Http

download Http

of 16

Transcript of Http

http://askepseindonesia.blogspot.com/2011/06/askep-endometriosis.htmlASKEP ENDOMETRIOSIS

BAB ITINJAUAN TEORI

A. DefinisiEndometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter dan pelvis. ( Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta )

B. EtiologiAda beberapa faktor resiko penyebab terjadinya endometriosis, antara lain:1. Wanita usia produktif ( 15 44 tahun )2. Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek (7 hari)4. Spotting sebelum menstruasi5. Peningkatan jumlah estrogen dalam darah6. Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.7. Memiliki saudara kembar yang menderita endometriosis8. Terpapar Toksin dari lingkunganBiasanya toksin yang berasal dari pestisida, pengolahan kayu dan produk kertas, pembakaran sampah medis dan sampah-sampah perkotaan. (Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica:Jakarta.)

C. Manifestasi KlinisTanda dan gejala endometriosis antara lain :1. Nyeri :a. Dismenore sekunderb. Dismenore primer yang burukc. DispareuniaNyeri ovulasid. Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.e. Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksualf. Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter2. Perdarahan abnormala. Hipermenoreab. Menoragiac. Spotting sebelum menstruasid. Darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi3. Keluhan buang air besar dan buang air kecila. Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang air besarb. Darah pada fecesc. Diare, konstipasi dan kolik(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica : Jakarta)

D. PatofisiologiEndometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan menyebabkan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mikroorganisme tersebut akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan resepon imun menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat seiring dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal.Jaringan endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial. Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum tuba falopii menuju ke ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai endometriosis.Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya.Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat dipengaruhi siklus endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin, maka pada saat estrogen dan progesteron meningkat, jaringan endometrial ini juga mengalami perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar estrogen dan progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial ini akan menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di daerah pelvic.Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium dan menyebabkan nyeri saat menstruasi (dysmenorea). Setelah perdarahan, penggumpalan darah di pelvis akan menyebabkan adhesi/perlekatan di dinding dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga nyeri pada daerah permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi, BAK dan saat melakukan hubungan seks.Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di uterus menyebabkan uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk membawa ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang menyebabkan terjadinya infertil pada endometriosis.(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta Spero f, Leon. 2005) dan (Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. Lippincot Williams & Wilkins : Philadelphia. )

E. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya endometirosis ini antara lain:1. Uji seruma. CA-125Sensitifitas atau spesifisitas berkurangb. Protein plasenta 14Mungkin meningkat pada endometriosis yang mengalami infiltrasi dalam, namun nilai klinis tidak diperlihatkan.c. Antibodi endometrialSensitifitas dan spesifisitas berkurang2. Teknik pencitraana. UltrasoundDapat membantu dalam mengidentifikasi endometrioma dengan sensitifitas 11%b. MRI90% sensitif dan 98% spesifikc. PembedahanMelalui laparoskopi dan eksisi.(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta )

F. DiagnosisDiagnosis biasanya dibuat atas dasar anamnesis dan pemeriksaan fisik, dipastikan dengan pemeriksaan laparoskopi. Kuldoskopi kurang bermanfaat terutama jika kavum douglasi ikut serta dalam endometriosis. Pada endometriosis yang ditemukan pada lokasi seperti forniks vaginae posterior, perineum, parut laparotomi dan sebagainya, biopsi dapat memberi kepastian mengenai diagnosis. Pemeriksaan laboratorium pada endometriosis tidak memberi tanda yang khas, hanya apabila ada darah dalam tinja atau air kencing pada waktu haid dapat menjadi petunjuk tentang adanya endometriosis pada rektosigmoid atau kandung kencing. Sigmoidoskopi dan sistoskopi dapat memperlihatkan tempat perdarahan waktu haid. Pembuatan foto rontgen dengan memasukkan barium dalam kolom dapat memberi gambaran dengan filling defect pada rektosigmoid dengan batas batas yang jelas dan mukosa yang utuh. Laparoskopi merupakan pemeriksaan yang sangat berguna untuk membedakan endometriosis dari kelainan kelainan di pelvis.G. TerapiTerapi yang dilakukan ditujukan untuk membuang sebanyak mungkin jaringan endometriosis, antara lain:1. Pengobatan HormonalPengobatan hormaonal dimaksudkan untuk menghentikan ovulasi, sehingga jaringan endometriosis akan mengalami regresi dan mati. Obat-obatan ini bersifat pseudo-pregnansi atau pseudo-menopause, yang digunakan adalah : Derivat testosteron, seperti danazol, dimetriose Progestrogen seperti provera, primolut GnRHPil kontrasepsi kombinasi Namun pengobatan ini juga mempunyai beberapa efek samping2. PembedahanBisa dilakukan secara laparoscopi atau laparotomi, tergantung luasnya invasi endometriosis.(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta)

H. PencegahanMeigs berpendapat bahwa kehamilan adalah cara pencegahan yang paling baik untuk endometriosis. Gejala gejala endometriosis memang berkurang atau hilang pada waktu dan sesudah kehamilan karena regresi endometrium dalam sarang sarang endometriosis. Oleh sebab itu hendaknya perkawinan diusahakan supaya mendapat anak anak yang diinginkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sikap demikian itu tidak hanya merupakan profilaksis yang baik terhadap endometriosis, melainkan menghindari terjadinya infertilitas sesudah endometriosis. Selain itu jangan melakukan pemeriksaan yang kasar atau melakukan kerokan pada waktu haid, oleh karena hal itu dapat menyebabkan mengalirnya darah haid dari uterus ke tuba dan ke rongga panggul.

BAB IIPROSES ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ENDOMETRITIS

A. Pengkajian1. Riwayat Kesehatan DahuluPernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan.2. Riwayat kesehatan sekarang Dysmenore primer ataupun sekunder Nyeri saat latihan fisi Dispareun Nyeri ovulasi Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi. Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter Hipermenorea Menoragia Feces berdarah Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi. Konstipasi, diare, kolik3. Riwayat kesehatan keluargaMemiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita endometriosis.4. Riwayat obstetri dan menstruasiMengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi.

B. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang mungkin muncul :1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.2. Resiko gangguan harga diri b.d infertilitas3. Resiko tinggi koping individu / keluarga tidak efektif b.d efek fisiologis dan emosional gangguan, kurang pengetahuan mengenai penyebab penyakit.4. Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d gangguan menstruasi(Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta)

C. Intervensi Keperawatan1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama ..x 24 jam nyeri klien akan berkurang.Kriteria evaluasi: klien mengatakan nyeri berkurang, klien tidak memegang punggung, kepala atau daerah lainnya yang sakit, keringat berkurang.Intervensi ;a. Pantau/ catat karakteristik nyeri ( respon verbal, non verbal, dan respon hemodinamik) klien.R/ untuk mendapatkan indicator nyeri.b. Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang ditunjuk oleh klien.R/untuk mendapatkan sumber nyeri.c. Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala 0-10.R/ nyeri merupakan pengalaman subyektif klien dan metode skala merupakan metodeh yang mudah serta terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri.d. Tunjukan sikap penerimaan respon nyeri klien dan akui nyeri yang klien rasakan.R/ ketidakpercayaan orang lain membuat klien tidak toleransi terhadap nyeri sehingga klien merasakan nyeri semakin meningkat.e. Jelaskan penyebab nyeri klien.R/dengan mengetahui penyebab nyeri klien dapat bertoleransi terhadap nyeri.f. Bantu untuk melakukan tindakan relaksasi, distraksi, massage.R/ memodifikasi reaksi fisik dan psikis terhadap nyeri.g. Berikan pujian untuk kesabaran klien.R/meningkatkan motivasi klien dalam mengatasi nyeri.h. Kolaborasi pemberian analgetik ( ibuprofen, naproksen, ponstan) dan Midol.R/ analgetik tersebut bekerja menghambat sintesa prostaglandin dan midol sebagai relaksan uterus.2. Resiko gangguan harga diri berhubungan dengan infertile pada endometriosisa) Berikan motivasi kepada pasienR/; meningkatkan harga diri klien dan merasa di perhatikan.b) Bina hubungan saling percayaR /: hubungan saling percaya memungkinkan klien terbuka pada perawat dan sebagai dasar untuk intervensi selanjutnya.c) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang di milikiR /: mengidentifikasi hal hal positif yang masih di miliki klien.3. Resiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan menstruasiTujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan ..x 24 citra diri klien akan meningkat.Kriteria evaluasi: klien mengatakan tidak malu, merasa berguna, penampilan klien rapi, menerima apa yang sedang terjadi.a. Bina hubungan saling percaya dengan klien.R/klien dengan mudah mengungkapkan masalahnya hanya kepada orang yang dipercayainya.b. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan pandangan tentang dirinya.R/meningkatkan kewaspadaan diri klien dan membantu perawat dalam membuat penyelesaian.c. Diskusikan dengan system pendukung klien tentang perlunya menyampaikan nilai dan arti klien bagi mereka.R/ penyampaian arti dan nilai klien dari system pendukung membuat klien merasa diterima.d. Gali kekuatan dan sumber-sumber yang ada pada klien dan dukung kekuatan tersebut sebagai aspek positif.R/ mengidentifikasi kekuatan klien dapat membantu klien berfokus pada karakteristik positif yang mendukung keseluruhan konsep diri.e. Libatkan klien pada setiap kegiatan di kelompokR/ Memungkinkan menerima stimulus social dan intelektual yang dapat meningkatkan konsep diri klien.f. Informasikan dan diskusikan dengan jujur dan terbuka tentang pilihan penanganan gangguan menstruasi seperti ke klinik kewanitaan, dokter ahli kebidanan.R/ Jujur dan terbuka dapat mengontrol perasaan klien dan informasi yang diberikan dapat membuat klien mencari penanganan terhadap masalah yang dihadapinya.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. Lowdermik. Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Doenges, Marilynn.E.2001.Rencana Keperawatan. Jakarta: EGC.

Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta.

Winkjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : EGC.

http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/12/ulcus-endometriosis .htmlBAB IPENDAHULUAN

http://alvacherry219.blogspot.com/2013/05/laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan_5365.htmlLATAR BELAKANGEndometriosis merupakan salah satu penyakit ginekologik yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli dinegara-negara maju maupun dinegara berkembang, telah banyak penelitian yang dilakukan terhadap endometriosis, namun hingga kini penyebab dan patogenesisnya belum diketahui juga secara pasti. Namun dalam satu hal para ahli sepakat, bahwa pertumbuhan endometriosis sangat dipengaruhi oleh hormon steroid, terutama estrogen. Sebagian ahli sepakat bahwa nyeri pelvik, nyeri haid ataupun infertilitas erat kaitannya dengan endometriosis. Pada infertilitas primer kejadianya sebesar 25%, sedangkan pada infertilitas sekunder kejadianya sebanyak 15%. Pada wanita yang infertilitas yang disertai dengan nyeri pelvik, nyeri haid, dijumpai endometriosis sebanyak 80%.Endometriosis paling sering terjadi pada usia reproduksi. Insidensi yang pasti belum diketahui, namun prevalensinya pada kelompok tertentu cukup tinggi. Misalnya, pada wanita yang dilakukan laparaskopi diagnostik, ditemukan endometriosis sebanyak 0-53%; pada kelompok wanita dengan infertilitas yang belum diketahui penyebabnya ditemukan endometriosis sebanyak 70-80%; sedangkan pada wanita dengan infertilitas sekunder ditemukan endometriosis sebanyak 25%. Diperkirakan prevalensi endometriosis akan terus meningkat dari tahun ketahun. Meskipun endometriosis dikatakan penyakit wanita usia reproduksi, namun telah ditemukan pula endometriosis pada usia remaja dan pasca menopause. Oleh karena itu, untuk setiap nyeri haid baik pada usia remaja, maupun pada usia menopause perlu dipikirkan adanya endometriosis.Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini menunjukkan angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5-15% dapat ditemukan di semua operasi pelvik. Endometriosis jarang didapatkan pada orang-orang negro, dan lebih sering didapatkan pada wanita-wanita yang berasal dari golongan sosio-ekonomi yang kuat. Yang menarik perhatian adalah bahwa endometriosis lebih sering ditemukan pada wanita yang tidak kawin pada umur muda, dan yang tidak mempunyai banyak anak. Ternyata fungsi ovarium secara siklus yang terus menerus tanpa diselingi kehamilan, memegang peranan penting di dalam terjadinya endometriosis.Angka kejadian endometriosis yang terjadi pada infertilitas menurut Ali Badziad, 1992, adalah sebesar antara 20-60 %. Pada infertilitas primer angka kejadian endometriosis yang terjadi sebesar 25%, sedangkan pada infertilitas sekunder angka kejadiannya sebesar 15%. Sedangkan angka kejadian endometriosis yang dilaporkan oleh Speroff adalah 3-10% terjadi pada wanita usia produktif, dan antara 25-35 terjadi pada wanita infertil. Sedangkan di Indonesia endometriosis ditemukan kurang lebih 30% pada wanita infertil. Menurut William dan Pratt kejadian Endometriosis pada seluruh laparatomi dari berbagai indikasi ditemukan sebesar 11,87%.Berdasarkan fenomena yang telah diketahui bahwa semakin meningkatnya kejadian endometriosis.Oleh karena itu penting bagi tenaga kesehatan terkhususnya perawat untuk, lebih mengenal, memahami dan mempelajari tentang penyakit ini. Sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang maksimal dan optimal untuk meningkatkan kesejahteraan klien

B.TUJUANTujuan UmumSetelah menyusun makalah ini diharapkan mahasiswa mengetahui gambaran umum tentang endometriosis dan proses asuhan keperawatannya.Tujuan KhususSetelah menyusun makalah ini diharapkan :1.Mahasiswamampu menjelaskan pengertian dari Endometriosis2.Mahasiswamampu menjelaskanetiologi dariEndometriosis3.Mahasiswamampu menjelaskan kalsifikasi Endometriosis4.Mahasiswamampu menjelaskan manifestasi klinis dari Endometriosis5.Mahasiswamampu menjelaskanpatofisiologi dariEndometriosis6.Mahasiswamampu menjelaskan pemeriksaan penunjang pada Endometriosis7.Mahasiswamampu menjelaskan masalah-masalah yang terkait dengan Endometriosis8.Mahasiswamampu menjelaskan penatalaksanaan pasien dengan Endometriosis.9.Mahasiswa mampumelakukan asuhan keperawatan pada pasien denganEndometriosis.

BAB IITINJAUAN TEORI

A.DEFINISIEndometriosis adalah satu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat diluar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma, terdapat di dalam miometrium ataupun luar uterus. (Wiknjosastro, 2008).Endometriosis adalah jaringan mirip selaput bagian dalam dinding rahim (endometrium) yang tumbuh di luar rahim, di tempat tertentu. (Robbins, 1995).Endometriosis merupakan jaringan endometrium yang terdapat diluar cavum uteri, bersifat jinak, dan infiltratif terhadap jaringan sekitarnya, dan dipengaruhi oleh hormon ovarium. Pada endometriosis jaringan endometrium dapat ditemukan di luar cavum uteri dan diluar miometrium, menurut urutan yang paling tersering endometriosis dapat ditemukan pada tempat-tempat sebagai berikut : ovarium, peritonium dan ligamentum sakrouterium, cavum douglasi; dinding belakang uterus, tuba falopii, plika vesiko uterina, lidamentum rotundum, dan sigmoid, septo retro vaginal, kanalis inguinalis, appendiks, umbilikus, Serviks uteri, vagina, kandung kencing, vulva dan perineum. (Moelok, 1992)Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Endometriosis adalahpertumbuhan abnormal dari kelenjar dan stroma endometrium di luar uterus. Atau terdapatnya kelenjar atau stroma endometrium di tempat / organ lain selain dinding kavum uteri.

B.KLASIFIKASIMenurut topografinya endometriosis dapat digolongkan, yaitu sebagai berikut :1. Endometriosis Interna, yaitu endometriosis di dalam miometrium, lazim disebut Adenomiosis.2. Endometriosis Eksterna, yaitu endometriosis di luar uterus, lazim disebut true endometriosis

Menurut letaknya endometriosis dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu :1. Endometriosis genetalia interna, yaitu endometriosis yang letaknya di dalam uterus.2. Endometriosis eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di dinding belakang uterus, di bagian luar tuba dan di ovarium.3. Endometriosis genetalia eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di pelvio peritonium dan di kavum douglas, rekto sigmoid, kandung kemih.C.ETIOLOGIPenyebab endometriosis secara pasti belum diketahui, Ada beberapa faktor resiko penyebab terjadinya endometriosis, antara lain:1.Wanita usia produktif ( 15 44 tahun )2.Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek (7 hari)4.Spotting sebelum menstruasi5.Peningkatan jumlah estrogen dalam darah6.Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.7.Memiliki saudara kembar yang menderita endometriosis8.Terpapar Toksin dari lingkunganBiasanya toksin yang berasal dari pestisida, pengolahan kayu dan produk kertas, pembakaran sampah medis dan sampah-sampah perkotaan.

D.MANIFESTASI KLINIS1. Nyeriperut bagian bawah dan di daerah panggul progresif.2. Disminorea (nyerihebat di perut bagian bawah saathaidyang menganggu aktifitas).3. Dispareunea (nyeriketika melakukanhubungan seksual), disebabkan karena adanyaendometriosisdi kavum douglas.4. Nyeriketika buang air besar atau kecil (disuria), khususnya pada saatmenstruasi. Disebabkan karena adanyaendometriosispada dinding rektosigmoid.5. Poli dan hipermenorea (siklus lebihpendekdarinormal< 21 hari, darah lebih banyak atau lama darinormallebih dari 7 hari).6. Infertilitas(kemandulan), apabila mobilitastubaterganggu karena fibriosis dan karena perlekatan jaringan disekitarnya.7. Menstruasiyang tidak teratur (misalnya spoting sebelummenstruasi).8. Haidyang banyak (menorragia)E.PATOFISIOLOGIEndometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan menyebabkan mikoroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mkroorganisme tersebut akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan resepon imun menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat seiring dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal.Jaringan endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial. Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum tuba falopii menuju ke ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai endometriosis.Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya.Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat dipengaruhi siklus endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin, maka pada saat estrogen dan progesteron meningkat, jaringan endometrial ini juga mengalami perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar estrogen dan progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial ini akan menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di daerah pelvic.Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium dan menyebabkan nyeri saat menstruasi (dysmenorea). Setelah perdarahan, penggumpalan darah di pelvis akan menyebabkan adhesi/perlekatan di dinding dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga nyeri pada daerah permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi, BAK dan saat melakukan hubungan seks.Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di uterus menyebabkan uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk membawa ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang menyebabkan terjadinya infertil pada endometriosis.

F.PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya endometirosis ini antara lain:1. Uji seruma.Protein plasent: Mungkin meningkat pada endometriosis yang mengalami infiltrasi dalam, namun nilai klinis tidak diperlihatkan.b.Antibodi endometrial : Sensitifitas dan spesifisitas berkurang2. Teknik pencitraana.Ultrasound : Dapat membantu dalam mengidentifikasi endometrioma dengan sensitifitas 11%b.MRI : 90% sensitif dan 98% spesifik3.PembedahanMelalui laparoskopi dan eksisi.

G.KOMPLIKASI1.Obstruksiginjaldan penurunan fungsiginjalkarenaendometriosisdekat kolom atau ureter.2.Torsi ovarim atau rupturovariumsehingga terjadi peritonitis karena endometrioma.3.Catamenial seizure atau pneumotoraks karena eksisiendometriosis.

H.PENATALAKSANAAN MEDIS1.Terapi obat : terapi menggunakan obat dengan mekanisme kerja menekan pengeluaranhormon estrogen menggunakan GnRH antagonis, pil kontrasepsi, progestin, danazol,antiprogesteron, dan obat pereda nyeri2.Terapi operasi : dipertimbangkan pada wanita infertil (tidak subur) atau pada wanita yang nyerinya tidak berkurang dengan obat-obatan. Tindakan operasi yang dilakukan adalah histerektomi total (pengangkatan rahim keseluruhan) atau operasi konservatif yang tetap mempertahankan rahim.I.PENGKAJIAN1.Riwayat Kesehatan Dahulua.Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan.2.Riwayat kesehatan sekaranga.Dysmenore primer ataupun sekunderb.Nyeri saat latihan fisikc.Dispareuniad.Nyeri ovulasie.Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.f.Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksualg.Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokterh.Hipermenoreai.Menoragiaj.Feces berdarahk.Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi.l.konstipasi, diare, kolik3.Riwayat kesehatan keluargaMemiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita endometriosis.

4.Riwayat obstetri dan menstruasiMengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi.

J.DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa keperawatan yang mungkin muncul :a.Nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.b.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahanc.Ansietas berhubungan dengan ancaman kesehatan

K.RENCANA TINDAKAN1.Nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.Tujuan: Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.Kriteria Hasil: Klien dapat mengikuti program farmakologis yang diresepkan, dan menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.Intervensi:a.Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal.R: dengan mengetahui skala nyeri klien kita dapat membantu klien dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri.b.Berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan klien.R: matras yang lembut atau empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan setres pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi atau nyeri.c.Anjurkan klien untuk sering mengubah posisi dan bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang menyentak.R: Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa sakit pada sendi.d.Berikan masase yang lembut.R: Meningkatkan relaksasi atau mengurangi tegangan otot.e.Kolaborasi dalam pemberian analgetikR : Untuk mengurangi rasa nyeri2.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahanSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pada klien diharapkan keseimbangan volume cairan dengan kriria hasil :-Turgor kulit elastis-Wajah tidak pucat-Badan klien tidak lemas-Hasil laboratorium dalam batas normalIntervensi :a.Kaji tanda-tanda vitalR :Dapat mengetahui perkembangan klien dan memberi dasar untuk menentukan intervensi yang selanjutnya.b.Pantau warna, jumlah dan frekuensi kehilangan cairan.R : Merupakan indikator secara dini tentang hypovelemiac.Pantau PerdarahanR :Untuk mengetahui besarnya jumlah perdarahand.Pantau hasil laboratoriumR : Mengetahui perkembangan penyakit yang akan muncule.Kolaborasi dalam pemberian infuseR : Untuk mencegah dehidrasi/kehilangan cairan berlebihan.

3.Ansietas berhubungan dengan proses penyakitSetelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak cemas lagi dengan kriteria hasil :-Kecemasan pasien berkurang.-Pasien tampak tenang dan rileks.-Klien tidak gelisah.Intervensi :a.Kaji TTVR :Dapat mengetahui perkembangan klien dan memberi dasar untuk menentukan intervensi yang selanjutnya.b.Kaji tingkat kecemasan klienR : Untuk mengetahui Perubahan tingkat kecemasan membantu perawat dalam menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.c.Berikan informasi tentang penyakitnya, rencana tindakan yang akan dilakukan.R : Informasi tentang penyakit, rencana tindakan yang akan dilakukan meningkatkan konsistensi dan keyakinan dapat memberikan rasa aman dan mengurangi kecemasan dari hal-hal yang tidak diketahui.d.Ikut sertakan keluarga dan orang-orang yang berarti bagi pasien dalam setiap pemberian informasi dan dukungan moril bagi pasien.R : Dukungan yang kuat dari orang-orang yang berarti penting dalam membantu mengatasi rasa cemas pasien.e.Pertahankan lingkungan yang tenang dan amanR : Keadaan dilingkungan dapat membantu pasien dalam mengurangi tingkat kecemasan.f.Bantu pasien mengidentifikasi rasacemas termanifestasi melalui perilaku dan cara-cara mengantisipasi kecemasan dengan mekanisme koping.R : : Membantu pasien dalam memperoleh kesadaran dan pemahaman hubungan antara tingkat kecemasan dan perilaku serta keikutsertaan dalam menagani perawatan dirinya.

DAFTAR PUSTAKA

http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/05_TrisEryando_AKSESIBILITAS%20KESEHATAN%20MATERNAL_Rev.PDFhttp://lrc-kmpk.ugm.ac.id/id/UP-PDF/_working/No.11_Firman_hayadi_04_07.pdfhttp://www.lrc-kmpk.ugm.ac.id/id/UP-PDF/_working/No.12_WAHYU_ZULFANSYAH_01_08.pdfLlewellyn Jones, Derek. 2001.Dasar-dasar Obsterti dan Ginekologi. Penerbit Hipokrates.JakartaManuaba, I. B. Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga berencanauntuk Pendiikan bidan. EGC. Jakarta.Winkjosastro Hanifa. 2008. Ilmu Kanduungan. PT. bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta.