HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE DENGAN MOTIVASI ...eprints.ums.ac.id/63037/1/NASKAH...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE DENGAN MOTIVASI ...eprints.ums.ac.id/63037/1/NASKAH...
i
HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE DENGAN MOTIVASI
BERPRESTASI ATLET BASKET
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Oleh :
ZHEA NURFADILLAH HAFSARI
F 100 140 049
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE DENGAN MOTIVASI
BERPRESTASI ATLET BASKET
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fear of failure dengan
motivasi berprestasi Atlet basket Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hipotesis
yang diajukan yaitu ada hubungan negatif antara fear of failure dengan motivasi
berprestasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi populasi dengan teknik insidental. Metode pengumpulan data
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala fear of failure dan
skala motivasi berprestasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan analisis
nonparametric Spearman’s rho menggunakan program bantu SPSS for 16
windows. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi sebesar
0,049; signifikansi (p) sebesar 0,364 (p > 0,05) yang artinya tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara fear of failure dengan motivasi berprestasi atlet
basket Universitas Muhammadiya Surakarta. Variabel fear of failure memiliki
rerata empirik (RE) sebesar 68,61 sehingga memiliki kategori yang tergolong
sedang, sedangkan variabel motivasi berprestasi memiliki rerata empirik (RE)
sebesar 82,78 yang memiliki kategori yang tergolong tinggi.
Kata kunci: Fear offailure, motivasi berprestasi, atlet basket
ABSTRACT
This study aims to determine the relationship between fear of failure with
achievement motivation basketball athletes Muhammadiyah University of
Surakarta. The sampling technique used in this study is study population with
technique incidental methods of data collection using quantitative approach with
measuring scale of fear of failure and achievement motivation scale. While data
analysis is done by nonparametric Spearman’s rho analysis using SPSS for 16
windows help program. Based on the results of data analysis obtained correlation
coefficient of 0,049; significance (p) of 0,364 (p>0.05) which means there is no
significant relationship between fear of failure with achievement motivation
basketball athletes. Fear of failure variables have empirical mean (RE) equal to
68,61 which have moderate category, whereas achievement motivation variable
has empirik mean (RE) equal to 82,78 so have high category.
Keywords: fear of failure, achievement motivation, basketball athletes
1. PENDAHULUAN
Keinginan dalam berprestasi dan menjadi pemenang merupakan hal yang wajar
bagi seluruh individu, tidak terkecuali atlet basket yang memiliki harapan untuk
menang dan berhasil pada setiap pertandingan. Harapan tersebut membuat para
2
atlet memiliki keinginan berprestasi yang tinggi. Seorang atlet yang berpretasi
setidaknya harus memiliki motivasi untuk mencapai tujuannya.
Komarudin (2013) menyatakan motivasi yang harus di miliki seorang
atlet adalah motivasi berprestasi. Hal itu diperkuat oleh penelitan yang dilakukan
oleh Yadav (2017) yang menunjukan bahwa motivasi berprestasi sangat
bermanfaat dalam olahraga kompetitif karena menimbulkan kekuatan seseorang
untuk mengerjakan suatu tugas yang menantang dan sulit untuk dicapai.
McCelland (dalam Sobur, 2003) motivasi berprestasi merupakan hasrat
dan kemauan agar dapat lebih unggul dari prestasi sebelumnya maupun prestasi
orang lain dalam menjalankan tugas tertentu dengan cara mengatur lingkungan
sosial maupun maupun memelihara kualitas diri agar dapat menunjukan performa
maksimalnya.
Penelitian yang dilakukan Kala & Shirlin (2017) menunjukann bahwa
motivasi berprestasi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu
untuk meningkatkan kinerjanya. Oleh karena itu motivasi berprestasi merupakan
kecenderungan dalam mendekati kesuksesan atau kapasitas pencapaian untuk
meraih suatu kebanggan. Jika seseorang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi
maka akan menetapkan sasarannya pada tingkat yang lebih tinggi dan akan
membuat prestasi yang lebih besar.
Setyobroto (dalam Saputra, 2015) dalam mencapai prestasi yang lebih
tinggi seorang atlet tidak hanya membutuhkan kesehatan fisik, namun juga
perlunya kesehatan mental sehingga dapat terjadi keseimbangan. Jika atlet hanya
mengandalkan kekuatan fisik maupun teknis saja maka akan sangat sulit dalam
berprestasi dengan baik. Kekuatan mental serta kecerdasan mengelola emosi
diperlukan dalam mengolah kecemasan atau ketegangan saat pertandingan.
Penelitiaan yang dilakukan oleh Nayek & Chatterejee (2013) menunjukan
bahwa ketika atlet dihadapkan oleh sebuah kompetisi, keadaan mental atlet dapat
mempengaruhi stamina yang dimiliki. Kecemasan merupakan hal yang penting
bagi para atlet. Kecemasan tersebut mengacu pada perasaan gugup dan takut yang
di bentuk oleh rasa frustasi dari harga diri dan meningkatnya rasa rakut akan
kegagalan yang dapat menghambat dalam pencapaian prestasi serta tujuan.
3
Cox (2007) ketakutan akan kegagalan (fear of failure) merupakan
dorongan untuk menghindari kegagalan terutama konsekuensi negatif dari
kegagalan yang berupa rasa malu, menurunnya konsep diri individu dan hilangnya
pengaruh sosial dalam mencapai prestasi.
McCelland (dalam Haryani & Tairas, 2014) menyatakan bahwa motivasi
berprestasi di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internal salahsatunya meliputi ketakutan akan kegagalan (fear of failure) dan
diperkuat oleh penelitian dilakukan oleh Sagar dan Stroeber (2009) yang
menunjukan bahwa penurunan dalam mencapai prestasi pada atlet salahsatunya di
sebabkan oleh fear of failure yang tinggi, hal tersebut dapat terjadi karena adanya
tuntutan bahwa seorang atlet harus tampil menjadi individu yang sempurna.
Dari penjabaran diatas peneliti ingin mengetahui (1) hubungan antara fear
of failuredengan motivasi berprestasi (2) tingkat fear of failure pada Atlet basket
(3)tingkat motivasi berprestasi pada atlet basket.
Hipotesis yang diajukan oleh peneliti yaitu ada hubungan negative antara
motivasi berprestasi terhadap fear of failure pada atlet basket. Semakin
tinggimotivasi berprestasi atlet basket maka akan semakin rendah fear of failure,
dan sebaliknya.
2. METODE
Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Subjek
dalam penelitian ini merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta
yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa UBB (Unit Bola Basket) UMS.
Sampling pada penelitian ini menggunakan studi populasi dikarenakan s sampel
hanya ± 55-60 orang dengan teknik sampling insidental dikarenakan beberapa
atlet tidak datang saat penelitian dilakukan sehingga di dalam penelitian hanya
terkumpul 52 orang. Skala yang digunakan untuk penelitian ini yaitu skala fear of
failure yang mengacu pada teori Conroy (dalam Pujiono, 2015) dan skala
motivasi berprestasi yang mengacu pada teori McClelland (dalam Haq, 2015).
4
Tabel 1. Blue Print skala Fear of Failure
No. Aspek
Aitem
Jumlah Un-
Favorabel Favorabel
1. Ketakutan akan penghinaan dan
rasa malu 1,4 2,3,5 5
2. Ketakutan akan penurunan
estimasi diri individu 6,8,10,12 7,9,11,13 8
3. Ketakutan akan hilangnya
pengaruh sosial 14,17 15,16,18 5
4. Ketakutan akan ketidakpastian
masadepan 19,21,23 20,22,24 6
5. Ketakutan akan mengecewakan
orang yang penting bagi dirinya 25,26 27,28 4
Jumlah 13 15 28
Tabel 2. Blue Print Skala Motivasi Berprestasi
No. Aspek Aitem
Jumlah Favorabel Un-Favorabel
1. Berusaha untuk
sukses 1,14, 2 13,19 5
2. Tanggung jawab 20, 4, 15 5 4
3. Evaluatif 21, 6, 16, 17 25, 7, 22, 8 8
4. Mempertimbangkan
resiko 18 9 2
5. Kreatif dan Inovatif 10,23 26 3
6. Menyukai tantangan 3, 24, 12 11 4
Jumlah 16 10 26
Skor untuk masing-masing aitem bergerak dari 1 sampai 4 dengan
memeperhatikan sifat aitem favorabel dan un-favorabel. Skoring pada skala
Motivasi berprestasi untuk jawaban aitem yang bersifat favorabel yaitu aitem
bergerak dari skor 4 (SS) sangat setuju, 3 (S) setuju, 2 (TS) tidak setuju, 1 (STS)
sangat tidak setuju dan untuk aitem yang bersifat un-favorabel bergerakdari skor
1 (SS) sangat setuju, 2 (S) setuju, 3 (TS) tidak setuju, 4 (STS) sangat tidak setuju.
Dan untuk skoring pada skala fear of failure yang bersifat fovorabel bergerak gari
skor 4 (SS) Selalu, 3 (S) Sering, 2 (KD) Kadang-kadang, 1 (TP) Tidak pernah,
5
dan untuk aitem yang bersifat un-favorabel bergerakdari skor 1 (SS) Selalu, 2 (S)
Sering, 3 (KD) Kadang-kadang, 4 (TP) Tidak Pernah.
Kedua skala telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Berdasarkan
hasil perhitungan dengan formula Aiken’s dan uji reliabilitas diperoleh 26 aitem
untuk skala motivasi berprestasi dan 28 aitem untuk skala fear of failure.
Koefisien validitas skala motivasi berprestasi bergerak dari 0,833 sampai dengan
0,916 dengan realiabilitas sebesar 0,836; sedangkan koefesien validitas skala fear
of failure bergerak dari 0,75 sampai dengan 0,916 dengan reliabilitas sebesar
0,934. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi
nonparametric Spearman’s rho dikarenakan data terdistribusi normal namun tidak
linier.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan analisis nonparametric Spearman’s
rho dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows diperoleh
hasil koefisien korelasi (rxy) = 0,049 dengan sig. = 0,364; (p > 0,05). Hal ini
menunjukan bahwa tidakada hubungan yang signifikan antara fear offailure
dengan motivasi berprestasi. Weinberg dan Gould 1995 (dalam Satiadarma, 2000)
yang menyatakan bahwa atlet yang bermain dalam olahraga beregu cenderung
lebih dependen serta tidak terlalu cemas dalam menghadapi suatu pertandingan
dibandingkan dengan atlet yang bermain dengan olahraga individual.
Terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi
seorang atlet, menurut satiadarma (2000) terdapat faktor pribadi seperti minat,
kebutuhan, sasaran/goals pada kepribadian setiap individu, selanjutnyafaktor
situasional seperti gaya kepemimpinan, fasilitas yang di sediakan, kepelatihan dan
kepemimpinan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Muskanan (2015) dengan menganalisis motivasi berprestasi atlet dengan hasil
faktor intrinsik yang memiliki pengaruh tertinggi pada atlet yaitu kompetensi atlet,
pemenuhan kebutuhan, status dan tanggung jawab. Faktor ekstrinsik yang
memiliki pengaruh tertinggi pada atlet adalah lingkungan, teknik supervisi dan
jaminan karir.
6
Phillips dan Lindsay (2006) yang menyatakan mayoritas dari individu
berbakat menunjukkan bahwa mereka memiliki fear of failure, baik secara
umum maupun spesifik. Akan tetapi, hal tersebut bukanlah masalah yang
utama bagi sebagian dari mereka sehingga tidak terlalu mengganggu proses
mereka untuk berprestasi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wattimena (2015) pada batas-batas
tertentu rasa cemas takut gagal dapat bermanfaat untuk memicu prestasi atlet.
Karna jika atlet tidak merasakan cemas atau takut gagal sama sekali maka akan
menunjukan penampilan yang kurang baik pada pertandingan, karena atlet
tersebut tidak akan pernah mempersiapkan diri untuk menghadapi pertandingan
tersebut. Namun, tingkat cemas yang tinggi karna kegagalan yang terjadi terus
menerus dapat berakibat buruk bagi atlet. Kegagalan yang berulang akan
menyebabkan rasa takut akan gagal yang semakin besar sehingga atlet sulit
berkonsentrasi ataupun tidak memiliki motivasi untuk berprestasi. Sehingga pada
intinya ketakutan akan gagal di perlukan oleh atlet untuk memicu motivasi
berprestasinya tergantung dengan tingkat cemas akan kegagalan yang atlet
tersebut alami.
Berdasarkan kategori skala motivasi berprestasi diketahui bahwa menempati
kategori tinggi yang berarti bahwa atlet memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.
Sementara itu berdasarkan kategori fear of failure diketahui memiliki presentase
terbanyak adalah yang menempati kategori rendah yang berarti bahwa atlet
memiliki fear of failure yang rendah.
Dalam penelitian ini, penulis memiliki keterbatasan yang harus
dipertimbangkan untuk penelitian mendatang. Karena belum banyak penelitian
mengenai fear of failure peneliti kesulitan dalam mecari sumber atau litelatur
yang ada baik pada buku maupun jurnal-jurnal sehingga minim dalam referensi
terutama mengenai atlet basket sendiri. Pada penelitian yang telah dilaksanakan
terdapat keterbatasan pada jumlah sampel karna terdapat pada satu wilayah di
dalam Unit Bola Basket UMS saja ditambah dengan banyaknya anggota yang
berhalangan hadir saat dilakukannya penelitian sehingga penerapan ruanglingkup
semakin kecil. Metode pengumpulan data yang digunakansebatas angket atau
7
skala sehingga kurang dapat mengungkap secara mendalam gejala-gejala
psikologis yang tidak tampak pada atlet. Oleh karena itu peneliti selanjutnya
diharapkan dapat mengumpulkan data secara wawancara sehingga akan lebih
mengungkapan kondisi psikologis yang sebenarnya.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : (1) Tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara fear of failuredengan motivasi berprestasi pada altet basket Unit
Bola basket Universitas Muhammadiyah Surakarta. (2) Tingkat variabel fear of
failure masuk dalam kategori rendah. (3) Tingkat variabel motivasi berprestasi
masuk dalam ketegori tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh
penulis selama melakukan penelitian, maka penulis memberikan saran yang
diharapkan dapat bermanfaat, yaitu: (1) Bagi atlet fear of failure yang sedang
dapat mengganggu pertandingan atlet itu sendriri, untuk menghindari fear of
failure maka di harapkan saling melakukan evaluasi sesama atlet agar setiap atlet
memiliki tujuan dan bisa saling menguatkan satu sama lain, dengan itu atlet tidak
akan takut jika gagal karena ada teman-teman yang dapat menguatkan dan agar
atlet tersebut tidak merasa teman-temannya akan mengucilkan dirinya jika
mengalami kegagalan. (2) Bagi kerabat maupunterutama bagi pelatih diharapkan
untuk mempersiapkan atlet dengan memberikan bekal keterampilan dan strategi
bertanding serta menetapkan goal setting untuk upaya mencapai sasaran
perilakunya sehingga atlet tersebut memiliki konsep diri yang positif, selain itu
agar ketakutan akan kegagalan menurun sebaiknya dilakukan pertandingan yang
rutin sehingga atlet terbiasa akan suasana pertandingan. (3) bagi peneliti
selanjutnya Diharapkan untuk penelitian ini dapatdisempurnakan dan menjadi
acuan dengan peneliti selanjutnya khususnya fear of failure dengan motivasi
berprestasi, adapun keterbatasan penelitian ini lebih dikaji lagi mengenai subjek
maupun instrument penelitian.
8
DAFTAR PUSTAKA
Adhiyasa, D. (2017, Mei 13). Laga kedua, Indonesia Berjaya Jungkalkan
Malaysia. Retrieved Oktober 1, 2017, from viva.co.id:
http://www.viva.co.id/sport/basket/914959-laga-kedua-indonesia-berjaya-
jungkalkan-malaysia
Amir, N. (2004). Pengembangan Instrumen Kecemasan Olahraga. Anima , 20 (1),
55-69.
Anuraga, A. L. (2016, Maret 8). Perempuan Indonesia Masih Pilih Menikah
Dibanding Karier. Retrieved September 23, 2017, from CNN Indonesia:
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160308193757-277-
116237/perempuan-indonesia-masih-pilih-menikah-dibanding-karier/
Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Burnstein, E. (1963). Fear Of Failure, Achievement Motivation, and Aspiring to
Prestigeful Occupations. Journal of Abnormal and Social Psychology , 63
(2), 189-193.
Conroy, D. E. (2004). The Unique Psychological Meanings of Multidimensional
Fears of Failing. Journal of Sport & Exercise Psychology , 26, 484-491.
Conroy, D. (2003). Representational Models Associated with Fear of Failure in
Adolescents and Young Adults. Journal of Personality , 757-783.
Cox, R. H. (2007). Sport Psychology Concept and Applications. New York:
Boston McGraw-Hill.
Davidoff, L. L. (1981). Psikologi suatu pengantar, 2 Alih bahasa: Mari Juniati. Jakarta:
Erlangga.
Elliot, A. J., & Sheldon, K. M. (1997). Avoidance achievement motivation : A
personal goals analysis. Journal of Personality and Social Psychology , 73
(1), 171-185.
Elliot, A. J., & Thrash, T. M. (2004). The Intergenerational Transmission of Fear
of Failure. Personality and Social Psychology Bulletin , 30 (8), 957-971.
Fajriyah, T. (2017, Agustus 16). Tim Putri Basket Ditarget Emas di SEA Games
2017. Retrieved Oktober 1, 2017, from CNN Indonesia:
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20170816155156-178-235196/tim-
putri-basket-ditarget-emas-di-sea-games-2017/
Feist, J., & Feist, G. J. (2010). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
Feldman, R. (1992). Element of psychology. San Fransisco: Mc Graw Hill, Inc.
Gunarsa, S. D. (2004). Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: Gunung Mulia.
9
Haq, A. D. (2015). Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Motivasi
Berprestasi Pemain Basket Di UMS.
Haryani, R., & Tairas, M. (2014). Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa
Berprestasi dariKeluarga Tidak Mampu secara Ekonomi. Jurnal Psikologi
Pendidikan dan Perkembangan , 3 (1), 30-36.
Jung, J. (1978). Understanding Human Motivation: A Cognitive Approach. New
York: Macmillan Publishing.
Kala, P. C., & Shirlin, P. (2017). A Study on Achievement Motivation and Socio
Economic Status of College Students in Tirunelveli Districs. International
Journal of Research - , 5 (3), 57-64.
Komarudin. (2013). Psikologi Olahraga : Latihan Mental dalam Olahraga
Kompetitif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kusumajati, D. A. (2011). Hubungan antara Kecemasan Menghadapi
Pertandingan dengan Motivasi Berprestasi Pada atlet Anggar di DKI
Jakarta. Humaniora , 2, 58-65.
Makmun, A. S. (2002). Psikologi Pendidikan : Perangkat Sistem Pengajaran
Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mouloud, K., & El-Kadder, B. A. (2016). Self-efficacy, Achievement motivation
and Anxietyof Elite Athletes. IOSR Journal of Sports and Physical
Education (IOSR-JSPE) , 3 (4), 45-48.
Munandar, A. S. (2011). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press).
Muskanan, K. (2015). Analisis Motivasi Berprestasi Atlet Pusat Pendidikan dan
Latihan Olahraga Pelajar ( PPLP ) Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal
Kebijakan & Administrasi Publik , 19 (2), 105-113.
Nayek, B., & Chatterjee, K. (2013). Compratative Stady on Pre-Competition
Anxiety between National and State Level Women Athletes. Journal of
Sports and Physical Education (IOSR-JSPE) , 1 (2), 33-36.
Phillips, N., & Lindsay, G. (2006). Motivation in gifted students. High Ability , 17
(1), 57-73.
Prayitno, P. (2017, July 8). Timnas Basket Putri Incar Emas di SEA Games 2017.
Retrieved December 25, 2017, from Liputan 6: http://sea-
games.liputan6.com/read/3014108/timnas-basket-putri-incar-emas-di-sea-
games-2017
Putra, A. (2017, Agustus 25). Telan 2 Kekalahan, Tim Basket Putri Tak Punya
Peluang Raih Emas. Retrieved December 25, 2017, from bola.com:
10
http://www.bola.com/sea-games/read/3071626/telan-2-kekalahan-tim-
basket-putri-tak-punya-peluang-raih-emas
Rahman, A. A. (2016). Metode Penelitian Psikologi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sagar, S. S., & Stroeber, J. (2009). Perfectionism, fear of failure, and affective
responses to success and failure: The central role of fear of experiencing
shame and embarrassment. Journal Of Sport and Exircise Psychology , 5
(31), 602-627.
Saputra, F. T. (2015). Hubungan antara Kepercayaan diri dengan Kecemasan
menghadapi Pertandingan pada Siswa SKOI di Samarinda. Psikologi , 3 (2),
Febriandy Tri Saputra.
Satiadarma, M. P. (2000). Dasar-Dasar Psikologi Olahraga. Jakarta: PT
Primacon Jaya Dinamika.
Sebastian, I. (2013). Never be afraid: Hubungan antara fear of failure dan
prokrastinasi akademik. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya , 2
(1), 1-8.
Setyadi, P., & Endah, M. (2014). Pengaruh Fear Of Failure Dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Yang
Berasal Dari Program Akselerasi. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan
Perkembangan , 3 (01), 12-20.
Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Stefanus, S. (2011). Perbedaan motivasi berprestasi mahasiswa psikologis di Universitas
Bina Nusantara ditinjau dari pola asuh orang tua (Naskah Publikasi). Universitas
Bina Nusantara, Jakarta.
Uno, H. (2007). Teori Motivasi dan Pengukuranya. Jakarta: Bumi Aksara.
Wattimena, F. Y. (2015). Hubungan Motivasi Berprestasi dan Kecemasan
Terhadap Prestasi Panahan Ronde Recurve pada atlet panahan di Indonesia.
Motion , VI (1), 109-122.
Winkel, W. S. (1996). Psikologi Pengajaran-Ed.Revisi. Jakarta: Grasindo.
Yadav, S. K. (2017). A comparative study of sports achievement motivation and
anxiety level of male football and hockey players of Bilaspur. International
Journal of Physical Education, Sports and Health , 4 (1), 133-134.
11
Yulistiana. (2014). Hubungan Motivasi Berprestasi dan Persepsi pada Metode
Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa.
Jurnal Formatif , 4 (3), 157-162.