Hubungan Analisis Kekar Terhadap Sesar Dan Lipatan

8
HUBUNGAN ANALISIS KEKAR TERHADAP SESAR DAN LIPATAN 10.04 | A. Kekar Kekar merupakan retakan – retakan pada batuan yang belum mengalami pergeseran, biasanya terbentuk karena adanya gaya tektonik sepert tension, stress dan lainnya. Kekar terdapat pada semua jenis batuan. Klasifikasi kekar di bagi menjadi 2, yaitu genetis dan geometris. 1. Klasifikasi Genetis a. Kekar Gerus b. Kekar Tarik c. Kekar Kolom

description

analisis kekar

Transcript of Hubungan Analisis Kekar Terhadap Sesar Dan Lipatan

Page 1: Hubungan Analisis Kekar Terhadap Sesar Dan Lipatan

HUBUNGAN ANALISIS KEKAR TERHADAP SESAR DAN LIPATAN

10.04 |

A.      Kekar

Kekar merupakan retakan – retakan pada batuan yang belum mengalami pergeseran,

biasanya terbentuk karena adanya gaya tektonik sepert tension, stress dan lainnya.

Kekar terdapat pada semua jenis batuan. Klasifikasi kekar di bagi menjadi 2, yaitu

genetis dan geometris.

1. Klasifikasi Genetis

a. Kekar Gerus

b. Kekar Tarik

c. Kekar Kolom 

2. Klasifikasi Geometris

a. Berdasarkan kedudukan terhadap lapisan batuan.

         Strike joint : jurus kekar dan jurus perlapisan saling sejajar.

Page 2: Hubungan Analisis Kekar Terhadap Sesar Dan Lipatan

         Dip joint : jurus kekar sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan.

         Diagonal/oblique joint : jurus kekar dan jurus perlapisan batuan saling memotong.

         Bedding joint : bidang kekar dan bidang lapisan saling sejajar.

b. Berdasarkan pola kekar.

           Kekar sistematik .

           Kekar tidak sistematik.

c. Berdasarkan ukuran.

1) Master joint

2) Major joint

3) Kekar minor

4) Kekar mikro

B.     Sesar

Sesar merupakan kekar yang telah mengalami pergeseran melalui bidangnya.

Pergeseran terjadi karena adanya gaya tektonik yang bekerja di dalam bumi. Sesar

terdapat pada semua jenis batuan dengan panjang bervariasi dari beberapa milimeter

sampai ratusan kilometer

.

C.     Lipatan

Lipatan merupakan struktur pada batuan yang tampak seperti bergelombang. Lipatan

dapat dijumpai pada semua jenis batuan, namun yang paling sering dijumpai adalah

pada batuan sedimen berlapis. Bentuk gelombang yang cembung ke atas dinamakan

antiform, sementara yang cembung ke bawah dinamakan synform. 

B. Analisis Kekar

Penganalisisan data kekar sangat penting dilakukan dalam hubungannya dengan

menentukan sumbu lipatan dan gaya gaya yang bekerja pada batuan daerah tersebut.

Hubungan antara kekar, sesar ,lipatan dikemukakan oleh moody dan Hill (1956).

Dalam menganalisis kekar dapat dikerjakan dengan menggunakan tiga metode,yaitu:

Page 3: Hubungan Analisis Kekar Terhadap Sesar Dan Lipatan

a. Histogram

b. Diagram kipas

c. Stereografis

Dalam analisis kekar dengan histogram dan diagram kipas yang dianalisis hanyalah

jurus dan kekar dengan mengabaikan besar dan analisis arah kemiringan , sehingga

analsis ini akan mendekati kebenaran apabila kekar-kekar yang dianalisis mempunyai

dip yang cukup besar atau mendekati 90º .Gaya yang bekerja dianggap lateral, karena

arah kemiringan kekar diabaikan, maka dalam perhitungan kekar yang mempunyai arah

N180 ºE dihitung sama dengan N65 ºW . Jadi semua pengukuran dihitung ke dalam

interval N 0 ºE- N 90 ºE Dan N 0 ºW – N 90 ºW.

Untuk analisis statistik , data yang diperkenankan umumnya 50 data , tetapi 30 data

masih diperkenankan . Dalam analisis ini kekar gerus dan kekar tarik dipisahkan ,

karena gaya yang bekerja untuk kedua jenis kekar tersebut berbeda.

1. Buat tabulasi fata dari hasil pengukuran kekar berdasarkan jurus kekar ke dalam

tabel , kemudian buat interval misalnya 5 derajat . Hitung frekuensi dan prosentase

masing-masing interval. Prosentase dihitung masing-masing interval terhadap

pengukuran.

2. Membuat histogram

a.    Buat sumbu datar untuk jurus kekar dan sumbu tegak lurus sebagai prosentase

b.    Sumbu datar terdiri dari interval N 0 ºE- N 90 ºE Dan N 0 ºw – N 90 ºW. Buat skala

sesuai interval.

c.    Buat balok masing-masing interval sesuai dengan besar prosentase msing-masing

interval.

3. Membuat diagram kipas

Buat setengah lingkaran bagian atas dengan jari-jari menunjukan besar prosentase terbesar dari interval yang ada, misal 24%. 

Page 4: Hubungan Analisis Kekar Terhadap Sesar Dan Lipatan

Busur dibagi menurut interval (jika interval 5 derajat maka dibagi menjadi 18 segmen). Plot jurus kekar sesuai interval. 

Buat busur lingkaran dengan jari-jari sama dengan prosentase masing-masing interval mulai dari batas bawah interval , hingga atas interval . Misal N 0°E – N 5° W prosentase 20%, maka buat busur lingkaran dari sumbu dekat (N 0°E) hingga sama N 5°W dengan jari-jari skala 20%.

c

4. Interpretasi

Arah gaya membentuk kekar membagi dua sudut lancip yang dibentuk oleh kedua

kekar.

a.    Pada diagram kipas arah gaya pembentuk kekar adalah besarnya sudut (jenis kekar)

yang terbaca pada busur lingkungan , yang diperoleh dengan membeagi dua dari dua

maksima (interval dengan prosentase terbesar) yang berjarak kurang dari 90 derajat.

b.    Pada Hsitogram, arah gaya sama dengan sudut yang terbaca pada sumbu datar yang

merupakan titik tengah antara dua maksima yang berjarak kurang dari 90 derajat.

c.    Bila ingin mencari arah sumbu lipatan , tambahkan 90 derajat dari arah gaya , searah

atau berlawanan jarum jam.

HUBUNGAN ANALISIS KEKAR TERHADAP SESAR DAN LIPATAN

Berdasarkan definisi dari struktur geologi kekar, sesar, dan lipatan telah

menunjukkan bahwa adanya keterkaitan satu dengan yang lain. Misalnya sesar, sesar

ialah kekar yang mengalami pergeseran pada bidangnya, dan biasanya sesar terbentuk

pada daerah lipatan (sinklin maupun antiklin).

Hubungan dari ketiga struktur geologi ini dapat dijelaskan melalui three stages of

deformation yang merupakan sifat deformasi suatu benda terhadap gaya berdasarkan

tingkat elastisitas benda tersebut. Ketiga tingkatan tersebut adalah :

1. Elastic

Benda dikatakan elastic jika suatu benda dikenai gaya, maka akan mengalami

deformasi, tetapi jika gaya dilepas (hilang), maka benda tersebut akan kembali lagi

pada bentuk dan ukuran semula. batas dimana suatu benda masih dapat kembali

Page 5: Hubungan Analisis Kekar Terhadap Sesar Dan Lipatan

seperti semula jika gaya dilepas, disebut elastic limit. Maka jika besar gaya yang

bekerja melebihi elastic limit, benda tersebut tidak akan kembali pada bentuk semula,

jika gaya hilang.

2. Plastic

Benda dikatakan plastic jika gaya yang bekerja mencapai elastic limit. Benda

yang terkena gaya hanya sebagian yang dapat kembali pada bentuk semula, jika gaya

dihilangkan.

3. Brittle and Ductile

Benda dikatakan brittle, jika benda sudah pecah sebelum gaya yang bekerja

mencapai titik plastis. Benda dikatakan ductile, jika benda pecah/hancur setelah gaya

melewati titik elastic.

Berdasarkan penjelasan mengenai tingkat deformasi tersebut dapat diketahui

bahwa kekar merupakan awal atau pemicu adanya sesar dan lipatan. Hal ini

dikarenakan kekar menjadi zona lemah suatu batuan yang apabila mendapat gaya

yang lebih besar akan memicu terjadinya struktur geologi sesar dan lipatan. Sedangkan

sesar naik umumnya terbentuk pada daerah lipatan berupa sinklin dan sesar turun

terbentuk pada daerah lipatan yang berupa antiklin. Hal ini dikarenakan ketika gaya

tekan pada daerah lipatan hilang, maka batuan yang terlipat akan kembali berusaha

kebentuk semula, tetapi karena adanya kekar maka terbentuklah sesar karena

pergerakan yang terjadi pada bidang kekar.

Dari penjelasan barusan, dapat disimpulkan bahwa analisis terhadap kekar pada

suatu tubuh batuan, selain bertujuan untuk menentukan arah gaya yang

mempengaruhinya, juga untuk mengetahui ada tidaknya kekar dan lipatan, bahkan dari

analisis kekar kita dapat mengetahui apakah suatu lipatan itu berupa sinklin atau

antiklin. Selain itu kita juga dapat mengetahui suatu sesar merupakan sesar naik, turun

atau geser dari hasil analisi kekar.

Page 6: Hubungan Analisis Kekar Terhadap Sesar Dan Lipatan

Untuk menentukan suatu sesar, kita dapat melakukannya dengan analisis kekar

untuk mendapatkan nilai Ө1, Ө2, Ө3. Jika kedudukan Ө1, Ө2 relatif horizontal,

sedangkan Ө3 relatif vertikal sehingga menghasilkan hanging wall bergerak naik

terhadap foot wall maka sesar tersebut merupakan sesar naik. Jika kedudukan Ө2, Ө3

relatif horisontal, sedangkan Ө1 vertikal sehingga menyebabkan hanging wall bergerak

turun terhadap foot wall maka sesar tersebut merupakan sesar turun. Jika kedudukan

Ө1, Ө3 relatif horisontal, sedangkan Ө2 vertikal, sehingga menyebabkan blok bergeser

ke kanan atau kiri maka sesar tersebut merupakan sesar geser.