Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i
-
Upload
budiiman-pratama-putra -
Category
Documents
-
view
12 -
download
4
Transcript of Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era moderen ini, pendidikan seyogyanya merupakan kawah
pembelajaran bagi anak didik, yang diandaikan mampu menjawab tantangan
perubahan zaman baik dalam segi kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Karena
pendid ikan merupakan masalah yang penting dalam kehidupan. Bukan saja sangat
penting, bahkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak dipisahkan dari
kehidupan, baik kehidupan keluarga, bangsa, dan negara. Untuk itu sekolah
sebagai lembaga formal pembelajaran dituntut agar lebih inovatif dan sensitif
terhadap persoalan-persoalan kekinian.
Penambahan fasilitas belajar saja tidaklah cukup, lebih dari itu semua
adalah bagaimana membuat anak didik kita mencintai belajar sebagai bagian yang
tak terpisahkan dari hidupnya. Maka pembenahan kurikulum dan manajemen
pendidikan merupakan sebuah keniscayaan, begitu juga dengan kegiatan-kegiatan
di luar jam belajar yang dilakukan sekolah untuk menunjang visi pembelajaran
menjadi penting.
Dalam Dictionary Of Education, pendidikan merupakan; a) proses dimana
seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku
lainnya dalam masyarakat dimana dia hidup, b) proses sosial dimana orang
dikontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga kemampuan sosial dan
kemampuan individual yang optimal. 1
1 Udin Syaifuddin Sa’ad dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu
Pendekatan Komprehensif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), 6.
1
Tanggung jawab pendidikan diselenggarakan dengan kewajiban mendidik,
secara umum mendidik ialah membantu anak didik di dalam perkembangan dari
daya-dayanya dan di dalam penetapan nilai-nilai. Bantuan atau bimbingan itu
dilakukan dalam pergaulan antara pendidikan dari anak didik dalam situasi
pendidikan yang terdapat dalam lingkungan rumah tangga, sekolah maupun
masyarakat.2
Pendidikan sebagai faktor mendasar terhadap tercapainya kualitas
pembangunan disegala bidang sudah seharusnya mendapat perhatian yang serius
dari semua lapisan masyarakat, terutama dari para guru sebagai pendidik dalam
lembaga pendidikan formal.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang merupakan suatu
lembaga yang membantu bagi tercapainya cita-cita keluarga dan masyarakat,
khususnya masyarakat Islam dalam bidang pengajaran yang tidak dapat secara
sempurna dilakukan dalam rumah dan masjid. Bagi umat Islam, lembaga
pendidikan yang dapat memenuhi harapan ialah lembaga pendidikan Islam,
artinya bukan sekedar lembaga yang didalamnya diajarkan pelajaran agama Islam
melainkan suatu lembaga secara keseluruhan bernafaskan Islam.
Para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan
dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan ilmu yang belum
mereka ketahui, tetapi maksudnya adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka.
Lebih lanjut lagi, pendidikan akhlak dan jiwa dapat disebut juga pendidikan
moral. Dalam hal ini agama mempunyai peranan penting karena nilai-nilai moral
yang datang dari agama sifatnya tetap, tidak berubah-ubah oleh waktu dan tempat.
2 Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pengetahuan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 34.
Dalam Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 pasal 37 ayat 1, ditegaskan; bahwa
kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat, antara lain pendidikan
agama. Ini berarti setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan disetiap sekolah wajib
memberikan pendidikan agama kepada anak didik sesuai dengan agama yang
dianutnya.
Adapun tujuan pendidikan Islam bukan saja berorientasi pada keakhiratan
dalam bentuk mengamalkan ajaran agama dan berakhlak mulia, melainkan juga
mampu mengembangakan seluruh potensi yang dimilikinya terutama aspek fisik,
psikis, intelektual, kepribadian, dan sosial yang sesuai dengan tuntutan kehidupan,
kemajuan ilmu dan teknologi, perkembangan budaya, perkembangan masyarakat
serta cita -cita Islam itu sendiri, sehinga manusia (peserta didik) tersebut mampu
menunaikan tugas hidupnya sebagai khalifah yang sekaligus sebagai insan yang
mengabdi kepada Allah SWT. Dalam mewujudkan kehidupan yang rahmatan lil
'alamin.3
Spektrum di atas, selaras dengan tujuan pendidikan yang diamanatkan
dalam UUD 1945, pasal 31 ayat 3, yakni "...meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa...,"
demikian juga tujuan pendidikan yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 20
Tahun 2003, yakni: "untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab".
3 H. Usman Abu Bakar dan Su rohimin, Fungsi Ganda Lembaga Pendidikan Islam
(Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2005), 57 -58.
Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran pendidikan Islam tersebut, maka
penggunaan strategi dan pendekatan dalam operasional pengajaran dan pendidikan
mutlak diperlukan sebagai alternatif pemecahan dalam menjawab fenomena yang
terjadi dalam kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa. Adapun salah satu
pendekatan yang besar kemungkinannya akan mendukung pengembangan
wawasan pengetahuan siswa tentang pengetahuan agama Islam diantaranya adalah
melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran
(tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud
untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan
yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi. 4 Ekstrakurikuler
di sekolah merupakan kegiatan yang bernilai tambah yang diberikan sebagai
pendamping pelajaran yang diberikan secara intrakulikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler sangat besar manfaatnya bagi siswa dan guru
dimana hal tersebut sebagai wujud manifestasi sarana penting dalam penunjang
dan menopang tercapainya misi pembangunan yang dilakukan di luar jadwal
akademis sekolah.
Dan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang menunjang dan menopang
pembelajaran pendidikan agama Islam adalah Madrasah Diniyah. Karena
Madrasah Diniyah ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan
pengajaran secara klasikal yang bertujuan untuk memberikan tambahan
pengetahuan agama Islam kepada pelajar-pelajar yang merasa kurang menerima
pelajaran agama Islam.5
4 Moh. Uzer Usman dan Lilis Setyowati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), 22. 5 Departemen Agama RI, Pondok Pesantren Dan Madrasah Diniyah , 23.
Melalui Madrasah Diniyah ini, diharapkan para siswa mempunyai
keyakinan bahwa tujuan mendalami ilmu adalah untuk beribadah dan mampu
menjadi petunjuk dan cahaya bagi para siswa untuk menghindari kesesatan serta
sebagai landasan bagi para siswa untuk berprestasi.6 Dan dengan adanya
Madrasah Diniyah ini juga diharapkan para siswa memperoleh ilmu yang dapat
mengangkat derajatnya yang tinggi di sisi Allah Ta'ala. Allah berfirman di dalam
Al-Qur'an, surat Al-Mujadalah: 11,
Æìsùö�t�ª!$#tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uäöNä3ZÏBtûïÏ%©!$#ur(#qè?ré&
zOù=Ïèø9$#;M»y_u�y�4ª!$#ur$y☺Î/tbqè=y☺÷ès?×��Î7yzÇÊÊÈ
Artinya:
“…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan ”. (Q.S. Al-Mujadalah: 11)
Secara umum kegiatan ekstrakurikuler Madrasah Diniyah itu, memberikan
pelajaran agama Islam yang tidak diajarkan di sekolah formal. Dimana kegiatan
tersebut sangat membantu para siswa dalam mempelajari dan memahami ilmu
pengetahuan agama Islam.
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh MTs. Nurul Huda Leran dalam
pengayaan materi pendidikan agama Islam dan memperluas serta mempertebal
pemahaman siswa tentang agama Islam, salah satunya dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler Madrasah Diniyah. Dimana kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh
siswa. Yang dilaksanakan empat kali dalam seminggu pada waktu sore hari.
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah agar para siswa mendapatkan tambahan ilmu
pengetahuan agama Islam yang berorientasi pada usaha meningkatkan moral atau
akhlak para siswa dan juga menambah nilai pelajaran agama.
6 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: CV. Misaka, 2003), 17.
Berkaitan dengan hal di atas, maka penulis ingin mengetahui bagaimana
pengembangan dan pelaksanaan ekstrakurikuler Madrasah Diniyah. Sehingga
kegiatan tersebut masih berjalan lancar. Untuk itu penulis menyusun skripsi yang
berjudul; “Pengembangan Ekstrakurikuler Madrasah Diniyah di MTs. Nurul
Huda Leran Manyar Gresik ”.
B. Rumusan Masalah
Berpijak pada latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan ekstrakurikuler Madrasah Diniyah di MTs. Nurul
Huda Leran Manyar Gresik?
2. Faktor-faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat ekstrakurikuler
Madrasah Diniyah di MTs. Nurul Huda Leran Manyar Gresik?
3. Bagaimana pengembangan ekstrakurikuler Madrasah Diniyah di MTs. Nurul
Huda Leran Manyar Gresik?
C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan
ekstrakurikuler Madrasah Diniyah di MTs. Nurul Huda Leran Manyar
Gresik.
b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor- faktor apa saja yang
menjadi pendukung dan penghambat ekstrakurikuler Madrasah Diniyah di
MTs. Nurul Huda Leran Manyar Gresik.
c. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana pengembangan
ekstrakurikuler Madrasah Diniyah di MTs. Nurul Huda Leran Manyar
Gresik.
2. Signifikansi Penelitian
Perumusan masalah di atas, maka signifkansinya sebagai berikut:
a. Bagi penulis
Dengan penelitian ini akan menambah pengetahuan dan
pengalaman khususnya yang berkenaan dengan masalah penelitian serta
untuk memenuhi beban studi kredit.
b. Dengan lembaga obyek penelitian
Dapat dijadikan tolak ukur bagi lembaga pendidikan yang
bersangkutan dalam mengembangkan sistem pendidikannya khususnya
dalam pengajaran agama Islam.
c. Bagi pembaca
Memberikan wacana khalayak ramai tentang pentingnya
ekstrakurikuler Madrasah Diniyah sebagai kegiatan pendidikan agama
Islam yang berkonsentrasi pada pengajaran agama Islam dalam
mengembangkan aspek afektif dan berusaha menanamkan Islam sebagai
landasan hidup ke dalam diri siswa dan juga dapat digunakan sebagai
bahan kajian penelitian dimasa yang akan datang.
D. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang judul skripsi ini
yakni:
“Pengembangan Ekstrakurikuler Madrasah Diniyah di MTs. Nurul Huda
Leran Manyar Gresik ”
Maka perlu dijelaskan terlebih dahulu beberapa pengertian atau arti dari
istilah yang terdapat pada judul di atas;
1 Pengembangan : Terkait dengan ini pengembangan diidentik
dengan terinovasi, yang mencakup dua
proses yaitu penggalakan kembali nilai- nilai
hidup positif yang telah ada, disamping
mencakup pula pergantian nilai-nilai lama
dengan nilai- nilai baru yang dianggap telah
lebih baik .7
2 Ekstrakurikuler : Kegiatan yang diselenggarakan di luar jam
pelajaran tatap muka, dilaksanakan di
sekolah atau di luar sekolah agar lebih
memperkaya dan memperluas wawasan,
pengetahuan, dan kemampuan yang telah
dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam
kurikulum. 8
3 Madrasah Diniyah : Lembaga pendidikan dan penga jaran agama
Islam, yang berfungsi terutama untuk
memenuhi hasrat orang tua agar anak-
anaknya lebih banyak mendapatkan
pendidikan agama Islam. 9
7 Ismail, Pengembangan Pesantren Tradisional Dalam Dinamika Pesantren Dan Madrasah
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 49. 8 B. Suryosubroto, ProsesBelajar Mengajar Di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 271. 9 Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu,……………, 104.
4 MTs. Nurul Huda : Sebuah lembaga pendidikan Madrasah
Tsanawiyah yang berada dalam naungan
Departemen Keagamaan yang berada di
Desa Leran Kecamatan Mayar Kabupaten
Gresik.
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Skripsi ini ditulis dengan mempergunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif.
Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan terhadap manusia dan pada dalam kawasannya
sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
dalam peristilahannya. 10
Sedangkan penelitian dengan metode deskriptif adalah penelitian pada
status kelompok manusia, suatu obyek, suatu situasi kondisi, suatu sistem
pemikiran atau suatu set kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan
untuk membuat deskripsi, gambar-gambar atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena
yang diselidiki.
Dalam hal ini penelitian kualitatif deskriptif bertujuan untuk
menggambarkan, melukiskan, secara lebih terperinci dengan maksud dapat
menerangkan, menjelaskan dan menjawab permasalahan peneliti. Dengan
10 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2006), 4.
mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok, atau
suatu kejadian, peneliti bertujuan memberikan pandangan yang lengkap dan
mendalam mengenai subyek yang diteliti.11
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data-data
diperoleh. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.
Adapun sumber data dalam penelitian ini sebagai berikut;
a. Data primer
Data primer merupakan suber-sumber dasar yang merupakan bukti
atau saksi utama.12
Adapun sumber data primer dalam penelitian ini didapatkan
melalui kata dan tindakan yang diperoleh peneliti dengan cara melakukan
pengamatan dan wawancara terhadap pihak-pihak terkait yang meliputi
kepala sekolah, kepala koordinator Madrasah Diniyah, guru pengajar
Madrasah Diniyah, bagian administrasi dan lain- lain.
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang digunakan oleh peneliti untuk
mendukung pembahasan-pembahasan yang ada dalam penelitian ini.
Dalam hal ini, data sekunder meliputi buku-buku kepustakaan, arsip serta
dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Metode observasi atau pengamatan
11 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2001), 201. 12 Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), 58.
Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka
mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan
jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu
rangsangan tertentu yang diinginkan atau suatu studi yang disengaja dan
sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala -gejala psikis
dengan jalan mengamati dan mencatat. 13
b. Interview atau wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-
cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan
keterangan pada sipeneliti.14
Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan kepala
sekolah, kepala koordinator Madrasah Diniyah, guru pengajar Madrasah
Diniyah, beberapa siswa, dan lain- lain.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah barang-barang tertulis, di dalam melaksanakan
metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti
buku-buku, makalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
harian dan sebagainya.15
Dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dari
lembaga sekolah tersebut yang berkaitan dengan penelitian ini.
13 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 63. 14 Mardalis, ,… … … … …, 64. 15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka
cipta, 2002), 135.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data, menurut Patton adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan
terhadap analisis, menjelaskan pula uraian, dan mencari hubungan diantara
dimensi-dimensi uraian.16
Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif.
Penelitian kualitatif tidak dimulai dengan deduksi teori, tetapi dimulai dari
jalan empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis,
menafsirkan, dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan.
Analisis data di dalam penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses
pengumpulan data.17 Analisis induktif ini digunakan karena beberapa alasan.
Pertama, proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak
sebagai yang terdapat dalam data. Kedua, analisis induktif lebih dapat
membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan
akuntabel. Ketiga, analisis demikian dapat menguraikan latar secara penuh dan
dapat memuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan pada
suatu latar lainnya. Keempat, analisis induktif lebih dapat menemukan
pengaruh bersama yang mempertanyakan hubungan-hubungan. Kelima,
analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai
bagian dari struktur analitik. 18
Dalam melaksanakan penelitian tersebut, ada langkah- langkah yang
harus ditempuh, yaitu:
a. Reduksi
16 Lexy J. Moleong, Metodologi,... ... ... ... ..., 280. 17 Margono, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 38. 18 Lexy J. Moleong, Metodologi,……………, 10.
Reduksi data diawali dengan menerangkan, memilih hal- hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting terhadap isi dari suatu
data yang berasal dari lapangan, sehingga data yang telah direduksi dapat
memberikan gambaran yang telah lebih tajam tentang hasil pengamatan
dengan begitu, dalam reduksi ini ada proses living in dan living out,
maksudnya data yang terpilih adalah living in dan data yang terbuang
(tidak dipakai) adalah living out.
Dalam penelitian ini reduksi data dilaksanakan dengan cara sebagai
berikut:
1) Membuat ringkasan kontak
Selama proses pengumpulan data, semua data yang berhasil
dikumpulkan dibaca dan difahami. Selanjutnya data-data itu
dituangkan dalam bentuk ringkasan. Ringkasan kontak berisi uraian
singkat hasil penelaahan dan penajaman melalui ringkasan-ringkasan
singkat terhadap data yang telah berhasil dikumpulkan di lapangan.
2) Pengkodean kategori
Data-data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya dibaca
dan ditelaah kembali. Penelaahan dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan semua topik yang disajikan berdasarkan fokus
penelitian. Topik yang telah ditelaah kemudian dikodekan sesuai
dengan satuan topik.
3) Membuat catatan refleksi
Setelah pengkodean dilakukan, semua catatan yang diperoleh
kemudian dibaca kembali, digolongkan, dan diedit untuk menentukan
satuan-satuan data.
4) Pemilahan data
Pemilahan data merupakan pemberian kode yang sesuai
terhadap satuan-satuan data yang diperoleh dari lapangan. Pemilahan
data dilakukan untuk mengindari bias yang timbul sebagai akibat
kompleksitas data yang keluar dari fokus penelitian.
b. Display data
Display data merupakan proses menampilkan data secara sederhana
dalam bentuk kata-kata, kalimat, naratif, tabel, matrik dan grafik dengan
maksud agar data yang telah dikumpulkan dikuasai oleh peneliti sebagai
dasar untuk mengambil kesimpulan yang tepat.
c. Verifikasi dan simpulan
Sejak pengumpulan data peneliti harus membuat simpulan-
simpulan sementara. Dalam tahap akhir, simpulan-simpulan tersebut harus
dicek kembali (diverifikasi) pada catatan yang telah dibuat oleh peneliti
dan selanjutnya kearah simpulan yang mantap. Mengambil simpulan
merupakan proses penarikan intisari dari data -data yang terkumpul dalam
bentuk pernyataan kalimat yang tepat dan memiliki data yang jelas.
Simpulan adalah intisari dari temuan penelitian yang
menggambarkan pendapat-pendapat terakhir yang berdasarkan pada
uraian-uraian sebelumnya atau keputusan yang diperoleh berdasarkan
metode berfikir induktif. simpulan akhir yang dibuat harus relevan dengan
fokus penelitian, tujuan penelitian, dan temuan penelitian yang sudah
dilakukan pembahasan. 19
5. Pemeriksaan Keabsahan Data
19 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif (Surabaya:
Unesa University Press, 2007), 31-34.
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari
konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reabilitas).
Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, ada kriteria atau
standar yang harus dipenuhi guna menjamin keabsahan data hasil penelitian
kualitatif.
Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data tersebut
diperlukan teknik pemeriksaan data. Pelaksanaan teknik pemeriksaan
did asarkan atas sejumlah kriteria terte ntu. Ada empat kriteria atau standar
yang digunakan, yaitu:
a. Kredibilitas
Dengan kriteria ini data dan informasi yang dikumpulkan harus
mengandung nilai kebenaran, yang berarti bahwa hasil penelitian kualitatif
harus dapat dipercaya oleh para pembaca yang kritis dan dapat diterima
oleh orang-orang informan yang memberikan informasi yang dikumpulkan
selama informasi berlangsung. Dan teknik pemeriksaan dalam kredibilitas
ini, antara lain:
1) Perpanjangan keikutserta an
Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri.
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.
Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat
tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.
Perpanjangan keikutsertaan dalam penelitian ini bermaksud
memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda, yaitu faktor-
faktor konstektual dan pengaruh bersama pada peneliti dan subjek yang
akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti.
2) Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten
interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis
yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai
pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak
dapat.
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau
isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal- hal
tersebut secara rinci.
3) Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lainnya.
Melakukan triangulasi, baik triangulasi metode (menggunakan
lintas metode pengumpulan data), triangulasi sumber data (memilih
berbagai sumber data yang sesuai), dan triangulasi pengumpulan data
(beerapa peneliti yang mengumpulkan datas ecara terpisah). Dengan
teknik triangulasi ini , peneliti dapat me-recheck temuaya dengan jalan
membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori dan
juga memungkinkan diperoleh variasi informasi seluas- luasnya atau
selengkap- lengkapnya.
4) Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara
atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-
rekan sejawat.
Teknik ini mengadung beberapa maksud sebagai salah satu teknik
pemeriksaan keabsahan data, yaitu: pertama, untuk membuat agar
peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. Kedua,
untuk memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk menjajaki
dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran peneliti.
Dengan pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang
dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang
memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang diteliti,
sehingga bersama mereka paneliti dapat me-review persepsi,
pandangan dan analisis yang sedang dilakuka n.
5) Analisis Kasus Negatif
Teknik analisis kasus negatif dilakukan dengan jalan
mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan
kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan
sebagai bahan pembanding.
6) Pengecekan Anggota
Pengecekan dengan anggota yang telibat dalam proses
pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat
kepercayaan. Yang dicek dengan anggota yang terlibat meliputi data,
kategori analitis, penafsiran, dan kesimpulan. 20
20 Lexy J. Moleong, Metodologi,... ... ... ... ..., 327-335.
b. Transferabilitas
Artinya bahwa penelitian yang dilakukan dalam konteks tertentu
dapat diaplikasikan atau ditransfer pada konteks lain. Dalam penelitian ini
menggunakan uraian rinci. Dengan uraian rinci ini, terungkap segala
sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar dapat memahami temuan yang
telah diperoleh peneliti.
Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya
sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang
menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Jelas laporan
itu harus mengacu pada fokus penelitian. Uraiannya harus mengungkapkan
secara khusus sekali segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar ia
dapat memahami temuan- temuan yang diperoleh. Jadi untuk memenuhi
kriteria ini cara yang paling tepat dilakukan oleh peneliti adalah
mendeskripsikan secara rinci dan komprehensif tentang latar/konteks yang
menjadi fokus penelitian.
c. Dependabilitas
Dependabilitas adalah kriteria untuk penelitian kualitatif apakah
proses penelitian bermutu atau tidak. Cara untuk menetapkan bahwa
penelitian dapat dipertanggungjawabkan proses penelitian yang benar ialah
dengan audit dependabilitas guna mengkaji kegiatan yang dilakukan
peneliti. Jadi, standar ini untuk mengecek apakah hasil penelitian kualitatif
bermutu atau tidak, antara lain dilihat apakah pene litian sudah hati-hati
atau belum bahkan apakah membuat kesalahan dalam: (a)
mengkonseptualisasikan apa yang diteliti, (b) mengumpulkan data, (c)
menginterpretasikan data yang telah dikulmpulkan dalam suatu laporan
penelitian.
Suatu teknik utama untuk menilai standar dependabilitas ini adalah
dengan melakukan audit dependabilitas oleh seorang atau beberapa orang
auditor independen dengan jalan melakukan review semua jejak kegiatan
proses penelitian.
d. Konfirmabilitas
Konfirmabilitas adalah kriteria untuk menilai kualitas hasil
penelitian dengan penulususran atau pelacakan catatan/rekaman data
lapangan dan koherensinya dalam interpretasi dan simpulan hasil
penelitian yang dilakukan auditor. Untuk memenuhi penelusuran atau
pelacakan, tersebut perlu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan,
seperti hasil rekaman, hasil analisis data, dan catatan tentang proses
penelitian. Untuk penilaian kualitas hasil penelitian ini dilakukan oleh
auditor independen.
Untuk melakukan audit konfirmabilitas ini dapat dilakukan secara
simultan dengan pelaksanaan audit dependabilitas. Sehingga jika hasil
audit tersebut menunjukkan adanya konfirmabilitas, maka hasil penelitian
kualitatifnya bisa diterima dan diakui.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika dala m pembahasan skripsi ini adalah sangat diperlukan, hal ini
untuk memudahkan pembaca dalam memahami apa yang dibahas dalam skripsi
ini. Maka penulis membuat suatu sistem pembahasan sebagai berikut;
BAB I : Pendahuluan, yang berisikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan signifikansi penelitian, definisi
operasional, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II : Landasan teori yang menguraikan tentang empat pokok bahasan;
pertama tinjauan tentang ekstrakurikuler Madrasah Diniyah,
kedua; tinjauan tentang komponen-komponen pengajaran
ekstrakurikuler Madrasah Diniyah, ketiga; tinjauan tentang
faktor- faktor pendukung dan penghambat ekstrakurikuler
Madrasah Diniyah, dan empat; tinjauan tentang pengembangan
ekstrakurikuler Madrasah Diniyah.
BAB III : Laporan hasil penelitian yang berisikan tentang latar belakang
obyek penelitian dan penyajian serta analisis data. Data yang
dijelaskan dalam bab ini merupakan data yang diperoleh dari
hasil studi lapangan.
BAB IV : Penutup, berisi kesimpulan dan saran.