HUBUNGAN ANTARA KENDALI EMOSI KETIKA MENARI...

126
HUBUNGAN ANTARA KENDALI EMOSI KETIKA MENARI DAN KOMPETENSI MENARI PADA SISWA-SISWI SENI TARI JAWA DI SMK NEGERI 8 (SMKI) SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: Elli Adar Setitriana NIM: 019114046 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 i

Transcript of HUBUNGAN ANTARA KENDALI EMOSI KETIKA MENARI...

HUBUNGAN ANTARA KENDALI EMOSI KETIKA MENARI DAN

KOMPETENSI MENARI PADA SISWA-SISWI SENI TARI JAWA

DI SMK NEGERI 8 (SMKI) SURAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh:

Elli Adar Setitriana

NIM: 019114046

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

i

Beri aku hikmat

Untuk mengembangkan ilmuku

Beri aku taat

Untuk menyelesaikan tugasku

Beri aku rasa

Untuk kesabaran menghadapinya

Beri aku raga

Untuk kesehatan dalam melaluinya

Beri aku pikir untuk menuangkan dalam kata

Beri aku mata

Untuk membuka hati dan jiwa....

akan kritik dan pendapat yang ada

Terimakasih Bapa ............

Engkau membuat segala sesuatu indah pada waktunya

Bahkan Engkau memberikan kekekalan dalam hati kami.

Tapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah

dari awal sampai akhir (Pengkotbah 3:11)

Hingga kami merasakan sendiri

Engkau membuat segala sesuatu indah pada waktunya

Seperti tarian sukma dalam senandung alunan gerak raga

Terimakasih Bapa....

iv

Hasil karya dalam skripsi ini saya persembahkan kepada

Keluargaku tercinta

Kekasihku tersayang

Almamaterku Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

v

Pernyataan keaslian karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan

daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,

Elli Adar Setitriana

vi

ABSTRAK

Hubungan Antara Kendali Emosi Ketika Menari Dan Kompetensi Menari

Pada Siswa-siswi Seni Tari Jawa di SMK N 8 Surakarta (SMKI) Elli Adar Setitriana

Prodi Psikologi; Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Penari adalah salah satu komponen pokok dalam penyajian seni tari, sehingga dalam prakteknya, terutama dalam seni tari Jawa, penari diharapkan dapat menampilkan kompetensi menari yang baik. Kompetensi menari yang baik akan didapat apabila seorang penari memiliki kendali emosi yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, apakah ada hubungan antara kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa di SMK N 8 Surakarta atau SMKI.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III SMK N 8 Surakarta atau SMKI, dan jumlah subjek penelitian seluruhnya adalah 51 siswa. Alat ukur yang digunakan untuk mengungkap kendali emosi adalah skala kendali emosi, sedangkan kompetensi menari menggunakan data dokumentasi berupa daftar nilai praktek siswa ketika kelas II semester I dan II. Metode yang digunakan untuk menganalisis data yaitu korelasi Pearson Product Moment. Berdasarkan pengolahan data penelitian, hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa di SMK N 8 Surakarta dapat diterima. Koefisien korelasi (rxy) antara kendali emosi dan kompetensi menari adalah sebesar 0,494. Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari tersebut. Koefisien determinasi (r ) yang diperoleh adalah sebesar 0,244, menunjukkan bahwa kendali emosi ketika menari (variabel bebas) memberikan sumbangan efektif terhadap kompetensi menari (variabel tergantung) sebesar 24,4%.

2

vii

ABSTRACT

Correlation between Emotional Control In Dancing And Competence of

Javanese Dancing Art Students in SMK N 8 Surakarta (SMKI) Elli Adar Setitriana

Departement of Psychology; Faculty of Psychology Sanata Dharma Universitiy, Yogyakarta

Dancers are one of the most important component in dancing art presentation. So, in practice, specially in Javanese dancing art, dancers are expected to perform a good dancing competence. Competence result will be found if dancers have a good emotional control too. This research is intended to analyze whether there’s positive and significant relationship between emotional controlIn Dancing and dancing competence of Javanese dancing art students in SMK N 8 Surakarta or SMKI. The subject of this research is the students at third year of SMK N 8 Surakarta or SMKI, and total subject are 51 students.

Measuring instrument will be applied to express emotional control is scale consists, whereas, dancing competence score will be applied according to the data document in first and second semester at second year. The method which is used to analyze the data is pearson product moment correlation. Based on the data processing research, found that there is a positive correlation between emotional control in dancing and dancing competence of Javanese dancing art students in SMK N 8 Surakarta or SMKI is accepted. Coefficient of correlation (rxy) between emotional control in dancing and dancing competence are 0,494. It means that between those variable had positive dan significant correlation. Coefficient of determinant (r ) that is obtained by 0,244, indicating that emotional control in dancing (independent variable) giving effective contribution to dancing competence (dependent variable) equal to 24,4%.

2

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Bapa atas segala limpahan berkat dan kasih

karunia-Nya sehingga pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tepat

pada waktunya. Hal ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak yang terlibat. Semua bantuan yang telah diberikan sungguh sangat berarti

bagi penulis. Kiranya hanya beribu kata terima kasih yang mampu penulis berikan

dari lubuk hati yang terdalam kepada:

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma dan sekaligus selaku dosen penguji.

2. Ibu ML. Anantasari, S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing yang dengan

penuh kesabaran dan kasih sayang telah memberi pengarahan dan memberi

dukungan kepada penulis. Terima kasih banyak ya Bu Ari...

3. Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si., selaku dosen penguji

4. Dosen Psikologi, Bapak dan Ibu dosen terima kasih atas ilmu yang diberikan

dan bimbingan selama ini

5. Romo Gregorius, terimakasih ya Mo sudah mengajarkan meditasi dan sudah

mengajak jalan-jalan dengan teman-teman untuk refresing

6. Ibu Ruli, selaku guru pembimbing penulis dalam mengambil data di SMK N 8

Surakarta atau SMKI yang telah menerima penulis dengan baik di sekolah dan

memberi penjelasan materi yang dibutuhkan. Terima kasih ya Bu.. untuk

reverensi bukunya juga, semoga nanti bisa bertemu lagi di proyek selanjutnya.

7. Bapak Drs. Sumandiyo Hadi (Didik Nini Towok) yang telah memberikan

penjelasan tentang wiraga, wirama dan wirasa, dan tentang sharingnya.

Terimakasih sudah menyempatkan waktu menerima saya walaupun sibuk.

8. Teman-teman di SMK N 8 Surakarta atau SMKI yang rela pendapat

pribadinya di ambil oleh penulis, “ayo dik berjuang untuk kelulusan kalian,

saya doakan semuanya lulus dan jangan lupa undangan pagelarannya nanti

ya...”

ix

9. Teman-teman sanggar Bagong Kusudiarjo, terimakasih atas hari-hari yang

indah saat latihan disana dan atas komentar-komentar yang diberikan sehingga

memberikan ide bagi saya

10. Mb’Nanik dan M’Gandung, yang senantiasa membantu dalam proses

administrasi. M’Muji, yang selalu membantu dalam proses praktikum.

M’Doni, yang membantu mencarikan reverensi buku. Pak Gik “selamat Pak

Gik”

11. Staff Perpus Paingan yang terancam ramai karena kedatangan saya yang

selalu meminta bantuan dalam peminjaman buku, ada Mb’ Kristin yang imut

(karena kecil he...), Mas Sunu yang .... salam aja deh buat Dik Dinda dan istri,

Mas Suwadi yang suka memberi informasi, Mas Rahmadi yang selalu

nongkrong dengan walkmannya, Mas Jumar yang saya minta untuk cepat-

cepat fotokopi “maap ya mas”..., Mb’Nina ma Mb’Ning yang selalu

memberikan senyum termanis he..., Mb’ eni yang lagi ngajar bahasa inggris di

Extencion Course “maap ya mba i ga jadi bantuin natalan karyawan he...”

12. Keluargaku (home sweet home boo...) buat Bapak Pdt. Suparman dan Istri

he... maap ye...Eyi telat lulusnya, buat Ma’e jangan berisik terus dong pucing

nih...,buat M’Adi dan Mb’Ambar, serta M’Yanu dan Mb’Lia “terima kasih

buat subsidi yang diberikan, walau kadang aku suka maksa kalian, btw no

problemah... kan”, buat keponakanku yang Lucu-lucu A’ca dan A’tid ayo dik

cepet gedhe biar bisa bantuin tante. Buat Bul’Beta dan Lek’Mo “adem ayem

aja kan”, buat Nanta dan Wawa “jangan nakal ya nang, kasihan Bapak dan Ibu

ok...”

13. Oma, Opa, Om, Tante dan adik-adikku yang di Jogja, gimana kabarnya

keluarga besar bertambah ya dengan hadirnya si kembar

14. Yayang Cidol yang tersayang, makasih ya dah temenin aku kemana-mana buat

cari reverensi, ketilang dimana-mana karena belum ada SIM he...tempat

sampahku karena aku suka marah-marah dan ngambek, dan suka ngomel-

ngomel ga jelas... thanks ya selalu mewarnai hari-hariku karena tingkahmu

yang konyol, dan terima kasih karena sudah sabar mendampingiku sampai

detik ini, pasti nanti kalau PLJJ aku kangen banget ama kamu say...

x

15. Belu, “trims ya Bel buat masukan yang diberikan untuk skripsi saya, met jadi

mba’ sarjana juga deh”, buat Evi dan teman bimbingan Bu’Ari yang lain,

‘Ca...Yo!!!!’ semua”. Buat Mas Linggar, trims ya buat waktunya dan sudah

mau direcokin....

16. Siska, Nining, “gimana kabar kalian, kalian mau kerja dimana, makasih ya

untuk masukan kalian buat skripsiku dan buat canda-tawanya

17. Teman kos lamaku, ada Tari, Bia, Diana, Eni, Deasi, Emi, Cece, Lia, Cuprit,

Yeni, Bora, Sisil dan lain-lainnya gimana masih aman-aman saja kan di kos

he...terkhusus buat tari “ayo Ta cepet selesai cepet nikah biar aku punya

ponakan baru he...”

18. Teman kos baru dan sampai saat ini, ada Mb’Ium yang selalu menjadi temen

curhatku “ayo mba jalan-jalan, dan jangan suka mikir terlalu berat ya kalau

ada masalah”, buat Indah “ Ndah salam buat Hendrik dan Pe Ak ya he...”,

buat Yuli “peace girl”, buat Mb’Nita “kapan dedenya di ajak main”, buat Pii

“aloha gimana kabarnya kakak”, buat Agnes “ Dea tambah centil kayak

mamanya ga?”

19. Rita teman kosku terlama di Mrican, trims ya girls buat tumpangan tidurnya

dulu, ayo lulus-lulus pulang Nganjuk sudah ada yang melamar tuh

20. Ambo, yang telah meminjamkan komputer dan memberikan kasurnya

“Dimana kamu sekarang, dah pulang ke kampung halaman ya, makasih ya

buat semua”

21. Teman-teman Nav, thanks untuk hari-hari yang penuh damai dan sukacita

22. Teman-teman kosnya M’Wid, ada Hendrik, PeAk, Amang, Andre, Primus dll

“ayo cepet lulus biar kosnya ga tambah rusuh he...”

23. Teman-teman satu angkatan 2001, “Ca Yo..!!!!.”

24. Semua pihak yang ikut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

dan belum sempat penulis sebutkan, “Terima kasih semua, dan God Bless All”

Yogyakarta, ...........................

Penulis

Elli Adar Setitriana

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................... xii

DAFTAR SKEMA ....................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................... .... 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 7

BAB II. DASAR TEORI

A. Kompetensi Menari Pada Siswa-Siswi Seni Tari Jawa

1. Pengertian Kompetensi Menari Pada Penari Tari Jawa ......... 9

2. Aspek-aspek Kompetensi Menari Tari Jawa ................ 12

3. Elemen-elemen Tari Jawa .................................................... 14

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Menari Pada

Penari Tari Jawa ................................................................ 15

B. Kendali emosi

1. Pengertian Emosi ................................................................ 19

2. Pengertian Kendali Emosi ...................................................... 20

3. Aspek Kendali Emosi ............................................................. 22

xii

4. Kriteria Kendali Emosi Seseorang Diterima Secara Sosial ... 24

5. Tujuan Kendali Emosi ........................................................... 25

C. Hubungan Kendali Emosi Ketika Menari dan Kompetensi

Menari Pada Siswa-siswi Seni Tari Jawa .................................... 26

D. Hipotesis ............................................................................ 30

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 32

B. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................... 32

C. Definisi Variabel penelitian ..................................................... 32

D. Subjek Penelitian .......................................................................... 34

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ........................................... 34

F. Persiapan Alat Ukur ................................................................. 39

G. Teknik Analisis Data ................................................................. 41

BAB IV. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah Penelitian ....................................................... 42

B. Persiapan Penelitian

1. Perijinan ............................................................................... 43

2. Hasil Pelaksanaan Uji Coba

a. Validitas ......................................................................... 44

b. Reliabilitas ..................................................................... 45

C. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 46

D. Analisis Data

1. Deskripsi Data Penelitian ..................................................... 47

2. Analisis Data Penelitian ....................................................... 49

3. Uji Hipotesis ........................................................................ 51

E. Pembahasan ................................................................................ 52

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 60

B. Saran ........................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 62

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ 65

xiii

DAFTAR SKEMA

1. Skema Hubungan Antara Kendali Emosi Ketika Menari Pada Kompetensi Menari Pada Siswa-siswi Seni Tari Jawa di SMK N 8 (SMKI) Surakarta

..................................................................................................................... 31

xiv

DAFTAR TABEL

1. Norma Penskalaan ............................................................................. 34

2. Blue Print Aitem Kendali Emosi Sebelum Uji Coba ............................. 36

3. Standar Penilaian Kompetensi Menari ..................................................... 37

4. Blue Print Aitem Skala Kendali Setelah Uji Coba ............................. 45

5. Norma Kategorisasi Skala Penelitian ..................................................... 47

6. Norma Kategorisasi Skala Kendali Emosi dan Kompetensi Menari ........... 48

7. Rangkuman Data Kategorisasi Kendali Emosi dan Kompetensi Menari..... 49

xv

DAFTAR LAMPIRAN

A. Uji Coba

1. Skala Kendali Emosi Uji Coba .................................................... 66

2. Data Hasil Uji Coba ................................................................ 74

3. Reliabilitas dan Normalitas .................................................... 79

B. Penelitian

1. Skala Kendali Emosi Penelitian .................................................... 84

2. Data Hasil Penelitian ................................................................ 89

3. Data Akumulatif Tiap Aspek Kendali Emosi dan Data Akumulatif

Kompetensi Menari ................................................................ 95

4. Statistik Deskriptif dan Tabel Frekuensi ........................................ 97

5. Uji Normalitas dan Linearitas .................................................... 102

6. Diagram Linearitas ............................................................... 104

7. Uji Korelasi ........................................................................... 105

8. Uji Korelasi Tiap Aspek ............................................................... 106

C. Nilai Kompetensi Menari ............................................................... 107

D. Surat Penelitian dari Fakultas ............................................................... 109

E. Surat Keterangan Penelitian dari SMK N 8 Surakarta (SMKI) ........... 110

xvi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Seni tidak bisa dipisahkan dari hidup, karena seni merupakan

esensi hidup itu sendiri. Masalah yang paling pokok dalam semua seni adalah

nilai emosional. Dalam seni yang paling tepat untuk mengekspresikan dengan

gerakan adalah tari, sehingga untuk menciptakan tari orang harus belajar,

menghasilkan, dan mengetahui tentang gerakan (H’Doubler, 1985).

H’Doubler (dalam Kumorohadi, 1985) menjelaskan bila fungsi tari

sebagai pengalaman penting dalam kehidupan masyarakat kita, maka ini akan

menjadi tanggung jawab para pendidik. Hal ini berarti tari dalam program

pendidikan umum memberikan kesempatan pada setiap siswa untuk

merasakan bahwa tari dapat mempengaruhi perkembangan pribadinya dan

pertumbuhan jiwanya. Berdasarkan hal tersebut kita harus membuat suatu

teori struktur tubuh dan hukum tentang gerakan tubuh. Selain itu

mengapresiasi dan mengerti hubungan antara perasaan dan tindakan kita harus

tahu psikologi emosi dan bagian-bagian yang diekspresikan dalam gerakan.

Kehadiran bentuk sajian tari sendiri, tidak dapat lepas dari peran

penari sebagai penyaji tari, karena lewat penarilah bentuk sajian tari itu

ditampilkan, baik dalam bentuk fisik maupun bentuk ungkapnya, dalam hal ini

tubuh penari merupakan sarana ungkap atau instrument untuk mengungkapkan

karya tari.

1

2

Murgiyanto (1986) menjelaskan bahwa seorang penari di tuntut

beberapa persyaratan agar memiliki kondisi ukuran tubuh yang memadai,

yakni ukuran tubuhnya yang tidak gemuk, tidak pendek, atau idealnya

berukuran tubuh yang atletis. Ukuran tubuh yang ideal ini, pertama akan

memudahkan dan menyeimbangkan fungsi setiap organ tubuh dalam

mengungkapkan berbagai gerakan, dan kedua sudah dapat diterka oleh

siapapun bahwa setiap tarian akan lebih menarik jika dibawakan oleh

penarinya yang semampai. Para calon penari selain itu, harus memiliki dasar

kemampuan daya serap atau daya tangkap yang cepat dan tepat.

Gerak ekspresif dan ekspresi gerak seorang penari juga

menyangkut faktor psikologis, mekanisme tubuh dan mentalitas. Seorang

penari dalam hal ini, berarti akan menghasilkan gerak yang ekspresif apabila

memiliki ketajaman rasa dalam mengalirkan, mengendalikan, dan mengontrol

energinya pada otot setiap organ. Visualisasi bermacam-macam gerak

berkualitas selanjutnya akan tercapai jika penari memiliki ketajaman rasa

dalam memadukan atau menyelaraskan pengendalian dan pengontrolan energi

dengan pola irama dan pola ruangnya. Ekspresi gerak penari dengan

sendirinya akan tersampaikan dengan baik ke hadapan penonton, apabila

penari melakukan gerak yang ekspresif tersebut (Murgiyanto, 1986).

Penari yang memiliki dasar mentalitas positif menjadi persyaratan

penting bagi penari, terutama sikap-sikap mendasar yang berkaitan dengan

ketegaran, keuletan dan tidak cepat frustasi dalam menekuni dan menghadapi

hal-hal yang dianggap rumit atau sulit (Murgiyanto, 1986).

3

Murgiyanto (1986) menjelaskan mentalitas positif adalah ketika

seorang penari jiwanya stabil dan tidak emosional jika mendapat masalah,

sehingga penari akan terhindar dari demam panggung, serta hal mendasar

yang lainnya, dalam hal ini seorang penari benar-benar dituntut untuk dapat

mengendalikan emosi yang ada pada dirinya.

Pengertian tari Jawa dijelaskan Soeryodiningratan (2004) sebagai

gerak dari seluruh anggota badan yang selaras dengan banyak musik

(gamelan), serta diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan

dalam menari. Uraian tentang larasing jawi, keselarasan lahiriah ini, diikuti

dengan uraian tentang kekuatan batiniah (larasing batin), yang

memungkinkan orang mampu mempengaruhi nasib, yaitu dengan jalan

mengendalikan pikiran dan perasaan walaupun tentang ini dipandang sukar

melaksanakannya.

Gerakan ritmis penari tari Jawa ketika menari terjadi karena adanya

unsur keselarasan dalam seni tari yang mendukung kompetensi menari, unsur

tersebut yaitu wiraga yang merupakan bentuk kendali gerak kaki sampai

kepala, wirama yaitu berupa ritme atau tempo atau seberapa lama rangkaian

gerak ditarikan serta ketepatan perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya

irama, dan wirasa adalah berupa perasaan yang diekspresikan lewat raut muka

dan gerak, melalui pengendalian rasa atau emosinya dalam upaya menjiwai

tarian (H’Doubler dalam Kumorohadi, 1985).

Penyajian seni tari tersebut menjelaskan bahwa tari memiliki banyak

faktor yang mempengaruhi, selain faktor fisik terdapat juga faktor psikologis,

4

yaitu kendali emosi. H’Doubler (dalam Kumorohadi, 1985) berpendapat

bahwa, dalam seni tari, seperti juga dalam kenyataan, pengendaliannya adalah

sifa-sifat emosional. Kendali sifat-sifat emosional bila dipadukan dengan

intelektual kemudian dilaksanakan oleh fisik, maka semua kekuatan yang

dimiliki oleh seorang penari akan terlihat dan akan membentuk kepribadian

yang utuh.

Hurlock (1978) mengatakan bahwa kendali emosi berarti

mengarahkan energi emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat

diterima secara sosial. Kendali emosi selain mempelajari bagaimana cara

menangani rangsangan yang membangkitkan emosi, juga harus mempelajari

bagaimana cara mengatasi reaksi yang biasanya menyertai emosi tersebut.

Setiap orang dalam hal ini pasti memiliki tingkat kendali emosi, karena

manusia memiliki sifat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Kendali emosi yang optimal memungkinkan individu menampilkan

reaktivitas sosial yang baik. Reaktivitas sosial yang baik akan membuat

individu dapat memecahkan persoalan yang dihadapinya dengan cara yang

lebih baik. Kendali emosi ini meliputi pengendalian dari beberapa komponen

dasar emosi, antara lain kognitif, afektif dan perilaku (Eisenberg dan Fabes,

1994).

Hurlock (1973) mengemukakan bahwa kendali emosi terdiri dari

empat aspek, antara lain kendali pikiran, yaitu pengendalian yang melibatkan

pikiran dalam memberikan respon terhadap situasi yang menimbulkan emosi.

Kendali rasa, yaitu pengendalian gejolak perasaan yang menyertai suatu

5

pengalaman emosi. Kendali motorik, yaitu pengendalian perilaku tampak

meliputi perilaku verbal dan perilaku non verbal, dan kendali fisiologis, yaitu

meliputi kemampuan melegakan diri dari tekanan energi emosi yang

berpengaruh terhadap pengendalian reaksi fisiologis yang menyertai suatu

pengalaman emosi.

Blooms (dalam Departemen Pendidikan Nasional, 2003) menyatakan

bahwa, bentuk relevansi emosi dengan tari banyak diacu dalam keseluruhan

projek kompetensi, psikomotorik, kognitif dan afektif. Psikomotorik (level

dasar) dalam relevansinya berkenaan dengan aspek wiraga (dan sebagian

wirama), kognitif pada aspek wirama (dan sebagian wirasa), afektif pada

wilayah wirasa (yang dengan sendirinya menyangkut wiraga dan wirama).

Dalam perkembangannya standar kemampuan seorang penari jawa di satukan

dalam suatu standar kompetensi nasional bidang tari yang meliputi ketiga

wilayah penilaian diatas.

Timbul Haryono dalam seminarnya mengungkapkan bahwa seni tari

dan emosi sangat berhubungan, karena sejumlah ekspresi wajah, pandangan

mata, kostum, serta gerak tubuh merupakan bentuk dari ekspresi emosi dalam

diri seorang penari. Pendapat ini merupakan bentuk ulasan dari kitab Natya

Sastra (Kompas, 2006).

Brakel dan Ngaliman (1991) mengungkapkan juga bahwa uraian

tentang larasing jawi, yang merupakan keselarasan lahiriah dalam tari Jawa,

sangat berpengaruh terhadap keselarasan batiniah (larasing batin), yaitu

dengan jalan mengendalikan gerak, seorang penari juga telah melakukan

6

pengendalian pikiran dan perasaan, walaupun tentang ini dipandang sukar

melaksanakannya.

Hadi atau yang biasa disebut Didik Nini Thowok (dalam wawancara,

20 Juni 2006) juga menegaskan bahwa kendali emosi dan kompetensi menari

sangat berhubungan, seorang penari yang kurang memiliki kesabaran (kendali

emosi) dalam seni tari Jawa dituntut untuk sabar agar dapat melakukan

gerakan dengan luwes.

Teori diatas menegaskan bahwa seni tari Jawa lebih menekankan

tentang arti penting kendali emosi, maka peneliti tertarik melakukan penelitian

dalam bidang seni tari Jawa, walaupun kendali emosi diperlukan di semua tari.

Dari uraian diatas, peneliti ingin melihat adanya hubungan antara

kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari

Jawa. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMKI (Sekolah Menengah

karawitan Indonesia) atau sekarang di sebut dengan SMK 8 Surakarta.

Sekolah ini bertujuan untuk mempersiapkan siswanya menjadi tenaga kerja

tingkat menengah yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai

seniman tingkat menengah dibidang Seni Karawitan, Seni tari, dan Seni

Pedalangan.

Jurusan seni tari di SMK ini lebih menekankan pelatihan untuk tari

Jawa, selain itu sekolah ini menerapkan sistem penilaian kompetensi menari

pada penari tari Jawa. Subjek penelitian adalah siswa dan siswi kelas III

dengan pertimbangan mereka lebih banyak memperoleh ilmu praktek dan

teoritis dalam bidang seni tari Jawa.

7

B. RUMUSAN MASALAH

Adakah hubungan positif dan signifikan antara kendali emosi ketika

menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan

positif dan signifikan antara kendali emosi ketika menari dan kompetensi

menari pada siswa-siswi seni tari Jawa.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Apabila hipotesis ini terbukti, maka diharapkan penelitian ini dapat

memberikan informasi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan tentang

kendali emosi pada bidang Psikologi, juga sebagai referensi bagi peneliti

lain yang tertarik dengan penelitian tentang kendali emosi

2. Secara praktis penelitian ini dapat memberikan informasi tentang

hubungan kendali emosi dan kompetensi menari tentang arti pentingnya

pengendalian emosi dalam diri seseorang

a. Pelaku seni terutama penari tari Jawa

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan

wawasan yang dapat ditindak lanjuti bagi para penari, yaitu dengan

memperhatikan pentingnya kendali emosi seorang penari untuk

8

meningkatkan kompetensi menari, terutama dalam kompetensi menari

pada penari tari Jawa

b. Guru atau pelatih seni tari, terutama seni tari Jawa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengertian kepada guru atau pelatih seni tari, akan arti penting kendali

emosi dalam kompetensi menari, khususnya penari tari Jawa.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KOMPETENSI MENARI PADA SISWA-SISWI SENI TARI JAWA

1. Pengertian Kompetensi Menari Pada Siswa-Siswi Seni Tari Jawa

Pengertian kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa, akan

dijelaskan berdasarkan beberapa pengertian dari masing-masing istilah di

bawah ini.

Kompetensi dalam pengertian kamus besar Bahasa Indonesia (1990)

merupakan suatu kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan atau

memutuskan sesuatu. Kata ini berasal dari kata dasar kompeten yang berarti

kecakapan. Standar kompetensi menurut Departemen Pendidikan Nasional

(2003) merupakan standar pernyataan tentang ketrampilan, pengetahuan,

dan sikap kerja, yang harus dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu

pekerjaan atau tugas sesuai dengan yang dipersyaratkan.

Kompetensi menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003) adalah

mencari rumusan yang dapat disepakati bersama. Rumusannya itu sendiri

tak lain adalah rincian kemampuan seseorang dalam melakukan suatu

pekerjaan, berdasarkan pada pandangan masyarakat secara professional yang

dipahami atau disetujui baik oleh pelaku (actor) maupun pengguna (user).

Standar kompetensi bidang tari ini pun, punya tujuan yang serupa, yang

pada gilirannya akan dapat memberi acuan pada pelaku dan pengguna untuk

penentuan kualifikasi, sertifikasi, dan okupasinya agar keseimbangan atau

9

10

fairness bisa terciptakan (dalam Standar kompetensi menurut Departemen

Pendidikan Nasional, 2003).

Menari merupakan kata kerja dari tari, sedangkan tari sendiri dalam

Kamus besar Bahasa Indonesia (1990) berarti gerakan badan, mulai dari

tangan dansebagainya yang berirama dan biasanya diiringi bunyi-bunyian

antara lain sebagai contoh ialah musik, gamelan dan sebagainya.

Menari menurut Marti dan Tobie (dalam Suharto,1981) akan

memunculkan situasi kritis dan penuh arti, rasa dapat lebih baik dimengerti

dan dibawah kontrol, dan kontrol diri dapat diperluas kepada kontrol

keseimbangan diri naturalnya. Oleh karena itu menari itu sendiri berarti

melakukan tari, yaitu menggerakan badan dan sebagainya dengan berirama

dan seiring dengan bunyi-bunyian.

Siswa dan siswi dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990) berarti

murid-murid yang belajar di sekolah dari tingkat sekolah dasar sampai

tingkat lanjut.

Tari Jawa dijelaskan Soeryodiningratan (2004) merupakan gerak dari

seluruh anggota badan yang selaras dengan banyak musik (gamelan), diatur

oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam menari. Seni tari

adalah gerak terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi

manusia yang di dalamnya terdapat unsur keindahan wiraga atau tubuh,

wirama atau irama, wirasa atau penghayatan, dan wirupa atau ujud. Kutipan

Suryodiningratan adalah sebagai berikut:

11

“tari inggih punika ebahing sedaya saranduning badan, kasarengan ungeling gangsa katata pikantuk wiramaning gendhing, jumbuhing paseman keliyan pikajenging joged”.

Tari Jawa merupakan keindahan gerak anggota-anggota badan manusia

yang bergerak, berirama dan berjiwa atau dapat juga diberi arti bahwa tari

adalah keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang bergerak,

berirama dan berjiwa yang harmonis (Kusudiarjo, 1981). Bentuk, gerak,

irama dan jiwa yang dilahirkan oleh kekuatan jiwa manusia harus harmonis,

sebab harmoniasasi inilah yang melahirkan keindahan. Harmoni adalah

keselarasan, baik keselarasan gerak, suara, bentuk, warna garis dan lain

sebagainya. Untuk memuat harmoni harus dipergunakan perasaan dengan

didampingi pertimbangan-pertimbangan pikiran.

Tari Jawa menurut Soedarsono (1973) adalah ekspresi jiwa manusia

melalui gerakan-gerakan ritmis yang indah, gerak dan ritme sebagai

substansi dasar, tetapi gerak-gerak ritmis bukanlah tari apabila gerak itu

adalah gerak sehari-hari atau natural. Tatapi gerak-gerak ritmis itu harus

distilir (diatur) supaya indah. Perkataan indah disini bukan hanya berarti

bagus, tetapi indah berarti memberikan kepuasan pada orang lain. Gerakan

ritmis yang indah itu sebenarnya merupakan pancaran jiwa manusia, dan

jiwa itu berupa akal, kehendak dan emosi.

Berdasarkan uraian pengertian beberapa istilah di atas dapat

disimpulkan bahwa kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa

diartikan sebagai kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki

seseorang yang bertugas membawakan atau menyajikan tarian atau

12

menafsirkan dan mengekspresikan karya tari ke hadapan penonton , dalam

hal ini menari untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan

yang dipersyaratkan dalam tari Jawa yaitu memiliki kemampuan aspek

wiraga, wirasa dan wirama.

2. Aspek-aspek Kompetensi Menari Pada Siswa-siswi Seni Tari Jawa

Menurut Widodo (2005) beberapa aspek yang essensial yang harus

dikuasai atau dimiliki oleh seorang penari tari Jawa sebagai pola dasar yaitu:

a). Wiraga

Wiraga sering disebut kemampuan peragaan, merangkum di

dalamnya tentang kelenturan, penguasaan teknik gerak tari, dan

penguasaan ruang serta ungkapan gerak yang jelas dan bersih.

Murgiyanto (1983) menambahkan bahwa wiraga tertuju pada

ketrampilan memvisualisasikan setiap gerakan secara cermat dan tepat,

hal ini akan berkaitan dengan daya ingat (hafal), penguasaan teknik-

tekniknya dan dalam membentuk geraknya dalam ruang (posisi arah

hidup, arah gerak, jangkauan gerak, level-level dalam penampilan tubuh

dan lain-lain).

b). Wirama

Wirama adalah pengaturan tempo dan ritme yang penting yang

erat sekali hubungannya dengan irama. Irama yang timbul baik dari

iringannya ataupun irama yang langsung diatur oleh penari sendiri,

merupakan unsur waktu yang benar-benar harus dipahami dan dikuasai

13

oleh seorang penari. Irama merupakan titik tolak atau landasan untuk

mengatur irama, terutama mengatur tempo dan ritmenya. Hal ini agar

tarian yang dibawakannya terlihat dan terasa dinamikanya, sehingga

nilai-nilai yang terkandung pada tarian itu tetap utuh. Selanjutnya

penari mampu menguasai irama dan ketukan, serta perilaku untuk tetap

menghayati dan ikut merasakan setiap gerakan yang dilakukannya.

Begitu pula sebaliknya penari yang tidak baik adalah penari yang

bergerak (menurut) di luar irama tari dan iringan.

Murgiyanto (1983) mencoba mengungkap wirama sebagai

ketepatan dalam mengatur dan mengendalikan waktu pada setiap

geraknya, baik ritme atau sekuen-sekuen terkecil dari setiap geraknya,

tempo atau cepat lambat penyelesaian tiap-tiap rangkaian gerak maupun

meter atau ketepatan ketika adanya perubahan ritme gerak. Selain itu

perilaku diatur perilaku antara ketepatan pengaturan waktu

menggerakannnya dengan ketepatan dan keselarasan dengan pola irama

dari masuk pengiringnya.

c). Wirasa

Wirasa merupakan aspek yang bersifat rohaniah (kejiwaan)

yang memberikan dan mampu mendukung secara keseluruhan pada

tarian yang dibawakan. Di dalam wirasa atau penguasaan jiwa ini bagi

penari yang baik, wajib memiliki kemampuan daya peka yang tinggi,

antara lain: daya pikir, imajinasi, pemusatan pikiran, rasa, mental atau

14

laku yang disertai adanya keseimbangan dan kesinambuangan yang

luluh dari berbagai unsur atau elemen tari.

Pendapat Murgiyanto (1998) menambahkan bahwa wirasa

berkaitan dengan kemampuan menginterpretasikan isi tarian yang

disalurkan melalui pengendalian rasa atau emosinya dalam upaya

menjiwai tarian yang dibawakannya.

3. Elemen-elemen Dalam Tari Jawa

Elemen-elemen dalam tari Jawa adalah beberapa bagian yang

secara umum dilihat dalam tari Jawa. Elemen utama dalam tari adalah

gerak, bergerak adalah mengekspresikan pembebasan dari sesuatu yang

tidak enak. Gerak dalam tari merupakan simbolisasi, displacement maupun

katarsis. Bahkan secara ritual, gerak merupakan suatu sarana

mengekspresikan dan mengalihkan kekuatan, kesedihan, kemarahan,

kenikmatan, permohonan maupun ampunan. Melalui kegiatan ini seseorang

berlatih mengembangkan imajinasi untuk membuat suatu harmoni antara

ritme dan gerak (Iriani, 1998).

Kumorohadi (1985) menjabarkan beberapa elemen yang membantu

dalam menari, yaitu:

a. Struktur Anatomikal yang menentukan batas-batas reaksi gerak. Tubuh

mampu melakukan gerakan dengan tehnik kekuatan, kelembutan,

kwalitas, koordinasi dan penguasaan tehnik gerak (ketrampilan-

ketrampilan khusus)

15

b. Faktor-faktor psychological yang menentukan gerak merupakan

pertimbangan proses physico-chemikal dan system urat syaraf. Ini

adalah perlengkapan tingkah laku yang memiliki saluran-saluran reflek

serta kemungkinan aktivitas tak terbatas yang dapat dimodifikasi.

c. Perlengkapan mental meliputi tingkah laku psikis. Kesadaran seluruh

sensasi-sensasi dan juga kapasitas berpikir, merasakan, imaji dan

sebagainya, terletak dalam perlengkapan mental ini. Perlengkapan

mental merupakan peralatan bagi tafsir pengalaman serta

pengembangan perasaan akan nilai-nilai.struktur ini merupakan

substansi formatif dari yang mana memunculkan personalitas.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Menari Tari Jawa

Murgiyanto (1998) menjelaskan bahwa selain gerak ekspresif dan

ekspresi gerak, menari juga menyangkut faktor psikologis mekanisme tubuh.

Hal ini berarti bahwa, gerak yang ekspresif akan tercapai jika memiliki

ketajaman rasa dalam mengengalirkan, mengendalikan dan mengontrol

energinya dalam otot setiap organ tubuh.

Murgiyanto (1993) menambahkan bahwa faktor tari meliputi beberapa

hal, yaitu:

a. Bakat gerak

Bakat gerak adalah syarat yang paling penting bagi seorang penari,

akan tetapi bakat gerak harus didukung dengan pelatihan tehnik fiskal,

tetapi disamping itu masih banyak lagi kualitas lain yang harus

16

diperhatikan. Gerakan yang terkendali sangat menunjang penari tari

Jawa untuk membentuk gerakan yang luwes, faktor ini sangat

berhubungan dengan aspek kendali psikomotorik dalam kendali emosi

b. Kemampuan dramatik

Kemampuan akting atau kemampuan membawakan peran tertentu,

sangat penting terutama di dalam sebuah dramatari. Kemampuan

dramatik melibatkan konsentrasi pikiran dan penjiwaan terhadap pesan

dari isi tarian, dengan kendali pikiran dan rasa maka seorang penari

akan mampu membawakan dan menghayati peran dalam sebuah tarian.

c. Rasa pentas, atau rasa ruang

Rasa merupakan bakat yang membuat seorang penari secara

spontan memperoleh keseimbangan pentas dan mampu memahami apa

yang dirasakan oleh penonton. Sekaligus mampu pula melakukan

berbagai masalah kecil yang membuat pertunjukkan menjadi baik.

Dengan mengetahui tempat pentas dan ruang, penari akan mampu

melihat batas gerak ruang yang akan ditempati, hal ini terjadi ketika

penari dapat melakukan kendali psikomotorik, pikiran dan perasaan.

d. Rasa irama

Rasa irama atau bakat musikal sangat penting. Kemampuan

membedakan frase-frase yang menjadi bagian pokok dari musik

merupakan keharusan bagi seorang seniman tari. Seorang penari harus

bergerak seirama dengan ketukan musiknya ataupun di sela-sela

ketukan.

17

Tari Jawa dan tari tradisi misalnya, rasanya tak masuk akal jika ada

penari yang tak dapat mengenali bunyi kenong, kempul, dan gong

ataupun tak dapat mengenali irama pukulan gendang pengiringnya.

Rasa irama terjadi apabila penari mampu fokus dalam melakukan

sebuah gerakan, dan mampu menjiwai alunan pengiring tari, hal ini

merupakan bentuk perpaduan kendali pikiran, kendali psikomotorik dan

kendali rasa.

e. Daya ingat (aspek pikiran)

Daya ingat sangat penting pada diri seorang penari, sebab seorang

penari yang pelupa bisa mengakibatkan seluruh komposisi berantakan,

apalagi dalam tarian tunggal. Seorang penari yang memiliki kebiasaan

pelupa dapat menghilangkan konsentrasinya, yang berarti kehilangan

kontak seluruh komposisi dengan penonton. Daya ingat dapat dilatih

sejak awal pelatihan seni tari. Penari yang dapat melakukan konsentrasi,

dan tetap bisa fokus terhadap gerakan yang dilakukan adalah salah satu

bentuk kendali pikiran dalam kendali emosi

f. Komposisi kreatif

Komposisi kreatif dibutuhkan dalam menari, terutama ketika

penari menghadapi hal-hal diluar kendali diri, seperti kaset tiba-tiba

berhenti, properti terjatuh dan lain sebagainya. Kendali pikiran dan

kendali psikomotorik dan kendali rasa dalam hal ini sangat diperlukan,

karena penari dituntut untuk tetap focus dan memikirkan gerakan yang

harus dilakukan tanpa merusak bentuk gerakan tari itu sendiri.

18

Perlengkapan pembawaan alamiah diatas didukung dengan beberapa

teknik dalam tari,yaitu: kekuatan, kelembutan, kualitas, koordinasi dan

penguasaan tehnik gerak (ketrampilan-ketrampilan khusus).

Faktor-faktor lain yang juga mendukung adanya tehnik-tehnik tersebut

adalah:

a. Faktor Ritmik

1) Teratur

2) Selang-seling, meliputi lamanya menari, tekanan, dan kecepatan.

3) Irama

4) Kombinasi yang kompleks

5) Sinkopasi atau pengisian gerakan dalam jeda alunan pengiring dari

gerakan yang satu ke gerakan yang lain

b. Faktor Ruang

1) Arah, meliputi fokus, garis gerak, langsung, dan penyimpangan.

2) Jarak atau area

3) Bidang, meliputi bidang horisontal, vertikal, dan diagonal.

4) Posisi tubuh

5) Level adalah tingkat kesulitan menari ketika menghadapi pola

ruang dalam tari, meliputi level tinggi, rendah, dan medium.

6) Hadap tubuh, meliputi hadap depan, samping, dan belakang

c. Faktor Bentuk

1) Variasi

2) Kontras

19

3) Berimbang

4) Klimaks

5) Rangkaian

6) Transisi

7) Repetisi

8) Harmoni

B. KENDALI EMOSI

1. Pengertian Emosi

Emosi dari bahasa Latin “movere” diartikan sebagai bergerak

pergi, emosi diartikan sebagai respon terhadap stimulus yang melibatkan

pergerakan kondisi psikologis, perasaan subjektif, interpretasi kognitif, dan

perilaku yang tampak (Pettijohn, 1992). Kata emosi juga dapat dijelaskan

dalam bahasa Inggris yang berarti to move out (keluar). Arti kata ini

menunjukkan pada suatu ekspresi keluar sesuatu dari dalam, dan merupakan

salah satu aspek dalam emosi.

Penelitian Goleman (1997) telah menghasilkan pengertian bahwa

emosi adalah suatu keadaan mental yang melibatkan aspek biologis,

psikologis maupun kecenderungan untuk bertindak. Goleman (1999) juga

menambahkan bahwa emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,

perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. Albin

menyimpulkan emosi merupakan perasaan yang kita alami, yaitu merasa

senang, sedih, marah, cemas, cinta dan sebagainya (Rostiana, 1997)

20

Telaah teoritik tentang emosi ini pada dasarnya dapat disimpulkan

dalam tiga kategori (Rostiana, 1997):

a. James- Lange

Emosi adalah semata-mata reaksi fisik, kita merasakan sesuatu

karena adanya reaksi fisik seperti detak jantung atau kontraksi otot,

sebaliknya

b. Cannon- Band

Emosi adalah reaksi kognitif yang menimbulkan gejala-gejala fisik.

Karena kita takut maka jantung kita berdebar

Pendapat kontradiktif ini akhirnya disatukan dalam teori Sehachter-

Singer yang mengemukakan bahwa emosi meliputi aspek fisiologis

maupun aspek psikologis (Goleman, 1997).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah reaksi yang timbul

sebagai bentuk respon dari diri seseorang, terhadap situasi yang

menimbulkan emosi. Emosi meliputi komponen kognitif, afektif, konatif

dan psikomotorik. Emosi sendiri memiliki lima dasar dari emosi yaitu rasa

senang, cinta, takut, sedih dan marah.

2. Pengertian Kendali Emosi

Kendali emosi adalah proses inisiatif, menjaga, mengarahkan atau

merubah kejadian sehari-hari, kebiasaan, atau durasi dalam hal perasaan dan

tujuan pribadi, hubungan emosi dalam proses psikologis, dan perilaku yang

bersamaan dengan emosi. Selain itu kendali emosi ini adalah bentuk dari

21

usaha penuh dalam menemukan kemampuan untuk menghalangi respon

dominan menjadi respon subdominan (Pidada, 2004).

Hurlock (1973) mengungkapkan bahwa kendali emosi berarti

proses pengarahan energi emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan

dapat diterima secara sosial. Apabila seseorang mengendalikan ekspresi

emosi yang tampak, mereka juga berusaha mengarahkan energi yang

ditimbulkan oleh tubuh mereka menjadi persiapan untuk bertindak ke arah

pola perilaku yang bermanfaat dan dapat diterima secara sosial (Hurlock,

1978). Pencapaian kendali emosi dalam artian ilmiah berarti bahwa,

individu harus memberikan perhatian pada aspek mental dari emosi

sebanyak perhatian pada aspek fisik, karena pada dasarnya emosi yang

wajar merupakan keselarasan antara perasaan dan lingkungan .

Salovey (dalam Rostiana, 1997) mengungkapkan bahwa kendali

emosi merupakan kemampuan untuk mengelola dalam diri sendiri dan orang

lain dengan memanfaatkan emosi negatif menjadi perilaku yang bermanfaat,

dan memperbesar yang menyenangkan, tanpa menekan atau melebih-

lebihkan informasi yang menyertainya.

Sambel dan Sambel (dalam Prawitasari, 1998) menambahkan

bahwa seseorang dengan kendali emosi yang baik, cenderung akan memiliki

kendali pikiran dan fisik yang baik pula. Karena emosi datangnya dari

dalam, ia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mempengaruhi kondisi

fisik.

22

Kendali emosi adalah kekuatan yang siap digali untuk

mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.. Emosi yang terkendali secara

benar dapat menjadi kekuatan luar biasa yang mengubah hidup menjadi

lebih baik, dalam arti emosi negatif dapat diarahkan pada perilaku yang

bermanfaat. Emosi adalah suatu kekuatan, kalau kita mampu

mengendalikannya. Emosi bisa merusak, kalau menguasai diri kita

(Wijokongko, 1997).

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pendapat beberapa ahli diatas

tentang kendali emosi adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengatur

dan mengarahkan emosi yang ada, secara logis dalam bentuk perasaan,

pikiran dan perilaku tanpa harus menghilangkan atau menekan emosi yang

ada dalam diri pribadi tersebut. Kendali emosi ini dilakukan untuk

menghalangi respon dominan dan atau respon negatif menjadi respon

subdominan dalam bentuk respon positif, yang berarti bahwa bentuk-bentuk

emosi yang negatif, misalnya marah, memukul sesuatu, dapat diarahkan ke

kegiatan yang positif, misalnya olahraga, seni dan kegiatan positif lainnya .

3. Aspek Kendali Emosi

Hurlock (1973) mengemukakan bahwa kendali emosi terdiri dari

empat aspek, yaitu:

a. Kendali pikiran, yaitu kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan

pikiran dalam memberikan respon terhadap situasi yang menimbulkan

emosi secara logis.

23

b. Kendali rasa, yaitu kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan

gejolak perasaan yang menyertai suatu pengalaman emosi

c. Kendali psikomotorik, yaitu kemampuan untuk mengatur dan

mengarahkan perilaku tampak, meliputi perilaku verbal dan perilaku non

verbal

d. Kendali fisiologis, yaitu meliputi kemampuan untuk mengatur dan

mengarahkan tekanan energi emosi yang berpengaruh terhadap

pengendalian reaksi fisiologis yang menyertai suatu pengalaman emosi

Kendali fisiologis dimasukkan dalam aspek kendali emosi, karena

dalam emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai oleh

gejala-gejala kesadaran, dan proses fisiologis (Rakhmat, 2001). Ricard dan

Lazarus (1991) selain itu menyatakan bahwa reaksi fisiologis merupakan

salah satu variabel yang relevan untuk diamati dalam emosi. Reaksi

fisiologis ini merupakan aktivitas yang terjadi dalam nervous system,

sebagai salah satu keadaan mekanisme tubuh yang sangat sensitif. Reaksi

fisiologis ini merupakan bentuk tindak lanjut adaptasi dari refleks tubuh,

yang mendorong efek dalam tubuh, aktivitas otak dan sekresi hormonal.

Kesimpulan tentang aspek kendali emosi terdiri dari 4 aspek yaitu:

a. Kendali pikiran

b. Kendali rasa

c. Kendali psikomotorik

d. Kendali fisiologis

24

4. Kriteria Kendali Emosi Seseorang Diterima Secara Sosial

Hurlock (1974) menjelaskan bahwa kendali emosi yang bukan

berarti menghilangkan atau menekan ekspresi dari emosi tersebut, berarti

belajar untuk mengekspresikan emosi dengan jalan menyalurkan emosi ke

tindakan yang lebih baik dan bermanfaat. Kendali Emosi secara bersamaan

juga dapat memberi kepuasan penuh pada diri individu tersebut dan

mengurangi emosi yang mengggangggu itu sendiri.

Kriteria kendali emosi seseorang diterima secara sosial, antara lain :

a. Belajar untuk memahami emosi, yaitu dengan memunculkan situasi

dengan logis, melalui pemikiran yang rasionalitas. Pendekatan secara

rasional ini adalah jalan untuk mengontrol timbulnya keadaan mental

yang akan menyiapkan fisik individu, untuk bereaksi secara cepat

tanpa berpikir terlebih dahulu dampak yang akan diterima dalam

merespon stimulus yang menimbulkan emosi.

b. Individu harus belajar untuk membuktikan pada masyarakat. Individu

diajarkan bukan hanya menarik kesimpulan dari beberapa bagian

dalam suatu permasalahan yang dihadapi, dengan pemikiran dan

perasaan subjektif, tetapi alangkah lebih baik jika individu

menanyakan secara langsung dengan orang lain yang dapat

menjelaskan dan pada sumber-sumber yang ada.

Goleman (2001) mengungkapkan pula bahwa orang yang dapat

mengendalikan emosinya sendiri secara tepat mampu:

a. Mengelola dengan baik emosi-emosi yang menekan

25

b. Tetap teguh, bersikap positif, dan tidak goyah sekalipun dalam situasi

yang paling berat.

c. Berpikir dengan jernih dan tetap terfokus kendati dalam keadaan

tertekan.

5. Tujuan Kendali Emosi

Page Dubois (dalam Goleman, 1999) mengatakan bahwa kendali

emosi adalah bertujuan untuk keseimbangan emosi, bukan menekan emosi,

setiap perasaan mempuanyai nilai dan makna. Kendali emosi oleh diri

sendiri tidak hanya berarti meredam rasa tertekan atau menekan gejolak

emosi, akan tetapi juga bisa berarti dengan sengaja menghayati emosi,

termasuk yang tidak menyenangkan. Pandangan tentang kendali emosi diri

tidak berarti harus menyangkal atau menekan perasaan yang sejati. Kendali

emosi diri tidak sama dengan kendali berlebihan (over control),

penyangkalan semua perasaan dan spontanitas. Sebaliknya, kecakapan

emosi menyiratkan bahwa kita memiliki pilihan bagaimana kita

mengungkapkan perasaan (Goleman, 1999).

26

C. HUBUNGAN ANTARA KENDALI EMOSI KETIKA MENARI DAN

KOMPETENSI MENARI PADA SISWA-SISWI SENI TARI JAWA

Kompetensi menari dalam tari Jawa berarti kemampuan, ketrampilan

dan pengetahuan yang harus dimiliki seorang penari. Kompetensi ini meliputi

tiga unsur dasar, yaitu wiraga, wirama dan wirasa. Ketiga unsur pokok adalah

bagian terpenting dalam penyajian sebuah karya seni tari terutama tari Jawa.

Keindahan dalam sebuah tarian terutama tari Jawa yang tidak dapat

lepas dari ketiga unsur dasar tersebut, membuat para penari diharuskan dapat

menguasainya secara baik dan benar. Hal ini dilakukan agar penari dapat

menyampaikan maksud dan tujuan tari yang disajikan. Murgiyanto (1986)

mengemukakan bahwa seorang penari di tuntut persyaratan agar memiliki

kondisi ukuran tubuh yang memadai, yakni ukuran tubuhnya yang tidak

gemuk, tidak pendek, atau idealnya berukuran tubuh yang atletis. Ukuran tubuh

yang ideal ini, pertama akan memudahkan dan menyeimbangkan fungsi setiap

organ tubuh dalam mengungkapkan berbagai gerakan, dan kedua yaitu setiap

tarian akan lebih menarik jika dibawakan oleh penarinya yang semampai.

Selain itu bagi para calon penari, harus memiliki dasar kemampuan daya serap

atau daya tangkap yang cepat dan tepat.

Bentuk relevansi emosi dengan tari menurut Blooms (dalam

Departemen Pendidikan Nasional, 2003) yang banyak diacu dalam keseluruhan

proyek kompetensi, psikomotorik, kognitif dan afektif menjelaskan bahwa

aspek psikomotorik (level dasar) berkenaan dengan aspek wiraga (dan

sebagian wirama), kognitif pada aspek wirama (dan sebagian wirasa), afektif

27

pada wilayah wirasa (yang dengan sendirinya menyangkut wiraga dan

wirama). Dalam perkembangannya standar kemampuan seorang penari jawa di

satukan dalam suatu standar kompetensi nasional bidang tari yang meliputi

ketiga wilayah penilaian diatas.

Hurlock (1978) mengatakan bahwa konsep ilmiah tentang kendali

emosi berarti mengarahkan energi emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat

dan dapat diterima secara sosial. Pengaruh emosi disamping harus belajar

bagaimana cara menangani rangsangan yang membangkitkan emosi, mereka

juga harus belajar bagaimana cara mengatasi reaksi yang biasanya menyertai

emosi tersebut. Setiap orang dalam hal ini pasti memiliki tingkat kendali

emosi, karena manusia memiliki sifat yang berbeda antara satu dengan yang

lainnya.

Kendali emosi yang optimal dalam sebuah penyajian tarian, akan

dapat membawa dan melatih para penari terutama penari tari Jawa, untuk

mendapatkan kompetensi menari yang optimal dan lebih baik. Karena dengan

kendali emosi yang menyangkut pengendalian pikir (kognitif), rasa (afektif),

psikomotorik dan secara tidak langsung fisiologis, akan berpengaruh terhadap

kompetensi menari pada penari tari Jawa.

Kendali pikiran seorang penari yang baik akan berpengaruh pada

aspek wiraga, wirama dan sekaligus wirasa, karena pikiran yang yang

dikendalikan oleh otak, memiliki sistem pengendali dalam thalamus. Bagian

otak yang berpengaruh terhadap gerakan, yaitu cerebellum tidak akan

membuat gerakan otot secara sembarangan apabila diatur oleh thalamus, maka

28

otak akan bisa menjaga keseimbangan kontraksi otot. H’Doubler menjelaskan

bahwa, apabila hal ini dilatih secara terus-menerus maka gerakan berirama

mudah sekali menjadi kebiasaan dan otomatis, dan ini penting sekali dalam

pengembangan suatu teknik agar lebih sempurna (dalam Kumorohadi, 1985).

Kendali rasa dalam kompetensi menari penting, karena dalam istilah

tari wirasa merupakan aspek yang rohaniah (kejiwaan) yang memberikan dan

mampu mendukung secara keseluruhan pada tarian yang dibawakan. Wirasa

atau penguasaan jiwa seorang penari wajib memiliki kemampuan daya peka

yang tinggi, antara lain: pemahaman rasa, pembentukan mental atau laku yang

disertai adanya keseimbangan dan kesinambuangan yang luluh dari berbagai

unsur atau elemen tari. Pendapat Murgiyanto (1998) menambahkan bahwa

wirasa berkaitan dengan kemampuan menginterpretasikan isi tarian yang

disalurkan melalui pengendalian rasa atau emosinya dalam upaya menjiwai

tarian yang dibawakannya.

Kendali psikomotorik dalam kompetensi menari juga penting, karena

psikomotorik dalam tari disebut juga gerak dalam wiraga merupakan medium

dasar dalam penyajian suatu tari. Keindahan gerak dalam seni tari tercipta dari

keindahan anggota-anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan

berjiwa atau dapat juga diberi arti bahwa tari adalah keindahan bentuk dari

anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa yang harmonis

(Kusudiarjo, 1981). Sehingga semakin baik kendali psikomotik, maka

diharapkan akan berpengaruh pula terhadap keindahan gerak dalam

kompetensi menari.

29

Kendali fisiologis dalam kompetensi menari penting, akan tetapi

kendali fisiologis ini akan dapat terkendali dengan sendirinya apabila penari

memiliki kendali pikiran, kendali rasa dan kendali psikomotorik terlebih

dahulu. Reaksi fisiologis selain itu juga merupakan bentuk tindak lanjut

adaptasi dari refleks tubuh, yang mendorong efek dalam tubuh, aktivitas otak

dan sekresi hormonal (Ricard dan Lazarus, 1991).

H’Doubler menjabarkan bahwa gerakan sebagai perilaku yang bisa

dilihat merupakan penjelmaan dari sifat emosional (kendali emosi), fisikal

(aspek psikomotorik) dan intelektual (pikiran). Gerakan menunjukkan adanya

keinginan (emosi), gagasan (pikiran) yang membentuknya dan gerakan

(psikomotorik) yang nyata untuk mengungkapkan gagasan tersebut dalam

sebuah tarian (dalam Kumorohadi, 1985).

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi menari

memiliki tiga unsur yang berkaitan dengan unsur atau aspek dalam kendali

emosi. Penari yang memiliki kemampuan mengendalikan emosi, yaitu mampu

mengendalikan pikiran yang dimiliki ketika menari dengan konsentrasi penuh,

mampu mengendalikan perasaan dengan tidak mudah cemas dan tidak mudah

marah, mampu mengendalikan gerakan (psikomotorik) dengan melakukan

gerakan yang teratur, mampu mengendalikan kondisi fisiologis tubuh

sehingga jantungnya tidak mudah berdebar, tidak mudah berkeringat. Maka

penari akan mampu memiliki kompetensi menari yang baik, yaitu dapat

memiliki gerakan dengan luwes (wiraga), mampu menyesuaikan gerakan

dengan tepat dengan gamelan (wirama), dan mampu melakukan perannya

30

dalam sebuah penyajian tari (wirasa) dengan menghayati peran yang dia

tarikan.

Penari yang tidak mampu mengendalikan emosi, yaitu kurang mampu

mengendalikan pikiran karena tidak fokus atau tidak konsentrasi, kurang

mampu mengendalikan perasaan sehingga mudah cemas dan marah-marah,

kurang mampu mengendalikan gerakan sehingga gerakan tidak teratur, dan

kurang mampu mengendalikan kondisi fisiologis sehingga jantung cepat

berdebar. Maka tidak akan dapat memiliki kompetensi menari dengan baik,

penari akan mudah cemas, gerakan menjadi kaku, gerakan tidak sesuai

gamelan, dan penari akan cepat berdebar-debar serta berkeringat dingin.

Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara

kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari

Jawa, jika kendali emosi yang dimiliki siswa-siswi sebagai calon penari baik,

maka akan semakin baik pula kompetensi menari siswa-siswi sebagai calon

penari tari Jawa. Begitu pula sebaliknya apabila kendali emosi yang dimiliki

siswa-siswi sebagai calon penari kurang baik, maka akan berpengaruh kurang

baik pula terhadap kompetensi menari yang dimiliki.

D. HIPOTESIS

Ada hubungan positif dan signifikan antara kendali emosi dan kompetensi

menari pada penari tari Jawa

Tidak mampu mengendalikan emosi

Mampu mengendalikan emosi

Kurang mampu mengendalikan emosi dengan baik, yaitu: 1. Kurang mampu

mengendalikan pikiran Contoh. Tidak fokus

2. Kurang mampu mengendalikan perasaan Contoh. Mudah cemas

3. Kurang mampu mengendalikan psikomotorik Contoh. Gerakan berlebihan tidak sesuai irama

4. Kurang mampu mengendalikan fisiologis Contoh. Jantung berdebar-debar

Mampu mengendalikan emosi dengan baik, yaitu: 1. Mampu mengendalikan pikiran

Contoh. Konsentrasi 2. Mampu mengendalikan

perasaan Contoh. Tidak mudah cemas

3. Mampu mengendalikan psikomotorik Contoh. Gerakan teratur sesuai irama

4. Mampu mengendalikan fisiologis Contoh.jantung tidak mudah berdebar-debar

1. Wiraga baik Contoh. Gerakan luwes, pandangan mata tepat

2. Wirama baik Contoh. Gerakan sesuai dengan irama dan jatuh tempo

3. Wirasa baik Contoh. Mampu menyampaikan maksud dari gerakan dalam tarian, misalnya bisa menjadi tokoh Srikandi dengan baik

1. Wiraga kurang baik Contoh. Gerakan kaku, mudah lupa gerakan

2. Wirama kurang baik Contoh. Gerakan tidak sesuai irama dan ketukan gendhing

3. Wirasa kurang baik Contoh. Tidak dapat menghayati peran atau gerakan dalam tari

Penari

Kompetensi menari baik Kompetensi menari kurang baik

Skema Hubungan Antara Kendali Emosi Ketika Menari dan Kompetensi Menari Pada Siswa-siswi Seni Tari Jawa di SMK N 8 (SMKI) Surakarta

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional, karena

penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi satu variabel

berkaitan dengan variasi pada satu variabel lain. Oleh karena itu penelitian ini

dimaksudkan untuk mencari ada atau tidaknya hubungan antara kendali emosi

dan kompetensi menari pada penari tari jawa.

B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk

diamati. Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang

mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu

(Sugiyono, 2005).

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas : Kendali emosi ketika menari

2. Variabel tergantung : Kompetensi menari pada penari tari Jawa

C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

1. Kendali emosi: yaitu kemampuan seseorang untuk dapat mengatur dan

mengarahkan emosi yang ada, secara logis dalam bentuk perasaan, pikiran

dan perilaku ketika menyajikan sebuah tarian. Kendali emosi terdiri dari

32

33

empat aspek, yaitu kendali pikiran, kendali rasa, kendali psikomotorik

(verbal dan nonverbal) dan kendali fisiologis.

Kendali emosi diungkap dengan menggunakan skala kendali

emosi, skala kendali emosi dibuat berdasarkan blue print dari rangkuman

aspek-aspek dalam teori kendali emosi (Halaman 37). Kendali emosi yang

menjadi objek penelitian adalah kendali emosi ketika siswa-siswi menari.

Kendali emosi menjadi variabel bebas karena dalam seni tari Jawa

kendali emosi sangat ditekankan untuk kompetensi menari bagi penari tari

Jawa. Penari yang mampu berkonsentrasi, tidak mudah cemas akan lebih

fokus dan mampu menghayati sebuah tarian. (Murgiyanto, 1986).

2. Kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa: yaitu kemampuan,

ketrampilan dan pengetahuan, yang harus dimiliki oleh siswa-siswi yang

bertugas membawakan atau menyajikan tarian atau menafsirkan dan

mengekspresikan karya tari ke hadapan penonton , yang meliputi aspek

wiraga, wirasa dan wirama.

Kompetensi menari diungkap dengan menggunakan standar

penilaian kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki siswa

dalam nilai praktek, yang terdapat dalam rangkuman buku nilai siswa dari

siswa SMKI yang telah dinilai oleh guru pengajar. Penilaian meliputi

wiraga, wirama dan wirasa.

Kompetensi menari menjadi variabel tergantung, karena

kompetensi menari yang baik akan tercapai yaitu menjadi gerakan yang

34

indah (luwes) apabila seorang penari memiliki kendali emosi yang baik

(Soedarsono, 1973).

D. SUBJEK PENELITIAN

Metode pengambilan subjek yang digunakan adalah sampling

purposive. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005). Subjek yang akan diambil sebagai

sampel dalam penelitian ini adalah seorang penari tari Jawa.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi (laki-laki dan

perempuan) dari SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) atau

sekarang menjadi SMK Negeri 8 Surakarta, dengan jumlah 51 siswa dari kelas

III. Dengan pertimbangan siswa kelas III memiliki kemampuan dan

pengalaman menari (baik teoritis maupun praktis) lebih banyak daripada kelas

I dan kelas II.

E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

skala. Item-item dalam skala disusun oleh penulis berdasarkan aspek- aspek

hasil kesimpulan dari teori yang dipakai dan berdasarkan pertimbangan dari

aspek- aspek kendali emosi yang dikemukakan dan sudah diteliti oleh

Afriyanti (1999). Dalam penelitian ini skala yang digunakan termasuk tipe

pilihan, yaitu subjek penelitian diminta memilih salah satu diantara beberapa

alternatif yang sudah disiapkan.

35

Skala berupa pernyataan yang direspon dengan empat jawaban,

yaitu dengan metode skala Likert (Sugiyono, 2005) dengan pilihan jawaban

Tabel 1

Norma Penskalaan

Favorable Unfavorable

Jawaban Nilai Jawaban Nilai

SS (sangat setuju) 4 SS 1

S (setuju) 3 S 2

TS (tidak setuju) 2 TS 3

STS (sangat tidak setuju) 1 STS 4

Peneliti menggunakan metode skala ini untuk mengungkapkan

tingkat kendali emosi yang dimiliki subjek, dengan pertimbangan karena (1)

subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri, (2) apa yang

dinyatakan subjek adalah dapat dipercaya, serta (3) interpretasi subjek tentang

pertanyaan maupun pernyataan yang diajukan adalah sama-sama dengan yang

dimaksud peneliti (Hadi, 1984).

Skala penelitian ini secara garis besar terdiri dari tiga bagian yaitu:

1. Bagian pertama mengungkap data identitas subjek penelitian yang

meliputi: nama, kelas dan nomor urut.

2. Bagian kedua merupakan skala kendali emosi yang mengandung item-item

pernyataan sikap dan perilaku. Skala kendali emosi bertujuan untuk

mengetahui tingkat kendali emosi yang dimiliki subjek. Skala kendali

36

emosi dalam penelitian ini merupakan skala perilaku yang mengungkap

reaksi seseorang bila mengalami emosi- emosi.

Skala kendali emosi terdiri dari aspek-aspek yang merupakan

rangkuman dari teori-teori tentang emosi dan kendali emosi. Skala kendali

emosi terdiri dari empat aspek, yaitu:

1. Kendali pikiran, yaitu kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan

pikiran dalam memberikan respon terhadap situasi yang menimbulkan

emosi secara logis.

2. Kendali rasa, yaitu kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan

gejolak perasaan yang menyertai suatu pengalaman emosi

3. Kendali psikomotorik, yaitu kemampuan untuk mengatur dan

mengarahkan perilaku tampak, meliputi perilaku verbal dan perilaku

non verbal

4. Kendali fisiologis, yaitu meliputi kemampuan untuk mengatur dan

mengarahkan tekanan energi emosi yang berpengaruh terhadap

pengendalian reaksi fisiologis yang menyertai suatu pengalaman emosi

Item-item dari skala kendali emosi ini merupakan komponen dari

enam bentuk emosi dasar, yaitu rasa senang, cinta, takut, sedih dan marah.

Adapun blue print tentang skala kendali emosi dapat dilihat pada tabel 2

berikut ini:

37

Tabel 2

Blue Print Aitem Kendali Emosi Sebelum Uji Coba

Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah

1. Pikiran 1,11,21,31,

41,51,61,71

6,16,26,36,

46,56,66,76

16

2. Rasa 2,12,22,32,

42,52,62,72

7,17,27,37,

47,57,67,77

16

a. Ekspresi verbal 3,13,23,33,

43,53,63,73

8,18,28,38,

48,58,68,78

16 3.Psiko-

motorik

b.Non-verbal 4,14,24,34,

44,54,64,74

9,19,29,39,

49,59,69,79

16

4. Fisiologis

5,15,25,35,

45,55, 65,75

10,20,30,40,

50,60,70,80

16

Jumlah 40 40 80

3. Bagian ketiga adalah penilaian penari dengan kompetensi menari dalam

praktek di sekolah saat pertunjukkan, penilaian ini diambil dari nilai

kualitatif dan kuantitatif praktek penari di sekolah.

Adapun aspek-aspek yang akan diukur adalah:

a. Wiraga

Wiraga adalah raga atau tubuh, yaitu gerak kaki sampai kepala,

merupakan media pokok gerak tari. Gerak tari dirangkai dan

digayakan sesuai dengan bentuk tubuh yang tepat. Misalnya seberapa

jauh badan merendah, tenaga merentang

38

b. Wirama

Wirama adalah ritme atau tempo atau seberapa lamanya

rangkaian gerak ditarikan serta ketepatan perpindahan gerak selaras

dengan jatuhnya irama. Irama ini biasanya dari alat musik ritmis yang

mengiringin, seperti gong, gendang, tifa, rebana dll.

c. Wirasa

Wirasa adalah perasaan yang diekspresikan lewat raut muka dan

gerak keseluruhan gerak tersebut harus dapat menjelaskan jiwa dan

emosi tarian seperti sedih, gembira, tegas atau marah.

Tabel 3

Standar Penilaian Kompetensi Menari Jawa (Dalam standar kompetensi menari bidang tari)

Tarian atau kelompok tari

Score

Level 1 2 3 4 5 6 7 8

N3 III C N2 II B C N1 I A A A A B B B C

KU

AL

ITA

TIF

KUANTITATIF

Keterangan:

1. Kualitatif :

N1 : Wiraga I : Pemula

N2 : Wirama II : Muda

N3 : Wirasa III : Madya

2. Kuantitatif:

1,2,…s.d 8: jenis tari yang diberikan

39

Jadi walaupun A dapat menghafal 4 jenis tarian belum tentu A

mengusai semua tarian tersebut dengan kualitas sebaik C, dalam arti

walaupun C menguasai satu tarian bukan berarti C memiliki kemampuan

kualitatif (wiraga, wirama dan wirasa) dibawah A (Departemen

Pendidikan Nasional, 2003).

Nilai kompetensi menari di dapat dari nilai praktek semester I dan

II ketika subjek menginjak kelas II, dan nilai praktek ini terdapat pada

nilai laporan dari guru yang bersangkutan.

F. PERSIAPAN ALAT UKUR

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai

validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,

atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran tersebut (Azwar, 2004).

Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi, karena

validitas isi merupakam validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap

isi. Isi merupakan variabel yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes

dengan analisis rasional atau lewat professional, dalam hal ini pengujian

skala kendali emosi oleh Dosen dan penilaian kompetensi menari

menggunakan standar kurikulum bidang tari jawa oleh guru pengajar.

40

Pertanyaan yang dicari dalam validitas ini adalah “sejauh mana item-item

dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur”

atau “sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur”.

Validitas isi dibagi menjadi dua tipe, yaitu face validity (validitas

muka) dan logical validity (validitas logik)

a. Validitas muka

Validitas muka adalah tipe validitas yang paling rendah signifikannya

karena hanya didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan

(appearance) tes. Apabila penampilan tes telah meyakinkan dan

memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur maka

dapat dikatakan bahwa validitas muka telah terpenuhi.

b. Validitas logik

Validitas logik disebut juga sebagai validitas sampling (sampling

validity). Validitas tipe ini menunjuk pada sejauhmana isi tes

merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur.

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang

mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki

reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Ide

pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil

suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2004).

41

Pengujian reliabilitas dilakukan melalui pendekatan konsistensi

internal dengan menggunakan tehnik analisis koefisien reliabilitas alpha

dari Cronbach, yaitu dengan melihat konsistensi antar aitem dalam tes itu

sendiri. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen

tersebut sudah dinyatakan reliabel. Pengujian cara ini sering juga disebut

stability.

Selanjutnya harga skor dari kedua uji coba dimasukkan ke dalam

tabel penolong, agar perhitungan koefisien korelasi dapat dilakukan

dengan mudah.

Penghitungan dilakukan dengan tehnik korelasi Product Moment,

setelah diperoleh harga r hitung, selanjutnya untuk dapat diputuskan

instrumen tersebut reliabel atau tidak, harga tersebut dikonsultasikan

dengan harga r tabel (Sugiyono, 2005).

G. TEKNIK ANALISIS DATA

Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan

untuk mengolah data, menganalisis hasil penelitian untuk menguji

kebenarannya. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa angka-

angka, maka metode yang digunakan adalah metode statistik. Penelitian ini

menggunakan uji asumsi yang terdiri dari uji homogenitas dan normalitas

sebaran dengan menggunakan Pearson Product Moment dalam program SPSS

versi 12 for Windows.

BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ORIENTASI KANCAH PENELITIAN

SMK Negeri 8 Surakarta atau sebelumnya biasa disebut dengan

SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia), merupakan Lembaga

Pendidikan sebagai lanjutan dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, yang

mempersiapkan siswanya menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang

memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai seniman tingkat

menengah dibidang Seni Karawitan, Seni tari, dan Seni Pedalangan.

Sasaran utama SMK Negeri 8 Surakarta adalah penciptaan tenaga

kerja yang terampil dalam bidang Seni Karawitan, Seni Tari, Seni Pedalangan,

sesuai dengan kebutuhan pembangunan, sebagai pelestari dan pengembangan

kesenian yang relevan dengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat

Indonesia.

Dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No:

036/0/1997, tentang perubahan SMKTA menjadi SMK, maka SMKI

Surakarta berubah nama: SMK Negeri 8 Kodia Surakarta, yang memiliki:

1 jurusan Seni Pertunjukkan; 3 Program Studi antaralain Musik, tari, dan

teater.

Subjek penelitian yang diambil adalah subjek dari program studi

seni tari kelas III yang berjumlah 68 siswa. Pada saat uji coba subjek yang

diambil berjumlah 33 subjek

42

43

B. PERSIAPAN PENELITIAN

1. Perijinan

Sebelum mengadakan penelitian,peneliti terlebih dahulu meminta

ijin Kepala Sekolah SMK Negeri 8 Surakarta dengan memberikan surat

ijin penelitian bernomor 107a/D/KP/Psi/USD/X/06 dari Fakultas

Psikologi, Universitas Sanata Dharma. Surat tersebut kemudian ditindak

lanjuti oleh Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan Untuk mengurus

waktu Penelitian.

Pelaksanaan waktu uji coba sebagai berikut: uji coba dilaksanakan

pada hari Senin tanggal 20 November 2006. Uji coba alat ukur penelitian

dilakukan untuk melihat reliabilitas dan validitas setiap aitem dari alat

ukur yang digunakan. Uji coba skala Kendali Emosi dilakukan untuk

memperoleh indeks kesahihan yang dapat diandalkan. Uji coba dilakukan

pada subjek lain yang memiliki kriteria yang sama dengan subjek

penelitian sesuangguhnya. Jumlah pernyataan yang harus dijawab dalam

skala Kendali Emosi adalah 80 aitem yang terdiri dari 40 aitem pernyataan

favorable dan 40 aitem pernyataan unfavorable. Subjek uji coba penelitian

berjumlah 33 orang. Kemudian data yang diperoleh dianalisa dengan

menggunakan SPSS 12.0 for windows.

44

2. Hasil Pelaksanaan Uji Coba

a. Validitas

Validitas yang digunakan dalam alat ukur penelitian ini adalah

validitas isi, dimana uji validitas ini menunjukkan sejauh mana item-

item dalam alat ukur tersebut mencakup keseluruhan kawasan isi objek

yang hendak diukur, serta mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur

(Azwar, 2004). Item-item dalam skala Kendali Emosi ini mencakup

seluruh aspek yang hendak diukur dalam penelitian. Setiap aspek dalam

skala Kendali Emosi diwakili oleh 8 pernyataan dari 4 aspek dalam blue

print., sehingga terdapat 80 pernyataan yang digunakan pada skala

Kendali Emosi ini,

Setelah data diuji coba dapat diketahui apakah item atau butir

pernyataan yang ada merupakan aitem yang layak dipergunakan atau

tidak. Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi item total,

biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua item yang mencapai

koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap

memuaskan, sedangkan aitem yang memiliki harga rix kurang dari 0,30

dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi

rendah. Berdasarkan kriteria tersebut maka aitem yang dianggap valid

adalah aitem yang memiliki koefisien korelasi sama atau lebih dari 0,30.

Hasil perhitungan yang dilakukan terhadap skala Kendali Emosi

dalam penelitian ini telah diketahui bahwa rentang koefisien korelasi

berkisar antara –0.226 sampai dengan 0.661. Dari pernyataan yang

45

berjumlah 80 aitem, pada skala ini terdapat 22 aitem yang tidak lolos

seleksi, sehingga terdapat 58 aitem yang dapat digunakan untuk

pengambilan data penelitian. Akan tetapi dalam penelitian ini hanya

digunakan 48 aitem, karena untuk menyeimbangkan bobot tiap aspek

dalam penelitian. Di bawah ini disertakan tabel blue print Skala Kendali

Emosi setelah uji coba.

Tabel 4

Tabel Skala Kendali Emosi setelah Uji Coba

Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah

1. Pikiran 11,31,41,51,

61,71

26,36,46,56,76 11

2. Rasa 2,12,22,32,

42,52,62,72

7,47,57,67 12

a. Ekspresi verbal 3,13,73 28,38,48 6 3.Psiko-

motorik b.Non-verbal 44,54,64 9,59,79 6

4. Fisiologis

5,15,45,55,

65,75

10,20,30,40,

50,60,80

13

Jumlah 26 22 48

b. Reliabilitas

Pengujian reliabilitas untuk skala ini menggunakan pendekatan

koefisien reliabilitas alpha, karena pendekatan ini prosedurnya hanya

memerlukan satu kali penyajian skala (single-trial administration)

kepada sekelompok individu sebagai subjek (Azwar,2004). Koefisien

reliabilitas alpha dihitung dengan menggunakan program SPSS 12.0 for

windows.

46

Setelah dilakukan uji coba reliabilitas, maka hasil penelitian yang

diperoleh dengan tehnik alpha cronbach adalah sebesar 0.928.

berdasarkan penelitian tersebut maka telah diperoleh skala yang

memiliki aitem butir pernyataan yang valid dan reliabel, sehingga layak

untuk digunakan dalam penelitian.

C. PELAKSANAAN PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengambil dua data

penelitian, data pertama adalah data dari skala kendali emosi dan data yang

kedua adalah data yang berbentuk nilai kompetensi menari dari siswa SMK

Negeri 8 Surakarta atau SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia).

1. Skala Kendali Emosi

Skala kendali emosi diberikan atau diujikan kepada siswa pada hari

Kamis tanggal 7 Desember 2006. Penelitian dilakukan di dalam kelas-

kelas secara bersamaan dengan mengambil jam mata pelajaran seijin dari

guru pengajar, dan hasil skala yang telah diisi diserahkan secara langsung

pada saat itu juga. Jumlah skala yang diujikan berjumlah 51 skala, sesuai

dengan siswa yang ada pada saat itu. Skala dapat dilihat pada lampiran 1

(halaman 84).

2. Nilai Kompetensi Menari

Data nilai dari kompetensi menari diperoleh secara langsung dari

Bidang Kesiswaan, sub bidang seni tari. Nilai kompetensi menari

merupakan nilai rata-rata dari nilai praktek atau nilai produktif siswa

47

selama semester I dan semester 2 ketika subjek masih menginjak kelas 2,

komponen penilaian adalah wiraga, wirama dan wirasa (Lampiran

halaman 106).

D. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian ini memberikan informasi tentang rentang

kategorisasi dari skor subjek (laki-laki dan perempuan) pada skala kendali

emosi, dan rentang kategorisasi dari skor subjek pada nilai kompetensi

menari. Rentang kategorisasi dikelompokkan menjadi lima bagian yaitu

sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Tujuan dari

kategorisasi ini adalah untuk menempatkan subjek kedalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum

berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2003).

Tabel 5

Norma Kategorisasi Skala-skala Penelitian

Kategorisasi Skor

Sangat Rendah X<M-1.5SD

Rendah M-1.5SD≤X<M-0.5SD

Sedang M-0.5SD≤X<M+0.5SD

Tinggi M+0.5SD≤X<M+1.5SD

Sangat Tinggi M+1.5SD≤X

48

Berdasar tabel kategorisasi di atas, maka kategori penelitian dari

kategorisasi skala kendali emosi dan kategorisasi kompetensi menari

adalah sebagai berikut:

Tabel 6

Norma Kategorisasi Skala Kendali Emosi dan

Kompetensi Menari

Kategorisasi Kendali Emosi Kompetensi Menari

Sangat Rendah X<136 X<72,3

Rendah 136≤X<143 72,3≤X<73

Sedang 143≤X<153 73≤X<75

Tinggi 153≤X<165 75≤X<76,2

Sangat Tinggi 165≤X 76,2≤X

Berdasarkan deskripsi data kategorisasi pada kolom kendali emosi,

diperoleh sebanyak 4 subjek (7,8%) mempunyai tingkat kendali emosi

yang sangat rendah, dan 8 subjek (15,7%) mempunyai kendali emosi

rendah. Jumlah subjek yang memiliki kendali emosi sedang sebanyak 10

subjek (19,6%), sedangkan pada tingkat kendali emosi tinggi memiliki

jumlah terbanyak yaitu sebanyak 15 subjek (29,4%) dan pada kategori

kendali emosi sangat tinggi berjumlah 14 subjek (27,5%).

Berdasarkan deskripsi data kategorisasi pada kolom Kompetensi

Menari juga menunjukkan sebanyak 4 subjek (7,8%) mempunyai

kompetensi menari sangat rendah dan 7 subjek (13,7%) mempunyai

kompetensi menari rendah. Jumlah subjek yang memiliki kompetensi

49

menari sedang sebanyak 14 subjek (27,5%) dan pada kategori kompetensi

menari tinggi sebanyak 9 subjek (17,6). Jumlah kategori terbanyak

terdapat pada tingkat kompetensi menari yang sangat tinggi yaitu

sebanyak 17 subjek (33,4%). Berdasarkan kategori diatas maka kendali

emosi dan kompetensi menari dapat dilihat rangkuman hasil kategorisasi

pada tabel berikut:

Tabel 7

Rangkuman Data Kategorisasi Kendali Emosi dan

Kompetensi Menari

Kategorisasi Kendali Emosi Kompetensi Menari

Sangat Rendah 4 7,8% 4 7,8%

Rendah 8 15,7% 7 13,7%

Sedang 10 19,6% 14 27,5%

Tinggi 15 29,4% 9 17,6%

Sangat Tinggi 14 27,5% 17 33,4%

2. Analisis Data Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari, khususnya

pada siswa siswi kelas III SMK Negeri 8 Surakarta atau SMKI yang

memiliki kompetensi dalam bidang tari. Analisis data penelitian dilakukan

dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment, hasil yang

diperoleh adalah 0,494. Setelah dilakukan analisis data, dilakukan uji

asumsi yaitu uji normalitas dan uji linearitas data.

50

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan nilai

kolmogorov-smirnov. Kolmogorov-smirnov digunakan untuk menguji

hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk

ordinal yang telah tersusun pada tabel distribusi frekuensi kumulatif

dengan menggunakan klas-klas interval (Sugiyono, 2005)

Berdasarkan pada hasil penelitian, diperoleh nilai kolmogorov-

smirnov untuk data-data pada variabel kendali emosi sebesar 0,520

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,949. Berdasarkan kriteria tersebut,

terlihat bahwa tingkat signifikansi nilai kolmogorov-smirnov yang

diperoleh lebih besar daripada 0,05 (p > 0,05) sehingga data-data yang

ada pada variabel kendali emosi ini dapat dikatakan berdistribusi

normal.

Nilai yang didapat dari kompetensi menari dari perhitungan

kolmogorov-smirnov adalah sebesar 0,618 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,840. Maka dari kriteria yang ada, terlihat bahwa tingkat

signifikansi nilai kolmogorov-smirnov yang diperoleh lebih besar

daripada 0,05 (p > 0,05) sehingga data-data yang ada pada variabel

kompetensi menari ini dapat dikatakan berdistribusi normal. Data

tersebut dapat dilihat pada lampiran B6 (halaman 102)

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan linear antara kendali emosi dan kompetensi menari. Hal ini

51

dapat dilihat dari kurva yang menunjukkan hubungan linear pada garis

lurus antara kendali emosi dan kompetensi menari (terdapat lampiran

halaman 104). Pengujian terhadap variabel bebas dan variabel

tergantung dikatakan linear jika nilai p < 0,05.

Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa nilai F= 13,642 dengan p <

0,05 (0,010<0,05) maka hal ini membuktikan adanya hubungan yang

bersifat linear antara kendali emosi dan kompetensi menari pada siswa

kelas III SMK Negeri 8 Surakarta (SMKI) jurusan seni tari.

3. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan korelasi pearson

product moment. Hasil uji korelasi dalam penelitian menunjukkan bahwa

nilai korelasi antara kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari

adalah sebesar 0,494. adapun tingkat signifikansinya (p) adalah 0,000.

Pengambilan kesimpulan dari korelasi tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Apabila rxy dengan p ≤ 0,01, maka korelasi adalah sangat signifikan.

Hal ini berarti pengajuan hipotesis diterima, yaitu ada hubungan yang

sangat signifikan antara variabel kendali emosi terhadap kompetensi

menari.

b. Apabila rxy dengan p ≤ 0,05, maka korelasi adalah signifikan. Hal ini

berarti hipotesis diterima, yaitu ada hubungan yang signifikan antara

variabel kendali emosi terhadap kompetensi menari.

52

c. Apabila rxy dengan p > 0,05, maka korelasi adalah signifikan. Hal ini

berarti pengajuan hipotesis ditolak, yaitu tidak ada hubungan yang

signifikan antara kendali emosi terhadap kompetensi menari.

Berdasarkan pada kriteria ini maka hasil penelitian menunjukkan

bahwa tingkat signifikansi (p) adalah sebesar 0,000 yang berarti p ≤ 0,01,

maka korelasinya adalah sangat signifikan (dapat dilihat pada lampiran

halaman 105). Hal ini berarti pengajuan hipotesis diterima, yaitu ada

hubungan yang sangat signifikan antara variabel kendali emosi dan

kompetensi menari.

E. PEMBAHASAN

Penelitian yang menunjukkan koefisien korelasi (rxy) antara

kendali emosi dan kompetensi sebesar 0,494 menunjukkan bahwa hipotesis

penelitian yang menyatakan tentang adanya hubungan positif dan signifikan

antara kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi

seni tari Jawa di SMK Negeri 8 (SMKI) dapat diterima atau terbukti.

Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kendali

emosi maka semakin tinggi pula kompetensi menari yang dimiliki oleh

seorang penari tari Jawa, begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat

kendali emosi maka semakin rendah pula kompetensi menari seorang penari

tari Jawa.

Salah satu teori yang mendukung dan sesuai untuk pembuktian

hipotesis ini adalah pendapat dari Murgiyanto (1986) yang mengemukakan

53

bahwa gerak ekspresif dan ekspresi gerak seorang penari terkait dengan faktor

psikologis, mekanisme tubuh dan mentalitas. Seorang penari berarti akan

menghasilkan gerak yang ekspresif apabila memiliki ketajaman rasa dalam

mengalirkan, mengendalikan, dan mengontrol energinya pada otot setiap

organ.

Gerak berkualitas selanjutnya akan tercapai jika memiliki

ketajaman rasa dalam memadukan atau menyelaraskan pengendalian dan

pengontrolan energi dengan pola irama dan pola ruangnya. Mentalitas positif

juga menjadi persyaratan penting bagi penari, terutama sikap-sikap mendasar

yang berkaitan dengan ketegaran, keuletan dan tidak cepat frustasi dalam

menekuni dan menghadapi hal-hal yang dianggap rumit atau sulit. Sikap

mental juga harus memiliki jiwa yang stabil dan tidak emosional jika

mendapat masalah, sehingga akan terhindar dari demam panggung, dan hal

yang lainnya, dalam hal ini seorang penari benar-benar dituntut untuk dapat

mengendalikan emosi yang ada pada dirinya.

Aspek kendali pikiran sangat penting dalam kompetensi menari,

hal ini ditunjukkan dalam koefisien korelasi (rxy) antara kendali pikiran dan

kompetensi sebesar 0,419 yang menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang

menyatakan tentang adanya hubungan positif dan signifikan antara kendali

pikiran ketika menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa

di SMK Negeri 8 (SMKI). Siswa-siswi sebagai calon penari semakin mampu

untuk mengendalikan pikiran, antara lain dengan selalu tetap teguh pada

pendirian, bersikap positif, dan tidak goyah sekalipun dalam situasi yang

54

paling berat dan berpikir dengan jernih dan tetap terfokus kendati dalam

keadaan tertekan (Hurlock, 1974), maka akan semakin mampu memiliki

kompetensi menari yang lebih baik dalam setiap gerak, karena penari akan

mampu untuk menghafalkan gerakan dengan konsentrasi penuh dan

penghayatan.

Aspek rasa penting bagi kompetensi menari, hal ini ditunjukkan

dalam koefisien korelasi (rxy) antara kendali rasa dan kompetensi sebesar

0,458 yang menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan tentang

adanya hubungan positif dan signifikan antara kendali rasa ketika menari dan

kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa di SMK Negeri 8 (SMKI).

Siswa-siswi sebagai calon penari semakin mampu memahami emosi, sabar

berlatih, tidak mudah cemas dan tidak mudah marah (Hurlock, 1974), maka

penari tersebut akan dapat memiliki kompetensi yang baik, karena penari

mampu menghayati dan menjiwai peran dalam sebuah tarian, dan jika penari

sabar melakukan latihan maka penari akan dapat memiliki gerakan yang lebih

luwes.

Aspek psikomotorik penting bagi kompetensi menari, hal ini

ditunjukkan dalam koefisien korelasi (rxy) antara kendali psikomotorik dan

kompetensi sebesar 0,425 yang menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang

menyatakan tentang adanya hubungan positif dan signifikan antara kendali

psikomotorik ketika menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari

Jawa di SMK Negeri 8 (SMKI). Siswa-siswi sebagai calon penari yang

mampu mengendalikan perilaku atau gerak yang dimiliki antara lain dengan

55

belajar melatih gerakan sesuai dengan irama dan ketukan dengan baik,

menjaga kelenturan, penguasaan teknik gerak tari, dan penguasaan ruang serta

ungkapan gerak yang jelas dan bersih, maka penari tersebut akan mampu

menyelaraskan gerakan dengan ketukan dan irama gamelan, selain itu penari

akan terlihat memiliki gerakan yang indah dan luwes (Widodo,2005).

Aspek fisiologis penting bagi kompetensi menari, hal ini

ditunjukkan dalam koefisien korelasi (rxy) antara kendali fisiologis dan

kompetensi sebesar 0,474 yang menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang

menyatakan tentang adanya hubungan positif dan signifikan antara kendali

fisiologis ketika menari dan kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari

Jawa di SMK Negeri 8 (SMKI). Ricard dan Lazarus (1991) mengemukakan

bahwa fisiologis merupakan bentuk tindak lanjut adaptasi dari refleks tubuh,

yang mendorong efek dalam tubuh, aktivitas otak dan sekresi hormonal.

Seorang penari semakin mampu mengendalikan aspek fisiologis dengan tidak

terlalu cepat berkeringat dan jantung tidak cepat berdebar, maka penari akan

merasa nyaman dan percaya diri untuk menarikan sebuah tarian dalam sebuah

pertunjukkan

Bentuk relevansi emosi dengan tari selain itu juga dapat dilihat

dalam teori Blooms (dalam Departemen Pendidikan Nasional, 2003) yang

banyak diacu dalam keseluruhan projek kompetensi, psikomotorik, kognitif

dan afektif. Psikomotorik (level dasar) berkenaan dengan aspek wiraga (dan

sebagian wirama), kognitif pada aspek wirama (dan sebagian wirasa), afektif

pada wilayah wirasa (yang dengan sendirinya menyangkut wiraga dan

56

wirama). Dalam perkembangannya standar kemampuan seorang penari tari

Jawa di satukan dalam suatu standar kompetensi nasional bidang tari yang

meliputi ketiga wilayah penilaian diatas.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dicermati bahwa kendali emosi

mempunyai peranan yang penting dalam mencapai kompetensi menari yang

lebih baik terutama pada penari tari Jawa. Kendali emosi diperlukan untuk

meningkatkan kompetensi menari yang biasa di temui oleh para penari tari

jawa pada khususnya, terutama dalam hal pengendalian pikiran, rasa,

psikomotorik dan fisiologis.

Deskripsi data penelitian pada kendali emosi dan kompetensi

menari pada penelitian ini telah dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu

sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan kategori

tersebut, sebanyak 4 subjek (7,8%) mempunyai tingkat kendali emosi yang

sangat rendah, dan 8 subjek (15,7%) mempunyai kendali emosi rendah.

Jumlah subjek yang memiliki kendali emosi sedang sebanyak 10 subjek

(19,6%), sedangkan pada tingkat kendali emosi tinggi memiliki jumlah

terbanyak yaitu sebanyak 15 subjek (29,4%) dan pada kategori kendali emosi

sangat tinggi berjumlah 14 subjek (27,5%).

Penari yang memiliki kendali emosi sedang sampai tinggi

bejumlah 39 orang, jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan penari yang

memiliki kendali emosi rendah (12 orang). Jumlah ini memberi kesimpulan

bahwa penari di SMKI terkhusus kelas III, rata-rata memiliki kendali emosi

yang baik. Kendali emosi yang baik ini terwujud dalam kemampuan penari

57

untuk dapat memahami emosi yang dimiliki, mampu mengelola emosi-emosi

yang menekan, tetap teguh pada pendirian, bersikap positif, dan tidak goyah

dalam pendirian sekalipun dalam situasi yang paling berat. Kendali emosi

juga terwujud dalam kemampuan penari untuk berpikir jernih dan tetap

terfokus kendati dalam keadaan tertekan.

Berdasarkan deskripsi data kategorisasi pada kolom Kompetensi

Menari juga menunjukkan sebanyak 4 subjek (7,8%) mempunyai kompetensi

menari sangat rendah dan 7 subjek (13,7%) mempunyai kompetensi menari

rendah. Jumlah subjek yang memiliki kompetensi menari sedang sebanyak 14

subjek (27,5%) dan pada kategori kompetensi menari tinggi sebanyak 9

subjek (17,6). Jumlah kategori terbanyak terdapat pada tingkat kompetensi

menari yang sangat tinggi yaitu sebanyak 17 subjek (33,4%).

Jumlah kategorisasi diatas telah menunjukkan bahwa kompetensi

menari pada siswa-siswi seni tari Jawa terkhusus kelas III di SMKI rata-rata

baik karena jumlah kompetensi baik (dari sedang sampai tinggi) berjumlah 40

orang, sedangkan penari yang tidak memiliki kompetensi menari rendah

berjumlah lebih sedikit yaitu 11 orang.

Kompetensi menari pada siswa-siswi kelas III jurusan seni tari di

SMKI rata-rata baik karena selain memiliki kemampuan dalam wiraga,

wirama dan wirasa, penari juga memiliki bakat yang dilatih secara kontinyu,

kemampuan dramatik dalam sebuah peran, kepekaan rasa dalam pentas dan

ruang serta irama, daya ingat yang baik, kemampuan dalam kreatifitas, dan

58

juga penguasaan faktor ritmik serta bentuk dalam sebuah penyajian

tari(Murgiyanto, 1998).

Kompetensi menari yang baik secara langsung akan diperoleh

apabila penari mampu mengendalikan emosi dengan baik. Kemampuan

penyajian tari ini mencakup wiraga, wirama dan wirasa dapat diperoleh, hal

ini terbukti dengan adanya kemampuan peragaan yang baik (dalam wiraga),

merangkum di dalamnya tentang kelenturan, penguasaan teknik gerak tari, dan

penguasaan ruang serta ungkapan gerak yang jelas dan bersih. Memiliki

kemampuan rata-rata baik dalam aspek wirama, karena mampu melakukan

gerakan secara cermat dan tepat, dengan ketepatan dalam mengatur dan

mengendalikan waktu pada setiap geraknya, baik ritme atau sekuen-sekuen

terkecil dari setiap geraknya, tempo atau cepat lambat penyelesaian tiap-tiap

rangkaian gerak maupun meter atau ketepatan ketika adanya perubahan ritme

gerak. Serta penguasaan yang baik dalam hal wirasa, dengan menggunakan

kemampuan daya peka yang tinggi, antara lain: daya pikir, imajinasi,

pemusatan pikiran, rasa, mental atau laku yang disertai adanya keseimbangan

dan kesinambuangan yang luluh dari berbagai unsur atau elemen tari

(Widodo, 2005).

Siswa-siswi calon penari yang kurang mampu mengendalikan

emosi yang dimiliki, maka kompetensi menari yang mereka miliki juga

kurang baik. Siswa-siswi yang kurang mampu berkonsentrasi, dan tidak fokus

pada tarian yang dibawakan, dapat membuat suatu kesalahan gerakan, atau

gerakan yang dilakukan tidak sesuai dengan irama gamelan. Siswa-siswi yang

59

cepat marah dan mudah cemas, membuat mudah putus asa, dan tidak akan

dapat menjiwai peran yang dibawakan dalam sebuah tarian. Siswa-siswi yang

tidak mempraktekan gerakan secara baik dan benar, membuat gerakan penari

menjadi kaku, dan tidak sesuai dengan gerakan yang dimaksud dalam tarian.

Siswa-siswi yang tidak dapat mengendalikan pikiran, perasaan dan

psikomotorik, menjadi mudah cemas dan ketika pementasan menjadi

berdebar-debar.

Data-data yang diperoleh telah menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara kendali emosi ketika menari dan

kompetensi menari pada siswa-siswi seni tari Jawa. Hubungan ini terjadi

karena penari mampu mengendalikan emosi (Pikiran, rasa, psikomotorik dan

fisiologis)dengan baik, yaitu dengan belajar untuk memahami emosi dalam

situasi yang logis, melalui pemikiran yang rasional. Mampu mengelola

dengan baik emosi-emosi yang menekan, dengan tetap teguh pada pendirian,

bersikap positif, dan tidak goyah sekalipun dalam situasi yang paling berat,

serta mampu berpikir dengan jernih dan tetap terfokus kendati dalam keadaan

tertekan (Hurlock,1974).

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, didapatkan bahwa

hasil koefisien korelasi (rxy) antara kendali emosi dan kompetensi menari

adalah sebesar 0,494. Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif dan

signifikan antara kendali emosi ketika menari dan kompetensi menari tersebut.

Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat kendali emosi maka akan

semakin tinggi pula kompetensi menari penari tari Jawa. Sebaliknya semakin

rendah kendali emosi maka semakin rendah pula kompetensi menari penari

tari Jawa.

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya: karena peneliti memiliki keterbatasan jumlah

subjek dan keterbatasan dalam ruang lingkup penelitian, dalam arti hanya

meneliti khusus tari Jawa. Peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat lebih

memperbanyak jumlah subjek dan memperluas jumlah ranah penelitian,

dalam arti bukan hanya khusus penari tari jawa.

2. Bagi penari (terkhusus siswa-siswi SMK N 8 Surakarta): peneliti

menyarankan supaya para penari terutama penari tari Jawa dapat

meningkatkan kemampuan kendali emosi, untuk meningkatkan kompetensi

menari para penari

60

61

3. Guru atau pelatih seni tari Jawa(terkhusus guru SMK N 8 Surakarta):

peneliti menyarankan supaya guru atau pelatih seni tari, terutama tari Jawa

lebih menekankan kendali emosi untuk meningkatkan kompetensi para

penari, antara lain bisa dengan menambahkan pelajaran atau pelatihan

khusus tentang kendali emosi dan mempraktekkannya secara berkelanjutan,

melihat dari latar belakang sekolah yang mengajarkan seni tari Jawa.

62

DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, S., (1999). Hubungan Intensitas Dzikir dengan Kendali Emosi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Albin, R.S., (1986). Emosi- Bagaimana mengenal, menerima dan

mengarahkannya. Yogyakarta: Kanisius Astiti, N.L.G.T.S., (2004). Perbedaan Tingkat Kendali Emosi antara Mediator

dan Non Mediator pada Remaja Akhir. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Azwar, S., (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar .............................. Dasar- dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bastaman, H.D., (1996). Psikologika. Psikologi dan Seni Suatu Perjumpaan.

Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 5-13. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia

Brakel, L., Papenhuyzen, kerjasama dengan Ngaliman. (1991). Seni Tari Jawa -

Tradisi Surakarta dan Peristilahannya. Jakarta: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Candland, D.K., dkk. (1977). Emotion. California: Brooks/ Cole Publishing

Company Eisenberg, N., R.A., Murphy., (1994). The Relation of Emotionality and

Regulation to Dispotional and Situational Emphaty Related Responding. Journal of Personality and Social Psychology. 66, 776-797

Eisenberg, N., R.A., Liew, J., dalam Pidada, S.U., (2004). Developmental

Psychology: The Longitudinal Relations and Emotionality to Quality of Indonesian Children’s Socioemotional Functioning. Amerika: American Psychological Association

Frieda, Darmono, Darmanto. (1984). Manusia seutuhnya- Beberapa gagasan.

Semarang: Badan Penerbit Unversitas Diponegoro Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence- Why it can matter more than IQ.

New York: Bantam Books

63

..................... (1997). Kecerdasan Emosional. Terjemahan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

.................... (1999). Emotional Intelligence- Kecerdasan Emosional: Mengapa EI Lebih Penting daripada IQ. Jakarta: PT Gramedia Utama Pustaka

.................... (2001). Working With Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosi

Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Terjemahan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Gunarsa, D. (1986). Psikologi Remaja. Penerbit BPK Gunung Mulia Haryono. (2006). Pengkaji Tari Perlu Banyak Sumber. Yogyakarta: KOMPAS Http:/www.indosiar.com/new-lifestyle/lifestyle_read.htm Http:/www.Depdiknas.go.id/journal/31/pijakan.dlm.mendiversikan.htm Http:/www.geocities.com/Areasi/Vavit/1534/juni/05 H’Doubler, M.N., dalam Kumorohadi. (1985). Tari- Pengalaman Seni yang

Kreatif. Surabaya: Sekolah Tinggi Kesenian “Wilwatikta” Haberman, M., Meisel, T., terjemahan Suharto, B., (1981). Tari- Sebagai Seni di

Lingkungan Akademi. Judul asli: Dance and Art in Academe. Yogyakarta: ASTI (Akademi Seni Tari Indonesia)

Hadi, S., (2002). Sosiologi Tari. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Hurlock, E. B., (1973). Adolescent development- internal student edt. Kogakusha:

Mc Graw- Hill .........................(1974). Personality Development. New York: Mc Graw- Hill .........................(1978). Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga ........................(1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga Iriani, N., (1998). Seni: Wahana Untuk Menajamkan Rasa dan Memintarkan

Emosi. Psikologika. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UII Kussudiarjo, B., (1981). Bagong Kussudiarjo: Tentang Tari. Yogyakarta: C.V.

Nur Cahaya Lazarus, R.S., (1991). Emotion and Adaptation. New York: Oxford University

Press

64

Mahmud, M.D., (1994). Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Perkembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependudukan

Panuju, P., Umami, I., (2005). Psikologi Remaja. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1990). Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Pettijohn, T.F., (1992). Psychology- a Concise intruduction. USA: The Dushkin

Publishing Group Prawitasari, J.E., (1998). Buletin Psikologi: Kecerdasan Emosi. Yogyakarta:

Universitas Gajah Mada, 21- 31 Rakhmat, Jalaludin. (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Rostiana. (1997). Jurnal Ilmiah Psikologi “ARKHE”: Peranan Kecerdasan

Emosional dalam Proses Pembelajaran. Universitas Tarumanegara Sal Murgiyanto. (1993). Ketika Cahaya Merah Memudar (Sebuah kritik Tari).

Jakarta: CV. Deviri Ganan ........................... (1986). Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari.

Jakarta: Direktorat Kesenian Proyek Perkembangan Kesenian Jakarta-Departemen Pendidikan Kebudayaan

Schneider, (1964). Personnel Adjusment and Mental Health. New York: Rinehart

and Winston, Holt Suanda, E.,dkk, (2003). Standar Kompetensi Nasional Bidang Tari – Yogyakarta,

Surakarta, Bali. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan

Sumosutragio, T., (2002). Layar: “Joged Kuwi Mesti Hening. Jakarta: Tempo Supratiknya, A., (2000). Statistik Psikologi. Jakarta: PT Grasindo Strongman, K.T., (2003). The Psychology of Emotion: From Everyday Life To

Theory. England: Wiley

65

Widiyanto, T,. (2001). Bunga Rampai Psikologi 2: Emosi dalam Kehidupan Manusia. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 51-58

Wijokongko, M., (1997). Keajaiban dan Kekuatan Emosi. Yogyakarta: Kanisius

66

SKALA EVALUASI DIRI PADA PENARI

Sebelum mengerjakan, tulislah identitas diri Anda dengan lengkap dan

bacalah petunjuk pengerjaannya berikut ini:

Petunjuk khusus:

Dalam skala ini terdapat 80 pernyataan mengenai pikiran, perasaan, dan

perilaku seorang penari saat sedang menari di pentas atau pertunjukkan. Pilihlah

dengan memberikan tanda silan (X) pada kolom yang telah disediakan.

Jawablah seluruh pernyataan. Dalam skala ini tidak ada jawaban yang salah,

semua jawaban adalah benar. Olah karena itu pilihlah jawaban yang sesuai

dengan keadaan diri Anda sendiri.

Pilihan jawabannya adalah:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Terima kasih atas perhatian dan kesediaannya untuk mengerjakan skala ini

SELAMAT MENGERJAKAN

Nama : ……………….

Kelas : ……………….

No Urut : ……………….

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya tetap belajar menari dengan tekun untuk

pementasan, meski tarian yang diajarkan sulit

bagi saya

SS S TS STS

2. Saya berusaha untuk tidak cemas, ketika tahu

gerakan tari yang diajarkan sangat sulit SS S TS STS

3. Saya tidak berteriak saat menari, ketika terkejut SS S TS STS

67

mendengar kaset yang digunakan untuk menari

tiba-tiba rusak

4. Saya akan tetap meneruskan gerakan

“mendhak”, meski salah satu kaki saya kram SS S TS STS

5. Saya mampu untuk tidak bolak-balik ke kamar

mandi, saat mengikuti penilaian pagelaran tari SS S TS STS

6. Saya menjadi tidak fokus menari, bila penonton

membuat keributan waktu pementasan SS S TS STS

7. Saya langsung cemas ketika tahu gerakan tari

yang diajarkan sangat sulit SS S TS STS

8. Saya berteriak saat sedang menari, ketika saya

cemas karena kaset yang digunakan untuk

menari tiba-tiba rusak

SS S TS STS

9. Saya tidak bisa tersenyum ketika menari, saat

grogi menghadapi banyak penonton SS S TS STS

10. Perut saya terasa mulas, saat mengetahui saya

menjadi salah satu penari pembuka dalam

sebuah pertunjukkan

SS S TS STS

11. Saya mampu berkonsentrasi mengikuti suatu

proses belajar menari, walaupun teman-teman

mengganggu saya

SS S TS STS

12. Saya tetap tenang, meski lampu tiba-tiba padam

saat dilakukannya pertunjukkan SS S TS STS

13. Saya tidak sampai menggigit bibir saat menari,

ketika saya kecewa karena pasangan menari

saya salah melakukan gerakan

SS S TS STS

14. Saya tetap melakukan gerakan “seblak sampur”,

meski tiba-tiba “sampur yang harus digunakan

terjatuh

SS S TS STS

15. Saya tidak sampai berkeringat dingin, saat tahu SS S TS STS

68

bahwa saya menjadi penari pembuka dalam

sebuah pertunjukkan

16. Saya tidak dapat mengingat gerakan menari,

ketika memikirkan masalah diluar masalah

menari

SS S TS STS

17. Saya benci bila teman-teman mengganggu,

ketika saya mengikuti proses belajar menari SS S TS STS

18. Saya menggigit bibir dengan geram saat

menari, ketika saya kecewa karena pasangan

menari saya salah melakukan gerakan

SS S TS STS

19. Saya akan langsung mengambil “sampur”,

karena saya gugup tiba-tiba sampur saya

terjatuh saat menari

SS S TS STS

20. Telapak tangan saya menjadi dingin, saat saya

mendapatkan posisi menari terdepan SS S TS STS

21. Saya akan tetap terus berkonsentrasi menari,

walaupun teman-teman menggoda saat saya di

pentas

SS S TS STS

22. Saya mampu untuk tidak marah kepada temna-

teman yang mengganggu saya menari SS S TS STS

23. Saya tetap bisa tersenyum ketika menari, meski

sedang menghadapi banyak masalah SS S TS STS

24. Saya tidak akan lari menghindar, meski teman

di sebelah saya melakukan kesalahan gerakan SS S TS STS

25. Saya tidak sampai sakit kepala ketika menari,

meski menghadapi banyak masalah SS S TS STS

26. Saya tidak dapat berkonsentrasi menari, ketika

teman-teman menggoda saya di atas pentas SS S TS STS

27. Saya langsung cemas bila teman-teman

menggoda, ketika saya di atas pentas SS S TS STS

69

28. Saya menjadi cemberut ketika menari, saat

sedang bingung karena menghadapi banyak

masalah

SS S TS STS

29. Saya akan berhenti menari dan berlari keluar

panggung, saat saya cemas penonton membuat

kegaduhan

SS S TS STS

30. Badan saya akan terasa demam, bila saya cemas

memikirkan gerakan tersulit dalam tarian yang

harus saya lakukan

SS S TS STS

31. Walau saya sedang banyak masalah, saya tetap

menari dengan baik sampai akhir pertunjukkan SS S TS STS

32. Saya tidak akan larut dalam kesedihan ketika

menari di atas pentas, meski menghadapi

banyak masalah

SS S TS STS

33. Saya akan memberi aba-aba dengan hitungan,

ketika saya takut gerakan saya tidak selaras

dengan gamelan

SS S TS STS

34. Saya tetap akan menari dengan “luwes” dan

baik, meski saya harus menari dengan teman

yang membenci saya

SS S TS STS

35. Badan saya tidak gemetaran, saat memikirkan

gerakan tersulit yang harus saya lakukan saat

pertunjukkan

SS S TS STS

36. Saya tidak dapat mengikuti gerakan tari yang

sulit SS S TS STS

37 Saya tetap larut dalam kesedihan ketika saya

menghadapi masalah, meski itu masalah di luar

masalah menari

SS S TS STS

.38. Saya akan melirik gerakan teman di dekat saya,

saat saya takut gerakan saya tidak selaras SS S TS STS

70

dengan gamelan

39. Saya akan menjauh dari teman saya yang

melakukan kesalahan gerak, karena saya takut

terpengaruh gerakannya

SS S TS STS

40. Perut saya akan terasa mulas, bila saya lupa

salah satu gerakan tari saat di atas pentas SS S TS STS

41. Saya masih dapat mengingat gerakan tari,

meski banyak masalah yang saya pikirkan

diluar masalah menari

SS S TS STS

42. Saya tidak takut, ketika menghadapi banyak

penonton yang memiliki keahlian menari SS S TS STS

43. Muka saya tidak sampai pucat saat menari,

ketika saya terkejut melihat penonton dalam

jumlah banyak

SS S TS STS

44. Saya tetap tersenyum ketika menari, walau saya

grogi menghadapi banyak penonton SS S TS STS

45. Perut saya tidak mulas, bila saya salah

melakukan suatu gerakan dalam pertunjukkan SS S TS STS

46. Saya tidak dapat mengikuti suatu proses belajar

menari, ketika teman-teman mengganggu saya SS S TS STS

47. Saya langsung takut menjadi terpengaruh, bila

ada teman satu kelompok yang salah melakukan

gerakan

SS S TS STS

48. Muka saya akan pucat saat menari, ketika saya

terkejut melihat penonton dalam jumlah banyak SS S TS STS

49. Saya akan menari dengan tidak benar, saat saya

dipasangkan dengan teman yang membenci

saya

SS S TS STS

50. Badan saya akan gemetaran, bila saya

menghadapi banyak penonton SS S TS STS

71

51. Saya mampu untuk mencari gerakan lain, ketika

properti yang mendukung gerakan terjatuh SS S TS STS

52. Saya mampu untuk tidak cemas, ketika ada

teman yang melakukan kesalahan gerak dalam

pementasan tari berkelompok

SS S TS STS

53. Saya masih bisa tersenyum, walau saya kecewa

jumlah penonton sangat sedikit SS S TS STS

54. Saya tetap akan melakukan “srisig” sampai ke

dalam panggung, meski saya bingung karena

“gendhing” tari sudah berhenti di tengah

panggung

SS S TS STS

55. Kepala saya tidak sampai pening, saat harus

menghadapi banyak penonton SS S TS STS

56. Saya bingung ketika salah satu properti menari

saya jatuh SS S TS STS

57. Saya langsung cemas bila salah satu properti

tari saya jatuh SS S TS STS

58. Saya akan muram, saat saya kecewa jumlah

penonton sangat sedikit SS S TS STS

59. Saya akan berhenti “srisig” dan berjalan biasa

ke dalam penggung, saat “gendhing” tari

berhenti ketika saya masih di tengah panggung

SS S TS STS

60. Saya akan langsung berkeringat dingin, bila

salah satu teman melakukan kesalahan gerakan

saat di atas pentas

SS S TS STS

61. Saya sangat menghargai perbedaan, ketika

orang berpendapat berbeda mengenai konsep

gerakan tari yang bagus

SS S TS STS

62. Saya tetap tenang sampai akhir pertunjukkan

meski penonton membuat keributan SS S TS STS

72

63. Saya tidak sampai menangis saat menari, ketika

saya takut melihat penonton yang membuat

keributan

SS S TS STS

64. Saya tetap bisa menari seirama dengan alunan

gamelan, meski saya tidak nyaman dengan

pakaian yang saya kenakan saat menari

SS S TS STS

65. Tangan saya tidak sampai berkeringat dingin,

saat salah satu properti menari terjatuh ketika

pertunjukkan

SS S TS STS

66. Saya suka memaksakan ide saya untuk dipakai

dalam konsep pertunjukkan menari SS S TS STS

67. Saya menjadi takut menari, bila teman-teman

mengkritik gerakan tari saya SS S TS STS

68. Saya menangis saat menari, ketika saya takut

melihat penonton yang membuat keributan SS S TS STS

69. Gerakan menari saya menjadi tidak selaras

dengan gamelan, karena saya tidak nyaman

dengan pakaian yang saya kenakan saat menari

SS S TS STS

70. Kepala saya akan terasa pening, saat tiba-tiba

lampu di atas pentas padam SS S TS STS

71. Meski teman menilai gerakan menari saya

jelek, saya tidak terpengaruh asalkan gerakan

saya sesuai dengan gerakan yang diajarkan guru

SS S TS STS

72. Saya tidak cemas, meski properti menari saya

terjatuh SS S TS STS

73. Saya tidak cemberut, ketika saya tahu bahwa

properti menari yang saya gunakan tiba-tiba

terjatuh

SS S TS STS

74. Saya akan tetap berpura-pura membawa keris

saat menari, walaupun saya malu karena keris SS S TS STS

73

yang saya gunakan tiba-tiba terjatuh

75. Badan saya tidak panas dingin, saat kaset yang

saya gunakan untuk menari mengalami

gangguan teknis

SS S TS STS

76. Saya menjadi tidak berkonsentrasi ketika teman

menilai gerakan saya jelek

SS S TS STS

77. Saya sangat sedih bila gerakan saya dibilang

jelek oleh teman saya

SS S TS STS

78. Saya menjerit saat sedang menari, ketika saya

tahu bahwa properti menari yang saya gunakan

tiba-tiba terjatuh

SS S TS STS

79. Saya akan langsung mengambil begitu saja

keris yang jatuh saat menari, karena saya sudah

terlanjur malu saat di atas pentas

SS S TS STS

80. Badan saya berkeringat dingin, bila salah satu

properti tari yang digunakan terjatuh

SS S TS STS

Mohon dicek kembali, sehingga tidak ada pernyataan yang terlewatkan.

Terimakasih …

74

Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 S1 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 S2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 S3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 S4 4 4 3 2 4 1 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 S5 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 1 2 S6 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 S7 4 3 4 1 3 2 3 4 3 4 2 3 3 3 2 4 1 S8 3 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 S9 4 4 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 1

S10 4 4 3 3 4 1 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 S11 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 S12 4 4 3 3 4 1 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 S13 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 S14 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 S15 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 1 S16 3 3 3 2 3 1 4 4 3 4 3 3 2 2 3 4 1 S17 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 S18 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 S19 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 S20 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 S21 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 S22 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 1 S23 3 3 2 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 S24 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 1 S25 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 S26 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 S27 4 3 3 3 3 2 2 3 2 1 1 1 3 4 2 2 1 S28 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 S29 4 3 2 1 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 4 S30 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 1 S31 3 3 1 4 4 4 3 3 2 1 1 1 3 3 3 2 1 S32 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 1 S33 4 3 3 3 3 2 3 3 2 1 1 1 3 3 3 2 1

75

18 19 20 21 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 4 4 4 1 1 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 1 4 4 1 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 1 2 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 1 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 2 2 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 2 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 1 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 2 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 1 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 2 4 3 3 1 2 3 4 3 3 4 3 3 3

76

36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 1 3 4 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 3 4 3 2 2 2 4 4 4 3 2 4 2 1 3 3 3 3 3 2 4 4 1 1 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

77

54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 2 4 4 4 3 1 4 2 2 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 1 3 4 4 4 4 3 4 3 1 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3

78

73 74 75 76 77 78 79 804 3 4 3 3 4 4 44 4 4 4 3 4 4 43 3 3 3 4 4 3 33 3 3 4 3 4 4 44 4 4 2 1 1 4 33 2 3 3 3 3 3 33 3 2 3 4 4 4 24 3 3 3 3 4 4 34 3 4 3 4 4 4 34 3 3 3 3 4 4 33 3 2 3 3 3 3 34 3 3 3 3 3 4 32 3 3 3 2 3 3 33 3 3 3 3 3 3 34 3 3 3 3 3 4 33 2 3 4 4 3 3 33 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 4 4 33 3 3 3 3 3 3 34 4 4 3 1 4 3 33 3 3 4 3 4 4 32 3 3 3 3 2 3 23 3 2 3 3 4 4 34 3 3 3 3 4 3 33 4 4 4 4 4 4 33 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 4 4 32 4 2 3 1 3 3 24 4 4 1 3 3 3 33 3 3 3 2 4 4 34 4 4 3 1 4 3 33 3 3 3 2 3 3 3

79

Reliabilitas dan Validitas

Reliability Case Processing Summary N % Cases Valid 32 97.0 Excluded(a) 1 3.0 Total 33 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.928 80 Descriptive Statistics

Mean Std.

Deviation N Item_1 3.79 .415 33Item_2 3.42 .502 33Item_3 3.18 .683 33Item_4 2.45 .711 33Item_5 3.42 .502 33Item_6 2.36 .859 33Item_7 3.06 .429 33Item_8 3.27 .626 33Item_9 3.09 .530 32Item_10 3.15 .870 33Item_11 2.97 .883 33Item_12 2.88 .820 33Item_13 3.21 .600 33Item_14 3.36 .549 33Item_15 3.18 .528 33Item_16 2.91 .678 33Item_17 1.70 .728 33Item_18 3.39 .496 33Item_19 3.45 .617 33Item_20 2.97 .684 33

80

Item_21 3.45 .711 33Item_22 3.09 .631 33Item_23 3.55 .564 33Item_24 3.39 .659 33Item_25 2.91 .522 33Item_26 2.88 .696 33Item_27 2.97 .529 33Item_28 3.48 .508 33Item_29 3.70 .467 33Item_30 3.18 .465 33Item_31 3.73 .626 33Item_32 3.76 .435 33Item_33 2.91 .678 33Item_34 3.36 .699 33Item_35 3.15 .508 33Item_36 3.30 .529 33Item_37 3.45 .711 33Item_38 2.70 .637 33Item_39 3.09 .631 33Item_40 3.09 .522 33Item_41 3.30 .585 33Item_42 3.24 .614 33Item_43 3.24 .663 33Item_44 3.64 .489 33Item_45 3.09 .522 33Item_46 2.85 .712 33Item_47 3.12 .545 33Item_48 3.52 .508 33Item_49 3.58 .708 33Item_50 3.21 .415 33Item_51 3.39 .556 33Item_52 3.36 .603 33Item_53 3.36 .489 33Item_54 3.27 .719 33Item_55 3.27 .452 33Item_56 3.30 .467 33Item_57 2.97 .467 33Item_58 3.18 .635 33Item_59 3.55 .506 33Item_60 3.24 .435 33Item_61 3.70 .467 33Item_62 3.24 .435 33Item_63 3.24 .751 33Item_64 3.21 .650 33Item_65 3.00 .354 33Item_66 3.09 .678 33

81

Item_67 3.27 .517 33Item_68 Item_69

3.48 3.06

.566

.6093333

Item_70 3.18 .465 33Item_71 3.39 .659 33Item_72 3.18 .584 33Item_73 3.27 .626 33Item_74 3.15 .508 33Item_75 3.12 .600 33Item_76 3.06 .556 33Item_77 2.82 .846 33Item_78 3.42 .708 33Item_79 3.48 .508 33Item_80 3.00 .433 33

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item- Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Item_1 251.88 335.468 .269 .927 Item_2 252.22 329.596 .543 .926 Item_3 252.50 328.516 .440 .926 Item_4 253.22 341.402 -.081 .930 Item_5 252.22 333.854 .308 .927 Item_6 253.34 336.620 .083 .929 Item_7 252.59 331.926 .483 .927 Item_8 252.41 329.088 .457 .926 Item_9 252.56 326.835 .661 .925 Item_10 252.50 320.258 .592 .925 Item_11 252.72 319.886 .609 .925 Item_12 252.81 325.899 .454 .926 Item_13 252.47 329.096 .481 .926 Item_14 252.31 334.157 .267 .927 Item_15 252.50 331.871 .408 .927 Item_16 252.78 332.951 .266 .928 Item_17 254.00 342.258 -.114 .930 Item_18 252.28 330.402 .511 .926 Item_19 252.19 333.383 .265 .927 Item_20 252.69 331.125 .323 .927 Item_21 252.22 336.951 .088 .929 Item_22 252.56 331.286 .347 .927 Item_23 252.13 333.790 .274 .927 Item_24 252.28 330.467 .370 .927

82

Item_25 Item_26

252.75 252.81

338.387331.060

.057

.335.928 .927

Item_27 252.69 333.706 .294 .927 Item_28 252.16 328.459 .601 .926 Item_29 251.97 338.031 .088 .928 Item_30 252.50 330.258 .573 .926 Item_31 251.94 330.254 .396 .927 Item_32 251.91 331.443 .508 .926 Item_33 252.69 344.415 -.226 .930 Item_34 252.31 331.899 .290 .927 Item_35 252.50 334.581 .262 .927 Item_36 252.38 330.048 .498 .926 Item_37 252.22 331.918 .282 .927 Item_38 252.97 326.418 .556 .926 Item_39 252.59 336.249 .139 .928 Item_40 252.56 330.383 .473 .926 Item_41 252.38 331.210 .389 .927 Item_42 252.41 330.378 .399 .927 Item_43 252.41 329.733 .393 .927 Item_44 252.03 329.967 .536 .926 Item_45 252.56 332.383 .368 .927 Item_46 252.84 328.781 .419 .927 Item_47 252.56 330.641 .459 .926 Item_48 252.13 327.532 .653 .926 Item_49 252.09 329.120 .391 .927 Item_50 252.47 333.999 .388 .927 Item_51 252.25 328.645 .533 .926 Item_52 252.28 326.983 .564 .926 Item_53 252.28 334.209 .296 .927 Item_54 252.41 328.055 .431 .926 Item_55 252.41 329.926 .605 .926 Item_56 252.38 332.177 .444 .927 Item_57 252.69 332.222 .424 .927 Item_58 252.50 331.871 .329 .927 Item_59 252.09 330.088 .515 .926 Item_60 252.44 333.222 .416 .927 Item_61 251.97 332.741 .397 .927 Item_62 252.44 333.480 .399 .927 Item_63 252.44 327.738 .422 .927 Item_64 252.44 329.415 .415 .927 Item_65 252.66 334.104 .423 .927 Item_66 252.56 341.544 -.088 .930 Item_67 252.38 331.468 .422 .927 Item_68 252.16 328.459 .534 .926 Item_69 252.59 328.636 .480 .926

83

Item_70 Item_71

252.47 252.28

335.483329.499

.236

.411.928 .927

Item_72 252.50 331.032 .403 .927 Item_73 252.38 326.952 .542 .926 Item_74 252.53 335.483 .225 .928 Item_75 252.56 331.738 .359 .927 Item_76 252.63 333.597 .300 .927 Item_77 252.88 336.952 .070 .929 Item_78 252.25 326.516 .496 .926 Item_79 252.19 329.383 .551 .926 Item_80 252.66 331.459 .507 .926

Keterangan:

Item Valid : 58 item

Item gugur : 22 item (yang tercetak tebal)

81

SKALA EVALUASI DIRI PADA PENARI

Sebelum mengerjakan, tulislah identitas diri Anda dengan lengkap dan

bacalah petunjuk pengerjaan berikut ini:

Petunjuk khusus:

Dalam skala ini terdapat 48 pernyataan mengenai pikiran, perasaan, dan

perilaku seorang penari saat sedang menari di atas pentas atau saat pertunjukkan.

Pilihlah dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang telah

disediakan.

Jawablah seluruh pernyataan. Dalam skala ini tidak ada jawaban yang

salah, semua jawaban adalah benar. Oleh karena itu pilihlah jawaban yang

sesuai dengan keadaan diri Anda sendiri.

Pilihan jawaban adalah:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Terimakasih atas perhatian dan kesediaannya untuk mengerjakan skala ini.

SELAMAT MENGERJAKAN

Nama : ………………..

Kelas : ………………..

No Urut : ………………..

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya mampu berkonsentrasi mengikuti proses belajar

menari, walaupun teman-teman mengganggu saya SS S TS STS

2. Saya berusaha untuk tidak cemas, ketika tahu

gerakan tari yang diajarkan sangat sulit SS S TS STS

82

3. Saya tidak berteriak saat menari, ketika terkejut

mendengar kaset yang digunakan untuk menari tiba-

tiba rusak

SS S TS STS

4. Saya mampu untuk tidak bolak-balik ke kamar

mandi, saat akan mengikuti penilaian pagelaran tari SS S TS STS

5. Saya tidak dapat berkonsentrasi menari, ketika

teman-teman menggoda saya di pentas SS S TS STS

6. Saya langsung cemas, ketika tahu gerakan tari yang

diajarkan sangat sulit SS S TS STS

7. Saya tidak bisa tersenyum ketika menari, saat grogi

menghadapi banyak penonton SS S TS STS

8. Perut saya terasa mulas, saat mengetahui saya

menjadi salah satu penari pembuka dalam sebuah

pertunjukkan

SS S TS STS

9. Walau saya sedang banyak masalah, saya tetap

menari dengan baik sampai akhir pertunjukkan SS S TS STS

10. Saya tetap tenang, meski salah satu lampu tiba-tiba

padam saat dilakukannya pertunjukkan SS S TS STS

11. Saya tidak sampai menggigit bibir saat menari,

ketika saya kecewa karena pasangan menari sya

salah melakukan gerakan

SS S TS STS

12. Saya tetap tersenyum ketika menari, walau saya

grogi menghadapi banyak penonton SS S TS STS

13. Saya tidak sampai berkeringat dingin, saat tahu

bahwa saya menjadi penari pembuka dalam sebuah

pertunjukkan

SS S TS STS

14. Saya tidak dapat mengikuti gerakan tari yang sulit SS S TS STS

15. Saya langsung takut menjadi terpengaruh, bila ada

teman satu kelompok yang salah melakukan gerakan SS S TS STS

16. Telapak tangan saya menjadi dingin, saat saya SS S TS STS

83

mendapatkan posisi menari terdepan

17. Saya masih dapat mengingat gerakan tari, meski

banyak masalah yang saya pikirkan diluar masalah

menari

SS S TS STS

18. Saya mampu untuk tidak marah kepada teman-teman

yang mengganggu saya menari SS S TS STS

19. Muka saya tidak sampai pucat pasi saat menari,

ketika saya terkejut melihat penonton dalam jumlah

banyak

SS S TS STS

20. Saya tetap akan melakukan “srisig” sampai ke dalam

panggung,meski saya bingung karena “gendhing”

tari sudah berhenti di tengah panggung

SS S TS STS

21. Perut saya tidak mulas, bila saya salah melakukan

suatu gerakan dalam pertunjukkan SS S TS STS

22. Saya tidak dapat mengikuti suatu proses belajar

menari, ketika teman-teman mengganggu saya SS S TS STS

23. Saya langsung cemas bila salahsatu properti menari

saya jatuh SS S TS STS

24. Saya akan berhenti “srisig” dan berjalan biasa ke

dalam panggung, saat “gendhing” tari berhenti ketika

saya masih di tengah panggung

SS S TS STS

25. Badan saya akan terasa demam, bila saya cemas

memikirkan gerakan tersulit dalam tarian yang harus

saya lakukan

SS S TS STS

26. Saya mampu untuk mencari gerakan lain, ketika

property yang mendukung gerakan terjatuh SS S TS STS

STS27. Saya tidak akan larut dalam kesedihan ketika menari

di atas pentas, meski menghadapi banyak masalah SS S TS

28. Saya tetap bisa menari seirama dengan alunan

gamelan, meski saya tidak nyaman dengan pakaian SS S TS STS

84

yang saya kenakan saat menari

29. Kepala saya tidak sampai pening, saat harus

menghadapi banyak penonton SS S TS STS

30. Saya bingung ketika salah satu property menari saya

terjatuh SS S TS STS

31. Saya menjadi takut menari, bila teman-

temanmengkritik gerakantari saya SS S TS STS

32. Saya akan melirik gerakan teman didekat saya, saat

saya takut gerakan saya tidak selaras dengan

gamelan

SS S TS STS

33. Perut saya akan terasa mulas, bila saya lupa salah

satu gerakan tari saat diatas pentas SS S TS STS

34. Saya sangat menghargai perbedaan, ketika orang

berpendapat berbeda mengenai konsep gerakan tari

yang bagus

SS S TS STS

35. Saya tidak takut, ketika menghadapi banyak

penonton yang memiliki keahlian menari SS S TS STS

36. Saya tidak cemberut, ketika saya tahu bahwa properti

menari yang saya gunakan tiba-tiba terjatuh SS S TS STS

37. Tangan saya tidak sampai berkeringat dingin, saat

keris yang saya akan saya gunakan untuk menari

terjatuh

SS S TS STS

38. Saya menjadi tidak berkonsentrasi, ketika teman

menilai gerakan saya jelek SS S TS STS

39. Muka saya akan pucat saat menari, ketika saya

terkejut melihat penonton dalam jumlah banyak SS S TS STS

40. Saya akan langsung mengambil begitu saja keris

yang terjatuh saat menari, karena saya sudah

terlanjur malu saat diatas pentas

SS S TS STS

41. Badan saya akan gemetaran, bila saya menghadapi SS S TS STS

85

banyak penonton

42. Meski teman menilai gerakan menari saya jelek, saya

tidak terpengaruh asalkan gerakan saya sesuai

dengan gerakan yang diajarkan guru

SS S TS STS

43. Saya mampu untuk tidak cemas, ketika ada teman

yang melakukan kesalahan gerak dalam pementasan

tari berkelompok

SS S TS STS

44. Badan saya tidak panas dingin,saat kaset yang saya

gunakan untuk menari mengalami gangguan teknis SS S TS STS

45. Saya akan langsung berkeringat dingin, bila salah

satu teman melakukan kesalahan gerak saat di pentas SS S TS STS

46. Saya tetap tenang sampai akhir pertunjukkan, meski

takut karena penonton membuat keributan SS S TS STS

47. Badan saya berkeringat dingin, bila salah satu

properti tari yang digunakan terjatuh SS S TS STS

48. Saya tidak cemas, meski “sampur” saya terjatuh SS S TS STS

Mohon dicek kembali, sehingga tidak ada pernyataan yang

terlewatkan. Terimakasih………….

89

Data Penelitian Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 S1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 S2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 S3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 S4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 S5 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 S6 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 S7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 S8 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 S9 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 S10 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 S11 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 S12 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 S13 3 3 3 4 2 2 2 3 4 3 3 2 3 4 3 2 S14 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 S15 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 1 4 S16 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 3 3 3 S17 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 S18 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 S19 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 S20 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 S21 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 S22 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 S23 3 2 2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 2 2 S24 3 3 4 2 3 1 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 S25 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 S26 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 S27 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 S28 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 S29 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 S30 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 S31 3 3 4 2 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 S32 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 S33 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 S34 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 S35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 S36 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 S37 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 S38 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 S39 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 S40 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3

90

S41 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 S42 2 3 3 3 1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 S43 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 S44 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 S45 1 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 S46 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 S47 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 S48 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 S49 2 3 3 3 3 4 3 4 2 2 2 3 3 4 4 3 S50 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 S51 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3

91

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 383 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 1 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3

92

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 1 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3

93

39 40 41 42 43 44 45 46 47 483 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4

94

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 4 2 2 3 3 3 2 3 4 4 1 2 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

95

Subjek Pikiran Rasa Psikomotorik Fisiologis Kendali Emosi

Kompetensi Menari

S1 33 37 39 39 148 77.3 S2 40 41 42 42 165 80.8 S3 42 44 46 51 183 75.8 S4 31 34 35 34 134 72.5 S5 36 38 38 42 154 73.8 S6 26 35 36 37 134 75.6 S7 33 36 35 39 143 77.5 S8 36 43 47 40 166 73.4 S9 34 37 35 38 144 73.1

S10 31 35 34 39 139 72.3 S11 37 38 40 44 159 76.2 S12 36 35 39 45 155 76.3 S13 33 34 32 38 137 73.2 S14 40 47 48 48 183 75.0 S15 34 37 42 43 156 75.4 S16 38 44 39 45 166 76.2 S17 36 41 44 42 163 75.3 S18 37 39 39 40 155 75.8 S19 36 40 38 40 154 76.2 S20 36 43 43 41 163 75.3 S21 33 40 40 40 153 73.0 S22 30 35 36 37 138 71.5 S23 39 37 36 39 151 72.9 S24 34 32 39 35 140 73.2 S25 35 38 37 38 148 72.4 S26 35 39 40 39 153 74.2 S27 39 44 42 45 170 76.8 S28 40 46 45 49 180 77.7 S29 30 32 37 37 136 71.4 S30 33 36 36 40 145 75.2 S31 36 37 39 35 147 73.6 S32 37 41 42 45 165 79.5 S33 41 42 43 48 174 71.5 S34 34 33 35 39 141 72.7 S35 44 48 48 52 192 76.6

96

S36 34 38 39 39 150 76.3

S37 40 45 43 47 175 75.2 S38 39 39 41 45 164 76.3 S39 35 34 37 41 147 73.9 S40 44 30 42 35 151 73.0 S41 40 48 46 52 186 78.4 S42 25 30 30 31 116 72.3 S43 35 40 42 41 158 76.2 S44 39 43 42 47 171 73.7 S45 30 31 35 37 133 72.4 S46 33 38 43 43 157 74.6 S47 39 41 39 46 165 74.4 S48 31 36 37 34 138 71.7 S49 30 36 34 40 140 76.5 S50 34 33 39 39 145 74.0 S51 35 35 35 39 144 76.2

97

Statistik Deskriptif dan Tabel Frekuensi

Kendali Emosi

Kompetensi Menari

N Valid 51 51

Missing 0 0

Mean 154.39 74.790

Std. Error of Mean 2.210 .2977

Median 153.00 75.000

Std. Deviation 15.785 2.1257

Variance 249.163 4.519

Skewness .315 .471

Std. Error of Skewness .333 .333

Kurtosis -.049 .031

Std. Error of Kurtosis .656 .656

Range 76 9.4

Minimum 116 71.4

Maximum 192 80.8

Percentiles 10 136.20 72.300

25 143.00 73.000

50 153.00 75.000

75 165.00 76.200

90 179.00 77.460

98

Deskriptif Kendali Emosi

Statistic

Std.

Error

Mean 154.39 2.210 Lower Bound 149.95 95%

Confidence Interval for Mean

Upper Bound 158.83

5% Trimmed Mean 154.09 Median 153.00 Variance 249.163 Std. Deviation 15.785 Minimum 116 Maximum 192 Range 76 Interquartile Range 22 Skewness .315 .333

Kendali Emosi

Kurtosis -.049 .656 Descriptif Kompetensi Menari

StatisticStd. Error

Mean 74.790 .2977 Lower Bound 74.192 95%

Confidence Interval for Mean

Upper Bound 75.388

5% Trimmed Mean 74.698 Median 75.000 Variance 4.519 Std. Deviation 2.1257 Minimum 71.4 Maximum 80.8 Range 9.4 Interquartile Range 3.2 Skewness .471 .333

KompetensiMenari

Kurtosis .031 .656

99

Kendali Emosi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 116 1 2.0 2.0 2.0 133 1 2.0 2.0 3.9 134 2 3.9 3.9 7.8 136 1 2.0 2.0 9.8 137 1 2.0 2.0 11.8 138 2 3.9 3.9 15.7 139 1 2.0 2.0 17.6 140 2 3.9 3.9 21.6 141 1 2.0 2.0 23.5 143 1 2.0 2.0 25.5 144 2 3.9 3.9 29.4 145 2 3.9 3.9 33.3 147 2 3.9 3.9 37.3 148 2 3.9 3.9 41.2 150 1 2.0 2.0 43.1 151 2 3.9 3.9 47.1 153 2 3.9 3.9 51.0 154 2 3.9 3.9 54.9 155 2 3.9 3.9 58.8 156 1 2.0 2.0 60.8 157 1 2.0 2.0 62.7 158 1 2.0 2.0 64.7 159 1 2.0 2.0 66.7 163 2 3.9 3.9 70.6 164 1 2.0 2.0 72.5 165 3 5.9 5.9 78.4 166 2 3.9 3.9 82.4 170 1 2.0 2.0 84.3 171 1 2.0 2.0 86.3 174 1 2.0 2.0 88.2 175 1 2.0 2.0 90.2 180 1 2.0 2.0 92.2 183 2 3.9 3.9 96.1 186 1 2.0 2.0 98.0 192 1 2.0 2.0 100.0 Total 51 100.0 100.0

100

Kompetensi Menari

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 71.4 1 2.0 2.0 2.0 71.5 2 3.9 3.9 5.9 71.7 1 2.0 2.0 7.8 72.3 2 3.9 3.9 11.8 72.4 2 3.9 3.9 15.7 72.5 1 2.0 2.0 17.6 72.7 1 2.0 2.0 19.6 72.9 1 2.0 2.0 21.6 73.0 2 3.9 3.9 25.5 73.1 1 2.0 2.0 27.5 73.2 2 3.9 3.9 31.4 73.4 1 2.0 2.0 33.3 73.6 1 2.0 2.0 35.3 73.7 1 2.0 2.0 37.3 73.8 1 2.0 2.0 39.2 73.9 1 2.0 2.0 41.2 74.0 1 2.0 2.0 43.1 74.2 1 2.0 2.0 45.1 74.4 1 2.0 2.0 47.1 74.6 1 2.0 2.0 49.0 75.0 1 2.0 2.0 51.0 75.2 2 3.9 3.9 54.9 75.3 2 3.9 3.9 58.8 75.4 1 2.0 2.0 60.8 75.6 1 2.0 2.0 62.7 75.8 2 3.9 3.9 66.7 76.2 5 9.8 9.8 76.5 76.3 3 5.9 5.9 82.4 76.5 1 2.0 2.0 84.3 76.6 1 2.0 2.0 86.3 76.8 1 2.0 2.0 88.2 77.3 1 2.0 2.0 90.2 77.5 1 2.0 2.0 92.2 77.7 1 2.0 2.0 94.1 78.4 1 2.0 2.0 96.1 79.5 1 2.0 2.0 98.0 80.8 1 2.0 2.0 100.0 Total 51 100.0 100.0

101

Frekuensi Kendali Emosi

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Sangat rendah 4 7,8% 7,8% 7,8%

Rendah 8 15,7% 15,7% 23,5%

Sedang 10 19,6% 19,6% 43,1%

Tinggi 15 29,4% 29,4% 72,5%

Sangat tinggi 24 27,5% 27,5% 100%

Frekuensi Kompetensi Menari

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Sangat rendah 4% 7,8% 7,8% 7,8%

Rendah 7% 13,7% 13,7% 21,5%

Sedang 14% 27,5% 27,5% 49%

Tinggi 9% 17,6% 17,6% 66,6%

Sangat tinggi 17% 33,4% 33,4% 100%

Uji Normalitas dan Linearitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kendali Emosi KompetensiMenari

N 51 51

Normal Parameters(a,b) Mean 154.39 74.790

Std.Deviation 15.785 2.1257

Most Extreme Differences

Absolute .073 .087

Positive .073 .087

Negative -.068 -.080

Kolmogorov-Smirnov Z .520 .618

Asymp. Sig. (2-tailed) .949 .840

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

102

ANOVA

Independent variable: Kendali Emosi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups

(Combined) 9334.190 36 259.283 1.162 .396

Linear Term Weighted 3044.071 1 3044.071 13.642 .002

Deviation 6290.119 35 179.718 .805 .709

Within Groups 3123.967 14 223.140

Total 12458.157 50

Dependent Variable: Kompetensi Menari

103

104

Diagram Linearitas

Hubungan Antara Kendali Emosi dan Kompetensi Menari Pada Penari Tari

Jawa di SMK Negeri 8 Surakarta

70.0

72.0

74.0

76.0

78.0

80.0

82.0

120 140 160 180 200

Kendali_Emosi

ObservedLinear

Kompetensi_Menari

105

Korelasi Kendali Emosi dan Kompetensi Menari

Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N

Kendali Emosi 154.39 15.785 51

Kompetensi Menari 74.790 2.1257 51

Correlations

Kendali Emosi

Kompetensi Menari

Kendali Emosi

Pearson Correlation 1 .494(**)

Sig. (1-tailed) . .000

N 51 51KompetensiMenari

Pearson Correlation .494(**) 1

Sig. (1-tailed) .000 .

N 51 51** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Uji Korelasi Tiap Aspek Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Pikiran 35.45 4.071 51

Rasa 38.33 4.585 51

Psikomotorik 39.41 4.100 51

Fisiologis 41.20 4.771 51

KE 154.39 15.785 51

KomMen 74.790 2.1257 51

Korelasi Antar Aspek

Pikiran Rasa Psikomotorik Fisiologis Kendali EmosiKompetensi

Menari Pikiran Pearson

Correlation 1 .664(**) .735(**) .720(**) .859(**) .419(**)

Sig. (1-tailed) . .000 .000 .000 .000 .001 N 51 51 51 51 51 51Rasa Pearson

Correlation .664(**) 1 .787(**) .832(**) .917(**) .458(**)

Sig. (1-tailed) .000 . .000 .000 .000 .0005 N 51 51 51 51 51 51Psikomotorik

Pearson Correlation .735(**) .787(**) 1 .734(**) .900(**) .425(**)

Sig. (1-tailed) .000 .000 . .000 .000 .001 N 51 51 51 51 51 51Fisiologis

Pearson Correlation .720(**) .832(**) .734(**) 1 .920(**) .474(**)

Sig. (1-tailed) .000 .000 .000 . .000 .000 N 51 51 51 51 51 51KE Pearson

Correlation .859(**) .917(**) .900(**) .920(**) 1 .494(**)

Sig. (1-tailed) .000 .000 .000 .000 . .000 N 51 51 51 51 51 51KomMen

Pearson Correlation .419(**) .458(**) .425(**) .474(**) .494(**) 1

Sig. (1-tailed) .001 .0005 .001 .000 .000 . N 51 51 51 51 51 51

** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

106

107

Nilai Rata-rata Kompetensi Menari Kelas II Subjek Jumlah Rata-rata

Semester I Jumlah Rata-rata

Semester II Jumlah Rata-rata

Kompetensi Menari S1 78.6 75.8 77.3 S2 79.8 81.8 80.8 S3 76 75.5 75.8 S4 72 73.2 72.5 S5 74 73.6 73.8 S6 75 76.3 75.6 S7 77.4 77.6 77.5 S8 71.6 75.5 73.4 S9 72.6 73.7 73.1 S10 73.2 73 72.3 S11 77.5 75 76.2 S12 75.6 77.2 76.3 S13 73.5 72.8 73.2 S14 75.3 74.7 75.0 S15 75.8 74.8 75.4 S16 75.7 76.8 76.2 S17 76 74.5 75.3 S18 75.1 76.6 75.8 S19 75.3 77 76.2 S20 76.2 74.6 75.3 S21 73.3 72.7 73.0 S22 71 72.2 71.5 S23 72.7 73.2 72.9 S24 73.5 72.8 73.2 S25 72.1 72.6 72.4 S26 74 74.5 74.2 S27 76.5 75 76.8 S28 78.3 77.1 77.7 S29 70.8 71.9 71.4 S30 75 75.5 75.2 S31 74.3 72.5 73.6 S32 80 78 79.5 S33 71 72.2 71.5 S34 72 73.3 72.7 S35 76.1 77.2 76.6 S36 76.1 76.5 76.3 S37 74.9 75.7 75.2 S38 76.3 76.3 76.3 S39 73.1 72.8 73.9 S40 74.9 73.1 73.0 S41 77.9 78.8 78.4

107

S42 72.8 71.7 72.3 S43 76.7 75.6 76.2 S44 73.4 74 73.7 S45 73.1 71.7 72.4 S46 73.1 75 74.6 S47 75.1 73.5 74.4 S48 72.5 70.9 71.7 S49 76.1 76.8 76.5 S50 74.8 73.2 74.0 S51 76.4 76 76.2