HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri...

31
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA OLEH JATMIKO 802013083 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Transcript of HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN

MOTIVASI BERPRESTASI PADA MAHASISWA

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA

OLEH

JATMIKO

802013083

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan

untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan
Page 3: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan
Page 4: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda

tangan di bawah ini:

Nama : Jatmiko

NIM : 802013083

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hal

bebas royalti non-eksklusif (non-exclusive royalty freeright) atas karya ilmiah saya

berjudul:

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN MOTIVASI

BERPRESTASI PADA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan,

mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan

mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Mengetahui,

Pembimbing

Heru Astikasari S. Murti, S.Psi., M.A.

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Dibuat di: Salatiga

Pada tanggal: 28 November 2016

Yang menyatakan,

Jatmiko

Page 5: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Jatmiko

NIM : 802013083

Program studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul:

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN MOTIVASI

BERPRESTASI PADA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA

Yang dibimbing oleh:

1. Heru Astikasari S. Murti, S.Psi, M.A.

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Didalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau

gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya

sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 28 November 2016

Yang memberi pernyataan,

Jatmiko

Page 6: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN MOTIVASI

BERPRESTASI PADA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA

Oleh

Jatmiko

802013083

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Disetujui pada tanggal 28 November 2016

Oleh

Pembimbing

Heru Astikasari S. Murti, S.Psi., M.A.

Diketahui oleh,

Kaprogdi

Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS.

Disahkan oleh,

Dekan

Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 7: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN

MOTIVASI BERPRESTASI PADA MAHASISWA

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA

Jatmiko

Heru Astikasari S. Murti

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 8: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

i

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara

efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa Sekolah Tinggi

Teologia. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Tinggi Teologia Abdiel Ungaran dengan

subjek para mahasiswa tingkat dua. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan

teknik sampling jenuh. Selanjutnya sampel berjumlah 30 orang mahasiswa yang memenuhi

syarat yang diajukan oleh peneliti. Untuk mengukur efikasi diri akademik digunakan skala

berdasarkan teori Bandura. Sementara untuk mengukur motivasi berprestasi digunakan

skala berdasarkan teori dari McClelland. Dari penelitian ini diperoleh korelasi sebesar rit =

0,561 dengan sig. = 0,001 (p < 0,05). Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang

positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada

mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan efektif efikasi diri akademik terhadap

motivasi berprestasi sebesar 31.47%.

Kata kunci: Efikasi diri, Efikasi diri akademik, Motivasi berprestasi

Page 9: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

ii

Abstract

The purpose of this study was to determine the positive and significant relationship between

academic self-efficacy and achievement motivation in students of the College of Theology.

This research was conducted at the School of Theology Abdiel Ungaran with the subject of

the sophomore. The sampling technique using sampling techniques saturated. Subsequently

the samples were 30 students who meet the requirements posed by the researcher. To

measure the academic self-efficacy scale used by Bandura's theory. While used to measure

achievement motivation scale based on the theory of McClelland. From this research, the

correlation of rit = 0.561 with sig. = 0.001 (p <0.05). This shows the positive and

significant relationship between academic self-efficacy and achievement motivation in

students of the seminary. Academic self-efficacy effective contribution to the achievement

motivation of 31.47%.

Keywords: Self efficacy, academic self-efficacy, achievement motivation

Page 10: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

1

PENDAHULUAN

Pada masa sekarang ini, pendidikan menjadi hal wajib dalam masyarakat. Menurut

Mcload (dalam Islamuddin, 2012), pendidikan adalah proses yang menggunakan metode-

metode tertentu yang dibuat agar individu dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman,

dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan. Sektor pendidikan memang menjadi

salah satu sektor yang diperhatikan oleh pemerintah. Indonesia dikenal sebagai negara

yang sering bergonta-ganti kurikulum pendidikan demi mencapai peningkatan kualitas

peserta didik (Baharuddin, 2009). Selain itu, pemerintah sudah lama mencanangkan

program wajib belajar sembilan tahun bagi seluruh masyarakyat. Meskipun masih banyak

yang belum mampu mencapai hal tersebut, namun nyatanya banyak juga orang tua yang

justru ingin anaknya melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

Menurut Undang-Undang No 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, perguruan

tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan

tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Di

Indonesia, perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, institut, politeknik, sekolah tinggi,

dan universitas. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi,

dan vokasi dengan program pendidikan diploma (D1, D2, D3, D4), sarjana (S1), magister

(S2), doktor (S3), dan spesialis. Sekolah Tinggi Teologia merupakan salah satu bentuk

perguruan tinggi yang berfokus pada ilmu teologi. Teologi berasal dari bahasa Yunani

theos yang artinya Tuhan dan logos yang artinya ilmu (Newell, 1987). Jadi Teologi

merupakan ilmu yang mempelajari tentang Tuhan. Dalam gereja Kristen, teologi mula-

mula hanya membahas ajaran mengenai Allah, kemudian artinya menjadi lebih luas, yaitu

membahas keseluruhan ajaran dan praktik Kristen (Drewes & Mojau, 2006).

Page 11: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

2

Pada umumnya sebuah sekolah Tinggi Teologi menyelenggarakan pendidikan

tinggi dalam bidang Teologi, Pendidikan Agama Kristen, Kepemimpinan Kristen, Filsafat

Teologi dalam jenjang Sarjana, Magister, dan Doktoral. Meskipun berada di dalam

koordinasi dan pembinaan dari Dirjen Bimbingan Masyarakat Kristen Protestan di

Departemen Agama RI, semua STT di Indonesia saat ini juga diwajibkan untuk mengurus

dan mendapatkan status akreditasi dari BAN-PT (Novanto & Yulianti, 2015). Hal ini

berarti bahwa dalam STT juga memiliki suatu standar kurikulum baku yang harus dilalui,

serta proses belajar mengajar yang tidak jauh berbeda dengan perguruan tinggi umum

lainnya. Secara umum, mahasiswa yang memilih untuk berkuliah di STT merasa memiliki

panggilan hidup yang diyakini berasal dari Tuhan (wawancara dengan beberapa mahasiswa

STT pada tanggal 8 September 2016). Hal ini menyebabkan mereka termotivasi untuk

mempelajari Ilmu Teologi dan Agama agar dapat melaksanakan panggilan Tuhan tersebut

dengan sungguh-sungguh untuk menjadi seorang pendeta atau rohaniwan Kristen (Novanto

& Yulianti, 2015). Menurut Susabda (2014), belajar di sekolah tinggi teologi adalah belajar

di tengah kondisi yang menuntut kemampuan dan kedewasaan yang penuh. Kemampuan

dan kedewasaan yang penuh diperlukan karena apa yang dipelajari di teologi sangat

berbeda dengan apa yang di dapat ketika sekolah minggu ataupun mendengarkan khotbah

di gereja.

Motivasi dalam diri mereka yang mereka anggap sebagai panggilan Tuhan tersebut

tentunya akan memacu para mahasiswa untuk dapat berprestasi di dalam perkuliahan

mereka. Hal ini sering kita dengar sebagai motivasi berprestasi. McClelland (dalam

Maetiningsih, 2008) menyebutkan bahwa motivasi berprestasi adalah sebagai suatu usaha

Page 12: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

3

untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya dengan berpedoman pada suatu standar

keunggulan tertentu (standard’s of excellence). Mahasiswa yang memiliki motivasi

berprestasi yang tinggi cenderung akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai

hasil studi terbaiknya sesuai dengan standar yang diterapkan di STT tersebut.

Terdapat tujuh aspek utama motivasi berprestasi menurut McClelland (dalam

Tiwoko, 2013), yaitu:

a. Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.

b. Berani mengambil dan memikul resiko.

c. Memiliki tujuan yang realistis.

d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh.

e. Berjuang untuk merealisasikan tujuan,

f. Memanfaatkan umpan balik

g. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah dipersiapkan.

Menurut McClelland (dalam Haryani & Tairas, 2014) ada 2 faktor yang

mempengaruhi motivasi berprestasi adalah: 1. Faktor Intrinsik (internal), kemungkinan

untuk sukses, ketakutan akan kegagalan, value (nilai), self efficacy (efikasi diri), usia. 2.

Faktor Ekstrinsik (eksternal), lingkungan sekolah, keluarga, teman. Dari penjelasan diatas

salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi adalah efikasi diri akademik.

Ilmu yang akan sangat berbeda dari yang dibayangkan sebelumnya, serta

lingkungan yang menuntut mahasiswa STT untuk lebih disiplin tentu akan mempengaruhi

apa yang disebut efikasi diri. Menurut Bandura (dalam Myers, 2012), efikasi diri

merupakan perasaan akan kemampuan dalam mengerjakan suatu tugas, percaya pada

Page 13: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

4

kompetensi diri sendiri dan efektivitas sebagai hasil dari pemberian grativikasi. Berkaitan

dengan bidang akademik, efikasi diri akademik merupakan keyakinan diri seseorang bahwa

dirinya mampu untuk melakukan tugas akademik yang diberikan dan menandakan level

kemampuan dirinya.

Menurut hasil wawancara penulis dengan beberapa orang dosen di salah satu STT

diperoleh informasi bahwa di STT, banyak mahasiswa yang kurang memiliki keinginan

untuk meraih prestasi yang baik karena merasa kurang mampu mengikuti perkuliahan di

STT. Hal itu disebabkan karena mereka tidak memiliki gambaran mengenai apa yang akan

mereka pelajari di STT karena menurut mereka merupakan hal yang baru. Efikasi diri

akademik yang kurang seperti itulah yang akhirnya mempengaruhi motivasi berprestasi

dalam diri mereka. Mereka tetap belajar dengan rajin tetapi ketika disinggung mengenai

prestasi belajar, sering kali mereka merasa tidak mampu mencapai prestasi yang

diharapkan. Menghadapi hal-hal tersebut, maka diharapkan mahasiswa STT memiliki

efikasi diri akademik yang tinggi sehingga mereka akan memiliki motivasi berprestasi yang

tinggi sehingga mampu menuntaskan tugas belajar mereka di STT dengan prestasi belajar

yang baik.

Kreitner & Kinichi (2003) menyebutkan bahwa ciri-ciri efikasi diri yang tinggi

yaitu; a) Lebih aktif; b) Mampu belajar dari masa lampau; c) Mampu merencanakan tujuan

dan membuat rencana kerja; d) Lebih kreatif menyelesaikan masalah sehingga tidak merasa

stres serta selalu lebih keras untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal. Sedangkan ciri-

ciri efikasi diri yang rendah yaitu; a) Sulit mengerjakan tugas; b) Tidak berusaha mengatasi

Page 14: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

5

masalah; c) Tidak mampu belajar dari masa lalu; d) Selalu merasa cemas; e) Sering stres

dan merasa depresi.

Efikasi diri menurut Kreitner dan Kinichi (dalam Pudjiastuti, 2012) akan

mempengaruhi proses motivasi seseorang, yaitu setelah seseorang tersebut tahu dan yakin

akan kemampuan akademiknya, maka akan merasa mampu untuk melaksanakan tugasnya,

maka motivasinya juga akan lebih kuat dalam menyelesaikan tugas tersebut dan meraih

prestasi. Motivasi yang dimiliki akan menjadi tinggi juga, karena sudah tahu apa

kemampuannya dan hasil apa yang diharapkan. Efikasi diri memberikan sebuah kekuatan

bagi mahasiswa sehingga mahasiswa tersebut yang tidak lagi memiliki perasaan tidak yakin

dan tidak mampu, merasa diri lemah dan tak berdaya.

Berkaitan dengan bidang akademik, efikasi diri akademik yang berbeda-beda dari

masing-masing individu dapat dilihat dari aspek-aspek yang mempunyai implikasi pada

perilaku individu tersebut. Menurut Bandura (1986), terdapat 3 aspek dalam efikasi diri,

yaitu:

a. Magnitude (tingkat kesulitan tugas), yaitu tingkat masalah yang dihadapi

berkaitan dengan kesulitan tugas akademik.

b. Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan dengan keyakinan seseorang

akan kemampuannya.

c. Generality (generalitas), yaitu hal yang berkaitan dengan cakupan tingkah laku

yang diyakini oleh seseorang mampu untuk dilaksanakan.

Untuk dapat mencapai semua aspek tersebut maka diperlukan efikasi diri akademik

yang tinggi, seperti yang dikemukakan Ferla, Vacke & Cai (2007) bahwa semakin tinggi

Page 15: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

6

efikasi akademik seseorang maka semakin tinggi prestasi akademik seseorang. Ada

beberapa indikator yang dapat melemahkan efikasi diri akademik pada mahasiswa STT,

misalnya individu tersebut mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas dan motivasi

belajar yang rendah karena kurang adanya dukungan dari teman sebaya (teman asrama)

yang akhirnya membuat mahasiswa tersebut tidak dapat mencapai prestasi yang

memuaskan. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan memiliki efikasi diri akademik yang

tinggi agar mahasiswa dapat mencapai prestasi yang memuaskan.

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari (2015) dan

Suciningtyas (2016) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi

diri dengan motivasi berprestasi. Keduanya menemukan bahwa semakin tinggi efikasi diri

seseorang maka semakin tinggi juga motivasi berprestasi orang tersebut. Namun dari hasil

wawancara peneliti dengan 3 orang mahasiswa dari salah satu STT, menunjukkan hasil

yang berbeda. Sejak awal mereka masuk STT, mereka tidak benar-benar mengerti apa saja

yang akan dipelajari di STT tersebut dan hal itu membuat mereka merasa kurang yakin

apakah mereka mampu mempelajari serta mengikuti perkuliahan di STT dengan baik.

Perasaan kurang mampu untuk mempelajari ilmu teologia tersebut tetap mereka rasakan

meskipun mereka sudah hampir 1,5 tahun mereka belajar di STT. Meskipun demikian, dari

hasil wawancara tersebut mereka mengatakan mereka tetap termotivasi untuk mencapai

prestasi belajar yang baik. Hasilnya menunjukkan selama hampir 1,5 tahun mereka belajar

di STT, mereka mampu memperoleh prestasi belajar yang baik dengan memperoleh Indeks

Prestasi Kumulatif (IPK) diatas 3,25. Dari hasil wawancara tersebut menghasilkan

Page 16: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

7

kesimpulan bahwa meskipun mereka memiliki efikasi diri yang rendah namun mereka tetap

memiliki motivasi untuk berprestasi yang tinggi.

Berdasarkan penjelasan dan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan

antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa Sekolah Tinggi

Teologia. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu H0: Tidak ada hubungan

antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa Sekolah Tinggi

Teologia, dan H1: Ada hubungan positif yang signifikan antara efikasi diri akademik

dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa Sekolah Tinggi Teologia.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan

mengukur korelasi antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada

mahasiswa Sekolah Tinggi Teologia.

Variabel Bebas (X): Efikasi Diri Akademik

Variabel Terikat (Y): Motivasi Berprestasi

Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini, populasi penelitian adalah mahasiswa tingkat II (dua) laki-laki

dan perempuan di Sekolah Tinggi Teologia sebanyak 30 mahasiswa. Teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh dimana sensus teknik

penentuan sampel bila semua populasi digunakan menjadi sampel.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

8

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala

pengukuran psikologi. Skala atau angket merupakan kumpulan dari pertanyaan-pertanyaan

atau pernyataan-pernyataan yang diajukan secara tertulis kepada responden untuk

menjawabnya, hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2012).

Data penelitian diperoleh dari dua skala yang masing-masing mengukur variabel

efikasi motivasi berprestasi dan variabel efikasi diri akademik. Kedua skala tersebut adalah

motivasi berprestasi dari McClelland (dalam Tiwoko, 2013) dan skala efikasi diri akademik

dari Bandura (dalam Setiyani 2016) yang telah dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan

tujuan penelitian.

1. Skala Motivasi Berprestasi.

Untuk mengukur variabel ini, penulis menggunakan skala motivasi berprestasi

berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan McClelland (dalam Tiwoko, 2013) dan

kemudian dimodifikasi kembali oleh penulis sesuai dengan penelitian. Komponen

motivasi berprestasi adalah a) Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi, b)

Berani mengambil dan memikul resiko, c) Memiliki tujuan yang realistis, d) Memiliki

rencana kerja yang menyeluruh, e) Berjuang untuk merealisasikan tujuan, f)

Memanfaatkan umpan balik, g) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana

yang telah dipersiapkan.

Skala psikologi ini mengungkap 7 komponen yang terdiri dari 25 item yang terbagi

menjadi dua jenis yaitu 15 item favorable dan 10 item unfavorable, menggunakan 4

tingkat penilaian (Skala Likert) yaitu nilai 1 sampai 4. Respon subjek diberikan bobot

Page 18: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

9

masing-masing. Untuk jenis pernyataan favorable, subjek akan mendapat skor 4 untuk

jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3 untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 untuk jawaban

Tidak Sesuai (TS), dan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Untuk jenis

pernyataan unfavorable, subjek akan mendapat skor 1 untuk jawaban Sangat Sesuai

(SS), skor 2 untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan

skor 4 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Dalam hal ini peneliti menggunakan

try out terpakai. Saat penelitian dilakukan peneliti mendapatkan 30 responden untuk

mengisi angket. Setelah melakukan penelitian didapatkan realiabel sebesar 0,849,

menurut Aswar (2000) jika realibilitas antara 0.8 < α < 0.9 dikategorikan bagus. Dari 25

item yang diujikan dengan standar minimal 0.25, terdapat 7 item yang gugur dan 18

item bertahan. Nilai r hitung item total korelasi item yang tidak gugur berkisar antara

0,305 - 0.798.

2. Skala Efikasi Diri Akademik.

Untuk mengukur variabel ini, digunakan skala berdasarkan konsep efikasi diri

menurut Bandura (dalam Setiyani 2016) dan kemudian dimodifikasi kembali oleh

penulis sesuai dengan penelitian. Aspek efikasi diri akademik adalah: a) Magnitude, b)

Strength, dan c) Generality.

Skala psikologi ini mengungkap 3 aspek yang terdiri dari 38 item yang terbagi

menjadi dua jenis yaitu 19 item favorable dan 19 item unfavorable, menggunakan 4

tingkat penilaian (Skala Likert) yaitu nilai 1 sampai 4. Respon subjek diberikan bobot

masing-masing. Untuk jenis pernyataan favorable, subjek akan mendapat skor 4 untuk

jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3 untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 untuk jawaban

Page 19: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

10

Tidak Sesuai (TS), dan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Untuk jenis

pernyataan unfavorable, subjek akan mendapat skor 1 untuk jawaban Sangat Sesuai

(SS), skor 2 untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan

skor 4 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Dalam hal ini peneliti menggunakan

try out terpakai. Saat penelitian dilakukan peneliti mendapatkan 30 responden untuk

mengisi angket. Setelah melakukan penelitian didapatkan realiabel sebesar 0,830,

menurut Aswar (2000) jika realibilitas antara 0.8 < α < 0.9 dikategorikan bagus. Dari 38

item yang diujikan dengan standar minimal 0.25, terdapat 11 item yang gugur dan 27

item bertahan. Nilai r hitung item total korelasi item yang tidak gugur berkisar antara

0,279 - 0.608.

Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasional

dengan menggunakan korelasi product moment dan dibantu dengan menggunakan

program SPSS versi 16.0 for windows.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

11

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Deskriptif

a. Efikasi Diri Akademik

Variabel efikasi diri akademik memiliki 27 item valid dengan jenjang skor 1

sampai dengan 4. Pembagian skor tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut:

Skor tertinggi: 27 x 4 = 108

Skor terendah: 27 x 1 = 27

Pembagian interval dilakukan menjadi lima katagori, yaitu sangat rendah,

rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Pembagian interval dilakukan dengan

mengurangi jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor terendah dan membaginya

sesuai dengan jumlah kategori.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

12

Tabel 1.1

Kategorisasi Hasil Pengukuran Skala Efikasi Diri Akademik

No Interval Kategori Mean N Presentase (%)

1. 27 ≤ x < 43.2 Sangat Rendah 0 0%

2. 43.2 ≤ x < 59.4 Rendah 0 0%

3. 59.4 ≤ x < 75.6 Sedang 5 16.67%

4. 75.6 ≤ x <91.8 Tinggi 85.60 25 83.33%

5. 91.8 ≤ x ≤ 108 Sangat Tinggi 0 0%

Jumlah 30 100%

SD = 7,559 Min = 70 Max = 99

Berdasarkan tabel 1.1, dapat dilihat bahwa terdapat 25 orang mahasiswa

memiliki efikasi diri akademik yang berada pada kategori tinggi dengan presentase

83.33% dan 5 orang mahasiswa memiliki efikasi diri akademik yang berada pada

kategori sedang dengan presentase 16.67%. Berdasarkan presentase di atas bahwa

rata-rata mahasiswa yang memiliki efikasi diri akademik pada kategori tinggi,

dengan mean = 85,60.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

13

b. Motivasi Berprestasi

Variabel efikasi diri akademik memiliki 18 item valid dengan jenjang skor 1

sampai dengan 4. Pembagian skor tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut:

Skor tertinggi: 18 x 4 = 72

Skor terendah: 18 x 1 = 18

Pembagian interval dilakukan menjadi lima katagori, yaitu sangat rendah,

rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Pembagian interval dilakukan dengan

mengurangi jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor terendah dan membaginya

sesuai dengan jumlah kategori.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

14

Tabel 1.2

Kategorisasi Hasil Pengukuran Skala Motivasi Berprestasi

No Interval Kategori Mean N Presentase (%)

1. 18 ≤ x < 28.8 Sangat Rendah 0 0%

2. 28.8 ≤ x < 39.6 Rendah 0 0%

3. 39.6 ≤ x < 50.4 Sedang 0 0%

4. 50.4 ≤ x < 61.2 Tinggi 50.97 24 80%

5. 61.2 ≤ x ≤ 72 Sangat Tinggi 6 20%

Jumlah 30 100%

SD = 6,228 Min = 40 Max = 64

Berdasarkan tabel 1.2 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 6 orang

mahasiswa yang memiliki skor motivasi berprestasi yang berada pada kategori

sangat tinggi dengan presentase 20% dan 23 orang mahasiswa memiliki motivasi

berprestasi yang berada pada kategori tinggi dengan presentase 76.67%.

Berdasarkan presentase di atas bahwa rata-rata mahasiswa yang memiliki motivasi

berprestasi pada kategori tinggi dengan mean = 50,97.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

15

2. Uji Normalitas

Berdasarkan uji hasil pengujian normalitas, kedua variabel memiliki

signifikansi p > 0,05. Variabel efikasi diri akademik memiliki nilai K-S-Z sebesar

0,693 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,723 (p > 0,05). Oleh

karena milai signifikansi p > 0,05, maka distribusi data efikasi diri akademik

berdistribusi normal. Hal ini juga terjadi pada variabel motivasi berprestasi yang

memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,909 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar

0,381 (p > 0,05). Dengan demikian data motivasi berprestasi juga berdistribusi

normal.

3. Uji Linearitas

Dari uji linearitas, maka diperoleh nilai Fbeda sebesar 1,164 (p > 0,05) dengan

sig.= 0,402 yang menunjukkan efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi

berhubungan secara linear.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

16

4. Uji Korelasi

Tabel 1.5

Hasil Uji Korelasi antara Efikasi Diri Akademik dengan Motivasi Berprestasi

Correlations

MB EDA

MB Pearson

Correlation

1 .561**

Sig. (2-tailed) .001

N 30 30

EDA Pearson

Correlation

.561**

1

Sig. (2-tailed) .001

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level

(2-tailed).

Berdasarkan hasil pengujian uji korelasi diperoleh koefisien korelasi antara

efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi sebesar 0,561 dengan sig. = 0,001

(p < 0,05) yang berarti ada hubungan yang positif signifikan antara efikasi diri

akademik dengan motivasi berprestasi.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

17

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian uji korelasi Pearson diketahui koefisien korelasi (r) =

0,561 dengan sig. = 0,001 (p < 0,05), yang berarti ada hubungan yang positif signifikan

antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi

teologia. Hal ini menunjukkan bahwa ketika individu memiliki efikasi diri akademik yang

tinggi maka semakin tinggi juga motivasi berprestasinya. Adapun temuan ini dimungkinkan

terjadi, karena dalam diri mahasiswa STT merasa yakin dalam mempelajari bidang ilmu

teologia sehingga hal tersebut mendorong mereka untuk mengejar prestasi akademik yang

lebih baik.

Kreitner dan Kinichi (dalam Pudjiastuti, 2012) mengungkapkan bahwa efikasi diri

akademik mempengaruhi proses motivasi seseorang, yaitu setelah seseorang tersebut tahu

dan yakin akan kemampuan akademiknya, maka dia akan merasa mampu untuk

melaksanakan tugasnya, sehingga motivasinya juga akan lebih kuat dalam menyelesaikan

tugas tersebut dan dia mampu meraih prestasi. Efikasi diri memberikan sebuah kekuatan

bagi mahasiswa sehingga mahasiswa tersebut termotivasi untuk meraih prestasi yang lebih

tinggi karena sudah tahu kemampuannya dan hasil apa yang diharapkan.

Menurut Bandura (1997), individu yang memiliki efikasi diri akademik yang tinggi

bila menghadapi kegagalan cenderung menganggap kegagalan tersebut diakibatkan usaha-

usaha yang tidak cukup memadai. Dengan demikian individu tersebut akan semakin

termotivasi untuk memperoleh hasil atau prestasi yang lebih baik lg. Biasanya individu

akan berperilaku sesuai dengan keyakinan mereka tentang apa yang dapat mereka lakukan.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

18

Bandura juga mengatakan bahwa dengan membentuk tujuan terlebih dahulu dapat

meningkatkan motivasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Lestari (2015) pada siswa MAN Pangkalan Balai Banyuasin III menemukan bahwa

kemampuan dan keyakinan dalam diri siswa saat belajar sangat mempengaruhi hasil dari

belajarnya. Dalam penelitiannya tersebut, mengatakan jika seseorang memiliki efikasi diri

akademik yang rendah, maka tingkat motivasi berprestasi akan rendah juga. Siswa yang

memiliki efikasi diri yang rendah dapat terlihat dari bentuk perilaku siswa yang selalu

terlihat tidak fokus dan sering mengantuk dan tertidur dalam mengikuti pelajaran didalam

kelas, tidak aktif untuk bertanya jika tidak mengerti, takut berhadapan dengan guru, sering

merasa cemas seperti gelisah karena takut dipanggil untuk mengerjakan tugas didepan, ragu

dengan kemampuan yang dimiliki, selalu merasa terbebani jika dihadapkan dengan

berbagai macam pekerjaan untuk diselesaikan, mereka juga beranggapan jika belajar setiap

hari belum tentu mendapatkan nilai yang bagus, sehingga membuat mereka lebih memilih

untuk mengabaikannya dengan alasan tidak mempunyai banyak waktu untuk

mengerjakannya.

Suciningtyas (2016) dalam penelitiannya pada siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Kediri

mengungkapkan hal yang sebaliknya yaitu jika seseorang memiliki efikasi diri akademik

yang tinggi maka tingkat motivasi berprestasi akan tinggi juga. Hal ini senada dengan yang

diungkapkan Kreitner dan Kinichi (2003) mengenai ciri-ciri efikasi diri yang tinggi yaitu

lebih aktif, mampu belajar dari masa lampau, mampu merencanakan tujuan dan membuat

rencana kerja, serta lebih kreatif menyelesaikan masalah sehingga tidak merasa stres serta

Page 28: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

19

selalu lebih keras untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal. Sedangkan ciri-ciri efikasi

diri yang rendah yaitu sulit mengerjakan tugas, tidak berusaha mengatasi masalah, tidak

mampu belajar dari masa lalu, selalu merasa cemas, dan sering stres dan merasa depresi.

Ferla, Vacke & Cai (2007) mengungkapkan bahwa semakin tinggi efikasi akademik

seseorang maka semakin tinggi prestasi akademik seseorang.

Sumbangan efektif efikasi diri akademik terhadap motivasi berpretasi sebesar

31.47%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain sebesar 68.53%. Efikasi diri

akademik bukan hal yang mutlak mempengaruhi motivasi berprestasi saja melainkan ada

banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi tersebut. Menurut

McClelland (dalam Haryani & Tairas, 2014) selain efikasi diri akademik, yang

mempengaruhi motivasi berprestasi adalah keyakinan kemungkinan untuk sukses,

ketakutan akan kegagalan, value (nilai), usia, lingkungan sekolah, keluarga, teman.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan maka didapatkan hasil yaitu terdapat hubungan

positif yang signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada

mahasiswa sekolah tinggi teologia. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi

efikasi diri akademik yang dimiliki mahasiswa, maka semakin tinggi pula motivasi

berprestasi mahasiswa tersebut. Sumbangan efektif efikasi diri akademik terhadap motivasi

berpretasi sebesar 31.47%, sedangkan 68.53% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

20

Saran

Sekolah Tinggi Teologia

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti ini memberikan saran kepada pihak STT

untuk tetap memperhatikan dan memberikan bimbingan kepada para mahasiswanya dalam

mempertahankan bahkan meningkatkan motivasi berprestasi para mahasiswa misalnya

dengan memberi pengarahan kepada para mahasiswa tentang apa saja yang akan mereka

pelajari sebelum dimulainya proses belajar mengajar pada semester baru sehingga motivasi

berprestasi para mahasiswa diharapkan dapat meningkat.

Mahasiswa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efikasi diri akademik dan motivasi

berprestasi pada mahasiswa STT pada kategori tinggi. Para mahasiswa diharapkan dapat

mempertahankan bahkan meningkatkan efikasi diri akademik mereka misalnya dengan

semakin giat belajar dan mencari referensi-referensi yang dapat membantu mereka untuk

lebih memahami perkuliahan sehingga mereka dapat semakin termotivasi untuk

memperoleh prestasi yang lebih baik lagi.

Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran bagi peneliti selanjutnya

untuk meneliti faktor lain yang dapat meningkatkan motivasi berprestasi dan efikasi diri

akademik. Peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut menggunakan variabel-variabel

lain sehingga dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi

pada mahasiswa STT selain efikasi diri akademik misalnya kemungkinan untuk sukses,

ketakutan akan kegagalan, value (nilai), usia, lingkungan sekolah, keluarga, teman.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

21

Daftar Pustaka

Baharuddin. (2009). Pendidikan dan psikologi perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Bandura, A. (1986). Social foundation of thought and action: a social cognitive theory.New

York: Prentice Hall.

_________. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. New York: W.H. Freeman and

Company.

Bandura, A., & Locke, E.A. (2003). Negative self-efficacy and goal effects revisited.

Journal of Applied Psychology, 1, 87-99.

Drewes, B.F & Mojau, J. (2006). Apa itu teologi?. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Ferla, J., dkk. (2007). Academic self-efficacy and academic self - concept: Reconsidering

structural relationship. 1-25.

Haryani, R & Tairas, M.M.W. (2014). Motivasi berprestasi pada mahasiswa berprestasi

dari keluarga tidak mampu secara ekonomi. Jurnal Psikologi Pendidikan dan

Perkembangan, 03, 30-36.

Islamuddin, H. (2012). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kreitner dan Kinicki (2007). Organizational behavior (7th Edition), Mc-Graw Hill.

Maetiningsih, D. (2008, Maret). Hubungan antara secure attachment dengan motivasi

berprestasi pada remaja. Depok: Universitas Gunadarma.

Myers, D.G. (2012). Psikologi sosial. Jakarta Selatan: Salemba Humanika.

Newell, L. (1987). Bahasa yunani koine (The elements of new testament greek). Malang:

Seminari Alkitab Asia Tenggara.

Novanto, Y. & Yulianti L. (2015). Faktor – faktor yang berkaitan dengan prestasi akademik

mahasiswa sekolah tinggi teologi ”x”. Tanjung Balai: Sekolah Tinggi Teologia

Marturia.

Nulita, A.L (2015). Hubungan antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi pada siswa

man pangkalan balai banyuasin iii. Palembang: Universitas Bina Darma.

Pudjiastuti, E. (2012). Hubungan self efficacy dengan perilaku mencontek mahasiswa

psikologi. Bandung: Universitas Islam Bandung.

Sugiyono. (2012). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN ......positif dan signifikan antara efikasi diri akademik dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sekolah tinggi teologia. Sumbangan

22

Susabda, Y. (2014). Belajar di sekolah tinggi teologi. Diunduh pada 30 Oktober 2015 pada

http://www.konselingkristen.org/index.php/2014-1201-01-17-

30/spiritualitasteologi/127belajar-di-sekolah-tinggi-teologi

Suciningtyas, E. (2016). Hubungan antara self efficacy dengan motivasi berprestasi siswa

kelas viii smp pgri 1 kediri tahun pelajaran 2015/2016. Kediri: Universitas

Nusantara PGRI.

Tiwoko, A. (2013). Hubungan antara motivasi berprestasi dengan kreativitas siswa kelas xi

ips sma negeri 2 salatiga. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.