HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA...
Transcript of HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA...
HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN
KERJA GURU DI MTs. N 8 JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh
HASAN ARYANTO
106018200758
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435H / 2014 M
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
skripsi ini berjudul : "Hubungan Iklim organisasi Dengan Kepuasan Kerja Gurudi MTs. N 8 Jal<arta", disusun oleh Hasan Aryanto, NIM 106018200758, diajukankepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif HidayatullahJakarla dan telah dinyatakan LULUS dalam Ujian Munaqasah pada tanggal26Februari 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperolehgelar sarjana Sl (S.Pd) dalam Program StudiManajernen Pendidikan.
Jal<arta, 2B Februari 2014
Panitian Ujian Munaqasah
(Ketua Program Studi) Tanggal Tanda Tangan
Dr. Hasyim Asy'ari, M.PdNrP. 19661009 199303 I 004
Penguji I
Drs. H. Muarif SAM. M.PdNIP. 19650717 t99403 I 005
Penguii II
Dra. ManerahNIP. 19680323 199403 2 002
tvtY+1"(
a1ll - t9
aY/ 4rg/ 6Y '
Mengetahui,Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Uin Syarif Hidayatullah Jakarta
Dra. Nuflena Rifa'I. MA.,Ph.DNrP. 19591020 198603 2 001
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Hubungan Iklim Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Guru
di MTs. N 8 Jakarta disusun oleh Hasan Aryanto, NIM. 106018200758,
Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan
dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada siding
munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
J akuta, 07 F ebruari 201 4
Yang Mengesahkan,
Dosen Pembimbing
Dr. Hasyim Asy'ari. M. Pd.NrP. 19661009. 199303.1.004
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudulo'Hubungan rklim organisasi Dengan Kepuasan Kerja Guru di MTs. N g
Jakartil' yang disusun oleh Hasan Aryanto, NIM : 106019200758. program
Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, telah diujikan kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi
pada tanggal 07 Februari 20 14.
Iakarta, 07 Februari 2014
o.. "^fi,',,u.,. r. *u.
NIP. 19661009.199303.1.004
Saya yang bertanda tan
Nama
Tempat/TglLahir
NIM
Jurusan/Prodi
Judul Skripsi :'
Dosen Pembimbing
SURAT PERNYATAAN
gan dibawah ini:
Hasan Aryanto
Jakafta, 22 September 1988
1 060 I 820075 8
Manajemen Pendidikan
'Hubungan lklim Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Guru
di MTs.N 8 Jakafta"
Dr. Hasyirn Asy'ari, M.Pd
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
l. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (Sl) di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakafta
3. Jika kemudian hari saya terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
07 Februari2014
qET^ffi,irg?"*ro'"r';*"
5574FACF391
d-@^wWnasan h,ryanto
NrM. 1060182007s8
ii
ABSTRAK
Hasan Aryanto, NIM: 106018200758. Hubungan Iklim Organisasi Dengan
Kepuasan Kerja Guru di MTs. N 8 Jakarata. Skripsi Jurusan KI-
Manajemen Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah
Jakarta.
Masalah pokok dalam penelitian ini adalah “adakah hubungan iklim
organisasi dengan kepuasan kerja guru?”. Penelitian ini menggunakan metode
survei dan rancangan korelasional. Populasi dari penelitian adalah 30 guru tetap
pada MTs N. 8 Jakarta. Pada penelitian ini mengambil 30 guru (95%) yang
pengambilannya secara random (acak). Instrumen dan teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisener yang sebelumnya dianalisa
terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Data hasil penelitian selanjutnya
dianalisa dengan menggunakan rumus korelasi.
Hasil penghitungan korelasi Product Moment antara variabel X dan
variabel Y maka didapat rxy 0.627 dan pada taraf signifikansi 5% diperoleh rtabel
0.361 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh rtabel 0.463, dengan
demikian pada taraf signifikansi 5% maupun 1% rhitung lebih besar dari rtabel (
0.627 > 0.361 ). Ho ditolak sedangkan Ha diterima ini berarti tedapat hubungan
yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Maka Berdasarkan hasil
penghitungan koefisien determinasi diperoleh angka sebesar 39.30% hal ini
menunjukkan bahwa kepuasan kerja guru dipengaruhi oleh iklim kerja sekolah.
Kinerja guru cukup besar ditentukan oleh iklim kerja sekolah dan
kepuasan kerja guru bila dibandingkan dengan banyaknya faktor-faktor lainnya
yang mempengaruhi (seperti yang disebutkan pada latar belakang masalah), dan
iklim kerja sekolah lebih dominan dari pada kepuasan kerja guru, untuk itu usaha
meningkatkan kinerja guru perlu lebih diprioritaskan pada iklim kerja sekolah dan
kepuasan kerja guru dari pada faktor-faktor yang lain, sehingga diharapkan usaha
meningkatkan mutu pendidikan akan berhasil secara maksimal.
Kata Kunci : Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja Guru
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan untaian rahmat,
hidayah dan karunia sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Iklim Organisasi
Dengan Kepuasan Kerja Guru di MTs.N 8 Jakarta” penulis menyadari sepenuhnya
bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami saat menjalani
proses penyelesaian skripsi. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
1. Dra. Nurlena Rifai, MA., Ph.d, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, pembimbing skripsi sekaligus sebagai Ketua
Jurusan KI-Manajemen Pendidikan yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, dan nasihat
yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini.
3. Para dosen dan staf UIN Jakarta yang telah mengajar di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, khususnya yang mengajar di Jurusan KI-
Manajemen Pendidikan, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas
ilmu yang telah diberikan selama penulis kuliah di kampus ini.
4. Kepala sekolah serta bapak/ibu guru MTs. Negeri 8 Jakarta yang telah
membantu dalam melaksanakan penelitian skripsi ini.
5. Teman-teman seperjuangan semasa kuliah KI-MP kelas MP B angkatan
2006. Khususnya teman seperjuangan dakwah islami Ust. Saipulloh S.Pd
semoga ukhwah (persaudaraan kita tidak putus setelah wisuda) dan
pertemanan kita kekal hingga akhir zaman.
iv
6. Kepada seluruh keluarga besarku (Kedua Orang tuaku, Mertuaku, Sanak
Family, Bude, Pakde, Om, Tante, Adik-adikku) yang telah memberikan
dukungan baik moril dan materil, khususnya kepada Istriku Tercinta
Dwi Sugiyanti dan anakku A. Hadi Baihaqie yang selalu mendukung dan
mendo’akan penulis baik sempit atau lapang waktu, dengan hadirnya
buah hati anak kami tercinta menjadi pacuan untuk kami agar
mendapatkan kehidupan yang mumpuni kelak.
Jakarta, 07 Februari 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
COVER
ABSTRAK ...………………………………………………………….................. ii
KATA PENGANTAR .…………………………………………………… …….. iii
DAFTAR ISI .……………………………………………………………............. v
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… …….. 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………................. 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………………….... 4
C. Pembatasan Masalah ……………………………………....................... 4
D. Perumusan Masalah …………………………………………………… 5
E. Tujuan Penelitian ……………………………………………................ 5
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 5
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS .6
A. Kepuasan Kerja Guru ……………………………………………..….. 6
1. Pengertian Kepuasan Kerja Guru …………………………………… 6
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ..…………….. 8
B. Konsep Iklim Organisasi ……...………………………………………. 12
1. Pengertian Iklim Organisasi ………………………………………… 12
2. Dimensi-dimensi Iklim organisasi ………………………….…......... 16
3. Jenis-jenis Iklim Organisasi ………………………….….................. 20
4. Gaya Kepemimpinan Sebagai Pembentuk Iklim ………………........ 24
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi …………......... 25
C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 27
D. Pengajuan Hipotesis ............................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………………….. 30
A. Waktu dan Tempat Penelitian …………………………………………. 30
B. Metodologi Penelitian ………………………………………………..... 31
C. Populasi dan Sampel …………………………………………………... 31
D. Variabel Penelitian …………………………………………………….. 32
vi
F. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………… 32
G. Instrument Penelitian ………………………………………………...... 32
1. Variabel Iklim Kerja Sekolah (Variabel X)……………………........ 32
2. Kisi-kisi Instrument Iklim Kerja Sekolah …………………….......... 33
3. Variabel Kepuasan Kerja Guru (Variabel Y)………………………. 36
4. Kisi-kisi Instrument Kepuasan Kerja Guru (Variabel Y) …….......... 36
H. Teknik Analisa Data …………………………………………………. 38
1. Uji validitas ………………………………………………………... 38
2. Uji Reliabilitas ……………………………………………………... 39
F. Teknik Analisa Data ………………………………………………..... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN ………………………………………………... 44
A. Gambaran Umum MTs.N 8 Jakarta ………………………………........ 44
1. Sejarah MTs. Negeri 8 Jakarta …………………………………...... 44
2. Visi dan Misi ………………………………………………………. 46
3. Jumlah Guru dan Siswa……………………………………………. 46
a). Jumlah Guru dan Status ………………………………………… 46
b). Jumlah Siswa …………………………………………………… 48
4. Keadaan Sarana dan Prasarana …………………………………….. 49
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ………………………………………. 50
1. Deskripsi Data Variabel Iklim Kerja Sekolah (X)……………......... 50
2. Deskripsi Data Variabel Kepuasan Kerja Guru (Y)……………….. 52
C. Analisis Data ………………………………………………………….. 53
D. Interpretasi Hasil Penelitian …………………………………………... 54
E. Pengujian Hipotesis …………………………………………………… 55
F. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………...... 57
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………… 58
A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 58
B. Saran …………………………………………………………………. 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer dan penting yang
sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan,
baik itu dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Keberhasilan suatu pendidikan tentunya tidak akan lepas dari fungsi
dan tujuan pendidikan itu sendiri. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional no.20 pasal 3 tahun 2003 disebutkan bahwa:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”1
Untuk mencapai tujuan diatas diperlukan kerjasama dari beberapa
komponen pendidikan, misalnya: kepala sekolah, para guru, dan fasilitasnya.
Kepala sekolah harus mampu mengkoordinasi kegiatan para guru, sehingga
1 Undang-Undang Republik Indonesia Sisdiknas. No.20 pasal 3 tahun 2003 “Sistem
Pendidikan Nasional”, Bandung Citra Umbara, h.7
1
2
pengajaran dapat berjalan dengan lancar, kepala sekolah perlu melakukan
kerjasama antara staf sekolah dan tenaga pengajar dalam pengambilan keputusan
agar terciptanya iklim organisasi yang baik dan kondusif. Oleh sebab itu, guru
dituntut untuk bersikap disiplin dalam pekerjaannya dengan tujuan untuk
terciptanya suatu tujuan organisasi dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kepala sekolah harus mempunyai kompetensi, yang meliputi bagaimana
cara membaca dan memahami lingkungan, membangun jaringan kemitraan,
memahami pentingnya tanggung jawab sosial, mengelola kompleksitas,
menggunakan teknologi dan informasi serta mendorong kreativitas karyawannya.
Para pemimpin menyadari bahwa ide-ide kreatif membutuhkan pengakuan,
terutama bagi mereka yang bersedia untuk bekerja keras. Mereka berfokus untuk
mendorong dan mendukung organisasi mereka untuk menghasilkan produk-
produk dan gagasan-gagasan baru. Pemimpin menempatkan karyawan dalam
peran kepemimpinannya, dan mendorong karyawan supaya kreatif. Organisasi-
organisasi yang mempunyai keinginan kuat untuk mendorong kreativitas, dapat
mengatasi permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi, serta akan semakin
kompetitif.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa agar fungsi kepemimpinan kepala sekolah
berhasil memberdayakan segala sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan
sesuai dengan situasi, diperlukan seorang kepala sekolah yang memiliki
kemampuan profesional yaitu: kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, pelatihan
dan pengetahuan profesional, serta kompetensi administrasi dan pengawasan.
Kepala sekolah perlu memiliki kemampuan dalam menciptakan suatu situasi
belajar mengajar yang kondusif, sehingga guru-guru dapat melaksanakan
pembelajaran dengan baik dan siswa dapat belajar dengan tenang. Di samping itu
kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama dengan bawahannya, dalam hal
ini guru. Kepala sekolah mampu mengelola dan memberdayakan guru-guru agar
terus meningkatkan kemampuan kerjanya. Dengan peningkatan kemampuan atas
segala potensi yang dimilikinya itu, maka dipastikan guru-guru yang juga
merupakan mitra kerja kepala sekolah dalam berbagai bidang kegiatan pendidikan
3
dapat berupaya menampilkan sikap positif terhadap pekerjaannya dan
meningkatkan kinerjanya.
Iklim organisasi yang menyenangkan akan membuat karyawan merasa
senang untuk tinggal di dalamnya serta terpacu untuk meningkatkan prestasi kerja.
Hal ini mengidentifikasikan bahwa semakin baik iklim organisasi maka semakin
baik pula kinerja karyawan. Kondisi semacam ini dapat menjadi motivasi bagi
karyawan untuk meningkatkan kinerja serta dedikasinya pada organisasi. Salah
satu faktor iklim organisasi adalah hubungan yang saling menguntungkan, dalam
arti hubungan yang terjalin baik antar sesama manusia, baik itu antara pimpinan
dan karyawan, maupun hubungan yang baik antar sesama karyawan.
Namun manusia sepertinya tidak pernah puas dengan apa yang didapat,
seperti gaji yang tinggi dan sebagainya. Karena itu salah satu tugas
manajer/kepala sekolah adalah harus dapat menyesuaikan antara keinginan para
guru, para staf dengan tujuan dari sekolah. Walau kepuasan kerja pada dasarnya
merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun
bersifat negatif tentang pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan “Keadaan
emosional karyawan dimana terjadi atau tidak terjadi titik temu antara nilai balas
jasa kerja karyawan dari perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa
yang memang diinginkan untuk karyawan yang bersangkutan”.2
Kepuasan kerja guru merupakan gejala kompleks yang memiliki berbagai
faktor yang berhubungan, yaitu personal, sosial, budaya dan ekonomi. Kepuasan
kerja guru juga merupakan hasil dari berbagai sikap seorang guru terhadap
pekerjaannya dan terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Kepuasan kerja guru adalah perasaan guru tentang menyenangkan atau tidak
mengenai pekerjaan berdasarkan atas harapan guru dengan imbalan yang
diberikan oleh sekolah. Kepuasan kerja guru ditunjukkan oleh sikapnya dalam
bekerja atau mengajar. Jika guru puas akan keadaan yang mempengaruhi dia,
maka dia akan bekerja atau mengajar dengan baik.
2 Susilo Martoyo. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta : 1990 BPFE). Cet ke-1. h
. 123-124
4
Seiring dengan berkembangnya ragam cara komunikasi saat ini,
menyebabkan adanya degradasi iklim organisasi yang tercipta dalam suatu
organisasi. Iklim yang terbentuk akan sangat mempengaruhi orang-orang maupun
non orang yang berada dalam organisasi tersebut. Iklim yang buruk akan
menurunkan angka kepuasan kerja yang berimbas pada penurunan kinerja anggota
organisasi tersebut.
Berdasarkan pada pemaparan diatas, maka adanya penelitian ini menjadi
perlu untuk memberi wawasan terkait korelasi iklim organisasi yang tercipta
dengan kepuasan kerja guru dalam rangka optimalisasi upaya pencapaian tujuan
bersama. Maka penulis memberikan judul dalam penelitian ini yang berjudul:
“Hubungan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru di MTs. Negeri
8 Jakarta)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dilakukan identifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Mengetahui keadaan iklim organisasi yang diterapkan oleh kepala sekolah
MTs. N 8 Jakarta.
2. Mengukur tinggi rendahnya tingkat kepuasan para guru dalam bekerja di MTs.
N 8 Jakarta.
3. Mengetahui ada atau tidaknya hubungan korelasi antara iklim organisasi
dengan kepuasan kerja guru di MTs,N 8 Jakarta.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
untuk mempermudah dan mengarahkan penulisan skripsi ini, penulis membatasi
pada “Hubungan Iklim Organisasi dengan kepuasan kerja guru di MTs.N 8
Jakarta.
5
D. Perumusan Masalah
Setelah melakukan pembatasan masalah tersebut, penulis berusaha
merumuskan masalah penelitian yaitu: “Apakah terdapat hubungan positif antara
iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru di MTs. Negeri 8 Jakarta?”.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai pembatasan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan tingkat kepuasan kerja guru di MTs.N 8 Jakarta
2. Mendeskripsikan fungsi iklim organisasi di MTs.N 8 Jakarta
3. Mendeskripsikan hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki suasana
iklim organisasi dalam sekolah agar meningkatkan rasa senang dan nyaman
perasaan para guru demi terbentuknya kepuasan kerja bagi warga sekolah
khususnya para guru dalam mengemban tugasnya di sekolah.
2. Bagi para guru, sebagai cermin untuk lebih giat dan bersemangat dalam
melaksanakan tugas-tugasnya agar mendapatkan apresiasi yang bagus dari
kepala sekolah, rekan kerjanya agar tidak terjadi komunikasi yang salah dalam
bekerjasama.
3. Bagi peneliti sendiri, sebagai bahan masukan dan menambah wawasan
mengenai konsep iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru dan menambah
khazanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan.
6
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS
A. Kepuasan Kerja Guru
1. Pengertian Kepuasan Kerja Guru
Kepuasan kerja sangat berkaitan dengan psikologi seseorang. Sejalan
dengan hal tersebut T. Hani Handoko mengemukakan bahwa: “ Kepuasan kerja
(job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka.1
Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan
mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan
prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan
kombinasi dalam dan luar pekerjaan.2
Pengertian Kepuasan Kerja menurut Tiffin dalam Moch. As’ad kepuasan
kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya
sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dengan karyawan. Sedangkan
menurut Blum dalam Moch. As’ad mengemukakan bahwa kepuasan kerja
1 T. Hani Handoko, Manajemen Perilaku dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta, 2001) Cet.15, hal. 193 2 Melayu Hasibuan SP, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara.
2001). Cet.-2 , Edisi Revisi. hal: 202
6
7
merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus
terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu
diluar kerja. Kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum terhadap pekerjaan
seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pegawai dan
banyaknya yang mereka yakini apa yang seharusnya mereka terima.
Kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap umum seorang individu
terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerja, atasan,
peraturan dan kebijakan organisasi, standar kinerja, kondisi kerja dan sebagainya.
Seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap
kerja itu, sebaliknya seseorang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan
sikap negatif terhadap kerja itu. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan
melibatkan aspek-aspek seperti uapaya, kesempatan pengembangan karier,
hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi.
Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa
umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.3
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan tempat
berlangsungnya proses pendidikan secara teratur denganmelibatkan sejumlah
sumber daya yang bekerjasama untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sumber daya yang dimaksud meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah,
guru, tenaga administratif dansiswa) dan sumber daya bukan manusia (kurikulum
atau sumber belajar, fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana).
Penataan terhadap sumber-sumber daya tersebut perlu dilakukan agar
tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Guru sebagai salah satu
sumber daya manusia mempunyai peranan yang cukup penting dalam proses
pendidikan. Pentingnya peranan guru dalam proses pendidikan telah menimbulkan
semacam keyakinan bahwa tingkat rendahnya kualitas pendidikan banyak
ditentukan oleh kualitas guru. Bila kita telah sepakat bahwa guru memainkan
peranan penting dalam proses pendidikan, maka perhatian terhadapguru tidak
boleh diabaikan, baik dari segi pendidikannya maupun segi-segi lainnya.Terdapat
gejala bahwa kepuasan kerja guru masih tergolong rendah.
3 Moch As’ad, Psikologi Industri. (Jakarta: Liberty. 1995), Cet 1, h. 104
8
Hal ini tercermin dari tingkat kesejahteraan guru yang relatif rendah.
Sebagai jabatan profesional, sudah selayaknya guru memperoleh jaminan
hidupyang layak dan memadai, sebab hal ini bukan saja akan
menyebabkankepuasan kerja, tetapi juga memungkinkan seorang profesional
menggunakan waktu penuh untuk menjalankan pekerjaannya.
Jadi kesimpulannya bahwa kepuasan kerja guru adalah perasaan yang
berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya,
kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai/guru lain,
penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang
berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan,
kemampuan dan pendidikan. Keadaan emosional yang menyenangkan dengan
mana guru-guru memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan
perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif guru
terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut pendapat Ghiselli dan Brown, mengemukakan adanya lima faktor
yang menimbulkan kepuasan kerja, yaitu: 4
a. Kedudukan (posisi): Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang
bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada
karyawan yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa
penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru
perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang mempengaruhi kepuasan kerja.
b. Pangkat (golongan): Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat
(golongan), sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu
pada orang yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit
banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan
terhadap kedudukan yang baru itu akan merubah perilaku dan perasaannya.
c. Umur: Dinyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur
karyawan. Umur di antara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45
4 www.google.com//faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.
9
tahun adalah merupakan umur-umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang
puas terhadap pekerjaan.
d. Jaminan finansial dan jaminan sosial: Masalah finansial dan jaminan sosial
kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
e. Mutu pengawasan: Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat
penting artinya dalam menaikkan produktifitas kerja. Kepuasan karyawan
dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan
kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan
bagian yang penting dari organisasi kerja.
Sedangkan Faktor-faktor yang memberikan kepuasan kerja menurut Blum
sebagai berikut : 5
a) Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak dan harapan.
b) Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat,
kesempatan berkreasi, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik,
dan hubungan kemasyarakatan.
c) Faktor utama dalam pekerjaan: meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja,
kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. Selain itu juga penghargaan
terhadap kecakapan, hubungan sosial di dalam pekerjaan, ketepatan dalam
menyelesaikan konflik antar manusia, perasaan diperlakukan adil baik yang
menyangkut pribadi maupun tugas.
Ada pendapat lain dari Gilmer tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja sebagai berikut:
a) Kesempatan untuk maju; dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk
memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.
b) Keamanan kerja; faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja,
baik bagi karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat
mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja.
5 Moch As’ad, Psikologi Industri…, h. 107-111
10
c) Gaji; gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang
mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang
diperolehnya.
d) Perusahaan dan manajemen; perusahaan dan manajemen yang baik adalah
yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini
yang menentukan kepuasan kerja karyawan.
e) Pengawasan (Supervise); bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figur
ayah dan sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi
dan turn over.
f) Faktor intrinsik dari pekerjaan; atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan
ketrampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan
meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
g) Kondisi kerja; termasuk di sini adalah kondisi tempat, ventilasi, penyinaran,
kantin dan tempat parkir.
h) Aspek sosial dalam pekerjaan; merupakan salah satu sikap yang sulit
digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak
puas dalam kerja.
i) Komunikasi; komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak
manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini
adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan
mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam
menimbulkan rasa puas terhadap kerja.
j) Fasilitas; fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan
standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.
Burt mengemukakan pendapatnya tentang faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kepuasan kerja. Adapun faktor-faktor tersebut adalah:
1). Faktor hubungan antar karyawan, antara lain:
a) Hubungan antara manajer dengan karyawan
b) Faktor fisik dan kondisi kerja
c) Hubungan sosial di antara teman sekerja
d) Emosi dan situasi kerja
11
2). Faktor individual, yaitu yang berhubungan dengan:
a) Sikap orang terhadap pekerjaannya
b) Umur orang sewaktu bekerja
c) Jenis kelamin
3). Faktor-faktor luar (extern), yaitu berhubungan dengan faktor-faktor yang
mendorong karyawan yang berasal dari luar selain dirinya sendiri, yaitu:
a) Keadaan keluarga karyawan
b) Rekreasi
c) Pendidikan (training, up grading dan sebagainya).
Berdasarkan indikator yang menimbulkan kepuasan kerja tersebut di atas
akan dapat dipahami sikap individu terhadap pekerjaan yang dilakukan. Karena
setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan
sistem nilai yang berlaku pada dirinya.Ini disebabkan adanya perbedaan persepsi
pada masing-masing individu.
Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan
individu tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya. Oleh
karenanya sumber kepuasan seorang karyawan secara subyektif menentukan
bagaimana pekerjaan yang dilakukan memuaskan. Meskipun untuk batasan
kepuasan kerja ini belum ada keseragaman tetapi yang jelas dapat dikatakan
bahwa tidak ada prinsip-prinsip ketetapan kepuasan kerja yang mengikat dari
padanya.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa
kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini berarti
bahwa konsepsi kepuasan kerja melihatnya sebagai hasil interaksi manusia
terhadap lingkungan kerjanya. Di samping itu, perasaan seseorang terhadap
pekerjaan tentulah sekaligus merupakan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaan.
Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual.
Kepuasan kerja guru merupakan gejala kompleks yang memiliki berbagai
faktor yang berhubungan, yaitu personal, sosial, budaya dan ekonomi. Kepuasan
kerja guru juga merupakan hasil dari berbagai sikap seorang guru terhadap
pekerjaannya dan terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaannya.
12
Kepuasan kerja guru adalah perasaan guru tentang menyenangkan atau tidak
mengenai pekerjaan berdasarkan atas harapan guru dengan imbalan yang
diberikan oleh sekolah. Kepuasan kerja guru ditunjukkan oleh sikapnya dalam
bekerja atau mengajar.
B. Konsep Iklim Organisasi
1. Pengertian Iklim Organisasi
Iklim organisasi terdiri dari dua kata yaitu iklim dan organisasi, sedangkan
iklim menurut kamus besar bahasa indonesia adalah keadaan, hawa (suhu) atau
cuaca suatu daerah.6 Menurut Wahjosumidjo bahwa organisasi adalah kumpulan
orang-orang yang sedang bekerja bersama melalui pembagian tenaga kerja untuk
mencapai tujuan yang bersifat umum.7
Sedangkan Wijono berpendapat bahwa sekolah sebagai suatu organisasi,
karena di dalam organisasi terdapat empat unsur, yaitu kesatuan sosial, tujuan
yang ingin dicapai, sistem kegiatan dan adanya batas organisasi. Sekolah adalah
kesatuan sosial yang merupakan salah satu unit kerja dari organisasi pendidikan
makro atau keseluruhan jenjang organisasi pengelola pendidikan,8 dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sekolah merupakan suatu organisasi
pendidikan karena sekolah tersebut mencakup organisasi-organisasi departemen
pendidikan dan kebudayaan di tingkat nasional, propinsi, kabupaten, dan
kecamatan, dengan kata lain bagian dari organisasi yang aktifitasnya dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan dimana iklim sekolah didefinisikan sebagai seperangkat
atribut yang memberi warna atau karakter, spirit, ethos, suasana, batin dari setiap
sekolah., maka sekolah itu sendiri merupakan organisasi yang aktifitasnya
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dimana sekolah berada. Dapat dikatakan
bahwa iklim organisasi merupakan sebagai pola interaksi antara kepala sekolah
6Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakata:
Balai Pustaka, 2001), cet. Ke-1, h.42. 7Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007), Cet. 1, h. 60. 8 Wijono, Administrasi dan Supervise Pendidikan, (Jakarta: Depdikbud, 1989), h. 55.
13
dengan guru, staf, dan siswa. Dimana dari proses interaksi tersebut dapat diberi
gambaran bahwa lingkungan kerja tersebut berdampat positif atau negatif.
Menurut Richard M. Steers, iklim organisasi yaitu sifat atau ciri yang
dirasa terdapat dalam lingkungan kerja dan timbul terutama karena kegiatan
organisasi, yang dilakukan secara sadar atau tidak, yang dianggap mempengaruhi
tingkah laku kemudian. Dengan perkataan lain iklim dapat dipandang sebagai
“kepribadian” dari suatu organisasi.9 Sedangkan Keith Davis menyatakan bahwa
iklim organiasi adalah lingkungan manusia di dalamnya dimana para anggota
organisasi melakukan pekerjaan mereka.10
Menurut N.A Ametembun, iklim
berasal dari bahasa inggris climate, suatu sekolah merupakan situasi
pendidikan/pengajaran/pembelajaran di suatu sekolah.11
Dapat disimpulkan bahwa iklim organiasi adalah ciri dari lingkungan kerja
tersebut dapat membawa perubahan pada tingkah laku para guru dan berdampak
pada psikologis para guru, secara tidak sadar lingkungan kerja dapat memberi
gambaran yang positif atau negatif dikarenakan oleh kebiasaan orang-orang yang
berada dalam suatu organisasi, oleh karena itu untuk meningkatkan proses
pengajaran menjadi efektif diperlukan lingkungan kerja yang positif.
Sedangkan Arni Muhammad mendefinisikan iklim kerja organiasi sebagai
suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma,
sikap, tingkah laku dan perasaan dan anggota terhadap suatu sistem sosial.12
Iklim
organiasi sama halnya dengan meteorologi. Kalau meteorologi mempunyai
berbagai variabel seperti temperatur, kelembaban dan hujan, maka iklim
organiasasi terdiri dari faktor-faktor seperti persahabatan, kesportifan, penaggung
resiko dan lain-lain. Dengan demikian berdasarkan definisi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa iklim organiasi adalah karakteristik situasional yang ada dalam
suatu organisasi dan dapat diketahui kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dalam
9 Richard M. Steers, Terjemahan Magdalena Jamin, Efektifitas Organiasi. (Jakarta:
Erlangga, 1985). Cet. 1, h.113 10
Keith Davis & John W. New Stroom, Terjemahan Agus Dharma, Perilaku dalam
Organiasi, (Jakarta: Erlangga, 1990). Cet. 2, h. 21 11
N.A Ametembun. Merealisasi Iklim Positif di Sekolah-sekolah. (Bandung: Suri, 2000).
Cet. Ke-2. h. 1 12
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007). Cet. Ke-8. h.
82
14
menjalankan aktifitas dan dapat mempengaruhi karakter/tingkah laku individu
tersebut.
Iklim organisasi merupakan kualitas dari proses dalam suatu organiasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu tugas penting para
pengelola sekolah ialah merealisasikan iklim positif di sekolah yang dikelolanya.
Iklim organisasi mengacu kepada seluruh sikap warga sekolah satu sama lain dan
menjadi suatu kewajiban bagi pengelola pendidikan untuk merealisasikan
lingkungan kerja yang positif di sekolah, walaupun ada perbedaan-perbedaan
individual diantara aktifitas sekolah, iklim itu harus tetap tumbuh dan berkembang
dari interaksi-interaksi diantara kepala sekolah dengan para guru, guru dengan
murid, guru dengan guru, murid dengan murid, dan diantara personil sekolah
lainnya, dengan adanya lingkungan kerja yang harmonis akan meningkatkan
semangat guru dalam mengajar. Iklim organisasi secara definitif mempengaruhi
seluruh kehidupan sekolah. Bila positif, merangsang para guru mengajar lebih
baik, dan hendaklah dikembangkan arogansi yang tepat, dan kerendahan hati yang
sesuai. Para guru muda patut menghargai para guru senior, maka dengan demikian
dapat mewujudkan lingkungan kerja yang positif.
Dalam iklim organisasi menjelaskan bagaimana guru bertingklah laku di
dalam kelasnya dan tidak dapat lepas dari iklim organisasi, iklim menunjukkan
pada persepsi individu terhadap lingkungan kerja sekolah. Persepsi guru ini
merupakan akibat dari keadaan organiasi formal, organisasi informal dan praktek
kepemimpinan kepala sekolah, dengan kata lain iklim organisasi merupakan
sintesis dari hambatan-hambatan organisasional. 13
Bahwa iklim organisasi
merupakan suasana kerja yang dirasakan oleh tenaga pendidikan khususnya guru
dalam melakukan pekerjaan di lingkungan organisasinya yaitu sekolah yang
berkaitan dengan sikap dan tingkah laku guru dalam melaksanakan tugas. Pada
dasarnya iklim organisasi merupakan kepribadian organisasi yang dapat
menmpengaruhi disiplin kerja guru, oleh sebab itu bila iklim organiasinya baik,
maka disiplin kerja, kemandirian, dan otonomi para pendidikpun akan baik pula,
13
Suharsini Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Tekhnologi Dan
Kejuruan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1993). Cet 2, h. 113
15
sebaliknya bila organiasi pendidikan kurang baik, maka disiplin kerja guru juga
akan kurang baik. Lingkungan kerja dalam organisasi dapat mempengaruhi
individu dalam bekerja khususnya tenaga pengajar dan dapat mempengaruhi
tingkah laku guru dalam mengajar, oleh karena itu kepala sekolah diharapkan
mampu menciptakan lingkungan kerja yang hangat dan kondusif karena iklim
organiasi yang hangat meningkatkan profesi dan performan para pendidik dan
perencana.14
Dapat dikatakan bahwa pentingnya peranan organisasi pendidikan
terhadap pembentukan kompetensi para pendidik dan para perencana, karena
lingkungan tempat mereka bekerja secara perlahan-lahan memberi pengaruh
terhadap pembentukan kompetensi para pendidik. Hanya dalam iklim organisasi
yang hangat kebebasan akan dapat berjalan dengan baik, yaitu seseorang berhak
jujur mengemukakan kebenaran yang dilihat, hanya dengan iklim organisasi yang
hangat pula dapat menyatukan beberapa pendapat yang berbeda. Iklim organiasi
yang itu tidak muncul dengan sendirinya. Iklim tersebut perlu diciptakan dan
dibina agar dapat bertahan lama, guna menciptkan lingkungan belajar mengajar
yang sehat dan kondusif.
Made Pidarta mengemukakan beberapa cara mengkreasikan iklim
organisasi menjadi lebih baik, yaitu: para guru melakukan kerja sama dalam
kelompok mereka sendiri, saling memberi dan menerima tentang segala sesuatu
yang berkaitan dengan tugas mereka sebagai pendidik.15
Dengan dimikian iklim
organisasi yang tercipta akan menjadi sebuah organisasi yang hangat, karena para
guru tersebut saling bekerjasama, saling memberi dan menerima ide/gagasan
dalam mendiskusikan hal-hal yang penting dalam lembaga pendidikan khususnya
informasi-informasi yang diterima dari orang tua, guru-guru lain maupun dari para
siswa, sehingga permasalahan tersebut dapat diselesaikan. Kerja sama yang erat
sangat dibutuhkan dalam setiap menyelesaikan masalah karena di dalam kerja
sama tersebut terdapat prinsip-prinsip kebersamaan.
14
Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan System.
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005). Cet. Ke-3, h. 199 15
Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori…,h. 201
16
2. Dimensi-dimensi Iklim organisasi
Iklim yang berbeda dalam suatu organisasi dapat mempengaruhi tingkah
laku individu dan dapat menentukan karakteristik tertentu dalam suatu lingkungan
organisasi, hal ini memberikan gambaran bahwa dalm iklim organisasi terdapat
beberapa dimensi yang ada didalamnya. Jurnal bisnis dan manajemen
menyebutkan beberapa dimensi iklim organisasi sebagai berikut:16
a. Kepercayaan
Dimana anggota organisasi harus berusaha keras dalam mengembangkan dan
mempertahankan hubungan yang di dalamnya sudah terdapat keyakinan dan
didukung oleh pernyataan dan tindakan. Dengan kata lain tugas yang
diberikan oleh kepala sekolah dan mampu melaksanakan kegiatan belajar
mengajar secara efektif dan efisien.
b. Pembuatan keputusan bersama
Tenaga pendidikan khususnya guru dilibatkan dalam pembuatan keputusan,
karena dalam sebuah organisasi guru harus dilibatkan dalam komunikasi dan
berkonsultasi mengenai semua masalah, baik masalah yang berkaitan dengan
kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan guru serta berperan aktif
dalam pembuatan keputusan dan penetapan tujuan. Dapat disimpulkan bahwa
kerjasama sebagai upaya untuk memberikan keputusan yang terbaik.
c. Kejujuran
Untuk mewujudkan iklim organisasi menjadi lebih baik, guru dituntut untuk
berterus terang dengan apa yang ada di pikiran mereka dengan tujuan untuk
menjaga kejujuran dan keterusterangan yang dimiliki oleh personil sekolah
maka iklim organisasi dapat tercipta menjadi lebih baik. Bahwa kepala
sekolah memberikan informasi yang jujur atau apa adanya kepada guru
khususnya permasalahan tentang kenaikan SPP dan sebagainya.
d. Komunikasi
Melalui komunikasi yang lebih terbuka dan efektif akan lebih mudah bagi para
guru, staff untuk mengetahui akan informasi dipengaruhi oleh bermacam-
macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi, organisasi
16
www. Jurnal Bisnis dan Manajemen.co.id, 16 Okt 2008.
17
yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi khususnya para
guru dan staf berkomunikasi secara terbuka, rileks serta ramah tamah.
Kemampuan komunikasi diperlukan untuk menyampaikan tujuan-tujuan
sekolah yang hendak dicapai., baik kebijakan kepala sekolah, prosedur dan
peran dari tugas-tugas kepemimpinan. Kepala sekolah dalam berkomunikasi
umumnya menggunakan variasi bentuk seperti lisan dan tulisan, formal dan
informal, verbal dan nonverbal, serta komunikasi vertical dan horizontal.
Tentunya frekuensi dan intensitas serta penggunaanya akan berbeda. Hal ini
akan membentuk pola komunikasi serta pengunaanya yang akan
mempengaruhi suasana kerja.
e. Fleksibilitas/otonomi
Anggota organisasi mempunyai hak dan kewajiban dalam diri mereka masing-
masing yang mana para guru dapat menerima saran ataupun menolak dengan
perilaku terbuka, karena di dalam organisasi terdapat hubungan timbal balik
atau saling ketergantungan antara sumber daya manusia. Oleh karena itu, para
guru diberikan kebebasan dalam mengemukakan ide/gagasan dalam
mengembangkan sekolah, dalam kehidupan organisasional menuntut kepala
sekolah bersikap fleksibel, disiplin karena bertujuan untuk membentuk
lingkungan organisasi yang lebih kondusif.
f. Resiko pekerjaan
Adanya komitmen dalam organiasi tentang resiko pekerjaan yang tinggi,
kualitas tinggi dan hasil yang tinggi dengan menunjukkan perhatian besar
pada anggota lainnya, bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
perlu memberikan perhatian kepada guru karena sudah menjadi kewajiban
seorang pemimpin untuk memperhatikan bawahannya, dengan cara
memberikan bimbingan secara optimal kepada guru dan melengkapi sarana
pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif.
Sedangkan Litwin dan Stringers yang dikutip dalam buku Arni
Muhammad menjelaskan beberapa dimensi iklim organiasi sebagai berikut:17
17
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi…,h. 92
18
a) Rasa Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menanggung segala sesuatu, bahwa kepala sekolah
tidak hanya memiliki kewajiban untuk mengatasi kelancaran jalannya sekolah
secara tekhnis akademis saja, akan tetapi segala kegiatan, keadaan lingkungan
sekolah dengan kondisi dan situasinya serta hubungan dengan masyarakat
sekitarnya merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Kemajuan sekolah
merupakan tanggung jawab kepala sekolah selain itu kepala sekolah
bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan sekolah agar tujuan sekolah dapat
berjalan dengan lancar, kepala sekolah perlu mengadakan pembagian kerja
yang jelas bagi para guru yang menjadi anak buahnya. Dengan pembagian
kerja yang jelas, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang tepat, maka
kegitan sekolah akan berjalan dengan lancar dan tujuan sekolah dapat tercapai
dengan efektif. Bukan hanya kepala sekolah yang memiliki tanggung jawab
penuh untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh kepala sekolah dengan
baik, sehingga mencerminkan iklim organisasi yang positif.
b) Standar atau Harapan tentang Kualitas Pekerjaan
Dimana pekerjaan para guru dapat dihargai sesuai dengan harapan mereka,
apabila kepala sekolah menghargai setiap pekerjaan guru maka guru tersebut
akan lebih bersemangat dalam mengajar. Kepala sekolah harus
memperhatikan kesejahteraan guru, staf demi keberhasilan sekolah.
Penghargaan dan pengakuan karena dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk,
seperti kenaikan pangkat, fasilitas, kesempatan mengikuti pelatihan (diklat)
dan sebagainya.
c) Ganjaran atau Reward
Ganjaran atau reward erat kaitannya dalam mewujudkan iklim organisasi
menjadi lebih baik dan harmonis, apabila guru melalaikan pekerjaannya, guru
tersebut berhak menerima ganjarannya, sebaliknya jika para guru melaksakan
tugasnya dengan baik, kepala sekolah memberikan penghargaan. Dengan
demikian dapat memelihara lingkungan kerja yang bersifat kekeluargaan dapat
meningkatkan semangat kerja guru dalam mengajar.
19
d) Rasa Persaudaraan
Di sekolah perlu diterapkan rasa persaudaraan karena untuk menjaga
lingkungan kerja menjadi lebih baik dan mewujudkan tujuan sekolah, untuk
menciptakan hubungan persaudaraan antara guru, staff dan siswa, kepala
sekolah dapat memperlakukan sama terhadap orang-orang yang menjadi
bawahannya tidak terdapat perbedaan, karena guna menumbuhkan sikap
kebersamaan di antara mereka yaitu guru, staf dan para siswa.
e) Semangat Tim
Kepala sekolah pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi para guru, oleh
karena itu kepala sekolah harus selalu membangkitkan semangat, percaya diri
terhadap para guru, dan staf di sekolah sehingga mereka menerima dan
memahami tujuan sekolah secara antusias. Para guru dan staf dituntut untuk
lebih giat bekerja dan bertanggung jawab pada tugasnya dan membantu kepala
sekolah dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di sekolah, sehingga
tercapainya tujuan sekolah dengan baik. Dalam melakukan setiap pekerjaan
harus ada kekompakan antar guru dan staf sehingga lingkungan kerja di
sekolah menjadi lebih baik.
Berdasarkan pendapat di atas mengenai dimensi iklim organisasi bahwa
guru dituntut untuk bertanggung jawab atas setiap pekerjaan yang telah
dilakukannya, tugas guru bukan hanya mengajar tetapi membuat persiapan
mengajar sebelum kegiatan belajar mengajar dilakukan dan membantu kepala
sekolah dalam menetapkan program sekolah, bagi kepala sekolah mampu
menciptakan rasa persaudaraan antara kepala sekolah, guru dan staf sebagai upaya
untuk menciptakan iklim organisasi yang kondusif khususnya hubungan kerja
antara guru yang satu dengan guru yang lain, guru dengan kepala sekolah,
sehingga dapat diarahkan kepada kerja sama yang serasi. Ganjaran yang diberikan
berlaku bagi para guru yang tidak memenuhi tanggung jawabnya dan guru
tersebut tidak mentaati segala peraturan yang telah disepakati bersama.
Sekolah sebagai suatu institusi karena di dalamnya terdapat sekumpulan
orang-orang yang masing-masing mempunyai tujuan, mereka terhimpun ke dalam
satu susunan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, mereka saling
20
melengkapi, saling bekerja sama dan memikul tanggung jawab, dalam mempunyai
tujuan di dalam institusi, berlaku norma dan aturan atau ketentua-ketentuan yang
mengatur hubungan kerjasama antara orang yang satu dengan yang lain. Sekolah
merupakan organisasi yang dinamis dan yang berkomunikasi secara aktif. Sebagai
satu sistem sosial karena di dalamnya melibatkan dua orang atau lebih yang saling
berkomunikasi untuk mencapai tujuan. Beberapa hal menarik dalam
membicarakan sekolah sebagai sistem sosial adalah dimensi-dimensi yang
terdapat di dalamnya.
Wahjosumidjo menjelaskan beberapa dimensi yang terdapat dalam suatu
organisasi:18
a) Sederetan unsur yang terdiri dari institusi, peran dan harapan, yang secara
bersama-sama membentuk dimensi normatif atau sosiologis.
b) Sederetan unsur yang mencakup individu, kepribadian, dan keperluan watak,
yang secara bersama-sama melahirkan dimensi kepribadian atau psikologis.
c) Perilaku sosial sebagai hasil interaksi antara faktor institusi dengan unsur-
unsur di dalamnya dengan faktor individu beserta unsur-unsurnya.
Sekolah sebagai tempat berkumpul dan berbagi dalam satuan kerja dan
masing-masing terikat dalam hubungan kerja yang baik atau tidaknya antar
sesama guru dan kepala sekolah, terbentuk dalam iklim organisasi karena dari
iklim tersebut dapat berpengaruh pada tingkat semangat guru dan iklim organisasi
memang tidak bisa dilihat tetapi dapat dirasakan oleh personil sekolah dan
masing-masing sekolah memiliki iklim yang berbeda-beda, meningkat atau
berkurangnya semangat kerja guru tergantung pada iklim organisasi tersebut, oleh
karena itu iklim organisasi ada beberapa macam bentuk dan jenisnya.
3. Jenis-jenis Iklim Organisasi
Halpin dan Don B. Croft dalam buku “The Organizational Climate of
Schools” yang dikutip dalam buku Buhanuddin mengemukakan bahwa iklim-
iklim organisasi sekolah itu dapat digolongkan sebagai berikut:19
18
Wahyusumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah…,h. 150
21
a. Iklim organisasi yang menggambarkan organisasi penuh semangat para
bawahan dan hidup, memberikan kepuasan para anggota kelompok dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Ciri utama dari iklim organisasi ini
adanya “kewajaran” tingkah laku semua anggota.
b. Iklim bebas, pemimpin sedikit memberikan pengawasan, semangat kerja para
bawahan pertama muncul karena hanya untuk memenuhi kepuasan pribadi.
c. Iklim terkontrol, bercirikan “impersonal” dan sangat mementingkan tugas,
sementara kebutuhan anggota organisasi tidak diperhatikan. Ciri khas dari
iklim terkontrol adanya ketidak wajaran tingkah laku karena kelompok hanya
mementingkan tugas-tugas.
d. Iklim yang familiar (kekeluargaan), iklim yang bersifat manusiawi, dan tidak
terkontrol. Para bawahan hanya berlomba-lomba untuk memenuhi tuntutan
pribadi mereka, namun sangat sedikit perhatian pada penyelesaian tugas dan
control sosial yang ada kurang diperhatikan.
e. Iklim keayahan (Paternal Climate), bercirikan adanya penekanan, kepala
sekolah biasanya berusaha menekan atau tidak menghargai adanya inisiatif
yang muncul dari bawahan. Kecapakan-kecakapan yang dimiliki oleh
bawahan tidak dimanfaatkannya untuk melengkapi kemampuan kerja kepala
sekolah.
f. Iklim tertutup, para bawahan biasanya bersikap acuh tak acuh atau masa
bodoh. Organisasi tidak maju, semngat para bawahan rendah, karena para
bawahan di samping tidak memenuhi tuntutan pribadi. Tingkah laku bawahan
dalam iklim organisasi tersebut “tidak wajar” dalam arti kenyataannya seperti
mundur.
Sedangkan Kamaluddin mengemukakan bentuk iklim organisasi menjadi
dua macam yaitu iklim terbuka dan iklim tertutup.20
19
Burhanuddin, Analisa Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan.
(Jakarta: Bumi Aksara. 1994). Cet ke-1 h. 273-274 20
Kamaluddin, Manajemen..., h. 280
22
a) Iklim Terbuka
Iklim terbuka adalah percaya pada bawahan, terbuka dalam komunikasi,
kepemimpinan yang menolong dan menghargai, pemecahan masalah secara
kelompok, otonomi pekerja, berbagai informasi, menciptakan tujuan hasil
yang tinggi.
b) Iklim Tertutup
Iklim tertutup adalah lebih mengutamakan pribadi dari pada kerjasama,
kepemimpinan yang otokrasi dan paksaan, para bawahan berkerja sesuai
dengan apa yang diperintahkan saja/perilaku pekerjaan ditentukan oleh
peraturan dan prosedur sentralisasi pengambilan keputusan, ketidak puasan.
Pada kesimpulannya, Pada bentuk iklim organisasi terbuka adanya
kepercayaan, dimana pemimpin memberikan kepercayaan pada orang lain dan
memiliki kemampuan untuk memebrikan kepercayaan pada orang lain dan
memiliki kemampuan untuk meyakinkan orang lain dalam membangun
organisasi. Bahwa bawahan bisa mengeluarkan uneg-uneg secara terbuka dan
pimpinan bisa mengemukakan apa yang dihapapkan oleh bawahan. Kepala
sekolah mempunyai kepercayaan pada diri sendiri dan menaruh kepercayaan pula
pada para guru bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan
bertanggung jawab.
Kepemimpinan yang menolong dan menghargai merupakan pemimpin
yang mau menerima perbedaan, pada dasarnya menghargai perbedaan adalah
salah satu tindakan yang paling sulit dilakukan oleh seorang pemimpin. Didasari
bahwa tidak semua kemauan pemimpin benar, oleh karena itu, pendapat dari
bawahan adalah penting untuk didengarkan. Dengan mendengar berarti pemimpin
mempunyai suatu perhatian yang konstruktif mengenai masalah yang dihadapai
oleh bawahan. Dengan demikian akan tercipta rasa aman dan nyaman sehingga
lebih mau terbuka terhadap saran-saran yang diberikan. Pemecahan masalah
secara kelompok yaitu melibatkan bawahan yang membuat keputusan bersama,
karena keterlibatan bawahan adalah kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin
demi kepentingan organisasi. Keterlibatan bawahan penting untuk diperhatikan
karena adanya keterlibatan bawahan menyebabkan mereka akan mau dan senang
23
bekerja sama baik dengan pimpinan ataupun dengan sesama teman kerja. Seorang
kepala sekolah selalu bersedia untuk mendengarkan kesulitan-kesulitan yang
disampaikan oleh para guru meskipun ia mungkin tidak akan dapat menolongnya,
akan tetapi sudah memberi kepercayaan kepada para guru bahwa pemimpin
mereka benar-benar menjadi tempat berlindung dan membimbing mereka.
Menurut Kartini Kartono dalam bukunya berjudul berpendapat bahwa
dalam sebuah organisasi sekolah haruslah memiliki organisasi terbuka dimana
organisasi terbuka cenderung menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
Sebagai salah satu cara untuk merealisasikan iklim yang positif harus menekankan
pada iklim organisasi terbuka agar proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan
para guru tidak merasa dihambat oleh rekan-rekan lain serta dapat melihat dan
mengatasi masalah yang menghadang.
Sedangkan iklim organisasi tertutu cenderung menggunakan gaya
kepemimpinan yang otokrasi dan paksaan. Dalam iklim ini lebih besar kekakuan
fungsinya dapat terlihat dalam rantai komando, lebih menekankan pada pribadi
masing-masing daripada kerja sama. Oleh sebab itu, iklim tertutup dapat
menimbulkan ketidakdisiplinan guru dalam melakukan satu pekerjaan. Pemimpin
otokratis melakukan pengawasan yang ketat, agar semua pekerjaan berlangsung
secara efisien. Dalam kepemimpinannya berorientasi pada stuktur organisasi dan
tugas-tugas.21
Dalam suatu lembaga pendidikan apabila para guru merasa cocok dengan
iklim yang ada di sekolah, maka akan membuat para guru memiliki karakter yang
lebih terbuka dan bersifat membantu. Seorang pimpinan perlu memberikan
perhatian dan menghargai kepada bawahan atas apa yang telah dikerjakannya
karena mempunyai dampak positif pada tingkat kedisiplinan guru dalam
melakukan tugas-tugasnya. Oleh karena itu, baik dan buruknya iklim ditentukan
berdasarkan penilaian bawahan terhadap pimpinan.
Lingkungan kerja yang dirasakan di setiap sekolah berbeda-beda. Memang
banyak faktor yang menentukan perbedaan masing-masing iklim organisasi itu
21
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
1994). Cet ke-7, h. 61
24
salah satunya pada gaya kepemimpinan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa iklim organisasi yang efektif sebenarnya terdapat pada iklim organisasi
yang bersifat terbuka.
4. Gaya Kepemimpinan sebagai pembentuk iklim
Menurut Keith Davis & Jhon W. new Stroom, terjemahan Agus Dharma,
kepemimpinan adalah proses memepngaruhi orang lain untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan dengan antusias.22
Oleh karena itu, dalam kepemimpinan terdapat gaya yang dapat
menentukan organisasi berjalan dengan efektif, seperti telah dikemukakan bahwa
gaya kepemimpinan sebagai faktor yang cukup kuat dalam membentuk iklim
organisasi oleh karena itu kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan tentunya
memiliki gaya dalam mewujudkan sekolah menjadi lebih baik dalam mencapai
tujuan organisasi. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dan kepala sekolah
harus mampu mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat
dan percaya diri para guru, staf dan siswa memberikan bimbingan dan
mengarahkan para guru, staf, dan para siswa serta memberikan dorongan dan
inspirasi sekolah untuk mencapai tujuan.
Iklim organisasi sebenarnya lebih banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan
kepala sekolah, karena dialah yang meletakkan landasan dan stuktur di mana
terjadinya interaksi sosial dalam sekolahnya. Getsel dan Cuba menjelaskan tiga
gaya kepemimpinan yang dikutip dalam buku Burhanuddin,23
yaitu:
a. gaya kepemimpinan nomotis, yang mementingkan tuntutan kelembagaan.
b. gaya kepemimpinan ideografis, yang mengutamakan tuntutan pribadi
pemegang jabatan.
c. gaya kepemimpinan transaksional, yang dengan tegas memperhatikan
kelembagaan tetapi juga memperhatikan kebutuhan-kebutuhan individu
sebagai anggota organisasi, dan secara efektif berusaha mengurangi atau dapat
mengatasi konflik yang muncul.
22
Keith Davis & Jhon W. new Stroom., terjemahan Agus Dharma. Perilaku dalam
Organisasi…, h. 152 23
Burhanuddin. Analisis Administrasi Manajemen…,h. 275
25
Menurut Ngalim Purwanto, pemimpin yang otokratis tidak menghendaki
rapat-rapat atau musyawarah. Berkumpul atau rapat hanyalah berarti untuk
menyampaikan instruksi-instruksi. Setiap perbedaan pendapat diantara anggota-
anggota kelompoknya diartikan sebagai kepicikan, perkembangan, atau
pelanggaran disiplin terhadap perintah an instruksi yang telah ditetapkannya.24
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi yang efektif
sebenarnya tedapat iklim organisasi yang sifatnya terbuka, dan gaya
kepemimpinan yang lebih efektif yaitu gaya kepemimpinan transaksional karena
merupakan suatu gaya kepemimpinan yang lebih menjamin bagi kelangsungan
kerja sama organisasi yang berhasil. Dengan gaya kepemimpinan traksaksional
kepala sekolah diharapkan dapat menekan konflik seminimal mungkin dan potensi
staf kepala sekolah dapat ditingkatkan kearah yang lebih optimal. Kepala sekolah
sebagai pemimpin pendidikan harus mampu memilih dan mengembangkan bentuk
iklim organisasi yang sesuai dengan kondisi sekolahnya apabila menghendaki
tujuan organisasi tercapai secara efektif.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi
Menurut Richard M. Steers ada lima faktor yang mempengaruhi iklim
organisasi, yaitu:25
a. Stuktur Organisasi
Organisasi yang tinggi penstrukturan organisasinya yaitu semakin tinggi
tingkat sentralisasi, formulasi, orientasi pada peraturan, lingkungannya akan
semakin kaku, tertutup, serta penuh ancaman, sebaliknya makain besar
otonomi, kebebasan menentukan tingkatan individu dan semakin banyak pula
perhatian yang ditujukan pemimpin terhadap pekerjanya khususnya para guru,
staf akan makin baik yaitu terbuka, penuh kepercayaan, bertanggung jawab
akan tugasnya.
b. Ukuran (besarnya) Organisasi
24
Ngalim Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2004). Cet. 3, h. 48 25
Richard M. Steers, Terjemahan Magdalena Jamin, Efektifitas Organisasi…, h. 117-119
26
Ukuran (besarnya) Organisasi dan posisi kerja seseorang dalam hirarki,
besarnya organisasi ditunjukkan dengan jumlah orang dalam organisasi.
Bahwa organisasi adalah sistem sosial, oleh karena itu ukuran dihitung dengan
menjumlah pegawai, bahwa sekolah adalah organisasi bila sekolah tersebut
merupakan sekolah dasar maka ukuran orang yang bekerja di sekolah tersebut
akan semakin bertambah.
c. Sifat Tekhnologi Kerja
Tekhnologi cenderung menciptakan iklim yang berorientasi pada peraturan,
tingkat kepercayaan yang kaku, kreatifitas rendah, tekhnologi yang dinamis
menjurus pada komunikasi terbuka, kepercayaan, kreatifitas, penerimaan
tanggung jawab pribadi untuk menyelesaikan tugas. Tekhnologi yang dipakai
tekhnologi yang dipakai secara tepat akan mempermudah menyelesaikan
proses pendidikan, yaitu sekolah sudah memfasilitasi segala kebutuhan guru
dan staf, contohnya dalam melakukan kegiatan administrasi sekolah sudah
menyediakan komputer dan memfasilitasi internet guna mengkondisikan kerja
yang efektif.
d. Lingkungan Luar
Lingkungan merupakan salah satu unsur yang dapat mempengaruhi
perkembangan organisasi, bila keadaan di luar organisasi ricuh atau sering
terjadi keributan maka akan mengakibatkan lingkungan kerja yang tidak aman
dan nyaman.
e. Kebijakan dan Praktek Manajemen
Para manajer yang memberikan banyak umpan balik, otonomi, identitas tugas
pada bawahannya ternyata sangat membantu terciptanya iklim yang
berorientasi pada prestasi, dimana para pekerja merasa lebih bertanggung
jawab atas pencapaian sasaran organisasi dan kelompok.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi dapat dipengaruhi oleh
struktur organisasi, ukuran (besarnya organisasi), sifat tekhnologi kerja,
lingkungan luar, kebijakan dan praktek manajemen. Struktur organisasi meliputi
keadaan hubungan antara guru, pimpinan, siswa dan orang tua serta masyarakat
yang bekerja sama, terbuka dalam komunikasi, komunikatif, disiplin dan penuh
27
tanggung jawab. Sedangkan lingkungan eksternal adalah masyarakat, orang tua
murid diharapkan dapat menjaga hubungan baik antar sesama demi menjaga mutu
sekolah tersebut. Sifat tekhnologi kerja yang dipakai oleh sebuah organisasi
berpengaruh pada iklim. Tekhnologi yang lebih dinamis atau berubah-ubah akan
menjurus kepada komunikasi yang lebih terbuka, tingkat kepercayaan yang tinggi,
menumbuhkan kreatifitas, dan memiliki tanggung jawab pribadi dalam
menyelesaikan tugas.
Iklim organisasi yang menenangkan akan dapat meningkatkan kepuasan
kerja guru. Salah satu cara untuk meningkatkan kepuasan kerja guru yaitu
menyediakan tempat kerja yang nyaman dan pimpinan memperlakukan guru
secara baik pula tidak-membeda-bedakan satu sama lainnya, guna menciptakan
iklim organisasi yang kondusif. Para guru merasa bahwa iklim organisasi akan
lebih kondusif apabila para guru melakukan sesuatu yang bermanfaat dan
pekerjaannya tersebut dihargai oleh pimpuinan/kepala sekolah. Oleh karena itu,
akan timbul perasaan senang dan bangga dalam diri para petugas pendidikan, jadi
apabila pihak sekolah bisa memenuhi kebutuhan para guru maka akan terciptanya
tingkat kepuasan kergu pun meningkat.
C. Kerangka Berpikir
Keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien
ditentukan oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sumber daya yang
ada dan menciptakan iklim organisasi yang terbuka dan sehat sesuai dengan
harapan para guru. Iklim terbuka diyakini memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi perilaku yang positif. Hal ini berarti bahwa iklim terbuka
memberikan sarara bagi pemenuhan kebutuhan manusia yang sifatnya non
material, membawa kepuasan hati para guru yang berada didalamnya. Adanya
kepuasan hati dari para guru dapat mendorong guru dapat mendorong guru untuk
bertingkah laku positif dalam memenuhi kepuasan para kerja guru dan dapat
meningkatkan mengajar menjadi lebih baik.
Namun kenyataannya tidak semua iklim organisasi pendidikan khususnya
sekolah mempunyai karakteristik situasional yang sama dan sesuai dengan
28
harapan para guru. Dikatakan berbeda adakalanya iklim organisasi tidak mampu
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dicapai oleh masing-masing guru. Kondisi
itu dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola
lingkungannya.
Dalam melaksanakan kepemimpinannya dengan pendekatan apapun
kepala sekolah perlu lebih memperhatikan aspek manusia dan tugas pokok para
guru. Dari perhatian yang lebih tersebut kepala sekolah dapat melaksanakan
kedalam bentuk bimbingan dan pengawasan yang mengarah pada penyelesaian
tugas pokok dengan memperhatikan faktor manusianya sehingga besar
kemungkinan akan meningkatkan kepuasan kerja para guru.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, keadaan iklim organisasi yang ideal
dan baik bila kepala sekolah memperhatikan aspek manusia dan tugas pokok guru.
Sehingga guru berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan sepenuh hati
dan keikhlasan dalam hati. Pelaksaaan tugas tanpa dibarengi keikhlasan dalam
hati dan giat menghasilkan norma kerja yang rendah dan sebaliknya bila guru
sudah merasakan cinta terhadap jabatannya itu maka kecintaannya itu akan
terlihat dalam reaksi mentalnya terhadap pekerjaannya akan tinggi seperti penuh
kesenangan dan giat dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar.
Dalam asumsi ini dapat diajukan kerangka kesimpulan bahwa iklim
organisasi mempunyai daya pengaruh terhadap perilaku anggotanya. Bila
perilakunya posistif maka tingkat kepuasan dalam bekerjanya harus positif, hal
ini terjadi pada kesenangan dalam mengajar.
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan pada kerangka teori dan kerangka berfikir diatas mengenai
hubungan iklim kerja/organisasi sekolah dengan kepuasan kerja guru, maka
hipotesis penelitian yang diajukan sebagai berikut:
“Terdapat hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru”
Bila hipotesis ini jabarkan lebih lanjut, maka tingginya tingginya tingkat
kepuasan kerja guru disebabkan oleh iklim organisasi yang terbuka. Dan
rendahnya tingkat kepuasan kerja guru disebabkan oleh iklim organisasi yang
29
tertutup. Konsekuensi-konsekuensi logis dari hipotesis seperti diatas hanya
berlaku jika ada faktor lain turut berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru
diasumsikan sama.
Berdasarkan asumsi diatas dapat diajukan hipotesis alternatif (Ha) dan
hipotesis nihil (Ho) sebagai berikut:
Ha: Terdapat hubungan antara iklim kerja sekolah dengan kepuasan kerja guru.
Ho: Tidak terdapat hungungan antara iklim kerja sekolah dengan kepuasan
kerja guru.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksakan pada bulan Juni sampai agustus 2013.
Tempat penelitian dilaksanakan di MTs. N 8 Jakarta Jl. Komp.BTN Kresek Indah
Kosambi Jakarta Barat.
No Kegiatan Waktu
1.
2.
Persiapan
a. Menentukan objek penelitian
b. Menyusun perangkat / instrumen
penelitian
Pelaksanaan
a. Penyebaran perangkat / instrumen
penelitian
b. Pengumpulan perangkat /
instrumen penelitian (data
01 Juni 2013
26 Juni 2013
1 Juli 2013
25 Agustus 2013
27 Agustus 2013
3.
30
31
penelitian)
c. Pengolahan data
Penyelesaian
a. Pengolahan laporan
b. Penyelesaian akhir
Pengambilan bukti surat penelitian
dari sekolah
5 September 2013
15 Oktober 2013
28 Oktober 2013
12 Februari 2014
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional,
penelitian korelasi merupakan penelitian yang akan melihat hubungan antara
variabel X dan variabel Y dan dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang
status gejala pada saat penelitian dilakukan.
C. Populasi dan Sampel
Populasi yang menjadi subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dan
para guru yang masih aktif mengajar di MTs. N 8 Jakarta tahun pelajaran
2013/2014 yang tercatat berjumlah 52 orang. Jenis sampel yang digunakan
peneliti adalah random sampling (sampel acak). Untuk memperoleh sebanyak 30
orang guru dari populasi tersebut dengan cara undian, dan 20 orang guru dijadikan
uji coba angket sedangkan 30 orang guru dijadikan sebagai responden angket
yang sebenarnya dengan beralasan sebagai guru tetap dan terikat atau sudah
menyandang PNS di MTs.N 8 Jakarta yang secara keseluruhan guru-guru
tersebut mengetahui betul situasi sekolah.
4.
5.
32
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, diantaranya
yaitu:
1. Variabel Iklim Organisasi sebagai variabel independen (bebas) yaitu variabel
yang mempengaruhi oleh variabel lain. Variabel ini disimbolkan denga huruf
(X) atau variabel X.
2. Variabel Kepuasan kerja guru sebagai variabel dependen (terikat) yaitu
variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel ini disimbolkan dengan
huruf (Y) atau variabel Y.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data
yang penulis gunakan pada penelitian ini, sebagai berikut:
a) Angket, angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
responden. Dengan angket ini dapat diketahui tentang keadaan diri,
pengalaman pengetahuan, sikap dan pendapat lainnya. Angket ini hanya
diberikan kepada tenaga pengajar (guru) seputar iklim organisasi dan
kepuasan kerja guru.
F. Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
berbentuk angket (kuesioner),. Untuk memberikan batasan yang jelas dalam
penyusunan instrument, berikut ini dikemukakan difinisi konseptual dan definisi
operasional setiap variabel yang digunakan.
1. Variabel Iklim Kerja Sekolah (Variabel X)
a) Definisi Konseptual
Iklim kerja sekolah merupakan keadaan karakteristik yang terjadi di
lingkungan kerja yang dianggap dapat mempengaruhi perilaku orang-
orang yang berada dalam lingkungan organisasi tersebut.
33
b) Definisi Operasional
a) Secara operasional yang dimaksud dengan iklim organisasi adalah
karakteristik situasi sebagai hasil interaksi yang tercermin dalam bentuk
percaya pada bawahan, keterbukaan dalam komunikasi, kepemimpinan yang
menolong dan menghargai, pemecahan masalah secara bersama, otonomi
pekerja, perhatian dan tindakan kepela sekolah yang kondusif terhadap
kebutuhan dan masalah yang dihadapi guru, memperlakukan bawahan secara
manusiawi serta mewujudkan lingkungan sekolah yang bersifat manusiawi
(kekeluargaan) antara pimpinan dan bawahan. Sedangkan organisasi tertutup
meliputi: Bersikap acuh tak acuh, kepemimpinan otoriter, dan berakibat
semangat kerja bawahan menjadi rendah rendah.
2. Kisi-kisi Instrument Iklim Kerja Sekolah
Sebelum membuat angket pada variabel iklim kerja sekolah ini dan
menyebarkannya, maka terlebih dahulu dibuatkan kisi-kisi berdasarkan pada
indikator yang ada.
Konsep akhir untuk variabel iklim kerja sekolah meliputi 30 butir dan
rincian seperti tertera pada tabel berikut:
34
Tabel. 1
Kisi-Kisi Instrument
Variabel Iklim Kerja Sekolah
No. Dimensi Indikator No.item
1.
Iklim
kerja/organi
sasi terbuka
a) Percaya pada bawahan
b) Keterbukaan dalam
komunikasi
c) Kepemimpinan yang
menolong dan
menghargai
d) Pemecahan masalah
bersama
e) Otonomi guru
f) Kekeluargaan
1,2,3
4,5,6,7
8,9
10,11,12,
13,14,15
16,17
18,19,20,
21
2.
Ikim
kerja/organi
sasi tertutup
b) Bersikap acuh tak acuh
c) Kepemimpinan otoriter
d) Semangat kerja
bawahan rendah
22,23,24,
25,26
27,28
29,30
35
Skala yang digunakan dalam variabel iklim organisasi yaitu dengan skala
Likert. Kuisioner pendapatan menyediakan empat alternatif jawaban yakni:
1) Sangat setuju
2) Setuju
3) Ragu-ragu
4) Tidak setuju
5) Sangat tidak setuju
Karena datanya bersifat kuantitatif, untuk menganalisanya jawaban
kuisioner diberi skor 5,4,3,2,1 untuk pertanyaan positif, sedangkan 1,2,3,4,5 untuk
pernyataan yang bersifat negatif.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Table.2
Skala Penilaian
No. Alternatif Jawaban Bobot Skor(+) Bobot Skor(-)
1. Sangat setuju 5 1
2. Setuju 4 2
3. Ragu-ragu 3 3
4. Tidak setuju 2 4
5. Sangat tidak setuju 1 5
36
3. Variabel Kepuasan Kerja Guru (Variabel Y)
a) Definisi Konseptual
Kepuasan kerja guru adalah perasaan yang berupa rasa senang maupun
tidak senang berdasarkan imbalan yang diterima, kondisi kerja, peroleh
penghargaan, dukungan dari rekan sekerja, dan keberhasilan
menyelesaikan pekerjaan.
b) Definisi Operasional
Kepuasan Kerja merupakan perasaan senang, bangga mengenai pekerjaan
berdasarkan atas harapan guru di satu pihak dengan imbalan yang
diberikan oleh sekolah/organisasi di lain pihak. Kepuasan kerja diperoleh
total skor yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrumen
dengan indikator-indikator sebagai berikut :
1). Perasaan senang atas imbalan yang diterima
2). Perasaan senang atas kondisi kerja
3). Perasaan senang atas penghargaan dari pimpinan
4). Perasaan senang atas dukungan dari rekan sekerja
5. Perasaan bangga atas keberhasilan menyelesaikan pekerjaan
4. Kisi-kisi Instrument Kepuasan Kerja Guru (Variabel Y)
Sebelum membuat angket pada variabel kepuasan kerja guru ini dan
menyebarkannya, maka terlebih dahulu dibuatkan kisi-kisi berdasarkan pada
indicator yang ada.
Konsep akhir untuk variabel kepuasan kerja guru meliputi 30 butir dan
rincian seperti tertera pada tabel berikut:
37
Tabel.3
Kisi-Kisi Intrument
Variabel Kepuasan Kerja Guru
No. Indikator No.item
1. Perasaan senang atas imbalan yang
diterima 1,2,3,4,5,6
2. Perasaan senang atas kondisi kerja 7,8,9,10,11,12
3. Perasaan senang atas penghargaan
dari pimpinan 13,14,15
4. Perasaan senang atas dukungan
dari rekan sekerja
16,17,18,19,20,212
2,23,24,25,26,27
5.
Perasaan bangga atas keberhasilan
menyelesaikan pekerjaan
28,29,30
Skala yang digunakan dalam variabel kepuasan kerja guru yaitu dengan
skala likert. Kuisioner pendapatan menyediakan empat alternatif jawaban yakni:
1) Sangat Puas
2) Puas
3) Ragu-Ragu
4) Tidak Puas
5) Sangat tidak Puas
38
Karena datanya yang diperoleh bersifat kuantitatif, untuk menganalisanya
jawaban kuisioner diberi skor 5,4,3,2,1 untuk pertanyaan positif, sedangkan
1,2,3,4,5 untuk pernyataan yang bersifat negatif.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel.4
Skala Penilaian
No. Alternatif Jawaban Bobot Skor(+) Bobot Skor(-)
1. Sangat Puas 5 1
2. Puas 4 2
3. Ragu-Ragu 3 3
4. Tidak Puas 2 4
5. Sangat Tidak Puas 1 5
H. Analisa Uji Instrument
1. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrument. Untuk melihat valid atau tidaknya instrument tersebut
peneliti mencari kerangka dari suatu konsep mengenai iklim kerja sekolah dan
kepuasan kerja guru. Langkah yang dikemukakan para ahli yang tertulis dalam
literatur.
39
Setelah itu, dilakukan uji instrument terhadap 20 responden yang menjadi
sampel penelitian uji coba dan hasilnya dihitung dengan menggunakan rumus
product moment.1(Penghitungan sampel di lampiran 1)
2. Uji Reliabilitas
Uji Realibilitas dilakukan untuk mengetahu bahwa yang sudah diketahui
kevalidannya cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data. Rumus yang digunakan untuk uji reabilitas ini menggunakan rumus alpha
mengingat angket yang digunakan berbentuk skala likert maka skornya
merupakan rentangan beberapa nilai (1-5), semua item pernyataan baik variabel X
maupun variabel Y dinyatakan reliabel dan rumus yang digunakan yaitu:2
r11 =
Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas tes
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
1 = Bilangan konstan
∑Si² = Jumlah varians butir
St = Varian total
1 Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara. 2006).
Cet ke-6 h.72 2 Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).
h. 209
40
Si2 =
St2 =
Berdasarkan rumus diatas reabilitas terhadap butir-butir penyataan angket
yang digunakan dalam penelitian dan dinyatakan valid dihitung sehingga didapat
varians butir (Si²) sebesar 0,7333. selanjutnya dicari jumlah varians total (St²)
sebesar 255. 133, kemudian dimasukkan ke dalam rumus alpha dan didapat hasil
r11 sebesar 1.00504. dengan pernyataan bahwa 1.00504 > 0.70 berarti item
penyataan angket yang diuji reabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas
yang tinggi (reliable). (Proses Penghitungan lihat lampiran 2).
F. Tekhnik Analisa Data
1). Tekhnik analisa data yang digunakan penulis adalah mencari angka indeks
korelasi Product Moment antara variabel X dan variabel Y dengan rumus.3
rxy =
3 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka
Cipta. 1997). h. 256
41
Keterangan: rxy = Angka indeks korelasi “r” Product moment
N = Number of Cases
∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑X = Jumlah seluruh skor X
∑Y = Jumlah seluruh skor Y
2). Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment
secara kasar (sederhana). Dalam memeberikan interpretasi secara sederhana
terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment (rxy), pada umumnya
digunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut:4
Besarnya “r”
Product
Moment (rxy)
Interpretasi
0,00-0,20
0,20-0,40
0,40-0,70
0,70-0,90
0,90-1,00
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi,
akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi
antara antara variabel X dan varibael Y).
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah
atau rendah
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang
atau cukup
Anatara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat
atau tinggi
Anatara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat
kuat atau sangat tinggi
4 Anas Sudijono. Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada). h.
193
42
Keterangan:
Dengan Kriteria pengujian: Jika r hitung (rxy) > r maka Ho ditolak, Ha
diterima (ada hubungan antara variabel X
dengan variabel Y)
Jika hitung r hitung (rxy) < r table maka Ha
ditolak, Ho diterima (tidak ada hubungan antara
variabel X dengan variabel Y)
a. Uji Signifkansi
Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antar dua
variabel yang diperoleh sigfikan. Uji signifikansi korelasi menggunakan Rumus:5
thitung =
Keterangan:
thitung = Skor signifikansi koefisien korelasi
r = Koefisien korelasi Product Moment
n = Banyaknya sampel
5 S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2004). Cet
ke-4, h. 209
43
Selanjutnya thitung yang sudah diperoleh dikonsultasikan dengan ttabel
dengan derajat kebebasan (dk) n-2 pada taraf signifikansi 5 % maupun pada taraf
signifikansi 1 %. Dengan demikian, jika harga thitung lebih kecil dari ttabel, maka
dapat diinterpretasikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara iklim
kerja sekolah dengan kepuasan kerja guru. Sebaliknya, jika harga thitung lebih
besar dari ttabel, maka dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara iklim kerja sekolah dengan kepuasan kerja guru.
Dengan kriteria pengujian: jika t hitung > t table maka Ho ditolak, Ha
diterima (ada hubungan yang signifikan antara
variabel X dengan variabel Y)
Jika t hitung < t table maka Ho diterima, Ha
ditolak (tidak ada hubungan yang signifikan
antara variabel X dengan variabel Y).
b. Uji Koefisien Determinasi
Menghitung koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui kontribusi
variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus koefisien determinasi.
KD = r² x 100 %
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs.N 8 Jakarta
1. Sejarah MTs. Negeri 8 Jakarta
Pada tanggal 18 April tahun 1972, Presiden Soeharto mengeluarkan
Keputusan Presiden No. 34 tahun 1972 tentang “ Tanggung-Jawab Fungsional
Pendidikan dan Latihan.” Dua tahun berikutnya, Keppres itu dipertegas dengan
Instruksi Presiden No. 15 tahun 1974 yang mengatur realisasinya. Bagi
Departemen Agama yang mengelola pendidikan Islam, termasuk madrasah.
Dalam Tap MPRS No. 27 tahun 1966 dinyatakan bahwa agama merupakan salah
satu unsur mutlak dalam pencapaian tujuan Nasional. Selain itu, dalam Tap
MPRS No. 2 tahun 1960 ditegaskan bahwa madrasah adalah lembaga pendidikan
otonom di bawah pengawasan Menteri Agama.
Berdasarkan ketentuan ini, maka Departemen Agama sebagai
penyelenggara pendidikan madrasah tidak saja yang bersifat keagamaan dan
umum, tetapi juga yang bersifat kejuruan. Dengan Keppres No. 34 tsahun 1972
dan Inpres No. 15 tahun 1974 itu, penyelenggaran umum dan kejuruan menjadi
44
45
sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Secara implisit ketentuan ini mengharuskan penyelenggaraan
pendidikan madrasah yang telah menggunakan kurikulum nasional kepada
kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sejalan dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan madrasah inilah,
maka pada tanggal 24 Maret 1975 dikeluarkan kebijakan berupa Surat Keputusan
Bersama (SKB) 3 Menteri yang ditandatangani oleh Menteri Agama (Prof. Dr.
Mukti Ali), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Letjen. TNI Dr. Teuku Syarif
Thayeb) dan Menteri Dalam Negeri (Jend. TNI Purn. Amir Machmud).
Atas Dasar inilah momentum perubahan status Pendidikan Guru Agama 4 Tahun
di Jakarta Barat (skrg, SMU Al-Huda) diarahkan untuk menyesuaikan diri
menjadi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 8 Jakarta Barat didasarkan SK.
Menteri Agama RI No. 16, 17 dan 48/1978 pada tanggal 16 Maret 1978. Maka
kelas 1, 2 dan 3 PGAN 4 Tahun berubah menjadi MTs. Negeri 8 Jakarta.
Tepatnya hari Jumat, 29 Juni 1979 secara resmi diperingati sebagai hari lahirnya
MTs. Negeri 8 Jakarta.
Pada tahun 1984, MTs N 8 membangun kelas jauh yang berlokasi di
Kalimati dan Kresek. Tahun 1994, Kelas-kelas jauh tersebut dinegerikan. Kelas
Jauh yang berlokasi di Kresek menjadi MTsN 8, sedangkan yang di Jelambar
menjadi MTsN 10, dan yang berlokasi di Kalimati menjadi MTsN 11Pada tahun
2005-2009, Sehubungan dengan pembangunan gedung MTs N 8 yang lebih
berkualitas. MTs N 8 merelokasi diri dan menempati gedung sementara di
kawasan Semanan hingga membuka kembali membangun kelas jauh (Gedung B).
Pada Tahun 2010, Kelas Jauh MTs N 8 tersebut dinegerikan dan sekarang menjadi
MTs N 40 Jakarta.
46
2. Visi dan Misi
VISI
Berprestasi, Islami dan Populis
MISI
a. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan
b. Mengaplikasikan pendekatan pembelajaran contextual, teaching dan
learning
c. Menciptakan suasana pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan
d. Mengembangkan model-model pembelajaran yang berbasis IT
e. Mengembangkan proses belajar mengajar bernuansa islami
f. Menjadikan agama islam sebagai ruh dan sumber nilai pengembangan
madrasah
g. Menjalin kerjasama dengan masyarakat, lingkungan dan instansi yang
concern terhadap masalah
h. Menjadikan orang tua peserta didik dan masyarakat sebagai mitra.
3. Jumlah Guru
a. Jumlah Guru dan Status
Sebagai penunjang kelancaran kegiatan pembelajaran, perlu didukung oleh
tenaga pengajar yang kompeten dan sesuai dengan bidangnya. Adapun tenaga
pengajar yang terdapat di MTs. Negeri 8 Jakarta berjumlah 30 orang guru, dengan
bentuk iklim organisasi terbuka dan familiar sehingga keadaan guru MTs. Negeri
8 Jakarta adalah baik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
47
Tabel.5
Jumlah Guru Tetap MTs.N 8 Jakarta
Tahun Pelajaran 2013-2014
No NAMA GURU/BIDANG STATUS
1. Drs. H. A. Mawardi, MM Bahasa Indonesia PNS
2. Suridi, S.Pd.I Bhs. Arab PNS
3. Dra. Asmawiyah Bahasa Indonesia PNS
4. Dra. Tuti Sutianah IPA PNS
5. Dra. Rina Nova Bahasa Inggris PNS
6. Sri Suwanti, M.Pd Matematika PNS
7. Drs. Achmad Damiri Qur’an Hadits PNS
8. Drs. Sahidin Bahasa Indonesia PNS
9. Hj. Titi Sumartini, S.Ag Aqidah .Akhlak PNS
10. Ahmad Baihaki, S.Pd Bahasa Indonesia PNS
11. Hj. Basnah, S.Ag Bahasa Arab PNS
12. Nur Afnidar, S.Pd Matematika PNS
13. Estri Atutwuri H, S.Pd IPS PNS
14. Hj. Ika Faiqah, S.Pd. I. Akhlak/SKI PNS
15. Lilis Komariyah, S.Pd Matematika PNS
16. Nur Alamsyah, S.Pd IPS/PKn PNS
17. Rudy Hartono, S.Pd Bahasa Inggris PNS
18. Jainudin, S.Pd PKn PNS
19. Drs. Amsari IPS PNS
20. Diah Elisa Fy, S. Pd MTK/IPA PNS
21. Kholillullah, S. Pd Penjaskes PNS
22. Indah Kusuma Dewi, S Pd Hafalan Qur’an PNS
23. Dasahri. M.Pd PKn/IPS PNS
24. Habibillah, S. Kom TIK PNS
25. Heni, S Pd B. Inggris PNS
48
b. Jumlah Siswa
Jumlah siswa MTs. Negeri 8 Jakarta Tahun Pelajaran 2013-2014
berjumlah 452 siswa, dengan perincian diantaranya kelas, VII, VIII, dan IX.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:
Tabel.6
Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2013-2014
Data Kelas Jumlah
Rombel Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelas VII 6 88 68 156
Kelas VIII 6 78 78 156
Kelas IX 5 65 75 140
26. Siti Umiyati, S. Pd B. Inggris PNS
27. Evi Lutfiah, S.Pd IPA PNS
28. Trisakti Ayu Kusuma BK PNS
29. Sugiyardi, Mm BK PNS
30. Dra. Arifatun M. SBK PNS
49
4. Keadaan Sarana dan Prasarana
Dalam suatu lembaga pendidikan formal maupun nonformal, sarana dan
prasarana berperan penting dalam proses belajar mengajar, karena sarana dan
prasarana merupakan kebutuhan primer bagi lembaga pendidikan, bahkan sarana
dan prasarana merupakan salah satu dari komponen proses belajar mengajar yang
turut menentukan tercapainya tujuan pendidikan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, maka penulis dapat
kemukakan mengenai sarana dan prsarana yang ada di MTs. Negeri 8 Jakarta,
sebagai berikut:
Tabel. 7
Keadaan Sarana dan Prasarana
No. Ruangan Jumlah Ket.
1. Ruang Belajar 20 Baik
2. Ruang Guru 3 Baik
3. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
4. Ruang Tata Usaha 1 Baik
5. Ruang Perpustakaan 1 Baik
6. Ruang Serba Guna 1 Baik
7. Ruang BK/ BP 1 Baik
8. Ruang UKS/ PMR 1 Baik
9. Ruang Kesenian 1 Baik
10. Ruang Osis/ Pramuka 1 Baik
11. Ruang Laboratorium 1 Baik
12. Ruang Komputer 2 Baik
50
13. Ruang Ibadah/ Masjid 1 Baik
14. Pos Satpam 1 Baik
15. Kantin/ Koperasi Sekolah 1 Baik
16. WC Guru/ Kepala Sekolah 2 Baik
17. WC Siswa 2 Baik
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Variabel Iklim Kerja Sekolah (X)
Langkah awal dalam menganalisa data adalah memberi nilai terhadap
jawaban angket mengenai iklim organisasi ( Variabel X ) dan kepuasan kerja guru
( Variabel Y ). Setiap responden menjawab angket tersebut dan ketika terkumpul
kemudian penulis memberikan skor pada tiap-tiap jawaban angket.
Berdasarkan hasil tersebut data iklim kerja guru (variabel bebas)
menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 90 dan skor terendah adalah 63. Nilai
rata-rata sebesar 75.3, median sebesar 75.5, modus sebesar 75.5, dan standar
deviasi sebesar 5.54.1 Untuk lebih jelasnya deskripsi data pada variabel iklim
kerja guru ditunjukkan dalam tabel distribusi frekuensi di bawah ini:
1 Lampiran 3
51
Tabel. 8
Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X
Interval Ftrekuensi Nilai Nyata
86-90
81-85
76-80
71-75
66-70
61-65
2
0
13
8
6
1
85.5-90.5
80.5-85.5
75.5-80.5
70.5-75.5
65.5-70.5
60.5-65.5
Dalam Histogram Sebagai Berikut:
Kelas Interval
Fre
kuen
si
52
2. Deskripsi Data Variabel Kepuasan Kerja Guru (Y)
Berdasarkan hasil perhitungan data kepuasan kerja guru sebagai variabel
terikat memperlihatkan bahwa skor tertinggi adalah 104 dan skoir terendah adalah
78. Nilai rata-rata sebesar 92.67, median sebesar 92.5, modus sebesar 92, dan
standar deviasi sebesar 7.009.2 Untuk lebih jelasnya deskripsi data variabel
kepuasan kerja guru ( variabel Y ) ditunjukkan dalam tabel distribusi frekuensi di
bawah ini:
Tabel. 9
Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y
Interval Ftrekuensi Nilai Nyata
100-104
95-99
90-94
85-89
80-84
75-79
5
6
10
6
0
3
99.5-104.5
94.5-99.5
90.5-94.5
85.5-89.5
80.5-84.5
75.5-79.5
2 Lampiran 4
53
Dalam Grafik Histogram Sebagai Berikut:
Kelas Interval
C. Analisis Data
Untuk mengetahui tingkat hubungan antara iklim kerja guru dengan
kepuasan kerja guru, digunakan tekhnik analisa dan korelasi Product Moment
dengan rumus sebagai berikut:
rxy =
Fre
kuen
si
54
=
=
=
=
=
= 0.627
Jika dikonsultasikan pada tabel r Product Moment pada N = 30 dan pada
taraf signifikansi 5% diperoleh rtabel 0.361 sedangkan pada taraf signifikansi 1%
diperoleh rtabel 0.436, dengan demikian pada taraf sisgnifikansi 5% maupun 1%
rhitung lebih besar dari rtabel ( 0.627 > 0.361 ). Ho ditolak sedangkan Ha
diterima, ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan
variabel Y.
D. Interpretasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubungan antara variabel iklim
kerja sekolah dengan variabel kepuasan kerja guru, berdasarkan hasil perhitungan
Product Moment didapat rxy = 0.627 dikonsultasikan pada tabel interpretasi
korelasi product moment dengan hasil interpretasi sedang atau cukup, 0.627
berada antara 0.40-0.70.
Dengan demikian dari hasil penghitungan data yang diperoleh dari
lapangan, terlihat adanya hubungan yang signifikan antara iklim kerja guru
dengan kepuasan kerja guru di MTs. Negeri 8 Jakarta. Hal ini membuktikan
55
bahwa kepuasan kerja guru dipengaruhi oleh iklim kerja guru, selain iklim kerja
guru dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja guru akan tetapi masih banyak
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja guru tersebut.
Misalnya kesejahteraan guru dan pengembangan karir guru.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat memberi gambaran bahwa
bentuk iklim kerja guru/ organisasi MTs. Negeri 8 Jakarta adalah terbuka dan
familiar, karena kepala sekolah tersebut berusaha mengakrabkan dirinya dengan
para guru, staf serta siswa dan berkomunikasi secara terbuka khususnya mengenai
keuangan sekolah dan bersikap jujur, adil serta memberikan bimbingan kepada
para guru agar bisa mendapatkan wawasan dalam pengembangan karir para guru.
E. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki hubungan yang
signifikan atau tidak dengan variabel terikat secara individual untuk setiap
variabel, digunakan rumus sebagai berikut:
thitung =
=
=
=
=
= 4.256
56
Untuk menguji kebenaran hipotesis yang dikemukakan diatas, dilakukan
dengan memperbandingkan besarnya “t” yang telah diperoleh dalam proses
perhitungan yaitu thitung = 4.256 dengan besarnya nilai ttabel , terlebih dahulu
mencari derajat bebasnya (db) atau dregrees of freedom (df) yang rumusnya
adalah sebagai berikut: df = n -2, maka df = 30 – 2 = 28. Dengan diperolehnya df
maka dapat dicari besarnya nilai ttabel , baik taraf signifikansi 5% maupun taraf
1%, pada taraf signifikansi 5% = 2.06 dan pada taraf signifikansi 1% = 2,76.
Dapat dibuktikan bahwa thitung > ttabel baik pada taraf signifikansi 5%
maupun pada taraf signifikansi 1%, 4.256 > 2.06. Berarti berhasil menolak Ho dan
Ha diterima, dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara iklim kerja
guru dengan kepuasan kerja guru.
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi antara iklim kerja
guru dengan kepuasan kerja guru, maka digunakan rumus Koefisien Determinasi :
KD = r² x 100 %
= ( 0.627) ∑² x 100%
= 0,393 x 100%
= 39.30%
Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara iklim kerja guru terhadap
kepuasan kerja guru di MTs. Negeri 8 Jakarta adalah sebesar 39.30% relatif kecil
± 40% selebihnya 60.70% dipengaruhi oleh factor lain misalnya meningkatkan
kesejahteraan guru dan pengembangan karir guru.
57
F. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak sepenuhnya pada tingkat
kebenaran secara mutlak dikerenakan keterbatasan-keterbatasan dan masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan yang secara tidak langsung berpengaruh
terhadap hasil penelitian ini. Tetlebih dalam kekurangan waktu penelitian, maka
dari itu peneliti menyadari perlu adanya waktu yang luang agar dapat tindak lanjut
dalam penelitian akademik ini.
58
BAB V
PENUTUP
Mengacu pada uraian hubungan iklim organisasi dengan kepuasan kerja
guru di MTs. Negeri 8 Jakarta yang telah dibahas pada bab-bab terdahulu, maka
dalam bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran
sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah diperoleh, deskripsi data dan pengolahan data
statistik maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penghitungan korelasi Product Moment antara variabel X dan variabel Y
maka didapat rxy 0.627 dan pada taraf signifikansi 5% diperoleh rtabel 0.361
sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh rtabel 0.463, dengan demikian
pada taraf signifikansi 5% maupun 1% rhitung lebih besar dari rtabel ( 0.627 >
0.361 ). Ho ditolak sedangkan Ha diterima ini berarti tedapat hubungan yang
signifikan antara variabel X dengan variabel Y.
2. Berdasarkan hasil penghitungan koefisien determinasi diperoleh angka sebesar
39.30% hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja guru dipengaruhi oleh
iklim organisasi.
58
B. Saran
1. Guru sebagai pendidik hendaknya lebih meningkatkan kesadaran
dalam diri dalam bekerja di sekolah (kegiatan belajar mengajar) agar
terciptanya iklim organisasi yang terbuka untuk memajukan kualitas
sekolah.
2. Bagi sekolah agar lebih memperhatikan kepuasan kerja guru untuk
tercapainya titik temu yang sepadan dengan apa yang dilakukan oleh
guru-guru dalam bekerja.
59
DAFTAR PUSTAKA
Ametembun N.A, Merealisasi Iklim Positif di Sekolah-sekolah. (Bandung: Suri,
2000).
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta:
Rineka Cipta. 1997).
Arikunto Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara.
2006).
Arikunto Suharsini, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Tekhnologi Dan
Kejuruan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1993).
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007).
Burhanuddin, Analisa Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan.
(Jakarta: Bumi Aksara. 1994).
Kamaludin, Manajemen. (Jakarta: Depdikbud. 1989).
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. 1994).
Keith Davis & John W. New Stroom, Terjemahan Agus Dharma, Perilaku dalam
Organiasi. (Jakarta: Erlangga, 1990).
Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan System.
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005).
Martoyo Susilo, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta : 1990 BPFE).
Moch As’ad, Psikologi Industri. (Jakarta: Liberty 1995).
Melayu Hasibuan SP, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Bumi Aksara.
2001).
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2004).
Richard M. Steers, Terjemahan Magdalena Jamin, Efektifitas Organiasi. (Jakarta:
Erlangga, 1985).
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakata: Balai Pustaka, 2001).
Sudijono Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada).
Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada).
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka Cipta.
2004).
T. Hani Handoko, Manajemen Perilaku dan Sumber Daya Manusia. (Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta, 2001).
Undang-Undang Republik Indonesia Sisdiknas. No.20 pasal 3 tahun 2003 “Sistem
Pendidikan Nasional”. Bandung Citra Umbara
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan
Permasalahanny. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007).
www. Jurnal Bisnis dan Manajemen.co.id, 16 Okt 2008.
Wijono, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Jakarta: Depdikbud, 1989).
TABEL UJI REFERENSISKRIPSI IIUBTiNGAN IKLIM KERJA SEKOLAH DENGAF{
KEPUASAN KERJA GURU(Studi di MTs.N I Jakarta)
No.No.
FootnoteBuku Referensi/Rujukan
Halaman
Skripsi
Halaman
Referensi
Paraf
Pembimbing
BAB I
I I
Undang-Undang RepublikIndonesia Sisdiknas. No.20 pasal
3 tahun 2003 "Sistem Pendidikan
Nasional ", Bandung CitraUmbar4 h.7
I I
2 2
Moch As'ad. Psifulogi Industri.(Jakarta: Liberfy 1995). Cet ke l.h.45
2 45
#
3a-l
Susilo Martoyo. Manaj e men
Sumber Daya Manusia. (Jakarta:
1990 BPFE). Cet ke-1. h .123-124
2 123-124
BAB II
4 4
Pusat Bahasa DepartemenPendidikan Nasional, KamusBesar Bahasa Indonesia, (Jakata:Balai Pustaka, 2001), cet. Ke-1,h.42.
7 42
^l5 5
Wahj osum i djo, Ke pe mimp inan
Kepala Sefulah: Tinj auan
Te oritik dan Permasalahannya,
(Jakarta: PT- Raja Grafindo
Persada.2007), Cet. I, h.60.
7 60
T6 6
Wijono, Administrasi dan
Supe rv i s e P e n di dikan, (Jakarta :
Depdikbud, i989). h. 55.7 55 I
7 7
Richard M. Steers, Terjemahan
Magdalena Jamin, Efe hffitasOrganias i. (Jakarta: Erlangga,
1985). Cet. 1, h.113
8 113
Y8 8
Keith Davis & John W. NewStroom, Terjemahan Agus
Dharma, Perilaku dalam
O rganias i. (Jakarta: Erlangga,
8 21
{
1990). Cet.2,h.21
9 9
N.A Ametembun. MereaiisasiIklim Positif di Sekolah-sekolah.
(Bandung: Suri,2000). Cet. Ke-
2.h. t-2
8 I
+10 t0
Arni Muhamm ad, Ko munikas iOrganisasi. (Jakarta: BumiAksara, 2007). Cet. Ke-8. h. 82
9 a1
+,il ll Kamaludin, Llanajemen (Jakarta:
Depdikbud. 1989). Cet.3, h.2789 278 +
t2 l2
Suharsini Arikunto, Organisas idan Administras i P e ndidiknnTe khnologi Dan Kejuruan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. 1993).Cet2, h. 113
t0 n3
('
l3 l3
Made Pidarta P erencanaan
P e ndi dikan P art i s ipat or i de ngan
Pendekntan System. (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2005). Cet. Ke-3,
h.199
l0 199
{
T4 t4Made Pidarta, Perencanaan
P endidikan P artis ipatori..., h.
201
11lt 241 I15 15
www. Jurnal Bisnis dan
Manajemen.co.id, l6 Okt 2008.ll Artikel Y
16 t6 Arni Muhammad, Komunikas iOrganisasi . . .. h. 92
13 92
/17 t7 Wahyusumi djo, Ke pe mimp inan
Kepala Sekalah...,h. 1 5014 t50 (
l8 l8Burhannddin, Anal is a Admi ni stras iMa naje me n da n Kepe m i mpi nanP e ndidi kan. (Jakarta: B unri Aksara.1994). Cet ke-l h.273-274
l5 273-274
/19 29 Kamaluddin, Manajemen..., h.
28Al6 280 a
20 20
E. Mulyas4 Manajemen Berbasis
Sekolah: Konsep, Strategi dan
Implementasr, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009),
Cet.ke- 12,h.154-155
I7 154-155
lv
1
2t 2l
Kartini Kartono, Pemimpin danKe p e m i mp i nan. (J akaf,a: PT .
Raja Crafindo Persada. 1994).Cet ke-7, h. 6l
l9 6t I22 22
Keith Davis & Jhon W. new
Stroom., terjemahan Agus
Dharma. Perilaka dalam
Organisasi...,h. 152
19 152
T23 23
Burhanuddin. AnalisisAdministrasi Mancj emen. . .,h.
275
20 275
24 24
Ngalim Purwanto. Administras idan Supe rv is i P e ndidikan.(Bandung: PT. RemajaRosdakarya.2004). Cet. 3, h. 48
20 48
T25 25
Richard M. Steers, TerjemahanMagdalena Jamin, Efe kt rfitasOrganisasi...,h. 117
2t tt7/
{t,l
26 26
T. Hani Handoko, Manajemen
Perilaku dan Sumber DayaManus ia, (Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta, 20A1) Cet. 1 5, hal.
193
23 193
/
27 27
Melayu Hasibuan SP,
Manajemen Sumber DayaManusia, (Jakarta: Bumi Aksara.2001). Cet"-2, Edisi Revisi. hal:202
23 242
{
28 28Moch As'ad, Psikologi lwlustri.(Jakarta: Liberty. 1995), Cet 1, h.
104
24 104
/1
29 29www. goo gle.com//faktor-faktoryang mempengaruhi kepuasan
ke{a.
24 Artikel'vIl /1
//
30 30 Moch As'ad, PsikologiIndustri .. .. h. 1 07- I I I
25 107-1 1 Ifl
BAB III
31 3lSuharsimi Arikunto. Dasar-Dasar
Evalaasi Pendidikan (Jakarta: Bumi
Aksara. 2006). Cet ke-6 h.72
JI 72
il32 32
Anas Sudijono. Pengantar EvaluasiPendidikan. (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada). h. 209
JI 209L
33 JJSuharsimi Arikunto. Prasedur
P ene litian Suatu P e nde katan P rakte k.
(Jakarta: Rineka Cipra. 1997). h. 256
38 256 \
I34 34
Aras Sudijono . P engantar StatistikPendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada). h. 193
39 193 q35 52
S. Margono. lv{e t odol ogi P e ne ! it i an
Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka Cipta.
2004). Cet ke-4, h. 209
40 209
Untuk memenuhi validasi skripsi yang berjudul llubungan Iklim Kerja Sekolah
Deangan Kepuasan Kerja Guru, maka perlu pengujian daftar relerensi untuk
mengetahui sumber data yang diperoleh.
Jakada,07 Februari 2014Dosen Pebimbing Skripsi
&Drs. Hasvim Asy'ari. M.PD.NrP. 196s07 t1 .199 403. 1.00s
Lanjutan Lampiran 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Drs. H. A. Mawardi, MM 5 5 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 76 312
2 Suridi, S.Pd.I 5 5 4 4 4 4 2 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 80 346
3 Dra. Asmawiyah 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 75 299
4 Dra. Tuti Sutianah 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 70 268
5 Dra. Rina Nova 5 4 5 5 4 4 5 2 5 4 5 3 3 4 3 1 4 2 5 73 307
6 Sri Suwanti, M.Pd 3 4 4 4 3 4 5 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 63 217
7 Drs. Achmad Damiri 5 5 5 5 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 74 316
8 Drs. Sahidin 4 4 5 4 1 2 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 3 2 68 262
9 Hj. Titi Sumartini, S.Ag 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 80 340
10 Ahmad Baihaki, S.Pd 4 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 68 252
11 Hj. Basnah, S.Ag 5 5 4 5 4 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 76 318
12 Nur Afnidar, S.Pd 5 5 5 5 5 3 3 3 4 4 3 3 5 4 5 4 5 4 4 79 316
13 Estri Atutwuri H, S.Pd 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 2 77 321
14 Hj. Ika Faiqah, S.Pd. I. 4 4 4 5 4 3 5 3 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 5 79 337
15 Lilis Komariyah, S.Pd 4 3 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 69 263
16 Nur Alamsyah, S.Pd 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 67 241
17 Rudy Hartono, S.Pd 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 69 257
18 Jainudin, S.Pd 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 297
19 Drs. Amsari 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 1 4 4 4 4 2 4 77 331
20 Diah Elisa Fy, S. Pd 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 4 5 4 5 1 5 86 408
21 Kholillullah, S. Pd 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 90 432
22 Indah Kusuma Dewi, S Pd 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 74 294
23 Dasahri. M.Pd 5 5 5 4 4 4 5 5 1 5 5 5 5 3 5 3 5 4 1 79 341
24 Habibillah, S. Kom 5 5 5 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 79 339
25 Heni, S Pd 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 76 312
26 Siti Umiyati, S. Pd 3 4 3 5 5 3 5 4 4 3 5 4 3 4 4 5 5 5 4 78 332
27 Evi Lutfiah, S.Pd 4 4 4 5 4 4 5 5 3 5 5 2 2 4 4 4 4 4 3 75 311
28 Trisakti Ayu Kusuma 5 5 5 5 1 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 1 2 1 80 382
29 Sugiyardi, Mm 4 5 3 5 5 4 2 3 2 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 75 311
30 Dra. Arifatun M. 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 5 5 3 3 74 296
∑ xi 132 132 127 134 115 110 123 113 101 121 129 117 117 118 127 119 126 104 96 2261 9358
∑ xi² 592 590 551 608 523 445 367 515 567 471 479 470 547 509 548 376 350477 | 422
SETELAH UJI COBA VARIABEL X (IKLIM ORGANISASI)
No Nama ∑ xt ∑ xt²Nomor Butir Soal
Lanjutan lampir
VARIANS BUTIR VARIABEL X (IKLIM KERJA SEKOLAH)
No. Varians
1. 0.37333
2. 0.30666
3. 0.44566
4. 0.31566
5. 1.20567
6. 0.62333
7. 0.62333
8. 0.64566
9. 0.899
10. 0.35666
11. 0.41
12. 0.49
13. 0.75666
14. 0.19566
15. 0.31233
16. 1.23233
17. 0.62666
18. 0.97333
19. 1.42667
∑ 12.2186
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 skor
1 4 3 5 5 5 5 4 2 4 5 4 5 4 1 4 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 119
2 3 3 3 4 5 3 5 3 4 5 3 5 3 3 5 3 3 5 4 4 3 3 5 4 3 4 5 4 5 2 114
3 5 1 5 5 5 5 4 2 5 4 3 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 130
4 4 3 3 4 5 5 4 3 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 133
5 5 3 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 141
6 5 4 5 5 5 5 3 3 4 3 4 5 5 3 4 4 4 5 5 5 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 122
7 5 3 4 5 5 5 3 1 5 2 5 5 3 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 127
8 3 3 4 3 1 4 3 3 3 4 3 5 3 1 3 3 3 4 5 5 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 100
9 4 2 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 1 4 4 5 5 5 5 3 5 4 5 3 5 5 4 5 5 129
10 5 2 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 2 5 3 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 4 5 5 5 132
11 3 3 3 3 5 5 3 3 5 4 3 5 4 3 5 3 3 4 5 3 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4 113
12 4 1 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 5 1 5 3 4 5 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 129
13 5 1 3 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 137
14 5 5 2 2 4 4 3 3 3 4 3 5 4 1 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 107
15 5 1 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 5 3 5 4 4 126
16 4 4 5 5 5 5 4 4 5 3 4 5 4 3 4 4 4 5 5 4 5 5 4 3 4 4 3 4 5 5 128
17 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 4 5 4 4 3 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5 5 135
18 3 5 4 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 5 5 4 132
19 3 4 5 5 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 3 4 3 4 4 3 113
20 4 4 5 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 117
Jml 83 60 85 88 93 94 80 65 86 81 74 97 84 47 87 79 84 91 90 91 85 85 87 81 76 89 80 87 91 84 2484
0 0.47 -0.28 0.31 0.68 0.696 0.69 0.69 0.06 0.57 0.2 0.583 0.182 0.643 0.12 0.498 0.6 0.7 0.56 0.1 0.48 0.517 0.514 0.67 0.516 0.693 0.665 0.223 0.823 0.0516 0.707
rt 0.44 0.444 0.44 0.44 0.444 0.44 0.44 0.44 0.44 0.4 0.444 0.444 0.444 0.44 0.444 0.44 0.4 0.44 0.4 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444
et TV TV TV V V V V TV V TV V TV V TV V V V V TV V V V V V V V TV V V V
Hasil Uji Coba Validitas Variabel Y (Kepuasan Kerja Guru)
Lampiran 2
DATA HASIL RELIABILITAS VARIABEL X IKLIM ORGANISASI
DENGAN VARIABEL Y KEPUSAN KERJA GURU
Mencari varians butir Si2 =
=
=
=
= 0.37333
Mencari varian total St2 =
=
=
=
= 255.133
Lanjutan lampiran 2
Menghitung Reliabilitas r11 =
=
=
=1,0556 [0.04789]
=1,00504
Dengan pernyataan bahwa 1.00504 > 0.70 berarti item soal yang diuji
reliabilitasnya dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi (reliabel).
Lampiran 3
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI VARIABEL X
( IKLIM KERJA SEKOLAH )
Diketahui data skor keadaan iklim kerja sekolah adalah:
63,67,68,68,69,69,70,73,74,74,74,75,75,75,75,76,76,76,77,77,78,79,79,79,79,80,
80,80,86,90
Langkah-langkah yang diperlukan dalam penyusunan table distribusi frkuensi
adalah:
1. Mencari total jangkauan ( R )
R = H – L + 1
= 90 – 63 + 1
= 27 + 1 = 28
2. Mencari banyaknya kelas ( K )
K = 1 + 3,3 . log n
= 1 + 3,3 . log 30
= 1 + 3,3 . 1,477
= 4,3 x 1,477 = 6.351 dibulatkan menjadi 6
3. Interval ( i )
i =
=
= 4.6 dibulatkan menjadi 5
4. Menyusun Interval Kelas
Interval Ftrekuensi Nilai Nyata
86-90
81-85
76-80
71-75
66-70
61-65
2
0
13
8
6
1
85.5-90.5
80.5-85.5
75.5-80.5
70.5-75.5
65.5-70.5
60.5-65.5
Lanjutan Lampiran 3
Mencari Mean (Mx), Median (Me), Modus (Mo) dan Standar Deviasi (SD) pada
variabel Iklim Kerja Guru (X)
Interval f x Fx fka fkb X (x – Mx) X2 FX
2
86-90 2 88.5 177 2 30 13.2 174.24 348.48
81-85 0 83.5 0 2 28 8.2 67.24 0
76-80 13 78.5 1020.5 15 28 3.2 10.24 133.12
71-75 8 73.5 588 23 15 -1.8 3.24 25.92
66-70 6 68.5 411 29 13 -6.8 46.24 277.44
61-65 1 63.5 63.5 30 7 -11.8 139.24 139.24
Jumlah ∑ f
30
∑ fx
2260
∑ fx²
924.2
1. Mean (Mx)
Mx =
=
= 75.3
2. Median (Me)
Me =
= 80.5 –
= 80.5 –
= 75.5
3. Modus (Mx)
Me =
= 80.5 – x 5
= 80.5 –
= 80.5 – 5
= 75.5
4. Standar Deviasi (SD)
SD =
=
=
= 5.54
Lampiran 4
TABEL DISTRI BUSI FREKUENSI VARIABEL Y
( KEPUASAN KERJA GURU )
Diketahui data skor kepuasan kerja guru adalah:
78,78,79,86,87,87,88,89,89,90,91,93,93,93,94,94,94,94,94,96,97,97,97,99,99,100,101,101,101,1
04
Langkah-langkah yang diperlukan dalam penyusunan table distribusi frekuensi adalah:
1. Mencari total jangkauan ( R )
R = H – L + 1
= 104– 78 + 1
= 28
2. Mencari banyaknya kelas ( K )
K = 1 + 3,3 . log n
= 1 + 3,3 . log 30
= 4,3 x 1,477
= 6.351 dibulatkan menjadi 6
3. Interval ( i )
i =
=
= 4.5 dibulatkan menjadi 5
4. Menyusun Interval Kelas
Interval Ftrekuensi Nilai Nyata
100-104
95-99
90-94
85-89
80-84
75-79
5
6
10
6
0
3
99.5-104.5
94.5-99.5
90.5-94.5
85.5-89.5
80.5-84.5
75.5-79.5
Lanjutan Lampiran 4
Mencari Mean (Mx), Median (Me), Modus (Mo) dan Standar Deviasi (SD) pada Variabel
Kepuasan Kerja Guru (Y)
Interval f X fx fka fkb X (x –
Mx)
X2 FX
2
100-104 5 102.5 512.5 5 30 9.83 96.62 483.1
95-99 6 97.5 585 11 25 4.83 23.32 139.92
90-94 10 92.5 925 21 19 -0.17 0.028 0.28
85-89 6 87.5 525 27 9 -5.17 26.72 160.32
80-84 0 82.5 0 27 3 -10.17 103.42 0
75-79 3 77.5 232.5 30 3 -15.17 230.12 690.36
Jumlah ∑ f
30
∑ fx
2780
∑ fx²
1473.98
1. Mean (Mx)
Mx =
=
= 92.67
2. Median (Me)
Me =
= 94.5 –
= 94.5 – x 5
= 94.5 – 2
= 92.5
3. Modus (Mx)
Me =
= 94.5 – x 5
= 94.5 –
= 94.5 – 2.5
= 92
4. Standar Deviasi (SD)
SD =
=
=
= 7.009
Lampiran 5
Tabel data Variabel X dan Variabel Y
No. Responden X Y XY X2 Y
2
1 Drs. H. A. Mawardi, MM 76 94 7144 5776 8836
2 Suridi, S.Pd.I 80 97 7760 6400 9409
3 Dra. Asmawiyah 75 97 7275 5625 9409
4 Dra. Tuti Sutianah 70 101 7070 4900 10201
5 Dra. Rina Nova 73 88 6424 5329 7744
6 Sri Suwanti, M.Pd 63 78 4914 3969 6084
7 Drs. Achmad Damiri 74 99 7326 5476 9801
8 Drs. Sahidin 68 93 6324 4624 8649
9 Hj. Titi Sumartini, S.Ag 80 94 7520 6400 8836
10 Ahmad Baihaki, S.Pd 68 94 6392 4624 8836
11 Hj. Basnah, S.Ag 76 87 6612 5776 7569
12 Nur Afnidar, S.Pd 79 91 7189 6241 8281
13 Estri Atutwuri H, S.Pd 77 100 7700 5929 10000
14 Hj. Ika Faiqah, S.Pd. I. 79 89 7031 6241 7921
15 Lilis Komariyah, S.Pd 69 79 5451 4761 6241
16 Nur Alamsyah, S.Pd 67 78 5226 4489 6084
17 Rudy Hartono, S.Pd 69 89 6141 4761 7921
18 Jainudin, S.Pd 75 86 6450 5625 7396
19 Drs. Amsari 77 96 7392 5929 9216
20 Diah Elisa Fy, S. Pd 86 104 8944 7396 10816
21 Kholillullah, S. Pd 90 104 9360 8100 10813
22 Indah Kusuma Dewi, S Pd 74 94 6956 5476 8836
23 Dasahri. M.Pd 79 97 7663 6241 9409
24 Habibillah, S. Kom 79 93 7347 6241 8649
25 Heni, S Pd 76 94 7144 5776 8836
26 Siti Umiyati, S. Pd 78 87 6786 6084 7569
27 Evi Lutfiah, S.Pd 75 99 7425 5625 9801
28 Trisakti Ayu Kusuma 80 101 8080 64C0 10201
29 Sugiyardi, Mm 75 90 6750 5625 8100
30 Dra. Arifatun M. 74 93 6882 5476 8649
2261 ∑ X
2786 ∑ Y
210678 ∑ XY
171315
∑ X²
260116 ∑ Y²
Lampiran 6
Diagram Histogram Variabel X ( Iklim Kerja Sekolah )
Kelas Interval
Fre
ku
ensi
Lanjutan Lampiran 6
Diagram Histogram Variabel Y ( Kepuasan Kerja Guru )
Kelas Interval
Fre
ku
ensi
Lanjutan Lampiran 7
HASIL OBSERVASI
PENELITIAN DI MTS.N 8 JAKARTA
1. STRUKTUR ORGANISASI
a. Struktur organisasi pada MTs. N 8 Jakarta sebagai berikut:
1) Kepala Madrasah
2) Komite Madrasah
3) Kepala Urusan Tata Usaha
4) Waka Bid. Kurikulum
5) Waka Bid.Kesiswaan
6) Waka Bid. Sarana Dan Prasarana
7) Waka Bid. Pengembangan Mutu
8) Koordinator / Pembina
9) Wali Kelas
10) Guru Mata Pelajaran
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
KMA 28/2013
Kepala Madrasah
Komite Madrasah
Kepala Urusan Tata Usaha
Tata Usaha
Wakil Kepala KESISWAAN
Wakil Kepala PENG.MUTU
Wakil Kepala KURIKULUM
Wakil Kepala SARANA &
PRASARANA
Guru Mata Pelajaran
Koordinator/ Pembina
Wali Kelas
Peserta Didik
Lanjutan Lampiran 7
2. FUNGSI-FUNGSI STUKTUR ORGANISASI
a. Keterangan Koordinator/Pembina
1) Koordinator Perpustakaan
2) Koordinator Lab. Bahasa
3) Koordinator Lab. Ipa
4) Koordinator Lab. Komputer
5) Koordinator Mgmp
6) Koordinator Ekskul
7) Koordinator Keagamaan
8) Koordinator Bk
b. Penjelasan Struktur Organisasi
1. Kepala Madrasah
a) Kepala madrasah adalah seorang yang ditujuk , diangkat, dan
diberhentikan oleh instansi yang berwenang
b) Masa jabatan kepala madrasah disesuaikan dengan peraturan yang
berlaku dalam lingkungan Departemen Agama (lihat keputusan Dirjen
Bimbingan Islam tentang Pedoman Pengangkatan Kamad No. E/101
tahun 2001)
c) Kepala Madrasah bekerja sesuai dengan amanat dan tugas dari Kanwil
Depag DKI Jakarta
d) Kepala Madrasah harus melaksanakan program kerja yang telah
diputuskan dalam raker MTsN. 8
e) Kinerja Kepala Madrasah berada di bawah tanggung jawab Kepala
Bidang MAPENDA KANWIL KEMENAG DKI Jakarta
f) Secara strktural Kepala MadrasahTsanawiyah bertanggung jawab
kepada Kepala KANDEPAG dan secara teknis dan edukatif di bawah
KASI MAPENDA
g) Secara moral Kepala Madrasah bertanggung jawab kepada guru,
karyawan dan komite MTsN 8
h) Kepala Madrasah dapat mengambil kebijakan –kebijakan yang
dipandang perlu dalam meningkatkan mutu/kualitas MTsN.8
Lanjutan Lampiran 7
i) Untuk memperlancar tugas-tugasnya, Kepala Madrasah dibantu oleh
tiga orang wakil Kepala dan satu orang Kepala Tata Usaha
j) Kepala Madrasah bukan jabatan structural melainkan guru yang
mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Madrasah
2. Komite Madrasah
a) Pengertian komite madrasah adalah sebuah lembaga permusyawaratan
madrasah terdiri dari wakil para guru, wakil orang tua didik, tokoh
pendidik, tokoh masyarakat yang bertanggung jawab menetapkan
kebijakan madrasah
b) Komite madrasah ditunjuk melalui pemilihan oleh perwakilan orang
tua peserta didik
c) Kebijakan yang ditetapkan komite madarasah harus berdasarkan
keputusan yang disepakati oleh seluruh pengurus komite madrasah
yang terpilih
d) Masa jabatan komite madrasah satu periode yaitu tiga tahun
e) Pengurus komite adalah orang-orang yang mau berkerja keras, peduli
terhadap dunia pendidikan dan berjiwa sosial yang tinggi
f) Komite madrasah merupakan badan yang bersifat mandiri dan tidak
mempunyai hubungan hierarkis dengan madrasah maupun lembaga
pemerintah lainnya, tetapi tetap sebagai mitra yang harus saling
bekerja sama sejalan dengan konsep manajemen berbasis sekolah
(MBS)
g) Tujuan dibentuknya komite madrasah sebagai suatu organisasi
masyarakat madrasah adalah sebagai berikut:
Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat
dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan
di stuan pendidikan
Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan
Lanjutan Lampiran 7
Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel dan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan
bermutu
Adapun peran yang dijalankan komite madrasah adalah sebagai
berikut.
Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan
pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan
Pendukung (supporting agency) , baik yang berwujud financial,
pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan
Pengontrol (controlling agency) dalama rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan di
satuan pendidikan
Mediator antara MTsN 8 dengan orang tua murid dan masyarakat
untuk kelancaran pelaksanaan pendidikan
3. Kepala Urusan Tata Usaha
a) Kepala Urusan Tata Usaha (Kaur TU) adalah seorang yang
ditunjuk,diangkat dan diberhentikan oleh lembaga atau instansi yang
berwenang
b) Kepala Urusan Tata Usaha adalah pejabat eselon V.a yang ditunjuk
oleh Menteri Agama yang di SK-kan oleh KANWIL KEMENAG
Provinsi DKI
c) Masa jabatan Kaur TU disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan
yang berlaku dalam lembaga terkait
d) Untuk kelancaran tugas-tugasnya Kaur TU dibantu oleh staf Tata
Usaha
e) Bertanggung jawab terhadap urusan Kehumasan dan Staf Tata Usaha
f) Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelayanan administrasi umum,
kepegawaian, keuangan, sarana, dan prasarana.
4. Wakil kepala madrasah (wakamad)
Tugas wakil kepala madrasah :
Lanjutan Lampiran 7
a) Wakil kepala madrasah dipilih langsung melalui rapat dewan guru dan
disahkan oleh kepala madrasah
b) Wakil kepala madrasah harus memenuhi kreteria sebagai berikut:
Sehat jasmani dan rohani
Mampu membaca dan menulis al qur’an
Pendidikan minimal sarjana (S1)
Pengalaman mengajar sekurang-kurangnya lima tahun di MTsN 8
Mampu bekerja sama dengan pimpinan, pengawas, komite serta
warga madrasah
Pangkat/Gol IIIc
c) Wakil kepala madrasah terdiri dari :
Wakil kepala bidang (wakabid) kurikulum
Wakil kepala bidang (wakabid) kesiswaan
Wakil kepala bidang (wakabid) sarana dan prasarana
Wakil kepala bidang (wakabid) pengembang mutu
d) Masa jabatan wakil kepala madrasah tiga tahun
e) Masa jabatan maksimal dua periode
f) Apabila belum habis masa jabatan para wakil melakukan pelanggaran
atau dinilai kurang cakap dan kurang mampu malaksanakan tugas,
sehingga mengganggu kelancaran pendidikan, ketenangan dan
kenyamanan, maka surat keputusan (SK) pengangkatan dapat ditinjau
kembali, dengan mengeluarkan SK pemberhentian dan digantikan oleh
pejabat yang melaksanakan tugas(PYMT) yang ditunjuk langsung oleh
kepala madrasah.
ANGKET IKLIM KERJA SEKOLAH
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : Pria/Wanita
3. Status : PNS/ Honorer
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah terlebih dahulu sebelum menjawab
2. Berilah tanda ceklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat anda
3. Jawaban hendaknya diberikan dengan sejujur-jujurnya
4. Dengan kriteria jawaban sebagai berikut:
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
R = Ragu-Ragu
No. PERNYATAAN SS S R TS STS
1. Kepala sekolah yakin dengan kemampuan saya dalam
mengajar
2. Kepala sekolah mengakui bahwa saya mentaati peraturan
sekolah
3. Semua pekerjaan di sekolah saya lakukan dengan
maksimal
4. Kepala sekolah menyampaikan informasi kepada saya
dengan jujur/apa adanya
5. Kepala sekolah berkomunikasi secara langsung dalam
membahas masalah di sekolah
6. Kepala sekolah mau menerima kritik dari para guru
7. Saya tidak terbuka kepada guru yang lain ketika
menghadapi masalah di sekolah
8. Kepala sekolah memberikan bimbingan kepada saya
untuk mengatasi kesulitan proses belajar mengajar
9. Kepala sekolah mendengarkan pendapat guru walaupun
tidak sejalan
Lampiran 8
10. Saya tidak dilibatkan dalam pembuatan program kerja di
sekolah
11. Pembagian tugas guru diputuskan lewat musyawarah
untuk dapat kata sepakat
12. Saya sering dilibatkan dalam proses pengambilan
keputusan di sekolah
13. Saya dilibatkan untuk membahas masalah kenaikan SPP
di sekolah
14. Kepala sekolah mau mendengarkan pendapat saya
15. Saya selalu menyampaikan ide/gagasan untuk
memperbaiki prestasi di sekolah
16. Saya merasa leluasa untuk melaksanakan pekerjaan
sebagai guru
17. Kepala sekolah tidak memberikan deadline ketat kepada
saya terkait dengan penyelesaian pekerjaan
18. Kepala sekolah memahami dan menerima
kekurangan/kelemahan saya dalam mengajar
19. Saya senang mengajar di sini karena lingkungan kerja
yang bersifat kekeluargaan
20. Antara kepala sekolah dengan saya sering terjadi selisih
paham
21. Hubungan guru dan kepala sekolah tidak akrab
22. Kepala sekolah tidak melaksanakan tanggung jawabnya
secara baik
23. Dalam melaksanakan program sekolah, kepala sekolah
menyerahkan sepenuhnya kepada para guru
24. Kepala sekolah menyusun program tidak sesuai dengan
data yang tersedia
25. Kepala sekolah tidak menyusun program sekolah
menurut skala prioritas
26. Kepala sekolah tidak peduli dengan konflik yang terjadi
di sekolah
27. Kepala sekolah bersikap egois dalam pengambilan
keputusan
28. Kepala sekolah tidak mau menerima usulan dari para
guru untuk menyelesaikan masalah di sekolah
29. Saya tidak giat mengajar karena tidak diberikan
penghargaan atas prestasi yang saya berikan
30.
Saya tidak bersungguh-sungguh untuk membantu kepala
sekolah dalam mencapai tujuan sekolah yang telah
ditetapkan
ANGKET KEPUASAN KERJA GURU
No. PERNYATAAN SS S R TS STS
1. Sebagai guru saya memperoleh pendapatan yang belum
memadai
2. Saya dapat memenuhi semua kebutuhan dengan
penghasilan yang diberikan sekolah
3. Penghasilan yang saya terima sesuai dengan jabatan yang
saya pangku
4. Saya merasa cukup dengan penghasilan yang diberikan
oleh sekolah ini
5.
Penghasilan yang diberikan oleh sekolah lebih dari
cukup, sehingga membuat saya tidak perlu mencari uang
tambahan diluar sekolah ini
6. Kepala sekolah selalu memberikan kompensasi terhadap
prestasi kerja karyawan
7. Saya merasa senang dengan kondisi lingkungan kerja
sekarang
8. Suasana ditempat saya bekerja/mengajar cukup bising
9. Kebisingan ditempat kerja saya mengganggu konsentrasi
dalam mengajar
10. Saya merasakan lingkungan kerja yang harmonis dan
kondusif
11. Dalam meningkatkan kemampuan saya, kepala sekolah
menawarkan pelatihan
12. Saya merasa nyaman bekerja disini karena banyaknya
peluang untuk maju atau mengembangkan karier
13. Hasil kerja yang baik menghasilkan adanya promosi
jabatan pada guru
14. Setiap guru memiliki kesempatan yang sama untuk
peningkatan karir atau untuk dipromosikan
15. Kebijakan yang dijalankan oleh pimpinan cukup adil
bagi saya
16. Saya merasa cocok terhadap teman sekerja di sini
17. Rekan kerja saya di sekolah ini menyenangkan
18. Sapaan atasan pada saya memberikan perasaan puas pada
diri saya
19. Saya merasa teman di sekolah ramah kepada saya
20. Setiap tugas dapat saya selesaikan dengan baik bila ada
dukungan dari rekan kerja di sekolah
21. Saya menjalin keakraban dengan rekan-kerja saya baik
didalam maupun diluar sekolah
22. Dengan senang hati saya akan membantu teman sekerja
yang membutuhkan bantuan
23. Saya merasa aman dalam bekerja sama dengan guru lain
di kantor
24. Kerja sama antar guru dapat meningkatkan gairah kerja
25. Saya merasa puas dengan dukungan yang diberikan rekan
kerja dalam melaksanakan tugas di sekolah
26. Saya merasa senang dengan interaksi antar individu di
sekolah
27. Orang-orang yang bekerja dengan saya member
dukungan yang cukup kepada saya
28. Apapun tugas yang diberikan kepala sekolah pada saya,
saya tekuni dengan baik
29. Saya dapat menyelesaikan kesulitan yang saya hadapi
karena atas bimbingan kepala sekolah
30. Saya bangga menyelesaikan tugas sekolah tepat pada
waktunya
Lanjutan Lampiran 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Drs. H. A. Mawardi, MM 5 5 5 5 4 3 4 5 4 5 5 5 3 4 4 5 4 5 4 5 5 94 430
2 Suridi, S.Pd.I 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 97 453
3 Dra. Asmawiyah 3 5 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 97 333
4 Dra. Tuti Sutianah 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 101 514
5 Dra. Rina Nova 2 3 5 2 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4 3 3 5 5 5 5 5 88 392
6 Sri Suwanti, M.Pd 4 4 5 3 4 3 3 3 4 3 3 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 78 298
7 Drs. Achmad Damiri 5 5 5 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 99 473
8 Drs. Sahidin 5 3 5 4 5 4 3 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 4 93 425
9 Hj. Titi Sumartini, S.Ag 4 5 5 5 5 3 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 94 428
10 Ahmad Baihaki, S.Pd 5 5 5 2 5 4 5 5 3 5 5 4 3 5 4 5 5 5 4 5 5 94 436
11 Hj. Basnah, S.Ag 5 4 5 5 5 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 87 367
12 Nur Afnidar, S.Pd 4 5 5 3 4 3 5 5 5 4 4 5 5 3 5 4 4 4 5 5 4 91 405
13 Estri Atutwuri H, S.Pd 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 100 482
14 Hj. Ika Faiqah, S.Pd. I. 4 5 5 3 4 4 5 4 3 5 5 5 3 5 3 5 4 4 4 4 5 89 389
15 Lilis Komariyah, S.Pd 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 5 5 3 4 4 3 4 4 3 4 79 305
16 Nur Alamsyah, S.Pd 4 5 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 78 298
17 Rudy Hartono, S.Pd 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 5 89 383
18 Jainudin, S.Pd 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 86 356
19 Drs. Amsari 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 96 444
20 Diah Elisa Fy, S. Pd 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 104 498
21 Kholillullah, S. Pd 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104 516
22 Indah Kusuma Dewi, S Pd 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 3 5 4 5 4 4 4 4 4 94 428
23 Dasahri. M.Pd 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 97 453
24 Habibillah, S. Kom 4 5 5 1 4 4 5 5 5 5 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 93 431
25 Heni, S Pd 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5 5 4 94 428
26 Siti Umiyati, S. Pd 5 4 3 4 5 3 3 5 4 5 4 5 3 3 4 5 4 5 5 4 4 87 373
27 Evi Lutfiah, S.Pd 5 5 5 4 3 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 99 473
28 Trisakti Ayu Kusuma 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 101 489
29 Sugiyardi, Mm 5 5 4 4 5 3 5 5 4 5 4 5 2 3 4 5 5 4 4 5 4 90 400
30 Dra. Arifatun M. 4 5 4 4 5 3 5 4 4 5 3 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 93 421
∑ xi 133 138 141 120 135 115 133 136 128 140 128 137 126 116 132 137 133 135 138 132 137 2786 12521
∑ xi² 605 646 0.67 514 610 457 607 623 560 662 560 635 556 466 592 635 599 599 642 594 633
SETELAH UJI COBA VARIABEL Y (KEPUASAN KERJA GURU)
No NamaNomor Butir Soal
∑ xt ∑ xt²
* &4%w&w w
FORM (FR)
No. Dokumen : -flTKFR4KD{81Tgl. Terbit : l tVaret ZO1O
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 tndonesia
Nomor : Un.01/F.1/I(M.01.3/..........12011Lamp. :-Hal :Bimbingan Skripsi
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Kepada Yth.
Hasyim ASy'ari. M.pdPembirnbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUN Syarif HidayatullahJakarta.
As s alamu' al aikum wr.w b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing IIII(rnateri/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Jakarta,lg Desember 20 l2
Hasan Aryanto
l 060 1 8200758
KI-Manaj emen Pendidikan
XIII,,HUBUNGAN IKLIM KERJA SEKOLAH DENGAN KEPUASAN
Atas perl,atian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Vf/as s al amu' al aikum wr.w b.
KERJA GURU (STUDI DI MTS. NEGERI S JAKARTA)".Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 23 November 2012 ,abstraksiloutline tetlampir. Saudara dapat melakukan plrubahan redakslJnal pada judul tersebut.Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghrur"gi Jurusanterlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, d.an dapatdiperpanjangselama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Tembusan:L Dekan FITK2. Mahasiswa ybs.
-Manajemen Pendidikan
i.
J1
i:'t
Nomor : Un.0l/F. l/t(M.0t .3/l06it}0t3Lamp. : -Hal : Permohonan lzin penelitian
Jakarta, l3 Juni 2013
Keguruan UIN Jakarta yang sedang(riset) di instansi/sekolah/madrasah
Kepada Yth.Kepala MTs. Negeri 8 Jakarta
diTempat
Assalamu' al a ikum w r.w b.
Dengan hormat kami sampaikan bahrva,
Nama
NIl\4
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Hasan Aryanto
I 60 I 82007s8
Kl- Manajemen pendidikan
XIV (empat belas)
" Hubungan Ikrirn Kerja Sekorah dengan Kepuasan Kerja curu studi diMTs. Negeri g Jakarta.,,
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah danmenyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitianyang Bapal</lbu pimpin.
untuk itu karni mohon Bapak/lbu dapat mengizinkan mahasislva tersebut melaksanakanpenelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih.
I|/ass a I a m u' a la i ht m wr. yv b.
Ir rim I
;-$-o!{,i
KE TCI E N T E R I A IVAG A rVIEUIN JAKARTAFITKJt. t.. H. Juanda No 95 ciputat 1 5412 tndonesja
FORM (FR)
No.Dokumen :--FFK+R+KD{81gl. Terbit : tZ wtaret ZOtg
g!RAT PERMoHONAN IZIN PENELIfIAN
It4anajemen pendidikan
. Mu'arif SANf,r96507t71994031
Jd!v-y
il(E
(0t\
c$L:fgE
ii$r
O)
a-c$EG
-v:tz6
<.F{oNcY)tilolNlZIEI<lFIIT&z)H*r
E-
1O0-aUg
E$
v
Fl
zsrI1F(t)rqEtd
t4 l-4&egusEl 5Z-2fr=rI1t7z9<trG4,l!'(aEJF.
FF{a
\n
cf)
oc!f-)tr)
(gtolz$-)
roOOcr)O@@O)rOOce(o
..cDfa:!io.\iF- llls? t
EErot!3(!
:'.<F<ii
,','l]t::,1;i;1
:i:i;:"l
sa-G
at,otrtui<8TQ
;o-aO(o
Eo-\a(!
'r:}c
\\I +
Visi dan Misi l$atuan FendiCikan
Madrasah 'fsanawiyah Negeri I JakaiaTahun Pelaj ar an 2A1,3 DAI 4
Visi : Berprestasi, Islauri dan Foputris
h'{isi :
I . Meninglcatkan profesionalisme tenaga pendidik dan
kependid.il<.an
2. Mengaplilcasilcan penclekatan pembelajlran contextual,J teaching dan learning
3. Menciptakan sua's&na pembelaiaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan
' 4. Vlengernbangkan model-modei pembelajaran yang berbasis
IT5" Mengembangkan pr{rsfis belajar mengajar bernuansa islami
6. Ivtenjadikan agama islarn sebagai ruh dan surnber nilai
pengembangan madrasah
7. Menjalin kerjasarna dengan rnasyarakat, lingkungan dan
instansi yang conceffl terhadap madrasah
8. Menjadikan orang tua peserta didik dan masyarakat sebagai
mitra
KEMENTERIAN AGAMAMADRASAH TSANAWIYAH NEGERI B JAKARTA
[Mrs. N B)
Jl. SeruniKomp. BTN Kresek Indah Kel. Duri Kosambi Kec. Cengkareng Jakarta Barat 11750
E-M@lL : [email protected]
TelP. (021) 545 1883NSM. 121.131.730.001
Faks. [021J 545 1883NPSN.20178153
NomorSifatLamp.
Hal
: MTs. 09.4.8 ftL.Aol 0 S3 12014
:Penting:-: Pelaksanaan Penelitian
KepadaDekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Kependidikan
Universitas lslam Negeri
Jakarta
Assalamu'alaikumWr. Wb
Yang bertandatangan dibawah ini:
Jakarta, 1 2 F ebruan 201 4
NamaNIP.
PangkaU Gol
JabatanUnit Kerja
Dengan ini menerangkan bahwa:
: Drs. H. A. MAWARDI, MM
:19631001 198803 1 005
: Pembina Tk. 1/ lV.B
: Kepala Madrasah
: MTs Negeri8 Cengkareng Jakarta Barat
Nama
NIM
JurusanSemester
: HASAN ARYANTO
:16018200758
: K1-Manajemen Pendidikan
: lV ( empat belas )
Telah melakukan penelitian pada Madrasah Tsanawiyah NegeriS cengkareng Jakarta
Barat dengan Judul "Hubu nganlklim Keria sekolah dan Kepuasan Guru Sfudt dt
Madrasah Tsanawiyah Negeri I Cengkareng Jakark Baraf'.Sejak tanggal,20 Agustus
s.d. 28 Oktober 2013.
Demikian, Keterangan ini dibuat dengan sebenamya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinYa.
ffiERra\,'-
ffi 6rc. H. A. MAWARDI, MM D
NrP. 19631001 198803 1 005'