HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN...

77
HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Agama (S. Ag) Disusun Oleh: Endang Jayadi NIM: 1112034000075 PRODI TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/ 1440 H

Transcript of HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN...

Page 1: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Syarat

Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Disusun Oleh:

Endang Jayadi

NIM: 1112034000075

PRODI TAFSIR HADITS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/ 1440 H

Page 2: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber
Page 3: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

.A

Page 4: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber
Page 5: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

i

ABSTRAK

Endang Jayadi: “HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA

DENGAN TAKDIR”

Dalam penelitian ini peneliti fokus membahas tentang hadis penciptaan

manusia dan hubungan nya dengan taqdir. Penelitian menggunakan metode

penelitian pustaka (library research). Secara garis besar penelitian ini dibagi

menjadi dua tahap yaitu pengumpulan data dan pengelolahan data. Pada tahap

pertama, metode yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu

menginventarisasi data kepustakaan yang terkait dengan tema, dalam hal ini data

diambil dari sumber primer (sumber data utama) yakni Kutub al-Tis‟ah yang

membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber sekunder diambil dari

berbagai macam kitab syarah hadis, buku, jurnal, artikel, serta berbagai macam

tulisan yang mendukung dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan pemahaman

yang baik terhadap hadis, penulis menggunakan beberapa tahap. Pertama, penulis

menulusuri hadis dengan menggunakan metode kata pada kitab Mu‟jam Mufahras

li al-Fadz al-Hadis al-Nabawi,dan metode tematik pada kitab Miftah al-Kunuz al-

Sunnah. Kedua, penulis menelaah kualitas hadis ditinjau dari segi

ketersinambungan sanad dan inetgritas (صوخ) serta inetelktualitas(ضجظ) perawi.

Ketgiga, penulis menjabarkan serta menerangkan maksud dan tujuan hadis dengan

bantuan kitab syarah hadis.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Pertama, hadis penciptaan manusia

yang diriwayatkan oleh Bukhari ini ditinjau dari segi kualitasnya sanadnya

shâhih, karena ketersinambungan (ز) sanad dari awal hingga akhirnya dan

tidak ada seorang rawipun yang tidak dipercaya )ؿ٤و اضلخ( atau kurang hafalannya

Selain diriwayatkan oleh Bukhari, hadis ini diriwayatkan pula oleh .(ه٤ اضجظ)

Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibn Majah.

Kedua, hadis tentang penciptaan manusia ini sangat erat hubungannya

dengan konsep taqdir, karena ketika manusia diciptakan saat itu pula taqdir telah

ditetapkan baginya, bahkan sebelum manusia itu dilahirkan, yakni pada saat hari

ke 40 dalam kandungan.

Ketiga, Proses kejadian manusia berdasarkan hadis terjadi dalam dua

tahap: Pertama, tahapan primodial, yakni proses penciptaan Nabi Adam a.s

sebagai manusia pertama. Kedua, tahapan biologi, yakni manusia diciptakan dari

intisari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat

yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku („alaqah) yang

menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya

segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu

kepadanya ditiupkan ruh dan kemudian ditetapkan atasnya taqdir yakni amal,

rezeqi serta ajalny.

Page 6: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

ii

KATA PENGANTAR

اوؽ اوؽ٤ث هللا

Segala puji hanya bagi Allah Subhâna Wa Ta‟âlâ, Karena atas rahmat dan

karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Salallahu „Alaihi Wa Sallam,

para keluarganya, para sahabatnya, para muhadid, serta para pengikutnya yang

beriman. Sebagai pemimpin dan suri tauladan bagi umatnya, yang telah

meninggalkan warisan terbesar berupa Al-Qur‟an dan hadis. Demikian juga

orang-orang yang mengikuti ajarannya sampai hari pembalasan kelak.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Ushuluddin (S.Ag). Dalam penyusunan ini menyadari sepenuhnya bahwa

skripsi ini masih terdapat banyak kekhilafan, kekurangan dan keterbatasan ilmu

pengetahuan yang penulis miliki. Namun, berkat bimbingan, arahan, dan motivasi

dari berbagai pihak, dan Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat

menyelesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu, yang

selalu memberikan semangat dan dorongan sehingga saya dapat menyelesaikan

skripsi ini. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua (Bapak. Jumat Hidayat dan ibu Emi) yang selalu

mendukung dan mendoakan saya, serta kakak dan adik saya (Endra

Afriana, Rizki Arif Hidayatullah) terimakasih atas dukungan dan

bantuannya.

2. Prof. Dr. Amany Bahrudin Umar Lubis Lc. MA Rektor Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 7: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

iii

3. Prof. Dr. Masri Mansoer, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

dan Filsafat.

4. Dr. Lilik Ummi Kaltsum, M.A., selaku Ketua Jurusan Tafsir hadis.

5. Drs. Banun Binaningrum, selaku Skeretaris Jurusan Tafsir Hadis.

6. Dr. M. Isa HA Salam, M.A, selaku dosen pembimbing skripsi,

terimaksaih atas bimbingan, saran dan pengarahan kepada saya.

7. Bapak Kusmana, M.A, Ph.D selaku dosen pembimbing Akademik,

terimakasih atas nasehat dan bimbingan terhadap penulis dari awal

kuliah hingga sampai saat ini.

8. Para staf perpustakaan, Perpustakaan Fakultas (PF) Ushuluddin dan

Perpustakaan Utama (PU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Nurhalimah yang selalu menemani dan mendukung penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini dan selalu menemani di saat suka maupun

duka.

10. Keluarga besar Bale khususnya, Ayah Evi Antara, mamang Haryono,

Om Junaidi, Om Wahyu, Aki Asep, Teh Ayu dan kawan-kawan

seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu,

terimakasih sebesar-besarnya atas dukungan dan semangatnya yang

selalu diberikan kepada penulis.

11. Sahabat-sahabati yang selalu mengerjakan skripsi ini bersama-sama di

perpustakaan (Riswan Sulaeman yang membantu,mengarahkan dan

menemani saat revisi, dan teman-teman THB lainnya).

Saya sangat berharap adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif

demi kesempurnaan dan pengembangan penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis, dan para pembaca umumnya.

Jakarta, 5 Oktober 2018

Penulis

Endang Jayadi

Page 8: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR. ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

TRANSLITERASI ............................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ........................................... 8

C. Tujuan dan manfaat Penelitian ................................................... 8

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 9

E. Metodelogi Penelitian ................................................................ 10

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 12

BAB II PROSES PENCIPTAAN MANUSIA DAN KONSEP TAQDIR

DALAM ISLAM

A. Wawasan Al-Qur‟an dan hadis proses penciptaan manusia ...... 13

B. Konsep taqdir dalam islam. ......................................................... 25

BAB III KORELASI HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN

TAKDIR

A. Teks hadis Nabi ......................................................................... 33

B. Takhrij hadis. ............................................................................. 34

Page 9: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

v

C. I‟tibar sanad ............................................................................... 39

D. Skema sanad hadis dan derajat hadis ....................................... 40

E. Korelasi hadis dengan taqdir ................................................... 47

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 59

B. Saran ........................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman

pada buku pedoman penulisan skripsi yang terdapat dalam buku Pedoman

Akademik Program Strata I tahun 2013-2014 UIN Syarif Hidayatullah.

A. Padanan Aksar

Huruf Arab Huruf Lain Keterangan

tidak dilambangkan ا

B Be ة

T Te د

Ts te dan es س

J Je ط

H h dengan garis bawah ػ

Kh Ka dan ha ؿ

D DE ك

Dz De dan zet م

R Er ه

Z Zet ى

S Es

Page 11: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

vii

Sy es dan ye

S es dengan garis bawah

D de dengan garis bawah

T te dengan garis bawah ط

Z zet dengan garis bawah ظ

Koma terbalik di tas menghadap ع

kekanan

Gh ge dan ha ؽ

F Ef ف

Q Ki م

K Ka ى

L El

M Em

N En

W We

H Ha ب

Apostrof „ ء

١ Y Ye

Page 12: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

viii

B. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri

dari vokal tunngal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vocal

tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah

I Kasrah

U Dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut :

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

١ Ai a dan i

Au a dan u

C. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Page 13: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

ix

Tanda vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ـب ȃ a dengan topi di atas

ـ٢ ȋ i dengan topi di atas

ـ Ȗ u dengan topi di atas

D. Kata sandang

Kata sandang, yang dalam system aksara Arab dilambangkang dengan

huruf, yaitu, dialihaksarakan menjadi huruf /I/, baik diikuti huruf syamsiyah

maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-nisa bukan an-nisa, al-rijal bukan ar-rijal.

E. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam system tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda ( ), dalam alihaksara ini dilambangkan denga huruf, yaitu

menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak

berlaku jika huruf yag menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang

yang telah diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata tidak ditulis ad-

darurah melainkan al-darurah, demikian seterusnya.

F. Ta Marbutah

Berkaitan dengan alihaksara ini, jika huruf ta marbutah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksaraka menjadi huruf /h/(lihat

contoh di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbutah tersebut diikuti

pada sifat (na‟t) (lihat contoh 2). Namun jika huruf ta marbutah tersebut diikuti

kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/(lihat

contoh 3).

Page 14: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

x

No Tulisan Arab Keterangan

طو٣وخ .1 Tariqah

اغبؼخ اإلال٤خ .2 al-Jami‟ah al-Islamiyyah

ؽلح اعك .3 Wahdat al-wujud

G. Huruf kapital.

Meskipun dalam system penulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam

alihaksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan

yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara

lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal, nama tempat, nama bulan,

nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan, jika nama iri didahului oleh kata

sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal atau kata

sandanngya. (Contoh: AbÛ Hâmid al-Ghazâlî bukan AbÛ Hâmid Al-Ghazâlî, al-

Kindi bukan Al-Kindi).

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan

dalam alihaksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau

cetak teball (bold). Jika menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak miring,

maka demikian halnya dalam alihaksaranya, demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal

dari Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya

berasal dari bahasa Arab. Misalya ditulis Abdussamad al-Palimbani, bukan „Abdu

al-Salam al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak NÛr al-Dîn al-Rânirî.

Page 15: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setelah penciptaan bumi, langit, dan malaikat Allah bekehendak untuk

menciptakan makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni dan

memelihara bumi sebagai tempat tinggalnya.

Manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baiknya

ciptaan dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Manusia dilengkapi akal

untuk berfikir yang membedakannya dengan binatang. Mengenai proses kejadian

manusia dan takdir yang ditetapkannya, dalam al-Qur‟an QS, al-hijr: 28-29 :

إ ؽ وا ن ث خ إ٢ ف ئ هثي إم هب ٢ لقذ ك٤ ٣زۥ كإما

غل٣ ؽ٢ كوؼا ۥ ٢ه

Artinya :

Dan (ingatlah), ketika Allah berfirman kepada para malaikat:

"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat

kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk,Maka

apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan

kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan

bersujud (QS, al-hijr: 28-29)1

Diterangkan dalam ayat di atas bahwa manusia diciptakan dari sari pati

tanah dengan bentuk yang sebaik-baiknya kemudian ditiupkan ruh kepadanya

hingga menjadi hidup.

1 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Darus Sunnah,

2015). h. 349.

Page 16: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

2

Adapun hadis-hadis yang berbicara tentang penciptaan manusia dan takdir adalah:

Shahih Bukhari no 3332 :

صب ػجل هللا ت ؽل صب ى٣ل ث ؽل صب األػ ؽلصب أث٠ ؽل ؽل و ث صب ػ ٠ هللا ؽل هللا ؽلصب ه

لم بكم ا ا أهثؼ » ػ٤ أ غ ك٠ ثط ٣غ أؽل إ مي، ص ض ػوخ ٣ ب، ص ٣ ٤

أع زت ػ بد، ك٤ ب ثؤهثغ إ٤ ٣جؼش هللا مي، ص ض خ ـ ض ٣ ؼ٤ل، ص و٠ أ هىه

ػ، كإ او ـ ك٤ ل جن ػ٤ ا ٣ ث٤ب إال مهاع، ك٤ ث٤ ب ٣ ابه ؽز٠ أ ثؼ ٤ؼ ع زبة او

غخ، ؽز ا أ ثؼ ٤ؼ ع او إ غخ، ا غخ، ك٤لف ا أ ثؼ ث٤ب إال مهاع ك٤ؼ ث٤ ب ٣ ٠

ابه ابه ك٤لف أ ثؼ زبة، ك٤ؼ ا جن ػ٤ ك٤

Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah mencertikan

kepada kami Rasulullah SAW : “Sesungguhnya salah satu dari kamu

(sperma) dikumpulkan dalam perut ibumu selama 40 hari, kemudian

menjadi segumpal darah selama itu juga, kemudian menjadi segumpal

daging selama itu juga, kemudian Allah mengutus malaikat untuk

menyerukan 4 hal. kemudian malaikat itu menulis amalnya, rezekinya,

ajalnya, yang buruk maupun yang baik. Kemudian ditiupkan ruh ke dalam

segumpal daging tersebut. Maka sesungguhnya salah seorang diantara

kamu mengerjakan amalan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan

neraka itu tinggal satu hasta, sampai melebihi apa yang telah ditetapkan

padanya, tetapi kemudian ia mengerjakan amalan ahli surga, maka ia

masuk ke dalam surga. Dan salah satu diantara kamu mengerjakan amalan

ahli surga hingga jarak antara ia dan surga tinggal satu hasta, sampai ia

melebihi apa yang telah ditetapkan padanya dan mengerjakan amalan ahli

neraka, maka ia masuk ke dalam neraka”.

Hadis di atas berbicara tentang takdir yang diberikan Allah kepada

manusia pada awal penciptaannya sebelum lahir ke dunia. Dalam hadis tersebut

dijelaskan bahwa pada saat manusia berada di dalam kandungan, kira-kira

berumur 4-5 bulan, diutus malaikat kepadanya untuk menuliskan takdirnya di

Page 17: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

3

dunia. Takdir di sini berupa rezeki dan umur serta hal-hal yang akan terjadi dalam

hidupnya, baik itu hal-hal yang membahagiakan ataupun penderitaan-penderitaan

yang akan dialaminya. Dalam hadis ini juga dijelaskan bahwa terkadang ada

manusia yang tidak akan bisa menyangka bagaimana akhir hidupnya sesuai

dengan takdir yang telah Allah tetapkan padanya.

Diceritakan dalam hadis tersebut bahwa ada seseorang yang berbuat

kejahatan terus menerus hingga sampailah ketetapan akan hukuman dari

perbuatannya, akan tetapi di akhir hidupnya ia bertobat dan mengerjakan amal

kebaikan hingga akhirnya masuk surga. Begitu juga sebaliknya, orang yang pada

awalnya selalu mengerjakan amal kebaikan, akhirnya masuk neraka karena di

akhir hidupnya ia berpaling dari kebaikannya, begitu juga kelahiran pada bayi

sangatlah bisa dipengaruhi oleh perbuatan orang tuanya di dalam kehidupannya

sehari-hari baik atau buruk prilaku perbuatan bisa sangatlah berpengaruhi dengan

takdir yang akan ditetapkannya pada calon bayi yang akan lahir nanti. Begitulah

takdir Allah terhadap manusia, jikalau Ia menghendaki sesuatu terjadi, sehebat

apapun manusia menghindar, ia tidak akan terlepas dari takdir itu. Hal ini telah

dijelaskan di dalam Al Qur‟an surah al Mursalat ayat 20-23 :

( ٤ بء قو )02أ ٤ ب ك٢ هواه )02( كغؼ ؼ )( ك 00( إ٠ هله وبكه ا (02ولهب كؼ

Artinya : “Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina.

Kemudian Kami tempatkan dia di dalam tempat yang kokoh (rahim).

Page 18: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

4

Sampai waktu yang ditentukan. Lalu Kami tentukan (bentuknya), Kami

adalah sebaik-baik yang menentukan”.( al Mursalat ayat 20-23)2

Problem pertama yang timbul dari permasalahan taqdir yaitu makna dari

taqdir itu sendiri. Jika secara harfiah takdir itu sendiri ditetapkan sebagai ukuran

atau batasan tertentu dalam diri atau sifat sesuatu,3 pengertian taqdir masih

menjadi sebuah perdebatan. Secara umum pandangan terhadap takdir terpecah

kepada dua kutub besar di mana satu sisi berarti ketetapan perbuatan manusia

telah ditentukan sejak zama azali, sebelum dilahirkan ke dunia.

Pertanyaan selanjutnya yang timbul dari permasalahan ini pada kalangan

masyarakat apakah taqdir berada di dalam kehidupan seseorang, tidak salah jika

Muhammad Ali mengatakan bahwasanya paham seperti inilah yang akan

menjadikan pandangan umum mayoritas umat Islam pada saat ini.4 Hal ini pula

yang menjadi sasaran kritik pedas tetapi kemudian yang menjadi pertanyaan ialah

apakah Islam mengajarkan umatnya bertindak atau menyerah kepada taqdir.

Pantaskah umat Islam menyalahkan taqdir atas apa yang terjadi pada mereka

berupa kemunduran dalam beberapa abad terakhir.

Kepercayaan terhadap taqdir telah mempengaruhi umat Islam awal untuk

bangkit berjuang menghadapi tantangan yang membentang dihadapannya. Jika

sebuah kepercayaan terhadap taqdir dianggap sebagai hal yang membuat umat

Islam terbelakang saat ini, mengapa kepercayaan ter-hadapnya tidak membuat

kaum muslimin generasi awal tidak terbelakang, bahkan menjadi generasi yang

2 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. h. 862

3 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur‟an(Bandung : Mizan, 1996), h. 61.

4 Maulana Muhammad Ali, Islamologi.Penerjemah: R. Kaelan dan H.M Bachrun

(Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,1997), h. 215.

Page 19: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

5

paling maju diantara manusia pada masanya.5 Apakah mereka kaum muslimin

awal tidak memiliki kepercayaan terhadap taqdir, atau apakah taqdir hanya

direkayasa oleh para teologi untuk mendukung paham mereka. Mengatakan kaum

muslimin awal tidak percaya taqdir merupakan asumsi tak berdasar, sebab taqdir

telah menjadi keyakinan dasar umat Islam yang landasannya dapat ditemukan

baik dalam ayat-ayat Al-Qur‟an maupun hadis Nabi SAW.

Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam

perut ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi

segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu

pula. Selanjutnya Allah mengutus seorang malaikat untuk meniupkan ruh ke

dalamnya dan di perintahkan untuk menentukan akan taqdirnya.

Penciptaan manusia dan taqdir sejak di dalam kandungan ibu merupakan

suatu awal dari setiap permulaan bagi semua makhluk Allah SWT. Mulai dari

manusia, binatang dan lain sebagainya yang Allah ciptakan pasti memiliki awal

yang dinamakan kelahiran atau kemunculan. Pada kalangan manusia Allah

menciptakan laki-laki dan perempuan. Begitu juga pada hewan dan tumbuhan,

sebagian mereka mempunyai pasangan masing-masing.

Membahas tentang taqdir bagaikan mengelilingi dunia tak berujung.

Permasalahan ini telah menjadi pembahasan dari zaman klasik hingga

kontemporer, baik timur maupun barat. Bahkan problematika taqdir yang

membahas apakah manusia memiliki kebebasan kehendak atau perbuatannya telah

5 Murtadha Muthahhari, Manusia dan Agama: membumikan kitab suci,edisi 2. Editor:

Haidar Bagir (Bandung: Mizan,2007), h. 200.

Page 20: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

6

ditentukan sebelumnya (ditaqdirkan) telah menjadi sebuah permasalahan dalam

kehidupan masyarakat.6 Terlepas dari permasalahan itu, pandangan taqdir

membawa dampak yang tidak kecil dalam kehidupan. Banyak orang berkeyakinan

salah mengenai taqdir menyalahkan Allah di dalam berbagai kesulitan – kesulitan

yang menimpanya dalam sebuah kehidupannya. Ini sangatlah membuktikan

bahwasanya pandangan masyarakat mengenai taqdir akan sangat mempengaruhi

sikap dan mental dari setiap orang dalam sebuah kehidupan. Setidaknya terdapat

perbedaan dalam sikap antara orang yang mempercayainya bahwa dirinya adalah

wujud yang terbelenggu dengan orang yang meyakini bahwa dia sendirilah yang

berkuasa seutuhnya atas masa depan dan nasib kita.7

Banyak orang yang menganggap bahwa salah satu taqdir yang tidak bisa

dirubah dan dipungkiri akan sebuah kelahiran seorang bayi kedunia ini dari rahim

ibunya. Banyak di kalangan masyarakat yang heran akan sebuah terjadinya

fenomena yang tidak bisa di duga-duga dalam sebuah kelahiran bayi dari rahim

orang tuanya yang memiliki perbedaan fisik dengan kedua orang tuanya, ada pula

yang beranggapan bahwasanya buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, begitu juga

bayi yang lahir dari rahim orang tuanya pasti tidak akan jauh beda akan rupa yang

dimiliki bayi pasti akan memiliki kesamaan di antara rupa kedua orang tuanya.

Akan tetapi, menurut penelitian yang penulis lakukan dengan melihat realitas dan

apa yang terjadi di lingkungan penulis berada, jenis kelamin atau rupa yang

dimiliki sibayi tidak sedikit, banyak di luar dugaan adanya perbedaaan rupa atau

6 Abbas Muhajirin,‟Pemikiran Teologis dan Filosofi Syi‟ah Dua Belas Imam‟, dalam

Sayyid Hossein Nasr dan Oliver Leaman, ed., Ensiklopedia Tematis Filsafat islam (buku

pertama);terj. Tim Penerjemah Mijan (Bandung: Mizan,2003) 7 Syahrin Harahap, islam: Konsep dan Implementasi Pemberdayaan,(Yogyakarta: Tiara

Wacana Yogya,1999), h. 29.

Page 21: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

7

fisik yang dimilikinya dan ini termasuk jenis taqdir. Dan manusia harus siap

menanggung segala resiko yang timbul dari perbuatannya itu.

Sebagai contoh adalah Saat hamil pasti bertanya-tanya, wajah bayi nanti

lebih mirip ibu atau ayahnya, ya? Apakah nanti ia akan memiliki rambut lurus

seperti ibu atau rambut keriting seperti ayahnya? Memiliki mata belo seperti

ibunya atau memiliki mata sipit seperti ayahnya?. Ini merupakan sebuah kejutan

bagi sebuah pasangan ketika bayi lahir. Yang jelas, bayi akan terlihat seperti

campuran antara kedua orang tuanya. Ya, bayi memperoleh 23 kromosom dari

ibunya dan 23 kromosom lagi dari ayahnya. Dengan semua kemungkinan

kombinasi gen, kedua orang tua memiliki potensi untuk menghasilkan 64 triliun

penampilan anak yang berbeda, sehingga setiap anak yang akan melahirkan

memiliki wajah yang berbeda-beda karena banyak kemungkinannya. Namun,

untuk ciri lainnya seperti tinggi badan, berat badan, dan kepribadian, lingkungan

juga berpengaruh membentuk penampilan anak di samping faktor genetik atau

keturunan.8

Atas dasar inilah penulis akan membahas tentang hubungan hadis

penciptaan manusia dengan taqdir. Harapannya adalah memberi sumbangan yang

ilmiah yang bermanfaat bagi dunia keilmuan hadis pada khususnya dan penjelasan

bagi masyarakat pada umumnya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka judul skripsi ini yang

akan dibahas adalah “Hubungan hadis penciptaan manuia dengan takdir ”

8https://hellosehat.com/kehamilan/perkembangan-janin/bagaimana-genetik-

mempengaruhi-rupa-wajah-bayi-anda/

Page 22: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

8

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan masalah

Hadis penciptaan manusia dengan taqdir bahwa dari beberapa masalah

yang ada penulis membatasi penelitian ini dengan kajian pada al kutubu al tis‟ah

mengkaji syarah hadis ditinjau dari konsep taqdir dalam teologi islam.

2. Rumusan masalah

adapun perumusan masalah menempati posisi sentral dalam suatu

penelitian. Untuk itu perlu dirumuskan pertanyaan mendasar dengan berpijak

dengan latar belakang masalah yang ada agar pembahasan lebih terarah. Dan dari

pembatasan masalah tersebut dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas yaitu.

bagaimana hubungan hadis penciptan manusia dengan takdir ?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan deskripsi

secara jelas tentang makna kata penciptaan manusia dan taqdirnya menurut hadis

dan ayat Al-Qur‟an. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan

makna yang kompresif tentang penciptaan manusia dan taqdirnya dalam hadis

Nabi SAW.

1. Memahami hadis tentang penciptaan manusia yang berkait dengan

taqdirnya.

2. Mengetahui relevansi hadis dengan konsep taqdir.

Adapun tujuan dan kegunan dari penelitian ini sendiri adalah :

Studi penulisan ini merupakan suatu kajian yang penting. Sebagaimana

disebutkan di atas bahwa pemahaman mengenai penciptaan manusia dan taqdir

Page 23: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

9

akan berpengaruh baik pada masyarakat, negara, maupun setiap pribadi yang

meyakininya. Dengan mengkaji permasalahan taqdir diharapkan setiap elemen

masyarakat tersebut mengetahui aspek-aspek problematika taqdir, dan mengetahui

faham mayoritas serta lebih mendekati kebenaran ajaran mengenai penciptaan

manusia dan taqdir sebagaimana dimaksudkan agama.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam pembahasan tema pokok dalam skripsi ini ada beberapa tulisan

yang berkaitan, sebelumnya dipandang perlu untuk memaparkan beberapa

literatur yang telah membahas atau menyinggung mengenai tema atau pokok atau

objek kajian dari penelitian dalam skripsi ini, terdapat beberapa kajian yang

membahas mengenai penciptaan manusia dan taqdir.

Di antara buku-buku yang membahas di dalamnya tentang penciptaan

manusia dan taqdir.

Taqdir dan Kebebasan Manusia (Telaah atas Penafsiran al-Zamakhasyari

Terhadap Surat al-Furqan Ayat 2 dan Surat al-Ra‟d Ayat 11), oleh Hamka.

Skripsi FUF UIN Syahid yang membahas tentang penafsiran mengenai dua ayat

tentang taqdir.9

Taqdir Menurut Perspektif Hadis: Sebuah Kajian Tematik, oleh Sakinah.

Skripsi FUF UIN Syahid yang membahas secara tematis hadis-hadis yang

berkaitan dengan taqdir.10

9 Hamka, “Taqdir dan Kebebasan Manusia (Telaah atas Penafsiran al-Zamakhsyari

terhadap surat al-Furqan Ayat 2 dan Surat al-Ra‟d Ayat 11,)”(Skripsi Tafsir Hadis Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2002). 10

Sakinah, “Taqdir menurut perspektif hadis ”(Skripsi Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2006).

Page 24: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

10

Taqdir dalam pandangan Fakhr AL-Din Al-RaZi: sebuah kajian tematik,

oleh Djaya Cahyadi. skripsi FUF UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membahas

taqdir dalam pandangan Fakhr Al-Din Al-Razi.11

Taqdir dalam perspektif Al-Qur‟an: Kajian Tafsir Maudhu‟i, oleh

Rudiyanto. Skripsi FUF UIN Syahid yang membahas taqdir dalam Al-Qur‟an

dengan metode maudhu‟i12

.

Penciptaan manusia,13

buku ini cukup representatif membahas

perkembangan manusia dengan menggunakan pendekatan ilmu kedokteran dan

mengaitkan penjelasannya dengan ayat al-Qur‟an maupun hadis terkait. Akan

tetapi penggunaan ayat al-Qur‟an lebih mendominasi dari pada hadis dan

penggunan hadis pun hanya terbatas pada hadis Sahih al-Bkhari dan Sahih

Muslim.

Berbeda dengan berbagai kajian-kajian sebelumnya, studi ini

memfokuskan diri dari pada hadis penciptaan manusia dan hubungannya dengan

taqdir yang belum dibahas pada tulisan-tulisan yang sudah ada.

E. Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research). Secara

garis besar penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu pengumpulan data dan

pengelolahan data.

11

Djaya Cahyadi, “Taqdir Dalam Pandangan Fakhr Al-Din Al-Razi”(Skripsi Tafsir

Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2010). 12 Rudiyanto, “Taqdir Dalam Perspektif al-Qur‟an, Kajia Tafsir Maudhu‟i”(Skripsi

Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2003). 13

Muhammad Ali Albar, Penciptaan Manusia, terj. Budi Utomo (Yogyakarta: Mitra

Pustaka,2002), hlm. 76.

Page 25: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

11

Pada tahap pertama, metode yang digunakan adalah metode dokumentasi

yaitu menginventarisasi data kepustakaan yang terkait dengan tema, dalam hal ini

data diambil dari sumber primer (sumber data utama) yakni Kutub al-Tis‟ah yang

membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber sekunder diambil dari

berbagai macam kitab syarah hadis, buku, jurnal, artikel, serta berbagai macam

tulisan yang mendukung dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan pemahaman

yang baik terhadap hadis, penulis menggunakan beberapa tahap. Pertama, penulis

menulusuri hadis dengan menggunakan metode kata pada kitab Mu‟jam Mufahras

li al-Fadz al-Hadis al-Nabawi,dan metode tematik pada kitab Miftah al-Kunuz al-

Sunnah. Kedua, penulis menelaah kualitas hadis ditinjau dari segi

ketersinambungan sanad dan inetgritas (صوخ) serta inetelktualitas(ضجظ) perawi.

Ketgiga, penulis menjabarkan serta menerangkan maksud dan tujuan hadis dengan

bantuan kitab syarah hadis.

1. Sumber data

Sumber utama atau disebut naskah primer dalam penelitian ini adalah

hadis-hadis penciptaan manusia dan taqdir yang terdapat dalam kitab al-Kutub al-

Tis‟ah,

2. Metode pengumpulan data

Pembahasan skripsi ini menggunakan metode takhrij, yaitu metode untuk

mengetahui ada berapa banyak hadis-hadis penciptaan manusia yang ada dalam

kitab al-Kutub al-Tis‟ah

Page 26: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

12

3. Metode analisis data

Setelah ditakhrij, hadis dianalisis kualitasnya dengan menggunakan

metode kritik sanad dan kemudian dipahami serta dikaitkan hubungannya dengan

taqdir.

4. Metode Penulisan

Adapun teknis penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2012”.

F. Sistematika Penulisan

Adapun teknis penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku “pedoman

penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis dan disertasi) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2012”. Agar penulisan penelitian menjadi terarah dan terstruktur dengan

baik maka digunakan sistematika pembahasan, untuk itu kajian ini dibagi menjadi

empat bab, yaitu:

Bab pertama, berupa pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metodelogi penelitian dan

sistematika pembahasan yang merupakan kerangka dasar dalam pembahasan bab-

bab selanjutnya, sekaligus pencerminan isi skripsi ini secara global, yang

cakupannya terdiri dari alasan penulis memilih judul “Hubungan Hadis

Penciptaan Manusia Dengan Takdir”

Bab dua, memaparkan tentang proses penciptaan manunsia yang terdapat

dalam al-Qur‟an dan hadis, serta menjelaskan tentang konsep taqdir dalam

perspektif Islam.

Bab tiga, berisi hadis penciptaan manusisa yang diriwayatkan oleh

Bukhari, menelusuri teks hadis dengan menggunakan metode takhrij, mengkaji

kualitas hadis dengan menggunakan metode kritik sanad hadis, serta menjelaskan

dan memaparkan kolerasi hadis penciptaan manusia dengan taqdir.

Bab empat, merupkan bagian akhir yang terdiri dari kesimpulan dari bab

bab hasil penelitian dan beberapa saran yang sekiranya perlu penulis sampaikan

yang berkaitan dengan judul di atas.

Page 27: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

13

BAB II

PROSES PENCIPTAAN MANUSIA DAN KONSEP TAQDIR DALAM

ISLAM

A. Wawasan Al-Qur‟an dan Hadis Proses Penciptaan Manusia

Dalam bahasa Arab, anak yang belum lahir disebut janin, istilah janin

dalam bahasa Arab secara harfiyah berarti sesuatu yang diselubungi atau ditutupi,

dari arti tersebut memiliki makna bahwa janin berada pada tempat terselubung

dan terbentuk di sana, yakni dalam rahim seorang wanita dari saat pembuahan

sampai pada masa kelahiran. Janin manusia adalah makhluk yang tercipta di

dalam rahim seorang wanita dari hasil pertemuan antara sel telur dengan sel

sperma yang berasal dari air mani seorang laki-laki. Nama janin diberikan pada

makhluk ini selama masih ada di dalam perut ibunya, sejak fase perkembangan

pertama sampai hingga waktu dilahirkan.1

Tidak mudah untuk mendapatkan idereproduksi dalam Al-Qur‟an.

Kesulitan pertama adalah ayat-ayat yang mengenai soal ini tersebar dalam seluruh

Al-Qur‟an seperti yang kita lihat dalam soal-soal lain. Pada waktu sekarang

terdapat terjemah-terjemah dan tafsir tentang beberapa ayat yang memberi

gambaran kurang tepat tentang wahyu Al-Qur‟an khsusnya mengenai tentang hal-

hal ilmiah.

1 M. Nu‟aim Yasin. Fikih kedokteran, hlm.73.

Page 28: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

14

Ketika mengamati ayat-ayat Al-Qur‟an, beberapa fase tentang proses

kejadian manusia akan kita temukan dengan sangat jelas.2 Ada dua surat yang

menyebutkan secara rinci penciptaan manusia, yaitu dalam surat Al-Mu‟minun,

Al-Mu‟min, dan juga hadis yang menjelaskan hal ini.

ط٤ خ ول فوب ٱإل ٤ طلخ ك٢ هواه عؼ ؼوخ ص فوب ٱطلخ ػوخ كقوب ٱ ص

أ ب ص ؾؼظ ب ٱ ب ك

خ ػظ ـ ض خ كقوب ٱ ـ ض و٤ ق ٱ أؽ وب ءافو كزجبهى ٱلل ف ؤ

Artinya :

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu

saripati (berasal) dari tanah, Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani

(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim), kemudian air mani itu

kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan

segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang,

lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami

jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,

Pencipta Yang Paling Baik”(QS Al-Mu‟minun 12-14)3

ا ـ ج ز ص ال ل ط ع و ق ٣ ص خ و ػ ص خ ل ط اة ص و ر و ١ ف ن ا

٤ ا ز ص ل أ ؼ ٠ ال ع ا أ ـ ج ز ج ه ٠ ك ز ٣ ب ف

و ؼ ر ك٤ ب ٣و وا كإ ٤ذ كإما هض٠ أ ٣ ان١ ٣ؾ٢٤

Artinya :

Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani,

sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai

seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai

kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua,

di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian)

supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu

memahami(nya). Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, dan apabila

2 Athif lamadha, kehamilan dan melahirkan, h.39

3 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Darus Sunnah,

2015). h. 472.

Page 29: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

15

dia menetapkan sesuatu urusan, dia hanya berkata keadanya: “jadilah”,

Maka jadilah ia. (QS al Mu‟min 67).4

Kemudian dalam salah satu hadis Rasulullah SAW bersabda :

ؾ الع ، صب ٤غ. ػ ؽل ٣خ، ؼب صب أث ٤جخ، ؽل أث٢ و ث صب أث ث ل ؽل ث ػجل هللا ث

ى٣ل ث ، ػ صب األػ ٤غ، هبا: ؽل ٣خ، ؼب أث صب أث٢ ، ؽل لا٢ ٤و ا : ، هب ػجل هللا ت، ػ

أ لم: " إ بكم ا ا هللا صب ه ك٢ ؽل ٣ ب، ص ٣ أهثؼ٤ أ و ك٢ ثط غ ف ٣غ ؽل

او ـ ك٤ ل ي ك٤ ا ٣و مي، ص ض خ ـ ض ك٢ مي ٣ مي، ص ض ػ مي ػوخ 5

Artinya :

“Menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah,

menceritakan kepada kami Abu Mu‟awiyah dan Waki‟; dan juga

menceritakan kepada kami Muhammad bin „Abdillah bin Numair al-

Hamdani, menceritakan kepada kami ayahku, Abu Mu‟awiyah, dan Waki‟;

semuanya berkata: Menceritakan kepada kami al-A‟masy, dari Zaid bin

Wahb, dari „Abdillah. Dia berkata: Menceritakan kepada kami Rasulullah,

beliau adalah al-Shadiq al-Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan

perkataannya), beliau bersabda,"Sesungguhnya seorang dari kalian

dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam

bentuk nuthfah (طلخ) (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi

„alaqah( ػوخ) (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi

mudlghah ( خ ـ ض ) (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang

Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya.”

Setelah Allah Ta‟ala menyebutkan dalam Al-Qur‟an tentang embriologi

manusia, Rasulullah SAW ketika menegaskan dalam hadisnya. Dari Al-Qur‟an

dan Hadis di atas menunjukan bahwa Allah Ta‟ala menciptakan manusia dengan

fase-fase yaitu.

4 Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, h. 476

5 Muslim bin Hajjaj, al-Musnad al-Shahih, tahqiq; Muhammad Fu‟ad „Abd al-Baqi

(Beirut: Dar al-Turats al-„Arabi, t.t.), IV, hlm. 2036, nomor hadits 2643.

Page 30: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

16

1. Fase tanah

Pada peringkat ini Allah Swt melakukan beberapa penyaringan beberapa

zat yang ada di dalam tanah. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan saripati

tanah. Yang dimaksud dengan sula-lah adalah sari pati tanah yang berasal dari

makanan manusia, baik dari tumbuhan maupun hewan yang bersumber dari

tanah.6 Tubuh manusia terdiri dari zat-zat carbon, hydrogen, oksigen, nitrogen,

sulfur,phosphor, calcium, besi, dan lain sebagainya. Zat-zat tersebut membentuk

zat dasar penyusun tubuh manusia, diantaranya protein atau asam amino. Ternyata

seluruh zat-zat penyusun manusia itu memang terdapat di dalam tanah.7

2. Fase Nuthfah

Nuthfah adalah sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang telah

bertemu dan terjadi pembuahan kemudian tejadi perubahan dari kedaan yang satu

kepada yang lain dari bentuk yang satu kepada bentuk yang lain.

Riset para ahli, embrio menyebutkan bahwa selain mengandung

spermatozoa (sperma) air mani juga tersusun dari berbagai campuran yang

berlainan yang mempunyai fungsi masing-masing , misalnya mengandung gula

yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi spermatozoa, menetralkan asam

di pintu rahim wanita dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan

sperma. Air mani yang tersusun dari berbagai campuran tersebut telah disebutkan

dalam Al-Qur‟an. Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya

dan yang memulai menciptakan manusia dari tanah. Kemudian dia menjadikan

keturunannya dari sari pati air yang hina (mani).

6 Ismail Haqqi al Barusawy, tafsir Ruh al Bayan, jus 7 h.86

7 www.mail-archive.com/[email protected]/msg024444.html

Page 31: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

17

ط٤ ن ٱإل ثلأ ف ٢ء فوۥ ٧ٱن١ أؽ ٤ بء خ ۥ عؼ ٢ص

Artinya:

Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya

dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah, Kemudian Dia

menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (QS. As Sajdah : 7-

8).8

Melalui proses metabolisme, sari pati tadi berubah menjadi nutfah. Kata

nutfah diterjemahkan sejumlah kecil bagian dari total volume suatu zat. Kata ini

terdapat sebelas kali dalam Al-Qur‟an. Kata tersebut berasal dari kata kerja bahasa

Arab yang berarti jatuh bertitik atau menetes yang berasal dari akar kata yang

berarti mengalir.9 Dengan kata lain sejumlah sangat kecil cairan yang merupakan

arti kedua kata tersebut yaitu setetes air.10

Nutfah dalam arti yang lain berarti

setetes yang dapat membasahi.11

Dari sini bisa dipahami bahwasanya nutfah

adalah sebagian kecil sel reproduksi laki-laki dan perempuan, bukan seluruhnya.12

Pada embrio manusia,sel benih sederhana terbentuk pada dinding yolk sac

pada akhir minggu ketiga sel-sel ini selanjutnya akan berimigrasi dari asalnya

menuju kea arah kelenjar kelamin yang sedang berkembang setelah PGC sampai

pada gonade wanita (ovarium) dan berdiferensiasi menjadi oogonia. Apabila PGC

tadi berimigrasi ke gonade pria (testis) akan berkembang menjadi

spermatogonia.13

8 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. h. 583. 9 Ahmad Warson Munawir, Al Munawir Kamus Arab Indonesia,h. 1432

10 Louis Ma‟luf, Al Munjid Fi al Lughah Wa al A‟lam, h. 812

11 Quraish Shihab, Tafsir al Misbah, vilume 9. h. 166

12 Abi Ali Fadl Bin Hasan Attibri, Majmu Bayan Fi Tafsiril Quran. J 8 h. 403

13 T.W Sadler, Embriologi kedokteran langman. h. 3

Page 32: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

18

3. „Alaqoh

Kata „alaqoh dari sisi Bahasa arab berarti tiga yaitu: lintah, sesuatu yang

tergantung, segumpal darah. Ternayata tiga makna yang terkandung dalam kata

„alaqoh ini tidak ada yang menyelisihi kata ilmiah sedikitpun. „Alaqoh bermakna

sebagai lintah, ini adalah deksripsi yang tepat bagi embrio manusia sejak berusia 8

sampai 23 hari ketika menempel di endometrium pada uterus, serupa sebagaimana

lintah menempel di kulit. Serupa pula lintah yang memperoleh darah dari

linangnya. Embrio manusia juga memperoleh darah dari endemetrium deciduas

saat hamil. Hal ini sangat luar biasa bagaimana embrio yang berumur 23 sampai

24 hari menyerupai seekor lintah.

“ kemudian kami mengubah nuthfah menjadi „alaqah” al-Mukminun :

14” „alaqah secara bahasa mempunyai arti sesuatu yang mengambang atau

menempel, sedangkan pada „alaqah ini embrio berbentuk segumpal darah

sebagaimana ditegaskan Allah SWT: “ Dia telah menciptakan manusia dari

segumpal darah “

ػن فن ٱإل

Artinya:

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (QS. Al‟Alaq :2).14

4. Mudghah

Pembentukan mudghah dikatakan pada minggu keempat. Perkataan

mudghah di sebutkan sebanyak dua kali di dalam Al-Qur‟an yaitu surat al-Hajj

ayat 5 dan surah al-Mukminun ayat 14.

14 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. h. 905.

Page 33: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

19

طلخ ص رواة ص جؼش كإب فو ٱ ك٢ ه٣ت ز إ ب ٱب ؤ٣ قوخ ٣ خ ـ ض ػوخ ص

بء إ٠ ب وو ك٢ ٱألهؽب قوخ ج٤ ؿ٤و ل ا أ ـ زج طلال ص قوع ٠ ص أع

٤ ثؼل ػ ٤ال ٣ؼ و ؼ ٱ أهم ٣وك إ٠ ك٠ ب ػ ٣ز لح كإما أي ب رو ٱأله بء ب ٤ب ٱ

ط ث٤ظ ى جزذ أ هثذ د زي ٱ

Artinya:

“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan

(dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan

kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal

darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan

yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan

dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah

ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian

(dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di

antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang

dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi

sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini

kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah

bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-

tumbuhan yang indah”.(Al-Hajj; 5)15

ؼظ ب ٱ ب ك خ ػظ ـ ض خ كقوب ٱ ـ ض ؼوخ فوب ٱطلخ ػوخ كقوب ٱ وب ءافو ص ف ؤ أ ب ص ؾ

و٤ ق ٱ أؽ كزجبهى ٱلل

Artinya :

“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu

segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging

itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus

dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)

lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS al-

Muk‟minun: 14).16

Kata mudghah bisa bermakna “segumpal daging” dan bias juga bermakna

“sesuatu yang dikunyah”. Ini terjadi pada hari ke 24 dan 25 akhir minggu

15 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. h. 457. 16 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. h. 472.

Page 34: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

20

keempat, embrio manusia tampak seperti gumpalan daging atau sesuatu yang

dikunyah. Penampakan sepertibekas kunyahan menunjukan somit yang

menyerupai tanda gigi. Somit mempresentasikan permulaan primordial dari

fertebrae (bakal tulang belakang).

5. Tulang dan Daging

Telah disebutkan dalam Al-Qur‟an bahwa dalam rahim ibu, mulanya

tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus

tulang-tulang ini.

ؼظ ب ٱ ب ك خ ػظ ـ ض خ كقوب ٱ ـ ض ؼوخ فوب ٱطلخ ػوخ كقوب ٱ أ ص ب ص وب ءافو ؾ ف ؤ

و٤ ق ٱ أؽ كزجبهى ٱلل

“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu

segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging

itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus

dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)

lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (Qs. Al

mu‟minun : 14).17

Ayat di atas mengindikasikan bahwa setelah tahap mudghah, tulang

belulang dan otot terbentuk. Hal ini sesuai dengan perkembangan embrio. Pertama

tulang terbentuk sebagai model kartilogo (tulang rawan) dan otot daging

berkembang menyelimutinya.18

قوخ ؿ٤و قوخ خ ـ ض ص

“kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan

yang tidak sempurna”(QS Al-Hajj :5).19

17 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. h. 472. 18

Maurice Bucaille, dari mana manusia berasal? Antara sains, Bibel dan Al-Qur‟an,

hlm. 339. 19 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. h. 457.

Page 35: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

21

Penggalan ayat di atas mengimpliksikan bahwa tulang dan otot

menghasilkan bentuk atau formasi makhluk dengan bentuk yang lain. Hal ini bisa

mengacu pada manusia yang masih berupa embrio yang terbentuk di akhir

minggu kedelapan. Setelah minggu kedelapan embrio ini disebut fetus. Hal ini

menjadikan sebagai makhluk yang baru yang berbentuk lain.

Manusia diciptakan Allah dari dua unsur yaitu jasmani dan rohani.

Jasmani adalah jasad yang terdiri dari unsur yang bersifat materi seperti susunan

organ tubuh, sedangkan unsur yang kedua adalah imetari tidak nampak yaitu ruh.

Antara jasmni dan ruh mempunyai hubungan yang erat dalam membentuk

manusia seutuhnya, ia disebut manusia apabila adanya ruh atau keduanya bersatu,

tetapi sebaliknya bila keduanya berpisah maka ia disebut mati keduanya tidak

dapat disebut manusia melainkan jasad saja atau ruh saja.

Mayoritas ulama berpendapat bahwa peniupan ruh pada ketika janin

berumur 120 hari, berdasarkan hadis di atas.20

Beberapa ulama lain berpendapat,

mayoritas ulama syafi‟iyah bahwa peniupan ruh adalah 40 hari.21

Begitu juga al

Akhami, ulama dari mazhab sependapat dengan ulama syafi‟iyah jika ruh

ditiupkan setelah 40 hari.22

Perkembangan embrio menjadi manusia pada hari ke 40 sampai ke 42

yang tidak lama kemudian fase ini mirip embrio binatang. Pada fase ini, embrio

manusia mulai memperoleh sifat-sifat manusia. Al-Qur‟an juga menjelaskan

bahwa pertumbuhan embrio mengalami tiga kegelapan, pertama, dinding perut

depan (perut ibu), kedua, dinding uterus, ke tiga, membrane Amniokhorionik..

20

M. Nuaim Yasin, Fikih Kedokteran, h. 202. 21

M. Nuaim Yasin, Fikih Kedokteran, h. 206. 22

Maria Ulfah Ansor, Fikih Aborsi, h. 102.

Page 36: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

22

Dapat disimpulkan bahwa penciptaan manusia berawal dari sebuah

campuran laki-laki dan perempuan.dari pertemuan antara sperma dan ovum, yang

kemudian menjadi pembuahan di dalam tubafalofi selama kurang lebih 6 hari.

Setelah masa pembuahan embrio berkembang menjadi manusia pada hari ke 40-

42. Beberapa referensi yang lain menyebutkan bahwa penciptaan manusia itu dari

setetes mani (sperma) dan juga diharapkan bahwa hasil dari organisme itu

terbentuk dalam janin perempuan seperti sebuah biji enam hari setelah permulaan

(pembuahan).

Al-qur‟an juga menyebutkan bahwa setetes mani itu berkembang menjadi

segumpal darah yang membeku. Penanaman blastotis atau secara spontan gagal

atau gugur akan menyerupai segumpal darah secara konsep. Embrio juga

dikatakan mirip segumpal zat atau substansi seperti permen karet atau kayu

(sesuatu yang mirip dengan gigi yang menandakan gumpalan zat).

Sesungguhya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah makhluk yang

paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya, termasuk

diantaranya malaikat, jin, iblis, binatang, dan sebagainya. Tetapi kita sendiri

sebagai manusia tidak tahu atau tidak kenal akan diri kita sendiri sebagai manusia.

Dan yang paling penting adalah bagaimana kita menempuh kehidupan di dunia ini

supaya selamat dunia akhirat.23

Anatara sebab utama ialah, pada akhir minggu keempat ini saintis jantung

janin telah memulai detakannya yang pertama hingga dalam hitungan mundur

23

https:/googleweblight.com/

Page 37: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

23

yang bilangan akhirnya bersamaan dengan terhentinya seluruh aktifitas tubuh

manusia tidak dapat diketahui kecuali Allah SWT.

Untuk mempermudah kajian ini, penulis membatasi hadis hanya pada al

kutub al tis‟ah saja, atau sembilan kitab induk yang ada.24

Dan, sejauh analisis

penulis, terhadap beberapa kitab induk tersebut, ditemukan hadis nabi yag secara

gamblang membahas embriologi, sebagai berikut :

صب ػجل هللا ت ؽل صب ى٣ل ث ؽل صب األػ ؽلصب أث٠ ؽل ؽل و ث صب ػ ٠ هللا ؽل هللا ؽلصب ه

لم بكم ا ا أهثؼ » ػ٤ أ غ ك٠ ثط ٣غ أؽل إ مي، ص ض ػوخ ٣ ب، ص ٣ ٤

أع زت ػ بد، ك٤ ب ثؤهثغ إ٤ ٣جؼش هللا مي، ص ض خ ـ ض ٣ ؼ٤ل، ص و٠ أ هىه

ػ، كإ او ـ ك٤ ل جن ػ٤ ا ٣ ث٤ب إال مهاع، ك٤ ث٤ ب ٣ ابه ؽز٠ أ ثؼ ٤ؼ ع زبة او

غخ، ؽز ا أ ثؼ ٤ؼ ع او إ غخ، ا غخ، ك٤لف ا أ ثؼ ث٤ب إال مهاع ك٤ؼ ث٤ ب ٣ ٠

ابه ابه ك٤لف أ ثؼ زبة، ك٤ؼ ا جن ػ٤ ك٤

Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah mencertikan

kepada kami Rasulullah saw : “Sesungguhnya salah satu dari kamu

(sperma) dikumpulkan dalam perut ibumu selama 40 hari, kemudian

menjadi segumpal darah selama itu juga, kemudian menjadi segumpal

daging selama itu juga, kemudian Allah mengutus malaikat untuk

menyerukan 4 hal. kemudian malaikat itu menulis amalnya, rezekinya,

ajalnya, yang buruk maupun yang baik. Kemudian ditiupkan ruh ke dalam

segumpal daging tersebut. Maka sesungguhnya salah seorang diantara

kamu mengerjakan amalan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan

neraka itu tinggal satu hasta, sampai melebihi apa yang telah ditetapkan

padanya, tetapi kemudian ia mengerjakan amalan ahli surga, maka ia

masuk ke dalam surga. Dan salah satu diantara kamu mengerjakan amalan

ahli surga hingga jarak antara ia dan surga tinggal satu hasta, sampai ia

24

Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan al-

Nasa‟i, Sunan Ibn Majah, Musnad Ahmad bin Hambal Muwatha‟ Imam Malik, dan Sunan al-

Darimi.

Page 38: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

24

melebihi apa yang telah ditetapkan padanya dan mengerjakan amalan ahli

neraka, maka ia masuk ke dalam neraka”.25

.

Kandungan Hadis

a. Allah ta‟ala mengetahui tentang keadaan makhluk-Nya sebelum

mereka diciptakan dan apa yang akan mereka alami, termasuk

masalah bahagia dan celaka.

b. Tidak mungkin manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa

dirinya masuk surga atau neraka, akan tetapi amal perbuatan

merupakan sebab untuk memasuki keduanya.

c. Amal perbuatan dinilai diakhirnya. Maka hendaklah manusia tidak

terpedaya dengan kondisinya saat ini, justru harus slalu mohon kepada

allah agar diberi keteguhan dan akhir yang baik (khusnul khotimah).

d. Tenang dalam masalah rizki dan qana„ah (menerima) dengan

mengambil sebab-sebab serta tidak selalu mengejar dan mencurahkan

hati karenanya.

e. Kehidupan berada di tangan Allah, seseorang tidak akan mati kecuali

ditelah menyempurnakan umunya.

f. Sebagian ulama dan orang bijak berkata bahwa dijadikannya

pertumbuhan janin manusia dalam kandugan secara berangsur dalah

sebagai rasa belas kasih terhada ibu, karena sesungguhnya allah ampu

menciptakannya sekaligus.

25

Al Bukhari, Muhammad bin Ismail, al Jami‟ al Shahih al Mukhtashar, Dari Ibn Katsir,

1987, juz 11, hal. 490.

Page 39: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

25

B. Konsep Takdir dalam Islam

Berbicara mengenai takdir memang menarik dan selalu mengundang

banyak pertanyaan. Telah banyak buku ditulis mengenai hal ini tetapi tetap tidak

dapat memuaskan semua pihak. Kami ingin mencoba memberikan sedikit

pandangan dan pendapat mengenai taqdir dengan tujuan untuk sedikit lebih dapat

mengenal ilmu Allah yang satu ini. Semoga Allah tidak menganggap ini sebagai

sebuah kelancangan seorang hamba, Na„udzu billah himin dzalik.

Taqdir adalah segala sesuatu yang telah terjadi dengan ridho Allah.

Banyak pendapat yang mengatakan bahwa taqdir telah ditetapkan jauh sebelum

manusia diciptakan. “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi ini dan

(tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhil

Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Dalil mengenai taqdir sesungguhnya

yang demikian itu mudah bagi Allah” (QS. Al Hadid:22).

م إ

أ جوأب هج ت ز إال ك٢ ال ك٢ أل ٤جخ ك٢ ٱأله بة ب أ ي ػ٠ ٱلل

٤و ٣

artinya

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula)

pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)

sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah

mudah bagi Allah.26

Akan tetapi ada pula sebagian pendapat yang mengatakan bahwa takdir

dijatuhkan setelah manusia berusaha. Mereka menyatakan ini berdasarkan salah

satu akan adanya ayat berikut: “...Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan

26 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. h. 789.

Page 40: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

26

sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka

sendiri... ” (QS. Ar Ra‟d:11)

ب ٤و ـ ال ٣ ٱلل إ و ٱلل أ لۦ ٣ؾلظۥ ف ٣ل٣ ث٤ ذ ؼوج ب ۥ ٤وا ـ ؽز٠ ٣ ثو

إما أها ثؤل ا كۦ ب وك ۥ ءا كال ثو ك ٱلل

Artinya

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah

Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila

Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang

dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain

dia.27

1. Pengertian Taqdir

Kata taqdir berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk masdar

dari qadara (هله) yang berarti kemampuan dalam melakukan sesuatu. Dalam

kamus Lisan al „Arab, kata qadara berarti salah satu sifat Allah yang mampu

melakukan apa saja yang Ia kehendaki. Taqdir berkaitan erat dengan qada dimana

taqdir adalah perwujudan dari qada Allah dalam memutuskan sesuatu.28

Sedangkan dalam kamus Mu‟jam Maqayis al Lughah, kata qadara berarti

sampainya sesuatu. Qadar juga berarti ketetapan Allah terhadap sesuatu yang telah

sampai waktunya dan merupakan penjelasan dari kehendak-Nya terhadap sesuatu

27 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. h. 330. 28

Ibn Munzur, Muhammad bin Karim, Lisan al Arab, Dar Shadir, Beirut, terjemah. , juz

5, h. 74

Page 41: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

27

itu.29

Dan dalam kamus al Munawwir, kata qadar berarti ukuran, kuasa dan

kemampuan.

Sedangkan menurut istilah dari penulis, taqdir adalah ketetapan Allah atas

segala makhluknya yang pasti terjadi dan tidak bisa dihindari oleh manusia jika

waktunya telah tiba, akan tetapi dalam menghadapi ketetapan tersebut, manusia

masih diberikan kebebasan untuk memilih mana yang terbaik bagi diri mereka.

Oleh karena itu, permasalahan taqdir tidak bisa dilepaskan dari ketetapan Allah

dan pilihan manusia. Karena dalam melaksanakan ketetapannya, Allah selalu

memberikan sebab-sebab yang alamiah yang bisa diterima akal manusia,

walaupun terkadang tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam pikiran manusia.

M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa Kata taqdir (taqdir) berasal dari

bahasa arab qaddara yuqaddiru taqdiran, yang berarti menaksir atau mengira

antara lain berarti mengukur, memberi qadar atau ukuran, sehingga jika kita

berkata, "Allah telah menakdirkan demikian," maka itu berarti, "Allah telah

memberi qadar/ukuran/batas tertentu dalam diri, sifat, atau kemampuan maksimal

makhluk-Nya." Istilah taqdir mirip dengan sunnatullah atau hukum alam,

taqdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi

semua sisi kejadiannya baik itu mengenai qadar atau ukurannya, tempatnya

maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada

taqdirnya, termasuk manusia.30

29

Abi al Husain, Ahmad bin Qaris bin Zakariya, Mu‟jam Maqayis al Lugah, Ittihad al

Kitab al Arab, t.tp. , 2002, juz 5, h. 51 30

M. Quraish Shihab, wawasan al-Quran,h. 61-65

Page 42: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

28

Umat Islam memahami taqdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Allah

yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam rukun iman. Penjelasan tentang

taqdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui

Al Quran dan Al Hadis. Secara keilmuan, umat Islam dengan sederhana telah

mengartikan taqdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.

Taqdir adalah suatu yang sangat ghoib, sehingga kita tak mampu

mengetahui taqdir kita sedikitpun. Yang dapat kita lakukan hanya berusaha, dan

berusahapun telah Allah jadikan sebagai kewajiban. “Tugas kita hanyalah

senantiasa berusaha, biar hasil Allah yang menentukan”, itulah kalimat yang

sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga kita, yang menegaskan pentingnya

mengusahakan qada untuk selanjutnya menemui qadarnya. Taqdir itu memiliki

empat tingkatan yang semuanya wajib diimani, yaitu :

1. Al-`Ilmu, bahwa seseorang harus meyakini bahwa Allah mengetahui

segala sesuatu baik secara global maupun terperinci. Dia mengetahui

apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi. Karena segala

sesuatu diketahui oleh Allah, baik yang detail maupun jelas atas setiap

gerak-gerik makhluknya. Sebagaimana firman Allah :

٤ت ـ لبرؼ ا ػل ب ههخ إال ٣ؼ وظ ب ر جؾو ا جو ب ك٢ ا ٣ؼ ب إال ال ٣ؼ

ج٤ زبة إال ك٢ ال ٣بث ال هطت بد األه ال ؽجخ ك٢ ظ

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada

yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa

yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur

Page 43: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

29

melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam

kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering,

melainkan tertulis dalam kitab yang nyata.” (QS. Al-an`am:59).31

2. Al-Kitabah, bahwa Allah mencatat semua itu dalam lauhil mahfuz,

sebagaimana firman-Nya :

هللا أ رؼ ٤و أ ٣ مي ػ٠ هللا زبة إ مي ك٢ إ األه بء ب ك٢ ا ٣ؼ

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah

mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya

yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab. Sesungguhnya yang

demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hajj:70).32

3. Al-Masyiah (kehendak), Kehendak Allah ini bersifat umum. Bahwa

tidak ada sesuatu pun di langit maupun di bumi melainkan terjadi

dengan iradat/masyiah (kehendak /keinginan) Allah SWT. Maka tidak

ada dalam kekuasaan-Nya yang tidak diinginkan-Nya selamanya. Baik

yang berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh Zat Allah atau yang

dilakukan oleh makhluq-Nya. Sebagaimana dalam firman-Nya :

٤ و إما أهاك ب أ إ ك٤ ٣و ئب أ

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu

hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia” (QS.

Yasin:82).33

4. Al-Khalqu, Bahwa tidak sesuatu pun di langit dan di bumi melainkan

Allah sebagai penciptanya, pemiliknya, pengaturnya dan

menguasainya, dalam firman-Nya dijelaskan :

٣ ال قب ؾن كبػجل هللا زبة ثب ب إ٤ي ا إب أي

“Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab dengan kebenaran.

Maka sembahlah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya.”

(QS. Az-Zumar:2).34

31 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. h. 172. 32 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. h. 468. 33 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. h. 630.

Page 44: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

30

Berikut adalah Pemahaman taqdir dari berbagai aliran-aliran dalam Islam

yakni.

Pendapat dari aliran Mu‟tazilah mengenai asal terbentuknya atau

terciptanya perbuatan adalah dari diri manusia itu sendiri bukan berasal dari

Allah. Oleh sebab itu, manusia menurut aliran ini merupakan penciptaaan bagi

perbuatannya. Selain itu, jika perbuatan manusia terjadi berdasarkan qada dan

qadar Allah, maka Allah telah meridai manusia yang kafir itu menjadi kafir.35

Asy‟ariyah atau bisa disebut juga Ahl al-Sunnah wa al-jama‟ah karna

memiliki kesamaan di antara keduanya. Asy‟ariyah Menolak pendapat

Mu‟Tazilah yang mengatakan bahwa tuhan yang menghendaki perbuatan baik

saja, hal ini bertentangan dengan kesepakan kaum muslimin yang meyakini apa

yang dikehendaki Allah maka akan terjadi dan apa yang tidak Allah kehendaki

niscahya tidak akan terjadi.36

Ibnu Taimiyah menjelaskan dengan mengambil jalan tengah dari

pendapat-pendapat yang diungkapkan para teolog islam yakni Mu‟tazilah dan

Asy‟ariyah. Jalan tengah yang diungkapkan oleh Ibnu Taimiyah dapat dilihat dari

pemikirannya mengenai persoalan perbuatan manusia,37

mengenai persoalan ini

Ibnu Taimiyah meyakini bahwa manusia tidak dipaksa dalam berbuat dan tidak

bebas secara mutlak dalam perbuatanya. Beliau yakin bahwa yang menciptakan

34 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. h. 656. 35

Harun Nasution, Teologi Islam:Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan,h. 105. 36

Abu al-Hasan Al-Asy‟ari, Ajaran-Ajaran Asy‟Ari. Penerjemah : Afif Mohammad dan

H.A. Solihin Rasyidi, Bandung: Pustaka-Perpustakaan Salman Institut Teknologi Bandung, 1986,

h. 6. 37

Syafrial N,“Corak Teologi Ibnu Taimiyah”,h. 89.

Page 45: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

31

perbuatan manusia adalah Allah. Karna dalam diri manusia terdiri dari perbuatan

baik dan perbuatan buruk, sedangkan kehendak Allah hanya kepada kebaikan

saja.38

Sedangkan pendapat dari aliran Jabariyah yang mengatakan bahwa segala

perbuatakan dan prilaku hamba-Nya merupakan paksaan baik itu berupa gerakan

maupun detak urat nadinya, karena semuanya adalah perbuatan Allah. Sehingga

setiap yang diperbuat hamba-Nya merupakan hal yang majazi bukan yang hakiki.

Adapun pandangan Qadariyah yang mengatakan bahwa manusia adalah orang

yang menciptakan perbuatan-perbuatan-Nya tanpa adanya campur tangan dari

Allah.39

Pandangan aliran Qadariyah dalam persoalan perbuatan manusia yang

menyatakan bahwa manusia diberi kebebasan dalam menciptakan perbuatannya,

Ibnu Taimiyah mengkritik bahwa aliran Qadariyah ini adalah aliran yang salah.

Karena telah menyatakan adanya penciptaan lain selain Allah. Dan Ibnu Taimiyah

juga mengkritik pandangannya bahwa perbuatan manusia merupakan ciptaan

manusia dan Allah tidak ikut campur di dalam penciptaan perbuatan manusia.40

38

Syamsul Hadi Untung dan Nofriyanto,”Al-Imam Ibn Taimiyah wa Arauhu fi Al-

Qadaya al-Aqaidiyyah”,Kalimah:Jurnal Studi Agama-Agama dan Pemikiran Islam,vol.14,

no.1(maret 2016):h.132. 39

Ibnu Taimiyah, Syarh al-„Aqidah Wasithiyah; Penjelasan Prinsip Akidah Ahlusunnah

wal Jama‟ah dalam Matan Akidah Wasithiyah Karya Syaikh Islam Ibnu Taimiyah. Penerjemah:

Arif Munandar (solo: Al-Qoyam, 2014), h. 71. 40

Abdurrahman bin Hasan, Ringkasan Minhajus Sunnah Ibnu Tainiyah, Solo:Pustaka

Rayyan, 2007, h. 44.

Page 46: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

32

2. Impliksi Iman Kepada Taqdir

Kesadaran manusia untuk beragama merupakan kesadaran akan

kelemahan dirinya. Terkait dengan fenomena taqdir, maka wujud kelemahan

manusia itu ialah ketidaktahuannya akan taqdirnya. Manusia tidak tahu apa yang

sebenarnya akan terjadi. Kemampuan berfikirnya memang dapat membawa

dirinya kepada perhitungan, proyeksi dan perencanaan yang canggih. Namun

setelah diusahakan realisasinya tidak selalu sesuai dengan keinginannya. Manusia

hanya tahu taqdirnya setelah terjadi.

Oleh sebab itu sekiranya manusia menginginkan perubahan kondisi dalam

menjalani hidup di dunia ini, diperintah oleh Allah untuk berusaha dan berdoa

untuk merubahnya. Usaha perubahan yang dilakukan oleh manusia itu, kalau

berhasil seperti yang diinginkannya maka Allah melarangnya untuk menepuk

dada sebagai hasil karyanya sendiri. Bahkan sekiranya usahanya itu dinilainya

gagal dan bahkan manusia itu sedih bermuram durja menganggap dirinya sumber

kegagalan, maka Allah juga menganggap hal itu sebagai kesombongan yang

dilarang juga (QS. Al Hadiid:23).

Kesimpulannya, karena manusia itu lemah (antara lain tidak tahu akan

taqdirnya) maka diwajibkan untuk berusaha secara bersungguh-sungguh untuk

mencapai tujuan hidupnya yaitu beribadah kepada Allah. Dalam menjalani

hidupnya, manusia diberikan pegangan hidup berupa wahyu Allah yaitu Al Quran

dan Al Hadis untuk ditaati.

Page 47: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

33

BAB III

KORELASI HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIR

A. Teks Hadis Nabi SAW

Shahih Bukhari no 3332 :

ؽلصب أث٠ ؽل و ث صب ػ ٠ هللا ؽل هللا ؽلصب ه صب ػجل هللا ت ؽل صب ى٣ل ث ؽل صب األػ ؽل

لم بكم ا ا م » ػ٤ ض ػوخ ٣ ب، ص ٣ أهثؼ٤ أ غ ك٠ ثط ٣غ أؽل إ ي، ص

أع زت ػ بد، ك٤ ب ثؤهثغ إ٤ ٣جؼش هللا مي، ص ض خ ـ ض ٣ ؼ٤ل، ص و٠ أ هىه

ابه أ ثؼ ٤ؼ ع او ػ، كإ او ـ ك٤ ل زبة ٣ جن ػ٤ ا ث٤ب إال مهاع، ك٤ ث٤ ب ٣ ؽز٠

غخ، ؽز٠ ا أ ثؼ ٤ؼ ع او إ غخ، ا غخ، ك٤لف ا أ ثؼ ث٤ب إال مه ك٤ؼ ث٤ ب ٣ اع

ابه ابه ك٤لف أ ثؼ زبة، ك٤ؼ ا جن ػ٤ «ك٤1

Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah menceritakan kepada

kami Rasulullah SAW : “Sesungguhnya salah satu dari kamu (sperma)

dikumpulkan dalam perut (rahim) ibumu selama 40 hari, kemudian

menjadi segumpal darah selama itu juga, kemudian menjadi segumpal

daging selama itu juga, kemudian Allah mengutus malaikat untuk

menyerukan 4 hal. kemudian malaikat itu menulis amalnya, rezekinya,

ajalnya, yang buruk maupun yang baik. Kemudian ditiupkan ruh ke dalam

segumpal daging tersebut. Maka sesungguhnya salah seorang diantara

kamu mengerjakan amalan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan

neraka itu tinggal satu hasta, sampai melebihi apa yang telah ditetapkan

padanya, tetapi kemudian ia mengerjakan amalan ahli surga, maka ia

masuk ke dalam surga. Dan salah satu diantara kamu mengerjakan amalan

ahli surga hingga jarak antara ia dan surga tinggal satu hasta, sampai ia

melebihi apa yang telah ditetapkan padanya dan mengerjakan amalan ahli

neraka, maka ia masuk ke dalam neraka”.

1 Al Bukhari, Muhammad bin Ismail, al Jami‟ al Shahih al Mukhtashar, Dari Ibn Katsir,

1987, juz 11, hal. 490.

Page 48: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

34

B. Takhrij Hadis

2. Berdasarkan penelusuran yang menggunakan metode kata yang ghorib

melalui kitab Al- Mu‟jam al- Mufahros, dengan penelusuran kata ٣غغ -عغ

ditemukan data sebagai berikut:2

, هله , اج٤بء . ؿ : ثلء اقن

. : هله

. ك : خ

. د : هله

. ع : ولخ

2. Berdasarkan penelusuran yang menggunakan metode Tema melalui

kitab Miftah Al-Kunuz al-Sunnah, dengan penelusuran tema هله ditemukan data

sebagai berikut :3

ة ٢, ى ة ٢ى -. ثـ

-ػ ى -.

ة ٢ى –. ثل

ة ى –. رو

ولخ ة –. ظ

3. Redaksi hadis-hadis berdasarkan takhrij hadis

a. Susunan riwayat yang mukharrijnya Bukhari

2023 - ػجل هللا ت، هب ى٣ل ث ، ػ األػ ، ػ صب أث األؽ ث٤غ، ؽل او ث : ؽلصب اؾ

٣غ أؽل : " إ لم، هب بكم ا ا ٠ هللا ػ٤ هللا صب ه ؽل أ و ك٢ ثط غ ف

٣جؼش هللا مي، ص ض خ ـ ض ٣ مي، ص ض ػوخ ٣ ب، ص ٣ أهثؼ٤ ٣وب بد، و ثؤهثغ ب ك٤

2 A.J.wensinck, Al-Mu‟jam al-Mufharas li al-Faz al-Hadits al-Nabawi (terj), M. Fuad „

Abd al-Baqi (Leiden : EJ.Brill,1943), j.I, h. 364. 3 Muhammad Fuad Abdul Baqy, Miftah al-Kunuj al-Sunnah (Beirut : dar al-fikr,1994 ), h.

393- 394.

Page 49: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

35

أع، هىه، ، زت ػ : ا ب ٣ ؽز٠ ٤ؼ ع او ػ، كإ او ـ ك٤ ل ٣ ؼ٤ل، ص و٢ أ

ؽ ٣ؼ ابه، أ ثؼ زبث، ك٤ؼ جن ػ٤ اغخ إال مهاع، ك٤ ث٤ ث٤ ث٤ ب ٣ ابه إال ز٠ ث٤

اغخ " أ ثؼ زبة، ك٤ؼ ا جن ػ٤ مهاع، ك٤4

2220 - صب ػجل هللا ت، ؽل صب ى٣ل ث ، ؽل صب األػ ، ؽلصب أث٢، ؽل ؽل و ث صب ػ صبؽل ، ؽل

لم، بكم ا ا ٠ هللا ػ٤ هللا »ه ب، ص ٣ أهثؼ٤ أ غ ك٢ ثط ٣غ أؽل إ

إ٤ ٣جؼش هللا مي، ص ض خ ـ ض ٣ مي، ص ض ػوخ أع، ٣ ، زت ػ بد، ك٤ ب ثؤهثغ

ابه، ؽز أ ثؼ ٤ؼ ع او ػ، كإ او ـ ك٤ ل ٣ ؼ٤ل، ص و٢ أ هىه، ث٤ب إال ث٤ ب ٣ ٠

جن ػ٤ اغخ مهاع، ك٤ أ ثؼ ٤ؼ ع او إ اغخ، اغخ ك٤لف أ ثؼ زبة ك٤ؼ ب ا ، ؽز٠

ابه، ك٤ أ ثؼ زبة، ك٤ؼ ا جن ػ٤ ث٤ب إال مهاع، ك٤ ث٤ ابه ٣ «لف5

ؼ - 4747 ث ؼذ ػجل هللا ت، ؼذ ى٣ل ث ، صب األػ ؼجخ، ؽل صب ، ؽل صب آك ك ؽل

بكم ا ٠ هللا ػ٤ هللا صب ه ، ؽل ػ غ ك٢ هض٢ هللا ٣غ ن أؽل ف لم: " أ ا

ض خ ـ ض ٣ ض، ص ػوخ ٣ ٤خ، ص أهثؼ٤ ب أ ٣ أهثؼ٤ أ ثط م ي ك٤ ا ٣جؼش إ٤ ، ص

زت بد، ك٤ ثؼ ثؤهثغ ٤ؼ أؽل ػ، كإ او ـ ك٤ ل ٣ ؼ٤ل، ص و٢ أ ، ػ أع، : هىه، أ

أ ثؼ زبة، ك٤ؼ ا جن ػ٤ ث٤ إال مهاع، ك٤ ث٤ب اغخ ؽز٠ ال ٣ إ ابه، ابه ك٤لف

ا جن ػ٤ ث٤ إال مهاع، ك٤ ث٤ب ب ٣ ابه، ؽز٠ أ ثؼ ٤ؼ اغخ أؽل أ ػ زبة، ك٤ؼ

ك٤لفب"6

b. Susunan riwayat yang mukharrijnya Muslim

ػجل 0472) - 2 ل ث ؾ ؽلصب ٤غ، ػ ٣خ، ؼب صب أث ٤جخ، ؽل أث٢ و ث ( ؽلصب أث ث هللا ث

لا٢ ٤و ا الع - ٤غ - ٣خ، ؼب أث صب أث٢، ؽل ت، ػ ى٣ل ث ، ػ صب األػ ، هبا: ؽل

أؽل لم " إ بكم ا ا ٠ هللا ػ٤ هللا صب ه : ؽل ػجل هللا، هب و ك٢ ثط غ ف ٣غ

4 Muhammad bin Isma‟il Abu Abdillah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari (Kairo : Dar al-

Hadis, 2010) j.IV, h.111. 5 Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, j.IV, h.133.

6 Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, j.IX, h.135.

Page 50: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

36

ب، ص ٣ أهثؼ٤ ل أ ي ك٤ ا ٣و مي، ص ض خ ـ ض ك٢ مي ٣ مي، ص ض ك٢ مي ػوخ ـ ٣

ان ؼ٤ل، ك و٢ أ ، ػ ، أع ، زت هىه بد: ث و ثؤهثغ ٣ ػ، او ١ك٤ أؽل ال إ ؿ٤و إ

زبة، ا جن ػ٤ ث٤ب إال مهاع، ك٤ ث٤ ب ٣ غخ ؽز٠ ا أ ثؼ ابه، ٤ؼ أ ثؼ ك٤ؼ

أ ثؼ ٤ؼ أؽل إ ك٤لفب، زبة، ك٤ؼ ا جن ػ٤ ث٤ب إال مهاع، ك٤ ث٤ ب ٣ ابه، ؽز٠

غخ، ك٤لفب " ا أ ثؼ7

ؽوة 0477) - 0 ى٤و ث ٤و، ػجل هللا ث ل ث ؾ صب ا -( ؽل ٤و صب -لع الث هبال: ؽل

ا ٤ل، ٣جؾ ث أ ؽن٣لخ ث ، ػ أث٢ اطل٤ ك٣به، ػ و ث ػ ػ٤٤خ، ػ ث ل٤ب ٠ هللا ػ٤ ج٢

ي ػ٠ اطلخ ا : " ٣لف ، هب : ٣ب ٤خ، ك٤و أهثؼ٤ خ ف ، أ ثؤهثؼ٤ ؽ زوو ك٢ او ب ر ثؼل

زت ػ ٣ ، زجب ض٠؟ ك٤ أ و أ : أ١ هة أم ، ك٤و زجب ؼ٤ل؟ ك٤ و٢ أ ه هة أ أع أصو ىه، ص

" و ال ٣ ؾق، كال ٣ياك ك٤ب ا رط8

2 - (0474 و ث ت، أفجو٢ ػ وػ، أفجوب اث و ث ػ ل ث و أؽ ص٢ أث اطب ( ؽل

ػب ، أ ٢ ث٤و ا أث٢ اي ؾبهس، ػ و٢ ا و٢ : ا ؼك، ٣و غ ػجل هللا ث ص أ اصخ، ؽل و ث

٠ هللا ػ٤ هللا ؾبة ه أ ، كؤر٠ هعال ٤و ـ ػع ث ؼ٤ل ا أ : ؽن ك٢ ثط ٣وب ٣لخ

٤و ػ ـ ث و٠ هع ٤ق ٣ : ؼك كوب اث ه ، كؾلص ثني لبه١ ـ ٤ل ا أ : ث ع او ؟ كوب

: ، ٣و ٠ هللا ػ٤ هللا ؼذ ه مي؟ كإ٢ ٤خ، أرؼغت أهثؼ زب و ثبطلخ ص " إما

هب ب، ص ػظب ب ؾ لب ع وب ث ؼب فن هب ب، ك ض٠؟ ثؼش هللا إ٤ب أ و أ : ٣ب هة أم

٣ بء، ب : ٣ب ك٤وض٢ هثي ٣و ي، ص زت ا ٣ بء، ب هثي : ٣ب هة أع، ك٤و ٣و ي، ص زت ا

، كال ؾ٤لخ ك٢ ٣ل ي ثب ٣قوط ا ي، ص زت ا ٣ بء، ب ال ٣ي٣ل هة هىه، ك٤وض٢ هثي و ب أ ػ٠

" و ٣9

7 Muslim bin al Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih Muslim

(Kairo : Dar el-Hadis, 2010), j.IV, h.2036. 8 Muslim, Shahih Muslim, j.IV, h.2037.

9 Muslim, Shahih Muslim, j.IV, h.2037.

Page 51: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

37

صب ى٤و أث ف٤ 0474) - 7 ٤و، ؽل أث٢ ث صب ٣ؾ٠٤ ث أث٢ فق، ؽل ل ث أؽ ل ث ؾ ص٢ خ، ( ؽل ض

ص فبل، ؽل خ ث و ػ ػطبء، أ ص٢ ػجل هللا ث و٣ؾخ ؽن٣لخ ؽل ذ ػ٠ أث٢ : كف ص، هب ؽل أثب اطل٤ أ

: ، ٣و ثؤم٢ بر٤ ٤ ٠ هللا ػ هللا ؼذ ه : ، كوب لبه١ ـ ٤ل ا أ »ث ؽ اطلخ روغ ك٢ او إ

ي أهثؼ ه ػ٤ب ا ٣ز ٤خ، ص ض٠، « ٤ أ و أ : ٣ب هة أم ان١ ٣قوب " ك٤و جز هب ى٤و: ؽ هب

، ك٤غ ١ ؿ٤و ١ أ : ٣ب هة أ ٣و ض٠، ص أ وا أ : ٣ب ك٤غؼ هللا م ٣و ، ص ١ ؿ٤و ٣ب أ ؼ هللا

ؼ٤لا و٤ب أ ٣غؼ هللا ب فو، ص ب أع ب هىه »هة 10

c. Susunan riwayat yang mukharrijnya Abu Daud

، ؽ - 7423 و١ و ا ػ ث صب ؽل ؼ٠ ؽل ا ل٤ب ض٤و، أفجوب ل ث ؾ صب ؼجخ، ػ ؽل صب ل

صب ػجل هللا ت، ؽل صب ى٣ل ث : ؽل ، هب األػ ػ ل٤ب فجبه، ك٢ ؽل٣ش اإل اؽل : ؼك، هب ث

صب ه ؽل أ غ ك٢ ثط ٣غ ن أؽل ف لم " إ بكم ا ا ٠ هللا ػ٤ هللا أهثؼ٤

ي ٣جؼش إ٤ مي، ص ض خ ـ ض ٣ مي، ص ض ػوخ ٣ ب، ص زت ٣ بد: ك٤ و ثؤهثغ ك٤

٤ أؽل ػ، كإ او ـ ك٤ ل ٣ ؼ٤ل، ص و٢ أ زت ٣ ، ص ػ أع، ب هىه، غخ ؽز٠ ا أ ثؼ ؼ

ث٤ب إال مه ث٤ ٣ أؽل إ ابه ك٤لفب، أ ثؼ زبة ك٤ؼ جن ػ٤ ا ه٤ل مهاع، ك٤ اع، أ

جن ػ ه٤ل مهاع، ك٤ ث٤ب إال مهاع، أ ث٤ ب ٣ ابه ؽز٠ أ ثؼ ٤ؼ ٤ أ ثؼ زبة ك٤ؼ ا

غخ ك٤لفب " ا11

d. Susunan riwayat yang mukharrijnya Al-Tirmidzi

0224 - ث ػجل هللا ت، ػ ى٣ل ث ، ػ األػ ٣خ، ػ ؼب صب أث : ؽل صب بك هب ؼؽل ك

لم: بكم ا ا ػ٤ ٠ هللا هللا صب ه : ؽل ك٢ »هب أ و ك٢ ثط غ ف ٣غ أؽل إ

مي، ض خ ـ ض ٣ مي، ص ض ػوخ ٣ ب ص ٣ ػ أهثؼ٤ او ـ ك٤ ل ي ك٤ ا إ٤ هللا ٣و ص

ان١ ال إ ؿ٤و إ ؼ٤ل، ك و٢ أ ػ أع زت هىه و ثؤهثغ، ٣ ٣ أ ثؼ ٤ؼ أؽل

10

Muslim, Shahih Muslim, j.IV, h.2038. 11

Sulaiman bin al-Asy‟ats bin Syaddad bin Amr bin Amir, Sunan Abu Daud (Kairo : Dar

el-Hadis,2010), j.IV, h.244.

Page 52: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

38

ب ٣ ابه ك٤لف اغخ ؽز٠ أ ثؼ زبة ك٤قز ا جن ػ٤ ٣ ث٤ب إال مهاع ص ث٤ أؽل إ ب،

جن ػ ٣ ث٤ب إال مهاع ص ث٤ ب ٣ ابه ؽز٠ أ ثؼ اغخ ٤ؼ أ ثؼ زبة ك٤قز ا ٤

صب األ « : ك٤لفب : ؽل ؼ٤ل هب صب ٣ؾ٠٤ ث : ؽل به هب ث ل ث ؾ صب ؾ٤ؼ ؽل نا ؽل٣ش ؽ ػ

ػ ت، ػ صب ى٣ل ث : ؽل ض،: هب و ، كن ػ٤ ٠ هللا هللا صب ه : ؽل ؼك هب ث جل هللا

: ٣و ج ؽ ل ث ؼذ أؽ : هب اؾ ل ث ؼذ أؽ أ أث٢ و٣وح، ك٢ اجبة ػ ب هأ٣ذ ثؼ٢٤

٣ؾ٠٤ ]: ض 774 ، األػ ، ػ ه١ اض ؼجخ، ا هل ه ؾ٤ؼ نا ؽل٣ش ؽ ؼ٤ل اوطب [ ث

ى٣ل، ؾ ، ػ األػ ٤غ، ػ صب : ؽل اؼالء هب ل ث ؾ صب ، ؽل ؾ12

e. Susunan riwayat yang mukharrijnya Ibn Majah

ع - 74 ل ث ؾ صب أث٢، ػ : ؽل ل٢ أث ػج٤ل هب ا ٤ ػج٤ل ث ل ث ؾ صب أث٢ ؽل ؼلو ث

ؾبم، أث٢ إ ػوجخ، ػ ٠ ث ض٤و، ػ ٠ هللا ه ؼك، أ ث ػجل هللا ، ػ أث٢ األؽ ػ

، هللا ال ال ا ل١، كؤؽ ا ال ، ا ب اصزب ب : " إ هب ل، أال هللا ػ٤ ؾ ل١ ل١ ا أؽ

ثلػخ ؾلصخ ثلػخ، ؾلصبرب، ه و األ ه، كإ ؾلصبد األ إ٣ب ضالخ، أال ال ٣ط

ج ب ا إ آد هو٣ت، ب ، أال إ هث ل، كزو األ و٢ ك٢ ػ٤ و٢ ب ا ثآد، أال إ ب ٤ ؼ٤ل

ال ٣ؾ م، جبث ك لو ا هزب ، أال إ ٤و ـ ػع ث ؼ٤ل ا ، أ غو أفب ثط ٣ أ

إ٣ب م صالس، أال ال ٣ل ك ص ج٤ ع ال ٣ؼل او ، ي ال ثب غل ؼ ثب نة ال ٣ ا نة، كإ ا ، ٢

ل١ إ٠ ا لم ٣ ا إ ل١ إ٠ ابه، لغه ٣ ا إ لغه، ٠ ا ل١ إ نة ٣ ا ل١ إ٠ كإ جو ٣ ا إ ، جو

ؼجل ٣ ا إ كغو، أال نة بمة: ٣وب ، ثو لم بكم: ٣وب إ غخ، ا ل هللا زت ػ نة ؽز٠ ٣

ناثب " 13

12

Muhammad bin 'Isa bin Saurah bin Musa bin adl Dlahhak, Sunan at-Tirmidzi (Kairo :

Dar al-Hadis,2010) j.IV, h.446. 13

Muhammad bin Yazid bin Mâjah al Qazwînî, Sunan Ibn Majah (Kairo : Dar al-

Hadis,2010), j.I. h.18.

Page 53: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

39

C. I‟tibar Sanad

رسىل للا

أسذ فة ت واثهة حذ م عايز ت يسعىد أت انطف عثذ للا ت

وهة ذ ت س أت الحىص

الحىص

ت انحس

انزتع

وكع

أتى يعاوة

سفا

كثز ذ ت يح

شعثة

خانذ عكزية ت

عطاء عثذ للا ت

ة ث ز أتى خ سه

ز أت تك حى ت

أت خهف ذ ت أح ذ ت يح

ك ز ان ت أت انش

انحارث زو ت ع

وهة ات

سزح زو ت ع ذ ت انطاهز أح

م أت انطف

دار زو ت ع

ة ع ت سفا

ز انهفظ لت

حزب ز ت سه

أت إسحاق

عقثة يىسى ت

أت كثز جعفز ت ذ ت يح

ى ي ذ ت عث ذ ت يح

ذ ان

هاد أت

ز آدو ع زي حفص ت ان

ذا ز انه عثذ للا ت ذ ت حفص يح ز ت ع

انتز يذي

ثة أت ش أتى تكز ت

اتى داود

انثخاري

ات ياجة

يسهى

ش الع

Page 54: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

40

Ditinjau dari skema sanad di atas berdasarkan jumlah rawi dalam setiap

thabaqatnya maka hadis di atas dikategorikan sebagai hadis ahad, karna tidak

memenuhi syarat hadis mutawatir, yakni hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah

perawi (minimal 10) pada setiap thabaqat /generasi yang menurut akal dan adat

kebiasaan tidak mungkin mereka bersepakat untuk berdusta.1

D. Skema Sanad Hadis dan Derajat Hadis

Untuk memudahkan penelitian ini penulis memilih hadis riwayat Bukhari,

karna berdasarkan mufakat ulama hadis riwayat Bukhari dianggap paling shahih

di antara para muhadis lainnya. Oleh karna itu peneliti ingin menguji kualitas

hadis riwatar Bukhari melalui kajian sanad hadis.

1. Skema Hadis Jalur Bukhari

1 DR.Mahmud Thahan,intisari ilmu hadis (Malang:Uin-press, 2007), h. 31-32.

رسىل للا

عثذ للا

وهة ذ ت س

ش الع

أت

حفص ز ت ع

خ

Page 55: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

41

2. Kritik Hadis Jalur Bukhari

a) „Umar bin Hafs

a. Nama lengkapnya adalah „Umar bin Hafs bin Ghiyats bin Talaq bin

Mu‟awiyah al-Nikha‟iy Abuw Hafs al-Kuwfiy.

b. Guru-gurunya adalah Ayahnya Hafs bin Ghiyats, Sakin bin Makir Al-

„Ajly, „Abdullah bin „Idris, „Abdullah bin Kharasy al-Hawsyabiy, „Itsam bin „Ali

al-„Amiriy, dan „Abu Bakr bin „Iyas.

c. Murid-muridnya adalah Bukhari, Muslim, Abu Syaibah „Ibrahim bin

„Abi Bakr bin „Abi Syaibah, „Ibrahim bin Ya‟qub al-Jauzijaniy, „Ahmad bin

„Ibrahim al-Dauriqiy, „Ahmad bin Mala‟ib bin Hayan al-Baghdadi, „Ahmad bin

Yahya al-Sufi, „Ahmad bin Yusuf al-Sulamiy, „Ismail bin „Abdu Allah al-

„Ahasbahani Simaweyh, Sulayman bin „Abdu al-Jabar al-Baghdadi, al-„Abas bin

„Abi Talib, „Abu „Usamah „Abdullah bin „Usamah al-Kilabi al-Kuwfi, „Abdullah

bin Abdu al-Rahman Addarimiy, „Abu Jur‟ah „Abdillah bin „Abdu al-Karim al-

Raziy, „Amru bin Mansur al-Nas‟i, „Abu Hatim Muhammad bin „Idris al-Razi,

Muhammad bin al-Husain bin „Abi Hanin al-Hanaini, Muhammad bin „Abi

Husain al-Samanani, Muhammad bin „Usman bin Karamah, Muhammad bin „Ali

bin Maymun al-Raqi, Muhammad bin „Abi Ghalib al-Kaumusi, Muhammad bin

Yahya bin Faris al-Djahali, Muhammad bin Yahya bin Kasir al-Harin, Muwsa bin

Sa‟id al-Dindani, Harun bin „Abdullah al-Himal, dan Ya‟qub bin Sufyan.

Page 56: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

42

d. Jarh wa ta‟dil

„Abuhatim mengatakan ia adalah orang yang thiqah begitu juga dengan

ibnu Hibban mengkategorikannya termasuk dalam orang orang yang thiqah.2

b) „Abu „Umar bin Hafs

a. Nama lengkapnya adalah Hafs bin Ghiats bin Talaq bin Mu‟awiyah bin

Malik bin al-Harits bin Sa‟labah bin „Amir bin Rubai‟ah bin „Amir bin Djisym

bin Wahbil bin Sa‟id bin Malik al-Nakha‟i al-Nikha‟i, „Abu „Amir al-Khufi.

b. Guru-gurunya adalah „Ismail bin „Abi Khalid, „Isma‟il bin Sami‟i,

Atsa‟at bin Siwar, Atsa‟at bin „Abdullah bin Jaabir al-Hadini, Atsa‟at bin „Abdu

al-Malik al-Himrani, Barid bin Sinan al-Syami, „Abu Burdah Barid bin „Abdullah

bin „Abu Burdah bin „Abu Musa al-Asya‟ri, TSaabit bin „Abi Sufiyah „Abi

Hamzah al-Tsimalii, Ja‟far bin Muhammad bin „Ali al-Sadiq, Habib bin „Abi

„Umarah, Hajaj bin „Artoh, al-Hasan bin „Abdullah, Hamid bin Turkhan, Khalid

bin al-Hidza‟, Daud bin „Abi Hindi, Sa‟id bin Tariq „Abi Malik al-„Asyja‟i,

Sufyan al-Tsauri, Sulaiman Al-„A‟masy, Sulaiman al-Taimi, kakenya Talaq bin

Mu‟awiyah al-Nikha‟i, „Asim al-Ahwal, „Abdullah bin Sa‟id bin „Abi Hindi,

„Abu Syaibah „Abdu al-Rahman bin Ishaaq al-Khufi, „Abdul al-„Aziz bin „Ummar

bin „Abdu al-„Aziz, „Abdul al-Malik bin „Abi Sulaiman, „Abdu al-Malik bin

„Abdul al-„Aziz bin Kharij, „Abdu al-Wahid bin „Aymin, „Abdullah bin „Ummar,

„Abu al-„Amis „Utbah bin „Abdullah al-Mas‟udi, „Abu al-„Anbas „Umru bin

Marwan al-Nikha‟i al-Khufi, dan „Imran bin Sulaiman al-Muradi.

2 Yusuf Ibn „Abd al-Raḥman Ibn Yusuf Abu al-Ḥujjāj Jamāl al-Dīn Ibn al-Zakī Abī

Muḥammad al-Qadla‟ī al-Kilabī al-Mizī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟ al-Rijāl, (Beirut: Muassasah

al-Risālah, 1980) Cet. I,j. XXI, h. 283.

Page 57: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

43

c. Murid-muridnya adalah „Ibrahim bin Mahdi, „Ahmad bin „Ibrahim al-

Dauriqi, „Ahmad bin Badil al-Yami, „Ahmad bin Hambal, „Ahmad bin „Abdu al-

Jabar al-„Itaridi, „Ishaaq bin „Ibrahim bin Habib al-Syahid, Ishaq bin Rahiweh,

„Abu Mu„amar „Isma‟il bin „Ibrahim al-Hidzli, „Abu Bakar „Ismail bin Hafs al-

„Abili, „Umayah bin al-Qasim, al-Hasan bin Hamad Sajadah, al-Hasan bin „Urfah,

al-Husain bin Yazid al-Tahan al-Kuwfi, Daud bin Rasyid, „Abu Khaytsamah

Zuhair bin Harb, Sufyan bin Waki„ bin al-Jaroh, „Abu al-Sa‟ib Salim bin Junadah,

Sahal bin Zanjalah al-Razi, Sahal bin „Usman al-„Askari, Sidqah bin al-Fadil al-

Muruzi, dan Ibnu „Ummah Talaq bin Ghanam al-Nikha‟i, anaknya „Ummar bin

Hafs bin Ghiyats.

d. Jarh wa ta‟dil

„Abu Hatim bin Hayan al-Bisti menyebutkannya dalam derajat thiqah

sedangkan „Ahmad bin Hambal berpendapat dia adalah seorang mudalis.3

c) Al-„A‟masy

a. Nama lengkapnya adalah Sulaiman bin Mihran al-„Asadi al-Kahali „Abu

Muhammad al-Kufi al-„A‟masy, ialah ibnu „Asad ibnu Hujaimah, telah dikatakan

beliau aslinya dari tabrasani, telah dikatan dari kampung dan datang beliau dengan

bapanya ke kufah.

b. Guru-gurunya adalah „Aban bin „Abi „Iyasy, „Ibrahim al-Timi, „Ibrahim

al-Nakha‟i, „Isma‟il bin „Abi Khalid, „Isma‟il bin Rajaa‟i al-Zabiidii, „Isma‟il bin

Muslim al-Maki, „Anas bin Malik, Tamim bin Salmah, Tsabit bin „Ubaid,

Tsamaamah bin „Ukbah, „Abi Sakhrah Jami‟ bin Syadad, „Abi Bisyri Ja‟far bin

3 Yusuf Ibn „Abd al-Raḥman, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟ al-Rijāl,j. VII, h. 56.

Page 58: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

44

„Abi Wahasyiah, Habiib bin „Abii Tsaabit, Habiib bin Sihbaan, Hasan bin „Abi al-

„Asyras, al-Husain bin al-Mundzir, „Abii Zibyan Hasin bin Jundub al-Janbii, al-

Hakam bin „Utaibah, Hakim bin Jabiir, Khitsamah bin „Abdu al-Rahman al-Ja‟fi,

Zaid bin Wahab al-Jahanii.

c. Murid- muridnya adalah „Aban bin Taghlib, „Ibrahim bin Tahmani,

„Abu Ishaq „Ibrahim bin Muhammad al-Fajrii, „Asbat bin Muhammad al-Qursyii,

„Ishaq bin Yusuf al-Azraq, „Isra‟il bin Yunus, „Isma‟il bin Zakarya, Jabir bin Nuh

al-Hamani, Jariir bin Haazam, Jarir bin „Abdu al-Hamiid, Ja‟far bin „Awn, Al-

Hasan bin „Iyaasy, Hafs bin Ghiyats, al-Hakam bin „Utaibah, „Abu Asamah

Hamaad bin „Asamah, Hamzah bin Habib al-Ziyat, Hamid bin „Abdu al-Rahman

al-Ra‟sii, Daud bin Nasiir al-Ta„ii, Za‟idah bin Qadaamah, Zabid al-Yaami.

d. Jarh wa ta‟dil

„Abu Hatim al-Razi menyebutkannya dalam derajat thiqah, „Abu Zar „Ah

al-Razi mengatakan imam, „Ahmad bin Syu „aib al-Nasanii mengatakan thiqah

sabit.4

d) Zaid bin Wahab

a. Nama lengkapnya adalah Zaid bin Wahab al-Juhainii „Abu Sulaiman al-

Kuwfii.

b. Guru- gurunya adalah al-Bar‟i bin „Ajab, Tsabit bin Wadi‟ah al-

Ansaarii, Jarir bin „Abdullah al-Bajali, Hujaifah bin al-Yaman, Zaid bin „Arqam,

„Abdullah bin „Akim, Abdullah bin Mas„ud, „Abdu al-rahman bin Hasanah,

„Abdu al-rahman bin „Abdu Rab al-Ka„bah, „Utsman bin „Afaan, „Atiyah bin

4 Yusuf Ibn „Abd al-Raḥman, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟ al-Rijāl,j. XII, h. 76.

Page 59: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

45

„Amir, „Alii bin „Abii Talib, „Umar bin Khatab, „Abii al-Darda‟, „Abi Dzar al-

Ghafaar, dan „Abii Musa al-„As‟arii.

c. Murid- muridnya adalah „Isma‟il bin „Abii Khalid, Bilal Syakh Sya„bah,

„Abu al-Muqadam Tsabit bin Hurmuza al-Hadad, al-Harits bin Hasiirah, Habib

bin „Abii Tsaabit, Habib bin Hasaan, al-Hasan bin ‟Ubaidillah, Hasin bin „Abdu

al-Rahman, al-Hakim bin ‟Utaibah, Hamid bin „Abii Sulaiman, Salamah bin

Kahil, Sulaiman al-„A‟masy, al-Salat bin Bahram, Tariq bin ‟Abdu al-Rahman,

Talhah bin Musorif, „Abdu al-Rahman bin „Asbahaani, ‟Abdu al-‟aziz bin rof„ii,

‟Abdu al-Malik bin Maisarah, ‟Utsman bin al-Mughirah al-Tsaqofii, dan ‟Adii bin

Tsabit.

d. Jarh wa ta‟dil

„Abu Haatim bin Hayaan al-bisti mengatakan bahwa dia adalah orang yang

berada diderajat thiqah, begitu pula „Ahmad bin ‟Abdullah al-‟Ajlii mengatakan

dia orang thiqah.5

e) ‟Abdullah

a. Nama lengkapnya adalah ‟Abdullah bin Mas„ud bin Ghafil bin Habib

bin Syamikh bin Mukhzam, ia adalah sahabat Nabi SAW yang masuk islam

setelah Nabi mengawali dakwahnya di mekkah lahir di mekkah, meninggal 650 m

Madinah Arab Saudi.

b. Guru- gurunya adalah Nabi SAW, ‟An Sa‟id bin Mu‟az al-„Ansari,

Safun bin ‟Asal al-Murodii, dan ‟Umar ‟Abdu al-Khatab.

5 Yusuf Ibn „Abd al-Raḥman, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟ al-Rijāl, j.X, .h.111.

Page 60: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

46

c. Murid- muridnya adalah al-„Akhnaf bin Qays, al-„Asud bin Malik yazid,

„Anas bin Malik, al-Bar„ bin ‟Azaab, al-Bari„ bin Najiit, Balad bin ‟Usamah,

Jaabir bin ‟Abdillah al-„Ansari, al-Harits bin ‟Abdillah al-„A‟war, Harits bin

Madarib al-‟Abdi, al-Hajaaj bin Malik al-„Aslamii, Harits bin Zahiiri al-Kaufi,

Khaalid bin Rabi‟i al-„Asadii, Khasyaf bin Malik al-Ta„ii, Rabi‟i bin Harisy, al-

Rabii‟i bin Hatsiim, al-Rabii‟i bin ‟Amilah al-Fazari, Zadjan „Abu ‟Umar al-

Kindii, Zar bin Habtsyi al-„Asdii, dan Zaidu bin Za„dah, Zaid bin Wahab al-

Juhanii.

d. Jarh wa ta‟dil

„Abu Hatim bin Hayaan al-Bisti telah mengatakan bahwasanya ‟Abdullah

orang yang thiqah, dan Ibnu „Abii Haatim al-Razii juga mengatakan bahwasanya

dia adalah orang yang thiqah.6

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian pada sanad-sanad hadis di atas, ada beberapa

kesimpulan yang dapat diambil antara lain :

1. Semua hadis di atas bersandar pada Rasulullah SAW, artinya berkategori

marfu. Lebih spesifikasinya marfu‟qauli haqîqi.

2. Ditinjau dari jumlah perawi yang meriwayatkan hadis di atas hadis yang

diriwayatkan oleh sahabat „Abdullah

6 Yusuf Ibn „Abd al-Raḥman, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟ al-Rijāl, ,j. XVI, h. 121.

Page 61: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

47

3. Ditinjau penelitian sanad pada jalur hadis Al Bukhari dari periwayatan

hadis di atas bertemunya antara guru dan murid maka jalur ini îtsal âl sanad

(bertemunya sanad).

4. Ditinjau dari pandangan ulama terhadap hadis di atas bahwa hadis ini

thiqah, maka hadis ini berstatus ṣahih.

E. Korelasi Hadis Penciptaan Manusia Dengan Taqdir

Berdasarkan penggalan kalimat dalam hadis tersebut, timbul keragaman

pemahaman sebagai berikut: Pertama, „inna „ahadakum , kedua, yujma‟u fi batni

ummihi, ketiga, arba‟ina yawman, keempat, tsumma ‟alaqah mitsl dzalik, kelima,

tsumma yakuwnu mudghatan mislu dzalik, keenam, tsuma yab‟atsu allah

malakan.

Adapun penjelasan secara rinci penggalan-penggalan hadis di atas adalah

sebagai berikut:

1. „inna „ahadakum (sesungguhnya setiap kalian).

Abu Al-Baqa‟ dalam I‟rab Al-Musnad berkata, “kata ا hanya boleh

dibaca fathah karena sebagai maf‟ul ؽلصب , jika di ungkapkan dengan kasrah (ا)

maka terputus dari perkatan haddatsana.7

Sementara itu An-Nawawi dalam Syarh Imam Muslim mengatakan, bahwa

kata itu dibaca kasrah (ا) sebagai bentuk penceritaan, namun boleh juga dibaca

fathah. Alasan Abu Al-Baqa‟, bahwa harakat kasrah bertentangan dengan

zahirnya, dan tidak boleh berpaling dari itu kecuali jika ada yang menghalangi.

7 Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari. Terj. Amir Hamzah (Jakarta: Pustaka Azzam,

2009), v. 32, h. 9.

Page 62: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

48

Seandainya dibolehkan tanpa mengikuti asal penukilan, tentu dibolehkan juga

membaca dengan kasrah seperti firman Allah dalam surat Al Mu‟minuun ayat 35,

قوع ب أ ػظ رواثب ز ز إما أ أ٣ؼل

Artinya:

Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah

mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kamu sesungguhnya

akan dikeluarkan (dari kuburmu).8

Sementara para qari‟ sepakat bahwa kata itu dibaca fathah. Al Khulubi

menanggapi, bahwa hadis ini diriwayatkan dengan harakat fathah (ا) anna dan

dengan harakat kasrah (ا) inna.9

Ibnu Hajar katakan, Ibnu Al-Jauzi menyatakan, bahwa hadis ini hanya

diriwayatkan dengan harakat kasrah. Kemudian Al-Khubi berkata, “seandainya

tidak ada riwayatnya seperti demikian (yakni dengan harakat fathah dan dengan

harakat kasrah), berarti meriwayatkannya dengan makna tidak dilarang.” Setelah

itu ia menanggapi tentang redaksi ayat tersebut, bahwa janji itu adalah kandungan

redaksinya, bukan dengan kekhusuan lafadznya, sedangkan di sini, penceritaan

hadis boleh dengan lafadznya dan boleh juga dengan maknanya.

2. Yujma‟u fi batni „ummihi (Dikumpulkan penciptaannya di dalam perut

ibunya).

Demikian redaksi yang dicantumkan dalam riwayat Abu Dzar dari

gurunya, sedangkan yang dari Al-A‟masy disebutkan dengan redaksi, „inna

khalaqa ahadikum yujma‟u fi batni ummihi (sesungguhnya penciptaan setiap

8 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Darus Sunnah,

2015). h. 47. 9 Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, v. 32, h. 9.

Page 63: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

49

kalian dikumpulkan di dalam perut ibunya). Ini juga merupakan redaksi riwayat

Adam yang dikemukakan pada pembahasan tentang tauhid. Demikian juga yang

disebutkan dalam riwayat dari Al-A‟masy. Sedangkan dalam riwayat Abu Al-

Ahwash darinya, disebutkan dengan redaksi, „inna ahadakum yujma‟u khalquhu fi

batni (sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut

ibunya).

Selain itu, riwayat Abu Mu‟awiyah dan Waki‟ bin Numail menyebutkan

seperti itu. Dalam riwayat Ibnu Fudhail dan Muhammad bin Ubaid yang

diriwayatkan oleh Ibnu Majah disebutkan dengan redaksi, „innahu yujma‟u khalqu

ahadikum fi batni ummihi,(sesungguhnya penciptaan setiap kalian dikumpulkan di

dalam perut ibunya). Sementara dalam riwayat Syarik disebutkan seperti riwayat

Adam, hanya saja dia menyebutkannya Ibni Adam(anak Adam) sebagai ganti

ahadikum (setiap kalian).10

Yang dimaksud dengan pengumpulan ini adalah penggabungan

sebagiannya dengan sebagian lainnya tercerai berai. Kata khalqa adalah bentuk

mashdar yang digunakan untuk mengungkapkan tentang tubuh, dan ini dimaknai

sebagai maf‟ul, seperti kalimat : hadza dirhamu darbu al-„amir (dirham ini buatan

Emir). Maksudnya buatannya Al Qurthubi dalam kitab Al-Mufhim berkata :

“Maksudnya, mani masuk ke dalam rahim ketiaka memancar dengan kuat akibat

dorongan syahwat sehingga berceceran, lalu Allah menghimpunkannya di tempat

anak di dalam rahim.

3. „arba‟ina yawman (Selama empat puluh hari).

10

Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, v. 32, h. 10.

Page 64: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

50

Dalam riwayat Adam ada tambahan, „aw „arba‟ina laylatan (atau empat

puluh malam). Demikian juga dikemukakan mayoritas periwayat dari Syu‟bah,

namun disertai dengan keraguan. Dalam riwayat Yahya Al-Qaththan, Waki‟, Jarir

dan Isa bin Yunus disebutkan, arba‟ina yawman (selama empat puluh hari) tanpa

keraguan. Sedangkan dalam riwayat Salamah bin Kuhail disebutkan, „arba‟ina

laylatan (empat puluh malam) tanpa keraguan. Kesimpulanya, yang dimaksud

adalah hari dan malamnya, atau malam dan harinya.

Dalam riwayat Abu Awanah dari Wahab bin Jarir, dari Syu‟bah

disebutkan seperti riwayat adam, tapi dengan tambahan kata nutfah (air mani) di

antara kata „ahadakum (setiap kalian) dan „arba‟ina (empat puluh). Jadi jelas

yang dikumpulkan itu adalah air mani. Asalnya, ketiaka air mana laki-laki

bertemu dengan ovum perempuan melalui proses percintaan, dan dari situ Allah

hendak menjadikan janin maka Allah menyediakan sebab sebabnya.11

Ada juga yang mengatakan bahwa keduanya mempunyai kekuatan aktif

dan pasif, namun kekuatan aktif pada mani laki-laki lebih banyak sementara pada

ovum peempuan sebaliknya. Seseorang ahli anatomi mengatakan, bahwa mani

laki-laki tidak mempunyai peran dalam terjadinya anak kecuali dalam

mengikatnya, karna anak terjadi dari darah haid, namun hadis hadis bab ini

menolak pandangan ini. Sedangkan pendapat yang disebutkan pertama lebih

sesuai dengan hadis.12

11

Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, v. 32, h. 11. 12

Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, v. 32, h. 12.

Page 65: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

51

4. tsumma „alaqah mitsla dzalik (Kemudian menjadi segumpal darah

selama itu).

Dalam riwayat Adam disebutkan dengan redaksi, tsumma takuwnu „alaqah

mitsla dzalik. (kemudian menjadi segumpal darah selama itu). Sedangkan dalam

riwayat Imam Muslim disebutkan dengan redaksi, tsuma takuwnu fii dzalika

„alaqah mitsla dzalika (kemudian dalam pada itu menjadi segumpal darah selama

itu). Takuwnu di sini bermakna berubah menjadi. Artinya, mani itu menjadi sifat

tersebut selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi sifat berikutnya.

Kemungkinan juga maksudnya adalah perubahannya sedikit demi sedikit, yaitu

darah membalut mani selama empat puluh hari pertama setelah berkembang dan

menumbuhkan bagian-bagiannya sedikit hingga sempurna menjadi segumpal

darah dalam masa empat puluh hari itu, setelah itu darah dibalut daging sedikit

demi sedikit hingga akhirnya semunya menjadi segumpal daging, dan sebelumnya

juga tidak disebut segumpal darah selama masih berbentuk mani. Demikian juga

setelahnya, yaitu pada masa menjadi darah, lalu menjadi daging.

Hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dari jalur Abu Ubaidah

menyebutkan, bahwa Abdullah mengatakan secara marfu ; „inna al-nutfah

takuwnu fii „arrahim „arba‟ina yawman ‟ala haliha latataghayaru,(sesungguhnya

mani itu berada di dalam rahim selama empat puluh hari dalam bentuknya semula,

tidak mengalami perubahan). Sanad-nya lemah dan terputus. Kalaupun riwayat ini

valid, maka kalimat “tidak mengalami perubahan” ini di artikan tidak mengalami

perubahan secara sempurna, yakni tidak sempurna berubah menjadi segumpal

darah kecuali setelah genap empat puluh hari. Dan ini tidak menafikan bahwa

Page 66: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

52

dalam masa empat puluh hari pertama mani itu berubah menjadi darah hingga

akhirnya menjadi segumpal darah.13

5. tsumma yakuwnu mudghatan mislu dzalik (Kemudian menjadi segumpal

dagin seperti itu).

Dalam riwayat Adam disebutkan dalam redaksi, mitslahu (seperti itu).

Sementara dalam riwayat Imam Muslim disebutkan seperti yang terdapat pada

redaksi ”segumpal daging”. Maksudnya, seperti masa yang telah disebutkan

sebelumnya (empat puluh hari). Al‟alaqah adalah darah yang menggumpal dan

kasar. Disebut demikian karena kerentanannya dan ketergantungannya terhadap

apa yang melewatinya. Al-mudghah adalah segumpal daging. Kata itu disebut

demikian seukuran apa yang dikunyah oleh orang yang mengunyah.14

6. tsuma yab‟atsu allah malakan (kemudian Allah mengutus seorang

malaikat).

Dalam riwayat Al Kasymihami disebutkan, tsumma yub‟asu ilaihi

malakun (kemudian diutuslah seorang malaikat kepadanya). Sedangkan dalam

riwayat Adam juga disebutkan seperti riwayat Al Kasymihami, namun dia

menyebutkan dengan lafzh,almalaku (malaikat). Seperti juga riwayat Imam

Muslim, dengan redaksi, tsumma yursilu Allah (kemudian allah mengutus). Huruf

lam di sini (pada lafazh almalaku) menunjukan makna definit. Maksudnya, jenis

malaikat yang ditugaskan menangani rahim, sebagaimana yang disebutkan dalam

riwayat Hudzaifah bin Asid, dari riwayat Rabi‟ah bin Kultsum, „anna malakan

13

Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, v. 32, h. 16. 14

Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, v. 32, h. 18.

Page 67: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

53

muwa kalan birrahim (bahwa malaikat yang ditugaskan menangani rahim); dari

riwayat Ikrimah bin Khalid, tsumma yatasawwaru ‟alaiha almalaku alladziy

yukhallaquha (kemudian ditangani oleh malaikat), dalam riwayatnya Abu Az-

Zubair yang diriwayatkan oleh Al Firyabi disebutkan, ata malaku al‟arhami

(Datanglah malaikat rahim). Asalnya dari riwayat Imam Muslim tapi disebutkan

dengan redaksi, ba‟asa Allah malakan (Allah mengutus seorang malaikat).

Sementara dalam hadis Ibnu Umar disebutkan, idza arada Allah „an yakhluqa

alnutfata qala malaku al‟arhami (apabila Allah hendak menciptakan mani,

malaikat rahim berkata). Disebutkan juga dalam hadis kedua dalam bab ini, dari

Anas, wakala Allah birrahimi malakan (Allah menugaskan seorang malaikat

untuk menangani rahim).15

Menurut Ibnu Daqiq Al-„Id Dalam kitab Syarh Arba‟in Nawawi, Imam

Nawawi menjelaskan tentang. Hadit penciptaan manusia dengan taqdir ini.

Kalimat “Sesungguhnya (materi) penciptaan salah seorang darikalian (manusia)

dikumpulkan (oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala) dalam rahimibunya” maksudnya

yaitu air mani yang memancar kedalam rahim, lalu Allah pertemukan

dalam rahim tersebut selama 40 hari. Diriwayatkan dari Ibnu

Mas‟ud bahwa dia menafsirkan kalimat diatas dengan menyatakan, “Nutfah yang

memancar kedalam rahim bila Allah menghendaki untuk dijadikan

seorangmanusia, maka nutfah tersebut mengalir pada seluruhnya pembuluh

darah perempuan sampai kuku dan rambut kepalanya, kemudian tinggal selama

40 hari,lalu berubah menjadi darah yang tinggal didalam rahim. Itlah yang

15

Abu Zakariya Muhyiddin Yahya ibn Syarif al-Nawawi, Al-Minhaj Syarh Shahih

Muslim (Beirut: Dar al-Ihya al-Turats al-„Arabi, 1994), j. 16, h. 190.

Page 68: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

54

dimaksud dengan Allah mengumpulkannya.” Setelah 40 hari Nutfah menjadi

„Alaqah (segumpal darah).16

Menurut Syaikh Al-„Utsaimin yang keempat dari kumpulan hadits Al-

Arba‟in karangan Iman An-Nawawi, berisi penjelasan mengenai perkembangan

penciptaan manusia didalam perut ibunya, penulisan ajal dan rezekinya, dan

seterusnya. Ibnu Mas‟udmembawakan riwayat ini dengan mengatakan,

“Rasulullah telah bersabda kepada kami, sedangkan beliau selalu berkata benar

dan selalu dibenarkan.” Yakni jujur (benar) mengenai apa yang beliau sabdakan

dan selalu dibenarkan mengenai apa yang diwahyukan kepada beliau. Ibnu

Mas‟ud sengaja memberikan pengantar seperti ini karena apa yang hendak

disampaikan merupakan dari perkara gha‟ib, yang tidak bisa diketahui, kecuali

berdasarkan wahyu.17

Al Karim berkata, “jika benar bahwa yang dimaksud dengan malaikat ini

adalah malaikat yang ditugaskan menangani rahim, lalu bagaimana

pengutusannya?” Dia menjawab, bahwa maksdunya adalah malaikat yang

ditugaskan mencatat kalimat-kalimat (ketetapan-ketetapan) bukanlah malaikat

yang ditugaskan menangani rahim yang mengatakan, yaarabbi nutfatun (Wahai

Tuhanku, setetes mani) dan seterusnya. Kemungkinan yang dimaksud dengan

pengutusan itu adalah perintah untuk itu.”18

16

Ibnu Daqiqil „Ied, Syarhul Arba‟iina Hadiitsan An-Nawawiyah. Terj. Muhammad

Thalib.(Yogyakarta: Media Hidayah, 2005), h. 19 17

An-Nawawi, Imam Muhyiddin, Ad-Durrah As-Salafiyyah Syarh Al-Arba‟in An-

Nawawiyah. Terj. Salafuddin Abu Sayyid (Solo: Pustaka „Arafah, 2007), h.108. 18

Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, v. 32, h. 19.

Page 69: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

55

Rezeki, ajalnya, dan sengsara atau bahagia. Demikian redaksi yang

disebutkan dalam riwayat ini tanpa tentang “amal” yang dengannya lengkaplah

menjadi empath al, setelah itu disebutkan keempat ketetapan tersebut. Demikian

juga yang disebutkan dalam riwayat Imam Muslim juga disebutkan dengan

redaksi, lalu diperintahkan (untuk mencatat) empat kalimat : Rezekinya.

Al Khuni menakwilkan, bahwa malaikat itu diperintahkan mencatat empat

hal, lalu ia hanya menuliskan tiga. Yang benar bahwa itu berasal dari para

periwayat. Maksudnya, malaikat itu mencatat ketetapan setiap orang apakah itu

kebahagiaan atau kesengsaraan, jadi tidak menulis keduanya untuk satu orang,

walaupun keduanya ada pada satu orang namun yang dihukumi adalah yang

terbanyak. Jika seimbang maka yang dihukuminya adalah yang menjadi penutup,

karna itu disebutkan “empat”, sebab bila tidak demikian tentu beliau mengatakan

“lima”. Artinya, menuliskan rezeki, apakah sedikit atau banyak, sifatnya haram

atau halal, kemudian ajalnya, apakah berumur panjang atau pendek. Kemudian

amalnya, apakah baik atau buruk.19

Abu Daud meriwayatkan dari riwayat Syu‟bah dan Ats-Tsauri, semuanya

dari Al A‟masy, “Kemudian dia menulis apakah sengsara atau bahagia”. Makna

sabda beliau „bahagia atau sengsara‟, adalah malaikat menuliskan salah satu

ketetapan tersebut untuk sang hamba, misalnya dia menuliskan: “Ajal janin ini

sekian, amalnya demikian, rezekinya sekian, dan dia sengsara berdasarkan akhir

amalnya, atau dia bahagia pada akhir amalnya”. Sebagaimana yang ditunjukan

oleh kelanjutan hadis ini. Konteks redaksi hadis menunjukan bahwa Allah

19

Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, v. 32, h. 21.

Page 70: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

56

mengatakan dan malaikat menuliskan kesengsaraan dan kebahagiaan, karena

redaksinya menunjukan keduanya dan penjelasannya.

Ibnu Abi Jamrah mengatakan tentang hadis ini dalam riwayat Abu Al

Ahwsh, “kemungkinan diperintahkan untuk dicatat itu adalah keempat hal

tersebut, dan kemungkinan yang lain ”.

Yang pertama lebih tepat seperti yang dijelaskan oleh riwayat-riwayat

lainnya. Semua jalur periwayat hadis Ibnu Mas‟ud menunjukan bahwa janin

mengalami tiga perubahan dalam kurun waktu 120 hari. Allah telah menyebutkan

ketiga perubahan ini tanpa menyebutkan batasan waktu di dalam sejumlah surat,

di antaranya di dalam surat Al Hajj ayat 5, sebagaimana yang telah diisyaratkan

pada pembahasan tentang haid “yang sempurna kejadiannya dan yang tidak

sempurna”. Ayat tersebut menunjukan bahwa bentuk itu adalah bentuk gumpalan

daging tersebut, dann hadisnya menjelaskan bahwa itu terjadi setelah genapnya

empat puluh hari, yaitu masa maksimal disebut sebagai segumpal daging. Allah

juga telah menyebutkan tentang setetes air mani kemudian segumpal darah

kemudian segumpal daging dalam surah-surah lainnya. Dalam surah Al

Mu‟minuun, setelah menyebutkan segumpal daging Allah menyebutkan tambahan

dalam surah Al Mu‟minuun, “dan segumpal daging itu kami jadikan tulang

belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging”. Dari hadis ini

disimpulkan, bahwa berubahnya gumpalan daging itu menjadi tulang belulang

adalah setelah ditiupkannya ruh.20

20

Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, v. 32, h. 24.

Page 71: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

57

Pembentukan semua anggota tubuh termasuk kelamin laki-laki atau

perempuan terjadi pada waktu yang telah disepakati, dan itu sebagaimana dapat

disaksikan pada janin binatang, yaitu pada waktu dimana bentuknya mulai

sempurna. Kemudian malaikat itu mempunya tugas pembentukan lainnya, yaitu

saat ditiupkanya ruh ketika genap empat bulan sebagaimana yang telah disepakati

oleh para ulama, bahwa peniupan ruh hanya terjadi setelah empat bulan.

Ibnu Ash-Shahal telah memaparkan dalam kitab Al Fatawa, dia berkata,

“Imam Bukhari tidak mengemukakan hadis Hudzaifah bin Asid, mungkin karena

hadis itu dari Abu Ath-Thufail darinya, atau mungkin karna dipandang tidak

cocok dengan hadis Ibnu Mas‟ud, karena hadis Ibnu Mas‟ud itu tidak diragukan

ke-shahih-annya.” Hal ini berdasarkan dalil yang menunjukan bahwa

pembentukannya sebagai laki-laki atau perempuan adalah pada saat berbentuk

segumpal daging.”21

Pendapat dari beberapa ulama tentang hubungan hadis mengenai taqdir

dari hadis di atas yakni:

Al-Raghib berkata, “taqdir yang ditetapkan menunjukan kekuasaan dan

yang terjadi menunjukan telah diketahui, takdir mencakup kehendak secara aqli

dan perkataan secara naqli.” Intinya, adanya sesuatu pada suatu waktu dalam

suatu keadaan sesuai dengan ilmu, kehendak dan perkataan. Kalimat qaddara

Allah asyay‟a artinya Allah telah menetapkannya, kata ini disebutkan tanpa

tasydid (qaddara Allah asyay‟a).22

21

Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, v. 32, h. 27. 22

Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, v. 32, h. 4.

Page 72: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

58

Ibnu Al-Qaththa‟berkata, qaddara Allah asyay‟a artinya Allah telah

menjadikan sesuatu menurut ukuran. Menakdirkan rejeki adalah menguasainya

(atau memilikinya).

Al Karim berkata, “yang dimaksud dengan takdir adalah ketetapan allah.

Para ulama mengatakan bahwasanya qadha adalah ketetapan umum yang bersifat

global dari jaman azali, sedangkan takdir adalah bagian dan perincian ketetapan

itu,”

Abu Al-Muzhaffar bin As-Sam‟ani berkata, “taqdir adalah salah satu

rahasia Allah, yang hanya di khususkan bagi orang yang alim lagi

berpengetahuan, sedangkan bagi yang lain Allah menutupinya dari akal para

makhluk serta jangkauan pengetahuan mereka karena hikmah tertentu. Oleh

karena itu, takdir tidak diketahui oleh Nabi yang di utus sekalipun, bahkan

malaikat yang didekatkan kepada-Nya. Ada juga yang mengatakan, bahwa rahasia

taqdir akan disingkapkan bagi mereka setelah mereka masuk surga, dan tidak akan

disingkapkan bagi mereka sebelum mereka memasukinya.23

Ath-Thabarani meriwayatkan dengan sanad yang hasan dari hadis Ibnu

Mas‟ud secara marfu, „idza dzukira alqadaru fa‟amsikuw (bila disebutkan taqdir,

maka diamlah kalian). Imam Muslim meriwayatkan dari jalur Thawus, “ Aku

pernah bersama sahabat Rasulullah SAW, mereka berkata, „segala sesuatu sudah

ditaqdirkan”. Dan aku mendengar Abdullah bin Umar berkata, „Rasulullah SAW

bersabda, kulla syay‟in biqadari hatta al‟ajza walkaysa (segala sesuatu telah

ditaqdirkan, bahkan kelemahan dan kecerdasan )‟.24

Menurut Ibnu Hajar, alkaysu adalah kebalikan dari al‟ajzu (lemah), yaitu

cerdas dalam segala urusan, baik urusan dunia maupun akhirat. Makna hadis ini

adalah segala sesuatu tidaklah terjadi di alam wujud kecuali telah diketahui Allah

dan sesuai dengan kehendak-Nya. Kedua sifat itu disebutkan dalam hadis ini

untuk mengisyaratkan bahwa semua perbuatan kita walaupun kita ketahui dan kita

kehendaki sendiri tidak akan terjadi kecuali dengan kehendak Allah.

23

Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, v. 32, h. 4. 24

Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, v. 32, h. 5.

Page 73: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

59

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari paparan pada bab-bab sebelumnya maka kesimpulan

penelitian ini adalah: Pertama, hadis penciptaan manusia yang diriwayatkan oleh

Bukhari ini ditinjau dari segi kualitasnya sanadnya shâhih, karena

ketersinambungan (ز) sanad dari awal hingga akhirnya dan tidak ada seorang

rawipun yang tidak dipercaya )ؿ٤و اضلخ( atau kurang hafalannya (ه٤ اضجظ). Selain

diriwayatkan oleh Bukhari, hadis ini diriwayatkan pula oleh Muslim, Abu Daud,

Tirmidzi, dan Ibn Majah.

Kedua, hadis tentang penciptaan manusia ini sangat erat hubungannya

dengan konsep taqdir, karena ketika manusia diciptakan saat itu pula taqdir telah

ditetapkan baginya, bahkan sebelum manusia itu dilahirkan, yakni pada saat hari

ke 40 dalam kandungan. Rasulullah SAW bersabda, kulla syay‟in biqadari hatta

al‟ajza walkaysa (segala sesuatu telah ditaqdirkan, bahkan kelemahan dan

kecerdasan), yaitu cerdas dalam segala urusan, baik urusan dunia maupun akhirat.

Makna hadis ini adalah segala sesuatu tidaklah terjadi di alam wujud kecuali telah

diketahui Allah dan sesuai dengan kehendak-Nya. Kedua sifat itu disebutkan

Page 74: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

60

dalam hadis ini untuk mengisyaratkan bahwa semua perbuatan kita walaupun kita

ketahui dan kita kehendaki sendiri tidak akan terjadi kecuali dengan kehendak

Allah.

Ketiga, Proses kejadian manusia berdasarkan hadis terjadi dalam dua

tahap: Pertama, tahapan primodial, yakni proses penciptaan Nabi Adam a.s

sebagai manusia pertama. Kedua, tahapan biologi, yakni manusia diciptakan dari

intisari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat

yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku („alaqah) yang

menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya

segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu

kepadanya ditiupkan ruh dan kemudian ditetapkan atasnya taqdir yakni amal,

rezeqi serta ajalny.

B. Saran

Penelitian ini masih belum sempurna oleh karna itu disarankan untuk para

peneliti berikutnya yaitu:

1. Meneliti lebih lanjut tentang hadis-hadis penciptan manusia serta

kolerasinya dengan taqdir.

2. Implikasi/ aplikasi hadis penciptaan manusia dalam kehidupan sehari-

hari dengan ridha dan taqdir yang telah allah tetapkan.

Page 75: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

Daftar Pustaka

Departemen Agama RI. Al-Qur‟an dan Terjemahannya. Bandung: CV. Daarus

Sunnah, 2015.

Abu Daud, Sulaiman bin al-Asy‟ats bin Syaddad bin Amr bin Amir. Kairo : Dar

el-Hadis, 2010.

Afifati, Ahliana. Proses Penciptaan Manusia Menurut Islam dan Sains. Jakarta:

Pustaka Azzam, 2004.

Al-„Asqalani, Ibn Hajar. Fath al-Bari: Syarah Sahih al-Imam Abi „Abdullah ibn

Ismail al-Bukhari. Terj. Amir Hamzah, Beirut: al-Maktabah al-Salafiyyah,

t.t. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.

Albar, Muhamad Ali. Penciptaan Manusia, terj. Budi Utomo. Yogyakarta: Mitra

Pustaka, 2002.

Al-Mizī , Yusuf ibn „Abd al-Raḥman Ibn Yusuf Abu al-Ḥujjāj Jamāl al-Dīn Ibn

al-Zakī Abī Muḥammad al-Qadla‟ī al-Kilabī. Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟

al-Rijāl. Beirut: Muassasah al-Risālah, 1980.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian(Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta :

Rineka Cipta, 1993.

Brown, Daniel W. Menyoal relevansi sunnah dalam Islam Moden, terj Jaziar

Radianti dan Entin Sriani Muslim. Bandung : Mizan, 2000.

Cahyadi, Djaya. “Taqdir Dalam Pandangan Fakhr Al-Din Al-Razi” Skripsi Tafsir

Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2010.

Daradjat, Zakiah. Dasar-dasar Agama Islam. Jakarta: Pustaka Azzam, 1986.

Page 76: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

„Ied, Ibnu Daqiqil. Syarhul Arba‟iina Hadiitsan An-Nawawiyah. Terj. Muhammad

Thalib. Yogyakarta: Media Hidayah, 2005.

Wensinck, Arent Johannes. Al-Mu‟jam al-Mufharas li al-Faz al-Hadits al-

Nabawi. Terj. M. Fuad „Abd al-Baqi. leiden : EJ.Brill, 1943.

Hamka. “Taqdir dan Kebebasan Manusia,Telaah atas Penafsiran al-Zamakhsyari

terhadap surat al-Furqan Ayat 2 dan Surat al-Ra‟d Ayat 11,” Skripsi

Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2002.

Hidayat, Komardin. Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutik.

Jakarta Paramadina, 1996.

Bucaille, Maurice. Dari mana manusia berasal? Antara sains, Bibel dan Al-

Qur‟an. Terj. Prof. Dr, H. M. Rasyidi. Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Ismail, Muhammad Syuhudi. Hadis Nabi yang tekstual dan Kontekstual: Telaah

M‟ani al-Hadis tentang Ajaran Islam yang Universal. Temporal dan local.

Jakarta: Bulan Bintang, 1994.

Muhammad bin 'Isa bin Saurah bin Musa bin al-Dlahhak, Sunan at-Tirmidzi.

Kairo : Dar al-Hadis, 2010.

Muhammad bin Yazid bin Mâjah al-Qazwînî, Sunan Ibn Majah. Kairo : Dar al-

Hadis, 2010.

Muhammad bin Isma‟il Abu Abdillah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari. Kairo : Dar

al-Hadis, 2010.

Muslim bin al Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih

Muslim. Kairo : Dar al-Hadis, 2010.

Page 77: HUBUNGAN HADIS PENCIPTAAN MANUSIA DENGAN TAKDIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45276/1/Skripsi Endang Jayadi...membahas tentang penciptaan manusia dan taqdir. Sumber

Al-Nawawi, Abu Zakariya Muhyiddin Yahya ibn Syarif. Al-Minhaj Syarh Shahih

Muslim. Beirut: Dar al-Ihya al-Turats al-„Arabi, 1994.

-------. Ad-Durrah As-Salafiyyah Syarh Al-Arba‟in An- Nawawiyah. Terj.

Salafuddin Abu Sayyid (Solo: Pustaka „Arafah, 2007.

Al-Najjar, Zaghlul. Pembuktian Sains dalam Sunnah. Terj. Zainal „Abidin dan

Syakirun Ni‟am. Jakarta: Amzah, 2006.

Qardhawi, Yusuf. Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW, terj. Muhammad al-

Baqir. Bandung: Karisma, 1999.

-------. Kaifa Nata‟amal ma‟a Sunnah al-Nabawiyah. Kairo: Dar al-Syuruq, 2004.

-------. Sunnah, ilmu pengetahuan dan peradaban, terj. Abad Badruzzaman.

Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001.

Rudiyanto. “Taqdir Dalam Perspektif al-Qur‟an, Kajia Tafsir Maudhu‟i” Skripsi

Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2003.

Sakinah. “Taqdir Menurut Perspektif Hadis” Skripsi Tafsir Hadis Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2006.

Syueb, Sudono. Buku Pintar Agama Islam. Jakarta: Delta Media, 2011.

Suryadi. ”Rekonstruksi Metodologi Pemahaman Hadis Nabi”. Esensia. Vol. 2,

Nol.1, 2001.

Thahan, DR.Mahmud. intisari ilmu hadis. Malang:Uin-press, 2007,

Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirodihardjo,1999.

Yusuf, Muhammad. Metode dan Aplikasi Pemaknaan Hadis,Yogyakata:Teras,

2009.