HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH...

109
HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 19752015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh: Kartika Eriyanti NIM: 1113084000036 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Transcript of HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN

PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh:

Kartika Eriyanti

NIM: 1113084000036

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas
Page 3: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas
Page 4: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas
Page 5: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas
Page 6: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi

1. Nama Lengkap : Kartika Eriyanti

2. Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 18 September 1995

3. Alamat : Kp. Cikuda Rt. 04/ 07 No. 143 Desa

Wanaherang Kecamatan Gunung Putri –

Bogor

4. Telepon : 082299530458

5. Email : [email protected]

B. Pendidikan Formal

1. SD Negeri Wanaherang 04 Tahun 2001-2007

2. SMP Negeri 1 Gunung Putri Tahun 2007-2010

3. SMA Negeri 1 Cileungsi Tahun 2010-2013

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2018

i

Page 7: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the relationship between foreign debt,

government expenditure and capital flight in Indonesia for the period 1975-2015.

This study uses vector autoregression (VAR) model as a basis for research to see

causal relationships between variables. Credit results show that (1) Foreign debt

has a relationship with government expenditure in Indonesia at a 95% confidence

level. (2) Capital Flight does not have a causal relationship with foreign debt at

95% and 90% confidence levels. And, (3) Government expenditure has a causal

relationship with capital flight at a 95% confidence level.

Keywords: Foreign Debt, Government Expenditures, Capital Flight, Vector

Autoregression (VAR)

ii

Page 8: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara utang luar negeri,

pengeluaran pemerintah dan capital flight di Indonesia periode 1975-2015.

Penelitian ini menggunakan model VAR (Vector Autoregression) sebagai

metodologi penelitian untuk melihat hubungan kausal antar variabel. Hasil

pengujian menunjukkan bahwa (1) Utang luar negeri memiliki hubungan kausal

dengan pengeluaran pemerintah di Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. (2)

Capital flight tidak memiliki hubungan kausal dengan utang luar negeri di

Indonesia pada tingkat kepercayaan 95% dan 90%. Dan, (3) Pengeluaran

pemerintah memiliki hubungan kausal dengan capital flight pada tingkat

kepercayaan 95%.

Kata Kunci: Utang Luar Negeri, Pengeluaran Pemerintah, Capital Flight, Vector

Autoregression (VAR)

iii

Page 9: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah melimpahkan segala nikmat,

keberkahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

berjudul “HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI,

PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI

INDONESIA PERIODE 1975-2015” dengan baik. Shalawat serta salam penulis

hanturkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya

dari zaman jahiliah ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan, semoga

dapat berkumpul di Yaumil Qiyamah nanti.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Selesainya skripsi ini tentu dengan dukungan, bimbingan

dan bantuna serta semangat dan doa dari orang – orang di sekeliling penulis

selama proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karenanya, izinkanlah penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Orang tua penulis, Ibunda Ida Royani dan Ayahanda Haryanto yang selalu

memberikan doa yang tiada henti, dukungan, motivasi, dan menjadi alasan

utama penulis untuk menyelesaikan ini agar membuat mereka bangga.

Serta tiga adikku tercinta, Laras dan adik kembarku Bagas Bagus. Semoga

kalian selalu dicintai oleh Allah SWT.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga selama

perkuliahan

3. Ibu Najwa Khairina, MA., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, memberikan motivasi dan arahan, ilmu yang

bermanfaat selama perkuliahan kepada penulis dalam penyelesaian

iv

Page 10: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

penulisan skripsi ini hingga skripsi ini selesai. Semoga ibu selalu diberikan

kesehatan dan keberkahan oleh Allah SWT.

4. Bapak Arif Fitrijanto, M.Si dan Bapak Dr. Sofyan Rizal, M.Si selaku

Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah

memberikan arahan serta bimbingan yang berarti dalam penyelesaian

perkuliahan ini.

5. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan ilmu yang sangat berguna dan berharga bagi penulis selama

perkuliahan serta jajaran karyawan dan staff UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah melayani dan membantu penulis selama perkuliahan.

6. Teman-teman Ekonomi Pembangunan Terbaik Zahra, Fatimah, Lisa, Tiara

dan Ayu yang sering berbagi ilmu, keceriaan dan saling tolong menolong

satu sama lainnya dan menerima satu sama lainnya dengan segala

perbedaan masing-masing.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab

itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk

pencapaian yang lebih baik.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, September 2018

Kartika Eriyanti

v

Page 11: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. i

ABSTRACT ................................................................................................................................ ii

ABSTRAK ................................................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iv

DAFTAR ISI .............................................................................................................................vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... . viii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. ix

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Utang Luar Negeri...................................................................................................... 10

B. Pengeluaran Pemerintah .......................................................................................... 16

C. Capital Flight ............................................................................................................... 20

D. Penelitian Terdahulu ................................................................................................. 28

E. Kerangka Pemikiran.................................................................................................. 31

F. Hipotesis Penelitian .................................................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................................... 34

B. Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 34

C. Metode Analisis Data ............................................................................................... 35

D. Operasional Variabel ................................................................................................. 43

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 44

B. Penemuan dan Pembahasan .................................................................................... 46

vi

Page 12: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

1. Analisis Deskriptif Antar Variabel ................................................................. 46

2. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................................. 54

3. Analisis Hubungan Utang Luar Negeri, Pengeluaran Pemerintah dan Capital Flight di Indonesia .............................................................................. 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 78

B. Saran ............................................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 81

LAMPIRAN ............................................................................................................................ 83

vii

Page 13: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

2.1 Instrumen Utang Luar Negeri Indonesia 11

2.2 Tabel Penelitian Terdahulu 28

3.1 Operasional Variabel 43

4.1 Hasil Uji Akar Unit (Unit Root Test) 55

4.2 Hasil Uji Kointegrasi Johansen (Johansen Cointegration Test) 57

4.3 Lag Order Selection Criteria 58

4.4 Uji Stabilitas VAR 59

4.5 Hasil Uji Granger Causality 60

viii

Page 14: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

DAFTAR GRAFIK

No Keterangan

1.1 Perkembangan Rasio Utang Indonesia Terhadap PDB Tahun

2011-2016

4.1 Pergerakan Capital Flight di Indonesia

4.2 Perkembangan Utang Luar Negeri di Indonesia

4.3 Pergerakan Capital Flight dan Utang Luar Negeri di Indonesia

4.4 Hasil IRF Respon Capital Flight terhadap Shock Variabel Lain Hasil IRF Respon Pengeluaran Pemerintah terhadap Shock

4.5 Variabel Lain

4.6 Hasil IRF Respon Utang Luar Negeri terhadap Shock Variabel

Lain

ix

Halaman

5

47

50

52

63

65

66

Page 15: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

DAFTAR GAMBAR

No

Keterangan

Halaman

2.1 Skema Kerangka Berpikir

32

x

Page 16: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Uji Model VAR 83

2 Data Penelitian 90

xi

Page 17: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsekuensi dari kebijakan defisit anggaran membuat pemerintah

harus mencari cara untuk menutupi gap antara pengeluaran dan pendapatan

negara. Salah satu cara yang termudah adalah dengan meminjam dari sektor

swasta. Akumulasi pinjaman tersebut sering kita sebut dengan utang

pemerintah. Perdebatan mengenai dampak utang telah dibuktikan lewat

sejumlah kajian. Contohnya, Hansen dan Tarp (2000), Burnside dan Dollar

(2000), Gomanee, et al. (2003), Dalgaard et al. (2004), Simon Feeny (2005),

Karras (2006), Tseday Jemaneh Mekasha dan Finn Tarp (2011), menemukan

bukti bahwa bantuan luar negeri memiliki dampak positif terhadap laju

pertumbuhan ekonomi. Burnside dan Dollar (2000), Brautigam dan Knack

(2004), dan Hoda Abd El Hamid Ali (2013), menemukan bukti bahwa bantuan

luar negeri memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan, Mosley (1980), Mosley, et al. (1987), Boone (1996), and Jensen

and Paldam (2003) menemukan bukti bahwa bantuan luar negeri tidak

memiliki dampak apapun terhadap pertumbuhan ekonomi.

Bapak Pendiri Amerika Serikat, Alexander Hamilton, percaya bahwa

“utang nasional, jika tidak berlebihan, akan menguntungkan kita semua”

sedangkan James Madison, Presiden Amerika Serikat ke-4, berpendapat

1

Page 18: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

bahwa “utang publik adalah kutukan”. Berdasarkan teori ketergantungan utang

(debt overhang theory), pada tingkat akumulasi utang yang besar ternyata

utang tersebut justru akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi akan menjadi

lebih rendah. Hal ini dikarenakan dalam jangka panjang utang akan lebih

besar dari kemampuan membayar negara debitur, biaya dari bunga utang

diperkirakan akan mendesak investasi domestik dan asing dan akhirnya

menghambat pertumbuhan. (Catherine Pattillo dkk., 2002)

Kebanyakan negara-negara berkembang sangat tergantung pada

investasi asing dan hubungan perdagangan luar negerinya dengan negara-

negara maju. Hampir semua negara tersebut bergantung pada bantuan negara

maju untuk memperoleh pasokan teknologi produksi yang sangat padat modal.

Namun semakin lama, tingkat ketergantungan negara berkembang kepada

negara maju semakin tinggi, dari yang awalnya hanya di bidang ekonomi,

kemudian meluas ke bidang lain seperti sosial dan politik, hingga akhirnya

mengurangi kemampuan negara berkembang untuk mandiri. Kemampuan

suatu negara untuk menentukan sendiri tujuan-tujuan ekonomi dan sosialnya

jelas sangat dipengaruhi oleh tingkat ketergantungannya terhadap kekuatan-

kekuatan dari luar. Seperti pada penelitian Gadde Omprasad (2015), hasil dari

penelitian yang dilakukan oleh Gadde Omprasad di India menunjukkan bahwa

pinjaman luar negeri digunakan oleh negara-negara industrial sebagai alat

untuk mengendalikan keuangan, kontrol politik, dan membuat negara-negara

yang menerima pinjaman mendukung kebijakan dan ideologi negara-negara

yang memberikan pinjaman.

2

Page 19: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Di Indonesia sendiri, masalah utang mungkin sudah ada sejak bangsa

ini merdeka. Masyarakat Indonesia cenderung memandang permasalahan

bangsa mereka sebagai hal yang luar biasa dan kemampuan mereka untuk

menangani masalah sangat terbatas. Hal ini mungkin semacam kelemahan dari

negara-negara berkembang, tetapi potensi yang dimiliki Indonesia –karena

ukurannya, sumber daya alamnya, kemampuan militernya dan budayanya

yang sangat berkembang– membuat kelemahan ini terlihat sangat

menyedihkan. Pembahasan tentang pembangunan ekonomi Indonesia sangat

terkait dengan bantuan asing, karena sangat sulit untuk membayangkan

pembangunan tanpa bantuan. Ekonomi Indonesia telah mengalami banyak

kesulitan, yang disebabkan oleh sejumlah masalah mendasar, diantaranya:

kelebihan penduduk dan pengangguran, terutama di Pulau Jawa, korupsi di

mana-mana dan inefisiensi birokrasi, ketergantungan pada harga pasar dunia

untuk beberapa komoditas ekspor utama, kurangnya kapasitas industri besar,

kekurangan tenaga ahli dalam bidang teknis, dan infrastruktur ekonomi yang

tidak memadai. (Franklin B. Weinstein, 2007)

Indonesia juga memiliki sejarah kelam yang disebabkan oleh utang.

Sejak krisis ekonomi yang diawali dengan depresiasi nilai tukar rupiah

terhadap dolar Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1997 lalu membuat

guncang stabilitas perekonomian dan stabilitas sosial politik. Kondisi ini

kemudian mendorong timbulnya krisis kepercayaan terutama terhadap

kemampuan pemerintah dalam pengelolaan perekonomian. Krisis kepercayaan

ini ditandai oleh semakin merosotnya nilai tukar dan stabilitas sistem

3

Page 20: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

pembayaran akibat terjadinya pelarian modal (capital outflow). Kepercayaan

masyarakat terhadap sistem perbankan juga merosot yang ditandai dengan

penarikan dana (rush) secara besar-besaran. Inflasi melonjak dan suku bunga

terkerek naik sehingga menyebabkan sektor riil terpuruk. Sektor riil kemudian

mati suri sehingga menimbulkan PHK secara besar-besaran. Pengangguran

pun meningkat tajam. Pemerintah kemudian meminta bantuan dana moneter

internasional (International Monetary Fund/IMF). Pada saat itu, Indonesia

nyaris bangkrut secara finansial, karena jumlah utang luar negerinya, terutama

dari sektor swasta yang sangat besar, ditambah lagi dengan ketidakmampuan

sebagian besar dari perusahaan-perusahaan dalam negeri untuk membayar

kembali utang luar negeri mereka. (Faisal Baasir, 2003)

Utang Indonesia diperoleh dari berbagai sumber. Utang luar negeri

berasal dari hubungan bilateral dengan satu negara, hubungan multilateral

dengan banyak negara, bank komersial, dan sumber lainnya. Utang dalam

negeri berasal dari penerbitan surat utang negara.

4

Page 21: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Grafik. 1.1

Perkembangan Rasio Utang Indonesia Terhadap PDB Tahun 2011-2016

[triliun rupiah] Chart Title [ % ]

14000

100,00%

12000 90,00%

80,00%

10000 70,00%

8000 60,00%

50,00%

6000 40,00%

4000 30,00%

26,80%

27,00%

24,90%

24,70%

23,10%

23,00%

20,30%

21,00% 20,00%

18,30%

17,40%

2000 15,20% 15,80%

7,90% 7,20%

7,50% 6,40% 6,50% 5,90% 10,00%

0

0,00%

2011

2012

2013

2014

2015 2016

Pinjaman

SBN

PDB

Rasio Pinjaman thd PDB (RHS)

Rasio SBN thd PDB (RHS)

Rasio Total Utang thd PDB (RHS)

[triliun Rupiah]

2011 2012 2013 2014 2015*) 2016**)

Pinjaman 621 617 710 678 752 756

SBN 1188 1361 1661 1931 2347 2674

Total Utang 1809 1978 2371 2609 3098 3429

PDB 7832 8616 9525 10543 11541 12705

Catatan : *) Angka proyeksi menggunakan PDB berdasarkan asumsi APBN-P **) Angka APBN 2016 - Angka PDB 2010 – 2015 menggunakan tahun dasar 2010 atas hargaberlaku

Sumber: Kementrian Keuangan-Republik Indonesia

Dilihat dari Grafik 1.1, komposisi utang Indonesia lebih banyak dalam

hal utang dalam negeri, yaitu dalam bentuk obligasi pemerintah (SBN). Hal ini

dibuktikan dengan jumlahnya yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama

periode 2011 sampai dengan periode 2016, proporsi obligasi pemerintah (SBN)

terhadap PDB naik dari 15,2 persen menjadi 21,0 persen. Sedangkan utang luar

negeri, mengalami penurunan sedikit demi sedikit. Proporsi utang terhadap PDB

turun dari 7,9 persen menjadi 5,9 persen. Dalam kurun waktu lima belas tahun

terakhir (2000-2015), rasio utang pemerintah

5

Page 22: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

terhadap PDB (Debt to GDP Ratio) turun dari 95 persen pada tahun 2000

menjadi 24,7 persen tahun 2015 (World Bank, 2005). Apabila dibandingkan

dengan negara lain, Debt to GDP Ratio Indonesia saat ini relatif rendah. Debt

to GDP Ratio di beberapa negara berkembang seperti Brazil, India, dan

Thailand mencapai sekitar 50 persen, sedangkan di beberapa negara maju

seperti Jepang, Italia, dan Amerika Serikat nilainya mencapai lebih dari 100

persen yang didominasi oleh pinjaman domestik dalam bentuk obligasi.

(Kementrian PPN/Bappenas, 2015)

Dengan semakin menurunnya porsi utang luar negeri, maka

pengelolaan dan pemanfaatan utang luar negeri perlu dioptimalkan dengan

meningkatkan efektivitas utang luar negeri. Karena, ketidakefektifan dalam

penggunaan utang menyebabkan kecilnya pengaruh utang terhadap

pertumbuhan ekonomi. Ketidaktepatan penggunaan utang dinegara sedang

berkembang ini ditenggarai menunjukkan terjadinya capital flight, artinya ada

sebagian dari utang yang ditransfer kembali ke luar negeri. Sebagaimana

pernah dikemukakan oleh Koensatwanto Inpasihardjo, lebih dari 80 persen

utang luar negeri yang diperoleh pemerintah Indonesia dari sejumlah lembaga

maupun negara kreditor justru kembali ke lembaga dan negara asal. Hal ini

terjadi karena 80 persen lebih dari porsi utang itu digunakan untuk membayar

jasa konsultan asing, kontraktor asing, termasuk membayar komisi komitmen

atas pencairan utang tersebut. Selain itu, manfaat yang diterima juga kecil,

terutama bagi penerimaan negara dalam bentuk devisa dan penerimaan

lainnya, utang itu kurang berguna. Sebab, juga tidak ada transfer pengetahuan

6

Page 23: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

dan teknologi. (Faisal Baasir, 2003). Hal ini didukung oleh beberapa studi,

seperti yang dihasilkanoleh Almounsor, et al (2003), Ndikumanadan Boyce

(2002), Collier et al (2003), Collier et al (2001). Studi-studi tersebut

menunjukkan, bahwa utang luar negeri berpengaruh positif terhadap capital

flight.

Beberapa ekonom mempunyai pendapat bahwa utang luar negeri

mempunyai hubungan kausal dengan capital flight, meskipun ada pula yang

berpendapat tidak ada hubungan kausal diantara keduanya. Terdapat dua

bentuk hubungan antara utang luar negeri dengan capital flight. Hubungan

pertama adalah mengalir dari utang luar negeri menuju capital flight, dan

hubungan yang kedua adalah mengalir dari capital flight menuju utang luar

negeri. Serupa dengan bentuk hubungan antara utang luar negeri dengan

pengeluaran pemerintah. Hubungan yang pertama, utang luar negeri

menyebabkan pengeluaran pemerintah meningkat. Sedangkan hubungan yang

kedua, pengeluaran pemerintah yang lebih besar dari pendapatan

menyebabkan negara berhutang. (Dini Yuniarti, 2005)

Dalam uraian di atas dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya

peranan utang luar negeri dalam menutupi defisit anggaran yang terjadi di

Indonesia. Dan ketidaktepatan dalam penggunaan utang luar negeri

menunjukkan terjadinya capital flight. Oleh karena itu dalam penelitian ini,

penulis ingin mengangkat judul “Hubungan Antara Utang Luar Negeri,

Pengeluaran Pemerintah dan Capital Flight di Indonesia”.

7

Page 24: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Apakah pengeluaran pemerintah mempunyai hubungan kausalitas

dengan utang luar negeri di Indonesia?

2. Apakah capital flight mempunyai hubungan kausalitas dengan utang

luar negeri di Indonesia?

3. Apakah pengeluaran pemerintah mempunyai hubungan kausalitas

dengan capital flight?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan kausalitas antara pengeluaran pemerintah

dan utang luar negeri di Indonesia.

2. Untuk mengetahui hubungan kausalitas antara capital flight dan utang

luar negeri di Indonesia.

3. Untuk mengetahui hubungan kausalitas antara pengeluaran pemerintah

dan capital flight di Indonesia.

8

Page 25: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan

rekomendasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk

meneliti tentang hubungan kausalitas antara utang luar negeri, pengeluaran

pemerintah dan capital flight di Indonesia.

9

Page 26: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Utang Luar Negeri

1. Definisi Utang Luar Negeri

Fenomena mengalirnya modal dari luar untuk membiayai

pembangunan oleh negara berkembang telah dimulai sebelum tahun 1914,

dimana dalam kurun waktu antara 1870 hingga 1924, Krugman et al

(1999) mengatakan negara-negara berkembang telah menyerap dana dari

Inggris rata–rata 5% dari Gross National Product (GNP), Perancis 2% dan

Jerman 3% dari GNP nya.

Dalam perkembangan lebih lanjut, pertumbuhan utang negara–

negara berkembang semakin membengkak dalam kurun waktu antara 1973

hingga tahun 1974, yang kemudian disusul dalam kurun waktu kedua

antara tahun 1979 hingga 1982. Sebagai gambaran, menurut IMF pada

tahun 1982 saja, pinjaman yang dilakukan oleh negara–negara

berkembang meroket mendekati US$ 600 miliar.

Aliran modal yang berasal dari luar negeri dapat disebut sebagai

utang luar negeri apabila memiliki ciri–ciri pokok, yaitu:

10

Page 27: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Aliran modal yang bukan didorong oleh tujuan untuk mencari

keuntungan.

Dana tersebut diberikan kepada negara penerima atau peminjam

dengan syarat yang lebih ringan daripada yang berlaku di pasaran

internasional.

Dilihat dari kewajiban pengembaliannya, utang luar negeri dapat

dibedakan menjadi pemberian (grant) dan pinjaman luar negeri (loan).

Kedua bentuk ini meskipun berbeda dalam hal syarat-syarat pengembalian,

tetapi memiliki keterkaitan yang erat antara bentuk pemberian dan

pinjaman.

Tabel. 2.1 Instrumen Utang Luar Negeri Indonesia

Instrumen Utang Luar Negeri Indonesia

Pemerintah Surat Berharga Negara Surat Utang Negara yang

dimiliki bukan penduduk

Surat Berharga Syariah

Negara yang dimiliki bukan

penduduk

Perjanjian Pinjaman

Bank Sentral Surat Utang Obligasi

Surat-surat berharga lainnya

Surat berharga domestik

yang dimiliki bukan

penduduk

Perjanjian Pinjaman

Kas dan Simpanan

Kewajiban lainnya

Swasta Bank Surat utang (Obligasi, Surat-

surat berharga lainnya, surat berharga domestik yang

dimiliki bukan penduduk)

Perjanjian Pinjaman

Kas dan Simpanan

Kewajiban lainnya

11

Page 28: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Bukan Bank Surat utang (Obligasi, Surat-

surat berharga lainnya, surat

berharga domestik yang dimiliki bukan penduduk)

Perjanjian Pinjaman

Utang Dagang

Kewajiban lainnya Sumber: Statistik Utang Luar Negeri Indonesia 2017, Kementrian Keuangan dan Bank Indonesia

Definisi Utang luar negeri dijelaskan berdasarkan kelompok

peminjamnya. Utang Luar Negeri Pemerintah adalah utang yang dimiliki

oleh pemerintah pusat, terdiri dari utang bilateral, multilateral, fasilitas

kredit ekspor, komersial, leasing dan Surat Berharga Negara (SBN) yang

diterbitkan di luar negeri dan dalam negeri yang dimiliki oleh bukan

penduduk. SBN terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga

Syariah Negara (SBSN). SUN terdiri dari Obligasi Negara yang berjangka

waktu lebih dari 12 bulan dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang

berjangka waktu sampai dengan 12 bulan. SBSN terdiri dari SBSN jangka

panjang (Ijarah Fixed Rate/IFR) dan Global Sukuk.

Utang Luar Negeri Bank Sentral adalah utang yang dimiliki oleh

Bank Indonesia, yang diperuntukkan dalam rangka mendukung neraca

pembayaran dan cadangan devisa. Selain itu juga terdapat utang kepada

pihak bukan penduduk yang telah menempatkan dananya pada Sertifikat

Bank Indonesia (SBI), dan utang dalam bentuk kas dan simpanan serta

kewajiban lainnya kepada bukan penduduk.

Utang Luar Negeri Swasta adalah utang luar negeri penduduk

kepada bukan penduduk dalam valuta asing dan atau rupiah berdasarkan

12

Page 29: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

perjanjian utang (loan agreement) atau perjanjian lainnya, kas dan

simpanan milik bukan penduduk, dan kewajiban lainnya kepada bukan

penduduk. Utang luar negeri swasta meliputi utang bank dan bukan bank.

Utang luar negeri bukan bank terdiri dari utang luar negeri Lembaga

Keuangan Bukan Bank (LKBB) dan Perusahaan Bukan Lembaga

Keuangan termasuk perorangan kepada pihak bukan penduduk. Termasuk

dalam komponen utang luar negeri swasta adalah utang luar negeri yang

berasal dari penerbitan surat berharga di dalam negeri yang dimiliki oleh

bukan penduduk.

2. Teori Utang Luar Negeri

Salah satu persoalan utama dalam proses ekonomi di negara-negara

terbelakang (sedang berkembang) adalah implementasi teori atau konsep-

konsep terpakai bagi pembangunan nasional, namun pembangunan

tersebut acapkali terhambat oleh berbagai faktor, seperti kekurangan

modal, kekurangan tenaga ahli, dan kondisi keterbelakangan itu sendiri.

Secara teoritis dalam pelaksanaan pembangunan terdapat sejumlah tahapan

yang harus dilalui. Dan pasti terdapat masalah-masalah yang mungkin

timbul dalam setiap tahapan tersebut, seperti masalah kesejahteraan dan

latar belakang serta beberapa aspek kultural lainnya yang berbeda-beda

tiap negara.

13

Page 30: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Dalam berbagai kasus yang terjadi di sejumlah negara, terlihat

adanya beberapa indikator sebagai salah satu masukan penting dalam

analisis timbulnya kendala pembangunan, baik karena faktor internal

maupun faktor eksternal. Faktor internal dan eksternal yang dianggap

cukup potensial sebagai studi penelaahan adalah variabel pengaruh dari

suatu hubungan perkaitan unsur domestik dan internasional sebagai

penyebab, yang pada saatnya menimbulkan ketergantungan dan

keterbelakangan sebagai akibatnya.

Garis keterhubungan antara faktor domestik dan eksternal itu

umumnya berasal dari proses dan prosedur bantuan luar negeri, baik

berupa hibah, pinjaman maupun investasi asing. Banyak negara yang

tergantung pada bantuan luar negeri, karena sebagain besar biaya

pembangunan nasionalnya bersumber dari dana luar negeri dan investasi

berbagai perusahaan multinasional.

Frederic S. Pearson dan Simon Payaslian dalam bukunya yang

berjudul International Political Economy (1999) mengajukan empat teori

mengenai bantuan luar negeri, yaitu:

a. Aliran realis menyatakan bahwa tujuan utama dari bantuan luar negeri

adalah bukan untuk menunjukkan idealisme abstrak aspirasi

kemanusiaan, tetapi untuk proyeksi power nasional. Bantuan luar

negeri merupakan komponen penting bagi kebijakan keamanan

internasional.

14

Page 31: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

b. Teori ketergantungan (dependensia) menyatakan bahwa bantuan luar

negeri digunakan oleh negara kaya untuk mempengaruhi hubungan

domestik dan luar negeri negara penerima bantuan, merangkul elit

politik lokal di negara penerima bantuan untuk tujuan komersil dan

keamanan nasional. Kemudian, melalui jaringan internasional,

keuangan internasional dan struktur produksi, bantuan luar negeri

ditujukan untuk mengeksploitasi sumber daya alam negara penerima

bantuan. Sehingga para penganut teori dependensia, menganggap

bahwa bantuan luar negeri dapat digunakan sebagai sebuah instrumen

untuk perlindungan dan ekspansi negara kaya ke negara miskin,

sebuah sistem untuk mengekalkanketergantungan.

c. Aliran moralis/idealis menyatakan bahwa bantuan luar negeri secara

esensial merupakan gerakan kemanusiaan yang menunjukkan nilai-

nilai kemanusiaan internasional. Menurut aliran idealis, negara yang

lebih kaya memiliki tanggung jawab moral untuk mempererat

kerjasama Utara–Selatan yang lebih besar dan merespon kebutuhan

pembangunan ekonomi dan sosial di Selatan. Maka kaum moralis

berpendapat bahwa bantuan luar negeri mendorong dukungan yang

yang saling menguntungkan (mutual supportive) dan hubungan

menguntungkan sejalan dengan pembangunan ekonomi dan hak asasi

manusia, hukum dan ketertiban internasional.

d. Teori bureaucratic incrementalist menyatakan bahwa bantuan luar

negeri sebagai kebijakan publik, produk dari politik domestik yang

15

Page 32: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

melibatkan opini publik, kelompok kepentingan, dan institusi

pemerintah yang secara langsung terlibat dalam proses pembuatan

kebijakan yang mempromosikan kepentingan nasional melalui agenda

politik. Teori ini juga menyatakan bahwa tujuan yang dikejar negara

donor dalam lingkup kepentingan ekonomi politik internasional, antara

lain: kombinasi tujuan kemanusiaan, geopolitik, ideologi, kepentingan

komersil, masalah lingkungan dan berbagai faktor dalam politik

domestik.

B. Pengeluaran Pemerintah

Guritno Mangkoesoebroto (2001) menjelaskan bahwa teori mengenai

perkembangan pengeluaran pemerintah dikemukakan oleh para ahli ekonomi

dan dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:

1. Adolf Wagner

Pengamatan empiris oleh Adolph Wagner terhadap negara-negara

Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang pada abad ke-19 menunjukkan bahwa

aktivitas pemerintah dalam perekonomian cenderung semakin meningkat.

Ekonom Jerman ini mengukurnya dari perbandingan pengeluaran

pemerintah terhadap produk nasional. Temuannya kemudian oleh Richard

A. Musgrave dinamakan “hukum pengeluaran pemerintah yang selalu

meningkat” (law of growing public expenditures). Wagner sendiri

16

Page 33: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

menamakannya “hukum aktivitas pemerintah yang selalu meningkat” (law

of ever increasing state activity).

Menurut Wagner ada lima hal yang menyebabkan pengeluaran

pemerintah selalu meningkat. Kelima penyebab tersebut adalah: (Dumairy,

1996)

a. Tuntutan peningkatan perlindungan keamanan dan pertahanan

b. Kenaikan tingkat pendapatan masyarakat

c. Urbanisasi yang mengiringi pertumbuhan ekonomi

d. Perkembangan demokrasi

e. Ketidakefisienan birokrasi yang mengiringi perkembangan

pemerintahan.

2. Teori Rostow dan Musgrave

WW Rostow dan RA Musgrave menghubungkan pengeluaran

pemerintah dengan tahan-tahap pembangunan ekonomi. Pada tahap awal

perkembangan ekonomi, rasio investasi pemerintah terhadap investasi

total-rasio pengeluaran pemerintah terhadap pendapatan nasional – relatif

besar. Hal itu disebabkan karena pada tahap awal ini pemerintah harus

menyediakan berbagai sarana dan prasarana. Pada tahap menengah

pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan guna

memacu pertumbuhan agar dapat lepas landas. Bersamaan dengan itu porsi

investasi pihak swasta juga meningkat. Tetapi besarnya peranan

17

Page 34: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

pemerintah adalah karena pada tahap ini banyak terjadi kegagalan pasar

yang ditimbulkan oleh perkembangan ekonomi itu sendiri. Banyak terjadi

kasus eksternalitas negatif, misalnya pencemaran lingkungan yang

menuntuk pemerintah untuk turun tangan mengatasinya.

3. Teori Peacock Wiseman

Dalam suatu proses pembangunan, menurut Musgrave, rasio

investasi total terhadap pandapatan nasional semakin besar, tapi rasio

investasi pemerintah terhadap pendapatan nasional akan mengecil.

Sementara itu Rostow berpendapat bahwa pada tahap lanjut pembangunan

terjadi peralihan aktivitas pemerintah, dari penyediaan prasarana ekonomi

ke pengeluaran-pengeluaran untuk layanan sosial seperti kesehatan dan

pendidikan.

Peacock dan Wiseman mengemukakan pendapat lain dalam

menerangkan perilaku perkembangan pengeluaran pemerintah. Mereka

mendasarkannya pada suatu analisis “dialektika penerimaan-pengeluaran

pemerintah”. Pemerintah selalu berusaha memperbesar pengeluarannya

dengan mengandalkan penerimaan dari pajak. Padahal masyarakat tidak

menyukai pembayaran pajak yang kian besar. Mengacu pada teori

pemungutan suara (voting), mereka berpendapat bahwa masyarakat

mempunyai batas toleransi pajak, yakni suatu tingkat di mana masyarakat

dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh

18

Page 35: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Tingkat

toleransi pajak ini merupakan kendala yang membatasi pemerintah untuk

menaikkan pungutan pajak secara tidak semena-mena atau sewenang-

wenang.

Menurut Peacocok-Wiseman, perkembangan ekonomi

menyebabkan pungutan pajak meningkat, yang meskipun tarif pajaknya

mungkin tidak berubah, pada gilirannya mengakibatkan pengeluaran

pemerintah meningkat pula. Jadi dalam keadaan normal, kenaikan

pendapatan nasional menaikkan pula baik penerimaan maupun

pengeluaran pemerintah. Apabila keadaan normal tadi terganggu, karena

perang atau eksternalitas lain, maka pemerintah terpaksa harus

memperbesar pengeluarannya untuk mengatasi gangguan tersebut.

Konsekuensinya, timbul tuntutan untuk memperoleh penerimaan pajak

lebih besar. Pungutan pajak lebih besar menyebabkan dana swasta untuk

investasi dan modal kerja menjadi berkurang. Efek ini disebut efek

penggantian (displacement effect).

Jika pada saat terjadinya gangguan sosial dalam perekonomian

timbul efek penggantian, maka sesudah gangguan berakhir timbul pula

sebuah efek lain yang disebut efek inspeksi (inspection effect). Efek ini

menyatakan bahwa gangguan sosial menumbuhkan kesadaran masyarakat

akan adanya hal-hal yang perlu ditangani oleh pemerintah sesudah redanya

gangguan sosial tersebut. Kesadaran semacam itu menggugah kesediaan

masyarakat untuk membayar pajak lebih besar, sehingga memungkinkan

19

Page 36: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

pemerintah memperoleh penerimaan yang lebih besar pula. Inilah yang

dimaksudkan dengan analisis dialektika penerimaan-pengeluaran

pemerintah.

C. Pelarian Modal (Capital Flight)

1. Teori Capital Flight

Definisi mengenai capital flight belum ada yang diterima secara

umum, meskipun secara teoritis telah banyak dibicarakan. Beberapa tahun

terakhir ini capital flight sering dikaitkan dengan negara-negara sedang

berkembang, dimana terjadi sejumlah besar modal keluar (capital outflow)

yang diiringi oleh adanya peningkatan utang luar negeri. (Istikomah,

2003). Karena belum adanya kepastian dalam definisi dan bagaimana

menghitung serta mengestimasinya, sebagian berpendapat bahwa semua

modal yang keluar dari suatu negara adalah capital flight.

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, masing-masing ahli

mempunyai konsepnya sendiri untuk mendefinisikan capital flight dan

besarnya tingkat capital flight di suatu negara. Pendapat yang paling

ekstrim dikemukakan oleh Mohsin Khan-Ulhaque (1987) yang

menganggap semua capital flow swasta dari negara sedang berkembang,

apakah itu jangka pendek atau jangka panjang, investasi portepel atau

investasi ekuitas dapat dianggap sebagai capital flight. Sementara

Cuddington (1986) mengartikan capital flight sebagai semua arus modal

20

Page 37: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

keluar jangka pendek (short term capital outflow) baik yang tercatat

maupun yang tidak tercatat. Arus modal keluar jangka pendek ini dapat

disebabkan oleh adanya ketidakpastian situasi ekonomi atau politik di

dalam negeri maupun untuk tujuan spekulasi.

Terminologi pelarian modal (capital flight) dalam literatur ilmu

ekonomi memang tidak secara jelas diartikan secara umum dan diterima

secara luas sehingga selain definisi tersebut di atas, berkembang pula

beberapa konsep dan definisi pelarian modal, yang diantaranya

dikemukakan Halwani (2005) :

a. Pelarian modal didefinisikan sebagai semua arus modal keluar

(capital outflow) dari negara sedang berkembang dengan tidak

melihat latar belakang terjadinya arus modal keluar tersebut dari

dalam negeri dan tidak memperhatikan jenis arus modal keluar

tersebut. Definisi ini dilatarbelakangi oleh pendapat bahwa di

negara sedang berkembang terjadi kelangkaan modal sehingga arus

modal keluar berarti hilangnya potensi pertumbuhan ekonomi

domestik yang semestinya ditopang oleh investasi yang bersumber

dari modal dimaksud.

b. Pelarian modal didefinisikan sebagai arus modal keluar jangka

pendek (short term capital flow) dengan tujuan spekulasi atau yang

disebabkan karena adanya ketidakstabilan situasi ekonomi dan

politik di dalam negeri. Definisi ini memperhatikan jenis arus

modal yang keluar, yakni arus modal keluar yang bersifat jangka

21

Page 38: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

pendek, dimana sifatnya tidak menetap dan terus menerusdi luar

negeri, tetapi sewaktu-waktu dapat ditarik kembali ke dalam

negeri.

c. Pelarian modal adalah semua arus modal keluar jangka pendek

baik yang tercatat maupun tidak tercatat untuk tujuan spekulasi

atau yang disebabkan ketidakstabilan situasi ekonomi dan politik

dalam negeri. Definisi ini sejalan dengan pengertian capital flight

yang dikemukakan oleh Cuddington (1986).

d. Pelarian modal didefinisikan sebagai utang luar negeri (gross

external debt) yang disalahgunakan, dimana seharusnya digunakan

sebagai sumber investasi yang diperlukan dalam pembangunan

perekonomian negara menjadi dipergunakan untuk kepentingan

lain (individu tertentu atau pemerintah). Definisi ini menunjukkan

bahwa pelarian modal akan berpengaruh terhadap beban utang luar

negeri yang harus ditanggung karena penyalahgunaan modal dari

utang luar negeri dapat berdampak negatif terhadap kemampuan

negara di masa mendatang dalam melakukan pembayaran utang

tersebut (future debt repayment).

2. Pengukuran Capital Flight

Hampir tidak mungkin memastikan jumlah capital flight dari suatu

negara, terutama bagi negara-negara yang menganut sistem devisa bebas.

Bahkan untuk negara yang menganut devisa ketat sekalipun, seperti

22

Page 39: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Taiwan, arus modal tetap saja keluar tanpa diketahui oleh otoritas moneter

negara tersebut. Oleh karena itu, digunakanlah metode pendekatan atau

estimasi perhitungan. Tetapi karena terdapat perbedaan pendapat dari para

ahli maka tidak mengherankan jika terdapat perbedaan pula dalam metode

estimasi capital flight dari suatu negara. Secara umum metode-metode

estimasi yang digunakan dalam pengukuran capital flight ini dapat

dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Direct Measures

Pengukuran ini menggunakan data-data yang ada dalam neraca

pembayaran dan lebih fokus pada aliran modal keluar jangka pendek

(short term capital outflows) yang memandangnya sebagai respon cepat

terhadap perubahan level risiko investasi, bersifat spekulatif dan dikenal

dengan sebutan hot money. Pada dasarnya hot money ini secara alamiah

dapat mengalir kembali ke dalam negara tersebut apabila risiko yang

sebelumnya bersifat negatif berubah dan kemudian kondisi dianggap jauh

lebih baik.

Salah satu peneliti yang mengestimasi capital flight dengan metode

pengukuran ini adalah John T. Cuddington (1986) dimana capital flight

(CFcu) dipandang sebagai akuisisi dari aset asing jangka pendek (short

term foreign asset) yang dilakukan oleh sektor swasta non bank.

Cuddington mengestimasi capital flight menggunakan data pada neraca

pembayaran yang memuat arus modal keluar jangka pendek dari sektor

23

Page 40: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

perbankan (short term capital of deposit money bank), sektor pemerintah

(short term capital of official resident) dan sektor lainnya. Data arus modal

keluar jangka pendek dari sektor lainnya inilah yang digunakan

Cuddington untuk mengestimasi capital flight karena mewakili arus modal

keluar jangka pendek sektor swasta yang pemilikan aset luar negerinya

besar dan sulit dijangkau oleh pengaturan otoritas moneter namun bersifat

tercatat. Asumsinya capital flight merujuk pada perilaku spekulatif yang

mendorong pergerakan aliran modal keluar sebagai respon dari kondisi

suatu negara yang negatif bagi investasi, misalnya adanya krisis politik

dan keuangan, ketentuan perpajakan yang memberatkan, devaluasi mata

uang dan kondisi inflasi yang tinggi.

Sedangkan untuk mewakili data arus modal keluar jangka pendek

yang tidak tercatat digunakan nilai yang tercantum pada errors and

omissions di neraca pembayaran. Asumsi ini didasarkan bahwa capital

flight mengindikasikan adanya transaksi ilegal yang tentunya

disembunyikan keberadaannya.

Secara matematis, persamaan capital flight menurut Cuddington

(1986) dapat dituliskan sebagai berikut :

CFCU = - (EO + OSC) .............................................................................. (1)

dimana,

CFCU = Capital Flight

EO = Error and Omission

24

Page 41: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

OSC = Other Short term Capital of Private Sector/arus modal keluar

jangka pendek sektor swasta atau lainnya

Pro dan kontra diutarakan kalangan peneliti mengenai estimasi

besarnya capital flight dengan metode ini. Menurut Kant (1996) investor

dapat memiliki aset asing yang bersifat short term dan long term dengan

pertimbangan dan motivasi yang sama dan dampaknya terhadap negara

asal investor sama pula. Misalnya dari sisi likuiditas, obligasi pemerintah

yang merupakan long term investment juga memiliki tingkat likuiditas

yang tinggi sama halnya dengan short term investment. Sedangkan errors

and omissions dalam neraca pembayaran merupakan komponen

penyeimbang neraca pembayaran yang mencatat transaksi antar negara

yang belum tertampung pada komponen lainnya. Sumbangan nilai errors

and omissions dapat bersumber dari kesalahan pencatatan, kesalahan

pembukuan maupun efek tunda waktu (time lag). Disamping itu, nilainya

yang dalam bentuk netto menyulitkan untuk mengetahui sumbernya

apakah dari kesalahan pencatatan, kesalahan pembukuan, atau time lag

dari komponen perdagangan antar negara (ekspor/impor) atau arus modal.

b. Indirect Measures

Pengukuran ini menggunakan pendekatan residual antara 4 (empat)

komponen dalam neraca pembayaran, yakni peningkatan utang luar negeri

(external debt), masuknya investasi asing yang langsung (net inflows of

25

Page 42: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

foreign direct investment/FDI), peningkatan cadangan devisa (foreign

exchange reserves), dan defisit neraca transaksi berjalan (deficit current

account). Pengukuran ini utamanya mengukur net foreign claims oleh

pihak swasta dengan menggunakan asumsi bahwa arus modal masuk

(inflows) atau sources of funds digunakan untuk mendanai defisit pada

neraca transaksi berjalan dan perubahan cadangan devisa atau arus modal

yang keluar (outflows) sehingga residual dari keduanya diindikasikan

sebagai capital flight. Hal ini menunjukkan bahwa indirect measures dari

capital flight tidak memfokuskan pada dampak kebijakan nasional

terhadap pergerakan arus modal, tidak membedakan apakah aliran modal

bersifat spekulatif atau non spekulatif maupun aliran modal merupakan hal

yang normal atau abnormal.

Sebagaimana tercantum dalam salah satu bagian dalam laporan

yang dikeluarkan Bank Dunia pada tahun 1985 (World Bank’s World

Development Report 1985), Bank Dunia termasuk pihak yang pertama kali

menggunakan pendekatan indirect measure dalam pengukuran capital

flight terhadap beberapa negara di dunia. World Bank menggunakan 4

(empat) komponen tersebut di atas namun dengan modifikasi pada data

utang luar negeri. Data utang luar negeri yang digunakan bukan bersumber

pada neraca pembayaran melainkan data yang bersumber pada World Debt

Table yang dipublikasikan oleh World Bank sendiri. Hal tersebut

dilakukan dengan pertimbangan bahwa data utang pada neraca

pembayaran tidak konsisten yang kemungkinan dipengaruhi oleh

26

Page 43: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

perubahan nilai tukar dan perubahan yang terjadi dalam pengklasifikasian

utang yang dilaporkan World Bank. Capital flight menurut World Bank

secara matematis dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

CFWB = IED + NFDI + CAD + IOR......................................................... (2)

dimana,

CFWB = Capital Flight World Bank

IED = Increase in External Debt

NFDI = Net FDI

CAD = Current Account Deficit

IOR = Increase of Official Reserve

Chunhachinda dan Sirodom (2007), menyebutkan bahwa

kelemahan dari pendekatan indirect measure dalam pengukuran capital

flight adalah kemungkinan ketidakakuratan angka utang luar negeri yang

digunakan mengingat data utang luar negeri yang bersumber pada data

World Debt Table menggunakan denominasi US Dollar sedangkan

beberapa negara tertentu memiliki utang luar negeri dalam mata uang

asing lainnya sehingga masih terdapat pengaruh perubahan nilai tukar

antara kedua mata uang tersebut. Kelemahan lainnya adalah kemungkinan

terjadi over estimasi terhadap capital flight yang terjadi di negara yang

tingkat pinjaman luar negerinya tinggi namun tidak mengalami

kekurangan cadangan devisa (shortage of reserves).

27

Page 44: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

D. Penelitian Terdahulu

Tabel. 2.2

Tabel Penelitian Terdahulu

No. Nama

Judul Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Peneliti

1 Anthonia Economic Implications Metode penelitian Adanya hubungan positif

Ubom of Foreign Loans on menggunakan analisis yang signifikan antara

(2014) Real Sector deskripsi, investigasi, dan Pinjaman dari Paris dan

Development in metode analitis multiple perkembangan sektor riil di

Nigeria regression. Nigeria.

Peneliti menggunakan 3 Pinjaman yang diperoleh

model regresi dengan dari sumber dengan istilah

perbedaan variabel liberal, jika digunakan

dependen yaitu, GDP, secara produktif memiliki

Pengangguran dan Output potensi tinggi untuk

Manufaktur. Variabel meningkatkan kinerja pada

independennya, Pinjaman sektor riil dan

dari Paris, Pinjaman dari perekonomian secara luas.

London, Pinjaman dari

kreditor multilateral, dan

Pinjaman dari sumber

lainnya.

2 Ajayi, Capital Flight and Metode penelitian ini Capital flight memiliki

L.B Nigeria Economic menggunakan teknik dampak negatif terhadap

(2012) Growth kointegerasi dan Error perekonomian. Disarankan

28

Page 45: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Correction Mechanism agar dana dari sumber luar

(ECM) sebagai teknik negeri berupa pinjaman,

estimasi utamanya. hadiah, hibah dan bantuan

Data yang digunakan mulai digunakan secara bijaksana

dari 1970-2009 di Nigeria.

untuk pembangunan

ekonomi.

Yang terpenting,

pemerintah harus

menyediakan lingkungan

yang memungkinkan agar

bisnis berkembang dengan

baik sehingga mendorong

investasi asing langsung

dan meminimalisasi capital

flight.

3 Dini Uji Kausalitas: Utang Metode penelitian ini Hasil pengujian

Yuniarti Luar Negeri dan menggunakan teknik Error menunjukkan adanya pola

(2005) Capital Flightdi Correction Model (ECM) kausalitas timbal balik

Indonesia untuk menguji hubungan antara utang luar negeri dan

kausalitas antara utang luar capital flight. Namun,

negeri dan capital flight di pengaruh utang luar negeri

Indonesia pada tahun 1974- terhadap capital flight lebih

2002. kuat dibandingkan dengan

pengaruh capital flight

29

Page 46: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

terhadap utang luar negeri.

4 Yi-Hui Capital Flight and Metode penelitian ini Pertama, dalam jangka

Chiang & Foreign Direct menggunakan dua model panjang, capital flight dan

Thomas Investment estimasi. Yang pertama, FDI mempunyai hubungan

Lee menggunakan ECM dan yang signifikan.

(2015) yang kedua menggunakan Kedua, dalam jangka

regresi. Penelitian di negara panjang, FDI dan ekspor

China dari tahun 1984- tidak hanya memiliki

2012. hubungan yang positif

Variabel dalam penelitian tetapi juga dalam jangka

ini adalah capital flight, pendek memiliki hubungan

ekspor dan Foreign Direct yang dinamis.

Investment. Ketiga, hubungan antara

capital flight dan ekspor

jelas memiliki hubungan

yang signifikan, baik dalam

jangka pendek maupun

jangka panjang.

5 Kehinde Capital Flight versus Metode penelitian ini Hasilnya, capital flight

Adekunle Domestic Investment menggunakan Vector Error memiliki dampak negatif

Adetiloye in Developing Correction Mechanism dan namun tidak signifikan

(2012) Countries: An analisis regresi. terhadap investasi domestik

Empirical Analysis Variabel investasi domestik

di Nigeria.

from Nigeria merupakan fungsi dari nilai Nilai tukar hanya signifikan

30

Page 47: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

tukar, tabungan, pinjaman

sektor publik, produk

domestik bruto riil dan

indeks pasar bursa.

Variabel capital flight

merupakan fungsi dari nilai

tukar, investasi per tahun,

perbedaan suku bunga,

tabungan, dan cadangan

devisa.

dalam investasi namun

tidak signifikan dalam

capital flight.

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dibawah ini menggambarkan pengaruh antar

variabel. Tujuannya adalah untuk dapat mengetahui hubungan antara

variabel tersebut berdasarkan pada kajian teoritis, yang dapat digambarkan

dalam model penelitian pada gambar 2.1.

31

Page 48: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Gambar. 2.1 Skema Kerangka Berpikir

32

Page 49: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian perumusan masalah, tujuan penelitian serta

adanya penelitian terdahulu, maka penulis mengajukan hipotesis untuk

dilakukan pengujian ada tidaknya hubungan antar variabel. Dan hipotesis

sementara dalam penelitian ini adalah:

1. H0 : Pengeluaran Pemerintah tidak memiliki hubungan kausalitas

dengan Utang Luar Negeri di Indonesia.

H1 : Pengeluaran Pemerintah memiliki hubungan kausalitas dengan

Utang Luar Negeri di Indonesia.

2. H0 : Capital Flight tidak memiliki hubungan kausalitas dengan Utang

Luar Negeri di Indonesia.

H1 : Capital Flight memiliki hubungan kausalitas dengan Utang Luar

Negeri di Indonesia.

3. H0 : Pengeluaran Pemerintah tidak memiliki hubungan kausalitas

dengan Capital Flight di Indonesia.

H1 : Pengeluaran Pemerintah memiliki hubungan kausalitas dengan

Capital Flight di Indonesia.

33

Page 50: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Pada ruang lingkup penelitian ini meliputi tiga variabel yaitu mengenai

Utang Luar Negeri (ULN), Pengeluaran Pemerintah (PP) dan Capital Flight

(CF). Dalam penelitian ini menggunakan data time series selama kurun waktu

antara tahun 1975–2015 dengan menggunakan data sekunder yaitu data yang

diperoleh dari hasil pengelolaan pihak kedua.

B. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang harus dilakukan dalam

penyusunan penelitian ini yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang sesuai

dengan tujuan penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga resmi terkait. Data yang

digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara Utang

Luar Negeri, Capital Flight dan Pengeluaran Pemerintah di Indonesia. Data

Utang Luar Negeri, Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment),

Neraca Transaksi Berjalan (Current Account) dan Cadangan Devisa (Foreign

Exchange) dan diperoleh dari World Bank Database. Dan data Pengeluaran

Pemerintah diperoleh dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

34

Page 51: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data lain yang bertujuan

untuk melengkapi penelitian ini, yaitu dengan membaca dan mempelajari serta

menganalisis literatur yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang

berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapat landasan

teori dan konsep yang tersusun.

C. Metode Analisis Data

Sesuai dengan data yang telah diperoleh, maka pendekatan yang sesuai

dengan penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Kasiram (2008),

metode kuantitatif adalah metode penelitian yang menggunakan proses data-

data yang berupa angka sebagai alat menganalisis dan melakukan kajian

penelitian, terutama mengenai apa yang sudah diteliti. Uji yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji kausalitas dengan tingkat kepercayaan 95%.

Objek penelitian yang diteliti adalah Utang Luar Negeri, Pengeluaran

Pemerintah dan Capital Flight selama periode 1975–2015. Model yang

digunakan pada penelitian ini adalah model Vector Autoregression (VAR).

Model VAR digunakan karena peneliti ingin melihat hubungan sebab akibat

antar variabel endogen. Adapun langkah-langkahnya adalah dengan

melakukan analisis kuantitatif yang terdiri dari:

35

Page 52: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

1. Uji Stasioneritas Data (Unit Root Test)

Uji stasioneritas adalah uji yang harus dilakukan dalam penelitian

yang menggunakan metode VAR. Pengujian dilakukan dengan

menguji setiap variabel untuk mengetahui apakah variabel tersebut

stasioner atau tidak. Data yang tidak stasioner akan menyebabkan

permasalahan spurious regression atau regresi palsu. Yaitu merupakan

keadaan dimana regresi dengan nilai R2 yang tinggi lebih dari 0,9

tetapi terdapat hubungan yang tidak signifikan antar variabel (Gujarati,

2004). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan uji

stasioneritas, namun yang paling sering digunakan adalah Augmented

Dickey Fuller (ADF). Formula dari uji Augmented Dickey Fuller

(ADF) dapat dinyatakan sebagai berikut :

............................................... (1)

Dimana:

Yt = bentuk dari first difference

α0 = intercept

Y = variabel yang diuji stasioneritasnya

β = panjang lag

ε = error term

Uji ADF dilakukan dengan hipotesis null y = 0. Stasioneritas

tidaknya data berdasarkan pada nilai statistik ADF yang diperoleh dari

nilai t hitung koefisien y dengan nilai kritis statistik dari mackinnon.

36

Page 53: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Jika nilai absolut statistik ADF lebih besar dari nilai kritis mackinnon

maka Ho ditolak sehingga data stasioner dan jika sebaliknya maka data

tidak stasioner.

2. Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi bertujuan untuk menguji integrasi keseimbangan

jangka panjang antar variabel. Syarat utama yang harus dipenuhi

dalam uji kointegrasi adalah variabel yang diuji harus stasioner pada

derajat integrasi yang sama.

Ada beberapa macam uji kointegrasi antara lain:

a. Cointegration test yang dilakukan dalam dengan menggunakan

metode Johansen test. Metode ini mensyaratkan untuk melakukan

dua uji statistik yaitu dengan Uji Trace (Trace Test) yaitu menguji

hipotesis nol yang mensyaratkan jumlah dari arah kointegrasi

adalah <p. Uji ini dapatdilakukan dengan menggunakan formula

berikut:

.................................................. (2)

Dimana λr+1..... λn adalah nilai eigenvectors terkecil (p-r). Hipotesis

nol yang dipakai adalah jumlah dari arah kointegrasi sama dengan

banyaknya r. Atau jumlah vektor kointegrasi <r, dimana r = 0, 1, 2

dan seterusnya.

37

Page 54: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Dan untuk uji statistik yang kedua adalah uji maksimum

eigenvalen (maks) dengan formula :

........................................... (3)

Dengan didasarkan pada uji hipotesis nol bahwa r+1 terdapat r dari

vektor kointegrasi yang berlawanan (r+1) dengan vektor

kointegrasi. Untuk dapat melihat hubungan kointegrasi tersebut

dilihat dari rasio besarnya nilai Trace statistik dan Max-Eigen

statistik dengan nilai kritis berada pada a = 5%.

b. Engel-Granger Cointegration Test berhubungan dengan uji akar

unit yang dikembangkan oleh Dickey-Fuller melalui uji DF atau

ADF. Untuk melakukan uji kointegrasi dengan EG, maka

sebelumnya kita harus melakukan regresi persamaan dan kemudian

mendapatkan residualnya, kemudian, residual ini kita uji

menggunakan DF maupun ADF. Dari hasil estimasi nilai statistik

DF dan ADF kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya. Nilai

statistik DF dan ADF diperoleh dari koefisien βt. Jika nilai

stastistiknya lebih besar dari nilai kritisnya, maka variabel-variabel

yang diambil saling berkointegrasi atau mempunyai hubungan

jangka panjang begitupun sebaliknya.

Setelah dilakukan uji kointegrasi, jika data terkointegrasi maka

terdapat hubungan dalam jangka panjang pada model yang digunakan.

38

Page 55: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Sebaliknya, jika tidak terdapat hubungan kointegrasi antar variabel

maka tidak adanya keterkaitan dalam hubungan jangka panjang.

3. Penentuan Lag Length

Widarjono (2013) menjelaskan bahwa ketika menganalisis model

kelambanan pertanyaan paling penting adalah bagaimana menentukan

panjangnya kelambanan dan hal ini merupakan persoalan dalam

spesifikasi model. Salah satu permasalahan yang terjadi dalam uji

stasioneritas adalah penentuan lag optimal. Berikut adalah kriteria

yang digunakan untuk mengetahui jumlah lag optimal yang digunakan

dalam uji stasioneritas.

Akaike Information Criterion (AIC) : - 21T + 2 (k + T)

Schwarz Criterion (SC) : - 21T + klog (T) T

Hannan Quninn Criterion (HQ) : - 21T + 2 klog TT

Dimana:

1 = nilai fungsi log likelihood yang sama jumlahnya dengan

–T2 (1 + log2π +logε”ε’T); ε”ε’ merupakan sum of squared

residual

T = jumlah observasi

K = parameter yang diestimasi

Dalam penentuan lag optimal dengan menggunakan kriteria

informasi tersebut, dipilih kriteria yang mempunyai final prediction

39

Page 56: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

error correction (FPE) atau jumlah dari AIC, dan SC yang paling

kecil.

4. Uji Kausalitas Granger (Granger Causality Test)

Setelah dilakukan uji lag optimum, tahap selanjutnya adalah

melakukan uji Kausalitas Granger yang digunakan untuk mengetahui

hubungan sebab akibat antar variabel endogen. Uji Kausalitas Granger

melihat pengaruh masa lalu terhadap kondisi sekarang.

Gujarati (2003) menjelaskan bahwa hubungan kausalitas dibagi

menjadi 3 kategori: Pertama, hubungan kausalitas satu arah. Apabila

salah satu variabel berpengaruh, dalam arti hanya variabel z yang

mempengaruhi y atau variabel y yang mempengaruhi z. Kedua,

hubungan kausalitas dua arah. Apabila terjadi hubungan timbal balik

antara kedua variabel, z mempengaruhi y dan y juga mempengaruhi z.

Ketiga, tidak ada hubungan timbal balik. Apabila kedua variabel

sama-sama tidak saling mempengaruhi, z tidak mempengaruhi y dan y

juga tidak mempengaruhi z. Pengujian hubungan kausalitas dengan

metode Granger Causality dikembangkan oleh Granger.

Pengujian ini untuk melihat hubungan kausalitas utang luar negeri,

capital flight, dan pengeluaran pemerintah sehingga dapat diketahui

ketiga variabel tersebut secara statistik saling mempengaruhi

(hubungan dua arah), memiliki hubungan searah atau sama sekali tidak

ada hubungan (tidak saling mempengaruhi).

40

Page 57: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Bentuk persamaan kausalitas utang luar negeri dan capital flight:

.............................. (4)

................................ (5)

Bentuk persamaan kausalitas utang luar negeri dan pengeluaran

pemerintah:

.............................. (6)

................................ (7)

Bentuk persamaan kausalitas capital flight dan pengeluaran

pemerintah:

..................................... (8)

.................................... (9)

Berdasarkan hasil regresi dari kedua bentuk model regresi linear di

atas akan menghasilkan empat kemungkinan mengenai nilai koefisien-

koefisien regresi dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut:

41

Page 58: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

1. , maka terdapat kausalitas satu

arah dari Y ke X.

2. , maka terdapat kausalitas satu

arah dari X ke Y.

3. , maka Y dan X bebas antara satu

dengan yang lainnya.

4. , maka terdapat kausalitas dua

arah antara Y dan X.

Menurut Widarjono, jika terjadi hubungan kausalitas dalam model

ekonometrika maka tidak terdapat variabel independen, semua

merupakan variabel dependen. Ada atau tidaknya hubungan kausalitas

dapat dilihat dari uji F atau dapat dilihat dari probabilitasnya. Untuk

melihat kausalitas granger dapat dilihat dengan membandingkan F-

statistik dengan nilai kritis F-tabel pada tingkat kepercayaan (1%, 5%

atau 10%) dan dapat diihat dari membandingkan nilai probabilitasnya

dengan tingkat kepercayaan (1%, 5% atau 10%). Jika seluruh variabel

memiliki nilai F-statistik lebih besar dari nilai F-tabel pada tingkat

signifikan, maka kedua variabel tersebut memiliki kausalitas dua arah.

42

Page 59: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

D. Operasional Variabel

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Deskripsi (Konsep Operasional Sumber Data Skala

Variabel) Pengukuran

Utang Luar Pinjaman luar negeri yang Badan Pusat Rasio

Negeri diberikan oleh pemerintah negara- Statistik

negara maju atau badan-badan (BPS)

internasional

Pengeluaran Suatu realisasi pengeluaran rutin Badan Pusat Rasio

Pemerintah dan pengeluaran pembangunan Statistik

pemerintah (BPS)

Capital Semua aliran modal ke luar (capital Asian Rasio

Flight outflow) penduduksuatu negara Development

Bank, World

Bank, BPS

(data diolah)

43

Page 60: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada Bab ini, akan dipaparkan dengan lebih rinci mengenai

perkembangan utang luar negeri, capital flight dan pengeluaran pemerintah di

Indonesia yang terjadi dalam kurun waktu 1975-2015. Estimasi dilakukan

dengan pendekatan residual yang dikembangkan oleh World Bank dan Erbe

(1985) dengan menggunakan data-data yang tersedia dalam World Bank

Report dan Neraca Pembayaran Indonesia. Selanjutnya akan dianalisis untuk

melihat hubungan antar masing-masing variabel.

Adanya utang luar negeri menimbulkan beberapa dampak bagi negara

Indonesia, baik positif maupun negatif. Dampak positif utang luar negeri

salah satunya adalah pembangunan ekonomi dan peningkatan tabungan

domestik. Dalam jangka pendek, utang luar negeri bisa berguna untuk

menutup defisit APBD yang diakibatkan oleh pembiayaan pengeluaran rutin

dan pengeluaran pembangunan yang besar. Secara teori, bantuan luar negeri

justru menghasilkan dampak pengganda (multiplier effects) yang positif pada

perekonomian, pinjaman luar negeri dalam jangka pendek dapat menutup

defisit APBN, sehingga memungkinkan pemerintah untuk melaksanakan

pembangunan dengan dukungan modal yang relatif lebih besar, tanpa disertai

efek peningkatan tingkat harga umum. Sedangkan dampak negatif yang

44

Page 61: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

muncul akibat utang luar negeri salah satunya adalah dapat menyebabkan

krisis ekonomi yang makin lama makin meluas dan mendalam. Kemudian

krisis ekonomi ini memperkuat krisis yang lain dan begitu seterusnya

sehingga terjadilah vicious circle (lingkaran setan). Pemerintah akan

terbebani dengan pembayaran utang, sehingga mengurangi dana APBN yang

digunakan untuk pembangunan, cicilan bunga yang makin memberatkan

perekonomian Indonesia yang disebabkan oleh utang yang selalu mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Selain itu, dalam jangka panjang utang luar

negeri dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan ekonomi di negara

Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh (inflasi)

dan yang pasti akan mengakibatkan ketergantungan dari penerima bantuan

(dalam negeri) terhadap pemberi bantuan (luar negeri).

Pengeluaran pemerintah dapat diartikan sebagai penggunaan uang dan

sumber daya suatu negara untuk membiayai suatu kegiatan negara atau

pemerintah dalam rangka mewujudkan fungsinya dalam melakukan

kesejahteraan. Dalam penyusunan anggaran pengeluaran dan belanja negara,

Indonesia memang sudah merencanakan untuk defisit, sebab pengeluaran

pemerintah direncanakan lebih besar dari penerimaan pemerintah. Pada saat

krisis, defisit anggaran merupakan salah satu cara yang dipilih oleh banyak

negara untuk menggairahkan perekonomian. Utang luar negeri digunakan

oleh pemerintah sebagai salah satu cara untuk mengatasi defisit anggaran.

Secara ekstrem, capital flight dapat diartikan sebagai seluruh aliran

modal keluar yang dilakukan penduduk dari suatu negara. Modal disini

45

Page 62: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

dimaksudkan sebagai investasi pada perekonomian domestik yang akan

meningkatkan tingkat pengembalian sosial dan potensi pertumbuhan

ekonomi. Dalam perekonomian, capital flight dan utang luar negeri sangat

erat kaitannya, namun hubungan capital flight dan utang luar negeri belum

bisa dipastikan asal usulnya. Apakah utang luar negeri berpengaruh terhadap

capital flight atau capital flight yang mendorong terjadinya utang luar negeri.

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif Antar Variabel

a. Keterkaitan Antar Variabel

Pendekatan residual dalam menghitung capital flight menunjukkan

selisih antara sumber pendanaan (sources) dengan penggunaan dana (uses)

dimana aliran modal ke luar negeri (outward capital flight) ditunjukkan

dengan hasil perhitungan bertanda positif. Sebaliknya, apabila hasil

perhitungan capital flight dengan metode residual menunjukkan tanda negatif

maka yang terjadi adalah inward capital flight. Dalam pencatatan di neraca

pembayaran, sources ditunjukkan oleh perubahan utang luar negeri dan

investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) sedangkan uses

mencakup transaksi berjalan (Current Account) dan perubahan cadangan

devisa (Reserve Asset Change).

46

Page 63: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Grafik 4.1. Pergerakan Capital Flight di Indonesia

Sumber: Hasil perhitungan capital flight (data diolah)

Seperti yang terlihat pada grafik 4.1, secara umum perkembangan capital

flight di Indonesia cenderung fluktiatif, hal ini dipengaruhi oleh kondisi

perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Pada tahun 2000, terjadi penurunan

nilai outward capital flight hingga pada tahun 2001 terjadi inward capital flight,

kondisi ini kemungkinan disebabkan karena adanya persepsi positif investor

bahwa iklim investasi di Indonesia semakin kondusif karena didukung oleh

kebijakan yang diambil pemerintah bersama-sama dengan Bank Indonesia untuk

melakukan rekapitulasi perbankan dalam rangka program penyehatan perbankan.

Program ini meliputi penjaminan pemerintah bagi bank umum dan BPR,

restrukturisasi kredit perbankan, pemulihan fungsi intermediasi bank,

pengembangan infrastruktur, penerapan good governance serta pengaturan dan

pengawasan bank. (Bank Indonesia, 2001)

47

Page 64: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Pada akhir tahun 2006, outward capital flight kemungkinan disebabkan oleh

adanya kebijakan penurunan tingkat suku bunga SBI dari 11.25% padaa kuartal

ketiga tahun 2006 menjadi sekitar 9.75%. Penurunan suku bunga ini

mengindikasikan bahwa return penanaman modal di dalam negeri menjadi relatif

kurang menguntungkan dibandingkan kondisi investasi di luar Indonesia. Investor

dalam negeri cenderung membeli aset di luar negeri dan investor non residen

cenderung memindahkan dananya atau kepemilikan SBI ke luar negeri. Hal inilah

yang menyebabkan aliran modal ke luar.

Akhir tahun 2008 hingga tahun 2009, outflow capital flight kembali terjadi.

Penyebabnya adalah terjadinya krisis global yang berawal dari kasus subprime

mortgage di Amerika Serikat dan menyebabkan resesi ekonomi US dan merambat

ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Krisis ini telah membawa dampak pada

perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan ikut mempengaruhi perekonomian

Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada bulan Desember 2008

ditutup pada level 1.355,4, terpangkas hampir separuhnya dari level pada awal

tahun 2008 sebesar 2.627,3, bersamaan dengan jatuhnya nilai kapitalisasi pasar

dan penurunan tajam volume perdagangan saham. Arus keluar kepemilikan asing

di saham, surat utang negara (SUN), maupun SBI masih terus berlangsung.

Hingga akhir Desember 2008, posisi asing di SUN tercatat Rp.87,4 triliun,

menurun dibandingkan posisi September 2008 yang sempat mencapai Rp. 104,3

triliun. Sementara posisi asing di SBI tercatat Rp.8,4 triliun, menurun tajam

dibandingkan posisi Agustus 2008 sebesar Rp.68,4 triliun. Bersamaan dengan itu,

nilai tukar Rupiah ikut terkoreksi tajam hingga mencapai level Rp. 10.900/USD

48

Page 65: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

pada akhir Desember 2008. Krisis ini terus berlanjut hingga akhir tahun 2009.

(Bank Indonesia, 2009)

Pada tahun 2013, terjadi inward capital flight yang cukup tinggi. Hal ini

kemungkinan disebabkan oleh adanya ultra monetary easing yang mengakibatkan

adanya modal yang sangat besar (abundant excess liquidity). Adanya likuiditas

yang sangat besar tersebut menyebabkan terjadinya aliran modal kepada negara-

negara berkembang, terutama Asia. Modal ini berbentuk FDI (Foreign Direct

Investment). Negara-negara yang memanfaatkan arus modal investasi ini ialah

China, ASEAN 4 (Thailand, Indonesia, Malaysia, Filipina) + Vietnam, dan India.

Di Indonesia, investasi asing yang terbesar mengalir ke beberapa sektor, di

antaranya: manufaktur, transportasi, pertambangan, keuangan, dan pertanian.

Berdasarkan pengalaman di beberapa negara, utang luar negeri memberikan

dampak yang beragam bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Peranan

utang luar negeri dalam mendukung pembangunan nasional dipengaruhi oleh

kebijakan pemerintah dalam memanfaatkan utang luar negeri itu sendiri. Selain

itu, utang luar negeri tidak semata-mata ditujukan untuk menutup defisit (financial

gap) saja, namun juga dilaksanakan dalam rangka kerja sama pembangunan.

49

Page 66: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Grafik 4.2. Perkembangan Utang Luar Negeri di Indonesia

Sumber: World Bank (data diolah)

Grafik 4.2 menunjukkan bahwa utang luar negeri Indonesia selalu

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sejak pemerintahan Orde Baru hingga

saat ini, tingkat ketergantungan Indonesia terhadap utang tidak pernah surut,

bahkan mengalami peningkatan tajam sejak krisis ekonomi 2008. Tahun 1975

hingga tahun 1982, utang Indonesia cenderung stabil, peningkatan terjadi dalam

jumlah yang kecil. Peningkatan yang signifikan terjadi sejak tahun 1980-an,

dimana pada saat itu terjadi krisis harga minyak dunia. Peningkatan signifikan

kembali terjadi pada tahun 1998 dan 1999 dimana saat itu terjadi krisis moneter

Asia. Hal ini diperkirakan sebagai dampak dari kebutuhan pemerintahakan

sumber pendanaan yang dibutuhkan untuk menata kembali perekonomian dalam

negeri yang terpuruk pasca krisis. Setelah itu terjadi penurunan terhadap utang,

50

Page 67: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

hingga pada tahun 2007 utang Indonesia kembali melonjak dikarenakan adanya

krisis keuangan global. Tahun-tahun setelahnya, utang luar negeri Indonesia terus

meningkat secara tajam tanpa ada penurunan. Ada beberapa penyebab

peningkatan dan penurunan utang luar negeri secara umum, yaitu:

Defisit transaksi berjalan (TB)

TB merupakan perbandingan antara jumlah pembayaran yang

diterima dari luar negeri dan jumlah pembayaran ke luar negeri. Dengan

kata lain, menunjukkan operasi total perdagangan luar negeri, neraca

perdagangan, dan keseimbangan antara ekspor dan impor, pembayaran

transfer.

Meningkatnya kebutuhan investasi

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva

yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan

mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Hampir setiap

tahun Indonesia menghadapi kekurangan dana investasi. Hal ini

mendorong meningkatnya pinjaman luar negeri. Di samping kelangkaan

dana, meningkatnya utang luar negeri juga didorong oleh perbedaan

tingkat suku bunga.

Meningkatnya inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara

umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar

yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Laju inflasi mempengaruhi

51

Page 68: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

tingkat suku bunga, karena ekspektasi inflasi merupakan komponen suku

bunga nominal. Tren inflasi meningkat menyebabkan Bank Indonesia

memangkas suku bunga. Dengan rendahnya suku bunga maka minat

orang untuk berinvestasi rendah, maka pemerintah untuk memenuhi

belanja negaranya melalui pinjaman luar negeri.

Struktur perekonomian tidak efisien

Karena tidak efisien dalam penggunaan modal, maka memerlukan

invetasi besar. Hal ini akan mendorong utang luar negeri.

Grafik 4.3. Pergerakan Capital Flight dan Utang Luar Negeri di

Indonesia

Sumber: data diolah

52

Page 69: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Grafik 4.3 menunjukkan posisi utang luar negeri dan capital flight

Indonesia dari tahun 1975 hingga 2015. Fenomena capital flight mendorong

peningkatan utang luar negeri Indonesia terlihat pada periode 1998 dan 1999.

Dimana tingkat pelarian modal yang tinggi terjadi pada tahun 1998 kemudian

direspon dengan peningkatan posisi utang luar negeri yang signifikan pada

tahun 1998 dan 1999.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, terdapat variabel lain yang

telah dibuktikan secara empiris mempengaruhi besarnya capital flight yang

terjadi, salah satunya adalah pengaruh utang luar negeri. Boyce dan

Ndikumana (dalam Kus Virgantari, 2010) membagi 4 (empat) kemungkinan

hubungan kausalitas antara utang luar negeri, yaitu :

a. Debt Driven Capital Flight, modal meninggalkan suatu Negara

sebagai respon dari kondisi ekonomi yang berkaitan dengan hutang

luar negeri itu sendiri. Hutang luar negeri menyebabkan Capital

Flight melalui kontribusinya dari meningkatnya kemungkinan

krisis hutang yang akan memperburuk kondisi ekonomi dan

memperburuk iklim investasi.

b. Debt Fueled Capital Flight, hutang luar negeri menyediakan

sumber daya untuk menyalurkan modal swasta ke luar negeri.

Dalam kasus ini dana luar negeri tersebut dipinjam oleh pemerintah

atau swasta dengan jaminan pemerintah kemudian diekspor

kembali ke luar negeri sebagai aset swasta.

53

Page 70: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

c. Flight Driven External Borrowing, capital flight menyebabkan

utang luar negeri. Adanya capital flight menyebabkan habisnya

sumber devisa yang diperlukan pemerintah. Untuk menutupinya

pemerintah kemudian melakukan pinjaman ke luar negeri.

d. Flight Fueled External Borrowing, capital flight secara langsung

menyediakan sumber untuk membiayai hutang luar negeri terhadap

penduduk yang sama yang telah melakukan ekspor modal.

Keadaan ini merupakan suatu fenomena yang disebut sebagai

“round tripping” atau “back- to- back loans” yang dimotivasi oleh

keinginan untuk memperoleh jaminan pemerintah terhadap hutang

luar negeri, atau oleh keinginan untuk membuat tipu muslihat

untuk kekayaan yang tidak bisa dijelaskan asal-usulnya.

2. Analisis Statistik Deskriptif

a. Hasil Uji Akar Unit (Unit Root Test)

Pengujian akar unit digunakan untuk mengetahui apakah data deret

waktu memiliki rata-rata dan ragam yang konstan atau tidak. Apabila data

deret waktu tersebut menghasilkan rata-rata dan ragam yang tidak konstan

maka diidentifikasi adanya akar unit, sehingga data dinyatakan tidak

stasioner, sebaliknya apabila data deret waktu memiliki rata-rata dan

ragam yang konstan maka data tersebut dinyatakan stasioner. Pengujian

akar unit dalam penelitian ini menggunakan uji ADF (Augmented Dickey

Test). Kriteria pengujian menyebutkan apabila nilai mutlak t-statistic ≥

54

Page 71: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

critical value (1%, 5%, dan 10%) atau probabilitas ADF ≤ level of

significant (alpha (α) = 1%, 5%, dan 10%) maka dinyatakan tidak

mengandung akar unit, sehingga data tersebut stasioner.

Hasil pengujian kestasioneran dapat diketahui melalui ringkasan

pada tabel berikut:

Tabel 4.1. Hasil Uji Akar Unit (Unit Root Test)

Level

Variabel

ADF Stat Nilai Kritis Nilai Kritis

Hasil 1%

5%

ULN -1.354888 -3.610453 -2.938987 Tidak stasioner

CF -4.038195 -3.60559 -2.93694 Stasioner

PP -2.811338 -3.661661 -2.960411 Tidak stationer

First Difference

Variabel

ADF Stat Nilai Kritis Nilai Kritis

Hasil 1%

5%

ULN -3.015982 -3.610453 -2.938987 Stasioner

CF - - - -

PP -2.970199 -3.670170 -2.963972 Stasioner

Sumber: Hasil Analisis Eviews

Hasil pengujian akar-akar unit menggunakan Augmented Dickey

Fuller (ADF) Test pada tabel 4.1. menunjukkan bahwa sebagian data yang

digunakan dalam model penelitian ini telah stasioner pada tingkat level,

yaitu variabel Capital Flight pada tingkat kepercayaan 99% dan pada

tingkat kepercayaan 95%. Adapun variabel Utang Luar Negeri dan

Pengeluaran Pemerintah belum stasioner pada tingkat level. Setelah

dilakukan diferensiasi pada tingkat beda pertama (1st difference), variabel

lainnya yang sebelumnya memiliki permasalahan akar unit pada tingkat

55

Page 72: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

level menjadi stasioner ditunjukkan dengan nilai ADF-stat yang lebih

besar dibandingkan nilai kritis ADF-table pada tingkat kepercayaan 95%.

Dengan demikian seluruh variabel yang diestimasi dalam penelitian ini

telah stasioner.

b. Hasil Uji Kointegrasi (Cointegration Test)

Pengujian kointegrasi dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan jangka panjang antar variabel yang diteliti sehingga hasil

estimasi dari penelitian ini dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya

hubungan keseimbangan jangka panjang dari ketiga variabel yang diteliti.

Pengujian kointegrasi dilakukan menggunakan metode Johansen

Cointegration Test, dengan membandingkan nilai Trace Statistic dengan

Critical Value. Kriteria pengujian menyebutkan apabila nilai Trace

Statistic lebih besar dari nilai Critical Value maka dinyatakan terdapat

kointegrasi diantara kedua variabel. Hasil kointegrasi pada penelitian ini

akan dipaparkan pada tabel berikut ini:

56

Page 73: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Tabel 4.2. Hasil Uji Kointegrasi Johansen (Johansen Cointegration Test)

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Eigenvalue

Trace Critical Prob

No. Of CE(s) Statistic Value (95%)

None* 0.574761 44.41247 29.79707 0.0005

At most 1 0.234374 12.77360 15.49471 0.1234

At most 2 0.075194 2.892325 3.841466 0.0890

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue)

Hypothesized Eigenvalue

Max-Eigen Critical Prob

No. Of CE(s) Statistic Value (95%)

None* 0.574761 31.63887 21.13162 0.0012

At most 1 0.234374 9.881277 14.26460 0.2198

At most 2 0.075194 2.892325 3.841466 0.0890

Sumber: Hasil Analisis Eviews

Dalam pengujian ini, hubungan kointegrasi dapat diterima apabila

nilai trace statistic dan max-eigen statistic lebih besar dari nilai kritisnya

pada level alpha 5% (tingkat kepercayaan 95%). Tabel 4.2.

memperlihatkan hasil pengujian kointegrasi Johansen menunjukkan bahwa

hanya ada satu yang memiliki nilai trace-stat dan nilai max eigen-stat

lebih besar dari critical value. Dengan demikian, keputusan pengujian

kointegrasi adalah terdapat 1 (satu) vektor terkointegrasi pada derajat

kepercayaan 95%. Dari hasil pengujian kointegrasi tersebut dapat

disimpulkan bahwa dalam model ini terdapat 1 (satu) kombinasi linier

independen dari variabel yang terdapat dalam model atau adanya

hubungan kointegrasi dapat diterima.

57

Page 74: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

c. Penentuan Lag Optimal dan Stabilitas Model VAR

Sebelum melakukan estimasi model VAR terlebih dahulu

dilakukan penentuan panjang lag (kelambanan) yang optimal untuk

menghasilkan residual bersifat Gaussian atau terbebas dari

permasalahan asumsi autokorelasi dan heteroskedastisitas yang

mungkin timbul dari regresi data time series yang digunakan (Gujarati,

2003).

Penentuan panjang lag optimal dalam penelitian ini dilakukan

dengan bantuan Eviews, yaitu VAR Lag Order Selection Criteria

menggunakan lag yang dipilih oleh kriteria Likelihood Ratio (LR),

Final Prediction Error (FPE), Akaike Information Criterion (AIC),

Schwarz Information Criterion (SIC) dan Hannan-Quinn Information

Criterion (HQ).

Tabel 4.3. Lag Order Selection Criteria

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -3197.131 NA 2.67e+71 172.9801 173.1107 173.0261

1 -3077.287 213.7758 6.70e+68 166.9885 167.5109 167.1727

2 -3057.148 32.65838 3.71e+68 166.3864 167.3007 166.7087

3 -3029.837 39.85906* 1.42e+68* 165.3966* 166.7027* 165.8571*

4 -3022.071 10.07391 1.60e+68 165.4633 167.1613 166.0619

Keterangan: * mengindikasikan panjang lag optimum yang dipilih oleh kriteria

Sumber: Hasil Analisis Eviews

Hasil penentuan panjang lag optimal pada Tabel 4.3. dapat

diketahui bahwa lag optimal 3 pada kriteria LR, FPE, AIC, SC dan

58

Page 75: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

HQ. Pada lag 3 diharapkan sistem VAR telah mencapai kondisi stabil.

Untuk itu dilakukan pengujian stabilitas sistem VAR dengan melihat

nilai inverse roots karakteristik AR polinominalnya atau nilai modulus

di tabel AR roots yang disediakan dalam program Eviews 9. Jika nilai

AR roots kurang dari 1 (satu) dan semuanya terletak di dalam unit

circle maka sistem VAR dapat dikatakan stabil. (Siregar, 2008)

Tabel 4.4. Uji Stabilitas VAR

Roots of Characteristic Polynomial

Root Modulus

0.937071 – 0.063578i 0.939226

0.937071 + 0.063578i 0.939226

0.211331 0.211331

No root lies outside the unit circle.

VAR satisfies the stability condition.

Sumber: Hasil Analisis Eviews

Berdasarkan Tabel 4.4. dapat dilihat bahwa seluruh nilai

modulus pada tabel AR roots bernilai di bawah 1 (satu) dan tidak ada

root yang berada di luar unit circle, maka sistem VAR dapat

dinyatakan telah memenuhi prasyarat kondisi model yang stabil.

d. Hasil Uji Granger Causality (Granger Causality Test)

Pengujian kausalitas dimaksudkan untuk mengetahui hubungan

diantara dua variabel yang diduga memiliki keterpengaruhan satu sama

lain. Pada penelitian ini difokuskan pada pengujian hubungan

59

Page 76: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

kausalitas antara variabel Utang Luar Negeri, Capital Flight dan

Pengeluaran Pemerintah di Indonesia. Kriteria pengujian menyebutkan

apabila probabilitas ≤ level of significant (alpha (α) = 1%, 5%, dan

10%) maka dinyatakan terdapat pengaruh antara variabel yang satu

terhadap variabel yang lain. Hasil pengujian kausalitas Granger pada

diketahui melalui tabel berikut :

Tabel 4.5 Hasil Uji Granger Causality

Pairwise Granger Causality Test Kesimpulan

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability Keputusan Arah

PP does not Granger 38 5.90753 0.0026* H0 ditolak Hubungan 2

Cause CF arah antara

CF does not Granger 9.25603 0.0002* H0 ditolak CF dan PP

Cause PP

ULN does not 38 1.77965 0.1716 H0 diterima Tidak ada

Granger Cause CF hubungan 2

CF does not Granger 0.31240 0.8163 H0 diterima arah antara

CF dan ULN Cause ULN

ULN does not 38 3.57107 0.0250* H0 ditolak Hubungan 2

Granger Cause PP arah antara

PP does not Granger 3.30329 0.0331* H0 ditolak ULN dan PP

Cause ULN

Keterangan: Tanda (*) hipotesis null ditolak pada tingkat kepercayaan 95%

Sumber: Hasil Analisis Eviews.

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa hipotesis “pengaruh

PP terhadap CF” menghasilkan nilai F-statistic sebesar 5.90753

dengan probabilitas sebesar 0.0026. Hal ini berarti nilai probabilitas <

level of significant (α) 5% dan 10 % (0.0026 < 0,05). Dengan

60

Page 77: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

pengeluaran pemerintah (PP) terhadap capital flight (CF).

Selanjutnya, hipotesis “pengaruh CF terhadap PP” menghasilkan nilai

F-statistic sebesar 9.25603 dengan probabilitas sebesar 0.0002. Hal ini

berarti nilai probabilitas < level of significant (α) 5% dan 10 %

(0.0002 < 0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan capital flight (CF) terhadap pengeluaran

pemerintah (PP). Dari kedua hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh dua arah antara Capital Flight (CF) dan

Pengeluaran Pemerintah (PP).

Selanjutnya, diketahui bahwa hipotesis “pengaruh ULN

terhadap CF” menghasilkan nilai F-statistic sebesar 1.77965 dengan

probabilitas sebesar 0.1716. Hal ini berarti nilai probabilitas > level of

significant (α) 5% dan 10 % (0.1716 < 0,05). Dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan utang luar

negeri (ULN) terhadap capital flight (CF). Selanjutnya, hipotesis

“pengaruh CF terhadap ULN” menghasilkan nilai F-statistic sebesar

0.31240 dengan probabilitas sebesar 0.8163. Hal ini berarti nilai

probabilitas > level of significant (α) 5% dan 10 % (0.8163 < 0,05).

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh

yang signifikan capital flight (CF) terhadap utang luar negeri (ULN).

Dari kedua hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

61

Page 78: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

pengaruh dua arah antara Capital Flight (CF) dan Utang Luar Negeri

(ULN).

Selanjutnya, diketahui bahwa hipotesis “pengaruh ULN

terhadap PP” menghasilkan nilai F-statistic sebesar 3.57107 dengan

probabilitas sebesar 0.0250. Hal ini berarti nilai probabilitas < level of

significant (α) 5% dan 10 % (0.0250 <0,05). Dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan utang luar negeri

(ULN) terhadap pengeluaran pemerintah (PP). Selanjutnya, hipotesis

“pengaruh PP terhadap ULN” menghasilkan nilai F-statistic sebesar

3.30329 dengan probabilitas sebesar 0.0331. Hal ini berarti nilai

probabilitas > level of significant (α) 5% dan 10 % (0.0331 < 0,05).

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan pengeluran pemerintah (PP) terhadap utang luar negeri

(ULN). Dari kedua hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh dua arah antara Pengeluaran Pemerintah (PP) dan Utang

Luar Negeri (ULN).

e. Hasil Analisis Impulse Response Function (IRF)

Secara individual, koefisien dalam model VAR sulit untuk

diinterpretasikan, untuk itulah para ahli ekonometrika menggunakan

analisis Impulse Response Function (Widarjono, 2007). Analisis

Impulse Response Function dalam penelitian ini digunakan untuk

62

Page 79: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

melihat pengaruh perubahan dari suatu variabel pada variabel itu

sendiri dan variabel lainnya atau respon dari variabel atau perubahan

satu standar deviasi dari variabel itu sendiri dan variabel lainnya dalam

sistem persamaan ini.

Estimasi IRF pada model penelitian ini digunakan untuk

menjawab tujuan penelitian yaitu mengkaji hubungan antara utang luar

negeri, pengeluaran pemerintah dan capital flight di Indonesia. Secara

singkat akan dijelaskan mengenai respon satu variabel terhadap shock

(goncangan) yang terjadi pada variabel lain dan sebaliknya. Estimasi

IRF akan melihat respon variabel tersebut dalam kurun waktu 10 tahun

ke depan dengan harapan akan terlihat pola pergerakan variabel-

variabel yang diamati.

Grafik 4.4. Hasil IRF Respon Capital Flight terhadap

Shock Variabel Lain

Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.

63

Page 80: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Berdasarkan estimasi IRF tersebut dapat dilihat bahwa respon

capital flight terhadap terjadinya shock (goncangan) terhadap dirinya

sendiri, utang luar negeri dan pengeluaran pemerintah. Respon capital

flight masih fluktuatif yaitu merespon postif dan negatif akibat

terjadinya shock terhadap variabel utang luar negeri, pengeluaran

pemerintah dan variabel capital flight itu sendiri selama 10 tahun,

sejak periode awal hingga periode ke-sepuluh. Namun, pada periode

ke-sepuluh sudah mulai ada kecenderungan untuk mendekati titik

konvergensi (titik keseimbangan) atau mendekati kestabilan respon

seperti sebelum terjadinya shock.

64

Page 81: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Grafik 4.5. Hasil IRF Respon Pengeluaran Pemerintah terhadap

Shock Variabel Lain

Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.

Berdasarkan estimasi IRF tersebut dapat dilihat bahwa respon

pengeluaran pemerintah terhadap terjadinya shock (goncangan)

terhadap dirinya sendiri, utang luar negeri dan capital flight. Respon

pengeluaran pemerintah masih fluktuatif yaitu merespon postif dan

negatif akibat terjadinya shock terhadap variabel utang luar negeri,

capital flight dan variabel pengeluaran pemerintah itu sendiri selama

65

Page 82: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

10 tahun, sejak periode awal hingga periode ke-sepuluh. Namun, pada

periode ke-sepuluh sudah mulai ada kecenderungan untuk mendekati

titik konvergensi (titik keseimbangan) atau mendekati kestabilan

respon seperti sebelum terjadinya shock, bagi respon variabel

pengeluaran pemerintah terhadap shock capital flight. Tetapi, untuk

respon pengeluaran pemerintah terhadap shock utang luar negeri dan

shock dirinya sendiri, belum ada kecenderungan untuk mendekati titik

konvergensi. Artinya, dibutuhkan waktu lebih dari 10 tahun bagi

pengeluaran pemerintah jika terjadi shock pada utang luar negeri

untuk mencapai kondisi stabil seperti saat sebelum terjadi shock.

Grafik 4.6. Hasil IRF Respon Utang Luar Negeri terhadap

Shock Variabel Lain

Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.

66

Page 83: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Berdasarkan estimasi IRF tersebut dapat dilihat bahwa respon

utang luar negeri terhadap terjadinya shock (goncangan) terhadap

dirinya sendiri, pengeluaran pemerintah dan capital flight. Respon

utang luar negeri akibat adanya shock capital flight secara konsisten

positif mulai dari periode awal hingga periode ke-sepuluh atau 10

tahun ke depan. Sedangkan respon utang luar negeri masih fluktuatif

yaitu merespon postif dan negatif akibat terjadinya shock terhadap

variabel pengeluaran pemerintah dan variabel utang luar negeri itu

sendiri selama 10 tahun, sejak periode awal hingga periode ke-sepuluh.

Namun, pada periode ke-sepuluh sudah mulai ada kecenderungan

untuk mendekati titik konvergensi (titik keseimbangan) atau mendekati

kestabilan respon seperti sebelum terjadinya shock, bagi respon

variabel utang luar negeri terhadap shock utang luar negeri. Tetapi,

untuk respon utang luar negeri terhadap shock capital flight dan shock

pengeluaran pemerintah, belum ada kecenderungan untuk mendekati

titik konvergensi. Artinya, dibutuhkan waktu lebih dari 10 tahun bagi

utang luar negeri jika terjadi shock pada capital flight dan pengeluaran

67

Page 84: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

pemerintah untuk mencapai kondisi stabil seperti saat sebelum terjadi

shock.

3. Analisis Hubungan Utang Luar Negeri, Pengeluaran Pemerintah dan

Capital Flight di Indonesia

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode VAR dengan

alat analisis uji kausalitas granger. Karena, alat analisis regresi memiliki

keterbatasan. Keterbatasan analisis regresi adalah ketidakmampuannya

mengungkapkan terdapatnya hubungan kausalitas meskipun regresi

diyakini dapat mengukur derajat hubungan statistik antar variabel.

Keterbatasan tersebut memunculkan pemikiran Granger (1969) mencoba

untuk mendefinisikan hubungan antar variabel dalam analisis kausalitas

yang dilandasi pemikiran bahwa studi kausalitas ditujukan untuk

mengukur kekuatan hubungan antar variabel dan menunjukkan arah

hubungan sebab akibat dimana masa lalu dapat mempengaruhi masa kini

atau masa datang. Masa kini atau masa yang akan datang tidak dapat

mempengaruhi masa lalu.

a. Hubungan antara Utang Luar Negeri dan Pengeluaran Pemerintah

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan metode VAR

dengan alat analisis uji kausalitas granger dapat diketahui bahwa

variabel utang luar negeri dan variabel pengeluaran pemerintah

memiliki hubungan kausalitas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai

68

Page 85: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

probabilitas < level of significant (α) 5%. Semakin banyak pengeluaran

pemerintah, akan menyebabkan anggaran semakin defisit jika tidak

diimbangi dengan peningkatan pendapatan. Semakin defisit anggaran,

pemerintah membutuhkan lebih banyak utang untuk menutupi defisit

anggaran tersebut, baik dalam bentuk utang dalam negeri ataupun

utang luar negeri. Utang luar negeri yang semakin besar menyebabkan

pengeluaran pemerintah untuk pembayaran kembali utang semakin

besar.

Penelitian ini memperoleh hasil yang sama dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Marcel et al (2011), menyimpulkan

bahwa utang Rumania dipengaruhi oleh pengeluaran pemerintah yang

sangat besar, dimana jumlah pengeluaran yang lebih besar dari

pendapatan akan menyebabkan kondisi anggaran mengalami defisit.

Itu sebabnya pemantauan yang cermat diperlukan untuk biaya

operasional lembaga-lembaga publik untuk mengurangi risiko default

(gagal bayar) untuk layanan pembayaran utang publik.

Hasil pada penelitian ini sejalan dengan Walker (2008)

mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah Amerika Serikat yang

tidak terkendali dan beberapa kebijakan pemotongan pajak

menyebabkan defisit anggaran Amerika semakin besar, yang harus

ditutup dengan utang. Pengeluaran itu sebagian besar dipakai untuk

program jaminan sosial dan kesehatan. Rahmani (2004) dalam

Kuncoro (2011) mengatakan bahwa kebutuhan pembiayaan baru baik

69

Page 86: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

yang bersumber dari dalam dan luar negeri di tahun-tahun mendatang

masih diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pembangunan negara

membutuhkan biaya yang besar, namun usaha untuk membiayai

pembangunan tersebut kerap mengalami kendala. Kendala yang sering

terjadi adalah pembentukan modal yang bersumber dari penerimaan

pemerintah, sehingga perlu adanya sumber pembiayaan lain yang dapat

memenuhi kebutuhan modal tersebut, salah satunya adalah utang luar

negeri. Utang tidak selamanya buruk, utang bisa berdampak positif jika

pemanfaatannya efektif. Contohnya, utang luar negeri tidak tidak

semata-mata dimanfaatkan untuk menutup defisit (financing gap) saja,

namun terdapat beberapa pertimbangan yang menjadi dasar

pemanfaatan pinjaman luar negeri, antara lain:

- Sebagai bagian dari pengelolaan biaya dan risiko pinjaman

pemerintah.

- Menambah kapasitas implementasi terutama untuk program-

program di bidang infrastruktur termasuk dengan mendorong

peran BUMN dan swasta.

- Sebagai upaya pengembangan model proyek/kegiatan melalui

replikasi dari proyek/kegiatan pinjaman luar negeri, dan

- Sebagai instrumen kerjasama pembangunan (development

cooperation) dengan para mitra.

70

Page 87: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Merujuk pada arah pemanfaatan utang luar negeri tersebut,

kegiatanyang dapat dibiayai melalui utang luar negeri harus memenuhi

beberapa kriteria:

- Pinjaman luar negeri dapat memberikan dampak yang besar

dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk

kegiatan dalam rangka: (i) pengembangan kerjasama

pembangunan yang melibatkan pihak swasta, (ii) pelaksanaan

penugasan Pemerintah kepada BUMN, atau (iii) mendorong

pembangunan di daerah.

- Kegiatan pinjaman luar negeri juga dapat diarahkan dalam

rangka meningkatkan jangkauan (akses) dan kualitas pelayanan

kepada masyarakat.

- Pemerataan pembangunan untuk mengurangi kesenjangan antar

wilayah juga perlu menjadi pertimbangan penting dalam

menentukan kegiatan pinjaman luar negeri.

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan utang luar negeri diperlukan

perbaikan secara terus-menerus dengan melakukan penguatan

pengelolaan utang luar negeri mulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi. Beberapa strategi dan upaya

yang dapat dilakukan diantaranya adalah:

71

Page 88: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

- Melakukan pola pendekatan perencanaan berbasis program

(program based approach), hal ini dilakukan dengan

penekanan pada pencapaian hasil/sasaran program (outcome)

- Peningkatan koordinasi dan kualitas kesiapan kegiatan,

termasuk rencana pembebasan lahan dan rencana pelaksanaan

kegiatan.

- Penyusunan rencana penarikan pinjaman luar negeri dengan

memperhatikan jenis kegiatan, masa laku, dan kapasitas

penyerapan instansi pelaksana

- Penguatan kapasitas lembaga yang terlibat dalam pengelolaan

pinjaman luar negeri serta peningkatan koordinasi antar

lembaga dalam pelaksanaan kegiatan.

- Peningkatan kualitas pemantauan dan evaluasi kegiatan

pinjaman luar negeri untuk memastikan efektivitas pelaksanaan

kegiatan pinjaman luar negeri yang sedang berjalan maupun

sebagai input bagi perencanaan pinjaman luar negeri ke depan.

b. Hubungan antara Utang Luar Negeri dan Capital Flight

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan metode VAR

dengan alat analisis uji kausalitas granger dapat diketahui bahwa

variabel utang luar negeri dan variabel capital flight tidak memiliki

hubungan kausalitas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas >

level of significant (α) 5%. Secara teori, tingginya utang luar negeri

72

Page 89: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

dapat menyebabkan peningkatan capital flight. Karena, utang luar

negeri yang semakin meningkat menyebabkan beban yang berat

bagi perekonomian dan risiko terjadinya krisis utang atau kesulitan

pembayaran kembali utang tersebut. Hal ini yang menimbulkan

ekspektasi negatif dan memberikan alasan yang kuat atau motif

bagi pemilik dana atau investor untuk melarikan dananya ke luar

negeri. Dan kemudian pelarian modal (capital flight) tidak dapat

dihindari.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dini Yuniarti

(2005), capital flight menunjukkan hilangnya potensi ekonomi dari

suatu negara dan akan membawa dampak yang tidak baik.

Konsekuensi dari adanya capital flight meliputi: Pertama, akan

berkurangnya sumber daya yang ada untuk membiayai investasi

domestik, menyebabkan turunnya tingkat pembentukan modal, dan

berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan ekonomi. Kedua, capital

flight mengurangi penerimaan pemerintah dan kemampuan untuk

membiayai utang eksternal. Ketiga, seiring dengan berkurangnya

penerimaan pemerintah dengan turunnya penerimaan dari sektor

pajak akan meningkatkan kebutuhan untuk melakukan utang dari

luar negeri, yang pada akhirnya akan meningkatkan beban utang

luar negeri.

Namun ada beberapa hal yang menyebabkan utang luar

negeri dan capital flight tidak memiliki hubungan kausalitas. Salah

73

Page 90: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

satunya adalah modal yang dilarikan ke luar negeri tidak memiliki

kontribusi sama sekali terhadap investasi domestik yang diperlukan

untuk membiayai pertumbuhan ekonomi. Sedangkan utang luar

negeri yang selama ini dilakukan Indonesia sebagian besar untuk

kebutuhan pembiayaan pembangunan. Dalam hal ini terdapat

perbedaan antara penanaman modal yang dimaksud, penanaman

modal yang terjadi pada banyak kasus capital flight adalah modal

yang tidak langsung, yang merupakan penanaman modal jangka

pendek yang mencakup kegiatan di pasar modal dan pasar uang.

Sedangkan modal yang didapat pada utang luar negeri, sebagian

besar diperuntukkan untuk pembangunan Indonesia.

c. Hubungan antara Pengeluaran Pemerintah dan Capital Flight

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan metode VAR

dengan alat analisis uji kausalitas granger dapat diketahui bahwa

variabel pengeluaran pemerintah dan variabel capital flight

memiliki hubungan kausalitas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai

probabilitas < level of significant (α) 5%. Defisit fiskal dapat

berdampak negatif terhadap perekonomian secara keseluruhan.

Mankiw (2003) mencatat efek yang dapat ditimbulkan oleh

ekspansi anggaran pemerintah yang terlampau eksesif adalah

terjadinya pelarian modal (capital flight) ke luar negeri. Dalam

jangka pendek, defisit yang dibiayai dengan utang luar negeri dan

74

Page 91: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

juga utang dalam negeri beban ekonominya bisa berakumulasi

menjadi semakin besar. Konsekuensinya, dalam jangka panjang,

akan timbul pergeseran beban utang ke generasi yang akan datang.

Pengeluaran pemerintah yang semakin meningkat jika tidak

diimbangi dengan peningkatan pendapatan, akan menyebabkan

defisit anggaran yang semakin besar. Defisit anggaran yang besar

berdampak pada beberapa variabel makro, diantaranya: tingkat

bunga, tingkat inflasi, daya beli masyarakat dan pengangguran.

Ketidakstabilan ekonomi ini mencerminkan kurang ramahnya

iklim investasi dalam negeri dan menyebabkan investor menarik

kembali investasinya, serta memicu terjadinya pelarian modal ke

luar negeri.

Di sisi lain, capital flight yang terjadi saat ini adalah karena

para pengusaha merasa lebih aman menyimpan dananya di luar

negeri daripada di negeri sendiri. Hal ini menyebabkan pendapatan

negara yang berasal dari pajak berkurang. Berkurangnya

pendapatan menyebabkan semakin melebarnya jarak antara

pengeluaran dan pendapatan negara Indonesia. Terjadinya pelarian

modal juga akan menambah beban pengeluaran pemerintah dalam

banyak hal. Contohnya, dalam berbagai pembiayaan dan

pendanaan, yang seharusnya meringankan APBN dengan adanya

aliran modal masuk, namun dengan pelarian modal seluruhnya

akan dibebankan kepada APBN. Jika APBN tidak mampu

75

Page 92: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

menanggung, dampaknya akan mengguncang stabilitas keuangan

negara dan perekonomian nasional.

Secara ringkas, dampak ekspansi pengeluaran pemerintah

terhadap perekonomian sangat dipengaruhi oleh berbagai macam

faktor, di antaranya adalah (Saleh, 2002): pertama, sampai

seberapa besar proporsi dari belanja pemerintah diserap kembali ke

kas negara untuk membayar kembali kewajiban utang dan bunga

pinjaman. Kedua, sampai seberapa besar proporsi belanja

pemerintah tersebut ditujukan untuk membiayai belanja rutin dan

belanja pembangunan. Pembiayaan belanja pemerintah tersebut

pada akhirnya akan membawa pengaruh yang sangat kuat dalam

menentukan arah kebijakan pemerintah di bidang perpajakan dan

utang luar negerinya di masa mendatang.

Untuk mencegah terjadinya pelarian modal, pemerintah

perlu membuat iklim investasi yang ramah dan nyaman. Hal ini

tercermin pada salah satu indikator, yaitu kemudahan berbisnis

(ease doing business) versi Bank Dunia yang menempatkan

Indonesia tahun 2016 di posisi 91 dari 108 negara. Meski trennya

terus membaik, tetapi masih tertinggal dari negara tetangga. Dan

diperlukan adanya transformasi capital inflow dari pasar portofolio

ke sektor riil. Jika pemerintah tidak mampu melakukannya,

Indonesia hanya akan menjadi tempat transit karena tidak menarik

76

Page 93: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

dan kompetitif. Dampaknya, ekonomi Indonesia akan sulit

bersaing dengan negara lain.

77

Page 94: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dibahas

sebelumnya, penulis memperoleh kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian mengenai Hubungan antara Utang Luar Negeri, Pengeluaran

Pemerintah dan Capital Flight di Indonesia Periode 1975–2015, adalah

sebagai berikut:

1. Pengeluaran Pemerintah mempunyai hubungan yang kausalitas dengan

Utang Luar Negeri di Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.

2. Capital Flight tidak mempunyai hubungan kausalitas dengan Utang

Luar Negeri di Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.

3. Pengeluaran Pemerintah mempunyai hubungan kausalitas dengan

Capital Flight di Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.

78

Page 95: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan–kesimpulan diatas, maka diajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Indonesia

Utang luar negeri tidak selalu berdampak buruk, utang juga bisa

berdampak positif asalkan pemanfaatannya efektif. Sebaiknya utang

luar negeri tidak hanya dimanfaatkan untuk menutup defisit (financing

gap) saja, namun bisa digunakan untuk berbagai hal, antara lain:

Pertama, sebagai bagian dari pengelolaan biaya dan risiko pinjaman

pemerintah. Kedua, menambah kapasitas implementasi terutama untuk

program-program di bidang infrastruktur termasuk dengan mendorong

peran BUMN dan swasta. Ketiga, sebagai upaya pengembangan model

proyek/kegiatan melalui replikasi dari proyek/kegiatan pinjaman luar

negeri. Dan terakhir, sebagai instrumen kerjasama pembangunan

(development cooperation) dengan para mitra.

Pemerintah juga perlu untuk mengadakan sistem penjaminan penuh

(full guarantee) bagi para deposan bank untuk menghindari capital

flight yang mungkin akan terjadi. Selain itu, pemerintah juga perlu

memberikan kepastian hukum, kestabilan sosial politik di Indonesia

dan membuat iklim investasi yang ramah dan nyaman. Serta perlunya

adanya transformasi capital inflow dari pasar portofolio ke sektor riil.

79

Page 96: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

2. Bagi Civitas Akademika

a. Dapat menggunakan variabel lain maupun negara–negara lainnya

untuk memperkaya wawasan mengenai utang luar negeri.

b. Dapat menggunakan alat analisis lainnya seperti Error Correction

Model (ECM) sehingga dapat diketahui hubungan jangka pendek

dan jangka panjang dari variabel yang diteliti.

80

Page 97: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

DAFTAR PUSTAKA

Adetiloye, K. A. (2012). Capital Flight versus Domestic Investment in

Developing Countries: An Empirical Analysis From Nigeria. International

Journal of Economics and Finance Vol. 4 No. 2 , 175-186.

Agustin, M. (2016). Hubungan Kausalitas Arus Modal Masuk (Capital Inflow),

Nilai Tukar Rupiah, dan Interest Rate Differential di Indonesia. Bandar

Lampung: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Ajayi, L. B. (2012). Capital Flight and Nigeria Economic Growth. Asian Journal

of Finance & Accounting Vol. 4 No. 2 , 277-289.

Ansofino. (2016). Buku Ajar Ekonometrika. Yogyakarta: Deepublish.

Astanti, A. (2015). Analisis Kausalitas antara Utang Luar Negeri dan

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1990-2013. Jember: Fakultas

Ekonomi, Universitas Jember.

Baasir, F. (2003). Pembangunan dan Krisis. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Chiang, Y.-H., & Lee, T. (2015). Capital Flight and Foreign Direct Investment. International Journal of Financial Research Vol. 6 No. 3 , 64-77.

Chunhachinda, P. &. (2007). Determinants of Asian Capital Flight and the Impact

of 1997 Economic Crisis. Advanced Research in Asian Economic Studies,

vol. 4 .

Collier, P., Hoeffler, A., & Pattillo, C. (2004). Aid and Capital Flight.

Cuddington, J. T. (1986). Capital Flight: Estimate, Issue and Explanation. Princeton studies in International Finance No. 58 .

Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Halwani, R. H. (2005). Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Hermes, N., & Lensink, R. (2000). Capital Flight and the Uncertainty of

Government Policy.

Ikbar, Y. (2007). Ekonomi Politik Internasional 2 - Implementasi Konsep dan

Teori. Bandung: Refika Aditama.

Istikomah, N. (2003). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Capital Flight

di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol. 6 No. 2 .

Jhingan, M. L. (2012). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali Pers.

81

Page 98: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Kementrian Keuangan & Bank Indonesia. (2017). Statistik Utang Luar Negeri

Indonesia. Jakarta.

Kementrian PPN/Bappenas. (2015). Analisis Kebijakan Pemanfaatan Pinjaman

Luar Negeri Pemerintah. Jakarta.

Khan, S. M. (1987). Capital Flight from Developing Countries. Finance and

Development .

Mangkoesoebroto, G. (2001). Ekonomi Publik Edisi 3. Yogyakarta: FE UGM.

Nurhanafiansyah. (2001, November 23). Capital Flight dan Utang Luar Negeri.

Pattillo, C., Poirson, H., & Ricci, L. (2002). External Debt and Growth. IMF

Working Paper .

Pearson, F. S. (1999). International Political Economy. McGraw-Hill College; 1st

Edition.

Quazi, R. (2004). Foreign Aid and Capital Flight: a Case Study of Bangladesh. Journal of the Asia Pacific Economy .

Rosadi, D. (2011). Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan

Eviews. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Tambunan, T. T. (2001). Transformasi Ekonomi di Indonesia: Teori & Penemuan Empiris. Jakarta: Salemba Empat.

Ubom, A. (2014). Economic Implications of Foreign Loans on Real Sector

Development in Nigeria. International Journal of Finance and Accounting

Vol. 3 No 5 , 295-302.

Virgantari, K. (2010). Analisis Faktor yang Menentukan Pelarian Modal (Capital

Flight) dan Dampaknya terhadap Perekonomian Indonesia Periode 1996-

2009. Jakarta: Universitas Indonesia.

Weinstein, F. B. (2007). Indonesian Foreign Policy and the Dilemma of

Dependence: From Sukarno to Soeharto. Jakarta: Equinox Publishing.

Widarjono, A. (2013). Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Keempat. Yogyakarta: Ekonnesia Fakultas Ekonomi UII.

Widharma, I. W., Budhi, I. M., & Marhaeni, A. A. (2011). Utang Luar Negeri

Pemerintah Indonesia: Kajian Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.

Bali: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Yuniarti, D. (2005). Uji Kausalitas: Utang Luar Negeri dan Capital Flight di

Indonesia, 1974-2002. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 10 No. 3 , 265-

273.

82

Page 99: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Uji Model VAR

A. Hasil Uji Akar Unit (Unit Root Test) pada Level

Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process) Series: CF, PP, ULN Date: 07/03/18 Time: 10:29 Sample: 1975 2015 Exogenous variables: Individual effects Automatic selection of maximum lags Automatic lag length selection based on SIC: 0 to 9 Total number of observations: 110 Cross-sections included: 3

Method Statistic Prob.**

ADF - Fisher Chi-square 16.8942 0.0097

ADF - Choi Z-stat -0.72492 0.2343

** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -

square distribution. All other tests assume asymptotic normality.

Intermediate ADF test results UNTITLED

Series Prob. Lag Max Lag Obs

CF 0.0031 0 9 40

PP 0.0683 9 9 31

ULN 0.9985 1 9 39

83

Page 100: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

B. Hasil Uji Akar Unit (Unit Root Test) pada Tingkat Beda

Pertama (First Difference)

Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process) Series: CF, PP, ULN Date: 07/03/18 Time: 10:29 Sample: 1975 2015 Exogenous variables: Individual effects Automatic selection of maximum lags Automatic lag length selection based on SIC: 0 to 9 Total number of observations: 110 Cross-sections included: 3

Method Statistic Prob.**

ADF - Fisher Chi-square 16.8942 0.0097

ADF - Choi Z-stat -0.72492 0.2343

** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -

square distribution. All other tests assume asymptotic normality.

Intermediate ADF test results UNTITLED

Series Prob. Lag Max Lag Obs

CF 0.0031 0 9 40

PP 0.0683 9 9 31

ULN 0.9985 1 9 39

84

Page 101: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

C. Hasil Uji Kointegrasi Johansen (Johansen Cointegration Test)

Date: 07/04/18 Time: 21:29 Sample (adjusted): 1979 2015 Included observations: 37 after adjustments Trend assumption: Linear deterministic trend Series: CF PP ULN Lags interval (in first differences): 1 to 3

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.574761 44.41247 29.79707 0.0005

At most 1 0.234374 12.77360 15.49471 0.1234

At most 2 0.075194 2.892325 3.841466 0.0890

Trace test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05

level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue)

Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.574761 31.63887 21.13162 0.0012

At most 1 0.234374 9.881277 14.26460 0.2198

At most 2 0.075194 2.892325 3.841466 0.0890

Max-eigenvalue test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05

level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegrating Coefficients (normalized by b'*S11*b=I):

CF PP ULN

-4.57E-10 4.64E-15 1.28E-11

1.61E-10 6.61E-15 -1.86E-11

-3.20E-11 2.01E-15 3.01E-11

Unrestricted Adjustment Coefficients (alpha):

D(CF) 3.72E+09 2.94E+09 1.94E+09

D(PP) -1.21E+14 1.98E+11 2.14E+13

D(ULN) 2.11E+09 2.77E+09 -95408741

1 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -3028.458

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

CF PP ULN 1.000000 -1.01E-05 -0.027888

85

Page 102: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

(2.9E-06) (0.01173)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)

D(CF) -1.699328 (0.88490)

D(PP) 55145.19 (11640.0)

D(ULN) -0.966409 (0.53908)

2 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -3023.518

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

CF PP ULN

1.000000 0.000000 -0.045322

(0.01644)

0.000000 1.000000 -1719.410

(1360.61)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)

D(CF) -1.227007 3.67E-05 (0.89521) (1.5E-05)

D(PP) 55176.92 -0.557841 (12336.6) (0.20542)

D(ULN) -0.521880 2.81E-05 (0.50713) (8.4E-06)

86

Page 103: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

D. Pengujian Lag Optimal

VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: CF PP ULN Exogenous variables: C Date: 07/03/18 Time: 10:40 Sample: 1975 2015 Included observations: 37

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -3197.131 NA 2.67e+71 172.9801 173.1107 173.0261

1 -3077.287 213.7758 6.70e+68 166.9885 167.5109 167.1727

2 -3057.148 32.65838 3.71e+68 166.3864 167.3007 166.7087

3 -3029.837 39.85906* 1.42e+68* 165.3966* 166.7027* 165.8571*

4 -3022.071 10.07391 1.60e+68 165.4633 167.1613 166.0619

* indicates lag order selected by the criterion LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level) FPE: Final prediction error AIC: Akaike information criterion SC: Schwarz information criterion HQ: Hannan-Quinn information criterion

E. Uji Stabilitas VAR

Roots of Characteristic Polynomial Endogenous variables: CF PP ULN Exogenous variables: C Lag specification: 1 1 Date: 07/04/18 Time: 21:18

Root Modulus

0.937071 – 0.063578i 0.939226

0.937071 + 0.063578i 0.939226

0.211331 0.211331

No root lies outside the unit circle. VAR satisfies the stability condition.

87

Page 104: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

F. Uji Kausalitas Granger (Granger Causality Test)

Pairwise Granger Causality Tests Date: 07/03/18 Time: 10:52 Sample: 1975 2015 Lags: 3

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

PP does not Granger Cause CF 38 5.90753 0.0026

CF does not Granger Cause PP 9.25603 0.0002

ULN does not Granger Cause CF 38 1.77965 0.1716

CF does not Granger Cause ULN 0.31240 0.8163

ULN does not Granger Cause PP 38 3.57107 0.0250

PP does not Granger Cause ULN 3.30329 0.0331

88

Page 105: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

G. Impulse Response Function (IRF)

Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.

Response of CF to CF Response of CF to PP Response of CF to ULN

2.0E+10 2.0E+10 2.0E+10

1.5E+10 1.5E+10 1.5E+10

1.0E+10 1.0E+10 1.0E+10

5.0E+09 5.0E+09 5.0E+09

0.0E+00 0.0E+00 0.0E+00

-5.0E+09 -5.0E+09 -5.0E+09

-1.0E+10 -1.0E+10 -1.0E+10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of PP to CF Response of PP to PP Response of PP to ULN

4E+14 4E+14 4E+14

2E+14 2E+14 2E+14

0E+00 0E+00 0E+00

-2E+14 -2E+14 -2E+14

-4E+14 -4E+14 -4E+14

-6E+14 -6E+14 -6E+14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of ULN to CF Response of ULN to PP Response of ULN to ULN

6E+10 6E+10 6E+10

4E+10 4E+10 4E+10

2E+10 2E+10 2E+10

0E+00 0E+00 0E+00

-2E+10 -2E+10 -2E+10

-4E+10 -4E+10 -4E+10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

89

Page 106: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lampiran 2: Data Penelitian

(dalam dollar)

Tahun ULN PP CF

1975 11497813000 41166667 857890000

1976 14010055000 56908333 -135758000

1977 16470547000 91133333 1627492000

1978 18045709000 158683333 294162000

1979 18623753000 220983333 280044000

1980 20937702000 291233333 3171949000

1981 22761141000 339783333 1815439000

1982 25133287000 397066667 -848854000

1983 30229381000 615991667 8062094000

1984 32025242000 910941667 1066861000

1985 36714624000 1187166667 3237382000

1986 42914289000 1130666667 2076665000

1987 52526345000 1363250000 9400056000

1988 54053868000 1400250000 523000

1989 59380148000 1730833333 5191280000

1990 69848499000 2070333333 10596350936

1991 79523030000 2167750000 8626531000

1992 87978588000 2373500000 8596557936

1993 89146947000 1911000000 2.025.359.000

1994 107808954000 2149916667 18826006936

1995 124388680000 2510666667 16084726256

1996 128988712000 4350000000 7.628.031.872

1997 136322465000 4581916667 5030753192

1998 151466804000 5155500000 25006339000

1999 151788588000 5560250000 9844784000

2000 144031659000 6497000000 2.244.878.480

2001 132693891000 9407750000 -5687216770

2002 128429103000 14508083333 7586237480

2003 134358681000 18822833333 18241451470

2004 138028986000 29919833333 5283539260

2005 142120094000 31375416667 2796165780

2006 135959423000 35598000000 12556364290

2007 147817590000 42469366667 36685423810

2008 157906449000 55594058333 4930483000

2009 179394490000 63137491667 46594822170

2010 198268131000 82144225000 54109985570

2011 219619159000 78115166667 36961738049

2012 252555417000 86843083333 11158999705

90

Page 107: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

2013 265452855000 107916600000 -29602589812

2014 292969232000 124284185000 12482287422

2015 308539944000 137546975000 -8017065263

91

Page 108: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Data Capital Flight

(dalam juta dollar)

Tahun Sources Uses Capital Flight

(Sumber Pendanaan) (Penggunaan Dana)

1975 2.873 -2.015 857,89

1976 2.856 -2.992 -135,758

1977 2.695 -1.068 1627,492

1978 1.854 -1.560 294,162

1979 804 -524 280,044

1980 2.494 678 3171,949

1981 1.956 -141 1815,439

1982 2.597 -3.446 -848,854

1983 5.388 2.674 8062,094

1984 2.018 -951 1066,861

1985 4.999 -1.762 3237,382

1986 6.458 -4.381 2076,665

1987 9.997 -597 9400,056

1988 2.104 -2.103 0,523

1989 6.008 -817 5191,28

1990 11.561 -965 10596,35

1991 11.157 -2.530 8626,531

1992 10.233 -1.636 8596,558

1993 3.172 -1.147 2025,359

1994 20.771 -1.945 18826,01

1995 20.928 -4.843 16084,73

1996 10.794 -3.166 7628,032

1997 12.011 -6.980 5030,753

1998 14.788 10.218 25006,34

1999 322 9.523 9844,784

2000 -7.757 10.002 2244,878

2001 -11.338 5.651 -5687,22

2002 -4.265 11.851 7586,237

2003 5.930 12.312 18241,45

2004 3.670 1.613 5283,539

2005 4.091 -1.295 2796,166

2006 -6.161 18.717 12556,36

2007 11.858 24.827 36685,42

2008 10.089 -5.158 4930,483

2009 21.488 25.107 46594,82

2010 18.874 35.236 54109,99

2011 21.351 15.611 36961,74

92

Page 109: HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI ......HUBUNGAN ANTARA UTANG LUAR NEGERI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN CAPITAL FLIGHT DI INDONESIA PERIODE 1975–2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

2012 32.936 -21.777 11159

2013 12.897 -42.500 -29602,6

2014 27.516 -15.034 12482,29

2015 15.571 -23.588 -8017,07

93