HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data...

100
HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI JUMAPOLO TAHUN AJARAN 2009/2010 WARSONO NIM : K8403049 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data...

Page 1: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA

NEGERI JUMAPOLO TAHUN AJARAN 2009/2010

WARSONO NIM : K8403049

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

ii

HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA

NEGERI JUMAPOLO TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh :

WARSONO

NIM : K8403049

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Sosiologi - Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan

Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I

Drs. MH. Sukarno, M.Pd NIP. 1951 0601 1979 0310 01

Pembimbing II

Drs. Soeparno, M.Si. NIP. 1948 1210 1979 0310 02

Page 4: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Selasa

Tanggal : 6 Juli 2010

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda tangan

Ketua : Dr. Zaini Rohmad, M.Pd ........................................

Sekretaris : Dra. Siti Chotidjah, M.Pd ........................................

Anggota I : Drs. MH. Sukarno, M.Pd ........................................

Anggota II : Drs. Soeparno, M.Si ........................................

Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

v

ABSTRAK

Warsono. HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI JUMAPOLO TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Juni 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara, (1) Kedisiplinan Belajar dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo. (2) Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo. (3) Kedisiplinan Belajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo yang berjumlah 148 siswa. Dalam pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan teknik cluster proporsional random sampling. Adapun sampel yang diambil adalah 25% dari jumlah populasi yaitu, sebanyak 38 siswa yang terbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket, sedangkan prestasi belajar siswa diperoleh dari dokumen nilai ulangan semester mata pelajaran sosiologi di sekolah. Rancangan analisis statistik dengan teknik korelasi product moment dan regresi ganda. Sebelum analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa : (1) Dari hasil perhitungan dan analisis data, menunjukkan hasil: rx1y = 0,434 kemudian p = 0,007, dengan sumbangan efektif (SE) sebesar 18,802 % dan sumbangan relatif sebesar 82,336 %. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010. (2) Dari hasil perhitungan dan analisis data, menunjukkan hasil: rx2y = 0,291 kemudian p = 0,073 dengan sumbangan efektif (SE) sebesar 4,034 % dan sumbangan relatif sebesar 17,664 %. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010. (3) Dari hasil perhitungan dan analisis data, menunjukkan hasil: r(x1,x2)y = 0,478 dan P = 0,011. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010.

Page 6: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

vi

MOTTO

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat

menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi

kesabaran”.

(Q.S Al ‘Ashr : 1-3)

“…Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu

mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”.

(Q.S Al Imron : 79)

“Ketegasan untuk mendisiplinkan diri sendiri adalah pemasti terhadap tergalinya

emas dibawah tempat anda berdiri”.

(Mario Teguh)

Hidup hanya sekali jadilah yang berarti, tetap bersyukur dengan apa yang telah

ada, dan yakinlah bahwa setiap kejadian yang kita alami ini bukan terjadi karena

sebuah kebetulan yang tanpa perencanaan.

(Peneliti)

Page 7: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

vii

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada :

1. Ibunda Surip dan Ayahanda Mardiyono tercinta,

segenap pengorbanan t’lah Engkau curahkan

demi masa depan anakmu. Jasamu tak dapat

dibayarkan dengan harta walau lautan emas

sekalipun sebagai penggantinya.

2. Mas Sutiman, Mbak Sumi, Mas Gito, Mas

Giyatno, Dan Mbak Iyem, sebagai kakak-

kakakku yang senantiasa menyayangiku, terima

kasih atas semua sumbangsihnya baik secara

moral maupun secara finansial. Hanya Alloh

SWT yang dapat membalas semua amalanmu.

3. Sobat-sobatku di Sos-Antro, terima kasih atas

kebersamaannya.

4. Saudara-saudaraku di berbagai organisasi,

terima kasih atas semua supportnya.

5. Almamater yang ku banggakan.

Page 8: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Robb semesta alam. Robb yang telah

mempermudah segala urusan dan persoalan kepada setiap hamba yang

dikehendakiNya. Alhamdulillah, atas izin Allah SWT akhirnya skripsi ini dapat

peneliti selesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Berbagai tantangan yang turut mengiringi penyelesaian skripsi ini, namun

berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya tantangan yang ada dapat dihadapi

dengan baik. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, peneliti mengucapkan

terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan dan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta

3. Drs. M.H Sukarno, M. Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi-

Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

sekaligus Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang dengan sabar

telah memberikan banyak arahan, bimbingan, dan memberikan semangat

kepada peneliti dalam penulisan skripsi ini selama menempuh pendidikan

di Program Studi Pendidikan Sosiologi – Antropologi.

4. Drs. Soeparno, M.Si., Pembimbing II yang dengan sabar memberikan

banyak arahan, motivasi, bimbingan dan saran demi kemajuan skripsi ini.

5. Segenap Dosen dan Staff Program Studi Pendidikan Sosiologi –

Antropologi yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, memberikan

spirit, berbagai kemudahan serta bantuannya kepada peneliti.

6. Drs. Sardiyo, M.Pd., Kepala Sekolah SMA Negeri Jumapolo yang telah

memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian.

Page 9: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

ix

7. Hasto Tyas H., S.Pd, M.Pd., Wakasek kurikulum SMA Negeri Jumapolo

yang telah banyak membantu, khususnya dalam memperoleh data

administrasi sekolah.

8. Suryani, S.Pd., Guru mata pelajaran sosiologi SMA Negeri Jumapolo yang

telah banyak membantu dalam memperoleh data penelitian dari para

siswanya selaku responden.

9. Responden /siswa di SMA Negeri Jumapolo yang bersedia untuk bekerja

sama memberikan sumbangsih dan kemudahan dalam pengambilan

datanya.

10. Ustadz Anwar Susilo, S.T., yang selalu memberikan motivasi dan

memberikan penyejuk jiwa yang gersang.

11. Sohib-sohib pembakar semangatku : Boz Djoe, Gus Mahfud, Kang U’ud,

Pak Eisan, Funki, Akhi Anto’ Pak Giy, Pak Wandi, A’Hasun, A’Joko,

A’Agus, A’Yudi. Semoga ukhuwah ini hanya terpisahkan oleh maut.

12. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada

peneliti, yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu, hingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Segala amal kebaikan dari semua pihak tersebut mendapat balasan dari

Allah SWT dengan berlipat ganda. Peneliti sadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, oleh karena itu peneliti mengharap kritik dan saran yang

membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan

ilmu pengetahuan.

Surakarta, Juni 2010

Peneliti

Page 10: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi, problematika yang dihadapi jutaan anak manusia

menjadi sangat kompleks. Globalisasi yang ditandai dengan hilangnya batas antar

negara di atas bumi, disebabkan karena perkembangan teknologi, kemajuan

ekonomi dan kecanggihan sarana informasi. Diakui atau tidak, krisis

multidimensional yang melanda di negara kita, membuka mata kita terhadap mutu

penyelenggaraan pendidikan di negara Indonesia. Penyebab adanya krisis itu

sendiri begitu kompleks, namun tak dipungkiri bahwa penyebab utamanya adalah

sumber daya manusia itu sendiri yang kurang bermutu. Oleh sebab itu, Pendidikan

memiliki peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan generasi untuk

menghadapi era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Pendidikan harus

mampu menyelenggarakan pembekalan pengetahuan, penanaman nilai,

pembentukan sikap dan karakter, guna mengembangkan bakat, kemampuan

pengetahuan, keterampilan, dan menumbuh kembangkan semua potensi jasmani

dan ruhani yang optimal, seimbang dan sesuai dengan tuntutan zaman.

Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan

sumber daya manusia guna mendorong laju pembangunan nasional suatu bangsa,

karena pendidikan merupakan kunci pembangunan sebuah bangsa. Pendidikan

dalam kehidupan suatu bangsa merupakan hal yang sangat penting dan selalu

menuntut adanya inovasi. Tidak akan ada kemajuan pembangunan bangsa tanpa

adanya pembaharuan pendidikan yang inovatif. Pembaharuan pendidikan yang

inovatif membawa ke arah kesuksesan suatu bangsa. Melalui inovasi pendidikan

akan diperoleh berbagai penemuan mengenai mengapa, kapan, apa, dan

bagaimana masyarakat lebih mudah memperoleh metode-metode belajar yang

baru, dan belajar keterampilan dasar yang lebih baik, serta dapat mengelola

sumber-sumber belajar secara tepat dan benar.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam tuntutan globalisasi

secara bersama-sama telah mengakibatkan persaingan semakin ketat tentang

perlunya penyediaan sumber daya manusia yang unggul. Untuk dapat

mempertahankan daya saingnya, sumber daya manusia perlu terus meningkatkan

Page 11: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xi

kemampuannya. Sumber daya paling pokok dalam mengembangkan manusia

modern adalah melalui ilmu pengetahuan, untuk itu proses belajar pada diri setiap

orang menjadi hal yang paling penting untuk dilakukan. Usaha pembangunan

nasional suatu negara harus disertai hasrat belajar yang tinggi dari setiap warga

negaranya. Hasrat belajar mencakup juga keinginan untuk meningkatkan atau

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya bangsa yang telah

ada dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, untuk

memperkuat kemampuan bersaing diberbagai bidang kehidupan bangsa.

Dalam kamus besar bahasa indonesia pendidikan diartikan sebagai ”suatu

proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha

mendewasakan manusia melalui proses pengajaran dan pelatihan”. Sedangkan

menurut Crow and Crow dalam (Arif Rohman, 2009: 6) mendefinisikan

pendidikan sebagai ” proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok

bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan

budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi”. Driyarkara dalam

(Arif Rohman, 2009: 8) mengartikn pendidikan sebagai ” proses pemanusiaan

manusia muda”. Soedomo Hadi (2003:18) juga turut memberikan pengertian

bahwa, pendidikan adalah pengaruh bantuan, atau tuntunan yang diberikan oleh

orang yang bertanggung jawab kepada peserta didik.

Menurut Survei Human Development Index sebagaimana diungkapkan

oleh Yutata Hadi Andoyo Direktur Direktorat Peguruan Tinggi Swasta Ditjen

Pendidikan Tinggi Depdiknas (Jawa Pos, 11 Juli 2000), kualitas Sumber Daya

Manusia Indonesia saat ini menduduki peringkat ke 105. sedangkan, peringkat

Sumber Daya Manusia di kawasan Asia Tenggara yang lain seperti Singapura

menduduki peringkat 25, Brunei 26, Malaysia 56, Thailand 57 dan Pilipina 77.

Sehingga mutu pendidikan nasional kita mutlak ditingkatkan untuk mengejar

ketertinggalan yang terjadi.

Oleh karenanya, sangat tepat bila kita menengok pada pembukaan undang-

undang dasar 1945 yang bunyinya : “...melindungi segenap bangsa dan seluruh

tumpah darah indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan

Page 12: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xii

kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial “.

Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa maka sudah selayaknya

penyelenggaraan pendidikan di indonesia ini diberikan sarana dan prasarana yang

memadai oleh pemerintah, guna memperlancar proses pendidikan.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, menyebutkan :

“ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat dan bangsa”.

Indonesia merupakan sebuah negara yang besar, negara yang memiliki

kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat potensial.

Namun demikian, kekayaan sumber daya alam & sumber daya manusia ini tidak

akan bisa optimal manakala sumber daya yang ada ini tidak dikelola dengan baik

dan benar. Sumber daya alam yang dimiliki harus dikelola oleh sumber daya

manusia yang profesional dan terpercaya. Sedangkan untuk mendapatkan sumber

daya manusia yang profesional, tidak dapat terlepas dari dunia pendidikan.

Pendidikan merupakan suatu sarana utama bagi setiap negara yang

mendambakan kemajuan bangsanya, karena pendidikan bukan hanya melestarikan

kebudayaan dari generasi ke generasi berikutnya, melainkan diharapkan mampu

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pentingnya peran

pendidikan dalam proses pembangunan bangsa, membuat pembaharuan dalam

bidang pendidikan haruslah selalu dilaksanakan terus-menerus agar dapat

menjawab kebutuhan masyarakat. Setiap anak dalam proses pendidikan harus

selalu dikembangkan secara terpadu dengan tetap memperhatikan komponen-

komponenya. Masing-masing komponen yang ada dalam proses pendidikan tentu

mempunyai problema tersendiri yang harus dicari alternatif pemecahannya. Tidak

dapat dipungkiri bahwa pendidikan membawa dampak pada perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, sehingga menuntut pemerintah

serta masyarakat untuk memberikan prioritas utama terhadap pendidikan.

Page 13: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xiii

Keberhasilan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, yang secara garis

besar dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu : faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal merupakan hal-hal yang mempengaruhi belajar

seseorang yang berasal dari dalam individu. Faktor eksternal merupakan hal-hal

yang mempengaruhi belajar seseorang yang berasal dari luar individu. Faktor dari

dalam individu merupakan faktor penting yang turut mendominasi dalam

menentukan keberhasilan belajar. Hal tersebut dapat dipahami karena dalam

belajar sasaran utamanya adalah individu sebagai subyek belajar. Sedangkan

menurut A. Tabrani Rusyan, Atang Kusnidar, dan Zainal Arifin (1989:7), ”

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi

dengan lingkungan”. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

ditunjukkan dengan berbagai bentuk misalnya perubahan pengetahuan,

pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta

perubahan pada aspek-aspek lain yang ada pada individu belajar. Pendapat lain

tentang belajar juga dikemukakan oleh The Liang Gie (1985:14) bahwa, ” belajar

adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh

seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan

pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya sedikit banyak permanen”. Pengertian

belajar menurut Winarno Surachmad (1986:67), bahwa belajar adalah mengalami,

yang berarti menghayati sesuatu yang aktual. Penghayatan akan menimbulkan

respon-respon dari pihak murid. Pengalaman yang berupa pelajaran akan

menghasilkan perubahan (pematangan, pendewasaan) pola tingkah laku.

Perubahan dalam sistem nilai, pembendaharaan konsep-konsep serta informasi.

Belajar merupakan hal yang sangat dasar bagi manusia dan merupakan

proses yang tidak ada henti-hentinya, karena dengan belajar itulah manusia dapat

berkembang. Kegiatan belajar adalah merupakan suatu proses yang terjadi secara

menyeluruh dalam diri masing-masing individu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa

belajar adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu

Page 14: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xiv

dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif

lama dan karena adanya usaha.

Diantara faktor internal yang menentukan keberhasilan belajar salah

satunya adalah kedisiplinan belajar. Pada dewasa ini tingkat kedisiplinan siswa

dalam proses belajar mengajar dinilai masih kurang. Ketidakdisiplinan tersebut

misalnya siawa dalam mengikuti suatu mata pelajaran terkesan semaunya, siswa

datang terlambat, siswa sering tidak mencatat, dan siswa sering meninggalkan jam

pelajaran. Sudah menjadi rahasia umum bahwa suasana belajar di sekolah

terkadang agak kurang diminati oleh siswa. Mereka lebih senang menghabiskan

waktu dengan teman-temannya di mall, warung internet, game online, bermain

playstation, atau berkumpul di sebuah tempat yang tidak diketahui oleh guru

ataupun orang tua. Akhirnya orang tua resah karena prestasi akademik menurun

dan perilaku mereka sulit dikendalikan, dan ini merupakan sutu wujud ketidak

disiplinan siswa. Dengan kondisi ini maka akan mempengaruhi prestasi

belajarnya.

Disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu anak

mampu menghadapi lingkungan. Disiplin merupakan suatu sikap yang

menunjukkan kesediaan untuk menepati atau mematuhi dan mendukung

ketentuan, tata tertib peraturan, nilai serta kaidah-kaidah yang berlaku. Dengan

demikian, disiplin bukanlah suatu yang dibawa sejak awal, tetapi merupakan

sesuatu yang dipengaruhi oleh faktor ajar atau pendidikan. Perilaku disiplin bagi

siswa adalah salah satu kunci sukses untuk dapat meraih prestasi yang maksimal.

Fungsi utama disiplin adalah mengajar mengendalikan diri dengan mudah

menghormati dan mematuhi aturan untuk menertibkan diri. Dalam mendidik anak

perlu disiplin tegas dalam hal apa yang harus dilakukan dan dalam hal apa yang

tidak boleh dilakukan.

Disiplin menjadi kata kunci kemajuan dan kesuksesan serta kebesaran

orang-orang besar yang pernah hidup dalam sejarah. Seorang pemimpin, atau

siapa saja bisa mencapai kesuksesan di bidangnya masing-masing karena pernah

mempraktikkan disiplin diri. Presiden Amerika Serikat (AS) ke-26, Theodore

Rosevelt (1858-1919) dalam (www.wikimu.com) pernah mengatakan, “With self-

Page 15: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xv

discipline, most anything is possible”, dengan disiplin diri, kebanyakan hal

menjadi mungkin. Gary Ryan Blair, seorang motivator negeri paman Sam, pernah

berkata, “self-dicipline is an act of cultivating. It require you to connect todays

action to tomorrow’s results. Theres a seasons for sowing a season of reaping.”

Inti pernyataan tersebut mengatakan bahwa barang siapa melatih disiplin diri,

maka dia akan menuai hasilnya pula. Orang yang tidak berdisiplin diri akan

menerima akibatnya.

Faktor lain yang turut menentukan keberhasilan belajar adalah motivasi

belajar. Pada diri siswa, motivasi merupakan kekuatan mental yang menjadi

penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber.

Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu

berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut

dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang

menyebutnya motivasi yaitu, kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar.

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan

mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi

terkandung adanya keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dan insentif.

Terdapat dua faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk

belajar, yaitu: Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini

terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk

mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan. Kedua, motivasi

belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau

lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi kejiwaan atau psikologis orang

yang bersangkutan.

Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak

mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya.

Guna menumbuhkan kesadaran belajar, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar

diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat

termotivasi. Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang bertindak

untuk berhasil. Seseorang yang tidak mau bertindak untuk berhasil sering kali

disebut tidak memiliki motivasi. Dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari

Page 16: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xvi

dalam diri. Meskipun pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri,

faktor luar hanyalah pemicu penguatan munculnya motivasi tersebut.

Mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, peneliti bermaksud

mengadakan penelitian tentang :

” Hubungan Kedisiplinan Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Sosiologi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Jumapolo Tahun Ajaran 2009/2010”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, timbul beberapa

permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Keberhasilan belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa

(intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern). Faktor intern antara lain adalah

faktor kedisiplinan dan motivasi belajar.

2. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri

seseorang.

3. Pada dewasa ini tingkat kedisiplinan siswa dalam mengikuti proses belajar masih

tergolong rendah, seperti sebagian siswa dalam mengikuti pelajaran masih

berkesan semaunya, siswa datang terlambat, siswa sering tidak mencatat, siswa

sering kali hanya menyukai suatu mata pelajaran tertentu.

4. Motivasi belajar merupakan sebuah dorongan dalam diri siswa dalam usahanya

secara sungguh-sungguh dan terarah untuk mencapai tujuan belajar.

5. Prestasi belajar sosiologi merupakan nilai yang diperoleh sebagai tanda

keberhasilan siswa setelah melakasanakan proses belajar sosiologi.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari masalah di atas, maka peneliti membatasi

permasalahan sebagai berikut :

1) Kedisiplinan

Kedisiplinan belajar dibatasi pada kedisiplinan siswa kelas XI IPS SMA Negeri

Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010 dalam belajar, baik di sekolah maupun di

rumah. Data kedisiplinan belajar diperoleh dari angket.

2) Motivasi belajar

Page 17: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xvii

Motivasi belajar dibatasi pada motivasi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo

tahun pelajaran 2009/2010 dalam belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Data

motivasi belajar diperoleh dari angket.

3) Prestasi belajar

Prestasi belajar sosiologi adalah nilai mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS

SMA Negeri Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010. Data prestasi diperoleh dari

dokumen nilai ulangan mata pelajaran sosiologi di sekolah.

D. Perumusan Masalah

Bertolak dari identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka

dapat dirumuskan permasalahan yang diteliti sebagai berikut:

1. Adakah hubungan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa

kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010 ?

2. Adakah hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas

XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010 ?

3. Adakah hubungan secara bersamaan antara kedisiplinan belajar dan motivasi

belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri

Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010 ?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar sosiologi

siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010.

2. Untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar sosiologi

siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010.

3. Untuk mengetahui hubungan secara bersamaan antara kedisiplinan belajar dan

motivasi belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri

Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

dalam bidang psikologi dan sosiologi.

Page 18: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xviii

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

kesempurnaan penelitian berikutnya yang relevan.

2. Manfaat praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi kepada guru

dan siswa dalam upaya peningkatan prestasi belajar sosiologi di SMA.

b. Memberikan informasi kepada siswa tentang perlunya kedisiplinan dan motivasi

dalam belajar untuk meningkatkan prestasi belajar sosiologi di SMA.

c. Memberikan informasi kepada lembaga pendidikan pada umumnya tentang arti

pentingnya kedisiplinan dan motivasi dalam belajar sehingga siswa memperoleh

prestasi belajar yang memuaskan.

Page 19: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xix

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan tentang Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “ prestasi belajar adalah suatu

bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan

kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”. Menurut Skinner

dalam Dimyati dan Mudjiono (1999:9) berpandangan bahwa, “belajar adalah

suatu perilaku”. Pada saat orang belajar, maka responsnya akan baik. Sebaliknya,

bila ia tidak belajar maka responsnya akan menurun.

Menurut Depdiknas (2001:14), “ pengajaran sosiologi mencakup dua

sasaran yang bersifat kognitif dan praktis. Secara kognitif, pengajaran sosiologi

dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dasar sosiologi agar siswa mampu

memahami dan menelaah secara rasional komponen-komponen dari individu,

masyarakat, kebudayaan, sebagai suatu sistem. Sasaran yang bersifat praktis

dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan sikap dan perilaku siswa yang

rasional dan kritis dalam menghadapi kemajemukan masyarakat, kebudayaan,

situasi sosial, serta berbagai masalah sosial yang dihadapi masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut diharapkan siswa memiliki kepekaan sosial terhadap

lingkungan ia berada.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi

belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima,

menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar

mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu

dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau

raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi

belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat

memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

b. Fungsi prestasi belajar

Page 20: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xx

Prestasi belajar merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia,

karena manusia selalu butuh akan akan sebuah pengakuan tentang dirinya. Bagi

siswa, prestasi merupakan sutau faktor penting untuk mengetahui sejauh mana ia

telah berhasil menguasai materi yang telah dipelajarinya. Prestasi juga berfungsi

sebagai alat untuk mengungkapkan kebanggaan dan kepuasan terhadap prestasi

yang diraihnya.

Adapun fungsi utama dan kegunaan dari prestasi belajar menurut Zainal

Arifin (1990:3-4) adalah :

1). Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

telah dikuasai anak didik.

2). Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

3). Prestasi belajar sebagai informasi dalam inovasi penidikan.

4). Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan.

5). Prestasi belajar sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak

didik.

Sedangkan kegunaan prestasi untuk menunjukkan kemampuan seseorang yang

berfungsi :

1). Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar

2). Untuk keperluan diagnostik.

3). Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.

4). Untuk keperluan penempatan dan penjurusan.

5). Untuk menentukan isi kurikulum.

6). Untuk menentukan kebijakan sekolah.

c. Faktor –faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Muhibbin Syah (2005:144), “Secara global faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu

Faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar”. Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Faktor Internal

Page 21: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxi

Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani

dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni :

a). Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat

kebugaran organ-organ tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat

dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi jasmani yang tidak

mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan

penglihatan, gangguan pendengaran dan lain sebagainya sangat mempengaruhi

kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang

disajikan di kelas.

b). Aspek Psikologis (yang bersifat rohaniah)

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Diantaranya

adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan

motivasi siswa.

(1). Intelegensi Siswa

Tingkat kecerdasan merupakan wadah bagi kemungkinan tercapainya hasil

belajar yang diharapkan. Jika tingkat kecerdasan rendah, maka hasil belajar

yang dicapai akan rendah pula. Bahwa tingkat kecerdasan siswa sangat

menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

(2). Sikap Siswa

Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi dengan cara relatif tetap terhadap objek, baik

secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terutama kepada guru

dan mata pelajaran yang diterima merupakan tanda yang baik bagi proses

belajar siswa. Sebaliknya, sikap negatif yang diiringi dengan kebencian

terhadap guru dan mata pelajarannya menimbulkan kesulitan belajar siswa

tersebut, sehingga prestasi belajar yang dicapai siswa akan kurang

memuaskan.

(3). Bakat Siswa

Page 22: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxii

Sebagaimana halnya intelegensi, bakat juga merupakan wadah untuk

mencapai hasil belajar tertentu. Secara umum bakat merupakan kemampuan

potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa

yang akan datang. Bakat juga diartikan sebagai kemampuan individu untuk

melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan

dan latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu

kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar.

(4). Minat Siswa

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil

belajar siswa. Siswa yang menaruh minat besar terhadap bidang studi tertentu

akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lain, sehingga

memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat dan pada akhirnya

mencapai prestasi yang diinginkan.

(5). Motivasi Siswa

Tanpa motivasi yang besar, peserta didik akan banyak mengalami kesulitan

dalam belajar, karena motivasi merupakan faktor pendorong kegiatan belajar.

Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal

dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan

belajar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal keadaan yang datang dari luar

individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.

Motivasi yang dipandang lebih esensial adalah motivasi intrinsik karena lebih

murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh

orang lain.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi/ keadaan

lingkungan di sekitar siswa. Adapun faktor eksteren yang dapat mempengaruhi

hasil belajar siswa adalah :

Page 23: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxiii

a). Lingkungan sosial

Lingkungan sosial siswa di sekolah adalah para guru, staf administrasi

dan teman-teman sekelasnya, yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.

Masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan

siswa juga termasuk lingkungan sosial bagi siswa. Namun lingkungan sosial yang

lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar sisa ialah orang tua dan keluarga

siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan

keluarga dan letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk

terhadap kegiatan belajar dan hasil yang di capai siswa.

b). Lingkungan non sosial

Lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat

tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat alat belajar, keadaan cuaca dan waktu

belajar yang digunakan siswa.

3. Faktor Pendekatan Belajar

Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas

siswa dalam belajar. Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa

yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan

kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Faktor pendekatan belajar sangat

mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga semakin mendalam cara belajar siswa

maka semakin baik hasilnya.

2. Tinjauan tentang Disiplin Belajar

a. Pengertian Disiplin Belajar

Disiplin merupakan suatu komponen penting dalam keberhasilan.

Dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan pedoman-pedoman yang baik

didalam usaha belajar, barulah seorang siswa memliliki sutau cara belajar yang

baik. Secara etimologis, menurut (Elizabeth B. Hurlock, 1993:83) istilah disiplin

berasal dari disciple yakni “seseorang yang belajar dari atau secara sukarela

mengikuti seorang pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak

merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup yang menuju kehidupan

yang berguna dan bahagia”. Sedangkan Suharsimi Arikunto (1990:55)

menyatakan bahwa “disiplin dapat diartikan suatu keadaan tertib dimana orang-

Page 24: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxiv

orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan

yang telah ada dengan senang hati”. T. Raka Joni seperti yang dikutip oleh

Sulistriyo dan Ign. Wagimin (1989:61) memeberikan batasan kedisiplinan sebagai

berikut : “disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang ditunjukkan untuk

membantu siswa agar ia dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan

lingkungan dan juga tentang cara menyelesaiakan tuntutan yang mungkin ingin

ditunjukkan siswa terhadap lingkungannya. Kemudian menurut Thomas Gordon

(1996:3), disiplin adalah :

1). Sebagai kata benda disiplin berarti perilaku dan tata tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperoleh dari latihan seperti, disiplin dalam kelas, disiplin pada waktu belajar dirumah dan sebagainya.

2). Sebagai kata kerja disiplin berarti mendisiplin yaitu mengawasi, menghukum, mengenakan denda, menghukum demi kebaikan anak.

Disiplin tumbuh dipengaruhi beberapa faktor, antara lain orang tua dan

guru yang berperan dalam menumbuhkan rasa disiplin anak. Perilaku disiplin

dalam belajar berpengaruh terhadap penguasaan materi pelajaran. Disiplin di

sekolah sangat membantu keberhasilan anak dalam belajar. Jika aspek disiplin di

abaikan, sudah barang tentu hal ini akan berdampak pada proses kegiatan belajar

mengajar. Masalah indisipliner di sekolah merupakan suatu indikasi

penyimpangan perilaku di kalangan anak didik. Misalnya, anak terlambat datang

ke sekolah, bersendau gurau di saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa

membolos sekolah, dan siswa tidak mencatat materi pelajaran.

Elizabeth B. Hurlock dalam Singgih D. Gunarso (1991: 81),

menyatakan bahwa : “ disiplin sebagai suatu proses dari latihan atau belajar yang

bersangkut paut dengan pertumbuhan dan perkembangan”. Seorang siswa

dikatakan berhasil belajar kalau siswa tersebut bisa mengikuti dengan sendirinya

tokoh-tokoh yang telah mengajarkan sesuatu yaitu orang tua atau guru. Apa yang

dipelajari akan mengarahkan pada kehidupannya agar bisa bermanfaat bagi

dirinya maupun lingkungannya serta menimbulkan perasaan bahagia.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar

adalah sikap siswa yang terbentuk melalui serangkaian proses perilaku yang

Page 25: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxv

menunjukkan suatu sikap atau nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, dan keteraturan

secara sadar yang disertai pengendalian diri berdasarkan acuan nilai moral

individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang mencakup perubahan

berfikir, sikap dan tindakan yang sesuai dengan aturan yang ada di sekolah,

keluarga, dan masyarakat pada umumnya .

b. Pentingnya disiplin

Disiplin belajar penting diterapkan di sekolah, oleh guru dan siswa.

Disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu anak mampu

menghadapi lingkungan. Disiplin tumbuh dari kebutuhan menjaga keseimbangan

antara kecenderungan keinginan individu untuk berbuat agar memperoleh sesuatu

dengan pembatasan atau peraturan yang diperlukan oleh lingkungan terhadap

dirinya. Disiplin merupakan suatu sikap yang menunjukkan kesediaan untuk

menepati atau mematuhi dan mendukung ketentuan, tata tertib peraturan, nilai

serta kaidah-kaidah yang berlaku. Disiplin tidak terjadi dengan sendirinya,

melainkan harus ditumbuhkembangkan, dan diterapkan dalam setiap aspek

kehidupan. Disiplin merupakan hal mendasar yang harus ada dalam sebuah proses

pembelajaran. Karena tanpa adanya kedisiplinan maka tidak akan ada kesepakatan

antara guru dan murid, serta hasil belajar pun akan kurang maksimal. Syaiful

Bahri Djamarah (2002:10) mengemukakan bahwa, ” banyak orang yang belajar

dengan susah payah, tetapi tidak mendapatkan hasil apa-apa, hanya kegagalan

yang ditemui. Penyebabnya tidak lain karena belajar tidak teratur, tidak disiplin,

dan kurang bersemangat, kurang konsentrasi, serta mengabaikan masalh

pengaturan waktu. Disiplin adalah untuk membentuk perilaku sedemikian rupa

sehingga ia akan sesuai dengan peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat

inividu itu di identifikasikan.

Disiplin perlu ditegakkan agar tidak terjadi pelanggaran. Bila

pelanggaran terjadi akan berakibat terganggunya tujuan pengajaran. Usaha yang

biasa dilakukan oleh sekolah, untuk menciptakan disiplin bagi siswa adalah

dengan menetapkan berbagai aturan yang biasa disebut tata tertib. Berbagai

peraturan yang harus dijalankan oleh siswa termuat didalamnya, termasuk

Page 26: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxvi

berbagai sanksi yang akan diberikan jika terjadi pelanggaran terhadap peraturan

tersebut.

Siswa yang sudah terbiasa disiplin, tentu akan senantiasa mengikuti

dengan kesadaran pribadi terhadap aturan-aturan di sekolah dan melakukan apa

yang seharusnya ia lakukan sebagai seorang siswa. Hal ini dapat dilihat dari

pemanfaatan waktu secara tepat. Sehingga waktu yang ada, tidak terbuang secara

sia-sia. Terkait hal ini, Suharsimi Arikunto (1990:60) menyatakan, manfaat

disiplin belajar sebagai berikut : 1). Menciptakan kemauan untuk bekerja/belajar

secara teratur ; 2). Memiliki kecakapan belajar yang baik ; 3). Dapat membentuk

watak dan kebiasaan yang baik.

Akhmad Sudrajat (1993) dalam (http://akhmadsudrajat. wordpress.com)

memberikan ulasan bahwa :

“ Tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas. Di dalam kelas, jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa ”.

Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman

(http://akhmadsudrajat .wordpress.com) mengemukakan bahwa tujuan disiplin

sekolah adalah :

1). memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, 2). mendorong siswa melakukan yang baik dan benar, 3). membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan

lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan ;

4). siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.

Brown dan Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa

yang indisiplin, sebagai berikut :

1). Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru. Baik buruknya hubungan

antara guru dengan murid akan berpengaruh pada kedisiplinan siswa. Siswa

akan senang jika guru bersikap baik dan memperlakukan secara baik

terhadap dirinya. Seorang siswa yang diperlakukan secara baik, diterima dan

Page 27: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxvii

diperhatikan oleh guru, akan bersikap baik pula terhadap guru. Selanjutnya

siswa akan merespon secara positif terhadap tugas-tugas yang diberikan

oleh guru. Hal senada di ungkapkan oleh Cassel dan Dreikurs (1986:5)

sebagai berikut : “anak akan merasa tidak senang jika diperlakukan tidak

sepantasnya, mereka kemudian menunjukkan sikap bermusuhan dan

membalas untuk memperdaya kepada gurunya yang otoriter tersebut . oleh

karena itu kepada guru dan murid tidak dapat saling menghormati”.

2). Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang

kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan

perilaku yang kurang atau tidak disiplin.

3). Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang berasal dari

keluarga yang broken home.

4). Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang

tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-

lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses belajar

mengajar pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada umumnya.

Meskipun sudah ada tata tertib sekolah berikut berbagai macam

sanksinya, belum tentu setuap siswa dapat mentaati peraturan tersebut. Sulistyo

dan Ign. Wagimin (1989:64) juga mengemukakan sebab-sebab pelanggaran

disiplin biasanya bersumber pada : “1). Lingkungan sekolah; 2). Yang bersifat

umum”. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1). Lingkungan Sekolah

Pelanggaran disiplin yang disebabkan oleh lingkungan sekolah antara

lain :

a). Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekolah, kepemimpinan yang otoriter

akan mengakibatkan siswa menjadi apatis atau agresif.

b). Pengurangan hak-hak siswa, siswa kurang mendapatkan bimbingan

mengenai perencanaan masa depannya.

c). Kurangnya perhatian terhadap kelompok minoritas.

d). Siswa kurang dilibatkan dan diikutsetakan dalam berbagai kegiatan

tanggung jawab terhadap sekolah.

Page 28: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxviii

e). Kurangnya perhatian terhadap latar belakang kehidupan keluarga siswa.

f). Kurangnya kerja sama antara sekolah dengan orang tua siswa.

2). Yang Bersifat Umum

Pelanggaran yang dilakukan oleh seorang siswa yang disebabkan oleh

masalah yang bersifat umum antara lain :

a). Kebosanan dalam kelas , jika siswa merasa bosan berada di dalam kelas

biasa ia akan membuat ulah yang dapat melanggar disiplin. Misalnya,

berbicara seenaknya, tidak memperhatikan guru, tidak mau mencatat.

b). Perasaan kecewa dan tertekan akibat tuntutan tata tertib yang kaku.

c). Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perhatian, aktualisasi diri.

Pelanggaran disiplin belajar sering yang seringkali dilakukan oleh siswa,

menurut pendapat Crow and Crow yang disadur oleh Siti Meichati (1982:330)

antara lain : “tingkah laku pelanggaran disiplin yang biasa terjadi ialah, terlambat,

melalaikan tugas, membolos, berisik dalam kelas, membantah perintah, ribut,

ceroboh dalam bertindak, marah, merusak benda-benda, bergulat, bersikap tidak

susila”. Pelanggaran kedisiplinan belajar yang dilakukan tersebut disebabkan oleh

beberapa hal, antara lain :

a). Situasi belajar yang kurang menarik.

b). Guru kurang bijaksana dalam memberi tugas.

c). Lingkungan yang kurang menarik.

d). Kurang teratur dan tertibnya di sekolah.

e). Kepribadian guru yang lemah.

Selanjutnya, Brown dan Brown (http://akhmadsudrajat.wordpress.com)

mengemukakan pula tentang pentingnya disiplin dalam proses pendidikan dan

pembelajaran untuk mengajarkan hal-hal sebagai berikut :

1). Rasa hormat terhadap otoritas/ kewenangan; disiplin akan menyadarkan

setiap siswa tentang kedudukannya, baik di kelas maupun di luar kelas,

misalnya kedudukannya sebagai siswa yang harus hormat terhadap guru dan

kepala sekolah.

Page 29: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxix

2). Upaya untuk menanamkan kerja sama; disiplin dalam proses belajar

mengajar dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan kerjasama, baik

antara siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan lingkungannya.

3). Kebutuhan untuk berorganisasi; disiplin dapat dijadikan sebagai upaya

untuk menanamkan dalam diri setiap siswa mengenai kebutuhan

berorganisasi.

4). Rasa hormat terhadap orang lain; dengan ada dan dijunjung tingginya

disiplin dalam proses belajar mengajar, setiap siswa akan tahu dan

memahami tentang hak dan kewajibannya, serta akan menghormati dan

menghargai hak dan kewajiban orang lain.

5). Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan; dalam

kehidupan selalu dijumpai hal yang menyenangkan dan yang tidak

menyenangkan. Melalui disiplin siswa dipersiapkan untuk mampu

menghadapi hal-hal yang kurang atau tidak menyenangkan dalam kehidupan

pada umumnya dan dalam proses belajar mengajar pada khususnya.

6). Memperkenalkan contoh perilaku tidak disiplin; dengan memberikan contoh

perilaku yang tidak disiplin diharapkan siswa dapat menghindarinya atau

dapat membedakan mana perilaku disiplin dan yang tidak disiplin.

Dalam kaitan dengan belajar, disiplin merupakan prasyarat utama untuk

mencapai keberhasilan dalam belajar. Tanpa disiplin yang kuat maka kegiatan

belajar hanya merupakan aktivitas yang kurang bernilai, tanpa mempunyai makna

dan target apa-apa. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk meningkatkan disiplin

belajar adalah hal penting yang harus dilakukan dalam rangka mencapai

keberhasilan belajar.

Di samping itu, pemberian keteladanan dari guru dalam kegiatan

pembelajaran merupakan hal lain yang penting dalam menumbuhkan disiplin

belajar bagi siswa. Keteladanan guru dalam hal disiplin merupakan salah satu

senjata ampuh dalam membimbing dan mengarahkan siswa agar disiplin dalam

belajar.

Disiplin dalam belajar penting artinya bagi kegiatan belajar, suasana

yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana

Page 30: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxx

yang kacau, ramai, tak tenang, dan banyak gangguan sudah tentu tidak menunjang

kegiatan belajar yang efektif. Karena guru dan siswa senantiasa dituntut agar

menciptakan suasana lingkungan belajar yang baik dan menyenangkan,

menantang dan menggairahkan. Hal ini berarti bahwa, disiplin belajar turut

menentukan motivasi, kegiatan, keberhasilan belajar siswa. Upaya menumbuhkan

disiplin siswa dalam proses pembelajaran mempunyai peran penting dalam upaya

mencapai tujuan pembelajaran dan turut menentukan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan pengertian diatas maka, dapat disimpulkan bahwa dalam

proses belajar, disiplin merupakan hal yang sangat diperlukan. Disiplin dapat

menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan kondusif, sehingga akan

melahirkan semangat menghargai waktu serta membentuk watak kebiasaan yang

teratur. Disiplin dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya dari guru, sekolah,

teman , dan juga oleh kurikulum sebuah sistem pendidikan. Meskipun tata tertib

sekolah telah ditetapkan, tidak dengan sendirinya siswa mau mentaatinya. Agar

siswa mau mentaati tata tertib yang ada, hendaknya guru mau berusaha

menghindarkan hal-hal penyebab pelanggaran disiplin tersebut, dan

mengkondisikan anak untuk berlaku disiplin. Dengan kebiasaan baik tersebut

akan dapat menimbulkan motivasi siswa untuk lebih giat belajar. Dengan

mencapai sebuah tingkat disiplin berarti telah berhasil menguasai diri sendiri, bisa

membuat diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang tidak suka.

c. Ciri-ciri disiplin

Pada hakikatnya disiplin itu bagian dari pendidikan, karena tanpa disiplin

tidak akan ada pendidikan, dan pendidikan merupakan satu proses yang perlu

dibiasakan pelaksanaannya, seperti norma-norma yang dianggap baik dan berlaku

dalam masyarakat. Kaitan antara disiplin dan pendidikan ialah bahwa disiplin

yang semula sebagai prasyarat dalam proses pendidikan pada akhimya akan

menjadi baku dan membudaya sehingga selanjutnya disiplin itu merupakan hasil

dari pendidikan.

Anak didik sebagai salah satu komponen pendidikan merupakan sasaran

utama dalam pelaksanaan disiplin yang dimulai dari disiplin di rumah sejak

bangun tidur hingga menjelang tidur lagi. Ada beberapa indikasi secara umum

Page 31: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxxi

tentang anak disiplin di rumah antara lain : 1). Kebiasaan belajar atau bekerja

secara teratur, 2). Sangat menghargai waktu dengan memanfaatkannya secara

maksimal, 3). senantiasa belajar untuk esok hari.

Menurut Workman dan Hektor yang disadur oleh Soeharjo Danusastro

(1985:27), menyatakan bahwa kedisiplinan dalam belajar dapat dilihat dari

perilaku siswa disekolah sebagai berikut :

1). Memperlihatkan guru pada waktu guru mendemonstrasikan suatu tugas,

menunjukkan gambar atau memecahkan masalah didepan papan tulis.

2). Memperhatikan dan mendengarkan guru pada waktu memberikan

pelajaran.

3). Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

4). Memperhatikan benda yang diperlihatkan oleh guru.

d. Cara menanamkan disiplin

Disiplin yang dikehendaki tidak selamanya muncul dengan kesadaran,

tetapi kadang juga karena paksaan. Disiplin karena kesadaran disebabkan faktor

seseorang dengan kesadaran diri, bahwa dengan didisplinlah akan didapatkan

kesuksesan dalam segala hal, ia selalu menempatkan disiplin diatas semua

tindakan dan perbuatan. Disiplin karena paksaan biasanya dilakukan dengan

terpaksa pula. Seseorang melaksanakan suatu hal atau aturan-aturan karena takut

akan sanksi yang telah ditetapkan atas pelanggran terhadap aturan tersebut,

sehingga atas dasar itulah timbul upaya disiplin untuk mentaati aturan yang ada

tersebut demi kebaikannya. Menurut Singgih D Gunarso (1986 : 82), cara

pembentukan atau penanaman disiplin pada diri anak adalah dengan “ cara

otoriter, bebas, demokratis ”.

1). Cara otoriter

Pada cara ini orang tua menentukan aturan-aturan dan batasan-batasan

yang mutlak harus ditaati oleh anak. Anak harus patuh dan tunduk serta tidak ada

lain pilihan yang sesuai dengan pendapatnya sendiri. Kalau anak tidak memenuhi

tuntutan orangtua, anak akan diancam dan di hukum. Anak lebih merasa takut

kalau tidak melakukan dan bukan karena kesadaran apalagi dengan senah hati

melakukannya. Orang tua menentukan tanpa memperhitungkan keadaan anak,

Page 32: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxxii

tanpa menyelami keinginan dan sifat-sifat anak yang berbeda antara anaak yang

satu dengan anak laninnya. Anak harus patuh dan menurut saja semua peraturan

dan kebijaksanaan orang tua. Sikap keras dianggap sikap yang harus menjadi

penurut.

Dengan cara otoriter ditambah dengan sikap keras, menghukum,

mengancam, akan menjadikan anak patuh dihadapan orang tua tetapi

dibelakangnya anak akan memperlihatkan reaksi-reaksi misalnya anak akan

menentang atau melawan karena merasa dipaksa. Reaksi menentang dan melawan

ini bisa diwujudkan dalam tingkah laku yang melnaggar norma-norma dan yang

menimbulkan persoalan atau kesulitan baik pada dirinya, lingkungan , sekolah

maupun pergaulannya.

Untuk itu agar tidak terjadi hal-hal yang tida diinginkan seperti diatas,

maka hukuman yang diberikan kepada anak itu membutuhkan kondisi dasar

tertentu agar bekerja efektif dalam mengawasi perilaku anak. Seperti yang

dikatakan Thomas Gordon (1996 : 32), bahwa : Hukuman membutuhkan kondisi

dasar tertentu agar bekerja efektif dalam mengawasi perilaku anak, antara lain :

a). Hukuman harus dirasakan oleh yang diawasi sebagai larangan,

membahyakan, meniadakan, tidak diinginkan, merugikan yakni harus

aversif bagi yang diawasi.

b). Hukuman harus aversif agar menghasilkan eliminasi/hilangnya perilaku

yang tidak diiginkan.

c). Yang diawasi harus tidak mampu melarikan diri dari situasi hukuman atau

terkunci dalam hubungan karena ketergantungan pada pengawas untuk

menyediakan apa yang dibutuhkan oleh yang diawasi.

2). Cara bebas

Orang tua membiarkan anak mencari dan menentukan sendiri tatat cara

yang memberi batasan-batasandari tingkah lakunya. Hanya pada hal-hal yag

dianggapnya sudah keterlaluan orang tua baru bertindak. Pada cara bebas ini

pengawasan menjadi longgar. Anak telah terbiasa mengatur dan menentukan

sendiri apa yang dianggapnya baik. Orang tua merasa sudah mempercayakan

Page 33: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxxiii

masalah pendidikan anaka pada orang lain yang bisa mengasuh khusus atau bisa

juga anggota keluarga yang tinggal di rumah.

3). Cara demokratis

Cara ini memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun

kebebasan yang tidak mutlak dan dengan bimbingan yang penuh pengertian antara

kedua belah pihak yaitu antara anak dan orang tua. Keinginan dan pendapat anak

diperhatikan dan kalau sesuai dengan norma-norma orang tua, maka disetujui

untuk dilaluakan. Sebaliknya kalau keinginan dan endapatnya tidak sesuai, kepada

anak akan diterangkan secara rasional dan objektif sambil melakukan

perbuatannya, kalau baik perlu dibiasakan dalau tidak baik hendaknya tidak

diperhatikan lagi.

Sementara itu, Reisman dan Payne dalam E. Mulyasa, (2003:110)

mengemukakan strategi umum merancang disiplin siswa, yaitu :

1). Konsep diri (self-concept). Untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga

siswa dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik,

menerima, hangat dan terbuka;

2). Keterampilan berkomunikasi (communication skills). Guru terampil

berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan

mendorong kepatuhan siswa;

3). Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (natural and logical

consequences). Guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku

yang salah, sehingga membantu siswa dalam mengatasinya; dan

memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah;

4). Klarifikasi nilai (values clarification). Guru membantu siswa dalam

menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem

nilainya sendiri;

5). Analisis transaksional (transactional analysis). Guru disarankan guru belajar

sebagai orang dewasa terutama ketika berhadapan dengan siswa yang

menghadapi masalah;

Page 34: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxxiv

6). Terapi realitas (reality therapy). Sekolah harus berupaya mengurangi

kegagalan dan meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan

bertanggung jawab;

7). Disiplin yang terintegrasi(assertive discipline). Metode ini menekankan

pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan

peraturan;

8). Modifikasi perilaku (behavior modification). Perilaku salah disebabkan oleh

lingkungan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan

yang kondusif;

9). Tantangan bagi disiplin (dare to discipline). Guru diharapkan cekatan, sangat

terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini

mengasumsikan bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan

pada hari-hari pertama di sekolah, dan guru perlu membiarkan mereka untuk

mengetahui siapa yang berada dalam posisi sebagai pemimpin.

Untuk mendisiplinkan peserta didik dengan berbagai strategi tersebut,

guru harus mempertimbangkan berbagi situasi, dan perlu memahami faktor-faktor

yang mempengaruhinya. Oleh karena itu guru dituntut untuk :

1). Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu catatan

komulatif;

2). Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung, misalnya melalui

daftar hadir di kelas;

3). Mempertimbangkan lingkungan kerja dan lingkungan peserta didik;

4). Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana, dan tidak bertele-

tele;

5). Menyiapkan tugas sehari-hariagar apa yang dilakukan dalam pembelajran

sesuai dengan apa yang direncanakan, tidak terjadi penyimpangan.

6). Berdiri di dekat pintu pada waktu mulai pergantianpelajaran agar peserta

didik tetap berada pada posisinya sampai pelajaran berikutnya dilaksanakan;

7). Bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran agar dijadikan

teladan oleh peserta didik;

Page 35: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxxv

8). Berbuat sesuatu yang berbeda dan bervariasi, jangan monoton, sehingga

membantu disiplin dan gairah belajar pesertta didik;

9). Menyesuaikan argumentasi dengan kemampuan peserta didik, jangan

memaksakan peserta didik sesuai dengan pemahaman guru, atau mengukur

kemampuan peserta didik dari kemampuan gurunya;

10). Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya oleh peserta didik dan lingkungannya.

Dari berbagai uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi

utama disiplin adalah untuk mengajar mengendalikan diri dengan mudah

menghormati dan mematuhi otoritas. Dalam mendidik anak perlu disiplin tegas

dalam hal apa yang harus dilakukan dalam hal apa yang dilarang dan tidak boleh

dilakukan. Upaya untuk membentuk disiplin itu sendiri ada berbagai cara,

diantaranya adalah dengan cara otoriter, bebas, dan demokratis. Oleh karena itu,

seseorang yang disiplin dalam kehidupannya, akan dengan mudah mencapai

keberhasilan. Dalam prakteknya, kedisiplinan memerlukan konsistensi dari setiap

individu dalam melaksanakannya. Disiplin memerlukan pemahaman yang

mendalam bagi seseorang untuk mencapai kesuksesan, karena di dalam disiplin

terkandung unsur-unsur yang harus dipenuhi atau dijalankan.

3. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut

merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar

serta menentukan keefektifan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar

adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula

dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai

motivasi untuk belajar.

a. Pengertian motivasi

Besar kecilnya motivasi akan berpengaruh terhadap keberhasilan dalam

suatu usaha seseorang dalam mencapai tujuan. Begitu juga dalam hal belajar,

besar kecilnya motivasi belajar seorang anak akan mempengaruhi proses dan hasil

belajarnya. Jika minat seseorang dalam balajar itu besar atau kuat maka ia akan

berusaha sekuat tenaga untuk belajar sesuai apa yang menjadi motivasi mereka. A.

Page 36: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxxvi

Tabrani Rusyan et al (1989:93) mengemukakan bahwa, ”motivasi adalah

dorongan yang tumbuh karena tingkah laku dan kegiatan manusia”. Motivasi

dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan

perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

Menurut Moh. Uzer Usman (2005 : 28), “motivasi adalah suatu proses

untuk menggiatkan motif-motif menjadi suatu perbuatan atau tingkah laku untuk

memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, keadaan dan kesiapan dalam diri

individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai

tujuan tertentu”. Soemarsono (2007: 11) mengemukakan bahwa , “motivasi dapat

diartikan daya penggerak yang telah menjadi aktif pada saat-saat tertentu”.

Sedangkan Menurut Afifudin (1986: 110), bahwa ”motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan

kesemangatan / kegairahan belajar”. Hal senada juga dikemukakan Callahan and

Clark seperti yang dikutip oleh E. Mulyasa (2003:112) bahwa, ” motivasi adalah

tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah

suatu tujuan tertentu”. Peserta didik akan belajar sungguh-sungguh apabila

memiliki motivasi yang tinggi.

Dari pendapat tersebut terlihat bahwa motivasi merupakan suatu usaha

yang mendorong diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan, baik suka atau pun

tidak suka, dia berusaha untuk menjadikan sesuatu tersebut supaya menjadi

disukai. Sehingga dengan usahanya tersebut kelak akan mendapatkan hasil yang

maksimal.

b. Teori motivasi

Sehubungan dengan motivasi, Ngalim Purwanto (2002:74)

mengemukakan beberapa teori motivasi, antara lain :

1) Teori Hedonisme

Menurut pandangan teori ini, manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang

mementingkan kehidupan yang penhu kesenangan dan kenikmatan. Sehingga

dalam menghadapi setiap persoalan cenderung memilih alternatif pemecahan

yang dapat mendatangkan kesenangan. Implikasi dari teori ini adalah adanya

anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit

Page 37: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxxvii

dan menyusahkan atau mengandung resiko yang berat. Contoh dari teori ini

misalnya, siswa di suatu kelas akan merasa gembira jika mendengar

pengumuman dari sekolah bahwa guru matematika yang seharusnya mengajar

di kelas itu berhalangan hadir karena sakit. Dari contoh ini dapat diambil

pelajaran bahwa siswa tersebut perlu diberikan motivasi secara tepat agar

tidak menuruti kesenangannya dengan bermalas-malasn dalam belajar.

2) Teori naluri

Dalam mtoeri ini ada tiga nafsu pokok (naluri) manusia yaitu : naluri

mempertahankan diri, naluri mengembangkan diri, dan naluri

mengembangkan/mempertahankan jenis. Tiga naluri ini yang selalu

mendorong kebiasaan/tindakan-tindakan manusia dalam kesehariannya. Oleh

karena itu, menurut teori ini untuk memotivasiseseorang harus berdasarkan

naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan. Misalnya, seorang

pelajar terdorong untuk berkelahi karena selalu diejek teman-temannya

karena ia dianggap bodoh di kelasnya (naluri mempertahankan diri), agar

anak tersebut tidak berkembang menjadi anak nakal yang suka berkelahi

maka perlu diberi motivasi dengan menyediakan situasi yang dapat

mendorong anak tersebut untuk rajin belajar agar bisa menyamai atau bahkan

melebihi teman-teman sekelasnya (naluri mengembangkan diri).

3) Teori reaksi yang dipelajari (Teori Lingkungan Kebudayaan)

Teori ini menilai bahwa tindakan/perilaku manusia tidak berdasarkan naluri

melainkan berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari

kebudayaan tempat orang itu hidup. Seorang pendidik yang akan memotivasi

anak didiknya harus mengetahui latar belakang peserta didiknya. Reaksi atau

sikap tiap orang berbeda dengan orang lainnya dalam menghadapi suatu

masalah, sehingga seorang pendidik/pemimpin harus menyikapinya secara

tepat dengan memahami tiap orang berdasarkan lingkungan kebudayaannya.

4) Teori daya pendorong

Teori ini merupakan perpaduan antara Teori naluri dengan Teori reaksi yang

dipelajari (Teori Lingkungan Kebudayaan). Daya pendorong adalah semacam

naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah

Page 38: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxxviii

yang umum. Seorang pendidik yang ingin memberikan motivasi pada anak

didiknya harus memperhatikan daya pendorongnya yaitu naluri dan juga

reaksi yang dipelajari dari lingkungan kebudayaannya. Misalnya memotivasi

anak yang sejak kecil di besarkan di Gunung Kidul mungkin akan berbeda

perlakuannya dengan anak yang sejak kecil di besarkan di Medan meskipun

masalah yang di hadapinya sama.

5) Teori kebutuhan

Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan manusia hakekatnya

adalah untuk memenuhi ragam kebutuhannya. Jika seorang pendidik ingin

memotivasi anak didiknya, ia harus berusaha terlebih dahulu mengetahui apa

kebutuhan-kebutuhan anak yang akan dimotivasinya.

Maslow dalam E. Mulyasa (2003:112) menyusun suatu teori kebutuhan

bersifat hierarkis yang dikelompokkan mengjadi lima tingkat yaitu :

1) Kebutuhan fisiologis (physiological needs)

2) Kebutuhan rasa aman (safety needs)

3) Kebutuhan kasih sayang (belongingness and love needs)

4) Kebutuhan akan harga diri (esteem needs)

5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (need for self actualization)

c. Pentingnya motivasi belajar

Motivasi merupakan suatu dorongan yang menyebabkan seseorang

melakukan sesuatu. Motivasi akan menyebabkan suatu perubahan energi yang ada

pada diri manusia, baik menyangkut kejiwaan, perasaan dan emosi un tuk

kemudian bertindak sesuai dengan yang menjadi motivasinya.

Motivasi muncul karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan.

Motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang dapat mendorong

untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu, artinya tanpa motivasi

seorang siswa tidak akan membaca, belajar dan sekolah dan akhirnya tentu saja

tidak akan mencapai suatu keberhasilan dalam belajar.

Tabrani Rusyan et al (1989:96) mengemukakan mengenai pentingnya

motivasi adalah :

Page 39: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xxxix

1). Motivasi memberi semangat terhadap peserta didik dalam kegiatan-kegiatan

belajarnya.

2). Motivasi-motivasi perbuatan merupakan pemilih dari kegiatan-kegiatan

dimana seseorang berkeinginan untuk melakukannya.

3). Motivasi memberi petunjuk pada tingkah laku.

Dimyati dan Mudjiono (1999: 85), menyebutkan pentingnya motivasi

belajar bagi guru dan siswa. Bagi siswa, pentingnya motivasi belajar adalah

sebagai berikut :

1). Menyadarkan kedudukan awal belajar, proses, dan hasil akhir.

2). Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan

dengan teman sebaya.

3). Mengarahkan kegiatan belajar.

4). Membesarkan semangat belajar.

5). Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang

berkesinambungan; inidividu dilatih untuk menggunakan kekuatannya

sedemikian rupa sehingga dapat berhasil.

Pentingnya motivasi belajar perlu diketahui oleh bagi guru, adapun

manfaatnya adalah sebagai berikut :

1). Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk

belajar sampai berhasil.

2). Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam-

ragam.

3). Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu dianatar

bermacam-macam peran fungsi guru.

4). Memberi peluang guru untuk “ unjuk kerja” rekayasa paedagogis.

Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Dimyati et al

(1999 : 97-100) adalah :

1). Cita-cita atau aspirasi siswa.

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan

mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan di

kemudian hari cita-cita dalam kehidupan. Dari segi emansipasi kemandirian,

Page 40: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xl

keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar.

Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat

mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita.

Dan cita- cita inilah yang akan memperkuat motivasi belajar siswa.

2). Kemampuan siswa.

Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau

kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk

melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

3). Kondisi siswa.

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani sangat

mempengaruhi motivasi belajar.

4). Kondisi lingkungan siswa.

Lingkungan siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,

pergaulan sebaya, kehidupan kemasyarakatan. Dengan kondisi lingkungan

tersebut yang aman, tentram, tertib dan indah maka semangat dan motivasi belajar

mudah diperkuat.

5). Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang

mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman

sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.

6). Upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari dengan

puluhan atau ratusan siswa. Sebagai pendidik, guru dapat memilil dan memilah

yang baik. Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik tersebut sudah

merupakan upaya membelajarkan dan memotivasi siswa.

d. Ciri motivasi belajar

Menurut Sardiman (1996) siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi

dapat dicirikan sebagai berikut:

1). Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang

lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2). Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa).

Page 41: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xli

3). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin

(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

4). Lebih senang kerja mandiri.

5). Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.

6). Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

7). Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya.

8). Senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Dari ciri yang tersebut diatas dapat di simpulkan bahwa seseorang yang

memiliki motivasi belajar ia akan gigih dalam menghadapi sebuah tantangan

belajar guna mencapai tujuan yang diharapkan.

e. Cara menanamkan motivasi

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi

dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif

membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku belajar siswa

yang efektif.

Upaya-upaya yang hendaknya dilakukan guru untuk meningkatkan

motivasi belajar menurut Dimyati et al ( 1999 : 100 -108) adalah sebagai berikut :

1). Optimalisasi penerapan prinsip belajar, antara lain dengan :

a). Memberi pemahaman tentang tujuan beljar secara benar pada siswa.

b). Belajar agkan bermakna jika siswa diberikan tantangan berupa pemecahan

masalah, untuk itu guru harus menyusun urutan masalah dengan baik.

c). Guru harus mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam

kegiatan tertentu.

d). Guru seyogyanya mengatur bahan ajar dari yang sederhana sampai yang

paling menantang bagi siswa.

e). Guru memberikan kriteria keberhasilan atau kegagalan dlam belajar, karena

siswa akan tertantang belajar jika memahami prinsip penilaian dan faedah

nilai belajarnya bagi kehidupannya dikemudian hari.

2). Optamalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran.

Page 42: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xlii

a). Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan hambatan

belajar yang dialaminya.

b). Guru harus mendorong dan memelihara minat, kemauan, dan semangat

belajar siswa.

c). Meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali, untuk memberi

kesempatan pada anak untuk beraktualisasi diri dalam belajarnya.

d). Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajarnya.

e). Menggunakan waktu secara tertib, penguat, dan suasana gembira terpusat

pada perilaku belajar. Guru mengupayakan “belajar merupakan aktualisasi

diri siswa”.

f). Guru memberi penguatan rasa percaya diri pada siswa, bahwa ia dapat

mengatasi segala hambatan dan “ pasti berhasil ”.

3). Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa. Guru harus

memahami tingkat kesukaran-kesukaran belajar siswa, dan memberikan bantuan

sebelum siswa putus asa, anatara lain dengan :

a). Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya, dan catrat hal-hal yang

sulit untuk dikomunikasikan dengan guru.

b). Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa.

c). Guru memecahkan hal-hal yang sukar tersebut, dan mencari cara

pemecahannya.

d). Guru mengajarkan cara memecahkannya, dan mengajarkan keberanian

mengatasi kesulitan.

e). Guru mengajak siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.

f). Guru meberi kesempatan siswa yang mampu mengatasi kesulitan untuk

membantu rekannya.

g). Guru memberi penguatan pada siswa yang mampu mengatasi kesulitan

belajarnya sendiri.

h). Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara

mandiri.

4). Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar.

a). Menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.

Page 43: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xliii

b). Mengikutsertakan semua siswa untuk memeliahara fasilitas belajar.

c). Mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan unjuk belajar.

d). Guru mengajak orang tua siswa untuk melengkapi fasilitas belajar.

e). Guru memberanikan siswa untuk mencatat semua keinginannya, bai yang

tercapai maupun yang tidak/belum tercapai untuk kemudian didiskusikan

bersama-sama.

f). Guru bekerja sama dengan pendidik/pihak lain untuk mendidik dan

mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat.

Motivasi belajar penting artinya bagi proses belajar siswa, karena

fungsinya akan mendorong, menggerakan, dan mengarahkan kegiatan belajar.

Terkait motivasi belajar tersebut Oemar Hamalik (2003:156-161) mengemukakan

beberapa prinsip belajar dalam memotivasi siswa, antara lain:

1). Kebermaknaan. Siswa akan suka dan bermotivasi dalam belajar apabila hal-

hal yang dipelajari mengandung makna tertentu baginya. Caranya misalnya

adalah, dengan berusaha menghubungkan pelajaran dengan pengalaman

siswa masa lampau atau pengalaman yang etlah dimiliki sebelumnya.

Berusaha menyesuaiakan pelajaran dengan minat para siswanya.

2). Modelling.siswa akan suka memperoleh tingkah laku baru bila disasikan

dan ditirunya. Pelajaran akan mudah dihayati dan diterapkan oleh siswa jika

guru mengajarkannya dalam bentuk tingkah laku model.

3). Komunikasi terbuka. Siswa lebih suka belajar bila penyajian terstruktur

supaya pesan-pesan guru terbuka terhadap pengawasan siswa.

4). Prasyarat. Apa yang telah dipelajari siswa sebelumnya, merupakan faktor

penting yang menentukan keberhasilan atau kegagalan siswa belajar. Untuk

itu guru hendaknya menganalisis terhadap tugas, topik, dan tujuan yang

dicapai siswa. Bertolak dari hal itu guru akan lebih mudah menyesuaikan

pelajarannya, sehingga membengkitkan motivasi belajar yang lebih tinggi

dikalangan siswa.

5). Novelty. Siswa lebih senang belajar jika perhatiannya ditarik oleh

penyajian-penyajian yang baru (novelty) atau masih asing. Misalnya,

Page 44: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xliv

metode mengajar secara bervariasi, berbagai alat bantu, tugas macam-

macam kegiatan yang mungkin masih asing bagi mereka.

6). Latihan/Praktek yang aktif dan bermanfaat. Siswa lebih senang belajar jika

mengambil bagian yang aktif dalam latihan/praktek untuk mencapai tujuan

pengajaran.

7). Latihan terbagi. Siswa lebih senang belajar jika latihan dibagi-bagi menjadi

sejumlah kurun waktu yang pendek.

8). Kurangi secara sistematik paksaan belajar. Pada waktu mulai belajar siswa

perlu diberikan paksaan atau pemompaan belajar. Tetapi bagi siswa yang

sudah menguasai pelajaran maka secara sistematik pemompaan itu harus

dikurangi, dan lambat laun siswa akan dapat belajar sendiri.

9). Kondisi yang menyenangkan. Kondisi belajar yang menyenangkan mislanya

dapat dilatih dengan menciptakan suasana kelas yang tidak membosankan,

menghindari iklim kelas yang emosional, usahakan untuk tidak mengulangi

hal-hal yang sudah diketahui siswa karena akan berakibat kejenuhan.

Nasution dalam Suprijanto (2007: 41) mengemukakan bahwa cara untuk

menumbuhkan motivasi peserta didik antara lain : (1). Memberi nilai

perkembangan belajar, (2). Memberi hadiah atau pujian, (3). Memberitahu

kemajuan belajar, (4). Mmemberi tugas yang menantang, (5). Menciptakan

suasana yang menyenangkan.

Beberapa prinsip yang dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi

peserta didik, seperti yang diungkapkan oleh E. mulyasa (2003:114), diantaranya :

1). Peserta didik akan lebih giat apabila topik yang dipelajarinya menarik dan

berguna bagi dirinya.

2). Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada

peserta didik sehungga mereka mengetahui tujuan belajar. Peserta didik juga

dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut.

3). Peserta didik harus selalu diberitahu tentang hasil belajarnya.

4). Pemberian pujian dan hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-

waktu hukuman juga diperlukan.

5). Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita, dan rasa ingin tahu peserta didik.

Page 45: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xlv

6). Usahakan untuk memperhatikan perbedaan inividual peserta didik, misalnya

perbedaan kemampuan, latar belakang, dan sikap terhadap sekolah atau

subjek tertentu.

7). Usahakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dengan jalan

memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunujkkan

bahwa guru memperhatikan mereka, mengatur pengalaman belajar

sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik pernah memperoleh lepuasan

dan penghargaan, serta mengarahkan pengalaman belajar kearah

keberhasilan, swhingga mencapai prestasi dan mempunyai kepercayaan diri.

M. Sobry Sutikno dalam http://makalahkumakalahmu.wordpress.com

menyebutkan Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk

menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:

1). Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru

menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya

kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam

belajar.

2). Hadiah

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu

semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa

yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang

berprestasi.

3). Saingan/kompetisi

Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk

meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang

telah dicapai sebelumnya.

4). Pujian

Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau

pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.

5). Hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses

Page 46: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xlvi

belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa

tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.

6). Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta

didik.

7). Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

8). Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok.

9). Menggunakan metode yang bervariasi, dan

10). Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Merujuk pada pemikiran Wina Senjaya (2008) dalam http://irvanhabibali.

wordpress.com, di bawah ini dikemukakan beberapa petunjuk umum bagi guru

dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa, adalah sbagai berikut :

1). Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham ke arah mana ia ingin

dibawa. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan

minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi

belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat

motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai

hendaknya guru menjelaskan terlebih dulu tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal

ini, para siswa pun seyogyanya dapat dilibatkan untuk bersama-sama merumuskan

tujuan belajar beserta cara-cara untuk mencapainya.

2). Membangkitkan minat siswa.

Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat

untuk belajar. Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan

salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar. Beberapa cara dapat

dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa, diantaranya :

a). Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa.

Minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi

pelajaran itu berguna untuk kehidupannya. Dengan demikian guru perlu

menjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa.

Page 47: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xlvii

b). Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan

siswa. Materi pelaaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi

pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa.

Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik,

yang dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal;

dan kegagalan itu dapat membunuh minat siswa untuk belajar. Biasanya

minat siswa akan tumbuh kalau ia mendapatkan kesuksesan dalam belajar.

c). Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi,

misalnya diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi, dan lain-lain.

3). Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.

Siswa hanya mungkin dapat belajar dengan baik manakala ada dalam

suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari rasa takut. Usahakan agar

kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk

itu guru sekali-sekali dapat melakukan hal-hal yang lucu.

4). Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.

Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikan

pujian yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

memberikan penghargaan. Pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata. Pujian

sebagain penghargaan dapat dilakukan dengan isyarat, misalnya senyuman dan

anggukan yang wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.

5). Berikan penilaian.

Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk

itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi

yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera

agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan

secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.

6). Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.

Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan

memberikan komentar positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas,

sebaiknya berikan komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan

Page 48: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xlviii

“bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

7). Ciptakan persaingan dan kerja sama.

Persaingan yang sehat dapat memberikan pengaruh yang baik untuk

keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan

berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh

sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk

bersaing baik antara kelompok maupun antar-individu. Namun demikian, diakui

persaingan tidak selamanya menguntungkan, terutama untuk siswa yang memang

dirasakan tidak mampu untuk bersaing, oleh sebab itu pendekatan cooperative

learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan antarkelompok.

Memahami hal-hal diatas dapat diketahui bahwa motivasi itu belum tentu

bisa timbul dengan sendirinya, tetapi kadang diperlukan adanya suatu pemantik

untuk membengkitkan motivasi belajar tersebut. Untuk itu perlu adanya berbagai

upaya yang harus dilakukan untuk menumbuhkan gairah belajar tersebut,

misalnya dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar, Menjelaskan tujuan,

menciptakan suasana yang menyenangkan, memberikan suasana yang kompetitif,

memberikan hadiah atau pun hukuman.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran merupakan suatu arahan penalaran untuk dapat sampai

pada penemuan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka

pemikiran berguna untuk mewadahi teori-teori yang seperti terlepas satu sama lain

menjadi suatu rangkaian utuh yang mengarah pada penemuan jawaban sementara.

Adapaun kerangka pemikiran dalam penelitian adala sebagai berikut :

Untuk megetahui apakah tujuan pendidikan telah tercapai, dapat dilakukan

dengan melihat prestasi belajar yang diraih siswa. Semua pendidik ( guru ) serta

peserta didik tentunya menginginkan tercapainya prestasi belajar yang tinggi,

karena prestasi belajar yang tinggi merupakan suatu indikator keberhasilan proses

pembelajaran atau proses belajar mengajar. Banyak faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar tersebut, yang secara garis besar dikelompokkan menjadi dua

faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal misalnya

Page 49: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xlix

kecerdasan, minat, bakat, perhatian, motivasi, emosi, kemauan belajar. Sedangkan

faktor eksternal misalnya, lingkungan belajar, lingkungan keluarga, lingkungan

masyarakat, teman sebaya. Faktor-faktor tersebut secra langsung maupun tidak

langsung dapat mempengaruhi siswa dalam pelksanaan proses belajar mengajar.

Motivasi belajar akan turut berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat, ia akan selalu berusaha segala

kemampuannya untuk meningkatkan prestasinya. Dengan motivasi tersebut siswa

akan terdorong untuk mencapai apa yang telah menjadi tujuannya agar bisa

tercapai. Intensitas usaha siswa untuk belajar tergantung dari besar kecilnya

motivasi siswa.

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan lebih memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar, meningkatkan kualitas belajar,

dan berusaha untuk mengatasi kesulitan dalam belajar demi terwujudnya cita-cita

siswa tersebut. Peran guru, orang tua, serta lingkungan sangat membantu seorang

siswa dalam menumbuhkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi belajar, agar

tercapai hasil yang optimal.

Selain motivasi, faktor lain yang turut andil dalam meningkatkan prestasi

belajar adalah faktor kedisiplinan. Disiplin merupakan hal mutlak yang harus

diterapkan dalam setiap sendi kehidupan, termasuk juga dalam hal belajar.

Dengan kedisiplinan, maka tujuan akan dapat lebih terarah dan tertata dengan baik

sesuai dengan target yang telah ditentukan. Dalam sikap dan tindakannya,

manusia dituntut untuk dapat membina dan menegakkan tiga jenis disiplin, yakni

displin diri, disiplin sosial, dan disiplin nasional. Sikap ini merupakan sikap

mental yang tidak muncul dengan sendirinya melainkan melalui suatu proses yang

panjang dimulai sejak kanak-kanak sampai dewasa. Waktu yang dimiliki setiap

orang sangatlah terbatas, sementara kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi

atau target yang harus dipenuhi sangatlah banyak, untuk itu perlu manajemen

waktu yang baik pula. Disiplin merupakan kunci untuk menerapkan manajemen

waktu yang baik, agar waktu yang ada bisa dimanfaatkan secara maksimal dan

tidak terbuang sia-sia.

Page 50: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

l

Disiplin dalam belajar menjadi hal penting, karena dengan disiplin belajar

seorang siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

Disiplin belajar terkadang awalnya perlu sedikit dipaksakan, agar dapat tumbuh

kesadaran akan pentingnya disiplin dalam belajar. Upaya menumbuhkan

kedisiplinan dengan sedikit pemaksaan itu misalnya adalah dengan dibuatnya

aturan dan tata tertib. Disiplin itu sendiri harus senantiasa diterapkan di setiap

saat, baik disiplin di sekolah, di rumah, maupun dimanapun kita berada.

Dari uraian diatas diharaapkan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar

yang tinggi dan kedisiplinan belajar yang tinggi dalam belajar, akan memiliki

peran yang penting terhadap pencapaian prestasi belajar yang tinggi pula.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 1. Kerangka pemikiran

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang diuraikan diatas, maka dapat

dirumuskan hipotesis kerja :

1. Ada hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar sosiologi

pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo Tahun Ajaran 2009/2010.

2. Ada hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar sosiologi

pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo Tahun Ajaran 2009/2010.

Kedisiplinan Belajar (X1)

Prestasi Belajar (Y)

Motivasi Belajar (X2)

Page 51: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

li

3. Ada hubungan antara kedisiplinan belajar dan motivasi belajar dengan prestasi

belajar sosiologi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo Tahun Ajaran

2009/2010.

Page 52: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lii

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Jumapolo yang terletak di

sebelah timur dengan kota kecamatan jumapolo.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang direncanakan dalam kegiatan penelitian ini mulai dari

pengajuan judul penelitian sampai dengan selesainya laporan penelitian. Adapun

pembagian waktu dan kegiatannya dapat dilihat dalam matriks berikut ini:

No. Kegiatan 2009 2010

Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei 1 pengajuan judul 2 pembuatan proposal 3 seminar 4 pengurusan ijin 5 penelitian 6 uji coba instrumen 7 analisis data 8 laporan penelitian

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian, metode penelitian merupakan hal yang esensial yang

digunakan seorang peneliti. Karena salah satu penentu kualitas hasil penelitian

adalah pemilihan metode penelitian yang tepat, ketepatan metode akan membawa

penelitian kearah hasil yang benar. Metode berperan penting dalam sebuah

penelitian, sehingga perlu diketahui pengertian metode penelitian itu sendiri.

Menurut Mardalis (2004: 24) “Metode adalah suatu cara/teknis yang

dilakukan dalam proses penelitian”. Adapun menurut Kartini Kartono (1990: 20)

menyatakan bahwa “Metode adalah cara-cara berpikir dan berbuat yang

dipersiapkan dengan baik-baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai

tujuan penelitian”. Sedangkan Winarno Surakhmad (1994:131) mengemukakan

bahwa “Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan”.

Page 53: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

liii

Dan penelitian menurut Mardalis (2002:24) adalah “Sebagai upaya dalam

bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan

prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan

kebenaran”.

Dari pengertian-pengertian metode dan penelitian diatas, dapat

disimpulkan bahwa metode penelitian adalah jalan atau cara berfikir dan berbuat

untuk memahami menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran suatu

pengetahuan atau objek penelitian agar dapat diperoleh data yang baik dengan

mempergunakan teknik-teknik serta alat-alat tertentu.

Penelitian yang baik harus menggunakan metode yang tepat dan

disesuaikan dengan masalah yang akan diteliti. Metode penelitian ada bermacam-

macam. Hadari Nawawi (1995: 62-68) membedakan metode penelitian menjadi

empat macam, yaitu:

1. Metode Filosofis Adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki secara rasional melalui perenungan dan pemikiran yang terarah, mendalam dan mendasar tentang hakekat sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, baik dengan menggunakan pola berpikir aliran filsafat tertentu maupun dalam bentuk analisa sistematis berdasarkan pola berpikir deduktif, induktif, fenomenologis dan lain-lain dan dengan memperhatikan hokum-hukum berpikir (logika).

2. Metode Penelitian Deskriptif Adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

3. Metode Historis Adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalan-peninggalan baik untuk memahami kejadian atau suatu keadaan masa sekarang maupun memahami kejadian/keadaan masa lalu. Hasil dari metode ini kerap kali juga digunakan untuk meramalkan kejadian atau keadaan masa yang akan datang.

4. Metode Eksperimen Adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain. Metode ini dilakukan dengan melakukan percobaan secara cermat untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara gejala yang timbul dengsn vsrisbel ysng sengaja diadakan. Tujuan eksperimen bukanlah pada pengumpulan data dan deskripsi data, melainkan pada penemuan-penemuan faktor-faktor akibat.

Page 54: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

liv

Berdasarkan jenis-jenis metode di atas, metode yang digunakan untuk

memecahkan masalah dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode

deskriptif. Metode deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan/melukiskan

keadaan subjek/objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang

tampak sebagaimana adanya. Menurut Mardalis (2002:26), “Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi

mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan-kaitan antara variabel-variabel

yang ada”. Sedangkan menurut Hadari Nawawi (1995:63), “Metode penelitian

deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian”.

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif

adalah penelitian yang berusaha untuk menggambarkan informasi-informasi

tentang keadaan dan kaitan antar variabel yang ada pada subyek atau obyek

penelitian serta menyelidikinya sehingga fakta dan informasi yang diperoleh dapat

dipaparkan secara jelas dan lengkap. Ciri-ciri pokok metode deskriptif

dirumuskan oleh Winarno Surakhmad (1994:30) yaitu sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada sekarang dan

masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

dianalisis (karena itu metode ini sering disebut metode analitik).

Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian deskriptif menurut

Moh. Nasir (2003:62-63):

1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi, ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.

2. Menentukan tujuan penelitian yang akan dikerjakan. 3. Memberikan limitasi area atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut akan

dilakukan. 4. Merumuskan kerangka teori/kerangaka konseptual yang kemudian diturunkan

dalam bentuk hipotesa-hipotesa yang diverifikasikan. 5. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan

masalah yang ingin dipecahkan. 6. Merumuskan hipotesa yang ingin diuji baik secara eksplisit maupun implisit. 7. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, menggunakan teknis

pengumpulan data yang cocok untuk penelitian. 8. Membuat tabulasi serta analisa statistik terhadap data yang telah dikumpulkan.

Page 55: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lv

9. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin di selidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.

10. Mengadakan genaralisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji.

11. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif

korelasional karena penelitian ini bermaksud menggambarkan sifat atau keadaan

yang sementara sedang berjalan dan bermaksud memeriksa sebab-sebab dari

suatu gejala yang ada serta mengatur gejala-gejala tersebut dengan

menghubungkan beberapa variabel melalui pengolahan data dengan analisa

statistik.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

M. Iqbal Hasan (2003:12) berpendapat bahwa,“populasi merupakan

kseluruhan nilai yang mungkin, hasil penghitungan, kualitatif ataupun kuantitatif

mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan

jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”. Sugiyono (2003:90) menerangkan

bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Sedangkan Menurut Hadari Nawawi (1995: 141) “Populasi adalah

keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan,

tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber

data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian”. Sedangkan,

Riduwan (2009:55) menyimpulkan bahwa, “populasi merupakan objek atau

subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu

berkaitan dengan wilayah penelitian.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan obyek maupun subjek yang di teliti yang berada dalam suatu wilayah

penelitian tertentu dan mempunyai sifat, kualitas serta karakteristik yang sama

dengan masalah penelitian.

Page 56: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lvi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas XI IPS SMA

Negeri Jumapolo tahun ajaran 2009/2010 yang jumlahnya ada 148 siswa.

2. Sampel

Berkaitan dengan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka dalam

penelitian ini tidak seluruh populasi harus dijadikan subjek penelitian, tetapi

menggunakan sampel yang dapat mewakili keseluruhan objeknya.

Menurut Sanapiah Faisal (2003: 57) “Sampel adalah sebagian dari

populasi yang diambil sebagai representasi atau wakil populasi

bersangkutan”. Arikunto dalam Riduwan (2009: 56) mengatakan bahwa

sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang

diteliti). Sedangkan menurut Winarno Surakhmad (1994: 93) “Sampel

adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi”. Riduwan

(2009: 56) menyatakan, bahwa “ sampel adalah bagian dari populasi yang

mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan di teliti.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah

sebagian dari populasi yang diteliti, diambil dengan teknik tertentu yang

dipandang dapat mewakili keseluruhan anggota populasi yang diteliti.

Adapun sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagian

populasi dari siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun ajaran 2009/2010,

yang diambil dengan teknik tertentu serta dipandang mewakili keseluruhan

anggota populasi yang diteliti yaitu 38 siswa.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Untuk memperoleh sampel yang benar-benar representatif dan efisien,

diperlukan teknik yang tepat yang biasa dinamakan teknik sampling. Teknik

pengambilan sampel disebut sampling. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 188)

“Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi disebut teknik

sampling”.

Sedangkan menurut Hadari Nawawi (1995: 152) bahwa: ”Teknik

sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan

ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan

Page 57: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lvii

memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar dapat didapatkan sampel

yang representatif atau benar-benar mewakili populasi”.

Dari pendapat-pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan teknik sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk

mengambil sampel dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi

sehingga diperoleh sampel yang representatif.

Menurut Sutrisno Hadi (2000: 75-80) ada berbagai macam teknik

sampling yang dapat digunakan untuk melaksanakan penelitian, diantaranya:

1. Teknik Random Sampling Random sampling adalah pengambilan sampel secara random atau tanpa pandang bulu. Dalam random sampling, semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun cara-cara (prosedur) yang digunakan untuk random sampling adalah: a. Cara undian b. Cara ordinal c. Radomisasi dari bilangan random

2. Teknik Non Random Sampling Semua sampling yang dilakukan bukan dengan teknik random sampling disebut non-random sampling.

Agar sampel mewakili populasi atau representatif, maka dalam penelitian

ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik secara random sampling dengan

cara undian. Alasan peneliti menggunakan teknik tersebut adalah agar setiap

individu (siswa) dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi

anggota sampel.

Menurut Sutrisno Hadi (2000: 76) langkah-langlah dalam pengambilan

sampel dengan cara undian adalah sebagai berikut:

1. Buatlah suatu daftar yang berisi semua subjek, objek, gejala, peristiwa atau kelompok-kelompok yang ada dalam populasi.

2. Berilah kode-kode yang berupa angka-angka untuk tiap-tiap subjek, objek, gejala, peristiwa, atau kelompok yang ada dalam populasi.

3. Tuliskan kode-kode itu masing-masing dalam satu lembar kertas kecil 4. Gulung kertas itu baik-baik 5. Masukkan gulungan-gulungan kertas itu kedalam kaleng atau

semacamnya. 6. Kocok baik-baik kaleng itu 7. Ambilkan kertas gulungan itu sebanyak yang dibutuhkan

Page 58: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lviii

Sesuai dengan langkah-langkah tersebut diatas yang peneliti lakukan

adalah:

1. Membuat daftar semua subjek atau membuat “sampling frame” yaitu daftar

seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo.

2. Memberikan kode angka pada setiap subjek.

3. Menuliskan kode angka tersebut pada sebuah kertas kecil.

4. Menggulung kertas yang bertuliskan kode itu baik-baik.

5. Memasukkan gulungan kertas tersebut pada sebuah kaleng.

6. Mengocok kaleng tersebut.

7. Mengambil kertas sebanyak sampel yang dibutuhkan, kertas gulungan yang

sudah keluar tidak dimasukkan lagi, karena cara yang digunakan adalah tanpa

pengambilan.

Untuk menetapkan besarnya sampel dalam penelitian ini, peneliti mengacu

pada pendapat Winarno Surakhmad (1994: 100) yang mengemukakan bahwa

“Bila populasi cukup homogen terhadap populasi di bawah 100 dapat

dipergunakan sampel sebesar 50 %, dan diatas 1000 maka diambil 15 %”. Peneliti

menetapkan besarnya sampel 25% dari jumlah siswa kelas XI IPS SMA Negeri

Jumapolo yaitu 25 % x 148 = 38 siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti

untuk mendapatkan data yang dikumpulkan dari para responden. Untuk

mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini,

menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Angket

a. Pengertian angket

Sebagai teknik pokok pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

angket atau kuesioner. Menurut Sanafiah Faisal (2003: 122) menyatakan

“Angket adalah alat pengumpulan data berisi daftar pertanyaan secara tertulis

ditujukkan kepada subjek atau responden penelitian”.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:151) menyatakan

bahwa: “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

Page 59: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lix

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,

atau hal-hal yang ia ketahui”.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa angket

adalah sejumlah daftar pertanyaan secara tertulis, yang ditujukan kepada

responden untuk dijawab secara tertulis pula dengan tujuan untuk mendapatkan

informasi tentang hal-hal yang diperlukan dalam penelitian.

b. Jenis-Jenis Angket

Angket atau kuesioner dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Apabila

dilihat dari cara penyampaiannya, Kartini Kartono (1990:224) membedakan

angket menjadi dua jenis, yaitu:

1). Angket langsung. Angket ini diberikan secara langsung kepada responden yang dimintai informasi tentang dirinya, dapat berupa tanggapan pribadi, keyakinan, minat dan sebagainya.

2). Angket tidak langsung. Angket ini diberikan kepada responden untuk menilai keadaan psikis orang lain.

S. Nasution (2003:129) membagi angket berdasarkan sifat jawaban

yang diinginkan. Angket ini dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1). Angket tertutup, terdiri atas pertanyaan-pertanyaan dengan sejumlah jawaban tertentu sehingga responden men-cek jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya.

2). Angket terbuka, terdiri atas sejumlah pertanyaan berkenaan dengan masalah penelitian dan meminta responden untuk menguraikan pendapat atau pendiriannya dengan menggunakan kalimatnya sendiri.

3). Kombinasi angket terbuka dan tertutup, terdiri dari angket tertutup yang mempunyai jawaban yang ditambah alternatif terbuka yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab di samping/di luar jawaban yang tersedia.

Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006:152) mengungkapkan bahwa

berdasarkan bentuknya angket dapat dibagi menjadi empat jenis:

1). Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah kuesioner tertutup. 2). Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka. 3). Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan

tanda check (V) pada kolom yang sesuai. 4). Kolom-kolom yang rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah

pertanyaan yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju ke sangat tidak setuju.

Page 60: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lx

Berdasarkan jenis-jenis angket yang telah dijelaskan di atas, maka

dalam penelitian ini digunakan jenis angket sebagai berikut :

1). Angket tertutup, karena dipandang dari cara menjawabnya yaitu pada

penelitian ini penulis menyediakan jawaban dan responden tinggal

mengisi dengan cara memilih jawaban yang paling tepat dan sesuai

keadaan dirinya.

2). Angket langsung, karena dipandang dari cara penyampaiannya yang

langsung diberikan kepada responden.

3). Dipandang dari bentuknya yaitu angket dan check list .

c. Kelebihan dan Kelemahan Angket

Sebagai suatu teknik pengumpulan data, angket memiliki kelebihan dan

kelemahan. Kelebihan penggunaan metode angket menurut Suharsimi Arikunto

(2006:152) yaitu:

1). Tidak memerlukan hadirnya peneliti. 2). Dapat dibagikan serentak 3). Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing. 4). Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-

malu menjawab. 5). Dapat dibuat berstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi

pertanyaan yang benar-benar sama.

Senada dengan hal tersebut, Sumadi Suryabrata (2002:75) juga

mengemukakan beberapa kebaikan angket, di antaranya sebagai berikut :

1). Biaya relatif murah. 2). Waktu mendapatkan data relatif singkat. 3). Untuk para pelaksana tidak dibutuhkan keahlian mengenai perihal yang

sedang terjadi. 4). Dapat dilakukan pada sejumlah subjek yang sangat besar.

Selain memiliki kelebihan-kelebihan seperti yang disebutkan di atas,

angket/kuesioner juga memiliki beberapa kelemahan. Suharsimi Arikunto

(2006:152) mengemukakan bahwa kelemahan kuesioner adalah sebagai

berikut:

1). Responden sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak terjawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali kepadanya.

2). Seringkali sukar dicari validitasnya.

Page 61: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxi

3). Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.

4). Seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. 5). Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, kadang-kadang ada yang

terlalu lama sehingga terlambat.

Sedangkan Sutrisno Hadi (2002: 157) mengemukakan bahwa

kelemahan angket sebagai alat pengumpul data di antaranya adalah :

1). Unsur-unsur yang tidak disadari tidak dapat diungkap. 2). Besar kemungkinannya jawaban-jawaban dipengaruhi oleh keinginan-

keinginan pribadi. 3). Ada hal-hal yang dirasa tidak perlu dinyatakan, misalnya hal-hal yang

memalukan atau yang dipandang tidak penting untuk dikemukakan. 4). Kesukaran merumuskan keadaan diri sendiri kedalam bahasa. 5). Ada kecenderungan untuk mengkonstruksi secara logik unsur-unsur

yang dirasa kurang berhubungan secara logika.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa penggunaan metode

angket mempunyai kelebihan dan kekurangan yang harus di perhatikan oleh

peneliti.

d. Alasan Penggunaan Angket

Alasan digunakannya angket sebagai alat pengumpul data dalam

penelitian ini adalah:

1). Metode angket sangat praktis, yaitu dalam jangka waktu yang singkat

dapat memperoleh data yang banyak.

2). Menghemat waktu dan biaya

3). Responden dapat menjawab dengan bebas sesuai dengan keadaan

dirinya

e. Penyusunan Angket

Ada beberapa langkah yang harus dipenuhi dalam penyusunan angket

agar hasil yang diperoleh dapat memenuhi target yang diharapkan yaitu

sebagai berikut:

1). Menetapkan tujuan pembuatan angket

Tujuan penyusunan angket adalah memperoleh data tentang

Hubungan Kedisiplinan dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar

Page 62: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxii

Sosiologi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo Tahun

Ajaran 2009/2010.

2). Menyusun kisi-kisi angket

Kisi-kisi angket disusun dengan maksud agar dalam penyusunan

angket yang sesungguhnya tidak mengalami kesulitan. Angket yang

dibuat merupakan hasil dari penjabaran dari kisi-kisi yang telah dibuat

sebelumnya.

3). Menyusun angket

Angket disusun melalui beberapa bagian yaitu:

a). Membuat surat pengantar penyebaran angket,

b). Membuat petunjuk pengisian angket,

c). Dan membuat item-item atau butir-butir pertanyaan hasil

penjabaran dari kisi-kisi angket yang telah dibuat.

4). Memberi skor atau penilaian angket

Setelah angket disusun maka, kemudian akan disusun skor dari

masing-masing jawaban. Penskoran dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan acuan Skala Likert, karena Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap. Adapun prosedur dalam membuat Skala Likert

menurut C. Seltiz et al dalam Moh. Nazir (2005:339) adalah sebagai

berikut :

a. Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak, relevan

dengan masalah yang diteliti, dan terdiri dari item yang cukup

jelas disukai dan tidak disukai.

b. Kemudian item tersebut di uji cobakan pada responden yang

cukup representatif.

c. Responden diminta untuk mengecek (P) tiap item, setelah itu

angket di kumpulkan dan peneliti memberikan penskoran pada

tiap item jawaban tiap-tiap responden.

d. Item-item uji coba tersebut di analisis, untuk mengetahui

validitas dan reliabilitasnya.

Page 63: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxiii

Dalam penelitian ini disediakan empat alternatif jawaban dengan

menerapkan skala empat seperti skala Likert yang sudah di modifikasi,

yaitu dengan memilih salah satu jawaban yang paling sesuai. Masing-

masing jawaban memiliki skor yang berbeda, misalnya sebagai berikut:

a). Jika pertanyaan positif, maka penilaian setiap item jawaban adalah:

(1). Sangat Setuju = 4

(2). Setuju = 3

(3). Tidak Setuju = 2

(4). Sangat Tidak Setuju = 1

b). Jika pertanyaan negatif, maka penilaian setiap item jawaban

adalah:

(1). Sangat Setuju = 1

(2). Setuju = 2

(3). Tidak Setuju = 3

(4). Sangat Tidak Setuju = 4

5). Uji coba (try out) angket

Angket yang telah disusun perlu dilakukan uji coba terlebih

dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Hadari

Nawawi (1995: 122) menyatakan bahwa tujuan uji coba angket adalah

sebagai berikut:

a). Memeriksa kemungkinan terdapat pernyataan yang kurang jelas maksudnya bagi responden.

b). Memeriksa kemungkinan terdapat kata-kata asing yang dapat memberikan berbagai tafsiran dan bahkan mungkin yang sentimentil.

c). Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan yang terlalu dangkal/masih terdapat faktor-faktor yang perlu diungkapkan ternyata belum ditanyakan.

d). Memeriksa kemungkinan terdapat pernyataan yang tidak relevan dengan masalah penelitian dan perlu dihilangkan.

Jadi tujuan diadakan try out adalah untuk mengetahui kelemahan

angket yang disebarkan kepada responden dan untuk mengetahui

sejauh mana responden mengalami kesulitan di dalam menjawab

Page 64: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxiv

pertanyaan tersebut, serta untuk mengetahui apakah angket tersebut

memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.

e. Teknik Analisis Item Angket

Analisis item angket dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas alat ukur yang telah dibuat, setelah angket tersebut disebarkan

kepada sejumlah kecil responden sebagai subjek uji coba. Analisis item angket

yang digunakan adalah sebagai berikut:

1). Uji Validitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah butir-butir yang di uji

cobakan dapat mengukur keadaan responden yang sebenarnya.

Menurut Saifuddin Azwar (2000: 5) menyatakan “Validitas berasal

dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya”.

Ada beberapa jenis validitas menurut Saifuddin Azwar, (2000: 45)

yaitu: “a) Validitas Isi, b) Validitas konstrak dan c) Validitas kriteria”.

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a). Validitas Isi

Validitas isi digunakan untuk mengetahui sejauh mana item-

item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak

diukur. Estimasi validitas ini tidak melibatkan perhitungan statistik

apapun melainkan hanya analisis rasional. Validitas isi terbagi

menjadi dua tipe, yaitu:

(1). Validitas Muka (Face Validity) yaitu tipe validitas yang paling

rendah signifikansinya karena hanya didasarkan pada penilaian

terhadap format penelitian (appearance) tes.

(2). Validitas Logika (Logical Validity), yaitu validitas yang

menunjukkan sejumlah isi tes yang merupakan representasi

dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur.

b). Validitas Konstruk (Constuct Validity)

Yaitu tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana tes

mengungkap suatu konstruk teoritik yang hendak diukurnya.

Page 65: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxv

Pengujian validitas konstruk biasanya memerlukan teknik analisis

statistika yang lebih kompleks.

c). Validitas Berdasar Kriteria (Criterian-Related Validity)

Prosedur pendekatan validitas berdasar kriteria menghendaki

tersedianya kriteria eksternal yang dijadikan pengujian skor tes.

Prosedur validasi berdasar kriteria menghasilkan dua macam

validitas, yaitu :

(1) Validitas Prediktif (Predictif Validity)

Prosedur validasi prediktif memerlukan waktu yang lama dan

biaya yang besar karena prosedur ini pada dasarnya merupakan

kontinuitas dalam proses pengambilan tes.

(2) Validitas Konkuren

Validitas konkuren merupakan indikasi yang layak ditegakkan

apabila tes tidak digunakan sebagai suatu prediktor dan

merupakan validitas yang sangat penting dan situasi diagnostis.

Adapun validitas dalam penelitian ini menggunakan jenis validitas

konstruk (construct validity) yaitu untuk menunjukkan seberapa jauh

tes mengukur sifat atau konstruk tertentu karena item disusun

berdasarkan teori yang relevan serta dalam penelitian ini angket

bertujua mengungkapkan konstruk teoritik yang hendak diukur.

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam uji validitas item adalah

sebagai berikut:

a) Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.

b) Melakukan uji coba skala pengukuran tersebut pada sejumlah

responden.

c) Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

d) Menghitung korelasi antar skor tiap item dengan skor total.

Untuk menguji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

product moment dari Suharsimi Arikunto (2006 : 170) yaitu:

( )( )( ) ( )[ ] ( ) úû

ùêëé-

-=

å åååå åå

2222),(

YYNXXN

YXXYNyxr

Page 66: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxvi

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = jumlah sampel

∑X = skor masing-masing item

∑Y = skor total

Kriteria uji validitas tersebut adalah, jika P > 0,050 maka dapat

disimpulkan bahwa butirr item valid dan sebaliknya jika P < 0,050

maka butir item tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan validitas

item try out dari 30 orang, maka dapat diketahui untuk variabel

kedisiplinan belajar (X1) terdapat 13 item yang tidak valid dari

sejumlah 30 item yaitu nomor 7, 9, 11, 12, 13, 14, 17, 20, 24, 25, 26,

28, dan 29. Variabel kedua yaitu motivasi belajar (X2) terdapat 14 item

yang tidak valid dari 30 item yaitu nomor 1, 2, 5, 10, 12, 13, 19, 20,

21, 22, 24, 25, 27, dan 29. Sedangkan untuk variabel prestasi belajar

(Y) diperoleh dari nilai semester tiap siswa yang dijadikan sampel.

1) Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 178) menyatakan “Reliabilitas

menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data”. Artinya

bahwa instrumen itu dapat dipercaya jika mencerminkan keadaan yang

sebenarnya dari responden yang diukur. Dari hasil pengujian validitas

dapat diketahui item yang valid dan yang tidak. Item yang tidak valid

dibuang. Sedangkan item yang valid kemudian dilakukan uji

reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana ketepatan atau keajegan

hasil yang ditunjukkan oleh alat ukur tersebut.

Ada dua jenis reliabilitas yang dikemukakan oleh Arif Sukadi

Sadiman (1991: 107) yaitu:

a) Reliabilitas Stabilitas

Menyangkut usaha memperoleh nilai yang sama/serupa untuks

setiap orang atau unit yang diukur setiap saat mengukurnya.

Menyangkut penggunaan indikator yang sama, definisi operasional

Page 67: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxvii

dan prosedur yang berbeda, untuk dapat memperoleh reliabilitas

stabilitas, setiap kali unit diukur skornya haruslah sama pada waktu

yang berbeda.

b) Reliabilitas Ekuivalen

Menyangkut usaha memperoleh nilai relatif yang sama dengan

jenis ukuran yang berbeda dalam waktu yang sama. Definisi

konseptual yang dipakai sama tetapi dengan satu atau lebih

indikator pengumpulan data dan atau pengamat-pengamat.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis reliabilitas stabilitas,

karena menggunakan indikator, definisi operasional dan prosedur

pengumpulan data yang sama meski pada waktu yang berbeda. Uji

reliabilitias digunakan untuk ketiga variabel penelitian yaitu

kedisiplinan belajar (X1), motivasi belajar (X2) dan prestasi belajar (Y).

Sedangkan teknik reliabilitas dapat dibedakan menjadi:

(1) Pendekaatan test-retest (tes ulang)

Pendekatan tes ulang dilakukan dengan menyajikan tes dua kali

pada satu kelompok subyek dengan tenggang waktu diantara

kedua penyajian tersebut.

(2) Pendekatan paralles forms (bentuk paralel)

Pendekatan paralel dalam konsistensi hasil pengukuran yang isi

itemnya baik secara kualitas dan kuantitasnya punya kesamaan

dengan bahasa sederhana mempunyai dua tes yang kembar.

(3) Pendekatan internal consistensy (konsistensi internal)

Pendekatan konsistensi internal dilakukan dengan menggunakan

satu bentuk tes yang dikenakan hanya sekali saja pada kelompok

subjek, caranya dengan pembelahan tes.

(Saifuddin Azwar, 2000: 36-42)

Adapun teknik pengukuran reliabilitas yang peneliti gunakan adalah

jenis reliabilitas konsistensi internal. Untuk mengukur tingkat

reliabilitas atau keterandalan instrumen dalam penelitian ini

Page 68: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxviii

menggunakan rumus Alpha dari Suharsimi Arikunto, (2006: 196) yaitu

sebagai berikut :

úúû

ù

êêë

é Súûù

êëé=

2i

2b

11 11 -k

k r

ss

Keterangan :

r 11 = indeks reliabilitas instrumen

k = banyaknya soal

∑ 2bs = jumlah varian butir

2is = varian total

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keandalan angket apakah

dapat dipercaya atau tidak untuk mengumpulkan data penelitian. Jika

P < 0,050 maka hasil pengukuran reliabel, sebaliknya jika P > 0,050

maka hasil penelitian tidak reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan try

out angket diketahui bahwa reliabilitas kedisiplinan belajar (X1),

motivasi belajar (X2), dapat diterima karena P < 0,050 yaitu 0,000.

2. Dokumentasi

Menurut Hadari Nawawi (1995:133), “Teknik dokumentasi adalah cara

mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan

termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/hukum-hukum dan lain-

lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan”.

Sedangkan Suharsimi Arikunto, (2002: 206) mengemukakan: “Metode

dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,

agenda dan sebagainya”.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode dokumentasi

adalah metode untuk memperoleh data dari dokumen-dokumen yang

digunakan sebagai sumber yang berwujud benda dan tulisan terutama arsip-

arsip, laporan-laporan catatan harian tentang suatu gejala atau peristiwa yang

lalu.

Page 69: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxix

Alasan peneliti menggunakan metode dokumentasi adalah:

a. Lebih mudah mendapatkan data karena sudah tersedia dan menghemat

waktu.

b. Data yang diperoleh dapat dipercaya dan mudah mengunakannya.

c. Pada waktu yang relatif singkat dapat diperoleh data yang diinginkan.

d. Data dapat ditinjau kembali jika diperlukan.

Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan diambil dari bagian

pengajaran SMA Negeri Jumapolo yang berupa daftar nama siswa, data guru

dan karyawan serta segala sesuatu yang berhubungan dengan sekolah yang

dapat dipakai sebagai pelengkap dari hasil penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Tehnik analisis data merupakan suatu cara yang dilakukan dalam

penelitian untuk menganalisis data dan membuktikan hipotesis yang diajukan,

selanjutnya untuk mengambil kesimpulan dari hasil yang diperoleh melalui

analisis data tersebut. Teknik analisis data yang peneliti gunakan untuk mengolah

data dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi ganda, dengan alasan

sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel prediktor dan satu variabel

kriterium

2. Permasalahan yang akan diselesaikan adalah mencari hubungan dan

menentukan besar sumbangan atau kontribusi.

Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisa regresi linear ganda menggunakan bantuan komputer seri SPS 2000 edisi

Prof. Sutrisno Hadi dan Yani Pamardiningsih, UGM. Yogyakarta-Indonesia Versi

IBM/IN Tahun 2004.

Teknik analisis butirnya adalah dengan menggunakan Program Analisis

Butir via komputer seri SPS 2000 untuk menguji validitas dan reliabilitas

instrumen edisi Prof. Sutrisno Hadi dan Yani Pamardiningsih, UGM.

Yogyakarta-Indonesia Versi IBM/IN Tahun 2004. Sesuai dengan teknik yang

digunakan maka peneliti menggunakan dasar dalam analisis dengan pedoman

kaidah-kaidah sebagai berikut :

Page 70: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxx

Kaidah Uji Hipotesis Penelitian (KUHP) menggunakan komputer sebagai berikut:

Jika P < 0,01 = Sangat Signifikan

Jika P < 0,05 = Signifikan

Jika P < 0,15 = Cukup Signifikan

Jika P < 0,30 = Kurang Signifikan

Jika P > 0,30 = Tidak Signifikan

Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data dalam penelitian ini

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Penyajian data

2. Menyusun tabulasi data dari kedisiplinan belajar (X1 ), motivasi belajar (X 2 )

dan prestasi belajar (Y) agar memudahkan dalam perhitungan.

3. Menghitung persamaan garis regresi dg rumus :

y = a + b1X1 + b2X2

4. Melakukan uji prasyarat analisis data

a. Uji normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang

dianalisis mempunyai sebaran (distribusi) normal atau tidak. Dalam

pengujian ini digunakan rumus Chi Kuadrat dari Sudjana (1996: 332)

sebagai berikut :

])

[2

02 å -=

fh

fhfx

Keterangan :

fo = frekuensi yang diperoleh dari sampel

fh = frekuensi yang diharapkan sebagai pencerminan frekuensi populasi

X2 = Chi Kuadrat.

b. Uji Linearitas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus yang digunakan

menurut Sudjana (1996: 332) adalah sebagai berikut:

Page 71: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxi

1) JK(G) = ])(

[2

21 N

yyx ååå -

2) JK(TC) = JK(S) - JK(G)

3) dk(G) = N - K

4) dk(TC) = K – 2

5) RJK(TC) = )(

)(TCdk

TCJK -

6) RJK(G) = )()(

GdkGJK

7) F hit = )()(

GRJKTCRJK

Keterangan :

JK (G) = Jumlah kuadrat galat

JK (TC) = Jumlah kuadrat tuna cocok

dk (G) = Derajat kebebasan galat

dk (TC) = Derajat kebebasan tuna cocok

RJK (G) = Kuadrat tengah galat

RJK (TC) = Kuadrat tengah tuna cocok.

5. Uji Hipotesis

Uji ini menggunakan uji regresi yang meliputi :

a. Menghitung koefisien korelasi sederhana antara X1 dengan Y menggunakan

rumus korelasi Pearson Product Moment, yaitu :

rx1y = ( )( )

( ){ } ( ){ }222

12

1

11

ååå åå åå

--

-

YYNXXN

YXYXN

b. Menghitung koefisien korelasi sederhana antara X2 dengan Y menggunakan

rumus korelasi Pearson Product Moment :

rx2y = ( )( )

( ){ } ( ){ }222

2

22

2

22

ååååå åå

--

-

YYNXXN

YXYXN

c. Menghitung koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan Y

menggunakan rumus regresi ganda sebagai berikut :

Page 72: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxii

Ry(1,2) = å

åå +2

2211

Y

YXaYXa

Keterangan :

Ry(1,2) = koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2

a1 = koefisien prediktor X1

a2 = koefisien prediktor X2

∑X1Y = jumlah produk antara X1 dengan Y

∑X2 = jumlah produk antara X2 dengan Y

∑Y = jumlah kuadrat kriterium Y (Sutrisno Hadi, 1995:25)

6. Uji Signifikansi

Untuk menganalisis Ry(1,2) signifikan atau tidak digunakan rumus Freg

yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (1995:26) sebagai berikut :

Freg = )1(

)1(2

2

RmmNR

---

Keterangan :

Freg = koefisien regresi

N = jumlah sampel

R = koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y

m = jumlah kelompok sampel penelitian

Hasil perhitungan tersebut kemudian disesuaikan dengan tabel F,

sehingga diperoleh Ftabel atau Ft.Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa Freg > Ft maka hipotesis dapat diterima kebenarannya tetapi jika Freg <

Ft maka hipotesis tidak dapat diterima.

7. Sumbangan relatif

Untuk menghitung besarnya sumbangan relatif X1dan X2 terhadap Y

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (1995: 23) adalah

sebagai berikut :

SR X1 % = regJK

YXa å 11 x 100%

Page 73: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxiii

SR X2 % =regJK

YXa å 22 x 100%

Keterangan :

SR % X1 = sumbangan relatif prediktor X1 terhadap Y

SR % X2 = sumbangan relatif prediktor X2 terhadap Y

JKreg = jumlah kuadrat regresi.

8. Sumbangan efektif

Untuk menghitung besarnya sumbangan efektif antar variabel

digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (1995:46) sebagai

berikut :

SE % X1 = SR % X1 x R2

SE % X2 = SR % X2 x R2

SE % X1 X2 = SE % X1 + SE % X2

Keterangan :

SE % X1 = sumbangan efektif X1 terhadap Y

SE % X2 = sumbangan efektif X2 terhadap Y

SE % X1 X2 = sumbangan efektif X1 dan X2 terhadap Y

Page 74: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxiv

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Wilayah Penelitian

a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri Jumapolo

SMA Negeri Jumapolo merupakan satu-satunya SMA Negeri yang ada

di wilayah jumapolo. Tahun berdirinya SMA ini adalah pada tahun 1984, dan

diresmikan pada tanngal 19 Februari 1986 oleh Bapak Menteri Pendidikan

Dan Kebudayaan yang waktu itu dijabat oleh bapk Prof. DR. Fuad Hassan.

SMA Negeri Jumapolo, merupakan salah satu SMA Negeri yang ada di

Kabupaten Karanganyar yang sudah terakreditas “A”.

Guna menunjang kelancaran proses belajar-mengajar, dari pihak

sekolah terus berusaha untuk melengkapi sarana dan prasarana belajar

mengajar. Sampai sekarang ini, SMA Negeri Jumapolo memiliki beberepa

ruang yaitu : (1) Ruang Kepala Sekolah, (2) Ruang Tata Usaha & Komite

Sekolah, (3) Ruang Guru, (4) Ruang Kelas, (5) Ruang Bimbingan dan

Konseling, (6) Ruang Keterampilan, (7) Ruang Perpustakaan, (8) Ruang OSIS

Dan UKS, (9) Ruang Laboratorium Komputer, (10) Ruang Laboratorium IPA,

(11) Ruang Laboratorium Bahasa, (12) Gedung Serba Guna (Aula) , (13)

Gudang , (14) Koperasi, (15) Masjid, (16) Area Parkir Khusus Mobil, (17)

Area Parkir Khusus Sepeda Motor Guru, (18) Area Parkir Khusus Sepeda

Moto Murid, (19) Pos Satpam, (20) Lapangan, (21) Tempat Upacara, (22)

Taman

Kepala sekolah yang pernah menjabat sebagai pimpinan di SMA

Negeri Jumapolo :

1) Tahun 1985– 1992 : Bapak Soegijoto, BA

2) Tahun1992 – 1995 : Bapak Drs. Soeparmo

3) Tahun 1995 – 1996 : Bapak Drs. Soengkono

4) Tahun 1996 – 2001 : Bapak Drs. H. Moelyadi, MM

5) Tahun 2001 – 2004 : Bapak Drs. Djarot Srijanto, M.Hum

Page 75: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxv

6) Tahun 2004 – 2005 : Bapak Drs. Soewandi

7) Tahun 2005 – 2007 : Bapak Drs. H. Sukiman, Bsc, MM

8) Tahun 2007 – 2009 : Bapak Drs. Sri Wardoyo, Bsc, MT

9) Tahun 2009 – Sekarang : Bapak Drs. Sardiyo, M.Pd

b. Lokasi SMA Negeri Jumapolo

SMA Negeri Jumapolo terletak di Jl. Jurug No. 01, Desa Jumapolo,

Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Telp. (0271) 7081121 Kode

Pos 57783. Nomor Statististik Sekolah SMA Negeri Jumapolo Adalah

301031303018. SMA Negeri Jumapolo berdiri di atas tanah seluas 30.168 m2,

dengan jarak dari pusat kota kecamatan adalah 0,2 km. sedangkan jarak dari

pusat kota kabupaten adalah 20 km.

c. Visi dan Misi SMA Negeri Jumapolo

1. Visi

“Unggul dalam mutu, santun dalam budi, terampil dalam karya”.

Adapun indikator dari visi tersebut adalah sebagai berikut :

a) Unggul dalam penguasaan materi pelajaran.

b) Unggul dalam lomba olah raga.

c) Siap membentuk budi pekerti yang luhur.

d) Siap menghantarkan peserta didik yang mandiri dan terampil.

2. Misi

“Unggul dalam mutu berdasarkan penguasaan IPTEK yang dilandasi

IMTAQ yang mantap”. Adapun rumusannya adalah sebagai berikut :

a) Menumbuhkan semangat dan disiplin yang tinggi kepada seluruh warga

sekolah.

b) Melaksanakan pembelajaran dan bimbimngan secara efektif sehingga

setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang

dimiliki.

c) Menanamkan serta membentuk jasmani dan rohani yang sehat,

menumbuhkan etos kerja yang profesional.

d) Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi diri sesuai

dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki.

Page 76: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxvi

Dalam mewujudkan visi dan misi tersebut, bagi guru dan karyawan

juga diterapkan berbagai upaya dalam menumbuhkan kedisiplinan, atau yang

lebih dikenal dengan istilah “8 DISIPLIN”. “8 DISIPLIN” itu meliputi :

Datang tepat pada waktunya, Isi daftar hadir, Siapkan sarana kerja yang

sebaik-baiknya, Isi jam-jam kerja dengan kegiatan sesuai tanggung jawabnya,

Patuhi semua peraturan yang berkaitan dengan tugas, Laksanakan tugas yang

menjadi kewajiban sesuai dengan wewenangnya, Izin apabila tidak hadir atau

tidak dapat melaksanakan tugas dan atau meninggalkan kantor, Norma-norma

kepegawaian dan kesadaran yang tinggi harus selalu menjiwai dalam setiap

pikiran dan tindakan.

Selain menerapkan budaya disiplin bagi guru dan pegawainya, SMA

Negeri Jumapolo juga menerapkan budaya “ MALU ”, antara lain :

a) Malu karena datang terlambat.

b) Malu karena melihat rekan sibuk melakukan aktivitas.

c) Malu karena melanggar peraturan.

d) Malu untuk berbuat salah.

e) Malu karena bekerja tidak berprestasi.

f) Malu karena tugas tidak terlaksana/ selesai tepat waktu

g) Malu karena tidak berperan aktif dalam mewujudkan kebersihan

lingkungan sekolah.

d. Struktur Organisasi SMA Negeri Jumapolo

(Lihat lampiran 1 hal 91).

e. Mekanisme kerja pengelolaan dan alur kegiatan sekolah SMA Negeri

Jumapolo :

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah bertugas :

Menyusun perencanaan dan program sekolah, Mengorganisasikan,

Menggerakkan, Mendorong kreatifitas, Mengkoordinasikan,

Melaksanakan pengawasan monitoring, Mengevaluasi dan melaporkan.

2. Wakil Kepala Sekolah

Page 77: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxvii

Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan

sebagai berikut: kepegawaian, keuangan, pengadaan dan inventarisasi

sarana prasarana, pemeliharaan alat, kesiswaan, serta penyusunan

laporan.

Wakil kepala sekolah juga membantu kepala sekolah dalam urusan:

a) Urusan Kurikulum yang meliputi tugas-tugas sebagai berikut:

Mengatur pelaksanaan program kegiatan kokurikuler dan ekstra

kurikuler, Melaksanaan program kegiatan inservice training,

Melaksanaan program penilaian kegiatan sekolah, Melaksanaan

program kegiatan pengembangan profesi.

b) Urusan Kesiswaan yang meliputi tugas-tugas sebagai berikut:

Mengatur kegiatan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah),

Mengadakan pengarahan dan pengendalian pada siswa, Mengadakan

program dalam upaya pembentukan disiplin, Pengembangan potensi

diri siswa.

c) Urusan Hubungan masyarakat yang meliputi tugas-tugas sebagai

berikut: Memberikan informasi sekolah kepada masyarakat,

Mengedakan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau masyarakat,

Menjalin hubungan dengan instansi pemerintah atau pihak swasta,

Mengadakan kegiatan sekolah ke alam bebas.

d) Urusan Sarana dan prasarana yang meliputi tugas-tugas sebagai

berikut: Menyusun rencana kebutuhan, Mengadakan

pengkoordinasian pembiayaan alat-alat sekolah, Inventarisasi,

Penataan dan perawatan lingkungan.

3. Kepala Tata Usaha

Kepala Tata Usaha Sekolah bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah

dengan tugas-tugasnya antara lain: Melaksanakan pengelolaan administrasi

kantor. Mengadakan pelayanan administrasi kepegawaian dan kesiswaan.

Mengadakan pelayanan administrasi keuangan sarana prasarana dan

inventarisasi peralatan sekolah. Mengadakan pelayanan administrasi

sekolah (umum).

Page 78: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxviii

4. Guru

Tugas dan tanggung jawab guru meliputi : Melaksanakan kegiatan belajar

mengajar, melaksanakan kegiatan evaluasi belajar, melaksanakan kegiatan

analisis hasil penilaiaan, melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler,

melaksanakan administrasi KBM, melaksanakan pengembangan profesi

5. Wali kelas

Tugas dan tanggung jawab guru meliputi : melaksanakan pengelolaan

kelas baik secara teknis, edukatif, maupun secara administratif,

melaksanakan 12 langkah.

6. Guru pembimbing

Tugas dan tanggung jawab guru meliputi : melaksanakan pelayanan pola

17, melaksanakan konseling, melaksanakan pembentukan pribadi siswa,

melaksanakan administrasi dan bimbingan konseling, membantu siswa

memecahkan masalah, menciptakan situasi PBM yang lancar.

f. Administrasi sekolah SMA Negeri Jumapolo :

1. Urusan Administrasi :

Mengurusi hal-hal yang terkait dengan : Kepegawaian, Perlengkapan

alat, Perpustakaan, Keuangan, Pendayagunaan, dll.

2. Urusan Kurikuler

Mengurusi hal-hal yang terkait dengan : kalender pendidikan, perangkat

KBM, program semester dan persiapan mengajar, kurikuler / ekstra

kurikuler, penilaian, kenaikan kelas, laporan pendidikan, program

perbaikan dan pengayaan. pengembangan profesi, materi pelajaran,

supervisi, pendayagunaan fasilitas KBM, dll.

3. Urusan Kesiswaan

Mengurusi hal-hal yang terkait dengan : Pengembangan potensi diri

siswa, Penerimaan siswa baru, Bimbingan dan konseling, Pembinaan

siswa, Pemilihan program, Pembagian kelompok belajar, OSIS, Mutasi

siswa, Orientasi siswa baru, UKS/PKLH, Pendayagunaan, dll.

4. Urusan Sarana Prasarana

Page 79: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxix

Mengurusi hal-hal yang terkait dengan : Daftar sarana prasarana sekolah,

Jadwal kegiatan peralatan saran prasarana, Pelaksanaan program 7K,

Sistem pengawasan pekerjaan, Rencana penambahan sarana prasarana

dan renovasi, Pengembangan & perawatan, dll.

5. Urusan Humas

Mengurusi hal-hal yang terkait dengan : Menjalin hubungan antara

sekolah dengan masyarakat, Menjalin hubungan antara sekolah dengan

BP3/ POMG, Menjalin hubungan antara sekolah dengan sekolah lain,

Menjalin hubungan antara sekolah dengan intstansi pemerintah, Menjalin

hubungan antara sekolah dengan swasta, Pendayagunaan, dll.

2. Deskripsi Data Variabel Penelitian

Penelitian tentang kedisiplinan belajar (X1) dan motivasi belajar (X2)

dengan prestasi belajar (Y) pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Jumapolo Tahun

Pelajaran 2009/2010, meliputi tiga macam data yaitu:

a. Kedisiplinan belajar (variabel bebas pertama / X1) yang berasal dari data skor

angket responden.

b. Motivasi belajar (variabel bebas kedua / X2) yang berasal dari data skor

angket responden.

c. Prestasi belajar sosiologi (variabel terikat / Y) yang berasal dari nilai akhir

semester siswa.

Ketiga data tersebut dijelaskan dalam uraian dibawah ini:

a. Deskripsi Data tentang Prestasi Belajar

Prestasi belajar sosiologi dalam penelitian ini adalah variabel terikat

(Y). Skor data yang telah diperoleh dapat dilihat pada data induk penelitian

(Lampiran 9 hal 110) Sedangkan rangkuman data statistik dapat disajikan

dalam uraian sebagai berikut :

1) Nilai terendah : 70,00

2) Nilai tertinggi : 83,00

3) Modus : 77,00

4) Mean : 77,84

5) Median : 78,00

Page 80: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxx

6) S.B. : 2,85

7) SR : 1,87

Adapun distribusi frekuensi data Prestasi belajar sosiologi dapat

disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Prestasi belajar sosiologi

Interval

Kelas Frekuensi

Frekuensi

Komulatif Prosentase

F.K

Prosentase

69,5 – 72,5

72,5 – 75,5

75,5 – 78,5

78,5 – 81,5

81,5 – 84,5

4

0

18

12

4

4

4

22

34

38

10,53

0,00

47,37

31,58

10,53

10,53

10,53

57,89

89,47

100

Jumlah 38 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat dilihat bahwa responden

paling banyak menempati kelas ke-3. Pada interval 75,5 – 78,5 dengan

prosentase 47,37 %. Kemudian diikuti kelas ke-4 pada interval 78,5 – 81,5

dengan prosentase sebanyak 31,58 %. Setelah itu diikuti kelas ke-1 dan kelas

ke-5, kelas ke-1 pada interval 69,5 – 72,5 dan kelas ke-5 pada interval 81,5 –

84,5 yang kedua kelas interval tersebut memiliki prosentase yang sama yaitu

10,53 %. Lebih jelasnya digambarkan dalam histogram berikut :

Page 81: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxxi

Gambar 2. Histogram Data Prestasi belajar sosiologi

Berdasarkan histogram data tentang Prestasi belajar sosiologi dapat diambil

kesimpulan bahwa Siswa Kelas XI SMA Negeri Jumapolo Tahun Pelajaran

2009/2010 yang memiliki Prestasi belajar sosiologi yang tinggi sebanyak 4

siswa, yaitu pada interval 81,5 – 84,5. Sedangkan yang memiliki Prestasi

belajar sosiologi yang rendah sebanyak 4 siswa, yaitu pada interval 69,5 –

72,5.

b. Deskripsi Data tentang Kedisiplinan Belajar

Kedisiplinan belajar dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X1).

Skor data yang telah diperoleh dapat dilihat pada data induk penelitian

(Lampiran 9 hal 110). Sedangkan rangkuman data statistik dapat disajikan

dalam rangkuman data statistik sebagai berikut:

1) Nilai terendah : 41,00

2) Nilai tertinggi : 60,00

3) Modus : 50,50

4) Mean : 51,39

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

69,5 – 72,5 72,5 – 75,5 75,5 – 78,5 78,5 – 81,5 81,5 – 84,5

Frek

uens

i

Interval

Prestasi Belajar Sosiologi

Page 82: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxxii

5) Median : 51,36

6) S.B. : 4,55

7) SR : 3,48

Adapun distribusi frekuensi data tentang kedisiplinan belajar dapat

disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data kedisiplinan belajar

Interval

Kelas Frekuensi

Frekuensi

Komulatif Prosentase

F.K

Prosentase

40,5 – 44,5

44,5 – 48,5

48,5 – 52,5

52,5 – 56,5

56,5 – 60,5

2

7

14

10

5

2

9

23

33

38

5,26

18,42

36,84

26,32

13,16

5,26

23,68

60,53

86,84

100

Jumlah 38 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat dilihat bahwa

responden paling banyak menempati kelas ke-3. Pada interval 48,5 – 52,5

dengan prosentase 36,84 %. Kemudian diikuti kelas ke-4 pada interval 52,5 –

56,5 dengan prosentase 26,32 % lalu diikuti kelas ke-2 pada interval 44,5 –

48,5 dengan prosentase 18,42 %. Setelah itu diikuti kelas ke-5 pada interval

56,5 – 60,5 dengan prosentase sebesar Rp. 13,16 %. Sedangkan responden

paling sedikit menempati kelas ke-1 pada interval 40,5 – 44,5 dengan

prosentase 5,26 %. Lebih jelasnya digambarkan dalam histogram berikut:

Page 83: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxxiii

Gambar 3. Histogram Data Kedisiplinan Belajar

Berdasarkan histogram data tentang Kedisiplinan Belajar dapat diambil

kesimpulan bahwa Siswa Kelas XI SMA Negeri Jumapolo Tahun Pelajaran

2009/2010 yang memiliki tingkat kedisiplinan belajar yang tinggi sebanyak 5

siswa, yaitu pada interval 56,5 – 60,5. Sedangkan yang memiliki tingkat

kedisiplinan belajar yang rendah sebanyak 2 siswa, yaitu pada interval 40,5 –

44,5.

c. Deskripsi Data tentang motivasi belajar

Data motivasi belajar dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X2).

Skor data yang telah diperoleh dapat dilihat pada data induk penelitian

0

2

4

6

8

10

12

14

16

40,5-44,5 44,5-48,5 48,5-52,5 52,5-56,5 56,5-60,5

Frek

uens

i

Interval

Histogram Kediplinan Belajar

Page 84: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxxiv

(Lampiran 9 hal 110). Sedangkan rangkuman data statistik dapat disajikan

dalam uraian berikut:

1) Nilai terendah : 36,00

2) Nilai tertinggi : 75,00

3) Modus : 47,50

4) Mean : 47,26

5) Median : 46,77

6) S.B. : 6,46

7) SR : 3,30

Adapun distribusi frekuensi data tentang motivasi belajar dapat

disajikan berikut ini:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data motivasi belajar

Interval

Kelas Frekuensi

Frekuensi

Komulatif Prosentase

F.K

Prosentase

35,5 – 43,5

43,5 – 51,5

51,5 – 59,5

59,5 – 67,5

67,5 – 75,5

10

22

5

0

1

10

32

37

37

38

26,32

57,89

13,16

0,00

2,63

26,32

84,21

97,37

97,37

100

Jumlah 38 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden paling banyak menempati

kelas ke-2 pada interval 43,5 – 51,5 dengan prosentase sebesar 57,89 %

kemudian diikuti oleh kelas ke-1 pada interval 35,5 – 43,5 dengan prosentase

26,32 %, lalu diikuti dengan kelas-3 pada interval 51,5 – 59,5 dengan

prosentase 13,16 %. Sedangkan responden yang paling sedikit ditempati kelas

ke-5 pada interval 67,5 – 75,5 dengan prosentase 2,63 %. Lebih jelasnya

dapat digambarkan dalam histogram sebagai berikut:

Page 85: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxxv

Gambar 4. Histogram Data Motivasi Belajar

Berdasarkan data tentang Motivasi Belajar dapat diambil kesimpulan bahwa

siswa kelas Siswa Kelas XI SMA Negeri Jumapolo Tahun Pelajaran

2009/2010 yang memiliki Motivasi Belajar yang tinggi sebanyak 1 siswa,

yaitu pada interval 67,5 – 75,5. Sedangkan yang memiliki Motivasi Belajar

yang rendah sebanyak 10 siswa, yaitu pada interval 35,5 – 43,5.

B. Pengujian Persyaratan Analisa Data

Data yang telah terkumpul disusun secara sistematis seperti pada

lampiran, selanjutnya dianalisis untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan.

Syarat analisis data yang digunakan analisis regresi linier adalah sebaran populasi

data harus berdistribusi normal dan kedua variabel bebas harus linier terhadap

variabel terikat.

Hasil uji persyaratan analisis data yang telah dilakukan dapat dijelaskan

dalam uraian sebagai berikut:

0

5

10

15

20

25

35,5 – 43,5 43,5 – 51,5 51,5 – 59,5 59,5 – 67,5 67,5 – 75,5

frek

uens

i

interval

Histogram Motivasi Belajar

Page 86: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxxvi

1. Persamaan Garis Regresi

Dari hasil penghitungan statistik dengan menggunakan komputer program

SPS 2000 edisi Prof. Sutrisno Hadi dan Yani Pamardiningsih, UGM. Yogyakarta-

Indonesia Versi IBM/IN Tahun 2004. Dari penghitungan persamaan garis dengan

komputer, diperoleh hasil sebagai berikut :

y = a + b1X1 + b2X2

y = 61,041 + 0,243 (X1) + 0,090 (X2)

2. Uji Linearitas

Jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan korelasinya linear dan apabila p <

0,05 maka korelasinya tidak linear.

a. Uji linearitas X1 terhadap Y

Sebagai langkah pertama dalam uji linearitas adalah membuat tabel

rangkuman analisis linearitas (Lampiran 11 hal 116) kemudian dilakukan

perhitungan sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

F = 0,013

p = 0,904

Karena p > 0,05 yaitu 0,904 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

korelasinya linear.

b. Uji linearitas X2 terhadap Y

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam uji linearitas ini adalah

membuat tabel rangkuman analisis linieritas (Lampiran 11 hal 116) setelah itu

dilakukan perhitungan dengan hasil sebagai berikut:

F = 0,401

p = 0,538

Karena p > 0,05 yaitu 0,538 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

korelasinya linear.

3. Uji Normalitas

Jika p > 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi norma, dan apabila

p < 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal.

a. Uji normalitas variabel X1

Page 87: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxxvii

Pada uji normalitas variabel X1 (kedisiplinan belajar), langkah pertama yang

harus dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel X1 (Lampiran 12

hal 119). Setelah itu dilakukan perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai

berikut: ⋨2 = 5,916

p = 0,748

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa p > 0,05 yaitu 0,748 > 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa sampel yang berdistribusi normal.

b. Uji normalitas variabel X2

Pada uji normalitas variabel X2 (motivasi belajar), langkah pertama yang harus

dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel X2 (Lampiran 12 hal

120). Setelah itu dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus.

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: ⋨ 2 = 8,311

p = 0,503

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa p > 0,05 yaitu 0,503 > 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa sampel yang berdistribusi normal.

c. Uji normalitas Variabel Y

Pada uji normalitas variabel Y (prestasi belajar sosiologi), langkah pertama

yang harus dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel Y ( Lampiran

12 hal 121). Kemudian dilakukan perhitungan tersebut sesuai dengan rumus

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: ⋨ 2 = 2,003

p = 0,367

Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa p > 0,05 yaitu 0,367 >

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil berdasarkan data

yang berdistribusi normal.

C. Pengujian Hipotesis

Setelah syarat-syarat tersebut dipenuhi, selanjutnya dapat dilakukan

analisis data untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah dirumuskan

sebelumnya diterima atau ditolak. Adapun teknik analisis data yang digunakan

Page 88: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxxviii

dalam penelitian ini adalah analisis regresi ganda menggunakan komputer seri

SPS-2000 program analisis butir edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih

UGM Yogyakarta tahun 2004 versi IBM/IN. Berdasarkan perhitungan uji

hipotesis diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan koefisien korelasi antar variabel

a. Mencari korelasi sederhana antara X1 dengan Y

Setelah membuat tabel kerja seperti pada (Lampiran 13) kemudian

dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus. Dari perhitungan tersebut

diperoleh hasil sebagai berikut:

rx1y = 0,434

p = 0,007

Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa p < 0,01 yaitu 0,007 < 0,01, maka

berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis penelitian menggunakan

komputer menurut Sutrisno Hadi dan Yuni Purwaningsih (2004) dapat

diambil kesimpulan bahwa hasilnya sangat signifikan antara X1 dengan Y.

Dengan demikian hipotesis yang berbunyi: “Ada hubungan kedisiplinan

belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri

Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010”, diterima.

b. Mencari korelasi sederhana antara X2 dengan Y

Setelah membuat tabel kerja seperti pada (Lampiran 13) yang kemudian

dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus. Maka dari perhitungan

tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:

rx2y = 0,291

p = 0,073

Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa P < 0,15 yaitu 0,073 < 0,15, maka

berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis penelitian menggunakan

komputer menurut Sutrisno Hadi dan Yuni Purwaningsih (2004) dapat

diambil kesimpulan bahwa hasilnya cukup signifikan antara X2 dengan Y.

Dengan demikian hipotesis yang berbunyi: “Ada hubungan motivasi

belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri

Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010”, diterima.

Page 89: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

lxxxix

c. Korelasi ganda X1 dan X2 dengan Y

Setelah membuat tabel kerja seperti pada (Lampiran 13) dan dilakukan

perhitungan sesuai dengan rumus. Maka diperoleh hasil sebagai berikut:

ry(1,2) = 0,478

p = 0,011

F = 5,179

Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa P < 0,05 yaitu 0,011 < 0,05, maka

berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis penelitian menggunakan

komputer menurut Sutrisno Hadi dan Yuni Purwaningsih (2004) dapat

diambil kesimpulan bahwa hasilnya signifikan antara X1 dan X2 dengan Y.

Dengan demikian hipotesis yang berbunyi: “Ada hubungan secara

bersamaan antara kedisiplinan belajar dan motivasi belajar dengan prestasi

belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun

pelajaran 2009/2010”, diterima.

2. Mencari besarnya sumbangan efektif dan sumbangan relatif

Besarnya sumbangan efektif dan sumbangan relatif masing-masing

variabel setelah melalui perhitungan sesuai langkah dan rumusnya dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Sumbangan efektif kedisipilinan belajar (X1) terhadap prestasi belajar

sosiologi (Y) adalah sebesar 18,802 %. Sedangkan sumbangan efektif

motivasi belajar (X2) terhadap prestasi belajar sosiologi (Y) adalah sebesar

4,034 %. Dari hasil perhitungan diatas maka dapat diatas maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa kedisipilinan belajar (X1) memberikan

sumbangan yang sangat berarti terhadap prestasi belajar sosiologi (Y),

sedangkan motivasi belajar (X2) memberikan sumbangan yang lebih kecil

terhadap prestasi belajar sosiologi (Y).

b. Sumbangan relatif kedisipilinan belajar (X1) terhadap prestasi belajar

sosiologi (Y) adalah sebesar 82,336 %, sedangkan sumbamngan relatif

motivasi belajar (X2) terhadap prestasi belajar sosiologi (Y) adalah sebesar

17,664 %. Dari hasil perhitungan diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa motivasi belajar (X2) memberikan sumbangan yang lebih kecil

Page 90: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xc

terhadap prestasi belajar sosiologi (Y) apabila dibandingkan dengan

kedisipilinan belajar (X1).

c. Setelah sumbangan masing-masing variabel diketahui baik sumbangan

efektif maupun sumbangan relatif maka dapat diketahui kedisipilinan

belajar (X1) motivasi belajar (X2) secara bersama-sama memiliki pengaruh

yang berarti terhadap prestasi belajar sosiologi, yaitu sebesar 22,835 %.

Dalam hal kedisipilinan belajar memberikan sumbangan yang lebih besar

terhadap prestasi belajar sosiologi daripada motivasi belajar.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Setelah pengujian hipotesis dilakukan dan diketahui hasil-hasilnya,

kemudian dilakukan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Hipotesis pertama

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rx1y = 0,434 kemudian p = 0,007

dengan SE sebesar 18,802 % dan SR = 82,336 %. Hal ini menunjukkan

adanya hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar dengan dengan

prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun

pelajaran 2009/2010. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa

kedisiplinan belajar mempunyai peran penting bagi prestasi belajar siswa

secara maksimal. Kedisiplinan dalam belajar akan menunjukkan adanya suatu

kesiapan siswa dalam belajar, sehingga akan berpengaruh positif terhadap

pretasi belajar siswa tersebut. Tingginya tingkat kedisiplinan dalam belajar

baik di sekolah maupun di rumah, dapat menjadi sebuah indikator bahwa

siswa tersebut memiliki sebuah keinginan yang kuat untuk menjadi siswa yang

berprestasi. Disiplin akan menjadikan hidup penuh kesiapan dan keteraturan

dalam menata setiap urusan.

Jadi hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan kedisiplinan belajar dengan

prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun

pelajaran 2009/2010” diterima.

2. Hipotesis Kedua

Page 91: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xci

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rx2y = 0,291 kemudian p = 0,073

dengan SE sebesar 4,034 % dan SR = 17,664 %. Hal ini menunjukkan adanya

hubungan yang cukup signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi

belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun pelajaran

2009/2010. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa motivasi

belajar juga mempengaruhi capaian prestasi belajar seorang siswa. Motivasi

belajar memiliki gaya dorong serta gaya tarik bagi seseorang untuk mencapai

apa yang menjadi tujuannya. hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan motivasi

belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri

Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010” diterima.

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r(1,2) = 0,478 dan p = 0,011 dengan

serta F sebesar 5,179. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan

secara bersamaan antara kedisiplinan belajar dan motivasi belajar dengan

prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun

pelajaran 2009/2010.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

sosiologi sangat dipengaruhi oleh kedisiplinan belajar yang tinggi oleh setiap

siswa. Dengan adanya kedisiplinan belajar, maka akan tercipta suatu suasana

yang teratur pada diri siswa dalam mengatur kegiatan belajar siswa guna

mendapatkan sebuah prestasi yang membanggakan. Praktek untuk berdisiplin

dalam belajar khususnya, memang berat untuk dilaksanakan. Namun

selanjutnya jika sikap disiplin itu sudah tertanam kuat pada diri siswa, tentu

akan menciptakan suatu pola belajar yang terencana secara rapi serta akan

memberikan sebuah kontribusi yang besar dalam mencapi suatu prestasi.

Disiplin tidak hanya berlaku di dalam kelas atau di sekolah saja, tetapi disiplin

juga berlaku di rumah / lingkungan siswa tersebut berada. Pola belajar yang

teratur sebagai hasil dari sebuah kedisiplinan belajar, tentu akan berdampak

pada kesiapan belajar siswa dalam rangka mencetak sebuah prestasi belajar

yang baik. Demikian halnya dengan motivasi belajar, tinggi rendahnya

motivasi belajar siswa turut memberikan kontribusi pada capaian prestasi

Page 92: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xcii

belajar seorang siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat akan

mengadakan respon-respon untuk mewujudkan suatu tujuan belajar. Motivasi

merupakan sebuah motor penggerak dalam setiap kegiatan yang akan

dikerjakan, untuk mencapai apa yang sudah menjadi tujuannnya. Motivasi

belajar itu sendiri memilikidua unsur, yaitu motivasi dari dalam diri siswa

(instrinsik), dan motivasi dari luar (ekstrinsik).

Jadi hipotesis yang berbunyi: “Ada hubungan secara bersamaan antara

kedisiplinan belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar sosiologi

siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010”

diterima.

Page 93: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xciii

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari deskripsi data dan pengujian hipotesis yang telah

dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil perhitungan dan analisis data, menunjukkan hasil: rx1y = 0,434

kemudian p = 0,007. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat

signifikan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa siswa

kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan adanya kedisiplinan belajar yang baik,

diharapkan prestasi belajar siswa pun akan turut baik pula. Semakin tinggi

kedisiplinan belajar siswa, maka akan semakin tinggi pula prestasi yang ia

raih.

2. Dari hasil perhitungan dan analisis data, menunjukkan hasil: rx2y = 0,291

kemudian p = 0,073. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup

signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa

siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan adanya motivasi belajar yang tinggi siswa akan

terpacu untuk lebih semangat dalam kegiatan proses belajar mengajar,

sehingga motivasi yang tinggi tersebut dapat membantu memberikan arah

belajar guna mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Dari hasil perhitungan dan analisis data, menunjukkan hasil: r(x1,x2)y = 0,478

dan P = 0,011 dengan serta F sebesar 5,179. Hal ini menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar dan motivasi belajar

dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Jumapolo

tahun pelajaran 2009/2010. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki

kedisiplinan dan motivasi belajar yang tinggi, akan memberikan dampak

positif terhadap prestasi belajarnya. Siswa yang memiliki kedisiplinan dan

motivasi belajar yang tinggi, akan memiliki prestasi belajar yang tinggi pula.

4. Adapun besar sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing

kriteria terhadap prediktor, diperhitungkan atas dasar analisa persamaan garis

Page 94: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xciv

regresi linier ganda, sehingga dapat ditentukan perbandingan masing-masing

kriterium terhadap prediktor. Perbandingan sumbangan efektif (SE) antara X1

dan X2 yaitu sebesar = 18,802 % : 4,034 %. Sedangkan perbandingan

sumbangan relatif (SR) antara X1 dan X2 yaitu sebesar = 82,336 % :

17,664%. Dengan hasil ini dapat menunjukkan bahwa prediktor kedisiplinan

belajar (X1) lebih memberikan arti pada prestasi belajar sosiologi

dibandingkan dengan prediktor motivasi belajar (X2).

B. Implikasi

1. Implikasi teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memperluas tentang

hal-hal yang mempengaruhi siswa dalam memperoleh prestasi belajar yang tinggi,

terutama dilihat dari faktor kedisiplinan serta motivasi siswa dalam belajar.

2. Implikasi praktis

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebagaimana diatas,

maka dapat dikemukakan beberapa implikasi sebagai berikut:

1. Dengan adanya hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar dengan

pretasi belajar sosiologi siswa, maka dapat memberikan gambaran kepada

orang tua agar dapat menanamkan serta memberikan keteladanan kepada

putra-putrinya mengenai pentingnya kedisiplinan. Dalam hal belajar pun orang

tua harus semaksimal mungkin mengontrol putra-putrinya, juga

mengingatkannya agar selalu bertindak disiplin termasuk juga disiplin dalam

belajar. Dengan berdisiplin maka akan terbentuk keteraturan dalam belajar.

Bagi pihak sekolah terutama guru juga harus menerapkan pola disiplin belajar

yan tinggi dilingkungan sekolah, termasuk di dalam kelas. Penerapan disiplin

disekolah itu, misalnya dengan memberikan sanksi yang mendidik kepada

setiap siswa yang melanggar peraturan sekolah. Dengan demikian diharapkan

siswa mentaati peraturan yang ada, melaksanakan tugas-tugas sekolah sesuai

dengan ketentuan yang ada sehingga nantinya disiplin bukan lagi menjadi

sebuah paksaan, tetapi sudah menjadi sebuah pola hidup. Dengan sikap

disiplin yang tinggi dalam belajar akan dapat meningkatkan capaian prestasi

siswa secara maksimal pula.

Page 95: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xcv

2. Dengan adanya hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar siswa, harapannya dapat memberikan gambaran pada orang

tua maupun guru untuk senantiasa dapat memberikan dan menumbuhkan

motivasi hidup pada anak-anaknya, dalam hal ini adalah motivasi untuk

belajar. Motivasi dari dalam diri siswa itu terkadang pasang surut, untuk itu

guru dan orang tua diharapkan senantiasa memberikan motivasi-motivasi pada

sang anak agar lebih giat lagi dalam belajarnya untuk mencapai tujuan.

Adanya motivasi belajar yang kuat pada diri siswa akan menimbulkan

aktivitas belajar sehingga menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan

memberikan arah belajar sehingga apa yang telah menjadi tujuannya dapat

tercapai. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat, ia akan

bersemangat serta tekun dalam belajar. Sehingga dengan semangat dan

ketekunannya inilah yang diharapkan akan mampu meningkatkan prestasi

belajarnya.

3. Dengan memperhatikan seluruh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar, memberikan implikasi bahwa prestasi belajar dipengaruhi

oleh berbagai faktor, antara lain adalah kedisiplinan dan motivasi belajar

siswa. Setiap siswa memeiliki tingkat kedisiplinann dan motivasi belajar yang

berbeda-beda, untuk itu setiap siswa diharapkan selalu berupaya untuk

berdisiplin baik di rumah maupun di lingkungan ia berada. Dengan disiplin

dalam belajar menunjukkan bahwa siswa tersebut memeilki kesiapan untuk

menambah wawasan keilmuan guna memperoleh suatu prestasi yang gemilang

untuk mencapai apa yang telah mereka cita-citakan. Meskipun upaya untuk

berdisiplin itu tidaklah mudah, namun hal itu perlu di upayakan semaksimal

mungkin dan di iringi dengan tekad yang kuat dari dalam diri. Selain sikap

disiplin, siswa juga diharapkan memiliki motivasi belajar yang tinggi untuk

dapat mencapai suatu prestasi yang tinggi pula. Motivasi belajar yang tinggi

akan menjadi tenaga pendorong dalam diri siswa untuk melakukan sesuatu

untuk mencapai tujuan. Seseorang yang telah termotivasi ia akan

bersemanagat untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna menunjang

tercapainya apa yang telah menjadi tujuannya tersebut. Dengan adanya

Page 96: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xcvi

disiplin yang tinggi serta motivasi bel;ajar yang inilah harapannya akan turut

menunjang pencapaian prestasi belajar yang tinggi pula.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan implikasi dari hasil penelitian yang

telah peneliti kemukakan diatas, maka perlu peneliti sampaikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Para siswa, khususnya dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS

SMA Negeri Jumapolo hendaknya selalu berupaya untuk berdisiplin,

baik disiplin dalam belajar ataupun yang lainnya. Disiplin belajar

misalnya dengan mentaati aturan sekolah, belajar teratur, bisa

memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang positif. Hidup memang untuk

berprestasi, dan untuk mencapai suatu prestasi itu tak lepas dari

kemampuan seseorang untuk mendisiplinkan dirinya, karena disiplin

merupakan kunci sukses untuk berprestasi.

b. Disamping berdisiplin, siswa juga diharapkan memiliki motivasi

belajar yang kuat guna mencapai suatu prestasi belajar yang tinggi.

Siswa harus menyadari hakekat dan tujuan ia sekolah, sehingga

harapannya akan menimbulkan motivasi diri. Disiplin dan motivasi

belajar yang kuat diharapkan akan saling bersinergi untuk mencapai

prestasi belajar yang tinggi.

2. Bagi Orang tua / wali murid

a. Hendaknya orang tua untuk tidak henti-hentinya memberikan

dorongan kepada putra-putrinya agar selalu berdisiplin, dengan cara

memberikan keteladanan pada putra-putrinya. Dalam membentuk

karakter putra-putrinya untuk menjadi sosok yang memiliki disiplin

yang tinggi demi tumbuhnya suatu kebiasaan.

b. Pemberian motivasi orang tua kepada putra-putrinya akan memberikan

energi positif pada putra-putrinya sehingga semangat belajarnya pun

akan selalu tumbuh untuk mencapai apa yang telah menjadi

motivasinya. Remaja merupakan masa-masa yang cukup labil,

Page 97: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xcvii

sehingga orang tua jangan pernah lelah untuk memberikan dorongan

pada putra-putrinya.

c. Komunikasi antar orang tua dan anak harus terjalin dengan baik karena

ini akan memberikan daya dorong dan daya kontrol yang efektif

kepada sang buah hati.

3. Bagi Sekolah / Guru

a. Guru hendaknya senantiasa memberikan motivasi pada siswa sehingga

dalam diri anak didik timbul suatu motivasi untuk belajar secara

optimal guna mencapai kesuksesan belajar.

b. Kedisiplinan belajar tentunya menjadi dasar dalam mencapai prestasi

belajar, untuk itu kepada pihak sekolah/guru hendaknya bersikap tegas

terhadap siswa sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Hadiah dan

sanksi (reward & punishment), ada kalanya diberikan kepada siswa

dengan prinsip-prinsip yang mendidik.

c. Faktor keteladanan turut berperan besar dalam menerapkan

kedisiplinan kepada anak didiknya secara lebih optimal.

4. Bagi Penelitian Lain

Perlu diadakan penelitian yang sejenis dengan melibatkan variabel-

variabel yang lebih kompleks sehingga dapat di ketahui faktor-faktor yang

menentukan keberhasilan dalam belajar. Kepada Peneliti lain yang ingin

mengadakan penelitian sejenis, maka hasil penelitian ini semoga dapat

dijadikan acuan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang terkait

dengan masalah prestasi belajar.

Page 98: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xcviii

DAFTAR PUSTAKA

Afifudin. 1986. Psikologi Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar. Solo: Penerbit

Harapan Massa. hal. 110.

A. Tabrani Rusyan. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:

CV. Remadja karya.

Arif Rohman. 2009. Memahami Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:

Laksbang mediatama.

Arif Sukadi Sadiman. 1991. Metode Dan Analisis Mencari Hubungan. Jakarta:

Erlangga.

E. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Hadari Nawawi. 1995. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta. UGM

Press

Hallen A. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka

Cipta.

Depdiknas. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi sosiologi SMU. Jakarta: Pusat

kurikulum Badan Penelitian & Pengembangan.

Hurlock, Elizabeth B. 1993. Perkembangan Anak. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Kartini Kartono. 1990. Psikologi Umum. Bandung: Mandarungu.

Mardalis. 2004. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

M. Iqbal Hasan. 2003. Pokok-Pokok Materi Statistik I. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Moh. Nasir. 2003. Metodologi Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Moh. Uzer Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Page 99: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

xcix

Ngalim purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Pearl, Cassel & dreikurs, Rudolf. 1986. Disiplin Tanpa Hukuman. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Riduwan. 2009. Metode dan Teknis Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Saifudin Azwar. 2000. Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sanapiah Faisal. 2003. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Singgih D. Gunarso. 1986. Psikologi Perkembangan anak dan remaja. Jakarta :

Gunung Mulia.

Siti Meichati. 1982. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: FIP-IKIP.

Soeharjo Danusastro. 1985. Seri Teknologi Pengontrolan Diri Dan Kepribadian.

Surakarta: Puslit-Bangjari.

Soemarsono. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : UNS Press.

Sudjana. 1996. Metodologi Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 1990. Pengelolaan Kelas Secara Manusiawi. Jakarta: Remaja

Grafindo.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sulistyo dan Ign. Wagimin. 1989. Strategi Belajar Mengajar Ii. Surakarta. UNS

Press.

Sumadi Suryabrata. 2002.Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT. Bumi aksara.

S. Nasution. 2003. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutrisno Hadi. 1995. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Sutrisno Hadi. 2000. Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset.

Page 100: HUBUNGAN KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR … fileterbagi dalam 4 kelas. Metode pengumpulan data variabel kedisiplinan belajar, dan motivasi belajar diperoleh dengan menggunakan angket,

c

----------------. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Tarsito.

Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Thomas Gordon. 1996. Mengajak Anak Berdisplin Diri Di Rumah Dan Di

Sekolah. Jakarta : Gramedia.

The Liang Gie. 1985. Cara Belajar Yang Efisien Jilid I. Yogyakarta : Pusat

Kemajuan Studi.

Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Winarno Surachmad . 1986. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar : Dasar dan

teknik Metodologi Pengajaran. Bandung : Tarsito.

Winarno Surakhmad. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah ; Dasar, Metoda, Dan

Teknik. Bandung: Tarsito.

Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta; Grasindo.

Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

http://www.bruderfic.or.id

http://www.wikimu.com

http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com