HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN...

15
PSIKOBORNEO, 2017, 5 (2) : 353-367 ISSN 2477-2674 (online), ISSN 2477-2666 (cetak), ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESIAPAN KERJA (Pada Siswa Kelas XII di SMK Farmasi Samarinda) Evi Ratna Sari 1 Abstrak Kesiapan kerja pada diri siswa pada dasarnya berawal dari adanya persepsi seseorang atas dukungan yang diberikan berupa informasi, tingkah laku tertentu ataupun materi yang berasal dari orang-orang terdekatnya seperti keluarga, teman sebaya, dan juga guru untuk meraih kesuksesan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara dukungan social dengan kesiapan kerja pada Siswa Kelas XII di SMK Farmasi Samarinda. Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas XII di SMK Farmasi Samarinda dengan jumlah sampel sebanyak 102 siswa. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala kesiapan kerja dan skala dukungan sosial. Kedua skala tersebut disusun dengan penskalaan model Likert dan dengan menggunakan tehnik analis data uji korelasi Rank Spearman. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial dengan kesiapan kerja pada siswa SMK Farmasi Samarinda dengan hasil koefisiensi korelasi Rank Spearman sebesar 0.268 dengan signifikansi sebesar 0.006, oleh karena nilai signifikansi < 0.050 maka hipotesisnya yaitu ada hubungan antara dukungan sosial dengan kesiapan kerja siswa. Kata kunci: Kesiapan Kerja dan Dukungan Sosial Pendahuluan Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat persaingan dalam mencari pekerjaan baik lokal maupun internasional yang semakin meningkat, sehingga diperlukan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang dapat memenuhi tuntutan global tersebut. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan globalisasi secara bersama-sama telah mengakibatkan persaingan yang semakin ketat dalam penyediaan sumber daya manusia yang unggul.Sehingga untuk dapat terus mempertahankan daya saingnya, sumber daya manusia yang ada dituntut untuk terus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai atau kompetensinya (Isharyanti, 2011). 1 Mahasiswa Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Transcript of HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017... · Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat

PSIKOBORNEO, 2017, 5 (2) : 353-367 ISSN 2477-2674 (online), ISSN 2477-2666 (cetak), ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL

DENGAN KESIAPAN KERJA (Pada Siswa Kelas XII di SMK Farmasi Samarinda)

Evi Ratna Sari1

Abstrak

Kesiapan kerja pada diri siswa pada dasarnya berawal dari adanya

persepsi seseorang atas dukungan yang diberikan berupa informasi, tingkah laku tertentu ataupun materi yang berasal dari orang-orang terdekatnya seperti

keluarga, teman sebaya, dan juga guru untuk meraih kesuksesan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengkaji hubungan antara dukungan social dengan kesiapan kerja pada Siswa Kelas XII di SMK Farmasi Samarinda. Subjek penelitian ini

adalah Siswa Kelas XII di SMK Farmasi Samarinda dengan jumlah sampel

sebanyak 102 siswa. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan skala kesiapan kerja dan skala dukungan sosial. Kedua skala

tersebut disusun dengan penskalaan model Likert dan dengan menggunakan

tehnik analis data uji korelasi Rank Spearman. Hasil dari penelitian ini

menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

dukungan sosial dengan kesiapan kerja pada siswa SMK Farmasi Samarinda

dengan hasil koefisiensi korelasi Rank Spearman sebesar 0.268 dengan

signifikansi sebesar 0.006, oleh karena nilai signifikansi < 0.050 maka

hipotesisnya yaitu ada hubungan antara dukungan sosial dengan kesiapan kerja

siswa.

Kata kunci: Kesiapan Kerja dan Dukungan Sosial

Pendahuluan

Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat

persaingan dalam mencari pekerjaan baik lokal maupun internasional yang

semakin meningkat, sehingga diperlukan sumber daya manusia yang memiliki

pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang dapat memenuhi tuntutan

global tersebut. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan

globalisasi secara bersama-sama telah mengakibatkan persaingan yang semakin

ketat dalam penyediaan sumber daya manusia yang unggul.Sehingga untuk dapat

terus mempertahankan daya saingnya, sumber daya manusia yang ada dituntut

untuk terus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai atau

kompetensinya (Isharyanti, 2011).

1 Mahasiswa Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Mulawarman. Email: [email protected]

Page 2: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017... · Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat

PSIKOBORNEO, Volume 5, Nomor 2, 2017 : 353-367

354

Peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas melalui

pendidikan sangat penting.Pemerintah berupaya meningkatkan kesiapan sumber

daya manusia dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia melalui

pendidikan. Pendidikan di Indonesia diharapkan untuk dapat mencerdaskan

kehidupan bangsa sehingga dapat menyiapkan lulusan-lulusan yang memiliki

kesiapan kerja untuk menghadapi dunia kerja (Zuniarti & Siswanto, 2013).

Namun berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Samarinda

menunjukkan bahwa jumlah angka pengangguran pada tahun 2015 meningkat

dibandingkan tahun 2014, yaitu dari 139.912 jiwa menjadi 142.021 jiwa. Dengan

jumlah pengangguran pada tingkat pendidikan SMA/SMK sederajat pada tahun

2015 sebesar 69.308 jiwa dan merupakan yang terbesar dari tingkat pendidikan

lainnya (https://samarindakota.bps.go.id)

Meningkatnya jumlah pengangguran pada tingkat pendidikan SMA/SMK

atau sederajat cenderung terjadi karena lulusan SMA/SMK dan sederajat

dianggap tidak memiliki kesiapan kerja yang cukup dibanding dengan tingkat

lulusan sarjana dan lainnya. Padahal sekolah telah menjalankan tugasnya dalam

menyampaikan materi-materi dalam bentuk satuan mata pelajaran baik yang

tercakup dalam kelompok program normatif, adaptif maupun produktif

merupakan usaha sekolah dalam mempersiapkan siswa untuk siap kerja ditinjau

dari segi teori (https://samarindakota.bps.go.id/).

Kemudian peneliti melakukan pengambilan data awal untuk mengetahui

tentang jumlah lulusan siswa SMK Farmasi Samarinda setiap tahunnya. Sehingga

berikut ini adalah data jumlah siswa yang telah lulus selama kurun waktu empat

tahun terakhir di SMK Farmasi Samarinda. Berdasarkan data yang diperoleh

bahwa jumlah lulusan SMK Farmasi Samarinda dari tahun 2013 sampai 2016

berjumlah 413 siswa. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu

guru di SMK Farmasi Samarinda, Beliau mengatakan bahwa hanya terdapat rata-

rata sekitar 38% siswa yang bekerja dan sekitar 68 persen siswa melanjutkan

pendidikannya ke jenjang selanjutnya. Beliau juga mengatakan bahwa siswa yang

langsung bekerja setelah lulus SMK cenderung memiliki kesiapan dalam

menghadapi dunia kerja. Kemudian berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan

siswa kelas XI SMK Farmasi Samarinda pada hari Selasa 3 Januari 2017 jam

10.00 di SMK Farmasi Samarinda. Subjek berinisial DS mengatakan bahwa ia

merasa siap untuk bekerja karena telah diberi pengetahuan secara materi dan

praktek oleh pihak sekolah serta diberi dukungan oleh teman-teman dan orang tua

selama bersekolah. Selain itu subjek berinisial VN mengatakan bahwa ia merasa

belum sepenuhnya siap dan ingin melanjutkan pendidikannya agar memiliki

pengetahuan yang lebih luas dan keahlian yang cukup serta orang tua yang

memberikan dukungan dan masukan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

selanjutnya agar lebih siap saat bekerja.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja pada siswa SMK

berasal dari dukungan orang-orang terdekatnya yaitu keluarga (orang tua), teman

sebaya dan juga guru. Hal tersebut seperti yang dijelaskan pada penelitian yang

Page 3: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017... · Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat

Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kesiapan Kerja ... (Evi Ratna Sari)

355

dilakukan oleh Firdaus (2012) memperoleh hasil bahwa dukungan keluarga

terhadap kesiapan kerja siswa SMK di Kabupaten HSU, menunjukkan nilai yang

positif dan signifikan. Dukungan dari teman sebaya juga tak kalah pentingnya,

karena remaja cenderung lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman

sebaya. Menurut Hurlock (2007) remaja lebih banyak berada di luar rumah

bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah

dimengerti bahwa pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat,

penampilan dan perilaku lebih besar daripada pengaruh keluarga.

Kerangka Dasar Teori

Kesiapan Kerja

Chaplin (2011) kesiapan kerja mengandung dua pengertian yaitu keadaan

siap siaga untuk mereaksi atau menanggapi dan tingkat perkembangan dari

kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekan

sesuatu.Hersey dan Blanchard (dalam Robbins, 2006) mendefinisikan kesiapan

kerja pada tingkat sampai dimana orang memiliki kemampuan dan kesediaan

untuk menyelesaikan tugas tertentu. Kesiapan kerja adalah kapasitas seseorang

dalam meningkatkan kemampuan bekerjanya yang terdiri dari ilmu pengetahuan

dan keahlian serta sikap seseorang tersebut (Agusta, 2015).Sedangkan Andrew

(dalam Saputro & Suseno, 2009) menyatakan bahwa kesiapan kerja merupakan

kapabilitas seseorang dalam meningkatkan kemampuan bekerjanya, yang terdiri

dari ilmu pengetahuan, keahlian serta sikap seseorang tersebut.

Aspek-aspek Kesiapan Kerja

Menurut Yusuf (2002), terdapat limaaspek yang ada pada kesiapan kerja

yaitu meliputi:

a. Minat siswa

Minat (interest) merupakan suatu predisposisi, atau kecenderungan, atau suatu

reaksi perasaan yang berlangsung terus menerus yang memolakan perhatian

seseorang sehingga membuat dirinya jadi selektif terhadap objek minatnya.

b. Kemampuan, kecerdasan, dan kecapakan

Secara konseptual, ada berkaitan antara kecakapan dengan kemampuan dan

kecerdasan.Kemampuan (ability) merupakan daya pikir/nalar seseorang untuk

melakukan tindakan tertentu baik fisik maupun mental.

c. Kebebasan dalam memilih karir

Merupakan sikap siswa dimana tidak adanya rasa terkekang, rasa terbebani

dan tidak adanya pengaruh orang lain dalam menentukan karir mana yang

harus dipilih karena pada dasarnya siswa telah memahami dirinya dan

kemampuannya.

d. Kemantapan diri dalam memilih karir

Merupakan suatu bentuk sikap siswa yang menunjukkan rasa percaya

terhadap kemampuan yang dimiliki, merasa senang dalam menekuni bidang

kejuruan dan bidang karir yang akan dipilih serta mempunyai harapan yang

Page 4: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017... · Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat

PSIKOBORNEO, Volume 5, Nomor 2, 2017 : 353-367

356

maju terhadap bidang kejuruan yang sedang ditekuni dan pilihan karir yang

diinginkan.

e. Tanggung jawab terhadap karir yang akan dipilih

Merupakan suatu bentuk sikap siswa dimana menunjukkan usaha yang

sungguh-sungguh dalam menekuni bidang kejuruan yang sedang ditekuni dan

karir yang akan dipilih karena sadar akan diri dan masa depannya agar

kehidupan yang akan dijalani sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja

Menurut Winkel (2006) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesiapan

kerja terbagi menjadi dua faktor, yaitu:

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri sendiri yaitu meliputi nilai-

nilai kehidupan, taraf intelegensi, bakat khusus, minat, sifat-sifat,

pengetahuan, dan keadaaan jasmani.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor dari luar diri sendiri yaitu meliputi

masyarakat, keadan sosial ekonomi negara atau daerah, status sosial ekonomi

keluarga, pengaruh dari seluruh anggota keluarga, pendidikan sekolah,

pergaulan dengan teman sebaya, dan tuntutan yang melekat pada masing-

masing jabatan.

Dukungan Sosial

Sarafino dan Smith (2011) menyatakan bahwa dukungan sosial

merupakan bentuk penerimaan dari seseorang atau sekelompok orang terhadap

individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia sayangi,

diperhatikan, dihargai, dan ditolong. Baron dan Byrne (2005) mendefinisikan

dukungan sosial sebagai kenyamanan fisik dan psikologis yang diberikan oleh

teman-teman dan keluarga individu tersebut.

Taylor (2012) dukungan sosial merupakan bentuk pemberian informasi

serta merasa dirinya dicintai dan diperhartikan, terhormat, dan dihargai, serta

merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban timbalik dari orang

tua, kekasih, kerabat, teman, jaringan lingkungan sosial serta dalam lingkungan

masyarakat.

Aspek-aspek Dukungan Sosial

Menurut Bart (2004) terdapat empat aspek yang ada pada dukungan sosial

yaitu meliputi:

a. Emosional

Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, keperdulian, dan perhatian

terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, diperhatikan,

dicintai, dan diperdulikan. Dukungan emosional meliputi perilaku memberi

perhatian serta bersedia mendengar keluh kesah orang lain.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017... · Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat

Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kesiapan Kerja ... (Evi Ratna Sari)

357

b. Instrumental

Dukungan instrumental meliputi bantuan secara langsung sesuai dengan apa

yang dibutuhkan oleh individu, misalnya memberikan pinjaman uang, atau

memberikan pekerjaan pada waktu mengalami stress.

c. Informatif

Dukungan informatif meliputi bantuan seperti pemberian saran, nasehat,

sehingga individu dapat mencari penyelesaian dari suatu masalah atau tekanan

yang dihadapi.

d. Penghargaan

Dukungan penghargaan meliputi bantuan yang berupa ungkapan positif atau

dorongan untuk maju pada individu yang membutuhkan dukungan.Dukungan

penghargaan diri, membentuk kepercayaan diri, dan merasa dihargai saat

individu mengalami tekanan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial Menurut Myers (2012) terdapat tiga faktor yang mendorong individu

untuk memberikan dukungan sosial, diantaranya yaitu:

a. Empati

Empati yaitu merasakan kesusahan orang lain dengan tujuan mengurangi

kesusahan dan meningkatkan kesejahteraan orang lain.

b. Pertukaran Sosial

Pertukaran sosial yaitu hubungan timbal balik dalam perilaku sosial antara

cinta, informasi, dan pelayanan. Terjadinya keseimbangan dalam pertukaran

akan menghasilkan kondisi hubungan interpersonal yang memuaskan.

Pengalaman ini membuat individu lebih percaya bahwa orang lain akan

menyediakan dukungan.

c. Norma dan Nilai Sosial

Norma dan nilai sosial berfungsi sebagai pembimbing individu dalam

menjalankan kewajiban dalam hidupnya.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode kuantitatif, yaitu metode yang menjaring data kuantitatif

yaitu data yang dilukiskan dalam bentuk angka, menggunakan instrumen

kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian kuantitatif (Wirawan, 2015).

Hasil Penelitian

Karakteristik Responden

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Farmasi Samarinda. Individu yang

menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Farmasi Samarindakelas

XII yang berjumlah 137 siswa. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan

menggunakan Rumus Slovin, sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam

Page 6: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017... · Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat

PSIKOBORNEO, Volume 5, Nomor 2, 2017 : 353-367

358

penelitian ini adalah 102siswa. Karakteristik subjek penelitian di SMK Farmasi

Samarinda dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia

No. Usia Kategori Jumlah Persentase

1 15-17 Remaja Madya 78 76.47

2 18-20 Remaja Akhir 24 23.52

Jumlah

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa subjek penelitian di

SMK Farmasi Samarinda yaitu siswa dengan usia 15-17 (remaja madya)

berjumlah 78siswa (76,47 persen) dan siswa dengan usia 18-20 (remaja akhir)

berjumlah 24siswa (23,52 persen). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

subjek penelitian di SMK Farmasi Samarinda didominasi oleh siswa dengan usia

15-17 (78), yaitu sebesar 76.47 persen.

Tabel Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-laki 38 37.25

2 Perempuan 64 62.74

Jumlah 102 99

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa subjek penelitian di

SMK Farmasi Samarinda yaitu siswa dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah

38siswa(37.25 persen)dan siswa dengan jenis kelamin perempuan berjumlah

64siswa (62.74 persen). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa subjek

penelitian di SMK Farmasi Samarinda didominasi oleh siswa dengan jenis

kelamin perempuan, yaitu sebesar 62.74 persen.

Hasil Uji Deskriptif

Deskriptif data digunakan untuk menggambarkan kondisi sebaran data

pada siswa SMK Farmasi Samarinda. Mean empiris dan mean hipotesis diperoleh

dari respon sampel penelitian melalui dua skala penelitian yaitu skala Kesiapan

Kerjadan Dukungan Sosial.Kategori berdasarkan perbandingan mean hipotetik

dan mean empirik dapat langsung dilakukan dengan melihat deskriptif data

penelitian.

Menurut Azwar (2016) pada dasarnya interpretasi terhadap skor skala

psikologi bersifat normatif, artinya makna skor terhadap suatu norma (mean) skor

populasi teoritik sebagai parameter sehingga alat ukurberupa angka (kuantitatif)

dapat diinterpretasikan secara kualitatif. Acuan normatif tersebut memudahkan

pengguna memahami hasil pengukuran. Setiap skor mean empirik yang lebih

tinggi secara signifikan dari mean hipotetik dapat dianggap sebagai indikator

tingginya keadaan kelompok subjek pada variabel yang diteliti, demikian

jugasebaliknya. Berikut mean empirik dan mean hipotesis penelitian ini.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017... · Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat

Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kesiapan Kerja ... (Evi Ratna Sari)

359

Tabel Mean Empiris dan Mean Hipotesis

Variabel Mean

Empirik

SD

Empirik

Mean

Hipotetik

SD

Hipotetik Status

Kesiapan Kerja 74.31 8.323 80 16 Rendah

Dukungan Sosial 57.08 5.378 60 12 Rendah

Sumber Data: Lampiran Hal.129

Melalui tabel di atas diketahui gambaran sebaran data pada subjek

penelitian secara umum pada siswa SMK Farmasi Samarinda. Berdasarkan hasil

pengukuran melalui skala kesiapan kerjayang telah terisi diperoleh mean empirik

74.31 lebih rendah dari mean hipotetik 80 dengan kategori rendah. Hal ini

membuktikan bahwa subjek berada pada kategori tingkat kesiapan kerjayang

rendah. Adapun sebaran frekuensi data untuk skala tersebut sebagai berikut:

Tabel Kategorisasi Skor Skala Kesiapan Kerja

Interval Kecenderungan Skor Kategori F Persentase

X ≥ M + 1.5 SD ≥ 104 Sangat Tinggi 0 0

M + 0.5 SD < X < M + 1.5 SD 88 – 103 Tinggi 9 8.8

M - 0.5 SD < X < M + 0.5 SD 72 – 87 Sedang 48 47.1

M - 1.5 SD < X < M - 0.5 SD 56 – 71 Rendah 45 44.1

X ≤ M - 1.5 SD ≤56 Sangat Rendah 0 0

Berdasarkan kategorisasi pada table di atas maka dapat dilihat bahwa

siswaperusahaan memiliki rentang nilai skalakesiapan kerjayang berada pada

kategori sedang dengan rentang nilai 72-87 dan frekuensi sebanyak 48siswa

dengan persentase 47.1persen. Hal tersebut menunjukan bahwa siswa SMK

Farmasi Samarinda memilikikesiapan kerja yangsedang.

Pada skala dukungan sosialyang telah terisi diperoleh mean empirik

57.08lebih rendah dari mean hipotetik 60 dengan kategori rendah. Hal ini

membuktikan bahwa subjek berada pada kategori tingkat dukungan sosialyang

rendah. Adapun sebaran frekuensi data untuk skala tersebut sebagai berikut:

Tabel Kategorisasi Skor Skala Dukungan Sosial

Interval Kecenderungan Skor Kategori F Persentase

X ≥ M + 1.5 SD ≥ 78 Sangat Tinggi 0 0

M + 0.5 SD < X < M + 1.5 SD 66 – 77 Tinggi 1 0.9

M - 0.5 SD < X < M + 0.5 SD 54 – 65 Sedang 84 82.3

M - 1.5 SD < X < M - 0.5 SD 42 – 53 Rendah 17 16.8

X ≤ M - 1.5 SD ≤ 42 Sangat Rendah 0 0

Berdasarkan kategorisasi pada tabel 13, maka dapat dilihat bahwa siswa

perusahaan memiliki rentang nilai skala dukungan sosial yang berada pada

kategorisedangdengan rentang nilai 54-65 dan frekuensi sebanyak 84siswa

Page 8: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017... · Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat

PSIKOBORNEO, Volume 5, Nomor 2, 2017 : 353-367

360

dengan persentase 82.3persen. Hal tersebut menunjukan bahwa siswa SMK

Farmasi Samarinda memiliki dukungan sosial yang sedang.

Hasil Uji Asumsi

Langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum dilakukannya pengujian

hipotesis yaitu terlebih dahulu peneliti melakukan uji asumsi berupa uji

normalitas dan uji linieritas sebagai syaratdalam menentukan analisis dataapa

yang akan dipergunakan di dalam penelitian ini, yaitu apakah menggunakan

statistik parametrik atau non-parametrik.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah alat uji yang digunakan untuk mengetahui

apakah dalam sebuah model regresi, nilai residu dari regresi mempunyai

distribusi yang normal. Jika distribusi dari nilai-nilai residual tersebut tidak

dapat dianggap berdistribusi normal, maka dikatakan ada masalah terhadap

asumsi normalitas (Santoso, 2015). Adapun kaidah yang digunakan dalam uji

normalitas adalah jika p > 0.05 maka sebaran datanya normal, sebaliknya jika

p < 0.05 maka sebaran datanya tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

1) Table test of normality

Tabel Hasil Uji Normalitas

Variabel Kolmogorov-Smirnov P Keterangan

Kesiapan Kerja 0.096 0.021 Tidak Normal

Dukungan Sosial 0.220 0.000 Tidak Normal

Sumber Data: Lampiran Hal.131-134

Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

1) Hasil uji asumsi normalitas sebaran terhadap variabel kesiapan kerja

menghasilkan nilai Z=0.096dan p= 0.021. Hasil uji normalitas

berdasarkan kaidah menunjukan bahwa sebaran butir-butir kesiapan

kerjaadalah tidak normal.

2) Hasil uji asumsi normalitas sebaran terhadap variabel dukungan sosial

menghasilkan nilai Z= 0.220 dan p= 0.000. Hasil uji normalitas

berdasarkan kaidah menunjukan bahwa sebaran butir-butir dukungan

sosial adalah tidak normal.

Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa kedua

variabel yaitu kesiapan kerja dan dukungan sosialmemiliki sebaran data yang

tidak normal, dengan demikian analisis data secara parametrik tidak dapat

dilakukan karena tidakdapat memenuhi sebagai salah satu syarat atas

normalitas sebaran data penelitian.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan

yang linier antara variabel bebas dengan variabel terikat.Uji linieritas dapat

juga untuk mengetahui taraf penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017... · Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat

Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kesiapan Kerja ... (Evi Ratna Sari)

361

Adapun kaidah yang digunakan dalam uji linieritas hubungan adalah bila nilai

deviant from linierity yaitu jika p > 0.05 maka hubungan dinyatakan linier.

Hasil uji linieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel Hasil Uji Linieritas Hubungan

Variabel F Hitung F Tabel P Keterangan

Kesiapan Kerja–Dukungan Sosial 0.874 3.09 0.619 Linier

Sumber Data: Lampiran Hal.137

Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji

asumsi linieritas antara variabel dukungan sosial dengan kesiapan

kerjamenunjukan nilai F hitung < F tabel yang artinya terdapat hubungan

yang linier antara dukungan sosial dengan kesiapan kerjayang mempunyai

nilai deviant from linierity yaitu F= 0.874 dan P= 0.619> 0.05 yang berarti

hubungannya dinyatakan linier.

Berdasarkan dari hasil setiap uji asumsi berupa uji normalitas dan uji

linieritas maka dapat disimpulkan bahwaanalisis data secara parametrik tidak

dapat dilakukan, karena tidak memenuhi syarat atas uji asumsi sebaran data

penelitian. Sehingga dengan demikian pengujian terhadap hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini dapat dilakukan melalui analisis data secara

non-parametrik dengan menggunakan metode korelasi rank spearman.

Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

dukungan sosial dengan kesiapan kerja. Tehnik analisis data yang digunakan

adalah analisis korelasi rank spearman.

a. Korelasi Rank Spearman

Uji korelasi dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara dua

variabel serta seberapa kuat tingkat hubungan yang ada. Uji korelasi yang

digunakan oleh peneliti adalah korelasi rank spearman. Analisis korelasi antar

kedua variabel ditunjukan pada tabel di bawah ini:

Tabel Hasil Uji Analisis Korelasi Rank Spearman

Variabel r hitung r tabel Sig

Dukungan Sosial-Kesiapan Kerja 0.268 0.195 0.006

Sumber: Lampiran SPSS Hal. 139

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai korelasi yang terbentuk

adalah sebesar 0.268. Nilai 0.268 merupakan nilai r hitung, dimana angka ini

menunjukkan korelasi atau hubungan yang lemah antara dukungan sosial dengan

kesiapan kerja siswa sebesar 26.8persen. Hubungan yang terjadi antara dukungan

sosial dengan kesiapan kerja siswa adalah hubungan yang positif. Hubungan

positif ini ditandakan dengan nilai koefisien korelasi rank spearmanantara

variabel dukungan sosial dengan kesiapan kerja siswa yang diperoleh yaitu

Page 10: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017... · Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat

PSIKOBORNEO, Volume 5, Nomor 2, 2017 : 353-367

362

+0.268 (tanda „+‟ disertakan karena tidak ada tanda „-„ pada ouput, yang berarti

positif) tanda ‟+‟ tersebut mendandakan hubungan yang positif.

b. Uji Signifikansi Korelasi Rank Spearman

Selanjutnya untuk mengetahui apakah koefisien korelasi tersebut

signifikan secara statistik maka dilakukan melalui uji Z. Adapun perhitungan uji

Z tersebut adalah sebagai berikut:

Zhitung =

= 0.268 x

= 0.268 x 10.04

= 2.69

Pada tingkat signifikansi (α) sebesar 5% (0.05) maka nilai dari Z tabel

untuk uji dua sisi (two-tailed):

Ztabel = 50% - α / 2

Ztabel = 0.5 – 0.05 / 2

Ztabel = 0.475

Berdasarkan tabel kurva normal didapatkan Ztabel sebesar 1.96. Untuk

menguji hipotesis nol (H0), kriterianya adalah:

H0 ditolak jika: Zhitung > Ztabel

H0 diterima jika: Zhitung < Ztabel

Dari hasil perhitungan di atas didapat nilai Zhitung sebesar 2.69 dan nilai

Ztable sebesar 1.96. Dengan hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai ZHitung =

2.69 lebih besar dari ZTabel = 1.96 maka H0 ditolak dan artinya H1 diterima.

Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yangsignifikan namun lemahantaradukungan sosialdengan kesiapan kerja.

c. Korelasi Parsial

Pada hasil analisis korelasi parsial yaitu pada faktor minat siswa(Y1) dapat

diketahui sebagai berikut:

Tabel Hasil Uji Analisis Korelasi Parsial

Terhadap Minat Siswa(Y1)

Faktor r Hitung r Tabel P

Emosional (X1) 0.162 0.195 0.104

Instrumental (X2) 0.147 0.195 0.139

Informatif (X3) 0.108 0.195 0.281

Penghargaan (X4) 0.252 0.195 0.011

Sumber Data: Lampiran Hal.141

Pada tabel dapat diketahui bahwa faktorpenghargaan (X4) memiliki

hubungan yang positif dan signifikan dengan minat siswa(Y1), sedangkan faktor

emosional (X1), instrumental (X2), dan informatif (X3) tidak berkorelasi

denganminat siswa (Y1), lebih lanjut pada pengujian analisis korelasi parsial pada

faktor kemampuan, kecerdasan dan kecapakan(Y2) dapat diketahui sebagai

berikut:

Page 11: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017... · Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat

Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kesiapan Kerja ... (Evi Ratna Sari)

363

Tabel Hasil Uji Analisis Korelasi Parsial

Terhadap Kemampuan, Kecerdasan, dan Kecakapan(Y2)

Faktor r Hitung r Tabel P

Emosional (X1) 0.300 0.195 0.002

Instrumental (X2) 0.322 0.195 0.001

Informatif (X3) 0.185 0.195 0.062

Penghargaan (X4) 0.237 0.195 0.016

Sumber Data: Lampiran Hal. 142

Pada tabel dapat diketahui bahwa faktor emosional (X1), instrumental

(X2), dan penghargaan(X4) memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan

kemampuan, kecerdasan dan kecapakan (Y2). Sedangkan faktor informatif(X3)

tidak berkorelasi dengankemampuan, kecerdasan dan kecapakan (Y2). Lebih

lanjut pada pengujian analisis korelasi parsial pada faktor kebebasan dalam

memilih karir(Y3) dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel Hasil Uji Analisis Korelasi Parsial

Terhadap Kebebasan Dalam Memilih Karir(Y3)

Faktor r Hitung r Tabel P

Emosional (X1) 0.169 0.195 0.089

Instrumental (X2) 0.277 0.195 0.005

Informatif (X3) 0.291 0.195 0.003

Penghargaan (X4) 0.329 0.195 0.001

Sumber Data: Lampiran Hal. 143

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa faktor instrumental (X2),

informatif (X3), dan penghargaan (X4) memiliki hubungan yang positif dan

signifikan dengan kebebasan dalam memilih karir(Y3). Selain itu faktor emosional

(X1)tidak berkorelasi dengan kebebasan dalam memilih karir (Y3).Lebih lanjut

pada pengujian analisis korelasi parsial pada faktor kemantapan diri dalam

memilih karir(Y4) dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel Hasil Uji Analisis Korelasi Parsial

Terhadap Kemantapan Diri Dalam Memilih Karir(Y4)

Faktor r Hitung r Tabel P

Emosional (X1) 0.137 0.195 0.168

Instrumental (X2) 0.004 0.195 0.967

Informatif (X3) 0.015 0.195 0.881

Penghargaan (X4) 0.047 0.195 0.642

Sumber Data: Lampiran Hal. 144

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa faktor emosional (X1),

instrumental (X2), informatif (X3), dan penialian (X4) tidak berkorelasi

dengankemantapan diri dalam memilih karir (Y4). Lebih lanjut pada pengujian

analisis korelasi parsial pada faktor tanggung jawab terhadap karir yang akan

dipilih (Y5) dapat diketahui sebagai berikut:

Page 12: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017... · Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat

PSIKOBORNEO, Volume 5, Nomor 2, 2017 : 353-367

364

Tabel Hasil Uji Analisis Korelasi Parsial

Terhadap Tanggung Jawab Terhadap Karir Yang Akan Dipilih(Y5)

Faktor r Hitung r Tabel P

Emosional (X1) 0.005 0.195 0.957

Instrumental (X2) 0.011 0.195 0.912

Informatif (X3) 0.000 0.195 1.000

Penghargaan (X4) 0.043 0.195 0.671

Sumber Data: Lampiran Hal. 145

Pada tabel 21 dapat diketahui bahwa faktor emosional (X1), instrumental

(X2), informatif (X3), dan penialian (X4) tidak berkorelasi dengantanggung jawab

terhadap karir yang akan dipilih (Y5).

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwaterdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara dukungan sosial dengan kesiapan kerja pada siswa SMK

Farmasi Samarinda. Hal ini ditunjukan dari hasil koefisiensi korelasi rank

spearmansebesar 0.268 dengan signifikansi sebesar 0.006,oleh karena nilai

signifikansi < 0.050, maka hipotesisnya yaitu ada hubungan antara dukungan

sosial dengan kesiapan kerja siswa.

Dengan harga koefisien korelasi bertanda positf, maka terdapat adanya

arah hubungan yang searah, artinya semakin tinggi dukungan sosial maka

semakin tinggi juga kesiapan kerja yang dialami oleh siswa SMK Farmasi

Samarinda. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial maka

semakin rendah juga kesiapan kerja yang dialami oleh siswa SMK Farmasi

Samarinda.

Hasil uji korelasi rank spearmandidapatkan pada nilai r hitung diperoleh

hasil koefisiensi determinasi sebesar 0.268 (26.8persen) yang berarti variabel

bebas (dukungan sosial) memberikan sumbangsih efektifitas pengaruh sebesar

26.8persen terhadap variabel terikat (kesiapan kerja), namun sisanya sebesar

73.2persen cenderung lebih dipegaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak

diteliti di dalam penelitian ini.

Pada dasarnya terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap kesiapan

kerja (Myers, 2012) yaitu meliputi faktor internal (nilai-nilai kehidupan, taraf

intelegensi, bakat khusus, minat, sifat-sifat, pengetahuan, dan keadaaan jasmani)

dan faktor eksternal (masyarakat, keadan sosial ekonomi negara atau daerah,

status sosial ekonomi keluarga, pengaruh dari seluruh anggota keluarga,

pendidikan sekolah, pergaulan dengan teman sebaya, dan tuntutan yang melekat

pada masing-masing jabatan).

Dukungan yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK pada

umumnya berasal dari orang-orang terdekatnya yaitu keluarga (orang tua), teman

sebaya dan juga guru.Menurut Sarafino dan Smith (2011) menyatakan bahwa

dukungan sosial merupakan bentuk penerimaan dari seseorang atau sekelompok

Page 13: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017... · Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat

Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kesiapan Kerja ... (Evi Ratna Sari)

365

orang terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia

sayangi, diperhatikan, dihargai, dan ditolong. Baron dan Byrne (2005)

mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan fisik dan psikologis yang

diberikan oleh teman-teman dan keluarga individu tersebut.

Hal tersebut seperti yang dijelaskan pada penelitian yang dilakukan oleh

Firdaus (2012) memperoleh hasil bahwaterdapat hubungan positif yang signifikan

antara dukungan keluarga terhadap kesiapan kerja siswa SMK Negeri 2 Amuntai

Kab.Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan.Penelitian yang dilakukan oleh Utami

(2016) juga menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan

antara dukungan sosial dengan kesiapan kerja siswa SMK Bhakti Mulia

Wonogiri.

Dukungan dari teman sebaya juga tak kalah pentingnya, karena remaja

cenderung lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya. Menurut

Hurlock (2004) remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-

teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh

teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku

lebih besar daripada pengaruh keluarga.

Pada hasil analisis korelasi parsial didapatkan hasil bahwa faktor

penghargaan memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan minat siswa.

Sedangkan faktor emosional, instrumental, dan informatif tidak berkorelasi

dengan minat siswa.Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara peneliti dengan

salah seorang siswa yang berisinial DS pada hari Selasa 3 Januari 2017 jam 10.00

di SMK Farmasi Samarindayang mengatakan bahwaterdapat keinginanyang ada

dari dalam dirinya untuk meraih kesuksesan dalam pekerjaannya berawal dari

pemberian dorongan positif yang berasal dari orang disekitarnyaagar terus

majuuntuk dapatmeraih kesuksesan.

Padafaktor emosional, instrumental, dan penghargaanmemiliki hubungan

yang positif dan signifikan dengan kemampuan, kecerdasan dan kecapakan.

Sedangkan faktor informatiftidak berkorelasi dengan kemampuan, kecerdasan dan

kecapakan. Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara peneliti dengan salah

seorang siswayang mengatakan bahwa kecakapan dari kemampuan dan

kecerdasan yang dimilikinya berawal dari diberikannya perhatian kepada dirinya,

mendapatkan bantuan bila dibutuhkan, dan dorongan positif yang berasal dari

orang disekitarnyasehingga merasa nyaman dan bersemangat dalam

meningkatkan kemampuan yang dimilikinya.

Bersadarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembahasan

di atas yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK pada umumnya berasal

dari orang-orang terdekatnya yaitu keluarga (orang tua) dan dukungan dari teman

sebaya juga tak kalah pentingnya, karena remaja cenderung lebih banyak

menghabiskan waktu dengan teman sebaya.Pada hasil analisis korelasi parsial

didapatkan hasil bahwa faktor penghargaan memiliki hubungan yang positif dan

signifikan dengan minat siswa.Pada faktor emosional, instrumental, dan

informatif tidak berkorelasi dengan minat siswa.Padafaktor emosional,

Page 14: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017... · Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat

PSIKOBORNEO, Volume 5, Nomor 2, 2017 : 353-367

366

instrumental, dan penghargaan memiliki hubungan yang positif dan signifikan

dengan kemampuan, kecerdasan dan kecapakan.

Pada faktor informatiftidak berkorelasi dengan kemampuan, kecerdasan

dan kecapakan.Pada ada faktor emosional, instrumental, informatif, dan

penghargaan tidak berkorelasi dengan kemantapan diri dalam memilih karir dan

tanggung jawab terhadap karir yang akan dipilih. Padafaktor faktor instrumental,

informatif, dan penghargaan memiliki hubungan yang positif dan signifikan

dengan kebebasan dalam memilih karir.Pada faktor emosional tidak berkorelasi

dengan kebebasan dalam memilih karir.Pada faktor faktor instrumental,

informatif, dan penghargaan memiliki hubungan yang positif dan signifikan

dengan kebebasan dalam memilih karir.Sedangkan faktor emosional tidak

berkorelasi dengan kebebasan dalam memilih karir.

Kesimpulan

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan social dengan

kesiapan kerja pada siswa SMK Farmasi Samarinda, artinya semakin tinggi

dukungan social maka semakin tinggi juga kesiapan kerja yang dialami oleh

siswa SMK Farmasi Samarinda. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah

dukungan social maka semakin rendah juga kesiapan kerja yang dialami oleh

siswa SMK Farmasi Samarinda.

2. Hasil analisis korelasi parsial didapatkan bahwa factor yang paling

mempengaruhi ialah factor emosional, instrumental, dan penghargaan

memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kemampuan,

kecerdasan dan kecapakan.

Saran

1. Bagisiswa SMK Farmasi Samarinda.

Bagi para siswa disarankan untuk terus giat dalam mengikuti pelatihan,

memperluas networking, dan sering mengikuti job fair agar memiliki

wawasan yang luas tetang dunia kerja.

2. Bagi pihak guru SMK Farmasi Samarinda

Bagi pihak guru, diharapkan agar dapat membantu siswa dalam

mempersiapkan diri ke jenjang karir, juga memberikan bantuan langsung

seperti memberikan nasehat, memberikan pelatihan dalam mempersiapkan

karir, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan untuk mempersiapkan

diri mereka dalam menghadapi dunia kerja.

3. Bagi pihak keluarga SMK Farmasi Samarinda

Bagi pihak keluarga, diharapkan agar dapat membantu siswa dalam

memberikan perhatian kepada dirinya, memberikan bantuan bila dibutuhkan,

dan dorongan positif yang berasal dari keluarga dan orang sekitarnya

sehingga merasa nyaman dan bersemangat dalam meningkatkan kemampuan

yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri mereka dalam menghadapi dunia

kerja.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017... · Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini adalah terdapat

Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kesiapan Kerja ... (Evi Ratna Sari)

367

4. Bagi penelitian selanjutnya.

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang

kesiapan kerja pada siswa disarankan agar dapat mempertimbangkan faktor-

faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap kesiapan kerja, misalnya

tingkat intelegensi, minat dan bakat.

Daftar Pustaka

Agusta, Y. N. (2015). Hubungan antara Orientasi Masa Depan dan Daya Juang

terhadap Kesiapan Kerja pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Mulawarman. eJournal Psikologi.

Vol:3, No:1, Hal:369-381.

Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Bart, S. (2004). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Grasindo.

Chaplin, J. P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Firdaus, Z. Z. (2012). Pengaruh Unit Produksi, Prakerin dan Dukungan Keluarga

terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 2 (3),

397- 409. Hurlock, B. E. (2007). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Isharyanti, R. (2011). Pengaruh Praktik Industri, Informasi Dunia Kerja dan

Motivasi Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program

Keahlian Administrasi Perkantoran SMK N 1 Tempel. Skripsi. Pendidikan

Administrasi Perkantoran FISE UNY.

King, A. L. (2010). Psikologi Umum. Jakarta: Salemba Humanika.

Myers, D.G. (2012). Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Robbins, S. P. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia.

Saputro, N. D., & Suseno, M. N. (2009). Hubungan antara Kepercayaan Diri

dengan Employability pada Mahasiswa. Psikohumanika. Vol:2, No:1,

Hal:13-14.

Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2011). Health Psychology: Biopsychosocial

Interactions. United States of America: John Willey & Sons Inc.

Taylor, S. E. (2012). Health Psychology. New York: McGraw-Hill.

Wirawan. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia: Teori, Psikologi, Hukum Ketenagakerjaan, Aplikasi dan Penelitian: Aplikasi dalam Organisasi

Bisnis, Pemerintahan dan Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Yusuf, M. (2002). Kiat Sukses dalam Karier. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Zuniarti, & Siswanto, B. T. (2013). Pengaruh Motivasi Belajar, Kinerja Intensitas

Pembimbingan Prakerin terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK Pariwisata

DIY. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol:3, No:3, Hal:405-406.