HPAR.doc
-
Upload
ilmi-aulia -
Category
Documents
-
view
218 -
download
4
Transcript of HPAR.doc
![Page 1: HPAR.doc](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071805/563db94c550346aa9a9c02d0/html5/thumbnails/1.jpg)
m.beritasumut.com/view/Kesehatan/19781/Lahir-Prematur--Bocah-6-Tahun-Ini-Lumpuh-Sampai-
Sekarang.html
Lahir Prematur, Bocah 6 Tahun Ini Lumpuh Sampai Sekarang
Selasa, 3 Maret 2015 | 15:41:50
Istimewa Fajar digendong ibunya didampingi Wali Kota Medan Drs HT Dzulmi Eldin S MSi.
Beritasumut.com – Fajar terus menangis, air mata membasahi kedua belah pipinya sambil
mendekap erat tubuh ibunda tercinta yang menggendongnya ketika meninggalkan rumah. Pagi itu
bocah malang berusia 6 ini dibawa ke Rumah Sakit Murni Teguh untuk mengobati penyakit
lumpuh yang diidapnya sejak masih kecil.
Akibat penyakit yang menggerogoti tubuhnya tersebut, anak 6 dari 7 bersaudara ini tidak bisa
duduk dan berjalan. Hari-harinya habis dilalui hanya dengan berbaring sambil menatap langit-
langit kamar rumah.
Ketiadaan dana membuat kedua orang tua Fajar, Mawardi Malau (49) dan Rasmi Br Marpaung
(40) hanya bisa pasrah. Meski demikian mereka tak putus berdoa, semoga penyakit Fajar bisa
disembuhkan sehingga hidup normal layaknya anak-anak seusianya.
Ternyata doa mulia itu terkabul, Senin (2/3/2015), Wali Kota Medan Drs HT Dzulmi S MSi
didampingi Camat Medan Tuntungan Gelora Kurnia Putra Ginting STTP menyambangi kediaman
Fajar di Jalan Bunga Turi II, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Medan Tuntungan.
Mantan Sekda Kota Medan ini langsung terharu dan terenyuh melihat penderitaan Fajar. Jangan
berdiri atau berjalan, duduk pun tak bisa. Penderitaan ini sudah dialaminya sejak lahir, 6 tahun
silam. Untuk melakukan aktifitas, Fajar pun harus digendong secara bergantian. Jika tidak kedua
orang tuanya, abang dan kakaklah yang menggendongnya. Karena itulah Wali Kota berharap
penyakit Fajar bisa disembuhkan.
Melihat kondisi Fajar yang sangat memprihatinkan itu, Wali Kota selanjutnya memerintahkan
anggotanya segera membawa Fajar ke RS Murni Teguh. Dengan digendong ibunya, Fajar pun
dibawa meski menolak sambil menangis dan meronta-ronta. Warga sekitar yang menyaksikan pun
ikut terharu, sebab sudah lama mereka iba melihat penderitaan yang dialami Fajar.
"Semoga penyakit Fajar bisa disembuhkan, kasihan kali kami melihat dia selama ini," ungkap
salah seorang ibu rumah tangga dengan mata berkaca-kaca.
Menurut Wali Kota, Fajar dibawa berobat ke RS Murni Teguh untuk menyembuhkan penyakitnya.
Dengan peralatan dan tenaga medis yang dimiliki, pihak rumah sakit akan mengobservasi apa
yang menyebabkan Fajar lumpuh selama ini. Lalu hasil obeservasi akan ditindaklanjuti guna
diambil langkah-langkah penyembuhan selanjutnya.
![Page 2: HPAR.doc](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071805/563db94c550346aa9a9c02d0/html5/thumbnails/2.jpg)
"Jika sudah diketahui apa penyebab terjadinya kelumpuhan, insya Allah pihak rumah sakit bisa
menetukan bagaimana penyembuhan yang bisa dilakukan. Untuk itu marilah kita sama-sama
berdoa, semoga penyakit Fajar bisa disembuhkan sehingga dia bisa hidup normal," kata Wali kota.
Disinggung mengenai biaya selama perawatan, Wali kota mengatakan tidak ada masalah. Fajar
akan menggunakan BPJS. Jika itu tidak mencukupi, maka akan dihimpun dana dari para
stakeholder untuk membantunya. Wali Kota mengaku banyak stakeholder yang siap membantu
warga, terutama dari kalangan kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Insya allah masalah dana, nggak ada masalah," ungkapnya.
Sementara itu ayah Fajar, Mawardi malu mengaku kelumpuhan anak keenamnya itu tidak terlepas
dari proses kelahirannya yang prematur. Dikatakannya, Fajar lahir ketika kandungan istrinya
berusia 6 bulan 2 minggu. Untuk itulah selama sebulan penuh, Fajar harus dirawat di ruang
ingkubator.
"Seharusnya dia dirawat di ruang ingubator selama 2 bulan namun karena tidak ada biaya, hanya
sebulan saja," jelas Mawardi.
Sebagai ganti ruang ingkubator, pria yang sehari-harinya bekerja sebagai penarik becak bermotor
ini mengaku, mereka terus menyelimuti tubuh Fajar agar selalu hangat sekeluarnya dari rumah
sakit. Kondisi ini berakibat fatal, kondisi kesehatan Fajar pun tidak normal. Terbukti ketika
usianya setahun lebih, Fajar tidak bisa duduk ataupun berdiri.
"Untuk mengobatinya, kami hanya membawanya kusuk ke tukang kusuk. Namun tidak ada hasil,
Fajar tetap lumpuh sampai saat ini. Jadi saya dan istri pun pasrah, kami gak bisa berbuat apa-apa.
Penghasilan saya menarik becak tidak mencukupi, begitu juga dengan pengghasilan istri saya
sebagai tukang cuci," ungkapnya lirih.
Karena itulah Mawardi sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan Wali Kota tersebut.
Dia mengaku tidak menyangka jika orang nomor satu di Kota Medan itu masih peduli dengan
nasib orang-orang seperti dkirinya meski sibuk menjalankan roda pemerintahan.
"Terima kasih Pak Wali, atas bantuan yang diberikannya ini. Semoga penyakit anak kami bisa
disembuhkan. Semoga Tuhan membalas kebaikan Pak Wali," harapnya. (BS-001)