HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI...

138
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI TEGALREJO KECAMATAN TEGALREJO KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.Pd.I) Dalam Ilmu Tarbiyah Disusun Oleh : MERI HERAWATI 111 06 143 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014

Transcript of HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI

MTs. YAKTI TEGALREJO KECAMATAN TEGALREJO KABUPATEN MAGELANG

TAHUN 2013

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.Pd.I)

Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun Oleh :

MERI HERAWATI 111 06 143

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

2014

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

iii

DEKLARASI

بسم ا الرمحن الرحيم

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 8 September 2014

Penulis,

Meri Herawati NIM. 111 06 143

KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini:

Nama : MERI HERAWATI

NIM : 111 06 143

Jurusan : TARBIYAH

Program Studi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip ataui dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 20 Maret 2014

Yang Menyatakan,

Meri Herawati NIM. 111 06 143

KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

v

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

vi

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

vii

MOTTO

”Hargailah cita-cita dan impianmu karena dua hal ini adalah anak jiwamu, dan cetak diri prestasi puncakmu karena itu bekal buatmu,

usaha seseorang bukanlah apa yang mereka dapatkan dari usahanya tetapi perubahan diri akibat usaha itu, karena dunia masa depan adalah

milik orang yang memiliki visi di hari ini”

“Konsep diri yang positif menumbuhkan rasa percaya diri sebagai kunci untuk menggapai cita-cita yang diharapkan; saya datang, saya

bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang”

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap

mempunyai peran penting dalam hidupnya

1. Bapak Endang Sutrisna dan Ibu Suliyah dengan segala perjuangan, air

mata, do’a, keringat pengorbanan, kesabaran dan cinta kasih yang

membentuk kemampuan untuk menghirup nafas pahit manis hidupku.

2. Mertua Bapak R. Hasan dan Ibu R. Djuwariyah, memberikan dukungan

dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

3. Suami R. Abu Hanifah (Kak Anip) dan ananda Bayu Abdul Basith, yang

tiada henti mengucurkan kesabaran, kesetian dan ketulusan nya untuk

menemaniku dalam suka dan duka membuat hidupku ini seindah pelangi

dengan cintanya.

4. Adik-adikku Komala Sari, Hesti Ambarwati, Rinawati Dewi dan Siti

Wardah Kadikhan yang tiada henti memberiku semangat, dorongan,

materi, do’a dan arti sebuah persaudaraan.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

ix

KATA PENGANTAR

بسم ا الرمحن الرحيم

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada

junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke

jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini

adalah “HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU WIYATA

BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

TEGALREJO KECAMATAN TEGALREJO KABUPATEN MAGELANG

TAHUN 2013”.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua STAIN

2. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

STAIN Salatiga.

3. Bapak Rasimin. S.PdI, M.Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan

Agama Islam STAIN Salatiga.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

x

4. Ibu Maslikhah, S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan

secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan

tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak

awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah PAI STAIN Salatiga yang telah berkenan

memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada penulis dan pelayanan

hingga studi ini dapat selesai.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta mertua yang selalu memberikan dukungan

baik moril maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi

tercapainya cita-cita.

7. Bapak Rochmat Almashari, S.Pd.I selaku Kepala MTs. Yakti Tegalrejo

Magelang yang telah memberikan izin, masukan dan bantuan untuk

melakukan penelitian.

8. Bapak Drs. H. Nuryahman selaku ketua Yayasan Amal Kesejahteraan

Tarbiyah Islam yang telah meluangkan waktunya dan melancarkan

terselesaikannya skripsi ini.

9. Guru-guru di MTs. Yakti Tegalrejo Magelang yang telah meluangkan waktu

dan membantu pencarian data dalam penyusunan skripsi ini.

10. Suami, anak, adik dan saudara-saudara serta sahabat-sahabat semua yang telah

membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

xi

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam

penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena

itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan

memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal

‘alamien.

Magelang, 12 Maret 2014 Penulis,

Meri Herawati 111 06 143

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

xii

ABSTRAK

HERAWATI, MERI. 111 06 143. Hubungan Antara Kompetensi Pedagogi Guru Wiyata Bakti Dengan Prestasi Belajar Siswa di MTs. Yakti tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang Tahun 2013. Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program Studi PAI STAIN Salatiga. Pembimbing: Ibu Maslikhah, S.Ag., M.Si. Kata kunci : Kompetensi Pedagogi dan Prestasi Belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Apakah ada hubungan positif

dan signifikan antara kompetensi pedagogi guru wiyata bakti dengan prestasi belajar siswa di MTs Yakti Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode angket, dokumentasi dan metode analisis data. Subyek penelitian sebanyak 45 responden, menggunakan teknik populasi dan dilakukan secara acak (random sampling). Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X dan data Y.

Data penelitian yang terkumpul di analisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan Ada hubungan signifikan antara kompetensi pedagogi guru wiyata bakti dengan prestasi belajar siswa.. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket yang memperoleh kategori rendah sebesar 42,2 % dari 45 responden yang memandang bahwa kompetensi pedagogi guru wiyata bakti, yaitu berada pada interval 64-80. Sedangkan untuk prestasi belajar siswa yang memperoleh kategori sedang mencapai nilai 55,5%, berada pada interval 76-83.

Setelah data berhasil, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan rtabel. Dengan jumlah subyek 45 siswa dengan taraf signifikansi 5%, diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 5% = 0,294, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi ro = 0,296 > 0,497. Maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi "ada hubungan yang signifikan antara kompetensi pedagogi guru wiyata bakti dengan prestasi belajar siswa" atau dengan kata lain hubungan kompetensi pedagogi guru wiyata bakti dengan prestasi belajar siswa di MTs. Yakti Tegalrejo, Kec. Tegalrejo, Kab. Magelang Tahun 2013" hipotesis yang penulis ajukan diterima. Sedangkan Pada taraf 1 % = 0,380 diperoleh perbandingan berdasarkan tabel nilai yang diperoleh ialah : 0,294 < 0,380 maka hipotesis nol (Ho) yang berbunyi : "Tidak ada hubungan positif antara kompetensi pedagogi guru wiyata bakti dengan prestasi belajar siswa di MTs. Yakti Tegalrejo, Kec. Tegalrejo, Kab. Magelang Tahun 2013", sehingga Ho ditolak.

.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

xiii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................. i

HALAMAN BERLOGO .......................................................................... ii

HALAMAN DEKLARASI....................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ iv

HALAMAN NOTA PEMBIMBING........................................................ v

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... vi

MOTTO .................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN..................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .............................................................................. ix

ABSTRAK ................................................................................................ xii

DAFTAR ISI............................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL..................................................................................... xvi

DAFTAR BAGAN ................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................... 14

C. Tujuan Penelitian .......................................................... 15

D. Manfaat Penelitian ........................................................ 15

E. Penegasan Istilah........................................................... 16

F. Hipotesis Penelitian....................................................... 18

G. Metode Penelitian ......................................................... 18

H. Sistematika Penulisan ................................................... 21

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

xiv

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kompetensi Pedagogi Guru .......................................... 22

1. Guru ........................................................................ 22

a. Pengertian ......................................................... 22

b. Persyaratan Menjadi Guru ................................ 23

c. Fungsi dan Tugas Guru..................................... 26

2. Kompetensi Guru.................................................... 29

a. Pengertian ......................................................... 29

b. Standar Kompetensi.......................................... 30

3. Kompetensi Guru Wiyata Bhakti............................ 45

a. Pengertian ......................................................... 45

b. Tujuan Guru Wiyata Bhakti ............................. 47

B. Prestasi Belajar.............................................................. 49

1. Pengertian ............................................................... 49

a. Prestasi.............................................................. 49

b. Belajar............................................................... 50

c. Prestasi Belajar ................................................. 55

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi

Belajar ..................................................................... 55

C. Hubungan Kompetensi Pedagogi Guru Wiyata Bakti

dan Prestasi Belajar ....................................................... 61

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................. 69

1. Identitas Madrasah.................................................. 69

2. Keadaan Siswa dan Guru........................................ 70

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

xv

3. Letak Geografis....................................................... 70

4. Sumber Dana Operasional dan Perawatan.............. 71

5. Susunan Pengurus YAKTI (Yayasan Amal

Kesejahteraan Tarbiyah Islam ................................ 72

6. Struktur Organisasi MTs. Yakti Tegalrejo

Magelang ................................................................ 73

7. Sarana dan Prasarana .............................................. 77

B. Pelaksanaan Pendidikan di MTs. Yakti Tegalrejo ........ 79

C. Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan ................................. 81

D. Penyajian Data .............................................................. 83

BAB IV ANALISI DATA

A. Variasi Tingkat Kompetensi Pedagogi Guru Wiyata

Bakti .............................................................................. 88

B. Variasi Tingkat Prestasi Belajar Siswa ......................... 92

C. Analisis Uji Hipotesis ................................................... 95

D. Analisis Korelasi Product Moment ............................... 98

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................... 100

B. Saran.............................................................................. 101

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 102

LAMPIRAN.............................................................................................. 104

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Siswa MTs. Yakti Tegalrejo ....................................... 69

Tabel 3.2 Daftar Guru dan Karyawan MTs. Yakti Tegalrejo................. 70

Tabel 3.3 Batas Bangunan MTs. Yakti Tegalrejo .................................. 70

Tabel 3.4 Susunan Kepengurusan Yakti (Yayasan Amal

Kesejahteraan Tarbiyah Islam)............................................... 71

Tabel 3.5 Kondisi MTs. Yakti Tegalrejo................................................ 72

Tabel 3.6 Daftar Nama Siswa MTs. Yakti Tegalrejo Tahun 2013......... 77

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Angket Kompetensi Pedagogi Guru

Wiyata Bakti........................................................................... 83

Tabel 3.8 Data Prestasi Belajar Siswa MTs. Yakti Tegalrejo Tahun

2013 ........................................................................................ 84

Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Kompetensi Pedagogi Guru

Wiyata Bakti MTs. Yakti Tegalrejo ....................................... 89

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Kompetensi Pedagogi Guru

Wiyata Bakti MTs. Yakti Tegalrejo ....................................... 91

Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa

MTs. Yakti Tegalrejo ............................................................. 92

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa MTs. Yakti

Tegalrejo................................................................................. 94

Tabel 4.5 Daftar Nilai Variabel X dan Variabel Y................................. 96

Tabel 4.6 Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Nilai

Kompetensi Pedagogi Guru Wiyata Bakti dan Prestasi

Belajar Siswa.......................................................................... 97

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan I Struktur Organisasi MTs. Yakti Tegalrejo Magelang Tahun

2012/2013............................................................................... 73

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup ......................................................... 104

Lampiran 2 Nota Pembimbingan............................................................ 105

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian............................................................. 106

Lampiran 4 Surat Keterangan telah melaksanakan penelitian dari

MTs. Yakti Tegalrejo .......................................................... 107

Lampiran 5 Jurnal Konsultasi Skripsi..................................................... 108

Lampiran 6 SKK..................................................................................... 111

Lampiran 6 Angket Penelitian Kompetensi Pedagogi Guru Wiyata

Bakti .................................................................................... 112

Lampiran 7 Distribusi Frekuensi Kompetensi Pedagogi Guru Wiyata

Bakti MTs. Yakti Tegalrejo, Magelang .............................. 114

Lampiran 8 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa MTs. Yakti

Tegalrejo, Magelang............................................................ 116

Lampiran 9 Dokumentasi........................................................................ 117

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru yang bermutu memungkinkan siswanya untuk tidak hanya dapat

mencapai standar akademik secara nasional, tetapi juga mendapatkan

pengetahuan dan keahlian yang penting untuk belajar selama hidup mereka”.

Demikian sebuah pernyataan Elaine B. Johnson dalam Ngainun Naim

(2009:15) yang menggambarkan betapa seorang guru akan membawa

pengaruh yang sangat hebat kepada anak didiknya. Pengaruh tersebut tentu

saja dibawa oleh guru-guru yang berkompeten sehingga mampu menciptakan

atmosfer pendidikan yang berkualitas.

Berdasarkan observasi peneliti, banyak guru yang cenderung kurang

memahami peserta didiknya. Secara terus-terus menerus guru melaksanakan

proses belajar mengajar yang sama menggunakan metode belajar yang kurang

memaksimalkan potensi peserta didiknya seperti ceramah dan latihan soal

saja. Padahal dalam pelaksanaannya, kompetensi pedagogi ini menghendaki

agar guru dapat melaksanakan pembelajaran yang properubahan (aktif, kreatif,

inovatif, eksperimentatif, efektif dan menyenangkan).

Keberadaan guru tetap atau PNS dengan guru tidak tetap atau wiyata

bakti dirasa mempunyai perbedaan dari segi kemampuan dalam pelaksanaan

kompetensi pedagogi ini. Kemampuan dasar sebagai pembawaan dari tingkat

pendidikan, lulusan dan karakteristik setiap orang yang berbeda tentunya akan

membawa perbedaan pula pada tingkat profesionalismenya.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

2

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan kepribadian

manusia, menurut ukuran normatif. Pendidikan, baik formal maupun

nonformal adalah sarana untuk pewarisan kebudayaan. Untuk mewujudkan

tercapainya keberhasilan pendidikan di sekolah, banyak faktor yang

mempengaruhi seperti kompetensi pedagogi guru dan peran sekolah dalam

menyediakan fasilitas belajar siswa sehingga dapat meningkatkan proses

belajar siswa yang pada akhirnya dapat mendukung hasil belajar/prestasi

siswa. Di samping orang tua, pelaku utama pendidikan adalah guru, sehingga

seringkali guru dalam paradigma lama berlaku sebagai sumber utama ilmu

pengetahuan dan menjadi segalagalanya dalam pengajaran.

Guru pada era sekarang bukan satu-satunya sumber pengetahuan

karena begitu luas dan cepat akses informasi yang menerpa kita, sehingga

tidak mungkin seseorang dapat menguasai begitu luas dan dalamnya ilmu

pengetahuan serta perkembangannya. Akan lebih tepat jika guru berlaku

sebagai fasilitator bagi para siswanya sehingga siswa memiliki kepandaian

dalam memperoleh informasi, belajar memecahkan permasalahan.

Dalam sebuah proses pendidikan, guru merupakan salah satu

komponen yang sangat penting, selain komponen lainnya seperti tujuan,

kurikulum, metode, sarana dan prasarana, lingkungan, dan evaluasi. Dianggap

sebagai komponen yang paling penting karena yang mampu memahami,

mendalami, melaksanakan dan akhirnya mencapai tujuan pendidikan adalah

guru. Jika guru gagal dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, maka gagalah

juga proses pembentukan sumber daya manusia yang berkompeten. Akibatnya

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

3

seperti apa yang saat ini sedang negara kita rasakan yaitu adanya krisis

multidimensional yang oleh sebagian besar pengamat pendidikan mengatakan

bahwa gurulah yang paling bertanggung jawab dalam gagalnya pendidikan

nasional yang ternyata hanya mampu menghasilkan alumni yang kurang

berkualitas.

Untuk mewujudkan suatu sistem pendidikan yang berkualitas

dibutuhkan guru-guru yang sesungguhnya. Dalam hal ini adalah guru yang

berkompeten dalam bidangnya, yang mampu menghasilkan bibit-bibit penerus

bangsa yang unggul, yang mampu mengikuti perkembangan jaman dan situasi

sosial seperti sekarang serta mampu membangun manusiamanusia

berpendidikan untuk membangun bidang kehidupan lain seperti kesehatan,

industri, pertanian dan kebudayaan. Dengan demikian pembangunan di segala

bidang akan lebih baik karena ditopang oleh pilar pendidikan yang kuat.

Dalam kaitannya dengan masalah rendahnya pembangunan manusia (Human

Development Index) atau HDI di Indonesia, aspek mutu pendidikan disebut

sebagai salah satu penyebabnya, selain aspek kesehatan dan ekonomi.

Sementara itu, rendahnya mutu pendidikan banyak dipengaruhi oleh mutu

gurunya. Disparitas mutu guru dewasa ini memang belum dapat dipetakan

dengan jelas, berapa orang guru yang telah dapat disebut sebagai guru yang

kompeten dalam bidangnya dan berapa orang guru yang dikatakan belum

kompeten, demikian sebuah pernyataan yang dikutip dari Suparlan (2005:7).

Salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru adalah

kompetensi pedagogi. Dalam kompetensi ini guru dituntut untuk mempunyai

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

4

kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap

peserta didiknya sehingga nantinya dapat merancang dan melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Mengingat sangat pentingnya peran guru dalam pendidikan seperti

yang telah dijelaskan di atas, sangatlah pantas jika pengakuan dan

penghargaan terhadap profesi guru semakin jelas terasa. Hal ini ditandai

dengan adanya Undang-undang tentang Guru dan Dosen. Secara legal, guru

sebagai seorang pendidik dituntut utuk memiliki sejumlah kompetensi. Dalam

Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Pasal 10 Tahun 2005 dan Peraturan

Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru dinyatakan dengan jelas bahwa

kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogi, profesional, kepribadian dan

sosial.

Melihat kondisi saat ini di mana sudah begitu banyak lembaga

pendidikan yang menyediakan program keahlian untuk mendidik seseorang

menjadi seorang guru, diharapkan mampu menghasilkan lulusan calon guru

yang profesional. Pola yang sama juga diterapkan pada sistem pengangkatan

guru dimana terdapat serangkaian tes dengan ribuan pelamar yang juga

diharapkan dapat mengemban tugas sebagai guru berkompeten. Faktor

tersebut memungkinkan adanya figur guru yang profesional karena merupakan

lulusan dari lembaga pendidikan khusus dan melalui uji kelayakan yang

sistematis.

Guru yang secara legal diangkat menjadi seorang Pegawai Negeri

Sipil, tentunya diwajibkan mempunyai kompetensi yang sudah selayaknya

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

5

dimiliki oleh sosok seorang guru. Terlepas dari apakah dia benar-benar lulusan

dari lembaga pendidikan khusus guru atau bukan, seseorang yang sudah

menyandang predikat sebagai seorang guru sepantasnya mempunyai jiwa

profesionalisme. Tidak berbeda dengan guru-guru yang masih honorer atau

wiyata bakti, sosoknya yang sudah dianggap menjadi seorang guru juga

sewajarnya mempunyai tingkat profesionalisme sebagai seorang guru karena

dia terlibat langsung dalam dunia pendidikan yang menuntut suatu

profesionalisme kerja.

Sebagai seorang sosok pendidik, guru mempunyai serangkaian tugas

yang wajib dilaksanakan dalam usaha menghasilkan lulusan yang produktif.

Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa

guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah. Jadi jelaslah bahwa tugas yang diemban guru tidaklah

mudah karena pendidikan sangat berpusat pada proses bukan semata-mata

membuat siswa menjadi pintar dan pandai.

Menurut pendapat Peters (1989), yang dikutip dari Isjoni (2006:16)

menyatakan bahwa ada tiga tugas guru dan tanggung jawab, yakni guru

sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, dan guru sebagai administrator

kelas. Dalam kaitan ini guru dituntut memiliki kemampuan seperangkat

pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, di samping menguasai ilmu

atau bahan yang akan diajarkan. Guru sebagai pembimbing memberikan

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

6

penekanan kepada tugasnya memberikan bantuan dan solusi atas

permasalahan yang dihadapi anak didik, sehingga tugas ini lebih popular

mendidik. Sedangkan guru sebagai administrator kelas pada hakikatnya

merupakan jalinan antara ketatalak-sanaan bidang pelajaran.

Untuk menjadi guru yang profesional tentunya mempunyai beberapa

kualifikasi yang sudah diatur sesuai standar yang seharusnya. Berdasarkan UU

No. 14 tahun 2005 Pasal 8 menyatakan guru wajib memiliki kualifikasi

akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kemudian Pasal 9 menyatakan kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau

program diploma empat. Dari standarisasi kualifikasi guru tersebut jelaslah

bahwa orang-orang yang memenuhi syarat sebagai guru profesional adalah

yang berkompeten melalui pendidikan yang semestinya.

Uraian di atas menunjukkan antara peran dan kompetensi sebagai

akumulasi kesemuanya bagi seorang guru yang menunjukkan persoalan yang

tak habisnya untuk dikemukakan dalam dunia pendidikan. Menurut laporan

"Comission on education for the twenty First century” kepada UNESCO

tahun 1966 (Surya, 1977) menyatakan bahwa pendidikan yang berkualitas

ialah yang ditopang oleh empat pilar, yaitu "Learning to know, learning to do,

learning to live together and learning to be (1) Learning to know yang juga

berarti learning to learn yaitu, belajar untuk memperoleh pengetahuan dan

untuk melakukan pembelajaran selanjutnya, (2) Learning to do, yaitu belajar

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

7

untuk memiliki kompetensi dasar yang berhubungan dengan situasi dan tim

kerja yang berbeda-beda, (3) Learning to live together, yaitu belajar untuk

mampu mengapresiasikan dan mengamalkan kondisi saling ketergantungan,

keaneka ragaman, saling memahami, dan perdamaian intern dan antar bangsa,

(4) Learning to be, yaitu belajar untuk mengaktualisasikan diri sebagai

individu dengan kepribadian yang memiliki tanggung jawab pribadi, termasuk

belajar menyadari dan mewujudkan diri sebagai hamba Allah SWT dengan

segala konsekwensinya. Sedangkan tanggung jawab tersebut salah satunya

ditentukan oleh proses pendidikan guru yang telah diperolehnya, karena itu

untuk meningkatkan kualitas pendidikan, maka hal utama yang perlu

mendapat perhatian adalah gurunya.

Keberhasilan mengoptimalisasikan potensi yang ada dalam diri

manusia apabila pendidikan diusahakan dalam suatu keadaan dan suasana

yang mendukung, sarana dan prasarana proses pendidikan berlangsung, subjek

pendidikan dan pendamping (murid dan guru) yang bertanggung jawab dan

fasilitas yang memadai. Penyelenggaraan pendidikan yang tidak

menghiraukan salah satu komponen tersebut, dimungkinkan tingkat

keberhasilannya tidak akan dapat tercapai. Guru adalah penanggung jawab

dalam kegiatan proses belajar mengajar di dalam kelas. Seorang guru

mempunyai tugas memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik yang

mengemban tugas dan tanggung jawab yang berat. Selain itu, gurulah yang

secara langsung memberikan kemungkinan bagi siswa agar terjadi proses

belajar yang efektif.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

8

Untuk menunjang keberhasilan seorang siswa juga sangat dipengaruhi

oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor guru. Maka seorang guru

sebagai pendidik formal haruslah mempunyai berbagai macam kemampuan

dasar. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam pengajaran

yaitu kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian

dan kompetensi sosial (Hamalik, 1991: 38).

Kompetensi pedagogi seorang guru meliputi, antara lain menguasai

bahan yang akan disampaikan, karena kalau terjadi ketidakmampuan seorang

guru dalam memahami bahan yang akan diajarkan, maka akan berakibat tidak

mempunyai seorang guru dalam mendidik dan memberikan informasi, maka

untuk menghindari hal yang tidak diinginkan tersebut seperti di atas, seorang

guru harus benar-benar menguasai bahan pelajaran.

Seorang guru harus terampil dalam mengajar, yang secara umum

meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Seandainya dalam evaluasi

ternyata kurang baik hasilnya, maka harus dicari penyebabnya apakah dari

pihak guru maupun dari pihak siswa. Di samping itu kemampuan guru

bukanlah satu-satunya yang mendukung belajar siswa tetapi masih banyak

faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Jadi jelasnya bahwa kompetensi

guru dan kompetensi siswa sama-sama mempunyai peranan penting dalam

meningkatkan prestasi belajar mengajar. Keberhasilan belajar adalah

penguasaan ketrampilan atau pengetahuan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran. Umumnya ditunjukkan dengan nilai-nilai test atau angka yang

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

9

diberikan oleh guru dengan berealisasi pada aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Guru harus menyadari bahwa yang dinggap baik dan benar saat ini

belum tentu baik dan benar di masa datang. Oleh karena itu seorang guru

dituntut untuk meningkatkan kemampuan profesinya. Berdasarkan hasil

lokakarya pembinaan kurikulum pendidikan keguruan IKIP Bandung,

kemampuan profesi seorang guru itu meliputi fisik, mental atau kepribadian,

keilmiahan atau pengetahuan dan keterampilan (Hamalik, 1991: 40).

Kemampuan seorang untuk merencanakan, mengelola proses belajar

mengajar, menilai kemajuan proses belajar mengajar dan menguasai bahan

pelajaran merupakan kemampuan yang harus dikuasai seorang guru

profesional. Dalam kompetensi sosial, seorang guru dituntut untuk dapat

menunjukkan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pendidikan dan

pengajaran di sekolah. Sebagai tanggung jawab profesinya guru harus dapat

membina hubungan baik dalam masyarakat.

Pada dasarnya, kegiatan pembelajaran bertujuan menghasilkan

perubahan-perubahan yang bersifat positif sehingga seseorang dapat menuju

ke kedewasaan. Perubahan positif tersebut menunjukkan adanya hasil belajar.

Prestasi belajar inilah yang menjadi inti dari proses pembelajaran, dimana

guru sebagai fasilitatornya. Guru merupakan faktor yang dominan dan penting

dalam pendidikan karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan,

bahkan menjadi tokoh identifikasi diri.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

10

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak lepas dari rencana

pembelajaran yang dibuat. Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru dituntut

menyusun perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan dalam proses

belajar, agar tujuan pembelajaran yang diharapkan guru dapat tercapai. Selain

itu, guru dituntut untuk memanfaatkan pengetahuan dan teknologi yang bisa

menunjang pembelajaran. Sehingga pada akhirnya guru dapat melaksanakan

evaluasi (penilaian) terhadap hasil belajar siswa. Fakta di lapangan, sedikit

banyak ditemukan adanya guru-guru yang tidak memiliki interaksi kondusif

dan menyenangkan dengan siswa sehingga berdampak pada semakin

menjauhnya siswa dari guru tersebut. Persoalan ini menjadi pemicu lahirnya

sikap antipati siswa terhadap guru dan menurunnya motivasi siswa dalam

belajar khususnya pada mata pelajaran tertentu yang tingkat hubungannya

kurang harmonis antara guru dengan siswa.

Proses belajar mengajar bertujuan mengembangkan potensi siswa

secara optimal, yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan yang

diharapkan dan bertanggung jawab bagi anggota masyarakat. Dalam upaya

mencapai tujuan pendidikan banyak faktor yang harus dipenuhi serta

diperhatikan oleh seorang guru baik secara langsung maupun tidak secara

langsung, di antaranya bagaimana menjadi seorang guru yang berdisiplin di

dalam mendidik siswa supaya menjadi anak yang baik, bertanggung jawab

sekaligus berprestasi.

Keberadaan siswa di sekolah tidak pernah lepas dari interaksi guru

dengan siswa, bahkan siswa menganggap guru adalah orang tua kedua setelah

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

11

keluarganya di rumah. Interaksi ini diharapkan merupakan proses motivasi.

Maksudnya, pihak pengajar mampu memberikan dan mengembangkan

motivasi kepada siswa dalam belajar, sehingga hasilnya mampu membawa

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap

dalam arti anak didik yang berprestasi. Untuk mencapai prestasi belajar yang

baik diperlukan banyak faktor terutama kemampuan dasar yang dimiliki tiap-

tiap siswa serta teknik atau metode yang baik. Di samping faktor kemampuan

siswa juga terdapat faktor lain yaitu faktor dari seorang guru di antaranya

faktor kemampuan guru di dalam membentuk jiwa dan watak anak didik.

Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan pribadi guru itu sendiri.

Sehubungan dengan hasil-hasil penelitian, sedikitnya terdapat tujuh

indikator yang menunjukkan lemahnya kinerja guru dalam melaksanakan

tugas utamanya mengajar (teaching), yaitu : (a) Rendahnya pemahaman

tentang strategi pembelajaran, (b) Kurangnya kemahiran dalam mengelola

kelas, (c) Rendahnya kemampuan melakukan dan memanfaatkan penelitian

tindakan kelas, (d) Rendahnya motivasi berprestasi, (e) Kurang disiplin, (f)

Rendahnya komitmen profesi, (g) Serta rendahnya kemampuan manajemen

waktu (Mulyasa, 2007: 9).

Kompetensi pedagogi guru merupakan tanggung jawab kepala sekolah

dalam hal mikro dan lembaga pendidikan secara makro, termasuk

keberhasilan program inservis training, karena tugas ini semestinya dikelola

oleh lembaga yang berkompeten dan bertanggung jawab. Guru mempunyai

peranan yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

12

nasional, khususnya dalam bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan

sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan profesional. Akan tetapi harus

disadari bahwa dalam setiap satuan lembaga pendidikan ada pimpinan sekolah

yang kita kenal dengan kepala sekolah, bagaimanapun keberadaan kepala

sekolah sebagai educator (pendidik), manager (manajer), administrator,

supervisor, leader (pemimpin), invator dan inosivator akan banyak memberi

warna dalam sebuah lembaga pendidikan. Hasil yang kurang memuaskan dari

setiap evaluasi belajar memungkinkan adanya penurunan motivasi kinerja

guru, sehingga akan berpengaruh pada pencapaian visi dan misi sekolah serta

fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional yang tertuang dalam Pasal 3

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Mulyasa, 2007: 10).

Setiap guru baik itu berstatus pegawai negeri sipil/PNS, wiyata bakti

maupun kontrak harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang

bertanggung jawab dalam arti mampu membuat pilihan dan keputusan atas

dasar nilai-nilai dan norma-norma tertentu, baik yang bersumber dari dirinya

maupun lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, seorang guru harus

mempunyai kemampuan bertindak sesuai keputusan moral. Menurut Hamalik

(1991:43), guru bertanggung jawab mewariskan nilai-nilai dan norma-norma

kepada generasi muda sehingga akan terjadi proses konservasi nilai, bahkan

melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru yang mana

dalam konteks ini pendidikan berfungsi mencipta, memodifikasi dan

mengkonstruksi.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

13

Guru harus memiliki komitmen yang kuat untuk mengantarkan siswa

pada prestasi belajar yang optimal. Profesi guru baik itu berstatus PNS

maupun swasta yang terstatus wiyata bakti maupun kontral dipandang oleh

masyarakat merupakan pekerjaan mulia, dalam tataran praktisnya sering

memunculkan dilema. Pada satu sisi, seorang guru dihargai secara sosial

dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa yang mencerdaskan kehidupan

bangsa dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan generasi yang cerdas

dan berkualitas, namun pada sisi yang lain pada dirinya memikul beban berat

menghidupi diri dan keluarganya. Ditinjau dari segi kesejahteraan guru wiyata

bakti gaji yang diterima, terkadang lebih rendah dari hasil yang didapatkan

seorang pengamen. Kondisi yang lebih memprihatinkan, apabila mencermati

dan mengamati secara seksama pada sosok guru yang bekerja di sekolah-

sekolah swasta yang belum mampu memberikan kesejahteraan sebagaimana

seorang PNS. Berkaitan dengan tanggung jawab, tidak ada perbedaan antara

guru negeri dengan guru swasta. Hasil observasi awal dapat dilihat bahwa

seorang guru wiyata bakti bekerja sekadar menyampaikan materi pelajaran

sampai jam pembelajaran habis. Guru wiyata bakti tidak mempunyai inisiatif

mengembangkan diri dalam upaya meningkatkan pencapaian hasil pendidikan.

Dalam menyampaikan materi, terkesan monoton dan tidak mempunyai

persiapan mengajar yang memadai. Akibatnya, nasib anak didik yang

mengharap bantuan dari guru untuk mengembangkan potensi dirinya tidak

akan tercapai, prestasi yang diraihpun tidak maksimal. Meskipun demikian,

masih ada guru wiyata bakti yang memiliki tanggungjawab lebih

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

14

dibandingkan guru PNS. Guru wiyata bakti memiliki kompetensi yang

memadai. Dalam pasal 3 ayat 4 PP No. 74 Tahun 2008 tentang Guru,

dinyatakan bahwa kompetensi pedagogi merupakan kemampuan Guru dalam

pengelolaan pembelajaran peserta didik ditandai dengan pemahaman wawasan

atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik,

pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya dan kemampuan

masing-masing. Kompetensi pedagogi guru wiyata bakti diharapkan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti akan melakukan

penelitian tentang pemanfaatan teknologi pembelajaran dengan judul:

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU WIYATA

BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

TEGALREJO, KECAMATAN TEGALREJO, KABUPATEN MAGELANG

TAHUN 2013.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah secara definitif masalah yang

penulis teliti dapat dirumuskan, sebagai berikut :

1. Bagaimana variasi tingkat kompetensi pedagogi guru wiyata bakti di MTs

Yakti Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang Tahun 2013?

2. Bagaimana variasi tingkat prestasi belajar di MTs Yakti Tegalrejo,

Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang Tahun 2013?

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

15

3. Apakah ada hubungan antara kompetensi pedagogi guru wiyata bakti

dengan prestasi belajar siswa di MTs Yakti Tegalrejo, Kecamatan

Tegalrejo, Kabupaten Magelang Tahun 2013?

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan atau aktifitas pasti mempunyai tujuan yang hendak

dicapai untuk memberi arah pada penelitian supaya dapat berjalan lancar.

Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai melalui kegiatan

penelitian. Sesuai dengan pokok permasalahan tersebut, maka peneliti ini

bertujuan untuk :

1. Mengetahui variasi kompetensi pedagogi guru wiyata bakti di MTs Yakti

Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang Tahun 2013.

2. Mengetahui variasi prestasi belajar di MTs Yakti Tegalrejo, Kecamatan

Tegalrejo, Kabupaten Magelang Tahun 2013

3. Mengetahui hubungan antara kompetensi pedagogi guru wiyata bakti

dengan prestasi belajar siswa di MTs Yakti Tegalrejo, Kecamatan

Tegalrejo, Kabupaten Magelang Tahun 2013.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas

tentang ada tidaknya pengaruh konsistensi wiyata bakti guru terhadap kualitas

pembelajaran siswa. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan

manfaat secara praktis maupun secara teoritik, yaitu :

1. Secara Praktis,

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

bagi pengembangan dan peningkatan kualitas pengajaran pada umumnya

yang diperoleh dari penelitian.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

16

2. Secara Teoritik

a. Bagi Siswa

Diharapkan dapat menjadi acuan dan dorongan kepada siswa

dalam meningkatkan prestasi belajar di dalam kegiatan belajar

mengajar

b. Guru Wiyata Bakti

Untuk meningkatkan kompetensi pedagogi sebagai kompetensi

yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Bagi Lembaga

Dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya

kompetensi pedagogi guru wiyata bakti untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa.

E. Penegasan Istilah

Menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dengan

maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, perlu

penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel

penelitian. Istilah yang perlu penjelasan sebagai berikut :

1. Kompetensi Pedagogi

Menurut Pasal 3 ayat 4 PP No. 74 Tahun 2008 tentang Guru,

kompetensi pedagogi adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

17

Ruang lingkup/indikator dari variabel di atas peneliti batasi pada hal-hal,

sebagai berikut : (http://www.google.com/kompetensi pedagogi/html/040414/09.45)

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

b. Pemahaman terhadap peserta didik

c. Pengembangan kurikulum atau silabus

d. Perancangan pembelajaran

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

g. Evaluasi hasil belajar

h. Pengembangan peserta didik untuk dimilikinya berbagai potensi yang

mengaktualisasikan

2. Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan

belajar. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan

prestasi adalah hasil yang telah dicapai dalam arti dilakukan, dikerjakan

dan sebagainya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002:895).

Prestasi berarti hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan

(Poerwadarminta, 1991:778).

Sedangkan pengertian prestasi belajar sebagaimana yang tercantum

dam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penguasaan pengetahuan

atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya

ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru

(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002: 895). Berdasarkan

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

18

definisi tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah keterampilan dan pengusaan mata pelajaran yang di nilai (secara

formatif maupun sumatif) dengan angka (raport) sebagai perwujudan yang

telah dicapai oleh siswa dalam belajar.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Jadi

hipotesis merupakan pendapat yang masih lemah dan perlu dibuktikan

kebenarannya. Hipotesis berasal dari penggalan dua kalimat hype artinya "di

bawah" dan tesa yang artinya "kebenaran" (Arikunto, 1991: 62).

Maka di sini merumuskan hipotesa, sebagai berikut : “Ada hubungan

positif dan signifikan antara kompetensi pedagogi guru wiyata bakti dengan

prestasi belajar siswa di MTs. Yakti Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo,

Kabupaten Magelang Tahun 2013”.

G. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai

dan untuk memperoleh suatu gambaran yang jelas dari proses penelitian ini,

maka penulis kemukakan terlebih dahulu subjek yang hendak digunakan.

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,

1991:102). Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Arikunto,

1991:104). Arikunto (1991:107) mengatakan bahwa untuk mengambil

sampel yang apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

19

dan apabila subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10% - 15 % atau

20 % - 25 %.

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas VII,

VIII dan IX tahun pelajaran 2013 yang berjumlah 448. Melalui penelitian

ini peneliti mengambil sampel sebanyak 10% dari populasi yaitu 45 siswa.

Adapun pengambilan sampelnya dilakukan secara acak (random

sampling).

2. Metode pengumpulan data

a. Metode Angket

Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,

1991:124). Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui kompetensi

pedagogi guru wiyata bakti, angket diberikan kepada siswa yang

mewakili dari jumlah keseluruhan. Menurut teori iikert, angket yang

digunakan dengan alternatif pilihan jawaban selalu (S), sering (SR),

kadang-kadang (K), tidak pernah (TP) dan skor dari masing-masing

jawaban 4, 3, 2, 1.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan yang dapat

dilihat secara langsung yang meliputi catatan, prasasti, notlen serta

agenda (Hadi, 1995: 236). Metode dokumentasi dalam penelitian ini

untuk memperoleh data-data tentang sekolah, meliputi daftar guru dan

siswa, nilai raport siswa, kompetensi dari masing-masing guru pada

setiap mata pelajaran, dan lain-lain.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

20

3. Analisis Data

Dari data yang masih bersifat kualitatif, maka penelitian

menggunakan analisis data statistik dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

a. Analisis pendahuluan

Analisis ini digunakan tabel-tabel distribusi frekuensi untuk setiap

variabel. Dengan menggunakan rumus :

%100×=NFP

Keterangan

P = persentase

F = Frekuensi

N = Jumlah responden (Sudijono, 2000:40)

b. Analisis uji hipotensi

Analisis ini untuk menguji hipotesis dengan menggunakan cara

mengadaan perhitungan lebih lanjut melalui tabel-tabel distribusi dari

analisis pendahuluan dengan menggunakan rumus product moment

(Arikunto, 1991:236).

( )( )( ){ } ( ){ }2222 yyNxxN

yxxyNrxyΣ−ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ=

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y

xy = Produk dari variabel x dan y

x = Kompetensi pedagogi guru wiyata bakti

y = Nilai raport

N = Jumlah sampel yang diteliti

Σ = Jumlah/sigma

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

21

c. Analisis lanjutan

Analisis ini merupakan jawaban di terima ataupun tidaknya

hipotesis yang diajukan.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, maka disusun

sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat hasil penelitian, penegasan istilah, hipotesis

penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Kajian pustaka disini menguraikan kajian tentang kompetensi

pedagogi guru, guru berstatus wiyata bakti, prestasi belajar.

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

Laporan hasil penelitian menguraikan tentang gambaran umum

objek penelitian, pelaksanaan pendidikan agama Islam di

MTs. Yakti Tegalrejo, pelaksanaan evaluasi pendidikan dan

penyajian data.

BAB IV ANALISA DATA

Analisa data berisi mengenai analisis pendahuluan, analisis uji

hipotesis dan analisis lanjutan berdasarkan data hasil penelitian

berdasarkan tujuan penelitian

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini penulis menyampaikan tentang beberapa

kesimpulan dan beberapa saran

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS

LAMPIRAN

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kompetensi Paedagodik Guru

1. Guru

a. Pengertian

Pada pasal 1 angka 1 UU RI No. 14 Tahun 2005, guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Kementerian Pendidikan

Nasional, 2005:1).

Berikut ini dikemukakan pendapat para ahli mengenai

pengertian guru, sebagai berikut:

1) Menurut Sardiman

Guru adalah tenaga profesional di bidang pendidikan yang

memiliki tugas mengajar, mendidik dan membimbing anak agar

menjadi manusia yang berpribadi (Sardiman, 1998: 148).

2) Abbudin Nata

Guru adalah orang yang kerjanya mengajar atau

memberikan pelajaran di sekolah / kelas. Lebih luas lagi ia

mengatakan guru berarti orang yang bekerja di bidang pendidikan

dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu

anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing (Nata, 1997: 62).

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

23

Berdasarkan para pendapat di atas dapat diambil pengertian

bahwa guru adalah seseorang yang bertugas mendidik, mengarahkan

mendidik, bertanggung jawab dan berusaha mengarahkan kemampuan

yang dimiliki anak serta potensi yang dimilikinya, sehingga tercipta

manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia. Jadi yang dimaksud

dengan kompetensi guru adalah kecakapan, kemampuan, pengalaman

dan ketrampilan yang dimiliki seseorang yang bertugas mendidik,

membimbing dan mengarahkan anak didik agar mempunyai

kepribadian agung dan berakhlak mulia. Sedangkan menurut penulis

yang dimaksud dengan guru wiyata bakti adalah tenaga honorer yang

berprofesi sebagai pengajar baik dalam sekolah negeri maupun swasta.

b. Persyaratan Menjadi Guru

Tugas guru (sebagai pendidik karena jabatan) adalah berat,

maka sebagai pendidik karena jabatan ini harus melakukan persiapan-

persiapan yang cukup, harus diperiksa apakah sungguh-sungguh

berkaitan atau tidak. Keadaan jasmani harus sehat pula, harus pandai

menggunakan bahasa yang sopan, harus mempunyai kepribadian yang

baik dan kuat. Sebagai pendidik harus disenangi dan disegani oleh

anak didiknya. Jangan sampai anak didik menjadi takut kepadanya

atau terlalu berani, emosinya harus stabil, sebab nanti akan

menghadapi berbagai macam anak didik.

Menurut pendapat Surahmad (1984:63), kriteria guru yang

baik adalah bersifat ramah dan bersedia memahami setiap orang,

bersifat sabar dan suka membantu, memberi perasaan tenang, adil dan

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

24

tidak memihak, cerdas dan mempunyai minat yang berbagai ragam,

memiliki rasa humor dan kesegaran pergaulan, memperlihatkan

tingkah laku dan lahiriah yang menarik.

Guru sebagai jabatan profesional memerlukan keahlian khusus,

karena sebagai profesi, guru harus memiliki syarat-syarat profesional.

syarat profesional itu memiliki fisik, mental, psikis, intelaktual dan

moral. Adapun persyaratan fisik, maksudnya seorang guru harus sehat

jasmaninya (sempurna fisiknya), tidak mempunyai penyakit yang

menular lainnya seperti lemah tangan kanannya, (tidak dapat berfungsi

sebagaimana mesetinya), kaki pincang, mata buta dan menderita

penyakit kusta.

Persyaratan mental, seorang guru harus memiliki sikap mental

yang baik dan positif terhadap profesinya pribadi, mencintai,

mengabdi serta memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap

tugas kewajiban serta jabatannya. Seorang guru harus menjadikan

profesinya sebagai war of life sehingga mampu mendahulukan tugas

daripada kepentingan pribadinya. Persyaratan psikis, artinya guru

harus sehat jiwa (rohaninya). Artinya seorang guru tidak mengidap

penyakit jiwa/gangguan jiwa/penyakit syaraf lainnya, sehingga ia

tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik. Persyaratan intelektual,

maksudnya seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas,

ketrampilan yang tinggi, pengalaman dan wawasan yang memadai,

baik yang diperoleh dari lembaga pendidikan di mana ia sekolah atau

di mana ia mengajar. Persyaratan moral, seorang guru harus susila

tingkah lakunya, harus jujur dan adil. Segala sesuatu yang dilakukan

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

25

guru akan sangat berkesan kepada siswanya. Oleh karena itu

kepribadiannya harus mencerminkan dan mengamalkan akhlak mulia,

budi pekerti yang luhur, perkataan dapat dipercaya, sehingga segala

tingkah lakunya dapat dijadikan sebagai teladan bagi siswanya.

Persyaratan tersebut harus dimiliki seorang guru dalam

pergaulan dengan siswa, sesama guru dan masyarakat di mana ia

berada, guna mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Di

samping persyaratan di atas, guru dituntut untuk memenuhi syarat

lain, seperti apa yang dikemukakan oleh Sardiman, yaitu:

1) Persyaratan administratif, antara lain meliputi : soal kewarganegaraan (warga negara Indonesia), umur (sekurang-kurangnya 18 tahun), berkelakuan baik dan mengajukan permohonan.

2) Persyaratan teknis, meliputi : berijazah pendidikan guru, menguasai cara dan teknik mengajar, trampil mendesain program pelajaran serta memiliki motivasi dan cita-cita untuk memajukan pendidikan.

3) Persyaratan psikis, meliputi ; sehat rohani, dewasa dalam berfikir, dan bertindak, mampu mengendalikan diri, sabar, ramah dan sopan, mempunyai jiwa kepeimpinan, konsekuen, berani berkorban dan memiliki jiwa pengabdian demi mendidik anak.

4) Persyaratan fisik, mencakup ; berbadan sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang mengganggu pekerjaannya, tidak memiliki gejala-gejala penyakit menular, rapi, bersih, termasuk bagaimana berpakaian (Sardiman, 1998: 124-125).

Berdasarkan pendapat tersebut di atas tentang persyaratan

menjadi guru menunjukkan bahwa betapa guru memiliki sifat yang

khusus dibandingkan dengan tugas atau pekerjaan yang lain. Lebih-

lebih bila dikaitkan dengan profesi keguruannya. Pada hakekatnya

persyaratan tersebut dapat dikelompokkan kepada spektrum yang

lebih luas keilmuannya sebagai guru. Kedua harus memiliki

intelektual yang tinggi. Ketiga bermoral baik dan beriman. Keempat,

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

26

mempunyai sifat edukasi dan sosial yang luas. Baik fungsinya sebagai

guru di sekolah mampu sebagai pendidik di masyarakat.

Salah satu sisi yang harus diperhatikan guru dalam rangka

peningkatan kualitas mengajar, di samping memenuhi persyaratan

tersebut di atas ialah menciptakan suasana lingkungan belajar yang

menyenangkan. Mengajar yang berwawasan lingkungan sangat

penting dalam usaha meningkatkan mutu belajar mengajar. Guru

bukan hanya semata-mata seorang yang menguasai berbagai ilmu

pengetahuan atau mata pelajaran di sekolah saja akan tetapi lebih dari

itu. Ia adalah orang yang dapat mengetahui bagaimana tepatnya

memberikan pelajaran kepada anak didik sesuai dengan tempo

perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan jiwa kepribadiannya.

c. Fungsi dan Tugas Guru

Dalam hal ini fungsi dan tugas guru entah itu berstatus PNS

atau wiyata bakti tidak dibedakan. Dengan kata lain, tidak terdapat

perbedaan fungsi dan tugas dari guru. Adapan tugas guru dapat

diklasifikasikan, sebagai berikut:

1) Guru sebagai Fasilitator (Mulyasa, 2008: 55-56)

Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada

peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas

memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada

seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana

yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan

bernai mengemukakan pendapat secara terbuka merupakan modal

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

27

dasar bagi peserta didik untuk tumbuh danberkembang menjadi

manusia yang siap beradaptasi, menghadapi berbagai

kemungkinan dan memasuki era globalisasi yang penuh berbagai

tantangan.

Guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki 7 (tujuh)

sikap seperti yang diidentifikasikan Rogers (dalam bahasa

Indonesia oleh Knowles, 1984), sebagai berikut:

a) Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan

keyakinannya, atau kurang terbuka.

b) Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang

apresiasi dan perasannya.

c) Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif,

dan kreatif, bahkan yang sulit sekalipun.

d) Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan

peserta didik seperti halnya dalam bahan pembelajaran.

e) Dapat menerima balikan (fead back), baik yang sifatnya positif

atau negatif, dan menerimanya sebagai pandangan yang

konstruktif terhadap diri dan perilakunya.

f) Toleransi terhadap peserta didik selama dalam proses

pembelajaran.

g) Menghargai prestasi peserta didik, meskipun mereka sudah

mengetahui prestasi yang dicapainya.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

28

2) Guru sebagai Motivator (Mulyasa, 2008: 57)

Sebagai motivator, guru harus mampu membangkitkan

motivasi belajar, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai

berikut :

a) Peserta didik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan

perhatian terhadap pekerjannya.

b) Memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti.

c) Memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi

peserta didik.

d) Menggunakan hadiah dan hukum secara efektif dan tepat

guna.

e) Memberikan penilaian dengan adil dan transparan.

3) Guru sebagai Pemacu (Mulyasa, 2008: 63)

Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan

memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik agar dapat

mengebangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru

harus kreatif, profesional, dan menyenangkan dengan

memposisikan diri sebagai berikut :

a) Orang tua penuh kasih sayang kepada peserta didiknya.

b) Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi

para peserta didik.

c) Fasilitator yang selalu siap memberi kemudahan dan melayani

peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

29

d) Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk

dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan

memberikan saran pemecahannya.

e) Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.

f) Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan

(bersilaturrahmi).

g) Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta

didik, orang lain, dan lingkungannya.

h) Mengembangkan kreatifitas.

i) Menjadi pembantu ketika diperlukan.

4) Guru sebagai Pemberi Inspirasi (Mulyasa, 2008: 67)

Sebagai pemberi inspirasi belajar, guru harus mampu

memerankan diri dan memberikan inspirasi bagi peserta didik,

sehingga kegiatan belajar dan pembelajaran dapat membangkitkan

berbagai pemikiran, gagasan dan ide-ide baru. Iklim belajar yang

kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang

dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar

mengajar. Sebaliknya, iklim belajar yang kurang menyenangkan

akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.

2. Kompetensi Guru

a. Pengertian

Pengertian kompetensi secara bahasa adalah kecakapan,

kemampuan atau wewenang (Echols dan Shadly, 1987: 1322). Atau

kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

30

(Poerwadarminta, 1991: 965). Pengertian kompetensi secara istilah

ialah sesuatu yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan

seseorang, baik kualitatif maupun kuantitatif (Usman, 1990: 1).

Berdasarkan hal diatas, pengertian kompetensi dapat diartikan sebagai

kemampuan, kecakapan, pengalaman dan ketrampilan seseorang

dengan tugas, jabatan dan profesinya. Dalam pasal 1 angka 10 UU RI

No. 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat

pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati

dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan.

b. Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah proses pencapaian tingkat minimal

kompetensi standar yang dipersyaratkan oleh suatu profesi. Standar

kompetensi lebih menekankan pada pemberian kompetensi minimal

yang dipersyaratkan untuk melakukan unjuk kerja yang efektif di

tempat tugas kependidikan (Mulyasa, 2008: 32).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007

tentang guru, dinyatakan bahwasanya kompetensi yang harus dimiliki

oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui

pendidikan profesi. Kompetensi guru tersebut bersifat menyeluruh dan

merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan

saling mendukung. Sedangkan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

31

(UUSPN) dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), mewajibkan guru memiliki

kualifikasi akademik, kompetesi, dan sertifikat pendidik. Kualifikasi

akademik guru pada semua jenis dan jenjang pendidikan

diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau diploma

empat (S1/D-IV). Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam

UUGD Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,

dan profesional. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah

memenuhi persyaratan baik kualifikasi akademik maupun kompetensi.

Kompetensi itu bersifat kognitif, maupun performance

(perbuatan). Yang pertama berupa pengertian dan pengetahuan. Yang

kedua berupa sikap dan nilai, sedang yang ketiga berupa perubahan-

perubahan yang mencerminkan pemahaman, ketrampilan dan sikap.

Kompetensi yang harus dikuasai oleh guru meliputi kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional antara lain: (Direktorat

Profesi Pendidik Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan

Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 5-9)

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik, meliputi pemahaman guru terhadap

peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

hasil belajar serta pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, sebagai

berikut: (Mulyasa, 2008: 75)

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

32

a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.

Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan

sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual.

Merujuk pada sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis

subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian

antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina.

Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam

penyelenggaraan pembelajaran di kelas. Secara otentik kedua

hal tersebut dapat dibuktikan dengan ijazah akademik dan

ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dari lembaga

pendidikan yang diakreditasi pemerintah.

b) Pemahaman terhadap peserta didik.

Guru memiliki pemahaman akan psikologi

perkembangan anak, sehingga mengetahui dengan benar

pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak didiknya.

Guru dapat membimbing anak melewati masa-masa sulit

dalam usia yang dialami anak. Selain itu, Guru memiliki

pengetahuan dan pemahaman terhadap latar belakang pribadi

anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-problem yang

dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan yang

tepat.

Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu

kompetensi pedagogi yang harus dimiliki guru. Sedikitnya terdapat

empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu :

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

33

1) Tingkat Kecerdasan

Ada 3 tingkatan kecerdasan bagi peserta didik, antara

lain:

(a) Tingkat terendah adalah mereka yang memiliki IQ antara

0-50, mereka tergolong tak dapat dididik atau dilatih.

(b) Tingkat menengah adalah mereka yang memiliki IQ antara

50-70 dan dikenal dengan golongan moron, yaitu

keterbatasan atau keterlambatan mental.

(c) Tingkat atas adalah mereka yang memiliki IQ antara

90-110, mereka biasa belajar secara normal, cepat

mengerti, dan superior.

2) Kreativitas

Kreatifitas dikembangkan dengan penciptaan proses

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik

mengembangkan kreativitasnya. Secara umum guru diharapkan

menciptakan kondisi yang baik, yang memungkinkan setiap

peserta didik dapat mengembangkan kreativitasnya, antara lain

dengan teknik kerja kelompok kecil, penugasan dan

mensponsori pelaksanaan proyek. Kreativitas dapat

dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang

bebas, pengarahan diri dan pengawasan yang tidak terlalu

ketat.

3) Kondisi Fisik

Berkaitan dengan penglihatan, pendengaran,

kemampuan berbicara, pincang, dan lumpuh karena kerusakan

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

34

otak. Terhadap peserta didik yang memiliki kelainan fisik

diperlukan sikap dan layanan yang berbeda dalam rangka

membantu perkembangan pribadi mereka. Omstein dan Levine

dalam Mulyasa (2006) membuat pernyataan sebagai berikut:

(a) Orang yang mengalami hambatan, harus diberikan

kebebasan dan pendidikan yang cocok sehingga

penilaiannya harus adil dan menyeluruh.

(b) Orang tua/wali mereka harus adil dan boleh memprotes

keputusan yang dibuat Kepala Sekolah.

(c) Rencana pendidikan individual, meliputi : pendidikan

jangka panjang dan jangka pendek harus diberikan,

meninjau kembali tujuan dan metode yang dipilih layanan

pendidikan.

(d) Pertumbuhan dan perkembangan kognitif

Pertumbuhan dan perkembangan diklasifikasikan atas

kognitif, psikologis dan fisik.

c) Pengembangan Kurikulum/silabus.

Guru memiliki kemampuan mengembangkan

kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan

kondisi spesifik lingkunngan sekolah. Langkah-langkah

pengembangan kurikulum sangat dipengaruhi oleh empat

langkah Tyler. Keempat langkah tersebut adalah :

(a) Merumuskan tujuan pendidikan

(b) Menyusun pengalaman belajar

(c) Mengelola pengalaman belajar

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

35

(d) Menilai pembelajaran (Yulaelawati, 2004: 27).

Silabus merupakan produk utama dari pengembangan

kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang harus memiliki

keterkaitan dengan produk pengembangan kurikulum lainnya,

yaitu proses pembelajaran. Silabus merupakan kurikulum ideal

(ideal/potential curriculum), sedangkan proses pembelajaran

merupakan kurikulum aktual (actual/real curriculum). Silabus

merupakan istilah lain dari Pola Dasar Kegiatan Belajar

Mengajar (PDKBM) atau Garis-garis Besar Program

Pembelajaran (GBPP). Dalam silabus tersebut termuat

komponen-komponen minimal dari kurikulum secara tertulis.

Pengembangan silabus diharapkan dapat memenuhi prinsip-

prinsip sebagai berikut.

(a) Ilmiah, dalam arti bahwa penetapan isi silabus harus

memenuhi kebenaran ilmiah dan teruji kesahihannya jika

memungkinkan perlu melibatkan ahli mata pelajaran.

(b) Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa dalam

penetapan cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan

urutan penyajian isi/materi dalam silabus.

(c) Sistematis, dalam arti bahwa komponen-komponen yang

terdapat dalam silabus merupakan satu kesatuan yang saling

berhubungan satu sama lain untuk mencapai kompetensi

dasar yang ditetapkan.

(d) Konsisten, misalnya antara kompetensi yang diharapkan

dicapai dengan penetapan pengalaman belajar yang harus

dilakukan siswa.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

36

(e) Adekuat, dalam arti bahwa cakupan/ruang lingkup materi

yang dipelajari siswa cukup memadai untuk menunjang

tercapainya penguasaan suatu kompetensi (Anitah, 2008:

12.9 -12.10).

d) Perancangan Pembelajaran.

Guru dapat merencanakan sistem pembelajaran yang

memanfaatkan sumber daya yang ada. Semua keaktifan

pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat direncanakan

secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang

kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.

Rencana pembelajaran adalah satuan atau unit program

pembelajaran terkecil untuk jangka waktu mingguan atau

harian yang berisi rencana penyampaian suatu pokok atau

satuan bahasan tertentu dalam satu mata pelajaran. Isi dan

alokasi waktu untuk setiap rencana pembelajaran tergantung

kepada luas dan sempitnya pokok/satuan bahasan yang

dicakupnya.

Komponen-komponen rencana/satuan pembelajaran ini

lebih terperinci dan lebih spesifik dibandingkan dengan

komponen-komponen dalam silabus. Bentuk rencana

pembelajaran yang dikembangkan pada berbagai daerah atau

sekolah mungkin berbeda-beda, tetapi isi dan prinsipnya harus

sama. Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam

rencana/satuan pembelajaran meliputi berikut ini .

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

37

(a) Identitas mata pelajaran (Nama mata pelajaran, kelas,

semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang

dialokasikan).

(b) Kompetensi dasar dan indikator-indikator yang hendak

dicapai.

(c) Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa

dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.

(d) Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara

konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinterksi

dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk

menguasai kompetensi dasar dan indikator).

(e) Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar

pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang

digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi dasar yang harus dikuasai.

(f) Penilaian dan tindak lanjut/prosedur dan instrument yang

akan digunakan menilai pencapaian belajar siswa serta

tindak lanjut hasil penilaian(Anitah, 2008:12).

e) Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis.

Guru dapat menciptakan situasi belajar bagi anak yang

kreatif, aktif dan menyenangkan. Memberikan ruang yang luas

bagi anak untuk dapat mengeksplor potensi dan

kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan. Ada

beberapa model pembelajaran yang dapat membantu dalam

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

38

melaksanakan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran, yaitu :

(a) Belajar Kolaboratif (collaborative learning)

Belajar kolaboratif melainkan sekedar bekerja sama

antarsiswa dalam suatu kelompok biasa, tidak suatu

kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang

atau lebih bekerja sama, memecahkan masalah bersama

untuk mencapai tujuan tertentu.

(b) Belajar Kuantum (quantum learning)

Model belajar ini muncul untuk menanggulangi

masalah yang paling sukar di sekolah, yaitu “kebosanan”.

Istilah Kuantum secara harfiah berarti “kualitas sesuatu”,

mekanis (yang berkenaan dengan gerak). Kuantum mekanis

merupakan suatu studi tentang gerakan-gerakan partikel-

partikel subatomic (Shelton, 1999). Quantum Learning

merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar.

Quantum Learning berakar dari upaya Lozanov

dengan eksperimennya tentang suggestopedia (penalaran

dengan memberikan gambaran nyata). Prinsipnya bahwa

sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar dan setiap detail

apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Beberapa

teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif,

antara lain: medudukkan siswa secara nyaman, memasang

musik latar didalam kelas, meningkatkan partisipasi

individu, menggunakan poster untuk memberikan kesan

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

39

besar sambil menunjukkan informasi, menyediakan guru-

guru yang terlatih dalam seni pembelajaran sugesti.

(c) Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)

Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang

menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja

bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri

dan juga anggota yang lain. Idenya sangat sederhana,

anggota kelas diorganisasikan ke dalam kelompok-

kelompok kecil setelah menerima pembelajaran dari guru.

Kemudian para siswa itu mengerjakan tugas sampai semua

anggota kelompok berhasil memahaminya.

(d) Belajar Tematik

Belajar tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan

belajar yang dirancang sekitar ide pokok (tema), dan

melibatkan beberapa bidang studi (mata pelajaran) yang

berkaitan dengan tema. Pendekatan ini dilakukan oleh guru

dalam usahanya untuk menciptakan konteks dalam

berbagai jenis pengembangan yang terjadi sehingga apa

yang dipelajari atau dibahas disajikan secara utuh dan

menyeluruh, bukan bagian-bagian dari satu konsep yang

utuh. Pappas (1995) mengatakan bahwa pembelajaran

tematik merupakan pembelajaran yang digunakan guru

untuk mendorong partisipasi aktif pebelajar dalam

kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada suatu topik yang

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

40

disukai pebelajar dan dipilih untuk belajar (Sri Anitah,

2008: 3.5 -3.10).

(e) Pemanfaatan teknologi pembelajaran.

Penggunaan teknologi dalam pendidikan

dan pembelajaran (e-learning) dimaksudkan untuk

memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran.

Disamping itu, guru juga dituntut luntuk memiliki

kemampuan menggunakan dan mempersiapkan materi

pembelajaran dalam suatu sistem yaitu jaringan komputer.

Fasilitas pendidikan pada umumnya mencakup

sumber belajar, sarana dan pra sarana penunjang lainnya

sehingga peningkatan fasilitas pendidikan harus ditekankan

pada peningkatan perkembangan teknologi pendidikan.

Dalam menyelenggarakan pembelajaran, guru harus bisa

menggunakan teknologi sebagai media sebagai pendukung

bahan belajar dan mengadministrasikan sebagai teknologi

informasi. Selain itu, penggunaan teknologi akan melatih

atau membiasakan peserta didik berinteraksi dengan

menggunakan teknologi.

(f) Evaluasi hasil belajar.

Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi

pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan, respon

anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk

dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

41

penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar,

dan membuat kesimpulan dan solusi secara akurat.

Evaluasi merupakan bagian integral dari proses

pendidikan, karena dalam proses pendidikan guru perlu

mengetahui seberapa jauh proses pendidikan telah

mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Evaluasi merupakan proses pengumpulan informasi dan

memanfaatkannya sebagai penimbang dalam pengambilan

keputusan.

Evaluasi menurut tujuannya dapat dibedakan

menjadi evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif

bertujuan mengetahui hasil belajar siswa dalam rangka

mencari balikan untuk perbaikan proses pembelajaran.

Sedangkan evaluasi sumatif bertujuan mengetahui hasil

belajar siswa dalam rangka menentukan perkembangan

hasil belajar selama proses pembelajaran tertentu. Hasil

evaluasi yang demikian itu dapat difungsikan untuk seleksi,

kenaikan kelas, penempatan dan diagnostic/pengembangan.

Sasaran evaluasi hasil belajar sesuai dengan tujuan

pembelajaran, yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotor

(Darsono, 2000: 105-110).

(g) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya.

Guru memiliki kemampuan untuk membimbing

anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

42

potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi

yang dimiliki, seperti kegiatan ekstrakurikuler.

Menurut Mulyasa (2006), secara pedagogik kompetensi guru-guru dalam mengelola pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini penting karena pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang berhasil oleh sebagian masyarakat, dinilai kering dari aspek pedagodik, dan sekolah nampak lebih mekanis sehingga peserta didik cenderung kerdil karena tidak mempunyai dunianya sendiri (http://dewigusti..blogspot.com/2007/10).

Guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai

dalam mengelola pembelajaran. Secara operasional kemampuan

mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial yaitu

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, sebagai berikut:

a) Perencanaan menyangkut penetapan tujuan, dan kompetensi,

serta memperkirakan cara pencapaiannya. Perencanaan

merupakan fungsi sentral dari manajemen pembelajaran dan

harus berorientasi kemasa depan. Guru sebagai manajer

pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat

untuk mengelola berbagai sumber.

b) Pelaksanaan adalah proses yang memberikan kepastian bahwa

proses belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia

dan sarana prasarana yang diperlukan, sehingga dapat

membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan.

c) Pengendalian atau evaluasi bertujuan untuk menjamin kinerja

yang dicapai sesuai dengan rencana atau tujuan yang telah

ditetapkan. Guru diharapkan membimbing dan mengarahkan

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

43

pengembangan kurikulum dan pembelajaran secara efektif,

serta memerlukan pengawasan dalam pelaksanaannya.

(http://dewigusti..blogspot.com/2007/10).

Guru merupakan seorang manajer dalam pembelajaran,

yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian perubahan atau perbaikan program pembelajaran.

Menurut Pasal 28 PP RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, yang dimaksud pendidik adalah

“agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan pedagogik. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara substantif kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya”.

2) Kompetensi Personal (Kepribadian)

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal

yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,

dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak

mulia. Secara rinci sub kompetensi tersebut dapat dijabarkan

sebagai berikut :

a) Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator

esensial.

b) Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial.

c) Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

44

d) Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial.

e) Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator

esensial.

Adapun macam-macam kompetensi personal ini menurut

Wijaya (1990: 12-30), antara lain: peka terhadap perubahan dan

pembaharuan; berpikir alternatif; kemantapan dan integritas; adil,

jujur dan objektif; disiplin dalam melaksanakan tugas; ulet dan

tekun bekerja; berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-

baiknya; simpatik, menarik, luwes dan bijaksana; bersifat terbuka;

kreatif dan berwibawa.

3) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan dalam

penguasaan akademik atau mata pelajaran yang diajurkan dan

terpadu dengan kemampuan mengajarkan sekaligus, sehingga guru

itu memiliki wibawa akademis (Sahertian dan Ida Alaida

Sahertian, 1990: 6). Ruang lingkup kompetensi profesional, antara

lain:

a) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang

studi memiliki indikator esensial.

b) Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator

esensial menguasai langkah-langkah penelitian serta kajian

kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

4) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

45

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta

didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki sub

kompetensi, sebagai berikut :

a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

peserta didik memiliki indikator esensial yakni berkomunikasi

secara efektif dengan peserta didik.

b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

sesama pendidik dan tenaga kependidikan.

c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Pengembangan keempat standar kompetensi guru didasarkan

pada : (1) Landasan konseptual, landasan teoritik, dan peraturan

perundangan yang berlaku; (2) Landasan empirik dan fenomena

pendidikan yang ada, kondisi, strategi, dan hasil di lapangan serta

stake holder; (3) Jabaran tugas dan fungsi guru : merancang,

melaksanakan, dan menilai pembelajaran serta mengembangkan

pribadi peserta didik; (4) Jabaran indikator kompetensi : rumpun

kompetensi, butir kompetensi, dan indikator kompetensi dan

(5) Pengalaman belajar dan asesmen sebagai tagihan konkret yang

dapat diukur dan diamati untuk setiap indikator kompetensi (Mulyasa,

2007: 26).

3. Kompetensi Guru Wiyata Bhakti

a. Pengertian

Istilah kompetensi guru mempunyai banyak makna, Broke dan

Stone (1995) mengemukakan bahwa kompetensi guru sebagai...

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

46

descriptive of qualitative nature of teacher behavior appears to be

entirely... yang artinya kompetensi guru merupakan gambaran

kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti. Sementara

Charles (1994) mengemukakan competency as rational performance

which satisfactorily meets the objective for a desired condition,

maksudnya kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk

mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang

diharapkan (Mulyasa, 2008: 25).

Berdasarkan uraian di atas nampak kompetensi mengacu pada

kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui

pendidikan, kompetensi guru menunjuk kepada performance dan

perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam

pelaksanaan tugas-tugas pendidikan. Kompetensi guru merupakan

perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial,

dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar

profesi guru yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap

peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi

dan profesionalisme. Kompetensi guru lebih bersifat personal dan

komplek serta merupakan satu kesatuan utuh yang menggambarkan

potensi yang mencakup pengetahuan, ketrampilan sikap dan nilai yang

dimiliki seorang guru yang terkait dengan profesinya.

Guru Wiyata Bakti Guru wiyata bakti atau dengan kata lain

biasa disebut sebagai guru tidak tetap merupakan salah satu tenaga

pendidik di suatu sekolah. Menurut Suyanto dan MS. Abbas (2004:

128) menyatakan bahwa guru tidak tetap adalah guru yang diangkat

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

47

untuk mencukupi kebutuhan guru baik di sekolah negeri maupun

swasta. Jadi guru tidak tetap diangkat atas kewenangan pihak sekolah

karena kurangnya kebutuhan tenaga pendidik. Lebih lanjut dijelaskan

bahwa tugas guru tidak tetap atau wiyata bakti tidak jauh berbeda

dengan guru berstatus lain yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran

dan menyusun administrasi. Guru wiyata bakti atau GTT (Guru Tidak

Tetap) merupakan tenaga pendidik yang diangkat oleh pihak sekolah

untuk guru yang: 1) Diangkat berdasarkan kebutuhan pada satuan

pendidikan (sekolah) dengan disetujui kepala sekolah. 2) Kewenangan

bertumpu kepada kepala sekolah, baik pengangkatan juga

pemberhentian. 3) Menandatangani kontak kerja selama jangka waktu

tertentu, setahun atau lebih sesuai dengan kebutuhan sekolah.

b. Tujuan Guru Wiyata Bakti

Menjadi tenaga pendidik, seseorang harus benar-benar

mempunyai kualitas keilmuan pendidikan dan keguruan yang

memadai guna menunjang tugas profesinya. Di samping itu seorang

guru haruslah mempunyai kepribadian yang benar-benar mantap, yang

fungsinya membina kepribadian dan intelektual anak didik.

Sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya surat

Al-Azhab ayat 21 : (Yunus,1989: 379)

لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu.

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

48

Adapun yang menjadi tujuan kompetensi guru adalah sebagai

berikut:

1) Guru harus memiliki kemampuan pribadi, maksudnya guru

diharapkan mempunyai pengetahuan, kecakapan, keterampilan

dan sikap sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar

secara efektif.

2) Guru harus menjadi inofator, yaitu sebagai tenaga kependidikan

yang memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan

reformasi.

3) Guru mampu menjadi developer, yaitu guru harus memiliki visi

keguruan yang mantap dan luas perspektifnya (Sardiman,

1998:133-134).

Manfaat kompetensi guru antara lain:

1) Kompetesi guru dalam hubungannya dengan kegiatan dan hasil

belajar siswa. Proses belajar dan hasil belajar siswa, bukan saja

ditentukan oleh sekolah, pola struktur dan isi kurikulumnya, akan

tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru dalam

mengajar dan membimbing mereka (Hamalik, 1991: 40).

2) Kepribadian guru yang baik akan menentukan dirinya menjadi

pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, sebaliknya

akan menjadi penghancur atau perusak bagi anak didiknya,

terutama bagi anak didik yang masih kecil dan mereka yang

sedang mengalami stress.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

49

3) Kompetensi penting dalam hubungannya dengan masyarakat.

Hubungan baik guru dan masyarakat dalam meningkatkan mutu

pendidikan dan pengajaran di sekolah.

4) Seorang guru dapat mengisi bahan yang akan disampaikan karena

kalau seorang guru tidak dapat menguasai bahan yang akan

disampaikan, maka tidak akan mungkin dapat dan mendidik

dengan hasil yang baik.

Apabila kita cermati guru wiyata bakti tidak ada tuntutan

dalam penguasaan secara tertulis (kompetensi yang wajib dimiliki),

sehingga tingkat profesionalitas termasuk dalam cadet teacher dan

special teacher. Sedangkan tugas keguruannya berdasarkan kebutuhan

sekolah, tidak ada aturan yang mengikat tentang hak dan kewajiban.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar.

a. Prestasi

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud

dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan,

dan sebagainya. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002:

895). Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda prestatie, kemudian

dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha

(Arifin, 2001:2-3).

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

50

b. Belajar

Batasan belajar adalah bermacam-macam sesuai dengan

kebutuhannya. Menurut Poerwadarminta (1984:108) "Belajar yaitu

berusaha atau berlatih dan sebagainya supaya mendapatkan suatu

kepandaian". Pengertian belajar menurut Morgan (1961:12) adalah

"Learning is any relatively permanent change in behaviour which

occurs is a result of practive or experience". Menurut Sumadi

Suryabrata (1969:8), belajar merupakan suatu perubahan yang

dikarenakan adanya suatu kecakapan baru dan dilakukan dengan usaha

yang disengaja.

Sedangkan menurut Slameto (2003: 2), pengertian belajar

dapat didefinisikan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Dari pendapat-pendapat para ahli di atas, maka

peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa pengertian belajar adalah

suatu usaha dengan sengaja, kontinyu dan sadar serta aktif dilakukan

oleh individu yang berupa jasmani maupun rohani sehingga mendapat

pengetahuan, ketrampilan, kecakapan atau tingkah laku yang baru.

Prinsip belajar dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi

yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individu. Adapun prinsip-

prinsip belajar itu sebagai berikut: (Roestiyah, 1986:159-160)

1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

51

2) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.

3) Belajar harus tidak menimbulkan reinforcement dan inovasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

4) Belajar itu prose kontinu, maka ia harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.

5) Belajar adalah proses intruksional yang harus dicapai 6) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga anak dapat

belajar dengan tenang 7) Belajar perlu lingkungan yang matang dimana anak dapat

mengembangkan kemampuannya dan belajar dengan efektif 8) Belajar perlu ada interaksi anak dengan lingkungan 9) Belajar adalah kontinuitas 10) Repitisi dalam proses belajar mengajar perlu ulangan berkali-kali

agar pengertian itu mendalam pada anak.

Sedangkan menurut Nasution (1982:48-49), bahwa prinsip-

prinsip belajar sebagai berikut:

1) Agar seseorang benar-benar belajar ia harus mempunyai satu tujuan.

2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan butuhan hidupnya dan bukan karena paksaan orang lain.

3) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya. 4) Seorang belajar sebagai keseluruhan 5) Dalam belajar seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari

orang lain 6) Untuk belajar diperlukan insight. 7) Belajar sering berhasil apabila usaha itu memberi sukses yang

menyenangkan 8) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk

belajar.

Crow and Alice (1984:382-389) mengemukakan 10 macam

cara-cara yang diperlukan untuk persiapan belajar yang baik, seperti

berikut:

1) Adanya tugas-tugas yang jelas

Siswa yang pada umumnya dapat mencapai sikap mental

yang baik bagi pelajar jika mereka mengerti apa tujuan mereka

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

52

belajar dan bahan-bahan atau buku-buku sumber apa yang perlu

dipelajari. Makin jelas tugas yang diberikan oleh guru, baik tujuan

maupun batas-batasnya, makin besar pula perhatian dan

kemampuan siswa untuk mengerjakan dan mempelajarinya.

2) Belajarlah membaca dengan baik

Kepandaian membaca sangat diperlukan untuk

memperoleh pengetahuan dan mengerti benar-benar apa yang

dibacanya. Bahan-bahan buku-buku hanya untuk dimengerti kata

demi kata atau kalimat demi kalimat, melainkan harus diusahakan

untuk mengetahui apa isi buku tersebut, bahkan lebih lanjut lagi

jika membaca dapat mengerti bahan apa dan bagaimana

pandangan pengarang dengan tulisan itu.

Dalam hal-hal tertentu, pembaca sering pula harus

mempergunakan kamus untuk mencari pengertian kata-kata sulit

yang mungkin dapat menimbulkan salah tafsir atau salah

pengertian. Untuk dapat membaca cepat dan efektif diperlukan

latihan yang terus menerus, apalagi untuk membaca buku-buku

berbahasa asing.

3) Gunakan metode keseluruhan dan metode bagian dimana

diperlukan

Kedua cara itu sama-sama diperlukan menurut tingkat

kelulasan dan kesulitan bahan yang dipelajari. Akan tetapi untuk

mempelajari bab demi bab digunakan metode keseluruhan itu.

Untuk mempelajari sebuah bab tidak baik jika digunakan metode

bagian karena pengertian yang diperoleh menjadi terpecah-pecah,

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

53

tidak merupakan suatu kebulatan. Baru bab demi bab kita kuasai,

kita gabungkan lagi menjadi keseluruhan isi buku tersebut.

4) Pelajari dan kuasailah bagian-bagian yang sukar dari bahan yang

dipelajarai

Pada tiap pelajaran biasanya terdapat bagian-bagian yang

sukar dan memerlukan perhatian dan pengerjaan yang lebih teliti.

Untuk itu, pembuatan ringkasan dalam belajar itu sangat

diperlukan. Dalam hal ini guru perlu pula memberikan petunjuk

atau pengarahan agar siswa mengetahui bagian-bagian mana yang

penting dan perlu mendapat perhatian khusus didalam belarar.

5) Buatlah out line dan catatan-catatan tentang meteri bacaan atau

materi pelajaran sangat membantu siswa itu sendiri. Out line dan

catatan-catatan yang tersusun itu akan dapat membantu siswa pada

waktu mereka akan mengulangi pelajaran itu ketika akan

menghadapi ujian. Mereka tidak perlu lagi membaca seluruh buku

yang akan memerlukan waktu lebih luas.

6) Buatlah rangkuman dan review

Bagaimana cara menyusun atau membuat rangkuman yang

baik dan jelas serta mudah dipahami sangat bergantung pada cara

belajar siswa masing-masing. Di samping itu cara guru

mengajarpun menentukan pula cara murid belajar. Makin pandai

siswa membuat rangkuman, makin mudah baginya untuk

mengadakan review atau mengulang kembali pelajaran yang telah

diterima.

Setelah mengemukakan cara-cara belajar yang baik seperti

yang sudah disebut di atas, berikut Crow and Alice (1984 : 397-398)

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

54

menyampaikan pendapatnya tentang saran-sarannya untuk

membiasakan belajar agar mencapai prestasi belajar yang lebih efesien

itu, sebagai berikut:

1) Miliki dahulu tujuan belajar yang pasti 2) Usahakan adanya tempat belajar yang memadai 3) Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan

keaktifan mental 4) Rencanakan dan ikutilah jadwal waktu untuk belajar 5) Buatlah catatan-catatan atau rangkuman yang tersusun rapi 6) Biasakanlah membuat rangkuman dan kesimpulan 7) Buatlah kepastian untuk melengkapi tugas-tugas belajar 8) Telitilah pendapat beberapa pengarang 9) Belajarlah menggunakan kamus dengan sebaik-baiknya 10) Analisalah kebiasaan belajar yang diragukan, dan cobalah untuk

memperbaiki kelemahan-kelemahannya.

Di samping prinsip-prinsip yang telah disebutkan di atas, tentu

saja masih banyak cara yang harus ditempuh dalam belajar, sehingga

belajar akan benar-benar berhasil, misalnya:

1) Membaca kemudian merangkum bahan pelajaran

2) Melaksanakan diskusi atau musyawarah sebagaimana diisyaratkan

oleh Allah SWT, dalam surat Ali Imran ayat 159 : (Yunus, 1989:

64)

...وشاورهم في الأمر....Artinya: "…dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan

itu…"

Dari ayat tersebut dapat diambil pelajaran agar mau

bermusyawarah dalam duniawi untuk mencapai suatu manfaat.

3) Mengatur waktu belajar

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al'Ashr 1-3 :

(Yunus, 1989: 540)

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

55

إلـــا الـــذين ءامنـــوا . إن الإ�ـــسان لفـــي خـــسر. والعـــصر وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر

Artinya : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Ayat di atas mengisyaratkan agar dapat mengatur waktu

dengan sebaik-baiknya, agar tidak sia-sia dalam setiap kegiatan.

Dan juga di dalam belajar hendaklah penuh dengan kesabaran.

Dengan cara-cara yang demikian nantinya diharapkan akan dapat

belajar dengan mendapat prestasi atau hasil yang baik.

c. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya

ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru

(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2002: 895). Prestasi belajar

dapat bersifat tetap dalam serjarah kehidupan manusia karena

sepanjang kehidupannya selalu mengejar prestasi menurut bidang dan

kemampuan masing-masing. Prestasi belajar dapat memberikan

kepuasan kepada orang yang bersangkutan, khususnya orang yang

sedang menuntut ilmu di sekolah.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya

suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku. Sampai dimana

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

56

perubahan itu dapat dicapai atau dengan kata lain berhasil baik atau

tidaknya dalam belajar ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya.

Para ahli berbeda pendapat mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhinya belajar, antara lain:

a. Menurut Sujana (1989:39), faktor-fakor yang mempengaruhi belajar

adalah "faktor motivasi belajar, minat, perhatian, sikap dan kebiasaan

belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

b. Menurut Purwanto (1985:106), adalah ;

2) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri, yang kita sebut

faktor individual.

3) Faktor yang di luar individu yang kita sebut faktor sosial.

Yang termasuk dalam faktor individu antara lain: fakor

kematangan/pertumbuhan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

Sedangkan faktor sosial yang mempengaruhinya antara lain faktor

keluarga/keadaan keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat

yang dipergunakan dalam belajar.

c. Menurut Sumadi Suryabrata, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor intern dan

faktor ekstern dengan perincian sebagai berikut: (Syah, 1995: 132)

1) Faktor ekstern, terdiri dari: b) Faktor-faktor non sosial c) Faktor-faktor sosial

2) Faktor intern, terdiri dari: a) Faktor psikologis b) Faktor biologis.

Serangkaian beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor yang datangnya

dari dalam diri individu itu sendiri yang disebut faktor intern dan faktor

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

57

yang datangnya dari luar individu yang disebut faktor ekstern. Kedua

faktor itu sangat mempengaruhi terhadap berhasil tidaknya belajar.

Kegiatan belajar dilakukan oleh setiap siswa, karena melalui

belajar mereka memperoleh pengalaman dari situasi yang dihadapinya.

Dengan demikian belajar berhubungan dengan perubahan dalam diri

individu sebagai hsil pengalamannya di lingkungan. Secara global, faktor-

faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi dua

macam:

a. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan atau kondisi

jasmani dan rohani siswa, meliputi dua aspek yakni:

1) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-

sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa

dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat

menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang

dipelajarinya pun kurang atau tidak membekas.

2) Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kuantitas dan kualits perolehan pembelajaran siswa.

Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya

dipandang lebih esensial itu, sebagai berikut:

3) Tingkat Kecerdasan atau Intelegensi Siswa

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

58

kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi,

intelegensi sebenarnya bukan persoalan otak saja, melainkan juga

kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus

diakui bahwa peran otak dalam hubungan dengan intelegensi

manusia lebih menonjol dari pada peran organ-organ tubuh

lainnya, lantaran otak merupakan menara pengontrol hampir

seluruh aktifitas manusia. Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ)

siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat

keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi

kemampuan intelegensi seorang siswa mak semakin besar

peluangnya untuk memperoleh sukses.

4) Sikap Siswa.

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency)

dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, barang dan

sebagainya, baik secara positif maupun negative (Syah, 1999: 135).

Sikap merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi

belajar. Dalam hal ini sikap yang akn menunjang belajar seseorang

ialah sikap poitif (menerima) terhadap bahan atau pelajaran yang

akan dipelajari, terhadap guru yang mengajar dan terhadap

lingkungan tempat dimana ia belajar seperti: kondisi kelas, teman-

temannya, sarana pengajaran dan sebagainya (Sabri, 1996: 84).

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

59

5) Bakat Siswa.

Secara umum adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang mempunyai

bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke

tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi,

secara global bakat mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya

seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau

cerdas luar bisa (very superior) disebut juga sebagai gifted, yakni

anak berbakat intelektual.

6) Minat siswa

Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan

dan kegairahan yang tinggi seseorang terhadap sesuatu. Minat

dapat mempengaruhi kualits pencapaian hasil belajar siswa dalam

bidang-bidang studi tertentu (Syah, 1999: 136).

b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari faktor

lingkungan dan faktor instrumental:

1) Faktor-faktor Lingkungan

Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua

bagian yaitu: faktor lingkungan alam/non sosial dan faktor

lingkungan sosial. Yang termasuk faktor lingkungan non

sosial/alami ini ialah seperti: keadaan suhu, kelembaban udara,

waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung sekolah, dan

sebagainya. Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

60

representasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses

dan hasil belajar siswa.

2) Faktor-faktor Instrumental.

Ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat

pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi

pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan

mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa (Syah, 1999: 59-60).

Dari semua faktor di atas, dalam penelitian kali ini akan diarahkan

pada faktor instrumental yang di dalamnya guru profesional itu

akan ditunjukan.

Faktor-faktor di atas saling mempengaruhi satu sama lain.

Misalnya: Seorang siswa yang conserving terhadap ilmu pengetahuan

biasanya cenderung mengambil pendekatan yang sederhana dan tidak

mendalam. Sebaliknya seorang siswa yang memiliki kemampun

intelegensi yang tinggi (faktor Iternal) dan mendapat dorongan positif dari

orang tua atau gurunya (faktor eksternal) akan lebih memilih pendekatan

belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Akibat pengaruh

faktor-faktor tersebut di atas muncul siswa-siswa yang berprestasi tinggi,

rendah atau gagal sama sekali.

Seorang guru yang memiliki kompetensi yang baik dan profesional

diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan

munculnya siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha

mengetahui dan mengatasi faktor-faktor yang menjadi penghambat proses

belajar siswa.

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

61

Prestasi belajar dapat dinilai dengan cara:

a. Penilaian formatif.

Penilaian formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan

untuk mencari umpan balik (feedback), yang selanjutnya hasil

penilaian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar-

mengajar yang sedang atau yang sudah dilaksanakan.

b. Penilaian Sumatif.

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk

memperoleh data atau informasi sampai dimana penguasaan atau

pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah

dipelajarinya selama jangka waktu tertentu (Purwanto, 2001: 26).

C. Hubungan Kompetensi Pedagogi Guru Wiyata Bakti dan Prestasi Belajar

Siswa

Guru dapat menciptakan suasana dalam belajar menjadi nyaman dan

optimal sehingga menumbuhkan persepsi siswa yang positif. Dengan persepsi

yang positif tersebut akan menumbuhkan motivasi siswa dalam belajarnya

sehinga dapat mempengaruhi tidakan siswa dalam mencapai tujuannya, yaitu

prestasi belajar yang memuaskan. Kompetensi pedagogi Sub-Kompetensi

yaitu

1. Berkontriibusi dalam pengembangan KTSP (Kompetensi Tingkat Satuan

Pendidikan) yang terkait dengan matapelajaran yang diajarkan.

2. Mengembangkan silabus mata pelajaran berdasarkan Standar Kompetensi

(SK) dan Kontribusi Dasar (KD).

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

62

3. Merencanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan

silabus yang telah dikembangkan terdiri dari standar kompetensi berkaitan

dengan kemampuan menguasai karakter peserta didik, dari aspek fisik,

moral, sosial, kultural, emosional, hingga intelektual.

Kompetensi guru diisyaratkan menguasai teori belajar dan prinsip-

prinsip pembelajaran yang mendidik. Pengembangkan kurikulum yang terkait

dengan bidang yang diampunya, guru juga harus mampu menyelenggarakan

kegiatan pengembangan yang mendidik dan memanfaatkan teknologi

informasi, komunikasi dan media untuk kepentingan penyelenggaraan

kegiatan pengembangan yang mendidik. Adapun kompetensi pribadi dapat

dilihat dari kemampuan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial,

dan kebudayaan nasional. Selain itu mampu menampilkan diri sebagai pribadi

yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

Guru dituntut bisa menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang

tinggi, bangga menjadi guru dan rasa percaya diri, sekaligus menjunjung

tinggi kode etik profesi. Di lembaga pendidikan formal seperti sekolah, guru

berperan sebagai pemimpin kegiatan kerja yang berkaitan dengan proses

belajar mengajar dimana ia harus merencanakan, melaksanakan,

mengorganisasi dan mengawasi kegiatan proses belajar mengajar, guru harus

dapat memiliki menetapkan metode mengajar yang tepat sesuai dengan

lingkungan dan kondisi yang ada pada saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung. Bantuan dan bimbingan guru baik secara individual maupun

kelompok kepada siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

63

merupakan bagian terpenting tugas guru sebagai pemimpin. Hal demikian

karena pada hakikatnya mengajar adalah membimbing kegiatan siswa yang

sesuai dengan pernyataan “teaching is guidance of learning activities“. Dalam

pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, disebutkan bahwa

pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis

kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan

sosial. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan

dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi kepribadian adalah kepribadian pendidik yang mantap, stabil,

dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan

berakhlak mulia, kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat,

kompetensi professional adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan

materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya

membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan.

Sebagai organisasi formal yang bukan sekedar kumpulan orang dan

bukan pula hanya sekedar pembagian kerja, didalamnya terdapat keterikatan

individu yang saling mempengaruhi dalam bentuk kerjasama antara kepala

sekolah, guru, pegawai, siswa dan orang-orang yang ada di instansi yang

terkait erat dengan proses pendidikan. Semua unsur tersebut secara bersama-

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

64

sama ingin mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Artinya

walaupun dalam kegiatannya setiap personil melakukan pekerjaan sesuai

dengan fungsi masing-masing tetapi secara keseluruhan pekerjaan mereka

disahkan pada pencapaian tujuan pendidikan secara luas. Untuk mencapai

tujuan dimaksud diperlukan pola mengajar guru yang memungkinkan semua

komponen dapat berinteraksi dan bekerjasama dengan optimal. Guru

merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru

sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu

proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar

hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, kegiatan supervisi dipandang perlu

untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran dan sebagai

sumber daya manusia yang memiliki peran sangat strategis yang dapat

menentukan keberhasilan program pendidikan. Guru merupakan unsur

penting yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam

pelaksanaan pendidikan dan interaksi sehari-hari di sekolah.

Sebagai profesi, kemampuan menjadi guru membutuhkan kriteria

khusus seperti penguasaan ilmu, seni dan keterampilan. Ilmu pengetahuan

tentang dasar-dasar keguruan dan materi bidang studi sangat perlu dikuasai

oleh guru agar ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dengan demikian

ia akan menjadi guru yang professional. Salah satu upaya peningkatan

profesional guru adalah melalui supervisi pengajaran. Pelaksanaan supervisi

pengajaran perlu dilakukan secara sistematis oleh kepala sekolah dan

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

65

pengawas sekolah bertujuan memberikan pembinaan kepada guru-guru

agar dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.

Dalam pelaksanaannya, baik kepala sekolah dan pengawas menggunakan

lembar pengamatan yang berisi aspek-aspek yang perlu

mengelola proses diperhatikan dalam peningkatan kinerja guru dan kinerja

sekolah.

Melakukan supervisi guru, digunakan lembar observasi yang berupa

alat penilaian kemampuan guru (APKG), sedangkan untuk mensupervisi

kinerja sekolah dilakukan dengan mencermati bidang akademik, kesiswaan,

personalia, keuangan, sarana dan prasarana, serta hubungan masyarakat.

Secara garis besar ada tiga tingkatan kualifikasi profesional guru sebagai

tenaga profesional kependidikan. Pertama adalah tingkatan Capable Personal,

maksudnya guru diharapkan memiliki pengetahuan kecakapan dan

keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu

belajar-mengajar secara efektif. Tingkat kedua adalah guru sebagai inovator,

yakni sebagai tenaga kependidikan yang memiliki komitmen terhadap upaya

perubahan dan reformasi. Tingkat ketiga adalah guru sebagai developer, guru

harus memiliki visi keguruan yang mantap dan luas prospektifnya.

Kunci keberhasilan pendidikan dari sekian banyak faktor antara lain

adalah guru dan siswa sebagai pelakunya. Dari sisi guru, artinya kemampuan

dan profesionalitas sangat dibutuhkan guna mentransfer pengetahuan,

sedangkan dari sisi siswa adalah dibutuhkan kemauan dan kegigihan dalam

melakukan aktivitas belajar karena sesunguhnya kelebihan pada manusia itu

ialah diberi daya akal dan daya kehidupan dalam arti peradaban, sehingga

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

66

manusia mampu menciptakan dunia kehidupannya sendiri dan menetapkan

nilai-nilai luhur yang ingin dicapai lengkap dengan pilihan strategi guna

mencapai cita-cita hidupnya. Kemampuan yang demikian itu tidak dimiliki

oleh binatang, apalagi tumbuh-tumbuhan dan benda mati. Bagi binatang dan

makhluk hidup lain di dunia ini, hidup dan kehidupan adalah sama, keduanya

berada dalam kekuasaan hukum alam, yang berjalan secara pasti, tidak dapat

diubah dan tidak mengenal perubahan.

Kegiatan belajar merupakan kegiatan pertama dalam keseluruhan

proses pendidikan. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan banyak ditentukan oleh bagaimana proses belajar yang dialami

peserta didik. Belajar merupakan proses perubahan dalam tingkah laku

seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya, yang perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan

dalam seluruh aspek tingkah laku. Kegiatan belajar terjadi jika pengalaman

mengakibatkan perubahan yang relatif permanen pada tingkah laku serta

pengetahuan seseorang. Seseorang dinyatakan telah memiliki pengalaman

belajar apabila perubahan tingkah laku tersebut sebagai akibat dari proses

pembelajaran.

Pada dasarnya, kegiatan pembelajaran bertujuan menghasilkan

perubahan-perubahan yang bersifat positif sehingga seseorang dapat menuju

ke kedewasaan. Perubahan positif tersebut menunjukkan adanya hasil belajar.

Prestasi belajar inilah yang menjadi inti dari proses pembelajaran, dengan

pernyataan lain prestasi belajar merupakan tingkat hasil belajar yang

ditunjukkan seseorang setelah mendapatkan bimbingan dan latihan yang

dibimbing oleh guru sebagai fasilitatornya. Guru merupakan faktor yang

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

67

dominan dan penting dalam pendidikan karena bagi siswa guru sering

dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Selain itu

seorang guru tidak hanya dituntut mampu menguasai materi bidang studi

melainkan guru mampu dan menguasai berbagai strategi serta teknik belajar

dan pembelajaran untuk setiap bidang studi agar siswa dapat mengembangkan

potensinya dan diharapkan memahami apa yang menjadi tujuan pembelajaran,

dan apa yang menjadi harapan guru dari siswanya.

Kualitas siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh kompetensi guru.

Kompetensi guru didapat dari Perguruan Tinggi Keguruan, karena Perguruan

Tinggi Keguruanlah yang mengajarkan mengenai kompetensi guru. Proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak lepas dari rencana pembelajaran

yang dibuat. Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru dituntut menyusun

perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan dalam proses belajar, agar

tujuan pembelajaran yang diharapkan guru dapat tercapai. Selain itu, guru

dituntut untuk memanfaatkan pengetahuan dan teknologi yang bisa

menunjang pembelajaran. Sehingga pada akhirnya guru dapat melaksanakan

evaluasi (penilaian) terhadap hasil belajar siswa. Fakta di lapangan, sedikit

banyak ditemukan adanya guru-guru yang tidak memiliki interaksi kondusif

dan menyenangkan dengan siswa sehingga berdampak pada semakin

menjauhnya siswa dari guru tersebut. Persoalan ini menjadi pemicu lahirnya

sikap antipati siswa terhadap guru dan menurunnya motivasi siswa dalam

belajar khususnya pada mata pelajaran tertentu yang tingkat hubungannya

kurang harmonis antara guru dengan siswa.

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

68

Tinggi rendahnya pergerakan profesi guru salah satunya diantaranya

diukur dari tingkat pendidikan yang ditempuhnya dalam mempersiapkan

jembatan tersebut. Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan

khususnya dalam proses belajar mengajar, sangat besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan anak didiknya, misalnya dalam penyajian materi pelajaran, bila

guru kurang menguasai materi, akibatnya guru tidak mampu memberi

bimbingan dengan baik dan menimbulkan kesalahan-kesalahan dasar

mengenai fakta. Disamping itu anak juga akan memperoleh prestasi belajar

yang kurang baik.

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

69

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Identitas Madrasah

Tabel 3.1

Daftar Identitas Masdrasah

a. Nama Sekolah : Mts. Yakti Tegalrejo

b. NSM/NPSN : 121.2.33.08.0030 / 20331541

c. Terakreditasi : B

d. Tahun / Nomor Akreditasi : 2008 / Dp.008786

e. Alamat : Jalan Pahlawan 102

Desa : Tegalrejo

Kecamatan : Tegalrejo

Kabupaten : Magelang

Propinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : 56192

f. No. Telepon : (0293) 3148919

g. E-mail : [email protected]

h. Tahun Berdiri : 1975

i. Status Tanah : Hak Milik Wakaf

1) Surat Keterangan Tanah : Sertifikat / Nomor : 1118

2) Luas Tanah : 4600 m2

j. Status Bangunan : Milik Sendiri

1) Surat Ijin Bangunan : No. 188.4/201/Kep/3/2001

2) Luas Bangunan : 3300 m2

k. Penyelenggara Madrasah : Yayasan Amal Kesejahteraan Tarbiyah Islam (YAKTI)

l. Akte : Nomor 14 Tanggal 22 Januari 1972

Sumber: profil madrasah yang termuat dalam akte pendidirian No. 14 Tanggal 22 Januari 1972

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

70

2. Keadaan Siswa dan Guru

a. Data siswa tahun 2012/2013.

Tabel 3.2

Daftar Siswa MTs. Yakti Tegalrejo

Jumlah Siswa Kelas

Rombongan

Belajar L P Jumlah

VII 4 80 78 158

VIII 4 68 67 135

IX 4 68 87 155

Total 12 216 232 448

Sumber: laporan akreditasi madrasah tahun 2012/2013 yang ditanda-tangani oleh kepala sekolah

b. Data Guru dan Karyawan.

Tabel 3.3

Daftar Guru dan Karyawan

MTs. Yakti Tegalrejo

No Klasifikasi Guru dan

Karyawan Jumlah

1 Guru PNS DEPAG 6 orang

2 Guru Tetap Yayasan 19 orang

3 Pegawai Tetap Yayasan 4 orang

4 Penjaga 1 orang

5 Guru Wiyata Bakti 6 orang

Sumber: laporan akreditasi madrasah tahun 2012/2013 yang ditanda-tangani oleh kepala sekolah

3. Letak Geografis

MTs. Yakti Tegalrejo Magelang beralamat Jl. Pahlawan No. 102,

Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, 56192. Jadi secara geografis

Madrasah Tsanawiyah ini cukup strategis. Karena mudah dijangkau dari

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

71

berbagai arah dan berada di lingkungan Kecamatan. Di samping itu, di

dukung dengan sarana transportasi yang mudah .

Tabel 3.4

Batas Bangunan MTs Yakti Tegalrejo

No Arah Posisi

1 Sebelah utara Tanah H. Ismail

2 Sebelah timur Tanah Kardoso dan Sulaeman

3 Sebelah barat Trotoar, tanah Negara dan jalan dari

Tegalrejo-Pakis

4 Sebelah selatan Jalan

Sumber: buku tanah Hak Milik Wakaf No. 1118 yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Magelang tertanggal 18 Juni 1992

Secara sosio kultural, daerah ini penduduknya mayoritas beragama Islam

dan mereka dapat dikatakan masyarakat yang aktif dalam menjalankan

kegiatan keagamaan, dan kegiatan lainnya sehingga dalam hal ini sangat

mendukung akan keberadaan Madrasah Tsanawiyah ini. Baik dalam

kegiatan belajar maupun kegiatan yang ada kaitannya dengan masyarakat

sekitarnya. Seperti dalam peringatan hari besar Islam.

4. Sumber Dana Operasional dan Perawatan

Adapun sumber dana operasional dan perawatan MTs. Yakti

Tegalrejo, berupa: BOS (bantuan operasional sekolah), IPM (Infaq

Pengembangan Madrasah) dan bantuan lain.

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

72

5. Susunan Pengurus YAKTI (Yayasan Amal Kesejahteraan Tarbiyah

Islam)

Susunan pengurus YAKTI (Yayasan Amal Kesejahteraan Tarbiyah

Islam, dapat ditampilkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.5

Susunan Kepengurusan YAKTI

(Yayasan Amal Kesejahteraan Tarbiyah Islam)

No Jabatan Keterangan

1 Penasehat KH. Abdurrohman Chudlori

KH. Thoyib Ahmadi

2 Pembina H. Dzulkarnen

H. Sumarmo, BA

3 Ketua Drs. H. Nuryahman

4 Wakil Ketua Ahmad Halim

5 Sekretaris Drs. Hanafi

6 Wakil Sekretaris H. Usman Sudirin

7 Bendahara H. Muh Tahsis

8 Wakil Bendahara H. Zarkoni

9 Seksi SD/MI Rosjidin Aziz Susanto, S.Pd.I.

Drs. H. Tahsin Anwar

10 Seksi SMP/MTs Drs. Khumedi

Miftahul Huda, S.Ag

11 Seksi SMU/SMK/MA Badawi, S.Pd.I

Hidayatul Hadi, S.Ag

Sumber: susunan kepengurusan yakti (Yayasan Amal Kesejahteraan Tarbiyah Islam, Tegalrejo Magelang) yang ditanda-tangani oleh ketua yayasan Drs. H. Nuryahman pada Agustus 2010.

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

73

6. Struktur Organisasi MTs. Yakti Tegalrejo Magelang

Struktur organisasi di MTs Yakti Tegalrejo Magelang dapat

ditampilkan dengan bagan berikut:

: Garis Komando : Garis Kordinasi

Bagan I

Struktur Organisasi Mts. Yakti Tegalrejo Magelang Tahun 2012/2013

Sumber: laporan personalia organisasi Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo tahun pelajaran 2012/2013 tertanggal 8 Juli 2012 yang ditanda-tangani oleh kepala madrasah.

YAYASAN YAKTI

KEPALA MADRASAH ROCHMAT ALMASHARI, S.Pd.I

KOMITE MADRASAH

WAKA KURIKULUM MAS’UDI, BA

WAKA KESISWAAN

FAHRUR, S.Pd

WAKA SARPRAS

M. HUDA, S.Ag

WAKA HUMAS M. SUBHAN, S.Ag.

WALI KELAS VII A. HIDAYATUL H. S.Ag. B. DUROTUN N.

S.Kom. C. FATHAYATI, S.Pd. D. IMAM ROZIQI, S.Ag

WALI KELAS VIII A. MAKRUF AZ, S.Ag. B. MUN ARIFAH, S.Ag. C. ATI AZIMAH

ZAKIYAH, S.Ag. D. SLAMET SUNARDI,

S.Pd.

WALI KELAS IX A. HARYATI, S.Pd. B. SUTONJO, S.Pd. C. Dra. YUNIASIH AL

BAROROH D. INDRIYATI

WULANDARU, S.Pd.

KOOR. PERPUS

IMAM R., S.Ag

KOOR. EKSTRA

MAKRUF AZ, S.Ag

KOOR. BP

Hj. FATMAWATI, S.Pd

KOOR. PRAMUKA

S. SUNARDI, S.Pd.

KA. TU A. NASIR, S.Ag.

GURU

SISWA

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

74

Berdasarkan bagan diatas, dapat dideskripsikan tentang tugas dan

tanggungjawab masing-masing jabatan:

a. Kepala Madrasah

Tugas pokok kepala madrasah adalah memimpin, mengatur

pelaksanaan administrasi madrasah dan seluruh kegiatan pendidikan

serta pengajaran.

Uraian tugas kepala madrasah, meliputi: mengatur

penyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di madrasah, mengatur

penyelenggaraan urusan tata usaha, mengatur penyelenggaraan urusan

kepegawaian, mengatur penyelenggaraan urusan keuangan di

madrasah dan mengatur penyelenggaraan urusan sarana dan

perlengkapan di madrasah.

b. Wakil Kepala Madrasah

Tugas pokok wakil kepala madrasah adalah membantu tugas

sehari-hari kepala madrasah. Adapun uraian tugas wakil kepala

madrasah, meliputi: menyusun program pembinaan/kegiatan

kesiswaan/OSIS, membimbing dan mengarahkan dan mengendalikan

kegiatan siswa /OSIS dalam rangka meningkatkan disiplin tata tertib,

membimbing mengarahkan mengendalikan persiapan pemilihan

pengurus-pengurus OSIS, menyelenggarakan latihan dasar

kepemimpinan madrasah (LDK), mengkoordinir membina dan

mengawasi kegiatan upacara bendera.

c. Wakil Kepala Madrasah Urusan Kurikulum

Tugas pokok wakil kepala madrasah urusan kurikulum adalah

membantu tugas sehari-hari kepala madrasah. Adapun uraian tugas

wakil kepala madrasah urusan kurikulum, meliputi: menyusun

program pengajaran, menyusun pembagian dan tugas guru, menyusun

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

75

jadwal pelajaran, menyusun penjabaran kalender pendidikan,

menyusun dan mengelola evaluasi belajar.

d. Wakil Kepala Madrasah Urusan Humas

Tugas pokok wakil kepala madrasah urusan humas adalah

membantu tugas sehari-hari kepala madrasah. Adapun uraian tugasnya,

meliputi: mengusahakan kesejahteraan guru dan karyawan,

mengadakan kosultasi atau home visit dengan wali siswa, mengadakan

konsultasi dengan pengurus BP-3, menyusun rencana fisik bersama

dengan pengurus BP-3, mengadakan konsultasi dengan tokoh

masyarakat.

e. Wakil Kepala Madrasah Urusan Sarana dan Prasarana

Tugas pokok wakil kepala madrasah urusan sarana dan

prasarana adalah membantu tugas sehari-hari kepala madrasah.

Adapun uraian tugas wakil kepala madrasah urusan sarana dan

prasarana, meliputi: menyusun program pengadaan pemeliharan dan

pengamanan barang inventaris khususnya yang berkaitan dengan

KBM, mendayagunakan sarana dan prasarana KBM, merencanakan

kegiatan pendayagunaan sarana dan prasarana, merencanakan teknik

pemeliharaan sarana prasarana.

f. Tugas BP/BK

Tugas pokok BP/BK adalah mengelola pelaksanaan program

bimbingan dan penyusunan serta bimbingan karier kepada siswa.

Adapun uraian tugas BP/BK, meliputi: menyusun rencana dan program

kerja BP/BK, mengumpulkan data pribadi siswa, mengamati siswa

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

76

sehari-hari, mengadakan konsultasi dengan wali kelas, guru dan orang

tua siswa, menelusuri latar belakang siswa.

g. Tugas Kepala Tata Usaha

Tugas pokok kepala tata usaha adalah mengatur pelaksanaan

tata tertib usaha dan rumah tangga madrasah termasuk perpustakaan,

laboratorium serta tugas lain yang bersifat pelayanan pendidikan.

Adapun uraian tugas kepala tata usaha, meliputi: menerima

mencatat dan meneruskan surat masuk dan keluar, melakukan

pengetikan dan penggandaan, mengoreksi surat-surat yang telah selesai

diketik, mengatur memelihara dan mengamankan arsip, menghimpun

peraturan perundang-undangan surat keputusan instruktur dan edaran.

h. Tugas Wali Kelas

Tugas pokok wali kelas adalah mengelola kelas menjadi

tanggung jawabnya, pengisian daftar nilai siswa, membuat catatan

khusus tentang siswa, pencatatan mutasi siswa dan pengisian buku

laporan pendidikan.

i. Tugas Guru

Tugas pokok guru adalah melaksanakan pendidikan dan

pengajaran di madrasah. Adapun uraian tugas guru, meliputi: membuat

program semester, melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai

dengan jadwal pelajaran, menciptakan situasi belajar yang aktif,

mengevaluasi proses belajar mengajar secara terus menerus,

mengadakan remidial / perbaikan nilai, pengayaan dan tindak lanjut.

Page 95: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

77

7. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah sesuatu yang sangat penting dalam

pendidikan atau proses belajar mengajar. Karena sarana dan prasaran

banyak membantu dan memperlancar jalannya pendidikan serta

meningkatkan mutu atau fasilitas madrasah yang bersangkutan, jika

digunakan sesuai dengan keadaan dan situasi sekolah yang bersangkutan.

Adapun sebagai perincian dari sarana dan prasarana MTs Yakti

Tegalrejo Magelang, sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kondisi MTs. Yakti Tegalrejo

No Nama Keterangan Tanah a. Berstatus Hak Milik Wakaf

1

b. Luas 4.600 m2 Bangunan a. Status Milik Sendiri b. Luas 3300 m2 c. Keadaan Gedung Permanen d. Keadaan Ruang Belajar

1) Ruang Belajar 12 Ruang 2) Ruang Kantor 1 Ruang 3) Ruang Kepsek 1 Ruang 4) Ruang Tamu 1 Ruang 5) Ruang Tu 1 Ruang 6) Ruang BP 1 Ruang 7) Ruang Koperasi 1 Ruang 8) Ruang Perpustakaan 1 Ruang 9) Ruang OSIS/UKS 1 Ruang 10) Ruang Dapur 1 Ruang 11) Ruang WC Guru 1 Ruang

2

12) Ruang WC Siswa 4 Ruang

bersambung......

Page 96: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

78

No Nama Keterangan Peralatan Madrasah

a. Almari 2 Buah

b. Meja Kursi Tamu 2 Set

c. Meja Guru 8 Buah

d. Kursi Siswa 25 Buah

e. Meja TU 224 Buah

f. Kursi TU 448 Buah

g. Papan Tulis 12 Buah

h. Papan Pengumuman 2 Buah

i. Papan Program 2 Buah

j. Papan Rekap Guru 1 Buah

k. Papan Jadwal 1 Buah

l. Papan Rekap Siswa 1 Buah

m. Papan Kegiatan 2 Buah

3

n. Jam Dinding 12 Buah

Peralatan Lain-lain

a. Peralatan Olah Raga

1) Bola Kaki 2 Buah

2) Bola Volly 2 Buah

3) Bola Basket 2 Buah

4) Bola Pingpong 12 Buah

5) Net Volley 2 Buah

6) Net Pimpong 2 Buah

7) Bad Pimpong 12 Buah

8) Net Badminton 2 Buah

9) Raket Badminton 8 Buah

b. Peralatan Pramuka

1) Tenda 4 Buah

2) Bendera Tunas Kelapa 8 Buah

4

3) dan lain sebagainya Sumber: laporan akreditasi madrasah tahun 2012/2013 yang ditanda-tangani

oleh kepala sekolah

sambungan.....

Page 97: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

79

B. Pelaksanaan Pendidikan di MTs Yakti Tegalrejo

1. Sistem Pengajaran

Teknik menyampaikan materi pelajaran, guru bidang studi masing-

masing mengurutkan alokasi waktu yang disediakan sesuai dengan

ketaatan yang ada di MTs Yakti Tegalrejo sesuai jadwal masing-masing

dari tiap bidang studi. Sedangkan teknik penyampaian materi guru

menggunakan metode yang sesuai dengan bidang studi tersebut, serta

sesuai dengan materi, alat, tujuan, situasi, dan kondisi serta perkembangan

anak. Dengan kata lain guru dalam mengajar berpedoman dengan

kurikulum bidang studi masing-masing.

Metode yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran,

sebagai berikut :

a. Metode Ceramah

Metode ceramah yaitu metode yang digunakan dalam

menyampaikan materi pelajaran bidang studi yang bersifat teoritis dan

pengetahuan.

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab yaitu metode yang digunakan dalam

menyampaikan pelajaran sebagai pre-test dan diakhiri pelajaran

sebagai post-test. Metode ini akan berguna memberikan motivasi anak

agar selalu aktif belajar dan memperhatikan pelajaran yang

disampaikan.

c. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas yaitu memberi tugas siswa untuk

dikerjakan di rumah.

Page 98: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

80

d. Metode Diskusi

Metode diskusi yaitu metode yang digunakan dalam

menyampaikan masalah agar siswa dapat memecahkan masalah.

Metode ini digunakan untuk melatih siswa dalam berpikir untuk

menghadapi mutu masalah.

e. Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama yaitu metode yang digunakan untuk

menyampaikan materi pelajaran bidang studi yang ada hubungannya

dengan kisah-kisah keteladanan para sahabat dan para pahlawan atau

orang-orang yang dapat menjadi panutan dengan cara anak disuruh

menerangkan contoh keteladanan tokoh agama, para penemu ilmu

pengetahuan dan lain-lain.

f. Metode Drill

Metode drill yaitu metode yang digunakan untuk memberikan

materi pelajaran yang berhubungan dengan hal praktek bidang studi

yang memperlukan latihan-latihan. Praktek harus sering dilakukan

agar siswa dapat mengerjakan dengan baik dan benar.

Di samping metode-metode di atas, guru juga memberikan contoh

keteladanan yang baik kepada siswa dan juga berusaha menambah

pengetahuan, membimbing dan mengarahkan siswa dan memberi motivasi

kepada siswa agar selalu aktif dalam mengikuti suatu bidang studi. Guru

BP dan semua guru yang ada ikut andil dalam usaha meningkatkan mutu

dan membentuk siswa menjadi baik dan berhasil di sekolah dan di

masyarakat. Guru harus memberi dorongan dan nasehat untuk

meningkatkan prestasi belajarnya.

Page 99: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

81

2. Materi Pelajaran

MTs. Yakti Tegalrejo sebagai lembaga pendidikan ganda yaitu

mengajarkan pelajaran umum sekaligus pelajaran agama. Maka dalam

kurikulum materinya adalah menyeluruh yang mencakup semua bidang

studi. C. Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan

Adapun pelaksanaan evaluasi di MTs Yakti Tegalrejo sangat berguna

untuk mengetahui keberhasilan dari pelaksanaan proses belajar mengajar.

Pelaksanaan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Evaluasi Belajar (MID Semester Gasal)

MID Semester yaitu evaluasi yang memberikan umpan balik

kepada guru, sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar

dan juga untuk dasar mengadakan remidasi pada murid. Evaluasi ini

diberikan setelah selesai guru mengadakan proses belajar mengajar,

dengan waktu yang telah ditentukan yaitu awal atau di akhir pelajaran.

2. Evaluasi Sub Sumatif Semester Gasal

Evaluasi ini dilaksanakan pada pertengahan cawu dengan maksud

untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam menempuh pelajaran selama

setengah cawu. Adapun kegunaannya adalah untuk mendorong semangat

siswa agar lebih aktif dalam belajar, kemudian siswa yang mempunyai

nilai kurang diharapkan siswa akan lebih aktif dan rajin belajar guna

mengejar ketinggalannya.

3. Evaluasi Tes Semester Gasal

Evaluasi ini dilakukan pada akhir cawu guna mengetahui hasil

belajar siswa selama satu semester. Hasil belajar ini dikomulatifkan

Page 100: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

82

dengan nilai kokurikuler dan sub sumatif yang kemudian juga harus

dilaksanakan oleh guru untuk memberikan dorongan dan motivasi belajar

anak.

4. Evaluasi Belajar Tahap Akhir

Evaluasi ini dilakasanakan bila siswa telah menduduki kelas III

dalam catur wulan sembilan. Pelaksanaan UAS (ujian akhir sekolah)

berada di bawah departemen agama, khususnya MTs Yakti Tegalrejo

dilaksanakan tiga tahap, yaitu:

a. Evaluasi Belajar Tahap Akhir.

Diselenggarakan oleh KEMENAG (Kementerian Agama) dan

diujikan bidang studi yang sama dengan UAN (Ujian Akhir Nasional)

dengan ditambah tiga bidang studi, yaitu Al-Qur'an, bahasa Arab, dan

fiqh. Nilai ini dimasukkan dengan tes sumatif semester. Nilai

dimasukkan ke dalam STTB (Surat Tanda Tamat Belajar).

b. Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS).

EBTANAS yang dimaksud oleh pemerintah secara nasional,

sedang hasilnya ditulis dalam daftar UAN (Ujian Akhir Nasional)

murni atau DANEM (Daftar Nilai Evaluasi Belajar Murni).

c. Evaluasi Belajar Tahap Akhir Berkala (UAM)

UAS berkala ini juga diselenggarakan oleh Kementerian

Agama, dengan bidang studi yang diujikan tujuh bidang studi yaitu:

Aqidah Akhlak, Fiqh, Bahasa Arab, SKI, Kertangkes, PKn dan IPA.

Nilai yang tertera dalam STTB MTs Yakti Tegalrejo 21 bidang

studi, yang terdiri dari 3 bidang studi UAN, 13 bidang studi UAS berkala

dan 3 bidang studi lainnya, yaitu: ketrampilan, kesenian, bahasa daerah.

Page 101: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

83

Nilai 3 bidang studi tersebut diambilkan dari hasil tes sumatif pada

semester VI.

D. Penyajian Data

Untuk memperoleh beberapa hal yang berhubungan dengan tujuan

penelitian, maka pada tanggal 30 Oktober 2013, peneliti membagikan

sejumlah angket kepada siswa dengan ijin kepala sekolah. Kemudian untuk

memperoleh data penulis deteksi dengan menggunakan sejumlah pertanyaan,

selanjutnya penulis laporkan hasil angket yang telah penulis sebarkan.

1. Daftar Nama Responden

Dalam daftar responden berisi nama-nama siswa yang mewakili

dari jumlah keseluruhan siswa dan dijadikan objek penelitian. Untuk lebih

jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel:

Tabel 3.7 Daftar Nama Siswa (Responden)

MTs. Yakti Tegalrejo Tahun 2013 No. Kelas VII No. Kelas VIII No. Kelas IX

1 A. Habbi Lathof 16 Fadhul Anam 31 Hari Suryanto 2 Afham Khabiba R 17 Eka Wahyu Aprilia 32 Joko Nur Faizin 3

Alfeni Rafiyanti 18 Desi Puji Astuti 33 Ahmad

Mauhibur 4

Fahrur Lisdiantoro 19 Agung Tri

Laksono 34 M. Aji

Panuntun 5 A. Mushofan 20 Andri Joko P. 35 Bayu Aji

Khasnafi 6

A. Mauliya 21

Devi Nadlirotul M. 36 Azimatul

Azizah 7 Linasari 22 Indah Prasetyawati 37 Khusnul

Khotimah 8 Agus Setiawan P 23 Aris Eka P. 38 Fatra Achmad

Aqil

bersambung.....

Page 102: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

84

No. Kelas VII No. Kelas VIII No. Kelas IX

9 Eko Saputro 24 Avi Laelasari 39 A. Munji Sabily 10 Faridhatul A. 25 Hesti F. Astuti 40 Fakhri Husaini 11 Ahmad Buchari 26 Erik Afrian C. 41 Fatna Suryani 12 Akhmad Mudlofar 27 Aida Hidayatul F. 42 Adi Setiawan 13 Fina Lativah 28 Fatwa Faridza 43 Afni Nurohmah 14 Chumedi 29 Ani Wulan R. 44 Bagas D.

Siswanto 15 Deny Putra S. 30 Budi Ananto 45 Eka Larasati

Jumlah Total Responden 45 Siswa

Sumber: daftar siswa-siswi MTs. Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran 2012/2013

2. Data Angket tentang Kompetensi Paedagogik Guru Wiyata Bakti

Adapun kisi-kisi instrumen angket tentang kompetensi paedagogik

guru wiyata bakti, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8

Kisi-kisi Instrumen

Angket Kompetensi Paedagogik Guru Wiyata Bakti

Konsep Dasar

Komponen Indikator No. Item

Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

- Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual.

- Guru seharusnya memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina

- Guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas

1 3 4 6

PP No. 74 Tahun 2008 tentang Guru

Pemahaman terhadap peserta didik

- Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak

- Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar belakang pribadi anak

2 9

sambung.....

bersambung.....

Page 103: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

85

Konsep Dasar

Komponen Indikator No. Item

- Guru dapat membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam usia yang dialami anak

Pengembangan kurikulum atau silabus

Guru memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah

7

Perancangan pembelajaran

Guru memiliki merencanakan sistem pembelajaran yang memamfaatkan sumber daya yang ada

5 8 10 11

Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan menyenangkan

12 13

Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Guru menggunakan teknologi sebagai media

14 15

Evaluasi shasil belajar

Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan

16 17 18

Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

Guru memiliki kemampuan untuk membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki

19 20

3. Data tentang Prestasi Belajar Siswa MTs Yakti Tegalrejo Tahun 2013

Data diambil dari jumlah rata-rata nilai raport beberapa siswa yang

mewakili dari keseluruhan jumlah siswa mulai dari kelas VII sampai

dengan kelas IX, untuk lebih jelasnya berikut ini penulis sajikan data

tersebut dalam bentuk tabel berikut ini:

sambungan.....

Page 104: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

86

Tabel 3.9

Data Prestasi Belajar Siswa

MTs. Yakti Tegalrejo Tahun 2013

No Nama Nilai Rata-rata Raport

1 A. Habbi Lathof 72 2 Afham Khabiba R 82 3 Alfeni Rafiyanti 79 4 Fahrur Lisdiantoro 80 5 A. Mushofan 68 6 A. Mauliya 78 7 Linasari 87 8 Agus Setiawan P 73 9 Eko Saputro 77 10 Faridhatul A. 80 11 Ahmad Buchari 72 12 Akhmad Mudlofar 77 13 Fina Lativah 79 14 Chumedi 83 15 Deny Putra S. 70 16 Fadhul Anam 73 17 Eka Wahyu Aprilia 78 18 Desi Puji Astuti 79 19 Agung Tri Laksono 71 20 Andri Joko P. 73 21 Devi Nadlirotul M. 79 22 Indah Prasetyawati 80 23 Aris Eka P. 72 24 Avi Laelasari 75 25 Hesti F. Astuti 79 26 Erik Afrian C. 73 27 Aida Hidayatul F. 76 28 Fatwa Faridza 81 29 Ani Wulan R. 82 30 Budi Ananto 72

bersambung.....

Page 105: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

87

No Nama Nilai Rata-rata Raport

31 Hari Suryanto 74 32 Joko Nur Faizin 78 33 Ahmad Mauhibur 80 34 M. Aji Panuntun 75 35 Bayu Aji Khasnafi 77 36 Azimatul Azizah 82 37 Khusnul Khotimah 84 38 Fatra Achmad Aqil 75 39 A. Munji Sabily 78 40 Fakhri Husaini 85 41 Fatna Suryani 86 42 Adi Setiawan 77 43 Afni Nurohmah 79 44 Bagas Dhamar Siswanto 81 45 Eka Larasati 85

sambungan.....

Page 106: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

88

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Variasi Tingkat Kompetensi Pedagogi Guru Wiyata Bakti

Langkah-langkah yang diambil untuk menemukan tentang hubungan

kompetensi pedagogi guru wiyata bakti, sebagai berikut :

1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar

rating scale pada variabel hubungan kompetensi pedagogi guru wiyata

bakti.

2. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket dan

3. Memprosentasikan jawaban

4. Menginterprestasikan hasil persentase jawaban responden

Untuk menganalisis poin pertama digunakan persentase dengan rumus :

%100×=NFP

Keterangan :

P = Persentase

F = Frekuensi

N = Jumlah responden (Sudijono, 2000:40)

Page 107: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

89

Tabel 4.1

Daftar Distribusi Frekuensi

Kompetensi Pedagogi Guru Wiyata Bakti MTs. Yakti Tegalrejo

No. Urut

No. Responden

Skor Jawaban Angket

No. Urut

No. Responden

Skor Jawaban Angket

1 001 69 24 024 88

2 002 64 25 025 91

3 003 67 26 026 86

4 004 70 27 027 91

5 005 71 28 028 88

6 006 72 29 029 87

7 007 71 30 030 86

8 008 72 31 031 87

9 009 77 32 032 92

10 010 74 33 033 97

11 011 71 34 034 104

12 012 80 35 035 105

13 013 79 36 036 106

14 014 84 37 037 101

15 015 75 38 038 102

16 016 82 39 039 105

17 017 85 40 040 102

18 018 90 41 041 105

19 019 89 42 042 106

20 020 86 43 043 107

21 021 87 44 044 110

22 022 84 45 045 109

23 023 89

Dari data di atas dapat di cari skor tertinggi dan terendah kemudian

dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :

Page 108: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

90

KiXrXti 1+−

=

Keterangan : i : Interval Xt : Nilai tertinggi Xr : Nilai terendah Ki : Kelas interval (tinggi, sedang, rendah). (Sudijono, 2000)

Dari data hasil angket kompetensi pedagogi guru wiyata baktis,

diperoleh nilai tertinggi adalah 110, dan nilai terendah adalah 64. Dengan

menggolongkan data tersebut ke dalam 3 kelas maka dapat diketahui inteval

kelasnya, yaitu:

3164110 +−

=i 6,153

47== = 16 (dibulatkan)

Jadi jelas bahwa variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi,

sedang, rendah sebagai berikut :

1. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 98 – 114

2. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 81 – 97

3. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 64 – 80

Kemudian dicari prosentasi tentang kompetensi pedagogi guru wiyata

bakti MTs Yakti Tegalrejo Magelang. Hal ini menggunakan rumus

Persentase, sebagai berikut :

%100XNFP =

1. Untuk kategori tinggi tentang kompetensi pedagogi guru wiyata ada 12

responden :

%1004512

× = 26,7 %

Page 109: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

91

2. Untuk kategori sedang tentang kompetensi pedagogi guru wiyata ada 14

responden :

%1004514

× = 31,1 %

3. Untuk kategori rendah tentang kompetensi pedagogi guru wiyata ada 19

responden :

%1004519

× = 42,2 %

Untuk lebih jelas sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

kompetensi pedagogi guru wiyata bakti MTs Yakti Tegalrejo Magelang.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Jawaban

Kompetensi Pedagogi Guru Wiyata Bakti

MTs Yakti Tegalrejo Magelang

No Kompetensi Pedagogi Guru Wiyata Bakti

Interval Frekuensi Persentase

1 2 3

Tinggi Sedang Rendah

98 – 114 81 – 97 64 – 80

12 14 19

26,7 % 31,1 % 42,2 %

45 100 %

Dari perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa

kompetensi pedagogi guru wiyata bakti tinggi adalah 26,7 % dengan jumlah

12 siswa, kompetensi pedagogi guru wiyata bakti sedang sebanyak 14 siswa

dengan persentase 31,1 %, kompetensi pedagogi guru wiyata bakti dengan

kategori rendah 42,2 % dengan jumlah 19 siswa. Dengan demikian

kompetensi pedagogi guru wiyata bakti adalah rendah.

Page 110: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

92

B. Variasi Tingkat Prestasi Belajar Siswa

Dalam menganalisis data prestasi belajar siswa yang diambil dari

observasi tidak langsung (mengambil nilai rata-rata raport). Untuk mengetahui

tentang prestasi belajar siswa. Adapun langkah-langkah yang diambil adalah

sebagai berikut :

1. Membuat tabel daftar nilai raport dalam daftar rating scale tentang

prestasi belajar siswa.

2. Membuat tabel distribusi frekuensi tentang prestasi belajar siswa.

3. Memprosentasikan prestasi belajar siswa.

4. Menginterprestasikan hasil persentase prestasi belajar responden.

Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi

Prestasi Belajar Siswa MTs. Yakti Tegalrejo Semester I Tahun Pelajaran 2012-2013

No. Urut

No. Responden

Nilai Raport

No.

Urut No.

Responden Nilai

Raport 1 001 72 16 016 73 2 002 82 17 017 78 3 003 79 18 018 79 4 004 80 19 019 71 5 005 68 20 020 73 6 006 78 21 021 79 7 007 87 22 022 80 8 008 73 23 023 72 9 009 77 24 024 75 10 010 80 25 025 79 11 011 72 26 026 73 12 012 77 27 027 76 13 013 79 28 028 81 14 014 83 29 029 82 15 015 70 30 030 72

Page 111: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

93

No. Urut

No. Responden

Nilai Raport

No.

Urut No.

Responden Nilai

Raport 31 031 74 39 039 78 32 032 78 40 040 85 33 033 80 41 041 86 34 034 75 42 042 77 35 035 77 43 043 79 36 036 82 44 044 81 37 037 84 45 045 85 38 038 75

Dari data di atas dapat di cari skor tertinggi dan terendah kemudian

dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :

KiXrXti 1+−

=

Keterangan : i : Interval xt : Nilai tertinggi xr : Nilai terendah ki : Kelas interval (tinggi, sedang, rendah). (Sudijono, 2000)

Dari data prestasi belajar siswa, diperoleh nilai tertinggi adalah 87, dan

nilai terendah adalah 68. Dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 3

kelas maka dapat diketahui inteval kelasnya, yaitu:

316887 +−

=i

66,6320

==i ⇒ dibulatkan : 7

Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi,

sedang, rendah sebagai berikut :

1. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 84 – 91

Page 112: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

94

2. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 76 – 83

3. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 65 – 75

Kemudian dicari prosentasi frekuensi prestasi belajar siswa. Hal ini

menggunakan rumus Persentase sebagai berikut :

%100XNFP =

1. Untuk kategori tinggi tentang prestasi belajar siswa antara ada 5

responden:

%100455 XP = = 11,1 %

2. Untuk kategori sedang tentang prestasi belajar siswa ada 25 responden:

%1004525 XP = = 55,5 %

3. Untuk kategori rendah tentang prestasi belajar siswa ada 15 responden:

%1004515 XP = = 33,3 %

Untuk lebih jelas peneliti sampaikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi tentang prestasi belajar siswa.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa

MTs. Yakti Tegalrejo

Semester I Tahun Pelajaran 2012-2013

No Prestasi Belajar Siswa Interval Frekuensi Persentase

1

2

3

Tinggi

Sedang

Rendah

84 – 91

76 – 83

68 – 75

5

25

15

11,1

55,5

33,3

45 100 %

Page 113: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

95

Dari perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar siswa tinggi adalah 11,1% dengan jumlah 5 siswa, prestasi belajar

siswa sedang sebanyak 25 siswa dengan persentase 55,5%, prestasi belajar

siswa dengan kategori rendah 33,3% dengan jumlah 15 siswa. Dengan

demikian hubungan kompetensi pedagogi guru wiyata bakti dengan prestasi

belajar siswa adalah sedang.

C. Analisis Uji Hipotesis

Dalam analisis ini bertujuan untuk embuktikan apakah hipotesis yang

telah diajukan dapat diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang akan

dibuktikan adalah “Adakah hubungan antara kompetensi pedagogi guru

wiyata bakti dengan prestasi belajar siswa, semakin baik kompetensi guru

wiyata bakti yang dimilikinya, maka akan semakin baik pula prestasi belajar

siswa MTs Yakti Tegalrejo Magelang”.

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti menggunakan rumus korelasi

product moment angka kasar. Selanjutnya untuk lebih memudahkan

penganalisaan peneliti membuat tabel persiapan sebagai berikut :

Page 114: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

96

Tabel 4.5 Daftar Nilai Variabel X dan Variabel Y

No. Responden x y Σ 1 001 69 72 141 2 002 64 82 146 3 003 67 79 146 4 004 70 80 150 5 005 71 68 139 6 006 72 78 150 7 007 71 87 158 8 008 72 73 145 9 009 77 77 154 10 010 74 80 154 11 011 71 72 143 12 012 80 77 157 13 013 79 79 158 14 014 84 83 167 15 015 75 70 145 16 016 82 73 155 17 017 85 78 163 18 018 90 79 169 19 019 89 71 160 20 020 86 73 159 21 021 87 79 166 22 022 84 80 164 23 023 89 72 161 24 024 88 75 163 25 025 91 79 170 26 026 86 73 159 27 027 91 76 167 28 028 88 81 169 29 029 87 82 169 30 030 86 72 158 31 031 87 74 161 32 032 92 78 170 33 033 97 80 177 34 034 104 75 179 35 035 105 77 182 36 036 106 82 188 37 037 101 84 185 38 038 102 75 177 39 039 105 78 183 40 040 102 85 187 41 041 105 86 191 42 042 106 77 183 43 043 107 79 186 44 044 110 81 191 45 045 109 85 194

Page 115: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

97

Tabel 4.6 Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Nilai Kompetensi Pedagogi Guru Wiyata

Bakti dan Prestasi Belajar Siswa No. Resp X y x2 y2 xy

1 69 72 4761 5184 4968 2 64 82 4096 6724 5248 3 67 79 4489 6241 5293 4 70 80 4900 6400 5600 5 71 68 5041 4624 4828 6 72 78 5184 6084 5616 7 71 87 5041 7569 6177 8 72 73 5184 5329 5256 9 77 77 5929 5929 5929 10 74 80 5476 6400 5920 11 71 72 5041 5184 5112 12 80 77 6400 5929 6160 13 79 79 6241 6241 6241 14 84 83 7056 6889 6972 15 75 70 5625 4900 5250 16 82 73 6724 5329 5986 17 85 78 7225 6084 6630 18 90 79 8100 6241 7110 19 89 71 7921 5041 6319 20 86 73 7396 5329 6278 21 87 79 7569 6241 6873 22 84 80 7056 6400 6720 23 89 72 7921 5184 6408 24 88 75 7744 5625 6600 25 91 79 8281 6241 7189 26 86 73 7396 5329 6278 27 91 76 8281 5776 6916 28 88 81 7744 6561 7128 29 87 82 7569 6724 7134 30 86 72 7396 5184 6192 31 87 74 7569 5476 6438 32 92 78 8464 6084 7176 33 97 80 9409 6400 7760 34 104 75 10816 5625 7800 35 105 77 11025 5929 8085 36 106 82 11236 6724 8692 37 101 84 10201 7056 8484 38 102 75 10404 5625 7650 39 105 78 11025 6084 8190 40 102 85 10404 7225 8670 41 105 86 11025 7396 9030 42 106 77 11236 5929 8162 43 107 79 11449 6241 8453 44 110 81 12100 6561 8910 45 109 85 11881 7225 9265 Σ 3943 3496 353031 272496 307096

Page 116: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

98

x = 3943 y = 3496 x 2 = 353031 y 2 = 272496 xy = 307096

( )( )( ){ } ( ){ }2222 yyNxxN

yxxyNrxyΣ−ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ=

( )( )( ){ } ( ){ }22 349627249645394335303145

3496394330709645

−×−×

−×=xyr

{ }{ }122220161226232015547249158863951378472813819320

−−−

=xyr

( )( )4030433914634592

=xyr

4136689403834592

=xyr

116914,2434592

=xyr = 0,2958 ⇒ dibulatkan 0,296

D. Analisis Korelasi Product Moment

Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel x dan y diketahui,

maka untuk mengetahui dapat dan tidaknya hipotesis diterima atau tidak harus

dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat

dalam tabel nilai r product moment sehingga dapat diketahui bahwa rhitung

dengan rtabel signifikan atau tidak.

Hal ini dikarenakan bila rhitung sama dengan atau lebih besar dari

rtabel, maka rhitung dapat dikatakan signifikan. Sesuai dengan data responden

sebanyak 45 orang maka dapat dilihat dalam tabel nilai-nilai r product moment

adalah pada taraf 5 % = 0,294. Sehingga diperoleh perbandingan berdasar

tabel nilai yang diperoleh ialah : 0,296 > 0,294 pada taraf signifikan 5 %

(dikarenakan bila rhitung sama dengan atau lebih kecil dari rtabel sesuai dengan

data responden sebanyak 45 orang). Dari analisis data tersebut maka hipotesis

Page 117: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

99

kerja (Ha) yang berbunyi "ada hubungan positif dan signifikan antara

hubungan kompetensi pedagogi guru wiyata bakti dengan prestasi belajar

siswa di MTs. Yakti Tegalrejo, Kec. Tegalrejo, Kab. Magelang Tahun 2013”,

diterima. Pada taraf 1 % = 0,380 diperoleh perbandingan berdasarkan tabel

nilai yang diperoleh ialah : 0,294 < 0,380 maka hipotesis nol (Ho) yang

berbunyi : "Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi

pedagogi guru wiyata bakti dengan prestasi belajar siswa di MTs. Yakti

Tegalrejo, Kec. Tegalrejo, Kab. Magelang Tahun 2013", sehingga Ho ditolak.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa Ha ada

hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogi guru wiyata bakti

dengan prestasi belajar siswa di MTs. Yakti Tegalrejo, Kec. Tegalrejo, Kab.

Magelang Tahun 2013", dan Ho tidak ada hubungan positif dan signifikan

antara kompetensi pedagogi guru wiyata bakti dengan prestasi belajar siswa di

MTs. Yakti Tegalrejo, Kec. Tegalrejo, Kab. Magelang Tahun 2013. Jadi

semakin tinggi kompetensi pedagogi guru maka semakin tinggi pula prestasi

belajar siswa dan sebaliknya.

Page 118: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

100

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Variasi tingkat kompetensi pedagogi guru wiyata bakti di MTs. Yakti

Tegalrejo, Kabupaten Magelang Tahun 2012/2013 adalah kategori tinggi

sebesar 26,7 %; kategori sedang sebesar 31,1 %; kategori rendah sebesar

42,2 %.

2. Variasi tingkat prestasi belajar siswa di MTs. Yakti Tegalrejo, Kabupaten

Magelang Tahun 2012/2013 adalah kategori tinggi sebesar 11,1 %;

kategori sedang sebesar 55,5 %; kategori rendah sebesar 33,3 %.

3. Ada hubungan yang signifikan antara kompetensi pedagogi guru wiyata

bakti dengan prestasi belajar siswa. Hal ini berdasarkan hasil data

perhitungan statistika bila rhitung sama dengan atau lebih besar dari r tabel

maka r hitung dapat dikatakan signifikan, dengan tingkat kepercayaan sesuai

dengan data responden sebanyak 45 orang maka dapat di lihat dalam tabel

nilai-nilai r product moment adalah pada taraf 5 % = 0,294 dan pada taraf

1 % = 0,380. Sehingga diperoleh perbandingan berdasar tabel nilai yang

diperoleh ialah 0,296 > 0,294 pada taraf signifikan 5 % sdan 0,380 < 0,294

pasda taraf 1 %. Hal ini berarti, semakin tinggi variasi kompetensi

pedagogi guru wiyata bakti ada hubungannya secara signifikan dengan

prestasi belajar siswa.

B. Saran

1. Guru

Hendaklah para guru baik yang berstatus wiyata bakti maupun

PNS perlu meningkatkan lagi kompetensi pedagogi dalam pengelolaan

Page 119: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

101

pembelajaran lebih baik, berusaha meningkatkan segala kemampuan

dengan selalu menambah ilmu pengetahuan serta berwawasan yang luas

agar dapat melayani siswa untuk meraih prestasi belajar dengan nilai yang

baik.

2. Siswa

Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas hendaknya para siswa

dapat berperan aktif dan terkontrol senantiasa tekun dalam mengikuti

proses belajar mengajar sehingga prestasi belajar memperoleh nilai yang

baik.

3. Sekolah

a. Untuk meningkatkan kualitas peserta didik, hendaknya pihak sekolah,

guru/pendidik harus mampu meningkatkan dan menanamkan sikap,

mental yang baik kepada anak didik (standar kompetensi). Di samping

itu pihak sekolah harus mampu memberikan sarana dan prasarana

yang dibutuhkan peserta didik untuk lebih meningkatkan semangat

belajarnya.

Page 120: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

102

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktis, Jakarta : Bina Aksara

Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Crow, Lester D. and Alice. 1985. Educational Psichology and Teaching. New York : Departement of Educational Brooklyn College.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Direktorat Profesi Pendidik Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. 2007. Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru (Sertifikasi Guru). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Djohar ed. Istianingsih. 2006. Guru, Pendidikan dan Pembinannya ( Penerapannya dalam Pendidkan dan UU Guru ). Yogyakarta: Grafita Indah.

Echols, John M. dan Hasan Shadly. 1987. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta : Gramedia.

Hadi, Sutrisno. 1995. Metodologi Research I. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

_________________. Metodologi Research II. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Hamalik, Oemar. 1991. Pendidikan Guru Konsep dan Strategi. Bandung: Mandar Maju.

Morgan, Cliford T. 1961. Intreduciton to Psycology, New York : Mc. Graw Hill Book Company Inc.

Mulyasa, Enco. 2007. Standar Kompetensi dan Sertisikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Nasution, S. 1982. Didaktik Asas-asas Mengajar. Bandung : Jemmars.

Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam I. Jakarta : Logos Wacana Ilmu.

Poerwadarminto, WJS. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Page 121: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

103

Purwanto, M. Ngalim. 1985. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Karya.

Roestiyah. 1986. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta : Bina Aksara.

Sabri, Alisuf. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Sahertian, Piet A. dan Ida Alaida Sahertian. 1990. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program inservice Education. Jakarta : Rifa Cipta.

Sardiman. 1998. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru. Jakarta : Rajawali.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudijono, Anas. 2000. Pengantar Statistik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sujana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.

Sujanto, Agus. 2004. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara.

Surahmad, Winarno. 1984. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito.

Surya, Muhammad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Suryabrata, Sumardi. 1969. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Usman, Muh. User 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya..

Wijaya, Cece dan A Tabrani Rusyan. 1991. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Yunus, Mahmud. 1989. Terjemah Al-Qur'an. Bandung : Al Ma'arif.

http://www.google.com/guru/wiyatabakti.html : konsistensi guru wiyata bakti

http://mahmuddin.wordpress.com/2008/03/19/kompetensi-pedagogik-guru-indonesia/

http://dewigusti.blogspot.com/

Page 122: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

104

Page 123: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

105

Page 124: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

106

Page 125: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

107

Page 126: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

108

Page 127: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

109

Page 128: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

110

Page 129: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

111

Page 130: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

112

Page 131: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

113

Page 132: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

114

Page 133: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

115

Lampiran 7

ANGKET PENELITIAN KOMPETENSI PEDAGOGI GURU WIYATA BAKTI

Nama : …………………… No. Responden : …………. Kelas : …………………… Jenis Kelamin : (P/L)

Petunjuk Pengisian: Bacalah pernyataan di bawah ini dan berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban sesuai dengan pendapat saudara. Alternatif jawaban yang disediakan adalah: Sangat Tinggi (ST) : 4 Rendah (R) : 2 Tinggi (T) : 3 Sangat Rendah (SR) : 1 No. Penyataan ST T R SR 1 Guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar

menguasai materi yang diajarkan.

2 Guru memberikan perlakuan kepada siswa sesuai dengan usia perkembangan siswa.

3 Guru dalam menyampaikan materi pelajaran disesuaikan dengan konteks kekinian.

4 Guru memiliki pengalaman dalam menerapkan metode pembelajaran aktif di kelas.

5 Guru memiliki rencana pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

6 Guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan.

7 Guru membuat alat evaluasi sesuai dengan materi yang sudah dikembangkan sdalam proses belajar mengajar.

8 Guru menginformasikan tentang materi yang akan disampaikan pada setiap pertemuan.

9 Guru memperhatikan keperbedaan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.

10 Guru menginformasikan kalender akademik yang akan dilewati satu semester.

11 Guru menginformasikan waktu pelaksanaan ujian

Page 134: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

116

No. Penyataan ST T R SR yang dilaksanakan oleh sekolah.

12 Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk bertanya tentang materi pelajaran.

13 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan tentang kesulitan-kesulitan belajar.

14 Guru menggunakan multi media dalam proses belajar mengajar.

15 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan media elektronik yang disediakan oleh sekolah.

16 Guru menyusun alat evaluasi sesuai dengan materi yang disampaikan pada saat proses belajar mengajar di kelas.

17 Guru memberikan penilaian hasil belajar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

18 Guru menyampaikan laporan hasil belajar kepada peserta didik.

19 Guru memberikan kesempatan untuk mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa.

20 Guru memberikan apresiasi bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa.

Page 135: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

117

Lampiran 8

Distribusi Frekuensi Kompetensi Pedagogi Guru Wiyata Bakti

MTs. Yakti Tegalrejo Jawaban Angket

No

No.

R

espo

nden

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Scor

e T

otal

N

omin

asi

1 001 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 69 C2 002 4 2 2 2 3 3 4 3 4 4 4 2 2 2 3 3 4 3 4 4 64 C3 003 4 2 2 3 4 3 2 4 4 4 4 2 2 3 4 3 2 4 4 4 67 C4 004 4 3 2 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 3 4 2 3 4 4 4 70 C5 005 4 3 2 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 3 4 2 3 4 4 4 71 C

6 006 4 2 2 3 4 3 3 4 4 4 4 2 2 3 4 3 3 4 4 4 72 C7 007 4 2 3 4 4 2 3 3 3 4 4 2 3 4 4 2 3 3 3 4 71 C8 008 4 2 3 4 3 2 4 2 4 4 4 2 3 4 3 2 4 2 4 4 72 C9 009 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 77 C10 010 4 2 2 3 3 3 4 3 4 4 4 2 2 3 3 3 4 3 4 4 74 C11 011 4 2 2 4 4 2 3 3 3 3 4 2 2 4 4 2 3 3 3 3 71 C

12 012 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 80 C13 013 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 79 C14 014 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 84 B15 015 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 75 C16 016 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 82 B17 017 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 85 B18 018 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 90 B

19 019 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 89 B20 020 4 4 2 4 3 4 3 4 3 2 4 4 2 4 3 4 3 4 3 2 86 B21 021 4 4 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 1 3 3 3 3 4 4 4 87 B22 022 4 1 2 3 4 4 3 4 3 3 4 1 2 3 4 4 3 4 3 3 84 B23 023 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 89 B24 024 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 88 B25 025 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 91 B26 026 4 2 2 3 3 4 3 3 2 4 4 2 2 3 3 4 3 3 2 4 86 B27 027 4 4 3 3 3 4 3 2 2 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 4 91 B28 028 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 88 B

Page 136: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

118

Jawaban Angket

No

No.

R

espo

nden

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Scor

e T

otal

N

omin

asi

29 029 4 2 3 3 2 3 3 2 3 4 4 2 3 3 2 3 3 2 3 4 87 B30 030 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 86 B31 031 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 87 B32 032 4 3 4 2 3 2 3 3 4 2 4 3 4 2 3 2 3 3 4 2 92 B33 033 4 2 2 3 4 2 3 4 4 4 4 2 2 3 4 2 3 4 4 4 97 B34 034 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 104 A

35 035 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 105 A36 036 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 106 A37 037 4 3 2 3 4 4 3 4 2 3 4 3 2 3 4 4 3 4 2 3 101 A38 038 4 4 2 3 4 3 3 4 2 3 4 4 2 3 4 3 3 4 2 3 102 A39 039 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 105 A40 040 4 3 2 2 4 3 3 3 3 4 4 3 2 2 4 3 3 3 3 4 102 A

41 041 4 3 2 2 4 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 4 3 4 3 3 105 A42 042 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 106 A43 043 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 107 A44 044 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 110 A45 045 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 109 A

Page 137: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

119

Lampiran 9 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa MTs. Yakti Tegalrejo, Magelang

No No. Resonden Nilai Nominasi 1 001 72 C 2 002 82 B 3 003 79 B 4 004 80 B 5 005 68 C 6 006 78 B 7 007 87 A 8 008 73 C 9 009 77 B 10 010 80 B 11 011 72 C 12 012 77 B 13 013 79 B 14 014 83 B 15 015 70 C 16 016 73 C 17 017 78 B 18 018 79 B 19 019 71 C 20 020 73 C 21 021 79 B 22 022 80 B 23 023 72 C 24 024 75 C 25 025 79 B 26 026 73 C 27 027 76 B 28 028 81 B 29 029 82 B 30 030 72 C 31 031 74 C 32 032 78 B 33 033 80 B 34 034 75 C 35 035 77 B 36 036 82 B 37 037 84 A 38 038 75 C 39 039 78 B 40 040 85 A 41 041 86 A 42 042 77 B 43 043 79 B 44 044 81 B 45 045 85 A

Page 138: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5128/1/SKRIPSI MERI HERAWATI _111 06 143...WIYATA BAKTI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. YAKTI

120

Tabel Nilai-nilai r Product Moment

Taraf Signif Taraf Signif Taraf Signif N 5% 1% N 5% 1% N 5% 1%

1 … … 26 0.388 0.496 55 0.266 0.345 2 … … 27 0.381 0.487 60 0.254 0.330 3 0.997 0.999 28 0.374 0.478 65 0.244 0.317 4 0.950 0.990 29 0.367 0.470 70 0.235 0.306 5 0.878 0.959 30 0.361 0.463 75 0.227 0.296 6 0.811 0.917 31 0.355 0.456 80 0.220 0.286 7 0.754 0.874 32 0.349 0.449 85 0.213 0.278 8 0.707 0.834 33 0.344 0.442 90 0.207 0.270 9 0.666 0.798 34 0.339 0.436 95 0.202 0.263

10 0.632 0.765 35 0.334 0.430 100 0.195 0.256

11 0.602 0.735 36 0.329 0.424 125 0.176 0.230 12 0.576 0.708 37 0.325 0.418 150 0.159 0.210 13 0.553 0.684 38 0.320 0.413 175 0.148 0.194 14 0.532 0.661 39 0.316 0.408 200 0.138 0.181 15 0.514 0.641 40 0.312 0.403 300 0.113 0.148

16 0.497 0.623 41 0.308 0.398 400 0.098 0.128 17 0.482 0.606 42 0.304 0.393 500 0.088 0.115 18 0.468 0.590 43 0.301 0.389 600 0.080 0.105 19 0.456 0.575 44 0.297 0.384 700 0.074 0.097 20 0.444 0.561 45 0.294 0.380 800 0.070 0.091

21 0.443 0.579 46 0.291 0.376 900 0.065 0.086 22 0.423 0.537 47 0.288 0.372 1000 0.062 0.081 23 0.413 0.526 48 0.284 0.368 24 0.404 0.515 49 0.281 0.364 25 0.396 0.505 50 0.279 0.361