HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN …eprints.ums.ac.id/28889/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf ·...

14
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : DRAJAT SETIYAWAN F 100 090 163 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Transcript of HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN …eprints.ums.ac.id/28889/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf ·...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN …eprints.ums.ac.id/28889/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Merasakan bahagia serta mencapai kepuasan hidup merupakan ... menjadikan masyarakat miskin

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN

SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI

BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA

Naskah Publikasi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai

Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh :

DRAJAT SETIYAWAN

F 100 090 163

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN …eprints.ums.ac.id/28889/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Merasakan bahagia serta mencapai kepuasan hidup merupakan ... menjadikan masyarakat miskin
Page 3: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN …eprints.ums.ac.id/28889/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Merasakan bahagia serta mencapai kepuasan hidup merupakan ... menjadikan masyarakat miskin
Page 4: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN …eprints.ums.ac.id/28889/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Merasakan bahagia serta mencapai kepuasan hidup merupakan ... menjadikan masyarakat miskin

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN

SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI

BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA

Drajat Setiyawan

Usmi Karyani

[email protected]

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas

dengan kesejahteraan subjektif pada masyarakat miskin, mengetahui tingkat

religiusitas dan kesejahteraan subjektif masyarakat miskin, serta mengetahui

sumbangan efektif religiusitas terhadap kesejahteraan subjektif pada masyarakat

miskin yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo Jebres Surakarta.

Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan positif antara religiusitas

dengan kesejahteraan subjektif pada masyarakat miskin. Populasi dalam

penelitian ini adalah masyarakat miskin pemegang kartu jamkesmas yang tinggal

di bantaran sungai Bengawan Solo Jebres Surakarta dan berjumlah 197 warga.

Menggunakan cluster purposive non random sampling didapatkan subjek

berjumlah 97 warga miskin. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan

skala religiusitas dan skala kesejahteraan subjektif, kemudian dianalisis dengan

menggunakan teknik korelasi product moment pada SPSS 17,0 for Windows.

Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif yang sangat signifikan

antara religiusitas dengan kesejahteraan subjektif pada masyarakat miskin di

bantaran sungai Bengawan Solo Jebres Surakarta dengan nilai koefisien korelasi

(rxy) sebesar 0,449; p=0,000; (p<0,01). Kategori religiusitas masyarakat miskin

tergolong sangat tinggi dengan ME sebesar 62,55 > MH sebesar 45. Sedangkan

untuk kesejahteraan subjektif tergolong sedang dengan ME sebesar 100,00.

Sumbangan efektif variabel religiusitas terhadap kesejahteraan subjektif pada

masyarakat miskin sebesar 20,1 % dan 79,9 % sisanya dipengaruhi variabel lain.

Kata kunci :Religiusitas, Kesejahteraan Subjektif, Masyarakat Miskin

Page 5: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN …eprints.ums.ac.id/28889/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Merasakan bahagia serta mencapai kepuasan hidup merupakan ... menjadikan masyarakat miskin

1

Pendahuluan

Merasakan bahagia serta

mencapai kepuasan hidup merupakan

dua hal yang menjadi keinginan

setiap individu dalam menjalani

kehidupan. Bagi kebanyakan

masyarakat lokal dalam kegiatan di

Indonesia, aspek pokok kemiskinan

yaitu kesehatan, materi, pengetahuan,

faktor lingkungan (alam, ekonomi,

sosial, politik) dan prasarana serta

pelayanan inilah yang akan

mempengaruhi keberadaan

kesejahteraan subjektif. Artinya

kombinasi aspek pokok kemiskinan

terkait dengan terciptanya

kesejahteraan subjektif, oleh karena

itu peningkatan aspek-aspek inti

umumnya juga meningkatkan

kesejahteraan subjektif (Gonner dkk,

2007).

Faktanya tidak mudah bagi

masyarakat miskin untuk memenuhi

aspek-aspek inti, karena kapabilitas

yang mereka miliki sangat terbatas.

Namun hal tersebut tidak serta merta

menjadikan masyarakat miskin

menjadi tidak sejahtera atau tidak

bisa mendapatkan kesejahteraan

dalam hidup mereka. Menurut

Diener, Oishi dan Lucas (2003)

kesejahteraan subjektif dihasilkan

melalui sebuah evaluasi dan

penilaian mengenai kehidupan secara

keseluruhan berdasarkan kriteria atau

standart yang telah ditentukan sendiri

oleh individu.

Proses evaluasi yang harus

dilewati untuk menghasilkan

kesejahteraan subjektif, menurut

Campton (2005) dipengaruhi oleh

banyak faktor, diantaranya adalah

harga diri (self-esteem), sense of

percieved control, kepribadian,

optimisme, hubungan sosial dan

dukungan sosial, neurotisme yang

Page 6: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN …eprints.ums.ac.id/28889/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Merasakan bahagia serta mencapai kepuasan hidup merupakan ... menjadikan masyarakat miskin

2

rendah, pengaruh masyarakat atau

budaya, proses kognitif, serta

pemahaman tentang makna dan

tujuan hidup.

Berdasarkan kajian yang

pernah dilakukan, pemahaman

tentang makna dan tujuan hidup

sering dikaitkan dengan konsep

religiusitas (Ancok, 1994). Seperti

pada penelitian yang dilakukan oleh

Krause (2003) yang menyatakan

bahwa religiusitas merupakan

perwujudan nyata ilmu agama yang

dipraktekkan dalam kehidupan

sehari-hari, dimana hal tersebut

diupayakan untuk menemukan tujuan

dan makna dalam hidup mereka.

Penelitian tersebut menyatakan

bahwa fungsi dasar dari agama yang

terwujud kedalam dimensi

religiusitas adalah untuk membantu

seseorang memenuhi kebutuhan

mendasar yaitu menemukan makna

dan tujuan hidup (Krause, 2003).

Hawari (2002)

mengemukakan bahwa religiusitas

dalam bentuk pengalaman agama

dapat meningkatkan derajat

kesejahteraan seseorang. Mochon,

Norton, dan Ariely (2010) dalam

penelitiannya juga menunjukkan hal

yang sama, bahwa orang-orang

dengan keyakinan religius yang

lemah cenderung merasa kurang

bahagia, sedangkan orang-orang

yang sangat religius cenderung

memiliki tingkat kesejahteraan

subjektif lebih tinggi.

Krause (2003) dalam

penelitiannya mengemukakan bahwa

religiusitas memberikan pemahaman

yang lebih baik mengenai kesulitan

dan tantangan yang muncul dalam

kehidupan, serta membantu

seseorang melihat alasan spiritual

Page 7: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN …eprints.ums.ac.id/28889/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Merasakan bahagia serta mencapai kepuasan hidup merupakan ... menjadikan masyarakat miskin

3

untuk situasi yang dirasa sulit dan

membantu mereka menemukan

harapan dalam setiap permasalahan.

Demikian halnya yang terjadi

pada masyarakat miskin, ketika

masyarakat miskin memiliki

religiusitas yang tinggi dan mampu

melihat segala sesuatunya dengan

positif maka hal tersebut akan

mempengaruhi bagaimana

masyarakat miskin mengevaluasi

hidupnya secara keseluruhan, dimana

evaluasi tersebut merupakan proses

yang harus dilewati untuk mencapai

kesejahteraan subjektif.

Adapun tujuan dari penelitian

ini adalah a) mengetahui hubungan

antara religiusitas dengan

kesejahteraan subjektif pada

masyarakat miskin, b) mengetahui

tingkat religiusitas dan kesejahteraan

subjektif masyarakat miskin, dan c)

mengetahui sumbangan efektif

religiusitas terhadap kesejahteraan

subjektif pada masyarakat miskin

yang tinggal di bantaran sungai

Bengawan Solo Jebres Surakarta.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan

variabel bebas religiusitas dan

variabel tergantung kesejahteraan

subjektif. Teknik sampling yang

digunakan adalah cluster purposive

non random sampling. Peneliti

menggunakan try out terpisah dengan

cara melakukan pemilihan secara

acak 3 RW, hingga didapatkan 1 RW

sebagai data uji coba dan 2 RW

sebagai data penelitian.

Subjek uji coba didapatkan

sejumlah 54 orang. Subjek dalam

penelitian ini adalah masyarakat

miskin yang tinggal di bantaran

sungai Bengawan Solo Jebres

Page 8: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN …eprints.ums.ac.id/28889/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Merasakan bahagia serta mencapai kepuasan hidup merupakan ... menjadikan masyarakat miskin

4

Surakarta sejumlah 97 orang

pemegang kartu jamkesmas dan

menempuh pendidikan terakhir

minimal Sekolah Dasar (SD).

Alat pengumpul data yang

digunakan adalah skala religiusitas

yabg terdiri dari 18 aitem. Skala

religiusitas disusun berdasarkan

aspek-aspek yang diungkap oleh

Glock dan Stark (dalam Jalaludin,

2004) yaitu ideologis, ritualistik,

pengalaman, pengetahuan, dan

konsekuensial atau penerapan.

Sedangkan untuk skala kesejahteraan

subjektif menggunakan 2 skala, skala

pertama disusun oleh Diener (dalam

Gatari, 2008) yang mengukur

kepuasan hidup secara global, dan

skala kedua disusun oleh Watson

(1988) untuk mengukur tingkat

kebahagiaan. Kedua skala tersebut

kemudian disempurnakan lagi oleh

peneliti. Penelitian ini dianalisis

menggunakan teknik koefisien

korelasi product moment pada

program SPSS 17,0 for Windows

untuk mengetahui korelasi antar

variabel, yaitu variabel religiusitas

dan kesejahteraan subjektif.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis

data dengan menggunakan teknik

analisis product moment dari

Pearson diperoleh nilai koefisien

korelasi (rxy) sebesar 0,449 serta

signifikansi (p)=0,000; (p<0,01). Hal

ini menunjukkan ada hubungan

positif yang sangat signifikan antara

religiusitas dengan kesejahteraan

subjektif pada masyarakat miskin

yang tinggal di bantaran sungai

Bengawan Solo Jebres Surakarta.

Artinya semakin tinggi religiusitas

yang dimiliki maka semakin tinggi

kesejahteeraan subjektifnya.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN …eprints.ums.ac.id/28889/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Merasakan bahagia serta mencapai kepuasan hidup merupakan ... menjadikan masyarakat miskin

5

Krause (2003) dalam

penelitiannya menjelaskan bahwa

religiusitas mampu membawa

seseorang memiliki harga diri dan

optimisme. Melalui religiusitas

seseorang akan memiliki keyakinan

bahwa Tuhan punya tujuan dan

rencana untuk hidup mereka,

keyakinan tersebut akan membangun

sebuah perasaan bahwa Tuhan

mengasihi dan memperhatikan

mereka, perasaan dicintai,

dipedulikan, dan berharga.

Religiusitas juga membantu

seseorang melihat bahwa hidup

mereka akan mengikuti rencana

spesifik dan bermanfaat yang telah

dirancang oleh Tuhan (Krause,

2003).

Senada dengan penelitian

Krause (2003), hasil penelitian

Darmayanti (2012) juga menemukan

bahwa religiusitas yang baik akan

meningkatkan optimisme, harga diri,

dan kepribadian tangguh. Dampak-

dampak positif dari religiusitas inilah

yang akhirnya diketahui menjadi

modal untuk seseorang mengevaluasi

hidup mereka dengan baik sehingga

tercapai kesejahteraan subjektif.

Hasil analisis menunjukkan

sumbangan efektif variabel

religiusitas terhadap variabel

kesejahteraan subjektif menunjukkan

nilai sebesar 20,1 % dan 79,9 %

sisanya dipengaruhi variabel lain.

Studi lain (Lin dan Putnam, 2010)

juga menunjukkan religiusitas yang

diukur melalui pengalaman rohani

dan religius, praktik keagamaan,

praktik sosial, rasa kedakatan dengan

Tuhan, dan keyakinan teologis secara

signifikan memiliki hubungan positif

dengan kesejahteraan subjektif dan

menyumbang angka sedikit lebih

banyak yaitu 28,2 % pada kepuasan

Page 10: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN …eprints.ums.ac.id/28889/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Merasakan bahagia serta mencapai kepuasan hidup merupakan ... menjadikan masyarakat miskin

6

hidup, lalu diikuti dengan

kebahagiaan sebagai efek positif

jangka pendek.

Berdasarkan hasil analisis

diketahui variabel religiusitas

memiliki rerata empirik sebesar

62,55 dan rerata hipotetik 45 yang

berarti terdapat 60,82 % atau 59

masyarakat miskin yang tinggal di

bantaran sungai Bengawan Solo

Jebres Surakarta memiliki tingkat

religiusitas yang sangat tinggi, atau

bisa dikatakan sangat baik.

Hasil analisis untuk variabel

kesejahteraan subjektif yang

pertama, yaitu kepuasan hidup

memiliki rerata empirik sebesar

19,57 dan rerata hipotetik sebesar 20

yang berarti terdapat 41,24 % atau 40

masyarakat miskin telah merasakan

kepuasan hidup meski hanya dalam

kategori sedang. Sedangkan untuk

kesejahteraan subjektif yang kedua

yaitu kebahagiaan memiliki rerata

empirik sebesar 49,66 dan rerata

hipotetik sebesar 42 yang berarti

terdapat 65,98 % atau 64 masyarakat

miskin yang merasakan kebahagiaan

dalam kategori tinggi.

Melalui uji t-test

menggunakan SPSS 17,0 for

Windows diketahui bahwa subjek

laki-laki dan perempuan dalam

tingkat religiusitas, kebahagiaan dan

kepuasan hidup menunjukkan nilai

mean yang hampir sama, hanya

selisih angka dibelakang koma. Hal

tersebut menunjukkan bahwa jenis

kelamin tidak mempengaruhi

religiusitas, kepuasan hidup ataupun

kebahagiaan seseorang (dalam

penelitian ini adalah masyarakat

miskin.

Sedangkan untuk rentang

usia menunjukkan bahwa religiusitas

pada kaum lansia lebih besar dari

Page 11: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN …eprints.ums.ac.id/28889/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Merasakan bahagia serta mencapai kepuasan hidup merupakan ... menjadikan masyarakat miskin

7

pada usia dewasa, hal ini ditunjukkan

melalui nilai mean untuk lansia yang

lebih besar yaitu 64,24 dari nilai

mean untuk dewasa yaitu 61,82.

Demikian pula untuk kebahagiaan

dan kepuasan hidup, dimana kaum

lansia memiliki kebahagiaan dan

kepuasan hidup yang lebih tinggi.

Hal tersebut dapat dilihal melalui

perolehan mean lansia dan dewasa

untuk kebahagiaan dan kepuasan

hidup. Nilai mean untuk kepuasan

hidup pada usia dewasa 17,15 dan

nilai mean pada lansia 25,24.

Sedangkan untuk kebahagiaan, nilai

mean pada usia dewasa adalah 48,76

dan nilai mean pada lansia adalah

51,76.

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan sebuah realita yang

berlaku secara umum bahwa

masyarakat miskin juga mampu

mencapai kepuasan hidup dan

kebahagiaan dalam hidup mereka.

Pencapaian komponen kesejahteraan

subjektif pada masyarakat miskin

yaitu kebahagiaan dan kepuasan

hidup dalam penelitian ini

dipengaruhi oleh religiusitas.

Religiusitas menjadi sebuah

jembatan untuk membawa

masyarakat miskin memiliki harapan

untuk hidupnya, atau paling tidak

membawa mereka hidup berserah

dan memiliki kepasrahan diri kepada

Tuhan.

Kepasrahan diri kepada

Tuhan dan percaya bahwa ada

kekuatan diluar dirinya yang

mengatur hidup dan kehidupan inilah

yang akan membantu masyarakat

miskin meregulasi emosi-emosi

negatif sehingga mereka mampu

bersyukur dalam situasi atau keadaan

apapun yang sedang dihadapi. Hal

inilah yang membantu masyarakat

Page 12: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN …eprints.ums.ac.id/28889/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Merasakan bahagia serta mencapai kepuasan hidup merupakan ... menjadikan masyarakat miskin

8

miskin mencapai kesejahteraan

subjektif dalam hidup mereka.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis

data penelitian, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif yang

sangat signifikan antara

religiusitas dengan kesejahteraan

subjektif pada masyarakat miskin

yang tinggal di bantaran sungai

Bengawan Solo Jebres Surakarta.

Nilai koefisien korelasi rxy=

0,449 dengan signifikansi (p) =

0,000; (p < 0,01).

2. Tingkat religiusitas masyarakat

miskin yang tinggal di bantaran

sungai Bengawan Solo Jebres

Surakarta termasuk dalam

kategori sangat tinggi. Hal ini

ditunjukkan dengan rerata

empirik (ME) sebesar 62,55 lebih

besar dari rerata hipotetik (MH)

sebesar 45.

3. Tingkat kepuasan hidup

masyarakat miskin yang tinggal

di bantaran sungai Bengawan

Solo Jebres Surakarta termasuk

dalam kategori sedang. Hal ini

ditunjukkan dengan rerata

empirik (ME) sebesar 19,57

sedikit lebih kecil dari rerata

hipotetik (MH) sebesar 20.

Sedangkan tingkat kebahagiaan

masyarakat miskin yang tinggal

di bantaran sungai Bengawan

Solo Jebres Surakarta termasuk

dalam kategori tinggi. Hal ini

ditunjukkan dengan rerata

empirik (MH) sebesar 49,66

lebih besar dari rerata hipotetik

(ME) sebesar 42. Sedangkan

untuk kesejahteraan subjektif

secara utuhb tergolong sedang

dengan ME sebesar 100,00.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN …eprints.ums.ac.id/28889/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Merasakan bahagia serta mencapai kepuasan hidup merupakan ... menjadikan masyarakat miskin

9

4. Sumbangan efektif religiusitas

terhadap kesejahteraan subjektif

pada masyarakat miskin yang

tinggal di bantaran sungai

Bengawan Solo Jebres Surakarta

sebesar 20,1 %, yang ditunjukkan

oleh koefisien determinan (R2) =

0,201. Sehingga masih terdapat

79,9 % variabel lain yang

mempengaruhi kesejahteraan

subjektif pada masyarakat miskin

yang tinggal di bantaran sungai

Bengawan Solo Jebres Surakarta.

Daftar Pustaka

Ancok, D. (1994). Psikologi Islami.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Compton, W. C. (2005). An

Introduction to Positive

Psychology. Belmont:

Thomson Wadsworth.

Darmayanti, N. (2012). Model

Kesejahteraan Subjektif

Remaja Penyitas Bencana

Tsunami Aceh 2004.

Disertasi: Program Doktor

Fakultas Psikologi UGM.

Diener, E. Oishi, S., dan Lucas, R. E.

(2003). Personality, Culture,

and Subjective Well-Being:

Emotional and Cognitive

Evaluations of Life. Anual

Review of Psychology,

54, 403-425.

Gatari, E. (2008). Hubungan Antara

Percieved Social Support

dengan Subjective Well-Being

pada Ibu Bekerja.

Skripsi. (Tidak Diterbitkan).

Jakarta: Jurusan Psikologi

Universitas Indonesia.

Gonner, C., Cahyat, A., Haug, M.,

dan Limberg, G. (2007).

Menuju Kesejahteraan:

Pemantauan Kemiskinan di

Kutai Barat, Indonesia.

Bogor: CIFOR.

Hawari, D. (2002). Dimensi Religi

dalam Praktek Psikiatri dan

Psikologi. FKUI:

Jakarta.

Jalaludin, R. (2004). Psikologi

Agama. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Krause, N. (2003). Religious

Meaning and Subjective

Well-Being in Late Life.

Journal of Gerontology, Vol.

58B: S160-S170.

Lim, Chaeyoon dan Putnam, R. D.

(2010). Religion, Social

Networks, and Life

Satisfaction. American

Sociological Review, 75(6)

914- 933: Proquest pg. 914.

Mochon, D., Norton, M. I., dan

Ariely. (2011). Who Benefits

from Religion?. Journal of

Soc Indic Res, 101:1-15.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN …eprints.ums.ac.id/28889/14/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Merasakan bahagia serta mencapai kepuasan hidup merupakan ... menjadikan masyarakat miskin

10

Watson, D., Clark, L. A., dan

Tellegen, A. (1988).

Development and

Validation of Brief

Measures of Positive and

Negative Affect: The PANAS

Scales. Journal of Personality

and Social Psychology, 54

(6), 1063-1070.