HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan...

113
i HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN KUALITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA USIA DEWASA AWAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : Matilda Devina Nirmala Putri NIM : 139114142 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan...

Page 1: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

i

HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN KUALITAS

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA USIA DEWASA AWAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Matilda Devina Nirmala Putri

NIM : 139114142

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

iv

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN

FINDING GOD IN ALL THINGS !!

To get a success, your courage must be greater

than you fear

Kupersembahkan karya ini untuk :

Keluargaku terkasih

Eyang Kakung Naryo dan Eyang Putri Indrati

Budhe, Pakdhe, Om , Tante dan semua sepupuku

Para sahabat dan komunitas ku

Semua pihak yang membantuku dengan tulus, sabar

dan memberiku cinta tanpa syarat....

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

vii

HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN KUALITAS

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA USIA DEWASA AWAL

Studi Pada Mahasiswa Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Matilda Devina Nirmala Putri

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara

kecanduan media sosialdengan komunikasi interpersonal dewasa awal. Penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif korelasional yang dilakukan terhadap 210 subjek.

Subjek merupakan individu dengan usia dewasa awal dan aktif menggunakan media

sosial. Analisis data yang digunakan adalah teknik uji korelasi Spearman Rho. Koefisien

korelasi (r) yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar - 0.454 dengan nilai signifikansi

sebesar p = 0.000 ( p < 0.01 ) dan koefisiensi determinasi sebesar (R2) 45.4%. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecanduan

media sosialdengan komunikasi interpesonal dewasa awal. kecanduan media

sosialmemberikan sumbangan efektif sebesar 45.4% terhadap penurunan atau

peningkatan komunikasi interpersonal pada dewasa awal

Kata Kunci : media sosial, komunikasi interpersonal, dewasa awal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

viii

THE CORELATION OF SOCIAL MEDIA ADDICTION AND THE QUALITY

INTERPERSONAL COMUNICATION OF YOUNG-ADULT

Matilda Devina Nirmala Putri

ABSTRACT

This study aimed to measure the corelation between social media usage and

interpersonal comunication of young-adult. Quantitative research methods was used and

applied to 210 young-adult social media users as subject. This study used the Spearman Rho

correlation to analyze the strength of the correlation. Correlation coefficient (r) was found

at - 0.454 with significant value p=0.000 (p< 0.01) and determinant coefficient (R2) at

45.4%. This findings show that there is negatife and significant correlation between social

media usage and interpersonal communication of young-adult. Social media usage

contributes effectively at 45.4% to the change of interpersonal communication of young

adult.

Keywords : social media, interpersonal communication, young-adult

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

ix

KATA PENGANTAR

Persembahan pujian dan ucapan terimakasih kepada Tuhan Yesus

Kristus yang tak henti memberikan seluruh kasih sayang, kesehatan serta

kemudahan untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dan berjuang

hingga akhir pada studi saya sebagai mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma.

Melalui cinta Tuhan Yesus, hadir orang-orang luar biasa yang berada

selalu di sekitar penulis. Dukungan dan kasih sayang mereka tak luput

menyemangati penulis selalu. Terimakasih kepada :

1. Saya mengucapkan terimakasih kepada dekan, Ibu Dr.Titik Kristiyani, M.Psi

2. Kepada kaprodi, Ibu Monica Eviandaru M., M,App Psych, Ph.D, saya

ucapkan terimakasih.

3. Kepada dosen pembimbing skripsi saya yang luar biasa, Ibu Ratri Sunar

Astuti, M.Si atas kesabaran dan penyertaan beliau. Begitu juga ketelitian,

kesediaan waktu, tenaga, ketulusan dan pembimbingan beliau, saya ucapkan

terimakasih sedalam dalamya.

4. Orang tua terkasih, support system ku, role model ku dan seluruh bentuk

cinta yang diberikan kepadaku, terimakasih beribu terimakasih. Untuk kedua

adik saya Rosa dan Evan, yang ikut memberikan dukungan dan hiburan

dikala berjuang. Keluarga kecilku , terimakasih banyak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

x

5. Hormat ku kepada Alm Eyang kakung Sunaryo Hadiwarsito sang pencipta

Mars Van Lith dan Alm Eyang putri Maria Josephin Indrati yang sangat

memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang

semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

semangat dan tentunya kesetiaan pada iman Katholik.

6. Saya ucapkan pula kepada Mbak P. Henrietta P.D.D.S., M.Psi selaku dosen

Psikologi Komunikasi yang bersedia ikut memberikan bantuan saran terkait

topik skripsi saya.

7. Saya ucapkan terimakasih mendalam kepada Bapak R. Landung E

Prihatmoko, M.Psi dan Bapak Drs. Wayhudi, M.Si selaku dosen

pembimbing akademik saya yang ikut memberikan solusi, saran dan

semangat seta mendampingi saya di setiap semester.

8. Saya ucapkan terimakasih kepada Mbak MF Diah Purwahyuningsih,. M.Psi.,

Psi selaku dosen Tes Proyektif : Grafis sekaligus teman untuk saya dan

teman-teman asisten, yang selalu membuatkan makanan cemilan setiap kali

pertemuan asisten dan menjadi teman curhat dan ngobrol kami.

9. Terimakasih pula saya ucapkan untuk Ibu Nanik, Mas Gandung sebagai staff

sekretariat untuk tiap bantuan dan semangatnya. Begitu juga untuk Mas Muji

sebagai petugas lab psikologi yang selalu siap melayani dan selalu

bersahabat, saya ucapkan terimakasih.

10. Seluruh keluarga besar Fakultas Psikologi Universitas Sanat Dharma,

terimakasih banyak!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

xi

11. Sahabat-sahabat yang penuh cinta dan kasih selama bersama sama berjuang,

kepada Ciwiw (Jeje Jessica, Bay bay Bayu, Wewet Dewi) terimakasih atas

kebersamaan kita, Dek Na Fena terimakasih partner belajar di perpus dan

teman segala hal, teman-teman satu bimbingan (Estu, Peni, Ikma, Hans,

Koleta, Dewinta) terimakasih sudah berjuang dan berbagi ilmu bersama,

terimakasih sudah saling menyemangati dan mengasihi. Teman olah raga

zumba ku (Defa dan Eni) terimakasih menjadi partner olahraga dikala

berjuang dalam skripsi sehingga bisa selalu sehat dan segar bugar.

12. Terimakasih pula teman-teman satu kantor Event Organizer Kirei

Production, teman-teman Lektor Gereja Bintaran dan Gereja Martinus,

teman-teman asisten Tes proyektif : Grafis, teman-teman Kelas B Psikologi

angkatan 2013, teman teman sepermainanku (Mariana, Lita, Yongki, Galih,

Epen), teman teman KKN dan semua teman-teman yang tidak bisa

kusebutkan lagi satu per satu yang memberiku cinta, semangat, dukungan,

motivasi dan kekuatan, terimakasih banyak, kalian terbaik!! Tuhan Yesus

memberkati selalu

Yogyakarta, 23 Maret 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................................v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................................ vii

ABSTRACT ....................................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................................1

A. Latar Belakang .................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................................9

C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................................9

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................................... 9

1. Manfaat teoritis ............................................................................................................. 9

2. Manfaat Praktis ............................................................................................................. 9

BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................................111

A. Media Sosial ................................................................................................................111

1. Pengertian Media Sosial ......................................................................................... 111

2. Tipe Pengguna Internet .......................................................................................... 132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

xiii

B. Kecanduan Media Sosial ................................................................................................132

1. Pengertian Kecanduan Media Sosial ........................................................................ 132

2. Kriteria Kecanduan Internet ...................................................................................... 14

3. Dampak Kecanduan Internet ..................................................................................... 17

C. Komunikasi Interpersonal .................................................................................................18

1. Pengertian Komunikasi Interpersonal ......................................................................... 18

2. Faktor-Faktor Komunikasi Interpersonal .................................................................... 19

3. Elemen Komunikasi Interpersonal ............................................................................. 21

4. Kualitas KomunikasiInterpersonal.......................................................................................22

D. Dewasa Awal ..............................................................................................................27

1. Pengertian Dewasa Awal .......................................................................................... 27

2. Karakteristik Masa Dewasa Awal .............................................................................. 28

E. Dinamika antar Variabel ...............................................................................................310

F.Skema Hubungan Kecanduan Media Sosial terhadap Komunikasi Interpersonal pada Dewasa

Awal ................................................................................................................................. 35

G. Hipotesis Penelitian .........................................................................................................36

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................................37

A. Jenis dan Desain Penelitian .........................................................................................37

B. Identifikasi .....................................................................................................................37

C. Definisi Operasional ........................................................................................................37

1. Variabel Bebas ........................................................................................................ 37

2. Variabel Tergantung ................................................................................................ 38

D.Subjek Penelitian .............................................................................................................39

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ..................................................................................39

1. Skala Kecanduan Media Sosial...................................................................................... 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

xiv

2.Skala Komunikasi Interpersonal ..................................................................................... 40

.................. Tabel 1. Tabel Penilaian Item Skala Kecanduan Media Sosial dan Kualitas Komunikasi

Interpersonal ...................................................................................................................... 41

Tabel 2. Tabel Sebaran Data Skala Kecanduan Media Sosial (sebelum uji coba) ......................... 41

Tabel 3. Tabel Skala Kualitas Komunikasi Interpersonal (sebelum uji coba) ...............................42

Tabel 4. Tabel Skala Kualitas Komunikasi Interpersonal (setelah uji coba) .................................45

F.Validitas, Reliabilitas dan Seleksi Item Alat Pengumpulan Data .............................................43

1.Validitas ..................................................................................................................... 43

2. Seleksi Item ................................................................................................................ 44

3. Reliabilitas ................................................................................................................. 47

Tabel 5. Tabel Sebaran Data Skala Kecanduan Media Sosial (setelah uji coba) ........................... 48

G. Metode Analisis Data ......................................................................................................48

1.Uji Asumsi .................................................................................................................. 49

a.Uji Normalitas .......................................................................................................... 49

b. Uji Linearitas .......................................................................................................... 49

2.Uji Hipotesis ............................................................................................................... 50

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................................51

A.Pelaksanaan Penelitian .................................................................................................51

B.Deskripsi Subjek Penelitian .............................................................................................. 51

Tabel 6. Tabel Kepemilikan Jumlah Akun Media Sosial ..........................................................52

Tabel 7. Tabel Durasi Kecanduan Media Sosial Per Hari ..........................................................52

Tabel 8. 1. Tabel Persebaran Usia Dewasa Awal (18-40 th) pada Subjek ..........................................53

Tabel 8.2. Tabel Persebaran Berdasarkan Jenis Kelamin....................................................................54

C. Deskripsi Data Penelitian .................................................................................................55

Tabel 9. Tabel Deskripsi Statistik Data Penelitian ....................................................................56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

xv

D. Hasil Analisis Data Penelitian ...........................................................................................57

1. Hasil Uji Asumsi Penelitian .......................................................................................... 57

a. Uji Normalitas ......................................................................................................... 57

Tabel 10. Tabel Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Sminov Test ...............................................57

b. Uji Linearitas .......................................................................................................... 58

Tabel 11. Tabel Hasil Uji Linearitas .......................................................................................58

2.Hasil Uji Hipotesis ............................................................................................................59

E. Pembahasan ....................................................................................................................60

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................60

A.Kesimpulan .................................................................................................................... 60

B. Saran .............................................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................68

LAMPIRAN .......................................................................................................................71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. BLUEPRINT SKALA UJI COBA .................................................................72

SKALA A ........................................................................................................................ 72

SKALA B ..........................................................................................................................76

LAMPIRAN 2. SKALA PENELITIAN .................................................................................81

LAMPIRAN 3. HASIL SELEKSI ITEM ...............................................................................87

LAMPIRAN 4. HASIL UJI RELIABILITAS .........................................................................94

LAMPIRAN 5. HASIL UJI DESKRIPSI MEAN EMPIRIS ......................................................95

LAMPIRAN 6. HASIL UJI NORMALITAS ..........................................................................96

LAMPIRAN 7. HASIL UJI LINEARITAS .............................................................................95

LAMPIRAN 8. HASIL UJI HIPOTESIS ................................................................................97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi yang semakin canggih.menuntut manusia untuk

menciptakan karya-karya yang inovatif semakin memudahkan pekerjaan manusia

terutama dalam hal berkomunikasi (Juwita, dkk). Teknologi memberikan efek baru

bagi manusia dalam bersosialisasi dan kini telah menjadi sarana media sosial bagi

masyarakat (Baidu, 2014 dalam Soliha, 2015)

Sarana media sosial melalui jaringan internet kini mempermudah para

penggunanya untuk berinteraksi dan berhubungan dengan mudah antara satu dengan

yang lain. Hasil survey data statistika yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2016) menjelaskan bahwa jumlah pengguna

Internet di Indonesia tahun 2016 adalah 132,7 juta user atau sekitar 51,5% dari total

jumlah penduduk Indonesia sebesar 256,2 juta. Pengguna internet terbanyak ada di

Pulau Jawa dengan total pengguna 86.339.350 user atau sekitar 65% dari total

penggunan Internet. Jika dibandingkan penggunana Internet Indonesia pada tahun

2014 sebesar 88,1 juta user, maka terjadi kenaikkan sebesar 44,6 juta dalam waktu 2

tahun (2014 – 2016). Dirjen Sumberdaya Perangkat Pos dan Informatika Kemen

Kominfo menyatakan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia menguasai Asia

sebesar 22,4 persen. Penggunanya sebanyak 55 juta orang dari 245 juta penduduk

Indonesia. Jumlah pengguna ini semakin meningkat terutama pada usia muda mulai

dari 15-20 tahun dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

2

10-14 tahun. Indonesia juga tercatat sebagai negara kelima terbesar pengguna Twitter

di bawah Inggris. Untuk situs jejaring tercatat sebanyak 44,6 juta pengguna Facebook

dan sebanyak 19,5 juta pengguna Twitter di Indonesia

(http://tekno.kompas.com/read/xml/2012/11/01).

kecanduan media sosialdi semua kalangan saat ini merupakan sesuatu yang

tidak dapat dihindari lagi. Hampir setiap hari pengguna mengakses media sosial hanya

untuk sekedar mencari informasi di facebook atau instagram. Hasil dari survey yang

dilakukan APJII pada tahun 2016 pengguna internet paling sering mengunjungi web

onlineshop sebesar 82,2 juta atau 62%. Konten media sosial yang paling banyak

dikujungi adalah Facebook sebesar 71,6 juta pengguna atau 54% dan urutan kedua

adalah Instagram sebesar 19,9 juta pengguna atau 15%.

Menurut hasil penelitian Baidu (dalam Soliha, 2015) media sosial memberi

kebutuhan untuk bersosialisasi, mengakses informasi sampai kepada pemenuhan

kebutuhan hiburan. Kini, kehadirannya lebih dimanfaatkan sebagai media sosial oleh

masyarakat. Kehidupan media sosial dalam dunia nyata dapat ditransformasi ke dalam

“dunia maya”. Hasil riset yang dilakukan oleh (Asmaya 2015) menggunakan media

sosial sebagai sarana komunikasi jauh lebih menyenangkan dibandingkan komunikasi

dalam interaksi secara tatap muka.

Kecanduan internet diawali dengan perkembangan tekonologi komunikasi

yang baru dan memberikan berbagai macam kemudahan bagi para penggunanya.

Dependency Theory memaparkan definisi kecanduan dalam memenuhi kebutuhan tau

mencapai tujuan yang bergantung pada sumber daya yang lain, khususnya media

sosial (Schrock dalam Soliha, 2015). Nurfajri (dalam Nurmandia, 2013) menjelaskan

bahwa kecanduan internet adalah suatu gangguan psikofisiologis yang meliputi

tolerance (penggunaan dalam jumlah yang sama akan menimbulkan respon minimal,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

3

jumlah harus ditambah agar dapat membangkitkan kesenangan dalam jumlah yang

sama), whithdrawal symptoms (khususnya menimbulkan termor, kecemasan, dan

perubahan mood), gangguan afeksi (depresi, sulit menyesuaikan diri), dan

terganggunya kehidupan sosial (menurun atau hilang sama sekali, baik dari segi

kualitas maupun kuantitas). Isu lain yang berdampak pada penggunaan internet adalah

frekuensi dan durasi penggunaan internet semakin lama dan intens.

Menurut Horrigan (dalam Rochmawati) penggunaan internet diamati

berdasarkan intensitas penggunaan internet yaitu dari frekuensi berapa lama dan

berapa kali menggunakan internet. The Graphic, Visualization & Usability Center, the

Georgia Institute of Technology telah menetapkan indikator seseorang dapat

dikatakan sebagai Internet Addiction pada golongan Heavy Users ( ≥ 40 jam/bulan)

atau 6 jam/hari dalam menggunakan internet. Menurut data dari ICCA (Indonesian

Contact Center Association) menyimpulkan bahwa pengguna media sosial di

Indonesia menghabiskan waktunya sebanyak 3 jam dalam sehari untuk berkomunikasi

di media sosial. Maka dalam seminggu pengguna internet menggunakan waktunya

rata-rata sebanyak 21 jam. Intensitas penggunaan internet tersebut termasuk memiliki

kecenderungan Heavy Users.

Survey yang dilakukan oleh Widiana,dkk (2004) menemukan bahwa keenam

subjek yang ditelitinya menggunakan internet rata-rata selama 2 jam-35 jam per

minggu. Pemakaian terlama selama 48 jam, seorang subjek pernah melakukan

chatting selama 2 hari berturut-turut. Sedangkan survey lain yang dilakukan oleh

penelitian kecanduan pada situs www.jalansutra.com bahwa 2100 orang di Inggris

mengalami kecanduan internet dengan hasil survey sekitar 76% dan lebih dari

setengah orang Inggris (53%) menggunakan internet lebih dari 4 jam sehari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

4

Menurut penelitian Sulaeman (dalam Aridarmaputri, 2013) bahwa intensitas

komunikasi dengan media sosial yang tinggi akan memberikan efek kecanduan yang

diakibatkan karena kesenangan dan fasilitas media sosial yang tersedia, sehingga

semakin rendahlah kualitas komunikasi tatap muka pada komunikasi antar pribadi.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nurmadia (dalam Aridarmaputri, 2013)

menjelaskan bahwa kecanduan internet dapat memutus hubungan persaudaraan teman

dan keluarga di dunia nyata.

Menurut Mengkaka (dalam Kompasiana, 2013) semakin tinggi sikap

individualitas antara manusia dapat mengurangi komunikasi interpersonal secara

langsung di kehidupan sehari-hari. Sikap inilah yang ditimbulkan akibat kecanduan

media sosial sehingga menimbulkan jarak yang mengganggu solidaritas antar sosial.

Sifat keegoisan inilah yang mengakibatkan pengguna cenderung mengabaikan

interaksi dan komunikasi dari orang-orang di sekitarnya dibandingkan dengan teman-

teman dunia maya.

Penelitian yang dilakukan oleh Sariroh (2016) mengenai dampak intensitas

kecanduan media sosial (kecanduan internet) yaitu mengakibatkan tidak tahu waktu

akibat intensitas penggunaan media sosial, lebih mementingkan diri sendiri, menjadi

malas belajar atau malas melakukan kegiatan, kurangnya sopan santun dan salah

satunya malas melakukan komunikasi di dunia nyata. Menurut Hawari (dalam

Widiana, 2004) bahwa orang yang kecanduan media sosial cenderung mengalami

depresi dan menjadi individualitas karena tidak melakukan komunikasi sosial. Dari

beberapa dampak negatif kecanduan media sosial, maka mengapa peneliti memilih

komunikasi yang dihubungan pada kecanduan media sosial penggunanya. Jika

sudah sangat ekstrem, hal ini akan merubah orang tersebut menjadi anti-sosial

(Anugrah,2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

5

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh APJII bahwa semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula intensitas seseorang menggunakan

layanan media sosial atau mengakses internet (APJII, 2012) khususnya para usia

dewasa awal. Dewasa awal merupakan masa usia 20-30 tahun (Papalia, 2014).

Erikson (1959) mengatakan bahwa masa usia dewasa awal adalah kebutuhan dalam

membuat komitmen melalui sarana membentuk suatu hubungan interpersonal yang

efektif, erat dan stabil sehingga mampu mengaktualisasikan diri seutuhnya untuk

mempertahankan hubungan tersebut.

Seseorang dalam rentang usia muda menjalani fase keenam dalam psikososial

oleh Erickson (dalam Papalia, 2007) yaitu intimacy vs isolation. Dimana cara dalam

pemenuhan kebutuhan adalah intimacy yang merupakan hubungan yang memiliki

kelekatan antar sesama. Selain itu Umar (2013) menjelaskan masa dewasa awal sudah

mencapai tahapan kematangan dalam berkomunikasi, karena mereka dituntut untuk

dapat berhubungan dengan sosialnya baik profesional maupun dalam lingkungan

keluarga atau masyarakat. Dewasa awal sudah mampu mengembangkan komunikasi

dan mampu memahami isi pesan serta menciptakan hubungan agar bisa diterima

dengan efektif dan menghindari komunikasi yang kurang baik. Kandell (dalam Soliha,

2015) menjelaskan bahwa Emerging adulthood dimana individu memiliki kurangnya

kestabilan dalam perkembangan emosi, kognitif dan komunikasi interpersonalnya.

Masa Emerging Adulthood merupakan suatu masa ketika seseorang tidak lagi remaja

namun belum sepenuhnya dewasa. Sehingga ketika mereka memiliki kesulitan dalam

berkembang maka internet menjadi salah satu komunikasi yang efektif bagi perluasan

pertemanan mereka (Smahel dalam Soliha, 2015).

Rakhmat (2011) menjelaskan konsep sederhana yang membentuk terjadinya

komunikasi. Diawali oleh persepsi objek, benda-benda fisik yang diterima ditangkap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

6

oleh stimulus melalui panca indera seperti gelombang, cahaya, gelombang suara,

temperatur dll. Benda-benda fisik tersebut lah yang akhirnya membentuk suatu

lambang-lambang verbal/grafis dan disampaikan oleh pihak lain dalam komunikasi

interpersonal. Rakhmat (2011) juga menambahi bahwa melalui komunikasi

interpersonal, tidak hanya melihat perilaku lawan bicara namun juga dapat

melihat/mengetahui motif mengapa ia melakukan perilaku tersebut.

Komunikasi tatap muka dapat merangsang kepekaan individu terhadap orang

lain, membuat individu nyaman dengan diri sendiri, menghargai sesama, melatih

individu dalam melindungi diri sendiri dan membiasakan individu untuk terbuka serta

memiliki empati sehingga dapat terbentuklah kesetaraan.

Facebook & twitter dalam sarana komunikasi justru dijadikan sebagai proses

penggantian komunikasi secara langsung. Tahapan komunikasi dimulai dari kontak,

keakraban, hingga pemutusan justru dilakukan lebih intens dalam media sosial. Hasil

eksperimen menunjukkan para penguna menganggap bahwa mereka menggunakan

komputer itu sebagai media yang ‘nyata’. Itu berarti apa yang muncul dalam berbagai

media sosial di jejaring internet dari hasil eksperimen seolah-olah nyata. Intensitas

dan frekuensi kecanduan media sosialsecara tidak langsung (aplikasi chatting) tidak

dapat mencapai kedalaman dan keluasan dalam komunikasi interpersonal sehingga

penggunaan tidak akan maksimal karena keterbatasan penulisan karakter yang

mempengaruhi (Moon & Nass dalam Werner (dalam Maulana&Gumelar, 2013:145).

Para pengguna media sosial sering mengabaikan penting dan efektifnya

komunikasi interpersonal tersebut dan lebih mengandalkan media sosial untuk

berkomunikasi (Farhati,2013). Ketika akan memulai interaksi dengan orang lain,

maka yang dilakukan ialah menciptakan persepsi mengenai orang tersebut dan

akhirnya dapat dikomunikasikan secara tatap muka kepada orang tersebut. Karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

7

petunjuk nonverbal dapat memberikan informasi dan memperkuat makna dalam

berkomunikasi interpersonal (Dale G leathers dalam Rakhmat, 2011:87). Dalam

komunikasi interpersonal, paralinguistik (petunjuk verbal) menunjukkan apa yang

diucapkan melalui tinggi rendahnya suara, tempo bicara, gaya verbal dan interaksi.

Cara dan gaya berkomunikasi seseorang dapat memberi petunjuk tentang kepribadian

persona stimuli (Rakhmat, 2011:86).

Komunikasi interpersonal sangat penting karena prosesnya berlangsung

secara dialogis. Para komunikan saling bergantian dalam berbicara dan mendengarkan

sehingga munculnya saling menghormati dan empati. Hal tersebut bukan didasarkan

pada status sosial namun dari kemanusiaan yang memiliki hak dan kewajiban untuk

dihargai dan dihormati sebagai manusia (Saudia, 2012). Berdasarkan penelitian oleh

Subekti (2015) komunikasi interpersonal dapat membantu manusia dalam proses

menyampaikan kebutuhan interpersonal dan memahami orang lain. Komunikasi

interpersonal lebih efektif ketika salah satu komunikan dapat menyampaikan dengan

media/bahasa yang tepat. Beebe (dalam Maulana&Gumelar, 2013:145) mengatakan

bahwa komunikasi yang paling efektif dalam komunikasi interpersonal terutama

mengekspresikan perasaan, terjadi ketika tidak ada media yang mengganggu kejelasan

pesan atau penundaan feedback penerima pesan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Abadi, Sukmawan & Utari (2013)

mengatakan bahwa remaja yang mengalami kecanduan media sosial dapat

memengaruhi perkembangan komunikasi menunjukkan bahwa hubungan sosial di

dunia maya dalam sarana media sosial memberikan pengaruh bagi komunikasi

masyarakat pada komunikasi tatap muka mereka. Secara negatif fenomena yang

muncul menandakan bahwa komunikasi bersarana komputer/smartphone mengurangi

tingkat keintiman hubungan sosial di dunia nyata (komunikasi tatap muka). Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

8

teori Budyatna (dalam Utaminingsih, 2006) menjelaskan bahwa penggunaan ponsel

dapat memberikan pengaruh yang bersifat transaksional dimana komunikasi secara

timbal balik mengalami penurunan sehingga kurang terjalinnya interaksi tatap muka.

Penelitian sebelumnya menurut Asmaya (2015) menjelaskan bahwa pengguna

juga merupakan makhluk sosial yang banyak melakukan interaksi dengan

lingkungannya. Karena mereka memiliki dan menggunakan media sosial sehingga

lupa dengan orang disekitarnya karena memiliki banyak teman di dunia maya. Selain

itu seringnya menggunakan media sosial untuk berkomunikasi maka berkurangnya

interaksi mereka secara tatap muka, mereka menganggap bahwa berkomunikasi

melalui media sosial lebih menyenangkan.

Dari beberapa fakta dan data yang telah diungkapkan sebelumnya, peneliti

tertarik untuk mengetahui sejauh mana dampak kecanduan media sosial berkaitan

dengan komunikasi interpersonal. Beberapa penelitian juga telah meneliti bagaimana

kecanduan media sosial juga dikaitkan dengan dewasa awal khususnya mahasiswa

dan menggunakan analisis kualitatif.

Maka dari itu peneliti ingin meneliti kecanduan media sosial pada masa usia

dewasa awal secara meluas tidak hanya pada kalangan mahasiswa saja. Selain itu

peneliti juga ingin meneliti secara kuantitatif agar mampu lebih luas melihat

perbandingan, mengetahui hubungan dan melihat kecenderungan serta memberikan

penjelasan yang lebih tepat dan secara umum terhadap fakta yang dihadapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

9

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat

dirumuskan pertanyaan yang menjadi permasalahan penelitian yaitu :

Bagaimanakah hubungan antara kecanduan media sosial dengan kualitas

komunikasi interpersonal pada dewasa awal.

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan kecanduan

media sosial dengan komunikasi interpersonal pada usia dewasa awal

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat teoritis

Hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

bermanfaat terutama bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi

sosial, psikologi perkembangan dan psikologi komunikasi serta dapat dijadikan

bahan referensi penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan

komunikasi dalam dunia nyata terhadap pengaruh media sosial di era globalisasi

yang semakin mendunia dan maju.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi dewasa awal atau subyek

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para

dewasa awal agar menggunakan media masa dengan bijak dan melakukan

keterampilan komunikasi interpersonal di dalam sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

10

b. Bagi orang tua

Hasil dari penelitain ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

pengaruh mendunianya media sosial terhadap komunikasi penggunanya khususnya

para dewasa awal. Agar orang tua juga memantau penggunaan media sosial agar

tidak terjebak pada kecanduan media sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Media Sosial

1. Pengertian Media Sosial

Media sosial merupakan jaringan dunia sosial dalam internet, yang

memiliki hubungan relasi dan terkoneksi dengan individu lain

(Hansen,Shneiderman, & Smith dalam Istiqomah, 2017). Internet semakin

berkembang dan kini munculah media sosial yang dapat memperluas jaringan

pertemanan dan relasi penggunanya. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein

(dalam Asmaya, 2015) mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok

aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi

Web 2. 0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran usergenerated

content.

Media Sosial adalah suatu wadah untuk menghubungkan banyak orang

dalam lingkungan sosial secara online melalui penggunaan website (Doughlis,

2008 dalam Istiqomah, 2017). Media sosial kini tidak hanya digunakan untuk

sekedar mengobrol atau chat namun keberadaannya juga menciptakan konten dan

sarana yang lebih baru dan menarik sehingga mampu menghipnotis manusia untuk

memiliki dan menggunakan layanan media sosial tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

12

Hansen,Shneiderman, & Smith (dalam Istiqomah, 2017) dan Doughlis,

2008 dalam Istiqomah, 2017 mengatakan definisi media sosial yaitu sekumpulan

jaringan dengan menghadirkan berbagai macam aplikasi yang berfungsi untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

13

memudahkan pengguna dalam berkomunikasi dan berbagi informasi,

pengetahuan, memperluas pertemanan dan berkarya melalui profil diri.

2. Tipe Pengguna Internet

Askalani (2012) menjelaskan pengguna media sosial terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Pengguna aktif : Pengguna melakukan aktivitas seperti memberikan komentar

dalam postingan foto atau status serta saling mengirim pesan dalam aplikasi

chat

b. Pengguna pasif : Pengguna mengecek aplikasi dalam media sosial,

mengunjungi situs web dan sekedar meihat gambar, foto atau hiburan lainnya.

Sesuai dengan penggunaanya dapat ditarik kesimpulan bahwa media sosial

dibagi menjadi dua dalam tipe penggunanya. Pengguna aktif yang cenderung lebih

menggunakan fungsi komentar dan like untuk menanggapi postingan dan

pengguna pasif yang hanya sekedar melihat foto atau gambar.

B. Kecanduan Media Sosial

1. Pengertian Kecanduan Media Sosial

Kecanduan media sosial diartikan oleh Nurfajri (dalam Nurmandia, 2013)

adalah gangguan psikologis dimana penggunanya menambahkan jumlah

penggunaan sehingga dapat membangkitkan kesenangan, yang dapat

menimbulkan termor, kecemasan, dan perubahan mood), gangguan afeksi

(depresi, sulit menyesuaikan diri), dan terganggunya kehidupan sosial (menurun

atau hilang sama sekali, baik dari segi kualitas maupun kuantitas).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

14

Orzack (dalam Mukodim, Ritandiyono & Sita, 2004) menyatakan bahwa

kecanduan internet merupakan suatu kondisi dimana individu merasa bahwa dunia

maya di layar komputernya lebih menarik daripada kehidupan nyata sehari-hari.

Kecanduan internet juga dilihat dari intensitas individu menggunakan internet

yang tersambung dengan sarana komputer atau smartphone yang terkoneksi

dengan jaringan sehari-hari dalam hitungan.

Laman We Are Social (dalam Damar, 2016) pengguna media sosial

menghabiskan rata-rata 3 jam 33 menit untuk mengakses internet dalam sehari.

Dependency Theory juga menyebutkan bahwa intensitas waktu yang menjelaskan

bahwa penggunaan berlebihan pada media sosial dalam pemenuhan kebutuhannya

tergantung pada media tertentu dan membuat media pilihannya tersebut menjadi

penting bagi subjek (Littlejohn dan Foss, 2008 ; Schrock dalam Soliha,2015).

Berdasarkan uraian di tersebut maka sesuai dengan pendapat Orzack

(dalam Mukodim, Ritandiyono & Sita, 2004) dapat disimpulkan bahwa kecanduan

internet adalah suatu perilaku pengguna menghabiskan lebih banyak waktu dalam

menggunakan media sosial dalam jaringan internet, sehingga mengabaikan

kegiatan dan kewajiban sehari-hari dan menganggap bahwa dunia maya jauh lebih

menarik daripada kehidupan nyata sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

15

2. Kriteria Kecanduan Internet

Ada beberapa kriteria seseorang dapat disebut sebagai pecandu internet

dalam mengakses internet menurut Suler (1996) dalam Widiana , sebagai berikut:

a. Penggunaan berlebihan

Penggunaan internet yang berelebihan dapat dilihat pada intensitas dan

frekuensi penggunaan internet sehingga membentuk perilaku kecanduan

(Horrigan,2002). Menurut The Graphic, Visualization & Usability Center, The

George Institute of Techology (Surya 2002 dalam Rochmawati) menggolongkan

pengguna internet ke dalam 3 tahapan berdasarkan intensitas

1. Heavy Users (lebih dari 40 jam per bulan) atau sekitar 6 jam per hari

2. Medium Users (lebih dari 10-40 jam per bulan) atau 3-6 jam per hari

3. Light Users (lebih dari 10 jam per bulan) atau kurang dari 3 jam per hari

Young (1999b) dalam Widiana membedakan pengguna internet yang

menggunakan media sosial secara normal dan adiktif. Pengguna secara normal

(Non Dependent) menggunakan internet untuk mencari informasi dan penetahuan

serta menggunakan internet dalam kurun waktu 4-5 jam per minggu. Sedangkan

pengguna secara adiktif (Dependent) menggunakan internet untuk melakukan

hubungan pertemanan dan mempertahankan relasi serta digunakan untuk bertukar

pendapat dan perasaan, penggunanya memakai durasi waktu internet antara 20-80

jam per minggu dengan 15 jam per online.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

16

b. Antisipasi

Internet terkadang disalahartikan sebaga media untuk melarikan diri dari

masalah di kehidupan nyata. Individu akan menggunakan internet sebagai media

sebagai strategi coping melalui status status yang pengguna tulis di media sosial

atau menghabiskan waktu ketika bosan pada kegiatan yang lain.

c. Mengabaikan pekerjaan

Produktivitas dan kinerja serta kualitas kemampuan bekerja menjadi

menurun akibat aktivitas penggunaan internet. Kebiasaan menggunakan internet

yang berlebihan mengakibatkan pengguna menjadi menunda pekerjaan mereka

sehingga aktivitas terganggu.

d. Ketidakmampuan mengontrol diri dan pemborosan

Tidak bisa mengendalikan intensitas penggunaan internet dalam

membagi waktu antara aktivitas menggunakan internet dengan aktivitas

keseharian. Kecenderungan berulangnya kembali pola penggunaan internet

setelah adanya kontrol.Semakin tinggi penggunaan internet maka semakin tinggi

pula biaya yang dikeluarkan hanya untuk membeli paket internet (kuota

internet), sehingga individu pun akan mengalami pemborosan.

e. Mengabaikan kehidupan sosial dan terganggunya pola tidur

Berkurangnya aktivitas dan kegiatan sosial dalam masyarakat dan

menurunnya keterampilan sosial dama bergaul serta tidak punya waktu cukup

istirahat. Kehidupan sosial dibarengi juga dengan komunikasi tatap muka yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

17

menurun akibat dari individu yang lebih memilih menggunakan media sosial

yang lebih praktis dan menarik.

Selain itu individu bisa saja mengalami konflik dan kesalahpahaman

dengan lingkungannya (konflik interpersonal), konflik dalam tugas lainnya

(pekerjaan, tugas, kehidupan sosial, hobi) atau konflik

yang terjadi dalam dirinya sendiri (konflik intrafisik atau merasa

kurangnya kontrol) yang diakibatkan karena terlalu banyak menghabiskan

waktu bermain internet.

f. Ketidakmampuan mengontrol diri dan pemborosan

Pengguna tidak terbiasa kesehariannya tanpa internet pada waktu

ketika tidak tersambung dengan jaringan internet atau tidak menggunakan

internet, maka mereka akan cenderung mengalami perubahan mood dan

mudah cemas akibat tidak dapat mengecek notifikasi atau kegiatan yang

terjadi pada akun media sosialnya.

Berdasarkan gabungan dari aspek kriteria, indikator, dan tingkatan

kecanduan internet, disimpulkan bahwa penggunaan yang berlebihan dapat

dikatakan sebagai Heavy Users dengan penggunaan 6 jam sehari dengan

dilandasi pula pada beberapa kriteria yang mengindikasikan.

Seperti mengabaikan pekerjaan dan menunda pekerjaan serta tidak

dapat menggunakan waktu dengan baik. Akibat dari itu, kesehatan

penggunapun terganggu karena kurangnya istirahat yang cukup, terganggunya

hubungan dan komunikasi sosial juga menjadi dampak serius akibat dari

kecanduan media sosial tersebut. Perilaku kecanduan tersebut mengakibatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

18

pemborosan dan konsumtifnya pengguna dalam memburu kuota internet agar

selalu bisa terhubung dengan jaringan internet. Maka dari itu apabila

pengguna tidak terhubung dengan jaringan internet, perubahan mood dan

gangguan kecemasan dapat mengganggu mereka.

3. Dampak Kecanduan Internet

Suler 1996 (dalam Widiana) dan Sariroh (2016) merangkum beberapa

dampak negatif dari penggunaan internet yang berlebihan :

a. Lebih mementingkan diri sendiri

b. Malas melakukan kegiatan dan kewajiban

c. Kurangnya sopan santun dan malas melakukan komunikasi di dunia nyata

d. Perubahan gaya hidup karena menghabiskan sebagian besar waktunya untuk

internet

e. Pola dan jadwal istirahat berkurang dan berdampak pada kesehatan

f. Mengabaikan keluarga, teman dan lingkungan sehingga terjadi ketidakpekaan

sehingga menurunnya keterampilan sosialisasi

Dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak kecanduan internet

merupakan efek negatif bagi keberlangsungan hubungan/relasi antar individu.

Hal ini sangat berhubungan dengan komunikasi interpersonal individu

tersebut. Dimana ketika mereka sudah terlanjur kecanduan, maka dampaknya

ialah rendahnya sosialisasi mereka dalam masyarakat sehinggan sangat

berefek pada hubungan komunikasi mereka.

Semenjak teknologi hadir maka munculah perkembangan media sosial

melalui smartphone, sehingga terciptanya gaya baru dalam berkomunikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

19

sehari hari. Komunikasi tatap muka mulai tergeser dengan komunikasi gaya

virtual melalu media sosial yang mengutamakan dan didukung oleh

kecanggihan teknologi. (Rakhmat, 2011:144). Perkembangan dan kemajuan

teknologi memang memberi dampak positif bagi penggunanya, namun tanpa

disadari para penggunanya melupakan keharusan membiasakan dalam

berkomunikasi secara langsung.

Komunikasi dengan media sosial dapat menyebabkan kesalahpahaman

pemaknaan akibat tidak ada non verbal yang membantu. Perilaku non verbal

inilah yang akan membantu memperdalam maksud dari pesan verbal tersebut

(Devito dalam Rakhmat, 2011: 145-146).

C. Komunikasi Interpersonal

1. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal menurut Lievrouw (dalam Syarif, 2015)

diartikan sebagai komunikasi secara face to face pada waktu yang bersamaan

dalam memberi dan menerima informasi yang dilakukan oleh 2 orang atau

lebih baik verbal maupun non verbal dapat menanggapi langsung isi pesan.

De Vito (dalam Saudia, 2013) menjelaskan komunikasi interpersonal

sebagai pengirim pesan-pesan dari seorang atau sekelompok orang dan

diterima oleh orang yang lain dengan efek dan respon yang langsung. Menurut

berbagai definisi, komunikasi selalu berhubungan dengan penyebaran

informasi yang memiliki maksud dan harus menghasilkan respon diantara para

komunikan. Komunikasi tatap muka menghendaki agar pesan yang diberikan

dapat tersampaikan secara efektif dan relasi antar individu dapat terus terjalin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

20

Effendi (dalam Syarif, 2015) mengatakan komunikasi interpersonal adalah

penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan penerimaan oleh orang

lain atau sekelompk kecil orang dengan berbagai dampaknya dan dengan

peluang untuk memberikan umpan balik segera.

Berdasarkan beberapa definisi Lievrouw (dalam Syarif, 2015)diatas

dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal ialah komunikasi yang

dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terdapat proses pemberian respon

atau tanggapan balik dalam bentuk tatap muka agar terciptanya saling

menghargai dalam meberikan tanggapan, pendapat, perasaan dan bertukar

pikiran antara satu dengan yang lain.

2. Faktor-faktor Komunikasi Interpersonal

Menurut Lunandi (1994) faktor yang mempengaruhi komunikasi

interpersonal dibedakan menjadi 6 faktor :

1. Citra Diri (Self Image)

Individu memiliki pandangan mengenai dirinya sendiri, sosial dan

kelebihan-kelebihannya dalam menentukan ekspresi diri, sehingga individu

mampu belajar berhubungan dengan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

21

2. Citra Pihak Lain (The Image of The Others)

Dalam hal ini, individu mampu menentukan cara orang berkomunikasi.

Dalam pihak lain oramg yang diajak komunikasi memiliki citra diri atau

gambaran khas tentang dirinya.

3. Lingkungan Fisik

Tingkah laku seseorang tentu akan berbeda satu dengan lingkungan

yang lainnya karena ada aturan norma yang melingkupinya.

4. Lingkungan Sosial

Fisik dan sosial mempengaruhi individu dalam berperilaku dan

berkomunikasi. Perilaku dan komunikasi jelas mempengaruhi suasana

lingkungan sehingga individu diharapkan memiliki kepekaan untuk

membedakan lingkungan satu dengan yang lain.

5. Kondisi

Apabila kondisi emosional kurang stabil maka komunikasinya juga

kurang stabil, karena komunikasi tidak hanya mempengaruhi pemberi

informasi tetapi juga penerima.

6. Bahasa Badan

Dikirim dan terkirimnya komuniasi tidak hanya diungkapkan

dengankata-kata namun dipengaruhi juga dengan badan yang medium

komunikasi yang kadang sangat efektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

22

3. Elemen Komunikasi

DeVito (dalam Maulana & Gumelar, 2013) membagi elemen-elemen

komunikasi yang membentuknya menjadi suatu proses yang efektif :

a. Pengirim dan penerima pesan : Lawan bicara dalam komunikasi menjadi

sumber informasi dan pesan

b. Pengkodean dan pemecahan kode : Untuk mengawali pesan, komunikasi

memiliki pesan atau informasi kedalam suatu pikiran atau ide seperti marah,

lembut, tertawa dll. Kode-kode yang dihasilkan tersebut terbentuk dari hasil

pengkodean (encoding). Sedangkan setelah menerima kode tersebut, penerima

harus menerjemahkan menjadi simbol tertentu agar mudah dipahami. Hal itu

disebut decoding atau pengkodean kembali.

c. Pesan: Sumber membentuk suatu pesan secara verbal maupun non verbal

yang berfungsi untuk menyampaikan informasi, pendapat, nilai, perasaan dll.

d. Gangguan : Hambatan internal maupun eksternal terhadap proses mengirim

dan menerima pesan sehingga terjadinya kesalahpahaman atau pesan yang

berbeda dari yang seharushnya

e. Efek : Respon atau dampak yang diterima setelah menerima pesan tersebut.

Efek memiliki 3 aspek yaitu Aspek Kognitif (memperoleh pengetahuan dan

belajar menganalisis pesan), Aspek Afektif (sikap, kepercayaan, perasaan

dan bentuk emosi bahagia, marah, kecewa, sedih, takut) dan Aspek Konatif dan

Psikomotor (perilaku atau tindakan apa yang seharusnya dilakukan).

f. Media atau saluran : Menyampaikan pesan atau informasi dari komunkator

kepada komunikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

23

Berdasarkan unsur-unsur yang sudah dijelaskan, komunikasi

interpersonal tidak akan berjalan secara aktif tanpa komunikan dan

komunikator. Apa yang disampaikan tentu berupa pesan atau informasi,

yang menggunakan media sebagai tempat menyampaikan antar komunikan.

Pesan yang disampaikan tidak semua dapat dipahami, maka perlu adanya

pengkodean dan simbol untuk menterjemahkan agar menjadi pesan yang

konkret. Pesan tersebut dapat dimengerti dan menghasilkan efek kognitif,

afektif, konatif dan psikomotor. Akan tetapi proses komunikasi

interpersonal juga memiliki hambatan yang terkadang menyebabkan

kesalahpahaman antar komunikan.

4. Kualitas Komunikasi interpersonal

Efektivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kata

yang memiliki arti yaitu terdapat efek berupa akibat dan pengaruh. Menurut

Handoko;Suharsaputra (2010) bahwa efektivitas merupakan suatu kegiatan

dan keputusan yang tepat demi tercapainya tujuan yang tepat dan

diharapkan dengan mengukur sejauh mana tujuan tersebut dapat tercapai.

Dapat disimpulkan efektivitas merupakan alat ukur dari komunikasi

interpersonal yang menjadi acuan sejauh mana indikator keberhasilan suatu

kegiatan tersebut dapat tercapai dan membandingkannya dengan ketentuan

yang sesuai dengan tujuan dalam suatu relasi. Komunikasi interpersonal

ialah suatu kegiatan yang pasti dilakukan dalam hidup setiap individu,maka

dari itu seorang individu sebaiknya memiliki keterampilan dalam

berkomunikasi. Overstreet (dalam Lybertha dan Desiningrum, 2016)

mengemukakan bahawa keterampilan dalam komunikasi interpersonal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

24

meliputi kemampuan dalam mengungkapkan perasaan dan pendapat,

memilih apa yang akan dilakukan, dan meningkatkan penghargaan pada diri

yang merupakan bentuk komunikasi secara efektif dimana individu sudah

matang dan mampu menyesuaikan diri dengan orang lain

Untuk melihat apakah komunikasi interpersonal efektif atau tidak,

Maulana dan Gumelar (2013) dan Murtiadi, dkk (2015) (dalam Devito

(1997): 259-264 ) menjadi lima kualitas umum antara lain :

a. Keterbukaan , Memiliki 3 aspek :

(1) Tidak mengharuskan tiap individu menceritakan seluruh riwayat

hidupnya, namun terbuka terhadap informasi dan sesuatu yang perlu

disampaikan.

(2) Memiliki keterbukaan dan jujur agar tidak terjadi kesalahpahaman dan

komunikasi yang kurang efektif dan aktif. Yang diakibatkan oleh lawan

bicara yang kurang tanggap, terlalu pendiam dan tidak kritis.

(3) Memiliki perasaan dan pikiran yang memang menjadi tanggung jawab si

komunikan.

Sikap terbuka memiliki indikator dalam berkomunikasi yaitu

menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data, berorientasi

pada pesan yang disampaikan, mencari informasi dan sumber yang

terpercaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

25

b. Empati

Ketika berempati individu dengan mudah memiliki pemahaman

memotivasi dan memahami pengalaman orang tersebut dan

disampaikan secara verbal maupun non verbal. Antar komunikan harus

bisa saling mendengarkan dan memahami setiap pembicaraan. Dengan

saling mendengar dan memahami, dapat terbentuk keterbukaan dan

kepercayaan dalam membentuk hubungan yang baik. Rasa empatilah

yang dapat meningkatkan kemampuan individu dalam menyampaikan

pesan dengan cara dan sikap yang dapat diterima.

c. Sikap mendukung

Komunikasi interpersonal harus dilakukan pada suasana yang

mendukung. Masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki

komitmen untuk membentuk interaksi terbuka. Respon yang relevan

ialah yang bersifat spontan dan lugas selain itu pemaparan bersifat

deskriptif naratif. Sikap suportif didasari dengan karakteristik deskripsi,

orientasi masalah, spontanitas, empati, persamaan dan provosionalisme.

1. Deskripsi : sikap individu yang meminta infomasi kepada orang lain

maka orang tersebut akan merasa dihargai.

2. Orientasi masalah : menyampaikan keinginan dalam bekerja sama

untuk memecahkan masalah

3. Spontanitas : sikap jujur dan terus terang apa yang dipikirkan

4. Persamaan : sikap memperlakukan orang lain dengan setara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

26

5. Provosionalisme : mendengarkan pendapat orang lain dan menerima

kritikan.

d. Sikap positif

Lawan bicara diajak untuk bersikap positif terhadap diri sendiri

sehingga interaksi yang terjalin berjalan dengan nyaman bagi kedua

belah pihak. Sikap ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku. Antar

komunikan harus memiliki pikiran positif, tidak curiga dan prasangka.

Sikap positif ditunjukkan dengan menghargai orang lain, berpikir

positif, tidak curiga yang berlebihan, memberi pujian dan komitmen

dalam kerja sama. Aspek positif memiliki kriteria sebagai alat ukur :

1. Memiliki konsep pribadi yang positif dan percaya diri

2. Tidak berprasangka buruk terhadap lingkungan dimana ia

berkomunikasi

e. Kesetaraan

Dengan menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing,

dapat membantu para komunikan untuk menyampaikan sesuatu yang

penting karena akan terhindari dari konflik seperti kesalah pahaman.

Kesetaraan berarti kedua komunikan sama-sama berharga dan

memiliki kepentingan. Individu memiliki pengakuan dan kesadaran

untuk memposisikan setara dengan lawan bicara. Indikator kesetaraan

ialah terjadinya komunikasi dua arah, tidak memaksakan kehendak,

menempatkan diri setara dengan orang lain, menciptakan suasana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

27

akrab dan nyaman, mengakui kepentingan orang lain dan saling

memerlukan.

Berkomunikasi interpersonal secara efektif tidak hanya melalui verbal

namun juga nonverbal yang menunjukkan sikap antar komunikan, suara

dan gerak tubuh. Secara nonverbal berkomunikasi dengan memelihara

kontak mata sangat penting, melalui kedekatan fisik dan gerak tubuh yang

sesuai menunjukkan keteratarikan antar komunikan untuk berinteraksi

secara langsung dan terbuka. Murtiadi, dkk (2015) sudah merangkum

komunikasi tatap muka dalam pendekatan pragmatis.

a. Perilaku Ekspresif : melalui kontak mata, senyum,

anggukan,mencondongkan diri ke arah lawan bicara dan

memperlihatkan emosi melalui ekspresi wajah.

b. Manajemen Informasi : menjaga konsentrasi dan memuaskan antar

komunikan dalam mengatur isi, arah dan kelancaran pembicaraan serta

verbal dan nonverbal yang sesuai.

c. Bersikap Yakin : individu percaya diri dan tidak gugup atau gelisah

d. Kebersamaan : dalam verbal dapat menyebutkan “kita” atau

memanggil nama sedangkan nonverbal bisa melalui kontak mata atau

bahasa tubuh.

Secara keseluruhan disimpulkan bahwa daya ekspresi dapat

meningkatkan keterampilan dan kualitas berkomunikasi terutama

komunikasi tatap muka. Hal tersebut dapat menunjukkan ketulusan,

keterlibatan, keterbukaan dan ketertarikan seseorang dalam berkomunikasi

dan menanggapi suatu pesan. Menunjukkan pikiran dan perasaan secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

28

terbuka dan jujur dapat mendorong timbal balik dan respon yang relevan

dan sesuai.

D. Dewasa Awal

1. Pengertian Dewasa Awal

Santrock (2012) menjelaskan bahwa masa dewasa awal memiliki

jarak usia antara 18-40 tahun yang merupakan masa peralihan dari remaja

menuju kedewasaan. Papalia, Olds dan Feldman (2014) menyebut dewasa

awal diawali pada usia 18 tahun yang ditandai dengan penentuan identitas

diri dan kontrol diri. Selain itu masa dewasa awal juga memiliki kemampuan

menjalankan tanggung jawab, menentukan keputusan dan mandiri secara

finansial. Tidak hanya perubahan diri, masa dewasa awal juga dituntut

menerima perubahan tanggung jawab, peran serta peduli dan melibatkan

orang lain.

Dewasa awal juga sudah mulai memasuki masa psikososial intimacy vs

isolation (Erickson dalam Papalia, 2007). Apabila masa dewasa awal tidak

mampu membangun kelekatan dengan individu lain maka terjadi isolasi

(keterasingan) dan mempengaruhi proses hubungan dan komunikasi

interpersonal mereka (Santrock,2009).

Maka menurut Papalia dan Feldman (2014); Berk (2007), dapat

disimpulkan bahwa dewasa awal ialah proses dimana usia dewasa awal

dimulai sejak usia 18 tahun dan mengalami perubahan fisik, psikologis,

perubahan diri, kontrol diri dan finansial. Usia dewasa awal memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

29

tanggung jawab dan peran yang baru untuk menentukan keputusan dalam

memilih pasangan intim, pekerjaan, jenjang pernikahan dan hidup

berkeluarga.

2. Karakteristik Masa Dewasa Awal

Hurlock (1999) menerangkan karakteristik pada tahap perkembangan

masa dewasa awal dalam masa penyesuaian pola-pola kehidupan dan harapan-

harapan sosial yang baru :

a. Masa Bermasalah dan Ketidakstabilan

Untuk masuk ke dalam masa ini, usia dewasa awal harus mengikuti

proses peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa yang memiliki

pola hidup, tanggung jawab dan peran yang semakin berat.

b. Masa Emosional

Dewasa awal tidak lagi merasa cemas dalam perubahan fisik dan

hormonal. Masa ini emosi mereka berubah karena dihadapkan dengan

penyesuaian pola hidup, tuntutan sosial dan penyelesaian konflik serta

masalah yang muncul.

c. Masa Keterasingan Sosial

Individu dewasa awal dapat mengalami kesepian yang diakibatkan oleh

keterasingan berkaitan dengan status sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

30

d. Masa Perubahan Nilai

Nilai-nilai yang menjadi kebiasaannya sewaktu remaja kini mengalami

perubahan dan melihat segala sesuatunya dari pandangan orang dewasa

e. Masa Penyesuaian Diri dengan Cara Hidup Baru

Dewasa awal memiliki gaya hidup dan penyesuaian yang cenderung

berbeda dengan masa remaja.

f. Masa Kreatif

Individu dapat mengembangkan minat dan bakat mereka yang

tersalurkan pada pekerjaan atau hobi.

Dapat disimpulkan dalam bidang komunikasi, dewasa awal sudah

mampu melakukan hubungan sosial. Melalui karakteristik diatas bahwa

dewasa awal sudah mampu mengembangkan kualitas berkomunikasi dan

mulai memahami isi pesan yang disampaikan. Mereka mampu menjalankan

peran dan tanggung jawab mereka sebagai seorang dewasa awal yang mampu

berpikir dan memilah pesan baik atau buruk dalam proses berkomunikasi

sehingga hal tersebut berpengaruh pada kestabilan emosi mereka dalam

menggunakan perangkat media sosial ketika membutuhkan sarana untuk

berkomunikasi.

Bila seseorang telah matang emosinya dan dapat mengendalikan

emosinya, maka individu dapat berpikir secara matang, berpikir secara baik

dan objektif (Chaplin dalam Lybertha dan Desiningrum, 2016). Maka dari itu

individu akan lebih mudah dalam menerima pengetahuan dan informasi dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

31

lingkungan di sekitarnya. Namun sebaliknya menurut Kandell (dalam Soliha,

2015) menjelaskan bahwa masa Emerging adulthood dimana individu

memiliki kurangnya kestabilan dalam perkembangan emosi, kognitif dan

komunikasi interpersonalnya. Masa Emerging Adulthood merupakan suatu

masa ketika seseorang tidak lagi remaja namun belum sepenuhnya dewasa.

Sehingga ketika mereka memiliki kesulitan dalam berkembang maka internet

dan media sosial menjadi salah satu komunikasi yang efektif bagi perluasan

pertemanan mereka (Smahel dalam Soliha, 2015).

E. Dinamika antar Variabel

Berkembangnya media sosial saat ini melahirkan berbagai macam fitur

aplikasi yang dibedakan menurut bentuk yang masing-masing memiliki

fungsi. Media sosial merupakan jaringan dunia sosial dalam internet, yang

memiliki hubungan relasi dan terkoneksi dengan individu lain

(Hansen,Shneiderman, & Smith dalam Istiqomah, 2017). Sarana yang

mendukung jalannya kegiatan menggunakan media sosial ialah dengan

komputer atau smartphone yang terkoneksi dengan internet. Fungsi media

sosial ialah dapat menghubungkan relasi tiap individu, mampu menjaga

hubungan dan menjalin persaudaraan Fasilitas media sosial itulah yang

menjadi suatu ketertarikan bagi tiap individu untuk memiliki dan

menggunakan media sosial terutama di jaman serba teknologi dan berkembang

ini.

Dibalik semua keunggulan dan fungsi yang ditawarkan oleh media

sosial, ketertarikan pada penggunaan yang berlebihan pada aplikasi dari

internet inilah yang bisa menimbulkan dampak negatif dari penggunannya.

Kecanduan internet merupakan salah satu dari efek kurang bijaknya individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

32

dalam menggunakan media sosial. Kecanduan dalam hal ini lebih ditinjau

pada frekuensi dan intensitas kecanduan media sosialdalam sehari bahkan

seminggu seperti telah dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu Heavy Users, Medium

Users dan Light Users (Horrigan,2002 dalam Rochmawati), penggunaan

internet dengan golongan heavy users sudah dapat dikatakan sebagai pecandu

internet dengan penggunaan selama 6 jam per hari.

Jika individu menggunakan internet setiap membuka aplikasi media

sosial dan lebih menghabiskan waktunya untuk mengomentari dan

memberikan like pada postingan, melihat-lihat gambar, video, melakukan

chatting pada aplikasi chat room hingga mereka mengabaikan kegiatan dan

kepentinga mereka, hal-hal tersebut sudah dapat dikatakan sebagai individu

dengan kecanduan internet. Selain waktu, kecanduan media sosialyang

berlebihan juga dapat menyebabkan beberapa faktor seperti mengabaikan

pekerjaan, mudah marah, mudah gelisah, ketidakstabilan emosi, mengabaikan

kehidupan sosial, dll. Tentu dibalik dampak negatif tersebut, ternyata ada

beberapa perilaku negatif yang disebabkan dari kecanduan itu sendiri seperti

tremor, stress, kecemasan sosial, depresi dan perubahan mood.

Kecanduan internet atau media sosial ini tentu memberi dampak yang

meluas, tidak hanya pada mengabaikan aktivitas dan kepentingan

penggunanya namun juga dampak negatif yang lain. Komunikasi tatap muka

memiliki keefektivan paling baik dibanding jenis komunikasi lainnya karena

dengan berkomunikasi langsung secara tatap muka, tiap komunikan dan

komunikator dapat membagikan dan menerima informasi serta mampu

mengekpresikan perasan dan emosi tiap individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

33

Individu yang mengalami kecanduan media sosial memiliki hubungan

yang signifikan dengan penurunan perkembangan komunikasi tatap muka

mereka dan mengurangi keintiman di dunia nyata (Abadi,dkk, 2013 dan

Nurhadianti,2016). Kecanduan media sosial yang semakin meningkat akan

berhubungan dengan kualitas efektivitas komunikasi tatap muka yang

memiliki beberapa aspek yaitu keterbukaan, empati, sikap positif, sikap

mendukung dan kesetaraan (Maulana dan Gumelar,2013;97-98)). Akibat dari

kecanduan akan mengganggu keterbukaan yang mengharuskan komunikan

untuk saling terbuka atas apa yang ingin disampaikan, empati dalam

memahami perasaan lawan bicara, sikap positif dalam menumbuhkan rasa

nyaman ketika berkomunikasi tatap muka serta kesetaraan dimana dapat

meminimalisir adanya kesalahpahaman antar komunikan.

Aspek-aspek kualitas tersebut terganggu apabila seseorang tidak

mampu mengontrol diri dalam menggunakan media sosial secara berlebihan.

Rasa empati dan sikap saling terbuka juga akan menghambat seseorang untuk

memahami perasaan lawan bicara dan mengabaikan hidup bersosialisasi di

keluarga bahkan masyarakat, selain merugikan hubungan dengan orang lain

hal itu juga akan mengganggu aktivitas seseorang. Kesalahpahaman dan tidak

mau mendengarkan pendapat orang lain menjadi akibat dari pengguna media

sosial berlebihan dimana ia tidak memiliki sikap saling mendukung antar

komunikan. Konflik dan kesalahpahaman akan muncul akibat tidak

mampunya seseorang dalam menunjukkan sikap positif dan mementingkan

diri sendiri. (Suler,1996 dan Sariroh2016;Maulana dan Gumelar,2013). Hal ini

dapat menjelaskan bahwa kecanduan media sosialsecara berlebihan terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

34

relasi pengguna dengan lingkungannya yang kemudian dapat mengganggu

komunikasi interpersonal seseorang.

Selain itu dijelaskan pula menurut Murtiadi, dkk (2015;100-101)

bahwa komunikasi tatap muka juga disertai dengan sikap non verbal seperti

perilaku ekspresif (kontak mata, senyum dll). Pada komunikasi menggunakan

media sosial bisa saja terjadi ketidak sepahaman arti disebabkan tidak ada non

verbal yang membantu. Padahal, komunikasi secara non verbal akan

membantu untuk menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan

verbal (Devito, 1997 dalam Maulana &Gumelar, 2013;145-146). Apabila

seseorang menggunakan media sosial secara berlebihan, otomatis waktu nya

akan lebih digunakan untuk bermain media sosial dan menatap smarthphone

dibanding berkomunikasi secara tatap muka.

Masa dewasa awal dituntut untuk memiliki kemampuan beradaptasi,

berkemampuan dalam menjalin komunikasi interpersonal yang baik untuk bisa

bertahan pada kehidupannya serta membentuk rasa otonomi, kontrol diri dan

independensi. Dewasa awal dalam berkomunikasi kini telah mengenal

berbagai macam sarana, salah satunya ialah melalui media sosial. Dalam

berkomunikasi itulah usia dewasa awal mampu berpikir reflektif dan abstrak

dengan pemikiran pascaformal yang mengkaitkan logika dengan emosi yang

berguna untuk memecahkan masalah baru (Piaget dalam Papalia, 2014).

Pemikiran pascaformal inilah yang bersifat relatif dan bersifat fleksibel,

terbuka, adaptif dan individualistik sehingga membantu inidividu dewasa awal

dalam mengatasi dunia dan dari pengalamannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecanduan media sosial

yang berlebihan menjadikan seorang pengguna media sosial menghabiskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

35

banyak waktunya untuk online sehingga mengakibatkan dampak negatif pada

kesehariannya, begitu juga dampak negatif pada perilakunya. Di antara

kerugian-kerugian yang lain, kemampuan komunikasi tatap muka yang kurang

baik menjadi salah satu kerugian yang disebabkan dari pengaruh kecanduan

tersebut. Ketika komunikasi interpersonal tidak dapat dilakukan dengan baik,

maka akan ada kerugian lain yaitu kualitas komunikasi terhadap lingkungan

juga berkurang dan menyebabkan terganggunya hubungan sosial. Semakin

tinggi kecanduan media sosial maka semakin berkurang pula komunikasi

interpersonal mereka secara tatap muka, mereka menganggap bahwa

komunikasi melalui media sosial lebih menyenangkan. Sebaliknya semakin

rendah kecanduan media sosialmaka semakin tinggi pula komunikasi secara

tatap muka yang efektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

36

F. Skema Hubungan Kecanduan Media Sosial terhadap Komunikasi Interpersonal pada

Dewasa Awal

Intensitas Penggunaan Media

Sosial

Tinggi : Intensitas

waktu (3-6jam/hari)

Rendah : Intensitas

waktu (< 3 jam/hari)

Kecanduan media sosial

Tidak kecanduan media sosial

Dampak pengguna kecanduan media

sosial:

-Mementingkan diri sendiri

-Mengabaikan lingkungan sosial dan

kepentingan pribadi/aktivitas

-Kurangnya sopan santun dan

kepekaan

-Mudah marah/ketidakstabilan emosi

Dampak pengguna tidak kecanduan

media sosial:

-Memiliki sikap keterbukaan

-Menghargai pendapat orang lain

-Menghargai relasi melalui sikap

empati

-Bersikap positif dan saling mendukung

-Menghindari kesalahpahaman dan

kecurigaan

Komunikasi interpersonal tinggi Komunikasi interpersonal rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

37

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan

negatif antara kecanduan media sosial dengan komunikasi interpersonal

dewasa awal. Apabila intensitas waktu kecanduan media sosial tinggi maka

kualitas komunikasi tatap muka juga akan menurun. Sebaliknya, jika intensitas

waktu dalam kecanduan media sosial rendah maka kualitas komunikasi tatap

muka akan stabil sehingga mampu menjaga hubungan antar individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan

untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya

untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi

variabel (Faenkel dan Wallen,2008). Penelitian ini menggunakan pendekatan

korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kecanduan

kecanduan media sosialsebagai variabel bebas dan komunikasi interpersonal

sebagai variabel tergantung pada perkembangan dewasa awal.

B. Identifikasi

Variabel dalam penelitian ini :

1. Variabel Bebas : Kecanduan media sosial

2. Variabel Tergantung : Komunikasi Interpersonal

C. Definisi Operasional

1. Variabel Bebas

Kecanduan media sosial diartikan oleh Nurfajri (dalam Nurmandia,

2013) adalah gangguan psikologis dimana penggunanya menambahkan jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

39

penggunaan sehingga dapat membangkitkan kesenangan, yang dapat

menimbulkan termor, kecemasan, dan perubahan mood), gangguan afeksi

(depresi, sulit menyesuaikan diri), dan terganggunya kehidupan sosial

(menurun atau hilang sama sekali, baik dari segi kualitas maupun kuantitas).

Kecanduan media sosial diukur menggunakan skala intensitas waku

dan indikator perilaku negatif kecanduan media sosial. Hasil skala tersebut

akan menunjukkan kecanduan media sosial yang dimiliki oleh subjek.

Semakin tinggi skor intensitas waktu dan perilaku negatif yang diperoleh

subjek pada skala ini, semakin tinggi pula kecanduan media sosial namun

sebaliknya apabila semakin rendah skor intensitas waktu dan perilaku negatif

yang didapat oleh subjek, maka semakin rendah kecanduan media sosialnya.

2. Variabel Tergantung

Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi secara tatap muka pada

waktu yang bersamaan dalam memberi dan menerima informasi yang

dilakukan oleh dua orang atau lebih secara verbal maupun nonverbal dalam

menanggapi isi pesan (Lievrouw dalam Syarif, 2015). Komunikasi

interpersonal akan diukur menggunakan skala yang disusun berdasarkan

indikator komunikasi interpersonal menurut Maulana dan Gumelar (2013) dan

Murtiadi, dkk (2015) yaitu keterbukaan, empati, saling mendukung, sikap

positif dan kesetaraan. Hasil skala tersebut akan menunjukkan tingkat

komunikasi interpersonal yang dimiliki oleh subjek. Semakin tinggi skor yang

diperoleh subjek pada skala ini, semakin tinggi pula kualitas komunikasi

interpesonal namun sebaliknya apabila semakin rendah skor yang didapat oleh

subjek, maka semakin rendah pula komunikasi interpersonalnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

40

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah individu dengan karakteristik usia dewasa

awal, dengan rentang 18 hingga 40 tahun (Santrock,2012) yang merupakan

pengguna media sosial. Subjek penelitian akan dipilih dengan teknik

purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah metode dalam

menentukan sampel tertentu yang sesuai dengan tujuan dan permasalahan

penelitian tersebut (Nursalam,2008). Teknik ini dipilih untuk mendapatkan

sampel yang sesuai dengan karakteristik subjek yaitu individu dewasa awal

yang berusia 18 hingga 40 tahun dan yang menggunakan media sosial.

Pengumpulan data ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner, menurut

Sugiyono (2008) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengambilan data pada penelitian ini dilakukan melalui

penyebaran skala. Skala menurut Azwar (2012) adalah suatu alat ukur

psikologi dalam mengukur atribut tertetu.

1. Skala Kecanduan Media Sosial

Skala kecanduan media sosial disusun oleh peneliti dengan

berdasarkan pada indikator intensitas waktu, tingkat kecanduan media

sosialdan perilaku negatif kecanduan media sosial. Skala ini menggunakan

skala Likert, yaitu pengukuran psikologis dimana peneliti meminta subjek

memberikan pernyataan setuju dan tidak setuju nya dalam sebuah kontinum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

41

dari penrnyataan penelitian dalam skala (Anderson dalam Supratiknya, 2014).

Untuk menghindari central tendency effect pada respon jawaban subjek, maka

skala likert dalam penelitian ini menggunakan skala yang terdiri dari 5 respon

jawaban menjadi 4 respon jawaban dengan tujuan menghilangkan respon

jawaban netral agar tidak ada jawaban ragu-ragu yang dinyatakan subjek.

Skala Likert ini terdiri dari beberapa item pernyataan yang memiliki 4

respon jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan

Sangat Tidak Sesuai (STS). Item-item pada skala ini terdiri dari 2 jenis item

yaitu favorable untuk menunjukkan sikap positif subyek dan unfavorable

untuk menunjukkan sikap negatif subyek.

2. Skala Komunikasi Interpersonal

Skala komunikasi interpersonal disusun oleh peneliti dengan

berdasarkan pada komunikasi interpersonal yaitu keterbukaan, empati, sikap

mendukung, sikap positif dan kesetaraan (Maulana dan Gumelar, 2013). Skala

ini menggunakan skala Likert, yaitu pengukuran psikologis dimana peneliti

meminta subjek memberikan pernyataan setuju dan tidak setuju nya dalam

sebuah kontinum dari penrnyataan penelitian dalam skala (Anderson dalam

Supratiknya, 2014). Untuk menghindari central tendency effect pada respon

jawaban subjek, maka skala likert dalam penelitian ini menggunakan skala

yang terdiri dari 5 respon jawaban menjadi 4 respon jawaban dengan tujuan

menghilangkan respon jawaban netral agar tidak ada jawaban ragu-ragu yang

dinyatakan subjek.

Skala Likert ini terdiri dari beberapa item pernyataan yang memiliki 4

respon jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

42

Sangat Tidak Sesuai (STS). Item-item pada skala ini terdiri dari 2 jenis item

yaitu favorable untuk menunjukkan sikap positif subyek dan unfavorable

untuk menunjukkan sikap negatif subyek.

Tabel 1. Tabel Penilaian Item Skala Kecanduan Media Sosial dan Kualitas

Komunikasi interpersonal

Respon Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Berikut adalah rincian blueprint dan distribusi item skala penggunaan berlebihan

media sosial :

Tabel 2. Tabel Sebaran Item Skala Kecanduan Media Sosial (sebelum uji coba)

No Aspek Indikator Fav

(no.item)

Unfav

(no.item) Jumlah

1 Penggunaan

waktu Intensitas waktu 32,18,22,5 26,37,35,30 8 20%

2 Perilaku Negatif

Mengabaikan

pekerjaan 33,6,36,8 16,11,1,21 8 20%

Ketidakmampuan

mengontrol

17,24,28,7,1

9 38,13,10,20,3 10 25%

Mengabaikan

kehidupan sosial 14,40,23,39 12,15,29,9 8 20%

Mudah marah,

gelisah, tidak 31,2,34 25,27,4 6 15%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

43

tenang

JUMLAH 20 20 40 100%

Tabel 3. Tabel Skala Kualitas Komunikasi Interpersonal (sebelum uji coba)

No Aspek Indikator Fav

(no.item)

Unfav

(no.item) Jumlah

1

Keterbukaan

Terbuka dengan

infomasi baru 81 46 2 10

item

19,23

%

Jujur dan tanggap 58,49 89,73 4

Memiliki perasaan

dan pikiran 65,91 80,48 4

2 Empati

Memahami

pengalaman

memotivasi

42,62,75 44,53,69 6 10

item

19,23

%

Saling

mendengarkan

perkataan

67 79 2

Kepercayaan 52 88 2

3

Sikap dan

Suasana

Mendukung

Deskriptif 56 59 2 12

item

23,07

%

Orientasi masalah 77 51 2

Spontanitas 92 87 2

Persamaan 57 43 2

Provosionalisme 84,55 47,58 4

4 Sikap Positif

Pikiran positif 68,60 70,85 4 8 item

15,38

%

Menghargai 64,45 90,54 4

5

Kesetaraaan

Menyadari

kekurangan 82 61 2

Komunikasi 63 74 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

44

berharga & penting

12

item

23,07

%

Kesamaan

komunikasi 66 86

2

Tidak memaksakan

kehendak 83 71 2

Menciptakan

suasana akrab &

nyaman

76 41 2

Mengakui

kepentingan &

saling memerlukan

50 72 2

JUMLAH 26 item 26 item 52

item

99,98

%

F. Validitas, Reliabilitas, dan Seleksi Item Alat Pengumpulan Data

1.Validitas

Validitas menunjukkan seberapa jauh ketetapan dan kecermatan suatu

alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Apabila tes tersebut

memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria dalam arti

kesejajaran antara tes dan kriteria ( Azwar, 1986 ; Arikunto, 1999). Uji

Validitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah validitas isi.

Berdasarkan pertimbangan expert judgement yaitu dosen pembimbing

peneliti, skala yang disusun akan diuji validitas isinya melalui analisis isi

item alat ukur dengan tujuan untuk menentukan sejauh mana hasil tes dapat

mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi dan mencakup

kawasan ukur. Sebelum skala dilakukan uji coba, peneliti juga melakukan uji

validitas isi dengan membandingkan kesesuaian item dalam alat ukur dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

45

blueprint alat ukur untuk mengetahui apakah item sudah sesuai dengan

indikator variabel yang hendak diukur.

2. Seleksi Item

Analisis item dengan menghubungkan skor tiap item dengan skor total

seluruh item yang menghasilkan angka daya diskriminasi item (Supratiknya,

2014). Analisis item ini menggunakan SPSS versi 23.0 for windows. Daya

diskrimasi yang dihasilkan menunjukkan kemampuan item dalam

membedakan kelompok yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang

diukur. Hal tersebut berkaitan dengan konsistensi antara hal yang dikukur

dengan tiap item dengan hal yang diukur dengan skala, apabila semakin

tinggi angka korelasi positif antara skor item dengan skor skala maka

semakin tinggi pula konsistensi skala tersebut terhadap skala keseluruhan.

Namun apabila korelasi positif atau angka daya beda item rendah maka item

tersebut harus gugur karena tidak sesuai dengan fungsi ukur skala atau angka

daya beda yang kurang baik.

Kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total yang biasanya

digunakan dalam batasan daya diskriminasi rix ≥ 0,030. semua item yang

mencapai koefisien koerlasi minimal 0,30 daya diskriminasi dianggap

memuaskan. Item yang memiliki daya diskriminasi rix kurang dari 0,30 dapat

diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah

(Azwar, 1997). Untuk menganalisis item teknik yang digunakan ialah dengan

mengkorelasikan skor item dengan skor total item yang penghitungannya

melalui SPSS versi 2.0 for windows.

Uji coba skala dilakukan pada tanggal 27 November 2017 hingga 5

Desember 2017. Subjek dalam uji coba skala ini adalah pengguna media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

46

sosial aktif yang berusia dewasa awal. Penyebaran uji coba skala tersebut

menggunakan Google Forms secara online dan dapat diakses melalui tautan

berikut

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdBCJmOUaMh0_meJEdPib4

mEtB6un6gFoM0dcK375ABA4PbjQ/viewform. Total responden yang

mengisi skala online sebanyak 55 orang, dari tanggal 27 November hingga

3 Desember 2017 diisi oleh 31 orang responden dan 24 orang responden

mengisi hingga tanggal 5 Desember 2017. Subjek terdiri dari 33 orang

perempuan dan 26 orang laki-laki. Hasil analisis yang dilakukan dalam

menggunakan penghitungan SPSS versi 23.0 for windows menunjukkan

sebanyak 8 item dari total 40 item skala penggunaan berlebihan media

sosial mengalami gugur karena memiliki daya diskriminasi 0,30. Item

yang gugur adalah item yang memiliki daya disikriminasi 0,235 ; 0,291 ;

0,199 ; 0,197 ; 0,063 ; 0,289 ; 0,128. Maka dari kesimpulan hasil analisis

item yang diperoleh jumlah item total sebanyak 32 item dengan kisaran

daya diskriminasi antara 0, 254 hingga 0,693.

Tabel 4. Tabel Skala Kualitas Komunikasi interpersonal (setelah uji coba)

No Aspek Indikator Fav

(no.item)

Unfav

(no.item) Jumlah

1 Keterbukaan

Terbuka dg infomasi

baru 81 46 0

5

item

19,2

3%

Jujur dan tanggap 58,49 89,73 3

Memiliki perasaan

pikiran 65,91 80,48 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

47

2

Empati

Memahami

pengalaman

memotivasi

42,62,75 44,53,69 4

6

item

19,2

3%

Saling mendengarkan

perkataan

67

79

1

Kepercayaan 52 88 1

3

Sikap dan

Suasana

Mendukung

Deskriptif 56 59 1

9

item

23,0

7%

Orientasi masalah 77 51 0

Spontanitas 92 87 2

Persamaan 57 43 2

Provosionalisme 84,55 47,68 4

4 Sikap Positif

Pikiran positif 78,60 70,85 2 6

item

15,3

8%

Menghargai

64,45 90,54 4

5

Kesetaraaan

Menyadari

kekurangan 82 61 1

10

item

23,0

7%

Komunikasi berharga

& penting 63 74 2

Kesamaan

komunikasi 66 86 2

Tidak memaksakan

kehendak 83 71 2

Menciptakan suasana

akrab & nyaman 76 41 1

Mengakui

kepentingan & saling

Memerlukan

50

72

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

48

JUMLAH 16 item 20 item 36

item

99,9

8%

3. Reliabilitas

Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran dalam alat ukur yang memiliki

konsistensi apabila dilakukan secara berulang (Sugiono, 2005). Pada penelitian

ini peneliti menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach dalam uji reliabilitas

untuk mencari konsistensi internal pada alat ukur yang dilakukan dengan

menggunakan bantuan SPSS versi 23.0 for windows sehingga menghasilkan

koefesien reliabilitas.

Koefisien reliabilitas memiliki range 0 hingga 1,00. Semakin koefesien yang

dihasilkan mendekati nilai 1,00 maka semakin reliabel alat ukur tersebut dan

sebaliknya. Suatu skala dapat dikatan reliabel apabila memiliki skor koefisien

Alpha Cronbach yang cukup memuaskan jika ≥ 0,700 (Sumadi Suryabrata, 2004)

Hasil yang didapat dari penghitungan SPSS versi 23.0 for windows

terhadap reliabilitas skala penggunaan berlebihan media sosial setelah dilakukan

uji coba didapatkan koefisien Alpha Cronbach (α) sebesar 0,920. Maka dapat

disimpulkan bahwa skala penggunaan berlebihan media sosial sangat reliabel.

Sedangkan dengan penghitungan yang sama, skala efektifitas komunikasi

interpersonal setelah dilakukan uji coba didapatkan koefisien Alpha Cronbach (α)

sebesar 0,922. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa skala komunikasi

interpersonal sangat reliabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

49

Tabel 5. Tabel Sebaran Item Skala Penggunaan Berlebihan Media Sosial (setelah

uji coba)

G. Metode Analisis Data

Analisis data menurut Sugiyono (2013) adalah proses mencari dan

menyusun data agar mudah diapahami dan dapat diinformasikan secara

sistematis.

No Aspek Indikator Favorable

(no.item)

Unfav

(no.item)

Jumlah

1

Penggunaan

waktu

Intensitas waktu

32,18,22 26,37,35 6 20%

2

Perilaku

Negatif

Mengabaikan

pekerjaan

33,6,36,8 11,21 6 20%

Ketidakmampuan

mengontrol

17,24,28,7 38,10,20 7 25%

Mengabaikan

kehidupan sosial

14,40,39 12,15,29,9 7 20%

Mudah marah,

gelisah, tidak

tenang

31,2,34 25,27,4 6 15%

JUMLAH 17 15 32 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

50

1. Uji Asumsi

Uji Asumsi bertujuan untuk agar kesimpulan data yang diperoleh tidak

berbeda dan menyimpang dari tujuan penelitian. Uji asumsi dibedakan menjadi

uji normalitas dan uji linearitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel bebas dan

variabel terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali,

2010). Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

rumus uji statistik non parametrik One Sample Kolmogorov-Smirnov (K-S)

dalam program SPSS versi 23.0 for windows. Jika distribusi data normal maka

garis yang menggambarkan data akan mengikuti garis diagonal. Kaidah uji K-

S normalitas ini dilakukan dengan membuat hipotesis apabila nilai signifikan

lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka dapat dikatakan bahwa distribusi data

normal. Namun sebaliknya apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05

(p<0,05)maka distribusi data tidak normal (Ghozali, 2013)

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan dengan variabel

tergantung (Sudjana, 2003). Uji linearitas pada penelitian digunakan sebagai

prasyarat dalam analisis korelasi dan dilakukan dengan menggunakan Tes for

Linearity dalam program SPSS versi 23.0 for windows dengan taraf signifikan

0,05. Apabila dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila

signifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05). Hubungan yang linear memiliki arti

bahwa secara linear variabel tergantung akan mengalami kenaikan atau

menurun sesuai denga perubahan yang terjadi pada variabel bebas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

51

2. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah

ada hubungan yang negatif atau tidak antara penggunaan berlebihan pada

media sosial dengan komunikasi interpersonal. Uji hipotesis pada penelitian

ini menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan

menggunakan program SPSS versi 23.0 for windows. Teknik ini dilakukan

apabila persebaran data penelitian dapat dikatakan normal dan linier, namun

jika tidak normal atau linier maka pengujian korelasi data penelitian

menggunakan teknik Spearman Rho. Data berjenis ordinal, interval dan rasio

dapat menggunakan teknik pengujian korelasi Pearson Product Moment dan

Spearman Rho.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilakukan sejak tanggal 25 Desember

2017 hingga 12 Januari 2017. Pengambilan data dalam penelitian ini

dilakukan melalui penyebaran skala secara online dengan layanan Google

Forms. Penyebaran skala yang dilakukan peneliti dapat diakses melalui tautan

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeBQX0fOt2YX37KPLPGJfRW

OASphjPg77vYdnrrhDNSd-nzg/viewform. Subjek sebagai responden skala

penelitian ini adalah pengguna aktif media sosial berusia 18-40 tahun

(tergolong dalam kriteria dewasa awal). Sehingga total responden dalam

penelitian ini adalah sebanyak 210 orang dengan jumlah perempuan sebanyak

128 subjek dan laki-laki sebanyak 82 subjek.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 210 orang dengan kriteria usia

dewasa awal yaitu mulai dari 18 tahun hingga 40 tahun dan merupakan

peengguna aktif media sosial. Deskripsi subjek ini dapat dilihat melalui

rincian tabel dibawah :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

53

Tabel 6. Tabel Kepemilikan Jumlah Akun Media Sosial

Jumlah Akun Jumlah Subjek Prosentase

3 akun 114 55,1%

5 akun 50 21,3 %

Lebih dari 5 akun 64 23,6 %

Total 210 100%

Tabel diatas menunjukkan kepemilikan jumlah akun media sosial oleh

pengguna subjek penelitian sebanyak 210 subjek. Dijelaskan bahwa sebanyal

114 subjek dimiliki lebih banyak pengguna justru hanya 3 akun (55,1%).

Kemudian jumlah akun dengan lebih dari 5 akun dimiliki oleh 64 subjek (23,6

%). Lalu subjek dengan kepemilikan akun sebanyak 5 akun hanya dimiliki 50

subjek ( 21,3%).

Tabel 7. Tabel Durasi kecanduan media sosial Per Hari

Durasi (dalam jam) Jumlah Subjek Prosentase

Kurang dari 3 jam 40 23,1%

3-6 jam 108 51,4%

Lebih dari 6 jam 53 25,5%

Total 210 100%

Tabel diatas menjelaskan intensitas waktu oleh subjek dalam

menggunakan media sosial. Pada urutan tertinggi sebanyak 108 subjek

(51,4%) menggunakan media sosial selama 3-6 jam per hari. Lalu selama

lebih dari 6 jam per hari sebanyak 53 subjek (25,5%). Kemudian urutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

54

terendah pada 40 subjek (23,1%) menggunakan media sosial selama kurang

dari 3 jam per hari.

Tabel 8.1 Tabel Persebaran Usia Dewasa Awal (18-40 th) pada Subjek

USIA (th)

JUMLAH

SUBJEK

USIA (th)

JUMLAH

SUBJEK

18 7 30 8

19 4 31 2

20 30 32 3

21 16 33 4

22 18 34 5

23 23 35 6

24 23 36 2

25 8 37 3

26 13 38 2

27 7 39 1

28 4 40 12

29 9 TOTAL = 210 subjek

Dalam tabel tersebut dijelaskan pengambilan data dapat tersebar sesuai

dengan usia dewasa awal yaitu 18-40 tahun, namun terlihat bahwa persebaran

subjek tidak merata pada setiap usia. Rentang usia 18-25 tahun yakni sebesar

129 subjek atau 61%, selanjutnya diposisi kedua sebesar 24% dengan 50

subjek yang berada di rentang usia 26-33 tahun. Sedangkan di rentang usia 34-

40 tahun hanya sebanyak 31 subjek atau 15%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

55

Diperkuat oleh data APJII (2016) bahwa mahasiswa dan pekerja lah

yang mendominasi penggunaan media sosial tertinggi, hal ini disebabkan

karena kebutuhan akan penggunaan media sosial semakin tinggi. Survey dari

APJII (2017) juga menyebutkan bahwa usia dewasa awal memiliki komposisi

pengguna internet tertinggi berdasarkan usia sebesar 49,52%. Dalam data

tersebut pula menerangkan bahwa sebesar 97,4% pengguna internet

mengakses konten media sosial.

Selain itu masa dewasa awal merupakan masa dimana dewasa awal

sudah mencapai kematangan dalam berkomunikasi dan mampu

mengembangkan komunikasi dan mampu memahami isi pesan (Umar, 2015).

Namun tidak semua dewasa awal memiliki kognitif dan afektif serta

keterampilan komunikasi yang sama, untuk itu Kandell (dalam Soliha, 2015)

mengatakan bahwa masa emerging adulthood ialah masa dimana dewasa awal

memiliki kurang stabil dalam perkembangan emosi dan kognitifnya. Sehingga

ketika mereka memiliki kesulitan dalam berkembang maka media sosial

menjadi komunikasi yang efektif bagi perluasan pertemanan mereka (Smahel

dalam Soliha, 2015).

Tabel 8.2. Tabel Persebaran Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

82 subjek 128 subjek

Dari hasil prosedur frekuensi didapatkan bawah pengguna mayoritas

pada media sosial adalah berjenis kelamin perempuan dengan jumlah

presentase sebanyak 61%, sedangkan laki-laki sebesar 39% yang berada di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

56

rentang usia 18-40 tahun. Dijelaskan oleh Lubis 2014 (dalam Helpiastuti)

bahwa perempuan merupakan individu yang gemar bersosialisasi

menggunakan akun media sosial nya untuk mengirim pesan, menulis status,

mengomentari status dan membuka profil orang lain dibanding laki-laki.

Selain itu perempuan merupakan individu yang lebih aktif dalam membentuk

pribadi yang menarik dan lebih mudah menyalurkan perasaan atau emosi salah

satunya melalui kecanggihan teknologi. Ketika mereka gemar membuka akun

media sosial maka hal tersbut dijadikan sebagai sarana ekspresi diri dan

menyalurkan ekspresi.

Hal ini juga ditunjukkan oleh Lubis 2014 (dalam Helpiastuti) bahwa

mayoritas perempuan menggunakan waktunya sebesar 30% dalam

berkomunikasi melalui media sosial, sedangkan penggunaan waktu laki-laki

dalam mengakses media sosial untuk berkomunikasi hanya sebesar 26%.

C. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya

komunikasi interpersonal subjek secara keseluruhan. Analisis data statistik

deskripstif dilakukan untuk membandingkan data empiris dan data teoritis

yang dihitung secara manual. Skala komunikasi interpersonal terdiri dari 36

item dengan skor per item yaitu 1-4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

57

Tabel 9. Tabel Deskripsi Statistik Data Penelitian

Variabel Jumlah

subjek

Skor

minimum

Skor

maksimum

Mean

Hipotetik

Mean

Empiris

Deviasi

Standar

X1 32 41 111 76 70,01 10,38

X2 36 36 144 90 107,81 92,82

X1= Kecanduan Media Sosial ; X2 = Komunikasi interpersonal

Mean hipotetik didapatkan dari rata-rata penghitungan pada alat ukur

penelitian, sedangkan mean empiris merupakan rata-rata yang diperoleh dari

data penelitian. Dari tabel data diatas dapat dilihat bahwa mean empiris

variabel kecanduan media sosial sebesar = 70,01 lebih kecil daripada mean

hipotetik = 76. Hal yang menunjukan bahwa dewasa awal yang menjadi

subjek penelitian ini mengalami kenderungan kecanduan media sosial yang

rendah.

Rerata empiris komunikasi interpersonal = 107,81 sedangkan mean

hipotetiknya = 90. Hal ini menunjukkan bahwa dewasa awal yang menjadi

subjek penelitian ini memiliki komunikasi interpersonal yang tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian cukup

representative dalam intensitas menggunakan media sosial setiap harinya.

Sejumlah 23,1% subjek menggunakan media sosial selama kurang dari 3 jam

per hari, sejumlah 51,4% subjek menggunakan media sosial selama 3-6 jam

per hari , sedangkan 25,5% subjek menggunakan media sosial selama lebih

dari 6 jam per hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

58

D. Hasil Analisis Data Penelitian

1. Hasil Uji Asumsi Penelitian

a. Uji Normalitas

Tabel 10. Tabel Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Sminov Test

Data

Penggunaan Media

Sosial

Komunikasi

interpersonal

Kolmogorov-

Smirnov

0.017 0.000

Tujuan dari uji normalitas yaitu untuk melihat normal atau tidaknya

persebaran data hasil penelitian yaitu data kecanduan media sosial berlebihan

dengan data komunikasi interpersonal. Uji normalitas ini menggunakan

rumus Kolmogorov-Sminov Test dengan menggunakan penghitungan dari

program SPSS versi 23.0 for windows. Data yang dapat dikatakan normal

adalah data yang persebarannya mengikuti atau tersebar di sekitar garis

normal. Hasil persebaran normal apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05

(p>0,05), namun sebaliknya apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05

(p<0,05) maka disrtibusi dapat dikatakan tidak normal. Dari proses

penghitungan SPSS versi 23.0 for windows dapat diketahui bahwa hasil p

skala penggunaan berlebihan media sosial sebesar 0,017 dan (p) skala

komunikasi interpersonal ialah sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa distribusi data skala penggunaan berlebihan media sosial dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

59

komunikasi interpersonal dikatakan tidak normal karena nilai p kurang dari

0,05.

b. Uji Linearitas

Tabel 11. Tabel Hasil Uji Linearitas

F Sig

Kecanduan media

sosial*

Komunikasi

interpersonal

Combined 3,794 0,000

Linearity 77,511 0,000

Deviation from

Linearity

2,039 0,001

Tujuan uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

skala penggunaan berlebihan media sosial dengan skala komunikasi

interpersonal. Uji linearitas pada penelitian digunakan sebagai prasyarat dalam

analisis korelasi dan dilakukan dengan menggunakan Tes for Linearity dalam

program SPSS versi 23.0 for windows dengan taraf signifikan 0,05. Apabila

dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi

kurang dari 0,05 (p<0,05). Hubungan yang linear memiliki arti bahwa secara

linier variabel tergantung akan mengalami kenaikan atau menurun sesuai

dengan perubahan yang terjadi pada variabel bebas. Hasil dari penghitungan

menggunakan SPSS versi 23.0 for windows menghasilkan nilai F sebesar

77,511 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Berdasarkan kesimpulan

dari hasi diatas, bahwa terdapat hubungan yang linear antara penggunaan

berlebihan media sosial dan komunikasi interpersonal. Berikut tercatat rincian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

60

mengenai hasil uji linearitas antara variabel penggunaan berlebihan media

sosial dengan komunikasi interpersonal

2. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

diajukan oleh peneliti diterima atau tidak. Pada penelitian ini dilakukannya

uji hipotesis adalah untuk melihat apakah ada atau tidaknya hubungan antara

penggunaan berlebihan media sosial dengan komunikasi interpersonal. Hasil

uji asumsi dilakukan sebelum uji normalitas dan menunjukkan bahwa salah

satu data variabel tidak tersebar secara normal. Namun berdasarkan uji

linearitas antara dua variabel terdapat hubungan yang linier. Maka uji

Correlations

X1 X2

Spearman's rho X1 Correlation

Coefficient

1,000 -,454**

Sig. (1-tailed) . ,000

N 210 210

X2 Correlation

Coefficient

-,454**

1,000

Sig. (1-tailed) ,000 .

N 210 210

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

61

hipotesis menggunakan uji hipotesis non parametrik dengan analisis korelasi

Spearman Rho - one tailed. Kedua variabel dengan pengujian korelasi

dilakukan dengan cara membandingkan probability value (p) dengan nilai

signifikansi (a) yaitu 0,01. Apabila nilai p<a maka dapat disimpulkan terdapat

korelasi signifikan. Hasil analisis data korelasi menghasilkan korelasi yang

koefisien yaitu sebesar -0.454 dan nilai signifikansi (p) sebesar 0.000

(p<0.01). Hasil tersebut menjadi kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang

negatif dan signifikan antara kedua variabel yaitu penggunaan berlebihan

media sosial dan komunikasi interpersonal. Dengan hasil tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima dengan semakin

tinggi penggunaan berlebihan media sosial maka semakin rendah komunikasi

interpersonal pengguna media sosial pada dewasa awal.

Koefisien korelasi yang dihasilkan sebesar -0,454, maka nilai koefisien

determinasi sebesar 0,206 ( = ), menunujukkan bahwa variabel

penggunaan berlebihan media sosial memberikan sumbangan terhadap

variabel komunikasi interpersonal sebesar 20,6 %. Koefisien determinasi

dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel berpengaruh terhadap

variabel yang lain. Variabel komunikasi interpersonal yang tidak diteliti dalam

penelitian ini dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 79,4%.

E. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara penggunaan

berlebihan media sosial dengan komunikasi interpersonal. Hipotesis yang

telah dirumuskan dengan uji hipotesis Spearman Rho dan analisis one-tailed

yang digunakan untuk menentukan arah hubungan. Nilai korelasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

62

dihasilkan sebesar -0.454 dengan nilai signifikan sebesar 0.000 (p<0.01).

maka disimpulkan bahwa hipotesis hasil penelitian ini diterima yaitu ada

hubungan yang negatif antara penggunaan berlebihan media sosial dengan

efektivitas komunikasi interpesonal.

Subjek yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah golongan

usia dewasa awal dengan rentang usia 18-40 tahun yang memiliki akun media

sosial dan aktif menggunakannya. Individu dewasa awal yang menjadi subjek

dalam penelitian ini ialah dewasa awal yang perkembangannya memasuki

tahap proses peralihan dari remaja menuju penyesuaian pola hidup, masa

bermasalah, masa emosional dan status sosial (Hurlock, 1999). Dalam

perkembangannya, masa dewasa awal membutuhkan waktu untuk mengalami

proses peralihan dari usia remaja menuju masa dewasa awal dimana memiliki

pola hidup dan peran yang semakin berat. Hal tersebut membutuhkan

penyesuaian diri dan pengendalian emosi yang baik dalam status sosialnya

maupun penyelesaian konflik/masalah usia dewasa awal (Hurlock,1999).

Dapat diungkapkan dari data hasil penelitian bahwa intensitas waktu

pengguna aktif media sosial dalam mengakses media sosial (51,4%) yaitu

sebanyak 3-6 jam dalam sehari. Sedangkan subjek dengan intensitas waktu

(25,5%) ialah 6 jam dalam sehari dan yang terakhir (23,1%) merupakan subjek

dengan pengguna media sosial kurang dari 3 jam dalam sehari. Akun media

sosial dalam jumlah 3 akun lebih banyak dimiliki oleh subjek yaitu sebesar

(55,1%). Kemudian 5 akun dimiliki oleh pengguna aktif media sosial (23,6%)

dan yang terakhir kepemilikan lebih dari 5 akun justru dimiliki lebih sedikit

oleh subjek pengguna media sosial sebesar (21,3%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

63

Berdasarkan hasil dari data empiris menunjukkan bahwa pengguna

aktif media sosial dalam mengakses media sosial (51,4%) yaitu sebanyak 3-6

jam dalam sehari dengan penggunaan (lebih dari 10-40 jam per bulan) atau 3-6

jam per hari (Medium Users). Selain itu walaupun kepemilikan akun media

sosial subjek tergolong rendah, namun kecanduan media sosialdalam

intensitas waktu cukup memberikan pengaruh pada proses komunikasi. Dalam

pembahasan dan penelitian yang diteliti sebelumnya bahwa pengguna media

sosial berdasarkan intensitas dan frekuensi berapa lama dan berapa kali

menggunakan. Hasil penelitian sebelumnya juga semakin diperkuat dari laman

We Are Social (dalam Damar, 2016) pengguna media sosial menghabiskan

rata-rata 3 jam 33 menit untuk mengakses internet dalam sehari. Dependency

Theory juga menyebutkan bahwa intensitas waktu yang didapatkan dari

penelitian ini yaitu 3-6 jam sehari menjelaskan bahwa penggunaan berlebihan

pada media sosial dalam pemenuhan kebutuhannya tergantung pada media

tertentu dan membuat media pilihannya tersebut menjadi penting bagi subjek

(Littlejohn dan Foss, 2008 ; Schrock dalam Soliha,2015).

Mengkaka (dalam Kompasiana, 2013) menerangkan bahwa salah satu

faktor yang mempengaruhi yaitu sikap individualitas yang dapat mengurangi

komunikasi interpersonal secara langsung di kehidupan sehari-hari. Sikap

inilah yang ditimbulkan akibat kecanduan media sosial sehingga menimbulkan

jarak yang mengganggu solidaritas antar sosial. Sikap individualitas didukung

pula oleh sifat keegoisan yang mengakibatkan pengguna

cenderung mengabaikan interaksi dan komunikasi dari orang-orang di

sekitarnya dibandingkan dengan teman-teman dunia maya. Individu yang

mengalami kecanduan media sosial berlebihan memiliki hubungan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

64

signifikan dengan penurunan perkembangan komunikasi tatap muka mereka

dan mengurangi keintiman di dunia nyata (Abadi,dkk, 2013 dan

Nurhadianti,2016). Alasan tersebut pada akhirnya akan berhubungan dengan

menurunnya aspek kualitas efektivitas komunikasi tatap muka yang memiliki

beberapa aspek yaitu keterbukaan, empati, sikap positif, sikap mendukung dan

kesetaraan (Maulana dan Gumelar,2013).

Apabila pengguna aktif media sosial kurang terlibat dalam komunikasi

tatap muka, maka pengguna tidak mampu memberikan umpan balik secara

langsung kepada lawan bicaranya. Namun jika pengguna media sosial tidak

menganggap media sosial sebagai komunikasi utama, maka pengguna akan

lebih menghargai komunikasi secara tatap muka sehingga terjadinya umpan

balik antar komunikan.

Subjek dalam penelitian ini adalah subjek yang mayoritas memiliki

status ekonomi yang baik sehingga mendukung teknologi komunikasi yang

memadai dan menunjang aplikasi-aplikasi media sosial. Didukung pula oleh

hasil penelitian Oloan (2013) bahwa sikap individiualitas yang timbul juga

disebabkan oleh teknologi modern yang membentuk ketidakpekaan dan

kerenggangan dalam sosial individu tersebut. Teknologi yang melahirkan

berbagai aplikasi menarik dalam bentuk media sosial “memperbudak” individu

sebagai perantara dalam berkomunikasi. Akibatnya komunikasi secara tatap

muka tergantikan dengan media sosial yang lebih menarik dengan konten-

konten yang kreatif. Tentu hal tersebut mempengaruhi pengguna dalam

intensitas waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan media sosial tersebut.

Apabila pengguna aktif menggunakan media sosial dan cukup membutuhkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

65

waktu maka kebutuhan akan komunikasi yang efektif dan menjadi individu

yang homophily tidak terpenuhi secara maksimal.

Faktor lain menurut Suler (1996) dan Sariroh (2016) ialah dampak

penggunaan berlebihan media sosial. Mengabaikan kehidupan sosial memiliki

banyak efek lainnya termasuk malasnya melakukan komunikasi yang efektif,

perubahan gaya hidup, mementingkan diri sendiri dan sebagainya. Hal

tersebut menjelaskan bahwa dampak kecanduan media sosialberlebihan

memberi efek negatif bagi keberlangsungan hubungan/relasi antar individu.

Hal ini sangat mempengaruhi komunikasi interpersonal individu tersebut.

Variabel penggunaan berlebihan media sosial sebesar 45,4% memiliki

pengaruh terhadap variabel komunikasi interpersonal usia dewasa. Subjek

dalam penelitian ini merupakan subjek dengan golongan individu dewasa awal

dimana pada perkembangannya sudah mengalami masa emosional dan masa

intimasi sosial yang sudah lebih baik. Hal ini terlihat dari kemampuan

penyesuaian pola hidup, tuntutan sosial dan penyelesaian konfilik. Selain itu

kemampuan dalam hubungan dengan sosial yang baik juga sudah mulai

dialami individu dewasa awal. Subjek mengalami masa kematangan dalam

berkomunikasi karena dituntut untuk dapat berhubungan dengan sosialnya

baik dalam keluarga maupun masyarakat.

Dengan kemampuannya tersebut, subjek mampu mengembangkan dan

memahami isi pesan dan menjaga agar komunikasi tetap berjalan efektif

(Umar,2013). Namun apabila individu mengalami kesulitan dalam

perkembangan komunikasi, maka media sosial menjadi sarana komunikasi

mereka dalam sosial. Hal ini terhubung dengan salah satu perkembangan

dewasa awal yaitu subjek dewasa awal memiliki gaya hidup dan penyesuaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

66

diri termasuk dalam hal berhubungan dan berkomunikasi yang cenderung

berbeda dengan masa individu remaja (Hurlock, 1999). Apabila subjek sudah

dapat melewati tahapan tersebut maka subjek akan tahu bagaimana caranya

berkomunikasi dengan gaya dan penyesuaian yang lebih matang sesuai dengan

usia individu dewasa, sehingga kesalahan dan hambatan-hambatan dalam

berkomunikasi dapat tergantikan dengan komunikasi yang lebih efektif.

Sesuai dengan hasil analisis penelitian yang sudah dilakukan,

mendapat kesimpulan bahwa penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang

diajukan peneliti yaitu adanya hubungan negatif yang signifikan antara

penggunaan berlebihan media sosial dengan komunikasi interpersonal

pengguna aktif media sosial dewasa awal. Hasil penelitian ini menunjukkan

semakin tinggi kecanduan media sosialmaka semakin rendah komunikasi

interpersonal dan begitu sebaliknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam

penelitian diterima. kecanduan media sosialberkorelasi dengan efektifitas

komunikasi interpersonal dewasa awal dengan kekuatan korelasi sebesar -

0,454 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (0<0,01), dan koefisiensi

determinasi sebesar 45,4%. Maka, disimpulkan bahwa ada hubungan negatif

antara kecanduan media sosialdengan komunikasi interpersonal dewasa awal.

Semakin tinggi penggunaan media sosial, semakin rendah komunikasi

interpersonal dewasa awal, begitu juga sebaliknya. kecanduan media

sosialmemberikan sumbangan terhadap variabel komunikasi interpersonal

sebesar 45,4%. Pada penelitian ini telah terdata mayoritas subjek memiliki

efektivitas komunikasi yang rendah. Hasil penelitian juga menjelaskan bahwa

durasi kecanduan media sosialyang paling sering digunakan ialah sebesar

51,4% yaitu 3-6 jam dalam sehari.

B. Saran

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,

beberapa saran yang dapat diajukan oleh peneliti ialah :

1. Bagi pengguna media sosial usia dewasa awal

Media sosial memang telah menjadi wadah dalam mengekpresikan dan

sarana dalam mendukung perkembangan kemajuan globalisasi. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

68

kemajuan teknologi pun menambah kelahiran konten dan aplikasi-aplikasi

media sosial yang lebih menarik dan pesat mengalami kemajuan. Berdasarkan

hasil penelitian, bahwa kontribusi kepemilikan media sosial relatif kecil,

namun penggunaan dalam intensitas waktu yang cukup tinggi juga akan

menganggu sosial dan komunikasi penggunanya. Maka dari itu, pengguna

media sosial diharapkan bijak dalam mengatur waktu dan lebih

mengutamakan komunikasi secara langsung dengan lingkungannya sehingga

tercipta komunikasi yang berkualitas dan menjauhkan hubungan sosial dari

kesalahpahaman.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian, adapun beberapa saran yang harus

diperhatikan bagi peneliti selanjutnya :

1. Peneliti diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber maupun referensi

mengenai kecanduan media sosial dengan efektivitas komunikasi

interpersonal, mengingat bahwa media sosial terus mengalami perkembangan

dari waktu ke waktu.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan diri dalam

pengambilan data. Seharusnya bisa dilengkapi dengan wawancara dan

melengkapi deskripsi data subjek yang lebih lengkap dan sebagian besar

mewakili sebagai penunjang hasil penelitian.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan

dan referensi penelitian selanjutnya khususnya ilmu psikologi komunikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

69

DAFTAR PUSTAKA

Abadi , T. W., Sukmawan, F., & Utari, D. A. (September 2013). Media Sosial dan

Pengembangan Hubungan Interpersonal Remaja di Sidorejo. Kanal, Vol 2 No

1, Hal 1-106.

Anugrah, A. (2014, Desember 04). Sosial Media : Overdosis. Diambil kembali dari

Indonesian Contact Center Association (ICCA): https://icca.co.id/social-

media-overdosis/

Aridarmaputri, G. S., Akbar, S. N., & Yunairrahmah, E. (t.thn.). Pengaruh jejaring

Sosial Terhadap Kebutuhan Afiliasi Remaja di Program Studi Psikologi

Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.

Askalani, M. (2012). Staring at the sun : Indentifying, understanding and influencing

social media users. Diambil kembali dari

http://aimmia/files/doc_downloads/Aimmia_SocialMedia_Whitepaper.pdf

APJII. (2017). Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet di Indonesia 2017. Diambil

kembali dari Kominfo Teknoprener:

https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/Laporan%20Survei%20APJII_20

17_v1.3.pdf

Asmaya, F. (Oktober 2015). Pengaruh Penggunaan Media Sosial Facebook Terhadap

Perilaku Prososial di Kenegarian Kota Bangun. Vol 2 No 2.

Damar, A. M. (2016, Februari 14). 3 Fakta Mengejutkan Pengguna Internet di

Indonesia. Diambil kembali dari Liputan6.com:

http://tekno.liputan6.com/read/2435997/3-fakta-mengejutkan-pengguna-

internet-di-indonesia

Farhati, R. (2013, Desember 30). Pengaruh Internet (Interpersonal). Diambil kembali

dari Rizkafarhati: https://rizkafarhati.wordpress.com/2013/12/30/pengaruh-

internet-interpersonal/

Helpiastuti, Selfi Budi; Media Sosial dan Perempuan

Horrigan, J. B. (2002). New Internet Users : What They Do Online, What They Don't

Online and Implications For The Net's Future.

Ismoyo. (2016, November 21). Data Statistik Pengguna Internet di Indonesia 2016.

Diambil kembali dari Internet Marketing & SEO:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

70

http://isparmo.web.id/2016/11/21/data-statistik-pengguna-internet-indonesia-

2016/

Istiqomah. (Oktober 2017). Penggunaan Media Sosial Dengan Tingkat Agresivitas

Remaja. Vol 13, No 2.

Juwita, E. P., Budimansyah, D., & Nurbayani, S. (t.thn.). Peran Media Sosial

Terhadap Gaya Hidup siswa SMA N 5 Bandung. Jurnal Sosietas, Vol 5 No 1.

Lunandi, A.G., 1994, Komunikasi Mengenai : Meningkatkan Efektivitas Komunikasi

antar Pribadi, Kanisius, Yogyakarta.

Lybertha, D. P., & Desiningrum, D. R. (Januari 2016). Kematangan Emosi dan

Persepsi Terhadap Pernikahan Pada Dewasa Awal . Jurnal Empati, Vol 5(1),

148-152.

Mahanani, P. A. (Mei 20014). Media Sosial damn Gaya Komunikasi. Jurnal

Komunikator, Vol 6 No 1.

Maulana , H., & Gumelar, G. (2013). Psikologi Komunikasi dan Persuasi. Jakarta

Barat: Akademia Permata.

Mengkakak, B. (2013, September 13). Kecanduan Internet. Diambil kembali dari

Kompasiana:http://www.kompasiana.com/1b3las-mk/kecanduan-

internet_5528e7e8f17e61221a8b4606

Mukodim, D., Ritandiyono, & Sita, H. R. (Agustus, 2004). Peranan Kesepian dan

Kecenderungan Internet Addiction Disorder Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal

Psikologi.

Murtiadi, Danarjati, D. P., & Ekawati, A. R. (2015). Psikologi Komunikasi.

Yogyakarta: Psikosain.

Noviana, A. P. (Desember 2015). Dampak Penggunaan Smartphone Terhadap

Komunikasi Interpersonal Remaja.

Nurmandia, H., Wigati, D., & Masluchah, L. (2013). Hubungan Antara Kemampuan

Sosialisasi Dengan Kecanduan Jejaring Sosial. Jurnal Penelitian Psikologi,

Vol 04 No 02, Hal 107-119.

Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia

(Experience Human Development 12 nd. ed). Jakarta Selatan: Salemba.

Prisgunanto, I. (Agustus 2015). Pengaruh Sosial Media Terhadap Tingkat

kepercayaan Bergaul Siswa. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik,

Vol 19 No 2, Hal 101-112.

Rochmawati, W. (t.thn.). Perilaku Pemanfaatan Internet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

71

Sariroh, M. (2016, Mei). Pengaruh Media Terhadap Perkembangan Remaja. Diambil

kembali dari Dampak Media Sosial Terhadap Perkembangan Remaja

Soliha, S. F. (Januari 2015). Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial dan

Kecemasan Sosial. Jurnal Interaksi, Vol 4 No 1, Hal 1-10.

Subekti, R. (2015, Januari 05). Diambil kembali dari Manfaat Komunikasi

Interpersonal dalam Proses Pembelajaran

Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:

Kanisius.

Syaifullah, J. (Desember 2015). Peran Media Sosial Terhadap Loyalitas Pasangan

Remaja Berpacaran di Desa Sugihwaras Gondangrejo Kabupaten

Karanganyar. Jurnal Ikon Prodi D3 Komunikasi Massa Politeknik Indonusa

Surakarta, Vol 1 No 2.

Syarif, N. (2015). Pengaruh Perilaku Pengguna Smartphone Terhadap Komunikasi

Interpersonal Siswa SMK TI Airlangga Samarinda. Jurnal Ilmu Komunikasi ,

Hal 213-227.

Widiana, H. S., Retnowati, S., & Hidayat, R. (Januari 2004). Kontro Diri dan

Kecenderungan Kecanduan Internet. Jurnal Humanitas : Indonesian

Psychologycal Journal, No 1, Hal 6-16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

72

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

73

LAMPIRAN 1

BLUEPRINT SKALA UJI COBA

SKALA A

Aspek Indikator Variasi

Sikap

Item

Penggunaan waktu

kecanduan media

sosialsecara berlebihan

didasarkan pada

intensitas dan frekuensi

waktu (heavy users,

medium users dan light

users) dalam

menggunakan media

sosial sehingga pengguna

tidak mampu mengontrol

penggunaannya.

Seseorang yang

berlebihan dalam

kegiatan online tersebut

merasa bahwa aplikasi

media sosial lebih

menarik dari kehidupan

nyata)

Intensitas Waktu

(Keadaan tingkatan

atau ukuran

intensnya

berdasarkan waktu)

FAV

Saya selalu mengakses

media sosial sepanjang

waktu

Saya menggunakan

media sosial 6 jam per

hari

Semakin hari waktu saya

tersita hanya untuk

bermain media sosial

Saya memilih bermain

media sosial apabila

tidak melakukan kegiatan

UNFAV

Saya bermain media

sosial hanya ketika waktu

senggang

Saya menggunakan

media sosial kurang dari

3 jam per hari

Saya dapat menata waktu

dengan bijak dalam

menggunakan media

sosial

Saya tidak pernah

menjadikan media sosial

sebagai aplikasi yang

wajib saya miliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

74

Perilaku Negatif

Perilaku yang

ditimbulkan akibat

negatif dari kecanduan

media sosialyang

berlebihan. Perilaku

negatif tersebut tidak

hanya merugikan si

pengguna namun juga

lingkungan sosialnya

yang nantinya akan

membentuk pengguna

sebagai makhluk

individual.

Mengabaikan

Pekerjaan

(Produktivitas dan

kinerja serta

kemampuan bekerja

menjadi menurun

akibat penggunaan

internet berlebihan

dapat menunda

pekerjaan sehingga

aktivitas terganggu)

FAV

Saya menunda pekerjaan

untuk bermain media

sosial

Saya membuka media

sosial ketika sedang

belajar atau bekerja

Saya membalas pesan

atau membuka notifikasi

yang masuk walaupun

bukan pesan penting saat

sedang berkegiatan

Saya melalaikan

kewajiban saya karena

terlalu sibuk dengan

media sosial

UNFAV

Bermain media sosial

tidak mengganggu

kegiatan saya

Saya tidak akan

membuka media sosial

ketika sedang

berkegiatan

Saya mengabaikan pesan

masuk di media sosial

ketika sedang melakukan

pekerjaan

Saya tidak pernah sibuk

dengan media sosial

sehingga kewajiban saya

selalu terpenuhi

Ketidakmampuan

mengontrol

(Tidak bisa

mengendalikan

penggunaan internet

FAV

Saya sulit membagi

waktu antara pekerjaan

saya dan bermain media

sosial

Saya mengakses media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

75

dalam membagi

waktu antara

aktivitas

menggunakan

internet dengan

aktivitas keseharian.

Penggunaan internet

berlebihan juga

mengakibatkan

pemborosan dalam

pembelian paket

internet)

sosial dimanapun,

kapanpun dan dalam

kondisi apapun

Saya boros dalam

pembelian kuota internet

Saya sering begadang

untuk bermain media

sosial

Saya selalu ingin menulis

status di setiap kejadian

pada media sosial

UNFAV

Saya bisa membagi

waktu dalam

menggunakan media

sosial dan fokus pada

pekerjaan saya

Saya selalu mencari

tempat dan waktu yang

nyaman untuk bermain

media sosial

Saya dapat mengatur

pemakaian kuota internet

Saya cukup istirahat dan

tidak pernah begadang

untuk bermain media

sosial

Saya tidak selalu

memposting kejadian

dalam keseharian saya

Mengabaikan

kehidupan sosial

(Berkurangnya

aktivitas dan

FAV

Saya sering melupakan

seseorang yang ada di

dekat saya saat bermain

media sosial

Saya lebih aktif di grup

chatting media sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

76

kegiatan sosial

dalam masyarakat

dan menurunnya

keterampilan sosial

dalam bergaul)

dibanding ketika

berdiskusi secara

langsung

Saya akan memilih

bermain media sosial

apabila orang-orang di

sekitar saya juga asyik

dengan HP nya

Saya ditegur oleh

keluarga apabila bermain

HP saat sedang kumpul

keluarga

UNFAV

Saya lebih memilih

mengobrol dengan teman

di samping saya tanpa

bermain media sosial

Saya lebih aktif di

kelompok ketika

berdiskusi

Saya tanggap untuk

memulai pembicaraan

dan mengesampingkan

media sosial saya ketika

berbicara

Saya diberi kebebasan

menggunakan media

sosial sesuai dengan

tanggung jawab saya

Mudah marah,

gelisah dan tidak

tenang

(Tidak terbiasa tanpa

internet sehingga

menyebabkan

FAV

Saya merasa cemas dan

tidak tenang jika sehari

saja tidak membuka

media sosial

Saya merasa cemas jika

banyak notifikasi media

sosial yang masuk,

namun saya tidak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

77

perubahan mood)

membuka media sosial

karena suatu hal

Saya akan mudah kecewa

apabila saya tidak

mendapat pesan masuk

atau notifikasi media

sosial

UNFAV

Saya merasa tenang dan

biasa saja ketika tidak

mengakses media sosial

seharian

Saya merasa santai

walaupun belum dapat

mengakses dan

mengecek media sosial

Saya tidak

mempermasalahkan tidak

adanya notifikasi media

sosial di HandPhone

saya

SKALA B

Aspek Indikator Variasi

Sikap Item

Keterbukaan

Pengungkapan reaksi

atau tanggapan kita

terhadap situsi yang

sedang dihadapi serta

memberikan informasi

tentang masa lalu yang

relevan untuk

memberikan tanggapan

kita di masa kini.

Membagikan kepada

orang lain perasaan kita

Terbuka dengan

infomasi yang

disampaikan

(Menyampaikan

informasi atau

pendapat antar

komunikasi secara

terbuka untuk

menghindari

kesalahpahaman)

FAV

Saya menyampaikan

pendapat secara langsung

kepada orang lain

UNFAV

Saya enggan

menyampaikan pendapat

secara langsung

Jujur dan tanggap

FAV

Saya tidak ragu untuk

mengawali pembicaraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

78

terhadap perkataan atau

perilaku atas kejadian-

kejadian yang baru

dialami

(Memiliki kejujuran

agar komunikasi

berjalan efektif dan

aktif serta tanggap.

Antar komunikan

juga harus tanggap

dalam menanggapi

informasi maupun

pendapat, terlebih

masukan dan

kritikan dari lawan

bicara)

terhadap siapapun

Saya senang diberi

masukan oleh orang lain

UNFAV

Saya akan menunggu

orang lain menjabat

tangan saya ketika

berkenalan

Saya tidak menyukai

kritikan

Memiliki perasaan

dan pikiran

(Antar lawan bicara

juga harus

menghargai lawan

bicara dengan

memiliki perasaan

dan pikiran yang

positif sehingga

dapat saling

menerima apa yang

disampaikan)

FAV

Saya mengungkapkan isi

hati secara jujur kepada

orang lain

Saya berbagi pengalaman

pribadi dengan teman

UNFAV

Saya tidak mudah

mengatakan apa yang

sedang saya rasakan

Saya tidak mudah

memahami apa yang

dirasakan teman-teman

disekitar saya

Empati

Merasakan apa yang

dirasakan orang lain dan

bersedia memahami

orang lain secara baik

dalam aspek

perasaan,pikiran dan

keinginan. Empati dalam

komunikasi akan

menyebabkan tumbuh

dan berkembang saling

memberikan pengertian

dan penerimaan.

Memahami

pengalaman dan

memotivasi

(Memahami apa

yang diceritakan

atau disampaikan

lawan bicara

sehingga antar

komunikan bisa

memberi semangat

dan motivasi atas

pengalaman lawan

bicaranya)

FAV

Saya menjadi pendengar

yang baik ketika orang

lain curhat

Saya tidak segan

memberikan perhatian

kepada orang lain

Saya mencoba

memotivasi dan

memahami pengalaman

orang tersebut

UNFAV

Saya sukar memahami

apa yang dirasakan orang

lain

Saya merasa kurang

tanggap dan peka dalam

memberikan perhatian

Saya terkesan cuek

apabila cerita orang

tersebut tidak menarik

bagi saya

Saling FAV Saya mendengarkan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

79

mendengarkan

perkataan

(Lawan bicara wajib

menghargai dengan

saling mendengarkan

satu sama lain )

memberi tanggapan

dengan baik cerita orang

lain

UNFAV

Saya merasa cepat jenuh

ketika mendengarkan

pembicaraan orang lain

Kepercayaan

(Keterbukaan diri

juga menentukan

apakah lawan bicara

percaya untuk

menyampaikan

tentang perasaan dan

pikirannya kepada

orang lain)

FAV

Saya berhati-hati ketika

berbicara kepada orang

yang baru saya kenal

UNFAV

Saya merasa setiap orang

tidak mudah

mempercayai saya

Sikap dan Suasana

Mendukung

Situasi yang terbuka

untuk mendukung

komunikasi berlangsung

efektif. Dalam

komunikasi antar pribadi

perlu adanya suasana

yang mendukung dan

memotivasi. Sikap

suportif dapat

mengurangi sikap

defensif dimana

cenderung lebih banyak

melindungi diri dari

ancaman yang

ditanggapinya dalam

situasi komunikasi

daripada memahami

pesan orang lain

Deskriptif

(Menyampaikan

perasaan dan

persepsi kepada

orang lain tanpa

menilai sehingga

orang tersebut

“merasa” dihargai)

FAV

Saya mengomentari

penampilan teman saya

dengan penyampaian

yang baik

UNFAV

Saya lebih puas

menyampaikan perasaan

dan pikiran saya yang

tidak saya sukai kepada

orang tersebut meskipun

menyakitkan

Orientasi Masalah

(Mengajak untuk

bekerja sama

mencari pemecahan

masalah)

FAV

Saya meminta solusi

orang lain untuk

memecahkan masalah

UNFAV

Saya tidak butuh orang

lain untuk membantu

menyelesaikan masalah

saya

Spontanitas

(Sikap jujur dan

terus terang apa yang

dipikirkan)

FAV

Saya memilih jujur

walaupun menyakiti

perasaan lawan bicara

UNFAV

Saya tidak menegur

ketika teman saya

berbuat salah

Persamaan

(Sikap

memperlakukan

orang lain dengan

FAV

Saya tidak membeda-

bedakan dengan siapa

saya berbicara

UNFAV Saya tidak mudah

menerima apapun yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

80

setara) tidak sependapat dengan

saya

Provosionalisme

(Kesediaan untuk

meninjau kembali

pendapat diri sendiri,

mendengarkan

pendapat orang lain

dan menerima

kritikan)

FAV

Sering berbicara secara

tatap muka menjadikan

hubungan semakin dekat

Saya dapat menerima

kritikam sekalipun itu

menyinggung

UNFAV

Saya kurang percaya diri

untuk berbicara secara

tatap muka

Saya tidak suka

mendapat kritikan

Sikap Positif

Kecenderungan bertindak

pada diri komunikator

untuk memberikan

penilaian yang positif

pada diri komunikan.

dalam komunikasi tatap

muka komunikan saling

bersikap positif,

mendorong orang lain

lebih aktif berpartisipasi

dan menciptakan situasi

yang komunikatif

Pikiran positif

(Antar komunikan

harus memiliki

pikiran yang positif

dan tidak mudah

curiga sehingga

mampu memberikan

penilaian yang baik

dan adanya

penerimaan dari

antar lawan bicara)

FAV

Saya berpikiran

baik/positif kepada

teman yang tiba-tiba baik

kepada saya

Saya tidak mudah

berprasangka terhadap

orang yang baru saya

kenal

UNFAV

Saya akan membalas

sikap kurang baik orang

lain terhadap saya

Saya tidak percaya

kepada orang yang tidak

saya kenal

Menghargai

(Dengan peka

terhadap kebutuhan

orang lain , memberi

dan menerima pujian

serta penghargaan)

FAV

Saya tidak segan

memberikan pujian

kepada orang lain

Saya selalu

memperhatikan lawan

bicara saya berbicara

UNFAV

Saya merasa tersaingi

bila ada seseorang yang

berprestasi

Saya sering mengabaikan

lawan bicara saya

berbicara

Kesetaraan

(Pengakuan bahwa kedua

belah pihak menghargai,

berguna, dan mempunyai

sesuatu yang penting

untuk dibagikan.

Kesetaraan berarti tidak

memperlakukan orang

lain secara demokratis,

Menyadari

kekurangan

(Menyadari dengan

tidak menunjukkan

diri sendiri lebih

tinggi atau lebih baik

dari orang lain)

FAV

Saya menyadari

kekurangan dan

kelebihan saya ataupun

orang lain

UNFAV

Saya mudah

membandingkan diri

saya dengan orang lain

Komunikasi

berharga dan FAV

Saya menghargai

pentingnya apa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

81

tidak menunjukkan diri

sendiri lebih tingi atau

lebih baik dari orang lain

karena status,

kemampuan, kekayaan

dll. Dapat

mengkomunikasikan

penghargaan dan rasa

hormat sehingga proses

komunikasi efektif)

penting

(Menghargai apa

yang disampaikan

lawan bicara bahwa

infomasi tersebut

penting dengan tidak

mengabaikan dan

tidak menggurui)

dibicarakan lawa bicara

saya

UNFAV Saya tidak aktif dalam

suatu pembicaraan

Kesamaan

komunikasi

(Memperlakukan

orang lain secara

horizontal dan

demokratis, tidak

membedakan dalam

status, kekayaan dll)

FAV

Saya dapat berbicara

pada siapapun tanpa

memandang status sosial

UNFAV

Saya hanya akan

berbicara pada seseorang

yang saya kenal

Tidak memaksakan

kehendak

(Tidak egois dengan

apa yang menjadi

keinginan dan

pemikirannya)

FAV

Saya memahami

keinginan orang lain

yang berbeda dengan

saya

UNFAV

Apabila kehendak saya

tidak dituruti saya akan

marah

Mencipatakan

suasana akrab dan

nyaman

(Lingkungan dengan

suasana baru dan

nyaman membuat

komunikasi antar

komunikan berjalan

dengan efektif)

FAV

Saya termasuk orang

yang mudah akrab

dengan siapapun

UNFAV

Saya membutuhkan

waktu untuk bisa akrab

dengan lingkungan baru

Mengakui

kepentingan dan

saling memerlukan

(Memberikan

bantuan kepada

lawan bicara yang

saling membutuhkan

dapat menumbuhkan

kedekatan satu sama

lain)

FAV

Saya mudah memberikan

bantuan kepada orang

lain

UNFAV

Saya tidak mudah

berbagi solusi kepada

orang yang

membutuhkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

82

LAMPIRAN 2

SKALA PENELITIAN

Salam sejahtera,

Perkenalkan saya Matilda Devina Nirmala Putri, mahasiswi tingkat

akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang

menyelesaikan tugas akhir dengan tujuan dan manfaat dari penelitian ini

adalah mengetahui pengaruh dari pemakaian media sosial terhadap

komunikasi interpersonal di lingkungan. Oleh karena itu, saya memohon

kesediaan Anda dalam mengisi kuesioner penelitian ini. Anda tidak perlu

ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban benar dan salah, Anda

diharapkan mengisi kuesioner penelitian secara jujur, spontan dan sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya. Hasil dari kuesioner ini akan dirahasiakan

sehingga saya maupun orang lain tidak mengetahui identitas diri Anda. Saya

sangat menghargai apabila Anda bersedia mengisi pertanyaan kuesioner ini

dengan sejujur-jujurnya.

Penelitian ini ditunjukan kepada Anda :

1.Memiliki minimal 3 akun media sosial

2.Aktif menggunakan media sosial (akun chatting maupun akun seperti

instagram, facebook, youtube, twitter, dll)

3.Berusia 18-40 tahun

Dengan melanjutkan ke sesi berikutnya, maka Anda telah menyatakan

bahwa Anda bersedia untuk ikut terlibat dalam mengisi kuesioner penelitian

ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun dan dengan sungguh-sungguh

memberikan jawaban sesuai dengan apa yang Anda rasakan, alami dan

pikirkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

83

Setelah Anda mengisi data diri, pada penelitian ini akan terdapat 2

jenis skala dengan beberapa pertanyaan. Pengisian skala memakan waktu 15-

30 menit tergantung kecepatan Anda mengisi kuesioner.

Petunjuk Pengisian

Berikut dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan pada skala A dan

skala B yang berhubungan dengan keadaan Anda. Bacalah setiap pertanyaan

yang ada dengan teliti, kemudian pilihlah salah satu dari empat pilihan

jawaban yang telah disediakan dan paling sesuai dengan diri Anda. Tidak ada

jawaban yang benar atau salah, maka jawablah sesuai dengan apa yang Anda

alami, rasakan maupun pikirkan. Jawablah semua pertanyaan dan jangan

sampai ada yang terlewatkan.

SKALA A

No PERNYATAAN SS S TS STS

1

Saya merasa cemas jika banyak notifikasi

media sosial yang masuk, namun saya tidak

dapat membuka media sosial karena suatu

hal

2 Saya tidak mempermasalahkan tidak adanya

notifikasi media sosial di HandPhone saya

3 Saya membuka media sosial ketika sedang

belajar atau bekerja

4 Saya sering begadang untuk bermain media

sosial

5 Saya melalaikan kewajiban saya karena

terlalu sibuk dengan media sosial

6 Saya diberi kebebasan menggunakan media

sosial sesuai dengan tanggung jawab saya

7 Saya dapat mengatur pemakaian kuota

internet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

84

8 Saya tidak akan membuka media sosial

ketika sedang berkegiatan

9 Saya lebih memilih mengobrol dengan

teman di samping saya tanpa bermain media

sosial

10 Saya sering melupakan seseorang yang ada

di dekat saya saat bermain media sosial

11 Saya lebih aktif di kelompok ketika sedang

berdiskusi

12 Saya sulit membagi waktu antara pekerjaan

saya dan bermain media sosial

13 Saya menggunakan media sosial 6 jam per

hari

14 Saya cukup istirahat dan tidak pernah

begadang untuk bermain media sosial

15 Saya tidak pernah sibuk dengan media sosial

sehingga kewajiban saya selalu terpenuhi

16 Semakin hari waktu saya tersita hanya untuk

bermain media sosial

17 Saya mengakses media sosial dimanapun,

kapanpun dan dalam kondisi apapun

18 Saya merasa tenang dan biasa saja ketika

tidak mengakses media sosial seharian

19 Saya bermain media sosial hanya ketika

waktu senggang

20 Saya merasa santai walaupun belum dapat

mengakses dan mengecek media sosial

21 Saya boros dalam pembelian kuota internet

22 Saya tanggap untuk memulai pembicaraan

dan mengesampingkan media sosial saya

ketika berbicara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

85

23

Saya merasa cemas dan tidak tenang jika

sehari saja tidak membuka media sosial

24 Saya selalu mengakses media sosial

sepanjang waktu

25 Saya menunda pekerjaan untuk bermain

media sosial

26 Saya akan mudah kecewa apabila saya tidak

mendapat pesan masuk atau notifikasi media

sosial

27 Saya dapat menata waktu dengan bijak

dalam menggunakan media sosial

28 Saya membalas pesan atau membuka

notifikasi yang masuk walaupun bukan

pesan penting saat sedang berkegiatan

29 Saya menggunakan media sosial kurang dari

3 jam per hari

30 Saya bisa membagi waktu dalam

menggunakan media sosial dan fokus pada

pekerjaan saya

31 Saya ditegur oleh keluarga apabila bermain

HP saat sedang kumpul keluarga

32 Saya lebih aktif di grup chatting media

sosial dibanding ketika berdiskusi secara

langsung

SKALA B

NO PERNYATAAN SS S TS STS

33

Saya tidak mudah menerima apapun yang

tidak sependapat dengan saya

34 Saya sukar memahami apa yang dirasakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

86

orang lain

35 Saya selalu memperhatikan lawan bicara

saya berbicara

36 Saya kurang percaya diri untuk berbicara

secara tatap muka

37 Saya tidak mudah memahami apa yang

dirasakan teman-teman disekitar saya

38 Saya mudah memberikan bantuan kepada

orang lain

39 Saya merasa kurang tanggap dan peka dalam

memberikan perhatian

40 Saya sering mengabaikan lawan bicara saya

berbicara

41 Saya dapat menerima kritikam sekalipun itu

menyinggung

42 Saya tidak membeda-bedakan dengan siapa

saya berbicara

43 Saya tidak ragu untuk mengawali

pembicaraan terhadap siapapun

44

Saya lebih puas menyampaikan perasaan

dan pikiran saya yang tidak saya sukai

kepada orang tersebut meskipun

menyakitkan

45

Saya tidak mudah berprasangka terhadap

infromasi yang saya terima

46

Saya tidak segan memberikan perhatian

kepada orang lain

47 Saya menghargai pentingnya apa yang

dibicarakan lawan bicara saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

87

48

Saya tidak segan memberikan pujian kepada

orang lain

49

Saya mengungkapkan isi hati secara jujur

kepada orang lain

50 Saya dapat berbicara pada siapapun tanpa

memandang status sosial

51 Saya tidak suka mendapat kritikan

52

Saya akan membalas sikap kurang baik

orang lain terhadap saya

53 Apabila kehendak saya tidak dituruti saya

akan marah

54 Saya tidak mudah berbagi solusi kepada

orang yang membutuhkan

55 Saya kurang tanggap memberikan pendapat

56 Saya tidak aktif dalam suatu pembicaraan

57 Saya mencoba memotivasi dan memahami

pengalaman orang tersebut

58 Saya termasuk orang yang mudah akrab

dengan siapapun

59

Saya merasa cepat jenuh ketika

mendengarkan pembicaraan orang lain

60 Saya menyadari kekurangan dan kelebihan

saya ataupun orang lain

61

Saya memahami keinginan orang lain yang

berbeda dengan saya

62 Sering berbicara secara tatap muka

menjadikan hubungan semakin dekat

63 Saya hanya akan berbicara pada seseorang

yang saya kenal

64 Saya tidak menegur ketika teman saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

88

berbuat salah

65

Saya merasa setiap orang tidak mudah

mempercayai saya

66

Saya akan menunggu orang lain menjabat

tangan saya ketika berkenalan

67 Saya merasa tersaingi bila ada seseorang

yang berprestasi

68 Saya memilih jujur walaupun menyakiti

perasaan lawan bicara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

89

LAMPIRAN 3

HASIL SELEKSI ITEM

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 208 99,0

Excludeda 2 1,0

Total 210 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,733 68

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P1 175,50 95,671 ,186 ,730

P2 175,82 95,181 ,235 ,728

P3 175,42 95,762 ,168 ,730

P4 175,53 92,066 ,393 ,720

P5 176,02 95,048 ,244 ,727

P6 176,22 99,204 -,077 ,738

P7 175,72 94,492 ,247 ,727

P8 175,84 94,511 ,286 ,726

P9 175,98 94,695 ,265 ,727

P10 175,84 95,941 ,185 ,730

P11 175,79 98,957 -,056 ,738

P12 176,09 95,967 ,196 ,729

P13 175,44 93,861 ,302 ,725

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

90

P14 175,72 94,542 ,254 ,727

P15 175,85 95,725 ,189 ,730

P16 175,90 94,835 ,236 ,728

P17 175,65 93,678 ,369 ,723

P18 175,78 94,096 ,326 ,724

P19 175,87 93,914 ,320 ,724

P20 175,85 94,140 ,350 ,724

P21 175,56 93,388 ,298 ,724

P22 176,05 97,321 ,091 ,733

P23 175,75 95,454 ,190 ,729

P24 175,77 94,507 ,291 ,726

P25 176,01 94,396 ,278 ,726

P26 176,02 95,236 ,230 ,728

P27 175,96 96,930 ,121 ,732

P28 175,66 95,867 ,216 ,729

P29 175,43 95,155 ,223 ,728

P30 176,05 96,437 ,166 ,730

P31 175,41 97,393 ,040 ,736

P32 175,91 97,683 ,050 ,734

P33 175,20 98,497 -,021 ,737

P34 175,09 98,682 -,031 ,737

P35 174,75 97,348 ,101 ,732

P36 175,08 96,684 ,112 ,733

P37 175,04 96,341 ,177 ,730

P38 174,82 95,764 ,234 ,728

P39 175,17 97,764 ,036 ,735

P40 174,88 97,359 ,086 ,733

P41 174,92 96,897 ,120 ,732

P42 174,80 97,631 ,050 ,735

P43 174,96 97,829 ,024 ,736

P44 175,70 99,515 -,096 ,741

P45 175,13 98,191 ,007 ,736

P46 174,83 95,068 ,330 ,726

P47 174,74 95,809 ,288 ,727

P48 174,77 95,403 ,250 ,728

P49 174,97 97,086 ,091 ,733

P50 174,72 95,458 ,213 ,729

P51 174,98 95,797 ,205 ,729

P52 175,17 98,479 -,017 ,737

P53 174,90 98,072 ,023 ,735

P54 174,91 95,803 ,251 ,728

P55 175,05 97,389 ,102 ,732

P56 175,12 95,791 ,212 ,729

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

91

P57 174,85 95,706 ,272 ,727

P58 174,87 95,105 ,228 ,728

P59 175,11 96,698 ,156 ,731

P60 174,88 96,348 ,209 ,729

P61 174,91 98,306 ,008 ,735

P62 174,73 95,784 ,207 ,729

P63 175,13 95,167 ,225 ,728

P64 175,03 96,096 ,228 ,729

P65 175,18 98,360 -,005 ,736

P66 175,02 96,169 ,208 ,729

P67 175,14 96,240 ,130 ,732

P68 175,07 97,725 ,044 ,735

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

92

LAMPIRAN 4

HASIL UJI RELIABILITAS

Hasil Uji Reliabilias I

SKALA A

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 55 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 55 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Hasil Uji Reliabilitas II

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,920 33

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,908 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

93

Hasil Uji Reliabilitas I

SKALA B

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 45 78,9

Excludeda 12 21,1

Total 57 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,848 52

Hasil Uji Reliabilitas II

SKALA B

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,922 36

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 45 78,9

Excludeda 12 21,1

Total 57 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

94

LAMPIRAN 5

HASIL UJI DESKRIPSI MEAN EMPIRIS

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X1 210 70 41 111 70,01 10,386

X2 210 55 83 138 107,81 9,298

Valid N

(listwise) 210

Ket : X1 : Kecanduan media sosial

X2 : Kualitas Komunikasi interpersonal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

95

LAMPIRAN 6

HASIL UJI NORMALITAS

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

X1 ,069 210 ,017

X2 ,154 210 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

96

LAMPIRAN 7

HASIL UJI LINEARITAS

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

X1 * X2 210 100,0% 0 0,0% 210 100,0%

Ket : X1 : Penggunaan berlebihan media sosial

X2 : Efektivitas komunikasi interpersonal

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

X1

*

X2

Between

Groups

(Combine

d) 11174,835 43 259,880 3,794 ,000

Linearity 5308,637 1 5308,637 77,511 ,000

Deviation

from

Linearity

5866,198 42 139,671 2,039 ,001

Within Groups 11369,146 166 68,489

Total 22543,981 209

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN … · memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,

97

LAMPIRAN 8

HASIL UJI HIPOTESIS

Correlations

X1 X2

Spearman's rho X1 Correlation

Coefficient

1,000 -,454**

Sig. (1-tailed) . ,000

N 210 210

X2 Correlation

Coefficient

-,454**

1,000

Sig. (1-tailed) ,000 .

N 210 210

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI