HUBUNGAN ANTARA PRASANGKA DENGAN...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA PRASANGKA DENGAN...
HUBUNGAN ANTARA PRASANGKA DENGAN
KETERANCAMAN PADA ETNIS BETAWI DAN ETNIS MADURA
DI CAKUNG JAKARTA TIMUR
Oleh:
NUR ISLAMI
NIM : 102070025919
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H /2007 M
HUBUNGAN ANT ARA PRASANGKA DENGAN
KETERANCAMAN PADA ETNIS BETAWI DAN ETNIS MADURA
DI CAKUNG JAKARTA TIMUR
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
NUR ISLAMI
NIM: 102070025919
1 Di B .. awah Bimbingan
Per/iimbing 1 "'.. Pembi~g 11
,l}v,fV /~~ Prof. H ' eh n Yasun M.Si Gtzi Saloom, M.Si.
j;!!P'. 1 0 351 146
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H / 2007 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA PRASANGKA DENGAN
KETERANCAMAN PADA ETNIS BETAWI DAN ETNIS MADURA DI
CAKUNG JAKARTA TIMUR telah diujikan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 22 Januari 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperolah gelar Sarjana Psikologi.
Jakarta, 22 Januari 2007
Penguji I
Pembi
·1 Sidang Munaqasyah
angkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Ora. Zahrot/; Nih ah M.Si NIP. 150 238 773 /
Anggota:
Pengu1.·1.'i~· . . . ./
11/ f;M /
7
~ /f,/// /, ~"
Pror!rl'am an Yasun, M.Si NIP. 130 351 146
MOTTO
" .. . J{I<DVP }I<D}IL}1J-{<PE.<RJVJI:N<;;JI:N. .. J}I:N<}}I:N<PE.1?/Jf}1J-{<B'F/l?J{'F/N'II
<DJI:N<T}l.1(V<TVm'U'l( <B'E<RJVJI:N<} .... :M}l.1(Jl. 1\fE<J3}1J-{}I<}I}I}I:N }I<D}I <DI
'TJI:N<;;JI:N:MV .... "(S<E:MJI:N<}JI<T!!!)
"'Waliai orang-orang yang 6eriman jauftifaft l?.§6anya/(gn d"ari prasangfta, /(grena se6agian
prasangl(g itu merupa/(gn d"osa ... ". (jl[:J{ujurat: 12)
iv
Persem6anan ini acfa[a/i,
6ingff....isan cinta cfan wujucf cfo 'a cfari
k,saua orang tua cfan se{uru/i, k,sCuargaff....u.
ABSTRAK
(C) Nur lslami
(A) F akultas Psikologi (B) J anuari 2007
(D) Hubungan Antara Prasangka dengan Keterancaman pada Etnis Betawi dan Etnis Madura di Cakung Jakarta Timur
(E) xv + 86 halaman + 3 lampiran (F) Prasangka dapat terjadi dalam hubungan berbagai kelompok, termasuk
dalam hubungan antara kelompok penduduk asli dan kelompok pendatang. Prasangka pada umumnya membawa dampak negatif, misalnya hubungan antar kelompok menjadi tidak harmonis dan bahkan menyebabkan konflik antar kelompok. Penelitian ini menggunakan kasus kelompok etnis Betawi dan kelompok etnis Madura di Cakung Jakarta Timur. Kelompok etnis Betawi merupakan penduduk asli sedangkan kelompok etnis Madura merupakan kelompok pendatang. Kedua kelompok etnis ini berulang kali terlibat konflik sehingga diduga hubungan kedua kelompok etnis tersebut di warnai dengan prasangka. Untuk mengetahui penyebab prasangka , dalam penelitian ini menggunakan teori identitas sosial dari Tajfel (1957). Menurut teori identitas sosial secara umum orang memiliki kecenderungan memandang dirinya secara positif daripada negatif. lmplikasi dari kecenderungan ini dalam tema kelompok adalah kecenderungan memandang kelompoknya sendiri lebih positif dibanding kelompok lain. Secara umum teori ini dibangun melalui tiga ide utama, yaitu kategorisasi, identifikasi dan komparasi (membandingkan) . Menurut Stephan (1999) dari studi dan sejarah mengenai hubungan antar kelompok, para peneliti dan para ahli berulang kali mengatakan bahwa ancaman dan rasa takut memiliki peranan penting dRlarn munculnya prasangka.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan adanya hubungan yang signifikan antara prasangka dengan keterancaman pada etnis Betawi dan etnis Madura di Cakung Jakarta Timur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan Jenis penelitian korelasional dan metode deskriptif untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Prasangka dengan Keterancaman pada etnis Betawi dan etnis Madura di Cakung Jakarta Timur. Subyek penelitian adalah kelompok etnis Betawi yang pernah berkonflik dengan kelompok
v
etnis Madura yang berada di Pedaengan Cakung Jakarta Timur dan kelompok etnis Madura yang pernah berkonflik dengan kelompok etnis Betawi yang berada di jalan Cacing Cakung Jakarta Timur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling (sampling acak sederhana), yakni teknik sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi.
Sedangkan pengumpulan data yang digunakan adalah angket yang berbentuk skala, yaitu skala Prasangka dan skala keterancaman. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Product Moment Pearson dengan menggunakan program SPSS versi 13.0.
Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai r- hitung 0, 632 dengan r ta be/ 0, 195 dengan taraf signifikansi 5% dan r- tabel 0,256 dengan taraf signifikansi 1%. Bila dibandingkan maka harga r- hitung lebih besardari pada r -ta be/, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1 %. Sehingga keputusan statistiknya adalah menolak HO dan menerima Ha yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara Prasangka dengan Keterancaman. Karena angka koefesien korelasi menunjukkan nilai positif (+), artinya terdapat hubungan positif antara Prasangka dengan Keterancaman. Angka koefesien korelasi menunjukkan nilai positif (+) menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat searah, artinya peningkatan satu varibel akan diikuti oleh peningkatan variabel lain. Atas dasar tersebut, maka diinterpretasikan bahwa semakin tinggi prasangka antar kelompok maka kelompok akan semakin sangat terancam keberadaan dirinya. Seba/iknya, semakin rendah prasangka antar kelompok, maka semakin kurang tingkat keterancaman yang dirasakan o/eh kelompok.
(G) Bahan Bacaan: 33 (1989-2006) + 9web
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang jika mengingat-Nya pasti jiwa akan terasa
sejuk (tathmain a/-qulub). Shalawat & salam bagi Rasulullah SAW, yang
kehadirannya adalah penyempurna bagi keagungan perilaku (makarim a/
akhlaq).
Meskipun skripsi ini hanya sebagian dari persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Psikologi, tapi karya sederhana inilah yang menjadi monumen dari
sebuah episode perjalanan kehidupan penulis selama menempuh
perkuliahan strata 1 (satu) yang dihiasi dengan suka dan duka.
Akhirnya, penulis pun hanya dapat mendo'akan seraya menghaturkan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skrispsi ini, yaitu:
1. lbu Ora. Netty Hartati, M.Si., Oekan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas nasehatnya.
2. lbu Ora. Zahrotun Nihayah, M.Si., Pembantu Oekan Bidang Akademik
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas
bimbingannya.
3. Bapak Prof. Hamdan Yasun M.Si (Pembimbing I) dan Gazi Salom, M.Si
(Pembimbing II). Penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan
vii
kepada beliau berdua karena sebagian waktu dan pikirannya .
4. Kedua orang tua tercinta, Bapak dan Mamah (Nur Santoso & Mas.ropah)
yang tak kenal lelah berjuang dan berkorban untuk memberikan yang
terbaik kepada penulis (terimakasih atas yang kalian berikan selama ini),
nenek ku tersayang (Hj. Gapun) yang slalu ada untuk penulis dan selalu
meniupkan do'a untuk penulis, Alm. Kakek "aku sudah mewujudkan
harapan mu kek". Pa'de H. Sukma dan Mama Hj. lsmilah, Mas Narto &
Ka Eni, Mas Naen & Ka Mut, terima kasih atas dukungannya, baik materiil
maupun non materiil, Uve,Dewi, Bang Uki & Diana terima kasih atas
nasehatnya yang tak ternilai , Bapak Arbi dan Mama Kunon, paman
H. Nasir Arfat & tante Hj. Titin Fatimah, om Lapan & tante Elli terima
kasih atas kebaikan kalian yang slalu memberikan motivasi dan
meniupkan doa kepada penulis, om Nanang & tante mia terima kasih
semuanya, Tante Emmah S.Sos & Om Indra Satria S.Sos makasih atas
do'a dan dukungannya. Tidak lupa untuk adik-adik kecil yang selalu
menghibur: Adli, Labib, ina (dora), Syehu, Syakur, Arini, Faizah, dan Nita.
5. Galon suami terkasih dan tercinta (Fikri Deva Ariesta S.Si) yang tiada
henti memberil<an motivasi dan sugesti kepada penulis setiap waktu.
Terima kasih atas semua yang engkau beril<an.
6. K.H. Moh. Ali Shodiqin beserta seluruh keluarga besar Pondol< Pesantren
Daarul Akhyar Ciasem Subang Jawa Barat yang selalu ada saat penulis
viii
membutuhkan spirit dan telah mengajarkan indahnya kehidupan santri
kepada ku serta tak pernah henti mendoakan ku.
7. Teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2002/2003 yang selalu
semangat dalam belajar. Juga untuk sahabat-sahabatku Apiep, Yayah,
Jhantul, Syidar, Chatu, Uci, iis, Petty, Dwi, Yanie, Lika, Kak Nita, Ka
lmoenk, Najat, Rose, Bhabay, Tuti, Mbah Orion, Chamy, Jhali & Shanti,
armada 135 (Tj.Priuk-Ciputat) dan yang lainnya yang selalu ada walau
coba mendera. Terimakasih, semoga persahabatan ini selalu kukuh
dalam naungan-Nya.
8. Perpustakaan Umum Psikologi UIN dan Perpustakaan Umum Universitas
Indonesia yang banyak memberikan kemudahan bagi penulis dalam
mencari referensia. Orang Betawi & orang Madura Cakung Jakarta Timur
yang bersedia menjadi sampel penelitian ini. Serta semua pihak yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang turut membantu
terselasaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan
kalian.
Saya menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan pelaksanaan penelitian mendatang.
ix
Pada akhirnya, saya berharap skripsi ini dapat saya aplikasikan dalam
penelitian sehingga memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dalam dunia Psikologi.
Jakarta, 22 Januari, 2007
Nur lslami
x
DAFTAR ISi
HALAMAN JUDUL ............................................................................... .
HALAMAN PERSETUJUAN ....................... ..... ................ ... .................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................... ........... ............. ...... ........... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............. ... ................................... .......... iv
ABSTRAKSI .. .. ... .. ........ .......................... ... ..... .............................. ..... .... v
KATA PENGANTAR .............................................................................. vii
DAFT AR ISi . .. .. ........... .. .. .. .................. ......... .. ... ... ....... ... ........ ................ xi
DAFT AR T ABEL .. ..................... .................... ............. ....... ............... ...... xv
BAB I PENDAHULUAN ·1-13
1.1. Latar Belakang Masalah ........... .. ............. ... ....................... 1
1.2. ldentifikasi Masalah ........................................... ................ 9
1.3. Perumusan Masalah ............................................... ... ... .... 10
1.4. Pembatasan Masalah ........................................................ 10
1.5. Tujuan Penelitian ............................................................... 11
1.6. Manfaat Penelitian ............................................................. 11
1.6.1. Manfaat Teoritis .................................................... 11
1.6.2. Manfaat Praktis ..................................................... 12
1. 7. Sistematika Penulisan . ............ .. ................ ...... .................. 12
BAB II KAJIAN TEORI 14-49
2.1. Prasangka .. .. ...... .. .. .... .. ............ ............. ............ ............... 14
2.1.1. Pengertian Prasangka .... ............... ..... .. .... .. .. ........ 14
2.1.2. Sumber-sumber Prasangka .................................. 16
2.1.2.1. Sumber Sosial ............. :........................... 16
2.1.2.2. Sumber Emosional .................................. 18
2.1.2.3. Sumber Kognitif ...................................... 19
2.1.3. Komponen Prasangka ........................................... 22
2.1.4. Terjadinya Prasangka ...... ................................. ..... 23
2.1.5. Ciri Pribadi Yang Berprasangka............................. 28
2.1.6. Usaha Mengurangi Prasangka .............................. 28
2.1.7. Prasangka Dalam Pandangan Islam...................... 29
2.1.8. Prasangka dalam Perspektif ldentitas Sosial ......... 31
2.2. Keterancaman................................................................... 33
2.2.1. Ancaman Realistik ................................................. 33
2.2.2. Ancaman Simbolik ................................................. 34
2.2.3. Kecemasan Antar Kelompok ................... .............. 35
2.2.4. Stereotip Negatif .......................................... .......... 35
2.3. Suku Betawi ......... ..... ........................................................ 37
2.4. Suku Madura..................................................................... 41
2.5. Hubungan Antara Prasangka dan Keterancaman............. 43
2.6. Kerangka Berpikir ............................................................. 45
2.7. Hipotesis Penelitian........................................................... 49
xii
BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN 50·62
3.1. Jen is Penelitian . .. ........... ..... .......... ........ ........... ... ........... .. 50
3.2. Definisi Operasional.......................................................... 51
3.2.1. Variabel Terikat ..................................................... 52
3.2.2. Variabel Bebas ...................................................... 52
3.3. Populasi Dan Sampel .... .......... .. .............. ....... ......... ......... 53
3.4. Teknik Pengambilan Sampel ........................................... 55
3.5. lnstrumen Pengumpulan Data ......................................... 55
3.6. Teknik Uji lnstrumen ........................................................ 60
3.6.1. Uji Validitas ........ ................. ................................... 60
3.6.2. Uji Reliabilitas ........................................................ 61
3.7. Teknik Analisa Data.......................................................... 62
BAB IV PRESENTASI DAN ANALISA DATA 63-82
4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian .......... ..................... 63
4.2. Penyajian Data ................................................................. 66
4.2.1. Uji lnstrumen ......................................................... 66
4.2.2. Uji Persyaratan ..................................................... 67
4.2.2.1. Uji Normalitas.... ............. ..... ..................... 67
4.2.2.2. Uji Homogenitas....................................... 70
4.2.3. Penyebaran Responden ....................................... 72
4.2.3.1. Pada Kelompok Etnis Betawi ................... 73
xiii
4.2.3.2. Pada Kelompok Etnis Madura.................. 76
4.2.4. Uji Hipotesis .. ... ................... .......... .. ... .. .. ..... ..... ..... .. 80
BAB V PENUTUP 83-88
5.1. Kesimpulan .............. ......... ...... ..................... .. ..... .. ... .. .. . ... 83
5.2. Diskusi .......... ........ ... .. ...................................... ................ 83
5.3. Saran ... . ........................................ ..... .. ...... ...... .. ... ..... ...... 86
DAFT AR PUST AKA
LAMPI RAN
xiv
DAFTAR TABEL
2.1 Skema Kerangka Berpikir ............................................................... 47
2.2 Skema Kerangka Berpikir ..... ............. ............. .......... ... ..... .............. 48
3.1 Blue Print Skala Prasangka ............. ................ ................ ............... 57
3.2 Blue Print Skala Keterancaman ... ........................... .............. ......... 59
4.1 Gambaran Umum Subyek Pada Etnis Betawi ................................ 63
4.2 Gamba ran Umum Subyek Pada Etnis Madura ................... ........... 64
4.3 Nilai Uji Normalitas Pada Etnis Betawi ........................................... 68
4.4 Nilai Uji Normalitas Pada Etnis Madura ......................................... 69
4.5 Nilai Uji Homogenitas Pada Etnis Betawi ....................................... 70
4.6 Nilai Uji Homogenitas Pada Etnis Madura ..................................... 70
4. 7 Nilai Uji Statistik Deskriptif Pada Etnis Betawi ............................... 71
4.8. Nilai Uji Statistik Deskriptif Pada Etnis Madura............................... 72
4.9. Kategorisasi Skor Skala Prasangka Pada Etnis Betawi.................. 74
4.10 Kategorisasi Skor Skala Keterancaman Pada Etnis Betawi............ 76
4.11 Kategorisasi Skor Skala Prasangka Pada Etnis Madura ................ 77
4.12 Kategorisasi Skor Skala Keterancaman Pada Etnis Madura.......... 79
4.13 Nilai Uji Hipotesis Pada Etnis Betawi .............................................. 80
4.14 Nilai Uji Hipotesis Pada Etnis Madura............................................. 81
4.15 Nilai Uji Hipotesis Pada Etnis Betawi Dan Etnis Madura ................ 81
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Prasangka adalah praduga yang bisa berkonotasi positif atau negatif
terhadap suatu objek. Prasangka dalam bahasa Arab adalah dzan.
Prasangka yang berkonotasi positif disebut dengan husnuzhan sedangkan
prasangka yang berkonotasi negatif diistilahkan Suudzhan. Prasangka adalah
fenomena persepsi. Kita menerima informasi mengenai objek lalu
mempersepsikannya. Persepsi kita tentang sesuatu sangat tergantung
seberapa banyak informasi yang peroleh tentangnya. lnformasi yang sedikit
dan hanya satu sisi tentu saja akan menyebabkan persepsi seseorang
terhadap sesuatu mengalami bias. Semakin bias sebuah informasi, maka
prasangka pun semakin menjadi.
Manusia tidak bebas dari prasangka sejak lahir dari Jiang rahim hingga masuk
liang kubur. Manusia bisa berprasangka terhadap apapun mulai dari
makanan yang dimakan, pakaian yang disandang, peralatan yang diiklankan
di TV, berita yang tertulis di surat kabar, kendaraan yang ditumpangi, buku
yang dibaca hingga tokoh yang naik daun. Objek prasangka bisa hal biasa
yang dipandang nista hingga hal yang luhur dipandang agung . Manusia bisa
1
2
berprasangka terhadap nama, gelar, jabatan, pekerjaan dan lain-lain.
Manusia pun bisa berprasangka terhadap pakaian yang dikenakan orang lain,
kelompok tempat orang berafiliasi, rekan-rekan yang menjadi sahabat bahkan
pada aktifitas keagamaan yang digeluti (Gani Chairul, dalam http://www.mail
archive.com/[email protected]/msg00085.html).
Di masyarakat yang multi etnik, ragam kultur, aneka bahasa, macam agama
dan keyakinan ini berpeluang untuk terpancing prasangka negatif terhadap
orang lain cukup besar. Prasangka negatif ini dalam beberapa hal mungkin
hanya memicu kelucuan saja, namun dalam tingkat yang lebih parah bisa
memicu perkelahian, pembunuhan massal hingga penghapusan etnik
tertentu.
Prasangka dapat terjadi dalam hubungan antar kelompok, misalkan saja
antar kelompok penduduk asli dengan kelompok pendatang. Permasalahan
mengenai sikap penduduk asli terhadap pendatang merupakan masalah yang
tetap relevan hingga kini karena terjadi peningkatan arus migrasi dalam
beberapa dekade belakangan ini. Diantara berbagai faktor yang
mempengaruhi arus migrasi adalah perubahan ekonomi global, konflik etnis
dan politik, peningkatan sarana komunikasi dan transportasi. Menurut
Sarwono (2006) imigrasi juga dapat menjadi sumber ketegangan antara
penduduk asli dan pendatang, akibat persaingan untuk mendapatkan
berbagai sumber yang sifatnya terbatas, misalnya pekerjaan.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Rystad dalam Esses (2001) mengatakan
bahwa para pendatang seringkali dijadikan sasaran kejahatan, diperlakukan
berbeda (diskriminasi) dan dibenci oleh kelompok penduduk asli. Berbagai
perlakuan tersebut tidak muncul begitu saja tetapi disebabkan oleh beberapa
faktor, yang pertama : adalah fakta bahwa kelompok pendatang kebanyakan
berasal dari daerah miskin. Faktor yang kedua : adalah kehadiran pendatang
dianggap sebagai ancaman oleh penduduk asli dalam lapangan kerja. Dan
faktor yang ketiga : adalah para pendatang tidak mau menyesuaikan diri
dengan budaya yang dominan. Berbagai faktor tersebut membuat sikap
penduduk asli terhadap pendatang seringkali bersifat negatif atau diwarnai
oleh prasangka .
Dalam masyarakat di Indonesia, salah satu contoh konflik antar penduduk
3
asli dengan kelompok pendatang adalah konflik antara kelompok etnis Betawi
dengan kelompok etnis Madura di Cakung Jakarta Timur. Konflik antara r
kedua kelompok etnis tersebut telah berlangsung lama clan terjadi berulang
kali sehingga diduga terdapat unsur prasangka yang mempengaruhi
terjadinya konflik antar kedua kelompok etnis tersebut.
4
Sensus Penduduk tahun 2006, jumlah penduduk Provinsi OKI Jakarta
tercatatsebanyak 7.512.323 juta jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut,
tercatat 35, 16 persen adalah etnis Jawa, Betawi 27,65 persen, etnis Bugis
2,59 persen, Madura 3,57 persen, Banten 0,48 persen, Banjar 0,25 persen,
dan etnis lainnya 6,48 persen.Keragaman etnis kota Jakarta sebenarnya
telah terbentuk sejak masuknya imperialis Baral ke Indonesia pada akhir
abad ke-15. Kola Batavia yang dibentuk Verenigde Oostindische Compagnie
(VOC) pada tahun 1619 disiapkan sebagai kota dagang dari berbagai penjuru
dunia ( lneke, dalam
http://www.bamu.dikmentidki.go.id/budaya/index.php?jns=l&bg=l07&id buda
ya=25).
Dalam harian ibukota Kompas edisi Sabtu 2 Maret 2002, diberitakan telah
terjadi bentrok di Ujung Menteng, Cakung antara kelompok etnis Betawi dan
kelompok etnis Madura. Sebanyak 17 orang Iuka-Iuka terkena sabetan
senjata tajam dan pecahan botol dalam bentrokan antar dua kelompok
masyarakat yang berbeda etnis di Kelurahan Ujung Menteng, Jakarta Timur,
Kamis (28/2) malam hingga Jumat (1/3) dini hari sekitar pukul 02.00.
Menurut laporan Pusat Pengendalian Ketegangan Sosial (Pusdalgangsos)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) OKI Jakarta, bentrokan itu berawal dari
kejadian hari Selasa (26/2). "Berawal saling meledek masalah perempuan
antara remaja RW 02, RW 03, Kelurahan Ujung Menteng, Kecamatau
Cakung, Jakarta Timur yang kebetulan etnis Betawi dengan remaja RW 05,
tetangganya, yang kebetulan etnis Madura," demikian laporan
Pusdalgangsos OKI Jakarta. Pada saat itu juga perselisihan didamaikan
Lurah Ujung Menteng dan Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Metro Cakung.
Namun, ternyata persoalan tidak selesai dan kembali meletup Jumat subuh.
Hingga Ju mat sore, kerumunan massa terlihat di beberapa sudut jalan dan
beberapa kelompok pemuda sudah menyiapkan senjata di tangan seperti
golok, celurit, dan parang. Warga semakin merasa khawatir karena tersebar
isu bakal dilakukan sweeping oleh sekelompok massa terhadap salah satu
etnis yang terlibat bentrokan.
Berbeda dengan laporan Pusdalgangsos OKI Jakarta yang menyebutkan
bentrokan bermula dari pertengkaran antar pemuda soal perempuan,
sedangkan menurut Kepala Dinas Penerangan (OISPEN) Polda Metro Jaya
menyebut bentrokan berawal dari rebutan tempat putaran kendaraan yang
biasa dijaga Pak Ogah dan setiap kendaraan yang memutar dimintai uang
minimal Rp 100.
5
6
Konflik yang terjadi berulang kali tersebut membawa berbagai dampak
negatif, baik bagi individu secara pribadi, bagi kelompok etnis yang .•
bersangkutan maupun bagi daerah tempat berlangsungnya konflik tersebut.
Bagi individu konflik tersebut menyebabkan kematian baik bagi dirinya sendiri
maupun orang-orang yang dekat dengannya. Selain itu individu juga
menderita kerugian baik secara materiil (kehilangan harta benda, rumah,
lahan pekerjaan dan sebagainya) maupun imateriil (perasaan terancam,
perasaan kehilangan dan terusir).
Sebagaimana yang telah disebutkan, prasangka membuat hubungan
interpersonal dengan individu anggota kelompok yang dikenai prasangka
menjadi tidak sehat. lndividu menilai, individu lain hanya berdasarkan
keanggotaanya dalam suatu kelompok tanpa didasari oleh keinginan untuk
mengenal karakteristik individu tersebut yang sebenarnya. Apabila prasangka
dibiarkan terus berkembang maka hal ini membuat hubungan antar kelompok
menjadi tidak harmonis, saling curiga dan terjadi diskriminasi. Segala sesuatu
yang berkenaan dengan outgroup dinilai secara negatif. Hal ini berarti
prasangka dalam masyarakat menjadi sesuatu yang berbahaya. Apabila
terjadi pertikaian sedikit saja antara kedua anggota kelompok yang pernah
bertikai, hal itu dapat menyulut terjadinya konflik antar kelompok yang lebih
besar.
Demikian pula halnya dengan kasus kelompok etnis Betawi dan kelompok
etnis Madura. Proses berpikir ingroup-outgroup pada masing-masing __
kelompok etnis menimbulkan prasangka antara kedua kelompok etnis
tersebut. Hubungan antar kelompok menjadi tidak sehat. Apabila terjadi
pertikaian antar individu dari kedua kelompok etnis tersebut, namun karena
terdapat prasangka yang mewarnai hubungan antar kelompok. Jadi, dapat
dikatakan bahwa prasangka memiliki peranan dalam terjadinya konflik antar
kelompok etnis Betawi dengan kelompok etnis Madura. Dampak yang
ditimbulkan oleh prasangka pada umumnya bersifat negatif maka
mempelajari prasangka dan penyebab terjadinya prasangka merupakan hal
penting.
Dari kasus tersebut dapat di simpulkan bahwa prasangka buruk itu secara
langsung dapat menimbulkan keterancaman bagi individu yang berprasangka
atau individu yang tidak berprasangka pun jadi ikut terancam jiwa dan
raganya. Menurut Stephan dalam Christanti (2003), dikatakan bahwa
perasaan terancam tersebut disebabkan oleh beberapa sumber
keterancaman yaitu keterancaman realistik, keterancaman simbolik, steriotip
negatiif dan kecemasan kelompok.
Keterancaman realistik adalah keterancaman yang dirasakan oleh kelompok
dalam hal kekuasaan politik ekonomi. Keterancaman ini biasanya terjadi
7
karena persaingan dalam lapangan pekerjaan atau perebutan kekuasaan
atau pengaruh dalam masyarakat. Keterancaman simbolik adalah
keterancaman yang berkaitan dengan ancaman terhadap nilai atau budaya
kelompok, akibat perbedaan budaya antara dua kelompok yang berbeda.
Stereotip negatif adalah pengetahuan atau keyakinan tertentu yang bersifat
negatif tenteng kelompok lain. Sedangkan kecemasan antar kelompok
diartikan sebagai perasaan cemas suatu kelompok sebagi akibat
kekhawatiran akan penolakan oleh kelompok lain. (Christanti, 2003)
8
Dalam kajian ilmu Psikologi terdapat banyak teori yang menerangkan
penyebab suatu kelompok memiliki prasangka terhadap kelompok lain. Salah
satunya teori identitas sosial dari Tajfel yang menganggap bahwa prasangka
terjadi karena identifikasi individu terhadap kelompoknya. Menurut Tajfel teori
identitas sosial dapat digunakan untuk menjelaskan prasangka dan konflik
antar kelompok, menurutnya individu menggunakan keanggotaan mereka
dalam suatu kelompok sebagai sumber kebanggaan diri karena keanggotaan
dalam kelompok dapat membuat diri individu memiliki identitas diri dan self
esteem. Pada saat kelompok sukses, self esteem individu akan tetap naik,
dan sebaliknya ketika kelompok gaga! maka self esteem individu ikut
terancam. lndividu merasa harus mempertinggi ketertarikan kepada
kelompoknya dan meningkatkan kekerasan kepada kelompok lain. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Duckit & Mputhing (1997), yang membuktikan
bahwa identifikasi individu pada kelompoknya berpengaruh terhadap sikap
individu terhadap kelompok luar (Ivana, 2001).
Selain disebabkan oleh keterancaman. Prasangka juga dapat disebabkan
oleh perbedaan individu dalam melihat posisi kelompok dalam masyarakat.
Dalam kasus kelompok etnis Betawi dengan kelompok etnis Madura,
kelompok etnis Madura merupakan kelompok etnis pendatang.
Fenomena prasangka yang terjadi antara kelompok etnis Betawi dengan
kelompok etnis Madura yang terjadi di kawasan Cakung Jakarta Timur
menarik untuk diteliti. Karena itu oleh peneliti dijadikan bahan untuk
menyusun skripsi sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan
program Strata 1 (S 1) yang peneliti tuangkan dalam judul : HUBUNGAN
ANTARA PRASANGKA DENGAN KETERANCAMAN PADA ETNIS
BETAWI DAN ETNIS MADURA DI CAKUNG JAKARTA TIMUR
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari masalah-masalah yang telah disebutkan diatas dan juga berdasarkan
pendapat-pendapat para ahli seperti Sarwono, Esses dan berbagai sumber
lain baik itu dari dunia maya (internet) serta fenomena yang sering terjadi
saat ini, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
9
a. Apa sajakah penyebab (antecedence) prasangka pada etnis Betawi dan
etnis Madura di Cakung Jakarta Timur ?
10
b. Bagaimanakah efek (consequence) prasangka yang dirasakan oleh etnis
Betawi dan etnis Madura di Cakung Jakarta Timur ?
c. Apakah terdapat hubungan antara prasangka dengan keterancaman
antara etnis Betawi dan Madura di Cakung Jakarta Timur?
d. Adakah perbedaan keterancaman antara etnis Betawi dan etnis Madura di
Cakung Jakarta Timur ?
1.3. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas penulis
merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara
prasangka dengan keterancaman pada etnis Betawi dan etnis Madura
Cakung Jakarta Timur ?
1.4. PEMBATASAN MASALAH
Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi penulisannya antara lain :
a. Prasangka yang di maksud adalah evaluasi negatif seseorang atau
sekelompok orang terhadap orang atau kelompok lain, semata-mata
karena orang itu merupakan anggota kelompok lain yang berbeda dari
kelompoknya.
11
b. Subyek penelitian adalah kelompok etnis Betawi (asli) dan kelompok etnis
Madura (pendatang) yang pernah berkonflik.
c. Suku Betawi yang bertempat tinggal di daerah Pedaengan Jakarta Timur.
d. Suku Madura yang bertempat tinggal di daerah jalan Cacing Cakung
Jakarta Timur
1.5. TUJUAN PENELITIAN
Dengan mengacu kepada latar belakang dan perumusan masalah yang
dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara prasangka dengan keterancaman kelompok penduduk asli
(etnis Betawi) dan kelompok pendatang (etnis Madura) di Cakung Jakarta
Timur.
1.6. MANFAAT PENELITIAN
1.6.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan berbagai faktor
penyebab prasangka. Selain itu melalui penelitian ini juga diharapkan
dapat memperjelas hubungan antara keterancaman dan prasangka.
1.6.2. Manfaat Praktis
a. Untuk mengetahui berbagai faktor yang dapat menyebabka_n
prasangka dalam kelompok etnis Betawi dengan kelompok etnis
Madura di Cakung Jakarta Timur.
b. Dengan mengetahui penyebab terjadinya prasangka, maka
diharapkan dapat disusun sebuah program yang dapat
meminimalkan prasangka tersebut.
1.7. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam sistematika penulisan skripsi ini, dibuat dalam beberapa bab antara
lain :
BAB I : Berisi Pendahuluan , yang meliputi Latar Belakang Masalah,
ldentifikasi masalah, Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan
Penelitian serta Manfaat Penelitian.
BAB II : Berisi Kajian Teori yang berisi Prasangka, meliputi Pengertian
Prasangka, Sumber-sumber Prasangka, Komponen Prasangka, Terjadinya
Prasangka, Ciri Pribadi yang Berprasangka, Usaha Mengurangi Prasangka,
Prasangka dalam Pandangan Islam, Teori ldentitas Sosial, Keterancaman,
Suku Betawi, Suku Madura, Hubungan antara Prasangka dengan
Keterancaman, Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian.
12
13
BAB Ill : Berisi Metodelogi Penelitian yang meliputi Jenis Penelitian, Defenisi
Oprasional, Populasi dan Sampel, Teknik Pengambilan Sampel, lnst~umen
Pengumpulan Data, Tehnik Uji lnstrumen dan Tehnik Analisa Data.
BAB IV : Berisi tentang Hasil Penelitian, yang meliputi Gambaran Umum
Subyek Penelitian, Penyajian Data, Uji Persyaratan dan lnterpretasi Data.
BAB V : Adalah Bab penutup yang meliputi Kesimpulan, Diskusi dan Saran.
2.1. PRASANGKA
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1.1. Pengertian Prasangka
Menurut Nelson dalam Sarwono 2006, prasangka merupakan suatu evaluasi
negatif seseorang atau sekelompok orang terhadap orang atau kelompok
lain, semata-mata karena orang itu merupakan anggota kelompok lain yang
berbeda dari kelompoknya sendiri.
Sarwono (1999)mengatakan bahwa prasangka merupakan salah satu bentuk
sikap. Definisi sikap itu sendiri menurut Ajze dalam Sarwono (2006), adalah
reaksi penilaian favorable atau unfavorable dari individu terhadap benda,
individu lain, institusi atau kejadian. Berdasarkan pengertian sikap maka
prasangka dapat dikatakan merupakan penilaian individu terhadap suatu
obyek yang dapat berupa kelompok tertentu atau berupa individu lain yang
berasal dari kelompok tertentu. Hanya saja dalam hal ini sikap yang
ditunjukan bersifat negatif atau unfavorable.
Menurut Baron dan Byrne (1994): prasangka (prejudice) adalah sikap yang
biasanya negatif terhadap anggota-anggota suatu kelompok yang hanya
didasari keanggotaan mereka pada kelompok tersebut.
14
15
Gradasi prasangka menunjukan adanya distansi sosial antara in group dan
out group. Dengan kata lain, tingkat prasangka itu menumbuhkan jarak sosial
diantara anggota kelompok sendiri dengan anggota-anggota kelompok luar.
Prasangka bisa didefinisikan sebagai opini yang terlampau tergesa-gesa,
berdasarkan generalisasi yang terlalu cepat, sifatnya berat sebelah, dan
dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan) terhadap suatu
realitas.
Dalam kehidupan sehari-hari prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi atau
unsur afektif yang kuat. Karena sifatnya sering kaku atau fixed dan menetap
cukup lama, lebih cocok kalau disebut sebagai prasangka yang stereotip.
Prasangka sedemikian ini khususnya ditujukan pada kelompok luar.
Beberapa aliran dalam Psikologi mendefinisikan sebagai berikut (David 0.
Sears, et all, 1991 ):
1. Teori konflik realistik (realistic group conflict theories) beranggapan bahwa
prasangka timbul dari kenyataan adanya persaingan antar kelompok.
Menurut teori ini, prasangka dapat timbul dari adanya kompetisi antar
kelompok sosial. Adanya kompetisi ini melibatkan antar kelompok akan
saling melihat secara negatif yang semakin meningkat.
2. Teori kognitif (cognitive theories) beranggapan bahwa prasangka timbul
dari faktor sosial yang sederhana seperti kategorisasi dan penonjolan.
3. Teori psikodinamika (psychidinamic theories) beranggapan bahwa
prasangka timbul dari dinamika kepribadian individu yang khas. •
16
Berdasarkan teori yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
prasangka merupakan sikap yang bersifat apriori yang belum tentu benar
adanya.
2.1.2. Sumber-sumber Prasangka
Prasangka memiliki berbagai fungsi, oleh karena itu prasangka dapat ditinjau
dengan menggunakan berbagai sumber. Sumber-sumber prasangka terdiri
dari sumber sosial, sumber kognitif dan sumber emosional (Herek dalam
Myers, 1999).
2.1.2.1. Sumber Sosial, meliputi :
a. Perbedaan Sosial
Menurut Myers (1999), adanya perbedaan status antar
kelompok dapat menimbulkan prasangka. Stereotip disini dapat
merasionalisasikan status-status tersebut. Stereotip dapat
menjadi alasan dan penjelasan atas adanya perbedaan status
antar kelompok dalam masyarakat.
17
b. ldentitas Sosial
Setiap manusia mendefinisikan mereka berdasarkan kejompok
sosialnya Turner dan Tajfel dalm Myers (1999) menyatakan
bahwa manusia melakukan : (a) katagorisasi, yaitu
pengelompokan terhadap setiap individu kedalam kelompok
kelompok serta memberikan label kepada mereka berdasarkan
kelompok-kelompok tersebut. (b) identifikasi, yaitu proses
dimana individu mengasosiasikan diri mereka dengan
kelompok-kelompoknya. (c) komparasi, yaitu proses dimana
individu membandingkan kelompoknya dengan kelompok lain.
Hal tersebut akan membagi dunia individu menjadi dua katagori
yang berbeda, yaitu dengan orang lain yang satu kelompok
dengannya (ingroup) dan orang lain yang berbeda kelompok
dengannya (outgroup). lngroup didefinisikan sebagai kelompok
individu yang memiliki rasa saling memiliki dan suatu perasaan
yang sama mengenai identitas mereka, sedangkan outgroup
didefinisikan sebagai kelompok individu yang dipersepsikan
secara nyata berbeda atau terpisah dengan ingroup
(Myers, 1999).
c. Konformitas
Menurut Feldman (1995) konformitas adalah perubahan tingkah
laku individu karena adanya keinginan untuk mengikuti
keyakinan dan standar orang lain. Ketika prasangka diterima
secara sosial, orang lain akan cenderung menerima apa yang
diterima oleh lingkungan mereka. Prasangka gender adalah
salah satu contoh prasangka yang banyak dipertahankan
berdasarkan konformitas.
18
d. Dukungan lnstitusi (Institutional Support)
Media komunikasi sebagai salah satu institusi, baik cetak
maupun elektronik merupakan sumber yang sangat
berpengaruh dalam berkembangnya prasangka. lndividu yang
mendapatkan informasi mengenai kelompok minoritas melalui
media akan memiliki pandangan sebatas pada gambaran yang
diberikan oleh media tersebut. Manusia cenderung untuk
mempercayai atau menilai benar terhadap sesuatu jika mereka
mendapatkan informasi tersebut melalui media.
2.1.2.2. Sumber Emosional
a. Frustasi dan Agresi
Penelitian menyebutkan bahwa orang-orang yang berada dalam
mood yang tidak menyenangkan akan bertingkah laku lebih
negatif pada kelompok-kelompok lain (Esses & Zanna, 1995
dalam Myers, 1999). Salah satu sumber frustasi adalah
kompetisi. Dalam Realistic group conflict theory dijelaskan
19
bahwa prasangka muncul ketika kelompok berkompetisi untuk
sumber yang langka.
b. Personality Dynamic
Kebutuhan akan status dan belonging : prasangka lebih sering
terjadi pada mereka yang memiliki status sosial ekonomi rendah
dan orang-orang yang positif self image mereka terancam.
2.1.2.3. Sumber Kognitif
a. Kategorisasi
Kategorisasi sosial merupakan suatu cara dalam
menyederhanakan dunia sosial dengan mengelompokan
berbagai hal yang ada kedalam suatu kelompok tertentu
berdasarkan kesamaan atau karakteristik yang sama. Lebih
lanjut Feldman 1995 menjelaskan proses kategori sosial dapat
menimbulkan beberapa kesalahan dalam melakukan persepsi
sosial adalah outgroup homogenity bias, yaitu persepsi individu
bahwa anggota-anggota yang berada pada kelompok outgroup
bersifat homogen atau memiliki tingkat variabilitas yang rendah.
b. Stimulus Khusus
Menurut Baron & Byrne (2000) menyatakan bahwa individu
yang berbeda dari individu lainnya serta berbagai kejadian-
20
kejadian yang tidak biasanya akan menaril< perhatian atau
mengubah pendapat orang lain. Hal ini terjadi karena kE}tika
seseorang terlihat menonjol didalam suatu kelompok maka ia
akan cenderung dipandang sebagai penyebab dari berbagai hal
yang terjadi (Taylor & Fiske, 1978 dalam Myers, 1999).
Seseorang yang lebih menonjol tersebut terkadang juga
mengetahui bahwa orang-orang disekeliling mereka bereaksi
terhadap perbedaan yang dimilikinya. Hal ini ditandai dengan
adanya cara memandang yang lebih buruk dari orang lain,
komentar yang tidak sensitif, serta adanya perlakuan yang
buruk (Swim & Others, 1998 dalam Myers, 1999).
c. Atribusi
Menurut Feldman dalam Myers (1999) individu yang
berprasangka secara sistematik akan menyelewengkan atribusi
mereka terhadap target prasangkanya dengan membuat
atribusi yang mernyenangkan mengenai kelompok mereka
(mayoritas) dan membuat atribusi tidak menyenagkan terhadap
anggota minoritas (yang diprasangkai). lndividu sering membuat
fundamental attribution error, yaitu kecenderungan individu
mengatribusikan perilaku orang lain pada disposisi mereka dan
mengabaikan faktor situasional. Hal ini terjadi karena individu
yang berprasangka lebih terfokus pada individu yang
diprasangkai daripada faktor situasi (Myers, 1999).
d. Stereotip
Definisi stereo rnenurut Lippman dan Nelson dalarn Myers
(1999) adalah kecenderungan seseorang untuk rnenganggap
orang lain atau sesuatu secara sarna (rnerniliki atribut yang
sarna) berdasarkan persarnaan ciri yang terdapat pada setiap
anggota.
Menurut Baron & Byrne dalarn Myers (1999) stereotip dapat
berbentuk positif maupun negatif. Lebih lanjut stereotip negatif
menurut Vaughn & Hoog dalam Gerungan (2000) merupakan
proses sentral dari prasangka dan diskriminasi. Lapore &
Brown dalam Gerungan (2000) juga mengatakan bahwa
terdapat hubungan antara stereotip dengan prasangka.
Prasangka ini tidak digunakan sejak lahir, prasangka ini
terbentuk selama manusia berkembang, baik dengan cara
didikan ataupun dengan cara identifikasi dengan orang lain
yang sudah berprasangka.
Dari uraian diatas dapat di peroleh kesimpulan bahwa prasangka
mempunyai fungsi heuristic (jalan pintas), yaitu langsung menilai sesuatu
tanpa memprosesnya secara terinci dalam alam pikiran (kognisi) individu.
21
22
Dari berbagai sumber prasangka yang diuraikan diatas juga dapat diketahui
bahwa manusia merupakan makhluk yang bisa berprasangka terhadap
apapun dan manusia cenderung mendefinisikan diri mereka berdasarkan
kelompok sosialnya, jadi, ketika prasangka itu diterima secara sosial, maka
orang lain cenderung menerima apa yang diterima oleh lingkungan mereka.
2.1.3. Komponen Prasangka
Sejalan dengan persetujuan prasangka dari para ahli diatas, Myers 1999 juga
menyatakan bahwa prasangka merupakan sikap yang didefinisikan sebagai
kombinasi yang jelas dari perasaan (feelings), Kecenderungan untuk
bertingkah laku (inclination to act), dan beliefs. Kombinasi tersebut disebut
ABC of attitudes, yang terdiri dari affect (feelings), behaviour tendency
(inclination to act) dan cognition (beliefs).
Berikut ini akan dijabarkan satu demi satu komponen sikap, yaitu (Ajze, 1998) :
a. Komponen Kognitif
Komponen ini berkaitan dengan beliefs, ide, dan konsep atau
merefleksikan pengetahuan atau pengenalan tentang obyek sikap.
Keyakinan, ide, konsep, ataupun pengetahuan terbentuk dari apa yahg
telah kita lihat atau alami. Berdasarkan pengalaman tersebut kemudian
terbentuk suatu ide, pengetahuan, dan sebagainya mengenai sifat atau
karakteristik umum dari suatu obyek. Keyakinan atau ide itu tidak selalu
23
akurat, karena kadang kala keyakinan atau ide terbentuk justru tanpa
adanya informasi yang tepat mengenai obyek yang dihadapi. Fungsi dari
komponen ini adalah untuk menjawab pertanyaan apa yang dipikirkan
atau dipersepsikan seseorang atau masyarakat tentang suatu obyek.
b. Komponen Afektif
Komponen ini berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang dal,am
bentuk perasaan positif maupun negatif terhadap obyek sikap. Komponen
ini akan menjawab pertanyaan tentang apa yang dirasakan seseorang
atau masyarakat terhadap suatu obyek.
c. Komponen Konatif
Komponen ini merupakan kecenderungan bertingkah laku, intensi,
komitmen, dan tindakan nyata yang mengarah pada obyek sikap. Dengan
kata lain merupakan kesediaan mental untuk melakukan perbuatan atau
tingkah laku sehubungan dengan obyek sikap. Komponen ini akan
menjawab pertanyaan bagaimana kesiapan seseorang atau masyarakat
untuk bertindak terhadap suatu obyek sikap. Sehubungan dengan
komponen konatif, Fishbein dan Ajze 1975 dalam Ajze 1998 mengatakan
bahwa setelah komponen konatif ini akan muncul perilaku nyata yang
dapat terobservasi.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, maka dapat diketahui
bahwa prasangka terdiri dari beberapa komponen sikap yang mal:ling
masing memiliki fungsinya sendiri-sendiri.
2.1.4. Terjadinya Prasangka
24
Prasangka tidak terjadi begitu saja tetapi terdapat berbagai faktor yang
mendorong timbulnya prasangka. Menurut Feldman (1998) menyatakan
bahwa dalam bidang Psikologi Sosial, proses terjadinya prasangka dalam diri
individu dapat di jelaskan melalui beberapa pendekatan yaitu:
a. Social Learning view
Pendekatan belajar sosal ini didasarkan pada teori belajar social yang
dikemukakan oleh Bandura. Dikatakan bahwa individu dapat memiliki
stereotip tentang kelompok tertentu dan prasangka tehaclap kelompok
tertentu melalui proses pembelajaran social. Lebih lanjut dijelaskan oleh
Kryznowsk & Stewin 1985 dalam Feldman (1998) bahwa clalam pandangan
belajar social individu membangun prasangka dan stereotip mengenai
anggota suatu kelompok tertentu sesuai dengan apa yang mereka pelajari
dari pengetahuan atau sikap individu lain terhadap anggota kelompok
tersebut. Model yang individu tiru sikapnya adalah individu lain yang ada
disekitarnya, misalnya orang tua, teman, dan guru. Dengan menggunakan
reinforcement yang diberikan kepada individu secara langsung atau
25
mengamati reinforcement yang diberikan kepada individu lain maka seorang
anak belajar membentuk sikap dan memperoleh pengetahuan atau kE!lyakinan
mengenai anggota suatu kelompok tertentu. Misalkan saja, apabila seorang
anak laki-laki hidup dilingkungan yang menganggap perempuan sebagai
warga kelas dua, maka terbentuk perilaku dan sikap anak terhadap
perempuan yang sama seperti orang-orang yang ada dilingkungannya.
b. The Authoritarian Personality
Menurut Adorno dalam Feldman (1998) sikap negatif terhadap individu dari
kelompok lain hanya dimiliki oleh individu yang memiliki kepribadian tertentu
yang muncul sebagai akibat pola asuh orang tua semasa individu masih kecil.
Pola asuh yang diterapkan biasanya berupa disiplin yang keras disertai
hukuman fisik bila individu melakukan kesalahan dan orang tua jarang
menampakkan afeksinya. Karena orang tua memiliki kekuasaan yang besar
maka individu tidak dapat menunjukan kemarahannya atau perasaannya
pada orang tuanya secara langsung sehingga individu menekan semua
kemarahan dan perasaannya. Dalam keadaan tersebut sering kali individu
melakukan mekanisme pertahanan diri berupa displacement yaitu
memindahkan sasaran kemarahannya tersebut kepada sasaran lain yang
dianggap lemah dan tidak bisa melawan, misalkan kelompok minoritas dalam
masyarakat. Teori ini juga menjelaskan bahwa individu yang memiliki
kepribadian authoritarian yang tinggi diprediksikan juga mempunyai tingkat
prasangka yang tinggi terhadap berbagai kelompok masyarakat yang
berbeda dengan diri dan kelompoknya.
c. Realistic Conflict Theory
26
Dalam teori ini Sherif mengatakan bahwa prasangka merupakan hasil atau
akibat dari kompetisi langsung terhadap sesuatu yang berharga tetapi
jumlahnya terbatas. Jadi menurut teori ini segala yang dianggap berharga
dalam hidup, misalkan pekerjaan yang bagus, lingkungan yang aman dan
nyaman serta standar kehidupan yang baik, merupakan hal yang terbatas,
dan individu harus bersaing dengan individu lain untuk mendapatkan apa
yang mereka inginkan. Menurut Simpson & Yinger 1985 dalam situasi
kompetitif tersebut apabila individu menganggap individu yang berasal dari
kelompok lain (minoritas) dapat menggagalkan usaha mereka mendapatkan
sesuatu yang berharga, maka individu akan bersikap negatif dan
berprasangka terhadap kelompok minoritas (Simpson & Vinger, 1985: Lang
Ford & Ponting, 1992: Huddy & Sears, 1993: dalam Feldman 1998). Sebagai
contoh persaingan mendapatkan pekerjaan antara penduduk asli dan
pendatang mengakibatkan timbulnya prasangka dari penduduk asli terhadap
pendatang dan sebaliknya, apabila tidak dapat tertangani dengan baik dapat
menyebabkan konflik.
27
d. Relative Deprivasion
Relative Deprivasion terjadi apabila suatu kelompok atau individu me~asa
mengalami kekurangan sesuatu dibandingkan dengan kelompok lain yang
dianggap mendapatkan lebih. Menurut Sear & Mcconahay relative
deprivasion muncul manakala individu mengukur diri mereka dan
membandingkan dengan dunia sekitarnya, khususnya ketika mereka melihat
apa yang ditayangkan oleh telivisi. Sebagai contoh di Amerika Serikat pada
tahun '60-an, kelompok minoritas melihat bahwa pertumbuhan ekonomi yang
meningkat hanya menguntungkan kelompok tertentu kecuali kelompok
mereka. Pemikiran seperti itu (bahwa impian Amerika tidak dapat mereka
raih) menyebabkan munculnya kekerasan dan kejahatan diberbagai daerah
urban di Amerika Serikat. Jadi apabila masing-masing kelompok
menganggap bahwa mereka sudah mendapatkan sesuatu sesuai dengan
yang patut mereka dapatkan maka tidak akan terjadi prasangka.
Pertumbuhan prasangka dengan tidak sadar dan yang berdasarkan
kekurangan pengetahuan dan pengertian akan fakta-fakta kehidupan yang
sebenarnya dari golongan-golongan orang yang diprasangkai.
Faktor lainnya yaitu untuk kepentingan perseorangan atau golongan tertentu
yang akan memperoleh keuntungan atau rezekinya apabila mereka
memupuk prasangka social, seperti yang diuraikan oleh Prof. A. M. Rose
•. ,I '~, -, - .
i ii
dalam brosur UNESCO "The roots of prejudice", prasangka social deimikian
digunakan untuk mengeksploitasi golongan lain demi kemajuan --
perseorangan atau golongan sendiri ( Gerungan,2000).
2.1.5. Ciri Pribadi yang Berprasangka
Menurut Gerungan (2000) dalam penyelidikan Psikologi, terdapat beberapa
ciri-ciri pribadi orang yang mempermudah bertahannya prasangka, antara
lain:
1 . pada orang yang berciri-ciri tidak toleransi
2. pada orang yang kurang mengenal akan dirinya sendiri
3. pada orang yang kurang berdaya cipta dan tidak merasa aman,
4. pada orang yang memupuk khayalan-khayalan yang agresif dan
lain-lain.
2.1.6. Usaha mengurangi Prasangka
Usaha menghilangkan/ mengurangi prasangka dibedakan :
1. Usaha Preventif: lni berupa usaha jangan sampai orang (kelompok)
terkena prasangka. Menciptakan situasi atau suasana yang tentram,
damai, jauh dari rasa permusuhan, memperpendekjarak social (social
distance) sehingga tidak sempat timbul prasangka.
2. Usaha Curatif : Usaha menyembuhkan orang yang sudah terkena
28
prasangka. Usaha untuk menyadarkan bahwa prasangka adalah hal yang
29
selalu rnerugikan tidak ada hal yang bersifat positif bagi kehidupan
bersarna. (Abu Ahrnadi:1999).
3. Kontak Langsung antar kelornpok, karena ada keyakinan bahwa kontak
dapat rnenghilangkan stereotip kedekatan serta interaksi biasanya dapat
rneningkatkan rasa suka (Divid 0. Sears, 1991 ).
2.1.7. Prasangka dalam Pandangan Islam
"" :J-i_,.~.~:i-;J- ,,::I ~\,_i-f-·" ~.I ~f:.11~· (•<i '.:.·lj ~-1; ~ .Ji1·tfL -' . -' ,,.., ; ~ uP-"-! .......:....>,, ~ 01 ~ ~ Y'-4 U-, 'T. •
"~_,~~·~p 1::: ~f ~ Jf=t 0f ;_b.l;,.f ~.;J "1 ;,:1 p..,. :.'*l
Artinya :
'Wahai orang-orang yang berirnan jauhilah kebanyakan dari prasangka,
karena sebagian prasangka itu rnerupakan dosa dan janganlah karnu
mencari kesalahan orang lain dan janganlah karnu rnenggunjing sebahagian
yang lain. Sukakah salah seorang diantara karnu rnernakan daging
saudaranya yang sudah rnati, rnaka karnu rnerasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah rnaha penerirna taubat lagi
maha penyayang" (Al Hujurat:12).
30
Dalam firman Allah di atas, menyatakan bahwa prasangka sebagian darinya
adalah dosa. Yang dimaksud prasangka disini adalah menuduh jahat.pada
orang lain dalam kata lain berprasangka buruk.
Sesungguhnya prasangka buruk terhadap orang lain tanpa disertai fakta yang
benar. Prasangka akan mendorong manusia untuk berbuat ghibah
(menceritakan keburukan orang lain) dan membuat kerusal<an bagi orang
yang terkena sangkaan (Hasan Ayyub ;1994).
Prasangka akan menjadi dosa apabila, pertama, orang yang disangka jelek
itu orang rnuslim. Kedua, prasangka dalam hati ditetapkan menjadi tuduhan.
Ketiga, menuduh orang yang tidak perbah melakukan hal-hal yang
dituduhkan. Prasangka tidak menjadi dosa bila hanya berupa bisikan hati
sesaat (Hasan Ayyub;1994).
Prasangka dihasilkan dari perbuatan dan perkataan seseorang atau gerak
gerik orang yang rnendapat tuduhan tertentu dari orang lain. Biasanya
prasangka timbul bila seseorang berada dalam situasi dan posisi sulit. Secara
psikologis, prasangka dapat melahirkan kecenderungan hati untuk menuduh
orang lain yang menganggap jelek diri kita (Hasan Ayyub; 1994 ). Jadi
prasangka merupakan pandangan yang subyektif terhadap orang lain.
Rasulullah saw bersabda :
Artinya:
"Jauhilah prasangka, sebab prasangka itu pembicaraan yang paling dusta''.
(Hadist Muttafaq Alaih}.
2.1.8. Prasangka dalam Perspektif ldentitas Sosial
31
Teori identitas sosial ini dikembangkan oleh Tajfel dalam upaya untuk
menjelaskan prasangka, diskriminasi, perubahan social dan konflik antar
kelompok. Teori ini berasumsi bahwa secara umum orang memiliki
kecenderungan memandang dirinya secara positif daripada negatif. lmplikasi
dari kecenderungan ini dalam tema kelompol< adalah kecenderungan
memandang kelompoknya sendiri lebih positif dibanding kelompok lain.
Secara umum teori ini dibangun melalui tiga ide utama, yaitu kategorisasi,
identifikasi dan komparasi (membandingkan) (Sarwono, 2006).
Menurut Tajfel dan Turner dalam Lusiana (2004), hubungan antara kelompok,
masyarakat dan individu diperantarai oleh identitas sosial yang merupakan
keseluruhan dari identifikasi social yang digunakan oleh seseorang untuk
mendefinisikan dirinya. ldentitas sosial ini membahas mengenai karakteristik
dari kelompok sosial seseorang yang dapat diperoleh dari berbagai macam
keanggotaan dalam suatu kelompok sosial.
32
Lebih lanjut Baron & Byrne (1994), mengatakan bahwa identitas sosial
tersebut merupakan proses pengelompokan diri sendiri atau orang lain
kedalam berbagai kelas I kategori social, antara lain ras, seks, agama, kelas,
kewarganegaraan dan lain-lain.
Duckitt dan Mputhing dalam Lusiana (2004 )dalam suatu penelitiannya
membuktikan bahwa identifikasi individu pada kelompoknya berpengaruh
terhadap sikap individu terhadap kelompok luarnya. Menurut Tajfel teori
identitas sosial memiliki kontribusi untuk memahami proses intragroup dan
intergroup. Teori ini menyatakan bahwa individu tidak hanya menggunakan
suatu identitas personal untuk menjadi seorang yang unik, namun juga dari
identitas sosial yang merefleksikan keanggotaanya dalam berbagai
kelompok. Khususnya identitas sosial diartikan sebagai bagian dari self
concept individu yang berasal dari pengetahuannya sebgai anggota
kelompok sosial dan keterkaitan emosi dalam keanggotaanya tersebut.
Abraham & Hogg dalam Ivana (2001) menyatakan bahwa teori identitas
sosial dapat menjelaskan prasangka, diskriminasi, perubahan social dan
konflik antar kelompok. Sementara Tajfel dan Turner 1986 menyatakan.
bahwa hirarki struktur sosial berdampak pada diskriminasi intergroup dan
strategi meraih identitas sosial.
33
2.2. KETERANCAMAN
Karena istilah keterancaman ini belum popular dalam dunia Psilmlogi 'Clan
terdapat keterbatasan makna. Maka sebagai upaya untuk memahami
ancaman secara komprehensif, penulis menggunakan Integrated Threat
Theory yang dikemukakan oleh Stephan 1999. Menurut Stephan dari studi
dan sejarah mengenai hubungan antar kelompok, para peneliti dan para ahli
berulang kali mengatakan bahwa ancaman dan rasa takut memiliki peranan
penting dalam munculnya prasangka. Hal itu sejalan dengan pendapat
Howstone bahwa keterancaman merupakan salah satu penjelasan mengenai
terjadinya intergroup bias. Menurut Stephan dalam hubungan kelompok
terdapat empat macam ancaman, yaitu ancaman realistik, ancaman simbolik,
kecemasan dan stereotip negatif (Christanti, 2003).
2.2.1. Ancaman Realistik
Ancaman realistic merupakan bentuk ancaman yang berkaitan dengan
kekuasaan politik dan ekonomi yang dirasakan oleh suatu kelompck atau
ancaman terhadap rasa aman secara fisik dan mental terhadap anggota
suatu kelompok. Biasanya ancaman realistic merupakan faktor dominant
dalam membentuk prasangka terhadap kelompok tertentu. Konsep ancaman
realistic ini berasal dari Realistic Conflict Theory yang mengatakan bahwa
prasangka adalah hasil dari kompetisi untuk memperebutl<an sesuatu yang
berharga namun mempunyai keterbatasan jumlah (Feldman 1998 ).
34
Penelitian yang dilakukan oleh Hovland & Sears pada tahun 1940 (dalam
Saiwono, 1999) di beberapa Negara bagian di Amerika Serikat bagiaa
selatan dalam kurun waktu yang telah membuktikan bahwa semakin miskin
suatu daerah, semakin banyak kasus pengejaran dan pembunuhan terhadap
orang-orang kulit hitam. Ancaman realistik juga memasukan jenis ancaman
terhadap kesejahteraan kelompok, tidak hanya kompetisi atas keterbatasan
sumber.
2.2.2. Ancaman Simbolik
Ancaman simbolik adalah bentuk ancaman yang timbul karena perbedaan
moral, nilai, pandangan, norma, keyakinan dan sikap antar kelompok. Jadi
ancaman simbolik merupakan ancaman terhadap pandangan-pandangan
atau tata kehidupan suatu kelompok. Ancaman simbolik dapat menjadi
sumber prasangka karena anggota suatu kelompok merasa bahwa
pandangan dari kelompoknya yang paling benar, sehingga mereka merasa
cemas apabila pandangan atau nilai-nilai yang dipegang oleh kelompok
dipengaruhi oleh pandangan atau nilai-nilai kelompok lain. Pendapat bahwa
pandangan kelompoknya yang paling benar juga berkaitan dengan identitas
sosial individu.
Ancaman simbolik ini merupakan ancaman yang tidak dapat dilihat secara
nyata. Konsep ancaman simbolik ini berasal dari teori symbolic dan modern
35
racism. Namun kedua konsep tersebut memiliki perbedaan. Symbolic racism
adalah salah satu bentuk prasangka sedangkan ancaman simbolik
merupakan salah satu penyebab terjadinya.prasangka.
2.2.3 Kecemasan antar Kelompok
Berdasarkan hasil penelitian kecemasan antar kelompok kecemasan juga
memiliki hubungan dengan timbulnya prasangka karena anggota suatu
kelompok merasa takut terhadap akibat negatif yang akan diterimanya bila
melakukan interaksi dengan kelompok lain. lndividu suatu kelompok
seringkali merasakan kecemasan dalam mengadakan interaksi antar
kelompok. Kecemasan tersebut tirnbul karena mereka takut mendapatkan
perlakuan negatif dari suatu hubungan seperti ditolak, diejek atau
dipermalukan. Kecemasan ini terutama timbul apabila dua kelompok yang
berbeda mempunyai sejarah antagonis atau saling bermusuhan, jarang
melakukan kontak, bersifat etnosentris atau apabila hubungan antra dua
kelompok tersebut diwarnai rasa persaingan dimana kedudukan kedua
kelompok tersebut tidak seimbang.
2.2.4. Stereotip negatif
Stereotip merupakan dasar atau landasan bagi individu ketika individu
tersebut mengharapkan perilaku tertentu dari individu lain akibat keanggotaan
individu lain tersebut dalam suatu kelompok. Apabila stereotip yang timbul
adalah stereotip yang negatif maka individu dapat merasakannya sebgai
suatu ancaman karena individu percaya bahwa seseorang yang memiliki
stereotip negatif tersebut akan berperilaku negatif sesuai dengan stereotip
yang disandangnya tersebut. Dengan demikian individu akan cenderung
mempunyai prasangka dan akibatnya individu akan melakukan diskriminasi
pada individu lain yang dikenai stereotip negatif tersebut. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Martinez dalam Stephan 1998 banyak stereotip
yang bersifat negatif yang dilekatkan pada kelompok outgroup misalnya
agresif, suka berkelahi, suka bertengkar dan lain sebagainya.
36
Blumer juga berpendapat bahwa prasangka merupakan respon dari ancaman
terhadap privileges sebuah kelompok. Ancaman tersebut pada dasarnya
muncul dari berbgai sumber yaitu; (1). Rasa superioritas, (2). Merasa
berbeda dari kelompok yang dianggap lebih rendah, (3). Merasa berhak
untuk mengklaim suatu daerah sebagai wilayahnya atau atau sebagai
penduduk asli suatu daerah, (4). Merasa takut dan curiga bahwa kelompok
lain yang dianggap lebih rendah suatu saat akan menganggu hak-hak
kelompoknya sebgai kelompok dominant (Lusiana,2004 ).
37
2.3. SUKU BETAWI
Orang betawi memiliki ciri khas tertentu sebagai sebuah etnik. Mereka hidup
sederhana, tidak berlebihan, dan sabar menerima keadaan dan kemudahan
yang diberikan lingkungan sekitarnya. Mereka memiliki solideritas sosial yang
tinggi dan saling menolong dengan sesama. Dalam pengambilan keputusan
di lingkungan kerabat maupun lingkungan sosial yang lebih luas, mereka
menerapkan asas mufakat. Mereka juga memiliki sifat humor, terbuka dan
egaliter serta memiliki harga diri tinggi.
Ada beberapa sikap umum masyarakat betawi yang kurang menguntungkan
bagi mereka sendiri dalam menghadapi perubahan dan tantangan yang
datang. Bunyamin Ramto mengatakan bahwa masyarakat betawi kurang
memiliki sifat kompetitif (Melalatoa, 1997). Mereka merasa aman dan terjamin
hidup dalam lingkungan sendiri, serta menunjukan sikap kritis yang
emosional. Semua sifat ini berkembang karena pengaruh politik
pemerintahan kolonial Belanda. Sobari 1999 berdasarkan kajianya pada
masyarakat Betawi diperbatasan Jakarta dan Tangerang menyimpulkan
bahwa orang Betawi merupakan pekerja keras. Selain karena alasan
ekonomi mereka menganggapnya sebagai bagian dari perintah agama
(Fatchuri, 2000).
Ramto 1987 dalam Alfian 1988 mengemukakan batasan mengenai
masyarakat Betawi, yaitu :
"Masyarakat Betawi adalah kelompok masyarakat yang telah lebih dari dua
generasi dari manapun asal suku bangsanya dan menjadi pendukung
kebudayaan Betawi yang ciri utamanya mempergunakan bahasa Betawi
sebagai bahasa ibu, tinggal dan berkembang di wilayah OKI Jakarta dan
sekitarnya" (Alfian 1988).
Hal ini juga diperkuat oleh Ali Shahab 2004. seorang pengamat budaya
Betawi, ia mengatakan bahwa Betawi adalah ;
38
" ... yang kini dianggap orang Betawi adalah adalah mereka yang sudah turun
temurun beberapa generasi, lahir dan tinggal di Betawi, tanpa melihat apakah
dia keturunan Arab, Cina, Belanda, Portugis, India atau yang lainnya"
(lndri,2004).
Orang Betawi memiliki cirri khas tertentu sebagai sebuah etnis. Menurut
Narroll umumnya kelompok etnis dikenal sebagai suatu populasi yang
memiliki beberapa ciri antara lain ; (Nurlaili,2004 ).
1. Secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan.
2. Mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa
kebersamaan dalam suatu bentuk budaya.
3. Membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri.
4. Menentukan ciri kelompoknya sendiri yang diterima oleh kelompok lain
dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.
Ramto juga mengemukakan pembagian masyarakat Betawi kedalam dua
bagian, yaitu ; (Ali, 1998).
1. Masyarakat Betawi tengah
39
Kelompok ini meliputi wilayah yang dahulu menjadi "Gemente Batavia" minus
Tanjung Priuk dan sekitarnya atau meliputi radius kurang lebih 7 kilometer
dari Monas, antara lain seluruh Jakarta Pusat, sebagian Jakarta Timur dan
sebagian Jakarta Selatan. Kelompok masyarakat Betawi ini dipengaruhi oleh
budaya melayu dan agama islam. Kelompok ini pada masa lalu mendapat
kesempatan untuk maju yang lebih baik dibandingkan dengan masyarakat
Betawi pinggiran sehingga mencapai kedudukan "ruling class". Hal ini
berakibat lembaga kebetawi-an didominasi oleh tokoh-tokoh kelompok ini.
Masyarakat Betawi tengah ini juga bisa disebut Betawi kota (Metro). Pada
kelompok Betawi ini pada umumnya berprofesi sebagai pegawai pemerintah
atau pedagang. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa kelompok
Betawi tengah lebih berpendidikan dan lebih modern dalam pengembangan
karier.
2. Masyarakat Betawi Pinggiran
a. Masyarakat Betawi Pinggiran bagian Utara
Kelompok ini meliputi Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Tangerang
yang dalam kebudayaan nyata, tampak dipengaruhi oleh Cina,
misalnya gambang kromong, tari cokek dan teater lenong.
b. Masyarakat Betawi Pinggiran bagian Selatan
40
Masyarakat betawi ini berada diwilayah yang meliputi Jakarta Timur,
sebagian Jakarta Selatan, Bogar dan Bekasi , yang dipengaruhi oleh
lewat kebudayaan Jawa dan Sunda tanpa menghilangkan unsur
budaya Melayu-Betawi yang dimiliki. Anggota dari msyarakat Betawi
pinggiran ini umumnya berprofesi sebagai petani clan pekebun.
Kelompok Betawi pinggiran ini memegang kokoh nilai-nilai tradisional,
memiliki keanekaragaman perbendaharaan seni budaya yang lebih
kaya dan dinamis dibandingkan dengan kelompok lainnya, antara lain
meliputi kesenian topeng Betawi, tanjidor, rebana biang, wayang kulit,
wayang wong clan juga memiliki sebagian besar kesenian dari
masyarakat Betawi baik bagian tengah maupun utara. Masyarakat
Betawi pinggiran biasa juga disebut masyarakat Betawi Ora.
2.4. SUKU MADURA
Suku Madura adalah suku terbesar ketiga di Indonesia, yang merupakan
7,5% dari seluruh populasi. Mereka kebanyakan bertempat tinggal dipulau
pulau lain di tanah air. Orang Madura lebih dikenal orang karena menjual
sate, yaitu sate madura. Orang madura yang yang tinggal di pulau Madura
pada umumnya hidup dari pertanian, peternakan, industri dan pariwisata.
Para kiyai dan kaum ulama merupakan orang yang dituakan dan sangat
mempengaruhi kepemimpinan masyarakat madura.
41
Akibat tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi serta keadaan tanah
yang gersang dan tandus menyebabkan kondisi sosial ekonomi orang
Madura sangat memprihatinkan. Kegersangan tanah serta besarnya jumlah
penduduk yang menimbulkan kesulitan hidup telah menempa orang Madura
sehingga memiliki sifat yang keras, ulet, berani dan gigih dalam
memperjuangkan hidupnya. Hal inilah yang menjadikan mereka berusaha
apapun untuk mencari pekerjaan-pekerjaan baru. Sifat yang dimiliki ini
mendorong mereka untuk mencari pekerjaan-pekerjaan diluar daerah mereka
(Rahmawati,2002).
Suku Madura juga banyak di jumpai di DKI Jakarta dan tersebar di lima
wilayah ibukota Jakarta. Kebanyakan orang Madura yang tinggal di Jakarta
bekerja sebagai pengumpul besi tua dan barang-barang rongsokan. Adapula
42
yang bekerja sebagai pedagang klontongan, penjual sate, penjual bebek
- goreng, penjual ikan, penjual es batu, tukang parkir, nelayan dan bur[Jh
pabrik. Biasanya mereka diJakarta hidup berkelompok dengan sesama suku
Madura dan membuat kampung Madura, mereka biasanya menempati lahan
lahan kosong di sepanjang daerah aliran sungai atau menempati tanah-tanah
kosong yang di biarkan pemiliknya, lalu mereka membangun gubuk-gubuk
sampai bangunan permanen hingga gedung bertingkat clan mereka juga tidak
lupa membangun Masjid, ini banyak dijumpai di kawasan Cakung dan Ujung
Menteng Jakarta Timur. Akan tetapi ada juga suku Madura yang hidup dan
tinggal berdampingan dengan suku Betawi atau etnis lain yang ada di
nusantara, biasanya mereka sudah memiliki rumah sendiri dan berprofesi
sebagai pedagang.
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya
yang keras dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat,
disiplin dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin
pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu
orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang
melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan Larung Sesaji).
Dalam kehidupan sosial sehari-hari budaya orang madura muncul dalam
perilaku. Nilai budaya yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Madura
43
adalah nilai harga diri. Pengungkapan perasaan, keinginan, kehendak dan
semacamnya akan semakin memperlihatkan sosok Madura asli bila _
menyangkut harga diri. Karena bagi orang Madura, harga diri memiliki makna
dimensi sosio cultural yang berkaitan erat dengan dengan posisi dirinya
dalam struktur sosial. Posisi sosio cultural ini menentukan status serta peran
peran dalam diri orang Madura dalam kehidupan bermasyarakat
(Rahmawati,2002).
Menurut Bisri Efendi; Yan 1995 dalam Rahmawati mengatakan bahwa jika di
bandingkan dengan suku-suku lain di Indonesia orang-orang madura dikenal
mempunyai watak keras, kadang-kadang brangasan, suka menyerang, tetapi
jujur dan mendambakan keadilan. Ungkapan terkenal yang biasanya
digunakan untuk menjuluki orang-orang dari etnis ini adalah "lunak seperti
benang, kaku seperti pikulan serta cinta kepada kejujuran dan membela
kebenaran". Suatu ungkapan yang menunjukan watak orang madura.
2.5. HUBUNGAN ANTARA PRASANGKA DAN
KETERANCAMAN
Penelitian yang dilakukan oleh Hovland & Sears pada tahun 1940 (dalam
Sarwono, 1999) dibeberapa Negara bagian di Amerika Serikat bagian selatan
dalam kurun waktu yang telah membuktikan bahwa semakin miskin suatu
daerah, semakin banyak kasus pengejaran dan pembunuhan terhadap
orang-orang kulit hitam. Dikarenakan kompetisi untuk memperebutkar:i
sesuatu yang berharga, entah itu pekerjaan atau sumber penghasilan lain
yang sifatnya terbatas.
Penelitian yang dilakukan oleh Bizman & Yunon 2001 menunjukan bahwa
perasaan terancam dipengaruhi oleh identifikasi pada kelompok. Penelitian
tersebut dilakukan di Israel dan mengunakan sejumlah penduduk Israel
sebagai partisipan penelitian (Christanti, 2003).
Howstone dalam Stephan 1999 juga mengatakan bahwa keterancaman
merupakan salah satu penjelasan mengenai terjadinya intergroup bias.
Artinya prasangka dan keterancaman memang memiliki hubungan yang
signifikan.
44
Blumer juga berpendapat bahwa prasangka merupakan respon dari ancaman
terhadap privileges sebuah kelompok. (Lusiana, 2004 ).
Berdasarkan dari berbagai penelitian terbukti bahwa keterancaman tersebut
dapat menjadi alasan bagi individu untuk membentuk prasangka terhadap
kelompok lain.
45
2.6 KERANGKA BERPIKIR
Hubungan antara dua kelompok dalam satu wilayah dapat bersifat positif
maupun negatif yang disebabkan oleh perbedaan dan kesamaan
kepentingan yang dimiliki oleh kedua kelompok tersebut. Perbedaan
kelompok biasanya mencakup dalam hal adat istiadat, kebiasaan, cara
pandang, budaya, agama dan sebagainya. Sedangkan kesamaan
kepentingan biasanya mengenai bagaimana masing-masing kelompok
menjaga keberlangsungan kelompoknya tersebut yang dapat mengakibatkan
persaingan dalam memperebutkan berbagai sumber berharga namun
terbatas.
Perbedaan dan kesamaan kepentingan antara dua kelompok tersebut apabila
tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan prasangka antar kelompok.
Selain itu, berbagai keyakinan mengenai sifat, ciri atau perilaku kelompok
outgroup juga dapat mempengaruhi terjadinya prasangka antar kelompok.
Hal ini juga didukung oleh proses berpikir ingroup dan outgroup masing
masing individu anggota kelompok sehingga menimbulkan berbagai macam
bias dalam melakukan penilaian yang menyangkut ingroup dan outgroup.
Jadi prasangkc,i dapat terjadi dalam hubungan antar kelompok yang
disebabkan oleh berbagai faktor. Oleh karena itu untuk meneliti penyebab
prasangka dalam suatu hubungan antar kelompok diperlukan suatu teori
yang dapat melihat prasangka .
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa
prasangka dapat dijelaskan dengan menggunakan teori identitas sosial dari
Tajfel dan keterancaman dapat dijelaskan dengan menggunakan Integrated
threat theory dari Stephan.
46
Teori identitas sosial ini digunakan dalam upaya menjelaskan prasangka,
diskriminasi, perubahan sosial dan konflik antar kelompok. Menurut Tajfel
individu mengunakan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok sebagai
sumber kebanggaan diri karena keanggotaan dalam kelompok dapat
membuat individu memiliki identitas diri dan self esteem). Pada saat
kelompok sukses, self esteem individu akan akan ikut naik, dan sebaliknya
ketika kelompok gagal maka self esteem individu terancam, individu merasa
harus mempertinggi ketertarikan kepada kelompoknya dan meningkatkan
kekerasan pada kelompok lain. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Duckit & Mputhing 1997 yang membuktikan bahwa identifikasi
individu pada kelompoknya berpengaruh terhadap sikap individu terhadap
kelompok luarnya (Christanti, 2003).
Sedangkan menurut Stephan mengatakan bahwa ancaman dan rasa takut
memiliki peranan penting dalam munculnya prasangka. Dalam integrated
threat theory, Stephan 1999 dalam Christanti 2003 membagi berbagai
sumber keterancaman yaitu keterancaman realistik (misalnya karena_
persaingan berbagai sumber), keterancaman simbolik misalnya pembatasan
terhadap suatu kelompok untuk melaksanakan adat istiadatnya, kecemasan
antar kelompok dan stereotip negatif. Hal tersebut dapat dilihat dari bagan
sebagai berikut :
2.1. Skema Kerangka Berpikir
Keterancaman realistik
Keterancaman simbolik
Prasangka
Kecemasan I kelompok
Stereotip negatif
Karena terdapat perbedaan status kelompok antara kelompok etnis Betawi
dengankelompok etnis Madura maka diduga terdapat perbedaan tingkat
prasangka dan keterancaman antara kedua kelompok tersebut. Berdasarkan
studi literatur dan landasan teori, dikatakan kelompok penduduk asli biasanya
memiliki tingkat prasangka yang lebih tinggi, karena pendatang dianggap
sebagai keterancaman. Hal ini sekaligus menimbulkan dugaan bahwa
seharusnya tingkat keterancaman pada kelompok penduduk asli juga lebih
tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari bagan kerangka berpikir mengenai
permasalahan penelitian ini, sebagai berikut :
48
2.2. Skema Kerangka Berpikir
INPUT PROSES OUTPUT
• Prasangka antar Berbagai sumber • Etnis Betawi etnis tinggi keterancaman : • Etnis Madura i-. • Prasangka antar H
1. keterancaman realistik etnis rendah 2. keterancaman simbolik
3. stereotip negatif
i 4. kecemasan antar kelompok
Teori identitas sosial dari Tajfel dibangun dengan tiga dasar, yaitu : 1. Kategorisasi, yaitu pengelompokan
individu kedalam kelompok-kelompok dengan pemberian label berdasarkan kelompok-kelompok tersebut.
2. ldentifikasi, yaitu proses dimana individu mengasosiasikan diri mereka kedalam
1. ekonomi kelompok.
2. budaya . 3. Komparasi, yaitu proses dimana -
individu membandingkan kelompoknya 3. sosial
dengan kelompok lain.
Keterangan :
t : faktor yang mempengaruhi
Pada bagan diatas menggambarkan : etnis Betawi dan etnis Madura sebagai
input, yang dipengaruhi oleh identitas sosial yang terdiri dari, katagorisasi,
identifikasi dan komparasi.
Faktor-faktor yang termaktub dalam identitas sosial tersebut dapat
mengakibatkan munculnya prasangka antar etnis Betawi terhadap etnis
Madura di Cakung Jakarta Timur, baik munculnya prasangka itu tinggi
49
maupun rendah. Proses pembentukan prasangka antar etnis Betawi terhadap
etnis Madura ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi, budaya dan sosial.
Pembentukan prasangka ini dikaitkan dengan berbagai sumber
keterancaman sebagai output. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui
hubungan dari prasangka terhadap keterancaman antara etnis Betawi dan
etnis Madura di Cakung Jakarta Timur.
2.7. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan kajian pustaka yang peneliti susun dalam BAB II sebelumnya,
peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis Null ( Ho) : Tidak ada hubungan antara prasangka dengan
keterancaman pada etnis Betawi dan etnis
Madura di Cakung Jakarta Timur.
Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada hubungan antara prasangka dengan
keterancaman pada etnis Betawi dan etnis
Madura di Cakung Jakarta Timur.
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 JENIS PENELITIAN
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu
penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor
atau nilai, peringkat, atau frekuensi), yang dianalisis dengan menggunakan
statistika untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian, dan untuk
melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu dapat mempengaruhi
variabel lain (Creswell dalam Alsa 2003).
Dalam penulisan ini peneliti menggunakan metode deskripsi korelasional
yaitu untuk menentukan tingkat hubungan antar variabel yang berbeda dalam
suatu populasi. Proses penelitian ini diawali dengan studi literatur yang
bertujuan untuk mendapatkan teori-teori yang berhubungan dengan
penelitian ini sebagai pedoman pelaksanaan penelitian. Gay dalam Sevilla
(1993) mendefinisikan metode penelitian deskripsi adalah suatu kegiatan
pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang
menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu
penelitian.
50
51
3.2 DEFINISI OPERASIONAL
Penentuan varibel penelitian yang dapat diukur dan perumusan hubuAgan
antara variabel adalah dua langkah yang sangat penting dalam penelitian
sosial. Konsep-konsep hanya dapat diteliti secara empiris apabila konsep
konsep dioprasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Varibel
adalah pengelompokan yang logis dari dua atau lebih atribut, atau sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun & Effendi, 1995).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel bebas
(independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel
independent adalah variabel yang dapat dimanipulasi atau variabel yang tidak
dapat dimanipulasi yang akan mempengaruhi variabel dependent sebagai
akibat (Gay 1976 dalam Sevilla.et a//, 1993). Sedangkan dependent
variabel(variabel terikat) adalah sering disebut sebagai variabel yang
dipengaruhi atau variabel terpengaruhi karena menurut fungsinya variabel ini
dipengaruhi oleh variabel lain (Sevilla.et all, 1993). Jadi dependent variabel
adalah kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika
mengintroduksi pengubah, atau pengganti variabel bebas. Dalam penelitian
ini variabel bebasnya (independent variabel) adalah prasangka dan variabel
terikatnya (dependent variabel) adalah keterancaman pada etnis Betawi dan
etis Madura.
Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah :
3.2.1. Variabel Terikat
52
a. Prasangka : merupakan suatu evaluasi negatif seseorang atau
sekelompok orang terhadap orang atau kelompok lain, semata-mata
karena orang itu merupakan anggota kelompok lain yang berbeda dari
kelompoknya.
3.2.2 Variabel Bebas
a. Keterancaman Realistik : merupakan bentuk ancaman yang berkaitan
dengan kekuasaan politik dan ekonomi yang dirasakan oleh suatu
kelompok atau ancaman terhadap rasa aman secara fisil< dan mental
terhadap anggota suatu kelompok.
b. Keterancaman Simbolik : merupakan bentuk ancaman yang timbul
karena perbedaan moral, nilai, pandangan, norma, keyakinan dan
sikap antar kelompok.
c. Kecemasan antar Kelompok : perasaan takut terhadap akibat negatif
yang akan diterimanya bila melakukan interaksi dengan kelompok lain.
d. Stereotip negatif: anggapan individu mengenai karakteristik atau ciri
negatif dari suatu kelompok.
53
3.3 POPULASI DAN SAMPEL
Gay dalam Singarimbun dan Effendi (1995) mendefinisikan populasi yaitu
sebagai kelompok dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitian.
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah kelompok etnis Betawi dan
kelompok etnis Madura yang berada di Cakung Jakarta Timur dan pernah
terlibat konflik atau berada di daerah konflik. Berdasarkan uraian ini maka
dapat ditegaskan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah kelompok etnis
Betawi Pedaengan Cakung Jakarta Timur berjumlah 425 orang, yang terdiri
dari 285 laki-laki dan 140 perempuan. Dan kelompok etnis Madura Jalan
Cacing Cakung Jakarta Timur berjumlah 415 orang, yang terdiri dari
301orang laki-laki dan 114 orang perempuan.
Sedangkan sampel menurut Ferguson (dalam Sevilla, 1993, h. 160) adalah
beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Sebagaimana
dalam Sevilla, et al., 1993 menawarkan beberapa ukuran minimum yang
dapat diterima berdasarkan tipe penelitian. Untuk metode penelitian
korelasional, jumlah sampel minimum adalah 30 subyek. Sedangkan menurut
Arikunto (2003), jumlah sampel minimal yang dapat diambil adalah 10-15%
dari jumlah populasi.
54
Dengan demikian sampel yang diambil penelitian ini, yaitu untuk kelompok
etnis Madura, yang menjadi subyek penelitian adalah masyarakat Madura
yang pernah berkonflik dengan kelompok etnis Betawi di daerah jalan Cacing
Cakung Jakarta Timur. Jumlah subyek penelitian dari kelompok etnis Madura
sebanyak 50 orang (laki-laki 37 orang, perempuan 13 orang). Rentang usia
subyek 21-50 tahun. Tingkat pendidikan subyek dari kelompok etnis Madura
yang terendah adalah tidak tamat SMP.
Untuk kelompok etnis Betawi, subyek penelitiannya berada di Pedaengan
Jakarta Timur merupakan salah satu daerah bekas konflik. Jumlah subyek
Betawi sebanyak 50 orang (laki-laki 39 orang, perempuan 11orang). Rentang
usia subyek pada etnis Betawi adalah 21-50 tahun. Tingkat pendidikan
subyek dari etnis Betawi yang terendah adalah tamat SMP.
55
3.4 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Teknik pengambilan sampel adalah proses yang meliputi pengambilci.n satu
bagian dari populasi, melakukan pengamatan atas kelompok sampel,
kemudian menggeneralisasikan penemuan-penemuan pada populasi (Sevilla,
1993). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah responden yang
pernah berkonflik atau berada di daerah konflik. Sehingga teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling
(sampling acak sederhana), yakni teknik sampel yang langsung dilakukan
pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur
populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi
sampel atau untuk mewakili populasi (Margono, 2004).
3.5 INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode angket berupa
pernyataan sikap (skala model Likert) untuk memperoleh data yang
berhubungan dengan sikap subjek alas pernyataan yang diberikan mengenai
kedua variabel yang diukur.
Angket merupakan metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini, karena angket memuat suatu daftar pernyataan atau
pertanyaan tentang topic tertentu yang diberikan kepada subyek baik secara
individual atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti
prefrensi, keyakinan, minat, dan perilaku (lbnu Hajar, 1996).
56
Dalam hal ini peneliti menggunakan angket berbentuk skala sikap yang
diberikan secara langsung kepada subyek. Skala yang dipakai merupakan
skala model Likert dengan item pernyataan yang terdiri dari pernyataan positif
(favorable) dan negatif (unfavorable). Dalam merespon item tersebut subyek
diminta untuk menunjukan kesukaannya dengan cara memilih sistem rating
katagori yang merentang dari "sangat setuju" sampai "sangat tidak setuju".
Penskoran untuk pernyataan positif dilakukan dengan memberi skor tertinggi
pada pilihan "sangat setuju" dan terendah pada pilihan "sangat tidak setuju"
dan sebaliknya untuk pernyataan negatif.
a. Butir Favorable
Sangat setuju (SS) skornya adalah 4
Setuju (S) skornya adalah 3
Tidak Setuju (TS) skornya adalah 2
Sangat tidak setuju {STS) skornya adalah 1
b. Butir Unfavorable
Sangat Setuju (SS) skornya adalah 1
Setuju (S) skornya adalah 2
Tidak Setuju (TS) skornya adalah 3
Sangat Tidak Setuju (STS) skornya adalah 4
57
Penggunaan alat pengumpul data tersebut dalam bentuk dua skala sikap
yaitu:
1. Skala Prasangka
Untuk memperoleh data yang berupa nilai variabel prasangka akan
digunakan alat penelitian yang disebut skala prasangka. Skala ini disusun
menggunakan skala Likert berdasarkan tolak ukur menurut Ajze 1998 (Ajze
dalam Ajze 1998), yaitu prasangka terdiri dari tiga komponen diantaranya
komponen kogniitif, komponen afektif dan komponen konatif.
Tabel 3.1
Blue Print Skala Prasangka
NO ASPEK INDIKATOR FAVORABLE UNFAVORABLE JUMLAH 1 Komponen berkaitan 1,3,13,14, 7, 9, 10, 18, 19, 31
Kognitif dengan 17, 21,25, 27, 20, 22, 23, 26, beliefs, ide 33, 34, 35, 29, 32, 41, 43, dan konsep 36, 38, 39, 52 a tau 42,50 merefleksikan pengetahuan atau pengenalan tentang obyek sikap.
58
2 Komponen Berkaitan 4, 11, 12, 47, 28, 44, 45, 46, 10 Afektif dengan 48, 49, 51
kehidupan -emosional seseorang dalam bentuk perasaan positif maupun negatif terhadap obyek sikap
Komponen Berkaitan 6,24,30,31 2, 5, 8, 15, 16, 14 3 Konatif dengan 40, 54, 37,53,55
tingkah laku, intensi, komitmen dan tindakan nyata yang mengarah pada obyek sikap
29 26 55
2. Skala Keterancaman
Untuk memperoleh data yang berupa nilai variable keterancaman akan
digunakan alat penelitian yang disebut skala keterancaman. Skala ini disusun
menggunakan skala Likert berdasarkan tolak ukur integrated threat theory
dari Stephan (Stephan 1998 dalam Christanti 2003), yaitu ancaman terdiri
atas empat bagian yakni ancaman realistik, ancaman simbolik, kecemasan
antar kelompok dan stereotip negatif.
59
Tabel 3.2
Blue Print Skala Keterancaman
NO ASPEK INDIKATOR FAVORABLE UNFAVORABLE JUMLAH 1 Ancaman Berkaitan 1,8,9,12 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 15
Realistik dengan 11, 13, 14, 15 kekuasaan politik dan ekonomi atau ancaman kesejateraan fisik a tau an ca man terhadap rasa aman.
2 Ancaman Berkaitan 16, 19, 20, 23, 17, 18, 21, 22, 24, 15 Simbolik dengan 25,27,28,30 26,29
perbedaan moral, nilai, pandangan, norma, keyakinan dan sikap an tar kelompok.
3 Kecemasan Berkaitan 31,37,38,40 32, 33, 34, 35, 36, 10 antar dengan rasa 39 kelompok takut karena
akan mendapat perlakuan negatif
4 Stereotip Berkaitan 50, 51, 52, 53, 41, 42, 43, 44, 45, 15 negatif dengan 55 46,47,48,49,54
karakteristik a tau ciri-ciri negatif dari suatu kelompok
22 33 55
60
Uji coba instrumen dilakukan penulis pada kelompok etnis Betawi dan
kelompok etnis Madura yang pernah berkonflik di Sukapura Jakarta Utara,
Try out akan dilaksanakan pada 16 Desember 2006.
3.6. TEKNIK UJI INSTRUMEN
3.6.1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya (Azwar, 2003b).
Suatu alat tes atau instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,
atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut (Azwar, 2003b). Oleh karena itu, untuk menguji
validitas dari skala yang telah dibuat, penulis menggunakan teknik
korelasi Product Moment Pearson. Adapun rurnusnya adalah (Arikunto,
2003):
r xy = { (2:¥2 -(lX)2(.i\~Y2 -(LY)2
ket:
r xy : Angka indeks korelasi "r" product moment
61
N : Jumlah subjek
z:XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y l:X : Jumlah skor skor item
l:Y : Jumlah skor skor total
3.6.2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas, menurut Saifuddin Am;ar (2003) reliabilitas adalah konsistensi
atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan
pengukuran. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh
hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek belum
berubah. Untuk menguji reliabilitas dari skala yang telah dibuat peneliti
menggunakan rumus a/pha-cronbach dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
s 2 = Varians skor skala x
62
3.7. TEKNIK ANALISA DATA
Analisa data adalah cara seorang peneliti dalam mengolah data yang-telah
terkumpul, sehingga mendapat suatu kesimpulan dari penelitiannya. Metode
analisa yang digunakan adalalah :
1. Statistik deskriptif digunakan untuk mengolah pertanyaan-pertanyaan
pendukung.
2. Menggunakan koefisien korelasi pearson product moment untuk menguji
hipotesa hubungan antara prasangka dengan keterancaman. Perhitungan
dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 13.0. Rumus koefisien
korelasi Pearson Product Moment adalah sebagai berikut :
_ LXY.(LX)(LY) rxy - --;================
~[LX2 -(LX)2 / n][LY' -(LY)' In]
Keterangan :
rxy Koefisien korelasi variable x dengan variable y
l:xy Jumlah hasil perkalian skor x dengan skor y
l:x Jumlah nilai dari tiap butir
LY Jumlah nilai konstan yang diperoleh individu
N Jumlah subyek penelitian
BAB4
PRESENT ASI DAN ANALISA DAT A
4.1 GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN
Gambaran umum subyek penelitian ini akan diuraikan secara rinci
berdasarkan kelompok etnis. Subyek penelitian adalah 50 orang dari
kelompok etnis Betawi Cakung Jakarta Timur dan 50 orang dari kelompok
etnis Madura Cakung Jakarta Timur.
Tabel 4.1
Gambaran umum subyek penelitian pada kelompok etnis Betawi
Latar Belak:mg Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin
Laki-laki 39 78%
Perempuan 11 22%
Usia
21 - 25 Tahun 22 44%
26-30 Tahun 17 34%
31 -40 Tahun 8 16%
41 - 50 Tahun 3 6%
Pendidikan Terakhir
SMP 15 30%
SMA 21 42%
SI 9 18%
82 5 10%
64
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa dari 50 responden dari kelompok
etnis Betawi Cakung Jakarta Timur yang diteliti, terdiri dari 39 orang..laki-laki
(78%) dan 11 orang perempuan (22%).
8edangkan berdasarkan usia, dari 50 orang kelompok etnis Betawi Cakung
Jakarta Timur yang diteliti terdiri dari 22 responden (44%) yang berusia 21-
25 tahun, 17 responden (34%) yang berusia 26-30 tahun, 8 responden (16%)
yang berusia 31-40 tahun dan 3 responden (6%) yang berusia 41-50 tahun.
Jika ditinjau berdasarkan tingkat pendidikan, dari 50 orang kelompok etnis
Betawi yang diteliti terdiri dari 15 responden (30%) yang pendidikan akhirnya
8MP, 21 orang responden (42%) yang pendidikan akhirnya 8MA, 9
responden (18%) yang pendidikan akhirnya 81 dan 5 responden (10%) yang
pendidikan akhirnya 82.
Tabel 4.2
Gambaran umum subyek penelitian pada kelompok etnis Madura
Latar Belakang Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin
Laki-laki 37 74%
Perempuan 13 26%
Usia
21 - 25 Tahun 12 24%
26-30 Tahun 18 36%
31 -40 Tahun 14 28%
41 - 50 Tahun 6 12%
Pendidikan Terakhir
Tidak tamat 8MP 27 54%
8MP 9 18%
8MA 11 22%
81 3 6%
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa dari 50 responden dari kelompok
etnis Madura Cakung Jakarta Timur yang di teliti, terdiri dari 37 orang laki
laki (74%) dan 13 orang perempuan (26%).
65
8edangkan berdasarkan usia, dari 50 orang kelompok etnis Madura Cakung
Jakarta Timur yang diteliti terdiri dari 12 responden (24%) yang berusia 21-
25 tahun, 18 responden (36%) yang berusia 26-30 tahun, 14 responden
(28%) yang berusia 31-40 tahun dan 6 responden (12%) yang berusia 41-50
tahun.
Jika ditinjau berdasarkan tingkat pendidikan, dari 50 orang kelompok etnis
Madura yang diteliti terdiri dari 27 responden (54%) tidak tamat 8MP, 9
responrlen (18%) yang pendidikan akhirnya 8MP, 11 orang responden (18%)
yang pendidikan akhirnya 8MA dan 3 responden (6%) yang pendidikan
akhirnya 81.
66
4.2 PENYAJIAN DATA
4.2.1. Uji lnstrumen
a. Skala Prasangka
Setelah melakukan uji coba pada 30 orang sampel penelitian (r-table 0.361 ),
skala sikap mengenai prasangka terdiri dari 1-55 item. Untuk kelompok etnis
Betawi terdapat 37 item yang valid sedangkan 18 item lainnya gugur dan
kemudian dibuang. Dari uji reliabilitas yang valid pada skala prasangka di
peroleh koefisien sebesar (a = 0,870).
Untuk kelompok etnis Madura terdapat 30 item yang valid sedangkan 25 item
lainnya tidak valid atau gugur yang kemudian dibuang. Dari uji reliabilitas
yang valid pada skala prasangka di peroleh koefisien sebesar (a= 0,730).
b. Skala Keterancaman
Setelah melakukan uji coba pada 30 orang sampel penelitian (r-table 0.361 ),
skala sikap mengenai keterancaman terdiri dari 1-55 item. Untuk kelompok
etnis Betawi terdapat 42 item yang valid sedangkan 13 item lainnya gugur
yang kemudian dibuang. Dari uji reliabilitas yang valid pada skala
keterancaman diperoleh koefisien sebesar (a =O. 893).
Untuk kelompok etnis Madura terdapat 31 item yang valid dan 14 item
lainnya tidak valid atau gugur yang kemudian dibuang. Dari uji reliabilitas
yang valid pada skala keterancaman di peroleh koefisien sebesar (a= 0, 736).
4.2.2. Uji Persyaratan
4.2.2.1 Uji Normalitas
67
Data-data berskala interval sebagai hasil suatu pengukuran pada umumnya
mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak
mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang
diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan
(Triton,2006). Dengan demikian, analisis statistik yang pertama kali harus
dilakukan dalam rangka anallisis data statistik berupa uji normalitas.
Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Dalam hal ini diperhatikan tingkat kesesuaian antara
distribusi nilai sampel (skor yang diobservasi) dengan distribusi teoritis
tertentu (normal, uniform atau poison). Jadi hipotesis statistiknya adalah
distribusi frekuensi harapan (teoritis) (Triton, 2006).
Berdasarkan uji normalitas yang menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang
dilakukan melalui program SPSS versi 13.0 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada etnis Betawi
N
Normal Mean Parameters(a,b) Std. Deviation
Most Extreme Absolute Differences Positive
Negative
Kolrnogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Prasangka Keterancaman
50 50
125,8000 133,52
9,26261 16,370
,114 ,100
,114 ,100
-,080 -,075
,809 ,704
,530 ,704
Hasil uji normalitas data skala prasangka kelompok etnis Betawi pada label
diatas di peroleh angka probabilitas 0,809 dengan menggunakan taraf
signifikansi alpha 5%, maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,809 > 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, dengan mean
sebesar 125,80 dan standar deviasi (SD) 9,26. Sedangkan hasil uji
normalitas data skala keterancaman pada tabel diatas di peroleh angka
68
probabilitas sebesar 0,704 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5%,
maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,704 > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, dengan mean sebesar 133,52
dan standar deviasi (SD) 16,37.
Tabel 4.4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada etnis Madura
N
Normal Mean Parameters(a,b) Std. Deviation
Most Extreme Absolute Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
prasangka keterancaman
50 50
103,68 104,86
8,185 7,895
,125 ,080
'113 ,063
-,125 -,080
,886 ,569
,412 ,902
69
Hasil uji normalitas data skala prasangka kelompok etnis Madura pada tabel
diatas diperoleh angka probabilitas 0,886 dengan menggunakan taraf
signifikansi alpha 5%, maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,886 > 0,05
sehingga dapat di simpulkan bahwa data berdistribusi normal, dengan mean
sebesar 103,68 dan standar deviasi (SD) 8, 18. Sedangkan hasil uji
normalitas data skala keterancaman pada tabel diatas di peroleh angka
probabilitas sebesar 0,569 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5% ,
maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,569 > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, dengan mean sebesar 104,86
dan standar deviasi (SD) 7,89.
70
4.2.2.2 Uji Homogenitas
Pada dasarnya uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakab..sebuah
grup (data) mempunyai varians yang sama didalam grup (data) tersebut.
Tabel 4.5
Test of Homogeneity of Variances pada etnis Betawi
rasanq1 a e rns eaw1 P k t' Bt
Levene Statistic df1 df2 Sig.
12
Keterancaman etnis Betawi
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,546 11 24 ,179
Dari data tabel di atas tidak ada angka signifikansi pada tingkat prasangka
etnis Betawi, maka dapat di katakan grup (data) tersebut tidak homogen.
Kemudian diketahui pula bahwa data keterancaman pada etnis Betawi adalah
0, 179 > 0.05, maka dapat dikatakan grup (data) tersebut homogen.
Tabel 4.6
Test of Homogeneity of Variances pada etnis Madura
prasangka etnis Madura
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,711 12 25 '125
71
Keterancaman etnis Madura
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3,350 15 31 ,002
Dapat diketahui dari tabel diatas bahwa varians skala prasangka pada etnis
Madura memiliki nilai probabilitas 0, 125 > 0,05 artinya data tersebut bersifat
homogen. Sedangkan data keterancaman pada etnis Madura memiliki nilai
probabilitas 0,02 < 0,05, maka dapat dikatakan skala keterancaman pada
etnis Madura tersebut tidak homogen.
Secara umum skor hasil penelitian prasangka dengan keterancaman pada
kelompok etnis Betawi dan kelompok etnis Madura Cakung Jakarta Timur
dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Tabel 4.7
Descriptive Statistics pada kelompok etnis Betawi
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Prasangka 50 105,00 145,00 125,8000 9,26261
Keterancaman 50 97 162 133,52 16,370
Valid N (listwise) 50
Pada penelitian ini subyek penelitian berjumlah 50 orang, skor prasangka
pada etnis Betawi terendah adalah 105 dan skor tertinggi 145 dengan nilai
72
rata-rata 125,800 dan standar deviasi (SD) sebesar 9,26. Kemudian skor
terendah untuk skala keterancaman pada etnis Betawi adalah 97 dai:i skor
tertinggi 162 dengan nilai rata-rata 133,52 dan standar deviasi (SD) sebesar
16,37.
Tabel 4.8
Descriptive Statistics pada kelompok etnis Madura
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
prasangka 50 91 118 103,68 8,185
keterancaman 50 89 120 104,86 7,895
Valid N (listwise) 50
Pada penelitian ini subyek penelitian berjumlah 50 orang, skor prasangka
pada etnis Madura terendah adalah 91 dan skor tertinggi 118 dengan nilai
rata-rata 103,68 dan standar deviasi (SD) sebesar 8, 18. Kemudian skor
terendah untuk skala keterancaman pada etnis Madura adalah 89 dan skor
tertinggi 120 dengan nilai rata-rata 104,86 dan standardeviasi (SD) sebesar
7,89.
4.2.3. Penyebaran Skor Responden
Sebelum melakukan uji hipotesis, penulis menentukan kategorisasi pada
prasangka dan keterancaman terlebih dahulu. Kategorisasi yang dilakukan
menggunakan kategorisasi jenjang ordinal, yaitu menempatkan individu ke
dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu
kontinum berdasar atribut yang diukur (AZ>Nar, 2003).
4.2.3.1. Pada Kelompok Etnis Betawi
73
Secara teoritis, skala prasangka pada etnis Betawi terdiri dari 37 item dengan
alternatif jawaban yang diberi skor 1 s.d 4. Dengan demikian rentangan skor
terendah (minimum) yang diperoleh responden adalah 37 {hasil dari 1x 37)
dan skor tertinggi (maximum) adalah 148 {hasil dari 4 x 37) sehingga luas
jarak sebarannya adalah 148 - 37= 111. Dengan demikian setiap satuan
standar deviasinya (SD) adalah bernilai cr = 111/ 5 = 22, dan mean teoritisnya
adalah µ = 37 x 3 = 111.
Dengan demikian, responden yang memiliki skor dibawah nilai mean teoritis
adalah (111) di kategorikan rendah tingkat prasangkanya. Sedangkan
responden yang memiliki skor diatas nilai mean teoritis (111) dikategorikan
tingkat prasangkanya tinggi.
Penulis menggolongkan responden ke dalam 3 kategori diagnostik tingkat
prasangka, yaitu rendah, sedang, dan tinggi dengan menggunakan norma
kategorisasi (Azwar, 2003).
X < (µ - 1,0 cr)
(µ - 1,0cr) s; X < (µ + 1,0 cr)
(µ + 1,0cr) s; X
Kategari rendah
Kategari sedang
Kategari tinggi
Ket: X = Skar Respanden µ=Mean Tearitis a= Standar Deviasi
Dengan harga µ = 111 dan a = 22 akan diperoleh kategari-kategari yang
digunakan sebagai berikut:
Tabel 4.9
Kategarisasi Skar Respanden Skala Prasangka pada etnis Betawi
Skar Respanden Kategarisasi Jumlah Respanden Persentase
x < [111-1,0 (22)] = 89 Rendah - -89 $ x < 133 Sedang 35 70%
x "' 133 Tinggi 15 30%
74
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada respanden yang termasuk
dalam kategarisasi skar rendah, sedangkan respanden yang termasuk dalam
kategarisasi skar sedang adalah sebanyak 35 respanden atau (70%) dan
respanden yang memiliki kategarisasi skar tinggi adalah berjumlah 15
respanden atau (30%).
Untuk skala keterancaman, penulis mengkategarisasikan kedalam tiga
kategari skar, yaitu kurang, cukup, dan sangat. Skala keterancaman pada
75
etnis Betawi terdiri dari 42 item dengan alternatif jawaban yang di beri skor 1
s.d 4. Dengan demikian rentangan skor terendah (minimum) yang mungkin di
peroleh responden adalah 42 (hasil dari 1 x42) dan skor tertinggi (maximum)
adalah 168 (hasil dari 4 x 42 ). Sehingga luas jarak sebarannya adalah 168 -
42 = 126 dengan demikian setiap satuan satandar deviasi (SD) bernilai a=
126/5= 25 dan mean teoritisnya adalah µ = 42 x 3 = 126.
Dengan demikian, responden yang memiliki skordibawah mean teoritis (126)
dikategorikan kurang merasa terancam, sedangkan responden yang memiliki
skor diatas nilai mean teoritis (126) dikategorikan sangat merasa terancam.
X < (µ - 1,0 cr) Kategori kurang terancam
(µ - 1,0cr) :> X < (µ + 1,0 cr)
(µ + 1,0cr) :> X
Kategori cukup terancam
Kategori sangat terancam
Ket: X = Skor Responden µ=Mean Teoritis a= Standar Deviasi
Dengan harga µ = 126 dan a= 25 akan diperoleh kategori-kategori yang
digunakan sebagai berikut:
76
Tabel4.10
Kategarisasi Skar Respanden Skala keterancaman pada etnis Betawi
Skar Respanden Kategarisasi Jumlah Respanden Persentase
x < [126-1,0 (25)] =101 Ku rang 2 4%
terancam
101SX<151 Cukup 40 80% terancam
x ;:: 151 Sangat 8 16% terancam
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa respanden yang kurang merasa
terancam hanya berjumlah 2 respanden atau (4%), sedangkan respanden
yang cukup merasa terancam adalah sebanyak 40 respanden atau (80%)
dan respanden yang merasa sangat terancam adalah berjumlah 8 respanden
atau (16%).
4.2.3.2. Pada Kelompok Etnis Madura
Secara tearitis, skala prasangka pada etnis Betawi terdiri dari 30 item dengan
alternatif jawaban yang diberi skar 1 s.d 4. Dengan demikian rentangan skar
terendah (minimum) yang diperaleh respanden adalah 30 (hasil da;i 1x 30)
dan skar tertinggi (maximum) adalah 120 (hasil dari 4 x 30) sehingga luas
jarak sebarannya adalah 120 - 30= 90. Dengan demikian setiap satuan
standar deviasinya (SD) adalah bernilai a= 901 5 = 18, dan mean tearitisnya
adalah µ = 30 x 3 = 90.
77
Dengan demikian, responden yang memiliki skor di bawah nilai mean teoritis
adalah (90) dikategorikan rendah tingkat prasangkanya. Sedangkan~
responden yang memiliki skor diatas nilai mean teoritis (90) dikategorikan
tingkat prasangkanya tinggi.
Penulis menggolongkan responden ke dalam 3 kategori diagnostik tingkat
prasangka, yaitu rendah, sedang, dan tinggi dengan menggunakan norma
kategorisasi (Azwar, 2003).
X < (µ - 1,0 cr)
(µ - 1,0cr) :5 X < (µ + 1,0 cr)
(µ + 1,0cr) :5 X
Ket: X = Skor Responden
Kategori rendah
Kategori sedang
Kategori tinggi
µ=Mean Teoritis cr = Standar Deviasi
Dengan harga µ = 90 dan cr = 18 akan diperoleh kategori-kategori yang
digunakan sebagai berikut:
Tabel 4.11
Kategorisasi Skor Responden Skala Prasangka pada etnis Madura
Skor Responden Kategorisasi Jumlah Responden Persentase
x < (90-1,0 (18)] = 72 Rendah 14 28%
72 :5 x < 108 Sedang 29 58%
x 2: 108 Tinggi 7 14%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 14 responden (28%) yang
termasuk dalam kategorisasi skor rendah, sedangkan responden yciog
termasuk dalam kategorisasi skor sedang adalah sebanyak29 responden
atau (58%) dan responden yang memiliki kategorisasi skor tinggi adalah
berjumlah 7 responden atau (14%).
78
Untuk skala keterancaman, penulis mengkategorisasikan kedalam tiga
kategori skor, yaitu kurang, cukup, dan sangat. Skala keterancaman pada
etnis Madura terdiri dari31 item dengan alternatif jawaban yang diberi skor 1
s.d 4. Dengan demikian rentangan skor terendah (minimum) yang mungkin
diperoleh responden adalah 31 (hasil dari 1 x31) dan skor tertinggi
(maximum) adalah 124 (hasil dari 4 x 31 ). Sehingga luas jarak sebarannya
adalah 124 -31 =93 dengan demikian setiap satuan satandar deviasi (SD)
bernilai a= 93/5= 17 (dibulatkan) dan mean teoritisnya adalah µ = 31x3 = 93.
Dengan demikian, responden yang memiliki skor dibawah mean teoritis (93)
dikategorikan kurang merasa terancam, sedangkan responden yang memiliki
skor diatas nilai mean teoritis (93) dikategorikan sangat merasa terancam.
X < (µ - 1,0 a)
(µ - 1,0a) :;; X < (µ + 1,0 a)
(µ + 1,0a) :;; X
Ket: X = Skar Respanden
Kategari kurang merasa terancam
Kategari cukup terancam
Kategari sangat terancam
µ = Mean Tearitis a= Standar Deviasi
79
Dengan harga µ = 93 dan a = 17 akan diperoleh kategari-kategari yang
digunakan sebagai berikut:
Tabel 4.12
Kategarisasi Skar Respanden Skala keterancaman pada etnis Madura
Skar Respanden Kategarisasi Jumlah Respanden Persentase
x < [93,0 (17)] =76 Kurang terancam 18 36%
76:5X<110 Cukup terancam 27 54%
x <:110 Sangat terancam 5 10%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa respanden yang kurang merasa
terancam hanya berjumlah 2 respanden atau (4%), sedangkan respanden
yang cukup merasa terancam adalah sebanyak 40 respanden atau (80%)
dan respanden yang merasa sangat terancam adalah berjumlah 8 respanden
atau (16%).
80
4.2.4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus korelasiproduct
moment dari pearson. Yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor variabel
prasangka dan skor variabel keterancaman. Dengan menggunakan rumus
korelasi product moment untuk mengetahui kekuatan hubungan antara dua
variabel. Untuk menghitungnya dilakukan dengan menggunakan program
SPSS versi 13.0 adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Prasangka
Keterancaman
Tabel4.13
Correlations pada etnis Betawi
prasangka
Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 50
Pearson Correlation ,162
Sig. (2-tailed) ,261
N 50
keterancaman
,162
,261
50
1
50
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa koefisien antara prasangka dan
keterancaman pada kelompok etnis Betawi Cakung Jakarta Timur adalah
sebesar 0, 162, setelah dibandingkan dengan r-table untuk 50 orang, di
peroleh r-table sebesar 0,361 pada taraf signifikansi 0,01 dan 0,279 pada
taraf signifikansi 0,05. hal ini menunjukan bahwa nilai r-hitung lebih kecil dari
r-tabel pada taraf signifikansi 0,01 maupun pada taraf signifikansi 0,05.
prasangka
keterancaman
Tabel 4.14
Correlations pada etnis Madura
Prasangka
Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 50
Pearson Correlation -,016
Sig. (2-tailed) ,909
N 50
81
Keterancaman
-,016
,909
50
1
50
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa koefisien antara prasangka dan
keterancaman pada kelompok etnis Madura Cakung Jakarta Timur adalah
sebesar -0, 16, setelah dibandingkan dengan r-table untuk 50 orang, di
peroleh r-table sebesar 0,361 pada taraf signifikansi 0,01 dan 0,279 pada
taraf signifikansi 0,05. hal ini menunjukan bahwa nilai r-hitung lebih kecil dari
r-tabel pada taraf signifikansi 0,01 maupun pada taraf signifikansi 0,05.
Tabel 4.15
Correlations prasangka dan keterancaman pada etnis Betawi dan Madura
di Cakung Jakarta Timur
Prasangka Keterancaman
Prasangka Pearson Correlation 1 ,632**
Sig. (2-tailed) ,000
N 100 100
Keterancaman Pearson Correlation ,632** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 100 100
** Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
82
Dari hasil perhilungan koefesien korelasi anlara prasangka dengan
kelerancaman diketahui r hilung sebesar 0,632. Besaran nilai koefesien
korelasi r hilung 0,632 dan r label 0, 195 pada taraf signifikansi 5% dan r label
0,256 pad a laraf signifikansi 1 %, bila dibandingkan maka harga r hilung lebih
besar daripada r label, baik pada laraf signifikansi 5% maupun 1 %. Sehingga
kepulusan slatisliknya adalah menolak Ho dan menerima H1 yang berarti
lerdapal hubungan anlara prasangka dengan kelerancaman. Karena angka
koefesien korelasi menunjukkan nilai posilif (+), artinya lerdapat hubungan
positif anlara prasangka dengan kelerancaman. Angka koefesien korelasi
menunjukkan nilai positif (+) menunjukkan bahwa hubungan antara kedua
variabel lersebul bersifat searah, artinya peningkatan satu varibel akan diikuti
oleh peningkalan variabel lain.
Atas dasar tersebut, maka diinterpretasikan bahwa semakin tinggi prasangka
antar kelompok, maka kelompok akan semakin sangat terancam akan
keberadaannya. Sebaliknya, semakin rendah prasangka antar kelompok,
maka semakin kurang tingkat kelerancaman akan keberadaannya.
5.1. KESIMPULAN
BABS
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisa data serta pengujian hipotesis, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa prasangka berhubungan dengan keterancaman. Artinya
bahwa semakin tinggi tingkat prasangka suatu etnis kepada kelompok etnis
Madura dan Betawi, maka akan semakin tinggi rasa keterancamannya
terhadap keberadaan etnis yang lain.
5.2. DISKUSI
Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan prasangl<a dengan
keterancaman. Hasil yang diperoleh adalah ada hubungan positif yang
signifikan antara prasangka dengan keterancaman. Artinya bahwa semakin
tinggi tingkat prasangka suatu etnis kepada kelompok etnis lain, maka akan
semakin merasa sangat terancam terhadap keberadaan suatu etnis yang
ada.
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Stephan (1999)
bahwa dari hasil penelitian yang di lakukan berulangkali mengatakan bahwa
ancaman dan rasa takut memiliki peranan penting dalam munculnya
83
prasangka hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Howstone yang
menyatakan bahwa keterancaman merupakan salah satu penjelasan.
mengenai terjadinya intergroup bias. Artinya, prasangka dan keterancaman
memang memiliki hubungan yang signifikan.
84
Prasangka dapat terjadi dalam hubungan antar kelompok, misalnya saja
antara kelompok penduduk asli dengan kelompok pendatang. Permasalahan
mengenai sikap penduduk asli terhadap kelompok pendatang merupakan
masalah yang tetap relevan hingga kini karena terjadi peningkatan arus
imigrasi dalam bebrapa dekade belakangan ini. Diantara berbagai faktor yang
mempengaruhi arus imigrasi adalah perubahan ekonomi global, konflik antar
etnis dan politik, peningkatan sarana komunikasi dan transportasi.
Menurut Sarwono (2006) mengatakan bahwa imigrasi dapat menjadi sumber
ketegangan antara penduduk asli dan pendatang, akibat persaingan untuk
mendapatkan berbagai sumber yang sifatnya terbatas, misalnya pekerjaaan.
Sejalan dengan pendapat tersebut. Menurut Simpson & Vinger 1985 dalam
Feldman 1998 situasi kompetitif tersebut apabila individu yang berasal dari
kelompok lain (minoritas) dapat menggagalkan usaha mereka, mereka akan
mendapatkan sesuatu yang berharga, maka individu akan bersikap negatif
dan berprasangka terhadap kelompok minoritas. Rystad dalam Esses (2001)
mengatakan bahwa para pendatang seringkali dijadikan sasaran kejahatah,
diperlakukan berbeda (diskriminasi) dan di benci oleh kelompok penduduk
asli.
85
Beberapa aliran dalam psikologi mencoba untuk menjelaskan mengenai
prasangka. Salah satunya adalah teori identitas sosial yang dikembangkan
oleh Tajfel (1957) yang berasumsi bahwa secara umum orang memiliki
kecenderungan memandang dirinya secara positif daripada negatif. lmplikasi
dari kecenderungan ini dalam tema kelompok adalah kecenderungan
memandang kelompoknya sendiri lebih positif dibanding kelompok lain.
Dikarenakan secara umum teori ini dibangun memalui tiga ide utama yakni,
kategorisasi, identifikasi dan komparasi.
Lebih lanjut Baron & Byrne (1994) mengatakan bahwa identitas sosial
tersebut merupakan proses pengelompokan diri sendiri atau orang lain ke
dalam berbagai kelas atau kategori sosial, antara lain ras, seks, agama,
kelas, kewarganegaraan, dan lain-lain.
Duckitt dan Mputhing (1997) dalam suatu penelitiannya juga membuktikan
bahwa identifikasi individu pada kelompoknya berpengaruh terhadap sikap
individu terhadap kelompok luarnya. Abraham dan Hogg (1998) juga
menyatakan bahwa teori identitas sosial dapat menjelaskan prasangka,
diskriminasi, perubahan sosial dan konflik antar kelompok.
86
Menurut Blumer dalam Lusiana 2004 menyatakan bahwa ancaman tersebut
pada dasarnya muncul dari berbagai sumber yaitu : (1 ). Rasa superioritas,
(2). Merasa berbeda dari kelompok yang di anggap lebih rendah, (3).merasa
berhak untuk mengklaim suatu daerah, (4). Merasa takut dan curiga bahwa
kelompok yang dianggap lebih rendah suatu saat akan mengganggu hak-hak
kelompoknya sebagai kelompok domonan.
untuk mengurangi prasangka dan keterancaman David O.Sears (1991)
berpendapat bahwa hal tersebut dapat di lakukan dengan cara melakukan
kontak langsung antar kelompok, karena ada keyakinan bahwa kontak
langsung dapat menghilangkan stereotip dan dapat menimbulkan kedekatan
dan juga interaksi, biasanya dapat meningkatkan rasa suka.
5.3. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dan diskusi maka untuk
perkembangan skripsi selanjutnya penulis mencatat beberapa saran yang
dapat menyempurnakan penelitian lanjutan yang akan dilakukan. Penulis
membagi saran tersebut menjadi saran teoritis dan saran praktis. Saran
teoritis diajukan kepada pihak-pihak yang ingin mengembangkan sekaligus
menyempurnakan penelitian yang penulis lakukan. Sedangkan saran praktis
penulis ajukan kepada pihak etnis Betawi dan etnis Madura Cakung Jakarta
Timur.
87
5.3.1 Saran Teoritis
Penelitian ini masih banyak kekurangan dan masih dalam lingkup yan_g masih
terbatas, oleh karena itu peneliti memberikan beberapa saran, diantaranya:
1. Untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan prasangka
dan keterancaman, hendaknya sampel penelitian tidak hanya
kelompok etnis Betawi dan kelompok etnis Madura tetapi juga
melibatkan aparatur negara untuk menangani konflik antar etnis
tersebut agar tidak terjadi secara berulang-ulang.
2. Untuk penelitian selanjutnya dalam pengambilan data hendaknya
dilakukan dengan wawancara dan observasi, agar tujuan hasil
penelitian lebih mendalam serta memperoleh hasil yang valid dan
reliabel
3. Untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan keterancaman
hendaknya mencari definisi keterancaman secara spesifik menurut
tinjauan psikologi.
5.3.2 Saran Praktis
1. Untuk pihak kelompok etnis Betawi dan Madura di Cakung Jakarta
Timur perlu adanya peningkatan frekuensi untuk lebih sering
melakukan kontak langsung melalui acara pertemuan yang
disepakati oleh kedua kelompok etnis Betawi dan etni Madura
karena ada keyakinan bahwa kontak langsung dapat menghilangkan
stereotip dan dapat menimbulkan kedekatan dan juga interaksi,
biasanya dapat meningkatkan rasa suka.
88
2. Hendaknya antara etnis Betawi dan etnis Madura di Cakung Jakarta
Timur tidak menilai individu hanya berdasarkan keanggotaannya
dalam suatu kelompok tanpa didasari oleh keinginan untuk mengenal
karekteristik individu tersebut yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an.
Al-had its.
Abu Ahmadi. 1999.cet. ke-2. Psikologi Sosial.Jakarta :Rineka Cipta
Ajze,l.1998. Attitudes, Personality,and Behavior. Open University Pers
Alsa, A. 2004. Pendekatan Kuantitatif dan Kua/itatif Serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ayyub,Hasan. As Suluhul /jtima'I fil Islam. Etika Islam. Tarmana Ahmad Qasim, H.Sofyan, Endang Suhinda (terj). 1994. Bandung: Tri Genda Karya.
Azwar,S.2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Azwar, S. 2000. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baron & Byrne.1997. Social Psychologyc (9th ed). Massacussets: Allyn dan Bacon companies
Baron & Byrne.2000.Social Psychology. Massachusetts: Allyn dan Bacon Companies
David, O.S., et all. Psikologi Sosial. Edisi ke-5. Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Esses.V.M: Davidio,J.F: Jakson,L.M: Armstrong,T.L.2001. The Immigration Dilemma: The Role of Perceived Group Competition.Ethnic Prejudice, and National Identity. Journal of social Issue. Vol 57 No.3
Feldman, R.S.1998. Social Psychology.USA (2nd edition) ; Prentice Hall
Gerungan. 2000. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama
Hajar, lbnu. 1996. Dasar-dasr Metode Penelitian Kuntitatif Dalam Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
89
Melalatoa, M.Junus. 1997. Kebudayaan Betawi: Sistem Budaya Indonesia. Jakarta: Pamator
Myers. D.G. 1999. Social Psichology. New Jersey: Prentice Hall
Sarwono, S.W.1999. Psikologi Sosial: lndividu dan Teoti-Teori Psikologi Sosia/. Jakarta : Balai Pustaka
90
Sarwono,S.W. 2006.Psikologi Prasangka Orang di/ndonesia; Kumpulan Studi Empirik Prasangka Dalam Berbagai Aspek Kehidupan Orang lndinesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Singarimbun, M & S.Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES
Sutrisno, Hadi. 1995. Metodo/ogi Risearch. Yogyakarta: Andi
Triton, P.B. 2006. SPSS 13.0 Terapan: Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Andi
SKRIPSI DAN TESIS
Alfian.1998. Prioritas Tipe Nilai Motivasional Orang Betawi: Studi Deskriptif Mengenai Nilai-Nilai Universal Schwartz Pada Orang Betawi. Skripsi. Fakultas Psikologi: Universitas Indonesia
Ali,Rahman,H.1998. Persepsi Orang Betawi Terhadap Sinetron Si Doe/ Anak Sekolahan. Skripsi. Fakultas Psikologi: Universitas Indonesia
Christanti,Dessy.2003.Prasangka Antar Kelompok Etnis Dayak dan Madura diTinjau Berdasarkan ltegrated Threat Theory dan Social Dominance Theory.Tesis.Fakultas Psikologi; Universitas Indonesia
Fathcuri. 2000. Hubungan Antara komitmen Beragama dengan Psychology Wellbeing Masyarakat Betawi. Skripsi. Fakultas Psikologi: Universitas Indonesia
lndri, Ysp. 2004. Hubungan Keberagamaan dan Adversity Quotient Pada Orang Betawi. Skripsi. Fakultas Psikologi: Universitas Indonesia
lvana,N.M.2001.Hubungan Antara /dentitas Sosial dengan Prasangka Pada Siswa Seka/ah yang Terlibat Tawuran.Skripsi.Fakultas Psikologi: Universitas Indonesia
91
Lusiana, Yusida. 2004. Model lntegrasi lntoleransi Politik: Pengaruh Faktor Kepribadian dan Persepsi Ancaman. Skripsi. Fakultas Psikologi : Universitas Indonesia
Rahmawati, Diana.2002. Gambaran Pengalaman Emosi Marah Pada LakiLaki dan Perempuan Suku Madura. Skripsi. Fakultas Psikologi : Universitas Indonesia
SUMBER LAIN
http://www.bamu.dikmentidki.go.id/budaya/index.php?jns=l&bg=l07&id budaya=2 .2.) http://www.e-psikologi.com/sosial/030904.htm
http://www.gatra.com/2006-06-20/versi_ cetak.php?id=95557
http://www.incis.or.id/bab3_b.htm
http://kompas.com/kompas-cetak/0203/02/UT AMNbent01.htm
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0507 /26/metro/1922879 .htm
http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00085.html
http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2002/07 /18/brk,20020718-05,id .html
http://ms.wikipedia.org/wiki/Madura
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief
idayatullah Jakarta bermaksud untuk mengadakan penelitian mengenai "Hubungan
1tara Prasangka dengan Keterancaman pada etnis Betawi dan etnis Madura di Cakung
1karta Timur"
Oleh karena itu saya meminta kesediaan anda untuk menjadi sampel dalam
strumen penelitian yang berupa angket.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
>- Untuk mengetahui hubungan antara prasangka dengan keterancaman pada etnis
Betawi dan etnis Madura di Cakung Jakarta Timur.
Hasil penelitian ini bersifat rahasia sehingga identitas anda akan kami rahasia kan
1n jawaban anda tidak akan mempengaruhi apapun.
Saya mengucapkan terimakasih atas kerjasama dan kesediaan anda meluangkan
iktu untuk berpartisipasi dalam penelitian.
mgan ini saya menyatakan bahwa :
1ma
nis kelamin
>ndidikan terakhir
imat
IDENTITAS SAMPEL
1nyatakan kesediaan ikut dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa fakultas
ikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta, mengenai
bungan antara prasangka dengan keterancaman pada etnis Betawi dan etnis Madura di
kung Jakarta Timur.
Jakarta, 2006
( ......................................... ) -1-
PETUNJUK PENGISIAN
1wablah dengan memberikan tanda chek list (.,/) pada jawaban yang sesuai dengan
1rnyataan dan pendapat anda :
IS : Sangat Tidak Setuju
: Tidak Setuju
: Setuju
: Sangat Setuju
lo PERNYATAAN
Orang Madura sering mengambil lahan orang lain secara paksa. Orang Madura merasa bengga dengan keberaniannya. Menurut saya orang Madura suka menonjolkan kekayaannya. Orang Madura tidak ingin bersatu dengan orang diluar kelompoknya. Menurut saya orang Madura tidak membuka diri kepada pendatang. Saya rasa orang Madura semuanya baik hati dan tidak sombong. Menurut saya orang madura memiliki prestasi yang memuaskan. Jika Orang Madura marah mereka tidak segan-segan untuk main senjata. Orang Madura sering berperilaku tidak sopan kepada pendatang.
I Kehadiran orang Madura ditengah-tengah masvarakat sanaat menakhawatirkan. Menurut saya Orang Madura dapat meresahkan orana lain.
' Bagi orang Madura kekuasaan adalah segalanya
' Orang Madura sering membuat keributan dalam masvarakat. Orang Madura tidak pernah melakukan perlawanan kepada orana Betawi Menurut saya orang madura sangat licik dan jahat.
Menurut sava orana madura setia kawan. Orang Madura memiliki rasa solideritas yang tinggi kepada sesamanva.
STS TS s SS
.
8 Banyak orang yang senang menjalin hubungan dengan orang Madura.
9 Orang Madura tidak mau menghormati orang lain diluar sukunya.
D Orang Madura dikenal jujur dalam berdagang -1 Orang Madura sering merugikan orang lain dalam
berdagang
2 Saya merasa takut dengan orang Madura karena mereka kasar.
3 Kebanyakan orang Madura adalah galak dan menakutkan.
4 Saya merasa cemas jika bertemu atau bertatapan denqan oranq Madura.
) Saya merasa senang hidup bertetangga dengan oranq Madura. -
l Banyak orang yang memuji orang Madura karena mereka pintar berdaqanq.
' Sa ya merasa orang madura cu rang dalam berdaaam1.
l Saya merasa resah jika harus hidup berdampingan denqan orana Madura.
) Saya ingin orang Madura tidak ada lagi agar tidak ada kerusuhan dimana-mana.
) Orang Madura senang membagikan hartanya kepada fakir miskin. Menurut sava orana madura setia kawan.
' Orang Madura memiliki rasa solideritas yang tinggi kepada sesamanva.
' Ban yak orang yang senang menjalin hubungan ' dengan orang Madura. Banyak orang Madura yang memiliki perusahaan.
' Orang Madura suka mengambil milik orang lain secara paksa.
Jika orang madura berurusan dengan aparat mereka selalu dibela. Menurut sava orana madura sanaat licik dan iahat.
PETUNJUK PENGISIAN
1wablah dengan memberikan tanda chek list (../) pada jawaban yang sesuai dengan
rnyataan dan pendapat anda :
·s : Sangat Tidak Setuju
NO
1
2
3 4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
: Tidak Setuju
: Setuju
: Sangat Setuju
PERNYATAAN
Orang Madura sering mengambil lahan secara oaksa. Orang Madura sering mengambil milik orang Betawi secara oaksa. Orang Madura sering mengancam orang Betawi Orang Madura sering melakukan pemerasan kepada orang Betawi. Pada saat terjdi pertikaian antara orang Madura dengan orang Betawi a pa rat hukum lebih memihak oranq Madura. Program pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah, secara umum Jebih menguntungkan orana Madura darioada oranq Betawi. Orang Madura dapat dengan mudah membunuh apabila terlibat masalah dengan orang Jain. Orang Madura sering melakukan tindak keiahatan vana meruaikan orana betawi. Orang Madura selalu menghormati agama lain.
Orang Madura tidak mau belajar mengenal budaya orang Betawi.
Orang Madura dapat dengan mudah membunuh apabila terlibat masalah dengan orang Jain. Dalam berusaha I berdagang orang Madura serina meniou orana. Orang Madura sering mengambil keuntungan dari orana Betawi. Orang madura Jebih mementingkan kesejahteraan kelompoknya daripada kelompok lain dalam masyarakat. Orang Madura selalu menghargai suku bangsa lain. Orang Madura hanya ingin membentuk pengajian dengan kelompoknya.
STS TS s SS
.
17 Orang Madura senang membaur dengan orang Betawi.
18 Orang Madura tidak menghormati agama lain 19 Saya rasa orang Madura selalu berperilaku baik
kepada oran11 Betawi. -20 Orang madura sering membuat keributan karena
hal sepele. 21 Orang Madura tidak mau memakai ustad dari
kalanoan Betawi. 22 Sava merasa orano Madura sanoat bersahabat. 23 Sava merasa enooan den11an oran11 Madura 24 Sa ya merasa tidak aman tinggal berdekatan
denoan orano Madura. 25 Jantung say a berdebar-debar bila bertemu
dengan orang Madura. 26 Saya merasa gelisah jika bertemu I berdekatan
dengan orang Madura. -
27 Saya merasa jen11kel den11an oran11 Madura 28 Saya merasa senang bisa bertetangga dengan
orano Madura. 29 Saya merasa takut bertatapan dengan orang
Madura. 30 Say a merasa bangga bisa berteman dengan
orano Madura. 31 Kebanvakan orano Madura sikaonva kasar. 32 Semua orang Madura dikenal licik.
33 Kebanyakan oran11 Madura tidak bisa dipercaya 34 Biasanya orang Madura memiliki sifat sabar. 35 Kebanyakan orang Madura memiliki sifat keras
keoala. 36 Biasanya orang madura dikenal mau menang
sendiri. 37 Menurut sava oran11 Madura baik hatinya. 38 Rata-rata oran11 Madura memiliki rasa kesetiaan. 39 Oran11 Madura dikenal iuiur 40 Biasanya orang madura ulet dalam melakukan
pekerjaan. 41 Kebanvakan orano Madura adalah iahat 42 Orang Madura biasaya patuh dan taat pad a
aoama
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief
layatullah Jakarta bermaksud untuk mengadakan penelitian mengenai "Hubungan
tara Prasangka dengan Keterancaman pada etnis Betawi dan etnis Madura di Cakung
<arta Timur"
Oleh karena itu saya meminta kesediaan anda untuk menjadi sampel dalam
!rumen penelitian yang berupa angket.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
)> Untuk mengetahui hubungan antara prasangka dengan keterancaman pada etnis
Betawi dan etnis Madura di Cakung Jakarta Timur.
Hasil penelitian ini bersifat rahasia sehingga identitas anda akan kami rahasia kan
l jawaban anda tidak akan mempengaruhi apapun.
Saya mengucapkan terimakasih alas kerjasama dan kesediaan anda meluangkan
<tu untuk berpartisipasi dalam penelitian.
1gan ini saya menyatakan bahwa :
na
3
1didikan terakhir
:erjaan
nat
IDENTIT AS SAMPEL
1yatakan kesediaan ikut dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa fakultas
:ologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta, mengenai
ungan antara prasangka dengan keterancaman pada etnis Betawi dan etnis Madura di
ung Jakarta Timur.
Jakarta, 2006
( ......................................... ) -2-
PETUNJUK PENGISIAN
1wablah dengan memberikan tanda chek list (,,/) pada jawaban yang sesuai dengan
~rnyataan dan pendapat anda :
rs : Sangat Tidak Setuju
; : Tidak Setuju
: Setuju
; : Sangat Setuju
lo PERNYATAAN
Orang Betawi tidak ingin bersatu dengan orang diluar kelomooknva. Menurut sava orang Betawi hanya inain maju sendiri. Saya rasa orang Betawi hanya ingin hidup bersama dengan kelompoknya. Saya rasa orang Betawi semuanya baik hati dan tidak sombong. Menurut saya orang Betawi memiliki prestasi yang memuaskan. Jika Orang Betawi marah mereka tidak segan-segan untuk main senjata. Orang Betawi sering berperilaku tidak sopan kepada pendatang. Orang Betawi tidak suka bergaul dengan kelompok Madura. Kehadiran orang Betawi ditengah-tengah masyarakat sangat menakhawatirkan.
I Menurut saya Orang Betawi dapat meresahkan orang lain.
Menurut saya orang Betawi hanya mau senang sendiri.
Bagi orang Betawi kekuasaan adalah segalanya
Orang Betawi tidak pernah melakukan perlawanan kepada oranq Madura Menurut sava oranq Betawi senanq main krovok. Menurut sava orana Betawi sanaat licik dan iahat. Orang Betawi memiliki rasa solideritas yang tinggi kepada sesamanva. Orang Betawi suka mengambil milik orang lain secara paksa.
Jika orang Betawi berurusan dengan aparat mereka selalu dibela.
STS TS s SS
-
19 Orang Betawi tidak mau menghormati orang lain diluar sukunya.
!O Saya merasa takut dengan orang Betawi karena mereka kasar.
!1 Kebanyakan orang Betawi adalah galak dan menakutkan.
!2 Saya merasa cemas jika bertemu atau bertatapan denoan orano Betawi.
~3 Saya merasa bangga bisa berkenalan dengan orang Betawi.
'.4 Sava merasa kaoum denoan keuletan orano Betawi '.5 Banyak orang yang memuji orang Betawi karena
mereka ointar berdaaana. 6 Sa ya merasa orang Betawi cu rang dalam
berdaaana. 7 Saya merasa resah jika harus hidup berdampingan
denaan orana Betawi. -
8 Saya ingin orang Betawi tidak ada agar tidak ada kerusuhan dimana-mana.
9 Orang Betawi senang membagikan hartanya kepada fakir miskin.
0 Orang Betawi tidak suka berkelahi dan main senjata tajam.
PETUNJUK PENGISIAN
iwablah dengan memberikan tanda chek list (Y) pada jawaban yang sesuai dengan
'rnyataan dan pendapat anda :
TS : Sangat Tidak Setuju
S : Tidak Setuju
: Setuju
S : Sangat Setuju
NO PERNYATAAN 1 Orang Betawi sering mengambil lahan secara
paksa. 2 Orang Betawi sering mengambil milik orang
Betawi secara paksa. 3 Orang Betawi sering menQancam oranQ Madura 4 Orang Betawi sering melakukan tindak kejahatan
vanq meruqikan oranq Madura. 5 Orang Betawi Jebih banyak memiliki peluang
untuk mendapatkan pekerjaan daripada orang Madura.
6 Program pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah, secara umum Jebih menguntungkan orang Betawi daripada orang Madura.
7 Orang Betawi dapat dengan mudah membunuh orang apabila terlibat dalam suatu masalah denqan oranq Jain.
8 Orang Betawi sering mengambil keuntungan dari oranq Madura.
9 Orang B etawi sering m embuat keributan karena hal sepele.
10 Orang Betawi lebih mementingkan kesejahteraan kelompoknya daripada kelompok Jain dalam masvarakat.
11 Orang Betawi tidak mau belajar mengenal budaya orang Madurai.
12 Orang Betawi tidak mau memakai ustad dari kalanQan oranq Madura.
13 Orang Betawi selalu menghargai suku bangsa lain.
14 Orang Betawi dikenal suka bermusuhan
15 Orang Betawi senang membaur dengan orang Madurai.
STS TS s SS
-
16 Menurut orang Madura kebiasaan orang Betawi membosankan.
17 Saya rasa orang Betawi selalu berperilaku baik kepada orang Madurai.
18 Orang Madura menyukai kebiasaan orang -Betawi.
19 Saya merasa orang Betawi sangat bersahabat.
20 Say a merasa tidak aman tinggal berdekatan dengan orang Betawi.
21 Jantung say a berdebar-debar bila bertemu dengan orang Betawi.
22 Saya merasa gelisah jika bertemu I berdekatan dengan orang Betawi.
23 Saya merasa jengkel dengan orang Betawi
24 Saya tidak merasa cemas bila bertemu dengan oranq Betawi. -
25 Sa ya merasa takut bertatapan dengan orang Betawi.
26 Orang Betawi biasanya bodoh
27 Kebanyakan orang Betawi sikapnya kasar.
28 Orano Betawi biasanva bersikao rendah hati. 29 Semua orang Betawi dikenal licik.
30 Kebanyakan orang Betawi tidak bisa dipercaya
31 Biasanya oranq Betawi memiliki sifat sabar.
0 BUTIR PERNYATAAN PRASANGKA BETAWI TOTAL ;p 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
I 1 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 123 ! 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 1 137 I 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 2 4 2 4 3 4 4 3 2 2 3 3 123 I 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 145 i 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 1 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 116 i 4 3 3 4 4 4 1 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 1 4 2 4 2 3 3 3 4 3 4 3 4 4 126
4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 1 4 3 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 133 I 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 1 4 3 4 3 4 3 4 3 2 4 2 4 2 3 3 4 4 4 3 4 127 I 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 2 1 2 1 4 2 4 2 3 4 3 4 3 3 4 123 ~ 4 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 1 4 4 3 132 I 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 114 ! 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 126 I 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 120 I 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 116 ; 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 136 ; 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 1 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 119 r 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 1 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 119 I 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 112 I 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 138 I 4 3 4 3 3 1 4 4 4 4 3 3 4 1 1 3 4 4 3 3 3 3 4 1 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 120
4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 130 I 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 1 1 2 120 i 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 143
4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 135 i 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 142 i 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 1 3 1 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 1 126
4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 1 4 4 4 137 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 111 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 1 136 4 1 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 4 1 3 4 4 4 3 4 4 3 2 4 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 120 4 3 3 1 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 127 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 2 136 4 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 127 4 4 2 3 4 3 2 4 3 2 3 4 4 4 3 3 2 4 3 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 2 4 3 2 3 2 4 4 118 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 1 4 2 4 1 135 4 3 4 4 2 3 4 3 3 2 4 1 4 4 4 2 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3 117 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 4 130 4 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 116 3 4 4 4 2 4 2 3 4 3 4 2 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 126 4 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 2 4 4 4 4 1 4 3 1 4 4 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 2 4 1 4 4 121 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 1 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 1 4 4 4 1 125 4 4 2 4 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 130 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 141 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 3 105 3 4 3 3 3 3 1 3 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 118 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 1 4 4 3 1 2 4 4 120 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 1 4 4 3 4 3 4 4 117 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 134 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 1 3 4 4 4 126 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 3 2 4 4 116
KETERANCAMAN PADA ETNIS BETAWI 2
TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 26 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 4
' 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 1 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 143
' 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 2 2 3 3 4 3 2 4 3 3 2 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 138
' 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 155 I 1 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 4 3 '3 4 4 4 3 3 3 135 I 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 141 I 3 4 1 3 4 4 3 3 4 4 2 4 1 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 142 I 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 :J 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 141 I 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 157 I 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 162
4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 1 4 4 4 1 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 149 2 4 1 4 4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 147 3 4 2 4 4 1 4 4 4 3 4 4 2 1 3 4 4 4 3 4 3 1 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 140 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 155 3 4 1 3 4 3 4 3 4 3 3 3 1 3 3 1 3 3 4 4 4 1 3 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 131 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 124 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 1 4 4 4 3 4 3 3 1 3 3 3 1 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 135 4 4 3 3 4 4 4 3 4 1 3 1 4 3 4 1 1 3 3 4 3 4 1 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 134 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 148 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 129 3 1 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 133 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 144 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 157 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 161 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 151 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 155 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 147 4 1 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 149 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 3 4 4 2 2 2 2 3 2 136 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 1 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 3 139 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 2 2 3 2 2 149 1 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 1 1 2 3 135 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 1 2 3 1 3 3 2 3 2 2 3 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 123 1 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 2 3 3 1 2 2 2 1 1 3 1 2 1 3 2 1 2 2 4 1 2 2 114 2 4 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 2 2 3 2 1 3 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 118 1 4 4 1 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 121 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 124 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 133 1 4 4 4 4 1 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 120 2 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 1 4 4 3 1 2 1 4 2 2 3 3 2 2 2 2 123 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 3 3 1 1 1 2 2 1 2 3 2 3 1 2 3 2 1 2 3 120 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 3 99 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 3 3 112 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 2 2 2 3 3 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 3 113 2 4 4 1 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3 1 2 2 2 2 1 3 2 3 1 1 2 3 1 2 2 4 1 2 3 114 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 123 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 1 2 3 105 3 3 3 1 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 1 1 3 3 2 3 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 97 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 121 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 3 2 2 3 4 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 117 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 1 1 2 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 117