Hubungan Antara Laju Konsentrasi Total Petroleum Hidrokarbon (Tph), Oil & Grease Pada Proses...

download Hubungan Antara Laju Konsentrasi Total Petroleum Hidrokarbon (Tph), Oil & Grease Pada Proses Bioremediasi Menggunakan Bakteri Bacillus Sp. Bulking Agent Serabut Buah Bintaro

of 7

Transcript of Hubungan Antara Laju Konsentrasi Total Petroleum Hidrokarbon (Tph), Oil & Grease Pada Proses...

  • 7/31/2019 Hubungan Antara Laju Konsentrasi Total Petroleum Hidrokarbon (Tph), Oil & Grease Pada Proses Bioremediasi Men

    1/7

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    HUBUNGAN ANTARA LAJU KONSENTRASI TOTAL

    PETROLEUM HIDROKARBON(TPH), OIL & GREASE PADA

    PROSES BIOREMEDIASI MENGGUNAKAN BAKTERI

    BACILLUS SP.BULKING AGENT

    SERABUT BUAH BINTARO

    Cindhy Ade Hapsari1, Lutfhi Adhytia Putra2, Ratu Rima Novia Rahma3,

    Riandy Surya Irawan4

    Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper Kampus IPB, Dramaga,

    Bogor, 16680

    Email: [email protected], [email protected],[email protected], [email protected]

    Abstrak: Pada simulasi pengamatan proses bioremediasi, dilakukan pengukuran konsentrasiTotal Petroleum Hidrokarbon (TPH), sebagai indikator berhasil atau tidaknya bioremediasi.

    Proses bioremediasi dikatakan berhasil apabila TPH-nya mengalami penurunan. Untuk

    memperbesar penurunan konsentrasi TPH pada proses bioremediasi, maka dilakukan

    penambahan bulking agent. Bulking agent tersebut berfungsi sebagai pengatur porositas,kelembapan dan sumber nutrisi, sehingga akan mempengaruhi jumlah mikroorganisme. Bulking

    agent juga berfungsi sebagai pengatur porositas tanah. Jadi, penambahan bulking agent ditujukan

    untuk memperbesar laju pertumbuhan dan kehidupan bakteri di dalam tanah. Pada percobaan

    kali ini dilakukan simulasi proses bioremediasi dari sampel tanah acak yang diberi campuran oli

    baru dan oli bekas sebagai bahan pencemarnya. Pada bioremediasi kali ini digunakan bakteri

    Bacillus sp. sebagai mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon atau bahan pencemar, dandigunakan bulking agent berupa serabut buah bintaro. Percobaan kali ini bertujuan untuk

    mengetahui hubungan Total Petroleum Hidrokarbon (TPH), oil and grease pada proses

    bioremediasi dengan menggunakan Bacillus sp. dan untuk mengetahui pengaruh bulking agentberupa serabut buah bintaro terhadap keberhasilan proses bioremediasi. Dari percobaan yang

    telah dilakukan menunjukkan bahwa proses bioremediasi yang dilakukan belum berhasil.

    Konsentrasi TPH yang seharusnya turun malah mengalami kenaikan. Serabut Buah Bintaro yang

    merupakan bulking agent yang digunakan dalam percobaan kali ini tidak terlalu memberikan

    pengaruh terhadap penurunan konsentrasi TPH, karena konsentrasi TPH reaktor bioremediasi

    mengalami kenaikan.Kata kunci: Bioremediasi, Bulking Agent, Oil and Grease, Total Petroleum Hidrokarbon (TPH)

    PENDAHULUANBioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan aktivitas

    mikroorganisme atau dapat diartikan juga sebagai penggunaan mikroorganisme

    untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzimyang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan

    mengubah struktur kimia polutan tersebut, dari senyawa yang kompleks menjadi

    senyawa yang lebih sederhana. Pada simulasi pengamatan proses bioremediasi,

    dilakukan pengukuran konsentrasi Total Petroleum Hidrokarbon (TPH), sebagai

    indikator berhasil atau tidaknya bioremediasi. Proses bioremediasi dikatakan

    berhasil apabila TPH-nya mengalami penurunan. Untuk memperbesar penurunan

    konsentrasi TPH pada proses bioremediasi, maka dilakukan penambahan bulking

    agent. Bulking agent tersebut berfungsi sebagai pengatur porositas, kelembapan

    dan sumber nutrisi, sehingga akan mempengaruhi jumlah mikroorganisme.

    Bulking agent juga berfungsi sebagai pengatur porositas tanah. Semakin besar

    porositas suatu tanah maka kandungan oksigen yang terdapat dalam tanah tersebut

  • 7/31/2019 Hubungan Antara Laju Konsentrasi Total Petroleum Hidrokarbon (Tph), Oil & Grease Pada Proses Bioremediasi Men

    2/7

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    akan semakin banyak pula. Semakin besar kandungan oksigen yang terdapat di

    dalam tanah, maka pertumbuhan bakteri akan semakin banyak. Seperti telah

    diketahui, semakin banyak bakteri akan membantu proses bioremediasi yang

    terjadi. Jadi, penambahan bulking agent ditujukan untuk memperbesar laju

    pertumbuhan dan kehidupan bakteri di dalam tanah. Untuk mengetahui hubunganTotal Petroleum Hidrokarbon (TPH) serta oil and grease pada proses

    bioremediasi, dilakukan praktikum percobaan dengan menggunakan Bacillus sp.

    pada sampel tanah acak yang diberi campuran oli baru dan oli bekas sebagai

    bahan pencemarnya. Serta untuk mengetahui pengaruh dari bulking agentberupa

    serabut buah bintaro terhadap keberhasilan proses bioremediasi.

    METODE PRAKTIKUMCuci bersih 2 buah botol vial dan keringkan di dalam oven 105oC selama 1

    jam. Gunakan pinset dalam proses pengambilan botol vial dari awal hingga akhir

    analisis laboratorium. Kemudian botol vial dimasukkan ke dalam desikator selama

    30 menit dan ditimbang (a1 dan a2). Selanjutnya, ekstraksi sampel tanahsebanyak 10 gram pada larutan n-hexane 20 ml (perbandingan sampel dan n-

    hexane adalah 1:2) dan kocok di dalam erlenmeyer menggunakan stiler selama

    15 menit hingga tanah dan n-hexane tercampur.

    Kedua, sampel didiamkan hingga terjadi pemisahan fasa padatan dan

    supernatant (cairan) secara sempurna, sehingga supernatant yang mengandung

    minyak yang diikat oleh n-hexane dapat diambil.seleruhnya. Lalu, supernatant

    diambil dengan menggunakan pipet secara hati-hati, jangan sampai padatan

    terbawa dan ikut tercampur.

    Ketiga, Supernatan disaring terlebih dahulu dengan menggunakan kertas

    saring. Setelah itu, supernatant dipindahkan ke dalam botol vial. Selanjutnya,

    botol vial dipanaskan pada penagas air hingga larutan n-hexane mongering.

    Setelah mongering, botol vial tersebut dimasukkan ke dalam oven dan

    dipindahkan ke dalam desikator selama 30 menit. Untuk mendapatkan nilai b,

    botol vial ditimbang terlebih dahulu dan akan didapatkan rumus sebagai berikut:

    Konsentrasi Oil dan Grease(%) = (b-a1) x 100

    gr sampel

    Keempat, bubuk silica dimasukkan ke dalam botol vial dan ditambahkan

    kembali n-hexane 20 ml. Penggunaan silica sebesar 3 gr untuk 1 gr materi yanag

    terabsorbsi). Selanjutnya, kocok di dalam Erlenmeyer dengan menggunakan stiler

    selama 15 menit hingga oil-grease dan n-hexane tercampur sempurna. Ulangilangkah-langkah dari nomor 3 sampai nomor 8. Untuk mendapatkan nilai c, botol

    vial ditimbang terlebih dahulu dan akan didapatkan rumus sebagai berikut:

    Konsentrasi TPH (%) = (c-a2) x 100

    gr sampel

    Efisiensi = [(% TPH awal - %TPH akhir) / %TPH awal] x 100%

    Terakhir, catat hasil pengamatan dan hasil perhitungan pada laporan

    praktikum.

  • 7/31/2019 Hubungan Antara Laju Konsentrasi Total Petroleum Hidrokarbon (Tph), Oil & Grease Pada Proses Bioremediasi Men

    3/7

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    HASIL PERCOBAANTabel 1. Konsentrasi Oil and Grease Reaktor Bioremediasi

    Hari

    Ke-

    Konsentrasi Oil and GreaseKontrol 1%

    a1 b % OG a1 b % OG

    0 36.88 37.73 8.5 36 37.59 15.9

    2 38.4 39.348 9.48 36.56 38.872 23.12

    7 38.2 39.22 10.4 36.6 37.72 11.2

    9 37.4572 38.0622 6.05 36.7533 37.611 8.577

    14 37.23443 38.21698 9.8255 36.2051 37.2319 10.268

    21 36.6255 37.568 9.425 36.7954 37.9263 11.309

    28 37.45 38.38 9.3 37.50 38.58 10.815

    30 36.4123 37.381 9.687 36.5362 37.65 11.13835 36.41 37.4 9.9 36.62 37.71 10.9

    37 36.7991 37.8207 10.216 37.4535 38.4092 9.557

    42 38.42 39.28 8.6 36.88 37.91 10.3

    44 37.106 38.008 9.02 37.847 38.9295 10.825

    49 37.84 38.76 9.2 36.56 37.62 10.6

    51 37.8356 38.8516 10.16 35.5573 36.8192 12.619

    Hari

    Ke-

    Konsentrasi Oil and Grease

    2% 3%

    a1 b % OG a1 b % OG

    0 37.10 37.59 4.9 37.42 38.06 6.4

    2 36.9 37.874 9.74 36.62 37.449 8.29

    7 37.35 38.01 6.6 37.63 38.11 4.8

    9 36.253 37.1765 9.235 36.9147 37.8821 9.674

    14 37.4613 38.5363 10.75 37.1804 38.1078 9.274

    21 36.6577 37.4549 7.972 37.1815 38.4776 12.961

    28 36.55 37.77 12.2 36.21 37.5 12.9

    30 36.889 37.7698 8.808 37.8258 38.8418 10.16

    35 36.54 37.81 12.7 37.18 38.34 11.6

    37 37.5014 38.5872 10.858 36.5834 37.7013 11.179

    42 36.21 37.29 10.8 37.46 38.33 8.7

    44 37.595 38.5703 9.753 35.558 36.577 10.1949 36.91 38.11 12 36.57 37.69 11.2

    51 36.2075 37.5504 13.429 37.5953 39.0035 14.082

  • 7/31/2019 Hubungan Antara Laju Konsentrasi Total Petroleum Hidrokarbon (Tph), Oil & Grease Pada Proses Bioremediasi Men

    4/7

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    Tabel 2. Total Petroleum Hidrokarbon ( TPH ) Reaktor Bioremediasi

    Hari

    Ke-

    Kontrol 1%

    a1 b TPH a1 b TPH

    0 36.88 37.64 7.6 36.58 37.5 9.2

    51 36.5482 37.4558 9.076 36.9115 38.0086 10.971Hari

    Ke-

    2% 3%

    a1 b TPH a1 b TPH

    0 37.59 38.34 7.5 36.41 36.98 5.7

    51 37.2521 38.3668 11.147 36.5639 37.7618 11.979

    Tabel 3. Efisiensi Penurunan Total Petroleum Hydrocarbon (TPH)

    kontrol 1% 2% 3%

    -19.42105263 -19.25 -48.6267 -110.1578947

    Gambar 1. Hubungan Konsentrasi Oil and Grease Terhadap Waktu

    PEMBAHASANBioremediasi adalah proses penyehatan atau pemulihan secara biologis

    terhadap komponen lingkungan tanah dan air yang telah tercemar oleh kegiatan

    manusia (Putra, 2008). Menurut Maimun (2010), bioremediasi adalah proses

    pembersihan pencemaran tanah dengan aktivitas mikroorganisme atau dapat

    diartikan juga sebagai penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan

    di lingkungan. Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat

    pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon

    dioksida dan air) ( Putra, 2008).

    Pada percobaan kali ini dilakukan simulasi proses bioremediasi dari sampel

    tanah acak yang diberi campuran oli baru dan oli bekas sebagai bahan

  • 7/31/2019 Hubungan Antara Laju Konsentrasi Total Petroleum Hidrokarbon (Tph), Oil & Grease Pada Proses Bioremediasi Men

    5/7

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    pencemarnya. Pada bioremediasi kali ini digunakan bakteriBacillus sp. sebagai

    mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon atau bahan pencemar, dan

    digunakan bulking agent berupa serabut buah bintaro. Percobaan kali ini

    bertujuan untuk mengetahui hubungan Total Petroleum Hidrokarbon (TPH),

    oil and grease pada proses bioremediasi dengan menggunakanBacillus sp. danuntuk mengetahui pengaruh bulking agent berupa serabut buah bintaro

    terhadap keberhasilan proses bioremediasi. Sampel tanah acak diberi tiga

    perlakuan yang berbeda. Tanah pada wadah pertama sebagai kontrol, tidak

    diberikan bakteri Bacillus sp. Tanah kedua diberikan bakteri Bacillus sp.

    dengan konsentrasi 1%, tanah ketiga 2%, dan tanah keempat 3%. Keempat

    sampel tanah ini diamati terus-menerus hingga 51 hari, dan disetiap minggunya

    diukur konsentrasi oil and grease-nya. Pada hari pertama dan hari terakhir

    dilakukan pengukuran Total Petroleun Hidrokarbon (TPH) untuk mengetahui

    proses bioremediasi berhasil atau tidak. Proses bioremediasi berhasil apabila

    TPH-nya mengalami penurunan.

    Dari pengukuran yang dilakukan didapatkan hasil seperti yang terlihatdalam tabel 1, tabel 2, dan gambar 1. Pada tabel 1 menunjukkan hasil

    pengukuran oil and grease tiap reaktor bioremediasi. Konsentrasi oil and

    grease didapatkan dengan memasukkan nilai a1 dan b dalam persamaan 1.

    Dari tabel diketahui bahwa baik reaktor kontrol, reaktor dengan jumlah bakteri

    1%, 2% maupun 3% nilai konsentrasi oil and grease-nya cenderung fluktuatif.

    Pada reaktor kontrol konsentrasi oil and grease awalnya mengalami kenaikan

    namun kemudian menurun perlahan. Pada reaktor dengan bakteri 1% juga

    sama, awalnya mengalami kenaikan kemudian mengalami penurunan. Pada

    reaktor dengan bakteri 2% dan 3% konsentrasinya naik turun dan mengalami

    kenaikan pada akhirnya. Grafik hubungan konsentrasi oil and grease terhadap

    waktu dapat dilihat pada gambar 1.

    Tabel 2 menunjukkan konsentrasi TPH dari masing-masing reaktor

    bioremediasi yang diukur di hari pertama dan terakhir percobaan. Nilai Total

    Petroleum Hidrokarbon didapatkan dengan memasukkan nilai a1 dan b dalam

    persamaan 2. Pada reaktor kontrol nilai TPH pada hari ke-0 atau hari pertama

    percobaan adalah sebesar 7,6% dan pada hari terakhir atau hari ke-51 adalah

    sebesar 9,076%. Pada reaktor dengan konsentrasi bakteri 1% nilai TPH pada

    hari ke-0 adalah sebesar 9,2% dan pada hari ke-51 sebesar 10,971%. Pada

    reaktor dengan konsentrasi bakteri 2% nilai TPH pada hari ke-0 sebesar 7,5%

    dan pada hari ke-51 sebesar 11,147%. Pada rekator dengan konsentrasi bakteri

    3% nilai TPH pada hari ke-0 sebesar 5,7% dan pada hari ke-51 sebesar11,979%. Dari hasil diatas, dapat diketahui bahwa dari keempat reaktor

    tersebut, keempatnya tidak menunjukkan penurunan nilai TPH seperti yang

    diharapkan atau dengan kata lain proses bioremediasi belum berhasil. Hal

    tersebut kemungkinan karena terjadi kesalahan prosedur saat percobaan.

    Namun, dari hasil diatas dapat diketahui bahwa dari ketiga reaktor yang

    diberi bakteriBacillus sp., reaktor dengan konsentrasi bakteri 3% mempunyai

    nilai TPH paling rendah. Hal tersebut terjadi karena semakin banyak bakteri

    maka akan semakin banyak mikroorganisme yang mendegrasasi hidrokarbon

    sehingga akan menurunkan konsentrasi oil and grease dan juga menurunkan

    konsentrasi Total Petroleum Hidrokarbon (TPH). Tetapi dari hasil yang

    didapat juga diketahui bahwa proses pendegradasian hidrokarbon tidak

  • 7/31/2019 Hubungan Antara Laju Konsentrasi Total Petroleum Hidrokarbon (Tph), Oil & Grease Pada Proses Bioremediasi Men

    6/7

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    berlanjut sampai akhir percobaan, hal tersebut dibuktikan dengan konsentrasi

    oil and grease yang cenderung naik dan konsentrasi TPH yang juga mengalami

    kenaikan pada akhir percobaan.

    Pada tabel 3 menunjukkan efisiensi penurunan konsentrasi TPH pada awal

    dan akhir proses. Namun karena hasil percobaan mengalami kenaikankonsentrasi TPH dan tidak mengalami penurunan konsentrasi TPH, maka

    efisiensinya bernilai negatif. Nilai efisiensi didapatkan dengan cara

    memasukkan nilai konsentrasi TPH awal dan akhir dalam persamaan (1).

    Penambahan bulking agent dilakukan dengan tujuan memperbesar

    penurunan konsentrasi TPH pada proses bioremediasi. Menurut Tim Perumus

    Bioremediasi BPMIGAS-KKS (2003) dalam Budiharjo (2007), bulking agent

    adalah bahan tambahan yang digunakan untuk memperbaiki permeabilitas,

    water holding capacity dan porositas untuk meningkatkan laju degradasi dalam

    proses pemulihan atau bioremediasi. Bulking agent tersebut berfungsi sebagai

    pengatur porositas, kelembapan, dan sumber nutrisi (Anderson, 1995 dalam

    Budiharjo, 2007). Kemampuan bulking agent tersebut dapat berdampak padabertambahnya mikroorganisme atau dalam percobaan ini bakteri Bacillus sp.

    Bulking agentsebagai pengatur porositas tanah, semakin besar porositas suatu

    tanah maka kandungan oksigen yang terdapat dalam tanah tersebut akan

    semakin banyak pula. Hal itu berdampak pada pertumbuhan bakteri yang

    berbanding lurus dengan kandungan oksigen yang ada, semakin banyak

    oksigen maka akan semakin banyak bakteri yang tumbuh. Semakin banyak

    bakteri maka akan semakin berhasil pula proses bioremediasi yang terjadi.

    Selain itu bulking agent juga membantu menjaga kelembapan. Dimana

    kelembapan tanah ideal bagi pertumbuhan mikroba dalam tanah adalah 12-

    30% (Eweis et al., 1998 dalam Budiharjo, 2007 ). Bulking agent juga sebagai

    sumber nutrisi, dimana semakin banyak nutrisi maka akan semakin banyak

    pula jumlah bakteri.

    Namun pada percobaan kali ini penambahan bulking agent tidak terlalu

    berpengaruh dalam proses bioremediasi karena konsentrasi TPH-nya

    mengalami kenaikan. Seperti yang telah disebutkan diatas kenaikan TPH ini

    kemungkinan disebabkan karena kesalahan dalam prosedur percobaan,

    misalnya kesalahan dalam pengukuran berat botol, kesalahan ketika

    mengekstraksi sampel, dan lain-lain. Selain itu dapat pula disebabkan oleh

    mikroorganisme yang tidak dapat melakukan regenerasi secara simultan,

    karena faktor-faktor lingkungan tidak dikondisikan sesuai kebutuhan bakteri,

    misalnya kelembapan yang tidak dijaga, tanah yang terlalu padat sehinggaoksigen dalam tanah kurang yang menyebabkan mikroorganisme tidak tumbuh

    dengan baik, dan lain-lain.

    KESIMPULANDari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses

    bioremediasi yang dilakukan belum berhasil. Konsentrasi TPH yang seharusnya

    turun, pada percobaan kali ini malah mengalami kenaikan. Serabut Buah Bintaro

    yang merupakan bulking agent yang digunakan dalam percobaan kali ini tidak

    terlalu memberikan pengaruh terhadap penurunan konsentrasi TPH, karena

    konsentrasi TPH reaktor bioremediasi mengalami kenaikan.

  • 7/31/2019 Hubungan Antara Laju Konsentrasi Total Petroleum Hidrokarbon (Tph), Oil & Grease Pada Proses Bioremediasi Men

    7/7

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Kelompok 8, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

    Daftar PustakaBudiharjo, Muchamad Arief. 2007. Studi Pengaruh Bulking Agents pada Proses

    Bioremediasi Lumpur Minyak. Semarang : Universitas Diponegoro.

    Maimun, Zakhroful. 2010.Bioremediasi Merkuri Menggunakan Mikroorganisme

    Pseudomonas Flourenscens. Banjar Baru : Universitas Lambung Mangkurat.2010.

    Putra, Ridwan Satria. 2008. Bioremediasi Tanah Terkontaminasi Minyak Bumi

    oleh Bacillus sp. dan Klebsiella sp. Bogor : Institut Pertanian Bogor.