GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA...

46
1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII KELURAHAN SEI AGULMEDAN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Ahli Madya Kebidanan Diajukan oleh : SUSAN FATMA DEWI 10330206096 PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-III) FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA MEDAN 2013

Transcript of GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA...

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

1

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII KELURAHAN SEI AGULMEDAN

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Ahli Madya

Kebidanan

Diajukan oleh :

SUSAN FATMA DEWI

10330206096

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-III)

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

MEDAN

2013

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah gizi kurang masih tersebar luas di negara-negara

berkembang termasuk di Indonesia. Pada sisi lain, masalah gizi lebih

adalah masalah gizi di negara maju, yang juga mulai terlihat di

negara-negara berkembang termasuk Indonesia sebagai dampak

keberhasilan dibidang ekonomi. Penyuluhan gizi secara luas perlu

digerakkan bagi masyarakat guna perubahan perilaku untuk

meningkatkan keadaan gizinya (Almatsier, 2010).

Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia

sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk.

Hal ini terlihat dari masih tingginya angka kematian bayi, angka kematian

balita serta angka kematian ibu, di samping dampak langsung terhadap

kesakitan dan kematian, gizi kurang juga berdampak pada pertumbuhan,

perkembangan intelektual dan produktivitas. Anak yang kekurangan gizi

pada usia balita akan tumbuh pendek dan mengalami gangguan

pertumbuhan dan perkembangan otak yang berpengaruh pada rendahnya

tingkat kecerdasan. Diperkirakan bahwa Indonesia kehilangan 220 juta IQ

poin akibat kekurangan gizi. Menurut depkes (2004) pada tahun 2003

terdapat sekitar 27,5% (5 juta) balita kurang gizi,dimana 3,5 juta anak

Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

3

(19,2%) dalam tingkat gizi kurang dan 1,5 juta (8,3%) anak gizi buruk

(Meikawati dan Hersoelistyorini, 2007).

Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada

umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP),

masalah Anemia Besi, masalah gangguan Akibat Kekurangan Yodium

(GAKY), masalah Kurang Vitamin A (KVA), dan masalah obesitas

terutama dikota-kota besar. Pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi

tahun 1993, telah terungkap bahwa Indonesia mengalami masalah gizi

ganda yang artinya sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi

secara menyeluruh, sudah muncul masalah baru yaitu berupa gizi lebih

(Supariasa dkk, 2008 ).

Gizi menjadi bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan. Gizi didalamnya memiliki keterkaitan yang erat

hubungannya dengan kesehatan dan kecerdasan. Apabila seorang anak

terkena defesiensi gizi maka kemungkinan besar sekali anak akan mudah

terkena infeksi. Gizi ini sangat berpengaruh terhadap nafsu makan

kehilangan bahan makanan misalnya melalui diare dan muntah-muntah

serta metabolisme makanan pada anak, selain itu juga dapat diketahui

bahwa infeksi mengahambat reaksi imunologis yang normal dengan

menghabiskan sumber-sumber energi tubuh (Proverawati dan Wati,

2011).

Status gizi pada balita harus sangat dijaga dan diperhatikan secara

serius dari orang tua, kerena terjadi malnutrisi pada masa ini akan bisa

Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

4

menyebabkan kerusakan yang irreversibel. Sangat mungkin ukuran tubuh

pendek adalah salah satu indikator atau petunjuk kekurangan gizi yang

berkepanjangan pada balita. Kekurangan gizi yang lebih fatal akan

berdampak pada perkembangan otak (Agria dkk, 2012).

Berdasarkan survei awal, peneliti menemukan 2 orang balita yang

obesitas. Hal itu dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi

pada balita. Ibu beranggapan kalau anak gemuk itu tanda anak sehat

sedangkan obesitas atau kegemukan pada balita itu bisa menimbulkan

penyakit. Dari wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa orang

ibu yang mempunyai balita, dari beberapa ibu yang mempunyai balita ada

sebagian ibu tidak mengerti tentang status gizi balita di Lingkungan VIII

Kelurahan Sei Agul Medan Tahun 2013.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk

mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita di

Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul Medan Tahun 2013.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah

penelitian ini adalah” Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi

Balita di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul Medan Tahun 2013”.

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum di dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita di Lingkungan VIII

Kelurahan Sei Agul Medan Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Gambaran pengetahuan ibu tentang status gizi balita

berdasarkan umur di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul Medan Tahun

2013.

b. Untuk mengetahui Gambaran pengetahuan ibu tentang status gizi balita

berdasarkan pendidikan di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agu Medanl

Tahun 2013.

c. Untuk mengetahui Gambaran pengetahuan ibu tentang status gizi balita

berdasarkan pekerjaan di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul Medan

Tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Bagi Tempat Peneliti

Sebagai bahan masukan dan informasi tentang status gizi pada balita

terhadap pertumbuhan dan perkembangan sehingga mendapat anak

yang sehat di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul.

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

6

2. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa Program Studi

D-III Kebidanan Universitas Prima Indonesia dan bisa menjadi bahan

bacaan untuk menambah pengetahuan khususnya tentang status gizi

pada balita.

3. Bagi Peneliti

Agar dapat mengaplikasikan ilmu kesehatan yang telah didapatkan

selama mengikuti perkuliahan di UNPRI Program Studi (D-III) serta

menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman bagi peneliti

dalam pembuatan karya tulis ilmiah.

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Defenisi

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni penglihatan : indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (over behaviour) (Notoadmodjo, 2012).

Pengetahuan adalah kepercayaan yang benar. Menurut Drs. Sidi

Gazalba pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan

tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf,

mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran.

Jadi pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu

(Bakhtiar, 2012).

Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang

sekedar menjawab pertanyaan pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa

manusia, apa alam, dan sebagainya. Sedangkan ilmu (science) bukan

sekedar menjawab “what” dan “how”, misalnya mengapa air mendidih bila

dipanaskan,mengapa bumi berputar, mengapa manusia bernafas, dan

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

8

sebagainya. Pengetahuan hanya bisa menjawab pertanyaan apa sesuatu

itu. (Notoadmodjo, 2010).

2. Jenis Pengetahuan

Dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan,

maka di dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan

dan kebenaran. Burhanudin salam mengemukakan bahwa pengetahuan

yang dimiliki manusia ada empat yaitu, yaitu :

a. Pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan

dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense,

karena seorang memiliki sesuatu diamana ia menerima secara baik.

b. Pengetahuan ilmu yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science dalam

pengertian sempit dapat diartikan untuk menunjukkan ilmu

pengetahuan alam yang sifatnya kuantitatif dan objektif. Ilmu dapat

merupakan suatu metode berfikir secara objektif, tujuannya untuk

menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual.

Pengetahuan yang diperoleh melalui observasi, eksperimen, dan

klasifikasi.

c. Pengetahuan filsafat yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran

yang bersifat konteplamtif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih

menekankan pada universitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.

d. Pengetahuan agama yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh

dari tuhan lewat para utusannya. Pengetahuan agama bersifat

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

9

mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.

Pengetahuan ini mengandung beberapa hal yaitu ajaran tentang

cara berhubungan dengan tuhan, yang sering juga disebut

dengan hubungan vertikal dan cara berhubungan dengan

sesama manusia, yang sering juga disebut dengan hubungan

horizontal (Bakhtiar, 2012).

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Pengetahuan yang ada diperoleh dengan menggunakan berbagai

alat yang merupakan sumber pengetahuan tersebut. Dalam hal ini ada

beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain :

1. Cara memperoleh kebenaran non ilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau

metode penemuan secara sistematik dan logis adalah dengan cara non

ilmiah, tanpa melalui penelitian. Cara-cara penemuan pengetahuan pada

periode ini antara lain meliputi :

a. Cara coba salah (trial and error)

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan

tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan lain.

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

10

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama,

maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme

yang sama di dalam penemuan pengetahuan.

c. Pengalaman pribadi

Dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini

dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

d. Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan norma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan

dari tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini

oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran

tersebut rasional atau tidak.

e. Melalui jalan pikiran

Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan

pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan yang dikemukakan,

kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

2. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

11

(research methodology). Cara ini mula-mula dikembangkan oleh

Francis Bacon (1561-1626), kemudian dilanjutkan oleh Deobold Van

Dallen. Akhirnya lahir suatu cara melakukan penelitian, yang dewasa ini

kita kenal dengan metode penelitian ilmiah (scientific research method)

(Notoadmodjo, 2010).

4. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai

enam tingkatan yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain :

menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan

sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasi

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek

atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

12

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (rill). Aplikasi

disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut dam masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya :

dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat

menyesuaikan, dan sebagainya.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoadmodjo, 2012).

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

13

5. Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita

ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoadmodjo,

2012).

6. Sumber-Sumber Pengetahuan

Semua orang mengakui memiliki pengetahuan. Persoalannya dari

mana pengetahuan itu diperoleh atau lewat apa pengetahuan didapat.

Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan

antara lain :

a. Empirisme

Kata ini berasal dari kata yunani empeirikos, artinya pengalaman

yang dimaksud adalah inderawi yang bersifat parsial. Itu disebabkan oleh

adanya perbedaan antara indera yang satu dengan yang lainnya. Menurut

John Locke (1632-1704), bapak empiris britania mengemukakan teori

tabula rasa maksudnya ialah bahwa manusia itu pada mulanya kosong

dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong itu,

lantas ia memiliki pengetahuan. David Hume mengatakan bahwa manusia

tidak membawa pengetahuan bawaan dalam hidupnya, sumber untuk

memperoleh pengetahuan adalah data empiris yang diperoleh dari panca

indera.

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

14

b. Rasionalisme

Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian

pengetahuan. Menurut Descartes seorang pelopor rasionalisme berusaha

menemukan suatu kebenaran yang tidak dapat diragukan lagi, kebenaran

itu, menurutnya adalah dia tidak ragu bahwa ia ragu. Menurut Spinoza

memberikan penjelasan yang lebih mudah dengan menyusun sistem

rasionalisme atau dasar ilmu ukur dan dalil ilmu ukur merupakan dalil

kebenaran yang tidak perlu dibuktikan lagi.

c. Intuisi

Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi

pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi

berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan

kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha, ia juga mengatakan

bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan

bukan pengetahuan yang nisbi.

d. Wahyu

Adalah pengetahuan yang disampaikan oleh allah kepada manusia

lewat perantaraan para nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari

tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu

untuk memperolehnya. Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak tuhan

semesta. Tuhan mensucikan jiwa mereka dan diterangkannya pula jiwa

mereka untuk memperoleh kebenaran dengan jalan wahyu

(Bakhtiar, 2012).

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

15

7. Fungsi Pengetahuan

Manusia belajar dari pengalamannya, dan beasumsi bahwa alam

mengikuti hukum-hukum dan aturan-aturannya. Ilmu merupakan salah

satu hasil budaya manusia, dimana lebih mengutamakan kuantitas yang

obyektif, dan mengesampingkan kualitas subyektif yang berhubungan

dengan keinginan pribadi. Sehingga dengan ilmu, manusia tidak akan

mementingkan dirinya sendiri (Salam, 2009).

8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang yaitu :

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain agar dapat memahami suatu hal. Semakin tinggi pendidikan

seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, sebaliknya

jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan

menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan

informasi.

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

16

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaaan dapat membuat seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak

langsung.

c. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami

perubahan aspek fisik dan psikologis. Pertumbuhan fisik terdiri atas empat

kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi,

hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Pada aspek psikologis

atau mental, taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan

dewasa.

d. Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan

menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang

lebih mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung berusaha

melupakan pengalaman yang kurang baik, sebaliknya jika pengalaman

tersebut menyenangkan akan menimbulkan kesan yang sangat mendalam

dan membekas dan akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam

kehidupannya.

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

17

f. Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi

atau sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan

dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

g. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapt mempercepat

seseorang memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2012).

9. Hakikat Pengetahuan

Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan yaitu :

a. Realisme

Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran atau copy yang

sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (fakta atau hakikat).

Pengetahuan atau gambaran yang ada dalam akal adalah copyan dari

pengetahuan asli yang ada diluar akal manusia. Dengan demikian

realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila

sesuai dengan kenyataan.

b. Idealisme

Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan

pengetahuan yang sesuai dengan kenyataan adalah mustahil.

Pengetahuan adalah proses mental atau proses psikologis yang

bersifat subjektif. Oleh karena itu pengetahuan menurut seorang idealis

hanya merupakan gambaran objektif tentang realitas (Bakhtiar, 2012).

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

18

B. Status Gizi Balita

Status gizi (nutrition status) adalah ekspresi dari keadaan

keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari

nutriture dalam bentuk variabel tertentu Contoh : Gondok endemik

merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran

yodium dalam tubuh (Supariasa dkk, 2008).

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi

makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi

kurang, baik, dan lebih (Almatsier, 2010).

Status gizi adalah keadaan yang ditunjukkan sebagai konsekuensi

dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke tubuh dan yang

diperlukan (Maryunani, 2010).

1. Gizi

Gizi berasal dari bahasa arab “Gizawi” yang berarti pemberian zat-

zat makanan kepada sel-sel dan jaringan tubuh, sehingga memungkinkan

pertumbuhan yang normal dan sehat. Ilmu gizi membahas proses

pemanfaatan makanan didalam tubuh, yang di mulai pengunyahan

makanan, pencernaan, penyerapan, pemanfaatan zat gizi didalam sel dan

pembuangan zat sisa dari tubuh (Maryunani, 2010).

Gizi kurang yang banyak diderita oleh anak-anak indonesia yaitu

penyakit kwarshiorkor dan marasmus sering ditemukan dalam taraf yang

berbeda-beda. Penyakit ini menyebabkan penderita kehilangan bahan

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

19

makanan, penghancuran jaringan tubuh semakin meningkat, karena

dipakai untuk pembentukan protein atau enzim-enzim yang diperlukan

dalam usaha pertahanan tubuh. Ini akan berpengaruh pada pertumbuhan

dan perkembangan anak selanjutnya. Kuman-kuman yang tidak

berbahaya pada anak dengan gizi normal akan bisa menyebabkan

kematian bagi anak dengan gizi buruk. Gejala penyakit ini dapat

berbahaya dan menyebabkan kematian pada anak-anak kecil terutama

jika didapatkan pada penderita dengan gizi buruk. Ancaman

perkembangan gangguan otak akibat kurang gizi lebih sering terjadi pada

anak yang marasmus dan kwarshiorkor (Proverawati dan Wati, 2011).

Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak

usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga

termasuk dalam golongan ini. Namun karena faal (kerja alat tubuh

semestinya) bayi usia dibawah satu tahun berbeda dengan anak usia

diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Anak usia 1-5

tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai

dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan

perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun

harus sesuai dengan keadaanya.

Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua yaitu anak usia

lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “Batita” dan

anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan

usia “prasekolah”. Balita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

20

prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif. Anak dibawah lima

tahun merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang

pesat namun kelompok ini merupakan kelompok tersering yang menderita

kekurangan gizi. Gizi ibu yang kurang atau buruk pada waktu konsepsi

atau sedang hamil muda dapat berpengaruh kepada pertumbuhan

semasa balita. Bila gizi buruk maka perkembangan otaknya pun kurang

dan itu akan berpengaruh pada kehidupannya di usia sekolah dan

prasekolah (Proverawati dan Wati, 2011).

Masa balita disebut juga sebagai masa vital, khusunya sampai usia

dua tahun, karena adanya perubahan yang cepat dan menyolok. Dengan

adanya masa vital ini, maka pemeliharaan gizi sangat penting untuk

diperhatikan. Jika tidak, akan mengganggu proses pertumbuhan secara

maksimal. Keberhasilan mencapai status gizi balita yang baik erat

kaitannya dengan kerjasama antara orang tua yang mempraktekkannya

dan mendapat informasi gizi dengan baik. Masa balita disebut juga

sebagai “golden period” atau masa keemasan, dimana terbentuk dasar-

dasar kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan

mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral (Maryunani,

2010).

2. Kandungan Dan Unsur-Unsur Gizi

a. Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung unsur karbon,

hidrogen dan oksigen, dan pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen

dalam komposisi menghasilkan H2O. Karbohidrat didalam tubuh dapat

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

21

dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak.

Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang

dikonsumsi sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan dan hati, serta karbohidrat dalam bentuk laktosa

hanya dapat dijumpai dalam produk susu.

b. Lemak disebut juga lipid adalah suatu zat yang kaya akan energi,

berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses

metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari

dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang

bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi. Lipid

dibagi ke dalam dua kelas yaitu lipid yang terdapat dalam pangan tubuh

dan lipid structural atau kompleks yang dihasilkan dalam tubuh untuk

membentuk membrans, atau katalis lipid.

c. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian

terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh protein,

separuhnya ada didalam otot, seperlima didalam tulang dan tulang

rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya didalam jaringan

lain, dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut

zat-zat gizi dan darah, matriks intra seluler dan sebagainya adalah

protein.

d. Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan oleh

tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal.

Vitamin terbagi 2 golongan yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

22

air. Vitamin larut lemak adlah vitamin A,D,E,dan K. Sedangkan vitamin

yang larut air adalah vitamin B dan vitamin C.

e. Mineral merupakan unsur dalam cairan tubuh atau jaringan sebagai

elektrolit yang mengatur tekanan osmosis dan keseimbangan asam

basa dan sebagai aktivator atau terkait dalam peranan enzim dan

hormon. Mineral didalam tubuh berfungsi sebagai komponen utama

tubuh atau penyusun kerangka tulang, gigi, dan otot-otot.

f. Air merupakan komponen kimia utama dalam tubuh. Air berfungsi

sebagai pelarut zat gizi, fasilisator pertumbuhan,sebagai katalis reaksi

biologis, sebagai pelumas, sebagai pengatur suhu tubuh dan sebagai

sumber mineral bagi tubuh (Proverawati dan Wati, 2011).

3. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat

penilaian yaitu :

a. Antropometri

Secara umum antoprometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau

dari sudut pandang gizi, maka antoprometri gizi berhubungan dengan

berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari

berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

b. Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk

menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

23

perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat

gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut,

dan mukosa oral pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh

seperti kelenjar tyroid.

c. Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan

spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai

macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah,

urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

d. Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan

status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan

melihat perubahan struktur dari jaringan.

Sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung yaitu :

a. Survei Konsumsi Makanan

Adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung

dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

b. Statistik Vital

Adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan

seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian

akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

24

c. Faktor Ekologi

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah

ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan

lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung

dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.

Penggunaan faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui

penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan

program intervensi gizi (Supariasa dkk, 2008).

4. Tanda dan Gejala Gangguan Akibat Masalah Zat gizi

a. KKP (Kekurangan Kalori Protein) atau busung lapar, kekurangan gizi ini

paling sering diderita oleh oleh anak balita yang sering disebut

marasmus dengan gejala : perut buncit, otot mengecil, wajah pucat,

rambut mudah rontok, cengeng, dan kurang nafsu makan. Jika

kekurangan protein selama berusia 2 tahun pertama, anak menjadi

tidak secerdas teman sebayanya. Kekurangan ini tidak mungkin

diperbaiki lagi penambahan protein setelah anak berusia 2 tahun tidak

berguna lagi (Irianto dan Waluyo, 2007).

b. KVA (Kekurangan Vitamin A) dapat menyebabkan kebutaan,

mengurangi daya tahan tubuh sehingga mudah terserang infeksi, yang

sering menyebabkan kematian pada anak-anak. Buta tidak mungkin

dipulihkan kembali jika pemberian vitamin A terlambat. Penyebab

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

25

masalah KVA adalah kemiskinan dan kurangnya pengetahuan tentang

gizi (Irianto dan Waluyo, 2010).

c. Anemia Zat Besi (AGB), kekurangan vitamin B12 dan zat besi dapat

menyebabkan kekurangan darah atau disebut dengan anemia gizi.

Anak-anak penderita anemia gizi menunjukkan gejala utama seperti :

pucat, berkeringat dingin, lemah badan, dan pusing kepala (Irianto dan

Waluyo, 2007).

d. GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium). GAKY adalah

kumpulan segala yang ditimbulkan akibat tubuh kekurangan yodium

secara terus menerus dalam waktu lama. Yodium adalah zat yang

dibutuhkan oleh tubuh untuk diubah menjadi hormon dikelenjar gondok,

dan fungsi dari hormon ini adalah menjaga pertumbuhan dan

perkembangan. Akibat lain dari GAKY pada masa anak-anak yaitu :

kemunduran mental, gangguan sistem otot, perkembangan saraf yang

terlambat, kelumpuhan, gangguan bicara (gagap), lemas tidak

bertenaga, dan gondok (Irianto dan Waluyo, 2007).

e. Obesitas

Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi kalori

dan kebutuhan energi, dimana konsumsi terlalu berlebih dibandingkan

dengan kebutuhan atau pemakaian energi (Energi Expenditure).

Kelebihan energi didalam tubuh mudah disimpan dalam bentuk jaringan

lemak. Pada keadaan normal, jaringan lemak ditimbun di beberapa

tempat tertentu diantaranya di dalam jaringan subkutan dan di dalam

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

26

jaringan tirai usus (Omentum). Kegemukan dapat disebabkan oleh

kebanyakan makan, dalam hal kabohidrat, lemak, protein tetapi juga

karena kurang gerak. Kegemukan atau obesitas dapat menyebabkan

gangguan dalam fungsi tubuh (Proverawati dan Wati, 2011).

5. Pentingnya Makanan Bagi Kesehatan

Makanan adalah segala sesuatu yang dipakai atau yang

dipergunakan oleh manusia supaya dapat hidup sehat. Untuk memperoleh

gaya hidup sehat sehari-hari ini makanan yang harus dikonsumsi.

a. Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang

b. Mengkonsumsi makanan berserat tinggi, sayuran dan buah segar

setiap hari

c. Menghindari makanan yang mengandung banyak lemak, gula atau

garam.

d. Mengkonsumsi susu atau produk dari susu setiap hari

e. Minum air putih minimal 1,5-2 liter per hari

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang.

Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh

cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga

memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja

dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi

kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat

gizi esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

27

dalam jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksik atau

membahayakan. Baik pada status gizi kurang, maupun status gizi lebih

terjadi gangguan gizi. Gangguan gizi disebabkan oleh faktor primer atau

sekunder. Faktor primer adalah bila susunan makanan seseorang salah

dalam kuantitas atau kualitas yang disebabkan oleh kurangnya

penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan,

ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan sebagainya. Faktor

sekunder meliputi semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak

sampai di sel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi (Almatsier, 2010).

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui Gambaran

Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita di Lingkungan VIII Kelurahan

Sei Agul tahun 2013.

Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita Berdasarkan :

1. Umur

2. Pendidikan

3. Pekerjaan

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu : untuk mengetahui

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita di Lingkungan VIII

Kelurahan Sei Agul Medan Tahun 2013.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Lingkungan VIII Kelurahan Sei

Agul Medan Tahun 2013. Peneliti mengambil lokasi penelitian ini dengan

alasan Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul banyak terdapat ibu yang

mempunyai balita, sehingga populasi dan sampel dapat terpenuhi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan 20 Juni-30 Juni Tahun 2013.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang

mempunyai balita di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul Medan Tahun

2013 yang berjumlah 70 orang.

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

29

2. Sampel

Menurut Arikunto (2010), sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan tekhnik accidental sampling, yang dilakukan

dengan cara mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada di

tempat dan bersedia menjadi responden saat penelitian di Lingkungan VIII

Kelurahan Sei Agul Medan Tahun 2013. Jumlah sampel dalam penelitian

ini sebanyak 30 orang.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder serta metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara

membagikan kuesioner kepada masing-masing responden kemudian

responden mengisinya setelah itu kuesioner dikumpulkan kembali kepada

peneliti.

E. Variabel dan Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Variabel dan Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi

Operasional

Parameter Alat

Ukur

Skala

Ukur

Skor

1. Pengetahuan ibu tentang status gizi balita

Pengalaman atau pengetahuan ibu tentang status gizi balita

1. Defenisi 2. Status gizi

balita 3. Gizi 4. Kandungan

dan unsur-unsur gizi

5. Penilaian

Kuesioner Ordinal 1. Pengetahuan baik jika responden mampu menjawab dengan benar pertanyaan 16-20(76-

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

30

status gizi 6. Tanda dan

gejala akibat kekurangan zat gizi

100%) (kode1)

2. Pengetahuan cukup jika responden mampu menjawab dengan benar pertanyaan 12-15 (56-75%) (kode 2)

3. Pengetahuan kurang jika responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar 0-11 pertanya an (<56%) (kode 3)

2. Pendidikan Tingkat pendidikan ibu yang pernah diterima

1. SD 2. SMP 3. SMU 4. PT

Kuesioner Ordinal 1. SD (kode 1) 2. SMP (kode 2) 3. SMU (kode 3) 4. PT (kode 4)

3. Pekerjaan

Suatu kegiatan ibu yang menghasilkan barang atau jasa

1. Wiraswasta 2. PNS 3. IRT 4. Peg.Swasta

Kuesioner Nominal 1. Wiraswata (kode 1)

2. PNS (kode 2) 3. IRT (kode 3) 4. Peg.Swasta

(kode 4)

4. umur Semakin tua umur seseorang akan menentukan pengetahuannya

1. 20-25 2. 26-30 3. 31-35

Kuesioner Interval 1. 20-25 (kode 1) 2. 26-30 (kode 2) 3. 31-35 (kode 3)

F. Metode Pengukuran

Sebelum menentukan kategori baik, cukup, dan kurang terlebih

dahulu menentukan kriteria atau tolak ukur yang dijadikan penentuan

skore pada setiap jawaban, misalnya nilai 1 untuk jawaban “Benar” dan

nilai 0 untuk jawaban “Salah”.

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

31

Menurut Nursalam (2008), skala pengukuran untuk pengetahuan

dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab pertanyaan dengan

benar 16-20 (76-100%).

2. Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab pertanyaan

dengan benar 12-15 (56-75%).

3. Pengetahuan kurang bila responden menjawan pertanyaan dengan

benar 0-11 (<56%).

G. Pengolahan Data

Menurut Notoadmodjo (2010), memberikan tanda pada data yang

telah lengkap sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing (Pemeriksaan Data)

adalah kembali data yang telah dikumpulkan, apakah telah sesuai

diharapkan atau tidak. Dalam melakukan editing ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan yakni : memeriksa kelengkapan data, memeriksa

keseragaman data.

b. Coding (Pemberian Kode)

Adalah data yang telah terkumpul diberi kode dalam bentuk angka

sehingga memudahkan dalam pengolahan data. Pada soal yang

dianggap benar maka diberi kode angka satu (1) dan jawaban yang

salah diberi kode angka nol (0).

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

32

c. Tabulating (Pemasukan Data Dalam Tabel)

Data yang telah lengkap dihitung sesuai dengan variabel yang

dibutuhkan kemudian data dimasukkan kedalam distribusi frekuensi.

H. Analisa Data

Analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif dengan

melihat presentase data yang terkumpul dan disajikan dalam tabel-tabel

distribusi frekuensi, kemudian dicari besar presentase jawaban masing-

masing responden selanjutnya dilakukan pembahasan dengan

menggunakan teori kepustakaan yang ada.

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan ibu Tentang Status

Gizi Balita di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul Medan Tahun 2013 telah

dilakukan pengambilan data dengan cara kuesioner kepada 30 responden

dimana setelah dilakukan pengumpulan data dan pengolahan, maka

diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul MedanTahun 2013

No Variabel Jumlah (n) Persentase (%) 1 Pengetahuan a. Baik 4 13,3 b. Cukup 9 30 c. Kurang 17 56,7 Total 30 100% 2. Umur a. 20-25 10 33,3 b. 26-30 12 40 c. 31-35 8 26,7 Total 30 100% 3. Pendidikan a. SD 5 16,7 b. SMP 7 23,3 c. SMA 15 50 d. PT 3 10 Total 30 100% 4. Pekerjaan a. Wiraswasta 3 10 b. PNS 2 6,7 c. IRT 23 76,6 d. Peg. Swasta 2 6,7 Total 30 100%

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

34

Tabel 4.1 dari 30 responden diperoleh hasil bahwa tingkat

pengetahuan ibu tentang status gizi balita mayoritas kurang sebanyak 17

orang (56,7%) minoritas baik sebanyak 4 orang (13,3%). Umur mayoritas

26-30 tahun sebanyak 12 orang (40%) minoritas 31-35 tahun sebanyak 8

orang (26,7%). Pendidikan mayoritas SMA sebanyak 15 orang (50%)

minoritas PT sebanyak 3 orang (10%). Pekerjaan mayoritas IRT sebanyak

23 orang (76,6%) minoritas PNS dan Peg. Swasta 2 orang (6,7%).

Tabel 4.2. Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita Berdasarkan Umur di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul Medan Tahun 2013

No Umur Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita Baik Cukup Kurang Total

n % n % n % N % 1. 20-25 1 10 3 30 6 60 10 100 2. 26-30 1 8,3 3 25 8 66,7 12 100 3. 31-35 2 25 3 37,5 3 37,5 8 100

Tabel 4.2. dari 10 responden yang berumur 20-25 tahun mayoritas

berpengetahuan kurang sebanyak 6 orang (60%) dan minoritas

berpengetahuan baik 1 orang (10%), dari 12 responden yang berumur 26-

30 tahun mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 8 orang (66,7%)

dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (8,3%), dan dari 8

responden yang berumur 31-35 tahun mayoritas berpengetahuan cukup

dan kurang sebanyak 3 orang (37,5%) dan minoritas berpengetahuan baik

sebanyak 2 orang (25%).

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

35

Tabel 4.3. Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita Berdasarkan Pendidikan di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul Medan Tahun 2013

No Pendidikan Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita Baik Cukup Kurang Total

n % n % n % N % 1. SD 0 0 0 0 5 100 5 100 2. SMP 0 0 3 43 4 57 7 100 3. SMA 1 6,7 6 40 8 53,3 15 100 4. PT 3 100 0 0 0 0 3 100

Tabel 4.3 dari 5 responden yang berpendidikan SD berpengetahuan

kurang sebanyak 5 orang (100%), dari 7 responden yang berpendidikan

SMP mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 4 orang (57%) dan

minoritas berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (43%), dari 15

responden yang berpendidikan SMA mayoritas berpengetahuan kurang

sebanyak 8 orang (53,3%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak

1 orang (6,7%), dan dari 3 responden yang berpendidikan PT

berpengetahuan baik sebanyak 3 orang (100%).

Tabel 4.4. Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul Medan Tahun 2013

No Pekerjaan Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita Baik Cukup Kurang Total

n % n % n % N % 1. Wiraswasta 0 0 1 33,3 2 66,7 3 100 2. PNS 2 100 0 0 0 0 2 100 3. IRT 1 4,3 8 34,8 14 60,9 23 100 4. Peg. Swasta 1 50 0 0 1 50 2 100

Page 36: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

36

Tabel 4.4 dari 3 responden yang bekerja sebagai Wiraswasta

mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (66,6%) dan

minoritas berpengetahuan cukup sebanyak 1 orang (33,3%), dari 2

responden yang bekerja sebagai PNS berpengetahuan baik sebanyak 2

orang (100%), dari 23 responden yang bekerja sebagai IRT mayoritas

berpengetahuan kurang sebanyak 14 orang (60,9%) dan minoritas

berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (4,3%), dan dari 2 responden

yang bekerja sebagai Pegawai Swasta berpengetahuan baik dan kurang

sebanyak 1 orang (50%).

Page 37: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

37

BAB V

PEMBAHASAN

A. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul Medan

Tabel 4.1 menjelaskan bahwa dari 30 responden mayoritas ibu

berpengetahuan kurang sebanyak 17 orang (56,7%) dan minoritas

berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (13,3%).

Menurut Bakhtiar (2012) Pengetahuan adalah kepercayaan yang

benar. Menurut Drs. Sidi Gazalba pengetahuan adalah apa yang diketahui

atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal,

sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik

atau isi pikiran. Jadi pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha

manusia untuk tahu.

1. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita Berdasarkan Umur di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul Medan

Tabel 4.2 dapat menjelaskan bahwa dari 30 responden yang

berumur 31-35 tahun mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 2 orang

dan minoritas pada umur 20-25 tahun dan 26-30 tahun berpengetahuan

baik sebanyak 1 orang.

Menurut Mubarak (2012),dengan bertambahnya umur seseorang

akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis. Pertumbuhan fisik

terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan

Page 38: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

38

proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Pada aspek

psikologis atau mental, taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang

dan dewasa.

Menurut asumsi peneliti, bahwa pengetahuan seseorang meningkat

seiring dengan bertambahnya usia karena makin bertambahnya usia

maka pola pikir dan kreatif seseorang akan bertambah dan dengan serta

taraf berpikir seseorang akan menjadi semakin matang dan dewasa.

Responden yang berumur 20-25 tahun memiliki tingkat pengetahuan baik

sebanyak 1 orang disebabkan karena belum mempunyai banyak

pengalaman dalam merawat dan mengasuh anak termasuk dalam

pemberian makanan bergizi untuk anaknya, kurang mengetahui hal-hal

apa yang dibutuhkan balitanya sehingga kebutuhan gizi balita terabaikan

karena ibu kurang mengerti tentang status gizi. Sedangkan responden

yang berumur 26-30 tahun mempunyai sikap kurang peduli terhadap

makanan yang dikonsumsi balitanya . Sementara ibu yang berumur 31-35

tahun memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 orang karena sudah

mempunyai pengalaman dalam merawat dan mengasuh anak dan

mengetahui hal-hal apa saja yang dibutuhkan balita.

Page 39: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

39

2. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita Berdasarkan Pendidikan di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul Medan

Tabel 4.3 menjelaskan bahwa dari 30 responden yang telah diteliti

mayoritas pendidikan PT berpengetahuan baik sebanyak 3 orang orang

dan minoritas pendidikan SMA berpengetahuan baik sebanyak 1 orang.

Menurut Mubarak (2012), Pendidikan berarti bimbingan yang

diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu hal.

Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka

menerima informasi, sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan

yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang

tersebut terhadap penerimaan informasi.

Menurut asumsi peneliti bahwa responden yang berpendidikan

Perguruan Tinggi (PT) disebabkan karena semakin tinggi pendidikan

maka lebih mudah menerima informasi dan juga lebih mampu memahami,

menganalisa bahkan dalam mengambil suatu keputusan dari setiap

informasi yang didapat tentang kesehatan khususnya tentang status gizi

pada balita sehingga ibu mampu memberikan kebutuhan gizi pada balita

mereka. Sementara yang berpendidikan SD dan SMP tidak ditemukan

pengetahuan baik dan yang berpendidikan SMA hanya ditemukan 1 orang

yang berpengetahuan baik, karena rendahnya pendidikan menyebabkan

kurangnya pengetahuan dan sebagian besar juga disebabkan tidak

mendapatkan informasi yang baik dari media massa, tidak pernah mau

mendengar penkes yang diberikan oleh tenaga kesehatan serta

Page 40: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

40

kurangnya keinginan dan kepedulian responden untuk mengetahui

khususnya tentang kesehatan dan gizi balita. Dengan demikian faktor

pendidikan ternyata sangat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu .

3. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul Medan

Tabel 4.4 menjelaskan bahwa dari 30 responden yang diteliti

mayoritas yang mempunyai pekerjaan sebagai PNS berpengetahuan baik

sebanyak 2 orang dan minoritas yang mempunyai pekerjaan sebagai IRT

dan Pegawai Swasta berpengetahuan baik sebanyak 1 orang.

Menurut Mubarak (2012), Lingkungan pekerjaaan dapat membuat

seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Menurut asumsi peneliti pekerjaan mempengaruhi pengetahuan ibu

tentang status gizi balita, dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa

mayoritas pengetahuan baik ditemukan pada pekerjaan Pegawai Negeri

Sipil (PNS) dan minoritas pengetahuan kurang ditemukan pada responden

yang mempunyai pekerjaan sebagai IRT, hal ini terjadi karena responden

yang mempunyai pekerjaan sebagai PNS banyak berinteraksi dengan

orang lain sehingga banyak mendapat informasi baik dari lingkungan

pekerjaan maupun diluar lingkungan pekerjaannya tentang kesehatan dan

gizi pada balita sehingga ibu dapat merawat balitanya dengan baik.

Sedangkan pada responden yang bekerja sebagai IRT responden sibuk

Page 41: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

41

dirumah dan kurang berinteraksi dengan lingkungan luar sehingga kurang

mendapat informasi tentang kesehatan dan gizi pada balita. Sedangkan

responden yang bekerja sebagi Pegawai Swasta terlalu sibuk dengan

pekerjaannnya sehingga kurang memperhatikan makanan yang

dikonsumsi balitanya.

Page 42: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

42

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan

Ibu Tentang Status gizi Balita di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul

Medan Tahun 2013 diperoleh kesimpulan :

1. Gambaran pengetahuan ibu tentang status gizi balita berdasarkan umur

diperoleh bahwa responden yang berumur 26-30 tahun

berpengetahuan kurang.

2. Gambaran pengetahuan ibu tentang status gizi balita berdasarkan

pendidikan diperoleh bahwa responden yang memiliki pendidikan SMA

berpengetahuan kurang.

3. Gambaran pengetahuan ibu tentang status gizi balita berdasarkan

pekerjaan diperoleh bahwa responden yang memiliki pekerjaan sebagai

IRT memiliki pengetahuan kurang.

Page 43: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

43

B. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Kepada Responden

Kepada responden yang mempunyai balita di Lingkungan VIII

Kelurahan Sei Agul Medan agar lebih memperhatikan dan

meningkatkan pengetahuan tentang gizi pada balita dengan cara

mencari informasi baik dari petugas kesehatan, media massa, keluarga,

dan petugas kesehatan.

2. Tempat Penelitian

Diharapkan kepada tenaga kesehatan perlu meningkatkan kegiatan

penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan sehingga para ibu

yang mempunyai balita lebih memahami pentingnya gizi pada masa

balita.

3. Bagi Instansi Pendidikan

Diharapkan dapat menambah sumber-sumber informasi dan bahan

bacaan mengenai gizi pada masa balita khususnya mahasiswa

Fakultas Keperawatan dan Kebidanan di Universitas Prima Indonesia

Medan.

Page 44: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

44

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagi aplikasi yang telah didapat selama perkuliahaan

dan untuk mendapat pengalaman serta pengembangan ilmu

pengetahuan bagi peneliti dan dapat menambah sampel yang lebih

banyak lagi dalam penelitian ini.

Page 45: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

45

DAFTAR PUSTAKA

Agria, I., Sari, R.N., Ircham., 2012. Gizi Reproduksi, Cetakan Kedua, Penerbit Fitramaya, Yogyakarta.

Almatsier., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Cetakan Kesembilan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cetakan Keempat Belas, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Bakhtiar, Amsal., 2012. Filsafat Ilmu, Cetakan Kesebelas, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Irianto, Waluyo., 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat, Cetakan Keempat, Penerbit CV Yrama Widya, Bandung.

Maryunani., 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Penerbit Trans Info Media, Jakarta.

Mahfoedz, I., 2010. Metodologi Penelitian,Fitramaya, Yogyakarta.

Mubarak, W. I., 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta.

Meikawati, Hersoelistyorini., 2007. Hubungan Karakteristik Ibu Dan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Kasus Gizi Buruk Pada Balita, http://jurnal.unimus.ac.id, Sabtu 5 juni 2008.

Notoadmodjo, Soekidjo., 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Cetakan Pertama. Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

, Soekidjo., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan Pertama, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Nursalam., 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Page 46: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file... · 1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN VIII

46

Proverawati., A, Wati., 2011. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan, Cetakan Kedua, Penerbit Muha Medika, Yogyakarta.

Supariasa,D. N., Bakri, B., Fajar, I., 2008. Penilaian Status Gizi, Cetakan Pertama, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Salam., 2009. Pengantar Filsafat, Cetakan Kedelapan. Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.