HSBFK- Biopsikososreligibud-Kelompok (3 Orang)
-
Upload
tetsuyakazuhiko -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
description
Transcript of HSBFK- Biopsikososreligibud-Kelompok (3 Orang)
PERAN FARMASIS SEBAGAI MAKHLUK BIOLOGIS, PSIKOLOGIS, SOSIAL,
RELIGIUS DAN PENCIPTA BUDAYA
Dinar Famora A. 201310410311153
Raramiyati Fitratunnisah 201310410311166
Nabila Atma Utami 201310410311181
OLEH
Pendahuluan
Manusia mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dari makhluk lainnya, manusia
juga mempunyai akal yang dapat memperhitungkan tindakannya melalui proses
belajar yang terus-menerus. Oleh karena itu manusia harus bersosialisasi dengan
lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini
menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan
ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat membedakan antara yang
hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan yang bukan kewajiban.
Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis dan
seimbang. Agar hasil dari pendidikan, yakni kebudayaan dapat diimplementasikan
dimasyarakat.
Makhluk Biologis
Manusia sebagai makhluk biologis maksudnya manusia membutuhkan makan,
minum dan seks layaknya makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Sebagai mahkluk biologis
manusia juga memiliki kewajiban yang perlu dilakukan. Kewajiban manusia ada 2 yaitu :
1. Kewajiban terbatas
Adalah kewajiban tanggung jawabnya sama dan tidak dibeda-bedakan. Contoh
Undang-undang larangan membunuh dan
2. Kewajiban tidak terbatas
Adalah kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang dan
tanggung jawab ini nilainya lebih tinggi sebab asal mulanya dari suara hati. Contoh :
Keadilan, kebajikan
• Peran Manusia sebagai Makhluk Biologis
a. Manusia saling membantu dalam memenuhi kebutuhan pokok makan dan minum dan tidak
bersikap acuh terhadap orang lain
b. Manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup
c. Manusia ikut dalam kegiatan politik secara langsung dalam sebuah lembaga Negara atau secara
tidak langsung dengan mengikuti pemilihan umum.
d. Tidak acuh terhadap kejahatan yang terjadi dan sebisa mungkin ikut berperan dalam penegakan
hukum.
e. Saling membantu, menghargai, menolong dan berkasih saying dengan sesama manusia sebagai
mahkluk sosial
f. Dalam kehidupan manusia dibutuhkan pula seks, namun sebagai seorang manusia yang hidup
dalam lingkungan sosial maka perlu dibentuk kesadaran diri bahwa hubungan tersebut hanya
boleh dilakukan setelah terbentuk sebuah pernikahan, jangan sampai terjadi hal yang buruk
dalam masalah ini.
• Peran Manusia sebagai Mahkluk Biologis dalam Farmasi
Dalam hal ini farmasis dapat berperan dalam penyediaan obat bagi masyarakat
untuk pemenuhan kebutuhan obat bagi yang sakit. Farmasis perlu juga memberikan
pelayanan informasi obat bagi masyarakat agar tidak terjadi penyalahgunaan obat
sehingga terbentuk kehidupan masyarakat yang sehat. Sebagai seorang farmasis
yang juga mengetahui mengenai obat-obat tradisional juga dapat membagi ilmu
yang dimiliki kepada masyarakat, hal yang dapat dilakukan adalah melakukan
penyuluhan, dimana farmasis dapat membagi ilmu yang dimilikinya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga masyarakat juga dapat
memanfaatkan tanaman di sekitarnya yang mungkin selama ini tidak diketahui
fungsinya. Selain itu, farmasis juga dapat memberikan penyuluhan yang
berhubungan dengan kesehatan lainnya tidak hanya mengenai obat-obatan saja.
Mahkluk PsikologiManusia sebagai mahluk psikologi artinya bahwa manusia mahluk yang unik,
yang memiliki harmoni jiwa, cinta, benci, stres, jinak, lupa dan sebagainya yang
membedakan dengan makhluk yang lainnya. Hal tersebut tentunya dirasakan
setiap manusia. Mengenai sifat makhluk yang bernama manusia itu sendiri
yakni bahwa makhluk itu memiliki potensi lupa atau memiliki kemampuan
bergerak yang melahirkan dinamisme, atau makhluk yang selalu atau
sewajarnya melahirkan rasa senang, humanisme dan kebahagiaan pada pihak-
pihak lain. Dan juga manusia itu pada hakikatnya merupakan makhluk yang
berfikir, berbicara, berjalan, menangis, merasa, bersikap dan bertindak serta
bergerak.
• Peran Manusia sebagai Makhluk Psikologis
Manusia sebagai makhluk psikologis pasti mempunyai emosi. Bagi manusia,
emosi tidak hanya berfungsi untuk survival atau sekedar untuk
mempertahankan hidup, seperti pada hewan. Akan tetapi, emosi juga berfungsi
sebagai energizer atau pembangkit energi yang memberikan kegairahan dalam
kehidupan manusia. Selain itu, emosi juga merupakan messenger atau pembawa
pesan (DR. Nyayu Khodijah, 2006)
Emosi dapat berfungsi sebagai survival, yaitu sebagai sarana untuk
mempertahankan hidup. Manusia dapat membela dan mempertahankan diri
terhadap adanya gangguan atau rintangan. Emosi dapat berfungsi sebagai
energizer, yaitu sebagai pembangkit energi. Emosi dapat memberikan kita
semangat dalam bekerja bahkan juga semangat untuk hidup.
• Peran Manusia sebagai Makhluk Psikologis dalam Farmasi
Sebagai makhluk psikologis, manusia yang memiliki emosi dapat
membela dan mempertahankan, serta mengendalikan diri terhadap
adanya gangguan atau rintangan. Seorang farmasis harus dapat
mengendalikan diri dan emosi ketika berhadapan atau berinteraksi
dengan pasien, rekan sesama apoteker, atau tenaga kesehatan lain
seperti dokter dan perawat. Dalam lingkungan kerja dan sehari,
banyak masalah atau gesekan yang terjadi, sehingga seorang
farmasis harus dapat mengendalikan emosi dan mempertahankan
diri agar tidak terjadi sessuatu yang dapat merusak hubungan
kerja.
Makhluk Sosial
Manusia merupakan makhluk sosial yang melakukan hubungan dengan
orang lain. Manusi selalu berusaha berinteraksi dengan orang lain.
Manusia memiliki kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan
orang lain. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain didasari atas
kesamaan cirri atau kepentingannya. Manusia tidak akan hidup sebagai
manusia apabila tidak hidup di tengah-tengah manusia. Manusia sebagai
individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Dalam menjalani
kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia
lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan
manusia lainnya.
• Peran Manusia sebagai Makhluk Sosial
a. Saling membantu dalam kehidupan masyarakat baik dalam bentuk materi
maupun fisik
b. Mengikuti perkumpulan masyarakat biasanya ada arisan untuk para ibu-ibu,
tahlilan untuk bapak-bapak dimana perkumpulan seperti ini mampu
membentuk tali persaudaraan yang lebih erat.
c. Salin bertegur sapa dengan tetangga dan tidak menjadi orang yang acuh dan
sombong.
d. Tidak menjadi individu yang egois karena kehidupan sosial terdiri dari
banyak individu yang memiliki kepribadian dan cara berpikir yang berbeda.
e. Menjenguk tetangga yang sakit
f. Membantu tetangga dekat yang memiliki acara di rumahnya.
• Peran Manusia sebagai Mahkluk Sosial dalam Farmasi
Farmasis merupakan seorang individu tetapi dalam kehidupannya diperlukan pula
interaksi sosial dalam kehidupannya sebagai mahkluk sosial. Seorang farmasis juga
membutuhkan orang lain karena tanpa orang lain maka farmasis tidak dapat
melakukan pekerjaanya di bidang jasa. Seorang farmasis membutuhkan seorang
pasien untuk menjual obat dan memberikan pelayanan informasi tentang obat.
Farmasis membutuhkan masyarakat untuk menyampaikan penyuluhan berdasarkan
ilmu yang telah dimiliki. Namun, sebagai seorang farmasis tentu interaksi yang
terbentuk dalam masyarakat tetap memiliki hubungan dengan obat-obatan. Secara
umum yang diketahui masyarakat farmasis adalah seorang penjual obat yang bekerja
di sebuah apotek. Maka sebagai seorang yang bekerja dalam bidang jasa seorang
farmasis harus bersikap ramah kepada setiap pasien yang membutuhkan bantuan
dalam hal obat-obatan.
Makhluk Religius
Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah
makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang,agama
menjadi sandaran vertikal manusia. Manusia adalah mahluk religius
yang dianugerahi ajaran-ajaran yg dipercayainya yang didapatkan
melalui bimbingan nabi demi kesehatan dan keselamatannya. Manusia
sebagai mahluk beragama mempunyai kemampuan menghayati
pengalaman diri dan dunianya menurut agama masing-masing.
Pemahaman agama diperoleh melalui pelajaran agama, sembahyang,
doa-doa maupun meditasi, komitmenaktif dan praktekritual.
• Peran Manusia sebagai Makhluk Religius
Secara universal tujuan hidup manusia adalah memperoleh
kebahagiaan dunia dan akhirat. Kebagiaan itu sendiri sangat relatif
sehingga masing-masing orang akan berbeda dalam memaknai arti
bahagia itu sendiri. Namun sesungguhnya tugas utama manusia
sendiri bukan mencari sebuah kebahagiaan. Secara tidak langsung
manusia hanya menjalankan fungsi haknya dibandingkan dengan
menjalankan fungsi kewajibannya. Karena jika kita ingat bahwa
manusia di samping mempunyai status sebagai makhluk dan
bagian dari alam, ia juga mempunyai tugas sebagai
khalifah/penguasa di muka bumi ini.
• Peran Manusia sebagai Mahkluk Religius dalam Farmasi
Farmasis adalah seorang yang harus melakukan long-life learning atau
harus selalu tetap belajar seumur hidup karena ilmu tentang obat-obatan
selalu berkembang seiring berjalannya waktu. Dengan terus bertambahnya
ilmu, harus diiringi dengan perilaku yang mulia. Misalnya, dengan terus
berbagi ilmu tentang farmasi yang dimiliki kepada orang- orang yang
membutuhkan. Selain itu, harus memiliki kepribadian yang baik terhadap
pasien, rekan sejawat maupun dengan rekan- rekan di kesehatan seperti,
dokter, perawat, bidan, dan lain- lain. Farmasis sebagai makhluk religius
juga mempunyai peranan penting dalam keluarga. Sebagi farmasis, harus
bisa mengasihi dan menyayangi anggota- anggota keluarganya.
Makhluk Pencipta Budaya
Manusia menciptakan kebudayaan untuk memenuhi kebutuhannya.
Manusia berbudaya karena manusia berjiwa (cipta, rasa, dan karsa). Suatu
kebudayaan merupakan hasil interaksi antara manusia dengan isi alam ini.
Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal intelenjia, intuisi,
perasaan dan emosi kemauan fantasi dan prilaku. Kebudayaan adalah
pruduk manusia namun manusia adalah produk kebudayaan artinya
kebudayaan ada karena ada manusia sebagai penciptanya dan manusia
dapat hidup di tengah kebudayaan yang diciptakannya dan kebudayaan
akan terus hidup bila ada manusia sebagai pendukungnya.
• Peran Manusia sebagai Makhluk Pencipta Budaya
Kebudayaan memilki kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan
manusia. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya dengan akal
budinya manusia dapat mengembangkan kebudayaannya. Dengan semua
kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka mamusia bisa
menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan
kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia namun manusia itu
sendiri adalah produk kebudayaan dengan kata lain, kebudayaan ada
karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah
kebudayaan yamg diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup
manakala ada manusia sebagai pendukungnya.
• Peran Manusia sebagai Mahkluk Pencipta Budaya dalam Farmasi
Perkembangan obat sekarang tidak lepas dari pengobatan masa lalu. Dahulu orang-orang
melakukan pengobatan dengan menggunakan alat dan obat tradisonal saja. Namun,
sekarang bisa dilihat bahwa manusia mampu menciptakan pengobatan modern yang
kualitasnya lebih bagus melalui perkembangan tekhnologi. Selain itu, dulu pengolahan
suatu obat membutuhkan waktu yang cukup lama dan tidak tahan lama, sekarang
membuat suatu obat bisa dilakukan dengan mudah dan dapat disimpan dalam waktu
yang cukup lama. Tidak dipungkiri juga bahwa pengobatan modern juga dapat
berdampak negatif bagi pasien. Maka disinilah peran seorang farmasis, yaitu untuk
mengurangi dampak negatif dari pengobatan. Seorang farmasis harus tau alternatif obat
apa saja yang bisa dikonsumsi sebagai ganti obat dengan efek negatif tinggi sehingga si
pasien terhindar dari dampak negatifnya. Pengobatan yang diberikan bisa berupa
pengobatan tradisional, seperti jamu, akupuntur dll. Selain itu seorang farmasis juga
harus mampu menjelaskan dampak penggunaan obat baik itu obat tradisional yang sudah
digunakan turun-temurun maupun obat modern.
ARIGATOU GOZAIMASU