HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh : SRI MARYATI NIM : K8407045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN

PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1

NGEMPLAK BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN

2010/2011

SKRIPSI

Oleh :

SRI MARYATI

NIM : K8407045

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN

PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1

NGEMPLAK BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN

2010/2011

OLEH :

SRI MARYATI

NIM : K8407045

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Sri Maryati. K8407045. HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME

BELAJAR SISWA DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN

DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SEKOLAH

MENENGAH ATAS NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN

PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Juni 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Hubungan antara

antusiasme belajar dengan prestasi belajar siswa dalam belajar Sosiologi, (2)

Hubungan antara pemanfaatan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa

dalam belajar Sosiologi, (3) Hubungan antara antusiasme belajar siswa dan

pemanfaatan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa dalam belajar

Sosiologi. Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif

korelasional. Populasi penelitian ialah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1

Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2010/ 2011, sebesar 109 siswa. Sampel diambil

dengan teknik random sampling sejumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data

pokok dilakukan dengan menggunakan teknik angket. Teknik analisis data yang

yang digunakan adalah dengan teknik analisis statistik regresi ganda.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: hipotesis pertama “ada

hubungan positif yang signifikan antara Antusiasme Belajar Siswa dengan

Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

Tahun Pelajaran 2010/2011,diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data

yang menunjukkan rx1y = 0,331 dan p = 0,035 dengan SE = 10,978 % dan SR =

99,994 %. Hipotesis kedua “ada hubungan positif yang signifikan antara

Pemanfaatan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas

XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011”, ditolak. Hal

ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan diperoleh rx2y = 0,283

dan p = 0,074 dengan SE = 0,001 % dan SR = 0,006 %. Hipotesis ketiga “ada

hubungan positif yang signifikan secara bersama antara Antusiasme Belajar siswa

dan Pemanfaatan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa

Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011”,

ditolak. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan R = 0,331,

p = 0,115 dan F sebesar 2,282.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Sri Maryati. K8407045. RELATIONSHIP BETWEEN THE

ENTHUSIASM OF STUDENT LEARN AND UTILIZATION OF MEDIA

WITH LEARNING ACHIEVEMENT SOCIOLOGY IN CLASS XI TO THE

STATE HIGH SCHOOL 1 NGEMPLAK BOYOLALI ACADEMIC YEAR

2010/2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Eleven

university in March, June 2011.

This study aims to determine: (1) The relationship between the enthusiasm

for learning with student achievement on Sociology, (2) Relationship between

utilization of instructional media with student achievement on Sociology, (3) The

relationship between students enthusiasm for learning and use of media with

student achievement on Sociology. This research takes place in SMA Negeri 1

Ngemplak Boyolali.

The method used in this research is quantitative descriptive correlational.

The study population was all students to class XI IPS SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali in Academic Year 2010/2011, of 109 students. Samples were taken with

the technique of random sampling of 40 students. Basic data collection technique

was done by using questionnaires. Data analysis technique that is used by multiple

regression statistical analysis techniques.

Based on the results of research can be concluded: the first hypothesis

“there is a significant positive relationship between the enthusiasm for Learning

with Student Achievement on Sociology in Class XI SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali Academic Year 2010/2011”, be accepted. It can be seen from analysis of

data showing rx1y = 0.331 and p = 0.035 with SE = 10.978% and SR = 99.994%.

The second hypothesis “there is a significant positive relationship between

Learning utilization of instructional media with student achievement on Sociology

in Class XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Academic Year 2010/2011”, was

rejected. It can be seen from the results obtained by analyzing data showing rx2y

= 0.283 and p = 0.074 with SE = 0.001% and SR = 0.006%. The third hypothesis

“there is a significant positive relationship with the enthusiasm of the students

learning and Use of Learning Media with Learning Achievement on Sociology in

Class XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Academic Year 2010/2011”, was

rejected. It can be seen from the results of data analysis showed R = 0.331, p =

0.115 and F of 2.282.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi

(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Alloh mengetahui,

sedang kamu tidak"

(QS. Al Baqarah: 216)

Ketika suatu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita

melihat dan menyesali pintu tertutup terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu

lain yang telah terbuka”

(Penulis)

Page 8: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Orang tua tercinta yang selalu

menguatkan semangat untuk tetap

berdiri kokoh serta keteduhan doanya

di setiap waktu.

2. Adikku tersayang, NuruL.

3. Keluarga besarku yang telah

memberikan semangat, kasih sayang

dan keteladanan.

4. Fandhi Aristyanto, yang selalu

memberi semangat dan memotivasi

aku setiap saat.

5. Teman-teman Pendidikan Sos-Ant

angkatan 2007, yang selalu memberi

semangat sehingga terselesainya

skripsi ini dan selalu ada dlam suka

dan duka.

6. Almamaterku, Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul ”Hubungan

antara Antusiasme Belajar Siswa dan Pemanfaatan Media Pembelajaran dengan

Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011” dapat diselesaikan untuk

memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Banyak hambatan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya hambatan yang ada dapat

teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan, dengan

segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. HM. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Sebagai Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd. Sebagai Ketua Jurusan P. IPS FKIP UNS.

3. Drs. MH. Sukarno, M.Pd. Sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi-

Antropologi, Jurusan P. IPS FKIP UNS.

4. Drs. T. Widodo, M.Pd Sebagai Pembimbing I terima kasih atas segala arahan

dan bimbingannya.

5. Drs. Suparno, M.Si Sebagai Pembimbing II terima kasih atas segala arahan

dan bimbingannya.

6. Dra. Siti Chotidjah, M.Pd. Sebagai Pembimbing Akademis terima kasih atas

bantuan dan bimbingannya.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi yang

secara tulus mendidik dan memberikan ilmu yang sangat berharga.

8. Drs. Tri Wahyudi sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

yang telah memberikan ijin penelitian.

9. Bambang Wahyudi, S.Pd sebagai Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali atas bimbingannya selama penelitian.

10. Siswa kelas XI IPS 1, XI IPS 2 dan XI IPS 3 SMA Negeri 1 Ngemplak

Page 10: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Boyolali, atas kerja samanya.

11. Orang tua dan keluargaku tercinta, atas tetesan peluh, segenap pikiran dan

jiwa, yang telah menyertai langkahku, memberikan dorongan, dan do’a restu

yang teramat tulus.

12. Teman-teman Pendidikan Sos-Ant angkatan 2007 yang telah memberikan

motivasi arah dan dorongan bagi penulis.

13. Serta berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

membantu kelancaran penelitian ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat balasan dari

Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik

dari pembaca yang budiman sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

dunia pendidikan. Amin.

Surakarta, Juni

2011

Peneliti

Page 11: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................... i

PENGAJUAN ........................................................................................................... ii

PERSETUJUAN ...................................................................................................... iii

PENGESAHAN ....................................................................................................... iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

ABSTRACT ............................................................................................................ vi

MOTTO ................................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN .................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 5

D. Perumusan Masalah .......................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

BAB II. LANDASAN TEORI .............................................................................. 8

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 8

B. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Sosiologi ........................................ 9

C. Tinjauan tentang Antusiasme Belajar ................................................. 17

D. Tinjauan tentang Penggunaan Media Pembelajaran ........................... 20

E. Penelitian yang Relevan ................................................................... 26

F. Kerangka Berpikir ............................................................................ 27

G. Perumusan Hipotesis ......................................................................... 28

Page 12: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................... 31

C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 33

D. Rancangan Penelitian ........................................................................ 43

E. Teknik Analisis Data ......................................................................... 44

BAB IV. HASIL PENELITIAN ............................................................................. 49

A. Deskripsi Data .................................................................................. 49

B. Pengujian Persyaratan Analisis ......................................................... 56

C. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 64

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ....................................................... 67

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .......................................... 70

A. Kesimpulan ....................................................................................... 70

B. Implikasi ........................................................................................... 71

C. Saran ................................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 74

LAMPIRAN ............................................................................................................ 76

Page 13: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Urutan Waktu Penelitian .......................................................................... 30

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Skor Antusiasme Belajar Siswa ............................... 52

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Skor Pemanfaatan Media Pembelajaran ................... 53

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar Sosiologi ................................ 55

Tabel 5 Uji Normalitas Antusiasme Belajar Siswa ................................................ 56

Tabel 6 Uji Normalitas Variabel Pemanfaatan Media Pembelajaran ..................... 57

Tabel 7 Uji Normalitas Vriabel Prestasi Belajar Sosiologi .................................... 58

Tabel 8 Uji linieritas X1 dengan Y ........................................................................ 59

Tabel 9 Uji linieritas X2 dengan Y ......................................................................... 60

Tabel 10 Coefficienta .............................................................................................. 60

Tabel 11 Matriks Interkorelasi ............................................................................... 64

Tabel 12 Koefisien Beta dan Korelasi Parsial – Model Penuh ................................ 65

Tabel 13 Rangkuman Analisis Regresi Model Penuh ............................................. 66

Tabel 14 Perbandingan Bobot Prediktor- Model Penuh .......................................... 66

Page 14: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerucut Pengalaman Dale .................................................................... 24

Gambar 2 Kerangka Berpikir ............................................................................... 28

Gambar 3 Skema Struktur Organisasi Sekolah ..................................................... 51

Gambar 4 Grafik Histogram Skor Antusiasme Belajar Siswa ............................... 52

Gambar 5 Grafik Histogram Skor Pemanfaatan Media Pembelajaran ................... 54

Gambar 6 Grafik Histogram Skor Prestasi Belajar Sosiologi ................................ 55

Gambar 7 Histogram kurva normalitas .................................................................. 59

Gambar 8 Garis Regresi Linear X1 dengan Y ....................................................... 61

Gambar 9 Garis Regresi Linier X2 dengan Y ........................................................ 62

Gambar 10 Garis Regresi Linear X1dan X2 dengan Y ............................................. 63

Page 15: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Try Out .............................................................................. 75

Lampiran 2 Surat Pengantar Penelitian ................................................................. 77

Lampiran 3 Angket try Out .................................................................................. 78

Lampiran 4 Analisis Validitas dan Reliabilitas ..................................................... 87

Lampiran 5 Kisi-Kisi Angket ............................................................................... 96

Lampiran 6 Angket Penelitian .............................................................................. 98

Lampiran 7 Sebaran Frekuensi dan Histogram ................................................... 104

Lampiran 8 Uji Normalitas .................................................................................. 109

Lampiran 9 Uji Linieritas .................................................................................... 113

Lampiran 10 Persamaan Garis Regresi .................................................................. 117

Lampiran 11 Perijinan ........................................................................................... 124

Lampiran 12 Ciriculum Vita .................................................................................. 129

Page 16: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu langkah untuk membentuk sumber daya manusia yang

berkualitas adalah melalui pendidikan. Melalui pendidikan manusia dapat

menambah pengetahuan dan keterampilannya yang dapat berguna untuk

membantu pelaksanaan pembangunan. Dapat dikatakan bahwa pendidikan

memiliki peranan penting bagi masyarakat. Selain itu pendidikan juga dapat

mempengaruhi kehidupan suatu masyarakat. Pendidikan bagi bangsa, negara atau

masyarakat merupakan modal dasar yang strategis dan realistis dalam

pembangunan nasional, karena menyangkut masyarakat yang berperan sebagai

subjek dan objek pembangunan itu sendiri. Penyelenggaraan pendidikan

dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, non formal dan

informal. Keberhasilan dalam menempuh setiap jalur pendidikan tersebut dapat

diketahui melalui evaluasi proses pendidikan yang telah ditempuh yang diukur

dengan prestasi belajar yang mana kesemuanya itu tergantung pada kualitas

belajar seseorang.

Proses belajar adalah mencakup hal-hal yang bersifat pengetahuan maupun

keterampilan tetapi juga belajar menyikapi nilai-nilai yang diperoleh seseorang

melalui pergaulan. Pada kehidupan sekolah dapat dilihat bahwa siswa tidak hanya

mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tetapi mereka juga dapat belajar

bersikap dan berinteraksi dengan lingkungannya. Prestasi belajar merupakan

pencerminan belajar yang dicapai siswa setelah usaha belajar yang dilakukannya,

dengan memperhatikan prestasi belajar dapat diketahui kemampuan dan kualitas

belajar seseorang.

Pada proses pendidikan, seorang siswa dikatakan berhasil apabila dapat

menyelesaikan program pendidikan tepat waktu dengan prestasi belajar yang baik.

Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor

yang berasal dari dalam diri individu (faktor internal) maupun faktor yang berasal

dari luar individu (faktor eksternal). Faktor Internal adalah faktor dari dalam diri

Page 17: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

siswa itu sendiri, misalnya; keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, antusiasme

belajar siswa, minat belajar siswa, motivasi belajar, bakat, intelegensi serta sikap

siswa. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, misalnya;

kondisi lingkungan di sekitar siswa (di rumah, di sekolah dan di masyarakat),

sarana dan prasarana pendidikan (media pengajaran), metode belajar siswa, guru,

kurikulum dan sebagainya. Prestasi belajar siswa diharapkan sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional, yaitu meningkatkan manusia Indonesia yang cerdas, terampil

dan berkualitas.

Dalam buku Soedomo Hadi (2003: 22) yang berjudul Pendidikan (Suatu

Pengantar disebutkan bahwa menurut para ahli pendidikan ada lima faktor yang

dapat mempengaruhi pelaksanaan pendidikan yaitu: pendidik, anak didik, tujuan,

alat dan lingkungan. Ketidak-adaan salah satu faktor saja dari faktor tersebut,

maka tidak mungkin terjadi proses belajar mengajar. Dengan lima faktor tersebut,

proses belajar mengajar dapat dilaksanakan walaupun kadang-kadang dengan

hasil yang minimal pula. Hasil tersebut dapat ditingkatkan apabila ada sarana

penunjang yaitu faktor sarana dan prasarana pendidikan.

Antusiasme sendiri merupakan suatu semangat atau kegairahan terhadap

sesuatu. Antusiasme belajar siswa bisa dikatakan sebagai semangat siswa itu

sendiri untuk melakukan kegiatan belajar. Seperti yang sudah tertulis di atas

bahwa antusiasme tersebut merupakan faktor dari dalam siswa untuk mencapai

keberhasilan belajar atau prestasi belajar. Antusiasme belajar adalah semangat

siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Adanya antusiasme belajar yang kuat

maka siswa akan memperhatikan dan mengingat materi atau bahan belajar yang

disajikan oleh guru dan akan tetap fokus dalam mengikuti pelajaran. Keberadaan

antusiasme belajar ini sendiri sangat besar pengaruhnya dalam membantu guru

atau seorang pendidik untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif di

dalam kelas. Memanfaatkan antusiasme belajar yang ada dalam diri siswa, maka

seorang guru atau pendidik akan lebih mudah memotivasi siswa untuk meraih

prestasi belajar yang lebih baik.

Antusiasme juga sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena

apabila materi atau bahan pelajaran tidak mampu menarik antusiasme dan minat

Page 18: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

siswa, maka siswa akan merasa bosan mengikuti pelajaran dan segan untuk

belajar dan mempelajari materi atau bahan pelajaran tersebut. Materi atau bahan

pelajaran yang dapat membangkitkan antusiasme siswa lebih mudah dipelajari

dan disimpan dalam ingatan siswa. Antusiasme atau semangat atau spirit memiliki

penguat dalam kegiatan belajar dan memperjelas tujuan belajar yang berdampak

mampu mengendalikan dan merangsang ketekunan belajar. Semakin tinggi

antusiasme belajar siswa, maka kemungkinan untuk mencapai prestasi yang tinggi

juga akan semakin besar. Demikian pula sebaliknya, kurangnya antusiasme

belajar akan menimbulkan penurunan prestasi yang akan mereka peroleh.

Dalam proses belajar mengajar juga terdapat dua unsur yang amat penting

adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Media pembelajaran itu banyak

macamnya. Untuk proses belajar mengajar yang baik kita harus menggunakan

media pembelajaran yang tepat. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat

membangkitkan motivasi, keinginan, minat, semangat, dan rangsangan kepada

siswa. Sehingga dapat membantu pemahaman atau penyerapan materi,

menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data,

serta memadatkan informasi. Adapun media pembelajaran atau pengajaran sendiri

merupakan suatu alat untuk menunjang pelaksanaan pendidikan agar proses

pendidikan itu berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan pada tujuan

pendidikan. Penggunaan media pembelajaran akan dapat membantu pendidik

dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar serta membantu pendidik

menciptakan keberhasilan siswa dalam belajar.

Jika suatu sekolah atau lembaga pendidikan sudah mencakupi semua

faktor pendidikan yaitu pendidik, anak didik, tujuan, alat dan lingkungan maka

tidak menutup kemungkinan bahwa tujuan pendidikan itu sendiri sudah dapat

tercapai, salah satunya adalah keberhasilan belajar atau prestasi belajar siswanya.

Di sini antusiasme belajar siswa merupakan faktor internal yang dapat

mempengaruhi keberhasilan belajar atau prestasi siswa di sekolah. Pemanfaatan

media pembelajaran itu sendiri adalah sebagai faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah. Dari hal tersebut maka dapat

dikatakan bahwa kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang teramat penting

Page 19: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dalam hubungannya dengan prestasi belajar siswa di sekolah. Adanya media

pembelajaran yang tercukupi maka dimungkinkan akan dapat menimbulkan

antusiasme belajar siswa yang tinggi, sehingga hal tersebut akan berhubungan

langsung dengan prestasi belajar siswa.

Dari uraian di atas, kemudian peneliti mengamati di lapangan bahwa hasil

belajar Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali dirasa masih

memiliki kekurangan atau belum memuaskan prestasi belajar siswanya. Hal ini

mungkin disebabkan oleh kurangnya antusiasme belajar siswa dan kurangnya

dukungan media pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran Sosiologi.

Untuk mempelajari pelajaran Sosiologi diperlukan antusiasme belajar yang tinggi

serta penggunaan media pembelajaran yang memadai agar siswa mampu

menguasai materi lebih banyak, sehingga prestasi siswa tersebut juga dapat naik.

Proses belajar tidak lepas dari antusiasme belajar siswa, karena dengan

memiliki antusiasme belajar yang tinggi siswa akan terdorong untuk belajar lebih

giat lagi. Selain itu media pembelajaran yang sering digunakan siswa kelas XI

SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali dirasakan masih kurang, antusiasme belajar

siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali terhadap pelajaran Sosiologi

juga masih rendah. Berdasarkan latar belakang dan realita di atas, penulis tertarik

untuk menjadikan karya ilmiah yang disusun dalam bentuk skripsi dengan judul: “

Hubungan antara Antusiasme Belajar Siswa dan Pemanfaatan Media

Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011 ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya antusiasme belajar siswa mengakibatkan rendahnya daya serap

siswa terhadap mata pelajaran yang diterimanya, sehingga prestasi belajar

yang akan diraih cenderung turun.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Macam-macam media pembelajaran itu banyak, sehingga pemilihan media

pembelajaran yang akan digunakan tersebut sangat penting dalam proses

belajar mengajar.

3. Keterbatasan media pembelajaran pada suatu organisasi pendidikan akan

mengurangi keberhasilan belajar atau prestasi belajar siswa.

4. Dengan pemanfaatan media pembelajaran yang tepat maka akan

meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar, misalnya penggunaan

powerpoint, gambar gerak dan sebagainya.

5. Adanya antusiasme belajar siswa yang tinggi dan penggunaan media

pembelajaran atau pengajaran yang baik dimungkinkan mampu mendorong

siswa lebih baik dalam pencapaian prestasi belajar.

6. Prestasi belajar Sosiologi perlu dukungan dari berbagai faktor internal dan

ekternal.

7. Antusiasme belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

terhadap pelajaran Sosiologi masih kurang.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah perlu dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran

dalam suatu penelitian. Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah

yang ada, maka penelitian ini perlu dibatasi agar masalah yang diteliti dapat dikaji

dan dibahas secara mendalam. Maka penelitian ini hanya dibatasi pada masalah-

masalah sebagai berikut:

1. Objek

Objek dalam penelitian ini dibatasi pada hubungan antara antusiasme

belajar siswa dan penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar dalam

suatu organisasi pendidikan. Adapun yang menjadi batasan istilah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Antusiasme belajar siswa adalah gelora, minat, perasaan senang serta

semangat yang besar dari siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Pemanfaatan media pembelajaran adalah penggunaan suatu alat untuk

menunjang pelaksanaan pendidikan agar proses pendidikan itu berjalan sesuai

dengan apa yang diharapkan pada tujuan pendidikan.

c. Prestasi belajar yaitu kemampuan atau hasil yang akan dicapai melalui proses

pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang

dalam berbagai bentuk seperti: pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah

laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan-perubahan aspek-

aspek lain yang ada pada individu.

2. Subjek

Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1

Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.

D. Perumusan Masalah

Untuk lebih memperjelas masalah yang akan peneliti teliti, maka dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara antusiasme belajar siswa dengan prestasi belajar

Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran

2010/2011?

2. Apakah ada hubungan antara pemanfaatan media pembelajaran dengan

prestasi belajar Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

tahun pelajaran 2010/2011?

3. Apakah ada hubungan secara bersama antara antusiasme belajar siswa dan

pemanfaatan media pembelajaran dengan prestasi belajar Sosiologi siswa

kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan dilakukannya penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan antara antusiasme belajar siswa dengan prestasi

belajar Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun

pelajaran 2010/2011.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Untuk mengetahui hubungan antara pemanfaatan media pembelajaran dengan

prestasi belajar Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

tahun pelajaran 2010/2011.

3. Untuk mengetahui hubungan secara bersama antara antusiasme belajar siswa

dan pemanfaatan media pembelajaran dengan prestasi belajar Sosiologi siswa

kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi

dunia pendidikan yang dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi teoretis maupun

praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Manfaat yang didapatkan dari segi teoretis dengan adanya penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan wawasan ilmu pendidikan dan mendukung teori-teori yang

sudah ada tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan kualitas belajar atau

prestasi belajar.

b. Sebagai bahan pertimbangan dan pengembangan pada penelitian di masa

mendatang.

c. Menambah bahan pustaka Program Studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi,

Jurusan P.IPS, FKIP Universitas Sebelas Maret.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Lembaga Pendidikan

Memberikan sumbangan positif untuk lebih mengembangkan manajemen

kegiatan belajar mengajar atau strategi belajar mengajar agar prestasi siswa

meningkat.

b. Bagi Guru

Berperan sebagai sumber data untuk mengembangkan teknik mengajar dan

meningkatkan antusiasme siswa agar prestasi belajar siswa meningkat.

c. Bagi Siswa

Page 23: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Sebagai masukan bagi siswa untuk dapat meningkatkan potensi yang ada pada

dirinya, misalnya dengan meningkatkan rasa antusiasme dalam belajar.

d. Bagi Peneliti

Mempraktekkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah, khususnya ilmu

pendidikan.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Sosiologi

a. Pengertian Prestasi

Berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil

belajarnya. Hasil belajar dapat dilihat dari prestasi yang dicapai. Beberapa ahli

memiliki pendapat masing-masing tentang pengertian prestasi tersebut.

Menurut Saiful Bahri Djamarah (1994: 19), dalam bukunya Prestasi belajar

dan Kompetensi Guru, yang mengutip dari Mas’ud Hasan Abdul Qasar,

bahwa, “prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil

yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja”. Dalam

buku yang sama Nasrun Harahap berpendapat bahwa, “prestasi adalah

penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan

dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa”.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

prestasi merupakan segala sesuatu yang menjadi hasil dari apa yang telah

dicapai, dilakukan, serta dikerjakan oleh seseorang dengan jalan keuletan

kerja. Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari

proses belajar mengajar yakni penguasaan, perubahan emosinal atau

perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu. Hasil belajar

sering juga dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-

macam aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan

harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama

pelajaran berlangsung, tes akhir catur wulan dan sebagainya.

b. Pengertian belajar

Menurut Gagne dalam buku Dimyati dan Mudjiono (1994: 9),

menjelaskan bahwa “belajar merupakan kegiatan yang kompleks”. Hasil

belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan,

pengetahuan, sikap dan nilai. Belajar adalah proses orang memperoleh

Page 25: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Belajar mulai dalam masa kecil

ketika bayi memperoleh sejumlah kecil keterampilan yang sederhana.

Menurut Ngalim Purwanto (1990: 85) “belajar merupakan suatu

perubahan tingkah laku yang lebih baik tetapi juga ada kemungkinan

mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk”. Sedangkan Slameto (1995:

2) menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan

Widodo Supriyono (1991: 121) bahwa “belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan menurut Winkel dalam R.

Angkowo dan A. Kosasih (2007: 48) “belajar berarti perubahan tingkah laku

atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca,

mendengarkan dan meniru”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang terjadi

pada semua orang dalam waktu seumur hidup serta berlangsung secara

progesif untuk mendatangkan hasil yang optimal. Belajar merupakan suatu

proses. Sehingga di dalam proses pembelajaran menurut Jerome S. Bruner

dalam Muhibbin Syah (2009: 113), menyebutkan bahwa seorang siswa

menempuh tiga episode atau fase yaitu:

1. Fase Informasi (tahap penerimaan materi)

Dalam fase informasi ini, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh

sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Diantara

informasi yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri

dan ada pula yang berfungsi menambah, memperluas, dan memperdalam

pengetahuan yang sebelumnya dimiliki.

2. Fase Transformasi (tahap pengubahan materi)

Dalam fase transformasi, informasi yang telah diperoleh akan dianalisis,

diubah atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau

konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal

yang lebih luas. Bagi siswa pemula, fase ini akan berlangsung lebih mudah

apabila disertai dengan bimbingan tenaga pendidik yang diharapkan

Page 26: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

berkompeten dalam mentransfer strategi kognitif dengan tepat untuk

melakukan pembelajaran materi pelajaran tertentu.

3. Fase Evaluasi (tahap penilaian materi)

Dalam fase evaluasi, seorang siswa akan menilai sendiri sampai sejauh

manakah pengetahuan (informasi yang telah ditransformasikan tadi) dapat

dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain atau memecahkan

masalah.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang siswa dalam melakukan suatu

kegiatan belajar,maka mereka akan melalui 3 proses yang sangat penting yaitu

penyerapan materi yang diberikan oleh guru, kemudian pemanfaatan materi

tersebut untuk diajarkan kepada orang lain dan yang terakhir adalah penilaian

dari proses-proses belajar yang sudah dilakukan.

c. Pengertian Prestasi Belajar Sosiologi

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni

“prestasi” dan “belajar”, yang mana dua kata tersebut mempunyai arti yang

berbeda. Hal tersebut sudah dijabarkan pada penjelasan di point sebelumnya.

Dari uraian penjelasan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar

adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar

mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam

sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai

indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang

disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf,

atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu. Prestasi yang telah diperoleh

merupakan usaha yang telah dilakukan oleh siswa yang biasanya berupa nilai

rapor.

Menurut Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) “prestasi belajar adalah

penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,

angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Jadi prestasi belajar

maksudnya adalah penilaian hasil belajar yang telah dicapai oleh setiap anak

yang dapat diukur secara semester atau periode waktu yang telah ditentukan

dan diwujudkan melalui simbol, angka, huruf dan kalimat untuk mengetahui

sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran

Page 27: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Soerjono Soekamto (2002: 19) memberikan lima definisi Sosiologi

menurut para ahli, yaitu:

Pitirim Sorokin mengatakan bahwa Sosiologi adalah ilmu yang

mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam

gejala-gejala sosial maupun non-sosial dan ciri-ciri umum semua jenis

gejala-gejala sosial. Roucek dan Warren mengemukakan bahwa Sosiologi

adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-

kelompok. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff berpendapat bahwa

Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan

hasilnya yaitu organisasi sosial. J.A.A Van Doorn dan C.J Lammers

berpendapat bahwa Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-

struktur serta proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil. Selo

Soemarjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa Sosiologi atau

ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-

proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

Dari penjelasan prestasi belajar dan definisi Sosiologi di atas dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu hasil dari adanya proses

belajar siswa dan sebagai pengukuran tingkat keberhasilan belajar siswa yang

dapat diukur secara semester atau periode waktu yang telah ditentukan dan

diwujudkan melalui simbol, angka, huruf dan kalimat. Juga dapat disimpulkan

bahwa Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dalam struktur

sosial dan proses-proses sosial yang terjadi, hubungan timbal balik serta

perubahan-perubahan sosial. Sehingga pengertian Prestasi Belajar Sosiologi

merupakan suatu hasil dari adanya proses belajar siswa dan sebagai

pengukuran tingkat keberhasilan belajar siswa yang diwujudkan dalam bentuk

angka, simbol maupun kalimat yang merupakan nilai yang diberikan guru

dalam periode tertentu dan mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

dengan mempelajari interaksi manusia yang meliputi struktur sosial dan

proses-proses sosial yang terjadi, hubungan timbal balik serta perubahan-

perubahan sosial.

d. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa dalam

kegiatan belajar mengajar. Namun prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130), faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

Page 28: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,

struktur tubuh, dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang

terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi: yang pertama faktor potensial yaitu

kecerdasan dan bakat, faktor kedua kecakapan nyata yaitu prestasi

yang telah dimiliki.

b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

4) Faktor sosial.

5) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

6) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat peneliti simpulkan bahwa

prestasi belajar adalah hasil akhir yang telah dicapai siswa dalam kegiatan

belajar dengan usaha-usaha yang dilakukan untuk memperoleh nilai maksimal

dalam memahami materi yang telah disampaikan, dalam penelitian ini

khususnya adalah materi pelajaran Sosiologi. Namun untuk mendapatkan

prestasi yang baik, seorang siswa bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor

penting dari dalam maupun dari luar diri siswa masing-masing.

e. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran

(pengumpulan data dan informasi), pengelolaan, penafsiran dan pertimbangan

untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh

siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar ini menunjuk pada prestasi

belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan adanya indikator dan derajad

perubahan tingkah laku siswa. Sasaran evaluasi hasil belajar adalah

perkembangan ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ketiga

ranah tersebut biasa disebut dengan “Taksonomi Bloom”. Menurut Dimyati

dan Mudjiono (1994: 23), yang termasuk kategori taksonomi Bloom adalah

sebagai berikut:

1) Ranah kognitif, terdiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut;

a) Pengetahuan,

Page 29: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan

tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta,

peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode.

b) Pemahaman,

mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari,

menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, memahami isi pokok,

mengartikan tabel dan sebagainya.

c) Penerapan,

mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk

menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya menggunakan

prinsip.

d) Analisis,

mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian

sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya

mengurai masalah menjadi bagian yang kecil.

e) Sintesis,

mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya

kemampuan menyusun suatu karangan, rencana, program kerja dan

sebagainya.

f) Evaluasi,

mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal

berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, kemampuan menilai hasil

karangan.

Keenam jenis perilaku di atas bersifat hierarkis artinya perilaku

pengetahuan tergolong terendah, dan perilaku evaluasi tergolong tertinggi.

Perilaku yang terendah merupakan perilaku yang harus dimiliki terlebih

dahulu sebelum mempelajari perilaku yang lebih tinggi. Misalnya untuk

dapat menganalisis, siswa harus memiliki pengetahuan, pemahaman,

penerapan tertentu.

2) Ranah afektif, terdiri dari lima jenis perilaku sebagai berikut:

a) Penerimaan,

mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan

hal tersebut. Misalnya, kemampuan mengakui adanya perbedaan-

perbedaan.

b) Partisipasi,

mencakup kerelaan, ketersediaan memperhatikan dan berpartisipasi

dalam suatu kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan dan berpartisipasi

dalam kegiatan.

c) Penilaian dan penentuan sikap,

mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui, dan

menentukan sikap. Misalnya, menerima suatu pendapat orang lain.

d) Organisasi,

mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai

pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, menempatkan nilai dalam

suatu skala nilai dan dijadikan pedoman bertindak secara bertanggung

jawab.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

e) Pembentukan pola hidup,

mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi

pola nilai dalam kehidupan pribadi. Misalnya, kemampuaan

mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan yang berdisiplin.

Kelima jenis perilaku tersebut bersifat hierarkis. Perilaku penerimaan

merupakan jenis perilaku terendah, dan perilaku pembentukan pola hidup

merupakan jenis perilaku tertinggi.

3) Ranah psikomotorik, terdiri dari tujuh jenis perilaku sebagai berikut:

a) Persepsi,

mencakup kemampuan memilah-milahkan (mendeskriminasikan) hal-

hal secara khas dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut.

Misalnya, pemilahan warna, angka 6 (enam) dan 9 (sembilan), huruf b

dan d.

b) Kesiapan,

mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana akan

terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini

mencakup jasmani dan rohani. Misalnya, posisi star lomba lari.

c) Gerakan terbimbing,

mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai dengan contoh atau

gerakan peniruan. Misalnya, meniru gerak tari, membuat lingkaran di

atas pola.

d) Gerakan yang terbiasa,

mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh.

Misalnya, melakukan lompat tinggi dengan tepat.

e) Gerakan kompleks,

mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang

terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien, dan tepat. Misalnya,

bongkar-pasang peralatan secar tepat.

f) Penyesuaian pola gerakan,

mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola

gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya,

keterampilan bertanding lawan tanding.

g) Kreativitas,

mencakup kemampuan melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru

atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya, kemampuan membuat tari kreasi

baru.

Ketujuh jenis perilaku tersebut mengandung urutan taraf keterampilan

yang berangkaian. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan urutan

fase-fase dalam proses belajar motorik. Urutan fase motorik tersebut

bersifat hierarkis.

Dalam mata pelajaran Sosiologi SMA, penilaian terhadap siswa

sebagai hasil belajar mencakup perkembangan tiga ranah yang sudah

dijelaskan di atas yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk mata

pelajaran Sosiologi SMA, penilaian terhadap ranah kognitif bisa diperoleh dari

Page 31: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

penilaian berupa pemahaman siswa terhadap materi Sosiologi tersebut.

Penilaian tersebut misalnya diperoleh dari pemberian tugas mengerjakan soal-

soal di LKS, ulangan harian, atau tanya jawab saat pelajaran sedang

berlangsung. Penilaian terhadap ranah afektif mata pelajaran Sosiologi dapat

diperoleh melalui pemberian tugas kepada siswa berupa contoh masalah/kasus

untuk didiskusi dan hasil diskusi dipresentasikan. Pada penilaian ranah yang

ketiga yaitu ranah psikomotorik, diperoleh dari penilaian sikap siswa saat

pelajaran berlangsung apakah diam memperhatikan atau ramai sendiri tidak

menghargai guru.

Pengukuran prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan beberapa

cara. Menurut Muhibbin Syah (2009: 18), menyebutkan bahwa ada enam cara

mengukur prestasi belajar yaitu:

1) Tes Lisan

Tes lisan adalah tes yang dilakukan dengan cara tanya jawab dimana guru

mengadakan komunikasi langsung dengan siswa. Dalam tes ini biasanya

menggunakan pertanyaan terbuka sehingga subjek yang ditanya dapat

dengan bebas mengutarakan jawaban sesuai dengan dirinya. Kelemahan

tes ini adalah tingginya unsur subjektifitas dari penguji yang dapat

dipengaruhi oleh lingkungan.

2) Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes yang dilakukan secara tertulis, tes tertulis dibagi

menjadi dua bentuk yaitu:

a) Tes Obyektif

Tes ini menggunakan soal dengan pertanyaan tertutup dengan ragam

soal benar atau salah, menjodohkan dan pilihan ganda.

b) Tes Sujektif (Essay)

Tes ini biasanya menggunakan pertanyaan yang terbuka, semua ragam

pertanyaan dapat digunakan. Data yang dihasilkan dapat berupa

kualitatif maupun kuantitatif.

3) Tes Tindakan

Tes tindakan adalah suatu tes yang dilakukan dengan cara memberikan

tugas kepada siswa. Tes ini dilakukan dimana siswa melakukan suatu

penilaian melalui pengamatan tingkah laku orang lain.

4) Tes Skala Sikap

Tes skala sikap adalah suatu seri pertanyaan tentang diri sendiri atau

sejumlah rangsangan untuk mendiskripsikan diri sendiri. Dalam tes ini

menyatakan tentang pembuatan apa yang dilakukan atau tindakan apa

yang diambil oleh siswa dalam keadaan tertentu.

5) Observasi

Page 32: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Observasi adalah suatu pengamatan terhadap siswa dengan

memperhatikan tingkah laku siswa. Observasi ini dipakai untuk menilai

minat, sikap, nilai yang terkandung dalam diri siswa dan melihat proses

kegiatan yang dilakukan siswa.

6) Pemberian Tugas

Pemberian tugas adalah suatu tes yang diberikan kepada siswa berupa

tugas-tugas seperti laporan, karya tulis dan sebagainya.

Dalam mata pelajaran Sosiologi SMA, tes yang dilakukan adalah jenis

tes lisan, tes tertulis, observasi, serta pemberian tugas. Tes lisan ini dilakukan

dengan pemberian pertanyaan kepada siswa di sela-sela waktu pelajaran

berlangsung. Selanjutnya yaitu tes tertulis, biasanya dilakukan dengan ulangan

harian, ujian tengah semester ataupun ujian akhir semester. Tes yang

berikutnya yaitu tes observasi, tes ini dilakukan dengan penilaian terhadap

sikap siswa saat pelajaran berlangsung. Tes yang terakhir digunakan adalah

tes pemberian tugas, tes ini bisa berupa pemberian tugas kelompok maupun

tugas mandiri. Setelah dilakukan tes seperti di atas, maka perlu diadakannya

pengukuran untuk mengetahui hasil tes dalam bentuk skor. Skor ini diperoleh

dari jumlah item yang benar, dari banyaknya waktu yang diperlukan oleh

siswa guna menyelesaikan jawaban, atau dari hasil item yang benar dikurangi

oleh item yang salah. Setelah mendapatkan skor dilanjutkan pemberian nilai.

Tahap terakhir yaitu pengelolaan skor nilai dalam satu semester untuk menjadi

nilai rapor. Caranya adalah seluruh skor nilai yang sudah diperoleh siswa

dalam satu semester kemudian dikumpulkan dan di rata-rata jumlahnya

sebelum akhirnya menjadi nilai rapor.

Dalam penelitian ini, prestasi belajar Sosiologi akan dihubungkan dengan

antusiasme belajar siswa dan penggunaan media pembelajaran. Hubungan

tersebut memiliki maksud bahwa antusiasme belajar menjadi faktor internal yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar, sedangkan penggunaan media pembelajaran

sebagai faktor eksternal dalam mempengaruhi prestasi belajar. Antusiasme belajar

siswa dimungkinkan akan memiliki hubungan secara langsung terhadap prestasi

belajar Sosiologi. Hubungan tersebut yaitu jika siswa memiliki antusiasme belajar

Sosiologi yang tinggi, maka siswa tersebut secara otomatis akan mendapat

prestasi belajar Sosiologi yang tinggi pula, begitu juga sebaliknya. Selanjutnya

Page 33: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

untuk penggunaan media pembelajaran akan memberikan hubungan bahwa

dengan tersedianya media pembelajaran yang memadai, maka secara otomatis

dapat meningkatkan antusiasme belajar siswa sehingga prestasi belajar siswa

khususnya mata pelajaran Sosiologi juga akan meningkat. Hal tersebut akan

dijelaskan pada tinjauan selanjutnya.

2. Tinjauan tentang Antusiasme Belajar

a. Pengertian Antusiasme Belajar

Menurut Sucipto Ajisaka (2008: http://SuciptoAjisaka.com)

“antusiasme berarti kegairahan yang kuat terhadap salah satu sebab atau

subyek, semangat atau minat yang berapi-api”. Sedangkan menurut Andrie

Wongso (2008: http://www.andriewongso.com/artikel_melatih-antusiasme-

siswa-terhadap-prestasi) “antusiasme adalah perasaan senang luar biasa untuk

menggapai sesuatu, yang artinya ketika seseorang memiliki antusiasme atau

semangat dalam dirinya sendiri, maka dia akan dibuat senang luar biasa untuk

mencapai mimpinya tersebut. Maka menurut pendapat tersebut dapat

dikatakan bahwa antusiasme merupakan kegairahan atau semangat yang

berapi-api serta memiliki minat dengan hal-hal baru.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa antusiasme

adalah adanya gelora, gairah, minat, perasaan senang serta semangat

seseorang yang sangat besar terhadap sesuatu yang berbeda dan selalu dapat

membuat orang tersebut tertarik akan hal tersebut. Arti belajar dapat dipahami

sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang terjadi pada

semua orang dalam waktu seumur hidup serta berlangsung secara progesif

untuk mendatangkan hasil yang optimal. Dari kedua pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa antusiasme belajar merupakan gelora, gairah, minat,

perasaan senang serta semangat seseorang (siswa) yang sangat besar terhadap

proses kognitif dalam hal perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman

dan interaksi dengan lingkungan.

Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan hal yang

essensial atau penting karena proses belajar mengajar tidak akan efektif jika

Page 34: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar kurang. Keterlibatan

merupakan faktor kritis. Apabila siswa lebih banyak melibatkan dirinya di

dalam kelas, maka mereka akan menjadi lebih semangat dalam proses belajar.

Dalam hal ini antusiasme belajar siswa sangat dipengaruhi oleh metode yang

dipilih oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajarannya serta media

yang digunakan.

b. Teori tentang Antusiasme Belajar

Teori yang akan dipergunakan oleh peneliti adalah “Teori Kebutuhan”,

alasannya adalah karena suatu prestasi belajar itu merupakan kebutuhan dari

siswa yang ditunjang dari sikap atau antusiasme siswa. Teori Kebutuhan yang

dikemukakan oleh Murray dalam Bimo Walgito (2004: 230) sebagai berikut:

1) Merendah atau merendahkan diri (Abasement)

Merendah atau merendahkan diri adalah menerima celaan atau cercaan

orang lain. Merendahkan diri dalam menghadapi orang lain, menerima

hukuman bila melakukan kesalahan.

2) Berprestasi (Achievement)

Berpretasi adalah motif yang berkaitan dengan untuk memperoleh

prestasi yang baik, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi,

mengerjakan tugas-tugas secepat mungkin dan sebaik-baiknya.

3) Afiliasi (Affilliation)

Afiliasi adalah motif atau kebutuhan yang berkaitan dengan berteman,

untuk mengadakan hubungan dengan orang lain.

4) Agresi (Aggression)

Agresi adalah motif yang berkaitan dengan sifat agresivitas, melukai

orang lain, berkelahi, menyerang orang lain.

5) Otonomi (Autonomy)

Otonomi adalah motif atau kebutuhan yang berkaitan dengan kebebasan,

bebas dalam menyatakan pendapat, ataupun berbuat, tidak

menggantungkan pada orang lain, mencari kemandirian.

6) Counteraction

Counteraction adalah motif yang berkaitan dengan usaha untuk

mengatasi kegagalan-kegagalan, mengadakan tindakan sebagai

counternya.

7) Pertahanan (Dependence)

Pertahanan adalah motif yang berkaitan dengan pertahanan diri.

8) Hormat (Deference)

Hormat adalah motif yang berhubungan dengan rasa hormat, berbuat

seperti apa yang diharapkan oleh orang lain.

9) Dominasi (Dominance)

Page 35: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Dominasi adalah motif yang berhubungan dengan sikap menguasai

orang lain, menjadi pemimpin, membantah pendapat orang lain, ingin

mendominasi orang lain.

10) Ekshibisi atau pamer (Exhibition)

Ekshibisi adalah motif yang berkaitan dengan ekshibisi atau pamer,

menonjolkan diri supaya dilihat orang lain, ingin menjadi pusat

perhatian.

11) Penolakan Kerusakan (Harmovoidance)

Penolakan kerusakan adalah motif yang berusaha menolak hal-hal yang

merugikan, yang menyakitkan badan, menolak rasa sakit, menolak hal-

hal yang membahayakan.

12) Infavoidance

Infavoidance adalah motif yang berkaitan dengan usaha menghindari

hal-hal yang memalukan, hal-hal yang membawa kegagalan.

13) Memberi Bantuan (Nurturance)

Memberi bantuan adalah motif yang berkaitan dengan memberi bantuan

atau menolong kawan atau orang lain, memperlakukan orang lain

dengan baik, kasih sayang kepada orang lain.

14) Teratur (Order)

Teratur adalah motif untuk keteraturan, kerapihan, menunjukkan

keteraturan dalam segala hal.

15) Bermain (Play)

Bermain adalah motif yang berkaitan dengan bermain, relaks,

kesenangan, melawak, menghindari hal-hal yang menegangkan.

16) Menolak (Rejection)

Menolak adalah motif untuk menolak pihak lain, orang lain,

menganggap sepi orang lain.

17) Sentience

Sentience adalah motif yang mencari kesenangan terhadap impresi yang

melalui alat indera (sensuous impression).

18) Seks (Sex)

Seks adalh motif yang berkaitan dengan kegiatan seksual.

19) Bantuan atau Pertolongan (Succorance)

Bantuan adalah motif yang berkaitan untuk memperoleh simpati atau

bantuan orang lain, untuk bergantung pada pihak lain.

20) Mengerti (Understanding)

Mengerti adalah motif untuk menganalisis pengalaman, untuk memilah

konsep-konsep, mensintesiskan ide-ide, menemukan hubungan satu

dengan yang lain.

Teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Murray tersebut

dipergunakan peneliti dengan menghubungkan antara antusiasme belajar

dengan prestasi belajar Sosiologi siswa. Adanya antusiasme dalam belajar

siswa menurut peneliti, dimungkinkan karena adanya kebutuhan akan prestasi

Page 36: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

seperti yang diungkapkan oleh Murray dalam dua puluh kebutuhan (pada

point dua). Adanya kebutuhan untuk memperoleh prestasi yang baik,

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, mengerjakan tugas-tugas

secepat mungkin dan sebaik-baiknya dimungkinkan muncul dari adanya

antusiasme belajar pada diri siswa.

3. Tinjauan tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Arif S. Sadiman (1993 :6) menjelaskan “kata media berasal

dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara

harfiah berarti perantara atau pengantar”. Menurut Briggs dalam buku Arif S.

Sadiman (1993 :6), “media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan

pesan serta merangsang siswa untuk belajar”. Media pengajaran sebagai salah

satu sumber belajar yang dapat membantu mengatasi hambatan yang ada.

Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, jarak dan waktu dapat dibantu

diatasi dengan pemanfaatan media pendidikan.

Menurut Dinje Borman Rumumpuk dalam Mulyani Sumantri dan

Johar Permana (2001: 153) mendefinisikan “media pengajaran sebagai setiap

alat, baik hardware maupun software yang dipergunakan sebagai media

komunikasi dan tujuannya untuk meningkatkan efektivitas proses belajar

mengajar”. Menurut Schramm dalam buku Suwarna (2005: 128), “media

pembelajaran adalah pembawa pesan atau informasi yang dapat dimanfaatkan

untuk keperluan pembelajaran”. Menurut Gagne dan Briggs dalam artikel Mr.

Frans (2011: http://kursusinggris.wordpress.com/2011/01/19/penggunaan-

media-pembelajaran-yang-tepat-dapat-menunjang-keberhasilan-dalam-proses-

pembelajaran/), menyebutkan bahwa “media pembelajaran meliputi alat yang

secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri

dari buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide

(gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer”.

Dari beberapa pengertian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa media pembelajaran itu sama artinya dengan media pengajaran yaitu

Page 37: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

segala bentuk alat komunikasi untuk merangsang siswa belajar yang tujuannya

untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa. Sehingga pemanfaatan media

pembelajaran maksudnya adalah pemanfaatan segala bentuk alat baik dalam

bentuk audio, visual, maupun audio visual sebagai alat komunikasi untuk

merangsang siswa belajar yang tujuannya untuk meningkatkan efektivitas

belajar siswa tersebut. Alat-alat tersebut bisa berupa alat fisik yang digunakan

guru untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape

recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto,

gambar, grafik, televisi, komputer dan sebagainya.

b. Pengklasifikasian Media untuk Tujuan Praktis

Berdasarkan buku Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 33),

mengklasifikasikan media pembelajaran sebagai berikut:

1) Media Audio

Media audio berfungsi sebagai penyalur pesan audio dari sumber ke

penerima. Jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio

antara lain radio, piringan audio, pita audio, tape recorder, phonograph,

telepon, laboratorium bahasa, public address system, dan rekaman tulisan

jauh.

2) Media Visual

Media visual dibedakan menjadi dua yaitu:

i) Media Visual Diam

Antara lain foto, ilustrasi, flash card, gambar pilihan dan potongan

gambar, film bingkai, film rangkai, tranparansi, proyektor, dan

tachintoscopes, grafik, bagan, diagram poster, gambar kartun, peta dan

globe.

ii) Media Visual Gerak

Antara lain gambar proyeksi gerak seperti contohnya film bisu.

3) Media Audio Visual

Dengan karakteristik yang lebih lengkap, media audio visual memiliki

kemampuan untuk dapat mengatasi kekurangan dari media audio atau

visual semata. Misalnya film bingkai dan film rangkai yang dilengkapi

suara. Media audio visual dibagi menjadi dua yaitu:

i) Media audio visual diam

Antara lain slow scan TV, Time share TV, TV diam, film rangkai suara,

halaman suara, dan buku bersuara.

ii) Media audio visual gerak

Antara lain film bersuara, pita video, film TV, Holografi, video tapes,

dan gambar bersuara.

4) Media Serbaneka

Page 38: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Banyak potensi di suatu daerah di sekitar sekolah atau lokasi lain di

masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran. Beberapa

diantaranya seperti media tiga dimensi, teknik dramatisasi, sumber belajar

pada masyarakat, simulator dan komputer.

Sehingga dari pengklasifikasian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa media

pembelajaran itu memiliki banyak sekali macamnya. Suatu media

pembelajaran tidak hanya sebatas alat elektronik berat atau besar yang dibawa

guru ke dalam kelas, misalnya LCD, OHP, Laptop. Namun media

pembelajaran tersebut mencakup barang-barang sederhana misalnya peta,

globe, diagram, grafik, bagan, maupun keadaan lingkungan sekitar sebagai

sumber belajar.

c. Manfaat Penggunaan Media pembelajaran

Menurut Azhar Arsyad (1997: 26), manfaat praktis dari penggunaan

media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan informasi

sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. Interaksi yang lebih

berlangsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa

untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan

waktu:

a) Obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di

ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film,

radio atau model.

b) Obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera

dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide atau gambar.

c) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam

puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman, video, film, foto,

slide di samping secara verbal.

d) Kejadian atau proses yang amat rumit dapat ditampilkan secara

konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer.

e) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat

disimulasikan dengan seperti komputer, film dan video.

f) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses

yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses

kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan video,slide,

atau simulasi komputer.

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada

siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta

Page 39: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,

dan lingkungan misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke

museum atau kebun binatang.

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa jika dalam suatu kegiatan

belajar mengajar memanfaatkan media pembelajaran, maka hal tersebut juga

akan memberikan manfaat yang besar di dalam proses KBM. Dari adanya

pemanfaatan media maka proses penyampaian materi dari guru ke siswa akan

lebih mudah, kemudian tidak memberikan kejenuhan kepada siswa saat di

kelas.

d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Kriteria dalam pemilihan media pembelajaran menurut Dick dan Carey

dalam buku Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 100) antara lain:

1) Tujuan

Kalau yang ingin diajarkan adalah proses maka media yang tepat adalah

media gerak seperti video, film atau TV. Kalau yang ingin diajarkan

adalah suatu keterampilan dalam menggunakan alat tertentu, maka benda

sesungguhnya atau mock up-nya merupakan pilihan yang sesuai. Kalau

tujuannya hanya ingin memperkenalkan faktor atau konsep tertentu, maka

media foto, slide, atau realita mungkin pilihan yang tepat.

2) Karakteristik siswa

Berapa jumlah siswa? Dimana lokasinya? Bagaimana gaya belajarnya?

Dan berbagai karakteristik lainnya yang mempengaruhi media belajar itu.

3) Karakteristik media

Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan kekurangan dan

kelebihan media tersebut.

4) Alokasi waktu

Cukupkah waktu untuk kegiatan perancangan, pengembangan, pengadaan

ataupun penyajian? Semua hal tersebut perlu menjadi bahan pertimbangan

dalam memilih media.

5) Ketersediaan

Tersediakah media yang diperlukan? Tersedikah layanan purnajualnya?

Adakah aliran listrik atau baterai untuk mengoperasikannya?

6) Efektivitas

Apakah efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan? Efektifkah

untuk penggunaan dalam jangka waktu lama?

7) Kompatibilitas

Apakah penggunaan media tidak bertentangan dengan norma yang

berlaku? Praktiskah penggunaannya? Bagaimana daya tahan umurnya?

8) Biaya

Bagaimana dana yang diperlukan untuk pengadaan, pengelolaan dan

pemeliharaan? Bagaimana efisiensi dan efektivitas biayanya?

Page 40: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dari uraian di atas maka dapat peneliti disimpulkan bahwa walaupun macam

atau jenis media itu sangat banyak, namun untuk pemanfaatnya diperlukan

kriteria dalam memilihan media pembelajaran agar pemanfaatan media

pembelajaran tersebut bisa efektif, optimal dan tidak sia-sia.

e. Landasan Teoretis Penggunaan Media Pendidikan

Menurut Azhar Arsyad (1997: 7), “salah satu gambaran yang paling

banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam

proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience (Kerucut Pengalaman Dale)”.

Berikut adalah Gambar Kerucut Pengalaman Dale :

Abstrak

Kongkret Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale

Lam

bang

Kata

Lambang

Visual

Gambar Diam,

Rekaman Radio

Gambar Hidup Pameran

Televisi

Karyawisata

Dramatisasi

Benda Tiruan/Pengamatan

Pengalaman Langsung

Page 41: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Dasar pengembangan kerucut di atas bukanlah tingkat kesulitan,

melainkan tingkat keabstrakan jumlah jenis indera yang turut serta selama

penerimaan isi pengajaran atau pesan. Pengalaman langsung akan

memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan

gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu oleh karena ia melibatkan

indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba. Ini

dikenal dengan learning by doing misalnya keikutsertaan dalam menyiapkan

makanan, membuat perabot rumah tangga, mengumpulkan perangko,

melakukan percobaan di laboratorium, dan lain-lain. Kesemuanya itu memberi

dampak langsung terhadap pemerolehan dan pertumbuhan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap.

Tingkat keabstrakan pesan akan semakin tinggi ketika pesan itu

dituangkan ke dalam lambang-lambang seperti chart, grafik, atau kata. Jika

pesan terkandung dalam lambang-lambang seperti itu, indera yang dilibatkan

untuk menafsirkannya semakin terbatas, yakni indera penglihatan atau indera

pendengaran. Meskipun tingkat partisipasi fisik berkurang, keterlibatan

imajinatif semakin bertambah dan berkembang. Sesungguhnya, pengalaman

kongkret dan pengalaman abstrak dialami silih berganti; hasil belajar dari

pengalaman langsung mengubah dan memperluas jangkauan abstraksi

seseorang, dan sebaliknya, kemampuan interpretasi lambang kata membantu

seseorang untuk memahami pengalaman yang di dalamnya ia terlibat

langsung.

Dari uraian teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa jika siswa

melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba

dalam proses belajar, maka akan diperoleh suatu pertumbuhan kemampuan,

pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pertumbuhan yang diperoleh tersebut

bisa disebut sebagai hasil belajar atau prestasi belajar siswa. Maksud dari

melibatkan seluruh indera adalah bahwa dengan semakin banyaknya indera

yang digunakan siswa dalam proses belajar, maka akan semakin memberikan

keberhasilan pada proses belajar tersebut. Hal tersebut bisa dicontohkan

bahwa, jika suatu situasi belajar siswa dihadapkan pada ketersediaan media

Page 42: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

pembelajaran yang memadai maka proses belajar itupun akan menggunakan

bantuan indera lebih dari satu. Sehingga jika dikaitkan dengan prestasi belajar

Sosiologi, maka dalam suatu proses belajar sosiologi yang menggunakan

media pembelajaran yang memadai maka siswa akan lebih antusias dalam

mengikutsertakan seluruh fungsi inderanya untuk memahami materi yang

sedang diajarkan oleh guru. Hal tersebutlah yang akan memberikan dampak

positif pada prestasi belajar Sosiologi para siswa.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya dan dapat dijadikan sebagai pendukung dalam sebuah penelitian baru.

Penelitian yang relevan yang menunjang penelitian ini adalah penelitian Farida

Triyuliastuti, berjudul “Hubungan antara Kedisiplinan Siswa dan Media

Pengajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 7

Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008”. Hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai

berikut:

1) hubungan antara kedisiplinan siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI

SMA Negeri 7 Surakarta berdasarkan perhitungan rx1y = 0,385 dan ρ = 0,014,

maka hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan positif yang signifikan antara

kedisiplinan siswa dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI SMA

Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2007/2008”,diterima.

2) Hubungan media pengajaran dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI

SMA Negeri 7 Surakarta berdasarkan perhitungan rx2y = 0,554 dan ρ =0,000,

maka hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan positif yang sangat signifikan

antara media pengajaran dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI SMA

Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2007/2008”, diterima.

3) Hubungan secara bersama antara kedisiplinan siswa dan media pengajaran

dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta

berdasarkan perhitungan diperoleh rx1x2y = 0,587 dan ρ = 0,001 dan F = 9,748,

maka hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan positif yang sangat signifikan

antara kedisiplinan siswa dan media pengajaran dengan prestasi belajar

Page 43: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2007/2008”,

diterima.

C. Kerangka Berpikir

Antusiasme belajar (X1) sebagai variabel independen atau variabel bebas

diperkirakan mempunyai hubungan dalam meningkatkan prestasi belajar

Sosiologi (Y) siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Antusiasme

belajar yang dimiliki siswa dapat dikatakan sebagai nilai tambah tersendiri dalam

kaitanya dengan proses belajar mengajar di sekolah. Antusiasme siswa dalam

belajar akan sangat membantu siswa tersebut untuk meraih kesuksesan dalam

belajarnya. Hal tersebut dikarenakan antusiasme belajar yang dimiliki siswa

dimungkinkan memiliki hubungan terhadap prestasi belajar siswa.

Pemanfaatan media pembelajaran (X2) sebagai variabel independen atau

variabel bebas juga diperkirakan mempunyai hubungan dalam meningkatkan

prestasi belajar Sosiologi (Y) siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

Dengan adanya fasilitas media pembelajaran yang lengkap maka akan sangat

membantu siswa untuk lebih mudah dalam memahami materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru. Siswa yang mempunyai kemampuan berbeda-beda dalam

tingkat pemahamannya terhadap materi pelajaran merupakan kendala untuk

mencapai prestasi sesuai yang diinginkan. Media pembelajaran yang lengkap akan

memperjelas dan mempermudah dalam penyampaian informasi yang dalam hal

ini adalah mata pelajaran. Oleh karena itu dimungkinkan pemanfaatan media

pembelajaran memiliki kaitan dengan prestasi belajar siswanya.

Antusiasme belajar (X1) dan pemanfaatan media pembelajaran (X2) secara

bersama-sama diperkirakan mempunyai hubungan dalam meningkatkan prestasi

belajar Sosiologi (Y) siswa SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Antusiasme

belajar merupakan modal dasar yang harus dimiliki siswa agar dapat mengikuti

proses pembelajaran dengan baik dan mencapai kesuksesan belajar. Antusiasme

belajar merupakan sesuatu yang sifatnya ada di dalam diri siswa itu sendiri, dan

tidak setiap siswa memiliki hal itu dalam memandang objek yang sama. Sebagai

contoh misalnya dalam mata pelajaran Sosiologi, tingkat antusiasme belajar siswa

Page 44: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

terhadap mata pelajaran tersebut belum tentu semuanya sama, karena sifat

psikologis dari masing-masing individu atau siswa memang berbeda-beda. Maka

dari itu guru haruslah benar-benar memahami masing-masing siswa dan memilih

metode serta strategi belajar yang dapat meningkatkan antusiasme belajar siswa.

Hal itu supaya siswa dapat menangkap materi yang diajarkan oleh guru. Dan

dengan adanya media pembelajaran yang lengkap merupakan solusi yang baik

dalam penyampaian materi pelajaran. Dengan tersedianya media tersebut maka

akan mempermudah guru dalam penyampaian materi agar mudah dimengerti

siswa. Dengan demikian prestasi belajar terutama Sosiologi diharapkan meningkat

dengan adanya antusiasme belajar siswa dan penggunaan media pembelajaran

yang menunjang. Dari penjelasan di atas, maka dapat digambarkan kerangka

berpikir antar variabel adalah sebagai berikut:

Variabel Independen variabel dependen

Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir

D. Perumusan Hipotesis

Menurut Sutrisno Hadi (1989: 257), “hipotesis adalah pernyataan yang

masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya”. Dengan

demikian pada hakekatnya hipotesis adalah sebuah keputusan atau kesimpulan

yang masih bersifat sementara, karena masih harus diuji kebenaranya secara

empiris. Sehingga perumusan hipotesis yang peneliti kemukakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Antusiasme belajar

(X1)

Pemanfaatan media

pembelajaran

(X2)

Prestasi belajar

Sosiologi

(Y)

Page 45: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

1. Ada hubungan positif yang signifikan antara antusiasme belajar siswa dengan

prestasi belajar Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

tahun pelajaran 2010/2011.

2. Ada hubungan positif yang signifikan antara pemanfaatan media pembelajaran

dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali tahun pelajaran 2010/2011

3. Ada hubungan positif yang signifikan secara bersama antara antusiasme

belajar siswa dan pemanfaatan media pembelajaran dengan prestasi belajar

Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran

2010/2011.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ngemplak

Boyolali yang beralamat di Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten

Boyolali. Adapun alasan peneliti mengambil lokasi tersebut adalah:

a. Di SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tersedia data yang relevan dengan

permasalahan yang diteliti.

b. Lokasi penelitian tersebut mudah dijangkau sehingga dapat menghemat

waktu, biaya dan tenaga.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2010/2011. Rincian

waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Urutan Waktu Penelitian

Kegiatan

Tahun

2010 2011

Des Jan Feb Mar Apr Mei

Pengajuan Judul

Penyusunan

Proposal

Ijin Penelitian

Uji Coba Angket

Pengumpulan

Data

Analisis Data

Penyusunan

Laporan

Page 47: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Sutrisno Hadi (2000: 182) “populasi adalah seluruh penduduk

yang dimaksudkan untuk diselidiki”. Sedangkan menurut Y. Slamet (2008: 40),

mengatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan daripada unit-unit analisis yang

memiliki spesifikasi atau ciri-ciri tertentu”. Menurut Sudjana (1996: 6), “populasi

adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung maupun hasil

pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari

semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-

sifatnya”. Pendapat lain adalah dari Tentrem Widodo (2008: 47), menyebutkan

bahwa “populasi adalah keseluruhan individu atau satuan-satuan tertentu.

Sehingga dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi

merupakan seluruh individu atau satuan unit-unit yang menjadi objek untuk

diteliti”.

Jadi populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah manusia yaitu semua siswa siswi. Adapun

yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 109

orang yang tersebar dalam 3 kelas yaitu XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3.

2. Sampel Penelitian

Dalam penelitian sosial, tidak selalu seluruh populasi dikenakan dalam

penelitian. Hal tersebut mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan

biaya, waktu dan tenaga. Dalam mengatasi hal tersebut maka perlu adanya

pembatasan yaitu dengan menetapkan jumlah sampel yang representatif yang

dapat mewakili populasi.

a. Pengertian Sampel

Menurut Y. Slamet (2008: 42), “sampel dapat disebut sebagai subset

atau bagian dari populasi”. Sampel harus selalu dipandang sebagai perkiraan

dari keseluruhan dan bukan keseluruhan itu sendiri. Menurut Winarno

Surakhmad (2004: 93), “sampel adalah sebagian dari populasi yang paling

tidak mempunyai satu ciri yang sama dengan populasinya untuk mewakili

Page 48: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

populasi”. Sedangkan menurut Sugiyono (2005: 56), “sampel adalah sebagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jadi dari

beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian

dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti

dalam suatu penelitian yang dapat mewakili seluruh objek yang diteliti atau

populasinya.

Sesuai dengan pengertian dari sampel yaitu bagian dari populasi yang

mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti, maka dalam

penelitian ini sampel yang diambil adalah sejumlah 40 siswa dari jumlah

populasi yaitu 109 siswa yang dipilih secara random (acak).

b. Teknik Sampling

Dalam pengambilan sampel penelitian perlu menggunakan suatu

teknik guna mendapatkan teknik yang benar-benar representatif. Teknik

tersebut dinamakan teknik sampling. Menurut Sutrino Hadi (1989: 222)

“sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel”.

Sedangkan Kerlinger (1990: 188), berpendapat bahwa “sampling berarti

mengambil sampel atau mengambil sesuatu bagian populasi atau semesta alam

sebagai wakil (representative)”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa teknik sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang

representatif (mewakili) dari populasi.

Menurut Consuelo G. Sevilla, et al, terjemahan Alimuddin Tuwu

(1993: 163-169), menjelaskan bahwa teknik pengambilan sampel dibagi

menjadi lima macam, yaitu:

1) Pengambilan Sampel Secara Acak (Teknik Random Sampling)

2) Pengambilan Sampel Secara Sistematis (Teknik Sistematik Sampling)

3) Pengambilan Sampel Strata (Teknik Stratified Sampling)

4) Pengambilan Sampel Kluster (Teknik Cluster Sampling)

5) Pengambilan Sampel Non-Acak (Teknik Non Random Sampling)

Dari beberapa cara pengambilan sampel di atas, maka dalam penelitian

ini pengambilan sampelnya menggunakan teknik random sampling. Teknik

random sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara

randomisasi, yaitu suatu teknik mengambil individu untuk sampel dari

Page 49: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

populasi dengan cara random (acak). Pengambilan sampel secara random

(acak) tersebut dilakukan dengan cara undian tanpa pengembalian. Prosedur

pengmbilan sampel dengan cara undian yang dilakukan oleh peneliti adalah

sebagai berikut:

1. Menyiapkan daftar seluruh populasi penelitian yang terdiri dari siswa

kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

2. Menulis pada potongan kertas semua anggota populasi dengan cara

menuliskan nomor absen dan kelas dari masing-masing siswa yang

menjadi populasi penelitian.

3. Menggulung potongan kertas yang sudah ditulis nomor absen dan kelas

dari anggota populasi.

4. Memasukkan gulungan kertas pada sebuah gelas.

5. Mengocok gulungan kertas yang ada dalam gelas, kemudian satu persatu

dikeluarkan sampai sejumlah sampel yang dibutuhkan yaitu 40 siswa.

6. Siswa yang identitasnya tertera dalam gulungan yang telah keluar akan

menjadi responden.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Suharsimi Arikunto (2002: 129) menyebutkan bahwa, “sumber data adalah

subjek dari mana data diperoleh”. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

ada dua yaitu:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang hanya dapat diperoleh dari sumber

asli pertama. Data primer ini harus secara langsung diambil dari sumber

aslinya yaitu melalui narasumber yang tepat dan yang dijadikan rerponden

dalam penelitian. Sehingga dalam penelitian ini data primer akan diperoleh

dari angket yang diberikan kepada para responden, yang mana responden

dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sebelumnya,

sehingga tinggal mencari dan mengumpulkannya. Dalam penelitian ini data

sekunder diperoleh melalui data dokumentasi SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali berupa nilai rapor.

2. Variabel Penelitian

Menurut Sumadi Suryabrata (1997: 72), “variabel diartikan sebagai segala

sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian”. Sedangkan menurut Y.

Slamet (2006: 29) menyebutkan bahwa, “konsep yang mempunyai lebih dari satu

kategori atau lebih dari satu nilai disebut variabel”. Berdasarkan pendapat-

pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang disebut variabel adalah sesuatu

yang memiliki variasi nilai dan merupakan hal yang kita teliti.

Di dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tiga variabel yang terdiri

atas dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki berbagai

aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya

variabel lain yang disebut dengan variabel terikat. Munculnya atau adanya

variabel ini tidak dipengaruhi atau tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya

variabel lain. Sehingga tanpa variabel bebas, maka tidak akan ada variabel

terikat. Demikian dapat pula terjadi bahwa jika variabel bebas berubah, maka

akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain. Dalam penelitian

variabel bebasnya adalah:

i) Antusiasme Belajar (X1)

Definisi operasional dari variabel antusiasme belajar adalah gelora, minat,

perasaan senang serta semangat seseorang (siswa) yang sangat besar yang

berasal dari dalam diri kaitannya terhadap proses kognitif dalam hal

perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan. Komponen dari antusiasme belajar tersebut meliputi :

1. Gelora siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

2. Minat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3. Perasaan senang yang dimiliki siswa dalam mengikuti proses belajar

mengajar.

4. Semangat siswa yang sangat besar dalam mengikuti proses belajar

mengajar.

5. Tingkah laku siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

ii) Pemanfaatan Media Pembelajaran (X2)

Definisi operasional dari variabel pemanfaatan media pembelajaran adalah

pemanfaatan penggunaan segala alat atau sarana audio, visual, audio

visual, serta serbaneka sebagai perantara/pengantar pesan atau materi

pelajaran untuk merangsang siswa belajar yang tujuannya meningkatkan

efektivitas proses belajar mengajar siswa.

Indikatornya adalah skor pengukuran angket pemanfaatan media

pembelajaran dengan aspek-aspek pengukuran meliputi:

1. Pemanfaatan penggunaan media dalam proses belajar mengajar.

2. Jenis media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar

mengajar.

3. Intensitas atau lamanya penggunaan media dalam proses belajar

mengajar.

4. Efektivitas kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media

belajar.

5. Materi pelajaran yang menggunakan media belajar saat

penyampaiannya.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki pula

sejumlah aspek atau unsur di dalamnya, yang berfungsi menerima atau

menyesuaikan diri dengan kondisi lain, yang disebut dengan variabel bebas.

Dengan kata lain ada atau tidaknya variabel terikat tergantung ada atau

tidaknya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah:

i) Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

Definisi operasional dari prestasi belajar sosiologi adalah hasil dari

kegiatan belajar yang telah dicapai seseorang (siswa) berupa penguasaan

Page 52: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk angka,

simbol maupun kalimat yang merupakan nilai yang diberikan guru dalam

periode tertentu dan mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

dengan mempelajari interaksi manusia yang meliputi struktur sosial,

hubungan timbal balik serta perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.

Indikatornya adalah dokumen yang berupa nilai rata-rata semester pada

mata pelajaran Sosiologi.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk

mendapatkan data tentang masalah yang diselidiki. Menurut Sumadi Suryabrata

(1997: 84), “kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat

pengukurnya”. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode angket sebagai metode pokok dan metode

dokumentasi sebagai metode bantu.

a. Angket (kuesioner)

1) Pengertian Angket

Kuesioner adalah seperangkat daftar pertanyaan tertentu yang disusun

secara sistematis dan lengkap (Y. Slamet, 2008: 94). Sedangkan menurut

Sukardi (2007: 111), “angket adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang

digunakan oleh peneliti untuk memperoleh informasi atau data dari responden

(orang yang diteliti)”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa angket atau

kuesioner merupakan seperangkat daftar pertanyaan sebagai alat untuk

memperoleh informasi data dari responden. Jenis-jenis kuesioner menurut

Suharsimi Arikunto (2002: 128) dibedakan menjadi beberapa tergantung pada

sudut pandang sebagai berikut:

(1) Dipandang dari cara menjawab, maka ada:

a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan pada responden untuk

menjawab dengan kalimatnya sendiri.

b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih.

(2) Dipandang dari jawaban yang diberikan, ada:

a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.

b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang

orang lain.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

(3) Dipandang dari bentuknya maka:

a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan

kuesioner tertutup.

b) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.

c) Check list, sebuah daftar di mana responden tinggal membubuhkan

tanda check ( √ ) pada kolom yang sesuai.

d) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh

kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya, mulai

dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju sekali.

Berdasarkan uraian tentang jenis-jenis angket di atas, maka dalam

penelitian ini jenis angket yang akan peneliti gunakan adalah jenis angket atau

kuesioner tertutup langsung. Angket tertutup berarti jawaban berupa alternatif

yang sudah disediakan oleh peneliti yang telah ditentukan dan dibatasi,

sedangkan langsung maksudnya adalah responden langsung menjawab

pertanyaan yang sudah disediakan oleh peneliti. Dengan demikian responden

hanya mempunyai sebuah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan

masing-masing. Adapun langkah-langkah dalam menyusun angket adalah

sebagai berikut :

(1) Menetapkan tujuan

(2) Menyusun indikator

(3) Menyusun kisi-kisi instrumen

(4) Menyusun item instrumen

(5) Menentukan Skor

Dalam penelitian angket ini, setiap item mcmpunyai alternatif jawaban dan

skor antara 1 sampai 4. Dari alternatif jawaban tersebut diberikan bobot

nilai sebagai berikut:

a) Alternatif jawaban A, mempunyai bobot nilai 4

b) Alternatif jawaban B, mempunyai bobot nilai 3

c) Alternatif jawaban C, mempunyai bobot nilai 2

d) Alternatif jawaban D, mempunyai bobot nilai 1

(6) Mengadakan uji coba (try out) angket

Page 54: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2) Uji Coba Angket (Try Out)

Menurut Sutrisno Hadi (2000: 166) maksud diadakannya try out

adalah sebagai berikut :

a) Untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas maksudnya.

b) Untuk meniadakan penggunaan kata-kata yang terlalu asing, terlalu

akademik, dan kata-kata yang menimbulkan kecurigaan.

c) Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang biasa dilewati atau hanya

menimbulkan jawaban-jawaban yang dangkal.

d) Untuk menambah item yang sangat perlu atau meniadakan item yang

ternyata tidak relevan dengan tujuan research.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maksud peneliti mengadakan try out

angket adalah :

a) Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang bermakna ganda dan tidak jelas.

b) Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tidak diperlukan.

c) Menghindari kata-kata yang kurang dimengerti oleh responden.

d) Menghilangkan item-item yang dianggap tidak relevan dengan penelitian.

Selain beberapa maksud diadakan try out seperti yang disebutkan di

atas, tujuan diadakan try out terhadap angket adalah untuk mengetahui

kelemahan angket yang disebarkan kepada responden dan untuk mengetahui

sejauh mana responden mengalami kesulitan di dalam menjawab pertanyaan

tersebut, serta untuk memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.

(1) Uji Validitas

Menurut Saifuddin Azwar (2002: 5), “validitas berasal dari kata

validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurnya”. Sedangkan menurut Nasution

(2003: 74), “suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur

apa yang harus diukur oleh alat itu”. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:

145), “sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa

yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti

secara tepat”. Sehingga dapat peneliti simpulkan bahwa uji validitas

adalah menguji sejauh mana ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur

dalam mengukur data yang diteliti.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Menurut Nasution (2003: 75), menyatakan bahwa validitas ada

macam-macamnya yaitu:

a. Validitas Isi

Dengan validitas isi dimaksudkan bahwa isi atau bahan yang diuji atau

dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan, pelajaran, pengalaman

atau latar belakang orang yang diuji. Validitas isi diperoleh dengan

mengadakan sampling yang baik, yakni memilih item-item yang

representative dari keseluruhan.

b. Validitas Prediktif

Dengan validitas prediktif dimaksudkan adanya kesesuaian antara

ramalan (prediksi) tentang kelakuan seseorang dengan kelakuannya

yang nyata. Diharapkan bahwa suatu tes mempunyai nilai prediktif

yang tinggi artinya apa yang diramalkan oleh tes itu tentang kelakuan

seseorang memang terbukti dari kelakuan orang itu.

c. Validitas Construct (Konstruk)

Validitas konstruk ini digunakan bila kita sangsikan apakah gejala

yang dites hanya mengandung lebih dari satu dimensi, maka validitas

tes itu dapat diragukan. Keuntungan validitas konstruk ini ialah bahwa

kita mengetahui komponen-komponen sikap atau sifat yang diukur

dengan tes itu.

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang ingin diukur. Dengan kata lain, validitas adalah

kesesuaian antara alat ukur dengan hal yang akan diukur. Sesuai dengan

penjelasan tentang macam validitas di atas, maka dalam penelitian ini

peneliti menggunakan validitas konstruk dengan alasan bahwa item

disusun berdasarkan teori yang relevan serta dalam penellitian ini angket

bertujuan mengungkapkan suatu konstruk teoritik yang hendak diukur dan

pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis

statistika.

Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen maka perlu diadakan

uji validitas dengan menggunakan rumus uji korelasi Product Moment

yang dikemukakan oleh Pearson yaitu :

(Suharsimi Arikunto, 2002: 146)

Page 56: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y

X : Skor masing-masing item

Y : Skor total

XY : Jumlah perkalian X dan Y

X2

: Jumlah kuadrat dari X

Y2

: Jumlah kuadrat dari Y

N : Jumlah Subyek

Adapun kriteria uji validitas tersebut adalah p < 0,050 maka dapat

disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut adalah valid, sebaliknya jika p

> 0,050 maka butir instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

(2) Uji Reliabilitas

Menurut Nasution (2003: 77), “suatu alat pengukur dikatakan

reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang

berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama”. Sehingga dapat

peneliti simpilkan bahwa reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk

menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran sampel konsisten

apabila diulangi dua kali atau lebih. Dengan kata lain reliabilitas adalah

indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Jadi alat yang reliabel secara konsisten

memberi hasil ukuran yang sama.

Dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronbach untuk

menghitung korelasi reliabilitas sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2002: 171)

Keterangan :

: Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau soal

: Jumlah varians butir

: Varians total

Page 57: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Adapun langkah kerja untuk mencari reliabilitas masing-masing

instrumen sebagai berikut :

1. Menyusun tabel hasil uji coba angket

2. Mencari varian setiap butir soal

3. Mencari jumlah varian butir soal

4. Mencari varian total

5. Memasukkan dalam rumus

6. Mengkonsultasikan hasil no.5 dengan tabel Product Moment

7. Revisi angket

Setelah angket diuji cobakan maka hasilnya dijadikan dasar untuk

revisi. Revisi dilakukan dengan cara menghilangkan atau mendrop

item-item pertanyaan yang tidak valid atau tidak reliabel.

8. Memperbanyak angket

Angket yang telah direvisi dan telah diyakini valid dan reliabel

diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel.

Angket siap untuk disebarkan kepada responden.

9. Langkah terakhir adalah menggunakan angket yang telah diperbanyak

dan telah mendapatkan umpan balik dari responden sebagai alat

pengumpul data yang kemudian dianalisis.

Kriteria uji reliabilitas tersebut adalah jika probabilitas atau tingkat

kesalahan r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji coba adalah

reliabel, sebaliknya jika r11 < r tabel maka hasil uji coba tersebut dinyatakan

tidak reliabel.

Uji coba angket (try out) dilakukan pada hari jum’at tanggal 1 April

2011 dengan jumlah responden sebanyak 15 siswa. Berdasarkan hasil uji coba

angket tersebut kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Adapun

hasil dari uji validitas dan uji reliabilitas tersebut adalah sebagai berikut:

(2) Hasil Uji Validitas

a. Variabel Antusiasme Belajar (X1)

Dari hasil analisis butir (item) pada angket yang diuji cobakan

menunjukkan bahwa dari 35 item soal di dapat 28 soal yang valid dan

Page 58: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

7 butir item yang dinyatakan gugur atau tidak valid. Soal yang

dinyatakan valid adalah soal no 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 13, 15, 16,

17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 34 dan 35. Item

yang dinyatakan gugur antara lain:6, 8, 12, 14, 23, 30 dan 33. Item soal

dikatakan valid apabila p < 0,050 dan perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 4 halaman 87.

b. Variabel Penggunaan Media Pembelajaran (X2)

Dari hasil analisis butir (item) pada angket yang diuji cobakan

menunjukkan bahwa dari 30 item soal di dapat 24 soal yang valid dan

6 butir item yang dinyatakan gugur atau tidak valid. Soal yang

dinyatakan valid adalah soal no 1, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,

16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29 dan 30. item yang dinyatakan

gugur antara lain: 2, 6, 8, 17, 19 dan 26. Item soal dikatakan valid

apabila p < 0,050 dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 4 halaman 92.

(3) Hasil Uji Reliabilitas

a. Variabel Antusiasme Belajar (X1)

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa hasil perhitungan diperoleh

r11 = 0,751 karena r11 > r tabel yaitu 0,751 > 0,514 maka hasil uji coba

dikatakan reliabel. Perhitungan selengkapnya dilihat pada lampiran 4

halaman 91.

b. Variabel Penggunaan Media Pembelajaran (X2)

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa hasil perhitungan diperoleh

r11 = 0,752 karena r11 > r tabel yaitu 0,752 > 0,514 maka hasil uji coba

dikatakan reliabel. Perhitungan selengkapnya dilihat pada lampiran 4

halaman 95.

b. Dokumentasi

Selain menggunakan metode angket, penelitian ini juga akan

menggunakan metode dokumentasi yang merupakan teknik bantu. Menurut

Suharsimi Arikunto (2002: 135), “dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang

artinya barang tertulis”. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

Page 59: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

Kelebihan dari menggunakan metode dokumentasi diungkapkan Hadari

Nawawi (1995: 133) adalah sebagai berikut:

a) Bisa menghemat waktu.

b) Sumber data bisa diperoleh dengan mudah sebab datanya tersedia.

c) Bila ada kekeliruan mudah untuk diperbaiki kembali karena data mudah untuk

dicari kembali.

Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data prestasi belajar

Sosiologi yang tercantum dalam rapor siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1

Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian tentang “Hubungan antara Antusiasme Belajar Siswa dan

Pemanfaatan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas

XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011” ini

menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif sendiri

merupakan sebuah paradigma dalam penelitian yang memandang kebenaran

sebagai sesuatu yang tunggal, objektif, universal dan dapat diverifikasi.

Dalam melakukan penelitian, orang dapat menggunakan berbagai macam

metode dan sejalan dengannya rancangan penelitian yang digunakan juga dapat

bermacam-macam. Keputusan mengenai rancangan apa yang dipakai akan

tergantung kepada tujuan penelitian. Menurut Sumadi Suryabrata (1997: 15) sifat

masalah yang akan digarap, dan berbagai alternatif yang mungkin digunakan.

Berdasarkan atas sifat-sifat masalahnya itu, berbagai macam rancangan penelitian

itu dapat digolongkan menjadi Sembilan macam kategori yaitu:

1) Penelitian Historis

2) Penelitian Deskriptif

3) Penelitian Perkembangan

4) Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan

5) Penelitian Korelasional

6) Penelitian Kausal Komparatif

7) Penelitian eksperimental Sungguhan

8) Penelitian Eksperimental Semu

Page 60: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

9) Penelitian Tindakan

Sesuai dengan uraian di atas tentang macam-macam rancangan penelitian,

maka pada penelitian ini rancangan yang tepat adalah penelitian deskriptif

korelasional. Hal tersebut beralasan bahwa karena penelitian yang bermaksud

menggambarkan sifat atau keadaan yang sementara sedang berjalan dan berusaha

meneliti sejauh mana hubungan antara variabel satu dengan lainnya.

Alasan yang tersebut di atas diperkuat dengan pendapat para ahli tentang

pengertian penelitian deskriptif korelalasional. Menurut Moh. Nasir (2003 : 63),

“metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang”. Sedangkan menurut Saifuddin Azwar (2002

: 6), “metode deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi, yaitu

menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah

untuk dipahami dan disimpulkan. Menurut Hadari Nawawi (1995: 108),

“perkataan korelasi pada dasarnya berarti hubungan”. Oleh karena itu model studi

korelasi ini juga bermaksud mengungkapkan masalah penelitian, dengan cara

membuktikan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif korelasional

merupakan penelitian yang tidak hanya berusaha menggambarkan suatu fenomena

yang sesuai dengan fakta yang ada tetapi mencari hubungan di antara variabel-

variabel yang diteliti dengan cara menguji hipotesis. Adapun variabel tersebut

adalah variabel bebas yang diberi kode X, dalam hal ini adalah antusiasme belajar

dan penggunaan media pembelajaran, serta variabel terikat yang diberi kode Y

dalam hal ini adalah prestasi belajar Sosiologi.

E. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi linier ganda menggunakan komputer seri SPS-2000 edisi Sutrisno

Hadi dan Yuni Pamardiningsih, UGM, Yogyakarta – Indonesia versi IBN/IN

Tahun 2004.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Adapun langkah-langkah analisis yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Menyusun Tabulasi Data

Menyusun tabulasi data maksudnya adalah data-data yang telah diperoleh

kemudian disusun ke dalam tabel-tabel untuk memudahkan dalam proses

penghitungan.

2. Uji Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang didapat

berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan

rumus Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:

X2 =

fh

fhf0

(Sutrisno Hadi 2001: 346)

Keterangan:

X2 = Chi-kuadrat

fh = frekuensi yang diharapkan dalam sampel

fo = frekuensi yang diharapkan dalam populasi

Jika p > 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal, sebaliknya

jika p < 0,05 maka data yang dipeoleh berdistribusi tidak normal.

b) Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui hubungan yang linier antara

masing-masing variabel bebas dengan terikat yaitu antara variabel X1

dengan Y dan antara X2 dengan Y. Uji linieritas dilakukan dengan

menggunakan rumus:

1) JK (G) =

iX ni

YY

2

2

2) JK (TC) = JK (S) – JK (G)

Page 62: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

3) dk(TC) = N – K

4) dk (G) = K – 2

5) RJK (TC) = TCdk

TCJK

6) RJK (G) = Gdk

GJK

7) Fhitung = GRJK

TCRJK

(Sudjana, 2001: 17)

Keterangan:

JK (G) = Jumlah Kuadrat Galat

JK (TC) = Jumlah Kuadrat Tuna Cocok

dk (G) = Derajat Kebebasan Galat

dk (TC) = Derajat Kebebasan Tuna Cocok

RJK (G) = Kuadrat Tengah Galat

RJK (TC) = Kuadrat Tengah Tuna Cocok

Jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan korelasinya linier, sebaliknya jika p

< 0,05 maka korelasinya tidak linier.

3. Uji Hipotesis

Uji ini menggunakan uji regresi dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

c. Menghitung koefisien korelasi sederhana antara X1 dan Y, digunakan

rumus:

222

112

11

1

nn

nr

(Suharsimi Arikunto, 2002: 245)

d. Menghitung koefisien korelasi sederhana antara X2 dan Y, digunakan

rumus:

222

222

222

nn

nr

(Suharsimi Arikunto, 2002: 245)

Page 63: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

e. Menghitung koefisien korelasi antara X1, X2, dengan Y digunakan rumus:

Ry(1,2) =

2

2211

y

yx a y xa

(Sutrisno Hadi, 2001: 25)

Keterangan:

Ry(1,2) = Koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y

a1 = koefisien prediktor X1

a2 = koefisien prediktor x2

xiy = jumlah produk antara xi dan y

x2y = jumlah produk antara X2 dan y

y2 = jumlah kuadrat kriterium Y

Jika p < 0,05 maka data yang diperoleh korelasinya signifikan, sebaliknya

jika p > 0,05 maka data yang diperoleh korelasinya tidak signifikan.

4. Uji Signifikansi

Untuk uji signifikansi menggunakan rumus sebagai berikut:

F = 1/1

/2

2

knR

kR

(Sudjana, 2001: 108)

Keterangan:

F = Harga garis regresi

n = Ukuran sampel

K = Banyaknya fariabel bebas

R = Koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktornya.

Jika p > 0,05 maka signifikan, sebaliknya jika p < 0,05 maka tidak signifikan.

5. Sumbangan Relatif (SR)

Sumbangan relatif diperlukan untuk mengetahui besarnya sumbangan

masing-masing prediktor (X) terhadap kriterium (Y) dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Untuk X1 : SR % X1 = )(

11

regJK

yxa x 100 %

Page 64: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Untuk X2 : SR % X2 = )(

22

regJK

yxa x 100 %

(Sutrisno Hadi, 2001: 42)

Keterangan :

SR % X1 = Sumbangan efektif prediktor X1 terhadap Y

SR % X2 = Sumbangan efektif prediktor X2 terhadap Y

JKreg = Jumlah kuadrat regresi

6. Sumbangan Efektif (SE)

Sumbangan efektif diperlukan untuk mengetahui besarnya sumbangan

murni yang diberikan masing-masing prediktor. Hal tersebut dilakukan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

SE % X1 = SR % X1 x R2

b. Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

SE % X2 = SR % X1 x R2

c. Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

SE % X1 X2 = SE % X1 + SE %X2

Keterangan :

SE % X1 = Sumbangan efektif X1 terhadap Y

SE % X2 = Sumbangan efektif X2 terhadap Y

SE % X1 X2 = Sumbangan efektif X1 dan X2 terhadap Y

(Sutrisno Hadi, 2001: 42)

Page 65: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

Pada awalnya SMA Negeri 1 Ngemplak merupakan sekolah Unit

Gedung Baru (UGB) yang belum memiliki gedung sendiri. Sekolah Unit

Gedung Baru ini berdiri pada tahun ajaran baru. Sejak Juli 1994 kegiatan

belajar mengajar dilaksanakan pada sore hari dengan meminjam gedung SMP

Negeri 2 Ngemplak selama 9 bulan. Angkatan pertama sekolah tersebut

dibuka untuk kelas 1 yaitu sebanyak tiga kelas. Pada bulan Maret 1995

sekolah dipindahkan ke lokasi baru yang terletak di sebelah selatan kantor

kepala desa Donohudan sehingga penerimaan siswa baru yang kedua pada

bulan Juli 1995 sudah dilaksanakan di sekolah yang baru. Pada tahun ajaran

yang baru ini dibuka tiga kelas baru lagi, sehingga jumlah kelas menjadi

enam. Berdasarkan SK Mendikbud Nomor 0315/0/1995 tertanggal 26 Oktober

1995 tentang pembukaan dan penerimaan maka secara resmi SMA Negeri 1

Ngemplak Boyolali berdiri dengan memiliki Daftar Isian Kegiatan (DIK) dan

Nomor Induk Statistik Sekolah (NISS) bernomor 30.1.03.09.11.051.

Sejak berdiri sampai saat ini kepala sekolah yang pernah memimpin

Sekolah Menengah Atas (SMA) N 1 Ngemplak Boyolali sudah berganti

selama 8 kali. Adapun nama-nama kepala sekolah tersebut antala lain :

1) Basuki, S.Pd ( Juli 1994-Oktober 1995 )

2) Drs. Sumarno ( 1995-2000 )

3) Drs. Marsun Muhammad Dahlan ( 2000-2002 )

4) Drs. Santoso ( 2002-2004 )

5) Drs. Suranto, M.Pd ( 2004-2006 )

6) Drs. Arjun Rahmanto, S.Ag ( 2006-2008 )

7) Drs. Tri Wahyudi ( 2008- sekarang)

Page 66: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

b. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

1. Visi Sekolah

“SMA Negeri 1 Ngemplak yang religius, Disiplin, Kreatif dan Tangguh”

2. Misi Sekolah

a) Meningkatkan dan pengamalan agama dengan mengembangkan sikap

toleransi dalam kehidupan sehari-hari

b) Mewujudkan tata tertib dan aturan yang berlaku

c) Melaksanakan pembelajaran maksimal untuk menghasilkan insan yang

cerdas dan berperilaku luhur

d) Memanfaatkan kesempatan berkompetisi dalam bidang akademis dan

non akademis

e) Mengembangkan semangat belajar yang sesuai dengan ketentuan

perkembangan zaman dan teknologi

f) Meningkatkan kesadaran warga sekolah untuk siap menghadapi segala

tantangan dan kemajuan zaman

c. Kondisi dan Karakteristik Siswa SMA N 1 Ngemplak Boyolali

SMA N 1 Ngemplak tahun ajaran 2010/2011 terdiri dari 550 siswa dan

terbagi menjadi 3 tingkat, yakni tingkatan kelas X, XI, dan XII. Kelas X terdiri

dari 203 siswa yang terbagi dalam 6 kelas. Kelas XI terdiri dari 200 siswa

yang terbagi dalam 6 kelas yaitu 3 kelas untuk IPS, 3 kelas untuk IPA.

Sedangkan kelas XII terdiri dari 147 siswa yang terbagi dalam 4 kelas yaitu 3

kelas untuk IPS, 1 kelas untuk IPA.

Pada SMA N 1 Ngemplak, selain kegiatan inti proses pembelajaran

ada pula berbagai kegiatan yang dapat mendukung dalam meningkatkan

kualitas siswa yang cerdas dan berakhlak mulia dalam melakukan

ketegistsnnketerampilan. Hal tersedbut dapat dilakukan melalui kegiatan OSIS

dan ekstrakurikuler. Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA N 1

Ngemplak meliputi Rois, Pramuka, Mading, KIR, Bela Diri, Pecinta Alam,

Seni Tari , SKJ, Sepak Bola, Volly dan PMR

Page 67: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

d. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi SMA N 1 Ngemplak Boyolali dapat dilihat pada diagram

berikut:

Gambar 3. Skema Struktur Organisasi Sekolah

2. Deskripsi Data Variabel Penelitian

Deskripsi data adalah gambaran hasil pengumpulan data dari variabel yang

diteliti. Adapun variabel-variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

a. Deskripsi Data tentang Antusiasme Belajar Siswa

Antusiasme Belajar Siswa dalam penelitian ini merupakan variabel

bebas pertama (X1). Berdasarkan distribusi frekuensi skor antusiasme belajar

siswa diperoleh skor sebagai berikut:

1) Skor tertinggi : 133,00

2) Skor terendah : 71,00

3) Mean : 103,53

4) Median : 104,50

5) Modus : 2- modus

KEPALA SEKOLAH

Drs. Tri Wahyudi

WK.

KURRIKULUM

Dra. Sri Haryani

WK. SAPRA

St. Kristiyanto, S.Pd

WK.KESISWAAN

Dra. Sri Hartati

WK.HUMAS

Drs. Slamet Wibowo

KOORDINATOR BK

Dra. Siti Djumiatin

KOMITE SEKOLAH

Soelendro

WALI KELAS GURU

GURU PEMBIMBING

KA. SUBAG TU

Bambang Sudarmadji

STAF

TU

Page 68: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

6) S.B. : 13,63

7) S.R. : 11,45

Adapun distribusi frekuensi data dari antusiasme belajar siswa dapat

disajikan dalam bentuk tabel seperti berikut :

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Antusiasme Belajar Siswa

Variat f Fx fx2 f % fk%- naik

125,5-136,5

114,5-125,5

103,5-114,5

92,5-103,5

81,5-92,5

2

8

11

11

8

261,00

941,00

1.201,00

1.057,00

681,00

34.073,00

110.719,00

131.249,00

101.629,00

58.275,00

5,00

20,00

27,50

27,50

20,00

100,00

95,00

75,00

47,50

20,00

Total 40 4.141,00 435.945,00 100,00 --

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat dilihat bahwa

responden paling banyak menempati kelas ke-3 dan ke-4 atau interval 103,5-

114,5 dan 92,5-103,5 dengan jumlah responden yang sama yaitu 11

responden. Sedangkan responden paling sedikit menempati kelas ke-1 atau

interval 125,5-136,5 dengan jumlah 2 responden. Lebih jelasnya dapat

digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Gambar 4. Grafik Histogram Skor Antusiasme Belajar Siswa

Berdasarkan histogram data tentang antusiasme belajar siswa dapat

diambil kesimpulan bahwa siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ngemplak

Page 69: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 yang memiliki tingkat antusiasme belajar

tertinggi adalah sebanyak 22 siswa, yaitu terdapat pada interval 103,5-114,5

dan 92,5-103,5 yang dijumlahkan, sebab kedua interval tersebut mempunyai

jumlah frekuensi yang sama. Sedangkan yang memiliki tingkat antusiasme

belajar terendah adalah sebanyak 2 siswa, yaitu terdapat pada interval 125,5-

136,5.

b. Deskripsi Data tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran

Pemanfaatan Media Pembelajaran dalam penelitian ini merupakan

variabel bebas kedua (X2). Berdasarkan distribusi frekuensi skor pemanfaatan

media pembelajaran diperoleh skor sebagai berikut:

1) Skor tertinggi : 104,00

2) Skor terendah : 58,00

3) Mean : 86,35

4) Median : 87,17

5) Modus : 88,50

6) S.B. : 9,96

7) S.R. : 7,31

Adapun distribusi frekuensi data tersebut dapat disajikan dalam bentuk

tabel seperti berikut :

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Pemanfaatan Media Pembelajaran

Variat F Fx fx2 f % fk%- naik

100,5-108,5

92,5-100,5

84,5-92,5

76,5-84,5

68,5-76,5

3

7

15

10

5

308,00

683,00

1.314,00

801,00

348,00

31.626,00

66.661,00

115.164,00

64.257,00

24.410,00

7,50

17,50

37,50

25,00

12,50

100,00

95,50

75,00

37,50

12,50

Total 40 3.454,00 302.118,00 100,00 --

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat dilihat bahwa

responden paling banyak menempati kelas ke-3 yaitu interval 84,5-92,5

Page 70: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dengan jumlah 15 responden. Sedangkan responden paling sedikit menempati

kelas ke-1 yaitu interval 100,5-108,5 dengan jumlah 3 responden. Lebih

jelasnya dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Gambar 5. Grafik Histogram Skor Pemanfaatan Media Pembelajaran

Berdasarkan histogram data tentang pemanfatan media pembelajaran

dapat diambil kesimpulan bahwa siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 yang memiliki tingkat pemanfatan media

pembelajaran tertinggi adalah sebanyak 15 siswa, yaitu terdapat pada interval

84,5-92,5. Sedangkan yang memiliki pemanfatan media pembelajaran

terendah adalah sebanyak 3 siswa, yaitu terdapat pada interval 100,5-108,5.

c. Deskripsi Data tentang Prestasi Belajar Sosiologi

Prestasi Belajar Sosiologi dalam penelitian ini merupakan variabel

terikat (Y). Berdasarkan distribusi frekuensi skor Prestasi Belajar Sosiologi

diperoleh skor sebagai berikut:

1) Skor tertinggi : 85,00

2) Skor terendah : 72,00

3) Mean : 77,63

4) Median : 77,73

5) Modus : 79,00

6) S.B. : 3,59

7) S.R. : 3,19

Page 71: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Adapun distribusi frekuensi data tersebut dapat disajikan dalam bentuk

tabel seperti berikut :

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar Sosiologi

Variat f Fx fx2 f % fk%- naik

83,5-86,5

80,5-83,5

77,5-80,5

74,5-77,5

71,5-74,5

1

7

13

8

11

85,00

575,00

1.034,00

604,00

807,00

7.225,00

47.237,00

82.252,00

45.606,00

59.209,00

2,50

17,50

32,50

20,00

27,50

100,00

97,50

80,00

47,50

27,50

Total 40 3.105,00 241.529,00 100,00 --

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat dilihat bahwa

responden paling banyak menempati kelas ke-3 yaitu interval 77,5-80,5

dengan jumlah 13 responden. Sedangkan responden paling sedikit menempati

kelas ke-1 yaitu interval 83,5-86,5 dengan jumlah 1 responden. Lebih jelasnya

dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Gambar 6. Grafik Histogram Skor Prestasi Belajar Sosiologi

Berdasarkan histogram data tentang prestasi belajar Sosiologi dapat

diambil kesimpulan bahwa siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 yang memiliki tingkat prestasi belajar

Sosiologi tertinggi adalah sebanyak 13 siswa, yaitu terdapat pada interval

Page 72: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

77,5-80,5. Sedangkan yang memiliki penggunaan media pembelajaran

terendah adalah sebanyak 1 siswa, yaitu terdapat pada interval 83,5-86,5.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Data yang telah terkumpul disusun secara sistematis, selanjutnya dianalisis

untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan. Syarat analisis data yang

digunakan adalah regresi linier yaitu sebaran populasi data harus berdistribusi

normal dan kedua variabel bebas harus liniar terhadap variabel terikat. Adapun

hasil uji persyaratan anlisis data yang telah dilakukan dapat dijelaskan dalam

uraian sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Jika diperoleh hasil p > 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal, tetapi

apabila p < 0,05 maka data yang diperoleh beristribusi tidak normal.

a. Uji Normalitas Variabel Antusiasme Belajar Siswa

Pada uji normalitas variabel X1 (Antusiasme Belajar Siswa), langkah

pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel rangkuman X1 kemudian

dilakuan perhitungan, yang bisa dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 5. Uji Normalitas Antusiasme Belajar Siswa

kelas Fo Fh fo-fh (fo-fh)2

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

1

2

10

8

6

9

3

1

0

0,33

1,11

3,17

6,37

9,03

9,03

6,37

3,17

1,11

0,33

-0,33

-0,11

-1,17

3,63

-1,03

-3,03

2,63

-0,17

-0,11

-0,33

0,11

0,01

1,36

13,19

1,06

9,17

6,93

0,03

0,01

0,11

0,33

0,01

0,43

2,07

0,12

1,02

1,09

0,01

0,01

0,33

Page 73: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Total 40 40,00 0,00 -- 5,41

Rerata = 103,525 S.B. = 13,633

Kai kuadrat = 5,409 db = 9 p = 0,797

Berdasarkan perhitungan tabel tersebut dapat diperoleh hasil bahwa p

= 0,797. Hasil tersebut menunjukkan bahwa p > 0,05 yaitu 0,797 > 0,05 maka

dapat dinyatakan bahwa sampel yang diambil dari populasi, berdistribusi

normal.

b. Uji Normalitas Variabel Pemanfatan Media Pembelajaran

Untuk mengetahui hasil uji normalitas variabel bebas yang kedua yaitu

Pemanfatan Media Pembelajaran, langkah pertama yang harus dilakukan

adalah dengan membuat tabel rangkuman X2 yang kemudian dilakukan

perhitungan sesuai dengan rumus, yang mana hasilnya dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Tabel 6. Uji Normalitas Variabel Pemanfatan Media Pembelajaran

Kelas Fo Fh fo-fh (fo-fh)2

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

0

5

5

9

10

7

3

0

1

0,33

1,11

3,17

6,37

9,03

9,03

6,37

3,17

1,11

0,33

-0,33

-1,11

1,83

-1,37

-0,03

0,97

0,63

-0,17

-1,11

0,67

0,11

1,23

3,36

1,87

0,00

0,94

0,40

0,03

1,23

0,45

0,33

1,11

1,06

0,29

0,00

0,10

0,06

0,01

1,11

1,38

Total 40 40,00 0,00 -- 5,45

Rerata = 86,350 S.B. = 9,955

Kai kuadrat = 5,450 db = 9 p = 0,793

Page 74: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Berdasarkan hasil perhitungan dari tabel tersebut dapat diperoleh hasil

p = 0,793. Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa p > 0,05

dimana 0,793 > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa sampel yang diambil dari

populasi tersebut berdistribusi normal.

c. Uji Normalitas Variabel Prestasi Belajar Sosiologi

Untuk mengetahui hasil uji normalitas variabel terikat Prestasi Belajar

Sosiologi (Y), yang harus dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel

Y, kemudian dilakukan perhitungan dengan rumus yang dapat dijelaskan

sebagai berikut.

Tabel 7. Uji Normalitas Vriabel Prestasi Belajar Sosiologi

Kelas fo Fh fo-fh (fo-fh)2

8

7

6

5

4

3

2

1

0

1

7

13

8

10

1

0

0,49

2,18

6,39

10,94

10,94

6,39

2,18

0,49

-0,49

-1,18

0,61

2,06

-2,94

3,61

-1,18

-0,49

0,24

1,40

0,37

4,26

8,62

13,02

1,40

0,24

0,49

0,64

0,06

0,39

0,79

2,04

0,64

0,49

Total 40 40,00 0,00 -- 5,53

Rerata = 77,625 S.B. = 3,593

Kai kuadrat = 5,532 db = 7 p = 0,595

Berdasarkan perhitungan tabel uji normalitas tersebut diperoleh hasil p

= 0,595. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa p > 0,05 yaitu 0,595 >

0,05, maka dapat dinyatakan bahwa sampel yang diambil dari populasi

tersebut berdistribusi normal.

Page 75: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Untuk lebih jelasnya mengetahui normalitas data hubungan variabel prediktor

dengan kriteriumnya dapat dilihat dengan grafik berikut :

Gambar 7. Histogram kurva normalitas

2. Uji Linieritas

Dalam uji Linieritas jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa korelasinya

linear sedangkan jika p < 0,05 maka korelasinya tidak normal.

a. Uji Linieritas X1 dengan Y

Sebagai langkah pertama dalam uji linieritas adalah membuat tabel rangkuman

analisis linieritas kemudian dilakukan perhitungan sehingga diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 8. Uji linieritas X1 dengan Y

Sumber Derajat R2 db Var F p

Regresi

Residu

Ke-1 0,110

0,890

1

38

0,110

0,023

4,686

--

0,035

--

Regresi

Beda

Residu

Ke-2

Ke2-Ke1

0,110

0,000

0,890

2

1

37

0,055

0,000

0,024

2,285

0,006

--

0,114

0,939

--

Korelasinya Linier

Page 76: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil sebagai berikut:

F = 0,006

P = 0,939

Karena p > 0,05 yaitu 0,939 > 0,50 maka dapat disimpulkan bahwa korelasi

antara X1 dan Y adalah linier.

b. Uji Linieritas X2 dengan Y

Sebagai langkah pertama dalam uji linieritas adalah membuat tabel rangkuman

analisis linieritas kemudian dilakukan perhitungan sehingga diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 9. Uji linieritas X2 dengan Y

Sumber Derajat R2 Db Var F p

Regresi

Residu

Ke-1 0,080

0,920

1

38

0,080

0,024

3,299

--

0,074

--

Regresi

Beda

Residu

Ke-2

Ke2-Ke1

0,087

0,007

0,913

2

1

37

0,043

0,007

0,025

1,763

0,288

--

0,184

0,601

--

Korelasinya Linier

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil sebagai berikut:

F = 0,288

P = 0,601

Karena p > 0,05 yaitu 0,601 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa korelasi

antara X2 dan Y adalah linier.

3. Persamaan Garis Regresi

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel sebagai berikut:

Tabel 10. Coefficienta

Model Unstandardized

Coeffiient

Standardize

d Coeffiient

t Sig. B Std. Error Beta

Page 77: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

1 (Constant)

Antusiasme Belajar

Penggunaan Media

Pembelajaran

68,547

,086

,002

4,871

,077

,106

,327

,005

14,073

1,115

.016

,000

,272

,987

Setelah itu kemudian dapat diperoleh persamaan garis regresi sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi Linier Sederhana

1) Persamaan regresi linier sederhana antara Antusiasme Belajar Siswa (X1)

dengan Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

^

Y = b0 +b1X1

^

Y = 68,54 + 0,08 (X1)

Artinya:

i) Konstanta 68,54 dapat diartikan bahwa bila tidak ada Antusiasme

Belajar Siswa (X1), maka Prestasi Belajar Sosiologi (Y) yang dicapai

siswa sebesar 68,54.

ii) Koefisien regresi 0,08 X, menyatakan bahwa setiap kenaikan satu unit

Antusiasme Belajar Siswa (X1) maka akan meningkatkan Prestasi

Belajar Sosiologi (Y) sebesar 0,08. Gambar persamaan garis regresi

dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 8. Garis Regresi Linear X1 dengan Y

Page 78: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

2) Persamaan regresi linier sederhana antara Pemanfatan Media Pembelajaran

(X2) dengan Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

^

Y = b0 +b1X2

^

Y = 68,54 + 0,002 (X2)

Artinya:

i) Konsatanta 68,54 dapat diartikan bahwa apabila tidak ada Pemanfatan

Media Pembelajaran (X2), maka Prestasi Belajar Sosiologi (Y) yang

dicapai siswa sebesar 68,54.

ii) Koefisien regresi 0,002 X, menyatakan bahwa setiap kenaikan satu

unit Pemanfatan Media Pembelajaran (X2) maka akan meningkatkan

Prestasi Belajar Sosiologi (Y) sebesar 0,002. Gambar persamaan garis

regresi dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 9. Garis Regresi Linier X2 dengan Y

b. Persamaan Regresi Linier Ganda

^

Y = b0 + b1X1 +b2X2

^

Y = 68,54 + 0,08 (X1) + 0,002 (X2)

Page 79: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Artinya:

i) Koefisien 68,54 menyatakan bahwa apabila tidak ada Antusiasme Belajar

Siswa (X1) dan Pemanfatan Media Pembelajaran (X2) yang tinggi, maka

Prestasi Belajar Sosiologi (Y) yang dicapai siswa sebesar 68,54.

ii) Koefisien regresi X1 = 0,08 menyatakan bahwa setiap penambahan satu

unit Antusiasme Belajar Siswa (X1) akan meningkatkan Prestasi Belajar

Sosiologi (Y) sebesar 0,08.

iii) Koefisien regresi X2 = 0,002 menyatakan bahwa setiap penambahan satu

unit Pemanfatan Media Pembelajaran (X2) akan meningkatkan Prestasi

Belajar Sosiologi (Y) sebesar 0,002.

Lebih jelasnya, persamaan linier regresi ganda tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 10. Garis Regresi Linear X1dan X2 dengan Y

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa rata-rata Prestasi Belajar Sosiologi (Y) akan meningkat atau menurun

sebesar 68,54. Dalam hal ini untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit

Antusiasme Belajar Siswa (X1) akan meningkatkan atau menurunkan Prestasi

Belajar Sosiologi (Y) sebesar 0,08. Demikian halnya dengan Pemanfatan Media

Pembelajaran, setiap peningkatan atau penurunan satu unit Pemanfatan Media

Pembelajaran (X2) akan meningkatkan atau menurunkan Prestasi Belajar

Sosiologi (Y) sebesar 0,002.

Page 80: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

C. Pengujian Hipotesis

Setelah syarat-syarat tersebut terpenuhi, selanjutnya dapat dilakukan

analisis data untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah dirumuskan

sebelumnya diterima atau ditolak. Adapun analisis regresi ganda menggunakan

komputer seri SPS edisi: Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM

Yogyakarta tahun 2004 versi IBM/IN. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis

diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Menghitung Koefisien Korelasi Sederhana antara X1 dengan Y ; X2

dengan Y

Untuk menghitung koefisien korelasi sederhana antara X1 dengan Y dan X2

dengan Y, maka langkah awal yaitu membuat table matriks interkorelasi

sebagai berikut:

Tabel 11. Matriks Interkorelasi

r X1 X2 Y

X1

p

1,000

0,000

0,849

0,000

0,331

0,035

X2

P

0,849

0,000

1,000

0,000

0,283

0,074

Y

p

0,331

0,035

0,283

0,074

1,000

0,000

a. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Sederhana antara X1 dengan Y

Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara Antusiasme Belajar

Siswa dengan Prestasi Belajar Sosiologi

Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara Antusiasme

Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Sosiologi

Berdasarkan tabel 10 tersebut maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Rx1y = 0,331

p = 0,035

Karena p < 0,05 yaitu 0,035 < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Dengan demikian pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini yang

Page 81: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

berbunyi: “Ada hubungan positif yang signifikan antara Antusiasme

Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA

Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011”, dinyatakan

diterima.

b. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Sederhana antara X2 dengan Y

Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara Penggunaan Media

Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi

Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara Penggunaan

Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi

Berdasarkan tabel 10 tersebut maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Rx2y = 0,283

p = 0,074

Karena p < 0,05 yaitu 0,074 < 0,15, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Dengan demikian pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini yang

berbunyi: “Ada hubungan positif yang signifikan antara Penggunaan

Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI

SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Peljaran 2010/2011”,

dinyatakan ditolak.

2. Menghitung Koefisien Korelasi Ganda antara X1 dan X2 dengan Y

Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara Antusiasme Belajar Siswa

dan Pemanfatan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi.

Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara Antusiasme Belajar

Siswa dan Pemanfatan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar

Sosiologi.

Tabel 12. Koefisien Beta dan Korelasi Parsial – Model Penuh

X Beta (β) SB (β) r-parsial t p

0

1

2

68,546950

0,086240

0,001737

0,040877

0,055977

0,180

0,003

2,110

0,031

0,039

0,974

Page 82: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Galat Baku Est. = 3,480

Korelasi R = 0,331 Korelasi R sesuaian = 0,331

Tabel 13. Rangkuman Analisis Regresi Model Penuh

Sumber

variasi

JK db RK F R2

p

Regresi penuh

Variable X1

Variable X2

Residu penuh

55,264

55,261

0,003

448,111

2

1

1

37

27,632

55,261

0,003

12,111

2,282

4,563

0,000

--

0,110

0,110

0,000

--

0,115

0,037

0,984

--

Total 503,375 39 -- -- -- --

Setelah membuata tabel kerja dan dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus

di atas diperoleh hasil sebagai berikut :

Rxy = 0,331

p = 0,115

F = 2,282

Karena ρ < 0,05 yaitu 0,115 < 0,15, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Dengan

demikian pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini berbunyi: “Ada

hubungan positif yang signifikan secara bersama antara Antusiasme Belajar

siswa dan Pemanfatan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi

Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran

2010/2011”, dinyatakan ditolak.

3. Hasil Perhitungan Sumbangan Masing-masing Variabel X1,X2 dengan Y

Tabel 14. Perbandingan Bobot Prediktor- Model Penuh

Variabel

X

Korelasi lugas Korelasi parsial Sumbangan Determinasi

r xy P r par-xy p SD Relatif % SD Efektif%

Page 83: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

1

2

0,331

0,283

0,035

0,074

0,180

0,003

0,039

0,974

99,994

0,006

10,978

0,001

Total -- -- -- -- 100,00 10,979

Berdasarkan tabel perbandingan bobot prediktor model penuh tersebut,

maka diperoleh sumbangan determinan yaitu sumbangan relatif dan

sumbangan efektif dari masing-masing prediktor yang bisa dijelaskan sebagai

berikut:

a. Sumbangan Relatif (SR) variabel Antusiasme Belajar Siswa (X1) dengan

variabel Prestasi Belajar Sosiologi (Y) sebesar 99,994 %. Sedangkan

Sumbangan Efeltif (SE) variabel Antusiasme Belajar Siswa (X1) dengan

variabel Prestasi Belajar Sosiologi (Y) sebesar 10,978 %.

b. Sumbangan Relatif (SR) variabel Pemanfatan Media Pembelajaran (X2)

dengan variabel Prestasi Belajar Sosiologi (Y) sebesar 0,006 %.

Sedangkan Sumbangan Efeltif (SE) variabel Pemanfatan Media

Pembelajaran (X2) dengan variabel Prestasi Belajar Sosiologi (Y) sebesar

0,001 %.

c. Sumbangan Relatif (SR) variabel Antusiasme Belajar Siswa (X1) dan

Pemanfatan Media Pembelajaran (X2) dengan variabel Prestasi Belajar

Sosiologi (Y) sebesar 100 %. Sedangkan Sumbangan Efeltif (SE) variabel

Pemanfatan Media Pembelajaran (X2) dengan variabel Prestasi Belajar

Sosiologi (Y) sebesar 10,979 %.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Setelah dilakukan analisis data untuk pengujian hipotesis, maka

pembahasan analisis datanya adalah sebagai berikut:

1. Hubungan antara Antusiasme Belajar Siswa (X1) dengan Prestasi Belajar

Sosiologi (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan perolehan rx1y = 0,331 dan p = 0,035

dengan SR = 99,994 % dan SE = 10,978 %. Hal ini menunjukkan adanya

korelasi positif yang signifikan antara Antusiasme Belajar Siswa dengan

Page 84: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

Tahun Pelajaran 2010/2011. Dikatakan demikian karena semakin tinggi

tingkat antusiasme belajar siswa maka akan semakin tinggi tingkat prestasi

belajar siswa terutama dalam mata pelajran Sosiologi. Berdasarkan hal

tersebut dapat diketahui bahwa antusiasme belajar yang dimiliki oleh siswa

sangat berhubungan dengan tingkat prestasi belajar siswa terutama pada mata

pelajaran Sosiologi. Antusiasme belajar mempunyai peranan yang sangat

penting dalam proses belajar mengajar bagi siswa. Hal tersebut sesuai dengan

pengertian dari antusiasme belajar sendiri yaitu gelora, gairah, minat, perasaan

senang serta semangat seseorang yang sangat besar untuk belajar. Apabila

siswa memiliki antusiasme untuk belajar maka pelajaran disekolahpun akan

dapat ditangkap dengan baik, sehingga nantinya prestasi bejarnya pun akan

baik. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan positif yang

signifikan antara Antusiasme Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Sosiologi

Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran

2010/2011”, dinyatakan diterima.

2. Hubungan antara Pemanfatan Media Pembelajaran (X2) dengan Prestasi

Belajar Sosiologi (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan perolehan rx2y = 0,283 dan p = 0,074

dengan SR = 0,006 % dan SE = 0,001 %. Hal ini menunjukkan tidak adanya

korelasi positif yang signifikansinya antara Pemanfatan Media Pembelajaran

dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011. Berdasarkan hasil penelitian tersebut

bisa dikatakan bahwa dengan adanya tingkat pemanfaatan media pembelajaran

yang digunakan dalam proses belajar mengajar tidak memiliki hubungan

secara langsung dengan tingkat prestasi belajar siswa. Sehingga walaupun

tingkat pemanfaatan media pembelajaran rendah, maka belum tentu tingkat

prestasi belajar anak juga rendah begitu juga sebaliknya. Hal tersebut bisa jika

dihubungkan dengan keadaan sebenarnya di SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali bahwa di sekolah tersebut sangat kurang pemanfaatan media

pembelajaran oleh guru maupun siswanya, namun hal tersebut tidak

Page 85: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

mempengaruhi dalam prestasi siswa. Uraian tersebut sebenarnya bertentangan

dengan teori bahwa pemanfaatan media pembelajaran akan memiliki

hubungan dengan prestasi, namun dari hasil penelitian menunjukkan hal

berbeda. Hal tersebut bisa dilihat melalui nilai sumbangan relatif maupun

sumbangan efektif dari variabel pemanfaatan media pembelajaran dengan

prestasi belajar Sosiologi yang jumlahnya sangat kecil sekali. Dengan

demikian hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan positif yang signifikan

antara Pemanfaatan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi

Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran

2010/2011”, dinyatakan ditolak.

3. Hubungan antara Antusiasme Belajar Siswa (X1) dan Pemanfaatan Media

Pembelajaran (X2) dengan Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh R = 0,331, p = 0,115 dan F

sebesar 2,282. Hal ini menunjukkan tidak adanya korelasi positif yang

signifikan secara bersama antara Antusiasme Belajar Siswa dan Pemanfaatan

Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA

Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011. Berdasarkan hal

tersebut, dapat diketahui bahwa siswa akan lebih antusiame mengikuti

kegiatan belajar mengajar jika didukung dengan pemanfaatan media

pembelajaran yang maksimal, sehingga siswa akan mudah menyerap materi

yang diajarkan. Dengan demikian prestasi belajar siswapun akan ikut

meningkat. Namun menurut hasil penelitian ini pemanfaatan media

pembelajaran dengan prestasi belajar siswa tidak memiliki hubungan yang

signifikan. Sehingga ketiga hal tersebut bisa dikatakan tidak memiliki peranan

atau hubungan secara bersama-sama, karena satu variabel tidak mendukung

hubungan tersebut secara signifikan. Jadi hipotesis yang berbunyi “Ada

hubungan positif yang signifikan secara bersama antara Antusiasme Belajar

siswa dan Pemanfaatan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi

Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran

2010/2011”, dinyatakan ditolak.

Page 86: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari deskripsi data dan pengujian hipotesis yang telah

dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil perhitungan dan analisis data, menunjukkan hasil rx1y = 0,331 dan p

= 0,035. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan

antara antusiasme belajar siswa dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas

XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran

2010/2011. Sehingga dapat diartikan bahwa semakin tinggi/besar tingkat

antusiasme belajar siswa maka akan semakin tinggi/besar terjadinya prestasi

belajar Sosiologi siswa.

2. Dari hasil perhitungan dan analisis data, menunjukkan rx1y = 0,283 dan p =

0,074. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan positif yang signifikan

antara penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar Sosiologi

siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun

pelajaran 2010/2011. Sehingga dapat diartikan bahwa semakin tinggi atau

rendah tingkat pemanfaatan media pembelajaran maka tidak akan memiliki

hubungan dengan tinggi atau rendahnya prestasi belajar Sosiologi siswa.

3. Dari hasil perhitungan dan analisis data, menunjukkan hasil Rx(1,2)y = 0,331, p

= 0,115 dan F = 2,282. Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan positif

yang signifikan secara bersama antara antusiasme belajar siswa dan

penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas

XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran

2010/2011. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki antusiasme yang

tinggi untuk belajar namun kurang dukungan pemanfaatan media

pembelajaran, maka tetap akan mampu mendorong siswa mendapatkan

prestasi belajar Sosiologi yang baik pula.

4. Besarnya sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing kriterium

terhadap prediktor diperhitungkan atas dasar analisa persamaan garis regresi

Page 87: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

linier ganda, sehingga dapat ditentukan perbandingan masing-masing

kriterium terhadap prediktor. Perbandingan sumbangan relatif (SR) antara X1

dan X2 yaitu 99,994 % : 0,006 %. Sedangkan perbandingan sumbangan efektif

(SE) antara X1 dan X2 yaitu 10,978 % : 0,001 %. Dengan hasil ini dapat

menunjukkan bahwa prediktor antusiasme belajar siswa (X1) lebih

memberikan arti dalam pencapaian prestasi belajar yang baik/tinggi

dibandingkan dengan prediktor penggunaan media pembelajaran (X2).

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dikemukakan beberapa implikasi sebagai berikut:

1. Dengan adanya hubungan positif antara antusiasme belajar siswa dengan

prestasi belajar Sosiologi, maka dapat memberikan gambaran bagi siswa untuk

mendorong dirinya agar lebih antusias atau semangat lagi dalam belajar, mulai

dari hal-hal yang kecil seperti sering membaca lagi catatan yang diberikan

guru serta mengikuti pelajaran dengan baik. Dengan antusiasme belajar yang

timbul dari diri siswa tersebut maka akan mudah dalam mendapatkan prestasi

belajar yang baik pula.

2. Dengan tidak adanya hubungan positif antara pemanfaatan media

pembelajaran dengan prestasi belajar Sosiologi, maka bukan berarti

memberikan gambaran kepada guru dan siswa untuk mengesampingkan

pemanfaatan media pembelajaran namun harus lebih senantiasa intensif

memanfaatkan media pembelajaran prestasi yang dicapai lebih maksimal dari

sebelumnya.

3. Dengan memperhatikan seluruh faktor yang berhubungan dengan prestasi

belajar Sosiologi, antusiasme belajar siswa merupakan salah satu faktor dari

dalam diri siswa yang berhubungan dengan prestasi belajar. Hal tersebut

memberikan implikasi bahwa seorang siswa harus memiliki antusiasme atau

bersemangat dalam belajar, baik saat di sekolah maupun di luar sekolah. Siswa

juga diharapkan dapat selalu mempunyai keinginan untuk menjadi lebih baik

Page 88: HUBUNGAN ANTARA ANTUSIASME BELAJAR SISWA DAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

dari yang lain. Selain itu perlu pemanfaatan media pembelajaran yang lebih

maksimal agar prestasi belajar lebih maksimal pula.

C. Saran

1. Bagi Guru

Guru hendaknya menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar

mengajar agar siswa lebih antusias mengikuti pelajaran, sehingga materi yang

diajarkan mudah ditangkap oleh siswa. Dengan demikian maka kegiatan

belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Namun media yang

digunakan juga harus sesuai dengan materi yang diajarkan.

2. Bagi Siswa

Siswa hendaknya selalu lebih antusias atau semangat dalam proses belajar

mengajar supaya prestasi lebih baik.

3. Bagi Sekolah

Sekolah diharapkan dapat meningkatkan jumlah media pembelajaran yang ada

di sekolah, karena media pembelajaran mempunyai manfaat yang sangat

penting dalam KBM. Sekolah juga diharap mewajibkan guru menggunakan

media pembelajaran dalam proses KBM agar berjalan efektif dan efisien.

4. Bagi Peneliti lain

Peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian sejenis, maka hasil penelitian

ini hendaknya dapat dijadikan acuan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut

tentang hubungan antara antusiasme belajar siswa dan penggunaan media

pembelajaran dengan prestasi belajar Sosiologi.