HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan...

79
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN GUGUS HM. SARBINI KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Thangeswari 1401413024 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan...

Page 1: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

DENGAN HASIL BELAJAR IPS

KELAS IV SDN GUGUS HM.

SARBINI KABUPATEN

KEBUMEN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Thangeswari

1401413024

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

ii

Page 3: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

iii

Page 4: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

iv

Page 5: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto

“Seorang mukmin yang bergaul dengan orang lain dan sabar dengan gangguan

mereka lebih baik dari mukmin yang tidak mau bergaul serta tidak sabar dengan

gangguan mereka” (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi, dan Ahmad)

“Bermain-mainlah dengan anakmu selama seminggu, didiklah ia selama

seminggu, temanilah ia selama seminggu pula, setelah itu suruhlah ia mandiri”

(HR. Bukhari)

“Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat

merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu” (Ki Hadjar Dewantara)

Persembahan:

Skripsi ini peneliti persembahkan kepada kedua orang tua tercinta Ibu Darsiyah,

Bapak Sures Kumar.

Almamater Universitas Negeri Semarang.

Page 6: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

vi

PRAKATA

Puji Syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Hubungan Interaksi Sosial dan Kemandirian Belajar Siswa dengan Hasil Belajar

IPS Kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini Kabupaten Kebumen”. Peneliti menyadari

bahwa skripsi tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari banyak pihak. Oleh

karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang;

2. Prof. Dr. Fakhrudin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Semarang;

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Program Studi/Jurusan Penidikan Guru

Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang;

4. Dra. Munisah, M.Pd., Penguji;

5. Dr. Eko Purwanti, M.Pd., Pembimbing Utama;

6. Drs. A. Busyairi, M.Ag., Pembimbing Pendamping;

7. Sukarjo, S.Pd.SD., H. Moh Thohari, S.Pd., Manirah, S.Pd., Dwi Astuti, S.Pd.,

Sulastri, S.Pd.SD., Kepala SD di Gugus HM. Sarbini Kecamatan

Buluspesantren, Kabupaten Kebumen.

8. Nur Hidayah, S.Pd.I., Eti Purwanti, S.Pd., Tutur Sodikin, S.Pd.SD., Siti

Toifah, S.Pd.SD., Ahmad Syarifudin, S.Pd., Guru Kelas IV di SDN Gugus

HM. Sarbini Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen.

9. Staf Tata Usaha dan tenaga kependidikan

Page 7: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

vii

Page 8: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

viii

ABSTRAK

Thangeswari. 2017. Hubungan Interaksi Sosial dan Kemandirian Belajar Siswa

dengan Hasil Belajar IPS Kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini

Kabupaten Kebumen. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing: Dr. Eko Purwanti, M.Pd. 292 halaman.

Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Salah

satunya yaitu kemandirian belajar dan interaksi sosial. Berdasarkan Laporan

Prosiding Nasional Seminar dan Lokakarya Penulisan Karya Ilmiah

“Problematika Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”, bahwa pembelajaran IPS

secara umum di jenjang Sekolah Dasar (SD), seperti kurangnya minat dan

keaktifan peserta didik, pembelajaran IPS di SD selama ini dinilai membosankan

dikarenakan guru pada umumnya masih menerapkan paradigma pendidikan lama

yang masih bersifat teacher center. Rumusan masalah dalam penelitian ini:

apakah ada hubungan antara interaksi sosial siswa dengan hasil belajar IPS,

kemandirian belajar siswa dengan hasil belajar IPS, serta interaksi sosial dan

kemandirian belajar siswa dengan hasil belajar IPS kelas IV SDN Gugus HM.

Sarbini Kabupaten Kebumen? Penelitian ini bertujuan untuk: mendeskripsikan

hubungan antara interaksi sosial siswa dengan hasil belajar IPS, kemandirian

belajar siswa dengan hasil belajar IPS, serta interaksi sosial dan kemandirian

belajar siswa dengan hasil belajar IPS kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini

Kabupaten Kebumen.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif menggunakan

desain penelitian korelasional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu

teknik samping jenuh yaitu semua anggota populasi dijadikan sampel. Sampel

penelitian yang digunakan yaitu seluruh siswa kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini

Kabupaten Kebumen yang berjumlah 90 siswa.

Hasil analisis data menggunakan rumus Product Moment dengan

berbantuan program SPSS 24, diperoleh: 1) hasil rx1y hitung > rtabel (0,780 > 0,207)

termasuk kategori kuat; 2) hasil rx2y hitung > rtabel (0,867 > 0,207) termasuk kategori

sangat kuat; 3) hasil rx1x2y hitung > rtabel (0,904 > 0,207) termasuk kategori sangat

kuat; 4) besar koefisien determinasi = 0,824, ini berarti kontribusi interaksi sosial

dan kemandirian belajar siswa dengan hasil belajar IPS adalah 82,4% dan sisanya

sebesar 17,6% disumbangkan oleh faktor lain yang tidak diteliti peneliti.

Simpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara interaksi sosial siswa dan hasil belajar IPS, kemandirian belajar

siswa dan hasil belajar IPS, serta interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa

dengan hasil belajar IPS Kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini Kabupaten Kebumen.

Saran yang diberikan guru untuk membina interaksi sosial siswa, dengan

meningkatkan tingkat umpan balik siswa, untuk membina kemandirian belajar

siswa, dengan meningkatkan kemantapan diri siswa.

Kata Kunci: hasil belajar; Ilmu Pengetahuan Sosial; interaksi sosial;

kemandirian belajar

Page 9: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i

Pernyataan Keaslian ......................................................................................... ii

Persetujuan Pembimbing .................................................................................. iii

Pengesahan Ujian Skripsi ................................................................................. iv

Moto dan Persembahan .................................................................................... v

Prakata .............................................................................................................. vi

Abstrak ............................................................................................................. viii

Daftar Isi........................................................................................................... ix

Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii

Daftar Gambar .................................................................................................. xvi

Daftar Lampiran ............................................................................................... xvii

1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................... 8

1.3 Pembatasan Masalah .................................................................................. 9

1.4 Rumusan Masalah ...................................................................................... 9

1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9

1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10

2. KAJIAN PUSTAKA .................................................................................... 12

2.1 Kajian Teoritis ............................................................................................ 12

2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPS di SD ............................................................ 12

2.1.2 Hakikat Interaksi Sosial .......................................................................... 30

Page 10: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

x

2.1.3 Hakikat Kemandirian Belajar .................................................................. 44

2.1.4 Kerangka Teoritis .................................................................................... 49

2.1.5 Kerangka Berpikir ................................................................................... 51

2.1.6 Hipotesis .................................................................................................. 54

3. METODE PENELITIAN ............................................................................. 55

3.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 55

3.2 Populasi dan Sampel .................................................................................. 56

3.2.1 Populasi Penelitian ................................................................................. 56

3.2.2 Sampel Penelitian ................................................................................... 57

3.3 Variabel Penelitian ..................................................................................... 57

3.3.1 Variabel Independent (Variael Bebas) ................................................... 58

3.3.2 Variabel Dependent (Variabel Terikat) .................................................. 58

3.4 Definisi Operasional Variabel .................................................................... 58

3.4.1 Interaksi Sosial (X1) ............................................................................... 58

3.4.2 Kemandirian Belajar (X2) ...................................................................... 59

3.4.3 Hasil Belajar IPS (Y) ............................................................................ 59

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpul Data ..................................................... 60

3.5.1 Teknik Pegumpul Data ........................................................................... 60

3.5.2 Instrumen Pengumpul Data .................................................................... 62

3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................. 72

3.6.1Analisis Deskriptif Data ........................................................................... 72

3.6.2 Uji Normalitas ........................................................................................ 74

3.6.3 Uji Linieritas ........................................................................................... 76

Page 11: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

xi

3.6.4 Uji Multikolinearitas .............................................................................. 77

3.6.5 Uji Hipotesis ........................................................................................... 79

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 82

4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 82

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 82

4.1.1.1 Deskripsi Data Interaksi Sosial Siswa ................................................. 82

4.1.1.2 Deskripsi Data Kemandirian Belajar .................................................. 91

4.1.1.3 Deskripsi Data Hasil Belajar IPS ......................................................... 98

4.1.2 Hasil Pengujian Prasyarat Analisis ......................................................... 103

4.1.2.1 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 103

4.1.2.2 Hasil Uji Linearitas .............................................................................. 104

4.1.2.3 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................... 106

4.1.3 Hasil Pengujian Hipotesis ....................................................................... 107

4.1.3.1 Analisis Korelasi Sederhana ................................................................ 107

4.1.3.2 Analisis Korelasi Ganda ....................................................................... 109

4.2 Pembahasan ................................................................................................ 110

4.2.1 Hubungan Interaksi Sosial Siswa dengan Hasil Belajar IPS ................. 110

4.2.2 Hubungan Kemandirian Belajar Siswa dengan Hasil belajar IPS .......... 113

4.2.3 Hubungan Interaksi Sosial dan kemandirian Belajar Siswa dengan hasil

Belajar IPS ............................................................................................. 115

4.3 Implikasi ..................................................................................................... 116

4.3.1 Implikasi Teoritis .................................................................................... 116

4.3.2 Implikasi Praktis ..................................................................................... 117

Page 12: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

xii

4.3.3 Implikasi Pedagodis ................................................................................ 118

5. PENUTUP .................................................................................................... 119

5.1 Simpulan .................................................................................................... 119

5.2 Saran ........................................................................................................... 120

Daftar Pustaka .................................................................................................. 121

Lampiran .......................................................................................................... 125

Page 13: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai-Nilai Karater dan Budaya Bangsa.............................................. 20

Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV ................ 29

Tabel 2.3 Perbedaan Simpati dan Identifikasi..................................................... 34

Tabel 3.1 Daftar Populasi Penelitian .................................................................. 56

Tabel 3.2 Prosedur Penskoran Angket ............................................................... 64

Tabel 3.3 Butir Valid dan T idak Valid Instrumen Interaksi Sosial.................... 66

Tabel 3.4 Butir Valid dan Tidak Valid Instrumen Kemandirian Belajar ........... 67

Tabel 3.5 Butir Valid dan Tidak Valid Instrumen Tes Hasil Belajar IPS .......... 67

Tabel 3.6 Butir Valid dan Tidak Valid Instrumen Sikap Diri Sendiri ............... 68

Tabel 3.7 Butir Valid dan Tidak Valid Instrumen Sikap Teman Sejawat ......... 68

Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Interaksi Sosial ...................... 70

Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Kemandirian Belajar .............. 71

Tabel 3.10 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar IPS ........... 71

Tabel 3.11 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen sikap diri sendiri .................. 72

Tabel 3.12 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen sikap teman sejawat ............. 72

Tabel 3.13 Kriteria Deskritif Persentase Interaksi Sosial ................................... 73

Tabel 3.14 Kriteria Deskriptif Persentase Kemandirian Belajar ......................... 74

Tabel 3.15 Kriteria Deskriptif Persentase Hasil Belajar IPS .............................. 74

Tabel 3.16 Pedoman Intrepetasi Koefisien Korelasi ........................................... 80

Tabel 4.1 Distribusi Jawaban Variabel Interaksi Sosial...................................... 83

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Indikator Percakapan ........................................... 84

Page 14: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

xiv

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Indkator Kerjasama ............................................. 85

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Indikator Saling Menghormati ............................ 86

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Indikator Sifat Terbuka........................................ 87

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Indikator Empati .................................................. 88

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Indikator Simpati ................................................. 90

Tabel 4.8 Distribusi Jawaba Indikator Tingkat Umpan Balik............................. 91

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Variabel Kemandirian Belajar ............................. 92

Tabel 4.10 Distribusi jawaban Indikator Progresif dan Ulet .............................. 94

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Indikator Berinisiatif ......................................... 95

Tabel 4.12 Distribusi jawaban Indikator Mengendalikan diri dari dalam .......... 96

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Indikator Kemantapan Diri ................................ 97

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Indikator Memperoleh Kepuasan atas ...............

usaha sendiri ........................................................................................................98

Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Variabel Hasil Belajar IPS ................................ 99

Tabel 4.16 Tingkat Hasil Belajar IPS Ranah Kognitif ........................................ 101

Tabel 4.17 Tingkat Hasil Belajar IPS Ranah Afektif .......................................... 102

Tabel 4.18 Tingkat Hasil Belajar IPS Ranah Psikomotor ................................... 103

Tabel 4.19 Uji Normalitas Data .......................................................................... 104

Tabel 4.20 Uji Linieritas Interaksi Sosial dan Hasil Belajar IPS ........................ 105

Tabel 4.21 Uji Linieritas Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar IPS ............... 105

Tabel 4.22 Uji Multikolinearitas Data ................................................................ 106

Tabel 4.23 Hasil Uji Korelasi Sederhana X1 dan Y .......................................... 107

Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi Sederhana X2 dan Y ......................................... 108

Page 15: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

xv

Tabel 4.25 Hasil uji R Square ............................................................................. 109

Tabel 4.26 Tabel Uji F ........................................................................................ 110

Page 16: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Kerangka Teoritis ................................................................ 51

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ............................................................... 53

Gambar 3.1 Desain Penelitian ................................................................. 55

Gambar 4.1 Diagram Tingkat Interaksi Sosial Siswa ............................. 83

Gambar 4.2 Diagram Tingkat Kemandirian Belajar Siswa .................... 93

Gambar 4.3 Diagram Tingkat Hasil Belajar Siawa ................................. 99

Page 17: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ........................................................ 126

Lampiran 2 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Angket Interaksi Sosial ................... 128

Lampiran 3 Angket Uji Coba Interaksi Sosial .................................................... 130

Lampiran 4 Kisi-Kisi Angket Uji Kemandirian Belajar Siswa .......................... 135

Lampiran 5 Angket Uji Coba Kemandirian Belajar Siswa ................................. 136

Lampiran 6 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar ............................. 140

Lampiran 7 Instrumen Uji Coba Tes Hasil Belajar ............................................. 142

Lampiran 8 Kisi-Kisi Uji Coba Angket Penilaian Sikap Sosial ......................... 151

Lampiran 9 Angket Uji Coba Penilaian Sikap Sosial ........................................ 152

Lampiran 10 Kisi-Kisi Uji Coba Angket Penilaian Sikap Sosial Teman

Sejawat ................................................................................................................ 157

Lampiran 11 Angekt Uji Coba Penilaian Sikap Sosial Teman Sejawat ............. 158

Lampiran 12 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Interaksi Sosial ..................... 164

Lampiran 13 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kemandirian Belajar ............. 167

Lampiran 14 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar IPS ............ 169

Lampiran 15 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Penilaian Diri Sikap Sosial ... 171

Lampiran 16 Hasil uji Validitas dan reliabilitas Penilaian Teman Sejawat Sikap

Sosial ................................................................................................................... 173

Lampiran 17 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Angket Interaksi Soisal ................ 175

Lampiran 18 Angket Penelitian Interaksi Sosial ................................................. 177

Lampiran 19 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Angket Kemandirian Belajar ...... 181

Lampiran 20 Angket Penelitian Kemandirian Belajar ........................................ 182

Page 18: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

xviii

Lampiran 21 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar........................................... 185

Lampiran 22 Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar IPS .................................. 187

Lampiran 23 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Diri Aspek Sikap Sosial ............... 194

Lampiran 24 Angket Penilaian Diri Aspek Sikap Sosial ................................... 195

Lampiran 25 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Teman Sejawat Sikap Sosial ....... 200

Lampiran 26 Angket Penilaian Teman Sejawat Aspek Sikap Sosial ................. 201

Lampiran 27 Instrumen Tes Hasil Belajar Psikomotor ...................................... 206

Lampiran 28 Instrumen Penilaian Hasil Belajar Ranah Psikomotor ................. 208

Lampiran 29 Daftar Nama Siswa (Sampel Penelitian) ....................................... 213

Lampiran 30 Deskripsi Data Interaksi Sosial...................................................... 216

Lampiran 31 Deskripsi Data Interaksi Sosial Per Indikator................................ 219

Lampiran 32 Deskripsi Data Kemandirian Belajar ............................................. 224

Lampiran 33 Deskripsi Data Kemandirian Belajar Per Indikator ....................... 228

Lampiran 34 Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Ranah Kognitif ......................... 234

Lampiran 35 Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Ranah Psikomotor .................... 238

Lampiran 36 Deskripsi Data Hasil Belajar IPS Ranah Afektif ........................... 241

Lampiran 37 Deskripsi Data hasil Belajar IPS Secara Umum ............................ 253

Lampiran 38 Hasil Uji Normalitas Data Penelitian ............................................ 256

Lampiran 39 Hasil Uji Linearitas Data Penelitian .............................................. 257

Lampiran 40 Hasil Uji Multikolinearitas Data Penelitian .................................. 258

Lampiran 41 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 259

Lampiran 42 Tabel r Product Moment ................................................................ 261

Lampiran 43 Surat Ijin Penelitian ....................................................................... 262

Page 19: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

xix

Lampiran 44 Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Coba Instrumen ............. 267

Lampiran 45 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................. 269

Lampiran 46 Lembar Validasi Instrumen ........................................................... 274

Lampiran 47 Angket Siswa ................................................................................. 275

Lampiran 48 Dokumentasi Foto Kegiatan Penelitian ......................................... 289

Page 20: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hak setiap anak yang wajib diberikan, mereka berhak

mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu untuk masa depan mereka,

terutama pendidikan dasar, karena anak-anaklah yang nantinya akan menjadi

generasi penerus bangsa. Di dalam proses pelaksanaan pendidikan dasar akan ada

sebuah proses pembelajaran yang di dalamnya terjadi suatu interaksi untuk

mencapai sebuah tujuan pembelajaran yang diinginkan yaitu hasil belajar yang

baik. Dalam mencapai hasil belajar yang baik sikap kemandirian dalam belajar

juga dibutuhkan.

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa melalui dunia pendidikan. Sebagaimana

tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

mandiri dan nantinya diharapkan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Salah satu fungsi pendidikan nasional yang diuraikan tersebut adalah

membentuk siswa yang mandiri, terutama kemandirian dalam hal belajar.

Page 21: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

2

Kemandirian belajar menjadi salah satu indikator sikap dalam pendidikan

karakter. Mengenai sikap kemandirian belajar, pemerintah dalam Peraturan

Menteri Nomor 41 Tahun 2007 menjelaskan bahwa sikap kemandirian belajar

adalah suatu sikap yang dimiliki individu untuk belajar dengan inisiatif sendiri

dalam upaya menginternalisasi pengetahuan tanpa tergantung atau mendapat

bimbingan langsung dari orang lain.

Di dalam proses pelaksanaan pendidikan dasar, ada sebuah proses

pembelajaran yang di dalamnya terjadi suatu interaksi untuk mencapai sebuah

tujuan pembelajaran yang diinginkan yaitu hasil belajar yang baik. Sebagaimana

tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013

tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat (19) yang menyatakan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Setiap proses interaksi yang berlangsung, baik interaksi antarsiswa, antara

siswa dengan guru ataupun antara siswa dengan lingkungan belajarnya akan selalu

mengalami perubahan setiap saat. Dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan

bahwa mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam

memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Dengan kata lain pendidikan

IPS dapat menjadi wadah bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan

lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari.

Page 22: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

3

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional/Permendiknas Nomor 22 Tahun

2006 pasal 1 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

yang selanjutnya disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan

tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada

jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Tingkat kompetensi dapat dicapai melalui

kegiatan pembelajaran. Di dalam suatu kegiatan belajar pelaku utama adalah

siswa atau pebelajar dan dalam kegiatan pembelajaran ditemukan bahwa terdapat

dua pelaku yaitu, guru berinteraksi dengan siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang sama (Dimyati dan Mudjiono, 2009:153-154). Dalam proses

pembelajaran terjadi suatu interaksi untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran

yang diinginkan yaitu hasil belajar yang baik. Interaksi merupakan suatu

hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang masing-masing orang

memainkan peran secara aktif dan lebih dari itu, di dalam interaksi juga terjadi

hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain (Asrori, 2009:108).

Moore menyatakan bahwa kemandirian belajar siswa adalah sejauh mana

dalam proses pembelajaran itu siswa dapat ikut menentukan tujuan, bahan dan

pengalaman belajar, serta evaluasi pembelajaran (Rusman, 2014:365).

Kemandirian belajar diberikan kepada siswa dengan maksud supaya siswa

mempunyai tanggung jawab untuk mengatur dan mendisiplinkan dirinya dan

mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri (Rusman, 2014:359).

Interaksi sosial dan kemandirian belajar pada anak harus tetap diperhatikan,

baik oleh guru maupun oleh orang tua siswa. Interaksi sosial yang baik dan

kemandirian belajar yang konsisten pada setiap anak, akan berhubungan dengan

Page 23: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

4

hasil belajar yang diperoleh. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi

tindak belajar dan tindak mengajar, di mana dari sisi guru, tindak mengajar

diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dan dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan puncak berakhirnya proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009:3).

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang berupa pengetahuan atau

pemahaman, keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa selama berlangsungnya

proses belajar mengajar atau yang lazim disebut dengan pembelajaran (Susanto,

2014:1).

Mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu

dan masyarakat dengan lingkungan (fisik dan sosial-budaya) (Hidayati, 2008:1-

26). Aspek-aspek yang menghasilkan ilmu pengetahuan sosial terdiri dari

interaksi sosial, budaya, kebutuhan materi, kehidupan, norma, dan peraturan, serta

sikap (Hidayati, 2008:1-3). Dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan

salah satu aspek yang ada dalam mata pelajaran IPS. Pada pembelajaran IPS

kemandirian belajar dibutuhkan, karena siswa tidak cukup hanya belajar saat

dijelaskan oleh guru, tetapi di luar proses kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa

juga harus belajar sendiri agar lebih memahami materi pelajaran.

Berdasarkan Laporan Prosiding Nasional Seminar dan Lokakarya Penulisan

Karya Ilmiah “Problematika Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar” (2015, ISSN:

2477-1317), bahwa pembelajaran IPS secara umum di jenjang Sekolah Dasar

(SD), seperti kurangnya minat dan keaktifan peserta didik, anggapan bahwa IPS

adalah pelajaran yang kurang penting, serta pembelajaran IPS dinilai monoton

karena hanya mengedepankan hafalan materi belaka. Pembelajaran IPS di SD

Page 24: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

5

selama ini dinilai membosankan dikarenakan guru pada umumnya masih

menerapkan paradigma pendidikan lama yang masih bersifat teacher center.

Sedangkan paradigma pendidikan baru bersifat student center agar peserta didik

menjadi aktif dan mandiri.

Pengalaman PPL di SD Negeri Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang, di

kelas IV A, IV B, dan IV C pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti

mengamati bahwa sebagian siswa ada yang dengan mudah menyampaikan

pendapat dan ada beberapa siswa yang sulit untuk menyampaikan pendapat, selain

itu pada saat pembelajaran masih ada beberapa siswa yang masih berbicara

dengan teman di sebelahnya sehingga tidak memperhatika pelajaran, dan kadang

mengganggu temannya yang sedang fokus memperhatikan penjelasan guru, pada

saat guru memberikan penugasan, sebagian siswa langsung mengerjakan tetapi

ada beberapa siswa yang lebih memilih untuk bermain dahulu lalu baru

mengerjakan tugas saat waktu mengerjakan hamper habis. Dari hal tersebut,

terlihat bahwa kemandirian belajar setiap siswa berbeda-beda.

Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara di kelas IV

SDN 1 Sangubanyu, pada saat proses pembelajaran berlangsung, sebagian besar

siswa masih terkendala dalam menyampaikan pendapat dan berkomunikasi. Selain

itu kemandirian belajar siswa juga masih kurang, karena sebagian siswa masih

suka bermain dari pada belajar. Kelas IV merupakan permulaan kelas tinggi, dan

merupakan fase peralihan dari kelas rendah ke kelas tinggi, jadi siswa masih

cenderung terbawa suasana di kelas III. Terutama suasana saat pembelajaran. Di

kelas III suasananya masih belajar dan bermain sedangkan di kelas IV sudah

Page 25: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

6

mulai memasuki pembelajaran yang serius. Selain itu kepercayaan diri siswa

untuk berinteraksi juga masih harus terus didorong dan terus dimotivasi agar

kepercayaan diri siswa semakin meningkat.

Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, kadang ada siswa yang

berbicara dengan teman sebelahnya. Sehingga membuat pembelajaran terhenti

sebentar, karena guru harus menegur dan mengingatkan anak yang masih

berbicara dengan temannya. Saat istirahat, kadang siswa juga ada yang saling

mengejek sehingga menimbulkan sebuah pertengkaran. Jika hal itu terjadi, kadang

ada anak yang melerai tetapi juga ada yang langsung melapor ke guru agar

ditengahi oleh gurunya.

Selain melakukan wawancara dan pengamatan di SD Negeri 1 Sangubanyu,

peneliti juga mengumpulkan data nilai Ulangan Akhir Semester 1 mata pelajaran

IPS di SDN Gugus HM. Sarbini Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten

Kebumen. Nilai Ulangan Akhir Semester 1 mata pelajaran IPS di SD Negeri 2

Sangubanyu, dari 23 siswa ada 2 siswa yang nilainya belum mencapai KKM dan

21 siswa lainnya sudah mencapai KKM. Nilai tertinggi yaitu 84,29 dan nilai

terendah yaitu 68,57. Itu artinya jika diprosentase, maka 91,1% siswa sudah

mencapai KKM dan 8,9 siswa belum mencapai KKM.

Nilai Ulangan Akhir Semester 1 mata pelajaran IPS di SD Negeri

Buluspesantren, dari 24 siswa ada 9 siswa yang nilainya belum mencapai KKM

dan 15 siswa lainnya sudah mencapai KKM. Nilai tertinggi yaitu 99 dan nilai

terendah yaitu 58. Itu artinya jika diprosentase, maka 62,5% siswa sudah

mencapai KKM dan 37,5% lainnya belum mencapai KKM.

Page 26: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

7

Nilai Ulangan Akhir Semester 1 mata pelajaran IPS di SD Negeri

Arjowinangun semua siswa sudah mencapai KKM. dengan nilai tertinggi yaitu 86

dan nilai terendah yaitu 65. Itu artinya jika diprosentase, maka 100% siswa sudah

mencapai KKM.

Nilai Ulangan Akhir Semester 1 mata pelajaran IPS di SD Negeri Indrosari,

dari 15 siswa ada 1 siswa yang nilainya belum mencapai KKM dan 14 siswa

lainnya sudah mencapai KKM. Nilai tertinggi yaitu 79 dan nilai terendah yaitu 48.

Itu artinya jika di prosentase , maka 93,3% siswa sudah mencapai KKM dan 6,7%

siswa belum mencapai KKM.

Hasil penelitian yang menginspirasi peneliti dalam melaksanakan penelitian

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nurwati (2009, 28(2):109-118) dengan judul

“Hubungan Antara Interaksi Sosial Siswa Dengan Prestasi Belajar Bahasa

Indonesia Siswa Madrasah Ibtidaiyah Se-Kabupaten Gorontalo” menyimpulkan

bahwa ada hubungan langsung yang positif dan signifikan antara variabel

interaksi teman sebaya dengan prestasi belajar dan besarnya sumbangan hubungan

langsung ini sebesar 0,227 (27,7%). Artinya, semakin baik diterima anak dalam

interaksinya dengan teman sebaya akan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Miftaqul Al Fatihah (2016, 1 (2): 197-

208) dengan judul “Hubungan Antara Kemandirian Belajar dengan Prestasi

Belajar PAI Siswa Kelas III SDN Panularan Surakarta”. Hasil penelitian

menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar

terhadap hasil belajar matematika, yang dibuktikan melalui perhitungan product

Page 27: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

8

moment dengan nilai rhitung adalah 0,581. Sedangkan nilai rtabel adalah 0,344,

sehingga rhitung (0,581) > rtabel (0,344).

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti melakukan penelitian dengan

judul “Hubungan Interaksi Sosial dan Kemandirian Belajar Siswa dengan Hasil

Belajar IPS Kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini Kecamatan Buluspesantren

Kabupaten Kebumen”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, terdapat beberapa identifikasi

masalah diantaranya:

1.2.1 Saat pembelajaran berlangsung, masih ada siswa yang berbicara dengan

temannya.

1.2.2 Siswa masih terbawa suasana di kelas III yaitu suasana belajar sambil

bermain.

1.2.3 Siswa masih saling mengejek satu sama lain sehingga menimbulkan

pertengkaran.

1.2.4 Kemandirian belajar IPS sebagian siswa masih rendah karena sebagian

siswa masih suka bermain dari pada belajar

1.2.5 Hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini ada yang belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Page 28: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

9

1.3 Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut, peneliti akan membatasi dan fokus pada

masalah yang terkait dengan interaksi sosial siswa, kemandirian belajar, dan hasil

belajar IPS di kelas IV SD Negeri Gugus HM. Sarbini, Kecamatan

Buluspesantren, Kabupeten Kebumen.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut.

1.4.1 Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi sosial

siswa dengan hasil belajar IPS kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini,

Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen?

1.4.2 Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian

belajar siswa dengan hasil belajar IPS kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini,

Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen?

1.4.3 Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi sosial

dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan hasil belajar

IPS kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini, Kecamatan Buluspesantren,

Kabupaten Kebumen?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut.

Page 29: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

10

1.5.1 Mendeskripsikan hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi

sosial siswa dengan hasil belajar IPS kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini,

Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen.

1.5.2 Mendeskripsikan hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian

belajar siswa dengan hasil belajar IPS kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini,

Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen.

1.5.3 Mendeskripsikan hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi

sosial dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama dengan hasil

belajar IPS kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini, Kecamatan Buluspesantren,

Kabupaten Kebumen.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada

pendidikan yang ada di Sekolah Dasar. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu.

1.6.1 Manfaat Teoritis

1.6.1.1 Penelitian ini memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang hubungan

interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa.

1.6.1.2 Penelitian ini dapat dijadikan literatur dalam pelaksanaan penelitian yang

relevan di masa yang akan datang.

1.6.2 Manfaat Praktis

1.6.2.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini memberi wawasan tentang hubungan interaksi sosial dan

kemandirian belajar dengan hasil belajar IPS.

Page 30: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

11

1.6.2.2 Bagi Pendidik

a. Penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi pendidik ketika kegiatan

pembelajaran IPS untuk menumbuhkan kemandirian belajar dalam diri

siswa.

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar

memahami kondisi siswa saat berinteraksi sosial.

1.6.2.3 Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk lebih dapat meningkatkan

kualitas pendidikan dan kualitas SDM.

Page 31: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPS di SD

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2013:2).

Dalam belajar, berinteraksi dengan lingkungan sekitar merupakan kegiatan yang

penting, karena dapat menambah pengalaman. Dalam berinteraksi pasti akan ada

proses melihat, mengamati, dan memahami. Seperti pengertian belajar menurut

Sudjana, bahwa belajar merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami

sesuatu (Rusman, 2014:1). Dari serangkaian proses yang telah dilalui tersebut

maka terlihat suatu perubahan yang terjadi pada diri individu itu sendiri baik

secara pengetahuan, tingkah laku, maupun keterampilan. Seperti pengertian yang

merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya yang menyangkut kognitif, afekif, dan psikomotor (Djamarah,

2011:13).

Dilihat dari berbagai pengertian-pengertian belajar tersebut dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha sadar oleh seorang individu yang di

lakukan bengan berinteraksi untuk memperoleh suatu pengetahuan dan perubahan

Page 32: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

13

tingkah laku menjadi lebih baik serta pengalaman baru yang menyangkut aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor.

2.1.1.2 Prinsip Belajar

Proses belajar itu bersifat kompleks, tetapi masih dapat dianalisa dan

diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar. Prinsip-prinsip

tersebut diantaranya:

a. Belajar haruslah bertujuan dan terarah. Tujuan dalam belajar adalah untuk

mencapai harapan-harapannya.

b. Belajar memerlukan sebuah bimbingan, baik bimbingan dari guru ataupun

buku pelajaran.

c. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga

diperoleh suatu pengertian.

d. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang telah dipelajari dapat

dikuasai.

e. Belajar merupakan suatu proses aktif di mana terjadi hal saling

mempengaruhi secara dinamis antara murid dengan lingkungannya.

f. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk dapat

mencapai tujuan.

g. Belajar dianggap berhasil jika telah sanggup menerapkan ke dalam kehidupan

sehari-hari. (Ahmadi, 2009:259)

Page 33: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

14

2.1.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor yang mempengaruhi belajar dapat dikelompokkan menjadi dua

golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berada dalam diri

individu yang sedang belajar, sedangkan sedangkan faktor ekstern berada diluar

individu (Slameto, 2013:54-72).

a. Faktor Intern

3.3.1 Faktor jasmaniah

Di dalam faktor jasmani, pertama terdapat faktor kesehatan. Sehat berarti

dalam keadaan baik seluruh badan beserta bagian-bagiannya serta bebas dari

penyakit. Dan kesehatan seseorang berpengaruh terhadap proses belajarnya. Jika

seseorang ingin belajar dengan baik, maka haruslah menjaga kesehatan badannya

dengan baik. Faktor yang kedua yaitu cacat tubuh, yang merupakan sesuatu yang

menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya tubuh seseorang. Peserta

didik yang mengalami cacat tubuh maka proses belajarnya akan terganggu. Dan

jika hal ini terjadi maka peserta didik tersebut hendaknya belajar di lembaga

pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau

mengurangi pengaruh kecacatannya.

3.3.2 Faktor psikologis

Di dalam faktor psikologis terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi

belajar, diantaranya yaitu:

a) Intelegensi

Intelegensi merupakan kecakapan yang terdiri atas tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru

Page 34: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

15

dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang

abstrak secara efektif, serta mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Intelegensi ini besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang

sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil

dari pada siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah, tetapi walaupun

begitu, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti

berhasil dalam belajarnya. Karena belajar adalah suatu proses yang kompleks

dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi hanyalah

salah satu faktor yang mempengaruhi belajar. Dan jika ada faktor lain yang

berpengaruh negatif terhadap belajar, akhirnya siswa akan gagal dalam belajarnya.

Peserta didik yang mempunyai tingkat intelegensi normal berhasil dengan baik

dalam belajarnya, jika ia belajar dengan baik, yang artinya dengan menerapkan

metode belajar yang efisien dan faktor yang mempengaruhi belajarnya (faktor

jasmaniah, psikologi, keluarga, sekolah, masyarakat) memberi pengaruh positif .

Dan jika peserta didik memiliki intelegensi yang rendah, ia perlu mendapatkan

pedidikan di lembaga pendidikan khusus.

b) Perhatian

Perhatian menurut Gazali, perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,

jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan

objek. Agar dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus

mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, dan jika bahan

pelajarannya tidak diperhatikan siswa, maka timbullah suatu kebosanan, sehingga

ia tidak lagi suka belajar. Supaya siswa dapat belajar dengan baik, maka

Page 35: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

16

usahakanlah bahan pelajarannya menarik perhatian dengan cara mengusahaan

pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

c) Minat

Jika seseorang minat dengan suatu keiatan tertentu, maka kegiatan tersebut

akan selalu diperhatikan dengan disertai rasa senang. Minat besar pengaruhnya

terhadap belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai

dengan inat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, krena

siswa tidak tertarik. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan lebih mudah

dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk

meumbuhkan minat siswa terhadap belajar, dapat dilakukan dengan cara

menjelaskan hal-hal menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang

berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan pelajaran yang dipelajari itu.

d) Bakat

Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Kemampuan tersebut baru

akan terealisasi menajdi kecakapan yang nyata sesudah balajar atau berlatih.

Jelaslah bahwa bakat mempengaruhi belajar. Apabila bahan pelajaran yang

dipelajari oleh siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik

karena ia senang belajar dan selanjutnya pasti ia lebih giat lagi dalam belajarnya

itu. Pentingnya mengetahui bakat siswa adalah untuk menempatkan siswa belajar

d sekolah yang sesuai dengan bakat yang dimilikinya.

e) Motif

Motif sangatlah erat hubungannya dengan tujuan yang hendak dicapai.

Dalam menentukan sebuah tujuan itu dapat dapat disadari atau tidak, tetapi untuk

Page 36: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

17

mencapai tujuan itu berbuat, sedangkan yang memnjadi penyebab berbuat adalah

motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya. Dalam proses belajar

harus diperhatikan apa yang mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik,

salah satunya yaitu mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian ,

merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dan menunjang

proses belajar. Motif yang kuat sangatlah diperlukan dalam belajar, untuk

membentuk motif yang kuat dapat dilaksanakan dengan cara latihan-

latihan/kebiasaan-kebiasaan dan penagruh lingkungan yang memperkuat, jadi

latihan dan kebiasaan itu sangatlah perlu dalam belajar.

f) Kematangan

Kematangan merupakan suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang,

dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan yang baru.

Tetapi kematangan belum bearti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-

menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dapat dikatakan

bahwa anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya

sebelum belajar. Dan belajarnya akan lebih berhasil apabila anak sudah siap

(matang).

g) Kesiapan

Kesiapan merupakan kesediaan untuk memberi respon. Kesediaan tersebut

timbul dari dalam diri seseorang yang berhubungan dengan kematangan

seseorang, karena kematangan merupakan kesiapan untuk melaksanakan

kecakapan. Jika siswa sudah memiliki kesiapan belajar maka hasilnya pun akan

lebih baik.

Page 37: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

18

3.3.3 Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan

jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Dimana kelelahan jasmani terlihat

dari lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan

tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dari kelesuan dan kebosanan,

sehingga minat dan dorongan seseorang untuk menghasilkan sesuatu hilang.

Kelelahan itu mempengaruhi belajar. Supaya siswa dapat belajar dengan baik

maka harus menghindari agar tidak terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga

perlu diusahakan agar kondisinya tebebas dari kelelahan. Kelelahan baik secara

jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan cara tidur, istirahat,

mengusahakan variasi dalam belajar, rekreasi dan ibadah yang teratur, olahraga

teratur, makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang, serta menghubungi

seorang ahli apabila kelelahan yang diderita serius.

b. Faktor ekstern

Faktor ekstern yang mempengaruhi belajar siswa dapat dikelompokkan

menjadi tiga faktor. Faktor yang pertama yaitu keluarga. Siswa yang belajar akan

menerima pengaruh dari keluarganya sendiri yang berupa cara orang tua

mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor yang kedua

yaitu sekolah, dalam faktor sekolah terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

belajar, diantaranya metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar

pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

Page 38: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

19

Faktor yang ketiga yaitu masyarakat. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang

juga berpengaruh terhadap belajar. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa

yang bersosialisasi dalam masyarakat. Dalam faktor masyarakat mencakup

kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk

kehidupan masyarakat (Slameto, 2013:54-72).

2.1.1.4 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah

mengalami kegiatan belajar (Rifa’i, 2012:69). Hasil belajar siswa dapat

diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu (1) domain kognitif

(pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika -

matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan

antar pribadi dan kecerdasan intra pribadi, dengan kata lain kecerdasan

emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup

kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal)

(Endang Poerwanti, 2008:7-5). Dari hasil penilaian terhadap hasil belajar siswa,

dapat diketahui keberhasilan dari hasil belajar siswa. Dari berbagai pengertian

tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku

yang diperoleh peserta didik setelah mengalami suatu bentuk interaksi belajar

mengajar yang mencakup tiga ranah yaitu: (1) ranah kognitif (pengetahuan), (2)

ranah afektif (sikap), dan (3) ranah psikomotor (keterampilan).

Hasil belajar psikomotor merujuk pada kegiatan otot-otot yang berhubungan

dengan proses mental, karena aspek psikomotor sebenarnya merupakan kesatuan

Page 39: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

20

yang utuh dengan aspek kognisi dan afeksi. Oleh karena itu, pengembang

pembelajaran dalam mendesain pembelajarannya harus merumuskan tujuan yang

diarahkan pada ketiga aspek: kognisi, afeksi, dan psikomotor. Ketiganya

berdistribusi komplementer, yang artinya saling mengisi antara satu dan lainnya.

Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

merumuskan nilai-nilai karakter atau pilar-pilar pendidikan karakter yang

dirangkum dalam Tabel 2.1 (Yaumi, 2016:59).

Tabel 2.1

Nilai-Nilai Karakter dan Budaya Bangsa

NILAI DESKRIPSI

Religius

Sikap dan perlilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,

dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan.

Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau

hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain.

Rasa ingin

tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

mandalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan

didengar.

Semangat

kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

Cinta tanah

air

Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan, yang tinggi terhadap bahasa,

Page 40: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

21

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

Menghargai

prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan

sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

mengormati keberhasilan orang lain.

Bersahabat/

komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan

bekerja sama dengan orang lain.

Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain

merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

Gemar

membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan

yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

Peduli

lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada

lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya

untuk memperbaiki kerusakan alam yang suda terjadi.

Peduli

sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang

lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Tanggung

jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara dan

Tuhan Yang Maha Esa.

Sumber: (Yaumi, 2016:83)

Berdasarkan Tabel 2.1, peneliti membatasi penelitian hasil belajar ranah

afektif hanya pada dua nilai yaitu jujur dan disiplin, pembatasan dilakukan sesuai

dengan silabus pembelajaran IPS kelas IV.

a. Jujur

Jujur dalam kehidupan sehari-hari dipandang sebagai kesesuaian antara

ucapan lisan dan perbuatan. Jujur adalah perilaku seseorang yang menjadikan

dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan (Yaumi, 2016:87). Selain itu, Prospect Point Elementary School

memberi definisi bahwa honesty is telling the truth (kejujuran adalah mengatakan

yang sebenarnya). Dari pengertian diatas, maka dapat dikatakan bahwa jujur

adalah sikap seseorang yang menunjukkan perilaku dapat dipercaya baik dalam

perkataan maupun perbuatan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Page 41: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

22

Kejujuran dalam dimensi pendidikan, siswa yang jujur dapat dilihat dari

indikator seperti: (1) mengatakan sesuatu yang benar walaupu itu pahit, (2)

mengindari perbuatan menipu, menyontek, plagiat atau mencuri, (3) memiliki

keberanian untuk melakukan sesuatu yang benar, (4) dapat dipercaya; melakukan

sesuau yang dikatakan, dan (5) menjaga reputasi dan martabat yang baik dan

terpuji (Yaumi, 2016:89).

b. Disiplin

Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku (Yaumi, 2016:92). Orang yang

memiliki sikap disiplin dapat menjalankan aturan yang berlaku tanpa dikontrol

oleh orang lain. Sejalan dengan pendat Stevenson bahwa disiplin adalah

pengontrolan diri untuk mendorong dan mengarahkan seluruh daya dan upaya

dalam menghasilkan sesuatu tanpa ada yang menyuruh untuk melakukan (Yaumi,

2016:92). Dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan sikap yang menunjukkan

perilaku tertib dan patuh pada peraturan yang berlaku tanpa diduruh atau dikontrol

oleh orang lain.

Dalam ruang lingkup sekolah, displin dibangun dan dikembangkan melalui

aktivitas seperti mengikuti upacara bendera, berpakaian seragam, melakukan

tugas piket, mengumpulkan tugas secara tepat waktu, datang ke sekolah tidak

terlambat, mengerjakan tugas walaupun tidak diperiksa. Semua kegiatan itu

dilakukan atas kesadaran diri tanpa perlu dikontrol oleh orang lain. Beberapa ciri

yang melambangkan karakter disiplin adalah:

1) Menetapkan tujuan dan melakukan apa yang diperlukan untuk memperolehnya.

Page 42: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

23

2) Mengontrol diri sehingga dorongan tidak mempengaruhi keseluruhan tujuan.

3) Menggambarkan apa yang akan terjadi jika telah mencapai tujuan.

4) Menghindari orang-orang yang mungkin mengalihkan perhatian dari apa yang

ingin dicapai.

5) Menetapkan rutinitas yang dapat membantu mengontrol perilaku. (Yaumi,

2016:93).

Dalam penelitian ini, hasil belajar yang dikaji fokus pada hasil belajar IPS

(Penjelasan lebih lanjut pada subbab Ruang Lingkup IPS).

2.1.1.5 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Somantri, pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi

dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang

diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan

pendidikan (Sapriya, 2016:11). Istilah penyederhanaan menunjukkan bahwa

pendidikan IPS di sekolah dasar disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa

sehingga pengajarannya dilakukan secara terpadu. Definisi IPS menurut hasil

kajian National Council for Social Studies (NCSS) yaitu sebagai berikut (Dadang

Supardan, 2015:12).

“Social studies, is the integrated study of the science and humanities to

promote civic competence. Whitin the school program, Social Studies

provide coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as

anthropology, archeology, economics, geography, history, law, philosophy,

political science, psychology, religion, and sociology, as all as appropriate

content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The

primary purpose of Social Studies is to help young people develop the

ability to make informed and reasoned decisions for the public good as

citizen of a culturally diverse, democratic society in an interdependent

world”.

Page 43: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

24

Artinya, bahwa pengembangan kemampuan sebagai warga yang

memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap warga negara untuk dapat

berperan serta dalam kehidupan yang demokratis merupakan tujuan utama.

Program IPS yang diberlakukan di sekolah dari tingkat sekolah dasar sampai

sekolah menengah memiliki karakterisik keterpaduan (terintegrasi) dalam

pengkajiannya. Selain itu program IPS juga difokuskan pada upaya untuk

membantu siswa dalam mengonstruk pengetahuan, agar mereka dapat belajar

memahami perkembangan di lingkungan sekitar dan berpikir secara padu, tidak

terkotak-kotak melalui bimbingan guru dalam aktivitas pembelajaran.

Saidiharjo mengemukakan bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil

perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah,

sosiologi, antropologi, dan politik. Mata pelajaran tersebut memiliki ciri-ciri yang

sama oleh karena itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) yang diajarkan secara terpadu (Hidayati, 2008:1-7).

Berdasarkan pengertian IPS menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa

IPS merupakan bidang studi hasil perpaduan dari beberapa disiplin ilmu

diantaraya geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi dan politik yang

diajarkan secara terpadu dalam tingkat sekolah dasar karena memili karakteristik

yang sama.

2.1.1.6 Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

Tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi

siswa supaya peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki

Page 44: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

25

sikap mental yang positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan

terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa

dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat (Susanto, 2016:145). Adapun

tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar menurut Munir yaitu sebagai berikut:

a. Membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang berguna untuk

kehidupannya kelak di masyarakat.

b. Membekali siswa dengan kemampuan mengidentifikasi, menganallisis, dan

menyusun alternative pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan

masyarakat.

c. Membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga

masyarakat dan bidang keilmuan serta bidang keahlian

d. Membekali siswa dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan

keterampilan keilmuan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi

bagian dari kehidupan tersebut.

e. Membekali siswa dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan

keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu

pengetahuan, dan teknologi. (Susanto, 2016:150-151)

Dalam kaitannya dengan KTSP, pemerintah telah memberikan arah yang

jelas pada tujuan dan ruang lingkup pembelajaran IPS yaitu:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

Page 45: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

26

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

(Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006).

Tujuan pendidikan IPS menurut Nursid Sumaatmaja adalah untuk membina

siswa menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan,

dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara

(Hidayati, 2008:1-24). Secara lebih rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan

Pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku siswa, yaitu:

a. Pengetahuan dan pemahaman

Salah satu fungsi pembelajaran IPS yaitu mentransmisikan pengetahuan dan

pemahaman tentang masyarakat berupa fakta dan ide kepada siswa, memberikan

informasi dan teknik-teknik sehingga mereka dapat ikut memajukan masyarakat

sekitarnya.

b. Sikap belajar

IPS juga betujuan untuk sikap belajar yang baik. Artinya dengan belajar IPS siswa

memiliki kemampuan untuk menemukan ide dan konsep baru sehingga mereka

dapat melakukan perspektif untuk masa yang akan datang.

c. Nilai-nilai sosial dan sikap

Siswa membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan dunia sekitarnya, sehingga

mereka dapat melakukan perspektif. Berdasarkan nilai sosial yang berkembang

dalam masyarakat, maka akan berkembang pula sikap sosial anak.

Page 46: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

27

d. Keterampilan dasar IPS

Siswa menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya menari bukti

dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat,

mempertimbangkan validitas dan relevansi data, mengklasifikasikan dan

menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan kesimpulan (Hidayati, 2008:1-25)

Berdasarkan beberapa tujuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan IPS

yaitu agar siswa memiliki konsep, kemampuan berpikir yang logis serta kritis,

kemampuan berkomunikasi, dan memiliki komitmen serta kesadaran diri supaya

siswa peka dan terampil dalam mengatasi masalah sosial yang menimpa dirinya

sendiri maupun menimpa masyarakat dan akhirnya dapat melahirkan warga negara

baik yang memiliki nilai, sikap, dan keterampilan sosial yang baik.

2.1.1.7 Prinsip-Prinsip Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

Pelaksanakan pembelajaran IPS, hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip

IPS diantaranya:

a. Tingkat perkembangan usia dan belajar siswa

b. Pengalaman belajar dan lingkungan budaya siswa

c. Kondisi kehidupan masyarakat sekitar masa kini dan kelak yang diharapan

d. Proyeksi harapan pembangunan nasional atau daerah yang tentunya mampu

dijangkau dan diperankan siswa kini dan kelak di kemudian hari

e. Isi dan pesan nilai moral budaya bangsa, pancasila, dan agama yang dianut

yang diakui bangsa dan Negara Indonesia (Djahiri dalam Susanto, 2016:150).

Page 47: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

28

2.1.1.8 Ruang Lingkup IPS

Ruang lingkup IPS sebagai pengetahuan, pada dasarnya adalah kehidupan

manusia di masyarakat atau manusia dalam konteks sosial. Ditinjau dari aspek-

aspeknya, ruang lingkup tersebut meliputi hubungan sosial, ekonomi, psikologi

sosial, budaya, sejarah, geografi dan aspek politik, dan ruang lingkup

kelompoknya, meliputi keluarga, rukun tetangga, rukun kampung, warga desa,

organisasi masyarakat, sampai ke tingkat bangsa. Ditinjau dari ruangnya, meliputi

tingkat lokal, regional sampai ke tingkat global. Sedangkan dari proses interaksi

sosialnya, meliputi interaksi dalam bidang kebudayaan, politik, dan ekonomi.

Tiap unsur yang menjadi subsistem dari ruang lingkup tersebut, berkaitan satu

sama lain sebagai cerminan kehidupan sosial manusia dalam konteks

masyarakatnya. Dengan demikian, ruang lingkup itu tidak hanya luas cakupannya,

juga meliputi aspek dan unsur yang besar kuantitasnya. Untuk menyesuaikan

lingkup tersebut dengan jenjang pendidikan dan tingkat kemampuan siswa

(Taneo, 2009:1-40).

Ruang Lingkup IPS dapat dilihat pada standar kompetensi dan kompetensi

dasar IPS. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV SD yang diambil

peneliti yaitu sebagai berikut:

Page 48: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

29

Tabel 2.2

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Mengenal sumber daya alam,

kegiatan ekonomi, dan

kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/ kota

dan provinsi

2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang

berkaitan dengan sumber daya alam

dan potensi lain di daerahnya.

2.2 Mengenal pentingnya koperasi

dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

2.3 Mengenal perkembangan teknologi

produksi, komunikasi, transportasi,

serta pengalaman menggunakannya

2.4 Mengenal permasalahan di

daerahnya

Sumber: (Sapriya, 2016:198)

Berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPS

Kelas IV SD tersebut, peneliti hanya membatasi penelitian hasil belajar IPS hanya

pada KD 2.1 mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya

alam dan potensi lain di daerahnya dan KD 2.2 Mengenal pentingnya

koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembatasan tersebut

dilakukan karena pada saat penelitian berlangsung, materi yang sudah diajarkan

kepada siswa baru KD 2.1 dan KD 2.2. Jadi peneliti hanya mengambil dua KD

dalam penelitian ini.

Page 49: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

30

2.1.2 Hakikat Interaksi Sosial

2.1.2.1 Pengertian Interaksi sosial

Defnisi interaksi menurut Thibaut dan Kelley yaitu sebagai peristiwa saling

mempengaruhi satu sama lain, atau berkomunikasi satu sama lain (Asrori,

2009:107). Sebagai contoh, misalkan B bertemu dengan A di jalan, kemudian B

menghentikan A dan mengajak ngobrol tentang cuaca. Mendengarkan keusulitan-

kesulitan yang dialaminya, dan kemudian mereka bertukar pendapat dengan

caranya masing-masing. Di dalam kehiudupan sehari-hari, manusia tidak akan

lepas dari hubungan satu dengan yang lain. H. Bonner merumuskan bahwa

interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, dimana

kelakuan inidividu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki

kelakuan individu yang lain atau sebaliknya (Ahmadi, 2009:49). Rumusan ini,

telah menggambarkan kelangsungan timbal-baliknya interaksi sosial antara dua

atau lebih manusia itu.

Interaksi sosial menurut Gillin dan Gillin adalah hubungan-hubungan sosial

dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara

kelompok-kelompok manusia, maupun antra orang perorangan dengan kelompok

manusia (Soekanto, 2012:55). Dan apabila dua orang bertemu, interaksi sosial

dimulai pada saat itu juga. Saat bertemu, mereka dapat saling menegur, berjabat

tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas

seperti itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial. Walaupun orang-orang yang

bertatap muka tersebut tidak saling berbicara, interaksi sosial telah terjadi, karena

masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-

Page 50: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

31

perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan,

misalnya disebabkan oleh bau keringat, minyak wangi, ataupun suara berjalan.

Semua itu menimbulkan kesan dalam pikiran seseorang, yang kemudian

menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

Dilihat dari berbagai pengertian interaksi sosial menurut para ahli tersebut,

dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial merupakan suatu hubungan yang

dinamis antara dua atau lebih individu, yang menyangkut hubungan antar

individu, hubungan antar kelompok, maupun hubungan individu dengan

kelompok dimana kelakuan setiap individu mempengaruhi kelakuan individu

yang lain, begitupun sebaliknya.

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mendasari Berlangsungnya Interaksi Sosial

Bonner membedakan beberapa faktor yang mendasari berlangsungnya

interaksi sosial baik secara tunggal maupun secara bergabung, diantaranya faktor

imitasi, sugesti, identifikasi dan faktor simpati (Gerungan, 2010:62).

a. Faktor Imitasi

Gabriel Tarde berpendapat bahwa hubungan sosial (social interaction) itu

berkisar pada proses imitasi bahkan semua pergaulan antarmanusia itu hanyalah

berdasarkan proses imitasi itu (Gerungan, 2010:33). Walaupun pendapat ini

ternyata berat sebelah, tetapi peranan imitasi dalam interaksi sosial tidaklah kecil.

Imitasi adalah contoh-mencontoh, tiru-meniru, ikut-mengikut, dan menurut

pendapat Tarde perkembangan proses imitasi dalam masyarakat sebagai

rangsangan pikiran. Hal ini dapat dilihat pada anak yang sedang belajar berbicara,

kata-kata pertama yang keluar dari mulut anak tersebut adalah kata yang sering

Page 51: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

32

diucapkan oleh ibunya. Karena sang anak sering mendengar kata-kata tersebut

dari ibunya, maka seorang anak akan mencoba mengartikan dan mulai

mengimitasi penggunaannya pada orang lain. Tidak hanya berbicara yang

dipelajari dengan cara imitasi, tetapi juga cara-cara lainnya untuk menyatakan

dirinya juga dipelajari dengan proses imitasi. Misalnya, cara memberi hormat,

cara berterimakasih, cara memberikan isyarat tanpa berbicara, dan cara

berekspresi itu pada mulanya dipelajari dengan cara mengimitasi.

Salah satu segi positifnya adalah adalah bahwa imitasi dapat mendorong

seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku (Soekanto,

2012:57). Karena imitasi dapat mendorong individu atau kelompok untuk

melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Pada lapangan pendidikan dan

perkembangan kepribadian individu, imitasi mempunyai peranannya, sebab

mengikuti contoh yang baik itu dapat merangsang perkembangan watak

seseorang. Namun demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-

hal yang negatif misalnya, yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang

menyimpang. Selain itu imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan

pengembangan daya kreasi seseorang. Karena orang tersebut selalu meniru orang

lain sehingga daya kreasinya tidak berkembang.

b. Faktor Sugesti

Sugesti adalah pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya sendiri

maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik

(Ahmadi, 2009:53). Karena itu dalam psikologi sugesti ini dibedakan menjadi

dua, yaitu auto-sugesti dan hetero-sugesti.

Page 52: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

33

1) Auto-sugesti merupakan sugesti terhadap diri yang datang dari dirinya

sendiri.

2) Hetero-sugesti merupakan sugesti yang datang dari orang lain.

Dalam hubungannya dengan interaksi sosial, arti sugesti dan imitasi hampir

sama. Bedanya, jika dalam imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya,

sedangkan sugesti, seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu

diterima oleh orang lain di luarnya. Sugesti dapat terjadi karena pihak yang

menerima dilanda oleh emosi, yang menghambat daya berpikirnya secara rasional

(Soekanto, 2012:57).

c. Faktor Identifikasi

Identifikasi merupakan suatu dorongan untuk menjadi identik (sama) degan

orang lain, baik secara lahiriah maupun secara batiniah (Ahmadi, 2009:57).

Misalnya saja identifikasi seorang anak laki-laki untuk menjadi sama seperti

ayahnya ataupun identifikasi seorang anak perempuan untuk menjadi sama seperti

ibunya. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya atau secara tidak

sadar, maupun dengan disengaja karena karena sering kali seseorang memerlukan

tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya (Soekanto, 2012:57).

Walaupun dapat berlangsung dengan sendirinya, proses identifikasi terjadi apabila

seseorang yang beridentifikasi benar-benar mengenal pihak lain yang menjadi

idealnya sehingga pandangan, sikap maupun kaidah-kaidah yang berlaku pada

pihak lain tadi dapat melembaga dan bahkan menjiwainya.

Perbedaan imitasi dan identifikasi yaitu, jika imitasi dapat berlangsung

antara orang-orang yang tidak dikenal, sedangkan identifikasi perlu dimulai lebih

Page 53: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

34

dulu dengan teliti sebelum mereka mengidentifikasi dirinya (Ahmadi, 2009:57-

58). Hubungan sosial yang berlangsung pada identifikasi lebih mendalam dari

pada hubungan yang berlangsung pada proses sugesti maupun imitasi.

d. Faktor Simpati

Simpati sebagai suatu perasaan tertariknya seseorang terhadap orang lain

(Gerungan, 2010:74). Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan

berdasarkan penilaian perasaan sebagaimana proses identifikasi. Ketertarikan

dalam proses simpati itu bukan karena salah satu ciri tertentu yang ada pada

seseorang, melainkan karena keseluruhan cara bertingkah laku orang tersebut.

Bahkan seseorang dapat tiba-tiba merasa tertarik pada orang lain dengan

sendirinya karena keseluruhan cara-cara bertingkah laku menarik baginya.

Perbedaan simpati dan identifikasi akan diuraikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.3

Perbedaan Simpati dan Identifikasi

SIMPATI IDENTIFIKASI

1. Dorongan utamanya adalah

ingin mengerti dan bekerja

sama dengan orang lain.

1. Dorongan utamanya adalah

ingin mengikuti jejaknya,

ingin mencontoh dan ingin

belajar dari orang lain yang

dianggapnya ideal.

2. Hubungan simpati

menghendaki hubungan

kerja sama antara dua orang

atau lebih yang setaraf

2. Hubungan identifikasi hanya

menghendaki bahwa yang

satu ingin menjadi seperti

yang lain dalam sifat-sifat

yang dikaguminya.

3. Simpati bermaksud kerja

sama

3. Identifikasi bermaksud belajar

Sumber: (Ahmadi, 2009:58)

Page 54: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

35

2.1.2.3 Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi

dua syarat, yaitu adanya kontak sosial (social-contact) dan adanya komunikasi

(Soekanto, 2012:58).

a) Adanya kontak sosial (social-contact)

Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu antara orang-

perorangan, antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau

sebaliknya, dan antara suatu kelompok dengan kelompok manusia lain (Soekanto,

2012:59-60). Suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi

juga tergantung pada tanggapan terhadap tindakan tersebut. Misalnya saja,

seseorang yang bersalaman dengan sebuah patung atau main mata dengan

seseorang yang buta sampai berjam-jam lamanya, tanpa menghasilkan suatu

kontak. Kontak sosial tersebut dapat bersifat positif dan juga dapat bersifat

negatif. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama,

sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan

sama sekali tidak menghasilkan suatu bentuk interaksi sosial.

Sutau kontak juga dapat bersifat primer ataupun sekunder. Kontak primer

terjadi jika yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan bertatap muka,

seperti misalnya jika orang-orang tersebut berjabat tangan, saling senyum, dan

sebagainya. Sedangkan kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Baik itu

berupa alat komunikasi sebagai perantara ataupun orang lain sebagai perantara.

Page 55: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

36

Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti menyimpulkan terdapat tiga

komponen pokok dalam kontak sosial, yaitu: percakapan, kerjasama, dan saling

menghormati.

1) Percakapan

Dalam mengelola suatu percakapan agar mengalir dan berisi tanpa ada

kecanggungan atau terhenti di tengah-tengah yang dapat membuat setiap

orang tidak nyaman maka diperukan manajemen interaksi (Sugiyo, 2005:17).

Selain itu dalam percakapan juga diperlukan suatu kesegaran yang mengarah

kepada keterlibatan pembicara dan pendengar untuk mencapai kebersamaan

yang dapat diekspresikan dengan cara:

a) Menyebutkan nama, misalnya “Bagaimana pendapatmu?” sebaiknya

“Dewi, bagaimana pendapatmu?”

b) Gunakan kata kita atau kami, misalnya “Kapan aku dan kamu akan

mengerjakan tugas kelompok?” sebaiknya “kapan kita akan mengerjakan

tugas kelompok?”

c) Fokus pada pembicaraan orang lain. (Sugiyo, 2005:17)

2) Kerja sama

Menurut Soekamto, kerja sama merupakan suatu usaha bersama antara

perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan

bersama (Sudjarwo, 2015:85).

3) Saling menghormati

Menghormati adalah suatu sikap penghargaan, kekaguman, atau

penghormatan kepada pihak lain (Yaumi, 2016:69). Sikap saling

Page 56: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

37

menghormati sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak

biasa diajarkan untuk menghormati orang tua, saudara, guru, keluarga, orang

dewasa, aturan sekolah, peraturan lalu lintas, keluarga, dan budaya serta

tradisi yang dianut dalam masyarakat.

b) Adanya komunikasi

Arti penting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada

perilaku orang lain (yang berujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap),

perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut (Soekanto,

2012:60). Kemudian orang yang bersangkutan memberikan reaksi terhadap

perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Dengan adanya komunikasi,

sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau orang-perseorangan dapat

diketahui oleh kelompok-kelompok lain atau orang-orang lainnnya.

Dalam komunikasi kemungkinan sekali terjadi berbagai macam penafsiran

terhadap tingkah laku orang lain, misalnya seulas senyum dapat ditafsirkan

sebagai keramah-tamahan, sikap bersahabat, atau bahkan sikap sinis dan sikap

yang ingin menunjukkan kemenangan. Suatu kontak dapat terjadi tanpa

komunikasi, misalnya jika orang Indonesia bertemu dengan orang Korea, lalu dia

bercakap-cakap menggunakan bahasa Indonesia dengan orang Korea tersebut,

padahal orang korea itu sama sekali idak mengerti bahasa Indonesia. Dalam

contoh tersebut, kontak sebagai syarat pertama telah terjadi tetapi komunikasi

tidak terjadi, karena kedua orang tersebut tidak mengerti perasaan masing-masing

sehingga interaksi sosialpun tidak terjadi. Jadi, jika dihubungkan dengan interaksi

sosial, kontak tanpa komunikasi tidak mempunyai arti apapun.

Page 57: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

38

Menurut De Vito, ada lima ciri-ciri komunikasi yaitu: (1) keterbukaan, (2)

empati, (3) dukungan, (4) rasa positif, dan (5) kesamaan. Sementara Everest M

Rogers mengemukakan enam ciri-ciri komunikasi yaitu: (1) arus pesan yang

cenderung dua arah, (2) konteks komunikasinya tatap muka, (3) tingkat umpan

balik yang tinggi, (4) kemampuan selektivitas yang tinggi, (5) kecepatan

jangkauan terhadap audience yang besar relative lambat, dan (6) efek yang

mungkin terjadi adalah perubahan sikap (Sugiyo, 2005:4-5).

Berdasarkan ciri-ciri komunikasi tersebut, peneliti menyimpulkan terdapat

empat komponen pokok dalam komunikasi, yaitu: sifat terbuka, empati, simpati,

dan tingkat umpan balik.

1) Sifat terbuka

Sifat terbuka, yang artinya ada kesediaan dari kedua belah pihak untuk

membuka diri, mereaksi kepada orang lain, merasakan pikiran dan perasaan

orang lain (Sugiyo, 2005:5). Keterbukaan ini sangat penting dalam

komunikasi antarpribadi agar komunikasi lebih efektif dan bermakna.

Keterbukaan ini berarti adanya niat dari masing-masing pihak yang dalam hal

ini antara komunikator dan komunikan saling memahami dan memuka

pribadi masing-masing.

2) Empati

Empati dapat diartikan sebagai menghayati perasaan orang lain atau turut

merasakan apa yang dirasakan orang lain. Menurut Surya, empati adalah

sebagai suatu kesediaan untuk memahami orang lain secara paripurna baik

yang nampak maupun yang terkandung, khususnya dalam aspek perasaan,

Page 58: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

39

pikiran, dan keinginan (Sugiyo, 2005:5). Dengan berempati, berarti kita

menempatkan diri dalam suasana perasaan, pikiran, dan keinginan orang lain

sedekat mungkin. Secara psikologis, apabila dalam komunikasi komunikator

menunjukkan empati pada komunikan akan menunjang berkembangnya

suasana hubungan yang didasari atas saling pengertian, penerimaan,

dipahami, dan adanya kesamaan diri (Sugiyo, 2005:5).

3) Simpati

Simpati dirumuskan sebagai suatu perasaan tertariknya seseorang terhadap

orang lain (Gerungan, 2010:74). Proses simpati kadang-kadang berjalan tidak

atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan.

Katakanlah ada orang yang tiba-tiba tertarik dengan orang lain, seakan-akan

dengan dirinya. Tertariknya ini tidak pada salah satu ciri tertentu dari orang

tersebut, tetapi keseluruhan ciri pola tingkah laku dari dirinya (Ahmadi,

2009:58-59).

4) Tingkat umpan balik

Komunikasi antarpribadi bercirikan adanya umpan balik maksudnya adalah

bahwa apa yang disampaikan dalam komunikasi (pesan) sudah sampai pada

penerima. Hal ini dapat dikatakan bahwa komunikasi tidak cukup hanya

ditandai oleh ketergantungan secara fisik antara sumber dan penerima,

melainkan ditandai oleh adanya ketergantungan secara interaktif.

Ketergantungan secara interaktif ini terjadi bilamana stimulus dari satu pihak

(misalnya sumber) akan menimbulkan respon dari pihak penerima dan

Page 59: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

40

sebaliknya, respon penerima ini menjadi stimulus bagi sumber yang diikuti

dengan respon dari pihak sumber, dan begitu seterusnya (Sugiyo, 2005:8).

Berdasarkan uraian tentang syarat interaksi sosial tersebut, peneliti menentukan

indikator yang diambil dari syarat interaksi sosial sebagai sub variabel pertama

yaitu kontak sosial dengan indikator percakapan, kerja sama, dan saling

menghormati. Sub variabel kedua yaitu komunikasi dengan indikator sifat

terbuka, empati, simpati, dan tingkat umpan balik.

2.1.2.4 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial menurut dibedakan menjadi dua yaitu proses

yang asosiatif dan proses yang disasosiatif (Soekanto, 2012:64).

a. Proses yang asosiatif dimana dalam proses ini terbentuk kerja sama

(cooperation) dan akomodasi (accomdation).

1) Kerja sama (Cooperation)

Dalam hal ini kerja sama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara

orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa

tujuan bersama. Kerja sama (cooperation) dibedakan lagi dengan: kerja sama

spontan (spontaneous cooperation), kerja sama langsung (directed cooperation),

kerja sama kontrak (contractual cooperation), dan kerja sama tradisional

(traditional cooperation). Di mana kerja sama spontan merupakan suatu kerja

sama yang serta-merta. Kerja sama langsung merupakan hasil dari suatu perintah

atasan atau penguasa. Sedangkan kerja sama kontrak merupakan kerja sama atas

Page 60: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

41

suatu dasar tertentu. Dan kerja sama tradisional merupakan kerja sama sebagai

bagian atau unsur dari sistem sosial.

Ada lima bentuk kerja sama, diantaranya yang pertama yaitu kerukunan

yang mencakup gotong royong dan otlong menolong. Kedua yaitu bargaining,

yang merupakan pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan

jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih. Ketiga yaitu kooptasi (cooptation), yang

merupakan proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau

pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah-satu cara untuk

menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang

bersangkutan. Keempat yaitu koalisi (coalition), yang merupakan kombinasi

antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.

terakhir atau kelima yaitu joint venture, yakni kerja sama dalam pengusahaan

proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batu bara,

perhotelan, dan lain-lain.

2) Akomodasi (accomodation)

Akomodasi merupakan cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa

menghancurkan pihak lawan sehinga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.

Akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu yang pertama, akomodasi yang

menunjuk pada suatu keadaan, berarti kenyataan adanya suatu keseimbangan

(equilibrium) dalam interaksi antara individu dan kelompok sehubungan dengan

norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat. Arti yang kedua,

yaitu akomodasi yang menunjuk pada suatu proses, karena sebagai suatu proses,

Page 61: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

42

akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu

pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.

Tujuan akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi

yang dihadapinya, diantaranya yang pertama untuk mengurangi pertentangan

sebagai akibat perbedaan paham yang mana akomodasi di sini bertujuan untuk

menghasilkan suatu sintesa antara kedua pendapat tersebut supaya menghasilkan

suatu pola yang baru. Kedua, untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan

untuk sementara waktu atau secara temporer. Ketiga, yaitu untuk memungkinkan

terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah

sebagai akibat faktor-faktor psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai

dalam masyarakat yang mengenal sistem berkasta. Dan yang terakhir atau

keempat, yaitu mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang

terpisah, misalnya melalui perkawinan campuran atau asimilasi dlam arti luas.

b. Proses yang disasoiatif, dalam proses ini terbentuk persaingan (competition)

dan kontravensi (contravention)

1) Persaingan (competition)

Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau

kelompok yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan

yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik

perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan

kekerasan ataupun ancaman. Dalam persaingan, ada persaingan yang bersifat

pribadi dan ada persaingan yang tidak bersifat pribadi. Terdapat beberapa bentuk

Page 62: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

43

persaingan diantaranya persaingan ekonomi, kebudayaan, persaingan untuk

mencapai suatu kedudukan dan peranan tertentu dalam masyarakat, dan

persaingan karena perbedaan ras.terdapat beberapa fungsi persaingan yaitu yang

pertama adalah untuk menyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif,

sebagai jalan di mana keinginan dan kepentigan serta nilai-nilai yang pada suatu

masa menjadi pusat perhatian tersalurkan dengan sebaik-baiknya, persaingan

sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan seleksi sosial, serta

digunakan sebagai alat untuk menyaring warga golongan-golongan karya untuk

mengadakan pembagian kerja. Dalam suatu persaingan akan mengahasilkan suatu

perubahan kepribadian seseorang, kemajuan, solidaritas kelompok dan

disorganisasi.

2) Kontravensi (contavention)

Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada antara persaingan

dan pertentangan ataupun pertikaian. Pertentangan ataupun pertikaian sendiri

merupakan suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha

memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan ancaman atau

kekerasan. Bentuk-bentuk kontravensi diantaranya berupa perbuatan penolakan

dan perlawanan, menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, melakukan

penghasutan, berkhianat, serta mengejutkan lawan.

Page 63: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

44

2.1.3 Hakikat Kemandirian Belajar

2.1.3.1 Pengertian Kemandirian Belajar

Kata mandiri mengandung arti tidak tergantung kepada orang lain, bebas,

dan dapat melakukannya sendiri (Rusman, 2014:353). Kemandirian merupakan

suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara relatif bebas dari pengaruh

penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain (Desmita, 2014:185). Dengan

otonomi tersebut, diharapkan siswa akan lebih bertanggung jawab terhadap

dirinya. Kemandirian belajar menurut Moore adalah sejauh mana dalam proses

pembelajaran itu siswa dapat ikut menentukan tujuan, bahan dan pengalaman

belajar, serta evaluasi pembelajarannya (Rusman, 2014:365). Kemandirian belajar

menurut Wedemeyer dan Moore dapat ditinjau dari ada tidaknya kesempatan yang

diberikan kepada peserta didik dalam menentukan tujuan pembelajaran, dalam

memilih cara dan media belajar yang digunakan untuk mencapai tujuan, dan

dalam menentukan cara, alat, dan kriteria evaluasi hasil belajarnya (Rusman,

2014:359). Kemandirian belajar diberikan pada siswa dengan maksud agar siswa

mempunyai tanggung jawab untuk mengatur dan mendisiplinkan dirinya serta

mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri. Proses belajar yang

menunjukkan kemandirian belajar siswa, apabila banyak siswa yang mengunakan

bahan belajar untuk mencapai tujuannya dengan caranya sendiri dibawah kontrol

sendiri (Rusman, 2014:365).

Dari berbagai pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

kemandirian belajar merupakan suatu kondisi seseorang yang telah memiliki

kemampuan untuk mengatur kegiatan belajarnya sendiri.

Page 64: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

45

2.1.3.2 Bentuk Kemandirian

Robert Havighurst membedakan empat bentuk kemandirian, diantaranya

yaitu kemandirian emosi, kemandirian ekonomi, kemandirian intelektual, dan

kemandirian sosial (Desmita, 2014:186). Kemandirian emosi merupakan

kemampuan mengontrol emosinya sendiri dan tidak bergantung pada kebutuhan

emosi pada orang lain. Kemandirian ekonomi merupakan kemampuan mengatur

ekonomi sendiri dan tidak bergantung pada kebutuhan ekonomi orang lain.

Kemandirian intelektual merupakan kemampuan untuk mengatasi berbagai

masalah yang dihadapinya. Sedangkan kemandirian sosial merupakan

kemampuan untuk mengadakan ineraksi dengan orang lain dan tidak bergantung

pada aksi orang lain.

Semenara itu, Steiberg membedakan karakteristik kemandirian ke dalam

tiga bentuk, yaitu kemandirian emosional (emotional autonomy), kemandirian

tingkah laku (behaviorial autonomy), dan kemandirian nilai (value autonomy). Di

mana kemandirian emosional merupakan kemandirian yang menyatakan

perubahan kedekatan hubungan emosional antar individu, seperti hubungan

emosional siswa dengan guru atau dengan orang tuanya. Kemandirian tingkah

laku merupakan suatu kemampuan untuk membuat suatu keputusan tanpa

tergantung dengan orang lain dan melakukannya secara bertanggung jawab.

Sedangkan kemandirian nilai merupakan kemampuan untuk memaknai

seperangkat prinsip tentang benar dan salah, tentang apa yang penting dan tidak

penting (Desmita, 2014:186).

Page 65: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

46

2.1.3.3 Faktor yang mempengaruhi kemandirian

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian seseorang bahwa

kemandirian bukanlah semata-mata pembawaan yang melekat pada diri individu

semenjak lahir, tetapi perkembangan kemandirian seorang anak juga dipengaruhi

oleh berbagai stimulasi yang datang dari lingkungannya, selain potensi yang telah

dimilikinya semenjak lahir sebagai keturunan dari orang tuanya juga ada faktor

lain yang memperngaruhinya yaitu:

a. Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki kemandirian yang

tinggi sering kali anaknya memiliki kemandirian yang tinggi pula. Tetapi,

faktor keturunan ini masih diperdebatkan karena ada yang berpendapat bahwa

sesungguhnya bukan sifat kemandirian orang tuanya yang menurun kepada

anaknya melainkan sifat orang tuanya itu yang muncul dalam cara-cara orang

tua mendidik anaknya.

b. Pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh artau mendidik anak-anaknya

akan mempengaruhi kemandirian seorang anak. Orang tua yang terlalu

banyak melarang anaknya tanpa disertai alasan yang rasional akan

menghambat perkembangan kemandirian seorang anak. Sebaliknya, orang tua

yang menciptakan suasana aman di dalam interaksi keluarganya maka akan

mendorong kelancaran perkembangan anak. Demikian juga orang tua yang

cenderung membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lainnya

juga akan memberikan pengaruh yang kurang baik terhadap perkembangan

kemandiria seorang anak.

Page 66: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

47

c. Sistem pendidika di sekolah. Proses pendidikan di sekolah yang tidak

mengembangkan demokratisasi dan lebih menekankan pemberian sanksi atau

hukuman akan dapat menghambat perkembangan kemandirian seorang anak.

Sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekankan pentingnya pemberian

penghargaan mengembangkan demokratisasi pendidikan, dan menciptakan

kopetisi positif maka akan memperlancar perkembangan kemandirian

remaja.

d. Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang

menekankan pentingnya hirarki struktur sosial, kurangnya rasa aman dan

cenderung mencekam, serta kurang menghargai kegiatan-kegiatan positif

anak-anak maka dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian

seorang anak. Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman, menghargai

kegiatan positif anak-anak dan tidak terlalu hirarkis akan mendorong

perkembangan kemandirian anak (Asrori, 2009:137)

.

2.1.3.4 Upaya pengembangan kemandirian anak

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembangakan

kemandirian anak, diantaranya:

a. Menciptakan partisipasi anak di dalam keluarga, yang dapat di lakukan

dengan cara saling menghargai antaranggota keluarga dan keterlibatan dalam

memecahkan masalah keluarga.

b. Menciptakan keterbukaan, yang dapat diwujudkan dalam bentuk toleransi

terhadap perbedaan pendapat, memberikan alasan terhadap keputusan yang

Page 67: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

48

diambil anak, keterbukaan terhadap minat anak, mengembangkan komitmen

terhadap tugas anak, serta kehadiran dan keakraban hubungan anak.

c. Menciptakan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan, yang dapat

diwujudkan dalam bentuk mendorong rasa ingin tahu anak, adanya jainan

rasa aman dan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan, serta adanya

aturan yang tidak mengancam bila ditaati.

d. Menerima positif tanpa syarat, yang dapat diwujudkan dalam bentuk

menerima apapun kelebihan maupun kekurangan yang ada pada diri anak,

tidak membeda-bedakan anak satu dengan anak lainnya, dan menghargai

setiap potensi yang dimiliki anak.

e. Empati terhadap anak, yang dapat diwujudkan dalam bentuk memahami dan

menghayati pikiran dan perasan anak, melihat berbagai persoalan anak

dengan menggunakan sudut pandang anak, serta tidak mudah mencela karya

anak walaupun karyanya kurang bagus.

f. Menciptakan kehangatan hubungan dengan anak, yang dapat diwujudkan

dalam bentuk interaksi secara akrab tetapi saling menghargai, menambah

frekuensi interaksi dan tidak bersikap dingin terhadap anak, serta membangun

suasana humor dan komunikasi ringan dengan anak (Asrori, 2009:138-139).

Pendidikan di sekolah perlu melakukan upaya-upaya pengembangan

kemandirian peserta didik dengan cara:

a. Mengembangkan proses belajar mengajar yang bersifat demokratis aar anak

merasa dihargai

Page 68: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

49

b. Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan

keputusan dan dalam berbagai kegiatan di sekolah.

c. Memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan dan

mendorong rasa ingin tahu anak.

d. Penerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak dengan tidak

membeda-bedakan anak yang satu dengan anak yang lain.

e. Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak (Desmita,

2014:190).

2.1.3.5 Indikator kemandirian belajar

Terdapat beberapa indikator kemandirian belajar yang dapat dijadikan

sebagai alat untuk mengukur tingkat kemandirian belajar seseorang, karena

tingkat kemandirian belajar satu orang dengan orang lainnya tidaklah sama.

berikut di sajikan beberapa indikator kemandirian belajar menurut Sufyarma

yaitu: (1) Progresif dan ulet, (2) berinisiatif, (3) mengendalikan diri dari dalam,

(4) kemantapan diri, (5) memperoleh kpuasan atas usaha sendiri (Sufyarma, 2004.

32-33).

2.2 Kerangka teoritis

Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, di mana

kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki

kelakuan individu yang lain atau sebaliknya (Ahmadi, 2009:49). Di dalam kelas

terjadi interaksi antara guru dan siswa serta antarsesama siswa, interaksi ini

Page 69: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

50

bersifat intensif dan terprogram yang menimbulkan efek terhadap proses

pendidikan dan melahirkan iklim serta suasana kelas (Mahmud, 2012:174).

Kemandirian belajar siswa merupakan kemampuan siswa untuk melakukan

kegiatan belajar yang bertumpu pada aktivitas, tanggung jawab, dan motivasi

yang ada dalam diri siswa sendiri (Rusman, 2014:359). Siswa yang menggunakan

bahan belajar untuk mencapai tujuannya dengan caranya sendiri dibawah kontrol

sendiri itu menunjukkan kemandirian belajar siswa (Rusman, 2014:365).

Kemandirian belajar diberikan kepada siswa dengan maksud supaya siswa

mempunyai tanggung jawab untuk mengatur dan mendisiplinkan dirinya serta

mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri (Rusman, 2014:359).

Teori konstruktivisme dalam pembelajaran berpandangan bahwa siswa yang

berinteraksi dengan berbagai objek dan peristiwa sehingga mereka memperoleh

dan memahami pola-pola penanganan terhadap objek dan peristiwa tersebut.

Dengan demikian, siswa sesungguhnya mampu membangun konseptualisasi dan

pemecahan masalah mereka sendiri. Oleh karena itu, kemandirian dan

kemampuan berinisiatif dalam proses pembelajaran sangat didorong untuk

dikembangkan (Asrori, 2009:27-28).

Hasil belajar yaitu perubahan perilaku yang berupa pengetahuan atau

pemahaman, keterampilan, dan sikap yang diperoleh siswa selama berlangsunya

proses pembelajaran (Susanto, 2014:1). Dalam hal ini, peneliti meneliti hasil

belajar IPS siswa. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional,

biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar

adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan

Page 70: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

51

instruksional (Susanto, 2016:5). Dalam hal ini adalah tujuan-tujuan pembelajaran

IPS.

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis

2.3 Kerangka berpikir

Berdasarkan kajian teori, kajian empiris, dan kerangka teoritis, maka

peneliti menyusun rancangan penelitian dengan kerangka berpikir sebagai berikut.

Teori konstruktivisme

Teori konstruktivisme dalam pembelajaran berpandangan

bahwa siswa yang berinteraksi dengan berbagai objek dan

peristiwa sehingga mereka memperoleh dan memahami pola-

pola penanganan terhadap objek dan peristiwa tersebut.

Dengan demikian, siswa sesungguhnya mampu membangun

konseptualisasi dan pemecahan masalah mereka sendiri. Oleh

karena itu, kemandirian dan kemampuan berinisiatif dalam

proses pembelajaran sangat didorong untuk dikembangkan

(Asrori, 2009:27-28).

Kemandirian belajar

Kemandirian belajar diberikan

kepada siswa dengan maksud

supaya siswa mempunyai

tanggung jawab untuk mengatur

dan mendisiplinkan dirinya serta

mengembangkan kemampuan

belajar atas kemauan sendiri

(Rusman, 2014:359).

Interaksi Sosial

Di dalam kelas terjadi interaksi

antara guru dan siswa serta

antarsesama siswa, interaksi ini

bersifat intensif dan terprogram

yang menimbulkan efek terhadap

proses pendidikan dan melahirkan

iklim serta suasana kelas (Mahmud,

2012:174).

Hasil Belajar IPS

Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional

(Susanto, 2016:5). Dalam hal ini adalah tujuan-tujuan dalam

pembelajaran IPS.

Page 71: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

52

Interaksi sosial adalah hubungan individu dengan individu, dimana kelakuan

satu individu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu

lainnya (Ahmadi, 2009:49). Interaksi sosial dapat memungkinkan terjadinya kerja

sama antara siswa yang satu dengan siswa lainnya saat kegiatan pembelajaran

berlangsung. Di mana pembelajaran merupakan suatu bentuk interaksi antara guru

dengan siswa, antara siswa dengan siswa dan lingkungan untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai (Dimyati dan Mudjiono, 2009:62). Terpenuhi

atau tidaknya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar

kognitif, hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotor. Proses pembelajaran

tidak akan berlangsung apabila tidak terjadi interaksi sosial.

Hasil belajar IPS yang tinggi, tidak didapat hanya dengan cara

mendengarkan penjelasan guru pada saat pempelajaran, tetapi juga harus

diimbangi dengan kemandirian belajar dari masing-masing siswa. Kemandirian

belajar siswa merupakan kemampuan siswa untuk melakukan kegiatan belajar

yang bertumpu pada aktivitas, tanggung jawab, dan motivasi yang ada dalam diri

siswa sendiri (Rusman, 2014:359). Kemandirian belajar yang dimaksudkan disini

yaitu aktivitas belajar siswa yang dilakukan secara sadar, diatur dan dikendalikan

sendiri tanpa ada pengaruh dari orang lain untuk mempelajari materi pelajaran dan

dapat mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dalam menyelesaikan masalah

yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh tanggung jawab. Siswa

harus dapat mengatur belajarnya sendiri tanpa adanya paksaan. Kemandirian

belajar dalam mata pelajaran IPS sangat diperlukan, karena dalam memahami

materi IPS, siswa tidak bisa hanya belajar saat pembelajaran di kelas bersama

Page 72: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

53

guru, siswa harus secara sadar belajar sendiri. Kemandirian belajar yang tumbuh

pada diri siswa dapat membuat siswa lebih siap dalam belajar dan dapat

meningkatkan hasil belajar IPS.

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Interaksi Sosial (X1)

Dengan indikator: (1) percakapan, (2)

kerjasama, (3) saling menghormati,

(4) sifat terbuka, (5) empati, (6)

simpati, dan (7) tingkat umpan balik

Kemandirian Belajar (X2)

Dengan indikator: (1) ulet dan

progresif, (2) berinisiatif, (3)

mengendali-kan dari dalam, (4)

kemantapan diri, dan (5) memperoleh

kepuasan atas usaha sendiri

Ada beberapa permasalahan yang terjadi di dalam pembelajaran, diantaranya:

1.2.1 Saat pembelajaran berlangsung, masih ada siswa yang berbicara dengan

temannya.

1.2.2 Siswa masih terbawa suasana di kelas III yaitu suasana belajar sambil

bermain.

1.2.3 Siswa masih saling mengejek satu sama lain sehingga menimbulkan

pertengkaran.

1.2.4 Kemandirian belajar IPS sebagian siswa masih rendah karena sebagian siswa

masih suka bermain dari pada belajar

1.2.5 Hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini ada yang belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Hasil Belajar (Y)

Dengan indikator hasil belajar IPS diantaranya: KD 2.1 Mengenal aktivitas

ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya.

Dan KD 2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

PEMBELAJARAN

Judul Penelitian

Hubungan Interaksi Sosial dan Kemandirian Belajar dengan hasil belajar IPS Kelas

IV SDN Gugus HM. Sarbini Kabupaten Kebumen

HIPOTESIS PENELITIAN

Page 73: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

54

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori, kajian empiris, kerangka teoritis, dan kerangka

berfikir yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam

penelitian korelasi yaitu.

2.5.1 H01: Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi

sosial siswa dengan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Gugus HM.

Sarbini Kecamatan Buluspesantren Kabupatn Kebumen.

2.5.2 Ha1: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi sosial

siswa dengan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini

Kecamatan Buluspesantren Kabupatn Kebumen.

2.5.3 H02: Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian

belajar dengan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini

Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen.

2.5.4 Ha2: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar

dengan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini

Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen.

2.5.5 H03: Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi

sosial dan kemandirian belajar siswa dengan hasil belajar IPS siswa kelas

IV SDN Gugus HM. Sarbini Kecamatan Buluspesantren Kabupaten

Kebumen.

2.5.6 Ha3: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi sosial dan

kemandirian belajar siswa dengan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN

Gugus HM. Sarbini Kecamatan Buluspesantren Kabupten Kebumen.

Page 74: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

119

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat

disimpulkan sebagai berikut:

5.1.1 Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi sosial siswa

dengan hasil belajar IPS Kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini Kabupaten

Kebumen dengan nilai koefisien korelasi antara interaksi sosial siswa

dengan hasil belajar IPS sebesar 0,780 yang termasuk dalam kategori kuat.

5.1.2 Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar

siswa dengan hasil belajar IPS Kelas IV SDN Gugus HM. Sarbini

Kabupaten Kebumen dengan nilai koefisien korelasi antara kemandirian

belajar siswa dengan hasil belajar IPS sebesar 0,867 yang termasuk dalam

kategori sangat kuat.

5.1.3 Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi sosial dan

kemandirian belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar IPS Kelas IV

SDN Gugus HM. Sarbini Kabupaten Kebumen dengan koefisien korelasi

antara interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa dengan hasil belajar

IPS sebesar 0,904 yang termasuk dalam kategori sangat kuat. Besarnya

kontribusi interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa dengan hasil

belajar IPS di tunjukkan dengan nilai koefisien determinasi yaitu sebesar

Page 75: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

120

0,824 yang artinya sumbangan hubungan dari variabel independen yaitu

82,4% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan tersebut, peneliti memberikan saran yang dapat

dijadikan masukan sebagai berikut:

5.2.1 Guru dapat membina interaksi sosial siswa dengan cara meningkatkan salah

satu indikator interaksi sosial siswa yaitu meningkatkan tingkat umpan balik

siswa, hal itu dapat ditingkatkan pada saat pembelajaran yaitu dengan cara

melakukan sesi tanya jawab setiap akhir pembelajaran, ataupun dengan

melakukan kerja kelompok yang mengharuskan siswa untuk berdiskusi dan

bertukar pikiran dengan siswa lain.

5.2.2 Guru dapat membina kemandirian belajar siswa dengan cara meningkatkan

salah satu indikator kemandirian belajar siswa yaitu meningkatkan

kemantapan diri siswa yang dapat dilakukan dengan cara memberikan satu

soal menjelang waktu pulang sekolah yang mengharuskan siswa untuk

mengerjakan soal tersebut tanpa bantuan dari orang lain.

Page 76: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

121

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Alhassan, A. M. 2015. “Students Social Interactions and Learning in a

Multicultural School”. International Journal of Research in Humanities

and Social Studies, 2 (11): 6-12.

Azinil. 2014. “Pengaruh Motivasi dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar

Matematika Materi Pokok Fungsi Kuadrat pada Siswa Kelas X MAN 2

Samarinda Tahun Pembelajaran Tahun Pembelajaran 2013/2014. Kultura.

15 (1):4636-4642

Amir, Zubaidah dan Risnawati. 2016. Psikologi Pembelajaran Matematika.

Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

-----------. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

Asdimahasatya.

Arum, A. R. & Laksmiwati, H. 2015.”Hubungan antara Konsep Diri dan Interaksi

Sosial Teman Sebaya dengan Kemandirian Belajar pada Siswa Kelas X

SMA Negeri 12 Surabaya. 2015”. Jurnal Character, 03 (2): 1-5.

Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran: Pengembangkan

Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Bey, A. & Narfin, L. 2013. “Pengaruh Kemandirian Belajar Matematika terhadap

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Kendari”.

Jurnal MIPMIPA, 12 (2):173-183.

Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelejaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Balitbang Puskur

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. REMAJA

ROSDAKARYA

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 77: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

122

Essam, S. & Al-Marry, J. 2013. ”The Impact of Motivation and Social Interaction

on the E-Learning at Arab Open University, Kingdom of Bahrain”. Jurnal

Creative Education, 4 (10A): 21-28.

Fatihah, Al Miftaqul. 2016. “Hubungan Antara Kemandirian Belajar dengan

Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas III SDN Panularan Surakarta”. Jurnal

At-Tanbawi, 1 (2):197-208

Fernanda, M. M. dkk. 2012. “Hubungan antara Kemampuan Berinteraksi Sosial

dengan Hasil Belajar”. Jurnal Ilmiah Konseling, 1 (1):1-7.

Fitriastuti, Febriani. 2013. “Pengaruh Interaksi Sosial dalam Keluarga dan Minat

Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa”. Jurnal Oikonomia, 2 (3):

183-188.

Gerungan, W.A. 2010. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hidayati, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Departemen Pendidikan

Nasional.

Kosasih. 2015. Strategi Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Yrama Widya.

Mahmud. 2012. Sosiologi Pendidikan. Bandung: CV. PUSTAKA SETIA

Mulyaningsih, I. E. 2014. “Pengaruh Interaksi Sosial Keluarga, Motivasi Belajar,

dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar”. Jurnal Pendidikan

dan Kebudayaan, 20 (4):441-451.

Nugrahaningsih, Theresia Kriswianti. 2015. Statistika untuk Pendidikan.

Yogyakarta:Depublish

Nurwati, A. 2009. “Hubungan Antara Interaksi Sosial Siswa Dengan Hasil Belajar

Bahasa Indonesia Siswa Madrasah Ibtidaiyah Se-Kabupaten Gorontalo”.

Jurnal Cakrawala Pendidikan, 28 (2):109-118.

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006

Priyatno, Duwi. 2016. Belajar Analisis Data dan Cara Pengolahannya dengan

SPSS. Yogyakarta: Penerbit Gava Media

Poerwanti, Endang. dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Departemen

Pendidikan Nasional.

Rifa’i, Achmad dan Cathrina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:

UNNES PRESS.

Page 78: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

123

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme

Guru). Jakarta: Rajawali Pers.

Sapriya. 2016. Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sadati, S. & Shahla S. 2015. “The Relationship between Metacognitive and Self-

Regulated Learning Strategies with Learners’ L2 Learning Achievement”.

International Journal of Research Studies in Language Learning, 5 (2):

97-106.

Septaryanto, Joko. 2015. Problematika Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.

Prosiding Seminar dan Lokakarya Penulisan Karya Ilmiah. Denpasar

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.

Sudjarwo. 2015. Proses Sosial dan Interaksi Sosial dalam Pendidikan. Bandung:

CV Mandar Maju.

Sufyarma. 2004. Kapita Selekta manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyo. 2005. Komunikasi Antar Pribadi. Semarang: Unnes Press

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

------------. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Supardan, Dadan. 2015. Pembelajaran ilmu Pengetahuan Sosial Perspektif

Filsafat dan Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana.

----------. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenadamedia Grup.

Taneo, Silvester Petrus. 2009. Kajian IPS SD. Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional.

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Widoyoko. 2016. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Page 79: HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR …lib.unnes.ac.id/31222/1/1401413024.pdfhubungan interaksi sosial dan kemandirian belajar siswa . dengan hasil belajar ips . kelas

124

Yaumi, Muhammad. 2016. Pendidikan Karakter Landasan, Pilar &

Implementasi. Jakarta: Pranamedia Group