HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH...

16
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT PARTISIPASI IBU KE POSYANDU DENGAN STATUS GIZI MENURUT TB/U PADA ANAK BALITA DI DESA KEMASAN KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : ANISA ISTIQOMAH J 310 100 093 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Transcript of HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT

PARTISIPASI IBU KE POSYANDU DENGAN STATUS GIZI

MENURUT TB/U PADA ANAK BALITA DI DESA KEMASAN

KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada

Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

ANISA ISTIQOMAH

J 310 100 093

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu

i

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu

ii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu

iii

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu

1

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT PARTISIPASI

IBU KE POSYANDU DENGAN STATUS GIZI MENURUT TB/U PADA ANAK

BALITA DI DESA KEMASAN KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI

Abstrak

Pengetahuan gizi ibu yang kurang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kejadian stunting pada balita. Ibu yang memiliki pengetahuan gizi yang kurang

memiliki kecenderungan untuk memberikan makanan kepada anaknya tanpa

memandang kandungan gizi, mutu dan keanekaragaman makanan. Tingginya tingkat

partisipasi ibu pada kegiatan posyandu meningkatan status gizi anak balita, karena

posyandu dapat diasumsikan sebagai salah satu pendekatan tepat untuk menurunkan

angka kesakitan dan kematian serta dapat meningkatkan status gizi anak balita.

Penelitian bertujuan untuk menemukan hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan

tingkat partisipasi ibu ke posyandu dengan status gizi menurut TB/U pada anak

balita. Jenis penelitian menggunakan cross sectional dengan pengambilan sampel

menggunakan metode proporsional random sampling dan jumlah sampel 48

responden di Desa Kemasan. Pengambilan data pengetahuan gizi ibu menggunakan

kuesioner, pengambilan data tingkat partisipasi ibu ke posyandu menggunakan KMS,

sedangkan pengambilan data status gizi stunting menggunakan TB/U. Analisis

statistik dilakukan menggunakan uji chi-square. Pengetahuan gizi ibu sebagian besar

dalam kategori baik sebesar 85,42% dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu sebagian

besar dalam kategori aktif sebesar 56,25%. Hasil uji chi-square antara pengetahuan

gizi ibu dengan status gizi menurut TB/U menyatakan bahwa tidak ada hubungan

(p=1,000), dan juga tidak terdapat hubungan antara tingkat partisipasi ibu ke

posyandu dengan status gizi menurut TB/U (p=0,875). Berdasarkan penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan

status gizi menurut TB/U pada anak balita begitu pula tingkat partisipasi ibu ke

posyandu tidak memiliki hubungan dengan status gizi menurut TB/U pada anak

balita.

Kata kunci : Pengetahuan Gizi, Tingkat Partisipasi, Anak Balita, Stunting

Abstract

Knowledge of maternal nutrition that is lacking is one of the factors that influence

the incidence of stunting in infants. Mothers who have nutritional knowledge that

lack the tendency to provide food to their children regardless of the nutritional

content, quality and diversity of food. The high level of maternal participation in

posyandu activities increases the nutritional status of children under five, because

posyandu can be assumed as one of the right approaches to reduce morbidity and

mortality and can improve the nutritional status of children under five. The study

aimed to find out the relationship between maternal nutrition knowledge and the

level of maternal participation in posyandu with nutritional status according to TB /

U in children under five. This type of research uses cross-sectional sampling using

proportional random sampling and a sample of 48 respondents in the Kemasan

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu

2

village. Retrieving data on maternal nutritional knowledge using a questionnaire,

taking data on the level of participation of mothers to posyandu using KMS, while

retrieving data on stunting nutritional status using TB/U. Statistical analysis was

performed using the chi-square test. The knowledge of maternal nutrition is mostly in

the good category of 85.42% and the participation rate of mothers to posyandu is

mostly in the active category at 56.25%. The results of the chi-square test between

the nutritional knowledge of mothers with nutritional status according to TB / U

states that there is no relationship (p = 1,000), and also there is no relationship

between the level of participation of mothers to posyandu with nutritional status

according to TB / U (p = 0,875). Based on this study it can be concluded that there is

no relationship between the nutritional knowledge of mothers with nutritional status

according to TB / U in children under five as well as the level of participation of

mothers to posyandu has no relationship with nutritional status according to TB / U

in children under five.

Keywords : Nutrition Knowledge, Participation Level, Toddler Children, Stunting

1. PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan dalam periode tahun 2015-2019 difokuskan pada empat program

prioritas yaitu penurunan angka kematian ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek

(stunting), pengendalian penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak menular.

Penurunan prevalensi balita pendek menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional

(KEMENKES, 2016). Prevalensi balita stunting secara nasional menurut laporan Riskesdas

tahun 2013 masih diatas 20% yaitu sebesar 37,2%. Provinsi Jawa Tengah memiliki prevalensi

balita stunting dan severely stunting sebesar 28,5%.

Pengetahuan gizi ibu yang kurang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kejadian stunting pada balita. Ibu yang memiliki pengetahuan gizi yang kurang memiliki

kecenderungan untuk memberikan makanan kepada anaknya tanpa memandang kandungan

gizi, mutu dan keanekaragaman makanan. Hal ini menyebabkan asupan gizi anak kurang

terpenuhi, sehingga dapat menghambat tumbuh kembang anak yang dapat menjadi

manifestasi kejadian stunting (Suhardjo, 2003). Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Nasikhah tahun 2012 pada balita usia 24-36 bulan di Kecamatan Semarang Timur

menunjukkan pengetahuan ibu tentang gizi merupakan faktor risiko kejadian stunting yang

bermakna.

Penimbangan di posyandu penting untuk memantau status gizi anak balita karena

kejadian kekurangan gizi umumnya terjadi pada kelompok umur tersebut (Notoatmodjo S.

2007). Tingginya tingkat partisipasi ibu pada setiap kegiatan posyandu dapat mempengaruhi

pada peningkatan status gizi anak balita, hal ini karena posyandu dapat diasumsikan sebagai

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu

3

salah satu pendekatan tepat untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian serta dapat

meningkatkan status gizi anak balita (Sulistyorini, 2010). Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kenney, et all tahun 2012 yang menjelaskan bahwa partisipasi ibu dan balita

ke pelayanan kesehatan memiliki hubungan yang berbanding lurus.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Sawit II, Kecamatan Sawit,

Kabupaten Boyolali bahwa pada tahun 2016 mengalami peningkatan prevalensi anak balita

stunting dan anak balita severely stunting dari tahun 2015 yaitu anak balita stunting dari

8,42% menjadi 12,79% dan anak balita severely stunting dari 2,23% menjadi 10,23%.

Wilayah kerja Puskesmas Sawit II mencakupi 5 desa dengan Desa Kemasan sebagai desa

yang memiliki angka balita stunting paling tinggi pada tahun 2016 yaitu 9,5% anak balita

stunting dan 10,5% anak balita severely stunting, dengan tingkat partisipasi ke posyandu

(D/S) sebesar 62,37% yang masih dibawah target Indonesia sehat 2010 yaitu 80%. Oleh

karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian yang bertemakan hubungan antara

pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu dengan kejadian stunting pada

anak balita di Desa Kemasan Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali.

Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dan tingkat

partisipasi ibu ke posyandu dengan kejadian stunting pada anak balita di Desa Kemasan

Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali.

2. METODE

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2018 di Desa Kemasan, Kecamatan Sawit,

Kabupaten Boyolali dengan sampel yang diambil balita usia 12-59 bulan. Pengambilan

sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel adalah 48

responden. Kriteria inklusi yaitu balita yang diasuh ibunya, balita usia 12-59 bulan yang

memiliki KMS, ibu balita bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi yaitu responden

menyatakan mengundurkan diri.

Data pengetahuan gizi ibu diperoleh dengan kuesioner yang dikategorikan

pengetahuan kurang <80% dan pengetahuan baik ≥80%. Data tingkat partisipasi ibu ke

posyandu diperoleh dari catatan kader dan KMS balita yang dikategorikan tidak aktif apabila

<8 kali kunjungan per tahun dan aktif apabila ≥8 kali kunjungan per tahun (Depkes, 2004).

Data status gizi (TB/U) diambil dengan melakukan pengukuran tinggi badan anak balita,

yang dikategorikan stunting apabila z-skore <-2 SD dan non stunting apabila z-skore ≥-2 SD

(Kemenkes, 2011).

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu

4

Pengolahan data analisis data menggunakan program computer yaitu software SPSS

17 for windows. Mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan kejadian stunting

pada anak balita menggunakan uji fisher exact, sedangkan untuk hubungan antara tingkat

partisipasi ibu ke posyandu dengan kejadian stunting pada anak balita menggunakan uji chi-

square.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Distribusi Karakteristik Ibu Balita

Karakteristik ibu balita meliputi tingkat pendidikan ibu dan pekerjaan ibu. Distribusi

dari karakteristik ibu balita ditampilkan dalam Tabel 1

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Ibu Balita

Variable Frekuensi Persentase (%)

Pendidikan Ibu

SD 4 8,33

SLTP 10 20,83

SLTA 30 62,50

Tamat PT 4 8,33

Pekerjaan Ibu

Karyawan Swasta/Pabrik 13 27,08

Pedagang 6 12,50

Ibu Rumah Tangga 29 60,42

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan terakhir ibu adalah SLTA

yaitu sebesar 62,50%. Menurut Notoatmojo (2007), tingkat pendidikan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan gizi ibu.

Data pekerjaan ibu menunjukkan bahwa sebagian responden adalah ibu rumah tangga

sebesar 60,42%. Menurut Suhendri (2009), banyaknya waktu yang digunakan untuk mengasuh

anak balita merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi status gizi balita.

3.2 Distribusi Karakteristik Anak Balita

Karakteristik anak balita meliputi umur dan jenis kelamin. Distribusi dari karakteristik

anak balita ditampilkan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Karakteristik Anak Balita

Variable Frekuensi Persentase (%)

Umur Balita

≤36 Bulan 20 41,67

≥37 Bulan 28 58,33

Jenis Kelamin

Laki-laki 26 54,20

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu

5

Variable Frekuensi Persentase (%)

Perempuan 22 45,80

Tabel 2, menunjukkan bahwa jumlah balita yang berumur ≥37 bulan lebih besar yaitu

58,33% dengan jumlah balita laki-laki lebih besar yaitu 54,20% dibandingkan jumlah

balita perempuan yaitu sebesar 45,80%. Umur balita dibedakan menjadi dua, yaitu anak

usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia

lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “prasekolah”

(Proverawati dan Erna, 2010).

3.3 Distribusi Pengetahuan Gizi Ibu

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner, dengan cara perhitungannya yaitu jumlah

jawaban benar dibagi jumlah pertanyaan dikalikan 100%. Skala pengukurannya adalah

ordinal dengan parameter dan kategori sebagai berikut; kurang <80% dan baik ≥80%

(Arikunto, 2006). Hasil penelitian distribusi pengetahuan gizi ibu dapat dilihat pada Tabel

3.

Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Gizi Ibu

Pengetahuan Gizi Ibu

Jumlah

(n) Persentase (%)

Kurang 7 14,58

Baik 41 85,42

Tabel 3. menunjukkan bahwa jumlah responden dengan pengetahuan gizi ibu baik

(85,42%) lebih besar dibandingan dengan jumlah responden dengan pengetahuan gizi ibu

kurang. Menurut Sediaoetama (2000) semakin banyak pengetahuan gizinya semakin

diperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang dipilih untuk dikonsumsinya, sedangkan

untuk yang tidak mempunyai cukup pengetahuan gizi, akan memilih makanan yang paling

menarik panca indera dan tidak mengadakan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan.

Sebaliknya mereka yang semakin banyak pengetahuan gizinya, lebih banyak

mempergunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan

tersebut.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu

6

Tabel 4. Distribusi Jawaban Kuesioner Pengetahuan Gizi Ibu

Indikator Benar Salah

No. Pertanyaan Jumlah (%) Jumlah (%)

ASI

1 ASI eksklusif adalah pemberian

hanya ASI saja pada bayi, tanpa

susu/makanan yang lain

46 95,83 2 4,17

2 ASI eksklusif diberikan sampai 6

bulan 45 93,75 3 6,25

3 ASI yang pertama kali keluar

dinamakan kolostrum 45 93,75 3 6,25

4 Pada anak diatas 12 bulan, ASI

tidak perlu lagi diberikan 39 81,25 9 18,75

Rata-rata 91,14 8,86

Gizi Seimbang

5 Yang dimaksud gizi seimbang

adalah makanan yang mengandung

zat tenaga, pembangun dan

pengatur

39 81,25 9 18,75

6 Anak balita perlu diberikan

makanan yang beraneka ragam

sesuai pedoman gizi seimbang agar

tercukupi kebutuhan gizinya

45 93,75 3 6,25

Rata-rata 87,50 12,50

KMS

8 Manfaat KMS adalah untuk

mengetahui pertumbuhan anak

balita

48 100 0 0

19 Balita gizi buruk bila berat

badannya pada KMS dibawah garis

merah

48 100 0 0

21 Bila berat badan anak berada di

bawah garis merah artinya anak

balita gizinya baik

43 89,58 5 10,42

Rata-rata 96,53 3,47

Asupan Gizi

7 Disamping makan tiga kali sehari

anak balita diatas 9 bulan perlu

diberi makanan selingan

44 91,67 4 8,33

9 Cara memperbaikai nafsu makan

anak adalah dengan mengganti-

ganti hidangan anak

48 100 0 0

10 Tujuan pemberian makanan pada

anak balita gizi buruk agar kenyang

dan dapat tidur nyenyak

38 79,17 10 20,83

11 Bila anak balita diberi makan telur akan menyebabkan bisul

40 83,33 8 16,67

12 Telur dan tempe merupakan sumber

zat pembangun 44 91,67 4 8,33

13 Buah-buahan tidak baik untuk anak

balita karena dapat menyebabkan

diare

44 91,67 4 8,33

14 Dalam pengolahan makanan anak

balita perlu memakai garam

beryodium

39 81,25 9 18,75

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu

7

Indikator Benar Salah

No. Pertanyaan Jumlah (%) Jumlah (%)

15 Cara memasak sayur yang baik

adalah merebus makanan anak

balita sampai lembek

32 66,67 16 33,33

16 Buah-buahan dapat juga diberikan

pada anak balita sebagai makanan

selingan

48 100 0 0

17 Makanan yang bervariasi baik

untuk pertumbuhan anak balita 46 95,83 2 4,17

18 Manfaat KMS adalah untuk

mengetahui pertumbuhan anak balita

48 100 0 0

Rata-rata 89,21 10,79

Pertumbuhan

20 Sebaiknya anak balita ditimbang

sebulan sekali di posyandu untuk

mengetahui pertumbuhannya

48 100 0 0

22 Jika berat badan anak balita bulan

ini naik dibandingkan bulan lalu

berarti pertumbuhan anak balita

baik

45 93,75 3 6,25

23 Pertumbuhan anak balita yang

terlambat karena faktor keturunan 35 72,92 13 27,08

24 Penyebab anak balita kekukarangan

gizi adalah karena kurang minum

susu formula/susu buatan

43 89,58 5 10,42

Rata-rata 89,06 10,94

Tabel 4, menunjukan bahwa jawaban benar paling banyak pada indikator KMS

(96,53%) dan jawaban salah paling banyak pada indikator gizi seimbang ( 12,50%).

Indikator gizi seimbang terdapat 2 pertanyaan (soal nomor 5 dan 6), dengan soal nomor 5

paling banyak yang menjawab salah yaitu yang dimaksud gizi seimbang adalah makanan

yang mengandung zat tenaga, pembangun dan pengatur. Pertanyaan yang paling banyak

salah terdapat pada soal nomor 15 (33,33%) yaitu cara memasak sayur yang baik adalah

merebus makanan anak balita sampai lembek. Kurangnya memperoleh informasi gizi dari

penyuluhan petugas kesehatan dapat menjadi salah satu penyebab kurangnya pengetahuan

gizi ibu. Selain itu, tingkat pengetahuan gizi ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya tingkat pendidikan (Notoatmodjo, 2007).

3.4 Distribusi Tingkat Partisipasi Ibu ke Posyandu

Alat ukur yang digunakan adalah KMS, dengan parameter dan kategori sebagai

berikut; <8 kali kunjungan per tahun (tidak aktif) dan ≥8 kali kunjungan per tahun (aktif).

Hasil penelitian distribusi tingkat partisipasi ibu ke posyandu dapat dilihat pada Tabel. 5.

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu

8

Tabel 5. Distribusi Tingkat Partisipasi Ibu ke Posyandu

Tingkat Partisipasi Ibu ke Posyandu Jumlah

(n) Persentase (%)

Tidak Aktif 20 41,67

Aktif 28 58,33

Tabel. 12 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi ibu ke posyandu yang aktif lebih

besar dari yang tidak aktif yaitu sebesar 58,33%, namun belum mencapai target SPM Jawa

Tengah (<80%). Masih rendahnya partisipasi ibu ke Posyandu diduga karena ibu

menganggap tidak perlu membawa balita ke Posyandu dengan melihat kondisi fisik yang

sehat. Selain itu juga sebagian balita sudah masuk Pendidikan Usia Dini (PAUD).

3.5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Status Gizi (TB/U)

Distribusi responden dalam penelitian berdasarkan TB/U yang terdiri dari anak balita

dengan stunting dan non stunting, karakteristik responden berdasarkan TB/U dapat dilihat

pada Tabel. 6.

Tabel 6. Distribusi Status Gizi Berdasarkan TB/U

Status Gizi (TB/U) Jumlah

(n) Persentase (%)

Stunting 15 31,25

Non Stunting 33 68,75

Hasil distribusi responden berdasarkan TB/U yaitu, anak balita yang non stunting

sebesar 68,75% atau separuh lebih dari jumlah responden. Data tersebut menunjukkan

prevalensi anak balita stunting (31,25%) lebih rendah dari prevalensi anak balita stunting

menurut Riskesdas (2013) yaitu 37,2%.

3.6 Analisis Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu dengan Status Gizi menurut

TB/U Pada Anak Balita

Analisis hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan status gizi menurut TB/U

dengan menggunakan tabulasi silang dengan uji statistic Chi-Square. Hasil analisis

hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan kejadian stunting dapat dilihat pada Tabel. 7

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu

9

Tabel 7. Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dengan Status Gizi menurut TB/U pada

Anak Balita

Pengetahuan

Gizi Ibu

Status Gizi

p* Stunting Non Stunting TOTAL

N % N % N %

Kurang 2 28,60 5 71,40 7 100

1,000 Baik 13 31,70 28 68,30 41 100

JUMLAH 15 33 48

* uji Fisher Exact

Berdasarkan Tabel 14, balita stunting yang ibunya berpengetahuan kurang sebesar

28,60%, sedangkan balita stunting yang ibunya berpengetahuan baik sebesar 31,70%.

Balita stunting yang ibunya berpengetahuan kurang memiliki kecenderungan sama dengan

balita stunting yang ibunya berpengetahuan baik. Hasil analisa statistic didapatkan nilai p

sebesar 1,000 (>0,05), menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi

ibu dengan status gizi menurut TB/U pada anak balita di Desa Kemasan Kecamatan Sawit

Kabupaten Boyolali. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Cholifatun et all (2015) yang

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan stunting

pada balita. Sulastri (2012) menyebutkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan

ibu dengan kejadian stunting pada balita.

Pengetahuan ibu tentang gizi kemungkinan sebatas tahu, sehingga tidak diterapkan

atau diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik

diharapkan mampu memahami dan mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki dalam

kehidupan sehari-hari. Memahami adalah kemampuan untuk menyebutkan, menjelaskan,

menginterpretasikan dan menyimpulkan secara benar tentang objek yang telah diketahui

sebelumnya (Notoadmojo, 2003). Pengetahuan gizi termasuk faktor tidak langsung yang

mempengaruhi stunting, faktor langsung yang mempengaruhi stunted yaitu asupan makan

dan penyakit infeksi (Supariasa et all, 2002).

3.7 Analisis Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Ibu ke Posyandu dengan Status

Gizi menurut TB/U Pada Anak Balita

Analisis hubungan antara tingkat partisipasi ibu ke posyandu dengan status gizi

menurut TB/U dengan menggunakan tabulasi silang dengan uji statistik Chi-Square. Hasil

analisis hubungan antara tingkat partisipasi ibu ke posyandu dengan kejadian stunting

dapat dilihat pada Tabel. 8.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu

10

Tabel 8. Hubungan Tingkat Partisipasi Ibu Ke Posyandu dengan Status Gizi menurut

TB/U pada Anak Balita

Tingkat

Partisipasi Ibu

ke Posyandu

Status Gizi

p* Stunting Non

Stunting TOTAL

N % N % N %

Tidak Aktif 7 35,0 13 65,0 20 100

0,875 Aktif 8 28,6 20 71,4 28 100

JUMLAH 15 33 48

* uji Chi-Square

Berdasarkan Tabel. 8, balita stunting yang ibunya berpartisipasi tidak aktif sebesar

35%, sedangkan yang ibunya berpartisipasi aktif sebesar 28,6%. Hasil analisa statistika

nilai p sebesar 0,875 (>0,05) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat

partisipasi ibu ke posyandu dengan status gizi menurut TB/U pada anak balita di Desa

Kemasan Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali. Penelitian ini sejalan dengan Asdhany

(2012) bahwa tidak terdapat hubungan tingkat partisipasi ibu dalam kegiatan posyandu

dengan status gizi anak balita berdasarkan TB/U. Tingkat partisipasi ibu yang aktif sebesar

56,25%, menunjukkan belum mencapai target SPM Jawa Tengah tahun 2011 (<80%).

Salah satu penyebabnya kurangnya kesadaran ibu akan arti penting dari Posyandu, hal ini

didukung oleh belum maksimalnya pojok kegiatan Posyandu yaitu penyuluhan gizi.

Berdasarkan penelitian dilapang, dimana responden menyatakan jarangnya pelaksanan

penyuluhan gizi di Posyandu. Penyuluhan gizi hanya dilaksanakan oleh bidan desa atau

petugas Puskesmas yang hadir saat kegiatan Posyandu.

Menurut Maharsi (2007) mengatakan keterampilan kader merupakan salah satu kunci

keberhasilan dalam sistem pelayanan di posyandu, karena dengan kader yang terampil

akan mendapat respon yang positif dari ibu-ibu yang mempunyai balita. Hal ini mendorong

ibu balita rajin berkunjung ke posyandu. Ibu balita yang mendapat pembinaan atau

penyuluhan dari kader akan berpartisipasi ke posyandu dengan baik, karena merasa diakui

dan diperhatikan keberadaannya oleh kader posyandu sehingga rutin datang ke posyandu

(Sambas, 2012). Partisipasi ibu dalam kegiatan posyandu memberikan kontribusi yag besar

terhadap peningkatan status kesehatan balita. Posyandu merupakan salah satu pendekatan

yang tepat untuk meningkatkan status kesehatan balita itu sendiri (Adisasmito, 2009).

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu

11

4. PENUTUP

Hasil penelitian diperoleh kesimpulan tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan

status gizi menurut TB/U pada anak balita dengan nilai p-value sebesar 1,000 (p-value ≥

0,05), begitu pula tingkat partisipasi ibu ke posyandu dengan status gizi menurut TB/U pada

anak balita tidak ada hubungan dengan nilai p-value sebesar 0,875 (p-value ≥ 0,05).

Perlu kerja sama antara kader dan petugas puskesmas dalam meningkatkan partisipasi

ke posyandu, baik dengan metode partisipasi persuasi dan edukasi misalnya dapat dilakukan

petugas puskesmas atau kader dalam kegiatan arisan, pengajian, PKK dan lain sebagainya

maupun pada saat jadwal kegiatan posyandu, sehingga dapat menjangkau masyarakat yang

lebih banyak untuk berpartisipasi dalam kegiatan posyandu.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito. (2009). Sistem Kesehatan. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Reneke Cipta : Jakarta.

Asdhany. (2012). Hubungan Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status

Gizi Anak Balita. FK UNDIP : Semarang.

Cholifatun, et all. (2015). Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita Keluarga

Miskin di Daerah Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten Bojonegoro (Skripsi tidak

terpublikasi). Universitas Airlangga : Surabaya.

Kementerian Kesehatan. (2011). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang standar antropometri peilaian status gizi anak.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

(2016). Situasi Balita Pendek. Kemenkes RI. Jakarta : http://www.depkes.go.id.

Kenney, et all. (2012). Medicaid / CHIP Participation Among Children and Parents. Timely

Analysis of Immediate Health Policy Issues. Urban Institute. Robert Wood Johnson

Foundation diakses pada tanggal 20 Mei 2016 dari 412719-Medicaid-CHIP-

Participation-Among-Children-and-Parents.pdf

Nasikhah. (2012). Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-36 Bulan di

Kecamatan Semarang Timur. Artikel Penelitian FK UNDIP : Semarang.

Notoatmodjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.

(2007). Kesehatan Masyarakat; Ilmu dan Seni. Rineka Cipta : Jakarta.

Proverawati, et all. (2010). Ilmu gizi untuk keperawatan dan gizi kesehatan. Nuha Media :

Jakarta.

Riskesdas. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). Badan Penelitian

dan pengembangan kesehatan : Jakarta.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT ...eprints.ums.ac.id/70425/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan tingkat partisipasi ibu ke posyandu

12

Sediaoetama. (2006). Ilmu Gizi. Dian Rakyat : Jakarta.

Suhardjo. (2003). Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara : Jakarta.

Sulastri. (2012). Faktor Determinan Kejadian Stunting Pada Anak Sekolah di Kecamatan

Lubuk Kilang Kota Padang. Majalah Kedokteran Andalas, 29(1), 39-50.

Sulistyorini, et all. (2010). Posyandu dan Desa Siaga; Panduan untuk Bidan dan Kader. Nuha

Medika : Yogyakarta.

Supariasa. (2001). Penilaian Status Gizi. EGC : Jakarta.

(2002). Penilaian Status Gizi. EGC : Jakarta.