htutrtrtyyuy

10
24 Data Sekunder Karakteristik Perumahan : luas kawasan, jumlah unit rumah,jumlah rumah yang dihuni atau tingkat hunian. Data LHR Jl. Brigjend Encung sebelum dibangun perumahan Data Primer Jumlah kendaraan yang keluar masuk pada kawasan perumahan Kendaraan yang ada dijalan Brigjend Encung Hambatan Samping dijalan Brigjend Encung Studi Pustaka Pengumpulan Data Survey Pendahuluan Analisis data Pembahasan Selesai Kesimpulan dan saran Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Langka pelaksanaan penelitian Langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini dapat dijelaskan pada bagan atau gambar 3.1. di bawah ini : Gambar 3.1. Langkah pelaksanaan penelitian.

description

pjhogogigjvjctjgcuc

Transcript of htutrtrtyyuy

  • 24

    Data Sekunder Karakteristik Perumahan : luas kawasan,

    jumlah unit rumah,jumlah rumah yang dihuni atau tingkat hunian.

    Data LHR Jl. Brigjend Encung sebelum dibangun perumahan

    Data Primer Jumlah kendaraan yang keluar

    masuk pada kawasan perumahan Kendaraan yang ada dijalan

    Brigjend Encung Hambatan Samping dijalan

    Brigjend Encung

    Studi Pustaka

    Pengumpulan Data

    Survey Pendahuluan

    Analisis data

    Pembahasan

    Selesai

    Kesimpulan dan saran

    Mulai

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Langka pelaksanaan penelitian

    Langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini dapat dijelaskan pada

    bagan atau gambar 3.1. di bawah ini :

    Gambar 3.1. Langkah pelaksanaan penelitian.

  • 25

    3.2. Studi Pustaka

    3.2.1. Literatur

    Kajian penelitian diambil dari buku-buku teori untuk memperoleh landasan teori

    yang akan digunakan dalam penyusunan dan pengerjaan penelitian ini. Literatur yang

    diambil dari buku-buku yaitu mengenai definisi, pembahasan dan metode analisa mengenai

    penelitian.

    3.2.2. Kajian Penelitian Terdahulu

    Kajian penelitian terdahulu dilakukan untuk perbandingan dan referensi dengan

    penelitian ini terutama untuk menetukan variabel dan metode analisis yang akan

    digunakan.

    3.3. Survey Pendahuluan

    3.3.1. Survey Penentuan Lokasi / tempat

    Survey pendahuluan dilakukan untuk menentukan lokasi/tempat perumahan yang

    akan diteliti, serta mengidentifikasi data yang diperlukan dengan melakukan pengamatan

    pada setiap kawasan perumahan yang akan diteliti sekaligus melakukan menentukan posisi

    ( pada pintu masuk utama dengan jumlah pergerakan terbanyak ) pengamat untuk

    mengamati kendaraan yang keluar masuk pada setiap kawasan perumahan.

    3.3.2. Persiapan Survey

    Persiapan survey dilakukan dengan memberikan pengarahan kepada suveyer,

    memeriksa kesiapan surveyer, mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dengan

    tujuan agar dapat bekerja dengan benar sesuai dengan yang telah direncanakan. Peralatan

    yang digunakan antara lain yaitu :

  • 26

    1. Form survey,papan survey, alat tulis dan alat bantu lainya, digunakan untuk

    mencatatat kendaraan yang disurvey.

    2. Jam tangan atau ponsel digunakan untuk waktu pergantian pengamatan.

    3. Counter untuk menghitung volume lalu lintas terklasifikasi secara manual.

    3.3.3. Waktu Survey

    Waktu survey untuk penelitian ini dilakukan selama 2 hari, pada hari senin dan

    selasa. Pemilihan hari ini dikarenakan bangkitan keluar masuk kawasan perumahan dan

    kondisi jalan Brigjend Encung mengalami puncaknya,hal ini disebabkan karena setiap

    orang akan melakukan aktivitas rutin seperti berangkat menuju kerja, sekolah/universitas

    dan tempat perbelanjaan.

    Survey dilakukan di depan pintu atau gerbang perumahan yang banyak dilalui

    kendaraan untuk keluar masuk kawasan perumahan. Dan volume lalu lintas di Jl. Brigjend

    Encung. Waktu survey dilakukan pada jam 06.00 18.00 WIB.

    3.3.4. Pelaksanaan Survey

    Pelaksanaan survey disini meliputi :

    1. Survey lalu lintas dilakukan dengan cara menghitung langsung jumlah kendaraan

    yang melewati titik pengamatan. Survey dilakukan oleh 2 surveyor.

    2. Survey waktu tempuh dilakukan dengan cara menentukan pos satu (awal) dan pos

    dua (akhir),kemudian mengikuti kendaraan yang akan dihitung waktu tempuhnya.

    3. Survey hambatan samping dilakukan dengan melihat kondisi hambatan samping

    yang ada dilokasi penelitian dan disesuaikan dengan MKJI 1997. Survey ini

    dilakukan oleh 2 orang surveyor.

    4. Survey keluar masuk kendaraan diperumahan dilakukan dengan menghitung

    jumlah kendaraan yang masuk dan keluar perumahan. Survey ini dilakukan oleh 2

    surveyor dimasing-masing perumahan.

  • 27

    3.4. Pengumpulan Data

    3.4.1. Data Primer

    Data primer diperoleh langsung dari objek penelitian. Pada penelitian ini data

    primer didapat dengan melakukan survey jumlah kendaraan yang keluar masuk , disetiap

    kawasan perumahan atau permukiman yang diteliti. Serta survey volume dan hambatan

    samping kendaraan pada jalan Brigjed Encung.

    3.4.2. Data Sekunder

    Data sekunder pada penelitian ini diambil dari pihak terkait seperti Ketua RW,

    Ketua RT di setiap kawasan perumahan yang berkaitan dengan karakteristik kawasan

    perumahan,dan data LHR sebelum dibangun perumahan.

    3.5. Analisis Data

    3.5.1. Kerangka Analisis

    Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bangkitan

    Keluar masuk kendaraan di perumahan tersebut dan jumlah kendaraan yang ada di jalan

    Brigjend Encung Purwokerto, Kemudian dilakukan analisis dengan metode yang terdapat

    dalam MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia).

  • 28

    3.5.2. Parameter arus lalu lintas

    3.5.2.1. Volume (Q)

    Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati satu titik pengamatan selama periode

    waktu tertentu. Volume kendaraan dihitung berdasarkan persamaan :

    Q = N / T

    Dengan :

    Q = volume (kend/jam)

    N = jumlah kendaraan (kend)

    T = waktu pengamatan (jam)

    3.5.2.2. Kecepatan

    Kecepatan adalah jarak tempuh kendaraan dibagi waktu tempuh.

    V = s / t

    Dengan : V = kecepatan (km/jam)

    s = jarak tempuh (km)

    t = waktu tempuh (jam)

    3.5.3. Kinerja jalan berdasarkan MKJI 1997

    3.5.3.1. Kapasitas

    Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas :

    C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS

    Dimana :

    C = Kapasitas sesungguhnya (smp/jam)

    C0 = Kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi (ideal) tertentu (smp/jam)

  • 29

    FCW = Penyesuaian lebar jalan

    FCSP = Factor penyesuaian ppemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)

    FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb.

    FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota.

    3.5.3.2. Derajat Kejenuhan

    Derajat kejenuhan dirumuskan sebagai berikut :

    DS = Q/C

    DS = derajat kejenuhan

    Q = volume lalu lintas (smp/jam)

    C = kapasitas jalan (smp/jam)

    3.5.3.3. Kecepatan Arus Bebas (FV)

    Persamaan untuk penentuan kecepatan arus bebas mempunyai bentuk umum berikut :

    FV = (FV0 + FVW) + FFVSF x FFVCS

    Dimana :

    FV = Kecepatan arus bebas untuk kendaraan ringan (km/jam)

    FV0 = Kecepatan arus bebas dasar untuk kendaraan ringan (km/jam)

    FVW = Faktor koreksi kecepatan arus bebas akibat lebar jalan

    FFVSF = Faktor koreksi kecepatan arus bebas akibat kondisi gangguan samping

    FFVCS = Faktor koreksi kecepatan arus bebas akibat ukuran kota (jumlah penduduk)

  • 30

    3.5.3.4. Aktivitas samping jalan (hambatan samping)

    Hambatan samping yang berpengaruh pada kapasitas dan kinerja jalan perkotaan adalah :

    - Pejalan kaki (bobot = 0,5)

    - Angkutan umum (bobot = 1,0)

    - Kendaraan lambat misalnya becak,kereta kuda (bobot = 0,4)

    - Kendaraan masuk dan keluar dari lahan disamping jalan (bobot = 0,7)

    Tabel 3.1. Kelas hambatan samping untuk jalan perkotaan.

    Kelas hambatan

    samping (SFC) kode

    Jumlah berbobot

    kejadian per 200 m

    per jam (dua sisi)

    Kondisi khusus

    Sangat rendah

    Rendah

    Sedang

    Tinggi

    Sangat tinggi

    VL

    L

    M

    H

    VH

    < 100

    100-299

    300-499

    500-899

    >900

    Daerah pemukiman: jalan samping tersedia

    Daerah pemukiman: beberapa angkutan umum

    Daerah industri: beberapa toko sisi jalan

    Daerah komersial: aktivitas jalan tinggi

    Daerah komersial: aktivitas pasar sisi jalan.

    Sumber : MKJI 1997

  • 31

    3.5.4. Metode analisis

    Secara garis besar, metode analisis yang akan dilakukan dijelaskan pada gambar 3.1 dan

    tabel 3.2

    Gambar 3.2 metode analisis

    Dampak Keberadaan Perumahan Purwokencana 1 dan 2 Terhadap Kinerja Jalan Brigjend Encung

    Identifikasi perumahan - Luas kawasan - Jumlah unit rumah - Jumlah unit yang dihuni

    Volume lalu lintas / kapasitas tanpa perumahan

    Volume lalu lintas / kapasitas dengan perumahan

    Evaluasi kinerja jaringan (ruas jalan) - Kondisi eksisting dengan adanya

    perrumahan - Kondisi saat ini tanpa adanya perumahan - Kondisi prediksi 5 tahun mendatang

    Dampak

    Selaesai

  • 32

    Tabel 3.2 metode analisis

    No Parameter Kondisi sekarang Kondisi prediksi Kondisi prediksi dengan perumahan Kondisi prediksi tanpa perumahan 1 Volume lalu lintas

    puncak (VJP) VJP hasil survey VJP hasil survey

    Rumus proyeksi = VJP = VJPo (1 + r)n

    R = didapat dari dishub

    VJP = sebelum ada perumahan

    Rumus proyeksi = VJP = VJPo (1 +

    r)n

    R = sebelum ada perumahan

    2 Hambatan samping (SF) Hasil survey SF dilokasi

    penelitian

    Hasil survey SF dilokasi penelitian Didapat dari hasil yang sudah ada

    3 Evaluasi kinerja Tingkat pelayanan

    Derajat kejenuhan (DS)

    Kecepatan dan waktu tempuh sesungguhnya

    (V)

    Indeks tingkat pelayanan (ITP)

    DS = Q/C

    Q = VJP hasil survey

    C = hasil survey & perhitungan

    MKJI

    V = L/TT

    L = segmen jalan brigjend encung

    TT = hasil survey

    Berdasarkan derajat kejenuhan

    DS = Q/C

    Q = VJP hasil survey

    C = asumsi & perhitungan

    MKJI

    FV = (FV0 + FVW) + FFVSF x FFVCS

    FV, FV0, FVW, FFVSF, FFVCS = MKJI

    Berdasarkan derajat kejenuhan

  • 33

    Analisis tingkat pelayanan disesuaikan dengan MKJI 1997 dengan prosedur perhitungan

    pada gambar 3.2. di bawah ini

    Gambar 3.3. Ringkasan prosedur perhitungan untuk analisa operasional dan perencanaan

    LANGKAH A : DATA MASUK A-1 : Data masuk A-2 : Kondisi geometric A-3 : Kondii lalu lintas A-4 : Hambatan samping

    LANGKAH D : TINGKAT KINERJA D-1 : Derajat kejenuhan D-2 : Kecepatan dan waktu tempuh D-3 : Evaluai tingkat kinerja

    LANGKAH B : KECEPATAN ARUS BEBAS B-1 : Kecepatan arus bebas dasar B-2 : Penyesuaian untuk lebar jalur lalu lintas B-3 : faktor penyessuaian untuk kondisi hambatan samping B-4 : faktor penyessuaian untuk ukuran kota B-5 : kecepatan aru bebas untuk kondisi sesungguhnya

    LANGKAH C : KAPASITAS C-1 : Kapasitas dasar C-2 : faktor penyesuaian untuk lebar jalur lalu lintas C-3 : faktor penyesuaian untuk pemisah arah C-4 : faktor penyesuaian untuk kondisi hambatan C-5 : faktor penyesuaian untuk ukuran kota C-6 : Kapasitas untuk kondisi sesungguhnya

    Perlu penyesuaian asumsi sehubungan dengan perencanaan dsb

    Akhir analisa

    Perubah