HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI...

91
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI PADA IBU POST SECTIO CAESARIA DI RUANG NIFAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan di Program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH: HELMI HABIAWATI P00312017113 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI PRODI D-IV KEBIDANAN KENDARI 2018

Transcript of HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI...

Page 1: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI PADA IBU POST SECTIO CAESARIA DI RUANG NIFAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMAS PROVINSI

SULAWESI TENGGARA TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan di Program Studi D-IV Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH:

HELMI HABIAWATI P00312017113

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

PRODI D-IV KEBIDANAN KENDARI

2018

Page 2: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

ii

Page 3: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

iii

Page 4: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PENULIS

1. Nama : Helmi Hibiawati

2. NIM : P00312017113

3. Tempat Tanggal Lahir : Tosiba, 24 Januari 1987

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Agama : Islam

6. Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia

7. Alamat : Jl. Srikaya Anduonohu

B. PENDIDIKAN

1. SDN 1 Poasia Tamat tahun 1999

2. SMPN 5 Kendari Tamat Tahun 2002

3. SMAN 2 Kendari Tamat Tahun 2005

4. DIII Kebidanan Poltekkes Kendari Tamat Tahun 2008

5. DIV Kebidanan Poltekes Alih Jenjang Masuk 2017 Sampai

Sekarang

Page 5: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kahadirat Allah SWT karena

berkat karunia Nya, sehingga penulis dapa tmenyelesaikan skripsi ini tepat

pada waktunya. Dalam penyusunan Skripsi ini, banyak kendala yang di

hadapi namun berkat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena

itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih

kepada Ibu Hj. Nurnasari P, SKM, M.Kes selaku pembimbing I dan ibu

Hasmia Naningsi, SST, M.Keb selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi serta

arahan dalam proses penyusunan skripsi ini selesai.

Selanjutnya penulis pun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kendari.

2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari.

3. Ibu Hasmia Naningi, SST, M.Keb selaku ketua Prodi D-IV Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari.

4. Bapak Dr. Yusuf Hamra, Sp.Pd, M.Kes selaku Direktur RSU

Bahteramas

5. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Penguji I, Ibu DR. Kartini, S.Si.T,

M.Kes selaku Penguji II dan Ibu Melania Asi, S.Si.T, M.Keb selaku

Penguji III.

Page 6: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

vi

6. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan pendidikan Politeknik Kesehatan

Kendari Jurusan Kebidanan yang telah banyak membimbing dan

membagi ilmu selama penulis mengikuti proses belajar dibangku kuliah

beserta seluruh staf pegawai yang telah banyak membantu.

7. Teristimewa untuk suami, atas doa, dukungan,bantuan, motivasi serta

kasih sayang yang begitu besar kepada penulis semoga kita semua

selalu dalam lindunganNYA dan semoga penulis bisa memberikan yang

terbaik untuk kalian.

8. Seluruh rekan – rekan seperjuanganku Politeknik Kesehatan Kendari

Prodi DIV Kebidanan angkatan 2017 khususnya teman-teman Alih

Jenjang Kelas C. Terima kasih atas segala dukungan serta

kebersamaan kita.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

baik isi, bahasa maupun materi yang ada di dalamnya oleh karena itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari

para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Dan akhirnya penulis

mengucapkan terimakasih dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua terutama dalam bidang ilmu Kebidan amin.

Kendari, Agustus 2018

Penulis

Page 7: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iiii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................. iv

KATA PENGANTAR......................................................................... v

DAFTAR ISI...................................................................................... viii

DAFTAR TABEL............................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ ix

ABSTRAK.......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian....................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6

E. Keaslian Penelitian.................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 9

A. Telaah Pustaka ......................................................................... 9

B. Landasan Teori.......................................................................... 31

C. Kerangka Teori.......................................................................... 33

D. Kerangka Konsep...................................................................... 34

E. Hipotesis Penelitian...................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 35

A. Jenis Penelitian......................................................................... 35

B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 35

C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 36

D. Variabel Penelitian AAAAAAAAAAAAAAAAAAA.. 36

E. Definisi Operasional..................................................................... 37

Page 8: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

viii

F. Instrumen Pengumpulan Data................................................... 37

G. Jenis dan Sumber DataA................................................... 38

H. Pengolahan dan Analisis Data.................................................... 39

I. Etika PenelitianAAAAAA....................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 44

A. Gambaran Lokasi Penelitian...................................................... 44

B. Hasil Penelitian.......................................................................... 47

C. Pembahasan............................................................................. 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 57

A. Kesimpulan................................................................................ 57

B. Saran......................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 59

LAMPIRAN

Page 9: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Dukungan keluarga Ibu Post SC Di Ruang Nifas di

RSUD Bahteramas Tahun 2018AAAAAAAAAA.

48

Tabel 4.2 Mobilisasi Dini Ibu Post SC di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018AAAAAAAAAAAAA

49

Tabel 4.3 Hubungan dukungan Keluarga dengan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post SC Di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018AAAAAAAAAAAAAAAAAAA

50

Page 10: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat izin penelitian dari Badan Riset Propinsi Sultra

Lampiran 2. Kuesioner

Lampiran 3. Surat keterangan telah melakukan penelitian

Lampiran 4. Master tabel

Lampiran 5. Output analisis data

Page 11: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

xi

ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI

PADA IBU POST SC DI RUANG NIFAS RSUD BAHTERAMAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2018

Helmi Habiawati 1, Nurnasari2, Hasmia Naningsi 2

Latar belakang: Mobilisasi dini merupakan kebijakan untuk secepat mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbing secepat mungkin untuk berjalan (Manuaba, 2004) Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan Keluarga dengan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post SC Di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018 Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian yaitu ibu post section caesarea di Ruang Nifas RSUD Bahteramas yang berjumlah 42 orang. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner mengenai dukungan keluarga, dan mobilisasi dini ibu post SC. Data dianalisis dengan uji Chi Square. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar ibu post SC di Ruang Nifas RSUD Bahteramas dapat melakukan mobilisasi dini dengan baik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar ibu post SC mendapat dukungan keluarga pada kategori baik. Secara bivariat, hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada hubungan yang signifikan antara dukungan Keluarga dengan Mobilisasi Dini pada Ibu Post SC di ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018 yang ditandai dengan nilai p = 0,003 < α = 0,05 dengan X2 hitung = 8,976. Kata kunci : Dukungan Keluarga, Mobilisasi Dini

1. Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan. 2. Dosen Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan.

Page 12: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sectio Caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin

dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding

rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas

500 gram (Sarwono, 1991). Sectio caesaria adalah lahirnya janin, melalui

insisi di dinding abdomen dan dinding uterus (Kasdu.2005). Menurut data

WHO (World Health Organization), sebanyak 99% kematian ibu akibat

masalah persalinan atau kelahiran terjadi di Negara-negara berkembang

yaitu Negara yang masuk dalam ASEAN (Association of South East

Asian Nations) seperti Negara Indonesia. Rasio kematian di Negara-

negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu

per 100.000 kelahiran bayi hidup, jika dibandingkan dengan rasio

kematian ibu disembilan Negara maju yaitu Jepang, Amerika Serikat,

Australia, Belanda, New Zealand, Kanada, Irlandia, Jerman, dan Swedia.

(Wahyuni, 2012).

Masih tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia merupakan

salah satu tantangan tersendiri bagi dunia kesehatan, khususnya

penangan pada ibu post SC. Konsep perawatan dasar pada masa nifas

atau masa pascasalin pasien pasca sectio caesarea yaitu mobilisasi dini

yang diberikan setelah tindakan sectio caesarea. Mobilisasi dini post

Page 13: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

2

partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang

dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan sectio

caesarea dengan tujuan untuk mencegah komplikasi post operasi sectio

caesarea dan supaya ibu merasa lebih sehat juga membantu

memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan. Mobilisasi dini juga

merupakan kebijakan untuk secepat mungkin membimbing penderita

keluar dari tempat tidurnya dan membimbing secepat mungkin untuk

berjalan (Manuaba, 2004). Mobilisasi dini pada pasien yang mengalami

pembedahan berguna untuk mencegah tromboemboli, kekakuan otot

pembedahan ,melancarkan siklus peredaran darah dan mencegah

terjadinya perdarahan (Rustam, 2012).

Salah satu manfaat mobilisasi pada ibu dengan post sectio

caesarea adalah mempercepat organ tubuh bekerja seperti semula dan

dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah ke seluruh tubuh,

sehingga tubuh mampu menghasilkan zat pembakar dan pembangun

yang membantu proses penyembuhan luka, dimana proses

penyembuhan luka terdiri dari fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase

maturasi. Pada fase inflamasi dan proliferasi membutuhkan sirkulasi

darah yang baik yang akan membantu kesembuhan luka. Sirkulasi darah

yang baik akan membantu memenuhi nutrisi sel dalam darah sehingga

membantu mempercepat pertumbuhan jaringan. Mobilisasi dini dapat

dilakukan 6 jam pasca sectio caesarea dengan menggerakkan lengan,

tangan, memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menekuk dan

Page 14: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

3

menggeser otot kaki. Setelah 6-10 jam ibu diharuskan miring kiri dan

kekanan, setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat belajar duduk,

setelah ibu dapat duduk dianjurkan ibu belajar berjalan (Kasdu, 2013).

Dengan bergerak, hal ini akan mencegah kekakuan otot dan sendi

sehingga juga mengurangi nyeri, menjamin kelancaran peredaran darah,

memperbaiki pengaturan metabolisme tubuh, mengembalikan kerja

fisiologis organ-organ vital. Menggerakkan badan atau melatih kembali

otot-otot dan sendi pasca operasi di sisi lain akan memperbugar pikiran

dan mengurangi dampak negatif dari beban psikologis yang tentu saja

berpengaruh baik juga terhadap pemulihan fisik. Menurut penelitian-

penelitian yang seksama, mobilisasi dini tidak mempunyai dampak yang

buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak

mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka di perut, serta

tidak memperbesar kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri (Saleha,

2009).

Mobilisasi dini merupakan tindakan yang sangat penting untuk

dilakukan oleh ibu nifas pasca SC. oleh karena itu, dukungan keluarga

sangat dibutuhkan untuk kelancaran tindakan tersebut. Dukungan

keluarga merupakan hubungan interpersonal yang didalamnya berisi

pemberian bantuan yang melibatkan aspek-aspek yang terdiri dari

informasi, perhatian emosi, penilaian dan bantuan instrumental yang

diperoleh ibu postpartum blues melalui interaksi dengan lingkungan,

dimana hal itu memiliki manfaat emosional atau efek perilaku bagi

Page 15: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

4

penerima, sehingga dapat membantu ibu postpartum dalam mengatasi

masalahnya.

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu

tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Dep

Kes R.I, 1998, dalam Puspita dkk, 2010). Keluarga sebagai suatu

kelompok individu didalam keluarga dapat menimbulkan, mencegah,

mengabaikan, atau memperbaiki masalah kesehatan dalam

kelompoknya sendiri. Keluarga merupakan sistem pendukung utama

yang memberi perawatan langsung pada setiap keadaan (sehat–sakit)

klien (Yosep, 2007). Keluarga merupakan bagian dari manusia yang

setiap hari selalu berhubungan dengan kita. Keadaan ini perlu kita sadari

sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan bagiannya dan keluarga

juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti

(Suprajitno, 2004). Dukungan keluarga dapat memberikan rasa senang,

rasa aman, rasa nyaman dan mendapat dukungan emosional yang akan

mempengaruhi kesehatan jiwa. Karena itu dukungan keluarga sangat

diperlukan dalam perawatan pasien, dapat meningkatkan semangat

hidup dan menurunkan kecemasan pasien serta menguatkan komitmen

pasien untuk menjalani pengobatan (Setiadi, 2008).

Kuncoro (2002, dalam Rahayu, 2009), menyatakan bahwa

dukungan keluarga adalah komunikasi verbal dan non verbal, saran,

bantuan, yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang

Page 16: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

5

yang akrab dengan subyek di dalam lingkungan sosialnya atau berupa

kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional

atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dukungan keluarga

itu merupakan bentuk nyata dari subyek didalam lingkungan sosialnya

dan mempengaruhi tingkah laku penerimanya.

Data rekam medik RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

menunjukkan tahun 2016 terdapat 450 (36,02%) persalinan normal

dengan jumlah total persalinan sebanyak 1249, tahun 2017 sebanyak

455 (33,48%) persalinan normal dengan jumlah total persalinan

sebanyak 1359 dan pada periode Januari-Juni 2018 sebanyak 353

(47,06%) dengan jumlah total persalinan sebanyak 780. Sedangakan

persalinan dengan kasus post sectio caesarea pada tahun 2016 terdapat

315 (25,22%) persalinan sectio caesarea dengan jumlah total persalinan

sebanyak 1249, tahun 2017 sebanyak 501 (36,86%) dengan jumlah total

persalinan sebanyak 1359 persalinan dan pada tahun 2018 periode

Januari-Juni sebanyak 427 (54,74%) kasus sectio caesarea.

Survey awal yang dilakukan di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara bahwa masih didapatkan ibu yang belum melaksanakan

mobilisasi dini pada persalinan post SC. Dari 6 ibu post SC yang diamati

semuanya belum melaksanakan mobilisasi dini dengan alasan

ketidaktahuan dan kekhawatiran. Dengan demikian, berdasarkan uraian

latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Mobilisasi Dini

Page 17: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

6

Pada Ibu Post SC Di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2018”

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada

hubungan dukungan keluarga dengan mobilisasi dini pada ibu post SC

Di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018 ?”

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan Keluarga dengan Mobilisasi

Dini Pada Ibu Post SC Di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun

2018.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengindentifikasi dukungan keluarga pada Ibu Post SC Di

Ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018.

b. Untuk mengindentifikasi mobilisasi dini Ibu Post SC Di Ruang

Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018.

c. Untuk menganalisa hubungan dukungan keluarga dengan

mobilisasi dini pada ibu post SC di ruang nifas RSUD Bahteramas

Tahun 2018

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

sebagai sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya hubungan

dukungan keluarga terhadap mobilisasi dini pada ibu post SC,

Page 18: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

7

sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk melakukan

tindakan terhadap ibu post SC.l

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Ibu Post SC

Sebagai bahan informasi dan wawasan tentang pentingnya

mobilisasi dini bagi ibu post SC

b. Bagi Instansi

Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit tentang tindakan yang

dapat dilakukan sehubungan dengan dukungan keluarga terhadap

mobilisasi dini ibu post SC

c. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan dan pengalaman bagi

peneliti mengenai hubungan antara dukungan keluarga terhadap

mobilisasi dini ibu post SC

E. Keaslian Penelitian

1. Sulistiani dan Sari (2015) dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu

Post Partum Dengan Sectio Caesarea Tentang Mobilisasi Dini di

RSU Wates Kulon Progo. Penelitian ini menggunakan desain

deskriptif dengan rancangan survey dengan variabel penelitian yaitu

pengetahuan. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu jenis

penelitian, metode penelitian dan variabel penelitian. Penelitian yang

sekarang merupakan penelitian analitik dengan menggunakan

Page 19: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

8

rancangan cross sectional, dengan variabel penelitian yaitu

dukungan keluarga dan mobilisasi dini.

2. Penelitian ini juga telah dilakukan oleh Dina Dewi tahun 2011 dengan

judul “Hubungan mobilisasi dini dengan kecepatan kesembuhan luka

perineum pada ibu post partum di seluruh wilayah kerja Puskesmas

Singosari Kabupaten Malang “ bertujuan untuk mengetahui

perbandingan mobilisasi dini 2-4 jam dan 6-8 jam dengan kecepatan

kesembuhan luka perineum pada ibu post partum di wilayah kerja

Puskesmas Singosari Kabupaten Malang” Metode penelitian

menggunakan desain komparatif dengan pendekatan kohort. Sample

dipilih dengan tehnik purposive sampling sebanyak 16 responden ibu

post partum dengan luka perineum grade 2. Analisis data

menggunakan fisher. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya

yaitu jenis penelitian, metode penelitian dan variabel penelitian.

Penelitian yang sekarang menggunakan rancangan cross sectional,

dengan variabel penelitian yaitu dukungan keluarga dan mobilisasi

dini.

Page 20: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Sectio Caesaria (SC)

a. Pengertian

Sectio Caesaria (SC) adalah suatu tindakan untuk melahirkan

bayi per abdominal dengan melalui insisi pada dinding abdomen

dan dinding uterus interior, biasanya yang sering dilakukan insisi

segmen bawah tranversal (Farrer, 2005). Sectio caesarea juga

didefinisikan sebagai suatu persalinan buatan dimana janin

dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut rahim dengan

saraf rahim dalam keadaan utuh serta berat di atas 500 gram

(Mitayani, 2009). Tindakan Sectio caesarea digunakan bilamana

diyakini bahwa penundaan persalinan pervaginam tidak mungkin

dilangsungkan secara aman (Cunningham, 2006).

b. Tipe-tipe Sectio Caesaria

Menurut Farrer (2006), tipe-tipe sectio Caesaria adalah:

1) Segmen bawah: insisi melintang

Pada bagian segmen bawah uterus dibuat insisi melintang yang

kecil, luka ini dilebarkan ke samping dengan jari-jari tangan dan

berhenti didekat daerah pembuluh-pembuluh darah uterus.

Kepala janin yang pada sebagian besar kasus terletak dibalik

Page 21: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

10

insisi diekstraksi atau didorong, diikuti oleh bagian tubuh lainnya

dan kemudian plasenta serta selaput ketuban.

2) Segmen Bawah : Insisi Membujur

Cara membuka abdomen dan menyingkapkan uterus sama

seperti pada insisi melintang. Insisi membujur dibuat dengan

skapel dan dilebarkan dengan gunting tumpul untuk menghindari

cidera pada bayi.

3) Sectio Caesaria klasik

Insisi longitudinal digaris tengah dibuat dengan skapel ke dalam

dinding anterior uterus dan dilebarkan ke atas serta ke bawah

dengan gunting berujung tumpul. Diperlukan luka insisi yang

lebar karena bayi dilahirkan dengan presentasi bokong dahulu,

janin atau plasenta dikeluarkan dan uterus ditutup dengan jahitan

tiga lapis.

4) Sectio Caesaria Ekstra Peritoneal

Pembedahan ekstra peritoneal dikerjakan untuk menghindari

perlunya histerektomi pada kasus-kasus yang mengalmi infeksi

luas dengan mencegah peritonitis generalisasi yang sering

bersifat fatal

c. Etiologi

Manuaba (2010) indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah

ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini.

Page 22: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

11

Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar

melebihi 4.000 gram. Penyebab Sectio caesarea sebagai berikut:

1) Chepalo Pelvik Disproportion/CPD

CPD adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan

ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak

dapat melahirkan secara alami. Tulang-tulang panggul

merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk rongga

panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin

ketika akan lahir secara alami. Bentuk panggul yang

menunjukkan kelainan atau panggul patologis juga dapat

menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami sehingga

harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis tersebut

menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi asimetris dan

ukuran-ukuran bidang panggul menjadi abnormal.

2) Pre-Eklamsi Berat/PEB

Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit

yang langsung disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya

masih belum jelas. Setelah perdarahan dan infeksi, pre-eklamsi

dan eklamsi merupakan penyebab kematian maternal dan

perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan. Karena itu

diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan

mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.

Page 23: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

12

3) KPD (Ketuban Pecah Dini)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum

terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi

inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm

di atas 37 minggu, sedangkan di bawah 36 minggu.

4) Bayi Kembar

Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal

ini karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi

yang lebih tinggi dari pada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi

kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang

sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal.

5) Faktor Hambatan Jalan Lahir

Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir

yang tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor

dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu

sulit bernafas.

6) Kelainan Letak Janin

a) Kelainan pada letak kepala

(1) Letak kepala tengadah bagian terbawah adalah puncak

kepala, pada pemeriksaan dalam teraba Ubun-Ubun

Besar (UUB) yang paling rendah. Etiologinya kelainan

panggul, kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau

mati, kerusakan dasar panggul.

Page 24: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

13

(2) Presentasi muka Letak kepala tengadah (defleksi),

sehingga bagian kepala yang terletak paling rendah ialah

muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-0,5 %.

(3) Presentasi dahi Posisi kepala antara fleksi dan defleksi,

dahi berada pada posisi terendah dan tetap paling

depan. Pada penempatan dagu, biasanya dengan

sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak

belakang kepala.

d. Patofisiologi

Sectio Caesarea merupakan tindakan untuk melahirkan bayi

dengan berat di atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus

yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi

kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta

previa untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin

besar dan letak lintang setelah dilakukan Sectio Caesarea ibu akan

mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa

kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek

fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat akan

mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan

menjadi port de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan

antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah

salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa

nyaman.

Page 25: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

14

Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi

bisa bersifat regional dan umum. Namun anestesi umum lebih

banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin

sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan apnoe yang

tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati,

sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap

tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar.

Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif

akibat sekret yan berlebihan karena kerja otot nafas silia yang

menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan

dengan menurunkan mobilitas usus.

Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung

akan terjadi proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus.

Kemudian diserap untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh

energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga

menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan

karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sangat

beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa

endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat

pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi (Saifuddin,

Mansjoer & Prawirohardjo, 2002).

e. Komplikasi Sectio Caesarea

1) Nyeri pada daerah insisi,

Page 26: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

15

2) Perdarahan primer sebagai akibat kegagalan mencapai

homeostatis karena insisi rahim atau akibat atonia uteri yang

dapat terjadi setelah pemanjangan masa persalinan,

3) Sepsis setelah pembedahan, frekuensi dari komplikasi ini lebih

besar bila Sectio Caesaria dilaksanakan selama persalinan

atau bila terdapat infeksi dalam rahim,

4) Cidera pada sekeliling struktur usus besar, kandung kemih

yang lebar dan ureter,

5) Infeksi akibat luka pasca operasi,

6) Bengkak pada ekstremitas bawah,

7) Gangguan laktasi,

8) Penurunan elastisitas otot perut dan otot dasar panggul,

9) Potensi terjadinya penurunan kemampuan fungsional (Farrer,

2006)

2. Mobilisasi Dini

a. Pengertian

Menurut Carpenito (2009), mobilisasi dini merupakan suatu

aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial

untuk mempertahankan kemandirian. Dari definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya

mempertahan kan kemandirian sedini mungkin dengan cara

membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.

Konsep mobilisasi mula-mula berasal dari ambulasi dini yang

Page 27: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

16

merupakan pengembalian secara berangsur-angsur ke tahap

mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi.

Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk

bergerak dengan bebas dan imobilisasi mengacu pada ketidak

mampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. Mobilisasi dan

imobilisasi berada pada suatu rentang dengan banyak tingkatan

imobilisasi parsial. Beberapa klien mengalami kemunduran dan

selanjutnya berada di antara rentang mobilisasi-imobilisasi, tetapi

pada klien lain, berada pada kondisi imobilisasi mutlak dan

berlanjut sampai jangka waktu tidak terbatas.

Mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari rawat dan

mengurangi resiko-resiko karena tirah baring lama seperti

terjadinya dekubitus, kekakuan/penegangan otot-otot di seluruh

tubuh dan sirkulasi darah dan pernapasan terganggu, juga adanya

gangguan peristaltik maupun berkemih. Sering kali dengan keluhan

nyeri, klien tidak mau melakukan mobilisasi ataupun tidak berani

merubah posisi. Disinilah peran perawat sebagai edukator dan

motivator kepada klien sehingga klien tidak mengalami suatu

komplikasi yang tidak diinginkan

b. Tujuan Mobilisasi

Menurut Fitriyahsari (2009) tujuan dari mobilisasi adalah untuk

Mempertahankan fungsi tubuh, memperlancar peredaran darah,

membantu pernafasan menjadi lebih baik, Memperlancar eliminasi

Page 28: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

17

urin, mengembalikan. Tujuan dari mobilisasi adalah untuk

Mempertahankan fungsi tubuh, memperlancar peredaran darah,

membantu pernafasan menjadi lebih baik, Memperlancar eliminasi

urin, mengembalikan aktifimas tertentu, sehingga pasien dapat

kembali normal dan dapat memenuhi kebutuhan gerak harian,

memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau

komunikasi.

Mobilisasi dini adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan

melakukan aktifitas atau kegiatan. Mobilisasi merupakan

kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas dan

merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan

pasca bedah, mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang

terpenting pada fungsi fisiologis karena hal ini esensial untuk

mempertahankan kemandirian. Dengan demikian mobilisasi dini

adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin

dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi

fisiologi. Bahwa mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas

mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan

membimbing selekas mungkin berjalan (Wirnata, 2010)

Menurut Vivian, (2011) Perawatan mobilisasi dini mempunyai

keuntungan, Menglancarkan pengeluaran lokhea, mengurangi

infeksi puerperium, mempercepat involusi uteri, melancarkan fungsi

alat grastrointestinal dan alat kelamin, meningkatkan kelancaran

Page 29: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

18

perdaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan

pengeluaran sisa metabolisme, kesempatan yang baik untuk

mengajar ibu memeliha atau merawat anaknya

c. Tahap-Tahap Mobilisasi

Mobilisasi dini dilakukan secara bertahap. Tahap-tahap

mobilisasi dini pada ibu post partum operasi secsio caesarea

(Kasdu, 2002). 6 jam pertama Ibu post secsio caesarea istirahat

tirah baring, mobilisasi dini yang bisa dilakukang adalah

menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan

memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegakkan otot

betis serta menekuk dan menggeser kaki.

Ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan

mencegah trombosis dan trombo emboli. Makan dan minum di

bantu, mengangkat tangan, mengangkat kaki, menekuk lutut,

menggeser badan. Setelah 24 jam Ibu dianjurkan untuk dapat

mulai belajar untuk duduk. Dapat mengangkat tangan setinggi

mungkin, balik kekiri dan kekanan tanpa bantuan, latihan

pernafasan serta makan dan minum tanpa dibantu. Setelah ibu

dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan.

d. Pelaksanaan Mobilisasi

Menurut Aliahani (2010) pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu

post partum secsio caesarea terdiri dari:

1) Hari ke 1:

Page 30: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

19

a) Berbaring miring kekanan dan kekiri yang dapat dimulai

sejak 6 -10 jam setelah ibu sadar.

b) Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur

terlentang sedini mungkin setelah sadar.

2) NHari ke 2 :

a) Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam-

dalam lalu menghembuskannya disertai batuk-batuk kecil

yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan

sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada diri ibu bahwa

ia mulai pulih.

b) Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah

duduk

c) Selanjunya secara berturut- turut, hari demi hari ibu yang

sudah melahirkan dianjurkan belajar duduk selama sehari.

3) Hari ke 3 sampai ke 5 :

Page 31: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

20

a) Belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari setelah

operasi

b) Mobolisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan

istirahat dapat membantu penyembuhan luka.

Sedangkan menurut (Handiyani, 2009) prosedur pelaksanaan

mobilisasi terdiri dari:

1) Hari 1 – 4

a) Membentuk lingkaran dan meregangkan telapak tangan

Ibu berbaring di tempat tidur, kemudian bentuk gerak

lingkaran dengan telapak tangan kaki satu demi satu.

Gerakan ini seperti sedang menggambar sebuah lingkaran

dengan ibu jari kaki ke satu arah, lalu kearah lainnya.

Kemudian regangkan masing-masing telapak kaki dengan

cara menarik jari-jari kaki ibu ke arah betis, lalu balikkan

ujung telapak kaki kearah sebaliknya sehingga ibu

merasakan otot betisnya berkontraksi. Lakukan gerakan ini

dua atau tiga kali sehari.

b) Bernafas dalam-dalam

Berbaring dan tekukkan kaki sedikit. Tempatkan

kedua tangan ibu di bagian dada atas dan tarik nafas.

Arahkan nafas ke arah tangan ibu, lalu tekanlah dada saat

ibu menghembus nafas. Kemudian tarik nafas sedikit lebih

dalam. Tempatkan kedua tangan diatas tulang rusuk,

Page 32: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

21

sehingga ibu dapat merasakan paru-paru mengembang,

lalu hembuskan nafas seperti sebelumnya. Cobalah untuk

bernafas lebih dalam sehingga mencapai perut . hal ini

akan merangsang jaringan-jaringan disekitar bekas luka.

Sanggah insisi ibu dengan cara menempatkan kedua

tangan secara lembut diatas daerah tersebut. Kemudian,

tarik dan hembuskan nafas yang lebih dalam lagi beberapa

kali. Ulangi sebanyak tiga atau empat kali (Handiyani,

2009).

c) Duduk tegak

Tekuk lutut dan miring kesampin,putar kepala ibu dan

gunakan tangan- tangan ibu untuk membantu dirinya ke

posisi duduk. Saat melakukan gerakan yang pertama, luka

akan tertarik dan terasa sangat tidak nyaman, namun

teruslah berusaha dengan bantuan lengan samapai ibu

berhasil duduk. Pertahankan posisi itu selama beberapa

saat. Kemudian, mulailah memindahkan berat tubuh ke

tangan, sehingga ibu dapat menggoyangkan pinggul kearah

belakang. Duduk setegak mungkin dan tarik nafas dalam-

dalam beberapa kali. Luruskan tulang punggung dengan

cara mengangkat tulang-tulang rusuk. Gunakan tangan ibu

untuk menyangga insisi. Cobalah batuk 2 atau 3 kali

(Handiyani, 2009).

Page 33: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

22

d) Bangkit dari tempat tidur

Gerakkan tubuh ke posisi duduk. Kemudian gerakkan

kaki pelan-pelan kesisi tempat tidur. Gunakan tangan ibu

untuk mendorong kedepan dan perlahan turunkan telapak

kaki ke lantai. Tekanlah sebuah bantal dengan ketat diatas

bekas luka ibu untuk menyangga. Kemudian cobalah

bagian atas tubuh ibu. Cobalah meluruskan seluruh tubuh

lalu luruskan kaki-kaki ibu (Aliahani, 2010).

e) Berjalan

Dengan bantal tetap tertekan diatas bekas luka,

berjalanlah kedepan. Saat berjalan usahakan kepala tetap

tegak, bernafas lewat mulut. Teruslah berjalan selama

beberapa menit sebelum kembali ke tempat tidur

(Handiyani, 2009).

Page 34: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

23

f) Berdiri dan meraih

Duduklah dibagian tepi tempat tidur, angkat tubuh

hingga berdiri.Pertimbangkanlah untuk mengontraksikan

otot-otot punggung agar dada mengembang dan

merenggang, cobalah untuk mengangkat tubuh, mulai dari

pinggang perlahan-lahan, melawan dorongan alamiah

untuk membungkuk, lemaskan tubuh kedepan selama satu

menit (Handiyani, 2009).

g) Menarik perut

Berbaringlah ditempat tidur dan kontraksikan otot-otot

dasar pelvis, dan cobalah untuk menarik perut. Perlahan-

lahan letakkan kedua tangan diatas bekas luka dan

berkontraksilah untuk menarik perut menjauhi tangan ibu,

lakukan 5 kali tarikan dan lakukan 2 kali sehari.

h) Saat menyusui

Page 35: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

24

Tarik perut sembari menyusui. Kontraksikan otot-otot

perut selama beberapa detik lalu lemaskan.lakukan 5

sampai 10 kali setiap kali ibu menyusui (Alihani, 2010).

2) Hari 4 – 7

a) Menekuk pelvis

Kontraksikan abdomen dan tekan punggung bagian

bawah ketempat tidur. Jika dilakukan dengan benar pelvis

akan menekuk. Lakukan 4 hingga 8 tekukkan selama 2

detik.

b) Meluncurkan kaki

Berbaring dengan lutut ditekuk dan bernafaslah

secara normal. Lalu luncurkan kaki diatas tempat tidur,

menjauhi tubuh .Seraya mendorong tumit, ulurkan kaki,

sehingga ibu akan merasakan sedikit denyutan disekitar

insisi. Lakuakan 4 kali dorongan untuk satu kaki.

c) Sentakan pinggul

Berbaringlah di atas tempat tidur, tekukkan kaki

keatas dan rentangkan kaki yang satu lagi. Lakukan

gerakan menunjuk ke arah jari-jari kaki. Dorong pinggul

pada sisi yang sama dengan kaki yang tertekuk ke arah

bahu,lalu lemaskan. Dorong kaki menjauhi kaki menjauhi

tubuh dengan lurus. Lakuakn 6 hingga 8 pengulangan

untuk masing-masing tubuh.

Page 36: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

25

d) Menggulingkan lutut

Berbaring ditempat tidur, kemudian letakkan tangan

disamping tubuh untuk menjaga keseimbangan. Perlahan-

lahan gerakkan kedua lutut ke satu sisi. Gerakkan lutut

hingga bisa merasakan tubuh ikut berputar. Lakukan 3 kali

ayunan lutut kemasing-masing sisi. Akhiri dengan

meluruskan kaki.

e) Posisi jembatan

Berbaringlah diats tempat tidur dengan kedua lutut

tertekuk. Bentangkan kedua tangan ke bagian samping

untuk keseimbangan. Tekan telapak kaki kebawah dan

perlahan- lahan angkat pinggul dari tempat tidur. Rasakan

tulang tungging terangkat. Lakukan gerakan ini lima kali

sehari.

f) Posisi merangkak

Perlahan-lahan angkat tubuh dengan bertopang

kedua tangan dan kaki diatas tempt tidur. Saat ibu

mempertahankan posisi merangkak tanpa merasa tidak

nyaman sedikitpun ibu dapat menambah beberpa gerakan

dalam rangkaian ini. Tekan tangan dan kaki di tempat tidur

dan cobalah untuk melakukan gerakan yang sama dengan

sentakan pinggul, sehingga pinggul terdorong kearah bahu.

Jika melakukan gerakan ini dengan benar, ibu akan merasa

Page 37: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

26

seolah-olah menggoyang-goyangkan ekor. Lakukan

gerakan ini 5 kali sehari.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi dini

Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi dini

1) Penyakit tertentu dan cidera

Penyakit-penyakit tertentu dan cidera berpengaruh terhadap

mobilitas misalnya penderita multipe aklerosis dan cidera pada urat

saraf tulang belakang. Demikian juga pada pasien post operasi atau

yang mengalami nyeri, cenderung membatasi gerakan.

2) Budaya

Beberapa faktor budaya juga mempunyai pengaruh terhadap

aktivitas. Misalnya di Jawa berpenampilan halus dan merasa tabu

bila mengerjakan aktivitas berat dan pria cenderung melakukan

aktivitas lebih berat.

3) Energi

Tingkat energi bervariasi pada setiap individu. Terkadang seseorang

membatasi aktivitas tanpa mengetahui penyebabnya. Selain itu

tingkat usia juga berpengaruh terhadap aktivitas. Misalnya orang

pada usia pertengahan cenderung mengalami penurunan aktivitas

yang berlanjut sampai usia tua.

4) Keberadaan nyeri

Nyeri merupakan sensasi yang rumit, universal dan bersifat

individual. Dikatakan bersifat individual karena respon individu

Page 38: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

27

terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu

dengan yang lainnya. Menurut Perry dan Potter (1993), nyeri tidak

dapat diukur secara objektif misalnya dengan X-Ray atau tes darah.

Namun tipe nyeri yang muncul dapat diramalkan berdasarkan tanda

dan gejalanya. Kadang-kadang hanya bisa mengkaji nyeri dengan

berpatokan pada ucapan dan prilaku klien. Klien kadang-kadang

diminta untuk menggambarkan nyeri yang dialaminya tersebut

sebagai nyeri ringan, nyeri sedang, atau berat. Bagaimanapun

makna dari istilah tersebut berbeda. Tipe nyeri tersebut berbeda

pada setiap waktu. Gambaran skala nyeri merupakan makna yang

lebih objektif yang dapat diukur. Gambaran skala nyeri tidak hanya

berguna dalam mengkaji beratnya nyeri, tetapi juga dapat

mengevaluasi perubahan kondisi klien.

5) Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan

keluarga terhadap anggota keluarganya yang bersifat mendukung

pelaksanaan mobilisasi dini. Keluarga selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan dalam pelaksanaan mobilisasi di pada ibu

post partum baik normal maupun SC.

6) Perkembangan

Faktor yang mempengaruhi adalah umur dan paritas. Paritas adalah

banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang wanita. Umur

Page 39: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

28

adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak

dilahirkan.

7) Tingkat Kecemasan

Yang mempengaruhi mobilisasi adalah cemas (ansietas) Ansietas

merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan

sesuatu diluar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam

mengatasi permasalahan (Asmadi, 2008)

8) Tingkat Pengetahuan

Pasien yang sudah diajarkan mengenai gangguan muskuloskeletal

akan mengalami peningkatkan penanganan. Informasi mengenai

apa yang diharapkan termasuk sensasi selama dan setelah

penenganan dapat memberanikan pasien untuk berpartisipasi

secara aktif dalam pengembangan dan penerapan penanganan.

Informasi khusus mengenai antisipasi peralatan misalnya

penanganan alat fiksasi eksternal, alat bantu ambulasi (trapeze,

walker, tongkat), latihan dan medikasi harus didiskusikan dengan

pasien (Brunner & Suddarth, 2002). Informasi yang diberikan

tentang prosedur perawatan dapat mengurangi ketakutan pasien.

3. Tinjauan Umum Tentang Dukungan Keluarga

a. Definisi keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang

tergabung hubungan darah, hubungan perkawinan atau

pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-

Page 40: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

29

masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan

(Friedman, 2010). Sedangkan menurut Ali (2010), keluarga

adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena

hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah

tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran

dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

b. Definisi dukungan keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan

penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya yang

bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan

bantuan jika diperlukan. Dalam hal ini penerima dukungan

keluarga akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan,

menghargai dan mencintainya (Friedman, 2010).

Dukungan keluarga merupakan hubungan interpersonal

yang didalamnya berisi pemberian bantuan yang melibatkan

aspek-aspek yang terdiri dari informasi, perhatian emosi,

penilaian dan bantuan instrumental yang diperoleh ibu

postpartum blues melalui interaksi dengan lingkungan, dimana

hal itu memiliki manfaat emosional atau efek perilaku bagi

penerima, sehingga dapat membantu ibu postpartum dalam

mengatasi masalahnya. Dukungan keluarga merupakan salah

satu variabel penting yang membantu ibu postpartum primipara

dalam mengahadapi permasalahan dan pemecahan masalah

setelah proses melahirkan (Yanti, 2012).

Page 41: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

30

Menurut House dalam Smet (2004) yang menyatakan

bahwa melalui dukungan emosional, dukungan penghargaan,

dukungan instrumental serta dukungan informatif dapat

bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan psikologis.

Dukungan yang diperoleh ibu postpartum primipara dapat

mencegah berkembangnya masalah dan dapat megurangi

tekanan dalam menghadapi adaptasi setelah melahirkan. Tanpa

dukungan keluarga ibu postpartum primipara tidak mampu

menyelesaikan masalah-masalah yang akan terjadi setelah

melahirkan

c. Bentuk-bentuk dukungan keluarga

Menurut Chaplan, (1976) dalam Ali (2009) bentuk

dukungan keluarga terdiiri dari empat macam dukungan yaitu:

1) Dukungan informasional

Yang bersifat informasional dapat berupa sarana

pengarahan dan umpan balik tentang bagaimana cara

memecahkan masalah antara lain keluarga mengetahui

anggota keluarganya telah memasuki masa tua, keluarga

mengetahui masalah/penykakit yang biasa terjadi pada

orang usia lanjut, keluarag mengetahui sebab-sebab lansia

rentan terhadap masalah penyakit keluarga mengenali

gejala-gejala yang terjadi apabila lansia mengalami

masalah/sakit dan keluarga mengganggap perawatan pada

orang tua itu penting

Page 42: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

31

2) Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai bimbingan umpan balik

membimbing dan menangani pemecahan masalah serta

sebagai sumber dan validator identitas anggota. Dukungan

ini melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan

penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa

orang lain.

3) Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit.

Bentuk dukungan ini melibatkan bantuan secara langsung

misalnya berupa penyediaan barang-barang/jasa yang

diperlukan.

4) Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk

istrahat dan pemulihan serta membantu penguasaan

terhadap emosi. Merupakan dukungan emosional yang

mencakup ungkapan empati, kepedulian dan pengertian

terhadap orang yang bersangkutan misalnya penegasan,

reward, pujian dan sebagainnya.

B. Landasan Teori

Mobilitas atau Mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk

bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatan.

Page 43: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

32

Mobilisasi menyebabkan perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan

menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal normal, dorong untuk

menggerakkan kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya

dalam waktu 12 jam. Mobilisasi dini merupakan faktor yang menonjol

dalam mempercepat pemulihan pasca bedah dan dapat mencegah

komplikasi pasca bedah. Banyak keuntungan bisa diraih dari latihan

ditempat tidur dan berjalan pada periode dini pasca bedah (Vivian,

2011).

Tindakan mobilisasi dini pada ibu post SC dapat dilakukan dengan

baik jika di dukung oleh keluarga sebagai bagian dari proses penguatan

yang diberikan oleh keluarga. Friedman (2010) menyatakan bahwa

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang

bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan

jika diperlukan. Pada hakekatnya keluarga diharapkan mampu berfungsi

untuk mewujudkan proses pengembangan timbal balik rasa cinta dan

kasih sayang antara anggota keluarga, antar kerabat, serta antar

generasi yang merupakan dasar keluarga yang harmonis. Hubungan

kasih sayang dalam keluarga merupakan suatu rumah tangga yang

bahagia. Dalam kehidupan yang diwarnai oleh rasa kasih sayang maka

semua pihak dituntut agar memiliki tanggung jawab, pengorbanan, saling

tolong menolong, kejujuran, saling mempercayai, saling membina

pengertian dan damai dalam rumah tangga. Kondisi mental yang Ibu

Page 44: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

33

post SC yang masih sangat labil tentu membutuhkan perhatian lebih

besar dari keluarganya sebagai dukungan yang dapat meningkatkan

motifasinya untuk berusaha melakukan mobilisasi dini secara

komprehensif (Setiadi, 2008).

C. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dijabarkan, kerangka teori

dari penelitian ini adalah:

Sumber: Modifikasi (Friedman, 2010), Vivian (2011), (Setiadi, 2008)

Gambar 2.1: Kerangka Teori

Ibu Post SC

Dukungan Keluarga

• informasional

• penilaian

• instrumental

• emosional

Mobilisasi Dini

Sectio Caesarea

Faktor Penyebab SC:

1. CPD 2. PEB 3. KPD 4. Bayi Kembar 5. Hambatan Jalan lahir 6. Kelainan letak janin

Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini:

1. Penyakit tertentu dan cidera 2. Budaya 3. Energi 4. Keberadaan nyeri 5. Dukungan keluarga 6. Tingkat kecemasan 7. Tingkat pengetahuan 8. Faktor perkembangan

Page 45: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

34

D. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 2.2 : Kerangka Konsep

Keterangan :

Variabel bebas (Independent) : Dukungan Keluarga

Variabel terikat (Dependent) : Mobilisasi Dini

E. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada Hubungan Dukungan

Keluarga dengan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post SC Di Ruang Nifas

RSUD Bahteramas Tahun 2018.

Dukungan Keluarga

Mobilisasi Dini Ibu Post SC

Page 46: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode Observasional

melalui pendekatan cross sectional study. Dimana penelitian diadakan

dalam waktu yang bersamaan tetapi dengan subjek yang berbeda-beda

(Arikunto, 2006).

Berikut skema rancangan penelitian.

Gambar 3 : Skema Rancangan Penelitian Cross Sectional

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Ruang Nifas RSUD Bahteramas tahun

2018.

Ibu Post SC

Dukungan keluarga (Baik)

Dukungan keluarga (Kurang)

Mobilisasi dini

(Kurang)

Mobilisasi dini

(Baik)

Mobilisasi dini

(Baik)

Mobilisasi dini

(Kurang)

Page 47: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

36

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2018.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi penelitian

Populasi penelitian adalah semua ibu post sectio caesarea di Ruang

Nifas RSUD Bahteramas berjumlah 427 orang.

2. Sampel penelitian

Sampel penelitian yaitu ibu post section caesarea di Ruang Nifas

RSUD Bahteramas yang memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi yang

berjumlah Besarnya sampel diambil dengan melihat jumlah populasi

melebihi 100 maka pengembilan besar sampel diambil 10% dari

jumlah populasi (10/100 x 427 = 42 orang). Metode pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling (Ari Saryano,

2010). Sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan kriteria

inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi:

1. Ibu post SC yang komunikatif

2. Ibu post SC yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

3. Ibu post SC hari 1

Kriteria eksklusi

1. Ibu post SC dengan komplikasi

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent) yaitu Dukungan Keluarga

Page 48: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

37

2. Variabel terikat (Independent) yaitu Mobilisasi Dini.

E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Dukungan Keluarga adalah dukungan yang diberikan oleh keluarga

untuk mendorong ibu post SC untuk melakukan mobilisasi dini.

kriteria objektif :

Baik : bila jawaban responden memperoleh nilai > 60% dari

total skor maksimal.

Kurang : bila jawaban responden memperoleh nilai < 60% dari

total skor maksimal (Friedman, 2010).

2. Mobilisasi Dini adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan

melakukan aktifitas atau kegiatan yang dilakukan ibu post sectio

caesarea secara bertahap yaitu mulai pada 6 jam pertama Ibu

istirahat tirah baring, mobilisasi dini yang bisa dilakukang adalah

menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan

memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegakkan otot

betis serta menekuk dan menggeser kaki (Vivian (2011).

a. Baik : bila jawaban responden memperoleh nilai > 60% dari

total skor maksimal.

b. Kurang : bila jawaban responden memperoleh nilai < 60% dari

total skor maksimal.

F. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan Kuesioner. Kuesioner yang

digunakan merupakan kuesioner tertutup atau closedended dengan

Page 49: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

38

variasi dichotomous choice yang terdiri dari 15 pertanyaan sehubungan

dengan dukungan keluarga. Kuisioner dukungan keluarga menggunakan

alternatif jawaban “ya” dan “tidak”. Kuisioner untuk menilai mobilisasi dini

terdiri dari 10 pertanyaan menggunakan alternatif jawaban “ya” dan

“tidak”.

G. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data berupa data primer digunakan untuk mengukur dukungan

keluarga dan mobilisasi dini ibu post SC di RSUD Bahteramas tahun

2018

2. Data Sekunder

Data sekunder diambil dari buku register ibu post SC RSUD

Bahteramas.

H. Alur Penelitian

Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 2: Alur penelitian

Populasi semua ibu post SC di RSUD bahteramas berjumlah 427 orang.

Sampel Sampel berjumlah 42 orang responden

Pembahasan

Analisis data

Pengumpulan data

Kesimpulan

Page 50: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

39

I. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu

langkah yang sangat penting. Hal ini di sebabkan karena data yang

diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan

informasi apa-apa, dan belum siap untuk disajikan. Untuk memperoleh

penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik,

diperlukan pengolahan data (Notoatmodjo, 2010). Dalam hal ini

pengolahan data menggunakan komputer akan melalui tahap-tahap

sebagai berikut

a. Editing’

Peneliti melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner

apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas,

relevan dan konsisten.

b. Coding

Pemberian kode yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan.

c. Processing

Peneliti memasukan data dari kuesioner ke komputer agar dapat

dianalisis. Processing dilakukan pada analisa univariat dan bivariat

mengunakan komputer.

d. Cleaning

Page 51: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

40

Peneliti melakukan pengecekan kembali data dari setiap sumber

data selesai di masukkan, untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan kode, ketidak lengkapan. Kemungkinan dilakukan

pembetulan atau koreksi.

e. Tabulating

Tabulating yaitu data yang dikelompokan kemudian disajikan dalam

bentuk tabel.

2. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisa ini digunakan untuk mendiskripsikan variable bebas

yaitu variabel bebas yaitu dukungan keluarga dan variabel

terikat yaitu mobilisasi dini ibu post SC, dianalisa menggunakan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

X = Presentase variable yang diteliti

f = Frekuensi kategori variable yang diamati

n = Jumlah sampel penelitian

K = Konstanta (100%)

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah tekhnik analisa yang dilakukan terhadap

dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi

X = f/n x K

Page 52: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

41

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini mengunakan uji chi square

(X2) dengan tingkat kepercayaan 95% (0,05) dengan

menggunakan tabel kontingensi 2x2.

Adapun penghitungan uji chi square (X2) dalam penelitian ini

digunakan untuk melihat hubungan dukungan keluarga dengan

mobilisasi dini ibu post SC, dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Keterangan :

X2 : Chi square

O : Nilai-nilai yang diamati

E : Nilai-nilai frekuensi harapan

E : Total baris x total kolom Grand total

Pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesa adalah

ada hubungan jika p value < 0,05 dan tidak ada hubungan jika p

value > 0,05 atau X2 hitung ≥ X2 tabel maka hipotesis diterima

yang berarti ada hubungan dan X2 hitung < X2 tabel maka

hipotesis ditolak yang berarti tidak ada hubungan.

Page 53: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

42

I. Etika Penelitian

Etika penelitian artinya subyek penelitian dan yang lainya harus

dilindungi. Beberapa prinsip dalam pertimbangan etik meliputi : bebas

eksploitasi, bebas kerahasiaan, bebas penderitaan, bebas menolak

menjadi responden, dan perlu surat persetujuan (Nursalam, 2013).

Etika membantu manusia untuk melihat atau menilai secara kritis

moralitas yang dihayati dan dianut oleh masyarakat. Perilaku penelitian

atau peneliti dalam menjalankan tugasnya hendaknya memegang teguh

pada etika penelitian. Meskipun penelitian yang dilakukan tidak

merugikan atau membahayakan bagi subjek penelitian. Secara garis

besar, dalam penelitian ada beberapa prinsip yang harus dipegang teguh

yakni, :

1. Informet concent (persetujuan setelah penjelasan)

Salah satu aspek etika yang harus ada dalam sebuah penelitian

adalah adanya inform content. Dimana responden akan mengisi

lembar persetujuan untuk dilakukan penelitian, jika responden

menolak maka peneliti tidak akan memaksa karena hak asasi

responden. Tetapi jika responden menerima untuk dilakukan

penelitian maka menandatangani lembar persetujuan tersebut.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, diisi penelitian tidak akan

mencantumkan nama responden dan hanya memberi kode sehingga

Page 54: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

43

privacy responden tetap terjaga dan responden merasa nyaman

walaupun sebagai responden penelitian.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Dalam penelitian, peneliti harus menjaga kerahasiaan jawaban dan

hasil dari responden, hanya data tertentu yang akan di publikasikan

pada hasil riset.

4. Balancing harms and benefits (Mempertimbangkan manfaat dan

kerugian yang ditimbulkan)

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan subjek penelitian

pada khususnya. Penelitian hendaknya berusaha meminimalisasi

dampak yang merugikan bagi subjek. Pelaksanaan penelitian harus

dapat mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera,

stress, maupun kematian subjek penelitian.

Page 55: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak geografis

Sejak bulan Oktober 2012, Rumah Sakit Umum Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara telah mencapai lokasi baru di jalan P.

Tandean Kecamatan Baruga Kota Kendari. Lokasi ini angat strategis

karena mudah dijangkau dengan kendaraan. Adapun batas-batas

RSU Bahteramas Sultra secara administrative sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Wundudopi

b. Sebelah Timur : Kelurahan Lepo-Lepo

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Baruga

d. Sebelah Barat : Kelurahan Watunbangga

2. Sarana dan Prasarana

RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri di atas

tanah dengan luas mencapai 170.000 m2. Sarana dan prasarana yang

berupa bangunan fisik seluas 54.127 m2 sedangkan selebihnya belum

terealisasi atau belum selesai dibangun. Namun semua bangunan

yang telah dioperasikan memiliki tingkat aktivitas yang sangat tinggi.

Sebagian sarana fisik termasuk sarana pelayanan pasien telah

direhabilitasi namun masih ada beberapa sarana fisik lain yang

memerlukan rehabilitasi dan renovasi. Sarana kesehatan terdiri dari

pelayanan rawat jalan, rawat inap, instalasi, dan pelayanan penunjang

Page 56: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

45

medic. Pelayanan rawat jalan terdiri: poliklinik penyakit dalam,

poliklinik kesehatan anak, poliklinik bedah, poliklinik mata, poliklinik

kulit dan kelamin, poliklinik kesehatan gigi dan mulut, poliklinik

neurologi, poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan,poliklinik

jantung dan kardiovaskuler dan poliklinik gizi .

Sedangkan pelayanan rawat inap terdiri dari: ruangan

perawatan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, THT, Mata, Kulit

dan kelamin, gigi dan mulut, neurologi, penyakit kandungan,

perawatan intensif, prenatologi. Sedangkan instalasi terdiri dari

instalasi gawat darurat dan instalasi rehabilitasi medic. Pelayanan

penunjang antara lain terdiri dari: patologik klinik, patologi anatomi,

radiologi, farmasi, dan pelayanan lain seperti binatu, ambulance dan

perawatan serta pengatur jenazah.

3. Visi dan Misi RSU Bahteramas Provinsi Sultra

Visi pembangunan Pemerintah Sulawesi Tenggara adalah “

Mewujudkan Sulawesi Tenggara Sejahtera, Mandiri dan berdaya

saing tahun 2013-2018”. RSU Bahteramas Provinsi Sultra dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat mengacu pada visi dan

misi pemerintah daerah dan visi pembangunan kesehatan Provinsi

Sulawesi Tenggara. Visi RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara adalah “Rumah Sakit Unggulan dalam pelayanan

Kesehatan Rujukan, Pendidikan dan pelatihan di Sulawesi tenggara

tahun 2018”.

Page 57: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

46

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi yang diemban oleh

RSU Bahteramas Provinsi Sultra adalah :

a. Meningkatkan pelayanan kesehatan prima berlandaskan etika

provesi.

b. Menyelenggarakan profesi dokter, ppendidikan kesehatan

lainnya serta pelatihan dalam penelitian

c. Pengembangan sarana dan prasarana untuk menunjang rumah

sakit pendidikan

d. Meningkatkan Profesionalisme sumber daya manusia dan

kesejahteraan karyawan.

Moto RSU Bahteramas Provinsi adalah “melayani dengan hati

dan senyum “.

4. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit

Tugas pokok dan fungsi RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara mengacu pada perda nomor 3 tahun 2008 tentang susunan

organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah RSU Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara dan pola tata kelola RSU Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara yakni “ Melaksanakan upaya kesehatan

secara berdaya guna dan berhasil guna mengutamakan

penyembuhan penyakit dan pemulian kesehatan yang dilaksanakan

secara serasi dan terpadu melalui upaya peningkatan, pencegahan

dan pelaksanaan upaya rujukan”.

Page 58: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

47

Untuk melaksanakan tugas popok sebagaimana tersebut

diatas, RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai

fungsi yaitu menyelenggarakan pelayanan medic, menyelenggarakan

pelayanan penunjang medic, menyelenggarakan pelayanan dan

asuhan keperawatan, menyelenggarakan pelayanan rujukan,

menyelenggarakan pendidikan dan pelatihaan, menyelenggarakan

penelitian dan pengembangan kesehatan, menyelenggarakan upaya

promotif dan preventif.

5. Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

hingga 31 desember 2017 berjumlah 789 orang pegawai negeri sipil

(PNS) terdiri atas tenaga medis sebanyak 78 orang, paramedic

perawatan sebanyak 365 orang, paramedic non perawatan sebanyak

218 orang dan non medis sebanyak 128 orang. Sedangkan tenaga

kontrak sebanyak 74 orang (RSU Bahteramas, 2018).

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan

dukungan Keluarga dengan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post SC Di Ruang

Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018. Data primer yang dikumpulkan

melalui kuesioner selanjutnya diolah dan dianalisis secara univariat dan

bivariat menggunakan software SPSS for windows versi 20.

Page 59: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

48

1. Analisi Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan untuk

memperoleh gambaran dari variabel yang diteliti baik variabel terikat

maupun variabel bebas, kemudia ditampilkan dalam bentuk distribusi

frekuensi. Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan untuk

mendeskripsikan dukungan Keluarga dan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post

SC Di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018.

a. Deskripsi dukungan keluarga Ibu Post SC di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018

Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara

univariat, maka peneliti menyajikan deskripsi dukungan keluarga Ibu

Post SC Di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018 pada tabel

4.1 berikut.

Tabel 4.1 Dukungan keluarga Ibu Post SC Di Ruang Nifas di RSUD Bahteramas

Tahun 2018

Dukungan Keluarga Jumlah %

Kurang 4 9,52

Baik 38 90,48

Total 42 100

sumber: olahan data primer

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas

dukungan keluarga ibu post SC di RSUD Bahteramas Tahun 2018

berada pada kategori baik, yakni dari 42 orang responden terdapat

38 orang (90,48%) responden yang memiliki dukungan keluarga

Page 60: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

49

pada kategori baik. Hanya 4 orang (9,52%) responden yang memiliki

dukungan keluarga pada kategori kurang.

b. Deskripsi Mobilisasi Dini Ibu Post SC di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018

Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara

univariat, maka peneliti menyajikan deskripsi Mobilisasi Dini Ibu Post

SC di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018 pada tabel 4.2

berikut.

Tabel 4.2

Mobilisasi Dini Ibu Post SC di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018

Mobilisasi Dini Jumlah %

Kurang 8 19,05

Baik 34 80,95

Total 42 100

sumber: olahan data primer

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa mayoritas ibu

Post SC di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018 dapat

melakukan mobilisasi dini dengan baik, yakni dari 42 orang

responden yang diukur mobilisasi dininya, terdapat 34 orang

(80,95%) responden dapat melakukan mobilisasi dini dengan baik.

Hanya 8 orang (19,05%) responden yang kurang melakukan

mobilisasi dini.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan dua

variabel. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan

Page 61: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

50

antara variabel independen (kategorik) dengan variabel dependent

(kategorik). Analisis bivariabel dalam penelitian ini dilakukan dengan

Chi Square untuk mengetahui hubungan dukungan Keluarga dengan

Mobilisasi Dini Pada Ibu Post SC Di Ruang Nifas RSUD Bahteramas

Tahun 2018. Hasil analisis disajikan pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Hubungan dukungan Keluarga dengan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post SC Di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018

Dukungan Keluarga Mobilisasi Dini

Total Kurang % Baik %

Kurang 3 75 1 25 4

Baik 5 13,16 33 86,84 38

Total 8 19,05 34 80,95 42

p-Value 0,003

X2 hitung 8,976

Sumber: olahan data primer

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas ibu post SC Di Ruang

Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018 yang memiliki dukungan

keluarga pada kategori baik dapat melakukan mobilisasi dini dengan

baik, yakni dari 38 orang ibu post SC dengan dukungan keluarga yang

baik, terdapat 33 orang (86,84%) ibu post SC dapat melakukan

mobilisasi dini dengan baik, dan hanya 5 orang (13,16%) ibu post SC

yang kurang melakukan mobilisasi dini. Sementara ibu post SC yang

kurang memiliki dukungan keluarga, mayoritas kurang melakukan

mobilisasi dini, yakni dari 4 orang ibu post SC yang kurang mendapat

dukungan keluarga, terdapat 3 orang (75%) ibu post SC yang kurang

Page 62: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

51

melakukan mobilisasi dini, dan hanya 1 orang (25%) ibu post SC yang

melakukan mobilisasi dini dengan baik.

Secara statistik menggunakan analisis Chi Square (X²) pada

tingkat kemaknaan 95% menunjukkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara dukungan Keluarga dengan Mobilisasi Dini pada Ibu

Post SC di ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018 yang

ditandai dengan nilai p = 0,003 < α = 0,05 dengan X2 hitung = 8,976.

B. Pembahasan

Masa nifas adalah periode di mana terjadi proses perbaikan tubuh

selama persalinan dan kelahiran. Perawatan nifas merupakan perawatan

lebih lanjut bagi wanita sesudah melahirkan. Hal ini penting dilakukan

karena dapat memulihkan kesehatan umum ibu nifas dengan cara:

penyediaan makanan bergizi, pengembalian darah yang kurang untuk

menghilangkan anemia, pencegahan terhadap infeksi, pergerakan otot

agar tonus otot menjadi lebih baik dan melancarkan peredaran darah.

Upaya awal yang dilakukan oleh ibu post SC adalah melakukan

mobilisasi dini yang bertujuan untuk mempercepat pemulihan pasca

bedah dan dapat mencegah komplikasi pasca bedah.

(Moctar, 2005) menjelaskan bahwa mobilisasi dini adalah suatu

upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara

membimbing ibu untuk mempertahankan fungsi fisiologi. Dan

kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing keluar dari tempat

tidurnya dan membimbing selekas mungkin berjalan. Hasil penelitian

Page 63: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

52

menunjukkan bahwa mayoritas ibu post SC di RSUD Bahteramas Tahun

2018 dapat melakukan mobilisasi dini dengan baik, yakni dari 42 orang

ibu post SC, terdapat 34 orang (80,95%) ibu post SC dapat melakukan

mobilisasi dini dengan baik, namun masih ada 8 orang (19,05%) ibu post

SC yang kurang melakukan mobilisasi dini.

Tingginya ibu post SC yang melakukan mobilisasi dini dengan

baik merupakan hal yang positif bagi ibu post SC. Ini mendakan bahwa

ibu post SC di RSUD Bahteramas memiliki kesadaran tinggi dalam

rangka mengupayakan pemulihan dirinya. Kemampuan mobilisasi dini

tersebut sebagian besarnya didukung keluarga. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa mayoritas ibu nifas di RSUD Bahteramas Tahun

2018 mendapat dukungan yang baik dari keluarganya, yakni sebanyak

38 orang (90,48%) ibu nifas mendapat dukungan yang baik dari

keluarga. Dari jumlah tersebut, sebanyak 33 orang (86,84) ibu post SC

dapat melakukan mobilisasi dini degan baik, hanya 5 orang (13,16%) ibu

post SC yang kurang melakukan mobilisasi dini. Dan 4 orang (9,52%)

ibu post SC kurang mendapat dukungan dari keluarganya, dimana 3

orang (75%) diantaranya kurang melakukan mobillisasi dini, hanya 1

orang (25%) yang dapat melakukan mobilisasi dini dengan baik.

Dukungan keluarga adalah pemberian perhatian, dorongan, kasih

sayang, barang, infomasi dan jasa dari orang-orang terdekat seperti

suami/istri, orang tua, anak, dan orang terdekat lainnya sehingga

penerima dukungan merasa disayangi dan dihargai (Mahmudah, 2012).

Page 64: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

53

Fungsi dukungan Keluarga adalah meliputi dukungan informasional,

dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan emosional

(Mahmudah, 2012). Adanya ibu post SC yang kurang mendapatkan

dukungan keluarga tersebut ini dapat disebabkan oleh kuranganya

pengetahuan keluarga tentang mobilisasi sehingga mereka tidak dapat

memberikan masukan ataupun membantu ibu untuk melakukan dini

karena takut akan melakukan hal yang salah terhadap ibu yang baru saja

menjalani proses operasi. Keluarga diharapkan mampu untuk

memberikan peran dukungan kepada ibu nifas agar mampu melakukan

mobilisasi dini secara bertahap dengan baik. Keluarga dapat membantu

ibu nifas dalam melakukan mobilisasi bertahap mulai dari miring kanan-

miring kiri, duduk dan berjalan (Horhoruw, Rompas & Bidjuni, 2015).

Namun secara umum berdasarkan hasil penelitian, tampak bahwa

ibu post SC yang mendapat dukungan keluarga dengan baik, cenderung

dapat melakukan mobilisasi dini dengan baik pula, sebaliknya bahwa ibu

post SC yang kurang mendapat dukungan keluarga juga cenderung

kurang melakukan mobilisasi dini. Ini menunjukkan bahwa dukungan

keluarga pada ibu post SC memiliki peran yang penting dalam

mendorong ibu post SC untuk melakukan mobilisasi dini sebagai

rangkaian proses percepatan pemulihan dirinya pasca SC. Hasil ini di

dukung oleh pendapat yang Friedman (2010) bahwa anggota keluarga

diketahui sebagai sumber dukungan dan bantuan signifikan dalam

membantu anggota keluarga yang lain mengubah gaya hidupnya. Artinya

Page 65: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

54

dukungan keluarga dapat mengubah persepsi ibu dengan memberikan

motivasi kepada ibu post SC agar memiliki semangat yang kuat sehingga

mampu melakukan mobilisasi dini.

Secara bivariat, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara dukungan Keluarga dengan Mobilisasi

Dini pada Ibu Post SC di ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun 2018

yang ditandai dengan nilai p = 0,003 < α = 0,05 dengan X2 hitung =

8,976. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Rizky Arum Sari (2015)

yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga

dengan mobilisasi dini ibu nifas di ruang bersalin RSU Dr. Wahidin

Sudiro Husodo.

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat

dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-

aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan

dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan

dan didengarkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Oswari (1993) bahwa

keadaan umum klien harus diperhatikan untuk melakukan mobilisasi dini,

dan harus dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan klien,

timbulnya luka setelah pembedahan menimbulkan nyeri yang

menyebabkan kecemasan dan rasa takut untuk melakukan mobilisasi,

dukungan keluarga dan perawatan diruangan sangat membantu dalam

jalannya mobilisasi yang optimal, dan dilakukan secara bertahap, sosial

budaya di lingkungan tempat tinggal juga ikut berperan dalam melakukan

Page 66: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

55

mobilisasi dini yang dilakukan pada pasien post partum dengan sectio

caesaria (Anikinayat, 2009).

Keterbatasan yang dialami oleh ibu post SC menyebabkan Ia

tidak mampu melakukan aktivitas dengan sendiri dan membutuhkan

bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satunya untuk

mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Keluarga sebagai orang

yang terdekat dengan ibu dapat berperan sebagai pendamping pasien

untuk tetap mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan yaitu upaya

mobilisasi dini. Keluarga memiliki peran yang sangat penting bagi ibu

post SC khususnya suami dari ibu post SC sebab suami dapat

memahami kondisi istrinya dengan baik. Hal ini didukung pendapat

Effendy (1998, dalam Lenni, 2010) yang menyatakan bahwa keluarga

merupakan sistem pendukung utama yang memberi pelayanan langsung

pada setiap keadaan (sehat-sakit) anggota keluarga, oleh karena itu,

asupan pelayanan/perawatan yang berfokus pada keluarga bukan hanya

memulihkan keadaan pasien, tetapi juga bertujuan untuk

mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam

mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga tersebut

Mobilisasi dini sebagai suatu usaha untuk mempercepat

penyembuhan dari suatu penyakit tertentu dengan kebijaksanaan untuk

selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidur dan

membimbingnya selekas mungkin berjalan (Ambarwati, 2009:87).

Menurut Kasdu (2003:70) salah satu keuntungan dari mobilisasi dini

Page 67: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

56

adalah mempercepat penyembuhan luka, dengan mobilisasi dapat

memperlancar peredaran darah. Hal ini sesuai dengan pendapat Morison

(2003:15) Luka dengan suplai darah yang buruk sembuh dengan lambat,

jika faktor-faktor yang esensial untuk penyembuhan yang terdiri dari:

oksigen, asam amino, vitamin dan mineral sangat lambat mencapai luka

karena lemahnya vaskularisasi maka penyembuhan luka tersebut akan

terhambat meskipun pada pasien-pasien dengan nutrisi yang baik.

Mobilisasi dini harus dapat dilakukan oleh ibu post SC dengan

baik sebab hal ini sangat penting bagi ibu post untuk melancarkan

sirkulasi darah, membantu proses pemulihan, mencegah terjadinya

infeksi yang timbul karena gangguan pembuluh darah balik serta

mencegah pencegahan lebih lanjut.

Page 68: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dijelaskan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

1. Mayoritas dukungan keluarga ibu post SC di RSUD Bahteramas

Tahun 2018 berada pada kategori baik, yakni dari 42 orang

responden terdapat 38 orang (90,48%) responden yang memiliki

dukungan keluarga pada kategori baik. Hanya 4 orang (9,52%)

responden yang memiliki dukungan keluarga pada kategori kurang.

2. Mayoritas ibu Post SC di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Tahun

2018 dapat melakukan mobilisasi dini dengan baik, yakni dari 42

orang responden yang diukur mobilisasi dininya, terdapat 34 orang

(80,95%) responden dapat melakukan mobilisasi dini dengan baik.

Hanya 8 orang (19,05%) responden yang kurang melakukan

mobilisasi dini

3. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan Keluarga dengan

Mobilisasi Dini pada Ibu Post SC di ruang Nifas RSUD Bahteramas

Tahun 2018 yang ditandai dengan nilai p = 0,003 < α = 0,05 dengan

X2 hitung = 8,976.

Page 69: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

58

B. SARAN

Berdasarkan hasil penlitian yang telah diuraikan di atas, maka

peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi RSUD diharapkan agar dapat mendorong keluarga ibu post SC

untuk dapat memberikan dukungan kepada ibu post SC untuk

melakukan mobilisasi dini

2. Bagi ibu post SC, diharapkan agar tidak takut untuk melakukan

mobilisasi dini, sebab hal tersebut sangat bermanfaat bagi

percepatan pemulihan ibu post SC

3. Bagi peneliti selanjutnya, oleh karena dalam penelitian ini peneliti

hanya meneliti tentang dukungan keluarga. maka diharapkan bagi

peneliti disarankan pada peneliti selanjutnya untuk menggali faktor-

faktor lain yang berhubungan dengan mobilisasi dini ibu post SC

Page 70: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

59

DAFTAR PUSTAKA Ali, Zaidin. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC Aliahani, 2010. Mobilisasi Dini Pada Ibu Post

SectioCaesaria,http://honey72.wordpress.com,diakses tanggal 28 Juni 2018

Alimul hidayat, A. Aziz. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia :

aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Cunningham, F. Gary, et al, 2006Obstertri Williams edisi 21.Penerbit EGC.

Ed. 21. Jakarta: x +904 hlm Farrer, H. 2005. Perawatan Maternitas.Yasmin Asih. vii + 267 hlm.Jakarta Fitriyahsari.(2009). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori

dan Praktek Edisi 5. Jakarta : EGC Handiyani, 2009. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogjakarta: Gosyen

Publishing Iyus, Yosep. 2007. Keperawatan Jiwa, Edisi 1. Jakarta : Refika Aditama Kasdu, Dini. 2012. Solusi Problem Persalinan. Jakarta: Puspa Swara Manuaba, I.B.G 2004. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Manuaba, 2010. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.

Jakarta: EGC. Mitayani, 2009.Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika: Jakarta Mochtar, Rustam. (2002) .Sinopsis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial,

jilid 2. Jakarta: EGC. Saleha, Siti. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Jakarta: Salemba Medika.

Page 71: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

60

Saifuddin, A.B. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sarwono.2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Setiadi. 2008. Konsep & keperawatan keluarga. Yogyakarta : Graha ilmu Smet, B. 2004. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC Suprajitno, 2004, Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam praktik,

Jakarta : EGC Yanti. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Pustaka

Rihama Vivian, 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba

Page 72: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

61

MASTER TABEL

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP MOBILISASI DINI PADA IBU POST SC DI RUANG NIFAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2018

No. Nama

Responden Dukungan keluarga Mobilisasi dini

Baik Kurang Baik Kurang

Page 73: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

62

Page 74: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

No. Responden : ��..................������������................

Alamat : �������.......��������.......................

Setelah mendengar/membaca penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian ini,

maka saya bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang

dilakukan peneliti dengan Judul “Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Mobilisasi

Dini Pada Ibu Post SC Di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2018”.

Saya mengerti bahwa ada beberapa pertanyaan-pertanyaan yang harus saya

jawab, dan sebagai responden saya akan menjawab pertanyaan kuesioner dengan

jujur.

Saya bersedia menjadi responden bukan karena adanya paksaan dari pihak lain,

namun karena keinginan sendiri dan tanpa biaya yang akan ditanggungkan kepada

saya sesuai dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh peneliti.

Hasil yang diperoleh dari saya sebagai responden dapat dipublikasikan sebagai

hasil dari penelitian dan akan diseminarkan pada ujian hasil dengan tidak akan

mencantumkan nama, kecuali nomor informan.

....................., ...............................2018

Responden

�������������

Page 75: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

KUESIONER

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP MOBILISASI DINI PADA IBU POST SC DI RUANG NIFAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2018

KODE RESPONDEN:

Pendidikan : Pekerjaan : Umur : Anak ke : I. DUKUNGAN KELUARGA

Petunjuk : berilah tanda check list () pada kolom jawaban yang tersedia

Pilihan jawaban:

Ya = Ya jika pertanyaan tersebut dilakukan keluarga

Tidak = Tidak jika pertanyaan tersebut tidak dilakukan keluarga

NO PERNYATAAN Ya Tidak

1 Saya meminta pendapat dari keluarga tentang pentingnya mobilisasi dini

2 Keluarga mengingatkan saya untuk melakukan mobilisasi dini

3 Saya mendapat teguran dari keluarga jika tidak melakukan mobilisasi dini

4 Keluarga membantu mencari informasi tentang pentingnya mobilisasi dini

5 Keluarga tidak mengingatkan saya untuk melakukan mobilisasi dini

6 Keluarga melarang ibu melakukan mobilisasi dini

7 Keluarga mendampingi ibu saat melakukan mobilisasi dini

8 Keluarga tidak peduli saat ibu melakukan mobilisasi dini

9 Keluarga memberikan kenyaman saat melakukan mobilisasi dini

10 Keluarga memberikan pujian kepada saya setelah melakukan mobilisasi dini

11 Keluarga mendukung saya melakukan mobilisasi dini

Page 76: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

12 Keluarga tidak senang ketika saya membahas mengenai mobilisasi dini

13 Keluarga memberikan teguran saya tidak melakukan mobilisasi dini

14 Keluarga selalu mengingatkan saya untuk mendengarkan saran dan nasehat yang diberikan oleh petugas kesehatan.

15 Keluarga memberikan bantuan saat saya melakukan mobilisasi dini

II. MOBILISASI DINI

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Pada 6 jam setelah persalinan, saya masih takut dan belum

mencoba miring kanan kiri.

2. Pada 6 jam setelah persalinan, saya sudah mencoba

miring kanan kiri.

3. Pada 8 jam setelah persalinan, saya sudah mencoba

mengangkat tangan dan kaki

4. Pada 9 jam setelah persalinan, saya sudah mencoba

menekuk lutut tanpa bantuan.

5. Pada 10 jam setelah persalinan saya belum mencoba

menggeser badan karena khawatir dengan luka bekas

operasi

6. Pada 10 jam setelah persalinan, saya sudah mencoba

menggeser badan.

7. Pada 24 jam setelah persalinan, saya belum mencoba

duduk.

8. Pada 24 jam setelah persalinan, saya masih pusing dan

belum mencoba berdiri

9. Pada hari ke dua setelah persalinan, saya belum

mencoba berjalan.

10. Pada hari ke dua setelah persalinan, saya sudah dapat ke

kamar mandi untuk buang air kecil.

Page 77: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

OUTPUT SPSS

Statistics

DUKUNGAN_KE

LUARGA

MOBILISASI_DI

NI

N Valid 42 42

Missing 0 0

DUKUNGAN_KELUARGA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid KURANG 4 9.5 9.5 9.5

BAIK 38 90.5 90.5 100.0

Total 42 100.0 100.0

MOBILISASI_DINI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid KURANG 8 19.0 19.0 19.0

BAIK 34 81.0 81.0 100.0

Total 42 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

DUKUNGAN_KELUARGA *

MOBILISASI_DINI 42 100.0% 0 .0% 42 100.0%

Page 78: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

DUKUNGAN_KELUARGA * MOBILISASI_DINI Crosstabulation

Count

MOBILISASI_DINI

Total KURANG BAIK

DUKUNGAN_KELUARGA KURANG 3 1 4

BAIK 5 33 38

Total 8 34 42

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 8.976a 1 .003

Continuity Correctionb 5.414 1 .020

Likelihood Ratio 6.809 1 .009

Fisher's Exact Test .018 .018

Linear-by-Linear Association 8.762 1 .003

N of Valid Casesb 42

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,76.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 79: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 001 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90 Baik

2 002 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 Baik

3 003 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 85,71 Baik 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80 Baik

4 004 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik

5 005 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 85,71 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik

6 006 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 85,71 Baik 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 Baik

7 007 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12 85,71 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik

8 008 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90 Baik

9 009 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik

10 010 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 8 57,14 Kurang 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 4 40 Kurang

11 011 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 10 71,43 Baik 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80 Baik

12 012 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80 Baik

13 013 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 85,71 Baik 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80 Baik

14 014 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90 Baik

15 015 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 85,71 Baik 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik

16 016 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Baik

17 017 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 85,71 Baik 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 80 Baik

18 018 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 85,71 Baik 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 80 Baik

19 019 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 85,71 Baik 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 7 70 Baik

20 020 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 10 71,43 Baik 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 Baik

21 021 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 50 Kurang

22 022 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 5 50 Kurang

23 023 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 5 50 Kurang

24 024 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik

25 025 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 6 60 Baik

26 026 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 5 50 Kurang

27 027 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 57,14 Kurang 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90 Baik

28 028 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 85,71 Baik 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 6 60 Baik

29 029 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 85,71 Baik 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 6 60 Baik

30 030 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 6 60 Baik

31 031 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 85,71 Baik 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 Baik

32 032 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 12 85,71 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik

33 033 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 85,71 Baik 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 7 70 Baik

34 034 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 10 71,43 Baik 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 Baik

35 035 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik

36 036 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 6 60 Baik

37 037 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80 Baik

38 038 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 85,71 Baik 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80 Baik

39 039 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11 78,57 Baik 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 5 50 Kurang

40 040 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 57,14 Kurang 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 5 50 Kurang

41 041 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 8 57,14 Kurang 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 5 50 Kurang

42 042 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 10 71,43 Baik 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80 Baik

NoKode

Responden

I. Dukungan KeluargaTotal

Persentase

(%)Kategori

MASTER TABEL

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post SC Di Ruang Nifas RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018

II. Mobilisasi DiniTotal

Persentase

(%)Kategori

Page 80: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

Baik Kurang Baik Kurang

1 001 � �

2 002 � �

3 003 � �

4 004 � �

5 005 � �

6 006 � �

7 007 � �

8 008 � �

9 009 � �

10 010 � � �

11 011 � �

12 012 � �

13 013 � �

14 014 � �

15 015 � �

16 016 � �

17 017 � �

18 018 � �

19 019 � �

20 020 � �

21 021 � �

22 022 � �

23 023 � �

24 024 � �

25 025 � �

26 026 � �

27 027 � �

28 028 � �

29 029 � �

30 030 � �

31 031 � �

32 032 � �

33 033 � �

34 034 � �

35 035 � �

36 036 � �

37 037 � �

38 038 � �

39 039 � �

40 040 � �

41 041 � �

42 042 � �

NoKode

Responden

I. Dukungan Keluarga II. Mobilisasi Dini

Page 81: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

DUKUNGAN_KELUARGA Jumlah %

KURANG 4 9,52

BAIK 38 90,48

Total 42 100

MOBILISASI_DINI Jumlah %

KURANG 8 19,05

BAIK 34 80,95

Total 42 100

Page 82: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi

KURANG % BAIK %

KURANG 3 75 1 25 4

BAIK 5 13,16 33 86,84 38

Total 8 19,05 34 80,95 42

DUKUNGAN

KELUARGA

MOBILISASI DINI Total

Page 83: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi
Page 84: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi
Page 85: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi
Page 86: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi
Page 87: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi
Page 88: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi
Page 89: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi
Page 90: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi
Page 91: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/682/1/SKRIPSI HELMI HABIAWATI.pdf · iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PENULIS 1. Nama : Helmi