Hormon Glukokortikoid
-
Upload
rini-kurniasih -
Category
Documents
-
view
835 -
download
0
Transcript of Hormon Glukokortikoid
TUGASINTEGRASI DAN REGULASI METABOLISME
HORMON GLUKOKORTIKOID
Disusun oleh :Rini Kurniasih G84100058
Dosen : drh. Sulistiyani, M.Sc., Ph.D
DEPARTEMEN BIOKIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR
2013
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
Penjelasan dan Klasifikasi Hormon....................................................................................1
Hormon Glukokortikoid..................................................................................................2
Peran dan Pengaruh Hormon Glukokortikoid..............................................................2
Peran Glukokortikoid dalam imunologi.............................................................................2
Peran Glukokortikoid dalam Metabolisme.........................................................................3
Peran Glukokortikoid dalam Homeostasis Cairan Tubuh..................................................4
Mekanisme Fungsi Glukokortikoid................................................................................4
Transactivation..................................................................................................................4
Transrepression.................................................................................................................5
Induksi Diuresi.................................................................................................................5
Imunosupresif...................................................................................................................5
Penggunaan Glukokortikoid dalam Terapi...................................................................5
Glukokortikoid sebagai Pengganti Fisiologis.................................................................6
Efek Samping Penggunaan Glukokotiroid sebagai Obat..............................................6
Imunodefisiensi................................................................................................................7
KESIMPULAN................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................8
ii
Penjelasan dan Klasifikasi HormonHormon berasal dari kata Hormaein yang berarti memacu, menggiatkan,
atau merangsang, merupakan senyawa kimia berupa protein yang mempunyai
fungsi merangsang proses metabolisme tubuh. Hormon dibutuhkan oleh tubuh
dalam jumlah sedikit, karena dalam jumlah sedikit sudah dapat memberikan
pengaruh yang besar terhadap sistem biokimia lain dalam tubuh. Tetapi jika
kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan kelainan seperti penyakit,
sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses
metabolisme tubuh.
Pada mamalia memiliki beberapa kelas hormon, Penggolongan hormon
berdasarkan struktur kimia dan peranannya dibagi menjadi beberapa kelas sebagai
berikut :
Tabel 1 Klasifikasi hormon berdasarkan struktur kimia dan perannya
Tipe Contoh hormon Jalur sintesis PeranPeptida Insulin, Glukagon Proses proteolitik
prohormonReseptor membran plasma, dan second messengersKatekolamin Epinefrin Sintesis dari tirosin
Eikosanoid PGE1 Sintesis dari arakidonat (20:4 asam lemak)
Steroid Testosteron Sintesis dari kolesterol
Reseptor inti, regulasi transkripsional
Vitamin D 1,25-Dihidroksikolekalsiferol
Sintesis dari kolesterol
Retinoid Asam retinoid Sintesis dari vitamin A
Tiroid Triiodotironin (Ta) Sintesis dari Tirosin dalam tiroglobulin
Nitrik oksida Nitrik oksida Sintesis dari arginin dan oksigen
Reseptor sitosol (gunilat siklase) dan second messenger (Camp)
Hormon juga dapat dikalsifikasikan berdasarkan tujuan dan target
pelepasan hormon tersebut, meliputi :
1. Hormon Endokrin, hormon yang disekresikan ke dalam aliran darah untuk
disalurkan mencapai target organ yang akan mempengaruhi aktivitas sel
organ. Komunikasi kelenjar hormon target dapat terjadi antara dua kelenjar
endokrin. Contoh : hormon insulin dan glukagon, serta kelenjar pituirari
anterior mensekresi beberapa hormon tropin yang menstimulasi kelenjar
1
endokrin lain untuk mensekresikan hormonnya sendiri (kelenjar hormon
target).
2. Hormon Parakrin, hormon yang disekresikan ke dalam ruang ekstraseluler
dan berdifusi antar ruang interseluler menuju sel di dekatnya (efek parakrin).
Darah tidak berperan sebaga saran transportasi dalam hormon parakrin.
Contoh : Prostagladin.
3. Hormon Autokrin, Hormon yang disekresikan untuk sel yang sama yang
mensekresikan hormon tersebut, terikat pada reseptor pada permukaan sel.
Hormon Glukokortikoid
Glukokortikoid adalah kelompok hormon steroid yang mengikat reseptor
glukokortikoid (GR), yang terdapat dalam setiap sel hewan vertebrata. Nama
glukokortikoid berasal dari perannya dalam regulasi metabolisme glukosa, sintesis
dalam korteks adrenal, dan struktur steroid yang dimiliki. Glukokortikoid
merupakan bagian dari mekanisme umpan balik dalam sistem kekebalan tubuh
yang mengubah aktivitas kekebalan tubuh menjadi menurun. Oleh karena itu,
glukokortikoid digunakan dalam kedokteran untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif, seperti penyakit alergi,
asma, penyakit autoimun, dan sepsis. Glukokortikoid memiliki peran yang
beragam, termasuk efek samping yang berpotensi membahayakan. Glukokortikoid
juga dapat mengganggu beberapa mekanisme abnormal pada sel-sel kanker,
sehingga digunakan untuk mengobati kanker dalam dosis tinggi, terutama
berperan dalam penghambatan pada proliferasi limfosit untuk pengobatan
limfoma dan leukimia, dan mitigasi efek samping obat antikanker.
Peran dan Pengaruh Hormon Glukokortikoid
Efek glukokortikoid secara luas diklasifikasikan ke dalam dua kategori
utama, yaitu imunologi dan metabolisme. Selain itu, glukokortikoid berperan
penting dalam perkembangan janin dan homeostasi cairan tubuh.
Peran Glukokortikoid dalam imunologi
Glukokortikoid berfungsi melalui interaksi dengan reseptor
glukokortikoid, yang meliputi dua jenis interaksi :
2
1. Up-regulate, mengekspresikan protein anti-inflamasi
2. Down-regulate, mengekspresikan protein proinflamasi
Dalam pengaturan sistem kekebalan tubuh, glukokortikoid berperan dalam
pengembangan dan homeostasis limfosit T, meningkatkan atau menurunkan
sensitivitas dari keturunan sel T (Pazirandeh et al 2002).
Peran Glukokortikoid dalam Metabolisme
Hormon glukokortikoid memiliki peran utama dalam meningkatkan dan
mempertahankan konsentrasi normal glukosa darah, bersama dengan hormon
kortisol. Pengaruh lain hormon glukokortikoid dalam metabolisme meliputi :
1. Menstimulasi berlangsungnya proses glukoneogenesis, terutama dalam hati.
Substrat untuk pembentukan glukosa dalam jalur ini bukan berasal dari
heksosa, melainkan berasal dari asam amino, dan gliserol dari pemecahan
trigliserida. Proses ini sangat penting bagi karnivora dan herbivora tertentu.
Meningkatkan ekspresi enzim yang terlibat dalam glukoneogenesis.
2. Mobilisasi asam amino dari jaringan di luar hati, berfungsi untuk
mempermudah penyalurkan substrat untuk glukoneogenesis.
3. Penghambatan penyerapan glukosa di dalam otot dan jaringan adiposa,
sebuah mekanisme untuk mempertahankan kadar glukosa.
4. Menstimulasi pemecahan lemak dalam jaringan adiposa, asam lemak yang
dihasilkan dari proses lipolisis tersebut digunakan untuk menghasilkan energi
dalam jaringan seperti otot, gliserol yang dihasilkan digunakan sebagai
substrat untuk glukoneogenesis.
5. Kadar glukokortikoid berlebih memiliki pengaruh terhadap beberapa sistem
fisiologis, seperti penghambatan pembentukan tulan, penekanan penyerapan
kalsium (menyebabkan osteoporosis), menunda penyembuhan luka,
kelemahan otot, dan peningkatan resiko infeksi (Pazirandeh et al 2002).
Glukokortikoid memiliki peran penting dalam perkembangan janin, seperti
pematangan paru-paru dan produksi surfaktan yang diperlukan untuk fungsi paru-
paru ekstrauterin. Selain itu, diperulukan untuk perkembangan otak yang normal,
dengan memulai pematangan terminal, renovasi akson dan dendrit, dan
mempengaruhi kelangsungan hidup sel (Newton 2000).
3
Glukokortikoid berperan sebagai hippocampus, amygdala, dan lobus frontal.
Seiring dengan hormon adrenalin, hormon glukokortikoid memberikan respon
positif maupun negatif terhadap emosi yang kuat dengan memori. Glukokortikoid
memiliki dampak yang signifikan terhadap kewaspadaan dan kinerja kognitif. Hal
tersebut ditunjukkan pada kurva Yerkes-Dodson, sebagai penelitian tingkat
sirkulasi glukokortikoid vs kinerja memori. Menurut kurva tersebut, proses
pembentukan memori jangka panjang (Long term memories) optimal ketika
tingkat glukokortikoid yang sedikit meningkat. Peningkatan kadar glukokortikoid
meningkatkan memori untuk peristiwa yang membangkitkan emosi, tetapi jarang
terjadi pada emosi stres (de Quervain 1998)
Peran Glukokortikoid dalam Homeostasis Cairan Tubuh
Glukokortikoid dapat berperan dalam keseimbangan volume cairan
ekstraseluler dengan mengatur tindakan untuk peptida natriuretik atrial (ANP)
secara terpusat dan perifer. Secara terpusat, glukokortikoid dapat menghambat
asupan air dehidrasi induksi (Liu et al 2010). Sedangkan secara perifer,
glukokortikoid dapat menginduksi diuresis kuat. Pengaruh keseluruhan dari
glukokortikoid adalah untuk menjaga tubuh dari kelebihan volume cairan
ekstraseluler (Liu et al 2011)
Mekanisme Fungsi Glukokortikoid
Transactivation
Glukokortikoid berikatan dengan reseptor glukokortikoid sitosol (GR) yang
diaktifkan oleh pengikatan ligan, membentuk kompleks reseotor-ligan. Setelah
hormon mengikat reseptor yang sesuai, kompleks reseptor-ligan tersebut
mengalami translokasi ke dalam inti sel, dengan mengikat unsur-unsur respon
glukokortikoid (GRE) di daerah promotor dari gen target yang dihasilkan dalam
regulasi ekspresi gen. Proses tersebut dikenal sebagai transactivation (Newton
2000). Protein yang disandikan oleh up-regulate gen memilliki berbagai pengaruh,
seperti anti-inflamasi-lipocortin I, p11 atau protein pengikat calpactin, dan sekresi
inhibitor leukoprotease 1 (SLPI), peningkatan glukoneogenesis dengan
mengaktivkan enzim glukosa-6-fosfatase, dan tirosin aminotransferase (Newton
2000).
4
Transrepression
Mekanisme yang berlawanan dengan transactivation. Reseptor hormon
aktif berinteraksi dengan faktor transkripsi yang spesifik, seperti AP-1 dan NF-
kB, serta mencegah transkripsi gen yang ditargetkan. Glukokortikoid dapat
mencegah transkripsi gen proinflamasi, termasuk interleukin IL-1B, IL-4, IL-5,
dan IL-8, kemoki, sitokin, GM-CSF, dan gen TNFa (Newton 2000)
Induksi Diuresi
Glukokortikoid dapat menjadi perantara ekspresi gen ANP dan reseptor
utama, natriuretik peptida reseptro A (NRP-A). Glukokortikoid dapat menaikkan
pengaturan ekspresi gen ANP di kardiomiosit in vitro dan merangsang pelepasan
ANP in vivo tanpa pengaruh negatif terhadap natrium ginjal dan eksresi air
(Gardner 1988). Selain itu, glukokortikoid dapat menaikkan pengaturan NPR,
sebuah ekspresi dalam ginjal dan hipotalamus. Dalam ginjal, glukokortikoid
meningkatkan respon ginjal terhadap ANP dengan up-regulated NPR-A ekspresi
di saluran meduler ginjal dalam mengumpulkan, menginduksi diuresis kuat (Liu
et al 2011). Dalam hipotalamus, glukokortikoid menghambat dehidrasi atau
asupan angiotensin II diinduksi air dengan respon hipotalamus untuk ANP.
Keseluruhan pengaturan tersebut untuk menjaga volume cairan tubuh.
Imunosupresif
Glukokortikoid memiliki efek imunosupresif yang dimediasi oleh sinyal
nongenomic, melibatkan reseptor glukokortikoid (GR). Kompleks GR diperlukan
untuk sinyal TCR. Pada pengikatan glukokortikoid ke GR, terjadi disosiasi
sehingga menghalangi sinyal TCR (Lowenberg et al 2006).
Penggunaan Glukokortikoid dalam Terapi
Glukokortikoid dapat digunakan dalam berbagai macam terapi, seperti
dalam insufisiensi adrenal dengan dosis rendah. Dalam dosis yang lebih tinggi,
glukokortikoid oral atau inhalasi dapat digunakan untuk menekan gangguan
alergi, inflamasi, dan autoimun. Glukokortikoid inhalasi merupakan pengobatan
kedua untuk penderita asma, serta diberikan sebagai pasca-transplantory
imunosupresen untuk mencegah penolakan transplantasi akut dan penyakit graft-
5
versus-host. Saat ini, glukokortikoid dapat digunakan dalam pengobatan gagal
jantung untuk meningkatkan respon ginjal untuk peptida natriuretik dan diuretik.
Glukokortikoid sebagai Pengganti Fisiologis
Glukokortikoid memiliki efek yang sama dengan kortisol, yang disebut
sebagai fisiologis pengganti, atau dosis pemeliharaan, sekitar 6-12 mg/m2/hari (m2
mengacu pada luas permukaan tubuh (BSA), dan merupakan ukuran dari ukuran
tubuh, BSA pria rata-rata adalah 1.7 m2).
Efek Samping Penggunaan Glukokotiroid sebagai Obat
Penggunaan obat glukokortikoid dalam jangka panjang dapat mengganggu
proses anabolik dikarenakan obat tersebut bersifat nonselektif. Efek samping yang
ditimbulkan meliputi :
1. Imunodeficiency
2. Diabetes melitus karena proses glukoneogenesis meningkat, resistensi insulin, dan
gangguan toleransi glukosa (“diabetes steroid”) hiperglikemia.
3. Peningkatan kerapuhan kulit, mudah memar,
4. Kadar simpanan kalsium negatif, karena penyerapan kalsium dalam usus
berkurang (3)
5. Induksi steroid osteoporosis, kepadatan tulang berkurang menyebabkan
osteoporosis, osteonekrosis, risiko patah tulang tinggi, perbaikan fraktur
melambat.
6. Berat badan meningkat, karena penumpukan lemak visceral dan trunkal (obesitas
sentral) dan stimulus nafsu makan
7. Adrenal insufisiensi
8. Kerusakan otot (proteolitik), kelemahan, masa otot berkurang.
9. Perluasan bantalan lemak malar, dan pelebaran pembuluh darah kecil di kulit
10. Anovulasi, ketidakteraturan menstruasi
11. Kegagalan pertumbuhan, pubertas tertunda
12. Peningkatan plasma asam amino, pembentukan urea meningkat, keseimbangan
nitrogen negatif.
13. Pengaruh pada rangsang sistem saraf pusat (euforia, psikosis)
6
Imunodefisiensi
Glukokortikoid menyebabkan imunosupresi, penurunan fungsi dan jumlah
neutrofil, limfosit (termasuk sel B dan sel T), monosit, makrofag, dan penghalang
fungsi anatomi kulit. Jika kelainan glukokortikoid cukup besar, dapat
menyebabkan manifestasi dari imunodefisiensi, termasuk kekurangan sel T,
defisiensi imun humoral dan neutropenia. Patogen utama yang berperan dalam
induksi glukokortikoid imunodefisiensi meliputi Bakteri Enterobacteriaceae,
Legionella micdadei, Listeria monocytogenes, Mycobacterium tuberculosis,
Nontuberculous mycobacteria, Nocardia asteroides, Rhodococcus equi,
Salmonella species, Staphylococcus aureus, Streptococci. Fungi Aspergillus,
Blastomyces, Candida albicans and nonalbicans species, Coccidioides immitis,
Cryptococcus neoformans, Fusarium species, Histoplasma capsulatum,
Penicillium marneffei, Pseudallescheria boydii, Zygomycosis. Virus Adenovirus,
Cytomegalovirus, Herpes simplex virus, Human papillomavirus,
Influenza/parainfluenza, Respiratory syncytial virus, Varicella zoster (Klein et al
2001).
KESIMPULAN
Glukokortikoid merupakan hormon yang tergolong dalam hormon sterioid,
yaitu hormon yang tidak larut dalam air. Glukokortikoid terdapat pada setiap sel
hewan vertebrata. Peran utama dalam metabolisme karbohidrat, terutama menjaga
kesimbangan kadar glukosa darah dengan merangsan glukoneogenesis, peran lain
dalam homeostasis cairan tubuh, dan pengaturan sistem kekebalan tubuh.
Pengobatan dengan glukokortikoid memberikan dampak positif dan negatif bagi
pasien.
7
DAFTAR PUSTAKA
Pazirandeh A, Xue Y, Prestegaard T, Jondal M, Okret S. 2002. Effects of altered glucocorticoid sensitivity in the T cell lineage on thymocyte and T cell homeostasis 16 (7): 727–9. FASEB J.
Rhen T, Cidlowski JA . 2005. Antiinflammatory action of glucocorticoids--new mechanisms for old drugs 353(16): 1711–23. N. Engl. J. Med.
de Quervain D,et al. 1988. Stress and glucocorticoids impair retrieval of long-term spatial memory394, 787-790. Nature.
de Quervain D. et al. 2000. Acute cortisone administration impairs retrieval of long-term declarative memory in humans 3: 313-314. Nature Neuroscience
Liu C, Guan J, Kang Y, Xiu H, Chen Y, Deng B, Liu K. 2010. Inhibition of dehydration-induced water intake by glucocorticoids is associated with activation of hypothalamic natriuretic peptide receptor-A in rat (12): e15607. PloS one 5.
Liu C, Che Y, Kang Y, Ni Z, Xiu H, Guan J, Liu K. 2011. Glucocorticoids improve renal responsiveness to atrial natriuretic peptide by up-regulating natriuretic peptide receptor-A expression in the renal inner medullary collecting duct in decompensated heart failure 339 (1): 203–9. The Journal of pharmacology and experimental therapeutics.
Newton R. 2000. Molecular mechanisms of glucocorticoid action: what is important 55 (7): 603–13. Thorax
Gardner DG, Gertz BJ, Deschepper CF, Kim DY. 1988. Gene for the rat atrial natriuretic peptide is regulated by glucocorticoids in vitro 82 (4): 1275–81. The Journal of clinical investigation .
Lupien JS, et al. 2009. Effects of stress throughout the lifespan on the brain, behaviour and cognition 10 (6): 434–445. Nature Reviews Neuroscience.
Klein NC, Go CH, Cunha BA. 2001. Infections associated with steroid use
15 (2): 423–432, viii.I nfectious disease clinics of North America.
8