Hordeolum

31
HORDEOLUM Disusun oleh : Frista Lori Mahdedi (0810313246) Puti Leviana (0810312041) Bed Side Teaching Preseptor : Dr. Weni Helvinda, Sp.M Dr. Rinda Wati, Sp.M

description

Medical, Eye, Infection, Palpebral infection

Transcript of Hordeolum

Page 1: Hordeolum

HORDEOLUMDisusun oleh :

Frista Lori Mahdedi (0810313246)Puti Leviana (0810312041)

Bed Side Teaching

Preseptor :Dr. Weni Helvinda, Sp.M

Dr. Rinda Wati, Sp.M

Page 2: Hordeolum

Seorang pasien perempuan berumur 21 tahun datang ke poliklinik mata RS M Djamil Padang dengan:

Keluhan Utama : Bengkak pada kelopak bagian atas mata kiri sejak 1 hari yang lalu

LAPORAN KASUS

Page 3: Hordeolum

Bengkak pada kelopak bagian atas mata kiri sejak 1 hari yang lalu

Pembengkakan disertai gatal, nyeri dan berwarna kemerahan

Nyeri bertambah saat berkedip atau disentuh

Pasien merasa gatal pada daerah tumbuhnya bulu mata saat menutup mata

Riwayat Penyakit Sekarang

Page 4: Hordeolum

Demam saat timbul bengkak tidak ada Riwayat pemakaian kosmetik (maskara)

tidak ada Pasien mengoleskan propolis pada kelopak

mata yang bengkak sebagai pengobatan sebelum datang ke RS

Dalam 1 minggu yang lalu, pasien dinas di stase poliklinik mata sebagai mahasiswa perawat

Riwayat Penyakit Sekarang

Page 5: Hordeolum

Pasien tidak penah merasakan keluhan yang sama sebelumnya

Riwayat mata kemasukan debu 1 bulan yang lalu dan telah dilakukan irigasi di RS Ibnu Sina

Riwayat Penyakit Dahulu :

Page 6: Hordeolum

Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama.

Tidak ada riwayat keluarga DM dan Hipertensi

Riwayat Penyakit Keluarga

Page 7: Hordeolum

SO OD OSVisus tanpa koreksi 5/5 5/5

Visus dengan koreksi - -

Refleks fundus + +

Silia/supersiliamadarosis (-)trichiasis (-)poliosis (-)

districhiasis (-)squama (-)krusta(-)

madarosis (-)trichiasis (-)poliosis (-)

districhiasis (-)squama (+)

krusta(-)

Status Ophtalmikus

Page 8: Hordeolum

SO OD OSPalpebra superior

Ektropion (-)Entropion (-)

Ptosis (-)Pseudoptosis(-)

Udem (-)Nyeri (-)

Kemerahan (-)

Ektropion (-)Entropion (-)

Ptosis (-)Pseudoptosis(+)

Udem (+)Nyeri (+)

Kemerahan (+)

Palpebra inferiorEktropion (-)Entropion (-)

Udem (-)Nyeri (-)

Kemerahan (-)

Ektropion (-)Entropion (-)

Udem (-)Nyeri (-)

Kemerahan (-)

Margo palpebra Hiperemis (-)Udem (-)

Hiperemis (+)Udem (+)

Page 9: Hordeolum

SO OD OSAparat lakrimalis Lakrimasi N Lakrimasi NKonjungtiva tarsalis Hiperemis (-), folikel

(-), papil (-) Sulit Dinilai

Konjungtiva fornics Hiperemis (-), folikel (-), papil (-) Sulit Dinilai

Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi siliar (-)Pterigium (-)

Pinguekula (-)

Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi siliar (-)Pterigium (-)

Pinguekula (-)Sklera Putih PutihKornea Bening Bening

Page 10: Hordeolum

SO OD OSKamera Okuli Anterior Cukup dalam Cukup dalam

Iris Coklat, rugae (+) Coklat, rugae (+)Pupil Bulat

Rf (+/+)diameter pupil 3 mm

BulatRf (+/+)

diameter pupil 3 mmLensa Jernih JernihKorpus Vitreum Bening BeningFundusPapila N. OptikusRetinaMakulaaa/vv Retina

Tidak dilakukan pemeriksaan

Tidak dilakukan pemeriksaan

Page 11: Hordeolum

SO OD OSTekanan bulbus okuli Normal (palpasi) Normal (palpasi)Gerakan bulbus okuli Bebas kesegala arah Bebas kesegala arah

Page 12: Hordeolum

Hordeolum Eksterna OS

Diagnosa Kerja

- Hordeolum Interna - Khalazion

Diagnosa Banding

Page 13: Hordeolum

Kompres hangat Menjaga higiene mata Medikamentosa:

◦ Antibiotik : Ciprofloxacin 500 mg 2x1◦ Analgetik : Asam Mefenamat 500 mg seperlunya◦ Kortikosteroid : Polydex ED 4x1

Anjuran Terapi

Page 14: Hordeolum

Anatomi PalpebraPalpebra (kelopak mata) superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior

Struktur Palpebra Lapisan Kulit Muskulus Orbikularis Okuli Jaringan Areolar Tarsus Konjungtiva Palpebrae

TINJAUAN PUSTAKA

Page 15: Hordeolum
Page 16: Hordeolum

Tepian Palpebra Panjang tepian bebas palpebra adalah 25-30 mm dan lebarnya 2 mm◦Tepian Anterior Bulu mata Glandula Zeis Glandula Moll

◦Tepian Posterior kelenjar Meibom

◦Punctum Lacrimale

Page 17: Hordeolum
Page 18: Hordeolum

Fissura Palpebrae Fissura palpebrae adalah ruang berbentuk

elips diantara kedua palpebra yang terbuka.

Septum Orbitale Septum orbitale adalah fasia di belakang

bagian otot orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus serta berfungsi sebagai sawar antara palpebra dan orbita.

Page 19: Hordeolum

Retraktor Palpebrae Retraktor palpebrae berfungsi membuka

palpebra.

Musculus Levator Palpebrae Superioris Musculus levator palpebrae muncul

sebagai tendo pendek dari permukaan bawah ala minar ossis sphenoidalis, di atas dan di depan foramen opticum.

Page 20: Hordeolum

Persarafan Sensoris Persarafan sensoris palpebra berasal dari divisi pertama dan kedua nervus trigeminus (V).

Pembuluh Darah dan Limfe Pasokan darah palpebra datang dari arteria lacrimalis dam ophtalmica melalui cabang-cabang palpebra lateral dan medialnya

Page 21: Hordeolum

Hordeolum merupakan infeksi stafilokokkus yang meradang, terlokasisasi, dan purulen pada satu atau lebih kelenjar sebasea (Meibomian atau Zeisian) pada kelopak mata

Definisi Hordeolum

Page 22: Hordeolum

Data epidemiologi internasional jenis penyakit infeksi kelopak mata yang paling sering ditemukan pada praktek kedokteran.

Insidensi tidak bergantung pada ras dan jenis kelamin

Lebih sering pada orang dewasa tingginya level androgen dan peningkatan insidensi meibomitis dan rosacea pada dewasa.

Epidemiologi Hordeolum

Page 23: Hordeolum

Kebanyakan hordeolum disebabkan infeksi stafilokok, biasanya Staphylococcus aureus.

kelompok beresiko tinggi : Pasien dengan blefaritis kronik, difungsi kelenjar meibom dan rosasea selular

multipel hordeolum yang rekuren sering dihubungkan dengan defisiensi immunoglobulin M (IgM).

Peningkatan kadar lipid serum meningkatkan resiko penyumbatan pada kelenjar minyak di kelopak mata predisposisi terjadinya hordeolum.

Etiologi Hordeolum

Page 24: Hordeolum

Terjadi pembentukan nanah dalam lumen kelenjar oleh infeksi Staphylococcus aureus.

Biasa mengenai kelenjar Meibom, Zeis dan Moll.

Diawali dengan pengecilan lumen dan statis hasil sekresi kelenjar.

Statis ini akan mencetuskan infeksi sekunder oleh Staphylococcus aureus.

Terjadi pembentukan nanah dalam lumen kelenjar.

Secara histologis akan tampak gambaran abses, dengan ditemukannya PMN dan debris nekrotik

Patogenesis Hordeolum

Page 25: Hordeolum

Hordeolum internum infeksi di kelenjar Meibom timbul pembengkakan besar. dapat memecah ke arah kulit atau ke permukaan konjungtiva.

Klasifikasi Hordeolum

Page 26: Hordeolum

Hordeolum eksternum infeksi di kelenjar Zeis atau Moll sifatnya lebih kecil dan lebih superfisial selalu pecah ke arah kulit

Page 27: Hordeolum

Gejala Utama : Nyeri, merah, dan bengkak Intensitas sakit mencerminkan hebatnya

pembengkakan palpebra. Kalau menunduk, rasa sakit bertambah. Pada pemeriksaan terlihat suatu benjolan

setempat, warna kemerahan, mengkilat dan nyeri tekan.

Gejala Klinis Hordeolum

Page 28: Hordeolum

Kompres panas 3-4 kali sehari selama 10-15 menit

Apabila diperlukan : antibiotik lokal atau oral.◦ Salep antibiotik pada sakus konjungtiva setiap 3

jam ◦ Antibiotika sistemik diindikasikan jika terjadi

selulitis. Resolusi spontan sering terjadi.

Pengobatan

Page 29: Hordeolum

Diberikan anestesi setempat dengan tetes mata pantokain.

Untuk lokal anestesi bisa dipakai lidokain atau prokain 2%.

Pada hordeolum internum insisi sebaiknya dilakukan pada konjungtiva tarsal, tegak lurus margo palpebra untuk menghindari banyaknya kelenjar-kelenjar yang tersayat.

Pada hordeolum eksternum dimana didapatkan fluktuasi yang menandakan adanya abses, insisi dilakukan dari arah luar. Dalam hal ini insisi dibuat horizontal sejajar dengan margo palpebra. Kemudian diberi salep mata

Cara Insisi :

Page 30: Hordeolum

Suatu hordeolum internum yang besar dapat menimbulkan selulitis kelopak mata dan abses palpebra.

Penyulit

Page 31: Hordeolum

Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. 2010. Edisi 17. Jakarta : Widya Medika.

Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. 2002. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Ehranheus, Michael P. Hordeolum. Diakses dari : http://emedicine.medscape.com/article/1213080-overview 2012

Ilyas,Sidharta. 2005. Kelopak Mata. Dalam Penuntun Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, hlm : 58-60

American Academy of Ophthalmology. 2008. Classification and Management of Eyelid Disorders. In Orbit, Eyelids, and Lacrimal System. Singapore: Lifelong Education Ophthalmologist. pp 165-167.

DAFTAR PUSTAKA