Hubungan Antara Tekanan Oklusal & Morfologi Kondilus Mandibula

download Hubungan Antara Tekanan Oklusal & Morfologi Kondilus Mandibula

of 12

Transcript of Hubungan Antara Tekanan Oklusal & Morfologi Kondilus Mandibula

BAGIAN ORTODONSI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN Terjemahan Jurnal Desember 2010 HUBUNGAN ANTARA TEKANAN OKLUSAL DAN MORFOLOGI KONDILUS MANDIBULA ( Relationship between Occlusal Force and Mandibular Condyle Morphology) Oskar Bauss, Johannes Rhling, Karen Meyer; dan Stavros Kiliardis

Oleh: Nama Stambuk Pembimbing Sumber Hari/ Tanggal Tempat : Sri Mursida Samad : J111 05 103 : drg. Hendrik L. Rasubala : The Angle Orthodontist: Vol. 79, No. 6, pp. 1063-69, 2009 : Jumat, 17 Desember 2010 : Ruang Seminar Bagian Ortodonsi

DIBACAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ORTODONSI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2010

1

Hubungan Antara Tekanan Oklusal Dengan Morfologi Kondilus MandibulaEvaluasi melalui Limited Cone-Beam Computed Tomography Aya Kurusu; Mariko Horiuchi; Kunimichi Soma

ABSTRAK Tujuan: Untuk menjelaskan hubungan antara tekanan oklusal dengan morfologi kondilus mandibula menggunakan data klinis. Bahan dan Metode: Subjek adalah 40 pasien wanita dengan maloklusi. Morfologi kondilus mandibula dinilai menggunakan limited cone-beam CT imaging. Tekanan oklusal maksimum dihitung dengan menggunakan film yang sensitif terhadap tekanan. Morfologi maksillofasial dianalisa dengan menggunakan data dari cephalogram lateral. Hasil: Analisis korelasi menunjukkan bahwa tekanan oklusal berkorelasi dengan radii lateral dan posterior kondilus, dan dengan sudut bidang mandibula terhadap bidang Frankfurt horizontal (FH). Selain itu, panjang kondilus secara signifikan berkorelasi dengan sudut bidang oklusal ke FH, sudut bidang mandibula ke FH, inklinasi ramus, dan tinggi wajah posterior (SGo). Pasien bertekanan oklusal rendah cenderung memiliki kondilus mandibula yang lebih kecil. Perbedaan hubungan ukuran tersebut lebih tampak jelas pada sisi lateral dan posterior. Kesimpulan: Tekanan oklusal tidak hanya mempengaruhi morfologi maksillofasial tetapi juga morfologi kondilus mandibula. KATA KUNCI: Tekanan oklusal; Morfologi kondilus mandibula; Limited cone-beam computed tomography. PENDAHULUAN Tekanan oklusal merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi perkembangan maksillofasial. Pasien distrofi muskular memiliki otot yang lemah dan struktur wajah khas yang diistilahkan sebagai long face, dikarakteristikkan dengan2

tinggi wajah vertikal bawah yang berlebihan dan open bite. Latihan mengunyah bagi anak-anak dengan sindrom long face memperbaiki tekanan oklusal dan menstimulasi pertumbuhan mandibula. Disamping itu, individu dengan volume otot mastikasi yang besar diistilahkan sebagai short face. Dimensi vertikal maksillofasial dianggap berhubungan erat dengan tekanan oklusal. Kartilago kondilar bertindak sebagai tempat pertumbuhan adaptasi regional selama pertumbuhan mandibula. Ketiadaan kondilus mempengaruhi jumlah pertumbuhan mandibula. Penyimpangan pada pertumbuhan mandibula dapat mempengaruhi estetik wajah. Tekanan mekanikal menginduksi kondrogenesis dan pertumbuhan kondilar. Reseksi masseter pada tikus yang sedang tumbuh menyebabkan bradyauxesis dari kondilus mandibula, mengindikasikan bahwa tekanan oklusal juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kondilus. Tekanan oklusal, morfologi maksillofasial, dan morfologi kondilus mandibula tampaknya saling mempengaruhi satu sama lain, tetapi hubungan antara tekanan oklusal dengan morfologi kondilus mandibula belum pernah dilaporkan. Baru-baru ini, beberapa studi dilakukan mengenai morfologi kondilus mandibula, menggunakan tengkorak kering dan gambar x-ray. Kondilus dengan permukaan superior yang konveks dan bentuk oval pada bidang axial sudah sering diobservasi. Selain itu, panjang long axis kondilar didapatkan berkorelasi dengan beberapa dimensi rahang dan oleh karenanya, terdapat juga kemungkinan dengan fungsi mastikasi, sedangkan panjang short axis tidak. Deformitas kondilar yang dikarakteristikkan dengan kerusakan internal sendi temporomandibular (TMJ) telah dievaluasi, dan erosi permukaan artikular dari radiografik dan osteophytes ditemukan pada kelainan arthrosis dari TMJ. Penilaian morfologi kondilus mandibula pernah dilakukan dengan hanya mengkategorikan morfologi dan mengukur long axis dan short axis kondilus. Pada tahun belakangan ini, limited cone-beam computed tomography (CT; 3DX Multi-Image Micro CT, Morita Co Ltd, Tokyo, Japan) dapat mengevaluasi morfologi kondilus mandibula secara 3 dimensional dengan resolusi spasial yang lebih tinggi, dan sangat reliabel untuk pengukuran morfologi dibandingkan dengan helical CT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai morfologi kondilus mandibula secara detail dan menginvestigasi hubungan klinis antara tekanan oklusal dengan morfologi kondilus mandibula dengan menggunakan gambaran 3DX.3

BAHAN DAN METODE Penelitian retrospektif ini mencakup 40 pasien perempuan dewasa dengan maloklusi yang mengunjungi Orthodontic Clinic of Tokyo Medical and Dental Hospital mulai dari Agustus 2003 hingga Februari 2006 dan kepada pasien yang direkomendasikan untuk melakukan foto TMJ sebelum perawatan ortodontik. Jumlah subjek tiap tipe maloklusi yaitu: Kelas I Angle, 16 pasien; Kelas II, 13 pasien; dan Kelas III, 11 pasien. Usia rata-rata (SD) adalah 24 tahun (6.7 tahun). Kasus dewasa dipilih untuk mengeliminasi pertimbangan dari pertumbuhan kondilus mandibula. Pasien dengan pergesaran garis tengah mandibula 3 mm atau lebih terhadap garis tengah fasial yang ideal dikeluarkan.

Figure 1. Cephalometric measurements. Conventional cephalometric landmarks are: S, sella; N, nasion; A, Point A; B, Point B; Me, menton; Go, gonion; 1, SNA (); 2, SNB (); 3, occlusal plane angle to the FHP (); 4, MP angle to the FHP (); 5, gonial angle (); 6, ramus inclination (); 7, N-Me (mm); and 8, S-Go (mm).

4

Metode Pengukuran Tekanan oklusal maksimum dihitung dengan menggunakan satu film pengindikasi tekanan (Dental Prescale 50-H type R; Fuji Film Co Ltd, Tokyo, Japan) per gigitan. Dengan sistem perskala ini, distribusi dan besarnya tekanan oklusal gigi keseluruhan dapat diukur mendekati oklusi alami. Subjek didudukkan dengan kepala dalam posisi alami. Film dengan segera dibaca oleh alat scan (Dental Occlusion Pressure-graph 703; Fuji), dan tekanan oklusal maksimum dievaluasi. Tekanan oklusal dicatat tiga kali tiap subjek, dan nilai tengahnya digunakan untuk analisis statistik. Sefalogram lateral dilakukan pada tiap subjek dalam posisi oklusi sentris. Landmark sefalometrik ditunjukkan pada Gambar 1. Pengukuran angular dan linear dibuat dengan tracing sefalogram individual. Morfologi kondilus mandibula diukur dengan gambaran 3DX. Data 3DX dicatat dengan pasien duduk dalam posisi dimana bidang Frankfort horizontal (FH) secara horizontal dan rahang dalam oklusi sentrik. Scan 360 tunggal mengumpulkan data proyeksi dari silinder (tinggi = 30 mm; diameter = 40 mm) untuk konstruksi gambar. Faktor pemaparan yaitu 80kV, 7 mA, dan 17 s. Gambaran data ditampilkan dalam layar monitor. Ketebalan irisan rekonstruksi yaitu 1 mm. Radii kondilar (jarak dari pusat long axis ke kontur kondilus) diukur dengan menggunakan software analisis (i-VIEW-3DX versi 1.67; Morita). Radius rata-rata dari kondilus kanan dan kiri digunakan untuk analisa statistik. Morfologi kondilar diklasifikasikan dari aspek superior dan frontal, oleh karena itu, kami mengukur gambaran kondilar axial dan frontal. Detail pengukuran dalam bidang standar yaitu: Bidang axial dan frontal yang diperoleh dari gambaran 3DX (Gambar 2). Bidang axial: bidang yang paralel terhadap FH dan berjalan sepanjang midpoint dari kutub media dan lateral kondilus mandibula. Bidang frontal: bidang yang berjalan sepanjang long axis dari kondilus mandibula dan vertikal terhadap FH.

5

Figure 2. The standard planes for measurement. (1) Axial plane: the plane parallel to the FH and running along the midpoint of the medial and lateral poles of the mandibular condyle. (2) Frontal plane: the plane running along the long axis of the mandibular condyle vertical to the FH.

Menggunakan gambaran axial, long dan short axis diidentifikasi (Gambar 3). Long axis: jarak antara ujung medial dan ujung lateral kondilus mandibula. Short axis: jarak antara dua garis yang sejajar terhadap long axis dan tangensial terhadap garis luar dari kondilus. Radius kondilar diukur pada interval 30 dari pusat long axis untuk memahami kontur karakteristik topografi kondilus mandibula.

Figure 3. Parameters measured for the axial plane of the condyle. (1) Long axis (mm): distance between the medial and lateral ends of the mandibular condyle. (2) Short axis (mm): distance between the two lines drawn parallel to the long axis and tangential to the outer margin of the condyle. The radius (in mm) of the condyle was measured at 30 intervals from the center of the long axis: 3, radius at 30; 4, radius at 60; 5, radius at 90; 6, radius at 120; 7, radius at 150; 8, radius at 210; 9, radius at 240; 10, radius at 270; 11, radius at 300; 12, radius at 330.

6

Menggunakan gambaran frontal, radius kondilar juga dinilai pada interval 30

dari pusat long axis (Gambar 4).

Figure 4. Parameters measured for the frontal plane of the condyle. The radius (in mm) of the condyle was measured at 30 intervals from the center of the long axis: 1, radius at 30; 2, radius at 60; 3, radius at 90; 4, radius at 120; 5, radius at 150.

Salah satu dari penulis melakukan semua pengukuran. Setelah itu, berselang 1 minggu, pemeriksa yang sama mengukur semua parameter pada 10 subjek yang dipilih dari 40 pasien secara random. Kesalahan sistem dinilai menggunakan t-test paired pada p