Histologi Sistem Urogenital

52
SISTEM UROGENITAL SISTEM UROGENITAL Disampaikan Oleh: Disampaikan Oleh: Dr. H. Nizamuddin, MS Dr. H. Nizamuddin, MS

Transcript of Histologi Sistem Urogenital

Page 1: Histologi Sistem Urogenital

SISTEM UROGENITALSISTEM UROGENITALDisampaikan Oleh: Disampaikan Oleh:

Dr. H. Nizamuddin, MSDr. H. Nizamuddin, MS

Page 2: Histologi Sistem Urogenital

SISTEM UROGENITAL Sistem urogenital terdiri dari dua buah ginjal, dua buah ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal penting untuk kehidupan dan menghasilkan urine yang turun ke ureter, terus ke kandung kemih untuk disimpan sementara dan akhirnya se-cara periodik dikeluarkan melalui uretra.

Fungsi ginjal adalah : 1. Membuang bahan sisa ( terutama senyawa nitrogen seperti urea dan

kreatinin, yang dihasilkan dari metabolisme makanan oleh tubuh ), bahanasing, dan produk sisanya.

2. Ginjal mengatur keseimbangan air dan elektrolit dan mempertahankan kese-imbangan asam basa.

3. Ginjal mensekresi renin, yang mengatur tekanan darah dan kadar ion natriumdan eritropoietin, yang berhubungan dengan produksi eritrosit oleh sumsumtulang.

Page 3: Histologi Sistem Urogenital

GINJAL

Ginjal manusia berbentuk seperti kacang merah dengan panjang 10 – 12 cm, tebal 3.5 – 5 cm, terdapat di bagian posterior abdomen bagian atas, pada masing – masing sisi vertebra lumbal atas.

Ginjal dibungkus oleh simpai jaringan fibrosa yang tipis yang dapat dilepaskan dengan mudah dari parenkim di bawahnya.

Page 4: Histologi Sistem Urogenital

Pada sisi medial terdapat cekungan yaitu hilus, tempat keluar masuknya pembuluh darah dan keluarnya ureter.

Bagian atas ureter melebar mengisi hilus ginjal. Bagian ini disebut pelvis terbagi menjadi kaliks mayor dan minor. Biasanya ada dua kaliks mayor dan 8 – 12 kaliks minor. Setiap kaliks minor meliputi tonjolan jaringan ginjal berbentuk kerucut yang disebut papila renalis yang berlubang - lubang, karena bermuaranya 10 – 25 buah duktus koligens.

Setiap papila renalis merupakan puncak daerah piramid yang meluas dari hilus sampai kekapsula yang dalam keadaan segar tampak pucat dan bergaris –garis.

Page 5: Histologi Sistem Urogenital

Daerah ini disebut piramid medula, dan gambaran garis – garis itu karena adanya tubulus lurus dan pembuluh darah sejajar.

Substansia medula meluas ke dalam korteks sebagai berkas radier yang halus yang disebut prosesus Ferreini.

Diantara piramid medula, terdapat perluasan substansi korteks yang disebut kolumna renalis Bertini.

Gambaran granular korteks disebabkan adanya badan bulat yaitu korpuskel ginjal dan tubulus uriniferus kontortus.

Page 6: Histologi Sistem Urogenital

TUBULUS URINIFERUS

Ginjal dapat dianggap sebagai kelenjar tubulosa kompleks yang mensekresi urine, masing – masing ginjal mengandung sejumlah besar tubulus uriniferus.

Setiap tubulus terdiri dari dua bagian yaitu nefron yang panjangnya kira – kira 30 – 40 mm dan duktus koligens panjangnya hampir 20 mm.

Nefron berfungsi mensekresi urine dan duktus koligens merupakan saluran keluar yang mengalirkan urin ke pelvis ginjal.

Page 7: Histologi Sistem Urogenital
Page 8: Histologi Sistem Urogenital

PENDARAHAN GINJAL Masing – masing ginjal mendapat cabang langsung dari aorta abdominal

yaitu arteri renalis dan pada umunya darah melalui glomerulus sebelum mendarahi bagian ginjal lain.

Pada hilus, arteri renalis terbagi menjadi 3 cabang utama, dua cabang kedepan dan satu cabang ke belakang pelvis ginjal dan masing – masing cabang dapat bercabang cabang lagi.

Setiap cabang utama bercabang – cabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan di antara piramid medula.

Pada perbatasan korteks medula, arteri interlobaris bercabang menjadi beberapa arteri arkuata yang meninggalkan pembuluh asalnya hampir tegak lurus, menelusuri dasar piramid medula dan berjalan sejajar terhadap permukaan ginjal.

Dari sini bercabang - cabang secara radier ke tepi korteks. Pembuluh ini adalah arteri interlobularis yang berjalan di antara lobulus.

Page 9: Histologi Sistem Urogenital

Dari sini terdapat banyak cabang samping yang memasuki substansia korteks sebagai arteri intralobularis dan selanjutnya bercabang menjadi satu atau lebih arteriol aferen yang mendarahi glomerulus.

Arteriol eferen berjalan keluar dari glomerulus untuk mendarahi bagian terbesar nefron yang sama, yang kemudian membentuk kapiler interlobular korteks. Sementara arteriol eferen dari glomerulus yukstamedular berjalan ke piramid medular dan mendarahinya.

Arteriol – arteriol eferens ini berjalan lurus dalam arah sentripetal dan disebut arteriol rekta spuria.

Pembuluh ini menembus medula secara radier, membuat lengkungan dan kemudian kembali ke korteks sebagai vena rekta untuk bermuara ke vena arkuata.

Page 10: Histologi Sistem Urogenital

Kapiler piramid medula juga mendapat darah dari cabang langsung yang panjang dan lurus dari arteri arkuata dan interlobularis ( arteriol rekta vera ).

Di dalam korteks kapiler bermuara ke vena stelata yang kemudian bergabung membentuk vena interlobularis yang menuju medula bersama arteri interlobularis, menerima cabang – cabang dari bagian korteks.

Gabungan ini membentuk vena arkuata yang juga menerima darah venula rekta yang berasal dari piramid medula.

Vena arkuata bermuara ke vena interlobaris yang berjalan menuju hilus dan akhirnya bergabung untuk membentuk vena renalis, yang kemudian bermuara ke vena kava inferior.

Page 11: Histologi Sistem Urogenital
Page 12: Histologi Sistem Urogenital
Page 13: Histologi Sistem Urogenital

NEFRON Didalam setiap ginjal terdapat satu juta atau lebih nefron. Bagian

pertama nefron terdapat dalam korteks, bersifat buntu, menggelembung dan dilapisi oleh epitel yang sangat tipis. Bangunan ini disebut korpuskel ginjal atau korpus Malpighi.

Bagian yang melebar disebut kapsula Bowman dan jumbai kapiler dikenal sebagai Gromerulus.

Yang berhubungan dengan korpus Malpighi adalah tubulus kontortus proksimal.

Yang berhubungan dengan segmen tebal pars desendens Ansa Henle, yang selanjutnya berhubungan dengan segmen tipis Ansa Henle, yang selanjutnya berhubungan dengan segmen tebal pars asendens Ansa Henle.

Dan selanjutnya berhubungan dengan tubulus kontortus distal.

Page 14: Histologi Sistem Urogenital
Page 15: Histologi Sistem Urogenital

KORPUS MALPIGHIKORPUS MALPIGHI Korpus Malpighi adalah kapiler gomerulus yang diliputi oleh pars Korpus Malpighi adalah kapiler gomerulus yang diliputi oleh pars

parietal kapsula Bowman dan pars viseral kapsula Bowman.parietal kapsula Bowman dan pars viseral kapsula Bowman.

Di antara pars parietal kapsula Bowman dan pars viseral kapsula Di antara pars parietal kapsula Bowman dan pars viseral kapsula Bowman terdapat ruang Bowman.Bowman terdapat ruang Bowman.

Korpus Malpighi mempunyai polus vaskular,tempat arteriol aferen Korpus Malpighi mempunyai polus vaskular,tempat arteriol aferen masuk dan arteriol eferen keluar.dan tempat lapisan parietal masuk dan arteriol eferen keluar.dan tempat lapisan parietal kapsula Bowman membalik untuk melapisi pembuluh darah kapsula Bowman membalik untuk melapisi pembuluh darah sebagai lapisan viseral kapsula Bowman. sebagai lapisan viseral kapsula Bowman.

Korpus Malpighi mempunyai polus urinarius pada sisi sebelahnya Korpus Malpighi mempunyai polus urinarius pada sisi sebelahnya tempat ruang kapsula Bowman berhubungan dengan lumen tempat ruang kapsula Bowman berhubungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal dan tempat epitel pars parietal tubulus kontortus proksimal dan tempat epitel pars parietal kapsula Bowman yaitu epitel selapis gepeng melanjutkan diri kapsula Bowman yaitu epitel selapis gepeng melanjutkan diri menjadi epitel selapis kuboid dari tubulus kontortus proksimal.menjadi epitel selapis kuboid dari tubulus kontortus proksimal.

Page 16: Histologi Sistem Urogenital

Lapisan viseral kapsula Bowman melekat erat pada Lapisan viseral kapsula Bowman melekat erat pada kapiler Glomerulus dengan inti sel – selnya pada sisi kapiler Glomerulus dengan inti sel – selnya pada sisi kapsula lamina basal. kapsula lamina basal.

Sel ini disebut podosit dan pada dasarnya berbentuk Sel ini disebut podosit dan pada dasarnya berbentuk bintang, dengan badan selnya terpisah 1 –2 mikrometer bintang, dengan badan selnya terpisah 1 –2 mikrometer dari lamina basal kapiler glomerulus.dari lamina basal kapiler glomerulus.

Dari badan sel, beberapa prosesus mayor meluas dari Dari badan sel, beberapa prosesus mayor meluas dari perikarion menuju kesatu atau lebih lengkung kapiler. perikarion menuju kesatu atau lebih lengkung kapiler.

Dari prosesus primer meluas banyak sekali prosesus Dari prosesus primer meluas banyak sekali prosesus sekunder yang kecil atau pedikel, yang melekat pada sekunder yang kecil atau pedikel, yang melekat pada permukaan luar lamina basal kapiler. permukaan luar lamina basal kapiler.

Pedikel podosit yang berdekatan saling berselang seling Pedikel podosit yang berdekatan saling berselang seling yang di sebut celah filtrasi atau “ slit pores “ di antara yang di sebut celah filtrasi atau “ slit pores “ di antara pedikel. pedikel.

Page 17: Histologi Sistem Urogenital

Celah – celah ini pada akhirnya semua mengalir ke rongga Celah – celah ini pada akhirnya semua mengalir ke rongga Bowman dan kemudian ke lumen tubulus kontortus proksimal. Bowman dan kemudian ke lumen tubulus kontortus proksimal.

Endotel kapitel glomerulus memiliki banyak pori atau tingkap Endotel kapitel glomerulus memiliki banyak pori atau tingkap ( fenestrata ) yang berdiameter sekitar 80 mikrometer. ( fenestrata ) yang berdiameter sekitar 80 mikrometer.

Glomerulus adalah masa kapiler yang berbelit – belit sepanjang Glomerulus adalah masa kapiler yang berbelit – belit sepanjang perjalanan arteriol, dengan sebuah arteriol aferen memasuki perjalanan arteriol, dengan sebuah arteriol aferen memasuki glomerulus dan sebuah arteriol eferen meninggalkan glomerulus. glomerulus dan sebuah arteriol eferen meninggalkan glomerulus.

Diameter arteriol aferen lebih besar dari diameter Diameter arteriol aferen lebih besar dari diameter arteriol eferen. Akibatnya glomerulus merupakan arteriol eferen. Akibatnya glomerulus merupakan sebuah sistem yang bertekanan relatif tinggi, sebuah sistem yang bertekanan relatif tinggi, membantu pembentukan cairan jaringan dalam jalinan membantu pembentukan cairan jaringan dalam jalinan kapiler. kapiler.

Page 18: Histologi Sistem Urogenital

Epitel parietal kapsula Bowman yaitu podosit mengelilingi Epitel parietal kapsula Bowman yaitu podosit mengelilingi sekelompok kecil kapiler dekat arteriol aferen dan eferen, terdapat sekelompok kecil kapiler dekat arteriol aferen dan eferen, terdapat tangkai dengan daerah bersisian dengan lamina basal kapiler yang tangkai dengan daerah bersisian dengan lamina basal kapiler yang tidak di lapisi endotel. Pada daerah itu terdapat sel Mesangial. tidak di lapisi endotel. Pada daerah itu terdapat sel Mesangial.

Sel ini berbentuk bintang mirip perisit dengan cabang sitoplasma Sel ini berbentuk bintang mirip perisit dengan cabang sitoplasma yang meluas di antara endotel dan lamina basal. yang meluas di antara endotel dan lamina basal.

Sel mesangial berfungsi menyingkirkan protein besar dari lamina Sel mesangial berfungsi menyingkirkan protein besar dari lamina basal.basal.

Sel mesangial dapat mengkerut bila dirangsang oleh angiotensin , Sel mesangial dapat mengkerut bila dirangsang oleh angiotensin , dengan akibat mengurangnya aliran darah dalam kapiler glomerulus.dengan akibat mengurangnya aliran darah dalam kapiler glomerulus.

Mesangial menyokong kapiler, bersifat fagositik, dan akan bermitosis Mesangial menyokong kapiler, bersifat fagositik, dan akan bermitosis untuk berproliferasi pada beberapa penyakit ginjal. untuk berproliferasi pada beberapa penyakit ginjal.

Page 19: Histologi Sistem Urogenital

SEL YUKSTA – GLOMERULAR SEL YUKSTA – GLOMERULAR Berdekatan dengan glomerulus, sel – sel otot polos dalam Berdekatan dengan glomerulus, sel – sel otot polos dalam

tunika media arteriol aferen bersifat epiteloid, intinya bulat, tunika media arteriol aferen bersifat epiteloid, intinya bulat, sitoplasmanya mengandung granula. Sel ini disebut sel sitoplasmanya mengandung granula. Sel ini disebut sel yuksta glomerular. yuksta glomerular.

Sel yuksta glomerular berhubungan erat dengan makula Sel yuksta glomerular berhubungan erat dengan makula densa, yaitu suatu bagian khusus dari tubulus kontortus densa, yaitu suatu bagian khusus dari tubulus kontortus distal di mana sel- selnya tersusun rapat dengan inti saling distal di mana sel- selnya tersusun rapat dengan inti saling berdekatan sehingga tampak lebih gelap atau lebih padat.berdekatan sehingga tampak lebih gelap atau lebih padat.

Makula densa tidak mempunyai lamina basal dan Makula densa tidak mempunyai lamina basal dan berhubungan dengan sel yang bergranula dan pucat yang berhubungan dengan sel yang bergranula dan pucat yang disebut sel Lacis atau sel mesangial ekstraglomerular. disebut sel Lacis atau sel mesangial ekstraglomerular.

Page 20: Histologi Sistem Urogenital

Diduga makula densa menghasilkan eritropoietin yaitu hormon Diduga makula densa menghasilkan eritropoietin yaitu hormon yang merangsang eritropoiesis di dalam sumsum tulang.yang merangsang eritropoiesis di dalam sumsum tulang.

Makula densa diduga berperan sebagai sensor osmolaritas Makula densa diduga berperan sebagai sensor osmolaritas cairan di dalam tubulus distal.cairan di dalam tubulus distal.

Sel yuksta – glomerular menghasilkan enzim yang disebut Sel yuksta – glomerular menghasilkan enzim yang disebut renin. Didalam darah, renin mempengaruhi angiotensinogen renin. Didalam darah, renin mempengaruhi angiotensinogen untuk menghasilkan angiotensin I.untuk menghasilkan angiotensin I.

angiotensin I akan diubah menjadi angiotensin II oleh sekresi angiotensin I akan diubah menjadi angiotensin II oleh sekresi enzim konversi yang terdapat dalam paru. enzim konversi yang terdapat dalam paru.

angiotensin II merangsang pelepasan aldosteron yang akan angiotensin II merangsang pelepasan aldosteron yang akan mempengaruhi tubulus distal ginjal untuk menambah mempengaruhi tubulus distal ginjal untuk menambah reabsorpsi natrium, klorida dan air, yang menambah volume reabsorpsi natrium, klorida dan air, yang menambah volume plasma. plasma.

Angiotesin II adalah suatu vasokonstriktor kuat.Angiotesin II adalah suatu vasokonstriktor kuat.

Page 21: Histologi Sistem Urogenital
Page 22: Histologi Sistem Urogenital
Page 23: Histologi Sistem Urogenital

SAWAR GINJAL SAWAR GINJAL Sawar ginjal adalah bagian yang memisahkan darah kapiler Sawar ginjal adalah bagian yang memisahkan darah kapiler

glomerulus dari filtrat dalam rongga Bowman.glomerulus dari filtrat dalam rongga Bowman.

Sawar itu meliputi endotel bertingkap kapiler darah, lamina basal Sawar itu meliputi endotel bertingkap kapiler darah, lamina basal kapiler darah dan sel podosit, dan pedikel podosit yang dihubungkan kapiler darah dan sel podosit, dan pedikel podosit yang dihubungkan oleh membran celah (“slit membran”).oleh membran celah (“slit membran”).

Satu – satunya lapisan yang utuh dari ketiga lapisan itu hanya lamina Satu – satunya lapisan yang utuh dari ketiga lapisan itu hanya lamina basal yang di anggap sebagai saringan utama yang mencegah basal yang di anggap sebagai saringan utama yang mencegah lewatnya molekul besar. lewatnya molekul besar.

Filtrasi halus melalui sawar tergantung pada tekanan hidrostratik Filtrasi halus melalui sawar tergantung pada tekanan hidrostratik darah dalam kapiler glomerulus yaitu biasanya kira-kira 75 mm Hg.darah dalam kapiler glomerulus yaitu biasanya kira-kira 75 mm Hg.

Pada manusia, jumlah filtrat glomerulus dalam 24 jam berkisar antara Pada manusia, jumlah filtrat glomerulus dalam 24 jam berkisar antara 170 - 200 liter. 99% darinya akan di resorpsi oleh tubulus uriniferus 170 - 200 liter. 99% darinya akan di resorpsi oleh tubulus uriniferus sebanyak1,5 – 2 liter yang di keluarkan sebagai urin.sebanyak1,5 – 2 liter yang di keluarkan sebagai urin.

Page 24: Histologi Sistem Urogenital
Page 25: Histologi Sistem Urogenital
Page 26: Histologi Sistem Urogenital
Page 27: Histologi Sistem Urogenital

TUBULUS KONTORTUS TUBULUS KONTORTUS PROKSIMALPROKSIMAL

Dindingnya dibatasi oleh epitel selapis kuboid. Sel – selnya Dindingnya dibatasi oleh epitel selapis kuboid. Sel – selnya bersifat eosinofilik dan memiliki brush border. Batas sel bersifat eosinofilik dan memiliki brush border. Batas sel tidak jelas. tidak jelas.

Bagian pertama Tubulus Kontortus Proksimal menuju ke Bagian pertama Tubulus Kontortus Proksimal menuju ke medula menjadi segmen tebal pars desendens Ansa Henle.medula menjadi segmen tebal pars desendens Ansa Henle.

Fungsi Tubulus Kontortus Proksimal ialah mengurangi isi Fungsi Tubulus Kontortus Proksimal ialah mengurangi isi filtrat glomerulus sebanyak 80-85%. Hal ini terlaksana filtrat glomerulus sebanyak 80-85%. Hal ini terlaksana melalui transpor dan pompa natrium aktif ke ruang melalui transpor dan pompa natrium aktif ke ruang ekstrasel. ekstrasel.

Glukosa, asam amino dan protein seperti juga bikarbonat Glukosa, asam amino dan protein seperti juga bikarbonat akan diresorpsi. akan diresorpsi.

Page 28: Histologi Sistem Urogenital

ANSA HENLE ANSA HENLE

Segmen tebal pars desenden Ansa Henle terdapat di Segmen tebal pars desenden Ansa Henle terdapat di medula, dindingnya di batasi oleh epitel selapis kuboid, medula, dindingnya di batasi oleh epitel selapis kuboid, dan melanjutkan diri menjadi segmen tipis Ansa Henle.dan melanjutkan diri menjadi segmen tipis Ansa Henle.

Segmen tipis Ansa Henle terdapat di medula, dindingnya Segmen tipis Ansa Henle terdapat di medula, dindingnya di batasi oleh epitel selapis gepeng, dan melanjutkan diri di batasi oleh epitel selapis gepeng, dan melanjutkan diri menjadi segmen tebal pars asenden Ansa Henle. menjadi segmen tebal pars asenden Ansa Henle.

Segmen tebal pars asenden Ansa Henle terdapat di Segmen tebal pars asenden Ansa Henle terdapat di medula, dindingnya di batasi oleh epitel selapis kuboid, medula, dindingnya di batasi oleh epitel selapis kuboid, berjalan menuju ke korteks dan melanjutkan diri menjadi berjalan menuju ke korteks dan melanjutkan diri menjadi tubulus kontortus distal.tubulus kontortus distal.

Page 29: Histologi Sistem Urogenital

TUBULUS KONTORTUS DISTAL TUBULUS KONTORTUS DISTAL

Terdapat di korteks ginjal, sebagai Terdapat di korteks ginjal, sebagai lanjutan dari segmen tebal pars asendens lanjutan dari segmen tebal pars asendens Ansa Henle. Ansa Henle.

Dindingnya dibatasi oleh epitel selapis Dindingnya dibatasi oleh epitel selapis kuboid, bersifat basofilik, batas sel agak kuboid, bersifat basofilik, batas sel agak jelas. Selanjutnya Tubulus Kontortus jelas. Selanjutnya Tubulus Kontortus Distal akan dihubungkan dengan duktus Distal akan dihubungkan dengan duktus koligens. koligens.

Page 30: Histologi Sistem Urogenital

DUKTUS KOLIGENS DUKTUS KOLIGENS Duktus Koligens bukan merupakan bagian dari Duktus Koligens bukan merupakan bagian dari

nefron. Duktus Koligens berjalan menuju ke medula. nefron. Duktus Koligens berjalan menuju ke medula. Dindingnya di batasi oleh epitel selapis kuboid sampai Dindingnya di batasi oleh epitel selapis kuboid sampai epitel selapis silindris. Batas sel teratur dan jelas. epitel selapis silindris. Batas sel teratur dan jelas.

Duktus koligens berfungsi menyalurkan urin dari Duktus koligens berfungsi menyalurkan urin dari nefron ke pelvis ureter dengan sedikit absorpsi air nefron ke pelvis ureter dengan sedikit absorpsi air yang di pengaruhi oleh hormon anti diuretik (ADH). yang di pengaruhi oleh hormon anti diuretik (ADH).

Di bagian medula yang menuju ke tengah, beberapa Di bagian medula yang menuju ke tengah, beberapa duktus koligens bersatu untuk membentuk duktus duktus koligens bersatu untuk membentuk duktus yang lebih besar yang bermuara ke apeks papila. yang lebih besar yang bermuara ke apeks papila.

Page 31: Histologi Sistem Urogenital

Saluran ini disebut duktus papilaris Saluran ini disebut duktus papilaris Bellini, yang berdiameter 100 – 200 Bellini, yang berdiameter 100 – 200 mikrometer atau lebih. mikrometer atau lebih.

Muara kepermukaan papila tersebut Muara kepermukaan papila tersebut sangat besar, sangat banyak dan sangat besar, sangat banyak dan sangat rapat, sehingga tampak seperti sangat rapat, sehingga tampak seperti sebuah tapisan (area kribrosa).sebuah tapisan (area kribrosa).

Page 32: Histologi Sistem Urogenital
Page 33: Histologi Sistem Urogenital

PELVIS DAN URETERPELVIS DAN URETER Ujung atas ureter yang melebar (pelvis) terletak dalam Ujung atas ureter yang melebar (pelvis) terletak dalam

hilus ginjal dan terbelah menjadi kaliks mayor dan minor. hilus ginjal dan terbelah menjadi kaliks mayor dan minor. Setiap kaliks minor melingkupi papila medula. Dinding Setiap kaliks minor melingkupi papila medula. Dinding pelvis lebih tipis dari dinding ureter. pelvis lebih tipis dari dinding ureter.

Panjang ureter 25-30 cm , terletak pada dinding posterior Panjang ureter 25-30 cm , terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneumm, dan berakhir dengan abdomen di belakang peritoneumm, dan berakhir dengan menembus dinding kandung kemih secara serong. menembus dinding kandung kemih secara serong.

Mukosa pelvis dan ureter terdiri dari epitel transisional Mukosa pelvis dan ureter terdiri dari epitel transisional yang di sokong oleh lamina propria. yang di sokong oleh lamina propria.

Epitel terdiri dari 2- 3 lapis sel pada bagian pelvis dan 4-5 Epitel terdiri dari 2- 3 lapis sel pada bagian pelvis dan 4-5 lapis sel pada ureter.lapis sel pada ureter.

Page 34: Histologi Sistem Urogenital

Epitel terletak di atas lamina basal tipis dan di Epitel terletak di atas lamina basal tipis dan di bawahnya ada lamina propria yang merupakan bawahnya ada lamina propria yang merupakan jaringan fibrosa yang relatif padat dengan jaringan fibrosa yang relatif padat dengan banyak serat elastin. banyak serat elastin.

Pada lamina propria tidak terdapat kelenjar. Pada lamina propria tidak terdapat kelenjar.

Di bawah lamina propria, terdapat tunika Di bawah lamina propria, terdapat tunika muskularis tebal yang terdiri berkas sel otot muskularis tebal yang terdiri berkas sel otot polos yang dipisahkan oleh berkas jaringan ikat. polos yang dipisahkan oleh berkas jaringan ikat.

Otot polos di susun oleh lapis dalam yang Otot polos di susun oleh lapis dalam yang longitudinal dan lapis luar yang sirkular. longitudinal dan lapis luar yang sirkular.

Page 35: Histologi Sistem Urogenital

Lapisan ini tidak berbatas jelas. Pada bagian bawah Lapisan ini tidak berbatas jelas. Pada bagian bawah ureter, terdapat lapisan ketiga yaitu lapis serong ureter, terdapat lapisan ketiga yaitu lapis serong atau longitudinal luar.atau longitudinal luar.

Pada bagian pelvis, ototnya disusun melingkar Pada bagian pelvis, ototnya disusun melingkar mengitari papila dan berfungsi sebagai sfingter, mengitari papila dan berfungsi sebagai sfingter, yang memeras papila, dan mengeluarkan urin dari yang memeras papila, dan mengeluarkan urin dari duktus papilaris Bellini. duktus papilaris Bellini.

Pada bagian bawah ureter, tidak terdapat otot polos Pada bagian bawah ureter, tidak terdapat otot polos melingkar, tetapi kedua lapis otot memanjang melingkar, tetapi kedua lapis otot memanjang sekarang tidak dipisahkan oleh lapis sirkular. sekarang tidak dipisahkan oleh lapis sirkular.

Di sebelah luar lapisan otot terdapat tunika Di sebelah luar lapisan otot terdapat tunika adventisia yang mengandung jaringan ikat adventisia yang mengandung jaringan ikat fibroelastis. fibroelastis.

Page 36: Histologi Sistem Urogenital
Page 37: Histologi Sistem Urogenital

KANDUNG KEMIH (VESIKA URINARIA)KANDUNG KEMIH (VESIKA URINARIA)

Epitelnya transisional terdiri atas 6 – 8 lapis sel pada Epitelnya transisional terdiri atas 6 – 8 lapis sel pada kandung kemih kosong. Pada kandung kemih penuh, kandung kemih kosong. Pada kandung kemih penuh, epitelnya hanya setebal 2 – 3 lapis.epitelnya hanya setebal 2 – 3 lapis.

Di bawah epitel terdapat tunika muskularis mukosa yang Di bawah epitel terdapat tunika muskularis mukosa yang tidak utuh, yang di bentuk oleh serat – serat otot kecil yang tidak utuh, yang di bentuk oleh serat – serat otot kecil yang tidak beraturan.tidak beraturan.

Di dalam lamina propria terdapat kelenjar kecil yang terdiri Di dalam lamina propria terdapat kelenjar kecil yang terdiri atas sel – sel bening penghasil mukus dengan saluran keluar atas sel – sel bening penghasil mukus dengan saluran keluar tunggal atau bercabang. tunggal atau bercabang.

Lamina propria tebal dengan lapis luar yang longgar di sebut Lamina propria tebal dengan lapis luar yang longgar di sebut submukosa, yang memungkinkan mukosa ini berlipat pada submukosa, yang memungkinkan mukosa ini berlipat pada kandung kemih kosong. kandung kemih kosong.

Page 38: Histologi Sistem Urogenital

Di luarnya terdapat tunika muskularis yang Di luarnya terdapat tunika muskularis yang terdiri dari otot polos tiga lapis. Lapis sirkular terdiri dari otot polos tiga lapis. Lapis sirkular tengah membentuk sfingter tebal di sekitar tengah membentuk sfingter tebal di sekitar muara uretra dalam, dan tidak begitu tebal di muara uretra dalam, dan tidak begitu tebal di sekitar muara ureter.sekitar muara ureter.

Di luarnya terdapat tunika adventisia yang Di luarnya terdapat tunika adventisia yang terdiri atas jaringan fibroelastis. terdiri atas jaringan fibroelastis.

Bagian akhir saluran keluar yang Bagian akhir saluran keluar yang menghubungkan kandung kemih dengan dunia menghubungkan kandung kemih dengan dunia luar adalah uretra. luar adalah uretra.

Page 39: Histologi Sistem Urogenital
Page 40: Histologi Sistem Urogenital

URETRAURETRA URETRA PRIAURETRA PRIA

Panjang uretra pria antara 15-20 cm dan dibagi dalam 3 bagian:Panjang uretra pria antara 15-20 cm dan dibagi dalam 3 bagian:1.1. Uretra pars prostatika:Uretra pars prostatika:

Bagian pertama uretra yang berjalan menurun dari muara uretra dalam Bagian pertama uretra yang berjalan menurun dari muara uretra dalam kandung kencing menembus kelenjar prostat. Pada uretra ini bermuara dua kandung kencing menembus kelenjar prostat. Pada uretra ini bermuara dua duktus eyakulatorius dan saluran keluar kelenjar prostat. Epitelnya duktus eyakulatorius dan saluran keluar kelenjar prostat. Epitelnya transisional.transisional.

2.2. Uretra pars membranase:Uretra pars membranase:Bagian kedua uretra, hanya pendek, dan berjalan dari puncak prostat di Bagian kedua uretra, hanya pendek, dan berjalan dari puncak prostat di antara otot rangka pelvis, menembus membran perineal dan berakhir dalam antara otot rangka pelvis, menembus membran perineal dan berakhir dalam bulbus korpus kavernosum uretra. Epitel berlapis atau bertingkat silindris.bulbus korpus kavernosum uretra. Epitel berlapis atau bertingkat silindris.

3.3. Uretra pars kavernosa atau pars spongiosa:Uretra pars kavernosa atau pars spongiosa:Bagian ujung uretra menembus korpus spongiosum dan bermuara pada Bagian ujung uretra menembus korpus spongiosum dan bermuara pada glans penis. Ujung uretra bagian penis yang melebar yaitu fosa navikularis, glans penis. Ujung uretra bagian penis yang melebar yaitu fosa navikularis, dibatasi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Terdapat sedikit dibatasi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Terdapat sedikit sel Goblet penghasil mukus. Kelenjar tubular Littre yang bercabang lebih sel Goblet penghasil mukus. Kelenjar tubular Littre yang bercabang lebih banyak terdapat pada permukaan dorsal uretra. Kelenjar memiliki epitel banyak terdapat pada permukaan dorsal uretra. Kelenjar memiliki epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan menghasilkan mukus.berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan menghasilkan mukus.

Page 41: Histologi Sistem Urogenital

URETRA WANITAURETRA WANITAUretra wanita jauh lebih pendek daripada uretra pria. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada uretra pria. Panjangnya hanya 4 cm. Panjangnya hanya 4 cm.

Epitelnya adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan Epitelnya adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. tanduk.

Lamina proprianya adalah jaringan ikat fibrosa longgar Lamina proprianya adalah jaringan ikat fibrosa longgar yang ditandai oleh banyaknya sinus venosus, mirip yang ditandai oleh banyaknya sinus venosus, mirip jaringan kavernosa.jaringan kavernosa.

Tunika muskularisnya terdiri atas dua lapis otot polos, Tunika muskularisnya terdiri atas dua lapis otot polos, longitudinal dibagian dalam dan sirkuler di bagian luar, longitudinal dibagian dalam dan sirkuler di bagian luar, yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada muaranya. muaranya.

Page 42: Histologi Sistem Urogenital

PENISPENISPenis berfungsi:Penis berfungsi:1.1. Sebagai saluran keluar air kemihSebagai saluran keluar air kemih

2.2. Sebagai saluran keluar cairan semenSebagai saluran keluar cairan semen

3.3. Sebagai alat sanggama.Sebagai alat sanggama.

Penis disusun oleh tiga bangunan erektil berbentuk silinder Penis disusun oleh tiga bangunan erektil berbentuk silinder sepasang di bagian dorsal yaitu korpora kavernosa penis, sepasang di bagian dorsal yaitu korpora kavernosa penis, dan satu di bagian sentral yaitu korpus kavernosum uretra dan satu di bagian sentral yaitu korpus kavernosum uretra atau korpus spongiosum uretra, yang membungkus uretra atau korpus spongiosum uretra, yang membungkus uretra pars kavernosa.pars kavernosa.

Pasangan korpora kavernosa penis terpisah satu sama lain Pasangan korpora kavernosa penis terpisah satu sama lain dibagian proksimal oleh septum pektiniformis (septum penis dibagian proksimal oleh septum pektiniformis (septum penis mediana), tetapi kemudian bersatu lagi di bagian bawah mediana), tetapi kemudian bersatu lagi di bagian bawah sudut pubis, untuk kemudian berjalan bersama-sama ke sudut pubis, untuk kemudian berjalan bersama-sama ke depan. depan.

Page 43: Histologi Sistem Urogenital

Kulit yang membungkus penis, tipis dan lembut dan Kulit yang membungkus penis, tipis dan lembut dan ujungnya akan berlipat disebut prepusium. ujungnya akan berlipat disebut prepusium.

Pada glans penis dan permukaan dalam prepusium, Pada glans penis dan permukaan dalam prepusium, terdapat sejumlah kelenjar sebasea yang telah terdapat sejumlah kelenjar sebasea yang telah mengalami modifikasi yaitu kelenjar Tyson.mengalami modifikasi yaitu kelenjar Tyson.

Tiap korpus kavernosum penis dibungkus oleh selubung Tiap korpus kavernosum penis dibungkus oleh selubung fibrosa tebal yaitu tunika albuginea. fibrosa tebal yaitu tunika albuginea.

Serat kolagen yang terdapat di sebelah luar longitudinal Serat kolagen yang terdapat di sebelah luar longitudinal dan yang di sebelah dalam sirkular. dan yang di sebelah dalam sirkular.

Di antara kedua korpus kavernosum penis terdapat Di antara kedua korpus kavernosum penis terdapat septum pektiniformis yang ditembus oleh celah-celah septum pektiniformis yang ditembus oleh celah-celah terbuka, sehingga ruang-ruang kavernosa dikedua sisi terbuka, sehingga ruang-ruang kavernosa dikedua sisi dapat berhubungan satu sama lain.dapat berhubungan satu sama lain.

Page 44: Histologi Sistem Urogenital

Trabekula yang merupakan lanjutan dari selubung fibrosa, terdiri Trabekula yang merupakan lanjutan dari selubung fibrosa, terdiri atas serat-serat kolagen, elastin dan serat otot polos dan atas serat-serat kolagen, elastin dan serat otot polos dan menyusun rangka bagian dalam yang padat. menyusun rangka bagian dalam yang padat.

Ruangan diantara rangka-rangka tersebut dilapisi oleh selapis tipis Ruangan diantara rangka-rangka tersebut dilapisi oleh selapis tipis sel endotel dan merupakan sinus-sinus darah.sel endotel dan merupakan sinus-sinus darah.

Susunan trabekula tersebut sedemikian rupa, sehingga ruang-Susunan trabekula tersebut sedemikian rupa, sehingga ruang-ruang kavernosa terbesar terdapat di daerah tengah dari tiap ruang kavernosa terbesar terdapat di daerah tengah dari tiap korpus kavernosum penis dan berangsur-angsur mengecil dibagian korpus kavernosum penis dan berangsur-angsur mengecil dibagian tepi.tepi.

Tunika albuginea korpus spongiosum penis lebih tipis daripada Tunika albuginea korpus spongiosum penis lebih tipis daripada tunika albuginea korpora kavernosa penis, dan mengandung tunika albuginea korpora kavernosa penis, dan mengandung banyak serat elastin dan serat otot polos. banyak serat elastin dan serat otot polos.

Trabekulanya juga lebih tipis dan lebih elastis daripada yang Trabekulanya juga lebih tipis dan lebih elastis daripada yang terdapat pada korpora kavernosa penis. Ruang-ruang terdapat pada korpora kavernosa penis. Ruang-ruang kavernosanya kecil-kecil, ukurannya hampir sama dan secara kavernosanya kecil-kecil, ukurannya hampir sama dan secara lambat laun akan bermuara kedalam ruang venosa kecil disekitar lambat laun akan bermuara kedalam ruang venosa kecil disekitar uretra. uretra.

Page 45: Histologi Sistem Urogenital
Page 46: Histologi Sistem Urogenital

PEMBULUH DARAH PADA PENISPEMBULUH DARAH PADA PENIS

Cabang-cabang arteri utama pada penis adalah Cabang-cabang arteri utama pada penis adalah arteri dorsalis penis yang berjalan di antara arteri dorsalis penis yang berjalan di antara korpora kavernosa penis dibagian superior, di korpora kavernosa penis dibagian superior, di kedua sisi vena dorsalis profunda dan arteri kedua sisi vena dorsalis profunda dan arteri profunda penis berjalan di tiap-tiap korpora profunda penis berjalan di tiap-tiap korpora kavernosa penis.kavernosa penis.

Cabang arteri dorsalis penis menembus kapsula Cabang arteri dorsalis penis menembus kapsula fibrosa di permukaan atas, untuk selanjutnya fibrosa di permukaan atas, untuk selanjutnya masuk kedalam korpus kavernosum penis, masuk kedalam korpus kavernosum penis, terutama didekat ujung distal penis.terutama didekat ujung distal penis.

Page 47: Histologi Sistem Urogenital

Sewaktu memasuki ruang kaverna, semua arteri bercabang-Sewaktu memasuki ruang kaverna, semua arteri bercabang-cabang sebagai pleksus kapiler, dan yang lainnya menjadi cabang sebagai pleksus kapiler, dan yang lainnya menjadi arteri helisina yang berjalan longitudinal kearah distal. arteri helisina yang berjalan longitudinal kearah distal.

Arteri helisina berbentuk spiral, tunika medianya tebal, dan Arteri helisina berbentuk spiral, tunika medianya tebal, dan tunika intimanya membentuk lipatan-lipatan longitudinal, tunika intimanya membentuk lipatan-lipatan longitudinal, kemudian bermuara kedalam sinus-sinus jaringan erektil. kemudian bermuara kedalam sinus-sinus jaringan erektil.

Darah dari ruang kaverna dan pleksus kapiler dialirkan ke Darah dari ruang kaverna dan pleksus kapiler dialirkan ke pleksus venula didalam tunika albuginea.pleksus venula didalam tunika albuginea.

Beberapa di antaranya bermuara kedalam vena dorsalis Beberapa di antaranya bermuara kedalam vena dorsalis profunda. Pembuluh darah lainnya langsung keluar ke profunda. Pembuluh darah lainnya langsung keluar ke permukaan atas korpora kavernosa penis dan bermuara ke permukaan atas korpora kavernosa penis dan bermuara ke vena dorsalis probunda. vena dorsalis probunda.

Otot polos arteri dan trabekula dipersarafi oleh saraf-saraf Otot polos arteri dan trabekula dipersarafi oleh saraf-saraf simpatis dan parasimpatis.simpatis dan parasimpatis.

Page 48: Histologi Sistem Urogenital
Page 49: Histologi Sistem Urogenital

MEKANISME EREKSIMEKANISME EREKSI Bila ada rangsang erotik, rangsang parasimpatis Bila ada rangsang erotik, rangsang parasimpatis

menyebabkan relaksasi otot polos dan arteri helisina menyebabkan relaksasi otot polos dan arteri helisina akan menjadi lurus dan lumennya melebar. akan menjadi lurus dan lumennya melebar.

Darah mengalir dengan bebas dari arteri helisina Darah mengalir dengan bebas dari arteri helisina masuk kedalam ruang kaverna sehingga penuh terisi masuk kedalam ruang kaverna sehingga penuh terisi darah. Jadi terdapat aliran darah tambahan kedalam darah. Jadi terdapat aliran darah tambahan kedalam jaringan vaskular yang sangat diperlebar.jaringan vaskular yang sangat diperlebar.

Aliran darah vena di bagian perifer korpora kavernosa Aliran darah vena di bagian perifer korpora kavernosa penis berkurang, karena tekanan terhadap vena oleh penis berkurang, karena tekanan terhadap vena oleh pelebaran ruang-ruang trabekula.pelebaran ruang-ruang trabekula.

Page 50: Histologi Sistem Urogenital

Korpora kavernosa penis menjadi tegang dan membengkak. Korpora kavernosa penis menjadi tegang dan membengkak. Tetapi tekanan aliran vena pada korpus spongiosum uretra Tetapi tekanan aliran vena pada korpus spongiosum uretra lebih kecil dan tunika albugineanya tidak begitu kuat, lebih kecil dan tunika albugineanya tidak begitu kuat, sehingga daerah ini tidak begitu tegang dan uretra sehingga daerah ini tidak begitu tegang dan uretra didalamnya tetap terbuka, sehingga memungkinkan carian didalamnya tetap terbuka, sehingga memungkinkan carian semen memancar ke luar sewaktu eyakulasi.semen memancar ke luar sewaktu eyakulasi.

Pada akhir kegiatan seksual, penis kembali melemas melalui Pada akhir kegiatan seksual, penis kembali melemas melalui proses yang disebut detumesens. Tonus arteri kembali proses yang disebut detumesens. Tonus arteri kembali seperti semula karena rangsang simpatis dan jumlah darah seperti semula karena rangsang simpatis dan jumlah darah yang masuk ke dalam sinus berkurang.yang masuk ke dalam sinus berkurang.

Kelebihan darah yang terdapat dalam korpora kavernosa Kelebihan darah yang terdapat dalam korpora kavernosa penis, perlahan-lahan diperas keluar oleh kontraksi otot polos penis, perlahan-lahan diperas keluar oleh kontraksi otot polos di dalam trabekula dan aliran darah kembali seperti semula.di dalam trabekula dan aliran darah kembali seperti semula.

Page 51: Histologi Sistem Urogenital

CAIRAN SEMENCAIRAN SEMEN

Cairan semen terdiri atas spermatozoa berikut Cairan semen terdiri atas spermatozoa berikut cairan yang dihasilkan oleh seluruh kelenjar cairan yang dihasilkan oleh seluruh kelenjar kelamin, serta sedikit tambahan yang berasal kelamin, serta sedikit tambahan yang berasal dari sistem saluran kelamin.dari sistem saluran kelamin.

Cairan semen merupakan cairan putih keruh Cairan semen merupakan cairan putih keruh yang setiap ml mengandung kira-kira 100 juta yang setiap ml mengandung kira-kira 100 juta spermatozoa (tiap 1 ml). Setiap eyakulat spermatozoa (tiap 1 ml). Setiap eyakulat berkisar 3 ml, jadi mengandung 300 juta berkisar 3 ml, jadi mengandung 300 juta spermatozoa.spermatozoa.

Page 52: Histologi Sistem Urogenital

Urutan pengeluaran cairan semen adalah:Urutan pengeluaran cairan semen adalah: Kelenjar bulbouretralis dan kelenjar Littre Kelenjar bulbouretralis dan kelenjar Littre

mengeluarkan sekret berupa lendir sewaktu ereksi mengeluarkan sekret berupa lendir sewaktu ereksi yang akan melumasi uretra pars kavernosa.yang akan melumasi uretra pars kavernosa.

Waktu terjadi eyakulasi, kelenjar prostat Waktu terjadi eyakulasi, kelenjar prostat mengeluarkan sekret yang bersifat basa yang mengeluarkan sekret yang bersifat basa yang menurunkan keasaman uretra yang semula menurunkan keasaman uretra yang semula mengandung sisa air kemih.mengandung sisa air kemih.

Selanjutnya disusul pengeluaran spermatozoa yang Selanjutnya disusul pengeluaran spermatozoa yang diperas keluar dari duktus epididimidis dan duktus diperas keluar dari duktus epididimidis dan duktus deferens melalui kekuatan kontraksi dinding otot.deferens melalui kekuatan kontraksi dinding otot.

Akhirnya sekresi kental dari vesikula seminalis yang Akhirnya sekresi kental dari vesikula seminalis yang mengandung fruktosa dan bahan makanan bagi mengandung fruktosa dan bahan makanan bagi sperma.sperma.