histeria

37
HISTERIA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Disusun Oleh : Ricky Priyatmoko P.17420110025 PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN i

Transcript of histeria

Page 1: histeria

HISTERIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

Ricky Priyatmoko P.17420110025

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2012

i

Page 2: histeria

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah swt. sehingga dengan

rahmat dan hidayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “

HISTERIA” ini tanpa halangan suatu apa pun.

Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah keperawatan

Jiwa. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai berbagai hal yang terkait dengan

histeria serta fenomena histeria yang sering melanda masyarakat terutama pada

anak – anak sekolah. Penyusun menyadari, penyusunan makalah ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak, antara lain:

1. Ibu Sri Endang Windiarti, S.Kep, Ns, MKes selaku koordinator Mata

Kuliah Keperawatan Jiwa

2. Para dosen pengampu mata kuliah Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

3. Orang tua kami yang senantiasa mendo’akan kami dari setiap tindakan

yang kami kerjakan

4. Pihak-pihak lain yang telah mendukung terselesaikannya makalah

Kami mengucapkan terimakasih atas dukungan dan bantuan dari pihak-

pihak tersebut.

Tiada gading yang tak retak, penyusun menyadari isi makalah ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun mohon maaf dan besar harapan

kami menerima saran berikut kritik yang membangun mengenai kekurangan

tersebut.

Semarang, 10 Februari

2012

Penyusun

ii

Page 3: histeria

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gangguan jiwa yang sudah lama di kenal sejak dulu ialah histeria. Pada

permulan orang menyangka bahwa yang dihinggapi penyakit ini hanya kaum

wanita. Akan tetapi kemudian pendapat itu berudah setelah Freud menemukan

bahwa laki-laki pun dapat dihinggapi penyakit ini.

Seperti gangguan jiwa lainnya hysteria  juga terjadi akibat

ketidakmampuan seseorang menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan,

kegelisahan, kecemasan, dan pertentangan batin. Dalam menghadapi kesukaran ia

tidak mampu menghadapinya dengan cara yang wajar, lalu melepaskan tanggung

jawab dan lari secara tidak sadar kepada gejala-gejala hysteria.

Histeria merupakan suatu respon psikologik, biasanya terjadi pada tingkat

di bawah sadar dan berhubungan dengan konflik internal yang tidak terselesaikan

atau stress eksternal yang akut.(H.G Morgan dan M.H Morgan)

Hysteria adalah gangguan atau disorder psikoneurotik yang khas ditandai

oleh emosionalitas ekstrim, mencakup macam-macam ganguan fungsi psikis,

sensoris, motoris, vasomotor ( syaraf-syaraf yang membesarkan atau mengecilkan

pembuluh-pembuluh darah ) dan alat pencernaan, sebagai produk dari represi

terhadap macam-macam konflik dalam kehidupan kesadaran.

Gejala yang timbul bermacam – macam sesuai jenis dari histeria tersebut.

Histeria konversia, dengan tanda konflik konflik mental yang diubah kedalam

gejala fisik, seperti kelumpuhan, kebutaan, dan anestesia atau matirasa. Histeria

Somnabulisme dengan tidur berjalan. Histeria Fugue dengan melakukan pelarian,

sehingga individu yang bersangkutan menjadi amnesik atau kehilangan ingatan

iii

Page 4: histeria

mengenai masa lalu pribadinya. Ada pula Multiple Personality (kepribadian

majemuk), sehingga kepribadian individu pecah menjadi dua atau lebih,disertai

disosiasi kesadaran.

Fenomena histeria sering juga terjadi pada remaja putri sekolah. Banyak di

berbagai sekolah yang diberitakan di televisi maupun surat kabar bahwa siswi

mereka mengalami histeria massal. Sayangnya, mereka tidak mengetahui

penyebab serta pengobatan yang tepat mengatasi kejadian tersebut dalam

persfektif ilmu kejiwaan. Sehingga pihak sekolah salah dalam meminta

pertolongan dan menanganinya, yaitu kepada orang pintar atau paranormal.

Dalam literatur ilmu kejiwaan hal ini merupakan metode penanganan yang salah

guna mengatasi histeria.

Untuk itu, setelah melihat dari latar belakang tersebut penulis akan

membahas tentang histeria secara umum dan histeria yang muncul pada siswi

sekolah serta penanganan yang tepat sesuai persfektif ilmu kejiwaan.

.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa definisi Histeria

b. Apa etiologi dari Histeria

c. Apa saja tanda dan gejala Histeria

d. Apa saja jenis Histeria

e. Bagaimana pengobatan Histeria

f. Bagaimana Prognosis dari Histeria

g. Bagaimana menangani Histeria massal

C. TUJUAN PENULISAN

a. Untuk mengetahui definisi dari Histeria

iv

Page 5: histeria

b. Mengetahui apa saja etiologi dari berbagai pandangan

c. Mengetahui dan memahami apa saja tanda dan gejala histeria

d. Mendeskripsikan jenis – jenis dari histeria

e. Mengetahui dan memahami pengobatan yang dapat diterapkan

bagi penderita histeria

f. Mengetahui prognosis dari histeria

g. Mengetahui penanganan yang tepat bagi klien histeria massal

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I – Pendahuluan 1

v

Page 6: histeria

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Penulisan 2

BAB II – Vulvinitis 3

2.1 Definisi Histeria.......................................................................... 3

2.2 Tanda dan gejala Histeria........................................................... 3

2.3 Jenis Histeria............................................................................... 4

2.4 Pengobatan Histeria................................................................... 5

2.5 Prognosis dari Histeria................................................................. 6

BAB III – Fenomena Histeria Massal........................................................... 6

Pembahasan................................................................................ 6

Daftar Pustaka 13

BAB II

HISTERIA

vi

Page 7: histeria

2.1 Definisi Histeria :

Histeria merupakan suatu respon psikologik, biasanya terjadi pada tingkat

di bawah sadar dan berhubungan dengan konflik internal yang tidak

terselesaikan atau stress eksternal yang akut.(H.G Morgan dan M.H Morgan)

Hysteria adalah gangguan atau disorder psikoneurotik yang khas ditandai

oleh emosionalitas ekstrim, mencakup macam-macam ganguan fungsi psikis ,

sensoris, motoris, vasomotor ( syraf-syaraf yang membesarkan atau

mengecilkan pembuluh-pembuluh darah ) dan alat pencernaan, sebagai

produk dari represi terhadap macam-macam konflik dalam kehidupan

kesadaran.

Hysteria adalah penyakit yang karakteristik berupa dissosiasi kepribadian

terhadap lingkungannya dalam berbagai bentuk dan gradasi, disebabkan oleh

banyak konflik psikis atau internal, yang kemudian ditransformasikan dalam

symptom-simptom fisik yaitu dalam bentuk hysteria konversia dan

somatisme.

Hysteria adalah suatu neurosa kompleks dengan bentuk yang bermacam-

macam dengan ciri ketidakstabilan emosional, represi, dissosiasi dan

sugestibilitas. Keanekaragamannya berbentuk hysteria, konversia,

somnabulisme, fugue, dan kepribadian majemuk.

Dari berbagai definisi histeria diatas dapat diambil pengertian bahwa

histeria merupakan suatu respon psikologik dari tubuh akibat adanya konflik

internal yang tidak terselesaikan atau adanya stresor eksternal yang akut

seperti ketidakstabilan emosional, represi, dissosia dan sugestibilitas.

vii

Page 8: histeria

2.2 Etiologi dari Histeria

a. Teori psikoanalisa

Ansietas yang ditekan oleh impuls-impuls instinktual akan menimbulkan

gejala - gejala histeria yang sering memilki arti simbolik dan keuntungan

sekunder. Menghilangkan konflik – konflik secara radikal perlu

dihindarkan. Pada beberapa kasus, mungkin berupa masalah seksual:

oedipus kompleks tampaknya relevan untuk histeria, fiksasi pada fase

falik pada perkembangan psikoseksualnya (Fenichel). Ansietas fobik

tampaknya sebagai bentuk dari ansietas histerik, ansietas yang di represi,

dialihkan pada objek netral atau situasi.

b. Genetik

Terjadi peningkatan insidens histeria pada keluarga – keluarga histerik,

namun mereka juga menunjukkan peningkatan inseidns pada kondidi lain

(Ljunberg). Tidak ada bukti yang signifikan pada kembar konkordan.

c. Sugesti dan ansietas bersama

Munculnya histeria secara massal dalam masyarakat. Charcot dapat

menimbulkan gejala histeria melalui sugesti yang kuat dan melihat

histeria sebagai suatu kesatuan penyakit

d. Kepribadian

Pada 40% kasus histeria yang didahului oleh ciri – ciri kepribadian

histerik: ketergantungan, manipulatif, egosentrik. Mencari perhatian,

histrionik, labil dan emosi yang dangkal.

viii

Page 9: histeria

e. Peran sakit

Mencari melalui tingkah laku yang dipelajari pada saat dihadapkan

dengan kesulitan hidup yang tidak dapat ditolerir, konflik atau penyakit

fisik. Variasi tingkat kesadaran terhadap mekanisme pembentukan gejala

– gejala dan pembedaannya dari malingering sangat sulit dilakukan.

f. Neurosis kompensasi

Sering dijumpai pada kecelakaan yang tidak hebat yang berkaitan dengan

tuntutan kompensasi. Dapat menunjukkan perbaikan bila tuntutan

dipenuhi. Mungkin berhubungan dengan kemampuan bahasa yang sangat

kurang, lebih sering terdapat pada kelas sosial IV dan V dan pada orang

yang berpendidikan rendah, khususnya pada imigran baru.

2.3 Jenis – Jenis Histeria

a. Histeria konversia, dengan tanda konflik – konflik mental yang diubah

kedalam gejala fisik, seperti kelumpuhan, kebutaan, kejang dan anestesia

atau mati rasa

b. Somnabulisme (tidur berjalan)

c. Fugue (pelarian), sehingga individu yang bersangkutan menjadi amnesia

atau kehilangan ingatan mengenai masa lalu pribadinya

d. Multiple Personality (kepribadian majemuk), sehingga kepribadian

individu pecah menjadi dua atau lebih, disertai disosiasi kesadaran

2.4 Tanda dan Gejala

Gejala histeria yang merupakan gejala fisik adalah :

1. Lumpuh hysteria

ix

Page 10: histeria

Lumpuhnya salah satu anggota fisik, akibat tekanan atau pertentangan

batin yang tidak dapat diatasi. Biasanya penderita menggunakan gejala ini

secara tidak sadar untuk membela diri dan untuk mengatasi kesukaran-

kesukaran  yang dihadapinya. Biasanya gejala lumpuh itu terjadi tiba-tiba dan

penderita sebelum itu tidak merasa apa-apa.

Contoh :

Di waktu perang, seorang anggota militer tiba-tiba mengalami lumpuh

pada jari telunjuknya (tidak bis digerakkan) diwaktu ia berhadapan dengan

musuh. Pada waktu dioperasi ternyata tidak terdapat apa-apa pada jarinya

tersebut. Dari penelitian selanjutnya terbukti bahwa kelumpuhan telunjuk itu

adalah akibat dari perasan bimbang waktu ia akan menembak musuhnya. Ia

bimbang antara menembak (matinya musuh) dengan tak ingin menembaknya.

Akhirnya kelumpuhan jarinya itu menolongnya dalam mengatasi problemnya.

2. Cramp hysteria

Disebabkan pula oleh tekanan perasaan, yang sering kali terjadi pada

penulis yang mencari penghidupan dengan tulisan-tulisannya. Apalagi ia

mengalami bahwa tulisannya tidak banyak mendapat sambutan dari orang, ia

kadang-kadang dihinggapi oleh cramp pada jari-jarinya waktu menulis. Tapi 

untuk mengerjakan pekerjaan lain jari-jarinya masih dapat digunakan. Cramp

hysteria banyak pula terjadi pada pemain biola, juru tik, tukang jam, pegawai

kantor telephone. Penyakit  ini terjadi karena kegelisahan dan kecemasan

yang dirasakannya akibat kebosanan menghadapi pekerjaan-pekerjaan itu.

3. Kejang hysteria

Seluruh badan terasa kaku, tidak sadar akan diri, kadang-kadang sangat

keras, disertai dengan teriakan-teriakan dan keluhan-keluhan, tapi tidak

x

Page 11: histeria

mengeluarkan air mata. Kejang-kejang ini biasa terjadi pada siang hari selama

beberapa menit saja, tapi mungkin juga sampai beberapa hari lamanya.

Diantara tanda-tanda kejang hysteria adalah dalam pandangan matanya

terlihat kebingungan. Setelah kejadian itu biasanya penderita kebingungan,

tidak mau berbicara atau menjawab pertanyaan-pertanyaan. Biasanya

serangan ini terjadi karena serangan emosi yang sangat menekan, seperti rasa

tersinggung, tertekan perasaan, penyesalan, sedih dan sebagainya. Orang yang

terserang biasanya memegang atau menarik apa yang dapat ia capai.

Sebaiknya orang yang diserang kejang hysteria itu ditinggalkan saja

sebagaiamana adanya.

Contoh :

Seorang calon mahasiswi berusia 20 tahun sedang menjalakan masa

prabakti. Ketika apel tengah hari dengan kawan-kawannya tiba-tiba ia jatuh

pingsan. Teman-teman bingung dan berusaha menolongnya, tetapi tak

berhasil. Setelah  akhirnya dia sadar, si gadis memandang sekelilingnya

dengan mata kebingungan, dan ia minta gado-gado. Kawan-kawannya

semakin bingung. Setelah penelitian, terbukti bahwa si gadis dengan ibu

tirinya yang sangat membatasi kebebasan dan belanjanya. Waktu masa

prabakti ia merasa sangat sedih, karena memerlukan uang jajan lebih banyak,

tetapi takut memintanya pada orang tuanya. Ketika ia merasa lapar ia teringat

akan kesusahan sehari-hari yang selalu dialaminya di rumah dan terlihatlah

gejala-gejala itu.

Banyak ditemukan contoh-contoh seperti itu yang terlihat dalam

kehidupan sehari-hari. Orang tiba-tiba pingsan, tegang dan kaku badannya,

yang disangkanya sakit ayan,sawan atau kena guna-guna. Padahal gejala ini

adalah akibat dari rasa tertekan dan kegelisahan yang terlalu hebat.

4. Mutism (hilang daya bicara)

xi

Page 12: histeria

Mutism  itu ada dua macam, pertama tak sanggup berbicara dengan keras

dan kedua tak mampu berbicara sama sekali.

Hilangnya kemampuan untuk berbicara itu bukan disebabkan oleh

kerusakan pada alat-alat percakapan seperti lidah, kerongkongan, pernapasan

dan sebagainya. Alat-alat itu masih dapat melakukan fungsinya, tetapi orang

tidak dapat berbicara. Biasanya  gejala ini terjadi akibat tekanan perasaan,

kecemasan, putus asa, merasa hina, gagal dan sebagainya. Demikian besarnya

pertentangan batin sehingga menyebabkan lidah menjadi lumpuh.

Contoh :

Seorang laki-laki berumur 42 tahun, badannya tegap, tiba¬-tiba hilang

kemampuannya untuk berbicara. Ia berusaha keras mengeluarkan kata-kata,

tetapi tidak berhasil. Hilangnya kemampuan berbicara itu berlangsung sampai

berbulan- bulan. Dalam pemeriksaan dokter, terbukti tidak ada kerusakan apa-

apa pada alat percakapannya.

Dari penyelidikan terhadap latar belakang kehidupannya terbukti bahwa

gejala itu mulai tampak ketika dilaksanakan landreform terhadap tanahnya.

Rupanya ia tidak dapat menerima tindakan pemerintah mengambil tanahnya

untuk dibagikan kepada orang lain. Tetapi penolakannya itu tidak dapat

diucapkannya, karena takut akan dianggap menentang hukum. Timbullah

pertentangan batin dalam dirinya antara ingin membela haknya, dengan takut

akan hukuman yang mungkin diterimanya akibat pembelaan itu. Demikian

besar¬nya pertentangan batin itu, sehingga lidahnya menjadi lumpuh, tidak

bisa bicara, sebagai penyelesaian dari ke¬tegangan batin dan tekanan

perasaan itu.

5. Amnesia (hilang ingatan)

Hilang ingatan atau lupa pada kejadian-kejadian tertentu dalam hidup

sangat erat hubungannya dengan emosi. Ia lupa akan sesuatu, kejadian

xii

Page 13: histeria

tertentu, lupa pada orang yang dikenalnya bahkan lupa pada dirinya sendiri,

namanya, rumahnya, pekerjaannya, dan sebagainya.

Contoh :

Seorang petani ditemui dalam keadaan sedang linglung, lalu dibawa ke

rumah sakit. Waktu ditanya namanya, rumahnya, pekerjaannya dan

sebagainya, satupun tidak bisa dijawabnya, karena ia lupa akan semuanya itu.

Waktu diperiksa badannya tidak ditemui sesuatu penyakit, atau, gangguan

kesehatan fisik. Setelah beberapa hari di rumah sakit, barulah ia sadar dan

menanyakan apa sebabnya ia dibawa ke rumah sakit.

Sejak itu barulah dapat diketahui namanya, dari mana datangnya dan apa yang

terjadi pada dirinya. Dia menceritakan bahwa ia seharusnya pergi ke kantor

polisi, karena ia telah menyebabkan kematian seorang tua, ketika ia

mendorong gerobak sayurnya di salah satu tikungan jalan dan sangat sukar

baginya menghindari kecelakaan itu.

Kejadian itu sangat membingungkannya dan menyebabkannya sangat takut

dan gelisah. Ketika ia menceritakan peristiwa itu kepada kawannya, mereka

menakut-nakuti dan menyuruhnya pergi ke kantor polisi. Di jalan waktu

menuju kantor polisi itulah terjadinya peristiwa lupa akan dirinya itu, karena

ia takut akan dihukum mati oleh polisi.

6. Kepribadian kembar (double personality)

Kepribadian kembar adalah salah satu gejala hysteria, yang disebabkan

oleh kegelisahan yangamat sangat, dan dijadaikan cara untuk menghukum

dirinya atau melepaskan diri dari ketegangan batin, kecemasan, atau konflik

yang dirasakannya. Dalam hal ini penderita secara tidak sadar mengurung

kepribadiannya yang pertama, sampai terpisah sama sekali dengan alam

kenyataan. Disamping menghukum diri, hal ini digunakan sebagai penarik

perhatian orang padanya.

xiii

Page 14: histeria

Dalam kepribadian kembar, tindakan-tindakan yang negatif terlihat jelas

sekali dimana penderitanya tidak mungkin bekerja sama dengan orang –orang

yang sebelum sakit sering berhubungan dengannya. Penderita mendapat dua

keuntungan yang jelas tanpa disadarinya yaitu pertama penderita menjauhkan

sama sekali dari kesadarannya. Semua aspek kehidupan yang mencakup

perasaan, tindakan, pengalaman,-pengalaman dan keseluruhan kepribadian

yang lama, terpisah dari kesadarannya. Dalam hal kedua, salah satu

kepribadian ditekan dengan jalan melupakan segala pengalaman-pengalaman

yang dilaluinya dan menghapusnya dari ingatan. Hal ini dilakukan oleh

kepribadian yang kedua.

7. Mengelana secara tidak sadar (fugue)

Salah satu gejala hysteria lain ialah, orang pergi mengelana berjalan tanpa

tujuan, tidak tahu mengapa ia pergi dan kemana ia pergi.

Contoh :

Seorang laki-laki berumur 30 tahun, pada suatu hari berangkat dari

rurnahnya dengan tujuan pergi menghadiri rapat. Akan tetapi ia tidak sampai

ke tempat rapat dan tiga hari kemudian ia ditemui berada di kota lain yang

tidak begitu jauh dari kotanya. Ia tidak dapat mengingat apa-apa yang telah

terjadi pada dirinya dan mengapa ia sampai ke sana. Dari penelitian terbukti,

bahwa laki-laki ini mempunyai hubungan dengan seorang wanita yang telah

bersuami. Ia sangat takut bila rahasianya terbongkar. Pada waktu ia akan

berangkat ke tempat rapat itu telepon berbunyi, lalu diangkatnya, akan tetapi

tidak ada yang menjawab. Tanpa curiga sedikitpun, ia pergi. Selagi

mengendarai mobilnya, tiba-tiba ia rnelihat di belakangnya ada mobil yang

dikendarai oleh suami wanita tersebut. Timbullah kecemasannya, mobil

dihentikannya dan ia melompat ke luar, lari tanpa tujuan. Akhirnya ia sampai

ke tempat di mana ia ditemui dalam kebingungan. Ketika berlari itu, ia

xiv

Page 15: histeria

didorong oleh rasa takut yang amat sangat dan keinginan untuk lari dari

kesukaran yang dihadapinya itu.

8. Jalan-jalan sedang tidur (somnabulism)

Orang yang diserang gejala ini di kuasai oleh sejumlah pikiran dan

kenangan-kenangan yang berhubungan satu sama lain. Meskipun ia sedang

tidur, tapi masih dapat mengenal dan membedakan mana pintu yang tertutup

dan mana pintu yang terbuka, dan mudah disuruh kembali ke tempat tidurnya.

Waktu bangun pagi harinya, ia tidak tahu apa yan terjadi pada dirinya waktu

tidur itu.

Contoh :

Seorang anak berumur 6 tahun, tiap-tiap malam sedang tidur selalu

berjalan-jalan. Kadang-kadang naik ke jendela, membuka pintu dan

sebagainya. Setelah diperiksa, terbukti bahwa si anak mempunyai watak yang

keras, pendiam, dan suka mengganggu dengan suatu cara, yang menyebabkan

orang tidak menyangka bahwa ia yang bersalah. Orangtua anak ini,

mempunyai banyak anak, semuanya masih kecil-kecil. Dalam mendidik anak-

anaknya mereka sering menggunakan kekerasan, sering memukul, kadang-

kadang sampai berbekas pada badan anak-anaknya. Dan yang paling sering

dipukul adalah anaknya yang menderita penyakit itu.

Rupanya si anak ingin lari dari orangtua yang sangat kejam itu, akan tetapi ia

tidak berani, karena tidak tahu ke mana ia akan pergi. Timbul pertentangan

dalam batinnya antara ingin inenghindari kekerasan orangtua, dengan takut

berpisah dari mereka. Akhirnya sedang tidur, ia masih dikuasai oleh pikiran -

pikiran ingin lari itu. Gejala-gejala itu disebabkan oleh kegoncangan jiwa,

kecemasan, tekanan perasaan, ketakutan dan sebagainya.

Tanda khas yang sering menyertai gejala tersebut adalah

xv

Page 16: histeria

a. Sering merasa pusing. Bisa juga mengalami stupor bagaikan terbius dan

tidak merasakan apa-apa. Kadang-kadang seperti dalam keadaan trance

(seperti dalam mimpi yang spiristis, merawankan jiwa )

b. Menjadi sangat pelupa atau pikun, sering dibarengi symptom

somnabulistis, fugue, ataupun pribadi majemuk.

c. Adakalanya timbul keakitan-kesakitan histeris sekalipun tidak ada

kesakitan organis yang disebabkan oleh sugesti diri dan ide-ide fixed yang

salah ( merasa betul-betul sakit ).

d. Ada juga yang menderita kelumpuhan, anggota badan menjadi kaku, buta,

tuli dan disertai invalidisme lain-lain yang sifatnya sementara.

e. Sangat sugestibel, egosentris , selfish, dengan emosi yang tidak stabil.

f. Ada tics ( gerak-gerak fical, diwajah ) dan tremor atau selalu bergetar

atau gemetaran, ada juga yang sering kali kejang-kejang dan mau muntah.

g. Ada anaesthesia, yaitu tidak bisa merasa apa-apa. Dan sering mendapat

gangguan pada alat pernapasan.

Ciri – ciri kepribadian penderita histeria sebagai berikut :

1. Pasien bersifat sangat egoistis, selfish dan semau sendiri, perangainya

semisal anak yang manja. Selalu menginginkan perhatian dan belas

kasihan sebanyak-banyaknya, disamping mengharapkan pujian.

2. Selalu merasa tidak bahagia sangat sugestibel dan sensitive sekali

terhadap opini orang lain. Selanjutnya dia melakukan semua sugesti

orang lain itu untuk mendapatkan pujian, perhatian dan persetujuan.

Akibatnya, ia malah mengalami banyak kebingungan dan konflik batin.

3. Emosinya sangat kuat dan semua penilaiannya ditentukan oleh rasa suka

tidak suka yang kuat.

4. Selalu cenderung untuk melarikan diri dari kesulitan dan hal-hal yang

tidak menyenangkan. Lalu berusaha dengan symptom-simptom fisik

yang sengaja dibuat-buat, ditiru atau dihebatkan berupa gejala pingsan

dan pura-pura sakit, untuk memperpanjang usaha melarikan diri , atau

berusaha untuk mendapat kan maaf serta belas kasihan dari orang luar,

xvi

Page 17: histeria

tujuan utama dari perbuatannya ialah untuk menghindari tugas-tugas

tertentu atau menghindari situasi yang tidak menyenangkan.

Pendapat aliran psikoanalisa mengatakan bahwa kelemaha pribadi berupa

pembawaan. Timbul fiksasi ide-ide yang keliru dan macam-macam

perasaan negative ( malu, bersalah, berdosa, gagal )..yang ditekan

menjadi komplek terdesak dan kemudian timbul menjadi banyak komplik

internal, elemen-elemen yang ditekan dalam ketidaksadaran itu lalau

ditampilkan keluar melalui motor behavior.

Jadi, symptom histeris itu merupakan ekspresi yang dikamuflase dari

fiksasi ide-ide dan elemen-elemen yang ditekan tadi. Selanjutnya terjadi

dissosiasi antara dirinya dengan lingkungannyadalam berbagai bentuk

dan graadasi.

2.5 Pengobatan Histeria

Pasien harus menyadari, bahwa symptom-simptomnya itu adalah akibat

dari cara berfikir, cara bertindak dan cara penyesuaian diri yang salah

terhadap segenap kesulitan hidup yang dihadapi. 

Pengobatan spontan dan cepat terlihat bila disebabkan dari stres yang

menjadi penyebabnya. Model komunikasi yang sering bermanfaat: titik berat

diberikan pada pengertian dari ketidakmampuannya yang ingin diberitahukan

kepada orang lain atau konflik intervalnya. Beri psikoterapi bila reaksi yang

timbul didasarkan atas suatu konflik emosional yang berlangsung lama.

Hindarkan preokupasi yang tidak perlu terhadap keluhan fisik: terapi hanya

diberikan berdasarkan indikasi medik yang tepat dan bukan sebagai metode

“reassurance” (meyakinkan). Kurangi sebanyak mungkin keuntungan yang

diperoleh dari peran sakit. (H.G MORGAN dan M.H MORGAN, 1988)

Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan masalah mendasar dan

membantu orang mengatasinya. Tidak ada pengobatan medis dapat

menyembuhkan gejala histeria, jadi semuanya tergantung pada simpatik,

xvii

Page 18: histeria

psikoterapi pasien. Satu-satunya obat yang dapat diresepkan untuk histeria

adalah obat penenang untuk membantu orang bersantai sementara masalah

mendasar sedang ditemukan dan gejala-gejala secara bertahap dieliminasi.

Dalam kasus yang jarang pengobatan yang dikenal sebagai "abreaksi," yang

tidak melibatkan obat-obatan, mungkin disarankan. Ia bekerja terbaik bagi

orang-orang yang histeris karena shock, tunggal emosional parah.

Seseorang mengalami abreaksi harus berbaring di ruangan yang tenang

dan gelap. Untuk lebih datang resistensi untuk membahas subjek yang

menyakitkan, orang itu dimasukkan ke dalam keadaan hipnosis baik dengan

bernapas eter atau disuntik dengan obat khusus. Kemudian, ketika benar-

benar santai, ia diminta untuk mengingat dalam pengobatan penyakit rinci

insiden yang memicu reaksi histeris. Hanya menghidupkan kembali

pengalaman ditekan dengan cara ini sering menghilangkan gejala histeria.

Karena yang sebenarnya tubuh tidak tahu mengapa hal ini terjadi.

Perawatan histeria menggunakan Jamblang

Buah berry hitam dianggap sebagai obat rumah yang efektif untuk histeria.

Caranya yaitu dengan memasukkan tiga kilogram buah bery kedalam kendi air

yang telah dilarutkan segenggam garam. Kendi harus disimpan di bawah sinar

matahari selama seminggu. Seorang perempuan yang menderita histeria harus

memakan buah-buahan ini dalam keadaan perut kosong, dan minum secangkir

air dari kendi. Perawatan ini dilakukan selama dua minggu.

Pengobatan menggunakan Madu

Madu dianggap sebagai alternatif lain untuk histeria. Dianjurkan untuk

meminum satu sendok madu setiap hari.

xviii

Page 19: histeria

Perawatan histeria menggunakan labu Botol

Botol labu berguna sebagai aplikasi eksternal dalam histeria. Pulp

Macerated segar sayuran ini harus diterapkan di atas kepala pasien dalam

pengobatan penyakit ini.

Perawatan histeria menggunakan Selada

Selada dianggap berharga dalam penyakit ini. Secangkir jus segar daun

selada, dicampur dengan satu sendok teh Indian gooseberry (indian

gooseberry) jus, harus diberikan setiap hari di pagi hari selama satu bulan,

sebagai obat dalam pengobatan histeria.

Perawatan histeria menggunakan Rauwolfia

Rauwolfia rempah ini sangat berguna untuk histeria. Satu gram bubuk akar

harus diberikan dengan satu cangkir susu di pagi hari maupun di malam hari.

Perawatan harus dilanjutkan sampai obat lengkap telah diperoleh.

Perawatan histeria menggunakan Asafoetida

Asafoetida juga telah terbukti bermanfaat dalam pengobatan penyakit ini.

Berbau permen karet ini mencegah serangan histeris. Jika diambil secara lisan,

dosis harian harus 0,5-1,0 mg. Suatu emulsi terdiri dari 2 mg dari karet dengan

120 ml air adalah Enema berharga dalam histeria, ketika pasien menolak

mengambil karet secara lisan.

Dalam kebanyakan kasus histeria, itu diharapkan bagi pasien untuk memulai

perawatan dengan mengadopsi buah yang semuanya diet selama beberapa

hari, mengambil makan tiga kali sehari dari buah-buahan segar seperti jeruk,

apel, anggur, jeruk, pepaya, dan nanas.

Susu eksklusif diet

xix

Page 20: histeria

Hal ini mungkin diikuti dengan diet susu eksklusif selama sekitar satu

bulan. Diet susu akan membantu untuk membangun lebih baik memberi

makan darah dan saraf. Jika diet susu penuh tidak nyaman, diet susu dan buah-

buahan mungkin dapat diadopsi. Pasien mungkin, setelah itu, secara bertahap

memulai atas diet seimbang dari biji-bijian, kacang-kacangan, biji-bijian,

sayuran, dan buah-buahan.

Hindari teh, kopi, alkohol dll

Pasien harus menghindari alkohol, teh, kopi, tembakau, gula putih dan

tepung putih, dan produk yang dibuat dari mereka.

Menduduki kontrol diri dan pikiran

Pasien harus diajarkan pengendalian diri dan dididik dalam kebiasaan

yang benar berpikir. Pikirannya harus ditarik jauh dari dirinya sendiri dengan

beberapa cara. Pendidikan seks yang layak harus disediakan dan pasien yang

sudah menikah harus diajarkan untuk menikmati hubungan seksual yang

normal.

Latihan dan permainan di luar ruangan

Latihan dan permainan di luar ruangan juga penting. Mereka mengambil

pikiran jauh dari diri dan mendorong kegembiraan.

Yogasanas

Yogasanas yang berguna dalam histeria adalah bhujangasana,

shalabhasana, matsyasana, Dhanurasana, halasana, Paschimottanasana,

yogamudra, dan shavasana. Pasien lemah, yang tidak mampu berbuat banyak

aktif latihan, mungkin akan diberi pijatan tiga atau empat kali seminggu.

2.6 Prognosis dari Histeria

xx

Page 21: histeria

Tergantung pada kondisi yang menyertai, masalah lingkungan, kepribadian

dan masalah – masalah yang menjadi penyebabnya.

Baik : Bila timbul akut, konfliknya jelas, faktor – faktor sosial yang mudah

diselesaikan atau berkaitan dengan intoksikasi obat.

Buruk : berhubungan dengan kepribadian yang sukar dikendalikan atau

problem situasional yang sulit. Pasien tetap bersifat bermusuhan dan kurang

kooperatif dalam pengobatan.

Pria 43%, wanita 35% mempunyai gejala – gejala residu setelah 1th

BAB III

xxi

Page 22: histeria

Fenomena Histeria Massal

Kepsek SMA 3 Makassar Bingung Hadapi Histeria Massal

Tribun Timur - Selasa, 7 Februari 2012 20:31 WITA

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Pihak SMA Negeri 3 Makassar

hingga kini belum tahu penyebab hingga banyak siswanya yang mengalami

histeria massal. Beberapa siswi yang pernah mengalami histeria massal,

mengatakan, mengingat ibunya yang telah meniggal dunia serta sebagian lainnya

mengaku kelelahan. 

Akibat histeria massal yang terjadi di SMA Negeri 3 Makassar, Selasa

siang tadi, pihak sekolah terpaksa meliburkan aktivitas belajar mengajar untuk

menghindari meluasnya kejadian tersebut. 

"Dari pada proses belajar mengajar terganggu, sebaiknya siswa kami

liburkan untuk sementara waktu, biar besok baru masuk lagi," kata Kepala SMA

Negeri 3 Makassar Iswan Abdullah Latif.

Iswan mengatakan, selama bertugas di SMA Negeri 3 Makassar sejak

tahun 1985, baru tahun ini terjadi kesurupan massal di sekolah tersebut.

Ia mengaku, untuk mengantisipasi terjadinya peristiwa tersebut di hari kemudian,

dia akan berkoordinasi dan meminta bantuan orang yang pandai terkait peristiwa

metafisik itu.

"Kami berupaya akan berkoordinasi dengan pihak yang lebih pintar soal

ini," katanya.(*/tribun- timur.com)

Penulis : Nashrudin

Editor : Muh. Irham

Pembahasan :

xxii

Page 23: histeria

Dari penjelasan materi histeria, dapat kita simpulkan bahwa fenomena

histeria massal diatas merupakan jenis histeria konversi. Histeria ini muncul

karena adanya konflik internal dalam diri yang tidak terselesaikan, sehingga tubuh

memunculkan respon psikologis gejala histeria, berupa kejang, kelumpuhan, dan

mati rasa. Untuk fenomena histeria massal gejala yang sering timbul yaitu kejang

pada anggota tubuhnya, leher atau wajah, namun sering pula mereka mengernyit,

menjerit, atau berteriak.

Histeria massal ini merupakan gangguan jiwa yang menular. Histeria

massal ini ditularkan jika seseorang terstimulasi setelah melihat orang lain terkena

gejala histeria. Ketika seseorang mempunyai konflik internal namun tidak dapat

terungkapkan, hingga memunculkan gejala histeria maka gejala ini dapat menular

kepada seseorang yang sedang mengalami konflik internal dan tidak dapat

terungkapkan pula. Seperti kesedihan yang berlarut, kecemasan luar biasa,

ataupun faktor kelelahan. Dalam kasus diatas para siswi mungkin mengalami

konflik internal dalam hidupnya yang tak kunjung terselesaikan hingga

memunculkan gejala histeria massal. Jika dilihat dari pengungkapan siswi konflik

tersebut dapat berupa kesedihan yang berlarut setelah kehilangan ibunya, ataupun

karena kelelahan dalam mengikuti pelajaran.

Melihat dari pernyataan pada berita diatas, bahwa diperlukan bantuan

orang pintar untuk menyelesaikan masalah tersebut merupakan suatu tindakan

yang kurang tepat. Jika dilihat dari ilmu kejiwaan peristiwa tersebut merupakan

respon psikologi jadi dalam menanganinya hanya bagaimana seseorang tersebut

dapat mengungkapkan permasalahannya kepada orang lain. Yang diperlukan

disini bagaimana cara berkomunikasi yang baik kepada orang tersebut hingga

dapat mengungkapkan permasalahannya. Agar dapat mengungkapkannya

mungkin dapat diberikan obat penenang untuk membantu orang bersantai

sementara masalah mendasar sedang ditemukan dan gejala-gejala secara bertahap

dieliminasi.

Untuk mencegah munculnya histeria dapat mengajarkan klien untuk

melakukan pengendalian diri dan dididik dalam kebiasaan yang benar dalam

xxiii

Page 24: histeria

berpikir, atau ajak mereka untuk menjauh dari permasalahan yang dihadapi yaitu

dengan melakukan permainan yang dapat membuat tertawa, dapat juga melakukan

beberapa pengobatan seperti perawatan jamblang, konsmsi madu tiap hari ataupun

sarankan untuk mengikuti yogasnas.

Daftar Pustaka

xxiv

Page 25: histeria

Morgan, H.G. 1988. Segi Praktis Psikiatri. Binarupa Aksara, Jakarta.

Kepsek SMA 3 Makassar Bingung Hadapi Histeria Massal.

http://makassar.tribunnews.com/2012/02/07/kepsek-sma-3-makassar-bingung-hadapi-

histeria-massal diakses pada 16/02/2012 jam 23.00

histeria-penyakit http://id.hicow.com/histeri/kedokteran-psikosomatis/konversi-

gangguan-2591740.html diakses pada 16/02/2012 jam 23.00

histeria http://shatslalu.wordpress.com/histeria/

Himpunan Makalah Bimbingan Konseling dan Kesihatan Mental. http://bpi-uinsuskariau3.blogspot.com/2011/03/histeria.html

xxv