Hordeolum

14
BAB I PENDAHULUAN Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata dan mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk fil air mata di depan kornea. Kelopak merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis. Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari tumor jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi, maupun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan blefaroptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan. Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata. Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalazion akut. Hordeolum merupakan infeksi lokal atau peradangan supuratif kelenjar kelopak mata.

description

Hordeolum

Transcript of Hordeolum

BAB IPENDAHULUAN

Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata dan mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk fil air mata di depan kornea. Kelopak merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis. Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari tumor jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi, maupun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan blefaroptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.

1Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata. Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalazion akut. Hordeolum merupakan infeksi lokal atau peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum. Gejalanya berupa kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah, serta nyeri bila ditekan. Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang kurang. Hordeolum mudah timbul pada individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2. 1 DEFINISI1,2Hordeolum adalah peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Bila kelenjar meibom terkena, timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Hordeolum yang lebih kecil dan lebih superficial adalah onfeksi di kelenjar zeis atau moll.

2. 2 ANATOMI DAN FISIOLOGI4,5Orbita adalah sepasang rongga di tulang yang berisi bola mata, otot, saraf, pembuluh, dan lemak yang berhubungan dengan bola mata, dan sebagian besar apparatus lakrimalis. Lubang orbita dilindungi oleh dua lipatan tipis yang dapat bergerak, yaitu kelopak mata (palpebra).Palpebra terletak didepan mata, yang melindungi mata dari cedera dan cahaya berlebihan. Palpebra superior lebih besar dan lebih mudah bergerak daripada palpebra inferior. Kedua palpebra saling bertemu disudut medial dan lateral. Fisura palpebrae adalah lubang berbentuk elips diantara palpebra superior dan inferior, yang merupakan tempat masuk kedalam saccus conjungtivae. Bila mata ditutup, palpebra superior menutup kornea dengan sempurna. Bila mata dibuka dan menatap lurus kedepan, palpebra superior hanya menutupi pinggir atas cornea. Palpebra inferior terletak tepat dibawah cornea bila mata dibuka, dan hanya naik sedikit bila mata ditutup.Permukaan superficial palpebra ditutupi oleh kulit dan permukaan dalamnya diliputi oleh membrane mukosa yang disebut konjungtiva. Bulu mata, yang memendek dan melengkung, terdapat pada pinggir bebas palpebra, dan tersusun dalam 2 atau 3 baris pada batas mukokutaneus. Glandula sebacea (glandula zeis) bermuara langsung kedalam folikel bulu mata. Glandula siliaris (glandula mole) merupakan modufikasi kelenjar keringat, yang bermuara secara terpisah diantara bulu mata yang berdekatan. Glandula tersalis adalah modifikasi kelenjar sebacea yang panjang, yang mengalirkan sekretnya yang berminyak kepinggir palpebra, muaranya terdapat dibelakang bulu mata. Bahan berminyak ini mencegah lubernya air mata dan membatu menutup mata dengan kuat. Sudut lateral fisura palpebra lebih tajam dari yang medial dan letaknya berhubungan langsung dengan bola mata. Sudut medial yang lebih bulat dipisahkan dari bola mata oleh suatu rongga sempit, yaitu laccus lakrimalis. Ditengah rongga ini terdapat tonjolan kecil yang berwarna kuning kemerahan, disebut karuncula lacrimalis. Lipatan semilunaris kemerahan, yang disebut plica semilunaris, terletak pada sisi lateral karunkula.Dekat sudut medial mata, bulu mata dan glandula tarsalis mendadak berhenti dan terdapat tonjolan kecil, yaitu papilla lacrimalis. Pada puncak papilla terdapat lubang kecil, pungtum lakrimalis, yang berhubungan dengan kanalikulus lakrimalis. Papilla lakrimalis menonjol kedalam lakus, pungkum dan kanalikulus mengalirkan air mata kedalam hidung. Konjungtiva adalah membrane mukosa tipis yang melapisi palpebra, melipat pada fornix superior dan inferior untuk melapisi permukaan anterior bola mata. Epitelnya melanjutkan diri dengan epitel kornea. Bagian lateral atas fornix superior ditembus oleh duktus glandula lakrimalis. Jadi, konjungtiva membentuk ruang potensial, yaitu saccus conjungtivalis, yang terbuka pada fisura palpebra.Dibawah kelopak mata terdapat alur, sulkus subtarsalis, yang berjalan dekat dan parallel dengan pinggir palpebra. Sulkus ini cenderung menangkap benda asing kecil yang masuk kedalam saccus konjungtivalis dan dengan demikian penting didalam klinik.Kerangka fibrosa palpebra dibentuk oleh lembaran membranosa, septum orbitale. Septum ini melekat pada pinggir orbita, tempatnya menyatu dengan periosteum. Septum orbitale menebal pada pinggir kelopak mata untuk membentuk tarsus, yang merupakan lamina jaringan ikat padat yang berbentuk bulan sabit. Tarsus superior lebih besar. Ujung lateral tarsus dilekatkan oleh sebuah pita, ligamentum palpebra lateral, pada tuberkulum tepat disebelah dalam pinggir orbita. Ujung medial tarsus dilekatkan oleh sebuah pita, ligamentum palpebrae mediale, Krista osis lacrimalis. Glandula tarsalis tertanam didalam permukaan posterior tarsus.Permukaan superficial lempeng tarsal dan sptum orbita diliputi oleh serabut-serabut palpebra. M.orbicularis oculi. Aponeurosis insersio M.levator palpebrae superioris menembus septum orbitale, untuk mencapai permukaan anterior lamina tarsalais superior dan kulit.

Gambar 1. Anatomi mata

2.3 ETIOLOGI1,3Sebagian besar hordeolum disebabkan oleh infeksi stafilokok. Bakteri Staphylococcus aureus yang tedapat di kulit 90-95% ditemukan pada hordeolum. Bakteri lain yang dapat menyebabkan hordeolum antara lain Staphylococcus epidermidis, Streptococcus, dan Eschericia coli.

2.4 KLASIFIKASIDikenal 2 bentuk hordeolum, yaitu hordeolum internum dan eksternum. Penjelasannya adalah sebagai berikut : 2.4.1 Hordeolum eksternumHordeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll dengan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Pada hordeolum eksternum, nanah dapat keluar dari pangkal rambut. Tonjolannya ke arah kulit, ikut dengan pergerakkan kulit dan mengalami supurasi, memecah sendiri ke arah kulit (Gbr.2).

Gambar 2. Hordeolum Eksternum

2.4.2 Hordeolum internum Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus dengan penonjolan terutama ke daerah kulit konjungtiva tarsal. Hordeolum internum biasanya berukuran lebih besar dibandingkan hordeolum eksternum. Pada hordeolum internum, benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit, serta jarang mengalami supurasi dan tidak memecah sendiri (Gbr.3)

Gambar 3. Hordeolum Internum

2.5 PATOGENENSIS DAN PATOFISIOLOGI2,7Infeksi bakteri staphylococcus aureus pada kelenjar yang sempit dan kecil, biasanya menyerang kelenjar minyak (meibomian) dan akan mengakibatkan pembentukan abses (kantong nanah) kearah dalam kelopak mata dan konjungtiva yang disebut hordeolum internum.Apabila bakteri staphylococcus aureus menyerang kelenjar zeis atau moll maka akan membentuk abses kearah kulit palpebra yang disebut hordeolum eksternum. Hordeolum eksternum timbul akibat blokade kelenjar zeis atau moll, obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya.Patogenesis terjadinya hordeolum eksterna diawali dengan pembentukan nanah dalam lumen kelenjar oleh infeksi staphylococcus aureus, biasanya mengenai kelenjar pengecilan lumen dan statis hasil sekresi kelenjar. Stasis ini akan mencetuskan infeksi sekunder oleh staphylococcus aureus. Terjadi pembentukan nanah dalam lumen kelenjar. Secara histology akan tampak gambaran abses, dengan ditemukannya PMN dan debris nekrotik. Hordeolum internum terjadi akibat adanya infeksi sekunder kelenjar meibom di lempeng tarsal.Hordeolum memberikan gejala radang pada kelopak mata seperti bengkak, mengganjal dengan rasa sakit, merah dan nyeri bila ditekan. Hordeolum internum biasanya berukuran lebih besar disbanding hordeolum eksternum. Adanya pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat bertambah beratnya kelopak mata sehingga sulit di angkat. Pada pasien dengan hordeolum biasanya kelenjar preaurikular turut membesar. Seringnya hordeolum membentuk abses dan pecah dengan sendirinya.

2.6 MANIFESTASI KLINIS2,9Berikut manifestasi klinis hordeolum :Biasa berawal dengan kemerahan, nyeri bila ditekan dan nyeri pada tepi kelopak mata. Mata mungkin berair, peka terhadap cahaya terang dan penderita merasa ada sesuatu di dalam matanya. Biasanya hanya sebagian kecil di daerah kelopak yang membengkak, meskipun ada seluruh kelopak membengkak.Di tengah daerah yang membengkak sering kali terlihat bintik kecil yang berwarna kekuningan.Bisa terbentuk abses yang cenderung pecah dan melepaskan sejumlah nanah.Untuk hordeolum interna terdapat gejala khusus seperti benjolan pada kelopak mata yang dirasakan begitu sakit dan benjolan dapat membesar ke posterior (konjungtiva tarsal) atau anterior (kulit). Sedangkan untuk hordeolum eksterna terdapat gejala spesifik seperti benjolan yang dirasakan sakit pada kelopak di daerah margo palpebra, penonjolan mengarah ke kulit palpebra dan kemungkinan terjadi lesi multiple

2.7 DIAGNOSIS BANDING12.7.1 Blefaritis posteriorBlefaritis posterior adalah peradangan palpebra akibat disfungsi kelenjar meibom. Kolonisasi atau infeksi strain stafilokok dalam jumlah memadai sering disertai dengan penyakit kelenjar meibom dan bisa menjadi salah satu penyebab gangguan fungsi kelenjar meibom. Lipase bakteri dapat menimbulkan peradangan pada kelenjar meibom dan konjungtiva serta menyebabkan terganggunya film air mata.Blefaritis posterior bermanifestasi dalam aneka macam gejala yang mengenai palpebra, air mata, konjungtiva, dan kornea.Perubahan pada kelenjar meibom mencakup peradangan pada muara meibom, sumbatan muara kelenjar oleh secret yang kental, pelebaran kelenjar meibom dalam lempeng tarsus dan keluarnya secret abnormal lunak mirip keju bila kelenjar itu dipencet. 2.7.2 Kalazion Kalazion adalah radang granulomatosa kronik yang steril dan ideopatik pada kelenjar meibom. Umumnya ditandai oleh pembengkakan setempat yang tidak terasa sakit dan berkembang dalam beberapa minggu. Awalnya dapat berupa radang ringan disertai nyeri tekan yang mirip hordeolum, dibedakan dari hordeolum karena tidak ada tanda-tanda radang akut. Kebanyakan kalazion mengarah ke permukaan konjungtiva, yang mungkin sedikit memerah dan meninggi. Jika cukup besarm sebuah kalazion dapat menekan bola mata dan menimbulkan astigmatisme.

2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG3,6Eversi (pembalikan) palpebra untuk memeriksa permukaan bawah palpebra superior dapat dilakukan bersama slit lamp atau tanpa alat. Pemeriksaan ini harus selalu dilakukan bila diduga ada benda asing. Setelah diberi anastesi lokal, pasien duduk didepan slit lamp dan diminta melihat kebawah. Pemeriksaan dengan hati-hati memegang bulu mata atas dengan jari telunjuk dan jempol sementara tangan yang lain meletakkan tangkai aplikator tepat di atas tepi superior tarsus. Palpebra dibalik dengan sedikit menekat aplikator kebawah, serentak dengan pengangkatan tepian bulu mata. Pasien tetap melihat kebawah dan bulu mata ditahan dengan menekannya pada kulit di atas tepian orbita superior saat aplikator ditarik kembali. Konjungtiva tarsal kemudian diamati dengan pembesaran. Untuk membalikannya, tepian palpebra dengan lembut diusap kebawah sementara pasien melihat keatas.

2.9 PENATALAKSANAAN2,6Biasanya hordeolum dapat sembuh sendiri dalam waktu 5-7 hari. 2.9.1 Non farmakologi a) Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup.b) Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat proses penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.c) Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang lebih serius.d) Hindari pemakaian make-up pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab nfeksi.e) Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.2.9.2 FarmakologiAntibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada perbaikan dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum.a) Antibiotik topikalBacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari. Dapat juga diberikan eritromisin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna dan hordeolum interna yang ringan.b) Antibiotik sistemikDiberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar limfe di preauricular. Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari. Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.

2.9.3 PembedahanBila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang bila : a) Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra.b) Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik.

2.10 KOMPLIKASI8Penyulit hordeolum dapat berupa selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan ikat longgar palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra.

2.11 PROGNOSIS1Hordeolum biasanya sembuh spontan dalam waktu 1-2 minggu. Resolusi lebih cept dengan penggunaan kompres hangat dan di tutup yng bersih. Hordeolum interna terkadang berkembang menjadi chalazion, yang mungkin memerlukan steroid topical atau itralesi atau bahkan insisi dan kuretasi.DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan, Daniel G. Oftalmologi umum Edisi 17. Jakarta : EGC. 20132. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata Edisi 4. Jakarta : FKUI. 20123. James, Bruce. Oftalmologi Edisi 9. Jakarta : Erlangga : 20094. Snell SR.Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta : EGC. 2006.5. Guyton, Arthur C. Textbook of medical physiology.Ed 11. Pennsylvania: Elseiver; 20066. Gondhowiardjo, TD dkk. Editor. Panduan manajemen klinis PERMADI. Jakarta : perhimpunan dokter spesialis mata Indonesia. 20067. Mailangkay, H.H.B dkk. Editor. Ilmu penyakit mata untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran. Edisi 5. Jakarta : Sagung Seto. 20108. Loewenstain, John I. Ophthalmology. New York : medical publiching division. 2005.9. Kanski, Jack J. Clinical Ophthalmology. Sydney : Butterworth Heinemann. 2004.