hirchprung
Click here to load reader
-
Upload
tities2006 -
Category
Documents
-
view
210 -
download
0
Transcript of hirchprung
MASALAH KESEHATAN :
PENYAKIT HIRSCHSPRUNG : MEGAKOLON AGANGLIONIKDefinisi :
Adalah tidak adanya sel-sel ganglion dalam rectum atau bagian rectosigmoid kolon.
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR ( DIKAITKAN DENGAN PATOFISIOLOGI, INSIDEN, DAN PROGMOSIS PENYAKIT )
Skema :
1
Anak dibawah 1 tahun
Kongenital
Dinding usus
Tidak ada sel ganglion parasipatis aurbach dan meissner
Penebalan serabut saraf dan hipertropi serabut otot
Dilatasi kolon proksimal di area penyempitan
Masalah perawatan kurang pengetahuan
Post op kolostomi
Tindakan operasi kolostomi Penyakit hirschsprung megakolon aganglinik
Penyakit hirschsprung segmen pendek Penyakit hirschsprung segmen panjang
70 % lebih banyak pada anak laki-laki Jumlah pada anaklaki-laki dan perempuan sama
Segmen aganglionik dari anus sampai sigmoidSegmen aganglionik melebihi sigmoid, seluruh kolon / usus halus
Gerakan peristaltik tidak ada
Gangguan pasase usus
Masa neonatal Masa bayi dan anak
Gejala dan tanda :Kegagalan pengeluaran
mekonium 24 – 48 jan seletah lahir.
Obstruksi usus parsial/komplitMuntah : cairan empedu/fesesDistensi abdomenKonstipasiDiareMenolak minumBerat badan menurun
Gejala dan tanda :Konstipasi.Feses bentuk kecil seperti
peluru.Diare dan muntahMasa fekal dapat diraba.Nutrisi tidak adekuatAnemiaKegagalan pertumbuhanKehilangan jaringan
subkutan.
Masalah keperawatan perubahan pola eleminasi usus
Msl kolaborasi resti tjd hipokalemia, hiponatremia, hipoproteinemia
Msl keperawatan, kekurangan volume cairan dan elektrolit.
Msl keperawatan, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Msl. Kolaborasi, resti gagal tumbuh
MASALAH KEPERAWATAN1. Kurangnya volume cairan dan elektrolit.2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan.3. Perubahan pola eleminasi usus.4. Kurang pengetahuan.
MASALAH KOLABORASI1. Resiko tinggi terjadi komplikasi hipokalemi, hiponatremia, hipo
proteinemia.2. Resiko tinggi terjadi gagal tumbuh.3. Resiko tinggi terjadi komplikasi Enterokolitis.
.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Foto abdomen ( terlentang, tegak, telungkup, dekubitus lateral )
diagnostik.2. Enema barium : retensi barium dan tampak adanya dilatasi kolon
proximal dan penyempitan segmen distal.3. Biopsi rektal : untuk mendeteksi ada tidaknya sel ganglion.4. Manometri anorectal : untuk mencatat respon refluks sfingter
interna dan ekterna. 5. Pemeriksaan rectum : sfinkter internal menutup ketat dengan
eksplosif, cairan feces berbau busuk. DIAGNOSA PERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan adanya pembatasan diet yang ditentukan sekunder terhadap pembedahan untuk pembuatan kolostomi.
2. Kurangnya volume cairan dan elektrolit behubungan dengan output yang berlebihan.
3. Perubahan eleminasi usus : konstipasi atau diare berhubungan dengan perubahan evakuasi usus melalui kolostomi.
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan kurangnya informasi tentang perawatan kolostomi di rumah dan kebutuhan eleminasi.
5. Resiko tinggi terjadi komplikasi ; hipokalemi, hiponatremia, hipoproteinemia berhubungan dengan malabsorbsi nutrien melalui saluran usus.
6. Resiko tinggi terjadi komplikasi ; Enterokolitis berubungan invasi mukosa dengan patogen enterik.
INTERVENSI KEPERAWATAN1. Kurangnya volume cairan dan elektrolit.
Intervensi :- Kaji output dan input pasien setiap hari.- Beri cairan sesuai pesanan.- Timbang berat badan setiap hari. Kehilangan berat badan 2 %
- 4% menunjukkan dehidrasi ringan, kehilangan berat badan
2
5% - 9% menunjukkan dehidrasi sedang, lebih dari 9% dehidrasi berat.
- Pantau kadar elektrolit darah, nitrogen urea darah, urine dan serum, osmolalitas, kreatinin, hematokrit, dan haemoglobin.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan.Intervensi :
- Pertahankan status puasa sesuai pesanan.- Pertahankan selang nasogastrik tersambung pada drainase
garavitasi sesuai pesanan.- Irigasi selang nasogastrik tiap 2 jam dan perawatan untuk
menjamin kepatenan.- Catat warna, jumlah, dan karakteristik caiaran selang
nasogastrik yang keluar.- Beri cairan parenteral ( dan NPT ) sesua pesanan.- Beri cairan nasogastrik sesuai pesanan.- Pantau masukan haluaran dan penurunan yang spesifik.- Timbang berat badan pasien setiap hari.- Kaji abdomen :
Distensi ( ukur lingkar perut denagn vital ). Pulihnya bising usus. Pasase halus dan feses melalui kolostomi.
3. Perubahan pola eleminasi usus.Intervensi :
- Amati warna dan konsistensi dari cairan kolostomi.- Ukur jumlah cairan kolostomi ; jika jumlah banyak dan encer,
pertimbangkan penambahan cairan pengganti sebagai konpensasi hilangnya cairan melalui kolostomi.
- Amati cairan yang keluar melaui rectal ; munkin ada mukus dan feses, khusunya jika dilakukan loopkolostomi.
- Ikuti diet khusus sesuai pesanan ( biasanya diet rendah serat ).
- Amati pengaruh diet tehadap pola defekasi dan hindari hal-hal yang dapt mengakibatkan pengeluaran feses atau flatus.
4. Kurangnya Pengetahuan.Intervensi :
- Ajarkan dan demontrasikan pada orang tua cara perawatan kolostomi.
- Yakinkan kembali pada orang tua bahwa tindakan menyentuh stoma tidak akan menyakitkan bagi anaknya.
- Jelaskan diet khusus sesuai pesanan.- Tegaskan pentingnya pemasukan cairan adekuat.- Ajarkan hal-hal yang perlu diamati dari cairan kolostomi
yang keluar.
3
- Diskusikan tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada dokter.
Distensi abdomen. Demam. Nyeri abdomen. Peka rangsang. Dipsnea
- Ajarkan orang tua cara melakukan enema dengan cairan salin normal.
- Ajarkan nama obat laksatif, cara, dosis, waktu pemberian, efek samping.
- Diskusikan diet rendah residu.5. Kurangnya volume cairan dan elektrolit ( komplikasi ).
Intervensi :- Pertahankan masukan dan keluaran setiap 8 jam.- Pantau kadar kalium, natrium serum, dan protein dan
laporkan apabila terjadi perubahan yang bermakna.- Berikan cairan salin sesuai pesanan ( pantau kecepatan secara
hati-hati).- Gunakan salin normal untuk semua irigasi.- Ukur tanda-tanda vital.- Berikan diet nutrisi sesuai pesanan.
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan ( komplikasi )Intervensi :
- Timbang berat badan setiap hari.- Pertahankan jumlah kalori pada diet.- Pertahankan pencatatan defekasi.- Hitung kebutuhan kalori dan cairan melaui kolaborasi dengan
ahli gizi.- Pertimbangkan tindakan pemberian makan selanjutnya,
dukungan yang positif, pemeliharaan lingkungan, khususnya selama makan.
7. Perubahan pola eleminasi usus ( komplikasi ).Intervensi :
- Kaji tanda-tanda infeksi : kalor, rubor, tumor, dolor, fungsiolesa.
- Beri cairan parentral sesuai pesanan.- Pantau output dan input.- Ukur tanda-tanda vital. ( hindari mengukur suhu perektal ).- Ukur lingkar abdomen tiap 8 jam ( kalau perlu ).- Puasa pada awal 7 - 10 hari kemudian melanjutkan jadwal
pemberian makan perlahan.- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik.
4
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily and Linda A . Sowden, 2002, Buku Saku Keperawatan Pediatri; Edisi 3. Jakarta, EGC.
Ngastiyah,1995,Perawatan Anak Sakit, Jakarta, EGC.
5
Tucker S.M, dkk, Standar Perawatan Pasien, Proses Keperawatan, Diagnosis, Evaluasi, Volume 4, Jakarta, EGC.
6