HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara...

26
HUBUNGAN ANTARA BODY I LE Diajukan Kepada Fakultas Ps M F UNIVERSI A PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS IMAGE PADA DEWASA MUDA OLEH EA NOVELETTA SOEPARTO 802013010 TUGAS AKHIR sikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Pers Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI ITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017 S) DENGAN syaratan Untuk

Transcript of HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (BODY IMAGE

LEA NOVELETTA SOEPARTO

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESSIMAGE PADA DEWASA MUDA

OLEH

LEA NOVELETTA SOEPARTO

802013010

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

FITNESS) DENGAN

Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,
Page 3: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,
Page 4: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,
Page 5: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,
Page 6: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

1

PENDAHULUAN

Kebanyakan individu tentunya ingin tampil sempurna dan menarik di hadapan individu lain.

Dalam kehidupan sosial, bentuk tubuh juga menjadi representasi diri yang pertama kali dilihat.

Hal ini menyebabkan orang ingin memiliki tubuh yang ideal (Breakey, dalam Andea, 2010).

Pernyataan Davidson dan McCabe (2005) dalam jurnalnya menemukan bahwa kelompok usia

30-an dan 40-an adalah masa yang paling rentan terhadap body image jika dibandingkan dengan

kelompok usia lain. Sebagaimana Sivert & Sinanovic (dalam Santrock, 1995) menyatakan bahwa

secara fisik individu usia antara 20-40 tahun termasuk pada fase dewasa muda (young

adulthhood) dimana individu menampilkan profil yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan

dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah mencapai posisi puncak.

Charles dan Kerr (dalam Grogan, 1999) juga menemukan bahwa kebanyakan perempuan

dewasa tidak puas dengan body image mereka, namun laki-laki dewasa pun tak kalah dengan

perempuan dewasa. Mereka juga sudah mulai menjaga penampilan. Laki-laki dewasa mulai

merawat dirinya di salon, membentuk badan di pusat kebugaran, memakai parfum agar dapat

menarik perhatian perempuan dewasa di tempat kerja. Berbagai macam cara dilakukan untuk

memperbaiki penampilan mereka, seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyuntikkan

hormon ke dalam tubuh, pergi ke pusat kebugaran (Chamim dalam Gunawan, 2004). Pada

kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke

dalam tubuh, pergi ke tempat kebugaran itu membutuhkan uang yang sangat banyak dan hanya

bisa dilakukan oleh kalangan atas. Cara-cara tersebut juga bisa membahayakan kesehatan kalau

tidak dilakukan dengan bijaksana (Chamim, dalam Gunawan, 2010).

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

2

Banyak orang ingin memiliki bentuk tubuh ideal untuk memenuhi standar penampilan

masyarakat (Thompson, Heinberg, Altabe, & Tantleff-Dunn 1999).Untuk tampil baik,

kebanyakan dari mereka menganggap citra tubuh (body image) sebagai hal yang sangat penting.

Perempuan dan laki-laki dewasa ingin menarik perhatian pasangannya masing-masing dengan

cara tampil semenarik mungkin agar memperoleh pasangan yang diinginkan, selain itu individu

juga harus menghadapi dunia kerja. Tuntutan dunia kerja rupanya tidak hanya mengharapkan

kemampuan bekerja yang tinggi namun juga penampilan yang menarik. Untuk tampil menarik,

jika perempuan dewasa memiliki body image yang negatif maka ia akan meyakini bahwa orang

lain lebih menarik, ukuran/bentuk tubuh adalah penyebab kegagalan personal, malu, cemas

terhadap tubuh, serta tidak nyaman dan aneh dengan tubuh yang dimiliki (Sunartio, Monique,

Ktut, 2012).

Body image dapat didefinisikan sebagai hasil evaluasi subjektif dari seseorang mengenai

tubuh dan penampilan (Smolak & Thompson 2009), terdiri dari pikiran seperti (“Saya pikir saya

terlihat buruk di dalam foto”), perasaan seperti “Saya benci cara saya dilihat oleh orang lain”,

serta persepsi seperti “Saya terlalu gemuk” yang berkaitan dengan tubuh dan penampilan

seseorang (Thompson, dkk). Melliana (2006) mengemukakan bahwa cara berpikir yang positif

atau negatif merupakan hal terpenting dalam meningkatkan atau menurunkan body image

seseorang. Individu yang berpikir positif terhadap tubuhnya akan memiliki body image yang

positif yang kemudian mengarahkannya pada rasa puas terhadap tubuhnya, sedangkan individu

yang berpikir negatif terhadap tubuhnya akan memiliki body image negatif yang

mengarahkannya pada ketidakpuasan tubuh. Sebagaimana yang dikemukakan (Cash dan

Pruzinsky dalam Andea, 2010) bahwa body image merupakan sikap yang dimiliki seseorang

terhadap tubuhnya berupa penilaian positif atau negatif.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

3

Body image seseorang merupakan evaluasi terhadap ukuran tubuh, berat badan ataupun

aspek-aspek lainnya dari tubuh yang berhubungan dengan penampilan fisik (Thompson &

Altabe, 1993). Body image adalah persepsi, pikiran dan perasaanseseorang tentang tubuhnya

(Grogan, 2008). Body image merupakan konstrukmultidimensional yang mencerminkan

bagaimana individu berpikir, merasakan, dan bertingkah laku berkaitan dengan atribut-atribut

fisik individu tersebut (Cash, 2002). Sedangkan menurut Menurut Chaplin (2002) body

image adalah ide seseorang mengenai betapa penampilan badannya dihadapan orang lain.

Kadang kala dimasukkan pula konsep mengenai fungsi tubuhnya. Body image adalah bagaimana

cara pandang seseorang terhadap tubuhnya sendiri. Orang yang memiliki body image positif

mencerminkan tingginya penerimaan jati diri, rasa percaya diri dan kepeduliannya terhadap

kondisi badannya. Hal ini diperjelas oleh Honigman dan Castle (dalam Hurlock, 1980) yang

mengatakan bahwa body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran

tubuhnya; bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dia

pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan bagaimana kira-kira penilaian

orang lain terhadap dirinya.

Indikator yang dipakai sebagai kerangka berpikir diambil dari teori Cash dan Pruzinsky

(2000) yang mengemukakan adanya lima dimensi dalam pengukuran body image yaitu (a)

Appearance Evaluation (Evaluasi penampilan), yaitu mengukur evaluasi dari penampilan dan

keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan dan tidak memuaskan,

(b) Appearance Orientation (Orientasi penampilan), yaitu perhatian individu terhadap

penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan

dirinya, (c) Body Area Satisfaction (Kepuasan terhadap bagian tubuh), yaitu mengukur kepuasan

individu terhadap bagian tubuh secara spesifik, seperti wajah, rambut, tubuh bagian bawah

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

4

(pantat, paha, pinggul, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tubuh bagian atas (dada,

bahu, lengan), dan penampilan secara keseluruhan, (d) Overweight Preocupation (Kecemasan

menjadi gemuk), yaitu mengukur kecemasan terhadap kegemukan, kewaspadan individu

terhadap berat badan, kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat badan dan

membatasi pola makan, (e) Self-Classified Weight (Pengkategorian ukuran tubuh), yaitu

mengukur bagaimana individu mempersepsi dan menilai berat badannya, dari sangat kurus

sampai sangat gemuk.

Di kota Semarang banyak sekali tempat-tempat yang menunjang penampilan individu,

misalnya tersedianya tempat kebugaran seperti Plaza Fitness, Sadrakh Fitness, Gumaya Gym,

Fitness Celebrity Center, Kingdom Gym, dll. Menurut jurnal Fika Yunny W (2007) tubuh ideal

merupakan idaman setiap orang, baik itu wanita maupun pria, tua maupun muda. Bentuk tubuh

yang ramping, berotot, berisi menjadi tujuan utama seseorang melakukan latihan. Untuk

mendapatkan tubuh ideal dan penampilan yang menarik berbagai usaha dilakukan, salah satunya

adalah dengan melakukan latihan olahraga di fitness center atau sering disebut juga “fitnes”.

Thompson (2000) menjelaskan pentingnya faktor media massa dalam membentuk nilai-nilai

yang dianut masyarakat. Melalui media massa, tubuh yang ideal terbentuk di masyarakat. Di

Indonesia sendiri dapat dilihat bahwa peran media massa mulai mempunyai pengaruh dalam

membentuk pikiran tentang penampilan dan body image, pada iklan-iklan kosmetik sering

digunakan model wanita dengan kulit yang putih, tubuh yang langsing, secara tidak sadar

masyarakat menganggap tubuh ideal seorang wanita adalah yang memiliki kulit putih dan

bertubuh langsing. Saat melakukan olahraga tidak akan merasa jenuh atau stres karena sambil

melatih tubuh juga dapat menikmati musik yang sengaja diputar untuk menambah semangat saat

berolahraga. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika fitnes center saat ini sangat digemari

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

5

oleh masyarakat untuk melakukan latihan fisik supaya dapat memiliki tubuh yang ideal dan

penampilan yang menarik (Soekirno, 2006).

Kebanyakan individu yang memiliki aktivitas yang sangat padat akibatnya sering

melupakan olahraga, makan yang teratur dan sehat, tidur yang teratur, dan sebagainya. Membuat

tubuh sehat dengan tetap memperhatikan bentuk tubuh sudah menjadi gaya hidup yang

dibutuhkan bagi semua orang saat ini, hal ini disebabkan banyak masyarakat yang sudah mulai

sadar tentang pentingnya menjaga tubuh tetap ideal dan bugar. Berbagai macam cara untuk

meningkatkan kebugaran tubuh dan menjaga tubuh tetap ideal, diantaranya dengan melakukan

jogging di sekitar rumah, mengikuti kelas senam, atau melakukan program latihan dengan trainer

di pusat-pusat kebugaran. Berolahraga di pusat kebugaran menjadi salah satu pilihan masyarakat

perkotaan (Komala dan Hardiansyah, 2014). Keberadaan pusat kebugaran melalui program

dalam pola kehidupan masyarakat menciptakan fenomena baru terutama menyangkut

keberagaman kebutuhan masyarakat yang nampak dalam aktifitasnya tetapi ingin memiliki tubuh

tetap ideal dan menarik. Sebagian masyarakat memanfaatkan olahraga untuk memenuhi

kebutuhan. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan manusia yang meliputi fisiologis, rasa aman,

aktualisasi diri, harga diri, serta kebutuhan akan cinta dan ketergantungan (Hamada, 2014).

Menurut Friedman & Schustack (Ciciilabaika, 2013) mengemukakan bahwa pria pada

jaman dahulu dituntut untuk memiliki tubuh yang kuat, akan tetapi tubuh yang kuat tersebut

tidak diidentikkan dengan kekar atau berotot sedangkan pada jaman modern, konsep

maskulinitas tentang standar tubuh ideal pada pria mengalami perubahan. Menurut McCabe, dkk

(Onkowijoyo, 2010), pria memiliki bentuk tubuh yang indah atau lebih spesifik memiliki tubuh

yang kekar dan berotot sangatlah dihargai dalam ligkungan terutama diantara para pria. Melihat

berbagai kebutuhan serta manfaat yang ingin diperoleh para anggota pusat kebugaran untuk

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

6

memenuhi kebutuhannya dapat dikatakan bahwa setiap anggota memiliki dorongan yang

berbeda-beda saat memutuskan untuk mendatangi pusat kebugaran. Menurut Munandar (2004)

motivasi merupakan suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk

melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah kepada tercapainya suatu tujuan. Sementara

berdasarkan usia umumnya yang aktif sebagai anggota-anggota pusat kebugaran sekitar usia

dewasa muda hal ini disebabkan karena fase ini merupakan fase dimana aspek-aspek

perkembangan fisik telah mencapai puncak kekuatan dan energi, ketekunan, dan kemauan yang

luar biasa (Dariyo, 2003).

Dalam berolahraga membutuhkan kesungguhan sebagai perasaan atau perilaku yang

tidak pura-pura (sincerity) atau suatu keadaan agar menjadi sungguh-sungguh/serius

(seriousness) serta hal yang menentukan sesuatu dan dapat disebut juga suatu energi (earnestly)

Hornby (dalam kamus Oxford,1989). Dalam kamus bahasa Indonesia (1989) dijelaskan bahwa

latihan fisik merupakan hasil pelatihan atau aktivitas yang dilakukan untuk melatih tubuh.

Menurut Kilpatric, Herbert, dan Bartholomew (2005), perilaku berolahraga dibedakan dari

aktivitas fisik. Aktivitas fisik didefinisikan sebagai kategori yang luas dari pergerakan tubuh

yang dihasilkan dari pergerakan tulang dan otot, termasuk di dalamnya adalah olahraga dan

gerakan yang dilakukan selama bekerja. Adapun 4 kriteria perilaku berolahraga menurut

Kilpatric, dkk, yaitu ketaatan (mengetahui konsistensi seseorang dalam melakukan olahraga dan

lama orang tersebut sudah melakukan olahraga), intensitas (menyatakan mengenai penggunaan

tenaga yang dirasakan selama berolahraga), durasi (menyatakan banyaknya waktu yang

dihabiskan dalam sekali olahraga atau jumlah menit per sesi olahraga), dan frekuensi

(menyatakan seberapa banyak hari dalam satu minggu yang digunakan untuk berolahraga).

Metode latihan yang optimal menurut Rai (dalam koran tempo, 2001) & Yudha (2006) adalah

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

7

sebagai berikut : (a) Peregangan (strecth): latihan ringan yang dilakukan untuk melenturkan

badan supaya tidak kaku. Umumnya dilakukan selama 5-10menit, (b) Pemanasan (warm up)

disebut juga latihan untuk melatih jantung (cardio exercise). Pemanasan dapat dilakukan dengan

treadmill, jogging, atau menggunakan sepeda statis. Lama pemanasan berkisar 5-25 menit, (c)

Latihan inti ada 2 yaitu aerobik latihan cardio yang dilakukan tanpa henti dengan bantuan

oksigen selama kurang lebih 30-60 menit. Umumnya latihan aerobik dilakukan secara intens

untuk membakar lemak dan menurunkan berat badan.

Dalam perkembangannya banyak variasi aerobik dengan menggunakan berbagai jenis

musik sampai gerakan bela diri dan latihan bebas yaitu lebih ditujukan untuk membentuk tubuh,

mengencangkan dan menonjolkan otot-otot tubuh yang dilakukan untuk melatih bagian atas

pinggang (upper body) atau pinggang bagian bawah (lower body), (d) Pedinginan (cooling down)

setelah melakukan berbagai latihan yang memacu denyut jantung dan menegangkan otot, tubuh

membutuhkan waktu untuk kembali pada posisi semula dalam keadaan yang lebih nyaman dan

segar yang dilakukan berupa stretching dan jalan santai selama 5-10 menit atau sesuai

kebutuhan. Aspek-aspek kesungguhan dalam melakukan aktivitas fisik dijelaskan oleh Games &

Shepard (Wulandari, 2000) diantaranya: (a) Serius yang mengarah pada keoptimalan individu

dalam melakukan latihan fisik, dengan melihat apakah individu ingin fokus dan konsentrasi

selama latihan, (b) Kontinuitas adanya keseimbangan atau keinginan untuk teratur pada individu

yang ingin melakukan latihan fisik dengan sungguh-sungguh.

Berdasarkan hasil wawancara dari subjek yang memperhatikan body image yang positif(

Senin, 17 Sepetember 2016), subjek berusia 40 tahun dalam memperoleh tubuh yang ideal yang

berhasil membutuhkan usaha dan waktu yang cukup lama sekitar 6 bulan sampai 1 tahun dengan

menjaga pola makan dan olahraga jogging 8 kilometer secara teratur minimal 2 kali dalam

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

8

seminggu. Subjek sangat mementingkan penampilan fisik yang ideal karena pekerjaannya

sebagai marketing yang membutuhkan untuk tetap energik dan tujuan awalnya supaya sehat dan

tidak merepotkan orang lain jika sakit atau di saat tua nanti. Ia merasa takut atau cemas jika suatu

saat tubuhnya tidak ideal lagi karena subjek merasa senang dengan tubuhnya yang ideal untuk

saat ini yang tidak cepat lelah. Subjek ada faktor keturunan juga untuk bentuk dan berat

badannya. Dan subjek perlu sekali mengevaluasi bentuk tubuhnya yang ideal ini untuk

mengetahui apakah kita kurang bergerak dan istirahat setiap hari harus tahu. Dan beda dengan

orang yang mementingkan body image yang ideal yang hanya menjaga pola makan dan tidak

teratur dalam berolahraga yang kurang memuaskan untuk mendapat tubuh yang ideal.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ongkowijoyo (2010) bahwa ketidakpuasan

bentuk tubuh tidak ada hubungannya dengan perilaku latihan di pusat kebugaran yang dilakukan

oleh pria dewasa awal, namun ada faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku latihan yang

dilakukan adalah minat terhadap kesehatan. Sementara sebagian besar wanita datang ke pusat

kebugaran untuk bersenang-senang mendapatkan kegembiraan dan untuk memperoleh

kebanggaan atas dirinya sendiri (Irdhiyana, 2014). Hal tersebut membuktikan bahwa motivasi

pria dan wanita yang mendorong individu melakukan fitness di pusat kebugaran berbeda-beda.

Berbeda dengan wanita, pada pria terlihat ada perbedaan penilaian mengenai tubuh jaman dulu

dengan jaman modern seperti saat ini. Hal inilah yang membuat peneliti ingin melakukan

penelitian mengenai hubungan antara perilaku olahraga seseorang dengan body image.

Hipotesis penelitian yang diajukan adalah apakah ada hubungan positif signifikan antara

perilaku olahraga (fitness) dengan body image pada dewasa muda.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

9

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode

korelasional yang memiliki tujuan untuk menyelidiki hubungan variasi antara satu variabel

dengan variabel yang lain berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 1999). Dalam penelitian ini

peneliti ingin meneliti hubungan antara perilaku olahraga (fitness) dengan Body Image Pada

Dewasa Muda.

Variabel Penelitian

1. Perilaku Olahraga (Variabel bebas)

Perilaku olahraga dibedakan dari aktivitas fisik. Aktivitas fisik didefinisikan sebagai

kategori yang luas dari pergerakan tubuh yang dihasilkan dari pergerakan tulang dan otot,

termasuk di dalamnya adalah olahraga dan gerakan yang dilakukan selama bekerja (Kilpatric,

Herbert, dan Bartholomew (2005) dengan skala EMI-2 terdiri dari 51 item dan 14 faktor yang

mewakili berbagai motivasi untuk terlibat dalam aktivitas fisik termasuk manajemen stres,

revitalisasi, kenikmatan, tantangan, pengakuan sosial, afiliasi, kompetisi, tekanan kesehatan,

menghindari gangguan kesehatan, kesehatan yang positif, manajemen berat badan, penampilan,

kekuatan dan daya tahan, dan kegesitan dan dikembangkan oleh Marklan, D. dan Hardy, L.

(1993).

2. Body Image ( Variabel terikat)

Body Image merupakan konstruk multidimensional yang mencerminkan bagaimana

individu berpikir, merasakan, dan bertingkah laku berkaitan dengan atribut- atribut fisik individu

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

10

tersebut (Cash,2002) yang diukur dengan skala Multidimensional Body Self Relation

Questionnaire Appreance Scales (MBRSQ-AS.)

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah dewasa muda yang berusia 20-40 tahun menurut

Sivert & Sinanovic (dalam Santrock, 1995) yang dilakukan di Gardenia Fitnes, dan Kingdom

Fitnes di Semarang.

Teknik Pengambilan Sampling

Penulis menggunakan teknik penggunaan sampling berdasarkan teknik incidental

sampling, karena adanya faktor spontanitas, artinya siapa saja yang berolahraga yang tidak

sengaja bertemu dengan peneliti dan juga yang tidak melakukan olahraga yang sesuai dengan

karakteristik sampel peneliti, maka individu tersebut dapat digunakan sebagai sampel atau

responden (Riduwan, 2009).

Instrumen Penelitian

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur body image(gambaran tubuh) adalah skala

gambaran tubuh yang dimodifikasi dari Multidimensional Body Self Relation Questionnaire

Appreance Scales (MBRSQ-AS) yang dikemukakan oleh Cash (dalam Seawell & Danorf-Burg,

2005).

Perilaku olahraga diukur dengan skala EMI-2 terdiri dari 51 item dan 14 faktor yang

mewakili berbagai motivasi untuk terlibat dalam aktivitas fisik. termasuk manajemen stres,

revitalisasi, kenikmatan, tantangan, pengakuan sosial, afiliasi, kompetisi, tekanan kesehatan,

menghindari gangguan kesehatan, kesehatan yang positif, manajemen berat badan, penampilan,

kekuatan dan daya tahan, dan kegesitan (Kilpatric, Herbert, dan Bartholomew (2005),

dikembangkan oleh Marklan, D. dan Hardy, L. (1993).

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

11

Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah korelasi Product

Moment dengan bantuan SPSS.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

12

HASIL PENELITIAN

Uji Reliabilitas dan Validitas

Hasil uji reliabilitas pada skala perilaku olahraga dengan menggunakan Alfa Cronbach

menunjukkan hasil perhitungan reliabilitas sebesar 0.945. Berdasarkan pada perhitungan uji

seleksi item, diperoleh item gugur sebanyak 17 item dengan menyisakan 34 item bertahan yang

koefisien korelasi item totalnya bergerak antara 0.313-0.696.

Hasil uji reliabilitas pada skala body image dengan menggunakan Alfa Cronbach

menunjukan hasil perhitungan reliabilitas sebesar 0,866. Berdasarkan hasil uji seleksi item,

diperoleh item gugur sebanyak 14 item dengan menyisakan 17 item bertahan yang koefisien

korelasi item totalnya bergerak antara 0.235-0.668.

Uji Asumsi

Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya korelasi antara body image dengan perilaku olahraga (fitness) pada dewasa

muda.Namun sebelum dilakukan uji korelasi, peneliti melakukan uji asumsi terlebih dahulu

untuk menentukan jenis statistik parametik atau non-parametik yang akan digunakan untuk uji

korelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji One Sample-

Kolmogrof Smirnov.Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada tabel di atas,

didapatkan bahwa kedua variabel memiliki signifikansi p>0.05. Variabel body

image memiliki nilai K-S-Z sebesar 0.810(p>0.05). Sementara variabel perilaku

olahraga memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,678 (p>0.05) oleh karena nilai

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

13

signifikansi p>0.05, maka data body image dan perilaku olahraga (fitness)

berdistribusi normal.

2. Uji Linearitas

Berdasarkan hasil uji linearitas diperoleh deviation from linearity sebesar 0.038 (p <0.05 ).

Yang berarti bahwa hubungan antara body image dengan perilaku olahraga tidak linear.

Analisa Deskriptif

a. Body Image

Variabel dukungan body image memiliki item berjumlah 17 item, dengan jenjang skor

antara 1 sampai dengan 5. Pembagian skor tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut:

Skor tertinggi : 5 x 17 = 85

Skor terendah : 1 x 17 = 17

Pembagian interval dilakukan menjadi empat kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah, dan

sangat rendah. Pembagian interval dilakukan dengan mengurangi jumlah skor tertinggi dengan

jumlah skor terendah dan membaginya dengan jumlah kategori.

b. Perilaku olahraga

Variabel perilaku olahraga memiliki item berjumlah 34 item, dengan jenjang skor antara

1 sampai dengan 5. Pembagian skor tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut:

Skor tertinggi : 5 x 34 = 170

Skor terendah : 1 x 34 = 34

Pembagian interval dilakukan menjadi empat kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi,

rendah, dan sangat rendah. Pembagian interval dilakukan dengan mengurangi jumlah skor

tertinggi dengan jumlah skor terendah dan membaginya dengan jumlah kategori.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

14

Tabel 6. Kategorisasi Body Image

No Interval Kategori Frekuensi % Mean

1. 65 ≤ x ≤ 850 Sangat Tinggi 6 10.91%

2. 51 ≤ x < 68 Tinggi 45 81.82% 61.9

3. 34 ≤ x <51 Rendah 4 7.27%

4. 17 ≤ x < 34 Sangat Rendah 0 0.0%

Total 55 100%

Tabel 7.Kategorisasi Perilaku Olahraga

No Interval Kategori Frekuensi % Mean

1. 136 ≤ x ≤ 170 Sangat Tinggi 6 10.91%

2. 102 ≤ x <136 Tinggi 45 81.82% 123.9

3. 68 ≤ x < 102 Rendah 3 5.45%

4. 34 ≤ x <68 Sangat Rendah 1 1.82%

Total 55 100%

Page 20: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

15

Uji Korelasi

Uji korelasi menggunakan korelasi spearman karena hubungan kedua variabel tidak linear.

Tabel 8. Uji korelasi

Correlations

Body Image Perilaku

Olahraga

Spearman’s rho

Body Image

Correlation Coefficient 1,000 ,783”

Sig. (2-tailed) . .000

N 55 55

Perilaku Olahraga

Correlation Coefficient ,783” 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 55 55

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel tersebut diperoleh besarnya korelasi 0,783 (p<0.005) dengan signifikansi 0,000

yang berarti ada hubungan positif signifikan antara Body Image dengan perilaku olahraga (fitness)

pada dewasa muda.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

16

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil koefisien korelasi yang diperoleh antara perilaku olahraga (fitness)

dengan body image didapatkan hasil (r) sebesar 0,783 (p < 0,05) yang artinya ada hubungan

positif signifikan antara perilaku olahraga dengan body image. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi perilaku olahraga yang dilakukan seseorang, maka semakin baik pula body

imagenya. Sebaliknya, semakin rendah perilaku olahraga yang dilakukan seseorang, maka

semakin rendah pula body imagenya. Dengan demikian maka, hipotesis penelitian yaitu ada

hubungan positif signifikan antara perilaku olahraga dengan body image pada dewasa muda

dapat diterima. Dari hasil penelitian, didapat bahwa rata-rata sujek memiliki body image dan

perilaku olahraga yang tergolong tinggi yaitu sebesar 81,82%.

Adanya penelitian terhadap perilaku olahraga yang tinggi menunjukkan subjek merasa

puas dengan kondisi tubuh yang dimilikinya sehingga membuat subjek melakukan suatu usaha

untuk mempertahankan. Olahraga adalah salah satu aktifitas utama yang memperbaiki kualitas

hidup, baik pada remaja maupun pada orang dewasa (Santrock, 2002). Selain itu, menurut Fuoss

& Tropmann (Butarbutar, 2002), olahraga merupakan alat untuk menyeimbangkan tubuh dari

kurangnya aktifitas fisik yang sering terjadi pada kebanyakan masyarakat dewasa ini. Olahraga

sebagai salah satu aktifitas manusia yang memiliki manfaat terhadap fisik maupun psikis.

Hasil dalam penelitian ini memberikan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan

oleh Dacey dan Kenny (2001) banyak usaha yang dilakukan para remaja putri untuk membentuk

tubuh yang ideal dan proporsional agar menjadi kurus. Pada umumnya mereka melakukan

perilaku diet. Salah satu contoh perilaku diet adalah dengan melakukan kegiatan kebugaran atau

fitness. Sears (dalam Nugraha, 2010) mengemukakan bahwa perilaku gym merupakan gaya

hidup yang melibatkan unsur latihan (beban dan aerobik), pengaturan pola makan, dan istirahat

Page 22: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

17

dalam kadar yang proporsional. Olahraga fitness muncul sebagai fenomena baru, serta tumbuh

dan berkembang mengikuti gaya hidup modern, khususnya di kota-kota besar. Menurut

Febrianto (2013), perilaku fitness kini bukan hanya sebagai sebagai media untuk menjaga

kebugaran dan membentuk tubuh menjadi lebih ideal, akan tetapi juga menjadi gaya hidup di

masyarakat. Masyarakat di kota-kota besar cenderung memilih perilaku fitness sebagai olahraga

mereka karena praktis dan mudah, tanpa harus mencari tempat atau lapangan terbuka di tengah

kepadatan kota besar (Yudha, 2006).

Selain karena praktis dan mudah, para pelaku perilaku fitness memiliki beragam alasan

dalam melakukan latihan perilaku fitness yaitu untuk mempertahankan kebugaran dan kesehatan

fisik, ataupun untuk mendapatkan tubuh ideal (Yudha, 2006). Saat seseorang mulai melakukan

olahraga kebugaran lalu melakukannya kembali sehingga menjadi suatu rutinitas, salah satu

alasannya menurut Perrin (Ryan dkk, 1997) adalah karena seseorang tersebut merasa senang atau

mendapat kesenangan tersendiri dalam melakukannya. Cash, dkk (Strickland, 2004) menyatakan

bahwa dalam penelitian menunjukkan seseorang yang berolahraga kebugaran merasa hidupnya

lebih bahagia. Olahraga kebugaran dapat meningkatkan kesehatan psikologis, mengurangi

tingkat kecemasan dan depresi serta meningkatkan mood seseorang (Strickland, 2004). Alasan

lain seseorang melakukan olahraga kebugaran adalah untuk menaklukkan tantangan dan

mengasah minat serta kemampuan saat melakukan olahraga kebugaran (Ryan dkk, 1997)

Menurut Reis, dkk (Butarbutar, 2002), ketika orang merasa mampu dan optimis untuk

menjalani olahraga kebugaran di fitness centre maka orang tersebut akan memiliki rasa percaya

diri yang lebih baik. Menurut Jaffee dan Manzer (Strickland, 2004) menyatakan bahwa wanita

yang sukses dalam menjalani olahraga kebugaran akan menjadi aktif secara fisik, dan dapat

meningkatkan kepercayaan diri, menghargai diri dan menimbulkan body image yang positif.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

18

Greensberg dan Oglesby ( Strickland, 2004) yaitu berolahraga kebugaran dapat memberikan

hasil yang positif terhadap mood seseorang, meningkatkan self-concept dan self-esteem. Lebih

dalam lagi dikatakan oleh David dan Cowles (Strickland, 2004), berolahraga kebugaran dapat

meningkatkan kerja atau kondisi cardiovascular, mengurangi hipertensi, mengurangi resiko

osteoporosis dan dapat mengurangi depresi serta kecemasan. Sehingga dapat dikatakan bahwa

menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

seseorang untuk melakukan olahraga kebugaran di fitness centre. Cash dan Pruzinsky (Tsukada,

2003), mngenai sejumlah perasaan, persepsi, sikap, dan perilaku seseorang berkenaan dengan

tubuh seseorang, yang dikenal dengan body image. Apabila penampilan fisiknya sudah baik,

maka seseorang tersebut akan melakukan olahraga kebugaran mempertahankan bentuk tubuhnya.

Latihan fisik memiliki hubungan positif dengan kepuasan tubuh (Davis et al.,1991;

Hausenblas dan Fallon, 2002) dan persepsi pada kemampuan olahraga, daya tarik fisik, kekuatan,

dan kondisi fisik. Berolahraga untuk kesehatan dan kebugaran memiliki keterkaitan dengan

harga diri (Mc.Donald dan Thompson, 1992). Fitness Center merupakan pilihan bagi para subjek

untuk memperoleh bentuk tubuh yang diinginkan saat ini bagi kaum muda baik itu perempuan

atau pria (Mardana, 2003). Yang juga merupakan saran untuk dapat bersosialisasi sehingga

beberapa subjek penelitian sangat serius untuk melakukan olahraga karena keinginan untuk

bersosialisasi dengan orang lain. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa perilaku olahraga

(fitness) memiliki sumbangan efektif 68% tinggi yang berarti bahwa variabel perilaku olahraga

berperan dalam body image individu, sedangkan sisanya sebesar 32% dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain diluar perilaku olahraga.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

19

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan antara body image dengan

perilaku olahraga fitness pada dewasa muda di Fitness Semarang , maka dapat disimpulkan ada

hubungan positif yang signifikan antara body image dengan perilaku olahraga fitness pada

dewasa muda di Semarang.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta mengingat masih banyaknya keterbatasan dalam

penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Responden

Berdasarkan dari hasil penelitian diharapkan pada responden yang mementingkan

body image yang positif dan ingin tubuh ideal harus semangat usaha untuk mengikuti

olahraga teratur.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini hanya meninjausalah satu faktor yang mempengaruhi body image,

sehingga bagi peneliti selanjutnya sebaiknya meneliti faktor lain dari perilaku berolahraga,

baik yang eksternal mapun internal. Sehingga dapat diketahui lebih jauh faktor-faktor lain

yang dapat mempengaruhi body image seperti alasan untuk kesehatan atau fungsi,

penampilan, prestasi, sosial, faktor yang berkontribusi terhadap komitmen untuk mendapat

gambaran tubuh ideal dengan mengontrol pola makan, melihat perubahan fisik dan sosial

serta kualitas penting dalam pusat kebugaran (lokasi, staff dan pelatihan bantu, fasilitas

tambahan, jam operasi, kualitas atau jenis peralatan, kelas kelompok ditawarkan, harga

keanggotaan atau paket), perbedaan jenis kelamin.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

20

DAFTAR PUSTAKA

Andea, R. (2010). Hubungan antara Body Image dengan Perilaku Diet pada Remaja. Medan: Program Studi Psikologi USU. Diunduh pada 5 September 2015, dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14525/1/10E00103.pdf

Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Butarbutar, F. 2002. Hubungan antara Daya Tarik Fisik dan Motivasi Berolahraga Kebugaran di Fitness Centre pada Pria. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Cash T.F. & Pruzinsky. 2002. Body Image : A Handbook of Theory, Research and Clinical Practice. Guilford Press.

Dariyo, A. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Darmawan. F. M. 2014. Dimensi Kepribadian Model Lima Faktor Sebagai Prediktor Terhadap Perilaku Berolahraga Pada Mahasiswa. Jurnal (tidak diterbitkan).Salatiga. Jurusan Psikologi.Universitas Kristen SatyaWacana.

Davista A. O. 2016. Perbedaan Body Image Ditinjau Dari Tahap Perkembangan (Remaja Dan Dewasa Awal) Dan Jenis Kelamin (Perempuan Dan Laki-Laki) Di Kelurahan Banyumanik Kecamatan Banyumanik Semarang. Jurnal (tidak diterbitkan).Salatiga. Jurusan Psikologi.Universitas Kristen SatyaWacana.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan. Suatu Perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Itani, D. (2011). Body image, self-esteem and academic achievement of 8th and 11th grades male

and female Lebanese Students. (Art and Sciences Thesis). Diunduh pada 20 Oktober 2015, dari http://laur.lau.edu.lb:7080/xmlui/handle/10725/1030.

Julianti, E.D., Hartoyo, &Guhadja,S. (2008). Analisis Manfaat dan Kepuasan Peserta Wanita Program Pusat Kebugaran di Kota Bogor. Jurnal Fakultas Ekologi Manusia Universitas Institut Pertanian Bogor, 1, 77-86.

Kilpatrick, M., Hebert, E., & Bartholomew, J. (2005). College students' motivation for physical activity: Differentiating men's and women's motives for sport participation and exercise. Journal of American College Health, 54(2), 87-94. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/213085151?accountid.

Komala, A & Hardianyah, M..(2014). “Memilih Pusat Kebugaran Fitness”. (Online) Diakses pada 22 Oktober 2014. http://infonitas.com/apartemen/ 2014/06/04/memilih-pusat-kebugaran-fitnes/.

Mapiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA (FITNESS) DENGAN … · 2017. 12. 5. · kenyatannya, cara-cara seperti operasi wajah dan tubuh, sedot lemak, menyutikkan hormon ke dalam tubuh,

21

Mardana, B. D. (2003). Pusat Kebugaran : Pilihan Asyik Menjaga Kebugaran. Retrieved from : http://www.sinarharapan.com/news/2003.html (Juni 2007)

Markland, D. and Hardy, L. (1993). The Exercise Motivations Inventory: Preliminary

development and validity of a measure of individuals' reasons for participation in regular physical exercise.Personality& Individual Differences, 15, 289-296.

Ongkowijoyo, H. (2010). HubunganAntar Body Dissatisfaction Dengan Perilaku Latihan Di

Pusat Kebugaran Pada Laki-Laki Dewasa Awal. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.

Papalia, D., Olds, W, S., & Feldman, D, R.2008. Human Development. (Psikologi perkembangan

edisi kesembilan). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Rai, A. (2009). Tingkatkan Fitness IQ Anda!: Rahasia Tuntas Bakar Lemak dan Gaya Hidup Sehat. Jakarta: Libri.

Santrock.J.W. (1995). Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup, edisi 5, jilid II. Jakarta :Erlangga.

Tsukada, K. Y. 2003. How You Look Depends On Where You Are: Individual and Situasional

Factors in Body Image. Disertasi. Ohio: The Ohio State University (http://www.google.com)

Yudha, M. (2006). Beri Tenaga Hidup Anda Fitnes : Fit Sepanjang Hari. Jakarta : Penerbit

Swadaya http://www.theorypsyc.xyz/2013/01/body-image.html