Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era moderen ini, pendidikan seyogyanya merupakan kawah pembelajaran bagi anak didik, yang diandaikan mampu menjawab tantangan perubahan zaman baik dalam segi kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Karena pendid ikan merupakan masalah yang penting dalam kehidupan. Bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak dipisahkan dari kehidupan, baik kehidupan keluarga, bangsa, dan negara. Untuk itu sekolah sebagai lembaga formal pembelajaran dituntut agar lebih inovatif dan sensitif terhadap persoalan-persoalan kekinian. Penambahan fasilitas belajar saja tidaklah cukup, lebih dari itu semua adalah bagaimana membuat anak didik kita mencintai belajar sebagai bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya. Maka pembenahan kurikulum dan manajemen pendidikan merupakan sebuah keniscayaan, begitu juga dengan kegiatan-kegiatan di luar jam belajar yang dilakukan sekolah untuk menunjang visi pembelajaran menjadi penting. Dalam Dictionary Of Education , pendidikan merupakan; a) proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat dimana dia hidup, b) proses sosial dimana orang dikontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga kemampuan sosial dan kemampuan individual yang optimal. 1 1 Udin Syaifuddin Sa’ad dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), 6. 1

Transcript of Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

Page 1: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era moderen ini, pendidikan seyogyanya merupakan kawah

pembelajaran bagi anak didik, yang diandaikan mampu menjawab tantangan

perubahan zaman baik dalam segi kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Karena

pendid ikan merupakan masalah yang penting dalam kehidupan. Bukan saja sangat

penting, bahkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak dipisahkan dari

kehidupan, baik kehidupan keluarga, bangsa, dan negara. Untuk itu sekolah

sebagai lembaga formal pembelajaran dituntut agar lebih inovatif dan sensitif

terhadap persoalan-persoalan kekinian.

Penambahan fasilitas belajar saja tidaklah cukup, lebih dari itu semua

adalah bagaimana membuat anak didik kita mencintai belajar sebagai bagian yang

tak terpisahkan dari hidupnya. Maka pembenahan kurikulum dan manajemen

pendidikan merupakan sebuah keniscayaan, begitu juga dengan kegiatan-kegiatan

di luar jam belajar yang dilakukan sekolah untuk menunjang visi pembelajaran

menjadi penting.

Dalam Dictionary Of Education, pendidikan merupakan; a) proses dimana

seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku

lainnya dalam masyarakat dimana dia hidup, b) proses sosial dimana orang

dikontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga kemampuan sosial dan

kemampuan individual yang optimal. 1

1 Udin Syaifuddin Sa’ad dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu

Pendekatan Komprehensif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), 6.

1

Page 2: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

Tanggung jawab pendidikan diselenggarakan dengan kewajiban mendidik,

secara umum mendidik ialah membantu anak didik di dalam perkembangan dari

daya-dayanya dan di dalam penetapan nilai-nilai. Bantuan atau bimbingan itu

dilakukan dalam pergaulan antara pendidikan dari anak didik dalam situasi

pendidikan yang terdapat dalam lingkungan rumah tangga, sekolah maupun

masyarakat.2

Pendidikan sebagai faktor mendasar terhadap tercapainya kualitas

pembangunan disegala bidang sudah seharusnya mendapat perhatian yang serius

dari semua lapisan masyarakat, terutama dari para guru sebagai pendidik dalam

lembaga pendidikan formal.

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang merupakan suatu

lembaga yang membantu bagi tercapainya cita-cita keluarga dan masyarakat,

khususnya masyarakat Islam dalam bidang pengajaran yang tidak dapat secara

sempurna dilakukan dalam rumah dan masjid. Bagi umat Islam, lembaga

pendidikan yang dapat memenuhi harapan ialah lembaga pendidikan Islam,

artinya bukan sekedar lembaga yang didalamnya diajarkan pelajaran agama Islam

melainkan suatu lembaga secara keseluruhan bernafaskan Islam.

Para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan

dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan ilmu yang belum

mereka ketahui, tetapi maksudnya adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka.

Lebih lanjut lagi, pendidikan akhlak dan jiwa dapat disebut juga pendidikan

moral. Dalam hal ini agama mempunyai peranan penting karena nilai-nilai moral

yang datang dari agama sifatnya tetap, tidak berubah-ubah oleh waktu dan tempat.

2 Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pengetahuan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 34.

Page 3: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

Dalam Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional

(UUSISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 pasal 37 ayat 1, ditegaskan; bahwa

kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat, antara lain pendidikan

agama. Ini berarti setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan disetiap sekolah wajib

memberikan pendidikan agama kepada anak didik sesuai dengan agama yang

dianutnya.

Adapun tujuan pendidikan Islam bukan saja berorientasi pada keakhiratan

dalam bentuk mengamalkan ajaran agama dan berakhlak mulia, melainkan juga

mampu mengembangakan seluruh potensi yang dimilikinya terutama aspek fisik,

psikis, intelektual, kepribadian, dan sosial yang sesuai dengan tuntutan kehidupan,

kemajuan ilmu dan teknologi, perkembangan budaya, perkembangan masyarakat

serta cita -cita Islam itu sendiri, sehinga manusia (peserta didik) tersebut mampu

menunaikan tugas hidupnya sebagai khalifah yang sekaligus sebagai insan yang

mengabdi kepada Allah SWT. Dalam mewujudkan kehidupan yang rahmatan lil

'alamin.3

Spektrum di atas, selaras dengan tujuan pendidikan yang diamanatkan

dalam UUD 1945, pasal 31 ayat 3, yakni "...meningkatkan keimanan dan

ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa...,"

demikian juga tujuan pendidikan yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 20

Tahun 2003, yakni: "untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab".

3 H. Usman Abu Bakar dan Su rohimin, Fungsi Ganda Lembaga Pendidikan Islam

(Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2005), 57 -58.

Page 4: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran pendidikan Islam tersebut, maka

penggunaan strategi dan pendekatan dalam operasional pengajaran dan pendidikan

mutlak diperlukan sebagai alternatif pemecahan dalam menjawab fenomena yang

terjadi dalam kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa. Adapun salah satu

pendekatan yang besar kemungkinannya akan mendukung pengembangan

wawasan pengetahuan siswa tentang pengetahuan agama Islam diantaranya adalah

melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran

(tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud

untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan

yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi. 4 Ekstrakurikuler

di sekolah merupakan kegiatan yang bernilai tambah yang diberikan sebagai

pendamping pelajaran yang diberikan secara intrakulikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler sangat besar manfaatnya bagi siswa dan guru

dimana hal tersebut sebagai wujud manifestasi sarana penting dalam penunjang

dan menopang tercapainya misi pembangunan yang dilakukan di luar jadwal

akademis sekolah.

Dan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang menunjang dan menopang

pembelajaran pendidikan agama Islam adalah Madrasah Diniyah. Karena

Madrasah Diniyah ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan

pengajaran secara klasikal yang bertujuan untuk memberikan tambahan

pengetahuan agama Islam kepada pelajar-pelajar yang merasa kurang menerima

pelajaran agama Islam.5

4 Moh. Uzer Usman dan Lilis Setyowati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), 22. 5 Departemen Agama RI, Pondok Pesantren Dan Madrasah Diniyah , 23.

Page 5: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

Melalui Madrasah Diniyah ini, diharapkan para siswa mempunyai

keyakinan bahwa tujuan mendalami ilmu adalah untuk beribadah dan mampu

menjadi petunjuk dan cahaya bagi para siswa untuk menghindari kesesatan serta

sebagai landasan bagi para siswa untuk berprestasi.6 Dan dengan adanya

Madrasah Diniyah ini juga diharapkan para siswa memperoleh ilmu yang dapat

mengangkat derajatnya yang tinggi di sisi Allah Ta'ala. Allah berfirman di dalam

Al-Qur'an, surat Al-Mujadalah: 11,

Æìsùö�t�ª!$#tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uäöNä3ZÏBtûïÏ%©!$#ur(#qè?ré&

zOù=Ïèø9$#;M»y_u�y�4ª!$#ur$y☺Î/tbqè=y☺÷ès?×��Î7yzÇÊÊÈ

Artinya:

“…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan ”. (Q.S. Al-Mujadalah: 11)

Secara umum kegiatan ekstrakurikuler Madrasah Diniyah itu, memberikan

pelajaran agama Islam yang tidak diajarkan di sekolah formal. Dimana kegiatan

tersebut sangat membantu para siswa dalam mempelajari dan memahami ilmu

pengetahuan agama Islam.

Sebagaimana yang telah dilakukan oleh MTs. Nurul Huda Leran dalam

pengayaan materi pendidikan agama Islam dan memperluas serta mempertebal

pemahaman siswa tentang agama Islam, salah satunya dalam bentuk kegiatan

ekstrakurikuler Madrasah Diniyah. Dimana kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh

siswa. Yang dilaksanakan empat kali dalam seminggu pada waktu sore hari.

Tujuan dari kegiatan tersebut adalah agar para siswa mendapatkan tambahan ilmu

pengetahuan agama Islam yang berorientasi pada usaha meningkatkan moral atau

akhlak para siswa dan juga menambah nilai pelajaran agama.

6 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: CV. Misaka, 2003), 17.

Page 6: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

Berkaitan dengan hal di atas, maka penulis ingin mengetahui bagaimana

pengembangan dan pelaksanaan ekstrakurikuler Madrasah Diniyah. Sehingga

kegiatan tersebut masih berjalan lancar. Untuk itu penulis menyusun skripsi yang

berjudul; “Pengembangan Ekstrakurikuler Madrasah Diniyah di MTs. Nurul

Huda Leran Manyar Gresik ”.

B. Rumusan Masalah

Berpijak pada latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan ekstrakurikuler Madrasah Diniyah di MTs. Nurul

Huda Leran Manyar Gresik?

2. Faktor-faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat ekstrakurikuler

Madrasah Diniyah di MTs. Nurul Huda Leran Manyar Gresik?

3. Bagaimana pengembangan ekstrakurikuler Madrasah Diniyah di MTs. Nurul

Huda Leran Manyar Gresik?

C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan

ekstrakurikuler Madrasah Diniyah di MTs. Nurul Huda Leran Manyar

Gresik.

b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor- faktor apa saja yang

menjadi pendukung dan penghambat ekstrakurikuler Madrasah Diniyah di

MTs. Nurul Huda Leran Manyar Gresik.

Page 7: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

c. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana pengembangan

ekstrakurikuler Madrasah Diniyah di MTs. Nurul Huda Leran Manyar

Gresik.

2. Signifikansi Penelitian

Perumusan masalah di atas, maka signifkansinya sebagai berikut:

a. Bagi penulis

Dengan penelitian ini akan menambah pengetahuan dan

pengalaman khususnya yang berkenaan dengan masalah penelitian serta

untuk memenuhi beban studi kredit.

b. Dengan lembaga obyek penelitian

Dapat dijadikan tolak ukur bagi lembaga pendidikan yang

bersangkutan dalam mengembangkan sistem pendidikannya khususnya

dalam pengajaran agama Islam.

c. Bagi pembaca

Memberikan wacana khalayak ramai tentang pentingnya

ekstrakurikuler Madrasah Diniyah sebagai kegiatan pendidikan agama

Islam yang berkonsentrasi pada pengajaran agama Islam dalam

mengembangkan aspek afektif dan berusaha menanamkan Islam sebagai

landasan hidup ke dalam diri siswa dan juga dapat digunakan sebagai

bahan kajian penelitian dimasa yang akan datang.

D. Definisi Operasional

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang judul skripsi ini

yakni:

Page 8: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

“Pengembangan Ekstrakurikuler Madrasah Diniyah di MTs. Nurul Huda

Leran Manyar Gresik ”

Maka perlu dijelaskan terlebih dahulu beberapa pengertian atau arti dari

istilah yang terdapat pada judul di atas;

1 Pengembangan : Terkait dengan ini pengembangan diidentik

dengan terinovasi, yang mencakup dua

proses yaitu penggalakan kembali nilai- nilai

hidup positif yang telah ada, disamping

mencakup pula pergantian nilai-nilai lama

dengan nilai- nilai baru yang dianggap telah

lebih baik .7

2 Ekstrakurikuler : Kegiatan yang diselenggarakan di luar jam

pelajaran tatap muka, dilaksanakan di

sekolah atau di luar sekolah agar lebih

memperkaya dan memperluas wawasan,

pengetahuan, dan kemampuan yang telah

dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam

kurikulum. 8

3 Madrasah Diniyah : Lembaga pendidikan dan penga jaran agama

Islam, yang berfungsi terutama untuk

memenuhi hasrat orang tua agar anak-

anaknya lebih banyak mendapatkan

pendidikan agama Islam. 9

7 Ismail, Pengembangan Pesantren Tradisional Dalam Dinamika Pesantren Dan Madrasah

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 49. 8 B. Suryosubroto, ProsesBelajar Mengajar Di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 271. 9 Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu,……………, 104.

Page 9: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

4 MTs. Nurul Huda : Sebuah lembaga pendidikan Madrasah

Tsanawiyah yang berada dalam naungan

Departemen Keagamaan yang berada di

Desa Leran Kecamatan Mayar Kabupaten

Gresik.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Skripsi ini ditulis dengan mempergunakan metode penelitian kualitatif

deskriptif.

Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah

tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

bergantung pada pengamatan terhadap manusia dan pada dalam kawasannya

sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan

dalam peristilahannya. 10

Sedangkan penelitian dengan metode deskriptif adalah penelitian pada

status kelompok manusia, suatu obyek, suatu situasi kondisi, suatu sistem

pemikiran atau suatu set kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan

untuk membuat deskripsi, gambar-gambar atau lukisan secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena

yang diselidiki.

Dalam hal ini penelitian kualitatif deskriptif bertujuan untuk

menggambarkan, melukiskan, secara lebih terperinci dengan maksud dapat

menerangkan, menjelaskan dan menjawab permasalahan peneliti. Dengan

10 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2006), 4.

Page 10: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok, atau

suatu kejadian, peneliti bertujuan memberikan pandangan yang lengkap dan

mendalam mengenai subyek yang diteliti.11

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data-data

diperoleh. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.

Adapun sumber data dalam penelitian ini sebagai berikut;

a. Data primer

Data primer merupakan suber-sumber dasar yang merupakan bukti

atau saksi utama.12

Adapun sumber data primer dalam penelitian ini didapatkan

melalui kata dan tindakan yang diperoleh peneliti dengan cara melakukan

pengamatan dan wawancara terhadap pihak-pihak terkait yang meliputi

kepala sekolah, kepala koordinator Madrasah Diniyah, guru pengajar

Madrasah Diniyah, bagian administrasi dan lain- lain.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang digunakan oleh peneliti untuk

mendukung pembahasan-pembahasan yang ada dalam penelitian ini.

Dalam hal ini, data sekunder meliputi buku-buku kepustakaan, arsip serta

dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Metode observasi atau pengamatan

11 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2001), 201. 12 Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), 58.

Page 11: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka

mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan

jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu

rangsangan tertentu yang diinginkan atau suatu studi yang disengaja dan

sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala -gejala psikis

dengan jalan mengamati dan mencatat. 13

b. Interview atau wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan

peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-

cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan

keterangan pada sipeneliti.14

Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan kepala

sekolah, kepala koordinator Madrasah Diniyah, guru pengajar Madrasah

Diniyah, beberapa siswa, dan lain- lain.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah barang-barang tertulis, di dalam melaksanakan

metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti

buku-buku, makalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan

harian dan sebagainya.15

Dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dari

lembaga sekolah tersebut yang berkaitan dengan penelitian ini.

13 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 63. 14 Mardalis, ,… … … … …, 64. 15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka

cipta, 2002), 135.

Page 12: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

4. Teknik Analisis Data

Analisis data, menurut Patton adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.

Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan

terhadap analisis, menjelaskan pula uraian, dan mencari hubungan diantara

dimensi-dimensi uraian.16

Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif.

Penelitian kualitatif tidak dimulai dengan deduksi teori, tetapi dimulai dari

jalan empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis,

menafsirkan, dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan.

Analisis data di dalam penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses

pengumpulan data.17 Analisis induktif ini digunakan karena beberapa alasan.

Pertama, proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak

sebagai yang terdapat dalam data. Kedua, analisis induktif lebih dapat

membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan

akuntabel. Ketiga, analisis demikian dapat menguraikan latar secara penuh dan

dapat memuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan pada

suatu latar lainnya. Keempat, analisis induktif lebih dapat menemukan

pengaruh bersama yang mempertanyakan hubungan-hubungan. Kelima,

analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai

bagian dari struktur analitik. 18

Dalam melaksanakan penelitian tersebut, ada langkah- langkah yang

harus ditempuh, yaitu:

a. Reduksi

16 Lexy J. Moleong, Metodologi,... ... ... ... ..., 280. 17 Margono, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 38. 18 Lexy J. Moleong, Metodologi,……………, 10.

Page 13: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

Reduksi data diawali dengan menerangkan, memilih hal- hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting terhadap isi dari suatu

data yang berasal dari lapangan, sehingga data yang telah direduksi dapat

memberikan gambaran yang telah lebih tajam tentang hasil pengamatan

dengan begitu, dalam reduksi ini ada proses living in dan living out,

maksudnya data yang terpilih adalah living in dan data yang terbuang

(tidak dipakai) adalah living out.

Dalam penelitian ini reduksi data dilaksanakan dengan cara sebagai

berikut:

1) Membuat ringkasan kontak

Selama proses pengumpulan data, semua data yang berhasil

dikumpulkan dibaca dan difahami. Selanjutnya data-data itu

dituangkan dalam bentuk ringkasan. Ringkasan kontak berisi uraian

singkat hasil penelaahan dan penajaman melalui ringkasan-ringkasan

singkat terhadap data yang telah berhasil dikumpulkan di lapangan.

2) Pengkodean kategori

Data-data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya dibaca

dan ditelaah kembali. Penelaahan dimaksudkan untuk

mengidentifikasikan semua topik yang disajikan berdasarkan fokus

penelitian. Topik yang telah ditelaah kemudian dikodekan sesuai

dengan satuan topik.

3) Membuat catatan refleksi

Setelah pengkodean dilakukan, semua catatan yang diperoleh

kemudian dibaca kembali, digolongkan, dan diedit untuk menentukan

satuan-satuan data.

Page 14: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

4) Pemilahan data

Pemilahan data merupakan pemberian kode yang sesuai

terhadap satuan-satuan data yang diperoleh dari lapangan. Pemilahan

data dilakukan untuk mengindari bias yang timbul sebagai akibat

kompleksitas data yang keluar dari fokus penelitian.

b. Display data

Display data merupakan proses menampilkan data secara sederhana

dalam bentuk kata-kata, kalimat, naratif, tabel, matrik dan grafik dengan

maksud agar data yang telah dikumpulkan dikuasai oleh peneliti sebagai

dasar untuk mengambil kesimpulan yang tepat.

c. Verifikasi dan simpulan

Sejak pengumpulan data peneliti harus membuat simpulan-

simpulan sementara. Dalam tahap akhir, simpulan-simpulan tersebut harus

dicek kembali (diverifikasi) pada catatan yang telah dibuat oleh peneliti

dan selanjutnya kearah simpulan yang mantap. Mengambil simpulan

merupakan proses penarikan intisari dari data -data yang terkumpul dalam

bentuk pernyataan kalimat yang tepat dan memiliki data yang jelas.

Simpulan adalah intisari dari temuan penelitian yang

menggambarkan pendapat-pendapat terakhir yang berdasarkan pada

uraian-uraian sebelumnya atau keputusan yang diperoleh berdasarkan

metode berfikir induktif. simpulan akhir yang dibuat harus relevan dengan

fokus penelitian, tujuan penelitian, dan temuan penelitian yang sudah

dilakukan pembahasan. 19

5. Pemeriksaan Keabsahan Data

19 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif (Surabaya:

Unesa University Press, 2007), 31-34.

Page 15: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari

konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reabilitas).

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, ada kriteria atau

standar yang harus dipenuhi guna menjamin keabsahan data hasil penelitian

kualitatif.

Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data tersebut

diperlukan teknik pemeriksaan data. Pelaksanaan teknik pemeriksaan

did asarkan atas sejumlah kriteria terte ntu. Ada empat kriteria atau standar

yang digunakan, yaitu:

a. Kredibilitas

Dengan kriteria ini data dan informasi yang dikumpulkan harus

mengandung nilai kebenaran, yang berarti bahwa hasil penelitian kualitatif

harus dapat dipercaya oleh para pembaca yang kritis dan dapat diterima

oleh orang-orang informan yang memberikan informasi yang dikumpulkan

selama informasi berlangsung. Dan teknik pemeriksaan dalam kredibilitas

ini, antara lain:

1) Perpanjangan keikutserta an

Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri.

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.

Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat

tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.

Perpanjangan keikutsertaan dalam penelitian ini bermaksud

memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda, yaitu faktor-

faktor konstektual dan pengaruh bersama pada peneliti dan subjek yang

akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti.

Page 16: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

2) Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten

interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis

yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai

pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak

dapat.

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau

isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal- hal

tersebut secara rinci.

3) Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui

sumber lainnya.

Melakukan triangulasi, baik triangulasi metode (menggunakan

lintas metode pengumpulan data), triangulasi sumber data (memilih

berbagai sumber data yang sesuai), dan triangulasi pengumpulan data

(beerapa peneliti yang mengumpulkan datas ecara terpisah). Dengan

teknik triangulasi ini , peneliti dapat me-recheck temuaya dengan jalan

membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori dan

juga memungkinkan diperoleh variasi informasi seluas- luasnya atau

selengkap- lengkapnya.

4) Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi

Page 17: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara

atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-

rekan sejawat.

Teknik ini mengadung beberapa maksud sebagai salah satu teknik

pemeriksaan keabsahan data, yaitu: pertama, untuk membuat agar

peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. Kedua,

untuk memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk menjajaki

dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran peneliti.

Dengan pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang

dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang

memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang diteliti,

sehingga bersama mereka paneliti dapat me-review persepsi,

pandangan dan analisis yang sedang dilakuka n.

5) Analisis Kasus Negatif

Teknik analisis kasus negatif dilakukan dengan jalan

mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan

kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan

sebagai bahan pembanding.

6) Pengecekan Anggota

Pengecekan dengan anggota yang telibat dalam proses

pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat

kepercayaan. Yang dicek dengan anggota yang terlibat meliputi data,

kategori analitis, penafsiran, dan kesimpulan. 20

20 Lexy J. Moleong, Metodologi,... ... ... ... ..., 327-335.

Page 18: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

b. Transferabilitas

Artinya bahwa penelitian yang dilakukan dalam konteks tertentu

dapat diaplikasikan atau ditransfer pada konteks lain. Dalam penelitian ini

menggunakan uraian rinci. Dengan uraian rinci ini, terungkap segala

sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar dapat memahami temuan yang

telah diperoleh peneliti.

Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya

sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang

menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Jelas laporan

itu harus mengacu pada fokus penelitian. Uraiannya harus mengungkapkan

secara khusus sekali segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar ia

dapat memahami temuan- temuan yang diperoleh. Jadi untuk memenuhi

kriteria ini cara yang paling tepat dilakukan oleh peneliti adalah

mendeskripsikan secara rinci dan komprehensif tentang latar/konteks yang

menjadi fokus penelitian.

c. Dependabilitas

Dependabilitas adalah kriteria untuk penelitian kualitatif apakah

proses penelitian bermutu atau tidak. Cara untuk menetapkan bahwa

penelitian dapat dipertanggungjawabkan proses penelitian yang benar ialah

dengan audit dependabilitas guna mengkaji kegiatan yang dilakukan

peneliti. Jadi, standar ini untuk mengecek apakah hasil penelitian kualitatif

bermutu atau tidak, antara lain dilihat apakah pene litian sudah hati-hati

atau belum bahkan apakah membuat kesalahan dalam: (a)

mengkonseptualisasikan apa yang diteliti, (b) mengumpulkan data, (c)

Page 19: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

menginterpretasikan data yang telah dikulmpulkan dalam suatu laporan

penelitian.

Suatu teknik utama untuk menilai standar dependabilitas ini adalah

dengan melakukan audit dependabilitas oleh seorang atau beberapa orang

auditor independen dengan jalan melakukan review semua jejak kegiatan

proses penelitian.

d. Konfirmabilitas

Konfirmabilitas adalah kriteria untuk menilai kualitas hasil

penelitian dengan penulususran atau pelacakan catatan/rekaman data

lapangan dan koherensinya dalam interpretasi dan simpulan hasil

penelitian yang dilakukan auditor. Untuk memenuhi penelusuran atau

pelacakan, tersebut perlu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan,

seperti hasil rekaman, hasil analisis data, dan catatan tentang proses

penelitian. Untuk penilaian kualitas hasil penelitian ini dilakukan oleh

auditor independen.

Untuk melakukan audit konfirmabilitas ini dapat dilakukan secara

simultan dengan pelaksanaan audit dependabilitas. Sehingga jika hasil

audit tersebut menunjukkan adanya konfirmabilitas, maka hasil penelitian

kualitatifnya bisa diterima dan diakui.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika dala m pembahasan skripsi ini adalah sangat diperlukan, hal ini

untuk memudahkan pembaca dalam memahami apa yang dibahas dalam skripsi

ini. Maka penulis membuat suatu sistem pembahasan sebagai berikut;

Page 20: Hubptain Gdl Faizatulro 7802 1 Skripsi i

BAB I : Pendahuluan, yang berisikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan signifikansi penelitian, definisi

operasional, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II : Landasan teori yang menguraikan tentang empat pokok bahasan;

pertama tinjauan tentang ekstrakurikuler Madrasah Diniyah,

kedua; tinjauan tentang komponen-komponen pengajaran

ekstrakurikuler Madrasah Diniyah, ketiga; tinjauan tentang

faktor- faktor pendukung dan penghambat ekstrakurikuler

Madrasah Diniyah, dan empat; tinjauan tentang pengembangan

ekstrakurikuler Madrasah Diniyah.

BAB III : Laporan hasil penelitian yang berisikan tentang latar belakang

obyek penelitian dan penyajian serta analisis data. Data yang

dijelaskan dalam bab ini merupakan data yang diperoleh dari

hasil studi lapangan.

BAB IV : Penutup, berisi kesimpulan dan saran.