HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf ·...

16
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: OKTARIANI KOMALASARI F. 100 070 040 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Transcript of HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf ·...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor ... kualitas

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Dalam mencapai derajat Sarjana S-1

Diajukan Oleh:

OKTARIANI KOMALASARI

F. 100 070 040

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor ... kualitas

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh

Derajat Sarjana S-1

Diajukan Oleh:

OKTARIANI KOMALASARI

F. 100 070 040

Kepada

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor ... kualitas
Page 4: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor ... kualitas
Page 5: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor ... kualitas

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Seni Budaya

(Oktariani Komalasari)

1

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA

Oktariani Komalasari

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Prestasi belajar seni budaya pada siswa SMA Batik 2 Surakarta dari tahun

2008 hingga 2011 menunjukkan prestasi yang selalu meningkat. Hasil ini

didukung oleh minat siswa terhadap kegiatan seni budaya di sekolah dan

didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana seni budaya yang memadai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seni budaya selain minat dan

ketersediaan sarana dan prasarana adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan

intelektual memberikan persiapan bagi individu untuk menghadapi gejolak,

kesempatan ataupun kesulitan-kesulitan dan kehidupan. Dengan kecerdasan

emosional, individu mampu mengetahui dan menanggapi perasaan mereka sendiri

dengan baik dan mampu membaca dan menghadapi perasaan-perasaan orang lain

dengan efektif. Individu dengan keterampilan emosional yang berkembang baik

berarti kemungkinan besar ia akan berhasil dalam kehidupan dan memiliki

motivasi untuk berprestasi. Sedangkan individu yang tidak dapat menahan kendali

atas kehidupan emosionalnya akan mengalami pertarungan batin yang merusak

kemampuannya untuk memusatkan perhatian pada tugas-tugasnya dan memiliki

pikiran yang jernih.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan kecerdasan emosional

terhadap prestasi belajar seni budaya, tingkat kecerdasan emosional, prestasi seni

budaya, dan untuk mengetahui sumbangan efektif kecerdasan emosional terhadap

prestasi belajar seni budaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

Metode pengambilan datanya menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Sampel

penelitian adalah siswa-siswi SMA Batik 2 Surakarta kelas XI IA1, IA2, IA3, IS1,

IS2, IS3, IS4, dan IS5. Teknik pengujian hipotesis menggunakan uji korelasi yang

didahulu dengan uji asumsi berupa normalitas dan linieritas.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan ada hubungan positif

antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor

kecerdasan emosional mempunyai pengaruh 60,9 % terhadap prestasi belajar seni

budaya dan ini membuktikan bahwa kecerdasan emosional merupakan salah satu

faktor yang sangat penting yang mempengaruhi prestasi belajar seni budaya pada

siswa. Sedangkan 39,1 % lagi dipengaruhi oleh faktor lainnya, misalnya faktor

motivasi, emosi, faktor lingkungan sosial dan non sosial, dan kecerdasan

emosional yang tergolong tinggi dan hal ini ditunjukkan dari rerata empirik

sebesar 122,44 dan rerata hipotetik sebesar 90.

Kata kunci : kecerdasan emosional, prestasi belajar seni budaya

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor ... kualitas

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Seni Budaya

(Oktariani Komalasari)

2

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah

satu wahana untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia.

Karena keberhasilan dunia

pendidikan sebagai faktor penentu

tercapainya tujuan pembangunan

nasional di bidang pendidikan yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hal tersebut diperlukan sebagai

bekal dalam rangka menyonsong

datangnya era global dan pasar bebas

yang penuh dengan persaingan.

Untuk mencapai keberhasilan dalam

dunia pendidikan, maka keterpaduan

antara kegiatan guru dengan siswa

sangat diperlukan. Oleh karena itu

guru diharapkan mampu mengatur,

mengarahkan, dan menciptakan

suasana yang mampu mendorong

motivasi siswa untuk belajar. Karena

guru merupakan kunci dalam

peningkatan mutu pendidikan dan

mereka berada di titik sentral dari

setiap usaha reformasi pendidikan

(Syah,2003).

Masalah pendidikan perlu

mendapat perhatian khusus oleh

Negara Indonesia yaitu dengan

dirumuskannya Undang-undang RI

No. 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan (2003) yang berbunyi:

pendidikan nasional berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan,

membentuk watak serta peradapan

bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang

beriman, bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga Negara

yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Sujana (2000)

mengemukakan hasil belajar yang

didapatkan oleh siswa dipengaruhi

oleh dua faktor utama, yaitu faktor

dari dalam diri siswa dan faktor yang

datangnya dari luar siswa, bahwa

hasil belajarnya siswa disekolah 70%

dipengaruhi oleh kemampuan siswa

itu sendiri, dan 30% dipengaruhi

oleh lingkungan. Tetapi perlu diingat

bahwa faktor lain yaitu motivasi,

minat, perhatian, sikap dan kebiasaan

belajar, ketekunan, kondisi sosial

ekonomi dan politik, kondisi psikis

dan fisik mampu memberikan

pengaruh.

Pembelajaran seni rupa di

sekolah mengembangkan

kemampuan siswa dalam berkarya

seni yang bersifat visual dan rabaan.

Pembelajaran seni rupa memberikan

kemampuan bagi siswa untuk

memahami dan memperoleh

kepuasan dalam menanggapi karya

seni rupa ciptaan siswa sendiri

maupun karya seni rupa ciptaan

orang lain. Melalui pengalaman

berkarya, siswa memperoleh

pemahaman tentang berbagai

penggunaan media, baik media untuk

seni rupa dwimatra maupun seni rupa

trimatra. Dalam berkarya seni rupa,

siswa belajar menggunakan berbagai

teknik tradisional dan modern untuk

mengeksploitasi sifat-sifat dan

potensi estetik media. Melalui seni

rupa, siswa belajar berkomunikasi

melalui gambar dan bentuk, serta

mengembangkan rasa kebanggaan

dalam menciptakan ungkapan pikiran

dan perasaannya.

Pada penelitian ini variabel

determinan atau yang menjadi

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor ... kualitas

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Seni Budaya

(Oktariani Komalasari)

3

prediktor variabel prestasi belajar

yaitu faktor dalam diri individu yang

terkait dengan prestasi belajar

diantaranya yaitu kecerdasan

emosional. Kenyataannya, dalam

proses belajar mengajar di sekolah

sering ditemukan siswa yang tidak

dapat meraih prestasi belajar yang

setara dengan kemampuan

inteligensinya. Ada siswa yang

mempunyai kemampuan inteligensi

tinggi tetapi memperoleh prestasi

belajar yang relatif rendah, namun

ada siswa yang walaupun

kemampuan inteligensinya relatif

rendah, dapat meraih prestasi belajar

yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf

inteligensi bukan merupakan satu-

satunya faktor yang menentukan

keberhasilan seseorang, karena ada

faktor lain yang mempengaruhi.

Menurut Goleman (2000),

kecerdasan intelektual (IQ) hanya

menyumbang 20% bagi kesuksesan,

sedangkan 80% adalah sumbangan

faktor kekuatan-kekuatan lain,

diantaranya adalah kecerdasan

emosional atau Emotional Quotient

(EQ) yakni kemampuan memotivasi

diri sendiri, mengatasi frustasi,

mengontrol desakan hati, mengatur

suasana hati (mood), berempati serta

kemampuan bekerja sama.

Berdasarkan uraian tersebut,

maka peneliti merumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut

“Apakah ada hubungan antara

kecerdasan emosional terhadap

prestasi belajar seni budaya?”.

Berdasarkan rumusan masalah yang

ada maka peneliti berkeinginan

untuk membuktikan dengan

mengajukan judul “Hubungan antara

Kecerdasan Emosional terhadap

Prestasi Belajar Seni budaya”.

LANDASAN TEORI

Prestasi Belajar

Prestasi belajar tidak dapat

dipisahkan dari berbuatan belajar,

karena belajar merupakan suatu

proses, sedangkan prestasi belajar

adalah hasil dari proses pembelajaran

tersebut. Bagi seorang siswa belajar

merupakan suatu kewajiban. Berhasil

atau tidaknya seorang siswa dalam

pendidikan tergantung pada proses

belajar yang dialami oleh siswa

tersebut.

Pendidikan seni pada

umumnya meliputi rupa, seni musik,

seni tari dan seni drama (seni teater).

Sejak awal munculnya kurikulum

umum para pendidikan seni budaya

berjuang agar seni dipertimbangkan

secara serius. Sejak lama seni telah

diasumsikan memiliki peranan

penting untuk menghasilkan warga

masyarakat yang baik, tambahan

bagi mata pelajaran akademik,

program khusus bagi anak-anak

berbakat, atau kegiatan

ekstrakurikuler.

Menurut Goldberg (1997),

terdapat tiga cara mengintegrasikan

seni dalam pembelajaran, yaitu

belajar dengan seni belajar tentang

seni (learning about the arts), belajar

dengan seni (learning with the arts),

dan belajar melalui seni (learning

through the arts). Belajar dengan

seni terjadi jika seni diperkenalkan

kepada siswa sebagai cara untuk

mempelajari materi pelajaran

tertentu. Sebagai contoh, guru

memperkenalkan lukisan Piet

Mondrian untuk dalam mengajarkan

garis sejajar. Dalam hal ini, siswa

belajar dengan bantuan bentuk seni

yang memberikan informasi tentang

materi pelajaran.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor ... kualitas

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Seni Budaya

(Oktariani Komalasari)

4

Belajar melalui seni

merupakan metode untuk mendorong

siswa untuk mempelajari dan

mengekspresikan pemahamannya

tentang materi pelajaran melalui

bentuk-bentuk karya seni. Belajar

melalui dapat diterapkan untuk

semua jenjang sekolah. Sebagai

contoh, siswa disuruh menggambar

objek alam (misalnya kerang laut)

untuk memahami fenomena objek

alam tersebut. Dalam hal ini, siswa

secara aktif dilibatkan dalam berpikir

imajinatif dan kreatif dalam belajar

melalui seni dan mengkonstruksi

makna.

Pengukuran prestasi belajar seni

budaya

Pada dasarnya pendidikan

seni disekolah diarahkan untuk

menumbuhkan kepekaan rasa estetik

dan artistik sehingga terbentnk sikap

kritis, apresiasif dan kreatif pada diri

peserta didik secara menyeluruh.

Sikap ini akan tumbuh, apabila

dilakukan serangkaian proses

kegiatan pada peserta didik yang

meliputi kegiatan pengamatan,

penilaian, dan pertumbuhan rasa

memiliki melalui keterlibatan peserta

didik dalam segala aktivitas seni di

dalam kelas dan atau di luar kelas.

Dengan demikian pendidikan

seni melibatkan semua bentuk

kegiatan berupa aktivitas fisik dan

cita rasa keindahan yang tertuang

dalam kegiatan berekspresi,

bereksplorasi, berapresiasi dan

berkreasi melalui bahasa rupa, bunyi,

gerak dan peran (seni budaya,musik,

tari, dan teater). Masing-masing

mencakup mated sesuai dengan

bidang seni dan aktivitas dalam

gagasan-gagasan seni, keterampilan

berkarya seni serta berapresiasi

dengan memperhatikan konteks

sosial budaya masyarakat.(Diknas,

2006).

Berikut ini prinsip penilaian

karya seni budaya pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah,

yang mengacu pada Peraturan

Menteri No 20 tahun 2007:

a. Sahih

b. Objektif

c. Adil

d. Terpadu

e. Terbuka

f. Menyeluruh dan

berkesinambungan

g. Sistematis

h. Beracuan

i. Akuntabel

Penilaian karya seni rupa

peserta didik tentunya tidak tepat

kalau hanya dilihat dari hasil karya

saja, tetapi akan lebih lengkap dan

baik bila dilengkapi dengan penilaian

proses peserta didik pada waktu

membuat karya tersebut. Hal ini

sesuai dengan yang dikatakan Zainul

(2005), yang menyatakan bahwa

asesmen kinerja secara sederhana

didefinisikan sebagai penilaian

terhadap proses perolehan,

penerapan, pengetahuan dan

ketrampilan, melalui proses

pembelajaran yang menunjukkan

kemampuan peserta didik dalam

proses dan produk.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar.

Sumadi Suryabrata (1998)

dan Shertzer dan Stone (Winkle,

1997), secara garis besar faktor-

faktor yang mempengaruhi belajar

dan prestasi belajar dapat

digolongkan menjadi dua bagian,

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor ... kualitas

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Seni Budaya

(Oktariani Komalasari)

5

yaitu faktor internal dan faktor

eksternal.

a. Faktor internal

Merupakan faktor yang

berasal dari dalam diri siswa yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar.

Faktor ini dapat dibedakan menjadi

dua kelompok, yaitu :

1) Faktor fisiologis

a) Kesehatan badan.

b) Pancaindera.

2) Faktor psikologis

a) Intelligensi.

b) Sikap.

c) Motivasi.

b. Faktor eksternal

1) Faktor lingkungan keluarga

2) Faktor lingkungan sekolah

3) Faktor lingkungan

masyarakat

Kecerdasan Emosional

Istilah “kecerdasan emo

sional” pertama kali dilontarkan

pada tahun 1990 oleh psikolog Peter

Salovey dari Harvard University dan

John Mayer dari University of New

Hampshire untuk menerangkan

kualitas-kualitas emosional yang

tampaknya penting bagi

keberhasilan. Salovey dan Mayer

mendefinisikan kecerdasan

emosional atau yang sering disebut

EQ sebagai himpunan bagian dari

kecerdasan sosial yang melibatkan

kemampuan memantau perasaan

sosial yang melibatkan kemampuan

pada orang lain, memilah-milah

semuanya dan menggunakan

informasi ini untuk membimbing

pikiran dan tindakan (Shapiro, 1998).

Kecerdasan emosional sangat

dipengaruhi oleh lingkungan, tidak

bersifat menetap, dapat berubah-

ubah setiap saat. Untuk itu peranan

lingkungan terutama orang tua pada

masa kanak-kanak sangat

mempengaruhi dalam pembentukan

kecerdasan emosional. Keterampilan

EQ bukanlah lawan keterampilan IQ

atau keterampilan kognitif, namun

keduanya berinteraksi secara

dinamis, baik pada tingkatan

konseptual maupun di dunia nyata.

Selain itu, EQ tidak begitu

dipengaruhi oleh faktor keturunan.

(Shapiro, 1998).

Faktor – faktor yang

mempengaruhi Kecerdasan

Emosional

a. Faktor lingkungan keluarga

Kehidupan keluarga

merupakan sekolah pertama dalam

mempelajari emosi, orang tua

merupakan subyek pertama yang

perilakunya di indentifikasi oleh

anak dan kemudian diinternalisasi

yang akhitnya akan menjadi bagian

dari kepribadian anak.

b. Lingkungan non keluarga

Dalam hal ini yang terkait

adalah lingkungan masyarakat dalam

pendidikan. Remaja dapat belajar

mengenai kecerdasan emosional

melalui masyarakat disekitar tempat

tinggal dilingkungan pendidikan.

Dari uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa faktor – faktor

yang mempengaruhi perkembangan

kecerdasan emosional adalah adanya

faktor lingkungan keluarga dan

faktor non lingkungan keluarga

termasuk juga lingkungan sekolah.

Keterkaitan antara kecerdasan

emosional dengan prestasi belajar

seni budaya pada siswa SMA

Di tengah semakin ketatnya

persaingan di dunia pendidikan

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor ... kualitas

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Seni Budaya

(Oktariani Komalasari)

6

dewasa ini, merupakan hal yang

wajar apabila para siswa sering

khawatir akan mengalami kegagalan

atau ketidak berhasilan dalam meraih

prestasi belajar atau bahkan takut

tinggal kelas.

Individu yang memiliki

tingkat kecerdasan emosional yang

lebih baik, dapat menjadi lebih

terampil dalam menenangkan dirinya

dengan cepat, jarang tertular

penyakit, lebih terampil dalam

memusatkan perhatian, lebih baik

dalam berhubungan dengan orang

lain, lebih cakap dalam memahami

orang lain dan untuk kerja akademis

di sekolah lebih baik (Gottman,

2001).

Hipotesis

Berdasarkan kesimpulan

teoretik atas telaah yang dilakukan

tersebut maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah

“ Ada hubungan positif antara

kecerdasan emosional dengan

prestasi belajar seni budaya”. Dalam

ini berarti semakin tinggi kecerdasan

emosional seseorang, maka akan

semakin tinggi prestasi belajar yang

dimilikinya dan begitu pula

sebaliknya semakin rendah

kecerdasan emosional seseorang

maka akan semakin rendah prestasi

belajarnya.

Metode Penelitian

Suatu hal yang harus

diperhatikan dalam suatu penelitian

adalah metode penelitian yang

digunakan. Hadi (1995) menyatakan

bahwa metode penelitian merupakan

masalah yang penting dalam suatu

penelitian dan sangat mempengaruhi

hasil penelitian yang dilakukan.

Kesalahan dalam menentukan

metode akan mengakibatkan

kesalahan dalam pengambilan data

serta pengambilan keputusan,

sebaliknya semakin tepat metode

yang digunakan diharapkan semakin

baik pula hasil yang diperoleh.

Penelitian yang dilakukan ini

menggunakan metode kuantitatif.

Prosedur dan alat yang digunakan

dalam penelitian juga harus cocok

dengan metode penelitian yang

digunakan. Dalam penelitian ini

menggunakam alat ukur yang

dinamakan skala.

Definisi Operasional Variabel

Penelitian

1. Prestasi Belajar Seni budaya

Prestasi belajar siswa diperoleh

dari nilai rata-rata raport siswa

pada kelas X semester 2 tahun

2011 yang diperoleh dari pihak

SMA Batik 2 Surakarta. Prestasi

belajar terdiri dari 1 mata

pelajaran yang tidak butuh

banyak berfikir yaitu Seni

Budaya.

2. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah

kemampuan yang dimiliki

seseorang dalam memanajemen

emosi untuk melakukan suatu

hal yang didasari oleh aspek-

aspek mengenali mengenali

emosi diri, mengelola emosi,

memotivasi diri sendiri,

mengenali emosi orang lain, dan

membina hubungan. Semakin

tinggi skor skala kecerdasan

emosi yang diperoleh

menunjukkan semakin tinggi

kecerdasan emosi subjek, begitu

pula sebaliknya.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor ... kualitas

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Seni Budaya

(Oktariani Komalasari)

7

Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan

studi populasi. Menurut Suryabrata

(2000), studi populasi adalah

penelitian yang dilakukan terhadap

ruang lingkup yang luas dengan

subjek penelitian dan kesimpulannya

berlaku bagi semua subjek penelitian

yang ada dalam populasi tersebut.

Adapun sampel yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah siswa-siswi SMA Batik 2

Surakarta kelas XI IA1, IA2, IA3,

IS1, IS2, IS3, IS4, dan IS5. Total

subjek penelitian berjumlah 288

orang.

Metode Pengumpulan Data

Alat ukur yang digunakan

dalam penelitian ini berbentuk skala

kecerdasan emosional dan

dokumentasi nilai rapor.

1. Skala kecerdasan emosional

Skala ini dibuat guna

mengungkap kecerdasan emosi.

Skala kecerdasan emosi disusun Ika

(2008) yang kemudian dimodifikasi

oleh peneliti dengan mengacu pada

teori yang dikemukakan oleh

Solovey dan Mayer (dalam Goleman,

2002) yang mencakup aspek

mengenali emosi diri, mengelola

emosi, memotivasi diri sendiri,

mengenali emosi orang lain, dan

membina hubungan. Alasan peneliti

memodifikasi karena adanya

kesamaan tujuan penelitan yaitu

mengetahui tentang kecerdasan

emosi, peneliti melakukan

modifikasi dengan cara pengurangan

dan penambahan aitem dan

mengubah beberapa aitem yang

memiliki kekaburan makna akibat

memiliki dua kondisi, kondisi

disesuaikan dengan subjek

penelitian. Alasan menggunakan

skala terpakai karena sudah teruji

dengan validitas rbt = 0,289 sampai

dengan 0,736 dan reliabilitas rtt =

0,957. Namun karena adanya

beberapa modifikasi yang dilakukan

oleh peneliti maka skala ini masih

harus di try out kan lagi untuk

memperoleh validitas dan reliabilitas

yang baru.

Penyusunan angket

dikelompokkan menjadi item-item

favorable dan unfavorable. Dimana

pernyataan favorable adalah

pernyataan yang mendukung atau

menunjukkan atribut yang diukur,

sedang pernyataan unfavorable

adalah penyataan yang tidak

mendukung dan tidak menunjukkan

atribut yang diukur.

Kecerdasan Emosi pada

remaja adalah skala model Likert

yang telah dimodifikasi menjadi

empat kategori jawaban dan aitem-

aitem dalam skala ini dikelompokkan

dalam aitem favorable serta

unfavorable. Skor untuk aitem

favorable adalah sebagai berikut:

Sangat Sesuai (SS) : Dengan skor 4

Sesuai (S) : Dengan skor 3

Tidak Sesuai (TS) : Dengan skor 2

Sangat Tidak Sesuai (STS) :

Dengan skor 1

Selajutnya untuk aitem

unfavorable yang berisikan

pernyataan-pernyataan yang tidak

mendukung objek sikap skor yang

diberikan adalah sebagai berikut:

Sangat Sesuai (SS): Dengan skor 1

Sesuai (S) : Dengan skor 2

Tidak Sesuai (TS) : Dengan skor

3

Sangat Tidak Sesuai (STS):

Dengan skor 4

Skala ini disusun berdasarkan

5 aspek kecerdasan emosi dari

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor ... kualitas

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Seni Budaya

(Oktariani Komalasari)

8

Goleman (2000) yaitu mengenali

emosi diri, mengelola emosi diri,

memotivasi diri sendiri, empati atau

mengenali emosi orang lain, dan

membina hubungan dengan orang

lain atau ketrampilan sosial. Tinggi

rendahnya skala kecerdasan emosi

ditentukan oleh skor yang diperoleh

dan kemudian dikategorisasikan

menjadi 5 yaitu: sangat rendah,

rendah, sedang, tinggi, dan sangat

tinggi.

Blue Print Skala Kecerdasan

Emosi Sebelum Penelitian Aspek Nomor Aitem

Favourable Unfavourable

Mengenali

Emosi

Diri

1,11,21,31,41 2,12,22,32,42

Mengelola

Emosi

3,13,23,33,43 4,14,24,34,44

Memotivasi

Diri

Sendiri

5,15,25,35,45 6,16,26,36,46

Mengenali

Emosi

Orang lain

7,17,27,37,47 8,18,28,38,48

Membina

Hubungan

9,19,29,39,49 10,20,30,40,50

Total 25 25

2. Metode Dokumentasi

Teknik pengumpulan data

terhadap prestasi belajar ini adalah

dengan mengambil data yang sudah

tersedia, yaitu nilai Rapor pada kelas

X semester 2 sebagai subyek

penelitian yang merupakan hasil

penilaian oleh pihak Sekolah. Data

dari prestasi belajar ini dikumpulkan

dengan cara melihat hasil rapor kelas

X semester 2 dari seluruh subyek

penelitian. Mata pelajaran kelas X

yaitu : Seni Budaya.

Penilaian prestasi belajar

tersebut merupakan hasil evaluasi

dari suatu proses belajar formal yang

dinyatakan dalam bentuk kuantitatif

(angka) yang terdiri antara 1 sampai

10. Hasil ini dapat dilihat dari nilai

rata-rata raport siswa yang diberikan

oleh pihak guru dalam setiap masa

akhir tertentu (6 bulan) untuk

sekolah lanjutan.

Teknik Analisis Data

Metode analisis data

merupakan suatu metode yang

digunakan untuk mengolah data,

menganalisis data hasil penelitian

untuk diuji kebenarannya. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini

berupa analisa statistik.

Selanjutnya metode analisis

data dilakukan dengan mengunakan

kriteria internal yaitu pengujian

korelasi antara skor butir dengan

skor total butir. Perhitungannya

menggunakan teknik korelasi

product moment dari Karl Pearson

(Hadi, 2001)

LAPORAN PENELITIAN

Orientasi Kancah Penelitian

Pada pelaksanaan try out

penelitian ini dilaksanakan pada 96

siswa-siswi SMA Batik 2 Surakarta

kelas XI IA1, IS1, dan IS2. Setelah

melakukan uji coba, peneliti baru

melaksanakan penelitian pada 185

siswa-siswi SMA Batik 2 Surakarta

kelas XI IA2, IA3, IS3, IS4, dan IS5.

Perhitungan Validitas dan

Reliabilitas

Perhitungan validitas aitem

untuk skala kecerdasan emosional

dan prestasi belajar seni budaya

digunakan teknik korelasi product

moment yang kemudian dikoreksi

dengan part whole. Perhitungan

tersebut mencari korelasi antara skor

tiap-tiap aitem dengan skor total

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor ... kualitas

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Seni Budaya

(Oktariani Komalasari)

9

aitem yang dikerjakan dengan

bantuan computer program SPSS

(Statistical Product and Service

Solution).

Hasil uji coba validitas skala

kecerdasan emosional diperoleh 45

aitem yang sahih dari 50 aitem yang

diujicobakan, dengan koefisien

validitas berkisar antara (rbt) = 0,391

sampai (rbt) = 0,698 dengan koefisien

p<0,05.

Perhitungan Reliabilitas

Uji koefisien reliabilitas skala

dilakukan setelah uji validitas.

Perhitungan reliabiltas dengan

menggunakan bantuan komputer

program SPSS (Statistical Product

and Service Solution). Perhitungan

reliabilitas untuk item-item skala

kecerdasan emosional dengan

koefisien reliabilitas (rtt) sebesar

0,829. Hasil diatas menunjukkan

bahwa skala kecerdasan emosional

adalah andal, sehingga dapat

dipergunakan sebagai alat ukur

dalam penelitian ini.

Analisis Data

1. Uji Asumsi

Uji normalitas ini

bertujuan untuk mengetahui

normal tidaknya penyebaran data

dari veriabel penelitian. Hasil dari

uji normalitas sebaran diperoleh

data sebagai berikut: untuk

variable kecerdasan emosional

kolmogorov-smirnov sebesar

0,881 dengan p = 0,420 (p>0,05)

dengan demikian dari hasil

tersebut dapat diketahui bahwa

sebaran variable kecerdasan

emosional yang dipakai dalam

penelitian ini mempunyai sebaran

normal. Variable prestasi belajar

seni budaya mempunyai

kolmogorov-smirnov sebesar

1,322 dengan p = 0,061 (p>0,05)

dengan demikian dari hasil

tersebut dapat diketahui bahwa

sebaran variable prestasi belajar

seni budaya yang dipakai dalam

penelitian ini mempunyai sebaran

yang normal.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui

hubungan antara variabel bebas

dan variabel tergantung

berkorelasi linier atau tidak. Dari

hasil uji linieritas hubungan antara

variabel kecerdasan emosional

dengan prestasi belajar seni

budaya diperoleh Fbeda sebesar

1,415 dengan p = 0,114 (p>0,05)

yang berarti korelasinya linier.

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji

asumsi, langkah selanjutnya

adalah melakukan perhitungan

untuk menguji hipotesis yang

diajukan dengan teknik product

moment dari Person. Berdasarkan

hasil perhitungan yang diperoleh

nilai koefisien korelasi sebesar

0,609 dengan p = 0,000 (p<0,05)

Hal ini berarti ada hubungan

negative yang sangat signifikan

antara kecerdasan emosional

dengan prestasi belajar seni

budaya. Artinya semakin positif

kecerdasan emosional maka

semakin kecil prestasi belajar seni

budaya dan sebaliknya.

Peranan atau sumbangan

efektif kecerdasan emosional

dengan prestasi belajar seni

budaya sebesar 60,9% yang

ditunjukkan oleh nilai koefisien

determinan (r2) sebesar 0,609.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor ... kualitas

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Seni Budaya

(Oktariani Komalasari)

10

4. Mean/Rerata

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa rata-rata

kecerdasan emosional pada subjek

tergolong sedang yang

ditunjukkan oleh rerata empirik

(ME) =122,44 dengan rerata

hipotik (MH) = 112,50.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis

Product Moment diperoleh nilai

koefisien r = 0,609 dengan taraf

signifikansi p = 0,000 < p (0,050),

hal ini menunjukkan ada hubungan

negatif yang signifikan antara

kecerdasan emosional dengan

prestasi belajar seni budaya. Semakin

positif kecerdasan emosional, maka

semakin tinggi prestasi belajar seni

budaya pada siswa.

Hasil penelitian ini

mendukung pernyataan

(Winkle,1997) hakikat inteligensi

adalah kemampuan untuk

menetapkan dan mempertahankan

suatu tujuan, untuk mengadakan

suatu penyesuaian dalam rangka

mencapai tujuan itu dan untuk

menilai keadaan diri secara kritis dan

objektif. Taraf inteligensi ini sangat

mempengaruhi prestasi belajar

seorang siswa, di mana siswa yang

memiliki taraf inteligensi tinggi

mempunyai peluang lebih besar

untuk mencapai prestasi belajar yang

lebih tinggi.

Dilihat dari koefisien

determinan atau sumbangan efektif.

Sumbangan efektif yang diberikan

kecerdasan emosional terhadap

prestasi belajar seni budaya pada

siswa dalam penelitian ini sebesar

60,9 %. Hal ini menunjukkan bahwa

faktor kecerdasan emosional

mempunyai pengaruh 60,9 %

terhadap prestasi belajar seni budaya

dan ini membuktikan bahwa

kecerdasan emosional merupakan

salah satu faktor yang sangat penting

yang mempengaruhi prestasi belajar

seni budaya pada siswa. Hal ini

didukung oleh teori yang

dikemukakan oleh Suryabrata (2001)

menyatakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar

dapat digolongkan menjadi dua

yaitu: 1) faktor-faktor yang berasal

dari luar diri, meliputi faktor sosial

dan non sosial; 2) faktor-faktor yang

berasal dari dalam diri individu

(diantaranya inteligensi, motivasi

dan emosi) dan faktor fisiologis

(keadaan panca inderanya).

Sedangkan 39,1 % lagi dipengaruhi

oleh faktor lainnya, misalnya faktor

motivasi, emosi, faktor lingkungan

sosial dan non sosial.

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil analisis

Product Moment diperoleh nilai

koefisien r = 0,609

dengan taraf signifikansi p =

0,000 < p (0,050), hal ini

menunjukkan ada hubungan

positif antara kecerdasan

emosional dengan prestasi belajar

seni budaya.

2. Faktor kecerdasan emosional

mempunyai pengaruh 60,9 %

terhadap prestasi belajar seni

budaya dan ini membuktikan

bahwa kecerdasan emosional

merupakan salah satu faktor yang

sangat penting yang

mempengaruhi prestasi belajar

seni budaya pada siswa.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor ... kualitas

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Seni Budaya

(Oktariani Komalasari)

11

Sedangkan 39,1 % lagi

dipengaruhi oleh faktor lainnya,

misalnya faktor motivasi, emosi,

faktor lingkungan sosial dan non

sosial.

3. Kecerdasan emosional yang

tergolong sedang dan hal ini

ditunjukkan dari rerata empirik

sebesar 122,44 dan rerata

hipotetik sebesar 90. Rata-rata

empirik prestasi belajar seni

budaya adalah 76,07, dengan

skala skor tertinggi 100, maka

diasumsikan bahwa prestasi

belajar seni budaya siswa

tergolong sedang.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian

tersebut ada beberapa saran yang

dapat dipertimbangkan, yaitu:

1. Kepada subjek penelitian yaitu

siswa-siswi SMA Batik 2

Surakarta, hendaknya juga

memperhatikan faktor-faktor lain

yang turut mempengaruhi

prestasi belajar seni budaya

mereka, misalnya faktor

motivasi, minat, serta faktor

dukungan keluarga, sekolah

maupun lingkungan.

2. Kepada peneliti selajutnya yang

akan melakukan penelitian

dengan tema yang sama

diharapkan dapat meningkatkan

penelitian dengan menambahkan

faktor-faktor yang turut

berhubungan dengan prestasi

belajar seni budaya siswa,

misalnya dengan menambahkan

faktor minat, emosi, dan faktor-

faktor lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Mudzakir. 1997. Psikologi

Pendidikan. Bandung :

Pustaka Setia.

Arikunto, S. 1998. Dasar – Dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Arikunto, S. 1999. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktis. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Azwar, S. 1998. Tes Prestasi Fungsi

dan Pengembangan

Pengukutan Prestasi balajar.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Offset.

Azwar, S.1999. Validitas dan

Reliabilitas. Yogyakarta:

Liberty.

Saifuddin Azwar. 1998. Tes Prestasi

Fungsi dan Pengembangan

Pengukutan Prestasi balajar.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Offset.

Cooper, RK.& Sawaf, A. 2000.

Executive EQ: Kecerdasan

Emosional Dalam

Kepemimpinan Organisasi.

Jakarta: PT. Gramedia.

Goleman, Daniel. 2000. Emitional

Intelligence (terjemahan).

Jakata : PT Gramedia Pustaka

Utama.

Goleman, Daniel. 2000. Working

With Emotional Intelligence

(terjemahan). Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Hadi. S. 1996. Statistik 2.

Yogyakarta: Andi Offset.

_______. 2004. Metodologi

Research. Yogyakarta: Andi

Offset

Irwanto. 1997. Psikologi Umum.

Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL …eprints.ums.ac.id/20319/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor ... kualitas

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Seni Budaya

(Oktariani Komalasari)

12

Koentjaraningrat, S.1997. Metode

Penelitian Masyarakat.

Jakarta: PT. Gramedia.

Maryati, I. 2008. Hubungan Antara

Kecerdasan Emosi dan

Keyakinan Diri (Self-

Efficacy) dengan Kreativitas

pada Siswa Akselerasi. (tidak

diterbitkan). Surakarta.

Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Mila Ratnawati. 1996. Hubungan

antara Persepsi Anak

terhadap Suasana Keluarga,

Citra Diri, dan Motif

Berprestasi dengan Prestasi

Belajar pada Siswa Kelas V

SD Ta’Miriyah Surabaya.

Jurnal Anima Vol XI No. 42.

Passaribu, J. Z. Dan Simanjuntak, B.

2005. Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bina

Aksara.

Pratisto, A.2004. Cara Mudah

Mengatasi Masalag Statistik

dan Rancangan Percobaan

dengan SPSS 12. Jakarta:

Gramedia Pustaka.

Rahmad, A. 2010. Hubungan Antara

Kecerdasan Emosional dan

Kematangan Sosial dengan

Prestasi Belajar. (tidak

diterbitkan). Surakarta.

Fakultas Psikologi.

Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Rahmawati, I. 2009. Peran Prestasi

Belajar Matematika tergadap

Konsep Diri Akademik pada

Siswa SMP. (tidak

diterbitkan). Surakarta.

Fakultas Psikologi.

Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Safrudin. 1998. Pengaruh Hubungan

Manusia di kalangan Murid

Terhadap Prestasi Belajar di

SD. Jurnal Analisa

Pendidikan, no 1, Edisi II.

Hal 14-21.

Saphiro, Lawrence E. 1998.

Mengajarkan Emotional

Intelligence Pada Anak.

Jakarta : Gramedia

Sarlito Wirawan. 1997. Psikologi

Remaja. Jakarta : PT.

RajaGrafindo Persada.

Sia, Tjundjing. 2001. Hubungan

Antara IQ, EQ, dan QA

dengan Prestasi Studi Pada

Siswa SMU. Jurnal Anima

Vol.17 no.1

Slameto. 2003. Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: Bhumi Aksara.

Sujana, Y. 2000. Hubungan antara

Kecenderungan Pusat

Kendali dengan Intensi

Menyontek. Jurnal Psikologi.

Vol. 2. pp. 1-8.

Suryabrata, S. 2000. Metodologi

Penelitian. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Suryabrata, S. 2001. Psikologi

Pendidikan. Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada .

Susilowati, A. 2009. Hubungan

Antara Efikasi Diri dengan

Prestasi Belajar pada siswa

SMA Negeri 8 Surakarta.

(tidak diterbitkan). Surakarta.

Fakultas Psikologi.

Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Syah, M. 2003. Psikologi

Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Winkel, WS. 1997. Psikologi

Pendidikan dan Evaluasi

Belajar. Jakarta : Gramedia.