faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit –

penyakit umum. Tujuan utama kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit - penyakit dan kecelakaan -

kecelakaan akibat kerja.b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.c. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.d. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta

kenikmatan kerja.e. Perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan agar terhindar dari

bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan

tersebut.f. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin

di timbulkan oleh produk – produk perusahaan.

8

Page 24: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Tujuan akhir dan kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan

tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai, apabila

di dukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat – syarat

kesehatan 4

Ilmu dan seni yang mencurahkan perhatian pada pengenalan,

evaluasi dan kontrol faktor lingkungan dan stress yang muncul di tempat

kerja yang mungkin menyebabkan kesakitan, gangguan kesehatan dan

kesejahteraan atau menimbulkan ketidaknyamanan pada tenaga kerja

maupun lingkungannya 5.

2. Keselamatan Kerja

Keselamatan adalah suatu kondisi yang bebas dari risiko

kecelakaan atau kerusakan atau dengan risiko yang relatif sangat kecil

di bawah tingkat tertentu. Keselamatan kerja adalah upaya keselamatan

yang di terapkan ditempat kerja. Menurut Webster dalam Intercollegiate

dictionary, keselamatan sendiri mempunyai pengertian bebas interaksi

antara manusia mesin media yang berakibat kerusakan sistem,

degradasi dari misi sukses, hilangnya jam kerja, atau luka pada pekerja.

Sedangkan gagalnya upaya kesehatan umumnya disebabkan oleh

hubungan sistem kerja manusia alat bahan komponen lingkungan yang

menghasilkan masalah besar sebagai akibat dari kurang bagusnya

pengawasan di industri.6

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari

hari sering disebut dengan safety, secara filosofi diartikan sebagai suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik

jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia

pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan

diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha

9

Page 25: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat

kerja 7.

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan

mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya,

landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara - cara melakukan

pekerjaan.1

Menurut Undang - Undang Keselamatan Kerja, syarat-syarat

keselamatan kerja seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya berikut

jenis - jenis bahaya akan diatur dengan peraturan perundangan.

Indikator penyebab keselamatan kerja adalah:

1. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:1) Penyusunan dan penyimpanan barang - barang yang

berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya.2) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak3) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada

tempatnya.2. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:

1) Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.2) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang

baik pengaturan penerangan.3. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak

dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03/MEN/1998

tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang

dimaksud dengan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak

dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban

manusia dan atau harta benda. (Depnaker, 1998). Secara umum

penyebab kecelakaan ada dua, yaitu unsafe action (faktor manusia) dan

10

Page 26: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

unsafe condition (faktor lingkungan). Menurut penelitian bahwa 80-85 %

kecelakaan disebabkan oleh unsafe action 8

a. Unsafe Action

Unsafe Action dapat disebabkan oleh berbagai hal berikut :

1).Ketidakseimbangan fisik tenaga kerja yaitu :

a) Posisi tubuh yang menyebabkan mudah lelahb) Cacat fisikc) Cacat Sementarad) Kepekaan panca indera terhadap sesuatu

2). Kurang Pendidikan

a) Kurang pengalaman

b) Salah pengertian terhadap suatu perintah

c) Kurang terampil

d) Salah mengartikan SOP (Standard Operational

Procedure), sehingga mengakibatkan kesalahan

pemakaian alat kerja.

a. Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai

kewenanganb. Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan

keahliannyac. Pemakaian alat pelindung diri (APD) hanya berpura-

purad. Mengangkut beban yang berlebihane. Bekerja berlebihan atau melebihi jam kerja

b. Unsafe ConditionUnsafe condition dapat disebabkan oleh berbagai hal berikut:

1) Peralatan yang sudah tidak layak pakai2) Ada api di tempat bahaya3) Pengamanan gedung yang kurang standar

11

Page 27: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

4) Terpapar bising5) Terpapar radiasi6) Pencahayaan dan ventilasi yang kurang atau berlebihan7) Kondisi suhu yang membahayakan8) Dalam keadaan pengamanan yang berlebihan9) Sistem peringatan yang berlebihan10)Sifat pekerjaan yang mengandung potensi bahaya.

Terjadinya kecelakaan kerja di sebabkan oleh kedua faktor utama

yakni faktor fisik dan faktor manusia. Oleh sebab itu, kecelakaan kerja

juga merupakan bagian dari kesehatan kerja. Kecelakaan kerja adalah

kejadian yang tidak terduga dan tidak di harapkan akibat dari kerja.

2.2 MANAJEMEN RESIKO

Manajemen resiko merupakan desain prosedur serta implementasi

prosedur untuk mengelola suatu resiko usaha. Manajemen resiko

merupakan antisipasi atas semakin kompleksnya aktivitas badan usaha

atau perusahaan yang dipicu oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan

kemajuan teknologi 9.

Definisi lain yang menjelaskan tentang pengertian resiko adalah

kemungkinan terjadinya penyimpangan dari harapan yang dapat

menimbulkan kerugian. Resiko adalah suatu kemungkinan terjadinya

peristiwa menyimpang dari apa yang diharapkan, namun penyimpangan ini

baru terlihat bila sudah berbentuk kerugian.

Pendapat lain juga diutarakan oleh Abbas Salim dalam Kasidy,

Resiko adalah ketidakpastian yang mungkin melahirkan kerugian (loss).

Sehingga dari beberapa definisi yang telah diutarakan, dapat diambil

kesimpulan bahwa resiko adalah sesuatu yang belum pasti namun apabila

tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan kerugian bagi usaha

12

Page 28: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

tersebut. resiko- resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti

bencana alam atau kebakaran, kematian, dan tuntutan hukum).

Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen

semua wirausaha. Proses dimana suatu organisasi yang sesuai

metodenya dapat menunjukkan resiko yang terjadi pada suatu aktivitas

menuju keberhasilan di dalam masing-masing aktivitas dari semua

aktivitas. Fokus dari manajemen resiko yang baik adalah identifikasi

dan cara mengatasi resiko. Sasarannya untuk menambah nilai

maksimum berkesinambungan (sustainable) organisasi. Tujuan utama

untuk memahami potensi upside dan downside dari semua faktor yang

dapat memberikan dampak bagi organisasi. Manajemen resiko

meningkatkan kemungkinan sukses, mengurangi kemungkinan

kegagalan dan ketidakpastian dalam memimpin keseluruhan sasaran

organisasi.

Manajemen resiko seharusnya bersifat berkelanjutan dan

mengembangkan proses yang bekerja dalam keseluruhan strategi

organisasi dan strategi dalam mengimplementasikan. Manajemen resiko

seharusnya ditujukan untuk menanggulangi suatu permasalahan sesuai

dengan metode yang digunakan dalam melaksanakan aktifitas dalam

suatu organisasi di masa lalu, masa kini dan masa depan.Manajemen resiko harus diintegrasikan dalam budaya organisasi

dengan kebijaksanaan yang efektif dan diprogram untuk dipimpin

beberapa manajemen senior. Manajemen resiko harus diterjemahkan

sebagai suatu strategi dalam teknis dan sasaran operasional,

pemberian tugas dan tanggung jawab serta kemampuan merespon

secara menyeluruh pada suatu organisasi, di mana setiap manajer dan

pekerja memandang manajemen resiko sebagai bagian dari deskripsi

kerja. Manajemen resiko mendukung akuntabilitas (keterbukaan),

13

Page 29: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

kinerja pengukuran dan reward, mempromosikan efisiensi operasional

dari semua tingkatan.

a. Mengidentifikasi Resiko

Pengidentifikasian resiko merupakan proses analisa untuk

menemukan secara sistematis dan berkesinambungan atas resiko

(kerugian yang potensial) yang dihadapi perusahaan. Oleh karena itu,

diperlukan checklist untuk pendekatan yang sistematis dalam

menentukan kerugian potensial. Salah satu alternatif sistem

pengklasifikasian kerugian dalam suatu checklist adalah; kerugian hak

milik (property losses), kewajiban mengganti kerugian orang lain (liability

losses) dan kerugian personalia (personnel losses). Checklist yang

dibangun sebelumnya untuk menemukan resiko dan menjelaskan jenis-

jenis kerugian yang dihadapi oleh suatu perusahaan.

b. Menganalisa Resiko

Setelah melakukan identifikasi resiko, maka tahap berikutnya

adalah pengukuran resiko dengan cara melihat seberapa besar potensi

terjadinya kerusakan (severity) dan probabilitas terjadinya resiko

tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah

subjektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Beberapa resiko

memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan

probabilitas suatu kejadian yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada

tahap ini sangatlah penting untuk menentukan dugaan yang terbaik

supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalam

implementasi perencanaan manajemen resiko.Kesulitan dalam pengukuran resiko adalah menentukan

kemungkinan terjadi suatu resiko karena informasi statistik tidak selalu

tersedia untuk beberapa resiko tertentu. Selain itu, mengevaluasi

14

Page 30: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

dampak kerusakan (severity) sering kali cukup sulit untuk asset

immaterial.

c. MONITORING RESIKO DAN EVALUASI

Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan suatu resiko

merupakan bagian penting dalam perencanaan suatu proyek. Namun,

manajemen resiko tidaklah berhenti sampai di sini saja. Praktek,

pengalaman, dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu

perubahan dalam rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu

resiko. Sangatlah penting untuk selalu memonitor proses dari awal

mulai dari identifikasi resiko dan pengukuran resiko untuk mengetahui

keefektifan respon yang telah dipilih dan untuk mengidentifikasi adanya

resiko yang baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu resiko terjadi

maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara

efektif.

15

Page 31: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

C. Tinjauan Tentang Alat Pelindung Diri (APD)

Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA)

alat pelindung diri atau pesonal protective equipment atau didefinisikan

sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau

penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya

(hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik,

elektrik, mekanik dan lainnya 8.

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI

No.8/MEN/VII/2010, alat pelindung diri atau personal protective

equipment didefinisikan sebagai alat yang mempunyai kemampuan

untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau

seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.

Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan

Pasal 108 menyatakan bahwa “setiap pekerja mempunyai hak untuk

memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral

dan kesusilaan, perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

manusia serta nilai-nilai agama”, maka upaya perlindungan terhadap

karyawan akan bahaya khususnya pada saat melaksanakan kegiatan

(proses kerja) di tempat kerja perlu dilakukan oleh pihak manajeman

perusahaan. Salah satu upaya perlindungan terhadap tenaga kerja

tersebut adalah dengan penggunaan APD.

Penggunaan APD ditempat kerja sendiri telah diatur melalui

UndangUndang No.1 tahun 1970. Pasal - pasal yang mengatur tentang

penggunaan

APD adalah antara lain :

16

Page 32: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

1. Pasal 3 ayat 1 : Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat

– syarat keselamatan kerja untuk memberikan alat-alat

perlindungan diri kepada para pekerja.

2. Pasal 9 ayat 1c : Pengurus diwajibkan menunjukkan dan

menjelaskan pada tahap tenaga kerja baru tentang alat - alat

pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.

Alat pelindung diri (APD) berperan penting terhadap kesehatan

dan keselamatan kerja. Dalam pembangunan nasional, tenaga kerja

memiliki peranan dan kedudukan yang penting sebagai pelaku

pembangunan. Sebagai pelaku pembangunan, perlu dilakukan upaya -

upaya perlindungan baik dari aspek ekonomi, politik, sosial, teknis, dan

medis dalam mewujudkan kesejahteraan tenaga kerja. terjadinya

kecelakaan kerja dapat mengakibatkan korban jiwa, cacat, kerusakan

peralatan, menurunnya mutu dan hasil produksi, terhentinya proses

produksi, kerusakan lingkungan, dan akhirnya akan merugikan semua

pihak serta berdampak kepada perekonomian nasional.

1. Program Penggunaan APD

Berdasarkan Pasal 14 huruf c UU No. 1 Tahun 1970 tentang

keselamatan kerja, pengusaha/pengurus perusahaan perusahaan wajib

menyediakan APD secara Cuma - cuma terhadap tenaga kerja dan

orang lainyang memasuki tempat kerja. Apabila kewajiban

pengusaha/pengurus perusahaan tersebut tidak dipenuhi merupakan

suatu pelanggaran undang - undang. Berdasarkan Pasal 12 huruf b,

tenaga kerja diwajibkan memakai APD yang telah disediakan.

17

Page 33: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

2. Pemilihan dan Persyaratan APD

Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis

pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat

perlu diutamakan. Namun kadang-kadang keadaan bahaya masih

belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan alat-alat

pelindung diri (personal protective devices). APD harus memenuhi

persyaratan :

1. Enak (nyaman) dipakai2. Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan; dan3. Memberikan perlindungan efektif terhadap macam bahaya yang

dihadapi.

Menurut 8 APD yang disediakan oleh pengusaha dan dipakai oleh

tenaga kerja harus memenuhi syarat pembuatan, pengujian dan

sertifikat. Tenaga kerja berhak menolak untuk memakai jika APD yang

disediakan tidak memenuhi syarat. Dari ketiga pemenuhan persyaratan

tersebut, harus diperhatikan faktor - faktor pertimbangan di mana APD

harus

1) Enak dan nyaman dipakai;2) Tidak menggangu ketenangan kerja dan tidak membatasi ruang

gerak pekerja3) Memberikan perlindungan efektif terhadap segala jenis bahaya /

potensi bahaya4) Memenuhi syarat estetika5) Memperhatikan efek samping penggunaan APD6) Mudah dalam pemeliharaan, tempat ukuran, tempat penyediaan,

dan harga terjangkau.

.

3. Jenis-Jenis APD

Menurut 8 aneka alat pelindung diri adalah sebagai berikut :

18

Page 34: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

a. Masker

Pada tempat-tempat kerja tertentu seringkali udaranya kotor

yang diakibatkan oleh bermacam - macam sebab antara lain :

1) Debu-debu kasar dari pengindaraan atau operasi - operasi

sejenis.2) Racun dan debu halus yang dihasilkan dari pengecatan atau

asap.3) Uap beracun atau gas beracun dari pabrik kimia.4) Bukan gas beracun tetapi seperti CO2 yang menurunkan

konsentrasi oksigen di udara.Jenis-jenis masker dan penggunaannya 8:

1) Masker penyaring debuMasker penyaring debu berguna untuk melindungi pernapasan

dari serbuk - serbuk logam, atau serbuk lainnya.2) Masker berhidung

Masker ini dapat menyaring debu atau benda lain sampai

ukuran 0.5 mikron, bila kita sulit bernapas waktu memakai alat ini

maka hidungnya harus diganti karena filternya terkontaminasi

dengan debu.3) Masker Bertabung

Masker bertabung mempunyai filter yang baik dari pada

masker berhidung. Masker ini sangat tepat digunakan untuk

melindungi pernapasan dari gas tertentu. Bermacam-macam

tabung dapat dipasangkan dan bermacam-macam tabungnya

tertulis untuk macam gas yang bagaimana masker tersebut

digunakan.h. Sepatu Pengaman

Sepatu pengaman harus dapat melindungi tenaga kerja terhadap

kecelakaan - kecelakaan yang disebabkan oleh beban berat yang

menimpa kaki, paku-paku atau benda tajam lain yang mungin terinjak,

logam pijar, asam - asam dan sebagainya. Biasanya sepatu kulit yang

19

Page 35: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

buatannya kuat dan baik cukup memberikan perlindungan, tetapi

terhadap kemungkinan tertimpa benda - benda berat masih perlu sepatu

dengan ujung tertutup baja dan lapisan baja di dalam solnya. Lapis baja

di dalam sol perlu untuk melindungi tenaga kerja dari tusukan benda

runcing dan tajam khususnya pada pekerjaan bangunan.

i. Sarung TanganSarung tangan harus diberikan kepada tenaga kerja dengan

pertimbangan akan bahaya - bahaya dan persyaratan yang diperlukan.

Antara lain syaratnya adalah bebannya bergerak jari dan tangan.

Macamnya tergantung pada jenis kecelakaan yang akan dicegah yaitu

tusukan, sayatan, terkena benda panas, terkena bahan kimia, terkena

aliran listrik, terkena radiasi dan sebagainya. Sarung tangan juga

sangat membantu pada pengerjaan yang berkaitan dengan benda

kerja yang panas, tajam ataupun benda kerja yang licin. Sarung

tangan juga dipergunakan sebagai isolator untuk pengerjaan listrik.j. Topi Pengaman (helmet)

Topi pengaman (helmet) harus dipakai oleh tenaga kerja yang

mungkin tertimpa pada kepala oleh benda jatuh atau melayang atau

benda-benda lain yang bergerak. Topi demikian harus cukup keras dan

kokoh, tetapi ringan. Bahkan plastik dengan lapisan kain terbukti

sangat cocok untuk keperluan ini. Topi pengaman dengan bahan

elastis seperti karet atau plastik pada umumnya dipakai oleh wanita.

Rambut wanita yang memiliki risiko ditarik oleh mesin. Oleh karena itu,

penutup kapala harus dipakai agar rambut tidak terbawa putaran

mesin dengan cara rambut diikat dan ditutup oleh penutup kepala.k. Pelindung Telinga

Telinga harus dilindungi terhadap loncatan api percikan logam,

pijar atau partikel - partikel yang melayang. Perlindungan terhadap

kebisingan di lakukan dengan sumbat atau tutup telinga. Alat

pelindung telinga merupakan salah satu bentuk alat pelindung diri

20

Page 36: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

yang di gunakan untuk melindungi telinga dari paparan kebisingan,

sering disebut sebagai personal hearing protection atau personal

protective devices.l. Pelindung Paru-Paru (Respirator)

Paru-paru harus dilindungi manakala udara tercemar atau ada

kemungkinan kekurangan oksigen dalam udara. Pencemaran-

pencemaran mungkin berbentuk gas, uap logam, kabut, debu dan

lainnya. Kekurangan oksigen mungkin terjadi di tempat - tempat yang

pengudaraannya buruk seperti tangki atau gudang bawah tanah.

Pencemar - pencemar yang berbahaya mungkin beracun, korosit, atau

menjadi sebab rangsangan. Pengaruh lainnya termasuk dalam bahaya

kesehatan kerja.m. Pakaian Pelindung

Pakaian kerja harus dianggap suatu alat perlindungan terhadap

bahaya-bahaya kecelakaan. Pakaian tenaga kerja pria yang bekerja

melayani mesin seharusnya berlengan pendek, pas (tidak longgar)

pada dada atau punggung, tidak berdasi dan tidak ada lipatan-lipatan

yang mungkin mendatangkan bahaya. Wanita sebaiknya memakai

celana panjang, jala rambut, baju yang pas dan tidak memakai

perhiasan - perhiasan. Pakaian kerja sintesis hanya baik terhadap

bahan - bahan kimia korosif, tetapi justru berbahaya pada lingkungan

kerja dengan bahanbahan dapat meledak oleh aliran listrik statis.Menurut 3, alat proteksi diri beraneka ragam. Jika digolongkan

menurut bagian tubuh yang dilindungi, maka jenis alat proteksi diri

dapat dilihat pada daftar sebagai berikut :1. Kepala : Pengikat rambut, penutup rambut, topi dari berbagai

jenis yaitu topi pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala,

tutup kepala.2. Mata : kacamata pelindung (protective goggles)3. Muka : Pelindung muka (face shields)4. Tangan dan jari : Sarung tangan (sarung tangan dengan ibu jari

terpisah, sarung tangan biasa (gloves) pelindung telapak tangan

21

Page 37: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

(handpad), dan sarung tangan yang menutupi pergelangan tangan

sampai lengan (sleeve).5. Kaki : Sepatu pengaman (safety shoes).6. Alat pernapasan : Respirator, masker, alat bantu pernafasan.7. Telinga : Sumbat telinga, tutup telinga.8. Tubuh : Pakaian kerja menurut keperluan yaitu pakaian kerja tahan

panas, pakaian kerja tahan dingin, pakaian kerja lainnya.9. Lainnya : Sabuk pengaman.

D. Tinjauan Tentang Perilaku

10 menyebutkan bahwa perilaku adalah suatu kegiatan atau

aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Perilaku

merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar), pengertian itu dikenal dengan teori S-O-R

(stimulus – organismerespon).

Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons

organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar

objek tersebut . Respon ini terbentuk dua macam, yakni :1. Bentuk pasif adalah respons internal, yaitu yang terjadi di dalam diri

manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain,

misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan,

maka perilaku tersebut terselubung (covert behaviour).2. Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara

langsung, maka perilaku tersebut sudah tampak dalam bentuk

tindakan nyata, maka disebut ‘over behaviour’.a. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku

Teori 4 dalam menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap perilaku, konsep umum yang sering digunakan dalam

berbagai kepentingan program dan beberapa penelitian yang

dilakukan adalah teori yang dikemukakan olah Green (1980). Ia

22

Page 38: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh tiga faktor,

yaitu faktor predisposisi, faktor pendorong, dan faktor penguat 10.

Faktor predisposisi (predisposing factor). Faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang. Faktor ini termasuk

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, kebiasaan, nilai nilai,

norma sosial, budaya, dan faktor sosio - demografi.

Faktor pendorong (enabling factors). Faktor yang

memungkinkan terjadinya perilaku. Hal ini berupa lingkungan fisik,

sarana kesehatan atau sumber – sumber khusus yang mendukung,

dan keterjangkauan sumber dan fasilitas kesehatan.

Faktor penguat (reinforcing factors). Faktor yang memperkuat

perilaku termasuk sikap dan perilaku petugas, kelompok referensi,

dan tokoh masyarakat.

b. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan APD

1)Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap

halhal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut

oleh masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan

sebagainya 11

a) Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Sedangkan

23

Page 39: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

menurut Maulana (2009) sebagian besar pengetahuan diperoleh

melalui mata dan telinga, berdasarkan pengalaman dan penelitian,

diperoleh bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Dari

pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan yaitu :

1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.3. Evaluation, yaitu menimbang-nimbang baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya.4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus

(Notoatmodjo, 2007).b) Sikap

Menurut Notoatmodjo (2007) sikap merupakan reaksi atau

respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau

objek. Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1983) dalam Maulana

(2009) sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat

dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan. Sikap merupakan

kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk

berkelakuan dengan pola - pola tertentu, terhadap suatu objek akibat

pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut.Menurut Newcomb yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007)sikap

itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan

24

Page 40: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum

merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan

‘pre-disposisi’ tindakan atau perilaku. Sikap itu masih merupakan

reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku yang

terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi

terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan

terhadap obyek.Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari

berbagai tingkatan yakni (Notoatmodjo, 2007) :1. Menerima (Receiving)2. Menerima, diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).3. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan.4. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mengindikasikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah.5. Bertanggung Jawab (Responsible)6. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala risiko.Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan

tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana

pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara

tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan - pernyataan

hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden.

c) TindakanSuatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan.

Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan

faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara

lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas juga diperlukan

faktor dukungan (support) dari pihak lain, misalnya: orang tua,

25

Page 41: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

saudara, suami, isteri, dan lain-lain, yang sangat penting untuk

mendukung tindakan yang akan dilakukan. Tingkatan tindakan

(practice) yaitu:1. Persepsi (Perception). Mengenal dan memilih berbagai

obyeksehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah

merupakan tindakan tingkat pertama.2. Respon terpimpin (Guide responce). Dapat melakukan sesuatu

sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah

merupakan indikator tindakan tingkat kedua.3. Mekanisme (Mechanism). Apabila seseorang telah dapat

melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu

itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai

tindakan tingkat ketiga.4. Adaptasi (Adaptation). Adaptasi adalah suatu tindakan yang

sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah

dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan

tersebut (Notoatmodjo, 2003).

2.) Faktor Pemungkin (Enabling Factor)Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat

pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan

makanan yang bergizi, dan sebagainya (Mulyanti, 2008).

a). Ketersediaan FasilitasDibutuhkan pedoman tertentu tentang penempatan fasilitas

dan penangananya, disamping untuk memenuhi kebutuhan jabatan

seseorang, asas keserasian juga tetap untuk meningkatkan efisiensi

kerja pegawai (Johny, 2000).Menurut Maulana (2009), faktor yang memungkinkan

terjadinya perilaku berupa lingkungan fisik, sarana kesehatan atau

sumber-sumber khusus yang mendukung, dan keterjangkauan

sumber dan fasilitas kesehatan. Menurut penelitian Hakim (2004)

26

Page 42: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara fasilitas

APD dengan penggunaan APDb) Kenyamanan Fasilitas

Perasaan tidak nyaman (risih, panas, berat, terganggu) yang

timbul pada saat menggunakan APD akan mengakibatkan

keengganan tenaga kerja menggunakannya dan mereka memberi

respon yang berbeda-beda. Pemakaian APD dapat menyebabkan

ketidaknyamanan, terutama bila dipakai untuk jangka lama, karena

pemakai merasa tertutup dan terisolasi. Oleh karena itu, pekerja

cenderung untuk melepaskannya untuk menghilangkan

ketidaknyamanan.

3) Faktor penguat (Reinforcing Factors).Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat

(toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk

petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan -

peraturan, baik dari pusat maupun pemerintah daerah, yang terkait

dengan kesehatan.a) Pola Pengawasan

Pengawasan adalah suatu proses untuk mengukur penampilan

kegiatan atau pelaksanaan kegiatan suatu program yang selanjutnya

memberikan pengarahan-pengarahan sehingga tujuan yang telah

ditetapkan dapat tercapai 4.

Dilakukan pengawasan adalah untuk menjamin bahwa setiap

pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan mengikuti setiap prosedur

dan petunjuk kerja yang telah ditetapkan.

Salah satu bentuk pengawasan yang dilakukan adalah

pengawasan pada bahaya dari cara kerja, karena dapat

27

Page 43: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

membahayakan tenaga kerja itu sendiri dan orang lain disekitarnya.

Antara lain pemakaian APD yang tidak semestinya dan cara memakai

yang salah. Pengusaha perlu memperhatikan cara kerja yang dapat

membahayakan ini, baik pada tempat kerja maupun dalam

pengawasan pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.

b. Alat Pelindung Diri (APD)Alat Pelindung Diri (APD), telah digunakan bertahun-tahun

lamanya untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang

terdapat pada petugas yang bekerja pada suatu tempat perawatan

kesehatan. Akhir-akhir ini dengan timbulnya AIDS (Acquired

Immune Deficiency Syndrome), HBV (Hepatitis B Virus), HCV

(Hepatitis C Virus) dan munculnya kembali tuberkulosis di banyak

negara, penggunaan APD menjadi sangat penting untuk

melindungi petugas 12. APD meliputi sarung tangan, masker, pelindung mata, gaun,

kap, apron dan alas kaki. APD yang sangat efektif terbuat dari kain

yang diolah atau bahan sintetis yang dapat menahan air, darah

dan cairan lain untuk menembusnya 12.

1) Sarung Tangan

Alat ini merupakan pembatas fisik terpenting untuk

mencegah penyebaran infeksi, tetapi harus di ganti setiap

kontak dengan satu pasien ke pasien lainnya untuk

mencegah kontaminasi silang. Sarung tangan harus dipakai

kalau menangani darah, sekresi dan ekskresi (kecuali

keringat). Petugas kesehatan menggunakan sarung tangan

untuk tiga alasan, yaitu:

a) Mengurangi resiko petugas kesehatan terkena infeksi dari

pasien..

b) Mencegah penularan flora kulit petugas kepada pasien.

28

Page 44: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

c) Mengurangi kontaminasi tangan petugas kesehatan

dengan mikro organisme yang dapat berpindah dari satu

pasien ke pasien lain.

2)Masker

Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar dari

sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah bicara,

batuk, bersin dan juga mencegah cipratan darah atau cairan

tubuh yang terkontaminasi masuk ke dalam hidung atau

mulut petugas kesehatan.

3) Pelindung Mata

Pelindung mata melindungi petugas kesehatan dari cipratan

darah atau cairan tubuh lainnya yang terkontaminasi dengan

pelindung mata.

4) Gaun Penutup

Pemakaian utama dari gaun penutup adalah untuk

melindungi pakaian petugas pelayanan kesehatan. Gaun

penutup diperlukan sewaktu melakukan tindakan, bila baju

tidak ingin kotor.

5) Kap (penutup rambut)

Dipakai untuk menutup rambut dan kepala, tujuan utamanya

adalah melindungi pemakainya dari semprotan dan cipratan

darah dan cairan tubuh lainnya.

6) Apron

Apron dibuat dari karet atau plastik sebagai suatu pembatas

air di bagian depan dari tubuh petugas kesehatan. Apron

29

Page 45: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

harus dipakai kalau sedang membersihkan atau melakukan

tindakan dimana darah atau cairan tubuh akan tumpah.

7) Alas Kaki

Alas kaki dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh

benda tajam atau dari cairan yang jatuh atau menetes ke

kaki. Sepatu bot dari karet atau kulit lebih melindungi, tapi

harus selalu bersih dan bebas dari kontaminasi darah atau

cairan tubuh lainnya.

E. Tinjauan Tentang Kepatuhan

Kepatuhan berasal dari kata patuh yang berarti suka menurut,

taat pada perintah, aturan, berdisiplin. Kepatuhan adalah ketaatan

dalam melakukan sesuatu yang dianjurkan (Depdikbud, 1996).

Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap

intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun

yang ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau menepati janji

pertemuan dengan dokter 13.

Menurut 13, kepatuhan seseorang sangat berhubungan dengan

:

1. Interaksi kompleks antara dukungan keluarga dan pengalaman.2. Interaksi perilaku dengan kepercayaan kesehatan seseorang3. Kepercayaan yang ada sebelumnya.

Kepatuhan adalah merupakan suatu perubahan perilaku dari

perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati

peraturan. Perilaku kesehatan merupakan perilaku kepatuhan,

menurut Lawrence Green dalam faktor yang mempengaruhi perilaku

kesehatan adalah sebagai berikut :1. Faktor-faktor predisposisi (Prodisposing Factors) yaitu faktor-

faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya

30

Page 46: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,

kepercayaan, nilai tradisi. Seorang ibu mau membawa anaknya

ke posyandu, karena tahu bahwa disana akan

dilakukan penimbangan anak untuk mengetahui pertumbuhannya

serta akan memperoleh imunisasi untuk mencegah penyakit.

Tanpa adanya pengetahuan ini, ibu tersebut mungkin tidak akan

membawa anaknya ke posyandu.2. Faktor-faktor pemungkin (Enabling Factors) adalah faktor-faktor

yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan.

Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan

prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan,

misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, makanan bergizi.

Sebuah keluarga yang sudah tahu masalah kesehatan

mengupayakan keluarganya untuk menggunakan air bersih,

makan bergizi dan sebagainya. Tetapi apabila keluarga tersebut

tidak mampu mengadakan fasilitas itu semua, maka dengan

terpaksa menggunakan air kali, makan seadanya.3. Faktor-faktor penguat (Reinforcing Factors) adalah faktor yang

mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang

meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat,

tetapi tidak melakukannya. Perlu adanya contoh-contoh perilaku

sehat dari para tokoh masyarakat.

Mengklasifikasikan perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan (health related behavior) sebagai berikut:1. Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu tindakan atau

kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatannya, termasuk tindakan untuk mencegah

penyakit,memelihara makanan, sanitasi.2. Perilaku sakit (illness behavior), yakni segala tindakan atau

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang individu yang merasa

31

Page 47: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya

atau rasa sakit, meliputi kemampuan untuk mengidentifikasi

penyakit, penyebab penyakit serta usaha mencegah penyakit.3. Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yakni tindakan

atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit

untuk memperoleh kesembuhan.

F.TEORI DOMINO

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Heinrich, 98 persen

kecelakaan disebabkan oleh tindakan tidak aman. Maka dari itu,

Heinrich menyatakan, kunci untuk mencegah kecelakaan adalah

dengan menghilangkan tindakan tidak aman sebagai penyebab

kecelakaan.

Teori Domino Heinrich oleh H.W. Heinrich, salah satu teori ternama

yang menjelaskan terjadinya kecelakaan kerja. Dalam Teori Domino

Heinrich terdapat lima penyebab kecelakaan, di antaranya:

1. Hereditas

Hereditas mencakup latar belakang seseorang, seperti pengetahuan

yang kurang atau mencakup sifat seseorang, seperti keras kepala.14

2. Kesalahan manusia

Kelalaian manusia meliputi, motivasi rendah, stres, konflik,

masalah yang berkaitan dengan fisik pekerja, keahlian yang tidak

sesuai, dan lain-lain.

3. Sikap dan kondisi tidak aman

Sikap / tindakan tidak aman, seperti kecerobohan, tidak mematuhi

prosedur kerja, tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), tidak

mematuhi rambu-rambu di tempat kerja, tidak mengurus izin kerja

32

Page 48: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

berbahaya sebelum memulai pekerjaan dengan risiko tinggi, dan

sebagainya.

Sedangkan, kondisi tidak aman, meliputi pencahayaan yang

kurang, alat kerja kurang layak pakai, tidak ada rambu-rambu

keselamatan kerja, atau tidak tersedianya APD yang lengkap.

4. Kecelakaan kerja

Kecelakaan kerja, seperti terpeleset, luka bakar, tertimpa benda di

tempat kerja terjadi karena adanya kontak dengan sumber bahaya.

5. Dampak kerugian

Dampak kerugian bisa berupa:

Pekerja: cedera, cacat, atau meninggal dunia

Pengusaha: biaya langsung dan tidak langsung

Konsumen: ketersediaan produk

Kelima faktor penyebab kecelakaan ini tersusun layaknya kartu

domino yang di berdirikan. Hal ini berarti, jika satu kartu jatuh, maka

akan menimpa kartu lainnya.

Menurut Heinrich, kunci untuk mencegah kecelakaan kerja adalah

menghilangkan sikap dan kondisi tidak aman (kartu ketiga). Sesuai

dengan analogi efek domino, jika kartu ketiga tidak ada lagi, seandainya

kartu kesatu dan kedua jatuh, ini tidak akan menyebabkan jatuhnya

semua kartu.

Adanya Gap atau jarak dari kartu kedua dengan kartu keempat,

jika kartu kedua jatuh, ini tidak akan sampai meruntuhkan kartu

keempat. Pada akhirnya, kecelakaan (kartu keempat) dan dampak

kerugian (kartu kelima) dapat dicegah.

33

Page 49: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Untuk menguatkan Teori Domino Heinrich, konsep Piramida

Kecelakaan juga menjelaskan hal yang sama.

Tercatat kontribusi terbesar penyebab kecelakaan kerja adalah

berasal dari sikap dan kondisi tidak aman. Maka dari itu, untuk

mengurangi kecelakaan kerja dan risikonya bisa dilakukan pencegahan

dengan meminimalisasi tindakan dan kondisi tidak aman di tempat

kerja, dengan cara:

1. Mengatur kondisi kerja sesuai peraturan perundangan.2. Standarisasi, terkait syarat-syarat keselamatan, seperti

pemasangan rambu – rambu keselamatan.3. Pengawasan agar peraturan dipatuhi.4. Pelatihan terkait keselamatan untuk karyawan.5. Laporan mengenai kecelakaan kerja, meliputi jenis kecelakaan

kerja, jumlah kecelakaan kerja, kerugian akibat kecelakaan kerja,

dan sebagainya.6. Program penghargaan atas prestasi karyawan dalam

meminimalisasi kecelakaan kerja.7. Asuransi.8. Membuat program K3 di tingkat perusahaan

34

Page 50: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Kerangka Teori

kerangka teori diambil dari teori kecelakaan kejadian tak terduga dan

tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah

diatur. Dimana menurut Penelitian 80 – 85 % kecelakaan disebabkan oleh

unsafe action 8

35

UNSAFE ACTION

Ketidak seimbangan fisik

tenaga kerja Kurang pendidikan :

disertai dengan kurangnya pengalaman dan salah mengartikan SOP.

Page 51: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Gambar : Kerangka Teori Kecelakaan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan skema kerangka teori pada BAB II, peneliti

mengambil beberapa konsep yang dijadikan variabel pada penelitian ini,

yakni sebagai berikut Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu

pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan

36

KECELAKAANTERTUSUK

JARUM

UNSAFE CONDITION

Page 52: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi. Alat Pelindung

Diri (APD) yaitu alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka

atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya

(hazards) di tempat kerja dirumah sakit yang dilakukan oleh perawat,

saat selakukan pemberian obat dan penggambillan darah kejadian

tertusuk jarum dan lainnya 8. Dalam pelaksaannya ketika sedang

bekerja sorang petugas seharusnya selalu menggunakan Alat Pelindung

Diri yang tepat, dimana dalam penggunaannya seorang petugas harus

mengetahui betapa pentingnya menggunakan APD ketika sedang

bekerja atau ketika sedang berada di dalam laboratorium kesehatan.

Perilaku para petugas dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap serta

tindakan yang selalu menggunakan APD

37

KEPATUHANTERHADAP SOP

TERTUSUK JARUM

KEPATUHANTERHADAP APD

Page 53: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

3.2Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional

dengan metode cross sectional study. Pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan kuantitatif.

3.3 Lokasi dan waktuPenelitian ini telah dilaksanakan di ruang rawat inap Rumah Sakit

X Jakarta Barat pada bulan Juli tahun 2019.3.4 Populasi dan Sample Penelitian

3.4.1 PopulasiPopulasi dalam penelitian adalah setiap subjek yang

memenuhi Kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, hal. 93).

Pada penelitian ini peneliti mengambil populasi yaitu semua

perawat yang bekerja diruang perawatan dirumah sakit X

sebanyak 100 orang dalam waktu penelitian kurang lebih 3

hari.3.4.2 Sample Penelitian

Sampel penelitian didapatkan dengan menggunakan

teknik pengambilan sample purposive sampling, yaitu teknik

pengambilan sample yang disesuaikan dengan tujuan dan

sasaran penelitian.

38

KARAKTERISTIK

USIA PENDIDIKAN

Page 54: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Perawat yang dijadikan sample pada penelitian ini yaitu

yang berisiko tinggi menangani langsung pasien dengan

memberikan obat pada pasien dengan penyakit menular

seperti perawat pada ruang isolasi atau infeksius, dan ruang

IMC dan ICU. Jumlah sample yaitu 46 orang perawat dengan

rincian sebagai berikut:

Ruang isolasi atau Infeksius : 16 orang Ruang intensif care unit : 15 orang Ruang intermmediet care : 15 orang

39

Page 55: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

3.5. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala ukur Hasil Ukur1 Kepatuhan SOP Pedoman atau acuan untuk

melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja berdasarkan indikator – indikator teknik admintratif dan prosedur sesuai tata kerja pada perawat ruang rawat inap RS X untuk mencegah kecelakaan Tahun 2019.

Angket dengan skala likert.1.Sangat jarang2.Jarang

a. 3.Seringb. 4.Sangat sering c.

Ordinal a. 1. Kurang Patuh < Mean (28.3)

b. 2. Patuh ≥ Mean (28.3)

2 Kepatuhan Penggunaan APD

Alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya melindungi tenaga kerja dari bahaya ditempat kerja pada perawat ruang rawat inap RS X untuk mencegah kecelakaan Tahun2019.

Angket dengan skala likert.

d. Sangat jarange. Jarang

Seringg. Sangat sering

Ordinal c. 1. Kurang Patuh < Median(30.0)

d. 2. Patuh≥ Median (30.0)

3 Kejadian Tertusuk Jarum

Suatu kecelakaan akibat tertusuk jarum suntik yang dapat disebabkan oleh pemberian injeksi, menutup jarum suntuk,pengambilandarah, pemasangan infus atau pembuangan dan berisiko telah tercemar darah atau cairan tubuh tehadap perawatruang rawat inap RS X

Angket dengan skala likert.

h. Sangat jarangJarang Sering

k. Sangat sering

Ordinal e. 1. Terjadi < Median (31.0)2. Tidak Terjadi ≥ Median (31.0)

40

Page 56: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

3.6Teknik Pengumpulan Data Penelitian

3.6.1 Pengumpulan DataMerupakan kegiatan penelitian untuk pengumpulan data yang

akan digunakan dalam penelitian. Sebelum melakukan pengumpulan data

sebaiknya dilihat alat ukur pengumpulan data tersebut agar dapat

memperkuat hasil penelitian. Alat ukur dalam pengumpulan data antara

lain dapat berubah kuesioner, observasi, wawancara.15

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data

dan informasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket

yang jawabannya telah disediakan dan responden tinggal memilih

jawabannya. Adapun jenis pertanyaaan ditujukan untuk mengidentifikasi

Hubungan kepatuhan SOP dan APD tehadap kejadian tertusuk jarum

dirumah Sakit X.

kuesioner merupakan alat ukur dengan cara subjek diberi kuesioner

dengan beberapa pernyataan kepada responden. Angket terdiri atas item

peryataan berdasarkan skala Likert. Jawaban dari responden skor sangat

jarang :1, jarang : 2, sering : 3 sangat sering :4

3.6.2 Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil

kuesioner yang diajukan kepada responden dengan responden peneliti

yaitu perawat rawat inap rumah sakit X yang bertugas selama 3 hari

penelitian.

3.7INSTRUMEN PENELITIAN

Instrument penelitian yaitu alat ukur pada variable yang akan

diteliti. Peneliti menggunakan instrument: angket. Angket yang diajukan

kepada responden adalah angket yang sudah disediakan jawabannya

sehingga responden tinggal memilih jawaban. Angket merupakan alat

ukur dengan cara subjek diberi angket dengan beberapa pernyataan

kepada responden. Angket terdiri atas item peryataan berdasarkan skala

41

Page 57: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

likert. Jawaban dari responden skor: 1 sangat jarang: 2 jarang: 3 sering:

4 sangat sering.

3.8Teknik Analisa Data 5.8.1 Analisa Data

Data yang telah terkumpul tidak akan bisa untuk menjawab tes

hipotesa. Data tersebut perlu diproses dan dianalisis secara sistematis

dalam menganalisis data penelitian ini, digunakan metode analisis

deskriptif dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Analisa deskriptif

adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan

meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk table atau grafik 15

Teknik yang digunakan dalam analisa data adalah secara manual

yaitu dengan pengumpulan jawaban angket yang telah diisi oleh

responden kemudian jawaban dikelompokkan sesuai dengan jawaban :

sangat jarang, jarang, sering, sangat sering. selanjutnya dengan bantuan

perangkat lunak komputer akan dibuat grafik Pengukuran variabel

Hubungan Kepatuhan SOP dan Kepatuhan APD Terhadap kejadian

tertusuk jarum di Rumah sakit X tingkat resiko berdasarkan lima matriks

dalam manajemen resiko, pada penelitian ini menggunakan format

jawaban Skala Likert, yang memungkinkan pasien menjawab dalam

berbagai tingkatan (1 – 4) dimana setiap jawaban diberi bobot nilai

dengan ketentuan sebagai berikut:a. Skor 4 bila jawaban “sangat sering”b. Skor 3 bila jawaban “sering”c. Skor 2 bila jawaban “jarang”d. Skor 1 bila jawaban “sangat jarang”

Setelah diberi bobot nilai selanjutnya dibuat kategori dari setiap

instrument untuk kualitas jawaban dari pasien berdasarkan nilai skor

kemudian ditetapkan klasifikasi (kriteria nilai) meliputi perhitungan

sederhana sebagai berikut :

a. Menetapkan nilai tertinggi yaitu jumlah pertanyaan dikalikan skor 4.

15 x 4 = 60

42

Page 58: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

b. Menetapkan nilai terendah yaitu jumlah pertanyaan dikalikan skor 1.

15x 1 = 15

Menentukan range, dengan cara nilai tertinggi dikurangi nilai terendah.

60 – 15 = 45

c. Range dibagi 4 kategori untuk lebar kelas (interval) dari kategori nilai

yang akan dibuat 45 : 4 = 11.25

Kemudian untuk mengetahui presetase tiap kategori didalam hubungan

kepatuhan SOP dan kepatuhan APD maka digunakan rumus

perhitungan distribusi frekuensi sebagai berikut: 16.

P=ab

x 100

Keterangan :P : presentase a : Jumlah responden dalam kategori tertentu.b : Jumlah keseluruhan responden.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar

benar mengukur apa yang diukur. (Notaadmojo, 2005:129).

Alat ukur atau instrument penelitian yang dapat diterima sesuai

standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas

data. Uji validitas dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment,

setelah itu diuji dengan menggunakan uji t dan kemudian dilihat

pernafsiran dari indeks korelasinya. 17

Menurut hidayat (2013 : 94), langkah – langkah dalam melakukan uji

validitas instrument penelitian adalah dengan menggunakan SPSS Untuk

pertanyaan - pertanyaan yang tidak valid dapat diganti atau direvisi atau

di “drop” dihilangkan).( Notaadmojo, 2014:133)

2. Uji reliabilitas Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reabilitas data

apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. (Hidayat, 2015: 100).

43

Page 59: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Relibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.( Notaadmojo, 2014:

133).3.9Metode pengolahan data dan analisis data

1. Pengolahan DataData yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan dengan

menggunakan kuesioner, diolah dengan menggunakan komputer dan

kalkulator kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel.2. Analisis Dataa. Analisis Univariat Dilakukan secara deskriptif pada masing-masing

variabel dengan analisis pada distribusi frekuensi.b. Analisis Bivariat Dilakukan untuk mengetahui hubungan perilaku

perawat dengan kepatuhan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

sesuai SOP di ruang rawat inap Rumah Sakit jakarta barat tahun

2019, dengan menggunakan uji Chi square dengan tabel

kontingensi 2x2, pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).Dasar pengambilan keputusan penelitian hipotesis (Budiarto, 2002) :

a. H0 diterima jika χ2hitung ≤ χ2tabel atau ρ value ≥ (α) = 0,05.b. H1 diterima jika χ2hitung > χ2tabel atau ρ value < (α) = 0,05.

Jika H0 ditolak kemudian dilanjutkan uji keeratan hubungan

dengan menggunakan koefisien phi (Ø). Hasil uji statistik yang bermakna

atau diketahui adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikat akan diketahui keeratan hubungannya dengan uji koefisien Phi,

yang dimaksudkan untuk melihat keeratan atau kekuatan hubungan

dengankomputer. Berikut rumus perhitungan manual koefisien phi (Ø).

Rumus :

∅ = I - I

( + ) ( + ) ( + )

Besarnya nilai phi (Ø) berada diantara 0 sampai dengan 1 dengan

44

Page 60: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

ketentuan:

0,76 - 1,00 : hubungan sangat kuat

0,51 - 0,75 : hubungan kuat

0,26 - 0,50 : hubungan sedang

0,01 - 0,25 : hubungan lemah

Menurut 16.

3. Penyajian Data

Data yang telah diolah dan dianalisis, disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi disertai dengan penjelasan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah sakit X adalah rumah sakit B. Rumah sakit ini mampu

meberikan pelayanankesehatan dari dokter spesialis dan sub spesialis

yang kompeten dalam bidangnya dan para perawat yang sudah memiliki

surat izin praktek yang mampu meberikan pelayan kesehatan dengan

baik, rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah

45

Page 61: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

sakit. Rumah sakit ini termasuk rumah yang besar didaerah jakarta barat,

tempat ini tersedia 225 tempat tidur inap jumlah dokter dari rumah sakit X

tersedian banyak dengan jumlah 50 dokter, pelayanan inap termasuk

kelas menengah – keatas 220 tempat tidur di rumah ini berkelas super

VIP.

Peralatan rumah sakit lumayan sangat lengkap, peralatan alat

dirumah sakit ini dinilai dengan 4 bidang :

1. Peralatan Gawat Darurat : termasuk persediaan ambulans 24 jam,

bank darah, defibrilator dan ventilator.2. Peralatan untuk penunjang medis : CT Scan, EEG, EKG, X-RaY dan

MRI3. Peralatan bedah : seperti autoclave untuk sterilan, meja operasi, alat

untuk urologi 4. Peralatan bidan : seperti incubator bayi dan USG

1. Visi

Menjadi rumah sakit yang terkemukan dan terpandang secara

nasional dan internasional pada semua aspek pelayanan rumah sakit dan

pendidikan tenaga profesional

2. Misi

a. Memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada seluruh lapisan

masyarakat dan menyelenggarakan pendidikan / pelatihan tenaga

profesional yang bermutu sesuai dengan perkembangan ilmu

kedokteran.

46

Page 62: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

b. meningkatkan kuantitas dan kualiatas sarana dan prasarana untuk

menjamin pelayanan yang semakin baik kepada masyarakat..c. melakukan kerjasama dengan mitra didalam dan diluar negeri dalam

berbagai bentuk.Kebijakan Mutu :Menjadi rumah sakit yang terkemuka dan terpandang secara nasional dan

internasional pada semua aspek pelayanan rumah sakit dan pendidikan

tenaga profesional dengan nilai - nilai inti yang diukur sebagai berikut:

1. Ramah 2. Antisipatif3. Mutu pelayanan4. akurat

.

4. Tempat dan waktu penelitian Waktu penelitian : Pertengahan bulan juni – juliTempat penelitian : Di Rumah Sakit X

5. Jadwal kegiatan Dapat dilihat dilampiran.

B. Jenis Pelayanan RS X Jakarta BaratRumah sakit X merupakan rumah sakit swasta yang berada di jakarta

barat yang memberikan pelayanan rumah sakit IGD 24 JAM Poli Klinik Spesialis Rawat Inap Medical check Up Laboratorium Radiologi Farmasi Rehabilitasi Medik Hemodialisa Informasi untuk pasien 24 jam

47

Page 63: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

C. Analisis Univariat1 Deskripsi Usia

Depkes RI menyebutkan bahwa usia produktif adalah antara 15 -54

tahun, dalam penelitian ini umur yang diambil adalah umur antara 24 -45

tahun, sehingga usia tersebut masih termasuk usia kerja yang produktif

dan diharapkan bisa memberikan yang terbaik dalam bekerja dan

membantu proses kemajuan rumah sakit dengan mematuhi segala SOP

dan ikut berpastisipasi dalam mencegah terjadinya kecelakaan tertusuk

jarum.

Tabel 5.1.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

di Rumah Sakit X2019 ( n = 46 )

Usia Frekuensi %17-25 tahun 10 21.726-35 tahun 29 63.036-45 tahun 7 15.2Total 46 100.0

Pada Tabel 5.1. distribusi frekuensi responden berdasarkan usia,

diperoleh gambaran bahwa dari 46 responden, 10 orang (21.7%) usianya

17-25 tahun, 29 orang (63.0%) usianya 26-35 tahun, dan 7 orang (15.2%)

usianya 36-45 tahun. Dari hasil tersebut sebagian besar responden

usianya 26-35 tahun.

48

Page 64: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Depkes RI menyebutkan bahwa usia produktif adalah antara 15 -54

tahun, dalam penelitian ini umur yang diambil adalah umur antara 24 -45

tahun, sehingga usia tersebut masih termasuk usia kerja yang produktif

dan diharapkan bisa memberikan yang terbaik dalam bekerja dan

membantu proses kemajuan rumah sakit dengan mematuhi segala SOP

dan ikut berpastisipasi dalam mencegah terjadinya tertusuk jarum .

2 Deskripsi Pendidikan

Pendidikan yang telah dijalanni seseorang tentulah tidak sama

dengan individu satu dengan individu yang lain sehingga menanamkan

sebuah pola pikir yang berbeda pula, dengan pola pikir yang berbeda

tentunya dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam melakukan suatu

tindakan atau pun melakukan sesuatu.

Tabel 5.2.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

di Rumah Sakit X2019 ( n = 46 )

Pendidikan Frekuensi %

D3 28 60.9

S1 10 21.7

Ners 8 17.4

Total 46 100.0

Pada Tabel 5.2. distribusi frekuensi responden berdasarkan

pendidikan, diperoleh gambaran bahwa dari 46 responden, 28 orang

(60.9%) pendidikannya D3, 10 orang (21.7%) pendidikannya S1, dan 8

49

Page 65: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

orang (17.4%) pendidikannya Ners. Dari hasil tersebut sebagian besar

responden pendidikannya D3.

3 Deskripsi Kepatuhan SOP

Perilaku sesuai aturan untuk berdisiplin terhadap suatu standart

atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan

menggerakkan suatu kelompok dalam mencapai suatu tujuan yang

diinginkan

Tabel 5.3.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan SOP

di Rumah Sakit X2019 ( n = 46 )

Kepatuhan SOP Frekuensi %

Kurang Patuh 24 52.2

Patuh 22 47.8

Total 46 100.0

Pada Tabel 5.3. distribusi frekuensi responden berdasarkan

kepatuhan SOP, diperoleh gambaran bahwa dari 46 responden, 24 orang

(52.2%) kepatuhan SOPnya kurang patuh dan 22 orang (47.8%)

kepatuhan SOPnya patuh. Dari hasil tersebut sebagian besar responden

kepatuhan SOPnya kurang patuh.

50

Page 66: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

4 Deskripsi Kepatuhan Penggunaan APD

APD berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap bahaya – bahaya

kecelakaan kerja dan mengurangi tingkat keparahan dari kecelakaan

kerja yang terjadi.

Tabel 5.4.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan Penggunaan

APD

di Rumah Sakit X2019 ( n = 46 )

Kepatuhan Penggunaan APD Frekuensi %

Kurang Patuh 20 43.5

Patuh 26 56.5

Total 46 100.0

Pada Tabel 5.4. distribusi frekuensi responden berdasarkan

kepatuhan penggunaan APD, diperoleh gambaran bahwa dari 46

responden, 20 orang (43.5%) kepatuhan penggunaan APDnya kurang

patuh dan 26 orang (56.5%) kepatuhan penggunaan APDnya patuh. Dari

hasil tersebut sebagian besar responden kepatuhan penggunaan APDnya

patuh, untuk itu perlu ditingkatkan lagi akan kesadaran dan sosialisasi

pada perawat pentingnya penggunaan APD dalam melakukan suatu

pekerja yang mempunyai resiko bahaya ditempat kerja.

51

Page 67: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

5 Deskripsi Kejadian Tertusuk Jarum

Benda tajam atau jarum suntik sangat berisiko untuk menyebabkan

perlukaan sehingga meningkatkan terjadinya penularan penyakit melalui

kontak darah misalnya penularan infeksi HBV,HCV, dan HIV disana

kesehatan oleh karena itu perlu nya diberikan pelatihan dan dan

sosialisasi tentang resiko tertusuk jarum pada perawat RS X untuk

mencegah kecelakaan tahun 2019

Tabel 5.5.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Tertusuk Jarum

di Rumah Sakit X2019 ( n = 46 )

Kejadian Tertusuk Jarum Frekuensi %

Terjadi 20 43.5

Tidak Terjadi 26 56.5

Total 46 100.0

Pada Tabel 5.5. distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian

tertusuk jarum, diperoleh gambaran bahwa dari 46 responden, 20 orang

(43.5%) terjadi kejadian tertusuk jarum dan 26 orang (56.5%) tidak terjadi

kejadian tertusuk jarum. Dari hasil tersebut sebagian besar responden

tidak terjadi kejadian tertusuk jarum.

e. Analisis Bivariat

52

Page 68: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan secara langsung

antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisis bivariate

yang digunakan adalah uji Chi Square.

A. Hubungan Kepatuhan SOP dengan Kejadian Tertusuk

Jarum

Tabel 5.6.Hubungan Kepatuhan SOP dengan Kejadian Tertusuk Jarum

di Rumah Sakit X

2019 ( n = 46 )

KepatuhanSOP

Kejadian TertusukJarum

Jumlah ORP

ValueTerjadi

TidakTerjadi

n % N % n %Kurang Patuh

1562.5

937.5

24

100.0

5.667 0.015Patuh 522.7

1777.3

22

100.0

Total 2043.5

2656.5

46

100.0

Dari hasil penelitian pada Tabel 5.6. menyatakan bahwa dari 24

responden yang kepatuhan SOPnya kurang patuh, diketahui 15 orang

(62.5%) terjadi kerjadian tertusuk jarum dan 9 orang (37.5%) tidak terjadi

kejadian tertusuk jarum, sedangkan dari 22 responden yang kepatuhan

SOPnya patuh, diketahui 5 orang (22.7%) terjadi kerjadian tertusuk jarum

dan 17 orang (77.3%) tidak terjadi kejadian tertusuk jarum.

Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai P Value sebesar

0.015 dimana nilai P Value lebih kecil dari alpha (0.05) maka H0 ditolak,

artinya kepatuhan SOP berhubungan secara signifikan dengan kejadian

53

Page 69: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

tertusuk jarum. Nilai OR sebesar 5.667 atau dibulatkan menjadi 6, artinya

jika kepatuhan SOP tidak patuh maka peluang terjadinya tertusuk jarum

adalah 6 kali lebih besar dibandingkan jika kepatuhan SOP nya patuh

B. Hubungan Kepatuhan Penggunaan APD dengan Kejadian

Tertusuk Jarum

Tabel 5.7.Hubungan Kepatuhan Penggunaan APD dengan Kejadian Tertusuk Jarum

di Rumah Sakit X

2019 ( n = 46 )

KepatuhanPenggunaan

APD

Kejadian TertusukJarum

JumlahOR

PValueTerjadi

TidakTerjadi

n % n % n %

Kurang Patuh 1470.0

630.0

20

100.0

7.778 0.004Patuh 623.1

2076.9

26

100.0

Total 2043.5

2656.5

46

100.0

Dari hasil penelitian pada Tabel 5.7. menyatakan bahwa dari 20

responden yang kepatuhan penggunaan APDnya kurang patuh, diketahui 14

orang (70.0%) terjadi kerjadian tertusuk jarum dan 6 orang (30.0%) tidak terjadi

kejadian tertusuk jarum, sedangkan dari 26 responden yang kepatuhan

penggunaan APDnya patuh, diketahui 6 orang (23.1%) terjadi kerjadian

tertusuk jarum dan 20 orang (76.9%) tidak terjadi kejadian tertusuk jarum.

Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai P Value sebesar 0.004

dimana nilai P Value lebih kecil dari alpha (0.05) maka H0 ditolak, artinya

kepatuhan penggunaan APD berhubungan secara signifikan dengan kejadian

tertusuk jarum. Nilai OR sebesar 7.778 atau dibulatkan menjadi 8, artinya jika

54

Page 70: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

kepatuhan penggunaan APD tidak patuh maka peluang terjadinya tertusuk

jarum adalah 8 kali lebih besar dibandingkan jika kepatuhan penggunaan APD

nya patuh

C. Pembahasan

Pada bagian pembahasan ini, akan diuraikan pembahasan yang

mengambarkan hubungan Kepatuhan SOP dan Pengunaan APD terhadap

kejadian tertusuk jarum pada perawat diruamh sakit X untuk mencegah

kecelakaan tahun 2019.

Adapun aspek yang diteliti dalam penelitian ini diklarifikasi kan kedalam

variabel yaitu : Kepatuhan SOP, Kepatuhan penggunaan APD dan kejadian

tertusuk jarum pada perawat di rumah sakit X untuk mencegah kecelakaan

tahun 2019.

1. Pembahasan hasil Penelitian a) Hubungan Kepatuhan SOP dengan Kejadian Tertusuk Jarum

Kepatuhan berasal dari kata patuh yang berarti suka menurut, taat

pada perintah, aturan, berdisiplin. Kepatuhan adalah ketaatan dalam

melakukan sesuatu yang dianjurkan (Depdikbud, 1996). Kepatuhan

adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap intruksi atau petunjuk

yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik diet,

latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan dokter 13.

Menurut 13, kepatuhan seseorang sangat berhubungan dengan :

1. Interaksi kompleks antara dukungan keluarga dan pengalaman.2. Interaksi perilaku dengan kepercayaan kesehatan seseorang3. Kepercayaan yang ada sebelumnya.

Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai P Value sebesar

0.015 dimana nilai P Value lebih kecil dari alpha (0.05) maka H0 ditolak,

artinya kepatuhan SOP berhubungan secara signifikan dengan kejadian

55

Page 71: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

tertusuk jarum. Nilai OR sebesar 5.667 atau dibulatkan menjadi 6, artinya

jika kepatuhan SOP tidak patuh maka peluang terjadinya tertusuk jarum

adalah 6 kali lebih besar dibandingkan jika kepatuhan SOP nya patuh.

b) Hubungan Kepatuhan Penggunaan APD dengan Kejadian

Tertusuk JarumAlat Pelindung Diri (APD), telah digunakan bertahun-tahun

lamanya untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang terdapat

pada petugas yang bekerja pada suatu tempat perawatan kesehatan.

Akhir-akhir ini dengan timbulnya AIDS (Acquired Immune Deficiency

Syndrome), HBV (Hepatitis B Virus), HCV (Hepatitis C Virus) dan

munculnya kembali tuberkulosis di banyak negara, penggunaan APD

menjadi sangat penting untuk melindungi petugas 12.

Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai P Value sebesar

0.004 dimana nilai P Value lebih kecil dari alpha (0.05) maka H0 ditolak,

artinya kepatuhan penggunaan APD berhubungan secara signifikan

dengan kejadian tertusuk jarum. Nilai OR sebesar 7.778 atau dibulatkan

menjadi 8, artinya jika kepatuhan penggunaan APD tidak patuh maka

peluang terjadinya tertusuk jarum adalah 8 kali lebih besar dibandingkan

jika kepatuhan penggunaan APD nya patuh

C) HASIL PEMBANDING PENELTIAN SEBELUMNYA

Sebagai hasil pembanding dari faktor – faktor yang mempengaruhi

kejadian tertusuk jarum suntik pada perawat. Tertusuk jarum suntik

merupakan kecelakaan kerja yang dialami perawat saat melakukan

tindakan penyuntikan. Faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian

tertusuk jarum suntik adalah pengawasan, standar operasional prosedur,

kontainer dan pemakaian alat pelindung diri handscoon, metode : Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi

kejadian tertusuk jarum suntik pada perawat. Variabel dependen adalah

56

Page 72: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

tertusuk jarum suntik dan variabel indenpenden adalah pengawasan,

standar operasional prosedur ( SOP ), kontainer dan pemakaina APD

handscoon. Jenis penelitian ini adalah suevey analitik dengan

menggunakan pendekatan Cross -sectiona, populasi dalam penelitian ini

251 perawat dan total sample 68 responden dari 12 ruang perawatan,

teknik sampling menggunakan proposional random sampling. Untuk

mendapatkan data, angket disebar ke 12 ruangan sesuai proporsi

responden yang telah ditentukan. Analisa data menggunakan uji statistik

Chi square. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa faktor –faktor

yang mempengaruhi kejadian tertusuk jarum suntik pada perawat yaitu 1

pengawasan (p volue 0.003) PR95%CI 2,061 (1,2-3,639), SOP (p volue

0,004 PR 95%Cl2,092 (1,176-3,722) dan faktor yang tidak

mempengaruhi kejadian tertusuk jarum pada perawat suntik adalah

kontainer (p volue 0.4), pemakaian APD handscoon ( p volue 0,952)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

57

Page 73: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Ada hubungan antara kepatuhan SOP dengan kejadian tertusuk jarum

dimana Dari hasil penelitian pada Tabel 5.6. menyatakan bahwa dari 24

responden yang kepatuhan SOPnya kurang patuh, diketahui 15 orang

(62.5%) terjadi kerjadian tertusuk jarum dan 9 orang (37.5%) tidak terjadi

kejadian tertusuk jarum, sedangkan dari 22 responden yang kepatuhan

SOPnya patuh, diketahui 5 orang (22.7%) terjadi kerjadian tertusuk jarum

dan 17 orang (77.3%) tidak terjadi kejadian tertusuk jarum.

artinya jika kepatuhan SOP tidak patuh maka peluang terjadinya

tertusuk jarum adalah 6 kali lebih besar dibandingkan jika kepatuhan SOP

nya patuh dimana SOP Juga merupakan salah satu cara dalam mengurangi

angka kecelakaan jarum suntik di RS X tahun 2019 kalau SOP yang ada

dipatuhin dengan baik.

2. Ada hubungan antara penggunaa APD dengan kejadian tertusk jarum

dimana dari Dari hasil penelitian pada Tabel 5.7. menyatakan bahwa dari 20

responden yang kepatuhan penggunaan APDnya kurang patuh, diketahui 14

orang (70.0%) terjadi kerjadian tertusuk jarum dan 6 orang (30.0%) tidak

terjadi kejadian tertusuk jarum, sedangkan dari 26 responden yang

kepatuhan penggunaan APDnya patuh, diketahui 6 orang (23.1%) terjadi

kerjadian tertusuk jarum dan 20 orang (76.9%) tidak terjadi kejadian tertusuk

jarum. Dan berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai P Value sebesar

0.004 dimana nilai P Value lebih kecil dari alpha (0.05) maka H0 ditolak,

artinya kepatuhan penggunaan APD berhubungan secara signifikan dengan

kejadian tertusuk jarum. Nilai OR sebesar 7.778 atau dibulatkan menjadi 8,

58

Page 74: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

artinya jika kepatuhan penggunaan APD tidak patuh maka peluang

terjadinya tertusuk jarum adalah 8 kali lebih besar dibandingkan jika

kepatuhan penggunaan APD nya patuh. Artinya APD juga merupakan salah

satu cara dalam mengurangi angka kecelakaan jarum suntik di RS X tahun

2019.3. Ada hubungan antara sikap perawat dengan Kepatuhan Menggunakan Alat

Pelindung Diri (APD) dan kepatuhan Standard Operating Procedure (SOP)

Di Ruang Rawat Inap rumah sakit X tahun 2019.

B. SaranBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan, makadapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:1. Diharapkan kepada Kepala Rumah Sakit X agar lebih mensosialisakan

dan memberikan pelatihan kepada perawat tentang pentingnya

menggunakan APD sesuai dengan standar SOP di ruang rawat inap yang

baik dan benar melalui pelatihan atau training, penyuluhan atau seminar

tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit.2. Diharapkan kepada para prawat untuk selalu bekerja dengan aman dan

selalu menggunakan APD yang sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan

guna untuk mencegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja.3. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menjadikan penelitian ini

sebagai bahan masukan dan informasi serta dapat melakukan penelitian

tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di rumah sakit dengan

variabel-variabel lain yang relevan.

DAFTAR PUSTAKA

59

Page 75: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

1 Milyandra, 2010 K3( Kesehatan dan keselamatan kerja, jakarta erlangga.

2 Haryono, 2009 Higiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), Jakarta CV sagung seto, IKAPI

3 Suma’mur P.K, 2009 Higiene perusahaan dan kesehatan kerja , Jakarta CV sagung seto.

4 Notoatmodjo soekidjo, 2014 Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan, Jakarta, Rineka cipta.

5 Harrianto, ridwan, 2010 Kesehatan kerja dan keselamatan kerja ,jakarta, Erlangga.

6 Lukmanul, 2004 Kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja, yogyakarta, Graha ilmu

7 Modul K3 ITB, 2009 Occupational safety and health administration, Jakarta Personal.

8 Anizar, 2009 Teknik keselamatan dan kesehatan kerja industri, Bandung, Graha Ilmu

9 Kasidi, 2010 Manajemen Resiko, jakarta, Salemba empat.

10 Maulana, 2009 Promosi kesehatan dan ilmu perilaku, jakarta EGC

11 Mulyanti, 2008 Buku pintar keselamatan dan kesehatan kerja terhadap APD. Jakarta, ECG

12 Tietjen, 2004 Alat pelindung diri (APD) Jakarta, EGC

13 Stanley, 2007 Komunikasi massa, Jakarta EGC

14 Rachmatiah indah, 2015 Kesehatan dan keselamatan kerja lingkungan kerja, yogyakarta.UGM

15 Sugiyono, 2012 Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, Bandung, Alfabeta

16 Arikunto, 2010 Prosedur penelitian pendekatan praktek, jakarta, PT Rhinika Cipta

17 Hidayat , 2014 Panduan lengkap menguasai SPSS , Jakarta, mediakita.https://www.google.com/search?

Page 77: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

LAMPIRAN DATA VALIDITAS DAN RELIABILITAS

No

Karakteristik

Kepatuhan thd SOP Kepatuhan thd APD Kejadian Tertusuk Jarum

Usia

ProdiA01

A02

A03

A04

A05

A06

A07

A08

A09

A10

B11B12

B13

B14

B15

B16

B17

B18

B19

B20

C21

C22

C23

C24

C25

C26

C27

C28

C29

C30

1 24 D3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3

2 26 S1 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4

3 29 D3 4 4 4 1 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

4 27 D3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 24 D3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4

6 23 D3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

7 26 S1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

8 27 Ners 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

9 28 S1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

10 26 D3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

11 26 D3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

12 25 D3 4 4 4 1 3 1 4 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3

13 37 D3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

14 29 Ners 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4

15 40 S1 3 3 3 1 3 1 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

16 26 D3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4

17 25 D3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

18 24 D3 4 4 4 1 3 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

19 29 S1 3 3 3 1 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

20 29 Ners 4 4 4 1 3 1 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4

21 32 s1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 4 1 3 3 3 4 4 4 4 4 4

22 36 D3 4 4 4 1 3 3 4 2 4 3 3 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

23 35 Ners 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

24 34 Ners 4 4 4 1 3 1 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

25 37 D3 4 4 4 1 3 1 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

26 31 Ners 4 4 4 1 3 1 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

27 33 D3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

28 39 D3 4 4 4 1 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4

29 28 S1 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4

30 30 Ners 4 4 4 1 3 1 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Page 78: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

LAMPIRAN SPSS – UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Reliability Kepatuhan SOP

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.825 10

Validity Kepatuhan SOP

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

A01 26.73 19.375 .498 .811

A02 26.83 20.075 .372 .821

A03 26.73 19.375 .498 .811

A04 28.00 16.828 .455 .827

A05 27.10 18.921 .759 .795

A06 27.70 16.769 .501 .817

A07 27.03 18.654 .665 .797

A08 27.33 18.092 .711 .791

A09 27.37 18.585 .655 .797

A10 27.27 19.375 .382 .822

Page 79: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Reliability Kepatuhan Penggunaan APD

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.899 10

Validity Kepatuhan Penggunaan APD

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

B11 29.47 19.292 .637 .890

B12 29.50 19.776 .569 .894

B13 29.53 19.361 .610 .892

B14 29.47 18.189 .722 .884

B15 29.23 19.702 .653 .889

B16 29.43 18.737 .718 .884

B17 29.43 20.323 .488 .899

B18 29.17 19.730 .716 .886

B19 29.20 19.752 .715 .886

B20 29.27 19.168 .696 .886

Page 80: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Reliability Kejadian Tertusuk Jarum

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.903 10

Validity Kejadian Tertusuk Jarum

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

C21 32.77 12.599 .495 .914

C22 32.63 12.861 .889 .880

C23 32.73 12.961 .808 .884

C24 32.80 13.200 .501 .906

C25 32.77 13.771 .484 .904

C26 32.57 13.495 .742 .889

C27 32.63 13.413 .714 .890

C28 32.60 13.283 .780 .887

C29 32.60 13.214 .802 .885

C30 32.60 13.421 .735 .889

Page 81: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Lampiran 1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No.

Kegiatan

Bulan

Maret April Mei Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan Proposal

2. Ujian Proposal

3. Perbaikan Proposal

4. Pengesahan Proposal

5. PelaksanaanPenelitian

6. PengolahandanAnalisa Data

7. Penyusunan Skripsi

8. Sidang Skripsi

9. Perbaikan SKripsi

10. Pengumpulan Skripsi

Page 82: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …
Page 83: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :........................................ (inisial)

Usia :........................................

Alamat :........................................

menyatakan bersedia / tidak bersedia*) menjadi responden dalam penelitian yang

berjudul ”Hubungan Kepatuhan SOP dan Penggunaan APD Terhadap Kejadian

Tertusuk Jarum Pada perawat DiRumah Sakit X Untuk Mencegah Kecelakaan

Tahun 2019” yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi D IV Keselamatan

dan Kesehatan Kerja Universitas Binawan Jakarta Timur yang bernama Romanus

Fau dan saya akan memberikan jawaban yang sebenar - benarnya sesuai dengan

pengalaman saya pribadi.

*) coret yang tidak perlu

Jakarta , July 2019

Responden

( )

Page 84: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

KUESIONER

Hubungan Kepatuhan SOP dan Penggunaan APD Terhadap Kejadian

Tertusuk Jarum Pada Perawat dirumah Sakit U Untuk Mencegah

Kecelakaan Tahun 2019

Nama : (inisial)

Umur :

Tanggal :

A. Petunjuk Pengisian Kuisioner Beri tanda ( ) pada masing-masing butir pertanyaan dengan pilihan sesuai

dengan kenyataan dan pengalaman Anda (secara jujur). Ada 5 alternatif jawaban, yaitu :

Sangat Sering : (SS) Sering : (S) Jarang : (J) Sangat jarang : (SJ)

B. Data Demografi1. Program Studi

S1 Keperawatan DIII Keperawatan Nurse

C. Daftar Pertanyaan

No Pertanyaan Alternatif jawabanSS S J SJ

Page 85: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

4 3 2 1A.SOP1 Apakah sebelum anda melakukan tindakan

penyuntikan kepada pasien, kamu membaca

SOP terlebih dahulu.? 2 Apakah perawat bekerja bersama-sama untuk

memastikan kondisi kerja yang aman dan

bekerja sesuai dengan SOP rumah sakit.?3 Apakah Perawat sering membaca SOP cara

menyuntik di Rumah sakit untuk menghindari

kesalahan dalam melakukan tindakan? 4 Apakah SOP dirumah sakit sangat membantu

perawat dalam bekerja untuk menghindari

penyakit menular? 5 Apakah SOP rumah sakit membuat perawat

rumah sakit terhindar dari penyakit menular?6 Apakah perawat dalam melakukan tindakan

menyuntik pada pasien sudah sesuai standar

dan SOP Rumah sakit?7 Apakah perawat bisa melakukan tindakan

penyuntikan pasien tanpa memperhatikan

SOP yang ada diRumah sakit ?8 Apakah SOP menyuntik sudah berjalan

dengan baik dirumah sakit ?9 Apakah pihak rumah sakit pernah

mengevaluasi SOP penyuntikan pasien yang

ada dirumah sakit ? 10 Apakah SOP Penyakit menular dan

pengendalian terkena penyakit menular

melalui jarum suntik selalu disosialisakan

kepada perawat dalam membantu

keselamatan ?B. APD11 Saya menggunakan APD sebelum melakukan

tindakan yang menggunakan jarum suntik.

Page 86: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

12 Apakah setelah memberikan suntikan perawat

langsung membuang jarum ke sharp container

dan tetap masih pakai APD.13 Apakah menyiapkan sharp container sebelum

melakukan tindakan yang menggunakan

jarum suntik. 14 Apakah perawat memakai APD saat

meletakkan sharp container sedekat mungkin

dengan lokasi penyuntikan (Point of care ).15 Apakah perawat memakai APD saat

melakukan penutupan jarum kembali

(recapping) setelah memberikan suntikan. 16 Apakah perawat pakai APD saat menutup

jarum kembali dengan satu tangan (scooping).17 Apakah perawat memakai APD saat

menyiapkan obat dan saat menyuntikkan

obat ke pasien. 18 Apakah perawat menggunakan APD saat

menutup sharp container setelah terisi ¾

penuh jarum suntik atau benda tajam19 Apakah perawat bila menemukan jarum

suntik tanpa tutup perawat mengunakan APD

untuk menggambilnya20 Apakah perawat menggunakan jarum sharp

container yang tidak tembus jarum.D. JARUM SUNTIK

21 Apakah perawat ruang rawat inap sering

berkontak langsung dengan jarum suntik. 22 Apakah pernah Perawat rawat inap

mengalami kecelakaan tertusuk jarum suntik. 23 Apakah perawat saat setelah melakukan

tindakan menutup kembali jarum yang sudah

dipakai .24 Apakah perawat saat melihat jarum suntik

yang jatuh dilantai segera mengambilnya dan

Page 87: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

membuang ke safety box. 25 Apakah perawat pernah mendapat pelatihan

cara menyuntik yang baik dan bener dan

aman kepada perawat26 Apakah tindakan perawat menyuntik sangat

dieperlukan diruang rawat inap. 27 Apakah perawat sudah sering melakukan

tindakan penyuntikan yang baik dan bener

sesuai dengan SOP. 28 Apakah perawat setelah melakukan

penyuntikan pasien, segera melakukan cuci

tangan pakai sabun.29 Apakah perawat pernah membuang jarum

suntik tanpa tutup. 30 Apakah pihak rumah sakit selalu

menyediakan safety box untuk menghindari

perawat dari tusukan jarum.Selamat Mengerjakan

Page 88: HUBUNGAN KEPATUHAN SOP DAN PENGGUNAAN APD …

Lampiran 10

RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS

Nama : Romanus Fau

Tempat tanggal lahir : Nias, 03 juli 1988

Umur : 30 Tahun

Status : Belum Kawin

Agama : Katolik

Alamat : Nias, Telukdalam

PENDIDIKAN FORMAL

SD RK 1 Sibolga : Tahun 1996 - 2002

SMP Bintang Laut : Tahun 2002- 2005

SMU Bintang Laut : Tahun 2005 - 2008

STIKes Santo Borromeus Bandung ( D III Keperawatan) : Tahun 2008 – 2011

Universitas Binawan ( Keselamatan dan kesehatan kerja) : Tahun 2017 - 2019

PENDIDIKAN INFORMAL

Seminar sehari” Soft Skill” (2009)

Pelatihan“ ManajemenDiri “ (2009)

Pelatihan Pre ACLS “ Advance Cardiac Life Support” (2011)